Osteoarthritis
-
Upload
ainiqurrotu271518 -
Category
Documents
-
view
63 -
download
3
description
Transcript of Osteoarthritis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Penyakit sendi degeneratif (osteoarthritis) adalah artritis yang paling sering
terjadi dan mengenai hampir semua sendi, terutama sendi – sendi yang “ weight
bearing” dan paling sering dipakai. Penyakit ini dikarakterisir oleh deteriorasi yang
progresif dan hilangnya “ articular cartilage” disertai proliferasi dari tulang baru dan
jaringan lunak di dalam dan sekitar sendi bersangkutan ( Gilliland, 1987)
Penyakit sendi degeneratif adalah penyakit sendi yang berhubungan dengan
usia dan yang terkena adalah pria maupun wanita. Dibawah 45 tahun lebih banyak
pada pria dan di atas 55 tahun lebih banyak pada wanita.
Urutan sendi yang terkena yaitu sendi tangan DIP ( distal interphalangeal) dan
PIP ( proximal interphalangeal), cervical, lumbo sacral, lutut, ibu jari kaki ( terutama
pada wanita yang sering dan lama memakai sepatu tumit tinggi) ( Haznam, 1992).
Osteoarthritis memang tidak sepopuler osteoporosis atau tulang keropos.
Namun osteoarthritis merupakan salah satu jenis dari keluarga besar penyakit Arthritis
yang paling sering terjadi. Literatur menunjukkan 1 dari 6 populasi menderita
penyakit osteoarthritis ini. Data yang dilansir oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO),
menyebutkan 40 persen penduduk dunia yang berusia lebih dari 70 tahun akan
menderita osteoarthritis lutut. Dari jumlah tersebut, 80% di antaranya berdampak pada
keterbatasan gerak.
Osteoarthritis termasuk penyakit nomor 2 setelah penyakit jantung yang
mengganggu aktivitas kita. Walaupun tidak menimbulkan kematian tetapi bisa 1
mengganggu aktivitas penderitanya dan menyebabkan gangguan dalam produktivitas
karena menyebabkan sendi lutut terasa nyeri, kaku, dan bengkak sehingga seringkali
menyebabkan gerak sendi terbatas.
Osteoarthritis adalah peradangan sendi yang bersifat kronis dan progresif
disertai kerusakan tulang rawan sendi berupa disintegrasi (pecah) dan perlunakan
progresif permukaan sendi dengan pertumbuhan tulang rawan sendi (osteosit) di tepi
tulang.
Kartilago hyalin (jaringan tulang rawan) adalah jaringan elastis yang berfungsi
sebagai bantalan dimana tulang bertemu dan bergerak. Fungsinya ibarat penyangga
atau shock breaker pada mobil. Bantalan ini juga bermanfaat sebagai pelumas.
Dengan adanya bantalan tersebut, maka tidak akan terasa sakit saat menggerakkan
persendian. Apabila kerusakan kartilago hyalin berlangsung lebih cepat dari pada
kemampuannya untuk memperbaiki dirinya sendiri, maka terjadi penipisan tulang
rawan dan kehilangan pelumas sehingga kedua tulang akan bersentuhan. Inilah yang
menyebabkan rasa sakit pada sendi.
Setelah terjadi kerusakan tulang rawan, sendi dan tulangnya juga ikut berubah.
Pada permukaan sendi yang sudah aus, terjadilah pengapuran, yaitu tumbuhnya tulang
baru yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk menjadikan sendi kembali
stabil. Tapi ini justru membuat sendi menjadi kaku.
Sendi yang biasanya menjadi sasaran penyakit ini adalah sendi yang sering
digunakan sebagai penopang berat badan seperti sendi lutut, sendi tulang belakang,
dan sendi panggul. Selain itu juga pada sendi tangan atau kaki. Jika tidak diobati,
sakit akan bertambah sampai tidak bisa berjalan. Selain itu, tulang bisa mengalami
2
perubahan bentuk atau deformity. Jika dibiarkan, osteoarthritis dapat menyebabkan
cacat permanen pada tulang. Bentuk tulang bisa berubah menjadi bengkok ke dalam
ataupun ke luar. Untuk itu penyakit tersebut perlu diwaspadai karena mempunyai
dampak jangka panjang. Dampak tersebut umumnya baru dirasakan penderita sekitar
10 tahun kemudian. (Melindacare, 2010).
OA (Osteoarthritis) merupakan penyebab utama gangguan muskuloskeletal di
seluruh dunia. Di Amerika serikat sebagian besar populasi diatas umur 65 tahun
menunjukan tanda OA secara radiologis dan angka ini mencapai 80 % pada populasi
diatas 75 tahun. Di Amerika serikat dilakukan kurang lebih 500.000 operasi
penggantian sendi pertahun. Di indonesia prevalensi OA lutut cukup tinggi yaitu
mencapai 15,5 % pada laki – laki dan 12,7 % pada perempuan. ( Nyoman kertia,
2009). Kenyataan yang terjadi di Kecamatan Simokerto saya melihat bahwa
banyaknya wanita Lansia (Lanjut Usia) mengeluh rasa nyeri di persendian karena
pekerjaan yang berat di tempat praktek swasta dokter Bambang Rahino, karena
kebanyakan wanita di sana adalah wanita pekerja berat di pasar – pasar tradisional.
Sehingga hal inilah yang mendorong saya ingin meneliti lebih lanjut.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan identifikasi masalah dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah
sebagai berikut :
“ Adakah hubungan antara jenis pekerjaan dengan osteoarhtritis pada wanita
menopause di Kecamatan Simokerto?”
3
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
osteoarthritis dengan jenis pekerjaan pada wanita menopause.
