Orientasi Bimbingan Dan Konseling

9
Orientasi Bimbingan dan Konseling Prayitno dan Amti dalam bukunya Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling(2004) orientasi bimbingan dan konseling ada tiga yaitu orientasi perseorangan, perkembangan, dan permasalahan. Berikut diuraikan ketiga orientasi tersebut. 1. Orientasi Perseorangan Misalnya seorang konselor memasuki sebuah kelas; di dalam kelas itu ada sejumlah orang siswa. Apakah yang menjadi titik berat pandangan berkenaan dengan sasaran layanan, yaitu siswa-siswa yang hendaknya memperoleh layanan bimbingan dan konseling. Semua siswa itu secara keseluruhan ataukah masing- masing siswa seorang demi seorang? “Orientasi perseorangan” bimbingan dan konseling menghendaki agar konselor menitik beratkan pandangan pada siswa secara individual. Satu per satu siswa perlu mendapat perhatian. Pemahaman konselor yang baik terhadap keseluruhan siswa sebagai kelompok dalam kelas itu penting juga, tetapi arah pelayanan dan kegiatan bimbingan ditunjukkan kepada masing-masing siswa. Kondisi keseluruhan(kelompok) siswa itu merupakan konfigurasi (bentuk keseluruhan) yang dampak positif dan negatifnya terhadap siswa secara individual harus diperhitungkan. Berkenaan dengan isu”kelompok” dan “individu”,konselor memilih individu sebagai titk berat pandangannya. Dalam hal ini individu diutamakan dan kelompok dianggap sebagai lapangan yang dapat memberikan pengaruh tertentu terhadap individu. Dengan kata lain, kelompok dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan dan

Transcript of Orientasi Bimbingan Dan Konseling

Page 1: Orientasi Bimbingan Dan Konseling

Orientasi Bimbingan dan Konseling

   Prayitno dan Amti dalam bukunya Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling(2004) orientasi

bimbingan dan konseling ada tiga yaitu orientasi perseorangan, perkembangan, dan

permasalahan. Berikut diuraikan ketiga orientasi tersebut.

1.   Orientasi Perseorangan

              Misalnya seorang konselor memasuki sebuah kelas; di dalam kelas itu ada sejumlah

orang siswa. Apakah yang menjadi titik berat pandangan berkenaan dengan sasaran layanan,

yaitu siswa-siswa yang hendaknya memperoleh layanan bimbingan dan konseling. Semua siswa

itu secara keseluruhan ataukah masing-masing siswa seorang demi seorang? “Orientasi

perseorangan” bimbingan dan konseling menghendaki agar konselor menitik beratkan

pandangan pada siswa secara individual. Satu per satu siswa perlu mendapat perhatian.

              Pemahaman konselor yang baik terhadap keseluruhan siswa sebagai kelompok dalam

kelas itu penting juga, tetapi arah pelayanan dan kegiatan bimbingan ditunjukkan kepada

masing-masing siswa. Kondisi keseluruhan(kelompok) siswa itu merupakan konfigurasi (bentuk

keseluruhan) yang dampak positif dan negatifnya terhadap siswa secara individual harus

diperhitungkan. Berkenaan dengan isu”kelompok” dan “individu”,konselor memilih individu

sebagai titk berat pandangannya. Dalam hal ini individu diutamakan dan kelompok dianggap

sebagai lapangan yang dapat memberikan pengaruh tertentu terhadap individu. Dengan kata lain,

kelompok dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan dan kebahagiaan individu, dan

bukan sebaliknya.

Pemusatan perhatian terhadap individu itu sama sekali tidak berarti mengabaikan kepentingan

kelompok; dalam hal ini kepentingan kelompok diletakkan dalam kaitannya dengan hubungan

timbal balik yang wajar antarindividu dan kelompoknya. Kepentingan kelompok dalam arti

misalnya keharuman nama dan citra kelompok, kesetiaan kepada kelompok, kesejahteraan

kelompok, dan lain-lain, tidak akan terganggu oleh pemusatan pada kepentingan dan

kebahagiaan individu yang menjadi anggota kelompok itu.

2.   Orientasi perkembangan

              Salah satu fungsi bimbingan dan konseling adalah fungsi tersebut adalah pemeliharaan

dan pengembangan. Orientasi perkembangan dalam bimbingan dan konseling lebih menekankan

lagi pentingnya peranan perkembangan yang terjadi dan yang hendaknya diterjadikan pada diri

Page 2: Orientasi Bimbingan Dan Konseling

individu. Bimbingan dan konseling memusatkan perhatiannya pada keseluruhan proses

perkembangan itu.

