Bimbingan Konseling
Embed Size (px)
description
Transcript of Bimbingan Konseling

BIMBINGAN PRIBADI
Materi : 1. Disiplin
2. Rasa Hormat
3. Jujur/Kejujuran
4. Santun
Anggota : -Andina Parmita Sari
-Annisa Rahmadhani Angesti
-Azifah Nur Millah
-Chatherine Grace Maulina
Guru Pembimbing : Drs. Edy Mulyono
Sekolah Menengah Pertama Negeri 255Jl. Radin Inten II
Jakarta Timur

DAFTAR ISI
Daftar Isi 1
Pendahuluan 2
DISIPLIN 3
- Disiplin Menurut Para Ahli
- Disiplin Diri
- Contoh Disiplin dan Gambar
RASA HORMAT 7
- Pengertian dan Contoh Rasa Hormat
- Manfaat Menghormati Oranglain
- Gambar Menghormati Oranglain
Jujur/Kejujuran 11
- Pengertian dan Contoh Jujur/Kejujuran
- Unsur-Unsur Jujur/Kejujuran
- Gambar Jujur/Kejujuran
Santun 14
- Pengertian Santun
- Santu dalam berbahasa
1

Pendahuluan
Kami dari salah satu kelompok tugas Bimbingan Konseling, merupakan salah satu
contoh dari sebuah perkumpulan yang mempunyai kewajiban atau keharusan untuk
melaksanakan tugas yang diberikan oleh pembimbing atau ketua mereka.
Yang berbeda dengan tugas yang kami buat yaitu tugas kami memberikan unsur-
unsur yang terdapat di lingkungan masyarakat bukan di lingkungan kelompok. Dan tugas
atau kewajiban kami di lingkungan masyarakat yaitu dapat menata pendirian dengan
baik sehingga mencerminkan seseorang yang dapat diterima oleh oranglain. Agar
seseorang dapat diterima oleh oranglain, orang tersebut haruslah dapat menerima
oranglain dengan apa adanya bukan dengan adanya apa.
Selain harus menerima oranglain, orang tersebut haruslah berperilaku yang baik,
seperti disiplin, mempunyai rasa hormat, jujur dan santun. Ke empat ciri tersebut akan
dijelaskan lebih lanjut pada tugas Bimbingan Konseling yang kami buat ini
2

1. DISIPLIN
Berdasar pada landasan teori yang digunakan oleh tim peneliti eksperimentasi
penggunaan disiplin siswa SLTP dan SLTA, terdapat 4 macam pengertian disiplin :
1) Pengertian d isiplin secara umum, sebagaimana yang terdapat dalam kamus
Webster:
"Behavior in accourdance with the rules (as of an arganization) promt and willing
obedience to the orders of superiors. Systemtic, willing and purposeful attention to the
performance of assigned tasks; arderly conduct".
Kutipan ini menunjukkan bahwa disiplin merupakan sikap mental yang mengandung
kerelaan mematuhi suatu ketentuan dan peraturan norma yang berlaku dalam tugas
dan tanggung jawab.
2) Pengertian Disiplin ditinjau dari segi etika. Hal ini sebagaimana dirumuskan oleh
John Macquarrie :
“Discipline has two related meaning. It may mean the maintenance of certain standard
of conduct through the enforcement of them by appropriate penalties or it may mean
the training of person so they will conduct themselves according to given standard"
Dari definisi di atas secara implisit terkandung tiga pengertian, yaitu disiplin sebagai
suatu perbuatan, suatu kemauan, dan disiplin sebagai suatu rangkaian pengaturan
yang dimiliki tujuan tertentu (sistem peraturan).
3) Pengertian Disiplin dilihat dari segi psikologi. James Drever mengemukakan:
“Discipline originally synonymous with education in modern usage the root notion in
3

control of conduct either by an external authority, or by the individual himself …at the
same time training and discipline may be distinguished by restricting the letter to self
initiated effort in performing a certain task, as distinct from merely going through its
performance, in which case there may be some truth in the doctrine as regards
discipline, in the sense of control”Ditinjau dari segi psikologis, berdasar pendapat
Drever diatas, pengertian disiplin pada mulanya diartikan sama dengan pendidikan
(education) dan latihan (training). Pengertian disiplin yang lebih kemudian
menitikberatkan pada persoalan pengendalian perbuatan. Pengendalian tersebut
dapat terjadi karena ada kekuatan baik yang berasal dari luar maupun dari dalam
individu yang bersangkutan. Drever membedakan pengertian disiplin dengan latihan
dalam hal adanya usaha yang dimulai dari individu yang bersangkutan untuk
melakukan suatu tugas dan bukan sekedar asal berbuat. Ini berarti seseorang
dikatakan berdisiplin kalau ia mampu mengendalikan tingkah lakunya, perbuatannya.
Kemampuan tersebut berasal dari subyek (individu) itu sendiri secara otonom,
sehingga dengan pengendalian tersebut ia mampu menyesuaikan tingkah lakunya
dengan patokan-patokan norma-norma yang ada diluar subyek. Perlu ditegaskan di
sini bahwa peraturan-peraturan yang merupakan penjabaran norma-norma
merupakan kekuatan pelaksanaan yang mengarahkan tindakan, jadi bukan prinsip-
prinsip yang memberi motivasi yang ternanam dalam batin.
4) Pengertian Disiplin ditinjau dari segi sosiologi. Secara sosiologis disiplin dibedakan
menjadi dua macam : disiplin dari (self discipline) dan disiplin sosial (social discipline).
Disiplin diri menurut Pratt Fairshild adalah :
“The ability of individual to direct his own behavior in accordance with his own needs
4