Khusus
a. Mengidentifikasi jenis pekerjaan osteoarthritis pada wanita yang telah
menopause.
b. Mengidentifikasi keluhan penderita.
c. Mengidentifikasi gejala yang muncul.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
a. Bagi peneliti
Menambah wawasan peneliti mengenai gejala, dan faktor – faktor penyebab
ostearthritis khususnya pada wanita menopause.
b. Bagi instansi
Agar dapat memberi masukan bagi instansi –instansi kesehatan agar selalu
memberi penyuluhan agar mencegah terjadinya osteoarthritis. Dan menekan
sekecil mungkin kasus osteoarthritis pada wanita Lansia (lanjut usia). Agar
memberi pengetahuan resiko osteoarthritis untuk wanita menopause sangatlah
besar. Maka diberilah penyuluhan melewati Tugas akhir ini.
4
c. Bagi wanita menopause
Bisa mengetaui bahanya Osteoarthritis dan mencegahnya sedini mungkin.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Osteoarthritis
2.1.1 Definisi
OA (Osteoarthritis) adalah penyakit sendi yang paling sering mengenai
rawan kartilago. Yang terjadi pada penderita OA ialah sobek dan ausnya
lapisan permukaan kartilago. Akibatnya tulang – tulang saling bergesekan,
menyebabkan rasa sakit, bengkak, dan sendi dapat kehilangan kemampuan
bergerak. Lama kelamaan sendi akan kehilangan bentuk normalnya, dan
osteosit dapat tumbuh di ujung persendian. Sedikit dari tulang atau kartilago
dapat pecah dan mengapung di ruang persendian. Akibatnya rasa sakit
bertambah, bahkan dapat memperburuk keadaan. Insidensi dan prevalensi OA
bervariasi pada masing – masing negara. Data di berbagai negara
menunjukkan, arthritis jenis ini adalah yang paling banyak ditemui, terutama
pada kelompok dewasa dan usia lanjut.
Manifestasi klinik yang timbul adalah penderita OA akan merasakan
sakit di persendian dan memiliki keterbatasan gerak. Tidak seperti arthritis
yang lain, OA hanya mempengaruhi persendian dan tidak mempengaruhi
organ lain. Prevalensinya meningkat, sesuai pertambahan usia. Data radiografi
menunjukkan, OA terjadi pada sebagian besar usia diatas 65 tahun, dan pada
hampir semua orang usia 75 tahun. OA ditandai dengan nyeri dan kaku pada
sendi, keterbatasan gerakan. Sering terjadi di ujung jari tangan, ibu jari, leher,
punggung bawah, lutut dan panggul.(Ethical digest, 2009).
6
2.1.2 Keluhan dan Gejala
Gejala klinis osteoarthritis bervariasi, bergantung pada sendi yang terkena,
lama dan intensitas penyakitnya, serta respon penderita terhadap penyakit
yang dideritanya. Pada umumnya pasien osteoarthritis mengatakan bahwa
keluhan – keluhannya sudah berlangsung lama, tetapi berkembang secara
perlahan – lahan. Secara klinis osteoarthritis dibagi menjadi 3 tingkatan :
1. Subklinis
Belum ada keluhan atau tanda klinis, kelainan baru terbatas pada tingkat
seluler dan biokimiawi sendi.
2. Manifest
Kerusakan rawan sendi bertambah luas disertai reaksi peradangan.
3. Dekompensasi
Rawan sendi telah rusak sama sekali, mungkin terjadi deformitas dan
kontrak.
Keluhan – keluhan umum yang sering dirasakan penderita osteoarthritis
adalah :
1. Nyeri sendi
Keluhan utama yang seringkali membuat pasien datang ke dokter. Nyeri
biasanya bertambah dengan adanya gerakan, dan sedikit berkurang dengan
istirahat. Beberapa gerakan tertentu menimbulkan rasa sakit yang berlebih
dibanding gerakan lain. Pada osteoarthritis, terdapat hambatan sendi yang
7
biasanya bertambah berat secara perlahan sejalan dengan bertambahnya
rasa nyeri. Asal nyeri dapat dibedakan yaitu :
a. Peradangan
Nyeri berasal dari peradangan, biasanya bertambah pada pagi hari atau
setelah istirahat beberapa saat dan berkurang setelah bergerak.
b. Mekanik
Nyeri akan dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan akan
berkurang pada waktu istirahat.
c. Kaku sendi
Nyeri dan kaku sendi dapat timbul setelah istirahat beberapa saat, misalnya
sehabis duduk lama atau bangun tidur.
2. Pembengkakan sendi
Merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan cairan dalam ruang
sendi. Pada sendi yang terkena akan terlihat deformitas yang disebabkan
terbentuknya osteosit.
3. Perubahan gaya jalan
Salah satu gejala yang menyusahkan pada pasien osteoarthritis ialah
perubahan gaya jalan. Gangguan berjalan dan gangguan fungsi sendi yang
lain merupakan ancaman besar untuk kemandirian pasien lanjut usia.
4. Gangguan fungsi
8
Timbul karena ketidak serasian antara tulang pembentuk sendi. Adanya
kontraktur, kemungkinan adanya osteofit, nyeri, dan bengkak merupakan
penyebab yang menimbulkan gangguan fungsi. (Misnadiarly, 2010)
2.1.3 Klasifikasi
Osteoarthritis diklasifikasikan menjadi primer (idopatik) dan sekunder. OA
primer merupakan tipe paling umum, tanpa penyebab yang jelas. OA primer
berupa lokalisasi OA ( mempengaruhi tiga atau lebih sendi ), erosif OA
menggambarkan adanya erosi dan tanda proliferasi di proksimal dan distal
sendi (interfarangeal tangan). Sedangkan OA sekunder penyebabnya
diketahui, seperti akibat trauma, gangguan sendi, gangguan metabolik sistemik
atau gangguan endokrin, dan gangguan lainnya.
