oral care dengan chlorhexidine glukonat

16
A. Judul Jurnal : Uji Coba Acak Kontrol Khasiat Perawatan Mulut Chlorhexidine pada Pencegahan Ventilator Associated Pneumonia (VAP) Jurnal Asli : Randomized Control Trial on Efficacy of Chlorhexidine Mouth Care in Prevention of Ventilator Associated Pneumonia (VAP) Analisis : Judul dalam jurnal ini sesuai dengan isi yang ada didalamnya, karena menjelaskan tentang pengurangan kejadian VAP pada pasien yang menggunakan ventilator mekanik dengan perawatan oral Chlorhexidine. B. Penulis Jurnal : Suresh K. Sharma, Jasbir Kaur Tahun Terbit : 2012 C. Latar Belakang Pengambilan Judul Jurnal : Pneumonia adalah kondisi peradangan paru-paru causedby infeksi bakteri, virus atau jamur. Patogenesis ventilator associated pneumonia (VAP) melibatkan aspirasi bakteri dari orofaring ke dalam paru-paru, dan kegagalan selanjutnya dari pertahanan inang untuk membersihkan bakteri yang mengakibatkan perkembangan infeksi paru-paru. Pada ventilator mekanik pasien unit perawatan

description

oral care dengan chlorhexidine glukonat untuk mencegah terjadinya VAP pada pasien icu yang menggunakan intubasi dan ventilator, pelaksanaanya sangat mudah dan sangat aplikatif