and with accepted standards of conduct. Trough education, the individual has learned
to regulate his own behavior from within in the main, rather than having entirely
controlled from within in the main, rather than having entirely controlled from
whithout”
Menurut pendapat Pratt di atas, orang yang memiliki disiplin diri adalah mereka yang
mampu mengarahkan tingkah lakunya sendiri sesuai dengan kebutuhan serta norma-
norma (patokan tingkah laku) yang diterimanya. Melalui pendidikan, individu belajar
mengatur perbuatannya sendiri.
Disiplin diri
Disiplin diri merujuk pada pelatihan yang didapatkan seseorang untuk memenuhi tugas
tertentu atau untuk mengadopsi pola perilaku tertentu, walaupun orang tersebut lebih
senang melakukan hal yang lain. Sebagai contoh, seseorang mungkin saja tidak
melakukan sesuatu yang menurutnya memuaskan dan menyenangkan dengan
membelanjakan uangnya untuk sesuatu yang ia inginkan dan menyumbangkan uang
tersebut kepada organisasi amal dengan pikiran bahwa hal tersebut lebih penting. Secara
etimologi disiplin berasal dari bahasa Latin “disibel” yang berarti Pengikut. Seiring dengan
perkembangan zaman, kata tersebut mengalami perubahan menjadi “disipline” yang
artinya kepatuhan atau yang menyangkut tata tertib. Disiplin memerlukan integritas
emosi dalam mewujudakan keadaan.
5

Sedangkan disiplin menurut pendapat kami adalah :
Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya termasuk
melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya.
Disiplin saat Upacara merupakan salah satu contoh disiplin.
Salah satu dampak melanggarr disiplin.
6

2. RASA HORMAT
Rasa hormat adalah suatu sikap saling meghormati satu sama lain yang muda,
hormat kepada yang tua yang tua, menyayangi yang muda. Rasa hormat tidak akan lepas
dari rasa menyayangi satu sama lain karena tanpa adanya rasa hormat, takkan tumbuh
rasa saling menyayangi yang ada hanyalah selalu menganggap kecil atau remeh orang
lain. Tetapi untuk saat ini untuk kalangan masyarakatIndonesia dua hal tersebut sudah
langka terjadi karena tidak ada kesadaran di diri masing – masing untuk saling hormat
antara sesama.
Sesama khalifah di muka bumi ini tugas kita adalah untuk menjujung tinggi selalu
rasa hormat dan menghargai suatu pendapat seseorang. jika kita mampu untuk
memberikan hormat kita kepada diri sendiri maka kita bisa memberikan rasa hormat
kepada orang lain.
Contoh dari rasa hormat itu sendiri adalah saling menghargai satu sama lain pada
saat kita dimasyarakat kita harus mengayomi yang tua lindungi yang muda, yang muda
melindungi yang kecil dan seterusnya. Contoh lainnya dari rasa hormat antara lain:
sebagai warga negara yang demokratis, hendaknya memiliki rasa hormat terhadap
sesama warga negara terutama dalam konteks adanya pluralitas masyarakat Indonesia
yang terdiri dari berbagai etnis, suku, ras, keyakinan, agama, dan ideologi politik. Selain
itu, sebagai warga negara yang demokrat, seseorang warga negara juga dituntut untuk
7

