OPTIMALISASI PRODUK QARDHUL HASAN - IAIN...
Transcript of OPTIMALISASI PRODUK QARDHUL HASAN - IAIN...
OPTIMALISASI PRODUK QARDHUL HASAN
SEBAGAI WUJUD CSR PADA BAITUL MAAL BMT
TUMANG DALAM RANGKA PENGENTASAN
PROBLEM KEMISKINAN
TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Salatiga untuk memenuhi salah satu syarat Guna Memperoleh
Gelar Ahli Madya Jurusan D III Perbankan Syariah
Oleh:
MUHAMAD BILAL
NIM: 201-14-024
JURUSAN D III PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2017
i
OPTIMALISASI PRODUK QARDHUL HASAN
SEBAGAI WUJUD CSR PADA BAITUL MAAL BMT
TUMANG DALAM RANGKA PENGENTASAN
PROBLEM KEMISKINAN
TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Salatiga untuk memenuhi salah satu syarat Guna Memperoleh
Gelar Ahli Madya Jurusan D III Perbankan Syariah
Oleh:
MUHAMAD BILAL
NIM: 201-14-024
JURUSAN D III PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2017
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
- MOTTO -
I Know I Can and Impossible is Nothing
"Seorang Pria yang tidak bisa menghapus air mata dari seorang wanita bukanlah pria sejati"
-Vinsmoke Kuroashi no Sanji-
- PERSEMBAHAN -
Terimakasihku juga ku persembahkan kepada Orang Tua, Saudaraku, Dosen-dosen ku, terutama
Pembimbingku, pengelola BMT Tumang Cabang Boyolali,dan para Sahabatku yang senantiasa
menjadi penyemangat dan menemani disetiap hariku.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kepada Allah, karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga
sehingga penyusunan Tugas Akhir ini bisa terselesaikan tepat waktu. Semua ini
tak lepas dari dukungan, bantuan, doa dan bimbingan dari semua pihak yang
terlibat dalam penulisan karya ilmiah ini.Shalawat serta salam semoga tercurah
limpahkan kepada Nabi kita yakni Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya,
para sahabat, tabi’in dan tabiat serta kepada kita selaku umatnya.
Tugas Akhir ini disusun sebagai syarat meraih gelar Ahli Madya Ekonomi
Syariah pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga dengan judul
“Optimalisasi Produk Qardhul Hasan Sebagai Wujud CSR Pada Baitul
Maal BMT Tumang Dalam Rangka Pegentasan Problem Kemiskinan”. Penulis
mengakui bahwa semua ini tak akan terselesaikan tanpa bantuan dari semua pihak
yang terlibat dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Karena itulah penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung dan tidak
langsung telah membantu. Ungkapan terimakasih kadang tidak bisa mewakili
kata-kata, hingga kiranya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kepada kedua orang tuaku, Ibu (Khamidah) dan Bapak tercinta (Supardi)
yang dengan segala ketulusannya senantiasa mendoakan, membimbing,
mengarahkan, memberi kepercayaan dan dukungan kepada penulis baik
materi, moril maupun spritual.
2. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
viii
3. Bapak Dr. Anton Bawono, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Salatiga, dan juga selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir
yang senantiasa sabar membimbing dan mendukung penulis dalam segala
bentuk keluh kesah selama penelitian.
4. Bapak Drs. Alfred L, M.SI. selaku Ketua Jurusan DIII Perbankan Syari’ah.
5. Ibu Desi Trisnawati, S.E., M.M. selaku Dosen Pembimbing Akademik.
6. BapakAbdul Aziz N.P., S.Ag., M.M. selaku dosen pembimbing magang di
BMT Tumang Cabang Boyolali.
7. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga, khususnya
Program Studi Perbankan Syari’ah D III yang telah memberikan bekal
berbagai teori, ilmu pengetahuan dan pengalaman yang sangat bermanfaat
bagi penulis.
8. Seluruh staf dan karyawan di lingkungan IAIN Salatiga khususnya Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam atas segala bentuk bantuannya.
9. Segenap karyawan KSPPS BMT Tumang baik Kantor pusat maupun Cabang
Boyolali yang telah membantu kelancaran kegiatan penelitian ini.
10. Staf Perpustakaan IAIN Salatiga terimakasih atas bantuan penyediaan buku-
buku kepada penulis hingga terselesaikannya Tugas Akhir ini.
11. Sahabat-sahabat seperjuangan yang menimba ilmu di IAIN Salatiga,
khususnya pada Prodi D III Perbankan Syari’ah kelas A maupun kelas B
angkatan tahun 2014 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
12. Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang dengan senang hati telah membantu dan terlibat, baik dalam kelancaran
ix
pelaksanaan kegiatan penelitian maupun dalam penyelesaian penyusunan
laporan penelitian ini.
Semoga Allah membalas semua amal baik mereka dengan imbalan yang
lebih baik dari yang mereka berikan kepada penulis, dan senantiasa diberikan
kesehatan, keselamatan dan dilindungi Allah dengan cipta-Nya. Penulis
menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini jauh dari sempurna tapi penulis akan
berusaha untuk membuatnya menjadi mendekati sempurna. Saran dan kritik yang
diberikan sangat berharga dalamOleh karena itu, dengan senang hati penulis
menerima kritik serta saran yang bersifat membangun. Semoga Tugas Akhir ini
bermanfaat bagi peneliti dan bagi pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikumWr.Wb.
Salatiga, 19 Juni 2017
Penulis,
Muhamad Bilal
NIM. 201-14-024
x
ABSTRAK
Bilal, Muhamad. 2017. Optimalisasi Produk Qardhul Hasan Sebagai Wujud CSR
Pada Baitul Maal BMT Tumang Dalam Rangka Pengentasan Problem
Kemiskinan. Tugas Akhir, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program
Studi D III Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Dr. Anton
Bawono, S.E., M.Si.
Kata Kunci: Qardhul Hasan, Kebijakan, Distribusi, Kendala, Kemiskinan.
Latar belakang penelitian ini adalah melihat bahwa LKS khususnya
perbankan merupakan agen pembangunan, akan tetapi perbankan syariah tidak
dapat menyentuh lapisan masyarakat terbawah. Maka dari itu BMT sebagai
LKMS menjawab permasalahan tersebut, melalui dua fungsi BMT yaitu sebagai
fungsi bisnis (Baitul Tamwil) dan fungsi sosial (Baitul Maal). Melalui fungsi
sosial tersebut diharapkan BMT mampu ikut andil dalam mengatasi problem
kemiskinan, yaitu melalui optimalisasi produk qardhul hasan. Metode penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan model deskriptif melalui
wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian dilakukan di Baitul Maal
KSPPS BMT Tumang.
Berdasarkan analisis data, menunjukkan bahwa BMT Tumang berupaya
mengoptimalkan produk qardhul hasan. Upaya tersebut melalui manajemen
Baitul Maal, produk qardhul hasan di BMT Tumang dikemas dalam program
POKUSMA (Kelompok Usaha Masyarakat). Kebijakan Baitul Maal dalam
mengoptimalkan produk qardhul hasan adalah dengan membentuk kelompok dan
sistem agunan Tanggung Renteng. Sistem distribusi penyaluran pembiayaan
qardhul hasan di Baitul Maal KSPPS BMT Tumang adalah sistem bertahap.
Sasaran distribusi anggota pembiayaan qardhul hasan di Baitul Maal BMT
Tumang adalah masyarakat menengah kebawah yang mempunyai usaha kecil
(kaum duafa), akan tetapi selama ini belum merarata, mayoritas anggota pokusma
berada di wilayah Boyolali. Sedangkan kendala-kendala yang dihadapi Baitul
Maal dalam mengoptimalkan pembiayaan qardhul hasan, yang pertama adalah
pemahaman produk, Kedua komunikasi, Ketiga konsisten dalam menjalankan
program POKUSMA ini.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................. iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ................................................................ v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
ABSTRAK .......................................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 6
D. Metode Penelitian................................................................................. 8
E. Sistematika Penulisan .......................................................................... 10
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 13
A. Kajian Pustaka ...................................................................................... 13
xii
B. Kajian Teoritik ..................................................................................... 18
1. Pengertian Qardhul Hasan ............................................................. 18
2. Analisis Kredit Berdasarkan Prinsip 5C+S .................................... 20
3. Dasar Hukum Qardhul Hasan ....................................................... 23
4. Rukun dan SyaratQardhul Hasan .................................................. 25
5. Ketentuan Qardhul Hasan ............................................................. 26
a. Ketentuan Umum ..................................................................... 26
b. Sanksi ....................................................................................... 27
c. Sumber Dana ............................................................................ 27
6. Aplikasi Qardh dalam Lembaga Keuangan Syariah ...................... 28
7. Skema Qardhul Hasan ................................................................... 28
8. Manfaat Qardhul Hasan ................................................................ 30
BAB III LAPORAN OBJEK .............................................................................. 31
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................................... 31
1. Sejarah Berdirinya BMT Tumang ................................................. 29
2. Visi dan Misi BMT Tumang .......................................................... 34
3. Identitas Lembaga dan Kelengkapan Organisasi ........................... 36
4. Struktur Organisasi ........................................................................ 39
a. Struktur Organisasi BMT Tumang .......................................... 39
b. Struktur Organisasi Baitul Maal BMT Tumang ...................... 40
5. Penjabaran Tugas dan Wewenang Masing-masing Bagian ........... 40
B. Produk-produk BMT Tumang.............................................................. 53
1. Produk Simpanan BMT Tumang ................................................... 53
xiii
2. Produk Pembiayaan BMT Tumang ............................................... 59
C. Deskriptif Penelitian............................................................................. 64
1. Produk Qardhul Hasan BMT Tumang .......................................... 64
2. Realisasi Produk Qardhul Hasan BMT Tumang .......................... 66
BAB IV ANALISIS DATA ................................................................................ 69
A. Kebijakan Baitul Maal BMT Tumang dalam Mengoptimalkan
Produk Qardhul Hasan ........................................................................ 69
B. Distribusi Pembiayaan Produk Qardhul Hasan Sebagai Wujud
CSR di Baitul Maal BMT Tumang ...................................................... 75
C. Kendala-kendala yang Dihadapi Baitul Maal BMT Tumang
dalam Mengoptimalkan Produk Qardhul Hasan dalam Rangka
Mengentaskan Problem Kemiskinan.................................................... 77
BAB VPENUTUP ............................................................................................... 81
A. Kesimpulan .......................................................................................... 81
B. Saran ..................................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 84
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Praktik Akad Qardhul Hasan untuk Pembiayaan ........... 29
Gambar 3.1 Logo BMT Tumang ..................................................................... 37
Gambar 3.2 Struktur Organisasi BMT Tumang .............................................. 39
Gambar 3.3 Struktur Organisasi Baitul Maal BMT Tumang .......................... 40
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Ketentuan Nisbah Simpanan Mudharabah .................................... 56
Tabel 3.2 Ketentuan Jangka Waktu dan Nisbah SiMudaMapan .................. 58
Tabel 3.3 Ilustrasi Penerimaan Bagi Hasil SiMudaMapan ............................ 59
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pernyataan Keaslian Tulisan dan Kesediaan Publikasi
Lampiran 2 Lembar Declaration
Lampiran 3 Program Pemberdayaan Ekonomi (POKUSMA)
Lampiran 4 Formulir Biodata Pengajuan Anggota Pokusma
Lampiran 5 Blangko Penilaian Survei Calon Anggota Pokusma
Lampiran 6 Berita Acara Pembentukan Kelompok Usaha Masyarakat
Lampiran 7 Form Pembentukan Kelompok Usaha Masyarakat
Lampiran 8 SK Komitmen Bersama Pokusma Baitul Maal BMT Tumang
Lampiran 9 Akad Anggota Pokusma Baitul Maal BMT Tumang Menerima
Pembiayaan
Lampiran 10 Surat Jaminan Tanggung Renteng
Lampiran 11 Blangko Daftar Hadir Kelompok Pokusma
Lampiran 12 Blangko Evaluasi Pendamping Kelompok Pokusma Baitul Maal
BMT Tumang
Lampiran 13 Daftar Anggota Aktif Pokusma Baitul Maal BMT Tumang
Lampiran 14 Lembar Pemberian Izin Penelitian di BMT Tumang
Lampiran 15 Lembar Konsultasi Tugas Akhir
Lampiran 16 Daftar Nilai Satuan Kredit Mahasiswa (SKK)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lembaga keuangan syariah (LKS) khususnya perbankan syariah dalam
kehidupan suatu Negara merupakan salah satu agen pembangunan (agent of
development). Hal ini dikarenakan adanya fungsi utama, yang ditegaskan oleh
Susanto (2008: 24), perbankan syariah sebagai lembaga intermediasi
keuangan yaitu lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkan kembali dalam bentuk pembiayaan, serta
pemberi jasa-jasa yang berlandaskan pada syariah Islam yang mampu
meningkatkan taraf ekonomi masyarakat. Perbankan syariah memiliki
keunggulan yang tidak dimiliki oleh bank konvensional yaitu terletak pada
sistem bagi hasil, margin, maupun sewa. Walaupun dengan menerapkan
sistem tersebut, Cokrohadisumarto (2016: 21) mengemukakan bahwa
perbankan syariah belum mampu sepenuhnya menyentuh masyarakat lapisan
terbawah. Masyarakat kalangan bawah kesulitan dalam mengakses
permodalan pembiayaan dari perbankan syariah karena berbagai alasan
penilaian yang tidak rasional. Perbankan syariah dalam hal ini dinilai lemah
dalam komitmennya menciptakan lingkungan usaha yang lebih adil dan lebih
menyejahterakan masyarakat.
Kehadiran Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) menjadi solusi
alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut. Hal ini dikarenakan LKMS
2
lebih fleksibel dan bisa menjangkau masyarakat kecil dibandingkan dengan
Bank yang hanya bisa menjangkau kalangan menengah ke atas. LKMS juga
diharapakan bisa sebagai suatu solusi alternatif yang ampuh sebagai pilihan
bagi masyarakat agar dapat terhindar dari praktek-praktek ribawi yang banyak
diterapkan oleh para rentenir di sekitar lingkungan tempat tinggal dan
diharapkan bisa menggantikannya dengan prinsip muamalah sesuai dengan
ajaran Islam dikarenakan LKMS memang menjunjung tinggi asas-asas
tersebut (Sa’diyah &Meuthiya, 2014:158).
Menurut Ismanto (2015: 25), dari beberapa LKMS yang terlihat
menonjol adalah permkembangan BMT, BMT juga merupakan lembaga
keuangan syariah yang jumlahnya paling banyak dibandingkan lembaga-
lembaga keuangan syariah lainnya.BMT adalah LKMS yang tumbuh dari
masyarakat dan berkembang sangat pesat sehingga telah menjangkau hampir
di seluruh tanah air Indonesia. Perkembangan tersebut terbukti tidak hanya
dari sisi jumlah BMT (ribuan) tetapi juga dari sisi perkembangan organisasi
(termasuk aset) maupun peranannya dalam memberdayakan masyarakat
khususnya masyarakat lapisan bawah (Cokrohadisumarto, 2016: V).
Pada dasarnya Baitul Maal wat Tamwil adalah lembaga keuangan
dengan konsep syariah yang lahir sebagai pilihan yang menggabungkan
konsep maal dan tamwil dalam satu kegiatan lembaga. Konsep tamwil lahir
untuk kegiatan bisnis produktif yang murni untuk mendapatkan keuntungan
dengan sektor masyarakat menengah ke bawah (mikro). Sedangkan konsep
maal lahir dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat muslim dalam hal
3
menghimpun dan menyalurkan dana untuk zakat, infak dan shadaqah (ZIS)
secara produktif (Masyitoh, 2014: 18). Cokrohadisumarto (2016: 11)
menambahkan bahwa BMT menjalankan fungsi pemberdayaan dan fungsi
komersial atau bisnis tersebut dengan manajemen terpisah di mana fungsi
sosial dilakukan oleh Baitul Maal, dan fungsi komersial atau bisnis dilakukan
oleh Baitul Tamwil.
Dalam perannya sebagai Baitul Maal, menurut Sumiyanto (2008: 24-
25) selain sebagai lembaga komersial atau bisnis melalui sistem simpan
pinjam/pembiayaan, BMT harus menjalankan fungsi sosial pemberdayaan
kepada masyarakat. BMT dapat memberikan pelayanan sosial melalui
optimalisasi pengelolaan ZIS untuk disalurkan kepada usaha-usaha kecil
kepada kaum duafa melalui sistem pinjaman kebajikan (qardhul hasan)
sesuai ketentuan yang berlaku.Menurut Alim (2011: 177), pinjaman
kebajikan adalah pinjaman yang diberikan kepada pihak yang membutuhkan
dan mengembalikan jumlah pokok yang diterima pada waktu yang telah
ditentukan. Keberadaan produk qardhul hasan adalah salah satu solusi untuk
mengoptimalkan dana yang diperoleh dari modal, infaq, shadaqah, denda, dan
sumbangan.
Pinjaman kebajikan tersebut juga dapat dikatakan sebagai wujud
Corporate Social Responsibility (CSR), yaitu tanggung jawab sosial
perusahaan terhadap lingkungan masyarakat sekitar (Haliwela, 2011: 53).