2.1.4 Diagnosis
Diagnosis OA dilakukan dengan menggali riwayat pengobatan pasien,
pemeriksaan fisik dan temuan radiologi. Pada diagnosis, perlu ditentukan
apakah merupakan OA primer atau sekunder. Juga harus ditegaskan sendi
mana yang terkena, keparahannya dan respons terhadap terapi sebelumnya,
yang dapat menjadi dasar pengobatan selanjutnya. Bila terdapat beberapa
sendi yang dikeluhkan atau ada simtom sistemik, harus dipertimbangkan
kemungkinan suatu bentuk arthritis lain atau penyakit jaringan penyambung.
Nyeri karena bursitis, tendonitis atau nyeri otot akan membuat diagnosis lebih
sulit.
2.1.5 Terapi
9
Penatalaksanaan pasien OA dimulai dengan dasar diagnosis dari anamnesis
yang cermat, pemeriksaan fisik, temuan radigrafi, penilaian sendi yang
terkena. Pengobatan harus direncanakan sesuai kebutuhan individual. Tujuan
terapi adalah menghilangkan rasa nyeri dan kekakuan, menjaga atau
meningkatkan mobilitas sendi, membatasi kerusakan fungsi dan mengurangi
faktor penyebab. Terapi farmakologis untuk penatalaksanaan rasa nyeri, paling
efektif bila dikombinasi dengan strategi terapi non farmakologis. (Ethical
Digest,2009).
2.1.6 Faktor – faktor resiko OA
Ada beberapa hal yang memicu timbulnya OA :
1. Usia
Sebelum usia 50 tahun prevalensinya lebih tinggi pada pria , tetapi setelah
50 tahun pada wanita yang lebih tinggi.
2. Gender
OA lebih banyak ditemukan pada wanita, terutama usia 50 tahun OA lutut
pada wanita lebih tinggi wanita dibandingkan pria.
3. Genetis
Orang yang memiliki keluarga yang memiliki OA, mudah terserang
penyakit OA.
4. Nutrisi
10
Penelitian menunjukkan faktor nutrisi memengaruhi perjalanan penyakit
OA. Asupan makanan yang mengandung banyak mikronurien, seperti
vitamin E, vitamin C, dan buah – buahan yang mengandung karoten, dapat
mencegah timbulnya OA. Vitamin C dibutuhkan pada metabolisme
kolagen, dan vitamin E mempunyai dampak pada inflamasi ringan atau
synovitis (sakit pada sendi) yang terjadi pada OA.
5. Obesitas
Orang – orang dengan berat badan lebih, beresiko terhadap timbulnya OA
lutut yang lebih besar, dibandingkan orang – orang yang punya berat
badan normal.
6. Densitas masa tulang
Kepadatan massa tulang merupakan penyakit degeneratif sendi yang juga
sering dijumpai pada usia lanjut, namun demikian OA dan osteoporosis
biasanya tidak ditemukan pada satu individu.
7. Hormonal
Hormon estrogen mempunyai pengaruh terhadap tulang rawan sendi dan
timbulnya OA. Terapi sulih hormon (STH) mempunyai dampak protektif
terhadap OA.
8. Aktifitas fisik
OA juga berhubungan dengan aktivitas fisik yang membebani lutut dan
panggul, seperti berjalan kurang dari 2 mil, berlari, berdiri lama,
11
mengangkat beban berat yang dilakukan rutin dapat memicu timbulnya
OA.(Misnadiarly, 2010).
2.1.7 Informasi Osteoarthritis khusus pada wanita
Kebanyakan orang kurang memperhatikan dan menganggap lutut mereka kuat
dan tidak akan terjadi apa – apa meskipun ditekan orang untuk berpegangan
atau menahan diri tidak jatuh. Padahal itu merupakan anggapan yang salah.
Karena ternyata lutut merupakan, apalagi lutut wanita termasuk kategori yang
agak lemah. Wanita memiliki resiko dua kali lipat terkena cidera dan
osteoathritis pada lutut dibanding pria.(Misnadiarly, 2010).
Beberapa faktor yang menyebabkan wanita lebih rentan cedera osteoarthritis
dibandingkan pria adalah :
1. Pinggul wanita yang lebar
Memang pinggul lebar diidamkan oleh wanita, karena dapat melancarkan
proses persalinan, merupakan suatu faktor positif dan menguntungkan.
Namun di samping itu ada pula faktor negatifnya yaitu, ternyata memiliki
pinggul yang lebar, mengakibatkan kaki lebih merapat ke lutut, sehingga
tekanan tekanan pada lutut tidak merata.
2. Massa otot
Massa otot wanita di sekitar lutut lebih sedikit dari pada pria.
3. Pada masa mengalami menstruasi, kadar estrogen dalam tubuh meningkat
atau meninggi. Pada masa – masa ini wanita amat rentan terkena cidera.
(Misnadiarly,2010).
12
2.2 Anatomi dan fisiologi persendian
Berikut ini akan di uraikan pengertian tentang berbagai jenis sendi yang berfungsi
untuk membantu pergerakan anggota tubuh, seperti lutut, pergelangan tangan, dan
pergelangan kaki, panggul, dan lainnya.
