Osteoarthritis

54
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penyakit sendi degeneratif (osteoarthritis) adalah artritis yang paling sering terjadi dan mengenai hampir semua sendi, terutama sendi – sendi yang “ weight bearing” dan paling sering dipakai. Penyakit ini dikarakterisir oleh deteriorasi yang progresif dan hilangnya “ articular cartilage” disertai proliferasi dari tulang baru dan jaringan lunak di dalam dan sekitar sendi bersangkutan ( Gilliland, 1987) Penyakit sendi degeneratif adalah penyakit sendi yang berhubungan dengan usia dan yang terkena adalah pria maupun wanita. Dibawah 45 tahun lebih banyak pada pria dan di atas 55 tahun lebih banyak pada wanita. Urutan sendi yang terkena yaitu sendi tangan DIP ( distal interphalangeal) dan PIP ( proximal interphalangeal), cervical, lumbo sacral, lutut, ibu jari kaki ( terutama pada wanita yang sering dan lama memakai sepatu tumit tinggi) ( Haznam, 1992). 1

description

qurrotu a

Transcript of Osteoarthritis

Page 1: Osteoarthritis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Penyakit sendi degeneratif (osteoarthritis) adalah artritis yang paling sering

terjadi dan mengenai hampir semua sendi, terutama sendi – sendi yang “ weight

bearing” dan paling sering dipakai. Penyakit ini dikarakterisir oleh deteriorasi yang

progresif dan hilangnya “ articular cartilage” disertai proliferasi dari tulang baru dan

jaringan lunak di dalam dan sekitar sendi bersangkutan ( Gilliland, 1987)

Penyakit sendi degeneratif adalah penyakit sendi yang berhubungan dengan

usia dan yang terkena adalah pria maupun wanita. Dibawah 45 tahun lebih banyak

pada pria dan di atas 55 tahun lebih banyak pada wanita.

Urutan sendi yang terkena yaitu sendi tangan DIP ( distal interphalangeal) dan

PIP ( proximal interphalangeal), cervical, lumbo sacral, lutut, ibu jari kaki ( terutama

pada wanita yang sering dan lama memakai sepatu tumit tinggi) ( Haznam, 1992).

Osteoarthritis memang tidak sepopuler osteoporosis atau tulang keropos.

Namun osteoarthritis merupakan salah satu jenis dari keluarga besar penyakit Arthritis

yang paling sering terjadi. Literatur menunjukkan 1 dari 6 populasi menderita

penyakit osteoarthritis ini. Data yang dilansir oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO),

menyebutkan 40 persen penduduk dunia yang berusia lebih dari 70 tahun akan

menderita osteoarthritis lutut. Dari jumlah tersebut, 80% di antaranya berdampak pada

keterbatasan gerak.

Osteoarthritis termasuk penyakit nomor 2 setelah penyakit jantung yang

mengganggu aktivitas kita. Walaupun tidak menimbulkan kematian tetapi bisa 1

Page 2: Osteoarthritis

mengganggu aktivitas penderitanya dan menyebabkan gangguan dalam produktivitas

karena menyebabkan sendi lutut terasa nyeri, kaku, dan bengkak sehingga seringkali

menyebabkan gerak sendi terbatas.

Osteoarthritis adalah peradangan sendi yang bersifat kronis dan progresif

disertai kerusakan tulang rawan sendi berupa disintegrasi (pecah) dan perlunakan

progresif permukaan sendi dengan pertumbuhan tulang rawan sendi (osteosit) di tepi

tulang.

Kartilago hyalin (jaringan tulang rawan) adalah jaringan elastis yang berfungsi

sebagai bantalan dimana tulang bertemu dan bergerak. Fungsinya ibarat penyangga

atau shock breaker pada mobil. Bantalan ini juga bermanfaat sebagai pelumas.

Dengan adanya bantalan tersebut, maka tidak akan terasa sakit saat menggerakkan

persendian. Apabila kerusakan kartilago hyalin berlangsung lebih cepat dari pada

kemampuannya untuk memperbaiki dirinya sendiri, maka terjadi penipisan tulang

rawan dan kehilangan pelumas sehingga kedua tulang akan bersentuhan. Inilah yang

menyebabkan rasa sakit pada sendi.

Setelah terjadi kerusakan tulang rawan, sendi dan tulangnya juga ikut berubah.

Pada permukaan sendi yang sudah aus, terjadilah pengapuran, yaitu tumbuhnya tulang

baru yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk menjadikan sendi kembali

stabil. Tapi ini justru membuat sendi menjadi kaku.

Sendi yang biasanya menjadi sasaran penyakit ini adalah sendi yang sering

digunakan sebagai penopang berat badan seperti sendi lutut, sendi tulang belakang,

dan sendi panggul. Selain itu juga pada sendi tangan atau kaki. Jika tidak diobati,

sakit akan bertambah sampai tidak bisa berjalan. Selain itu, tulang bisa mengalami

2

Page 3: Osteoarthritis

perubahan bentuk atau deformity. Jika dibiarkan, osteoarthritis dapat menyebabkan

cacat permanen pada tulang. Bentuk tulang bisa berubah menjadi bengkok ke dalam

ataupun ke luar. Untuk itu penyakit tersebut perlu diwaspadai karena mempunyai

dampak jangka panjang. Dampak tersebut umumnya baru dirasakan penderita sekitar

10 tahun kemudian. (Melindacare, 2010).

OA (Osteoarthritis) merupakan penyebab utama gangguan muskuloskeletal di

seluruh dunia. Di Amerika serikat sebagian besar populasi diatas umur 65 tahun

menunjukan tanda OA secara radiologis dan angka ini mencapai 80 % pada populasi

diatas 75 tahun. Di Amerika serikat dilakukan kurang lebih 500.000 operasi

penggantian sendi pertahun. Di indonesia prevalensi OA lutut cukup tinggi yaitu

mencapai 15,5 % pada laki – laki dan 12,7 % pada perempuan. ( Nyoman kertia,

2009). Kenyataan yang terjadi di Kecamatan Simokerto saya melihat bahwa

banyaknya wanita Lansia (Lanjut Usia) mengeluh rasa nyeri di persendian karena

pekerjaan yang berat di tempat praktek swasta dokter Bambang Rahino, karena

kebanyakan wanita di sana adalah wanita pekerja berat di pasar – pasar tradisional.