Sebagai entitas bisnis yang bertanggungjawab terhadap masyarakat dan
lingkungannya, lembaga keuangan syariah khususnya Baitul Maal waa
4
Tanwil (BMT) memang harus bertindak sebagai good corporate citizen yang
merupakan penerapan dari salah satu asas Good Corporate Governance
(GCG), yaitu asas Responsibility (Responsibilitas). Perusahaan harus
melaksanakan tanggung jawab sosial dengan membuat perencanaan dan
pelaksanaan yang memadai demi mewujudkan masyarakat damai bermartabat
(Zarkasyi, 2008: 40). Dengan adanya produk qardhul hasan sebagai wujud
tanggung jawab sosial, lembaga keuangan syariah mendapatkan efek positif
di mata masyarakat sehingga membentuk citra yang baik tentang perusahaan
atau lembaga keuangan tersebut (Maygarindra & Maghviroh, 2012: 180).
Produk qardhul hasan bukan hanya sebatas pelayanan sosial dan
tanggung jawab sosial saja, menurut Andini yang dibaca melalui Salehodin
(2014: 65) menyebutkan bahwa qardhul hasan sangat menunjang
peningkatan perekonomian dalam menyelesaikan masalah ekonomi yaitu
masalah kemiskinan yang terjadi pada saat ini. Akan tetapi yang jadi
permasalahan, produk qardhul hasan dalam lembaga keuangan syariah pada
umumnya hanya sebagai produk pelengkap, tidak semua lembaga keuangan
syariah mempunyai produk qardhul hasan (Antonio, 2001: 133). Pembiayaan
produk qardhul hasan diberikan ketika ada nasabah datang untuk
mengajukan pembiayaan produk qardhul hasan saja, dengan ketentuan calon
nasabah tersebut membutuhkan dana tersebut (Rondiatin, 2010: 57). Lembaga
keuangan syariah seharusnya lebih aktif dalam penyaluran produk qardhul
hasan, tidak harus menunggu nasabah mengajukan pembiayaan tersebut,
mengingat dana yang diperoleh juga dari dana kebajikan. Lembaga keuangan
5
syariah perlu menargetkan setiap bulannya harus ada pembiayaan qardhul
hasan, seperti produk-produk dengan akad lainnya.Diperlukan upaya dalam
mengoptimalkan produk qardhul hasan, yaitu dengan kebijakan yang diambil
lembaga keuangan syariah dalam hal ini BMT. BMT sangat diperlukan juga
oleh masyarakat guna membantu meningkatkan taraf hidup (kesejahteraan)
masyarakat dan sebagai lembaga yang terkait langsung dengan upaya
pengentasan kemiskinan (Ridwan 2004: 72), salah satu upaya yang dapat
dilakukan adalah melalui optimalisasi modal dan dana ZIS untuk disalurkan
kepada usaha-usaha kecil kepada kaum duafa melalui sistem pembiayaan
(qardhul hasan). Tentunya dalam merealisasikan upaya tersebut harus
diimbangi dengan komitmen manajemen lembaga dalam menyalurkan
distribusi pembiayaan (qardhul hasan) dan meminimalisir setiap kendala
yang kemungkinan akan dihadapi oleh BMT.
Dari latar belakang di atas penulis mengambil judul “Optimalisasi
Produk Qardhul Hasan Sebagai Wujud CSR Pada Baitul Maal BMT
Tumang Dalam Rangka Pengentasan Problem Kemiskinan”.
Penelitianini bukan hanya penting, namun juga sangat relevan bagi
pengembangan lembaga keuangan syariah, khususnya BMT Tumang
selanjutnya.
6
B. Rumasan Masalah
Melihat latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana kebijakan Baitul Maal BMT Tumang dalam mengoptimalkan
pembiayaan Qardhul Hasan?
2. Bagaimana distribusi pembiayaan produk Qardhul Hasan sebagai wujud
CSR yang dikelola oleh Baitul Maal BMT Tumang?
3. Bagaimana kendala-kendala yang dihadapi Baitul Maal BMT Tumang
dalam mengoptimalkan pembiayaan Qardhul Hasan dalam rangka
mengentaskan problem kemiskinan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penulisan yang hendak dicapai dalam pembahasan tugas akhir
ini dapat disebutkan sebagai berikut:
1. Mengetahui kebijakan Baitul Maal BMT Tumang dalam
mengoptimalkan produk Qardhul Hasan.
2. Mengetahui distribusi pembiayaan produk Qardhul Hasan sebagai wujud
CSR yang dikelola oleh Baitul Maal BMT Tumang.
3. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi Baitul Maal BMT Tumang
dalam mengoptimalkan pembiayaan Qardhul Hasan dalam rangka
mengentaskan problem kemiskinan.
7
Hasil penelitian tugas akhir ini diharapkan bermanfaat untuk:
1. Bagi pihak IAIN Salatiga
a. Menjadi tambahan referensi bacaan untuk mahasiswa setelah penulis
melakukan penelitiam dan pengamatan.
b. Menciptakan hubungan baik antara lembaga pendidikan dengan
lembaga keuangan.
2. Bagi LKS Proposal
a. Sebagai persiapan untuk menghadapi persaingan yang semakin sengit
dan ketat.
b. Untuk menjaga citra baik sebuah LKS
c. Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kepedulian terhadap
masyarakat sekitar.
3. Bagi Penulis
a. Sebagai alat ukur agar dapat mengetahui sejauh mana ilmu yang
diperoleh di bangku perkuliahan dan mempraktikkan teori-teori dari
mata kuliah yang pernah diberikan.
b. Menambah pengalaman dan pengetahuan secara langsung di lapangan.
4. Bagi Peneliti Lain
Menjadi Bahan pembanding dalam memperoleh informasi ketika
melakukan penelitian ditempat yang berbeda, sehingga saling dapat
bertukar pikiran satu sama lain.
8
D. Metode Penelitian
1. Model Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian lapangan yakni dilakukan ditempat
observasi yaitu Baitul Maal BMT Tumang. Jenis penelitian ini
menggunakan model kualitatif bersifat deskriptif. Menurut Wirartha
(2006: 134), penelitian kualitatif adalah penelitian yang lebih bersifat
untuk mengembangkan teori, sehingga akan menemukan teori baru dan
dilakukan sesuai dengan kaidah non statistik. Peneliti akan
menggambarkan secara terperinci tentang optimalisasi produk qardhul
hasan di Baitul Maal BMT Tumang. Hasil penelitian berupa kata-kata,
gambar dan bukan angka, lebih menekankan makna daripada
generalisasi.
2. Sumber Data
Sumber data terdiri dari sumber data primer dan data sekunder.
sumber data primer diperoleh dari wawancara langsung kepada pihak–
pihak yang bersangkutan yaitu dengan Manajer Baitul Maal, Staf Bidang
Pemberdayaan Umat Baitul Maal, Direktur Utama BMT Tumang, salah
satuManajer Cabang BMT Tumang, dan anggota produkqardhul hasan
yang menjadi responden, tentang optimalisasi produk qardhul hasan
sesuai dengan rumusan masalah yang penulis tetapkan. Sedangkan data
sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek
penelitian dengan cara mempelajari referensi dan dokumen yang terkait,
9
yaitu dari data dokumentasi dan publikasi yang berhubungan dengan
optimalisasi produk qardhul hasan.
3. Metode Pengumpulan Data
a. Data Primer
1) Wawancara
Pengumpulan data dengan teknik wawancara secara
langsung, dengan maksud mencari informasi dari subjek penelitian.
Dengan menyusun daftar pertanyaan yang akan diberikan terkait
dengan produk qardhul hasan. Jenis wawancara yang dipilih
adalah wawancara terbuka dan terstruktur. Terbuka maksudnya
para subyek tahu bahwa mereka sedang diwawancarai dan
mengetahui pula apa maksud wawancara tersebut. Sedangkan
tersetruktur berarti pewawancara yang menetapkan sendiri masalah
pertanyaan yang diajukan (Suyanto& Sutinah, 2006: 69-70).
Wawancara akan dilakukan kepada sejumlah responden, yakni
Manajer Baitul Maal, Staf Bidang Pemberdayaan Umat Baitul
Maal, Direktur Utama BMT Tumang, salah satu Manajer Cabang
BMT Tumang, dan anggota produk qardhul hasan yang menjadi
responden.
2) Observasi
Pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan secara
langsung, mengamati situasi dan kondisi yang sedang terjadi di
lapangan, tepatnya di Baitul Maal BMT Tumang, sesuai dengan
10
tema yang peneliti usung, yaitu optimalisasi produk qardhul hasan.
Menurut Wirartha (2006: 37) tujuan pengamatan atau observasi
adalah mendeskripsikan objek peneltian serta memahaminya, atau
hanya ingin mengetahui frekuensi suatu kejadian.
b. Data Sekunder
Melalui studi dokumentasi atau sumber pustaka, yaitu data yang
sudah tertulis dan diolah oleh orang lain, dengan kata lain, datanya
sudah jadi (Wirartha, 2006: 36). Penulis dapat informasi data
tambahan yang terkait dengan dokumen-dokumen produk qardhul
hasan, yang didapat dari Staf Bidang Pemberdayaan Umat Baitul
Maal dan bagian Litbang BMT Tumang, selain itu penulis membaca
buku–buku yang berisi teori mengenai tema yang penulis usung, yang
nantinya bisa menjadi data pelengkap.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini disusun dalam lima bab,
dimana setiap bab terdiri dari beberapa sub bab. Sistematika penulisan
merupakan uraian secara garis besar mengenai hal-hal pokok yang dibahas,
guna mempermudah dalam memahami dan melihat hubungan suatu bab
dengan yang lainnya. Adapun uraian pada setiap bab adalah sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Bab ini berisikan uraian dan penjelasan mengenai berbagai
hal yang melatar belakangi dilakukanya kegiatan penelitian ini,
11
diantaranya latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, metode penelitian yang akan dilakukan, dan
sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori
Bab ini berisi kajian terhadap beberapa teori dan referensi
yang menjadi landasan dalam mendukung studi penelitian tugas
akhir ini, diantaranya kajian pustaka penelitian terdahulu, kajian
teoritik yang berkaitan dengan qardhul hasan, dan teori analisis
kelayakan pemberian kredit 5C+S.
BAB III Gambaran Umum Objek Penelitian
Dalam bab ini diuraikan tentang gambaran umum objek
penelitian, yaitu Baitul Maal BMT Tumang, seperti sejarah
berdiri, visi dan misi, identitas lembaga dan kelengkapan
organisasi, struktur organisasi, tugas dan wewenang dari masing-
masing bagian, produk-produk yang ditawarkan BMT Tumang.
Selain hal tersebut penulis membahas tentang deskriptif
penelitian, mengenai produk qardhul hasan dan realisasi produk
qardhul hasan di BMT Tumang.
BAB IV Analisis Data
Pada bab ini berisikan pembahasan dari berbagai hasil
pengumpulan data dan analisa mengenai hasil tersebut. Penulis
akan menganalisis tentang kebijakan Baitul Maal BMT Tumang
12
dalam mengoptimalkan produk qardhul hasan, distribusi produk
qardhul hasan sebagai wujud CSR di Baitul Maal BMT Tumang,
selain hal tersebut dianalisis pula tentang kendala-kendala yang
dihadapi Baitul Maal BMT Tumang dalam rangka mengentaskan
problem kemiskinan melalui optimalisasi produk qardhul hasan.
BAB V Penutup
Dalam bab ini penyusun menyajikan kesimpulan yang
diambil berdasarkan pada analisis data penelitian yang telah
dilakukan, dan berisikan saran yang disusun dari hasil kesimpulan
tersebut, baik bagi pihak objek penelitian ataupun bagi pihak-
pihak lainnya yang membutuhkan untuk digunakan sebagai bahan
referensi yang juga bertujuan demi perbaikan di masa yang akan
datang.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Sebelum melakukan penelitian penulis melakukan pengkajian pustaka
dan karya yang mempunyai relevansi terhadap topik yang diteliti. Telaah
pustaka dalam penelitian ini adalah:
Penelitian Budiman (2013) tentang Karakteristik Akad Pembiayaan
Qardh Sebagai Akad Tabarru’. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
deskriptif, pengumpulan data studi dokumentasi atau daftar pustaka, dengan
objek penelitian perbankan secara umum. Menyimpulkan bahwa akad qardh
merupakan salah satu dari akad tabarru’ dimana karakteristik daripada akad
qardh tersebut adalah akad pinjam meminjam yang menitikberatkan pada
sikap tolong menolong atau ta’awun dan juga jenis akad qardh yang tidak
mengambil keuntungan atau transaksi non profit.
Penelitian Hakim (2013) tentang Model Pembiayaan Pedagang Kaki
Lima Melalui Qardhul Hasan. Dengan populasi seluruh PKL di Kota
Semarang, yaitu sekitar 12.000 orang diambil 250 PKL sebagai sampel.
Responden mencakup perbankan syariah, Bazda Kota Semarang dan
pedagang yang pernah mendapat qardhul hasan dari bank syariah. Penelitian
ini menggunakan metode kuantitatif, pengumpulan data melalui kuesioner
dan wawancara. Menyimpulkan bahwa model pembiayaan qardhul hasan
sangat penting untuk memberikan solusi pembiayaan bagi pedagang kaki
14
lima yang selama ini tidak memiliki akses permodalan ke lembaga keuangan.
Tingkat kemacetan pembiayaan qardhul hasan sangat kecil dan mayoritas
PKL merasakan adanya peningkatan omzet dan tingkat kesejahteraan mereka.
Penelitian Sopyan (2014) tentang Corporate Social Responsibility
Sebagai Implementasi Fikih Sosial Untuk Pemberdayaan Masyarakat.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, pengumpulan data
studi dokumentasi atau daftar pustaka, dengan objek penelitian perusahaan
dan perguruan tinggi secara umum. Menyimpulkan bahwa optimalisasi
manfaat dana CSR yang sangat besar akan terjadi kalau ada sinergi yang
positif antara perusahaan, perguruan tinggi dan pemerintah. Perguruan tinggi
dapat memanfaatkan dana CSR ini sebagai salah satu upaya untuk
pemberdayaan atau pengabdian masyarakat sebagaimana diamanatkan dalam
tri darma perguruan tinggi.
Penelitian Riswandi (2015) tentang Pembiayaan Qardhul Hasan di
Bank Syariah Mandiri Kota Mataram. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif deskriptif, pengumpulan data sampling, wawancara, dan
dokumentasi, analisis data menggunakan metode induktif, dengan objek
penelitian Bank Syariah Mandiri Mataram. Menyimpulkan bahwa dalam
proses pembiayaan, perbankan memberikan kemudahan untuk nasabah bank,
dengan melakukan studi kelayakan untuk mencari tahu nasabah bank yang
memiliki niat baik dan kemampuan. Kontribusi qarý al-hasan terhadap
nasabah bank apakah rata-rata Rp 505,000,- dengan rata-rata Rp. 775,000,-
per bulan atau Rp. 400.000,- setiap peningkatan rata pendapatan nilai 66%.
15
Selain ada peningkatan pendapatan, pinjaman qarý al-hasan ini disebabkan
peningkatan modal operasi dari nilai rata-rata Rp. 2.040.000,- dengan rata-
rata Rp. 3.340.000,-.
Penelitian Satrio (2015) tentang Qardhul Hasan Sebagai Wujud
Pelaksanaan CSR dan Kegiatan Filantropi Lembaga Keuangan Syariah untuk
Pemberdayaan Masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
deskriptif, pengumpulan data studi dokumentasi atau daftar pustaka, dengan
objek penelitian LKS pengelola produk qardhul hasan secara umum.
Menyimpulkan bahwa LKS dapat turut serta mensejahterakan masyarakat,
melalui kegiatan filantropi terutama dengan program CSR. Untuk
menjabarkan fungsi tersebut LKS dapat menggunakan salah satu produk yaitu
qardhul hasan sebagai bagian dari CSR nya untuk mensejahterakan ummat.
Dari pemaparan penelitian yang sudah ada diatas maka penelitian yang
akan diajukan penulis berbeda dengan penelitian sebelumnya. Beberapa
perbedaan penelitian itu antara lain objek penelitian yang akan dilakukan
pada BMT, peneliti lebih fokus pada langkah kebijakan Baitul Maal BMT
Tumang dalam mengoptimalkan produk qardhul hasan, distribusi
pembiayaan produk qardhul hasan sebagai wujud CSR, serta kendala-
kendala yang dihadapi Baitul Maal BMT Tumang dalam rangka pengentasan
problem kemiskinan melalui optimalisasi produk qardhul hasan tersebut.
Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan metode
pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi dan studi
dokumentasi. Dengan perbedaan–perbedan yang ada maka dapat disimpulkan
16
bahwa penelitian tentang optimalisasi produk qardhul hasan sebagai wujud
CSR dalam rangka pengentasan problem kemiskinan pada lembaga keuangan
mikro syariah khususnya BMT dengan mengambil judul “Optimalisasi
Produk Qardhul Hasan Sebagai Wujud CSR Pada Baitul Maal BMT
Tumang Dalam Rangka Pengentasan Problem Kemiskinan” ini berbeda
dan belum pernah ada yang melakukannya.