Transcript of oral care dengan chlorhexidine glukonat

A. Judul Jurnal :Uji Coba Acak Kontrol Khasiat Perawatan Mulut Chlorhexidine pada Pencegahan Ventilator Associated Pneumonia (VAP)Jurnal Asli :Randomized Control Trial on Efficacy of Chlorhexidine Mouth Care in Prevention of Ventilator Associated Pneumonia (VAP) Analisis : Judul dalam jurnal ini sesuai dengan isi yang ada didalamnya, karena menjelaskan tentang pengurangan kejadian VAP pada pasien yang menggunakan ventilator mekanik dengan perawatan oral Chlorhexidine.B. Penulis Jurnal : Suresh K. Sharma, Jasbir KaurTahun Terbit : 2012C. Latar Belakang Pengambilan Judul Jurnal :Pneumonia adalah kondisi peradangan paru-paru causedby infeksi bakteri, virus atau jamur. Patogenesis ventilator associated pneumonia (VAP) melibatkan aspirasi bakteri dari orofaring ke dalam paru-paru, dan kegagalan selanjutnya dari pertahanan inang untuk membersihkan bakteri yang mengakibatkan perkembangan infeksi paru-paru. Pada ventilator mekanik pasien unit perawatan intensif, terdapat potensi besar bakteri patogen pernafasan (PRPs) termasuk Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, spesies Acinetobacter, dan enterik spesies. Penelitian menegaskan bahwa VAP berkembang dengan cepat dan mudah masuk ke iintubasi pasien. Setiap pasien yang terpasang ventilator beresiko untuk timbulnya VAP. Risiko tersebut akan lebih kuat dengan peningkatan lamanya waktu intubasi. Insidensi dilaporkan terjadi hingga 25% dari pasien dengan ventilator. Bakteri yang menyebabkan VAP terjadi alami dalam rongga mulut dan berada pada gigi dan tenggorokan. Plak gigi dan bakteri biasanya berada di mulut dan orofaring, dan kolonisasi akibat dari endemik organisme yang resisten terhadap antibiotik, yang diterima dari sumber VAP. Penumpukan sekret di rongga mulut dan selang endotrakeal dapat meningkatkan resiko bakteri masuk ke paru-paru hingga 20x lipat. Penambahan hari pemasangan ventilator di ICU dapat memperpanjang hari perawatan dan menambah pengeluaran dana untuk setiap pasien.Aplikasi topikal oral antiseptik seperti chlorhexidine glukonat (CHX) memiliki manfaat untuk pencegahan VAP. CHX adalah penting untuk perawatan mulut dan disinfektan pada pasien dengan ventilator mekanik di Intensive Care Unit (MV-ICU) karena substantivitas nya (kemampuan dari CHX untuk mengikat jaringan mulut dengan pelepasan secara lambat).Rumah Sakit Umum Daerah Dr Moewardi (RSDM) merupakan Rumah sakit daerah Surakarta serta sebagai rumah sakit rujukan nasional. Rumah Sakit Umum Daerah Dr Moewardi (RSDM) mempunyai banyak fasilitas pemerikasaan yang menunjang selain itu ada ruang rawat inap yang khusus untuk penyakit dalam, stroke, anak, jantung, dsb. Ruang ICU merupakan ruangan dimana pasien membutuhkan perawatan yang intensif. Banyak pasien di ruang ICU yang mengalami penurunan kesadaran dan diharuskan untuk bedrest, oleh karena itu perawatan diri pasien tidak dapat dilakukan secara mandiri. Selain itu sebagian besar pasien yang ada di ICU terpasang ventilator mekanik. Petugas ICU sudah melakukan tindakan untuk mengatasi hal tersebut dengan menyibing dan melakukan oral care setiap pagi. Dari studi pendahuluan pada klien yang terpasang ventilator, kelompok tertarik untuk mengangkat jurnal yang berjudul Prevention of ventilator-associated pneumonia with oral antiseptics: a systematic review and meta-analysis.D. Tujuan Penelitian:1. Tujuan Jurnal Tujuan penelitian ini adalah untuk Untuk menilai efektivitas perawatan mulut (oral care) menggunakan klorheksidin pada pasien dengan ventilator mekanik dalam pencegahan ventilator-associated pneumonia (VAP).2. Tujuan Kelompok Menganalisis Jurnal a. Untuk mendapatkan dasar atau evidence based terkait pengaruh dari clorheksidin dalam mengurangi kejadian VAP.b. Untuk memberikan saran bagi perawat tentang manfaat dari clorheksidin dalam mengurangi pneumonia.E. Metodelogi Penelitian :1. Tempat dan Waktu PenelitianTempat penelitian di ruang Medical, Surgical and Neuro-surgery Intensive Care Units di Dayanand Medical College & Hospital (DMCH) Penelitian dilakukan pada bulan Agustus sampai Desember 2010.2. Desain Penelitian Jurnal ini menggunakan desain penelitian uji coba terkontrol secara acak yang dilakukan pada 260 pasien, sampel penelitian diacak dengan jumlah yang sama. 130 sample menjadi kelompok intervensi dan 130 sisanya menjadi kelompok kontrol.Kelompok intervensi dilakukan oral care dengan chlorhexidine glukonat 0,12 %, dan kelompok kontrol dilakukan Oral care hanya dengan menggunakan plasebo larutan normal saline (NaCl 0,9%). Penelitian dalam jurnal ini dilakukan pada bulan Agustus sampai Desember 2010 untuk menilai efektivitas dari dari oral care yang menggunakan chlorhexidine glukonat 0,12% klorheksidin glukonat untuk mencegah terjadinya VAP pada pasien yang terpasang ET dan ventilasi mekanik.3. Instrumen penelitianPenelitian dalam jurnal ini menggunakan instrumen CPIS (Clinical Pulmonary Infection Score) yaitu score yang digunakan untuk menghitung infeksi yang terjadi pada pulmonal. CPIS digunakan untuk membantu dalam diagnosis klinis ventilator-associated pneumonia (VAP) dan juga dapat mencegah pemberian antibiotik yang tidak perlu.

CPIS terdiri dari parameter berikut ini :Parameter Score

Temperature (Celsius) >36.5 and38.5 and39.0 or4,000 and50%

Tracheal Secretions None or scant Non-purulent Purulent

PaO2/FiO2(*ARDS is defined as a PaO2/FiO26012 (09.2)24 (18.5)37 (28.5)57 (43.8)09 (06.9)27 (20.8)43 (33.1)51 (39.2)c2 =0.387NSd.f. = 3

Jenis KelaminLaki-lakiPerempuan97 (74.6)33 (25.4)94 (72.3)36 (27.7)c2 =1.456NSd.f. = 1