Sehingga hal inilah yang mendorong saya ingin meneliti lebih lanjut.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan identifikasi masalah dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah

sebagai berikut :

“ Adakah hubungan antara jenis pekerjaan dengan osteoarhtritis pada wanita

menopause di Kecamatan Simokerto?”

3

Page 4: Osteoarthritis

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

osteoarthritis dengan jenis pekerjaan pada wanita menopause.

Khusus

a. Mengidentifikasi jenis pekerjaan osteoarthritis pada wanita yang telah

menopause.

b. Mengidentifikasi keluhan penderita.

c. Mengidentifikasi gejala yang muncul.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:

a. Bagi peneliti

Menambah wawasan peneliti mengenai gejala, dan faktor – faktor penyebab

ostearthritis khususnya pada wanita menopause.

b. Bagi instansi

Agar dapat memberi masukan bagi instansi –instansi kesehatan agar selalu

memberi penyuluhan agar mencegah terjadinya osteoarthritis. Dan menekan

sekecil mungkin kasus osteoarthritis pada wanita Lansia (lanjut usia). Agar

memberi pengetahuan resiko osteoarthritis untuk wanita menopause sangatlah

besar. Maka diberilah penyuluhan melewati Tugas akhir ini.

4

Page 5: Osteoarthritis

c. Bagi wanita menopause

Bisa mengetaui bahanya Osteoarthritis dan mencegahnya sedini mungkin.

5

Page 6: Osteoarthritis

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Osteoarthritis

2.1.1 Definisi

OA (Osteoarthritis) adalah penyakit sendi yang paling sering mengenai

rawan kartilago. Yang terjadi pada penderita OA ialah sobek dan ausnya

lapisan permukaan kartilago. Akibatnya tulang – tulang saling bergesekan,

menyebabkan rasa sakit, bengkak, dan sendi dapat kehilangan kemampuan

bergerak. Lama kelamaan sendi akan kehilangan bentuk normalnya, dan

osteosit dapat tumbuh di ujung persendian. Sedikit dari tulang atau kartilago

dapat pecah dan mengapung di ruang persendian. Akibatnya rasa sakit

bertambah, bahkan dapat memperburuk keadaan. Insidensi dan prevalensi OA

bervariasi pada masing – masing negara. Data di berbagai negara

menunjukkan, arthritis jenis ini adalah yang paling banyak ditemui, terutama

pada kelompok dewasa dan usia lanjut.

Manifestasi klinik yang timbul adalah penderita OA akan merasakan

sakit di persendian dan memiliki keterbatasan gerak. Tidak seperti arthritis

yang lain, OA hanya mempengaruhi persendian dan tidak mempengaruhi

organ lain. Prevalensinya meningkat, sesuai pertambahan usia. Data radiografi

menunjukkan, OA terjadi pada sebagian besar usia diatas 65 tahun, dan pada

hampir semua orang usia 75 tahun. OA ditandai dengan nyeri dan kaku pada

sendi, keterbatasan gerakan. Sering terjadi di ujung jari tangan, ibu jari, leher,

punggung bawah, lutut dan panggul.(Ethical digest, 2009).

6

Page 7: Osteoarthritis

2.1.2 Keluhan dan Gejala

Gejala klinis osteoarthritis bervariasi, bergantung pada sendi yang terkena,

lama dan intensitas penyakitnya, serta respon penderita terhadap penyakit

yang dideritanya. Pada umumnya pasien osteoarthritis mengatakan bahwa

keluhan – keluhannya sudah berlangsung lama, tetapi berkembang secara

perlahan – lahan. Secara klinis osteoarthritis dibagi menjadi 3 tingkatan :

1. Subklinis

Belum ada keluhan atau tanda klinis, kelainan baru terbatas pada tingkat

seluler dan biokimiawi sendi.

2. Manifest

Kerusakan rawan sendi bertambah luas disertai reaksi peradangan.

3. Dekompensasi

Rawan sendi telah rusak sama sekali, mungkin terjadi deformitas dan

kontrak.

Keluhan – keluhan umum yang sering dirasakan penderita osteoarthritis

adalah :

1. Nyeri sendi

Keluhan utama yang seringkali membuat pasien datang ke dokter. Nyeri

biasanya bertambah dengan adanya gerakan, dan sedikit berkurang dengan

istirahat. Beberapa gerakan tertentu menimbulkan rasa sakit yang berlebih

dibanding gerakan lain. Pada osteoarthritis, terdapat hambatan sendi yang

7

Page 8: Osteoarthritis

biasanya bertambah berat secara perlahan sejalan dengan bertambahnya

rasa nyeri. Asal nyeri dapat dibedakan yaitu :

a. Peradangan

Nyeri berasal dari peradangan, biasanya bertambah pada pagi hari atau

setelah istirahat beberapa saat dan berkurang setelah bergerak.

b. Mekanik

Nyeri akan dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan akan

berkurang pada waktu istirahat.

c. Kaku sendi

Nyeri dan kaku sendi dapat timbul setelah istirahat beberapa saat, misalnya

sehabis duduk lama atau bangun tidur.

2. Pembengkakan sendi

Merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan cairan dalam ruang

sendi. Pada sendi yang terkena akan terlihat deformitas yang disebabkan

terbentuknya osteosit.

3. Perubahan gaya jalan

Salah satu gejala yang menyusahkan pada pasien osteoarthritis ialah

perubahan gaya jalan. Gangguan berjalan dan gangguan fungsi sendi yang

lain merupakan ancaman besar untuk kemandirian pasien lanjut usia.