Adapun ringkasan mengenai perbedaan dan persamaan penelitian
terdahulu dan penelitian ini, sebagai berikut:
a. Beda penelitian dengan penelitian Budiman (2013), Budiman meneliti
tentang Karakteristik Akad Pembiayaan Qardh Sebagai Akad Tabarru’
secara umum, menggunakan metode kualitatif deskriptif, pengumpulan
data studi dokumentasi atau daftar pustaka, dengan objek penelitian
perbankan secara umum. Sedangkan penelitian saat ini meneliti tentang
optimalisasi produk qardhul hasan sebagai wujud CSR dalam rangka
pengentasan problem kemiskinan, pengumpulan data melalui wawancara
dan observasi, objek penelitian Baitul Maal BMT Tumang. Persamaan
penelitian terletak pada metode penelitian, yaitu kualitatif deskriptif.
b. Beda penelitian dengan penelitian Hakim (2013), Hakim meneliti tentang
Model Pembiayaan Pedagang Kaki Lima Melalui Qardhul Hasan,
dengan tujuan melihat pentingnya memberikan solusi pembiayaan bagi
pedagang kaki lima yang selama ini tidak memiliki akses permodalan ke
lembaga keuangan, dengan responden bank syariah, Bazda dan pedagang
yang pernah mendapat qardhul hasan dan objek penelitian bank syariah
17
secara umum. Sedangkan penelitian saat ini meneliti tentang
optimalisasi produk qardhul hasan sebagai wujud CSR dalam rangka
pengentasan problem kemiskinan, dengan tujuan melihat pentingnya
optimalisasi produk qardhul hasan untuk mengentaskan problem
kemiskinan, karena produk qardul hasan selama ini hanya sebagai
produk pelengkap saja di lembaga keuangan syariah. Perbedaan
selanjutnya terletak pada metode penelitian, dan pengumpulan data di
bagian kuesioner. Sedangkan persamaan penelitian terletak pada produk
akad yang diteliti, yaitu qardhul hasan.
c. Beda penelitian dengan penelitian Sopyan (2014), Sopyan meneliti
tentang Corporate Social Responsibility Sebagai Implementasi Fikih
Sosial Untuk Pemberdayaan Masyarakat, dengan tujuan melihat manfaat
dana CSR sebagai salah satu upaya untuk pemberdayaan atau
pengabdian masyarakat, dengan objek penelitian perusahaan dan
perguruan tinggi secara umum. Sedangkan penelitian saat ini meneliti
tentang optimalisasi produk qardhul hasan sebagai wujud CSR dalam
rangka pengentasan problem kemiskinan padaBaitul Maal BMT
Tumang, dengan tujuan melihat manfaat dari dana qardhul hasan sebagai
salah satu upaya untuk mengentaskan prolem kemiskinan. Sedangkan
persamaan penelitian terletak pada optimalisasi dana sosial.
d. Beda penelitian dengan penelitian Riswandi (2015), Riswandi meneliti
tentang Pembiayaan Qardhul Hasan di Bank Syariah Mandiri Kota
Mataram, dengan tujuan melihat peningkatan pendapatan nasabah setelah
18
mendapatkan pembiayaan qardhul hasan. Sedangkan penelitian saat ini
meneliti tentang optimalisasi produk qardhul hasan sebagai wujud CSR
dalam rangka pengentasan problem kemiskinan pada Baitul Maal BMT
Tumang, dengan tujuan melihat peningkatan kesejahteraan anggota
setelah mendapatkan pembiayaan qardhul hasan. Sedangkan persamaan
penelitian terletak pada metode penelitian, yaitu kualitatif deskriptif.
e. Beda penelitian dengan penelitian Satrio (2015), Satrio meneliti tentang
Qardhul Hasan Sebagai Wujud Pelaksanaan CSR dan Kegiatan
Filantropi Lembaga Keuangan Syariah untuk Pemberdayaan Masyarakat,
fokus penelitian tersebut terletak pada pemberdayaan masyarakat melalui
qardhul hasan. Sedangkan penelitian saat ini meneliti tentang
optimalisasi produk qardhul hasan sebagai wujud CSR dalam rangka
pengentasan problem kemiskinan pada Baitul Maal BMT Tumang, fokus
penelitian terletak pada optimalisasi produk qardhul hasan untuk
pengentasan problem kemiskinan. Perbedaan selanjutnya terletak pada
objek penelitian. Sedangkan persamaan penelitian terletak pada metode
penelitian, yaitu kualitatif deskriptif.
B. Kajian Teoritik
1. Pengertian Qardhul Hasan
Menurut Triyanta (2016: 57), Qardh al-Hasan berasal dari konsep
qardh yang berarti memotong suatu bagian. Sedangkan Muhammad
(2000: 147), mengemukakan bahwa Qardh atau Iqradh secara etimologi
berarti pinjaman. Secara terminologi muamalah (ta’rif) adalah memiliki
19
sesuatu yang harus dikembalikan dengan pengganti yang sama.
Perwaatmadja& Antonio (1992: 67), mengemukakan bahwa loan atau
qardhul hasan adalah pinjaman tidak mengikat, tanpa bunga dan
commitment fee.
Nabhan (2008: 161), menegaskan bahwa pinjaman qardh adalah
jenis pinjaman yang tidak mempersyaratkan adanya imbalan atas dana
pinjaman. Susanto (2008: 280) mengatakan bahwa qardh ialah
pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih kembali atau
dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharap imbalan. Dalam
literatur fiqih klasik, qardh dikategorikan dalam aqd tathawwui atau akad
saling membantu dan bukan transaksi komersial.Sedangkan menurut
Muhamad (2016: 108-110), al-qardh adalah pinjaman yang berarti dana
yang dipinjam harus dikembalikan kepada yang memberi pinjaman,
sedangkan al-qardhul hasan adalah pembiayaan bersifat kebajikan yang
berarti pokok pembiayaan boleh tidak dikembalikan kepada pihak yang
memberikan pembiayaan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa qardhul hasan berasal dari konsep
qardh, merupakan salah satu bentuk akad yang dikeluarkan oleh lembaga
keuangan syariah yang berdomisili untuk sosial yaitu saling tolong-
menolong dalam bentuk pinjaman/pembiayaan untuk nasabah dengan
kriteria tertentu serta pengembaliannya sesuai dengan dana yang telah
dipinjamkan, yaitu tanpa adanya pengembalian lebih oleh nasabah
kepada pihak lembaga keuangan syariah.
20
2. Analisis Pembiayaan Berdasarkan Prinsip 5C+S
Sebelum membahas lebih jauh tentang qardhul hasan, perlu
diketahui secara umum analisis pembiayaan didasarkan pada rumus 5C,
akan tetapi untuk lembaga keuangan syaria’ah dasar analisis tersebut
belum cukup. Sehingga perlu memperhatikan kondisi sifat amanah,
kejujuran, kepercayaan, usaha yang akan dijalankan dari masing-masing
nasabah. Dalam lembaga kuangan syarriah analisis pembiayaan lebih
dikenal dengan rumus 5C+S (Muhamad, 2016: 198).
Mengingat produk qardhul hasan salah satu produk pembiayaan
yang dananya bersumber dari dana kebajikan, penting bagi suatu
lembaga keuangan syariah menganalisis atau menilai suatu permohonan
pembiayaan atau kredit yang diajukan oleh calon debitur kredit atau
anggota pembiayaan, sehingga dapat memberikan keyakinan kepada
pihak lembaga keuangan, bahwa proyek yang akan dibiayai dengan
kredit atau pembiayaan lembaga keuangan cukup layak (feasible)
(Dendawijaya, 2009: 88).
Dengan adanya analisis ini, dapat dicegah secara dini kemungkinan
terjadinya pembiayaan bermasalah oleh calon debitur atau anggota
pembiayaan (Afandi, 2010: 57). Penilaian dalam pemberian kredit atau
pembiayaan ini sangat penting dilakukan sebelum kredit diberikan,
lembaga keuangan harus merasa yakin bahwa kredit atau pembiayaan
khususnya qardhul hasan yang diberikan benar-benar akan kembali.
21
Lembaga keuangan akan menilai terlebih dahulu kelayakan suatu
pembiayaan tersebut dan memperhatikan (Dendawijaya, 2009: 88-92):
a. Character (Kepribadian atau watak)
Character adalah penilaian kepada calon debitur tentang
kebiasaan-kebiasaan, sifat pribadi, cara hidup, keadaan keluarga,
hobi dan keadaan sosial. Penilaian karakter memang cukup sulit,
karena masing-masing individu memiliki watak dan sifat yang
berbeda-beda. Oleh karena itu para pengelola harus mempunyai
keahlian dan keterampilan serta pengetahuan psikologis untuk dapat
menganalisa watak calon nasabah. Penilaian nasabah ini bermanfaat
untuk mengetahui sejauh mana tingkat kejujuran serta itikad baik
nasabah untuk memenuhi kewajibannya. Tujuan dari penilaian ini
adalah untuk mengetahui itikad baik (willingness to pay) dari calon
debitur sehingga dapat dilihat sejauh mana kemauan baik dari calon
debitur apabila diberi pinjaman.
b. Capacity (kemampuan atau kesanggupan)
Capacity adalah suatu penilaian kepada calon debitur
mengenai kemampuan melunasi kewajiban-kewajibannya dari
kegiatan usaha yang dilakukannya yang akan dibiayai dengan kredit
dari lembaga pemberi kredit, kemampuan calon debitur ini dapat
dilihat dari maju mundurnya usaha serta manajemennya. Tujuan dari
penilaian ini adalah untuk mengetahui kemampuan membayar
(willingness to ability) dari calon debitur apabila diberi pinjaman.
22
c. Capital (modal atau kekayaan)
Capital adalah jumlah modal sendiri yang dimiliki oleh calon
debitur, yang diikutsertakan dalam kegiatan usahanya. Penyelidikan
terhadap capital pemohon tidak hanya dilihat dari besar kecilnya gaji
setiap bulannya, tetapi bagaimana distribusi gaji bulanannya
ditempatkan oleh calon debitur. Tujuan dari penilaian ini adalah
untuk meneliti struktur modal yang dimiliki calon peminjam dan
sejauh mana kemampuan modal sendiri dari calon debitur dalam
memperoleh keuntungan.
d. Collateral (jaminan)
Collateral (jaminan) adalah barang jaminan yang diserahkan
oleh calon debitur sebagai agunan (jaminan) kredit yang
diterimanya. Jaminan yang dimaksud meliputi jaminan yang berupa
benda bergerak atau tidak bergerak. Tujuan dari penilaian ini adalah
untuk mengetahui berapa nilai harta/kekayaan yang digunakan
sebagai jaminan oleh debitur.
e. Condition of Economy
Condition of Economy adalah kondisi politik, ekonomi, sosial
dan budaya yang dapat mempengaruhi perekonomian pada kurun
waktu tertentu yang secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhi kegiatan usahanya. Tujuan dari penilaian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana prospek usaha calon debitur dimasa
yang akan datang. Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai
23
kondisi ekonomi sekarang dan kemungkinan untuk dimasa yang
akan datang sesuai sektor masing-masing.
f. Syariah
Selain 5C seperti disebutkan di atas, analisis pembiayaan Bank
Syariah harus memperhatikan aspek ke 6 yaitu syariah. Syariah yang
dimaksud dalam analisis pembiayaan berkaitan dengan produk yang
dihasilkan debitur harus produk yang halal. Bank syariah tidak
diperkenankan memberikan pembiayaan kepada debitur untuk
memproduksi produk yang haram zartnya, misalnya peternakan babi,
untuk memproduksi minuman keras, untuk peternakan anjing, dan
lainnya. Selain haram secara zat, bank syariah dilarang memberikan
pembiayaan kepada debitur yang mengoperasikan perusahaan
dengan cara yang tidak halal, misalnya perusahaan yang bergerak
pada bidang perjudian, bahkan sampai saat ini bank syariah dilarang
membiayaai usaha-usaha yang memberikan mudharat lebih besar
daripada manfaatnya, karena bank syariah mempunyai tanggung
jawab dunia akhirat tidak hanya mencari keuntungan materi semata
(Susilo, 2017: 149-150).
3. Dasar Hukum Qardhul Hasan
a. Landasan Hukum Al-Qur’an
Dalil berlakunya Qardhul Hasan terdapat pada al-Qur’an surat
al-Hadiid ayat 11, sebagai berikut:
24
ا م ذ يرا ام يا م ن ر ما م ن ض ا م م ض ا م ي م اذ م ياام يا م ا ل ا م ا ال ذ ا ي ن ذ ي م ن
Artinya: “Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman
yang baik, Allah akan melipatgandakan (balasan) pinjaman itu
untuknya dan dia akan memperoleh pahala yang banyak” (Q.S. Al-
Hadiid [57]: 11).
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah mengajak berinfaq pada
jalan-Nya serta menjanjikan kepada orang yang mau melakukannya
dengan harapan mendapat pahala, maka Tuhannya akan
melipatgandakan pahala infaq itu dengan memberikan satu kebajikan
menjadi tujuh ratus kali dan akan memperoleh balasan yang tidak
terhingga di dalam surga.
b. Landasan Hukum Hadis
Sedangkan hadis yang sesuai dengan akad Qardhul Hasan
adalah sebagai berikut:
Artinya: “Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, dari Nabi
Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “barangsiapa mengambil
harta orang lain dengan maksud untuk mengembalikannya, maka
Allah akan menolongnya untuk dapat mengembalikannya; dan
barangsiapa yang mengambilnya dengan maksud untuk
menghabiskannya, maka Allah akan merusaknya.” (H.R. Al-
Bukhari).
25
Maksud dari hadis di atas adalah mengambil harta orang lain
dengan cara berhutang dan menjaganya yang mempunyai niat untuk
mengembalikannya, maka Allah akan memberikan kemudahkan
untuk melunasi hutangnya tersebut. Dan apabila harta tersebut
diambil untuk dihabiskan maka Allah akan mempersulit segala
urusan dan keinginannya di dunia. Dalam hadis di atas juga terdapat
motivasi untuk memperbagus niat dan menghindari hal yang
sebaliknya, serta menjelaskan bahwa inti perbuatan berada pada hal
tersebut. Siapa yang berhutang dengan niat untuk melunasinya
niscaya Allah membantu melunasinya.
4. Rukun dan Syarat Qardhul Hasan
Menurut Basri (2008: 256-257) rukun dan syarat Qardhul Hasan
adalah sebagai berikut:
a. Rukun Qardhul Hasan
1) Orang yang meminjamkan pinjaman (muqtaridh),
2) Pihak yang memberi pinjaman (muqridh),
3) Objek akad yang merupakan pinjaman yang dipinjamkan oleh
pemilik kepada pihak yang menerima pinjaman (dana/qardh),
4) Ijab qabul (sighat).
b. Syarat Qardhul Hasan
1) Pihak yang meminjam (muqtaridh) wajib mengembalikan
pinjaman,
26
2) Orang yang memberikan pinjaman (muqridh) benar-benar
memiliki harta yang akan dipinjamkan,
3) Pinjaman tidak memberikan nilai manfaat yang disyaratkan,
4) Tidak digabungkan dengan akad lain.
5. Ketentuan Qardhul Hasan
Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI No: 19/DSN-MUI/IV/2001
tentang qardh:
a. Ketentuan Umum Qardh
1) Qardh adalah pinjaman yang diberikan kepada nasabah
(muqtaridh) yang memerlukan,
2) Nasabah al-Qardh wajib mengembalikan jumlah pokok yang
diterima pada waktu yang telah disepakati bersama,
3) Biaya administrasi dibebankan kepada nasabah,
4) LKS dapat meminta jaminan kepada nasabah bilamana
dipandang perlu,
5) Nasabah al-Qardh dapat memberikan tambahan (sumbangan)
dengan sukarela kepada LKS selama tidak diperjanjikan dalam
akad.
6) Jika nasabah tidak dapat mengembalikan sebagian atau seluruh
kewajibannya pada saat yang telah disepakati dan LKS telah
memastikan ketidakmampuannya, LKS dapat:
a) memperpanjang jangka waktu pengembalian, atau
b) menghapus (write off) sebagian atau seluruh kewajibannya.
27
b. Sanksi (DSN MUI MUI No: 19/DSN-MUI/IV/2001 tentang
qardh)
1) Dalam hal nasabah tidak menunjukkan keinginan
mengembalikan sebagian atau seluruh kewajibannya dan
bukan karena ketidak-mampuannya, LKS dapat menjatuhkan
sanksi kepada nasabah,
2) Sanksi yang dijatuhkan kepada nasabah sebagaimana
dimaksud butir 1 dapat berupa --dan tidak terbatas pada--
penjualan barang jaminan,
3) Jika barang jaminan tidak mencukupi, nasabah tetap harus
memenuhi kewajibannya secara penuh.
c. Sumber Dana
Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI No: 19/DSN-
MUI/IV/2001 tentang qardh, dana al-Qardh dapat bersumber dari:
1) Bagian modal LKS,
2) Keuntungan LKS yang disisihkan, dan
3) Lembaga lain atau individu yang mempercayakan penyaluran
infaqnya kepada LKS.
Muhamad (2016: 109) menambahkan bahwa dana qardhul
hasan dapat berasal dari modal, infaq, shadaqah, denda, sumbangan,
dan pendapatan non-halal.
28
6. Aplikasi Qardh dalam Lembaga Keuangan Syariah
Menurut Antonio (2001: 134) akad qardh biasanya diterapkan
sebagai hal berikut:
a. Sebagai produk pelengkap kepada nasabah yang telah terbukti
loyalitas dan bonafiditasnya, yang membutuhkan dana talangan
segera untuk masa yang relatif pendek. Nasabah tersebut akan
mengembalikan secepatnya sejumlah uang yang dipinjam itu.
b. Sebagai fasilitas nasabah yang memerlukan dana cepat, sedangkan ia
tidak bisa menarik dananya karena, misalnya, tersimpan dalam
bentuk deposito.
c. Sebagai produk untuk menyumbang usaha yang sangat kecil atau
membantu sektor sosial. Guna pemenuhan skema khusus ini telah
dikenal suatu produk khusus yaitu qardhul hasan.