              Perkembangan sendiri dapat diartika sebagai “perubahan yang progresif dan

kontinyu(berkesinambungan) dalam diri individu mulai lahir sampai mati”. Pengertian lain dari

perkembangan adalah “perubahan-perubahan yang dialami individu atau organisme menuju ke

tingkat kedewasaannya atau kematangannya yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan

berkesinambungan baik menyangkut fisik(jasmaniah) maupun psikis

              Dalam hal itu, peranan bimbingan dan konseling adalah memberikan kemudahan-

kemudahan bagi gerak individu menjalani alur perkembangannya. Pelayanan bimbingan dan

konseling berlangsung dan dipusatkan untuk menunjang kemampuan inheren individu bergerak

menuju kematangan dalam perkembangannya.

3.   Orientasi Permasalahan

            Ada yang mengatakan bahwa hidup dan berkembang itu mengandung risiko. Perjalanan

kehidupan dan proses perkembangan sering kali ternyata tidak mulus, banyak mengalami

hambatan dan rintangan. Padahal tujuan umum bimbingan dan konseling, sejalan dengan tujuan

hidup dan perkembangan itu sendiri, ialah kebahagiaan. Hambatan dan rintangan dalam

perjalanan hidup dan perkembangan pastilah akan mengganggu tercapainya kebahagiaan itu.

Agar tujuan hidup dan perkembangan, yang sebagiannya adalah tujuan bimbingan dan konseling,

itu dapat tercapai dengan sebaik-baiknya, maka risiko yang mungkin menimpa kehidupan dan

perkembangan itu harus selalu diwaspadai. Kewaspadaan terhadap timbulnya hambatan dan

rintangan itulah yang melahirkan konsep orientasi masalah dalam pelayanan bimbingan dan

konseling.

            Dalam kaitannya dengan fungsi-fungsi bimbingan dan konseling yang telah dibicarakan,

orientasi masalah secara langsung bersangkut-paut dengan fungsi pencegahan dan fungsi

pengentasan. Fungsi pencegahan menghendaki agar individu dapat terhindar dari masalah-

masalah yang mungkin membebani dirinya, sedangkan fungsi pengentasan menginginkan agar

individu yang sudah terlanjur mengalami maslaah dapat terentaskan masalahnya. Melalui fungsi

pencegahan, layanan dan bimbingan konseling dimaksudkan mencegah timbulnya masalah pada

diri siswa sehingga mereka terhindar dari bernagai permasalahan yang dapat menghambat

perkembangannya.

Page 3: Orientasi Bimbingan Dan Konseling

            Fungsi ini dapat diwujudkan oleh guru pembimbing atau konselor dengan merumuskan

program bimbungan yang sistematis sehingga hal-hal yang dapat menghambat perkembangan

siswa kesulitan belajar, kekurangan informasi, masalah sosial, dan sebagainya dapat dihindari.

Beberapa kegiatan atau layanan yang dapat diwujudkan berkenaan dengan fungsi ini adalah

layanan orientasi dan layanan kegiatan kelompok.

Kesalahpahaman Dalam Bimbingan dan Konseling

1.      Bimbingan dan konseling disamakan saja dengan atau dipisahkan sama sekali dari pendidikan.

2.      Konselor di sekolah dianggap sebagai polisi sekolah

3.      Bimbingan dan konseling dianggap semata-mata sebagai proses pemberian nasehat

4.      Bimbingan dan konseling dibatasi pada hanya menangani masalah yang bersifat incidental

5.      Bimbingan dan konseling dibatasi hanya untuk klien- kliean tertentu saja.

6.      Bimbingan dan konseling melayani “orang sakit” dan/atau “kurang normal”

7.      Bimbingan dan konseling bekerja sendiri

8.      Konselor harus aktif, sedangkan pihak lain pasif

9.      Bimbingan dan konseling berpusat pada keluhan pertama saja

10.  Menganggap pekerjaan bimbingan dan konseling dapat dilakuka oleh siapa saja

11.  Menyamakan pekerjaan bimbingan dan konseling dengan pekerjaan dokter atau psikiater

12.  Menganggap hasil pekerjaan bimbingan dan konseling harus segera dilihat

13.  Menyamaratakan cara pemecahan masalah bagi semua klien

14.  Memusatkan usaha bimbibingan dan konseling hanya pada penggunaan instrumentasi dan

konseling (misalnya tes, inventori, angket, dan alat pengungkap lainnya)