4. Gangguan fungsi

8

Page 9: Osteoarthritis

Timbul karena ketidak serasian antara tulang pembentuk sendi. Adanya

kontraktur, kemungkinan adanya osteofit, nyeri, dan bengkak merupakan

penyebab yang menimbulkan gangguan fungsi. (Misnadiarly, 2010)

2.1.3 Klasifikasi

Osteoarthritis diklasifikasikan menjadi primer (idopatik) dan sekunder. OA

primer merupakan tipe paling umum, tanpa penyebab yang jelas. OA primer

berupa lokalisasi OA ( mempengaruhi tiga atau lebih sendi ), erosif OA

menggambarkan adanya erosi dan tanda proliferasi di proksimal dan distal

sendi (interfarangeal tangan). Sedangkan OA sekunder penyebabnya

diketahui, seperti akibat trauma, gangguan sendi, gangguan metabolik sistemik

atau gangguan endokrin, dan gangguan lainnya.

2.1.4 Diagnosis

Diagnosis OA dilakukan dengan menggali riwayat pengobatan pasien,

pemeriksaan fisik dan temuan radiologi. Pada diagnosis, perlu ditentukan

apakah merupakan OA primer atau sekunder. Juga harus ditegaskan sendi

mana yang terkena, keparahannya dan respons terhadap terapi sebelumnya,

yang dapat menjadi dasar pengobatan selanjutnya. Bila terdapat beberapa

sendi yang dikeluhkan atau ada simtom sistemik, harus dipertimbangkan

kemungkinan suatu bentuk arthritis lain atau penyakit jaringan penyambung.

Nyeri karena bursitis, tendonitis atau nyeri otot akan membuat diagnosis lebih

sulit.

2.1.5 Terapi

9

Page 10: Osteoarthritis

Penatalaksanaan pasien OA dimulai dengan dasar diagnosis dari anamnesis

yang cermat, pemeriksaan fisik, temuan radigrafi, penilaian sendi yang

terkena. Pengobatan harus direncanakan sesuai kebutuhan individual. Tujuan

terapi adalah menghilangkan rasa nyeri dan kekakuan, menjaga atau

meningkatkan mobilitas sendi, membatasi kerusakan fungsi dan mengurangi

faktor penyebab. Terapi farmakologis untuk penatalaksanaan rasa nyeri, paling

efektif bila dikombinasi dengan strategi terapi non farmakologis. (Ethical

Digest,2009).

2.1.6 Faktor – faktor resiko OA

Ada beberapa hal yang memicu timbulnya OA :

1. Usia

Sebelum usia 50 tahun prevalensinya lebih tinggi pada pria , tetapi setelah

50 tahun pada wanita yang lebih tinggi.

2. Gender

OA lebih banyak ditemukan pada wanita, terutama usia 50 tahun OA lutut

pada wanita lebih tinggi wanita dibandingkan pria.

3. Genetis

Orang yang memiliki keluarga yang memiliki OA, mudah terserang

penyakit OA.

4. Nutrisi

10

Page 11: Osteoarthritis

Penelitian menunjukkan faktor nutrisi memengaruhi perjalanan penyakit

OA. Asupan makanan yang mengandung banyak mikronurien, seperti

vitamin E, vitamin C, dan buah – buahan yang mengandung karoten, dapat

mencegah timbulnya OA. Vitamin C dibutuhkan pada metabolisme

kolagen, dan vitamin E mempunyai dampak pada inflamasi ringan atau

synovitis (sakit pada sendi) yang terjadi pada OA.

5. Obesitas

Orang – orang dengan berat badan lebih, beresiko terhadap timbulnya OA

lutut yang lebih besar, dibandingkan orang – orang yang punya berat

badan normal.

6. Densitas masa tulang

Kepadatan massa tulang merupakan penyakit degeneratif sendi yang juga

sering dijumpai pada usia lanjut, namun demikian OA dan osteoporosis

biasanya tidak ditemukan pada satu individu.

7. Hormonal

Hormon estrogen mempunyai pengaruh terhadap tulang rawan sendi dan

timbulnya OA. Terapi sulih hormon (STH) mempunyai dampak protektif

terhadap OA.

8. Aktifitas fisik

OA juga berhubungan dengan aktivitas fisik yang membebani lutut dan

panggul, seperti berjalan kurang dari 2 mil, berlari, berdiri lama,

11

Page 12: Osteoarthritis

mengangkat beban berat yang dilakukan rutin dapat memicu timbulnya

OA.(Misnadiarly, 2010).

2.1.7 Informasi Osteoarthritis khusus pada wanita

Kebanyakan orang kurang memperhatikan dan menganggap lutut mereka kuat

dan tidak akan terjadi apa – apa meskipun ditekan orang untuk berpegangan

atau menahan diri tidak jatuh. Padahal itu merupakan anggapan yang salah.

Karena ternyata lutut merupakan, apalagi lutut wanita termasuk kategori yang

agak lemah. Wanita memiliki resiko dua kali lipat terkena cidera dan

osteoathritis pada lutut dibanding pria.(Misnadiarly, 2010).

Beberapa faktor yang menyebabkan wanita lebih rentan cedera osteoarthritis

dibandingkan pria adalah :

1. Pinggul wanita yang lebar

Memang pinggul lebar diidamkan oleh wanita, karena dapat melancarkan

proses persalinan, merupakan suatu faktor positif dan menguntungkan.

Namun di samping itu ada pula faktor negatifnya yaitu, ternyata memiliki

pinggul yang lebar, mengakibatkan kaki lebih merapat ke lutut, sehingga

tekanan tekanan pada lutut tidak merata.

2. Massa otot

Massa otot wanita di sekitar lutut lebih sedikit dari pada pria.

3. Pada masa mengalami menstruasi, kadar estrogen dalam tubuh meningkat

atau meninggi. Pada masa – masa ini wanita amat rentan terkena cidera.

(Misnadiarly,2010).

12

Page 13: Osteoarthritis

2.2 Anatomi dan fisiologi persendian

Berikut ini akan di uraikan pengertian tentang berbagai jenis sendi yang berfungsi

untuk membantu pergerakan anggota tubuh, seperti lutut, pergelangan tangan, dan

pergelangan kaki, panggul, dan lainnya.