7. Skema Qardhul Hasan
Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI No: 19/DSN-MUI/IV/2001
telah menjelaskan bahwa prinsip qardh boleh digunakan sebagai akad
pinjaman dengan ketentuan bahwa nasabah/anggota wajib
mengembalikan dana yang diterima kepada perbankan pada waktu yang
telah disepakati bersama (Darsono, et al., 2017: 231). Skema produk
pembiayaan dengan akad qardh dapat dijelaskan pada Gambar 2.1 di
bawah ini:
29
Sumber: (Darsono, et al., 2017: 231).
Gambar 2.1. Skema Praktik Akad Qardhul Hasan untuk Pembiayaan
Penjelasan dari gambar 2.1. di atas adalah sebagai berikut:
d. (1) Peminjam yang mempunyai skill atau kemampuan dalam
berusaha ingin membuat suatu usaha atau kegiatan usaha namun
terkendala oleh adanya modal. Peminjam tersebut kemudian
meminjam dana dan bernegosiasi dengan pemodal, disertai
memenuhi pesyaratan yang ditentukan oleh pemodal.
e. (2) Pemodal dan peminjam tersebut melakukan akad perjanjian
qardhul hasan.
f. (3a) Pemodal sebagai pihak yang memiliki sejumlah dana
memberikan modal 100% kepada peminjam, setelah
dilaksanakannya akad perjanjian qardhul hasan.
g. (3b) Peminjam berkewajiban mengelola dana tersebut untuk suatu
usaha, setelah menerima dana yang diberikan oleh peminjam.
h. (4) Kegiatan usaha yang dikelola peminjam dari hasil pembiayaan
qardhul hasan tersebut menghasilkan keuntungan.
30
i. (5) Dari keuntungan yang telah dihasilkan dari peminjam maka
peminjam mengembalikan 100% modal yang telah dipinjamnya
tersebut kepada bank tanpa tambahan bagi hasil atau margin.
8. Manfaat Qardhul Hasan
Menurut Antonio (2001: 134) manfaat dari pembiayaan qardhul
hasan adalah sebagai berikut:
a. Memungkinkan nasabah yang sedang dalam kesulitan mendesak
untuk mendapat talangan jangka pendek,
b. Qardhul hasan juga merupakan salah satu ciri pembeda antara
lembaga keuangan syariah dan lembaga keuangan konvensional
yang didalamnya terkandung misi sosial, disamping misi komersial,
c. Adanya misi sosial kemasyarakatan ini akan meningkatkan citra baik
dan meningkatkan loyalitas masyarakat terhadap lembaga kuangan
syariah,
d. Risiko qardhul hasan terhitung tinggi karena dianggap pembiayaan
yang tidak ditutup dengan jaminan.
31
BAB III
LAPORAN OBJEK
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya BMT Tumang
Gagasan untukmendirikan koperasi berbasis Islam ini diawali dari
perbincangan ringan beberapa warga Tumang yang telah
bekerja/berdomisili di Jakarta di rumah Bapak Suryanto pada bulan
Februari 1997.Pada dasarnya pendirian BMT Tumang bukan hanya
sekedar meramaikan aktifitas perkoperasian waktu itu, namun didasari
keprihatinan pendiriannya atas sistem perekonomian dan tatanan
kehidupan yang dikedepankan pada masa orde baru ternyata tidak bisa
memberikan jawaban akan harapan terwujudnya masyarakat adil dan
makmur.
Keprihatinan akan nasib masyarakat desa yang justru merupakan
jumlah mayoritas penduduk di Indonesia, khususnya di daerah
Boyolalijuga menjadi perhatian pendiri BMT Tumang. Masyarakat desa
kesulitan dalam mengakses permodalan pembiayaan dari
perbankankarena berbagai alasan penilaian yang tidak rasional.
Perbankan dalam hal ini dinilai lemah dalam komitmennya menciptakan
lingkungan usaha yang lebih adil dan lebih menyejahterakan masyarakat.
Sementara itu, terkait dengan bunga perbankan juga telah menjadi
kajian tersendiri di kalangan umat Islam. Hal-hal tersebut juga sangat
32
dirasakan oleh masyarakat Desa Tumang. Terutama beberapa orang yang
dalam menjalankan ekonominya terjerat masalah dengan rentenir atau
istilah masyarakat setempat adalah bank plecit. Persoalan riba atau bunga
dari rentenir itulah yang juga menjadi perhatian serius para pengurus dan
pengelola BMT.
Setelah dilakukan beberapa kali pertemuan, pemilihan calon
pengelola dan sosialisasi pendirian, pada tanggal 1 Oktober 1998 Baitul
Maalwat Tamwil (BMT) Tumang mulai beroperasi dengan modal awal
Rp. 7.050.000,-,dengan menggunakan kantor (pinjam) salah satu ruangan
tidak terpakai di Komplek Balai Desa Tumang, Cepogo, Boyolali.Pada
awalnya modal tersebut dikelola untuk pembiayaan kecil, tanpa jaminan,
pembukuan dan pelayanannya juga masih manual. Sedangkan untuk
mencari tambahan simpanan, menggunakan media bumbung dari bambu
dan kotak kayu, yang bertujuan agar anggota bisa menabung sedikit demi
sedikit dengan adanya bumbung tersebut, untuk penarikan simpanannya
dilakukan setelah jam kerja seminggu sekali.
Setelah beberapa saat operasional pada tanggal 10 April 1999,
BMT Tumang mendapatkan badan hukum dari departemen koperasi
dengan Nomor: 242/BH/KDK.11.25/IV/ 1999 yang kemudian lebih
dikenal dengan nama KSU “BMT Tumang”. Pada awalnya selain untuk
sektor pembiayaan, KSU BMT Tumang ada juga usaha sektor riil alat
penyewaan pemotong besi, jualan asitilin untuk pengrajin tembaga, dan
jualan perlengkapan jahit.
33
Kemudian pada tanggal 12 Januari 2011, BMT Tumang telah
mendapatkan Pengesahan dengan Keputusan Gubernur Nomor:
02/PAD/XIV/I/2011 tentang Perubahan Anggaran Dasar dari Koperasi
Serba Usaha tingkat Kabupaten Boyolali menjadi Koperasi Jasa
Keuangan Syariah (KJKS) tingkat Propinsi Jawa Tengah. Yang
kemudian lebih dikenal dengan nama KJKS BMT Tumang dan wilayah
operasional sebelumnya hanya di Kabupaten Boyolali meningkat di
tingkat Provinsi Jawa Tengah, sehingga mulai tahun 2011 KJKS BMT
Tumang sudah bisa membuka cabang di luar Kabupaten Boyolali.
Terakhir pada tanggal 26 Oktober 2016, BMT Tumang menerima
surat dari Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia, Deputi
bidang Kelembagaan. Dimana Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan
(KSPPS) BMT Tumang telah teracatat dalam Daftar Umum
KoperasiNomor:155/Lap-PAD/VIII/2016 tanggal 8 Agustus 2016.
Perubahan Anggaran Dasar meliputi:
a. Perubahan nama yang semula Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT
Tumang menjadi Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah
(KSPPS) BMT Tumang,
b. Perubahan wilayah keanggotaan semula wilayah Provinsi Jawa
Tengah menjadi wilayah Lintas Provinsi. Sehingga mulai saat ini
KSPPS BMT Tumang sudah bisa membuka cabang baru di luar
Provinsi Jawa Tengah.
34
Sampai saat ini KSPPS BMT Tumang tercatat memiliki 17 cabang,
160 pengelola BMT Tumang, dan 22.000 anggota yang tergabung di
seluruh cabang BMT Tumang baik anggota funding maupun finance,
dengan aset saat ini kurang lebih sebesar Rp. 120.000.000.000,-.
Sungguh pencapaian yang luar biasa dengan hanya diawali dari modal
usaha sebesar Rp. 7.050.000,- dan dengan slogan “BMT Tumang untuk
Indonesia” maka mulai tahun 2017 mulai dirancang dan berikhtiar untuk
mengembangkan sayap di luar Jawa Tengah, meskipun visi awal
pendirinya bersifat lokal dan spesifik (mengentaskan rentenir di desa
Tumang), sesuai dengan jati diri sebagai lembaga dakwah melalui
ekonomi syariah, mulai dirancang gagasan cabang jauh.
2. Visi dan Misi BMT Tumang
Dalam rangka melanjutkan keberlangsungan operasi BMT serta
untuk mengatasi permasalahan dan tantangan yang dihadapi BMT
Tumang di masa depan, maka dirumuskanlah visi dan misi BMT Tumang
sebagai gambaran cita-cita, serta harapan yang ingin diwujudkan dalam
kurun waktu lima tahun kedepan, yaitu periode tahun 2016-2020. Berikut
adalah visi dan Misi BMT Tumang:
a. Visi
BMT Tumang memiliki visi “Menjadi lembaga Keuangan
Syariah yang mandiri, terdepan dan sejahtera”.
Visi tersebut menggambarkan suatu semangat untuk
membangun ekonomi masyarakat (umat) dalam rangka mewujudkan
35
kesejahteraan para anggota BMT melalui tata kelola yang baik,
tangguh, dan terdepan menuju kemandirian BMT dengan bercirikan
syariah yang diridhoi Allah SWT.
b. Misi
Untuk mencapai Visi tersebut telah dirumuskan 3 (tiga) Misi
sebagai berikut:
1) Mewujudkan lembaga keuangan syariah yang mandiri,
terdepan, amanah, dan sejahtera.
BMT Tumang berupaya mewujudkan sebuah lembaga
keuangan syariah yang terdepan (modern) dari segi pelayaan
dan daya dukung operasional. Mutu pelayanan dan daya dukung
operasial hendaknya sejajar atau lebih tinggi dengan lembaga
keuangan syariah/non syariah terkemuka. BMT Tumang akan
berupaya secara terus menerus meningkatkan lembaga BMT
Tumangtanpa tergantung pada pihak-pihak tertentu, namun
mengandalkan pada kekuatan yang dimiliki (mandiri) serta
mampu memanfaatkan peluang yang ada dengan bekerja cerdas
dan keras. Dalam melaksanakan jasa layanan keuangan syariah
kepada masyarakat BMT mengutamakan norma-norma kebaikan
(amanah), memiliki kepekaan sosial yang tinggi sehingga
keberadaan BMT dapat memberikan nilai tambah bagi pengguna
jasa keuangan syariah serta dapat meningkatkan kesejahteraan
bagi anggota BMT serta masyarakat luas.
36
2) Membangun kualitas SDM yang tangguh, profesional dan
berdaya saing tinggi
Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan, BMT
berupaya membangun kapasitas SDM yang profesional yang
memiliki tingkat keahlian tinggi pada masing-masing bidang
dan memiliki integritas yang baik (tangguh, jujur, pekerja keras,
bekerja dengan ikhlas dan berjiwa amanah), sehingga memiliki
daya saing tinggi dan mampu menghadapi tantangan masa kini
dan masa yang akan datang.
3) Mewujudkan pelayanan keuangan syariah yang unggul dengan
dukungan sistem informasi terkini dan sarana prasarana yang
memadai.
Untuk mendukung layanan keuangan syariah yang unggul,
BMT berupaya meningkatkan sarana prasarana yang memadai.
Selain tersedia sarana prasarana yang memadai layanan BMT
perlu didukung oleh ketersediaan infrastruktur teknologi
informasi terkini ( modern) sesuai perkembangan zaman .
3. Identitas Lembaga dan Kelengkapan Organisasi
Identitas Lembaga BMT Tumang:
a. Nama Lembaga : KSPPS BMT TUMANG
b. Diresmikan pada tanggal : 30 September 1998,
c. Alamat Kantor Pusat : Jl.Boyolali–Magelang Km.10, Cepogo,
Boyolali, Jawa Tengah 57362,
37
d. Telepon/Fax : (0276) 323454 / 323336,
e. Website : www.bmttumang.com
f. Logo :
Gambar 3.1. Logo BMT Tumang
g. Alamat Kantor Cabang:
1) Tumang, Jl. Melati 12 Tumang, Cepogo Boyolali, Telp. 0276
323 335,
2) Cepogo, Jl. Boyolali–Magelang Km.10, Cepogo Boyolali, Telp.
0276 323 454,
3) Boyolali, Jl. Pandanaran No. 299, Boyolali, Telp. 0276 323
034,
4) Ampel, Jl. Raya Ampel (Depan Pasar Ampel), Ampel Boyolali,
Telp. 0276 330 626,
5) Andong, Jl. Raya Kacangan Andong, Boyolali, Telp. 0271
7893025,
6) Kartasura, Jl. Ahmad Yani No.83,Kartasura, Telp. 0271
784385,
7) Salatiga, Jl. Sukowati No.9, Salatiga Telp. 0298 312729,
8) Delanggu, Jl. Raya Solo–Jogja KM 21(selatan pasar delanggu),
Delanggu Klaten,Telp. 0272554358,
38
9) Selo, Jl. Boyolali-Magelang KM.18,Selo Boyolali, Telp. 0276
3295240,
10) Suruh, Jl. Raya Suruh-Salatiga, Kab. Semarang (Timur Pasar
Suruh), Telp. (0298) 317434,
11) Solo, Jl. Brigjen Sudiarto 5/2, Joyosuran, Pasar Kliwon,
Surakarta, Telp. (0271) 642257,
12) Grabag, Jl.KH Siraj, Desa Krajan I, Grabag Magelang, Telp.
(0293) 310830,
13) Simo, Jl. Singoprono Raya Km. 01 Pelem, Simo Boyolali, Telp.
(0276) 3260086,
14) Karangpandan, Jl. Lawu No. 85, Karangpandan Karanganyar.
15) Jatinom, Barat Pasar Gabus, Krajan Jatinom, Klaten.
16) Musuk, Jl. Raya Boyolali-Drajitan KM 5, Tampir Barat, Musuk
Boyolali, Telp. (0276) 3280340.
17) Sragen, Jl. Raya Sukowati No. 323, Kauman Rt. 25 Rw. 08
Sragen Wetan, Sragen. Telp. (0271) 8961279.
Kelengkapan Organisasi BMT Tumang:
a. Badan Hukum : 242/BH.KDK.11.25/IV/1999,
b. Perubahan Anggaran Dasar : 02/PAD/XIV/I/2011,
c. Nomor Pokok Wajib Pajak : 02.014.0381.4-527.000,
d. SIUP : 063/11.32/PK/X/2012,
h. TDP : 113324600215,
i. Jangkauan Pelayanan : Lintas Provinsi,
39
j. Waktu Operasional : Hari Senin–Jum’at, jam 07.30–16.00
WIB.
4. Struktur Organisasi
Organisasi BMT Salah satu penunjang untuk tercapainya tujuan
organisasi/perusahaan secara efektif dan efisien adalah dibentuknya
struktur organisasi. Struktur organisasi ini harus disesuaikan dengan
keadaan, kemampuan, dan perkembangan dari organisasi tersebut.
Berikut adalah struktur organisasi BMT Tumang:
a. Struktur Organisasi BMT Tumang
Sumber: BMT Tumang
Gambar 3.2. Struktur Organisasi BMT Tumang
40
b. Struktur Organisasi Baitul Maal BMT Tumang
Sumber: Baitul Maal BMT Tumang
Gambar 3.3. Struktur OrganisasiBaitul Maal BMT Tumang
5. Penjabaran Tugas dan Wewenang Masing-Masing Bagian
Struktur organisasi dibentuk agar dapat memperjelas jalur
komunikasi, wewenang dan tanggung jawab yang memungkinkan adanya
kerjasama yang terkoordinasi antara satu sama lain untuk mencapai satu
tujuan umum perusahaan. Berikut ini komponen struktur organisasi BMT
Tumang:
a. Rapat Anggota
Rapat Anggota merupakan kekuasaan tertinggi dalam lembaga
koperasi. Keanggotaan diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Koperasi. Keanggotaan koperasi melekat pada diri
anggota sendiri dan tidak dapat dipindahkan kepada orang lain
dengan dalih apapun. Setiap anggota harus tunduk kepada ketentuan
dalam AD/ART Koperasi, peraturan khusus dan keputusan-
41
keputusan rapat anggota. Tugas Rapat Anggota BMT Tumang antara
lain:
1) Mengevaluasi kinerja Koperasi secara keseluruhan selama 1
(satu) tahun.
2) Memberikan catatan hasil kinerja selama 1 (satu) tahun kepada
pemangku kepentingan.
Wewenang Rapat Anggota BMT Tumang antara lain:
1) Mengesahkan rencana kerja dan rencana anggaran dan
Pendapatan Koperasi untuk tahun buku berikutnya dan
peninjauan Anggaran belanja untuk tahun buku yang berjalan.
2) Penetapan pembaian Sisa Hasil Usaha (SHU).
3) Pemilihan dan pengangkatan anggota pengurus (jika masa
jabatannya telah selesai).
Rapat Anggota yang dilaksanakan tiap tahun setelah tutup
buku tahunan disebut RAT (Rapat Anggota Tahunan) yang biasanya
dilaksanakan pada bulan Maret tahun berikutnya dan pelaksanaan
RAT tahun ini dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2017.
b. Pengurus
Pengurus adalah penerima amanat anggota untuk menjalankan
organisasi dan usaha koperasi dengan berlandaskan pada RK–RAPB
(Rencana Kerja–Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja) yang
42
diputuskan atau ditetapkan dalam rapat anggota. Tugas pengurus
BMT Tumang antara lain:
1) Menyelenggarakan RAT.