Tempat tinggalPedesaanPerkotaan56 (43.1)74 (56.9)52 (40.0)78 (60.0)c2=0.934NS

Diagnosis medisMedisBedah51 (39.2)79 (60.8)49 (37.7)81 (62.3)c2 =0.456NSd.f.=1

Rujukan dariKomunitasBangsal RSPanti jompoICU lainnya22 (16.9)26 (20.0)63 (48.5)19 (14.6)19 (14.6)27 (20.8)66 (50.8)18 (13.8)c2 =1.012NSd.f. = 3

NS: Non-significant (p >0.05)Tabel 1 menyajikan sosiodemografi profil dari subyek dan ditemukan bahwa sejumlah kedua kelompok eksperimen dan kontrol secara statistik identik dalam karakteristik sosio-demografis mereka (P> 0,05).Tabel 2: Insiden dari ventilator associated pneumonia antar subjectsN=260VAPIntervensi(N=130) f(%)Kontrol(N=130) f (%) 2 test

Ada07 (05.7)46 (35,4)36.045*

Tidak ada123 (94.9)84 (64,6)d.f.= 1

* Significant (p< 0.05); VAP: Ventilator Associated Pneumonia

Pada tabel 2 Ditemukan bahwa secara signifikan lebih banyak jumlah subyek yang mengalami VAP di kelompok kontrol (46; 35,4%) dibandingkan dengan kelompok eksperimen (7; 5,7%); dengan nilai (p 120f (%)

Kelompok eksperimenKelompok kontrol01 (14,3)

8 (17,4)02 (28,6)

10 (21,7)04 (57,1)