- Sendi

Adalah pertemuan dua atau lebih tulang. Tulang – tulang ini dipadukan

dengan berbagai cara, misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa, ligamen,

tendon, fasia, atau otot. Ada tiga tipe sendi yaitu

a. Sendi fibrosa ( Sinarthroidal)

Sendi ini tidak memiliki lapisan tulang rawan, dan tulang yang satu dengan

yang lainnya dihubungkan oleh jaringan penyambung fibrosa. Contohnya

terdapat pada sutura tulang –tulang tengkorak. Yang kedua disebut

sindesmosis, dan terdiri dari membran interosseus atau suatu ligamen

antara tulang. Hubungan ini memungkinkan sedikit gerakan tetapi bukan

gerakan sejati. Contohnya, perlekatan tulang tibia dan fibula bagian distal.

b. Sendi Kartilaginosa ( Amphiarthrodial)

Sendi ini adalah sendi di mana ujung – ujung tulang dibungkus oleh rawan

hyalin dan disokong oleh ligamen, sehingga hanya memungkinkan suatu

gerakan yang terbatas. Ada dua tipe sendi Kartilaginosa.

Sinkondrosis adalah sendi – sendi yang seluruh persendiannya diliputi oleh

tulang rawan hyalin. Sendi – sendi kostokondral adalah contoh dari

sinkondrosis.

13

Page 14: Osteoarthritis

Simfisis adalah sendi yang tulang –tulangnya memiliki suatu hubungan

fibrokartilago, dan selapis tipis tulang rawan hyalin yang menyelimuti

permukaan sendi. Simfisis pubis dan sendi –sendi pada tulang – tulang

punggung merupakan contohnya.

c. Sendi sinovial (Diarthroidal)

Sendi sinovial adalah sendi – sendi tubuh yang dapat digerakkan. Sendi –

sendi ini memiliki rongga sendi dan permukaan rongga sendi dilapisi

tulang rawan hyalin.(Misnadiarly, 2010).

Klasifikasi persendian menurut fungsinya :

1. Sendi sinartosis ( sendi mati)

Sendi ini dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa atau kartilago. Jenisnya antara

lain:

a. Sutura, yaitu sendi yang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa rapat

yang hanya ditemukan pada tulang tengkorak. Contohnya: sutura sagital

dan parietal.

b. Sinkondrosis, yaitu sendi yang tulang – tulanya dihubungkan dengan

kartilago hyalin. Contohnya: lempeng epifisis sementara antara epifisis dan

diafisis pada tulang panjang anak.

2. Sendi amfiartosis ( sendi dengan pergerakan terbatas)

Sendi ini memungkinkan gerakan terbatas sebagai respon terhadap torsi dan

kompresi. Sendi jenis ini antara lain:

14

Page 15: Osteoarthritis

a. Simfisis, adalah sendi yang kedua tulangnya dihubungkan dengan diskus

kartilago, yang menjadi bantalan sendi dan memungkinkan terjadinya

sedikit gerakan. Contohnya: symphisis pubis.

b. Sindesmosis, terbentuk saat tulang – tulang yang berdekatan dihubungkan

dengan serat – serat jaringan ikat kolagen. Contohnya: ditemukan pada

tulang yang berisisihan seperti radius dan ulna, serta tibia dan fibula.

c. Gomposis, adalah sendi di mana tulang berbentuk kerucut masuk dengan

pas dalam kantong tulang, seperti pada gigi yang tertanam pada tulang

rahang.

3. Sendi diarthrosis ( sendi dengan pergerakan bebas) disebut juga sendi sinovial.

Terdiri dari:

a. Sendi sferoidal, yang terdiri dari sebuah tulang yang masuk ke dalam

rongga berbentuk cangkir pada tulang lain. Contohnya: sendi panggul dan

bahu.

b. Sendi engsel, terdiri dari sebuah tulang yang masuk dengan pas pada

permukaan konkaf tulang kedua, sehingga memungkinkan gerakan kesatu

arah. Contohnya: sendi lutut dan siku.

c. Sendi kisar, tulang bentuk kerucut yang masuk pas cekungan tulang kedua

dan dapat berputar kesemua arah. Contohnya: tulang atlas, persendian

bagian kepala.

15

Page 16: Osteoarthritis

d. Sendi kondiloid, merupakan sendi biaksial, yang memungkinkan gerakan

kedua arah di sudut kanan setiap tulang. Contohnya: sendi antara tulang

radius dan tulang karpal.

e. Sendi pelana, permukaan tulang yang berartikulasi berbentuk konkaf disatu

sisi dan konkaf pada sisi lain, sehingga tulang akan masuk dengan pas

seperti dua pelana yang saling menyatu. Satu – satunya sendi pelana sejati

yang ada dalam tubuh adalah persendian antara tulang karpal dan

metakarpal pada ibu jari.

f. Sendi peluru, adalah salah satu sendi yang permukaan kedua tulang

berartikulasi berbentuk datar, sehingga memungkinkan gerakan meluncur

antara satu tulang dengan tulang yang lainnya. Sendi ini disebut sendi

nonaksia. Contohnya : persendian intervertebrata, dan persendian antara

tulang – tulang karpal dan tulang – tulang tarsal.(Setiadi, 2007).

2.3 Menopause

Dalam perjalanan hidupnya seorang wanita yang mencapai umur sekitar

45 tahun, mengalami penuaan indung telur sehingga tidak sanggup memenuhi

hormon estrogen. Sistem hormonal seluruh tubuh mengalami kemunduran dalam

mengeluarkan hormonnya.(Ida Ayu Chandranita, 2009).

Ovarium manusia yang tidak responsif terhadap gonadotropin seiring

dengan pertambahan usia, dan fungsinya menurun sehingga siklus menghilang.