turut bertanggung jawab menjaga keharmonisan hubungan antar etnis serta keteraturan
dan ketertiban negara yang berdiri di atas pluralitas tersebut.
Manfaat Menghormati Orang Lain
Orang lain akan lebih termotivasi untuk menjadi lebih baik.
Orang lain akan lebih mau dekat dengan kita
Orang tersebut nantinya juga akan lebih mudah menghargai orang lain pula, sebab
mereka sudah menerimanya dari kita.
Manfaat lain dari Menghormati Orang Lain yaitu :
1. Saling Membutuhkan
Pernahkah Anda membayangkan jika segala sesuatu harus dilakukan
sendiri,menanam padi sendiri untuk mendapatkan beras,menanam tumbuhan untuk
membuat pakaian dan menjahit pakaian sendiri,membangun rumah sendiri dari
awal,membuat kendaraan sendiri; mencuci baju sendir, memasak
sendiri,membersihkan rumah sendir, dan mengambil keputusan sendiri? Pasti itu
sangat melelahkan, merepotkan, atau bahkan tidak mungkin dilakukan.
Pasti ada hal-hal yang tidak bisa kita lakukan sendiri dengan baik. Guru
membutuhkan murid, penulis membutuhkan pembaca, produsen membutuhkan
konsumen, perusahaan membutuhkan karyawan dan konsumen, serta pemimpin
membutuhkan anak buah. Tentu saja kondisi ini berlaku pula sebaliknya. Jadi
intinya,kita semua saling membutuhkan.
8

2. Saling Menguntungkan
Selain saling membutuhkan, ternyata kita semua juga bisa saling
menguntungkan. Kita merasa beruntung karena bisa berbagi dengan orang lain,kita
mendapat pemasukan uang dan mendapat kepuasan karena ada orang lain yang
mau menggunakan hasil karya kita. Orang lain juga merasa diuntungkan dengan
kebaradaan kita karena mereka bisa mendapatkan apa yang mereka perlukan dari
kita.
Misalnya, murid merasa diuntungkan karena ada guru yang mau berbagai
ilmu dan keterampilan. Sebaliknya, guru juga merasa diuntungkan karena ia bisa
membagi ilmu dan keterampilan kepada orang lain dan mendapat pemasukan dari
pekerjaannya. Produsen merasa diuntungkan karena ada pembeli. Sebaliknya,
pembeli juga merasa diuntungkan karena bisa mendapatkan barang atau jasa yang
dibutuhkan tanpa harus repot membuatnya sendiri.
3. Saling Mengisi
Tidak ada satu orang pun yang benar-benar serupa dengan orang lain. Anak
kembar sekalipun memiliki perbedaan. Kita memiliki perbedaan dalam kepribadian,
talenta, kemampuan, gaya hidup, kebiasaan, dan kebutuhan. Namun perbedaan
inilah yang membuat hidup menjadi lebih kaya, bervariasi, dan menyenangkan
karena kita bisa saling mengisi.
Banyak restoran muncul karena banyak orang tidak bisa memasak masakan
seperti masakan yang disajikan restoran itu, atau karena tidak ada waktu untuk
melakukan aktivitas memasak.Banyak kursus bahasa asing juga muncul karena ada
9

orang yang sudah fasih berbahasa asing, sementara ada juga orang yang ingin atau
perlu belajar bahasa asing.
4. Saling Menguatkan
Selain perbedaan, persamaan pun bisa menguntungkan. Orang-orang yang
memiliki persamaan bisa saling bekerja sama. Ringan sama dijinjing, berat sama
dipikul, begitu kata pepatah. Rupanya pepatah ini muncul dari kesadaran bahwa
dengan bekerja sama, segala sesuatu akan terasa lebih mudah.
Masalah menjadi lebih ringan dan menjadi lebih mudah dicarikan solusinya jika
dipecahkan bersama. Pekerjaan berat akan menjadi lebih mudah dan lebih cepat
selesai jika dikerjakan bersama.
Menghormati guru merupakan salah satu contoh rasa hormat
10

3. JUJUR/KEJUJURAN
Jujur adalah sebuah kata yang telah dikenal oleh hampir semua orang. Bagi yang
telah mengenal kata jujur mungkin sudah tahu apa itu arti atau makna dari kata jujur
tersebut. Namun masih banyak yang tidak tahu sama sekali dan ada juga hanya tahu
maknanya secara samar-samar. Berikut saya akan mencoba memberikan pemahaman
sebatas mampu saya tetang makna dari kata jujur ini.
Kata jujur adalah kata yang digunakan untuk menyatakan sikap seseorang. Bila
seseorang berhadapan dengan suatu atau fenomena maka seseorang itu akan
memperoleh gambaran tentang sesuatu atau fenomena tersebut. Bila seseorang itu
menceritakan informasi tentang gambaran tersebut kepada orang lain tanpa ada
“perubahan” (sesuai dengan realitasnya ) maka sikap yang seperti itulah yang disebut
dengan jujur.
Sesuatu atau fenomena yang dihadapi tentu saja apa yang ada pada diri sendiri
atau di luar diri sendri. Misalnya keadaan atau kondisi tubuh, pekerjaan yang telah atau
sedang serta yang akan dilakukan. Sesuatu yang teramati juga dapat mengenai
11