28 (60,9)0,175NS

d.f.= 1

NS: Tidak signifikan (p> 0,05); VAP: Ventilator Associated Pneumonia

Tabel 3 dimana lebih dari separuh kasus pneumonia setelah lebih dari 120 jam ventilator mekanik. Namun, efek durasi pada ventilator mekanik pada kejadian VAP tidak berbeda pada eksperimental dan kelompok kontrol (p> 0,05). Oleh karena itu, disimpulkan bahwa efek dari perawatan oral menggunakan chlorhexidine dapat mencegah terjadinya VAP identik selama awal dan juga saat periode akhir ventilator mekanik.H. Pembahasan mengenai jurnalSejumlah penelitian yang diterbitkan menyarankan bahwa Chlorhexidine topikal dua kali tiga kali sehari-hari mencegah VAP.Salah satu kemungkinan adalah bahwa Klorheksidin menghambat kelangsungan hidup bakteri dalam cairan oral.Mengurangi jumlah bakteri yang hidup dalam sekret, sehingga organisme yang masuk ke dalam saluran pernapasan menjadi lebih rendah dan mencegah terjadinya infeksi. Potensi virulensi bakteri dapat dikurangi dengan Chlorhexidine. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa Chlorhexidine mampu mengikat komponen bakteri seperti lipopolisakarida dan protease.Interaksi tersebut dapat mengurangi aktivitas biologis komponen tersebut dan mengurangi potensi virulensi bakteri.Hal ini dapat juga digunakan bersamaan produk oral care lainnya seperti pasta gigi. Efek samping yang dapat terjadi jarang ditemukan dalam hasil uji klinis Chlorhexidine pada Pasien ICU.Sebuah meta-analisis dari tujuh klinis percobaan menemukan bahwa tidak terjadi efek samping dalam studi ini.Penelitian ini menggunakan 0,12% Chlorhexidine dan tidak menemukan adanya efek samping (Mukosa iritasi atau pewarnaan gigi).Selain itu, dalam penelitian ini itu menemukan bahwa perawatan mulut dengan chlorhexidine 0,12 % memiliki efek yang baik pada pencegahan VAP pada pasien ventilasi mekanik. Penelitian ini menemukan bahwa 0,12% perawatan mulut chlorhexidine dua kali sehari dapat secara signifikan efektif dalam pencegahan VAP tanpa terjadi efek samping signifikan.Selain itu, ditemukan bahwa penggunaan ventilasi mekanik yang lama meningkatkan risiko VAP;namun demikian, perawatan mulut chlorhexidine secara konsisten efektif mencegah terjadinya VAP pada pasien dengan ventilasi mekanis pada waktu yang lama.Oleh karena itu, penggunaan Chlorhexidine glukonat 0,12% direkomendasikan pada penggunaan oral care selama dua kali sehari untuk pencegahan VAP.Pembahasan jurnal ini berdasarkan problem, intervensi, Comparation, outcame (PICO) yaitu :1. Problem (P) dalam jurnal ini adalah pencegahan kejadian ventilator associated pneumonia (VAP) dengan menggunakan topikal oral antiseptik seperti chlorhexidine glukonat. dalam jurnal ini dibahas adanya hubungan antara penggunaan chlorhexidine glukonat dengan penurunan kejadian VAP pada pasien yang terpasang ventilator mekanik.2. Intervensi (I) yang dapat dilakukan seorang perawat yaitu memberikan oral care dengan campuran Chlorhexidine glukonat 0,12% selama dua kali sehari untuk mencegah terjadinya VAP.3. Comparasion (C) yaitu membandingkan antara pasien yang mendapatkan perawatan mulut dengan chlorhexidine glukonat pada kelompok intervensi dan NaCl 0,9% pada kelompok kontrol. 4. Outcome (O) yaitu mengetahui efektivitas oral care dengan Chlorhexidine glukonat 0,12% yang dilakukan sebanyak dua kali sehari pada pencegahan VAP yang disebabkan penggunaan ventilator mekanik dalam waktu yang lama. Penilaian terjadinya VAP dengan menggunakan CPIS (Clinical Pulmonary Infection Score).I. KesimpulanVAP terus menjadi penyebab utama kematian dan morbiditas pada pasien rawat inap di ICU. Dalam upaya untuk mengurangi kejadian VAP. Banyak penelitian yang dilakukanh terutama tentang mekanisme kebersihan dan dekontaminasi oral. Penggunaan chlorhexidine dalam mengurangi kejadian VAP. Perawatan mulut dua kali sehari dengan 0,12% chlorhexidine secara signifikan efektif dalam pencegahan VAP pada pasien dengan ventilator mekanik. Oleh karena itu, dianjurkan untuk memberikan perawatan mulut dua kali sehari-hari dengan 0,12% klorheksidin untuk pasien dengan ventilator mekanik dalam pencegahan VAP. J. Kelebihan dan Kelemahan Jurnal1. Kelebihan Jurnal Jurnal ini sangat aplikatif dan sangat mudah untuk dilakukan dalam perawatan oral care di rumah sakit. Penulis menjelaskan instrumen yang digunakan secara jelas sehingga memudahkan pembaca untuk lebih mengerti instrumen yang dapat digunakan pada oral care dengan menggunakan chlorhexidine glukonat. Penulis juga menjelaskan secara lengkap tentang penggunaan CPIS (Clinical Pulmonary Infection Score) untuk penilaian terjadinya pneumonia pada pasien dengan ventilasi mekanik. Secara keseluruhan bahasa yang digunakan penulis mudah untuk dimengerti.2. Kekurangan Jurnal : Metode penelitian dalam jurnal tidak dijelaskan penulis secara terperinci. Penulis tidak mencantumkan langkah oral care secara terperinci. Penulis hanya mencantumkan tindakan oral care yang sesuai dengan protokol yang ditetapkan.H. Implikasi Keperawatan1. Implikasi terhadap Keperawatan :Diharapkan perawat dapat memberikan tindakan sesuai dengan riset terbaru dalam pencegahan VAP pada pasien yang menggunakan ventilator mekanik dalam waktu yang lama. 2. Implikasi terhadap Rumah Sakit :Diharapkan RSUD Dr. Moewardi Surakarta dapat memberikan penyuluhan dan SOP tentang pelaksanaan oral care dengan chlorhexidine glukonat pada perawat terutama perawat ICU, HCU, dan ICVCU sehingga dapat memberikan efek yang positif dan mencegah terjadinya VAP bagi pasien dengan penggunaan ventilasi mekanik.3. Implikasi terhadap Pendidikan :Diharapkan dapat memberikan pembelajaran kepada mahasiswa yang menjalani praktik di klinik tentang penggunaan obat topikal antibiotik yang dapat digunakan untuk perawatan mulut atau intervensi lain yang dapat menurunkan kejadian ventilator associated pneumonia sehingga dapat menambah khasanah keilmuan dan referensi baru terutama dalam bidang kesehatan.