Ovarium tidak lagi mengsekresikan progesteron dan β17 – estradiol dalam jumlah

yang bermakna, dan estrogen hanya dibentuk dalam jumlah kecil dalam

aromatisasi androstenedion dalam sirkulasi. Uterus dan vagina perlahan – lahan

16

Page 17: Osteoarthritis

menjadi atrofi. Karena efek umpan – balik negatif estrogen dan progesteron

menurun, maka sekresi FSH (Follicle stimulating hormone) dan LH (Luteinizing

hormone) meningkat, FSH dan LH plasma meningkat ke tingkat yang tinggi.

Pada wanita menstruasi tidak teratur biasanya mulai dan berhenti antara

usia 45 dan 55. Usia rata – rata mulainya menopause semakin tinggi sejak

pergantian abad.

Rasa hangat yang menyebar dari badan ke wajah ( hot flushes, juga disebut

hot flashes), keringat malam, dan berbagai gejala psikis sering terjadi saat

ovarium berhenti berfungsi. Terhadap perubahan pengeluaran hormon

menyebabkan perubahan pada fisik dan psikis.(Ganong, 2002).

- Perubahan psikis

Merasa tua, dan tidak menarik lagi, rasa tertekan karena takut menjadi tua,

mudah tersinggung, mudah terkejut sehingga jantung berdebar, takut suami

nyeleweng. Mereka juga merasa sudah tidak tidak berguna dan tidak

menghasilkan sesuatu, merasa memberatkan keluarga dan orang lain.

- Perubahan fisik

Seorang wanita mengalami perubahan kulit. Lemak bawah kulit berkurang

sehingga kulit menjadi kendur. Kulit mudah terbakar sinar matahari dan

menimbulkan pigmentasi dan menjadi hitam. Pada kulit tumbuh bintik hitam.

Otot bawah kulit wajah mengendur sehingga jatuh dan lembek. Kelenjar kulit

kurang berfungsi, sehingga kulit menjadi kering dan keriput. Perubahan

metabolisme tubuh ditandai dengan menurunnya pengeluaran hormon tiroksin

dan insulin, pembakaran, dan keperluan tubuh menjadi menurun. Perubahan 17

Page 18: Osteoarthritis

sistem jantung dan pembuluh darah menjadi terjadi karena adanya perubahan

metabolisme, menurunnya estrogen, menurunnya pengeluaran hormon

paratiroid. Meningkatkan hormon FSH dan LH serta rendahnya estrogen dapat

menimbulkan perubahan pembuluh darah. Melebarnya pembuluh darah pda

wajah, leher, dan tengkuk menimbulkan rasa panas ( hot flushes) badan terasa

panas. (Ida Ayu Chandranita, 2009).

Tabel.1 Perubahan Wanita Menuju Masa Baya antara 50 – 65 tahun

Fase pra menopause

(klimakterium)

Pada fase ini seorang wanita akan mengalami

kekacauan pola menstruasi, terjadi perubahan

psikologis/kejiwaan, terjadi perubahan fisik.

Berlangsung selama 4-5 tahun. Terjadi pada

usia antara 48 – 55 tahun.

Fase menopause Terhentinya menstruasi. Perubahan dan

keluhan psikologis dan fisik makin

menonjol. Berlangsung sekitar 3-4 tahun.

Pada usia antara 56 – 60 tahun.

Fase pasca menopause

(senium)

Terjadi pada usia di atas 60 – 65 tahun.

Wanita beradaptasi terhadap perubahan

psikologis dan fisik. Keluhan makin

berkurang.

(Ida Ayu Chandranita, 2009).

18

Page 19: Osteoarthritis

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

Variabel bebas Variabel terikat

ket: tidak diteliti

di teliti

19

osteoarthritis pada wanita menopause

Faktor kegiatan:

Membawa beban berat

Berjalan lama

Naik turun tangga

Bangun dari duduk

Faktor usia

Faktor hormonal

Faktor keluhan

Page 20: Osteoarthritis

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian dilakukan dengan rancangan potong lintang cross sectional

dengan populasi penderita OA. Pada penelitian ini non eksperimental maka

penelitian di laporkan secara deskriptif observasi karena dalam bagian ini

dijelaskan variabel – variabel yang di libatkan dalam penelitian serta sifat

hubungan antara variabel – variabel. Dan studi kasus karena diambil dari kasus

yang terdapat di masyarakat.

4.2 Subyek Penelitian

a. Populasi

Populasi penelitian dapat ditentukan misalnya jumlah wanita usia di atas 50 tahun

di Kecamatan Simokerto populasi 30 orang.

b. Sampel

Maksimal 30 orang atau 30 sampel wanita penderita Osteoarthritis yang datang

berobat .

4.3 Variabel penelitian

a. Variabel bebas

Faktor kegiatan

Faktor usia

20

Page 21: Osteoarthritis

Faktor hormonal

Faktor keluhan

b. Variabel terikat atau variabel tergantung

osteoarthritis pada wanita menopause

4.4 Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi dilakukan di tempat praktek swasta dokter Bambang Rahino di jalan

Sidodadi Baru no 37 Kecamatan Simokerto Surabaya. Waktu penelitian yang

diperlukan kira – kira 3 bulan dimulai tanggal 13 agustus 2011. Dengan cara

survey langsung ke tempat penelitian.

4.5 Instrumen penelitian

Pada penelitian ini menggunakan instrumen penelitian kuesioner yang

diberikan kepada responden atau jumlah sampel yang ditetapkan, untuk

pemberian kuesioner diperlukan surat pengantar atau penjelasan tentang

penelitian ini agar responden dapat memahami dan mempercayai adanya

penelitian ini. Agar tidak ada kesalahpahaman, surat pengantar telah diberi

persetujuan pembimbing yang kemudian nanti dilampirkan dalam naskah

Tugas Akhir. Kuesioner ini berisi tentang pertanyaan – pertanyaan berkenaan

penelitian yang saya jalani. Contohnya menanyakan gejala – gejala yang

banyak timbul, dan jenis pekerjaan apa atau kegiatan apa yang dilakukan

responden. Kuesioner akan diberikan pada 30 wanita yang berumur di atas 50

tahun, karena alasan OA kebanyakan terjadi pada wanita lanjut. Yang nantinya

kuesioner akan dilampirkan pada naskah Tugas Akhir ini.