2) Menyusun/merumuskan kebijakan umum untuk mendapat
persetujuan Rapat Anggota.
3) Menyelenggarakan Rapat Pengurus untuk:
a) Evaluasi bulanan dan perkembangan kinerja BMT Tumang.
b) Menentukan dan membuat kebijakan strategi BMT
Tumang.
4) Menandatangani dokumen dan surat yang berhubungan dengan
BMT Tumang.
Wewenang pengurus BMT Tumang antara lain:
1) Bersama pengurus yang lain mengangkat, member sanksi dan
memberhentikan pengelola BMT Tumang.
2) Menyetujui/menolak mengenai:
a) Pembiayaan yang nilainya diatas wewenang Manajer
Utama.
b) Kebijakan baru BMT Tumang dengan pertibangan dari
sekretaris dan bendahara.
c) Kerjasama dengan pihak lain (investor dari luar) yang
diusulkan manajer.
3) Mengesahkan laporan bulanan yang diajukan manajer utama.
43
c. Pengawas
Pengawasan memiliki peranan mengawai atas aktivitas
koperasi baik tentang keorganisasian ataupun usaha dilakukan
dengan terencana atau mendadak.
1) Pengawas Manajemen
Tugas pengawas manajemen BMT Tumang antara lain:
a) Melakukan monitoring setiap saat dan audit internal
minimal satu kali dalam satu tahun.
b) Memberikan pengarahan terhadap pengangkatan Pengelola,
penyusunan anggaran dan rencana kerja.
c) Memberikan pengarahan terhadap permohonan pembiayaan
yang tidak dapat diputuskan oleh pengurus.
Wewenang pengawas manajemen BMT Tumang, yaitu
mengawasi dan memeriksa laporan keuangan dan aspek
manajemen lainnya.
2) Pengawas Syariah
Tugas pengawas syariah BMT Tumang antara lain:
a) Melakukan monitoring setiap saat dan audit internal
minimal satu kali dalam satu tahun.
b) Memberikan masukan dan pengarahan terhadap
pengangkatan pengelola, penyusunan anggaran dan rencana
kerja.
44
c) Memonitor kegiatan BMT dan memberikan arahan yang
berkaitan dengan aspek syariah.
Wewenang pengawas syariah BMT Tumang
adalahmemotivasi dan memeriksa kegiaan BMT agar sesuai
dengan kaidah syariah Islam.
d. Manajer Utama
Manajer utama adalah orang yang memiliki wewenang yang
tinggi dalam pelaksanaan kegiatan diseluruh cabang BMT Tumang.
Manajer Utama di BMT Tumang adalah Bapak Adib Zuhari. Fungsi
manajer utama adalah menampung aspirasi, saran, kritik dan
menentukan sikap untuk kemajuan BMT Tumang.
Tugas manajer utama BMT Tumang antara lain :
1) Menjabarkan kebijaksanaan umum BMT yang telah disetujui
Pengurus, dan untuk hal-hal prinsipil disetujui oleh pengawas atau
rapat anggota.
2) Menyusun dan mengusulkan rancangan anggaran BMT dan
rencana kerja untuk tahun buku yang akan datang kepada pengurus
yang selanjutnya akan dibawa pada rapat anggota.
3) Menyusun dan meminta persetujuan Pengurus tentang pembukaan
Rekening Bank dan penandatanganan Rekening simpanan BMT
pada Bank secara bersama-sama.
4) Membuat laporan secara periodik kepada pengurus.
45
5) Menyampaikan laporan keuangan dan laoran tingkat kesehatan
BMT secara periodik kepada pengawas manajemen.
Wewenang manajer utama BMT Tumang antara lain:
1) Menyetujui pembiayaan sampai dengan jumlah Rp. 150.000.000,-,
dan lebih dari jumlah tersebut harus dengan persetujuan Rapat
Pengurus.
2) Mengajukan usulan produk baru pembiayaan dan tabungan.
3) Mengusulkan promosi, mutasi, demosi dan pemberhentian
pengelola.
e. Internal Audit
Internal audit BMT Tumang memiliki peran mengontrol dan
meneliti aliran kas dan pendapatan BMT diseluruh cabang,
sedangkan tugas internal audit BMT Tumang antara lain:
1) Pengumpulan data atau informasi mengenai pencatatan,
klarifikasi, penyusunan laporan keuangan yang terdiri dari
Neraca, Daftar Laba/Rugi, Arus Kas, Perubahan Modal, Car,
serta laporan lain yang diperlukan.
2) Memastikan bahwa semua kebijakan, rencana dan prosedur
koperasi telah benar-benar ditaati.
3) Memastikan bahwa semua harta milik koperasi telah
dipertanggungjawabkan dan dijaga dari semua kerugian.
4) Menerima pemberitahuan tentang adanya proses nota debet/nota
kredit.
46
Wewenang internal audit BMT Tumang antara lain:
1) Dapat menggunakan fungsi pengawasan sebagai alat kontrol
mekanisme operasional.
2) Meminta data/informasi yang berkaitan dengan hal audit kepada
manajemen koperasi.
f. Manajer Operasional
Fungsi dari manajer operasional adalah merencanakan,
mengarahkan, mengontrol serta mengevaluasi seluruh aktivitas di
bidang operasional baik yang berhubungan dengan pihak internal
maupun eksternal yang dapat meningkatkan profesionalisme BMT
khususnya dalam pelayanan terhadap mitra maupun anggota BMT.
Tugas dari manajer operasional BMT Tumang adalah sebagai
berikut:
1) Terselenggaranya pelayanan yang memuaskan (service
excellence) kepada mitra atau anggota BMT Tumang.
2) Terevaluasi dan terselesaikannya seluruh permasalahan yang
ada dalam operasional BMT Tumang.
3) Terarsipnya surat masuk dan keluar serta notulasi rapat
manajemen dan rapat operasional. (Buku Standart Operasional
Prosedur).
Wewenang manajer operasional BMT Tumang antara lain:
1) Mengeluarkan biaya operasional rutin dalam batas wewenang.
47
2) Menyetujui pengeluaran kas untuk penarikan tabungan dalam
batas weweanang.
3) Melakukan kontrol terhadap kehadiran pengelola.
4) Memeriksa seluruh laporan dalam bidang operasional.
g. Manajer Marketing
Peran manajer marketing adalah untuk memimpin dan
bertanggung jawab terhadap seluruh proses kegiatan marketing agar
target perusahaan tercapai. Tugas manajer marketing BMT Tumang
antara lain:
1) Pencapaian target marketing baik funding maupun lending.
2) Penyelenggaraan rapat marketing dan penyelesaian
permasalahan ditingkat marketing.
3) Penilaian dan evaluasi kinerja bagian marketing.
Wewenang manajer marketing BMT Tumang antara lain:
1) Memberikan usulan untuk pengembangan pasar.
2) Menentukan target funding dan lending bersama dengan manajer
utama.
h. Manajer Cabang
Manajer cabang adalah seorang yang memiliki wewenang
tertinggi di suatu cabang BMT Tumang. Fungsi dari manajer cabang
adalah melaksanakan kegiatan pelayanan kepada anggota serta
48
melakukan pembinaan agar pembiayaan yang diberikan tidak macet.
Adapun tugas manajer cabang BMT Tumang adalah sebagai berikut:
1) Menjabarkan kebijaksanaan umum BMT yang telah disetujui
Manajer Utama.
2) Menyusun dan mengusulkan rancangan anggaran BMT cabang
dan rencana kerja untuk tahun buku yang akan datang kepada
Manajer Utama.
3) Menyusun dan meminta persetujuan manajer utama tentang
peraturan wewenang komite pembiayaan.
4) Mengajukan usul kepada Manajer Utama tentang jenis atau
produk baru untuk disetujui penggunaannya.
5) Membuat laporan secara periodik kepada Manager Utama.
Wewenang manajer cabang BMT Tumang antara lain:
1) Menyetujui pembiayaan sampai dengan jumlah Rp 25.000.000,-,
dan lebih dari jumlah tersebut harus mendapatkan persetujuan
Manajer Utama.
2) Mengajukan usulan produk baru pembiayaan dan tabungan.
3) Mengusulkan promosi, mutasi, demosi dan pemberhentian
Pengelola BMT cabang.
i. Marketing (Funding dan Finance)
Merupakan salah satu bagian pekerjaan di perbankan yang
memiliki fungsi dan tugas memperkenalkan, mempromosikan,
49
meluaskan jaringan/relasi, untuk memasarkan produk dana. Adapun
Tugas marketing (funding dan finance) antara lain:
1) Menjalankan tugas lapangan yaitu menawarkan produk BMT.
2) Mengatur rute kunjungan harian.
3) Melaporkan kendala-kendala yang dihadapi dilapangan kepada
manajer cabang.
4) Menyimpan dokumen terkait sesuai dengan standar baku.
Wewenang marketing (funding dan finance) antara lain:
1) Mengusulkan strategi pemasaran untuk jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang.
2) Melakukan negosiasi bagi hasil kepada anggota sesuai dengan
kebijaksanaan pemasaran.
j. Kasir/Teller
Fungsi dari teller adalah bertindak sebagai penerima uang dan
juru bayar, serta diharuskannya mengetahui semua jenis pekerjaan.
Adapun tugas teller BMT Tumang antara lain:
1) Menerima atau menghitung uang dan membuat bukti
penerimaan.
2) Melakukan pembayaran sesuai dengan perintah keluar.
3) Melayani dan membayar pengambilan simpanan.
4) Membuat buku kas harian.
50
5) Bertanggung jawab penuh pada aset BMT yaitu uang brankas,
surat jaminan nasabah dan teller room.
6) Melaporkan hasil progres harian.
7) Membuat input data, daftar kolektibilitas pembiayaan dan surat
akad pembiayaan.
8) Setiap akhir kerja menghitung uang yang ada dan meminta
pemeriksaan kepada manajer cabang.
Wewenang teller BMT Tumang antara lain:
1) Mengatur pola administrasi yang efektif.
2) Mengajukan pengeluaran kas kepada manajer cabang.
k. Customer Service (CS)
Customer service atau sering di sebut dengan CS adalah salah
satupekerjaan yang ada di perbankan atau perkantoran yang berperan
memberikan informasi kepada pengunjung atau nasabah. Adapun
Tugas customer service BMT Tumang antara lain:
1) Memberikan pelayanan paripurna kepada anggota sesuai dengan
tugas dan kewenangannya.
2) Memberikan informasi kepada anggota baik penarikan maupun
penyetoran (simpanan atau angsuran).
Wewenang customer service BMT Tumang antara lain:
1) Mengatur pola administrasi CS yang efektif.
51
2) Mengusulkan pola pelayanan yang efektif dan efisien kepada
manajer cabang.
l. Manajer Maal
BMT selain bertugas menghimpun dana untuk mendapatkan
profit juga menghimpun dana dan menyalurkan dana yang bersifat
non profit. Maka dari itu setiap BMT memiliki devisi maal, adapun
tugas manajer maal BMT Tumang antara lain:
1) Menyiapkan konsep pengelolaan Baitul Maal secara tepat yang
disesuaikan dengan kondisi umat yang ada disetiap lingkungan
dengan tetap mengacu pada kaidah baku syariah Islam, dan
menjadikan sebagai bagian dari dakwah.
2) Menyiapkan seluruh dokumen yang diperlukan agar setiap
transasksi tercatat dengan baik, rapi dan dapat dipertanggung
jawabkan.
3) Mengatur pemasukan dan pengeluaran dana maal, serta
membuat laporan secara teratur kepada manajer utama atau
donatur bila diperlukan.
Wewenang manajer maal BMT Tumang antara lain:
1) Menghubungi anggota masyarakat untuk dakwah.
2) Menetapkan pendistribusian maal kepada yang berhak.
52
m. Staf Bidang Maal
Adapun tugas staf bidang maal BMT Tumang antara lain:
1) Mengupayakan penggalian dana dari masyarakat dalam hal
zakat, infaq dan shodaqoh.
2) Mengatur pemasukan dan pengeluaran dana maal.
3) Mengupayakan pengembangan sumber dana maal.
Wewenang staf bidang maal BMT Tumang antara lain:
1) Mengatur pola pendistribusian dana maal.
2) Mengajukan anggara kepada manajer utama untuk kebutuhan
dana maal.
Dalam staf bidang maal di BMT Tumang terdapat 4 staf
bidang, yaitu:
1) Staf Bidang Administrasi
2) Staf Bidang Pendidikan dan Sosial Dakwah
Staf bidang pendidikan dan dakwah memiliki program
kerja pelatihan, beasiswa duafa pendidikan, bantuan madrasah,
media sosialisasi BMT melalui majalah buletin, tanggap
bencana, bakti sosial, bantuan masjid, santunan fakir miskin,
santunan anak yatim, dan santunan kesehatan.
3) Staf Bidang Pemberdayaan Umat
Staf bidang pendidikan dan dakwah memiliki program
kerja POKUSMA yaitu program pendampingan dan usaha
53
kepada kelompok duafa, dan pondok entrepreneur yaitu
program mencetak para entrepreneur dari kalangan duafa.
4) Staf Bidang MKU
Staf bidang MKU memiliki program kerja membangun
keluarga utama, yaitu program yang bertujuan untuk
membentuk keluarga utama yang sejahtera secara finansial
maupun spiritual baik untuk pengelola maupun anggota.
B. Produk-produk BMT Tumang
Di dalam BMT Tumang terdapat berbagai jenis macam produk yang
ditawarkan.Mulai dari produk untuk pendanaan dan juga produk untuk
tabungan, macam-macamnya adalah sebagai berikut(Sumber: BMT Tumang
Cabang Boyolali):
1. Produk Simpanan BMT Tumang
Simpanan merupakan sarana untuk menggali potensi dana dari
masyarakat, untuk kemudian difungsikan secara profesional guna
meningkatkan taraf hidup masyarakat lainnya, sehingga saling
menguntungkan. Beberapa bentuk simpanan maupun tabungan dari BMT
Tumang, yaitu:
a. Simpanan Mudharabah Al Muthlaqoh
Simpanan mudharabah al muthlaqoh adalah simpanan
berdasarkan kaidah syari’ah mudharabah al-muthlaqah, dimana
mudharib memberikan kepercayaan kepada BMT Tumang untuk
memanfaatkan dana yang dapat digunakan dalam bentuk
54
pembiayaan secara produktif, dapat memberikan manfaat pada
anggota yang lain secara halal dan profesional. Laba dari
pembiayaan dibagi antara anggota dengan BMT sesuai nisbah (bagi
hasil) yang disepakati di awal. Simpanan ini dapat diambil sewaktu-
waktu.
1) Manfaat Mudharabah Al Muthlaqoh
a) Aman, manfaat, menguntungkan dan InsyaAllah barokah,
b) Bagi hasil yang kompetitif (bersaing) sesuai dengan
ketentuan syariah,
c) Menolong sesama tanpa harus mengurangi keuangan anda,
d) Bebas biaya administrasi.
2) Syarat Pembukaan Mudharabah Al Muthlaqoh
a) Menjadi anggota BMT Tumang,
b) Membayar simpanan pokok Rp. 10.000,- dan simpanan
wajib Rp. 5.000,-
c) Setoran selanjutnya minimal Rp. 1.000,-
d) Mengisi dan menandatangani formulir pembukaan
rekening,
e) Perorangan melampirkan fotocopi KTP atau identitas diri
lainnya,
f) Lembaga menyerahkan identitas yang ditentukan oleh BMT
Tumang.
55
3) Bagi Hasil Simpanan Mudharabah Al Muthlaqoh
a) InsyaAllah halal dan barokah.
b) Anggota penyimpan akan mendapatkan bagi hasil simpanan
sesuai dengan kesepakatan.
c) Besarnya bagi hasil simpanan ditetapkan menurut
keuntungan BMT Tumang dengan nisbah antara BMT :
anggota adalah 70 : 30.
d) Bagi hasil yang dimaksud akan diperhitungkan setiap akhir
bulan dan akan ditambahkan secara otomatis ke rekening
simpanan anggota setiap awal bulan.
Dalam simpanan mudharabah al mutlaqoh terdapat beberapa
produk yang ditawarkan BMT Tumang, yaitu: Simpanan Sukarela
(Sikala), Simpanan Idul Fitri, Simpanan Idul Qurban, Simpanan
Pendidikan, Simpanan Haji, dan Simpanan Menikah.
b. Simpanan Mudharabah Berjangka
Simpanan mudharabah berjangka (deposito) adalah simpanan
berdasarkan kaidah syari’ah mudharabah al-muthlaqah, dimana
mudharib memberikan kepercayaan kepada BMT Tumang untuk
memanfaatkan dana yang dapat digunakan dalam bentuk
pembiayaan secara produktif, dapat memberikan manfaat pada
anggota yang lain secara halal dan profesional. Laba dari
pembiayaan dibagi antara anggota dengan BMT sesuai nisbah (bagi
hasil) yang disepakati di awal.
56
1) Manfaat Mudharabah Berjangka
a) Aman, manfaat, menguntungkan dan InsyaAllah barokah,
b) Bagi hasil yang kompetitif (bersaing) sesuai dengan
ketentuan syariah,
c) Menolong sesama tanpa harus mengurangi keuangan anda,
d) Bebas biaya administrasi.