- Sendi
Adalah pertemuan dua atau lebih tulang. Tulang – tulang ini dipadukan
dengan berbagai cara, misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa, ligamen,
tendon, fasia, atau otot. Ada tiga tipe sendi yaitu
a. Sendi fibrosa ( Sinarthroidal)
Sendi ini tidak memiliki lapisan tulang rawan, dan tulang yang satu dengan
yang lainnya dihubungkan oleh jaringan penyambung fibrosa. Contohnya
terdapat pada sutura tulang –tulang tengkorak. Yang kedua disebut
sindesmosis, dan terdiri dari membran interosseus atau suatu ligamen
antara tulang. Hubungan ini memungkinkan sedikit gerakan tetapi bukan
gerakan sejati. Contohnya, perlekatan tulang tibia dan fibula bagian distal.
b. Sendi Kartilaginosa ( Amphiarthrodial)
Sendi ini adalah sendi di mana ujung – ujung tulang dibungkus oleh rawan
hyalin dan disokong oleh ligamen, sehingga hanya memungkinkan suatu
gerakan yang terbatas. Ada dua tipe sendi Kartilaginosa.
Sinkondrosis adalah sendi – sendi yang seluruh persendiannya diliputi oleh
tulang rawan hyalin. Sendi – sendi kostokondral adalah contoh dari
sinkondrosis.
13
Simfisis adalah sendi yang tulang –tulangnya memiliki suatu hubungan
fibrokartilago, dan selapis tipis tulang rawan hyalin yang menyelimuti
permukaan sendi. Simfisis pubis dan sendi –sendi pada tulang – tulang
punggung merupakan contohnya.
c. Sendi sinovial (Diarthroidal)
Sendi sinovial adalah sendi – sendi tubuh yang dapat digerakkan. Sendi –
sendi ini memiliki rongga sendi dan permukaan rongga sendi dilapisi
tulang rawan hyalin.(Misnadiarly, 2010).
Klasifikasi persendian menurut fungsinya :
1. Sendi sinartosis ( sendi mati)
Sendi ini dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa atau kartilago. Jenisnya antara
lain:
a. Sutura, yaitu sendi yang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa rapat
yang hanya ditemukan pada tulang tengkorak. Contohnya: sutura sagital
dan parietal.
b. Sinkondrosis, yaitu sendi yang tulang – tulanya dihubungkan dengan
kartilago hyalin. Contohnya: lempeng epifisis sementara antara epifisis dan
diafisis pada tulang panjang anak.
2. Sendi amfiartosis ( sendi dengan pergerakan terbatas)
Sendi ini memungkinkan gerakan terbatas sebagai respon terhadap torsi dan
kompresi. Sendi jenis ini antara lain:
14
a. Simfisis, adalah sendi yang kedua tulangnya dihubungkan dengan diskus
kartilago, yang menjadi bantalan sendi dan memungkinkan terjadinya
sedikit gerakan. Contohnya: symphisis pubis.
b. Sindesmosis, terbentuk saat tulang – tulang yang berdekatan dihubungkan
dengan serat – serat jaringan ikat kolagen. Contohnya: ditemukan pada
tulang yang berisisihan seperti radius dan ulna, serta tibia dan fibula.
c. Gomposis, adalah sendi di mana tulang berbentuk kerucut masuk dengan
pas dalam kantong tulang, seperti pada gigi yang tertanam pada tulang
rahang.
3. Sendi diarthrosis ( sendi dengan pergerakan bebas) disebut juga sendi sinovial.
Terdiri dari:
a. Sendi sferoidal, yang terdiri dari sebuah tulang yang masuk ke dalam
rongga berbentuk cangkir pada tulang lain. Contohnya: sendi panggul dan
bahu.
b. Sendi engsel, terdiri dari sebuah tulang yang masuk dengan pas pada
permukaan konkaf tulang kedua, sehingga memungkinkan gerakan kesatu
arah. Contohnya: sendi lutut dan siku.
c. Sendi kisar, tulang bentuk kerucut yang masuk pas cekungan tulang kedua
dan dapat berputar kesemua arah. Contohnya: tulang atlas, persendian
bagian kepala.
15
d. Sendi kondiloid, merupakan sendi biaksial, yang memungkinkan gerakan
kedua arah di sudut kanan setiap tulang. Contohnya: sendi antara tulang
radius dan tulang karpal.
e. Sendi pelana, permukaan tulang yang berartikulasi berbentuk konkaf disatu
sisi dan konkaf pada sisi lain, sehingga tulang akan masuk dengan pas
seperti dua pelana yang saling menyatu. Satu – satunya sendi pelana sejati
yang ada dalam tubuh adalah persendian antara tulang karpal dan
metakarpal pada ibu jari.
f. Sendi peluru, adalah salah satu sendi yang permukaan kedua tulang
berartikulasi berbentuk datar, sehingga memungkinkan gerakan meluncur
antara satu tulang dengan tulang yang lainnya. Sendi ini disebut sendi
nonaksia. Contohnya : persendian intervertebrata, dan persendian antara
tulang – tulang karpal dan tulang – tulang tarsal.(Setiadi, 2007).
2.3 Menopause
Dalam perjalanan hidupnya seorang wanita yang mencapai umur sekitar
45 tahun, mengalami penuaan indung telur sehingga tidak sanggup memenuhi
hormon estrogen. Sistem hormonal seluruh tubuh mengalami kemunduran dalam
mengeluarkan hormonnya.(Ida Ayu Chandranita, 2009).
Ovarium manusia yang tidak responsif terhadap gonadotropin seiring
dengan pertambahan usia, dan fungsinya menurun sehingga siklus menghilang.
Ovarium tidak lagi mengsekresikan progesteron dan β17 – estradiol dalam jumlah
yang bermakna, dan estrogen hanya dibentuk dalam jumlah kecil dalam
aromatisasi androstenedion dalam sirkulasi. Uterus dan vagina perlahan – lahan
16
menjadi atrofi. Karena efek umpan – balik negatif estrogen dan progesteron
menurun, maka sekresi FSH (Follicle stimulating hormone) dan LH (Luteinizing
hormone) meningkat, FSH dan LH plasma meningkat ke tingkat yang tinggi.
Pada wanita menstruasi tidak teratur biasanya mulai dan berhenti antara
usia 45 dan 55. Usia rata – rata mulainya menopause semakin tinggi sejak
pergantian abad.