21

Page 22: Osteoarthritis

4.6 Definisi Oprasional

Osteoarthritis pada wanita

Osteoarthritis merupakan salah satu penyakit muskuloskeletal yang paling

sering dijumpai, ditandai dengan kerusakan kartilago dan penyempitan

celah sendidiyakini bahwa patogenitas OA adalah akibat proses

degenerasi. (Suningsih, 2009).

Wanita memiliki resiko dua kali lipat terkena cedera dibandingkan pada

pria karena beberapa faktor : massa otot, pada masa menstruasi kadar

estrogen dalam tubuh meningkat pada masa ini wanita amat rentan terkena

cidera lutut.(Misnadiarly, 2010).

Menopause pada wanita

Seorang wanita disebut memasuki atau mengalami menopause bila yang

bersangkutan tidak menstruasi lagi dalam rentang waktu 12 bulan. Usia

saat seorang wanita memasuki menopause antara 45 sampai 55 tahun.

Beberapa tanda dan gejala tersebut antara lain :

o Perdarahan 

o Rasa panas dan keringat malam

o Gejala emosional dan kognitif

o Perubahan fisik yang lain (blogdokter.com, 2010).

4.7 Prosedur penelitian / pengumpulan data

22

Page 23: Osteoarthritis

a. Prosedur

1. Membuat kerangka konsep penelitian

2. Menentukan variabel bebas dan variabel terikat

3. Karena penelitian ini bersifat non eksperimental maka instrumen

menggunakan kuisioner. Dan membuat kuisioner.

4. Membuat informed consent sebelum melakukan penelitian yaitu

memberikan kuisioner pada responden.

5. Melakukan penelitian di tempat praktek swasta dokter Bambang

Rahino dengan membagikan kuisioner berkaitan tentang OA

(Osteoarthritis).

b. Jadwal pengumpulan data

Penelitian dilakukan kira – kira selama 3 bulan sehingga data

terkumpul paling lambat 3 bulan setelah penelitian selesai. Dan data

sudah ditata dengan baik.

4.8 Analisis data

Pada bagian ini diuraikan jenis deskriptif observasional yang digunakan.

Pemilihan analisis data sangat ditentukan oleh jenis data yang dikumpulkan

dengan tetap berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai. Dilihat dari metode

digunakan yaitu statistik deskriptif observasional. Di sini penulis menggunakan

statistik deskriptif observasional karena penelitian ini bersifat non eksperimental

jadi hanya menggambarkan Osteoarthritis pada wanita menopause atas hubungan

dengan pekerjaannya.23

Page 24: Osteoarthritis

4.9 Etika penelitian

Sebelum melakukan penelitian, kuesioner diberikan ke subyek yang diteliti dan

digunakan pula :

4.9.1 Informed Consent ( Lembar Persetujuan Menjadi Responden)

Lembar persetujuan disampaikan sebelum dilakukan pengumpulan data dengan

tujuan agar responden memahami maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan.

Jika responden bersedia diteliti diminta untuk membubuhkan tanda tangan pada

lembar persetujuan tersebut. Jika responden menolak untuk diteliti maka peneliti

tidak memaksa dan tetap menghormatinya.

4.9.2 Anonimity (Tanpa Nama)

Untuk menjaga kerahasiaan responden, pada lembar pengumpulan data cukup

memberi inisial nama pada masing-masing lembar pengumpul data.

4.9.3 Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti

(Nursalam, 2003).

4.10 Keterbatasan penelitian

Biaya

Karena disini saya ada sedikit halangan atau kekurangan biaya maka saya

hanya melakukan penelitian yang bersifat ekonomis dan mudah dijangkau

dalam segi biaya. Dengan cara menggunakan instrumen penelitian

24

Page 25: Osteoarthritis

kuesioner kepada responden yang ada. Sehingga tidak memakan biaya

yang besar.

Metode

Metode yang saya ambil sesuai dengan buku petunjuk metode penelitian

tugas akhir yang saya baca. Yaitu ada rencana penelitian, subyek

penelitian,variabel penelitian, lokasi dan waktu penelitian, instrumen

penelitian, definisi oprasional, prosedur penelitian, analisis data.

Subyek

Keterbatasan populasi wanita osteoarthritis yang kurang dari harapan atau

kurang dari sampel yang saya harapkan. Dan keterbatasan pengetahuan

sehingga mungkin membuat data menjadi ambigu.

Kasus

Karena di sini penulis baru belajar melakukan penelitian, maka cenderung

kasus yang penulis pilih adalah kasus yang mudah di teliti, sumber

penelitian, serta kasusnya sudah tidak asing di dengar.

Confounding (data)

Data yang diambil dari pertanyaan langsung dari responden yang

kemungkinan ada kesalahan dari jawaban responden karena pengetahuan

responden yang kurang.

25

Page 26: Osteoarthritis

Pengalaman

Disini saya baru pertama kali melakukan penelitian untuk Tugas Akhir

atau skripsi, sehingga kurangnya pengalaman. Mohon di maklumi atas

keterbatasan pengalaman yang saya punya. Tugas Akhir ini akan menjadi

pembelajaran yang sangat penting untuk saya ke depannya.

Waktu

Keterbatasan waktu yang saya miliki sehingga ada sedikit kesalahan dalam

penelitian mohon dimaklumi. Karena selain itu saya juga mengikuti

program kuliah sehingga konsentrasi mungkin agak terganggu.

26

Page 27: Osteoarthritis

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran umum lokasi

Secara astronomis, Kota Surabaya terletak di antara 112o36’ – 112o54’ Bujur

Timur dan 7o21’ Lintang Selatan. Secara geografis, Kota Surabaya di sebelah utara

dan timur berbatasan langsung dengan Selat Madura. Sementara itu, di sebelah

selatan Kota Surabaya berbatasan dengan Kabupaten Sidoarjo dan di sebelah barat

berbatasan dengan Kabupaten Gresik. Kecamatan Simokerto yang luasnya

mencapai sebesar 2,59 km2 adalah wilayah Kota Surabaya yang paling kecil.