2) Syarat Pembukaan Mudharabah Berjangka
a) Menjadi anggota BMT Tumang,
b) Simpanan minimal Rp. 1.000.000,-
c) Mengisi dan menandatangani formulir pembukaan
rekening,
d) Melampirkan fotocopi KTP atau identitas diri lainnya.
3) Bagi Hasil Simpanan Mudharabah Berjangka
a) InsyaAllah halal dan barokah,
b) Bagi hasil akan dipindahbukukan ke rekening simpanan
mudharabah biasa setiap tanggal 1,
c) Ketentuan nisbah bagi hasil yang ditawarkan adalah:
Tabel 3.1. Ketentuan Nisbah Simpanan Mudharabah
Jangka Waktu Nisbah Penyimpanan
1 Bulan 35%
3 Bulan 40%
6 Bulan 42,5%
12 Bulan 45%
Sumber: BMT Tumang Cabang Boyolali
57
c. SiMudaMaPan
Si Muda MaPan adalah produk simpanan di BMT Tumang
dengan prinsip akad mudharabah mutlaqah, yaitu perjanjian
mudharabah yang tidak mensyaratkan perjanjian tertentu (investasi
tidak terikat). Simpanan tersebut direncanakan khusus untuk
kebutuhan anggota di waktu yang akan datang.
1) Manfaat SiMudaMaPan
a) Dengan akad mudharabah muthlaqah penyimpan dapat
memperoleh bagi hasil dari hasil usaha BMT Tumang yang
insyaAllah halal dan barokah,
b) Bagi hasil yang diterima setiap bulannya akan ditambahkan
ke simpanan, sehingga akan meningkatkan saldo pokok
simpanan, yang secara otomatis akan menambah agi hasil
secara proporsional,
c) Untuk simpanan jangka waktu minimal 3 tahun akan
mendapatkan manfaat khusus yaitu akan dimasukkan ke
dalam Keluarga Peduli Pendidikan, diantaranya:
1)) Setiap tahun ajaran baru akan mendapatkan bingkisan
peralatan sekolah,
2)) Anggota yang sakit (opname) akan mendapatkan
santunan Rp.200.000,-
3)) Anggota yang meninggal dunia akan mendapatkan
santunan sebesar Rp.1.000.000,-
58
4)) Setiap anak didik yang berprestasi bisa diusulkan
mendapatkan bea siswa dari Divisi Maal.
2) Ketentuan Si Muda Mapan
a) Menjadi anggota BMT TUMANG
b) Setoran minimal setiap bulan Rp.50.000,-
c) Jangka waktu dan ketentuan nisbah bagi hasil penyimpan:
Tabel 3.2. Ketentuan Jangka Waktu dan Nisbah
SiMudaMapan
Jangka Waktu
Nisbah Penyimpanan
1 Tahun 35%
2 Tahun 40%
3-5 Tahun 45%
6-9 Tahun 46%
10-12 Tahun 47,5%
Lebih dari 12 Tahun 48%
Sumber: BMT Tumang Cabang Boyolali
Dari bagi hasil yang seharusnya diterima, 2,5%nya disisihkan
untuk infaq sosial yang akan dimasukan ke bagian Maal BMT
Tumang. Ilustrasi penerimaan bagi hasil Si Muda Mapan:
Simpanan : Rp.100.000,- per bulan,
Waktu : 6 tahun,
Nisbah : 46 %.
59
Tabel 3.3. Ilustrasi penerimaan bagi hasil Si Muda Mapan
Tah
un
ke Pokok
Simpanan
Perkiraan
BaHas ZIS
Perkiraan
BaHas
Bersih
Jumlah
pokok &
Perkiraan
BaHas
1 1,200,000 71,720 1,793 69,927 1,269,927
2 2,400,000 312,776 7,819 304,956 2,704,956
3 3,600,000 745,181 18,630 726,552 4,326,552
4 4,800,000 1,939,814 34,845 1,358,969 6,158,569
5 6,000,000 2,286,786 57,170 2,229,616 8,229,615
6 7,200,000 3,455,862 86,397 3,369,466 10,569,466
*) bagi hasil diperoleh berdasarkan perhitungan data bulan juni
2016
**) indeks bagi hasil tipa bulan akan berubah, sesuai pendapatan
BMT
2. Produk Pembiayaan BMT Tumang
Sebagai lembaga keuangan syariah BMT Tumang tidak hanya
menampung dana dari masyarakat, tetapi juga menyalurkan dana ke
masyarakat. Penyaluran dana ini biasanya dilakukan oleh BMT
Tumang dalam bentuk pembiayaan-pembiayaan terhadap usaha yang
dijalankan oleh masyarakat. Beberapa jenis pembiayaan yang
dikeluarkan oleh BMT Tumang yaitu:
a. Pembiayaan Investasi
Transaksi pembiayaan investasi di BMT Tumang dapat
dilakukan dalam 2 jenis transaksi, yakni:
60
1) Pembiayaan Mudharabah
Mudharabah adalah akad kerjasama suatu usaha
antara dua pihak, dimana pihak pertama yang menyediakan
seluruh modal (BMT) dan pihak kedua yang bertindak
selaku pengelola (anggota). Keuntungan usaha dibagi
diantara mereka sesuai kesepakatan yang dituangkan
kedalam kontrak.
2) Pembiayaan Musyarakah
Musyarakah merupakan bentuk kerjasama pengkongsian
dana yang dilakukan oleh dua atau lebih anggota untuk
melakukan usaha tertentu, masing-masing pihak memberikan
kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi
berdasarkan nisbah yang telah disepakati, sedangkan kerugian
ditanggung oleh semua pihak sebesar modal yang disertakan
dalam usaha tersebut. Dalam aplikasinya digunakan untuk
modal kerja dan investasi, dana dari BMT merupakan
partisipasi BMT dalam usaha yang dikelola anggota dan BMT
berhak ikut serta dalam mengelola usaha.
b. Pembiayaan Jual Beli
Ada beberapa konsep jual beli yang diperbolehkan dalam
Islam, berikut adalah pembiayaan dengan konsep jual beli yang
ditawarkan BMT Tumang:
61
1) Pembiayaan Murabahah
Murabahah adalah salah satu produk pembiayaan
BMT Tumang, dimana nasabah menjalin kerja sama dengan
pihak BMT untuk memenuhi kebutuhan pembelian barang
atau peminjaman uang, dengan jaminan dan ketentuan yang
telah disepakati bersama didalam akad. Margin pembiayaan
dan harga pokok barang diketahui kedua belah pihak secara
terang-terangan atau transparan. Besarnya angsuran
disesuaikan dengan kemampuan nasabah.
2) Pembiayaan Salam
Salam adalah akad pembelian (jual-beli) yang
dilakukan dengan cara, pembeli melakukan pemesanan
pembelian terlebih dahulu atas barang yang dipesan/
diinginkan dan melakukan pembayaran dimuka atas barang
tersebut, baik dengan cara pembayaran sekaligus ataupun
dengan cara mencicil, yang keduanya harus diselesaikan
pembayarannya (dilunasi) sebelum barang yang dipesan/
diinginkan diterima kemudian. (Penghantaran barang/
delivery dilakukan dengan cara ditangguhkan).
3) Pembiayaan Istishna
Istishna adalah akad bersama pembuat (produsen)
untuk suatu pekerjaan tertentu dalam tanggungan, atau akad
jual beli suatu barang yang akan dibuat terlebih dahulu oleh
62
pembuat (produsen) yang juga sekaligus menyediakan
kebutuhan bahan baku barangnya. Jika bahan baku
disediakan oleh pemesan, akad ini menjadi akad Ujrah
(Upah).
c. Pembiayaan Jasa/Sewa
Selain pembiayaan investasi dan jual-beli, dari BMT
Tumang juga menyediakan produk pembiayaan jasa atau sewa
yang terdiri dari:
1) Pembiayaan Ijarah
Ijarah adalah pemilikan hak atas manfaat dari
penggunaan sebuah asset sebagai ganti dari pembayaran.
Pengertian Sewa (Ijarah) adalah sewa atas manfaat dari
sebuah asset.
2) Pembiayaan Muntahiyah Bittamlik
Pembiayaan ini adalah bentuk kerjasama perjanjian
antara pihak bank sebagai lessor (pihak yang menyewakan)
dengan nasabah sebagai lessee (pihak penyewa). Dalam
aplikasinya pihak penyewa bersedia untuk membayar uang
sewa atas barang atau jasa yang telah diterimanya, dan pada
akhir masa sewa terjadi pemindahan hak kepemilikan dari
pihak bank kepada penyewanya tersebut.
63
d. Pembiayaan Qardh
Selain mencari keuntungan dengan akad tijarah, BMT
Tumang juga menerapkan akad tabaru’ akad kebaikan dalam
pembiayaan, salah satunya akad qardhul hasan. Qardhul hasan
merupakan bentuk perjanjian pemberian pinjaman dari bank
kepada nasabah dengan kewajiban nasabah mengembalikan
pinjaman tersebut sebesar pokok sesuai dengan jangka waktu
baik secara tunai maupun angsuran. Dalam BMT Tumang akad
ini ditawarkan dalam bentuk produk pokusma.
Dari beberapa produk pembiayaan yang ditawarkan oleh BMT
Tumang, semuanya diaplikasikan dalam pembiayaan yang diajukan
anggota sesuai kegunaannya, akan tetapi yang sering digunakan
adalah akad murabahah dan ijarah. Besarnya margin/nisbah
ditentukan bersama antara anggota dan pihak BMT, anggota
diperbolehkan menawar margin yang ditetapkan BMT. Berikut
adalah syarat pengajuan produk pembiayaan yang ditawarkan oleh
BMT Tumang:
1. Menjadi anggota KSPPS BMT Tumang,
2. Mempunyai usaha produktif,
3. Mengisi formulir permohonan dilampiri fotocopi suami istri dan
kartu keluarga, fotocopi agunnan, rekening pembayaran listrik,
4. Bersedia di survei,
64
5. Mempunyai agunan/jaminan (sertifikat atau BPKB), kecuali
akad qardhul hasan tidak menggunakan agunan.
C. Deskriptif Penelitian
1. Produk Qardhul Hasan di BMT Tumang
Produk qardhul hasan di BMT Tumang dikelola di bagian devisi
Baitul Maal. Salah satu program yang dimiliki Baitul Maal BMT
Tumang adalah program pemberdayaan ekonomi untuk masyarakat
miskin yang disebut POKUSMA (Kelompok Usaha Masyarakat).
Pokusma adalah program pengentasan kemiskinan oleh Baitul Maal
BMT Tumang yang berbasis kelompok.
Program pokusma berjalan dengan memberikan dana pinjaman
lunak (qardhul hasan) kepada para anggota kelompok untuk
meningkatkan usaha kecil yang sudah berjalan atau juga untuk memenuhi
usaha kecil yang baru dirintis. Qardhul hasan sendiri adalah pinjaman
yang pada saat mengembalikan tidak ada tambahan apapun, baik nisbah,
bagi hasil, maupun margin.
Syarat untuk menjadi anggota pokusma adalah:
a. Masyarakat menengah kebawah yang mempunyai usaha kecil,
b. 1 kelompok terdiri dari 5-10 orang,
c. Taat Beribadah,
d. Siap dibina.
65
Pokusma ini pada dasarnya dikhususkan bagi duafa yang memiliki
usaha dan bentuknya kelompok bukan personal. Apabila Ketika ada yang
mengajukan anggotanya kurang dari 5 maka disarankan untuk
menambahkan satu anggota lagi. Tetapi kalau terpaksa tidak bisa, maka 4
orang tersebut diperbolehkan mengajukan diri menjadi anggota pokusma,
dengan syarat 4 orang tersebut harus berkomitmen. Ketika yang
mengajukan belum memiliki usaha kecil, maka yang terpenting adalah
adanya kemauan untuk mendirikan usaha.
Jika calon anggota pembiayaan produk qardhul hasan sudah
memenuhi kualifikasi yang telah ditentukan diatas, maka dapat
mengajukan diri menjadi anggota pokusma dengan cara:
a. Isi Formulir pengajuan (bisa didapat di kantor KSPPS BMT
Tumang),
b. Disertai fotocopi KK & KTP calon anggota.
Setelah persyaratan diatas terpenuhi dapat diserahkan ke Baitul
Maal langsung atau di kantor cabang BMT Tumang, selanjutnya akan
diproses Baitul Maal BMT Tumang.Dalam pembiayaan qardhul hasan
ini tidak tidak menggunakan anggunan, jangka waktu pembiayaan
ditentukan oleh anggota, sesuai dengan pihak penerima manfaat bisanya
berapa kali angsuran, maksimal tiga tahun mengingat dana yang
dipinjamkan anggota pokusma adalah dana bergulir. Plafond pembiayaan
qardhul hasan di BMT Tumang sebesar Rp. 500.000,- sampai Rp.
2.000.000,-.
66
2. Realisasi Produk Qardhul Hasan di BMT Tumang
Setelah calon anggota pokusma menyerahkan berkas yang
ditentukan ke BMT Tumang, selanjutnya diadakan proses sebagai
berikut:
a. Survei Lokasi
Indikator verivikasi survei yang dinilai Baitul Maal BMT
Tumang terhadap calon anggota pokusma adalah melihat identitas
anggota, usaha yang dijalankan, karakter kepribadian, agama, dan
kemasyarakatan calon anggota tersebut. Pada umumnya proses
verivikasi survei sama dengan pembiayaan dalam akad tijarah yaitu
menggunakan 5C+S (Syariah atau kegunaan), akan tetapi untuk
Collateral dan Capital tidak dipakai dalam indikator penilaian.
b. Sosialisasi Pokusma
Setelah mengajukan permohonan pembiayaan produk qardhul
hasan, kemudian disurvei, dan disetujui, calon anggota tersebut
seluruhnya dikumpulkan ditawarkan produk qardhul hasan di BMT
Tumang itu dalam bentuk program pokusma. Dijelaskan ketentuan
pokusma harus dalam kelompok, siap dibina, dan didampingi setiap
bulannya, kalau mereka setuju terhadap semua prosedur, maka akan
dilanjutkan ke proses selanjutnya.
c. Uji Kelayakan Usaha
Proses yang selanjutnya adalah uji kelayakan usaha yang akan
dijalankan anggota pokusma, apakah usaha yang akan diberi
67
tambahan modal usaha layak untuk dijalankan atau tidak, jika tidak
anggota pokusma akan diberi arahan untuk usaha lain yang lebih
layak dijalankan. Aspek yang dipertimbangkan dalam uji kelayakan
bisnis meliputi faktor-faktor yang berkenaan dengan aspek teknis,
pasar, keuangan, manajemen, hukum serta manfaat proyek bagi
ekonomi anggota pokusma tersebut.
d. Membuat Struktur Organisasi
Setelah dinyatakan usaha yang akan dijalankan anggota
tersebut layak untuk diberi tambahan modal, maka selanjutnya
anggota pokusma tersebut diminta untuk membuat struktur
organisasi. Untuk mempermudah proses pembinaan, pendampingan,
dan pengembalian kewajiban anggota pokusma.
e. Proses Pembiayaan
Proses pembiayaan produk qardhul hasan pada umumnya
sama dengan pembiayaan yang lain, yaitu setelah sesuai dengan
prosedur yang ditentukan, kemudian dilaksanakan akad qardhul
hasan dan pencairan pembiayaan. Ketentuannya sebagai berikut:
1) Proses Akad
a) Orang yang meminjamkan pinjaman (muqtaridh),
Pihak muqtaridh akad qardhul hasan ini adalah Baitul Maal
BMT Tumang, yaitu bisa Manajer Baitul Maal atau Staf
Bidang Pemberdayaan Umat.
b) Pihak yang memberi pinjaman (muqridh),
68
Pihak muqridh yaitu seluruh anggota dalam satu kelompok
pokusma harus datang, ketika ada yang tidak datang, maka
akad akan dilakukan ditempat (dirumah calon anggota).
c) Objek akad yang merupakan pinjaman yang dipinjamkan
oleh pemilik kepada pihak yang menerima pinjaman
(dana/qardh), antara Rp. 500.000,- sampai Rp. 2.000.000,-
untuk setiap anggota pokusma (setiap orang).
d) Ijab qabul (sighat).
Akad yang digunakan dalam pokusma adalah akad
qardhul hasan murni, tanpa dikombinasi dengan wakalah.
Semua anggota kelompok pokusma harus mengetahui
semua ketentuan dan kesepakatan yang telah tercapai.
2) Pencairan Pembiayaan
Setelah dilaksanakan akad qardhul hasan, dilanjutkan
proses pencairan. Selama ini pemberian pembiayaan dalam
bentuk uang tunai, anggota sendiri yang mengelola modal usaha
tersebut.
f. Pertemuan Rutin
Proses realisasi yang terakhir adalah pertemuan rutin setiap
bulannya, yaitu berkaitan dengan pembinaan, pendampingan, dan
pembayaran angsuran, bahkan ada anggota yang menabung juga di
Baitul Maal BMT Tumang. Tempat pertemuan dilaksanakan
anjangsana, yaitu bergilir untuk setiap anggota kelompok pokusma.
69
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Kebijakan Baitul Maal BMT Tumang dalam Mengoptimalkan Produk
Qardhul Hasan
BMT Tumang adalah lembaga keuangan mikro syariah yang berbadan
hukum KSPPS (Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah). Manajemen
secara prinsipil menyadari bahwa BMT terdiri dari dua aspek penting, yaitu
Baitul Maaldan Baitul Tamwil. Bahkan harapan porsi Maal-nya harus lebih
besar daripada Tamwil-nya, kedua aspek tersebut harus dapat berjalan secara
seimbang sebagaimana disampaikan oleh Direktur Utama BMT Tumang
Bapak Adib Zuhairi.