Rasa hangat yang menyebar dari badan ke wajah ( hot flushes, juga disebut
hot flashes), keringat malam, dan berbagai gejala psikis sering terjadi saat
ovarium berhenti berfungsi. Terhadap perubahan pengeluaran hormon
menyebabkan perubahan pada fisik dan psikis.(Ganong, 2002).
- Perubahan psikis
Merasa tua, dan tidak menarik lagi, rasa tertekan karena takut menjadi tua,
mudah tersinggung, mudah terkejut sehingga jantung berdebar, takut suami
nyeleweng. Mereka juga merasa sudah tidak tidak berguna dan tidak
menghasilkan sesuatu, merasa memberatkan keluarga dan orang lain.
- Perubahan fisik
Seorang wanita mengalami perubahan kulit. Lemak bawah kulit berkurang
sehingga kulit menjadi kendur. Kulit mudah terbakar sinar matahari dan
menimbulkan pigmentasi dan menjadi hitam. Pada kulit tumbuh bintik hitam.
Otot bawah kulit wajah mengendur sehingga jatuh dan lembek. Kelenjar kulit
kurang berfungsi, sehingga kulit menjadi kering dan keriput. Perubahan
metabolisme tubuh ditandai dengan menurunnya pengeluaran hormon tiroksin
dan insulin, pembakaran, dan keperluan tubuh menjadi menurun. Perubahan 17
sistem jantung dan pembuluh darah menjadi terjadi karena adanya perubahan
metabolisme, menurunnya estrogen, menurunnya pengeluaran hormon
paratiroid. Meningkatkan hormon FSH dan LH serta rendahnya estrogen dapat
menimbulkan perubahan pembuluh darah. Melebarnya pembuluh darah pda
wajah, leher, dan tengkuk menimbulkan rasa panas ( hot flushes) badan terasa
panas. (Ida Ayu Chandranita, 2009).
Tabel.1 Perubahan Wanita Menuju Masa Baya antara 50 – 65 tahun
Fase pra menopause
(klimakterium)
Pada fase ini seorang wanita akan mengalami
kekacauan pola menstruasi, terjadi perubahan
psikologis/kejiwaan, terjadi perubahan fisik.
Berlangsung selama 4-5 tahun. Terjadi pada
usia antara 48 – 55 tahun.
Fase menopause Terhentinya menstruasi. Perubahan dan
keluhan psikologis dan fisik makin
menonjol. Berlangsung sekitar 3-4 tahun.
Pada usia antara 56 – 60 tahun.
Fase pasca menopause
(senium)
Terjadi pada usia di atas 60 – 65 tahun.
Wanita beradaptasi terhadap perubahan
psikologis dan fisik. Keluhan makin
berkurang.
(Ida Ayu Chandranita, 2009).
18
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
Variabel bebas Variabel terikat
ket: tidak diteliti
di teliti
19
osteoarthritis pada wanita menopause
Faktor kegiatan:
Membawa beban berat
Berjalan lama
Naik turun tangga
Bangun dari duduk
Faktor usia
Faktor hormonal
Faktor keluhan
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian dilakukan dengan rancangan potong lintang cross sectional
dengan populasi penderita OA. Pada penelitian ini non eksperimental maka
penelitian di laporkan secara deskriptif observasi karena dalam bagian ini
dijelaskan variabel – variabel yang di libatkan dalam penelitian serta sifat
hubungan antara variabel – variabel. Dan studi kasus karena diambil dari kasus
yang terdapat di masyarakat.
4.2 Subyek Penelitian
a. Populasi
Populasi penelitian dapat ditentukan misalnya jumlah wanita usia di atas 50 tahun
di Kecamatan Simokerto populasi 30 orang.
b. Sampel
Maksimal 30 orang atau 30 sampel wanita penderita Osteoarthritis yang datang
berobat .
4.3 Variabel penelitian
a. Variabel bebas
Faktor kegiatan
Faktor usia
20
Faktor hormonal
Faktor keluhan
b. Variabel terikat atau variabel tergantung
osteoarthritis pada wanita menopause
4.4 Lokasi dan waktu penelitian
Lokasi dilakukan di tempat praktek swasta dokter Bambang Rahino di jalan
Sidodadi Baru no 37 Kecamatan Simokerto Surabaya. Waktu penelitian yang
diperlukan kira – kira 3 bulan dimulai tanggal 13 agustus 2011. Dengan cara
survey langsung ke tempat penelitian.
4.5 Instrumen penelitian
Pada penelitian ini menggunakan instrumen penelitian kuesioner yang
diberikan kepada responden atau jumlah sampel yang ditetapkan, untuk
pemberian kuesioner diperlukan surat pengantar atau penjelasan tentang
penelitian ini agar responden dapat memahami dan mempercayai adanya
penelitian ini. Agar tidak ada kesalahpahaman, surat pengantar telah diberi
persetujuan pembimbing yang kemudian nanti dilampirkan dalam naskah
Tugas Akhir. Kuesioner ini berisi tentang pertanyaan – pertanyaan berkenaan
penelitian yang saya jalani. Contohnya menanyakan gejala – gejala yang
banyak timbul, dan jenis pekerjaan apa atau kegiatan apa yang dilakukan
responden. Kuesioner akan diberikan pada 30 wanita yang berumur di atas 50
tahun, karena alasan OA kebanyakan terjadi pada wanita lanjut. Yang nantinya
kuesioner akan dilampirkan pada naskah Tugas Akhir ini.
21
4.6 Definisi Oprasional
Osteoarthritis pada wanita
Osteoarthritis merupakan salah satu penyakit muskuloskeletal yang paling
sering dijumpai, ditandai dengan kerusakan kartilago dan penyempitan
celah sendidiyakini bahwa patogenitas OA adalah akibat proses
degenerasi. (Suningsih, 2009).