Tabel.2 jumlah penduduk Kecamatan Simokerto:

Kepadatan Penduduk 32579 Jiwa/Km2

Jumlah Penduduk :       Laki-laki 41540 Jiwa   Perempuan 42840 Jiwa

Sumber : situs resmi pemerintah kota Surabaya,2012

Alamat penelitian jalan Sidodadi Baru terletak batas timur : jalan Nyamplungan, batas

barat: jalan Sidotopo lor, batas utara: jalan Sidorame, batas selatan: jalan Kapasan.

5.2 Hasil penelitian

Sesuai dengan penelitian yang saya lakukan di kecamatan Simokerto Surabaya

dimulai pada tanggal 13 agustus 2011 – 18 agustus 2011 dengan menggunakan

kuisioner yaitu data langsung, melakukan pertanyaan sesuai kebutuhan dari tujuan

penelitian.

27

Page 28: Osteoarthritis

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan maka penyajian data

disajikan dalam bentuk deskripsi umum yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi serta presentase. Dari hasil pengolahan data yang dilakukan, diperoleh data

– data sebagai berikut:

Tabel.3 Hasil penelitian gambaran pekerjaan dengan penderita osteoarthritis

Pekerjaan Yang Osteoarthritis Tidak Osteoarthritis Jumlah

Ibu rumah tangga

Penjual pasar

Penjual ayam

Penjual toko

10

2

1

1

8

-

-

-

18

2

1

1

Jumlah 14 8 22

Sumber : data primer, 2011

Dari data di atas ditemukan 10 orang yang terkena osteoarthritis dari 30

orang responden lanjut usia, ada pun hasil data yang diolah, diperoleh sebagai

berikut :

Data di atas menunjukkan bahwa wanita lanjut usia di kecamatan Simokerto

yang dulunya kebanyakan berprofesi sebagai ibu rumah tangga dan penjual di pasar

adalah penderita Osteoarthritis. Dari 30 responden ditemukan 10 orang responden,

data diatas membuktikan bahwa pekerjaan sebenarnya tidak terlalu mempengaruhi

terjadinya osteoarthritis pada wanita, karena seperti yang dijelaskan pada materi

diatas bahwa Osteoarthritis merupakan penyakit degenaratif. Namun banyak dari

responden diatas yang mengaku bahwa kerja keseharian yang berat seperti angkat –

angkat barang, berjalan di tangga membuat responden merasa nyeri lebih berat.

28

Page 29: Osteoarthritis

BAB VI

PEMBAHASAN

Setelah dilakukan penelitian tentang gambaran bagaimana pekerjaan itu

mempengaruhi terjadinya Osteoarthritis ternyata memang tidak terlalu menjadi pengaruh

yang besar, namun pekerjaan bisa menjadi pencetus juga dilihat dari data di atas wanita yang

umurnya masih 50 tahun bisa cepat terkena Osteoarthritis, dan ada juga yang umurnya sudah

lebih dari 65 tahun tapi masih bergerak dengan baik dengan kata lain tidak ada keluhan nyeri

atau tidak Osteoarthritis, hal ini karena beliau tidak melakukan pekerjaan berat dan

kebanyakan dari mereka berprofesi sebagai ibu rumah tangga juga.

Menurut teori dijelaskan bahwa cairan synovial merupakan cairan plasma tanpa set

yang melindungi lapisan sendi serta memberikan pelicin pada pergerakan sendi. Cairan ini

mempunyai viskositas yang tinggi akibat polymerisasi yang tinggi dari asam hyaloronate.

Pada sendi normal ada homeostatis dari lapisan ini, yaitu bila terjadi pembentukan matriks

baru. Pembentukan ini dilakukan oleh sel chondrocytes setelah mendapat stimulasi dari

growth hormone, sedangkan interleukin-1 dan tumor necrotizing factor akan merangsang

degradasi matriks yang rusak. Kalau keseimbangan ini terganggu, maka akan terjadi

kerusakan lapisan rawan sendi. (Minisdiarly, 2010).

Maka dari itu menurut saya perlunya menjaga keseimbangan homeostatis tersebut

karena cariran synovial yang sangat rentan, perkiraan saya mungkin saja kerja yang sangat

berat dapat mempengaruhi hal tersebut.

Konsep lama menyebutkan adanya proses pakai aus (wear and tear), sehingga terlihat

pengikisan atau penipisan rawan sendi. Ternyata hal tersebut tidak dapat diterapkan 29

Page 30: Osteoarthritis

sepenuhnya, karena beberapa hal menjadi hambatan, di antaranya terdapat proses OA pada

persendian yang tidak banyak mengalami proses pembebanan Biomekanik, tidak dapat

menjelaskan proses kronisitas OA. Gangguan keseimbangan ini, yang pada umum nya berupa

peningkatan proses degradasi, akan menandai penipisan rawan sendi, dan selanjutnya

kerusakan rawan sendi yang berfungsi sebagai bantalan redam kejut.(Minisdiarly, 2010).

Dari teori di atas sudah dijelaskan dan sangat jelas karena adanya beban Biomekanik

dan ketidakseimbangan homeostatis dapat menandai adanya penipisan cairan synovial yang

menandai adanya OA. Selain itu ada bukti teori lainnya.

Untuk mencegah OA, dapat dilakukan beberapa langkah yaitu : berdiri berjalan,

mengangkat barang harus pada posisi yang benar. Berhati –hati agar terhindar dari berbagai

kecelakaan yang dapat mengakibatkan sendi rusak. Berolahraga yang benar.

(Minisdiarly, 2010). Dengan bukti teori tersebut jelas pekerjaan memungkinkan saja untuk

menjadi penyebab, tapi kenyataannya dari penelitian yang saya lakukan bisa dilihat sendri

oleh para pembaca bahwa memang benar pekerjaan menjadi salah satu penyebab OA.