benda, sifat dari benda tersebut atau bentuk maupun model. Fenomena yang teramati
boleh saja yang berupa suatu peristiwa, tata hubungan sesuatu dengan lainnya. Secara
sederhana dapat dikatakan apa saja yang ada dan apa saja yang terjadi.
Perlu juga diketahui bahwa ada juga seseorang memberikan berita atau informasi
sebelum terjadinya peristiwa atau fenomena. Misalnya sesorang mengatakan
dia akan hadir dalam pertemuan di sebuah gedung bulan depan. Kalau memang dia
hadir pada waktu dan tempat yang telah di sampaikannya itu maka seseorang itu
bersikap jujur. Dengan kata lain jujur juga berkaitan dengan janji. Disini jujur berarti
mencocokan atau menyesuaikan ungkapan (informasi) yang disampaikan dengan
realisasi (fenomena).
Mungkin kita pernah melihat atau memperhatikan Tukang bekerja. Dia bekerja
berdasarkan sebuah pedoman kerja. Dalam pedoman kerja (tertulis atau tidak) ada
ketentuan sebuah perbandingan yakni 3 : 5. Tapi dalam pelaksanaan kerja Tukang
tersebut tidak mengikuti angka perbandingan itu, dia membuat perbandingan yang lain
yakni 3 : 6, Peristiwa ini jelas memperlihatkan si Tukang tidak mengikuti ketentuan
yang ada dalam pedoman kerja. Dengan demikian berarti si Tukang tidak bersikap
jujur. Dalam kasus ini sang Tukang tidak berusaha menyesuaikan informasi yang ada
dengan fenomena (tindakan yang dilaksanakan ).
Kejujuran juga bersangkutan dengan pengakuan. Dalam hal ini kita ambil contoh ,
orang Eropa membuat pernyataan atau menyampaikan informasi, bahwa ….orang
pertama sekali yang sampai ke Benua Amerika adalah Cristofer Colombus…Padahal
12

menurut sejarah yang berkembang, sebelum Colombus mendarat di Benua Amerika
telah sampai kesana armada Laksmana Cheng ho. Artinya apa, tidak ada pengakuan.
Dalam hal ini kita juga melihat persoalan kesesuaian antara fenomena (realitas) dengan
informasi yang disampaikan.
Jadi dari uraian di atas dapat diambil semacam rumusan, bahwa apa yang
disebut dengan jujur adalah sebuah sikap yang selalu berupaya menyesuaikan atau
mencocokan antara Informasi dengan fenomena. Dalam agama Islam sikap seperti
inilah yang dinamakan shiddiq. Makanya jujur itu bernilai tak terhingga.
Unsur-unsur jujur/kejujuran :
1. Berkata dengan benar hal yang terjadi
2. Dilandasi dengan keikhlasan, tidak dengan keterpaksaan
3. Menganut kepercayaan
4. Merupakan fakta dan tidak berdusta
Kantin Kejujuran merupakan salah satu contoh dari Kejujuran para siswa
13

4. SANTUN
Santun ialah suatu tingkah laku yang amat populis dan nilai yang natural. Santun sebagai
sebuah konsep nilai tetapi bukan dipahami. Santun sebuah ideologi yang memerlukan
konseptualisasi. Itulah pengertian umum dari Santun. Menurut pendapat kebanyakan orang
santun itu adalah sikap seseorang terhadap apa yang ia lihat, ia rasakan, dan dalam situasi,
kondisi apapun. Sikap santun yaitu baik, hormat, tersenyum, dan taat kepada suatu peraturan.
Dari tutur bicara pun orang bisa melihat kesopanan kita. Baik/buruk, misalnya lagi dalam situasi
yang ramai dimana kita akan melewati jalan itu, jika kita sopan pasti kita akan mengucapkan
kata “permisi Pak, Bu” dalam berteman pun seperti itu lebih menghargai pendapat teman
walaupun pendapat itu berbeda, sebenarnya pengertian santun ini sudah umum. Dan mungkin
semua orang sudah mengerti apa itu sopan santun, karna sifat ini telah ditanamkan sejak kecil
pada diri individu tersebut. Dan bagaimana kita mengembangkannya saja. Dalam kehidupan
kita dan disekitar kita.
Pentingnya santun berbahasa :
Mengapa seseorang harus membiasakan dirinya santun berbahasa, baik secara lisan maupun
tulisan kepada oranglain? Ada beberapa alasan, antara lain :
1. Penghormatan kepada oranglain
Dengan menunjukan bahasa yang santun, berarti seseorang telah menunjukkan sikap
penghargaannyakepada oranglain serta memperlakukan manusia sebagaimana mestinya.
2. Harmonis
Kehidupan yang harmonis antar individu dalam masyarakat akan sulit tercapai jika anggota
masyarakat tersebut tidak memiliki etika dan sopan santun berbahasa.
14

Saling pengertian
Santun berbahasa juga dapat menghindarkan terjadinya kesalah pahaman antar orang-orang
yang melakukan kegiatan komunikasi tersebut
15