Wanita memiliki resiko dua kali lipat terkena cedera dibandingkan pada
pria karena beberapa faktor : massa otot, pada masa menstruasi kadar
estrogen dalam tubuh meningkat pada masa ini wanita amat rentan terkena
cidera lutut.(Misnadiarly, 2010).
Menopause pada wanita
Seorang wanita disebut memasuki atau mengalami menopause bila yang
bersangkutan tidak menstruasi lagi dalam rentang waktu 12 bulan. Usia
saat seorang wanita memasuki menopause antara 45 sampai 55 tahun.
Beberapa tanda dan gejala tersebut antara lain :
o Perdarahan
o Rasa panas dan keringat malam
o Gejala emosional dan kognitif
o Perubahan fisik yang lain (blogdokter.com, 2010).
4.7 Prosedur penelitian / pengumpulan data
22
a. Prosedur
1. Membuat kerangka konsep penelitian
2. Menentukan variabel bebas dan variabel terikat
3. Karena penelitian ini bersifat non eksperimental maka instrumen
menggunakan kuisioner. Dan membuat kuisioner.
4. Membuat informed consent sebelum melakukan penelitian yaitu
memberikan kuisioner pada responden.
5. Melakukan penelitian di tempat praktek swasta dokter Bambang
Rahino dengan membagikan kuisioner berkaitan tentang OA
(Osteoarthritis).
b. Jadwal pengumpulan data
Penelitian dilakukan kira – kira selama 3 bulan sehingga data
terkumpul paling lambat 3 bulan setelah penelitian selesai. Dan data
sudah ditata dengan baik.
4.8 Analisis data
Pada bagian ini diuraikan jenis deskriptif observasional yang digunakan.
Pemilihan analisis data sangat ditentukan oleh jenis data yang dikumpulkan
dengan tetap berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai. Dilihat dari metode
digunakan yaitu statistik deskriptif observasional. Di sini penulis menggunakan
statistik deskriptif observasional karena penelitian ini bersifat non eksperimental
jadi hanya menggambarkan Osteoarthritis pada wanita menopause atas hubungan
dengan pekerjaannya.23
4.9 Etika penelitian
Sebelum melakukan penelitian, kuesioner diberikan ke subyek yang diteliti dan
digunakan pula :
4.9.1 Informed Consent ( Lembar Persetujuan Menjadi Responden)
Lembar persetujuan disampaikan sebelum dilakukan pengumpulan data dengan
tujuan agar responden memahami maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan.
Jika responden bersedia diteliti diminta untuk membubuhkan tanda tangan pada
lembar persetujuan tersebut. Jika responden menolak untuk diteliti maka peneliti
tidak memaksa dan tetap menghormatinya.
4.9.2 Anonimity (Tanpa Nama)
Untuk menjaga kerahasiaan responden, pada lembar pengumpulan data cukup
memberi inisial nama pada masing-masing lembar pengumpul data.
4.9.3 Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti
(Nursalam, 2003).
4.10 Keterbatasan penelitian
Biaya
Karena disini saya ada sedikit halangan atau kekurangan biaya maka saya
hanya melakukan penelitian yang bersifat ekonomis dan mudah dijangkau
dalam segi biaya. Dengan cara menggunakan instrumen penelitian
24
kuesioner kepada responden yang ada. Sehingga tidak memakan biaya
yang besar.
Metode
Metode yang saya ambil sesuai dengan buku petunjuk metode penelitian
tugas akhir yang saya baca. Yaitu ada rencana penelitian, subyek
penelitian,variabel penelitian, lokasi dan waktu penelitian, instrumen
penelitian, definisi oprasional, prosedur penelitian, analisis data.
Subyek
Keterbatasan populasi wanita osteoarthritis yang kurang dari harapan atau
kurang dari sampel yang saya harapkan. Dan keterbatasan pengetahuan
sehingga mungkin membuat data menjadi ambigu.
Kasus
Karena di sini penulis baru belajar melakukan penelitian, maka cenderung
kasus yang penulis pilih adalah kasus yang mudah di teliti, sumber
penelitian, serta kasusnya sudah tidak asing di dengar.
Confounding (data)
Data yang diambil dari pertanyaan langsung dari responden yang
kemungkinan ada kesalahan dari jawaban responden karena pengetahuan
responden yang kurang.
25
Pengalaman
Disini saya baru pertama kali melakukan penelitian untuk Tugas Akhir
atau skripsi, sehingga kurangnya pengalaman. Mohon di maklumi atas
keterbatasan pengalaman yang saya punya. Tugas Akhir ini akan menjadi
pembelajaran yang sangat penting untuk saya ke depannya.
Waktu
Keterbatasan waktu yang saya miliki sehingga ada sedikit kesalahan dalam
penelitian mohon dimaklumi. Karena selain itu saya juga mengikuti
program kuliah sehingga konsentrasi mungkin agak terganggu.
26
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran umum lokasi
Secara astronomis, Kota Surabaya terletak di antara 112o36’ – 112o54’ Bujur
Timur dan 7o21’ Lintang Selatan. Secara geografis, Kota Surabaya di sebelah utara
dan timur berbatasan langsung dengan Selat Madura. Sementara itu, di sebelah
selatan Kota Surabaya berbatasan dengan Kabupaten Sidoarjo dan di sebelah barat
berbatasan dengan Kabupaten Gresik. Kecamatan Simokerto yang luasnya
mencapai sebesar 2,59 km2 adalah wilayah Kota Surabaya yang paling kecil.