30

Page 31: Osteoarthritis

BAB VII

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan di kecamatan Simokerto yang dilakukan

pada tanggal 13 Agustus -18 Agustus 2011, setelah data primer diolah dan pembahasan hasil

yang diperoleh, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Bahwa ditemukan 19 responden dari 30 responden yang terkena Osteoarthritis,

dan ini bisa dikatakan tinggi. Harus lebih memperhatikan wanita lanjut usia yang

sangatlah rentan penyakit dan kualitas hidup yang rendah.

2. Dari penelitian ini banyak yang ditemukan osteoarthritis dini karena wanita

umur 50 tahun yang belum tentu menopause banyak mengeluh nyeri.

3. Dari penelitian ini pekerjaan bukanlah penyebab utama Osteoarthritis namun

merupakan penyebab penyerta, hal itu dapat dibuktikan dari data di atas bahwa

banyak wanita yang berprofesi sebagai penjual di pasar ialah Osteoarthritis, yang

biasanya mengangkut barang dagangan yang berat.

7.2 Saran

1. diberlakukannya pencegahan secara dini dengan cara diberikan penyuluhan

terhadap keluarga penderita atau individu itu sendiri.

2. Diberikan penjelasan atau diberikannya pendidikan terhadap wanita muda

untuk bagaimana mencegah terjadinya osteoarthritis nantinya.

31

Page 32: Osteoarthritis

3. perlunya tidakan oleh pemerintah dan pencegahan sedini mungkin.

32

Page 33: Osteoarthritis

DAFTAR PUSTAKA

Ayu Ida. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. EGC: Jakarta.

Etichal Digest. 2009. Diagnosis dan Tatalaksana Osteoarthritis.

Semijurnal Farmasi dan Kedokteran No. 66 : Jakarta.

Blogdokter. 2010. Tanda dan gejala menopause. www.blogdokter.com.

Ganong F. William. 2003. Fisiologi Kedokteran. EGC: Jakarta.

Haznam. 1992. Kompendium Diagnostik dan Terapi Ilmu Penyakit Dalam.

EGC: Jakarta.

Kertia Nyoman. 2009. Hubungan Antara Kadar Matriks

Metalloproteinase-3Cairan Sendi denganTingkat Keparahan Klinis pada

Osteoarthritis Lutut. Berkala Kesehatan Klinik vol XV. No. 2: Jakarta.

Kertia Nyoman. 2009. Hubungan Derajat Nyeri Osteoarthritis Lutut

dengan Kadar Interferon-γ yang Disekresi oleh Limfosit Dalam Cairan

Sinovial. Berkala Kesehatan Klinik vol XV. No.1: Jakarta.

Misnadiarly. 2010. Osteoarthritis penyakit Sendi pada Orang Dewasa dan

Anak. Pustaka Populer Obor: Jakarta.

Metrotvnews. 2010. Mengenal Gejala Menopause dan Cara Mengatasi.

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2121163-pengertian-penyakit-

osteoartritis/#ixzz1bHY5xWPc.

Melindacare. 2010. Wanita Lebih Beresiko Terkena Osteoarthritis.

http://WanitaLebihBeresikoterkenaOsteoarthritisMelindaHospita.htm.

33

Page 34: Osteoarthritis

Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Graha ilmu: Yogyakarta.

Situs resmi pemerintah kota Surabaya http://surabaya.go.id.

34

Page 35: Osteoarthritis

DATA PRIMER

No Nama Alamat Umur Menopause Pekerjaan keluhan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

SN

SH

KI

RI

AH

SI

MSH

SR

SRH

SPI

AL

FTM

SM

JH

MWN

SB

MRSH

NI

YLN

HNF

HMH

MN

SDH

YT

NRY

Banowati

Sidonipa

Sidokapasan

Simolawang

Kamp.seng

Simolawang

Sidonipa

Sidonipa

Banowati

Wonokusumo

Mogot baru

Dung mangu.timur

Simolarang

Kranggan timur

Simolarang

Simolarang

Kapasan

Sidotopo

Mojokalang kidul

Simolarang kalisari

Sidodadi

Simolarang

Sidodadi

Sidodadi

Sombo

65th

63th

81th

89th

70th

70th

65th

55th

65th

65th

63th

50th

65th

65th

75th

50th

50th

65th

50th

50th

65th

65th

50th

63th

50th

Iya

Iya

Iya

Iya

Iya

Iya

Iya

Belum tau

Iya

Iya

Iya

Belum tau

Iya

Iya

Iya

Belum tau

Belum tau

Iya

Belum tau

Belum tau

Iya

Iya

Belum tau

Iya

Belum tau

Ibu rmh tangga

Ibu rmh tangga

Ibu rmh tangga

Ibu rmh tangga

Ibu rmh tangga

Ibu rmh tangga

Ibu rmh tangga

Ibu rmh tangga

Ibu rmh tangga

Ibu rmh tangga

Ibu rmh tangga

Ibu rmh tangga

Ibu rmh tangga

Ibu rmh tangga

Ibu rmh tangga

Penjual di pasar

Ibu rmh tangga

Ibu rmh tangga

Penjual di toko

Penjual di pasar

Penjual ayam

Penjual di pasar

Ibu rmh tangga

Penjual di pasar

Angkut barang

Nyeri jari

Nyeri pinggang

Nyeri punggung

Nyeri punggung

Nyeri pinggang

Nyeri lutut

Nyeri lengan

Nyeri lutut

Nyeri lutut

Nyeri lutut

Nyeri lengan

Nyeri pinggang

Nyeri lutut

Nyeri lengan

Nyeri lutut

35

Page 36: Osteoarthritis

26.

27.

28.

29.

30.

HNF

JLK

SFY

LTF

ALH

Simolawang timur

Kenjeran

Kranggan timur

Kranggan timur

Kranggan timur

50th

64th

69th

65th

65th

Belum tau

Iya

Iya

Iya

Iya

Penjual di pasar

Ibu rmh tangga

Ibu rmh tangga

Ibu rmh tangga

Ibu rmh tangga

Nyeri lengan

Nyeri lengan

Nyeri lutut

Nyeri lutut

Sumber : Data primer, 2011

36