15.  Bimbingan dan konseling dibatasi pada hanya menangani masalah- masalah yang ringan saja

Ruang Lingkup Bimbingan dan Konsaeling

Dalam dunia pendidikan tentu kita mengenal mengenai bimbingan konseling, tujuan

utama pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah dasar, yaitu untuk membantu

siswa agar dapat memenuhi tugas-tugas perkembangan yang meliputi aspek sosial pribadi,

pendidikan dan karir sesuai dengan tuntutan lingkungan dan masyarakat, ada beberapa bidang

garapan dari bimbingan dan konseling ini, bidang bimbingan yang akan diberikan meliputi tiga

bidang garapan

1. Bimbingan sosial pribadi yang memuat layanan bimbingan yang bersentuhan dengan:

Page 4: Orientasi Bimbingan Dan Konseling

Pemahaman diri. Mengembangkan sikap positif

Membuat pilihan kegaiatan secara sehat

Menghargai orang lain

Mengembangkan rasa tanggungjawab 

Mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi

Keterampilan menyelesaikan masalah

Membuat keputusan secara baik

2. Bimbingan Pengembangan Pendidikan, memuat layanan yang berkenaan dengan:

Belajar yang benar Menetapkan tujuan dan rencana pendidikan

Mencapai prestasi belajar secara optimal sesuai dengan bakat dan kemampuannyaKeterampilan untuk menghadapi ujian

  3. Bimbingan pengembangan karier, meliputi: Mengenali macam-macam dan ciri-ciri berbagai jenis pekerjaan Menentukan cita-cita dan merencanakan masa depan

Mengeksplorasi arah pekerjaan

Menyesuaikan keterampilan, kemampuan dan minat dengan jenis pekerjaan  

            Adapun menurut para ahli, layanan Bimbingan dan Konseling meliputi empat bidang

garapan, seperti yang dikemukakan oleh Muro dan Kottman (Ahman, 1998;2530) yakni:

1. Layanan Dasar Bimbingan

Layanan ini bertujuan untuk membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan dasar

untuk kehidupannya, dengan muatan materi yakni

Self esteem

Motivasi berprestasi

Keterampilan pengambilan keputusan, merumuskan tujuan dan membuat perencanaan

Keterampilan pemecahan masalah

Page 5: Orientasi Bimbingan Dan Konseling

Kefektifan dalam hubungan antar pribadi

Keterampilan berkomunikasi

Keefektifan dalam memahami lintas budaya

Prilaku yang bertanggungjawab

2. Layanan Responsif

Layanan ini bertujuan untuk mengintervensi masalah-masalah atau kepedulian siswa yang

muncul segera dan dirasakan saat itu, berkenaan dengan masalah sosial pribadi dan karier atau

masalah perkembangan pendidikan, muatan materinya mencakup:

Kesuksesan akademik

Kenakalan anak

Masalah putus sekolah

Kehadiran

Sikap dan prilaku terhadap sekolah

Hubungannya dengan teman sebaya

Keterampilan studi

Penyesuaian di sekolah baru

3. Sistem perencanaan individual

Tujuan layanan ini adalah membantu siswa untuk merencanakan, memonitor dan mengelola

rencana pendidikan, karir dan pengembangan sosial pribadi oleh dirinya sendiri. Dengan kata

lain, melalui sistem perencanaan individual siswa dapat:

Mempersiapkan pendidikan, karir, tujuan sosial pribadi yang didasarkan atas

pengetahuan akan dirinya, informasi tentang sekolah, dunia kerja, dan masyarakat.

Page 6: Orientasi Bimbingan Dan Konseling

Merumuskan rencana untuk mencapai tujuan jangka pendek, jangka menengah, dan

tujuan jangka panjang.

Menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya dalam rangka pencapaian tujuannya

Mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinya

Mengambil keputusan yang merefleksikan perencanaan dirinya

4. Sistem pendukung

Komponen sistem pendukung lebih diarahkan kepada pemberian layanan dan kegiatan

manajemen yang secara tidak langsung bermanfaat bagi siswa. Layanan ini mencakup:

Konsultasi dengan guru-guru

Dukungan bagi program pendidikan orang tua dan upaya-upaya masyarakat

Partisipasi dalam kegiatan sekolah bagi peningkatan perencanaan dan tujuan

Implementasi dan program standarisasi instrumen tes

Kerja sama dalam melaksanakan riset yang relevan

Memberikan masukan terhadap pembuat keputusan dalam kurikulum pengajaran,

berdasarkan perspektif siswa

Sumber: Hakikat Bimbingan Konseling (Orientasi, Ruang Lingkup, Kesalahpahaman Bimbingan Konseling) | »Sefrian's Blog™ http://sefrian92.blogspot.com/2011/02/hakikat-bimbingan-konseling-orientasi.html#ixzz1oy4QRz9S