Sebagai Upaya untuk meningkatkan porsi Maal di BMT Tumang, pada
tahun 2016 BMT Tumangtelah memisahkan ruang maupun manajemen Baitul
Maal dengan Baitul Tamwil, meskipun masih dalam satu bangunan, dan
manajemen Baitul Maal sendiri hanya dikelola oleh Manajer Baitul Maal dan
dibantu 4 Staf Bidang pengelola. Hal ini diungkapkan oleh Manajer Baitul
Maal KSPPS BMT Tumang Bapak Jumali. Upaya yang dilakukan oleh BMT
Tumang tersebut selaras dengan pernyataan Cokrohadisumarto (2016: 11),
bahwa BMT dalam menjalankan Baitul Maal dan Baitul Tamwil harus
dijalankan dengan manajemen terpisah.Melalui manajemen yang terpisah
dalam bidang Baitul Tamwil diharapkan dapat menjadi solusi
memberdayakan ekonomi masyarakat lapisan bawah yang kesulitan dalam
70
mendapatkan akses permodalan dari lembaga keuangan perbankan yang
bertujuan untuk meningkatkan perekonomian mereka, melalui pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah. Sedangkan dalam bidang sosial yaitu Baitul
Maal diharapkan dapat menjadi mediator untuk ikut dalam mengentaskan
kemiskinan dan membantu umat untuk hidup lebih baik.
Salah satu program yang dimiliki Baitul Maal BMT Tumang adalah
program pemberdayaan ekonomi untuk masyarakat miskin yang disebut
POKUSMA (Kelompok Usaha Masyarakat). Pokusma adalah program
pengentasan kemiskinan oleh Baitul Maal BMT Tumang yang berbasis
kelompok, dengan memberikan dana pinjaman lunak (qardhul hasan) kepada
para anggota kelompok, sebagaimana dijelaskan oleh Staff Bidang
Pemberdayaan Umat Bapak Safangat. Menurut istilah para ahli fikih, qardhul
hasan berasal dari konsep al-qardh yang berarti memberikan suatu harta
kepada orang lain tanpa ada tambahan (Dib Al-Bugha, 2010: 51), seperti
mengutang uang Rp. 2,- akan dibayar Rp. 2,- pula. BMT akan memberikan
dananya kepada nasabah yang sudah memenuhi syarat untuk mengelola dana
tersebut untuk kegiatan produktif. Tentunya, tidak semua anggota
mendapatkan pinjaman ini. Hanya anggota miskin potensial yang bisa
merasakan fasilitas ini. Program Pokusma Baitul Maal BMT Tumang tersebut
sesuai dengan pendapat para ahli fikih yang peruntukannya untuk masyarakat
miskin potensial.
Sedangkan sumber dana qardhul hasan di Baitul Maal BMT Tumang
berasal dari ZIS lembaga dan pemasukan dari Baitul Maal BMT Tumang
71
yang lebih mendominasi, tidak semua dana tersebut diunakan untuk
pembiayaan qardhul hasan. Sebagaimana dijelaskan oleh Muhamad (2016:
109), bahwa dana qardhul hasan dapat berasal dari modal, infaq, shadaqah,
denda, sumbangan, dan pendapatan non-halal. Hal tersebut menunjukkan
bahwa Baitul Maal BMT Tumang berupaya untuk mengoptimalkan dana
kebajikan tersebut, akan tetapi dari publikasi rasio pentasyarufan Baitul Maal
BMT Tumang 2016 yang terdapat di Majalah Tumang edisi 15 (2017: 59),
menunjukkan bahwa dari total pentasyarufan sebesar Rp. 465.067.100,- yang
direalisasikan untuk Ekonomi dan Pendidikan sebesar Rp. 66.678.500,-.
Pentasyarufan untuk Ekonomi dan Pendidikan tersebut masih digunakan
untuk program Baitul Maal BMT Tumang lainnya, bukan hanya untuk
pembiayaan qardhul hasan saja.
Pembiayaan qardhul hasan ini perlu dioptimalkan lagi, hal ini
ditegaskan oleh Manajer Baitul Maal KSPPS BMT Tumang Bapak Jumali.
Program utama Baitul Maal untuk pemberdayaan umat sebenarnya untuk
pengentasan kemiskinan, yaitu melalui pembiayaan qardhul hasan,
pembianaan kepada kelompok duafa yang memiliki usaha melalui program
pokusma. Berikut adalah kebijakan Baitul Maal dalam mengoptimalkan
produk qardhul hasan:
1. Dibentuk Kelompok Usaha
Program POKUSMA ini agar bisa berjalan dengan baik memang
harus dibuat kelompok, Karena di dalam kelompok itu mudah diadakan
pembinaan dan kemungkinan kecil terjadi kemacetan dan tidak
72
kelancaran dalam pengangsuran kemungkinan kecil terjadi.Tapi kalau
pembiayaannya sendiri-sendiri, susah untuk pertemuan, pendampingan
dan pembinaanpun tidak dapat berjalan sesuai rencana. Kalau dalam
sistem kelompok, jadwal pertemuan, pembinaan, angsuran sudah
dipegang langsung oleh ketua dan pengurus kelompok. Jika ada anggota
yang tidak lancar, tidak aktif dalam pertemuan, menjadi kebijakan dari
seluruh anggota kelompok, untuk mengganti/menggeser.
Kebijakan untuk membentuk kelompok usaha tersebut sesuai
dengan pernyataan Ridwan (2006, 5), bahwa untuk mempermudah dalam
pendampingan pembiayaan, pendekatan pola kelompok usaha muamalah
(pokusma) menjadi sangat penting. Anggota dikelompokkan berdasarkan
usaha sejenis atau kedekatan tempat tinggal, sehingga BMT dapat dengan
mudah melakukan pendampingan. Tanpa adanya kelompok usaha
muamalah, maka pendampingan individu tidak akan berjalan secara
efektif.
2. Sistem Agunan Tanggung Renteng
Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI No: 19/DSN-MUI/IV/2001
tentang ketentuan umum qardh sebenarnya LKS dapat meminta jaminan
kepada nasabah bilamana dipandang perlu, akan tetapi mengingat tujuan
pembiayaan qardhul hasan ini adalah pemberdayaan ekonomi untuk
masyarakat miskin (kaum duafa), Baitul Maal KSPPS BMT Tumang
tidak mensyaratkan agunan/jaminan kepada calon anggota. Sistem
agunan yang digunakan adalah menggunakan “Tanggung Renteng”,
73
maksudnya adalah tanggung jawab bersama-sama, apabila ada anggota
yang bermasalah pasti ada rasa takut dengan teman-teman anggota yang
lain dalam satu tim kelompok tersebut, setiap kelompok memiliki
kebijakan sendiri yang menjadi tanggung jawab bersama-sama. Jadi
dapat disimpulkan tanggung renteng adalah semua anggota bertanggung
jawab terhadap setiap masalah yang ada selama menjadi anggota
pembiayaan qardhul hasan (pokusma).
Dalam sistem “Tanggung Renteng” ditetapkan komitmen bersama
dalam melakukan program ini secara tertulis. Berikut adalah komitmen
bersama yang disepakati kelompok usaha masyarakat (pokusma)
program pemberdayaan ekonomi Baitul Maal BMT Tumang:
a. Akan bersama-sama berusaha meningkatkan kualitas maupun
kuantitas usaha yang dijalankan menuju usaha yang berkembang,
berkah dan mandiri.
b. Memenuhi semua ketentuan yang diatur oleh Baitul Maal BMT
Tumang dalam pelaksanaan tugas ini yaitu program pembinaan dan
pendampingan.
c. Menggunakan dana stimultan (qardhul hasan) hanya untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas usaha yang dijalankan.
d. Sepakat untuk saling menanggung dalam pengembalian stimultan
(qardhul hasan) secara sistem tanggung renteng, jika ada satu
anggota kelompok tidak/terlambat mengembalikan, semua kelompok
akan bersama menanggung.
74
Komitmen bersama tersebut bertujuan untuk menjaga tanggung
jawab anggota kelompok pokusma, memacu semangat untuk memajukan
usaha, dimanfaatkan secara maksimal oleh anggota, dan nantinya agar
dapat memberikan tambahan penghasilan kepada anggota.
Kebijakan tersebut selama ini sudah terlaksana dengan baik, selain
sebagai program pengentasan kemiskinan, dapat meningkatkan taraf ekonomi
maupun kehidupan anggota. Program tersebut juga sebagai sarana dakwah
Baitul Maal BMT Tumang, menambah pengetahuan anggota tentang ekonomi
syariah. Sebagaimana disampaikan salah satu anggota pembiayaan qardhul
hasan Ibu Lasmi, program pokusma ini bagi orang kampung sangat
membantu, terutama untuk pengetahuan tentang agama, pengetahuan hukum-
hukum jual beli, berdagang.
Mengingat BMT ini telah berdiri sejak Februari 1998, dan memiliki 17
cabang, 160 pengelola, dan 22.000 anggota yang tergabung di Baitul Tamwil
BMT Tumang, kebijakan tersebut harus diimbangi dengan penetapan target
akad.Baitul Maal BMT Tumang seharusnya sudah ada target setiap bulannya
harus ada pembiayaan qardhul hasan, seperti halnya produk lainnya. Salah
satu upaya yang dilakukan manajemen Baitul Maal adalah menargetkan tahun
ini (2017) menambah 8 kelompok. Cabang mencari prioritas daerah sendiri,
yang menjadi basis prioritas BMT Tumang adalah duafa yang memiliki usaha
belum mampu. Satu cabang minimal memiliki satu kelompok anggota
pokusma. Target saat ini diprioritaskan pada cabang yang belum memiliki
anggota, diupayakan harus memiliki anggota pokusma.
75
B. Distribusi Pembiayaan Produk Qardhul Hasan Sebagai Wujud CSR di
Baitul Maal BMT Tumang
Pihak manajemen telah memahami bahwa BMT terdiri dari dua aspek
penting, yaitu aspek Baitul Maal sebagai lembaga sosial dan aspek Baitul
Tamwil sebagai divisi bisnis. Pemahaman ini disampaikan oleh Manajer
Baitul Maal BMT Tumang Bapak Jumali. Jika di Baitul Tamwil setiap bulan
diadakan “Gebyar Cabang”, yaitu semua marketing terjun ke suatu daerah
cabang BMT tersebut untuk menawarkan produk baik finance maupun
funding. Sedangkan di Baitul Maal tidak ada progam khusus seperti gebyar
cabang menawarkan produk Maal ke suatu daerah cabang BMT. Akan tetapi
Baitul Maal selalu berupaya untuk memperkenalkan dan menawarkan produk
qardul hasan ini kepada masyarakat, yaitu melalui:
1. Melalui marketing cabang yang subur, yang mempunyai anggota banyak
bisa memberikan referensi anggota yang butuh binaan dan pembiayaan.
2. Pengelola Baitul Maal terjun langsung memberikan sosialisasi tentang
program pokusma.
3. Melalui majalah buletin Tumang, salah satu program sosialisasi staf
bidang pendidikan dan sosial dakwah yang keluar setiap 3 bulan sekali.
Dalam hal memasarkan produk qardhul hasan, kantor cabang BMT
Tumang hanya sebagai perantara jika ada anggota yang mengajukan
permohonan pembiayaan produk qardhul hasan akan diarahkan ke Baitul
Maal, disampaikan oleh Manajer Cabang BMT Tumang Kantor Cabang
Boyolali Bapak Fajar. Anggota yang menjadi perhatian adalah anggota-
76
anggota disuatu daerah, yaitu masyarakat menengah ke bawah yang memiliki
usaha kecil. Setelah menjadi anggota pokusma di Baitul Maal BMT Tumang,
sistem distribusi penyaluran pembiayaan qardhul hasan tidak langsung 100%
diberi pembiayaan, jika ada 10 anggota, 40% dari anggota kelompok tersebut
baru dikasih pembiayaan. Untuk selanjutnya meningkat menjadi penuh,
sebagaimana disampaikan oleh Manajer Baitul Maal BMT Tumang Bapak
Jumali. Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem distribusi penyaluran
pembiayaan qardhul hasan di Baitul Maal BMT Tumang adalah sistem
bertahap, maksudnya tidak semua anggota diberi pembiayaan langsung,
anggota harus aktif dulu dalam pertemuan, diberi sosialisasi pembinaan, jika
sudah aktif maka terbentuklah kepengurusan oraganisasi, kemudian baru
diberi pembiayaan secara bertahap untuk megukur tanggung jawab meraka.
Selama ini sistem pemberian pembiayaan qardhul hasan dalam bentuk
uang tunai, anggota sendiri yang mengelola modal usaha tersebut. Sistem
tersebut rawan terjadi penyalahgunaan modal usaha untuk keperluan anggota
yang lain. Seperti halnya disampaikan oleh anggota pokusma Ibu Sugiyani
bahwa modal usaha tersebut juga digunakan untuk perbaikan rumah, untuk
biaya sekolah anak. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa komitmen
bersama yang telah disepakati dalam melakukan program ini secara tertulis
terabaikan oleh anggota, yaitu komitmen tentang penggunaan dana stimultan
(qardhul hasan) hanya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas usaha
yang dijalankan. Selain itu terdapat program duafa pendidikan, bakti sosial
dari Baitul Maal yang bisa dimanfaatkan untuk keperluan tersebut,
77
seharusnya pembiayaan qardhul hasan ini bisa dimanfaatkan secara
maksimal untuk meningkatkan usaha mereka.
Mengingat BMT Tumang sekarang berbadan hukum KSPPS (Koperasi
Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah) dan wilayah keanggotaan menjadi lintas
provinsi. Distribusi anggota pembiayaan qardhul hasan di Baitul Maal BMT
Tumang selama ini belum merata, mayoritas anggota pokusma berada di
wilayah Boyolali. Apabila distribusi pembiayaan qardhul hasan merata di
seluruh cabang, selain beramal bisa sebagai tanggung jawab sosial,
meningkatkan citra baik, menjadi investasi jangka panjang BMT, dan
tentunya mendapat keberkahan dari Allah melalui program ini, sebagaimana
ditegaskan oleh Manajer Baitul Maal KSPPS BMT Tumang Bapak Jumali.
Anggota yang semula mendapat bantuan, kedepan bisa menjadi pengusaha
sukses, ekonomi mapan dapat membantu saudara yang lain, tetangga anggota
bisa menjadi anggota Tamwil baik simpanan maupun pembiayaan, bahkan
yang semula anggota Maal kedepan dapat bekerjasama menjadi anggota
Tamwil.
C. Kendala-kendala yang dihadapi Baitul Maal BMT Tumang dalam
Mengoptimalkan Produk Qardhul Hasan dalam Rangka Mengentaskan
Problem Kemiskinan
Kendala yang dihadapi lembaga keuangan syariah, baik lembaga
keuangan mikro syariah pada umumnya sama yaitu banyaknya masyarakat
Indonesia yang tidak mengenal dan memahami produk lembaga keuangan
78
syariah, hal tersebut terjadi karena kurangnya sosialisasi kepada masyarakat
mengenai keberadaan produk lembaga keuangan syariah. Kendala tersebut
menjadi tantangan utama BMT Tumang baik dari sisi Maal maupun Tamwil,
sebagaimana disampaikan oleh Direktur Utama KSPPS BMT Tumang Bapak
Adib Zuhairi. Keadaan ini menuntut BMT Tumang untuk melakukan
sosialisasi yang kuat, memperkenalkan mekanisme produk baik yang
menggunakan akad Tijarah maupun Tabarru’ khususnya akad qardhul hasan
yang menjadi pembeda antara lembaga keuangan konvensional dengan
syariahkepada masyarakat supaya masyarakat mengetahui secara dalam
mengenai produk lembaga keuangan syariah, khususnya BMT Tumang.
Sebagaimana disampaikan oleh Manajer Baitul Maal KSPPS BMT
Tumang Bapak Jumali. produk qardhul hasan dalam bentuk program
pokusma sebagai salah satu upaya pengentasan kemiskinan perlu
dioptimalkan, akan tetapi ada beberapa kendala yang dihadapi Baitul Maal
BMT Tumang. Berikut adalah kendala-kendala yang dihadapi Baitul Maal
dalam mengoptimalkan pembiayaan qardhul hasan:
1. Pemahaman Produk Qardhul Hasan
Pada awalnya secara umum kendala yang diahadipi adalah
pemahaman anggota tentang produk yang ditawarkan. Anggota pada
awalnya ragu tentang produk qardhul hasan, belum paham tentang
program pokusma,ada yang pahamnya seperti pembiayaan kredit pada
umumnya.
79
2. Komunikasi Pelatihan dan Pembinaan
Setelah menjadi anggota, dilakukan pembinaan dan pelatihan,
sering terjadi kesulitan dalam penyampaian materi, cara yang
disampaikan terkadang tidak nyambung, karena ada beberapa anggota
yang sudah sepuh, mayoritas anggota dari pedesaan yang minim
pengetahuan.
3. Konsisten Pendampingan
Ketika program pokusma ini sudah berjalan, sering terjadi program
pelatihan dan pertemuan rutinitas tidak berjalan dengan baik. Karena
kesibukan anggotanya. Jika sudah seperti itu anggota yang sering tidak
hadir dalam pertemuan tidak bisa terpantau dan terbina dengan baik,
kemungkinan terburuk akan terjadi kemacetan dalam pembiayaan
qardhul hasan ini.