Tabel.2 jumlah penduduk Kecamatan Simokerto:
Kepadatan Penduduk 32579 Jiwa/Km2
Jumlah Penduduk : Laki-laki 41540 Jiwa Perempuan 42840 Jiwa
Sumber : situs resmi pemerintah kota Surabaya,2012
Alamat penelitian jalan Sidodadi Baru terletak batas timur : jalan Nyamplungan, batas
barat: jalan Sidotopo lor, batas utara: jalan Sidorame, batas selatan: jalan Kapasan.
5.2 Hasil penelitian
Sesuai dengan penelitian yang saya lakukan di kecamatan Simokerto Surabaya
dimulai pada tanggal 13 agustus 2011 – 18 agustus 2011 dengan menggunakan
kuisioner yaitu data langsung, melakukan pertanyaan sesuai kebutuhan dari tujuan
penelitian.
27
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan maka penyajian data
disajikan dalam bentuk deskripsi umum yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi serta presentase. Dari hasil pengolahan data yang dilakukan, diperoleh data
– data sebagai berikut:
Tabel.3 Hasil penelitian gambaran pekerjaan dengan penderita osteoarthritis
Pekerjaan Yang Osteoarthritis Tidak Osteoarthritis Jumlah
Ibu rumah tangga
Penjual pasar
Penjual ayam
Penjual toko
10
2
1
1
8
-
-
-
18
2
1
1
Jumlah 14 8 22
Sumber : data primer, 2011
Dari data di atas ditemukan 10 orang yang terkena osteoarthritis dari 30
orang responden lanjut usia, ada pun hasil data yang diolah, diperoleh sebagai
berikut :
Data di atas menunjukkan bahwa wanita lanjut usia di kecamatan Simokerto
yang dulunya kebanyakan berprofesi sebagai ibu rumah tangga dan penjual di pasar
adalah penderita Osteoarthritis. Dari 30 responden ditemukan 10 orang responden,
data diatas membuktikan bahwa pekerjaan sebenarnya tidak terlalu mempengaruhi
terjadinya osteoarthritis pada wanita, karena seperti yang dijelaskan pada materi
diatas bahwa Osteoarthritis merupakan penyakit degenaratif. Namun banyak dari
responden diatas yang mengaku bahwa kerja keseharian yang berat seperti angkat –
angkat barang, berjalan di tangga membuat responden merasa nyeri lebih berat.
28
BAB VI
PEMBAHASAN
Setelah dilakukan penelitian tentang gambaran bagaimana pekerjaan itu
mempengaruhi terjadinya Osteoarthritis ternyata memang tidak terlalu menjadi pengaruh
yang besar, namun pekerjaan bisa menjadi pencetus juga dilihat dari data di atas wanita yang
umurnya masih 50 tahun bisa cepat terkena Osteoarthritis, dan ada juga yang umurnya sudah
lebih dari 65 tahun tapi masih bergerak dengan baik dengan kata lain tidak ada keluhan nyeri
atau tidak Osteoarthritis, hal ini karena beliau tidak melakukan pekerjaan berat dan
kebanyakan dari mereka berprofesi sebagai ibu rumah tangga juga.
Menurut teori dijelaskan bahwa cairan synovial merupakan cairan plasma tanpa set
yang melindungi lapisan sendi serta memberikan pelicin pada pergerakan sendi. Cairan ini
mempunyai viskositas yang tinggi akibat polymerisasi yang tinggi dari asam hyaloronate.
Pada sendi normal ada homeostatis dari lapisan ini, yaitu bila terjadi pembentukan matriks
baru. Pembentukan ini dilakukan oleh sel chondrocytes setelah mendapat stimulasi dari
growth hormone, sedangkan interleukin-1 dan tumor necrotizing factor akan merangsang
degradasi matriks yang rusak. Kalau keseimbangan ini terganggu, maka akan terjadi
kerusakan lapisan rawan sendi. (Minisdiarly, 2010).
Maka dari itu menurut saya perlunya menjaga keseimbangan homeostatis tersebut
karena cariran synovial yang sangat rentan, perkiraan saya mungkin saja kerja yang sangat
berat dapat mempengaruhi hal tersebut.
Konsep lama menyebutkan adanya proses pakai aus (wear and tear), sehingga terlihat
pengikisan atau penipisan rawan sendi. Ternyata hal tersebut tidak dapat diterapkan 29
sepenuhnya, karena beberapa hal menjadi hambatan, di antaranya terdapat proses OA pada
persendian yang tidak banyak mengalami proses pembebanan Biomekanik, tidak dapat
menjelaskan proses kronisitas OA. Gangguan keseimbangan ini, yang pada umum nya berupa
peningkatan proses degradasi, akan menandai penipisan rawan sendi, dan selanjutnya
kerusakan rawan sendi yang berfungsi sebagai bantalan redam kejut.(Minisdiarly, 2010).
Dari teori di atas sudah dijelaskan dan sangat jelas karena adanya beban Biomekanik
dan ketidakseimbangan homeostatis dapat menandai adanya penipisan cairan synovial yang
menandai adanya OA. Selain itu ada bukti teori lainnya.
Untuk mencegah OA, dapat dilakukan beberapa langkah yaitu : berdiri berjalan,
mengangkat barang harus pada posisi yang benar. Berhati –hati agar terhindar dari berbagai
kecelakaan yang dapat mengakibatkan sendi rusak. Berolahraga yang benar.
(Minisdiarly, 2010). Dengan bukti teori tersebut jelas pekerjaan memungkinkan saja untuk
menjadi penyebab, tapi kenyataannya dari penelitian yang saya lakukan bisa dilihat sendri
oleh para pembaca bahwa memang benar pekerjaan menjadi salah satu penyebab OA.
30
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan di kecamatan Simokerto yang dilakukan
pada tanggal 13 Agustus -18 Agustus 2011, setelah data primer diolah dan pembahasan hasil
yang diperoleh, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Bahwa ditemukan 19 responden dari 30 responden yang terkena Osteoarthritis,
dan ini bisa dikatakan tinggi. Harus lebih memperhatikan wanita lanjut usia yang
sangatlah rentan penyakit dan kualitas hidup yang rendah.
2. Dari penelitian ini banyak yang ditemukan osteoarthritis dini karena wanita
umur 50 tahun yang belum tentu menopause banyak mengeluh nyeri.
3. Dari penelitian ini pekerjaan bukanlah penyebab utama Osteoarthritis namun
merupakan penyebab penyerta, hal itu dapat dibuktikan dari data di atas bahwa
banyak wanita yang berprofesi sebagai penjual di pasar ialah Osteoarthritis, yang
biasanya mengangkut barang dagangan yang berat.
7.2 Saran
1. diberlakukannya pencegahan secara dini dengan cara diberikan penyuluhan
terhadap keluarga penderita atau individu itu sendiri.
2. Diberikan penjelasan atau diberikannya pendidikan terhadap wanita muda
untuk bagaimana mencegah terjadinya osteoarthritis nantinya.
31
3. perlunya tidakan oleh pemerintah dan pencegahan sedini mungkin.
32
DAFTAR PUSTAKA
Ayu Ida. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. EGC: Jakarta.
Etichal Digest. 2009. Diagnosis dan Tatalaksana Osteoarthritis.
Semijurnal Farmasi dan Kedokteran No. 66 : Jakarta.
Blogdokter. 2010. Tanda dan gejala menopause. www.blogdokter.com.
Ganong F. William. 2003. Fisiologi Kedokteran. EGC: Jakarta.
Haznam. 1992. Kompendium Diagnostik dan Terapi Ilmu Penyakit Dalam.
EGC: Jakarta.
Kertia Nyoman. 2009. Hubungan Antara Kadar Matriks
Metalloproteinase-3Cairan Sendi denganTingkat Keparahan Klinis pada
Osteoarthritis Lutut. Berkala Kesehatan Klinik vol XV. No. 2: Jakarta.
Kertia Nyoman. 2009. Hubungan Derajat Nyeri Osteoarthritis Lutut
dengan Kadar Interferon-γ yang Disekresi oleh Limfosit Dalam Cairan
Sinovial. Berkala Kesehatan Klinik vol XV. No.1: Jakarta.
Misnadiarly. 2010. Osteoarthritis penyakit Sendi pada Orang Dewasa dan
Anak. Pustaka Populer Obor: Jakarta.
Metrotvnews. 2010. Mengenal Gejala Menopause dan Cara Mengatasi.
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2121163-pengertian-penyakit-
osteoartritis/#ixzz1bHY5xWPc.
Melindacare. 2010. Wanita Lebih Beresiko Terkena Osteoarthritis.
http://WanitaLebihBeresikoterkenaOsteoarthritisMelindaHospita.htm.
33
Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Graha ilmu: Yogyakarta.
Situs resmi pemerintah kota Surabaya http://surabaya.go.id.
34
DATA PRIMER
No Nama Alamat Umur Menopause Pekerjaan keluhan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
SN
SH
KI
RI
AH
SI
MSH
SR
SRH
SPI
AL
FTM
SM
JH
MWN
SB
MRSH
NI
YLN
HNF
HMH
MN
SDH
YT
NRY
Banowati
Sidonipa
Sidokapasan
Simolawang
Kamp.seng
Simolawang
Sidonipa
Sidonipa
Banowati
Wonokusumo
Mogot baru
Dung mangu.timur
Simolarang
Kranggan timur
Simolarang
Simolarang
Kapasan
Sidotopo
Mojokalang kidul
Simolarang kalisari
Sidodadi
Simolarang
Sidodadi
Sidodadi
Sombo
65th
63th
81th
89th
70th
70th
65th
55th
65th
65th
63th
50th
65th
65th
75th
50th
50th
65th
50th
50th
65th
65th
50th
63th
50th
Iya
Iya
Iya
Iya
Iya
Iya
Iya
Belum tau
Iya
Iya
Iya
Belum tau
Iya
Iya
Iya
Belum tau
Belum tau
Iya
Belum tau
Belum tau
Iya
Iya
Belum tau
Iya
Belum tau
Ibu rmh tangga
Ibu rmh tangga
Ibu rmh tangga
Ibu rmh tangga
Ibu rmh tangga
Ibu rmh tangga
Ibu rmh tangga
Ibu rmh tangga
Ibu rmh tangga
Ibu rmh tangga
Ibu rmh tangga
Ibu rmh tangga
Ibu rmh tangga
Ibu rmh tangga
Ibu rmh tangga
Penjual di pasar
Ibu rmh tangga
Ibu rmh tangga
Penjual di toko
Penjual di pasar
Penjual ayam
Penjual di pasar
Ibu rmh tangga
Penjual di pasar
Angkut barang
Nyeri jari
Nyeri pinggang
Nyeri punggung
Nyeri punggung
Nyeri pinggang
Nyeri lutut
Nyeri lengan
Nyeri lutut
Nyeri lutut
Nyeri lutut
Nyeri lengan
Nyeri pinggang
Nyeri lutut
Nyeri lengan
Nyeri lutut
35
26.
27.
28.
29.
30.
HNF
JLK
SFY
LTF
ALH
Simolawang timur
Kenjeran
Kranggan timur
Kranggan timur
Kranggan timur
50th
64th
69th
65th
65th
Belum tau
Iya
Iya
Iya
Iya
Penjual di pasar
Ibu rmh tangga
Ibu rmh tangga
Ibu rmh tangga
Ibu rmh tangga
Nyeri lengan
Nyeri lengan
Nyeri lutut
Nyeri lutut
Sumber : Data primer, 2011
36