Dalam mengatasi kendala-kendala tersebut, Baitul Maal BMT
Tumangberupaya untuk memberikan pemahaman secara sederhana dan
konsisten tentang pembiayaan qardhul hasan sebenarnya hanya kembali
pokok saja. Dalam program pokusma juga diajari berorganisasi, kedisiplinan,
kemandirian dan juga diberikan modal pemberdayaan. Penyesuaian dalam
penyampaian materi, penyederhanaan kata, bahasa menggunakan bahasa jawa
agar bisa ditangkap oleh anggota pokusma. Konsisten setiap pertemuan,
pertemuan harus sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan, kalau mundur
maju satu dua hari, kalau terlalu diabaikan kemungkinan terjadi kemacetan.
80
Sebagaimana disampaikan oleh Manajer Baitul Maal KSPPS BMT
Tumang Bapak Jumali, jika produk qardhul hasan ini dapat dioptimalkan
dengan baik, dapat menjadi salah satu upaya pengentasan kemiskinan. Hal ini
terbukti pada anggota yang semula dari awal (duafa), tergabung dalam
program pokusma dengan pembiayaan Rp. 500.000,- per orang, mulai
beberapa tahun terakhir meningkat, rumah anggota-anggota tersebut sudah
bagus-bagus. Ditegaskan juga oleh salah satu anggota pokusma Ibu Sri Fajari
bahwa setelah menjadi anggota pokusma, ekonomi beliau ada peningkatan,
usaha beliau ada perkembangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa program
pokusma dapat berjalan dengan baik jika pihak BMT dan anggota konsisten
sesuai dengan prosedur program yang telah ditentukan.
81
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah memperoleh data melalui proses wawancara dan observasi di
Baitul Maal BMT Tumang, diketahui bahwa pembiayaan produk qardhul
hasan di BMT Tumang dikelola di bagian devisi Baitul Maal. Salah satu
program yang dimiliki Baitul Maal BMT Tumang adalah program
pemberdayaan ekonomi untuk masyarakat miskin yang disebut POKUSMA
(Kelompok Usaha Masyarakat). Dengan analisis data pada bab sebelumnya
terkait tentang optimalisasi produk qardhul hasan sebagai wujud CSR dalam
rangka pengentasan problem kemiskinan, diperoleh kesimpulan dari hasil
penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah yang peneliti usung adalah
sebagai berikut:
1. Kebijakan Baitul Maal dalam mengoptimalkan produk qardhul hasan
yang pertama adalah dengan membentuk kelompok usaha, karena di
dalam kelompok mudah diadakan pembinaan, kemungkinan kecil terjadi
kemacetan dan tidak kelancaran dalam pengangsuran. Kedua sistem
agunan yang digunakan adalah menggunakan “Tanggung Renteng”,
maksudnya adalah semua anggota bertanggung jawab terhadap setiap
masalah yang ada selama menjadi anggota pembiayaan qardhul hasan
(pokusma).
82
2. Sistem distribusi penyaluran pembiayaan qardhul hasan di Baitul Maal
KSPPS BMT Tumang adalah sistem bertahap, maksudnya tidak semua
anggota diberi pembiayaan langsung, anggota harus aktif dulu dalam
pertemuan, diberi sosialisasi pembinaan, jika sudah aktif maka
terbentuklah kepengurusan oraganisasi, kemudian baru diberi
pembiayaan secara bertahap untuk megukur tanggung jawab meraka.
Sedangkan untuk sasaran distribusi anggota pembiayaan qardhul hasan
di Baitul Maal BMT Tumang adalah masyarakat menengah ke bawah
yang mempunyai usaha kecil (kaum duafa), akan tetapi selama ini belum
merata, mayoritas anggota pokusma berada di wilayah Boyolali.
3. Kendala-kendala yang dihadapi Baitul Maal dalam mengoptimalkan
pembiayaan qardhul hasan, yang pertama adalah pemahaman produk,
anggota pada awalnya ragu tentang produk qardhul hasan, belum paham
tentang program pokusma, ada yang pahamnya seperti pembiayaan kredit
pada umumnya. Kedua komunikasi, sering terjadi kesulitan dalam
penyampaian materi, cara yang disampaikan terkadang tidak nyambung,
karena ada beberapa anggota yang sudah sepuh, mayoritas anggota dari
pedesaan yang minim pengetahuan. Ketiga konsisten, sering terjadi
program pelatihan dan pertemuan rutinitas tidak berjalan dengan baik,
karena kesibukan anggotanya.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian tentang Optimalisasi Produk Qardhul
Hasan Sebagai Wujud CSR Pada Baitul Maal BMT Tumang Dalam Rangka
83
Pengentasan Problem Kemiskinan, maka penulis ingin memberikan beberapa
saran yang mungkin dapat dijadikan pertimbangan dan masukan bagi Baitul
Maal BMT Tumang, yaitu:
1. Baitul Maal BMT Tumang seharusnya sudah ada target setiap bulannya
harus ada pembiayaan qardhul hasan, seperti halnya produk lainnya.
Mengingat BMT ini telah berdiri sejak Februari 1998, dan saat ini
memiliki 17 cabang, 160 pengelola, dan 22.000 anggota yang tergabung
di Baitul Tamwil.
2. Baitul Maal BMT Tumang perlu mengadakan progam seperti gebyar
cabang dalam menawarkan produk Maal BMT khususnya produk
qardhul hasan, agar masyarakat mengenal dan memahami produk sosial
Baitul Maal BMT Tumang.
3. Mengingat BMT Tumang sekarang berbadan hukum KSPPS (Koperasi
Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah) dan wilayah keanggotaan menjadi
lintas provinsi. Distribusi anggota pembiayaan qardhul hasan di Baitul
Maal BMT seharusnya lebih merata ke seluruh cabang BMT, mayoritas
anggota pokusma sekarang berada di wilayah Boyolali.
4. Pemberian pembiayaan qardhul hasan seharusnya dalam bentuk modal
usaha sebagian uang tunai, pengawasan penggunaan pembiayaan qardhul
hasan lebih ditingkatkan agar tidak terjadi penyalahgunaan modal usaha
untuk keperluan anggota yang lain.
84
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Alim, Muhammad Nizarul. 2011. Muhasabah Keuangan Syariah. Solo: Aqwam.
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah dari Teori Ke Praktek. Jakarta:
Gema Insani.
Basri, Ikhwan Abidin. 2008. Pengantar Fiqh Muamalah. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Cokrohadisumarto, Widiyanto bin Mislan, Abdul Gafar Ismail & Kartiko A
Wibowo. 2016. BMT Praktik dan Kasus. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Darsono, et al. 2017. Perbankan Syariah di Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Dendawijaya, Lukman. 2009. Manajemen Perbankan. Bogor: Ghalia Indonesia.
Dib Al-Bugha, Musthafa. 2010. Buku Pintar Transaksi Syariah: Menjalin Kerja
Sama isnis dan Menyelesaikan Sengketanya Berdasarkan Panduan Islam.
Jakarta: Hikmah.
Muhamad. 2016. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: UPP STIM
YKPN.
Muhammad. 2000. Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah. Yogyakarta:
UII Press.
Nabhan, Faqih. 2008. Dasar-dasar Akuntansi Bank Syariah. Yogyakarta:
Lumbung Ilmu.
Perwataatmadja, Karnaen & Antonio, Muhammad Syafi’i. 1992. Apa dan
Bagaimana Bank Islam. Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf.
85
Ridwan, Muhammad. 2006. Sistem dan Prosedur Pendirian BMT. Jakarta: Agro
Media Pustaka
Sumiyanto, Ahmad. 2008. BMT Menuju Koperasi Modern. Yogyakarta: ISES
Publising.
Susanto, Burhanuddin. 2008. Hukum Perbankan Syariah di Indonesia.
Yogyakarta: UII Press.
Susilo, Edi. 2017. Analisis Pembiayaan dan Risiko Perbankan Syariah.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suryanto, Bagong & Sutinah. 2006. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif
Pendekatan. Jakarta: Kencana.
Triyanta, Agus. 2016. Hukum Perbankan Syaiah. Malang: Setara Press.
Wirartha, I Made. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta:
Andi Offset.
Zarkasyi, Moh Wahyudin. 2008. Good Corporate Governance Pada Badan
Usaha Manufaktur, Perbankan, dan Jasa Keuangan Lainnya. Bandung:
Alfabeta.
JURNAL
Afandi, Pandi. 2010. “Analisis Implementasi 5C Bank BPR Dalam Menentukan
Kelayakan Pemberian Kredit Pada Nasabah”. Jurnal Among Makarti. Vol.
3. No. 5. 55-69.
Budiman, Farid. 2013. “Karakteristik Akad Pembiayaan al-Qardhul Sebagai Akad
Tabarru”. Jurnal Yuridika. Vol. 28. No. 3. 406-418.
Hakim, Abdul. 2013. “Model Pembiayaan Pedagang Kaki Lima Melalui Qardhul
Hasan”. Jurnal Riptek. Vol. 7. No. I. 39-46.
86
Haliwela, Nancy Silvana. 2011. “Tinjauan Hukum Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan (CSR)”. Jurnal Sasi. Vol. 17. No. 4. 52-57.
Ismanto, Kuat. 2015. “Pengelolaan Baitul Maal Pada Baitul Maal wa Tamwil
(BMT) Kota Pekalongan. Jurnal Penelitian. Vol. 12. No. 1. 24-38.
Masyitoh, Novita Dewi. 2014. “Analisis Normatif UU No. 1 Tahun 2013 Tentang
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) atas Status Badan Hukum dan
Pengawasan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). Jurnal. Vol. V. No. 2. 17-36.
Maygarindra, Putra Budi & Maghviroh, Rovila El. 2012. “Analisis Alokasi Dana
CSR Serta Pelaporan Suistainability Report Berdasarkan Global Reporting
Initiative (GRI G3) Di PT. Pembangkitan Jawa Bali”. Jurnal. Vol. 2. No. 2.
173-184.
Riswandi, Dedi. 2015. “Pembiayaan Qardhul Hasan Di Bank Syariah Mandiri
Kota Mataram”. Istinbath, Jurnal Hukum Islam. Vol. 14. No. 2. 243-268.
Satrio, Muh Awal. 2015. “Qardhul Hasan Sebagai Wujud Pelaksanaan CSR dan
Kegiatan Filantropi Lembaga Keuangan Syariah Untuk Pemberdayaan
Masyarakat”. Jurnal Kajian Bisnis. Vol. 23. No. 2. 104-111.
Sa’diyah, Mahmudatus & Meuthiya Athiya Arifin. 2014, “Pengembangan
Produk-produk Lembaga Keuangan Mikro Syariah”. Jurnal. Vol. 2. No. 1.
157-173.
Sopyan, Yayan. 2014. “Corporate Social Responsibility Sebagai Implementasi
Fikih Sosial untuk Pemberdayaan Masyarakat”. Jurnal Ahkam. Vol. XIV.
No. 1. 53-62.
DOKUMEN RESMI
Dewan Syariah Nasional MUI. Al-Qardh. FATWA DEWAN SYARI'AH
NASIONAL NO: 19/DSN-MUI/IV/2001.
87
ARTIKEL
Baitul Maal. 2017. Laporan Pentasyarufan Baitul Maal BMT Tumang 2016.
Tumang. Edisi 15.
TUGAS AKHIR
Rondiatin, Siti. 2010. Analisa Pembiayaan al-Qardhul Hasan Pada BMT Aman
Salatiga. Tugas Akhir. IAIN Salatiga.
LAMPIRAN
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Muhamad Bilal
NIM : 201-14-024
Jurusan : D III Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Judul : OPTIMALISASI RODUK QARDHUL HASAN
SEBAGAI WUJUD CSR PADA BAITUL MAAL BMT
TUMANG DALAM RANGKA PENGENTASAN
PROBLEM KEMISKINAN
Menyatakan bahwa Tugas Akhir ini secara keseluruhan adalah hasil
penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk
sumbernya. Tugas Akhir ini diperkenankan untuk dipublikasikan pada
e-repository IAIN Salatiga.
Lampiran 1 Lampiran 1
DECLARATION
In the name of Allah the most gracious and merciful
Here by the writer fully declares that the graduating paper is made by writer
herself, and it is not contained the materials writen are has been published by
other people and other’s people ideas except the information from the references.
The writer is capable to account for this graduating paper if in the future it can be
proved of containing other’s ideas or fact the writer imitates the other’s graduating
paper.
Like wise the declaration made by the writer and hope that this declaration can be
understood.
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
DAFTAR ANGGOTA POKUSMA
NO NAMA NAM KELOMPOK ALAMAT 1 Suprapti Umi Barokah Jrakah Selo Boyolali 2 Sugiyani Umi Barokah Jrakah Selo Boyolali 3 Haryani Umi Barokah Jrakah Selo Boyolali 4 Sarsi Umi Barokah Jrakah Selo Boyolali 5 Warsini Umi Barokah Jrakah Selo Boyolali 6 Ngatiyem Umi Barokah Jrakah Selo Boyolali 7 Samiyem Umi Barokah Jrakah Selo Boyolali 8 Win Rafi Umi Barokah Jrakah Selo Boyolali 9 Sumi Umi Barokah Jrakah Selo Boyolali
10 Suminah Umi Barokah Jrakah Selo Boyolali 11 Sri Fajari Umi Barokah Jrakah Selo Boyolali 12 Lasmi Umi Barokah Jrakah Selo Boyolali 13 Kawit Umi Barokah Jrakah Selo Boyolali 14 Ngatemi Umi Barokah Jrakah Selo Boyolali 15 Siti Hasanah Umi Barokah Jrakah Selo Boyolali 16 Aminah Umi Barokah Jrakah Selo Boyolali 17 Windani Umi Barokah Jrakah Selo Boyolali 18 Vita Umi Barokah Jrakah Selo Boyolali 19 Sukini Umi Barokah Jrakah Selo Boyolali 20 Lestari Umi Barokah Jrakah Selo Boyolali 21 Miyah Umi Barokah Jrakah Selo Boyolali 22 Mulyati Umi Barokah Jrakah Selo Boyolali 23 Muryani Umi Barokah Jrakah Selo Boyolali 24 Mursidah Umi Barokah Jrakah Selo Boyolali 25 Marmi Umi Barokah Jrakah Selo Boyolali 26 Remi Umi Barokah Jrakah Selo Boyolali 27 Puput Umi Barokah Jrakah Selo Boyolali 28 Parni Umi Barokah Jrakah Selo Boyolali 29 Siami Umi Barokah Jrakah Selo Boyolali 30 Marni Umi Barokah Jrakah Selo Boyolali 31 Abu Soyan Berkah Jaya Tumang Cepogo Boyolali 32 Anwar Shodiq Berkah Jaya Tumang Cepogo Boyolali 33 Aris Winarno Berkah Jaya Tumang Cepogo Boyolali 34 Listiyanto Berkah Jaya Tumang Cepogo Boyolali 35 Marianto Berkah Jaya Tumang Cepogo Boyolali 36 Marjoko Berkah Jaya Tumang Cepogo Boyolali 37 Muh Ashadi Berkah Jaya Tumang Cepogo Boyolali 38 Muhtarom Berkah Jaya Tumang Cepogo Boyolali 39 Muhtar Berkah Jaya Tumang Cepogo Boyolali 40 Mulyanto Berkah Jaya Tumang Cepogo Boyolali
Lampiran 13
41 Sritanto Berkah Jaya Tumang Cepogo Boyolali 42 Sukirji Berkah Jaya Tumang Cepogo Boyolali 43 Suroto Berkah Jaya Tumang Cepogo Boyolali 44 Suryanto Berkah Jaya Tumang Cepogo Boyolali 45 Sukirji Terang Bulan Bener Gubug Cepogo Boyolali 46 Suwarno Terang Bulan Bener Gubug Cepogo Boyolali 47 Supriyanto Terang Bulan Bener Gubug Cepogo Boyolali 48 Sri Widodo Terang Bulan Bener Gubug Cepogo Boyolali 49 Suyamto Terang Bulan Bener Gubug Cepogo Boyolali 50 Tugimin Terang Bulan Bener Gubug Cepogo Boyolali 51 Misdi Terang Bulan Bener Gubug Cepogo Boyolali
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Nama : Muhamad Bilal
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat/tgl. Lahir : Kab. Semarang, 05 Desember 1995
Kebangsaan : Indonesia
Alamat Rumah : Krajan Tegalrejo RT 01/01 Kecamatan
Tengaran, Kabupaten Semarang (50775)
Nama Ayah : Supardi
Nama Ibu : Khamidah
No. Ponsel : 085640100744
E-mail : [email protected]
B. Riwayat Pendidikan
1. SDIT Nurul Islam Tengaran, tahun lulus 2008
2. SMP Negeri 1 Tengaran, tahun lulus 2011
3. SMK Negeri 1 Tengaran, tahun lulus 2014
C. Pengalaman Organisasi
1. Wakil Ketua Karang Taruna Desa Tegalrejo, tahun 2013-2017
2. Pengurus HMJ D III Perbankan Syariah FEBI IAIN Salatiga, tahun
2015
3. Pengurus HMJ D III Perbankan Syariah FEBI IAIN Salatiga, tahun
2016
Salatiga, 19 Juni 2017
( Muhamad Bial )