Oleh: MONICA YUNISTIA NIM : 142110138 JURUSAN GIZI ...

of 69 /69
1 HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DAN PENGETAHUAN IBUDENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI KELURAHAN ALAI PARAK KOPI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALAI KOTA PADANG TAHUN 2018 Karya Tulis Ilmiah Diajukan ke Program Studi DIII Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang sebagai Persyaratan dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang Oleh: MONICA YUNISTIA NIM : 142110138 JURUSAN GIZI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG 2018

Embed Size (px)

Transcript of Oleh: MONICA YUNISTIA NIM : 142110138 JURUSAN GIZI ...

ANAK USIA 6-24 BULAN DI KELURAHAN
ALAI PARAK KOPI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS ALAI KOTA PADANG
Diajukan ke Program Studi DIII Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang
sebagai Persyaratan dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Politeknik
Kesehatan Kemenkes Padang
Monica Yunistia
Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Alai Kota Padang Tahun 2018
Vi + 44 halaman, 8 tabel, 10 lampiran
ABSTRAK
ASI merupakan makanan yang paling bagus untuk bayi dan termasuk
zat gizinya komplit, selain itu ASI mempunyai keunggulan yang lain
diantaranya kaya zat penting bagi bayi. Cakupan pemberian ASI di Kota
Padang tahun 2015 sebesar 72,8%. Hal ini belum memenuhi target dari
Kementrian Kesehatan RI sebesar 80%. Penelitian ini bertujuan intuk
mengetahui Hubungan Status Pekerjaan dan Pengetahuan Ibu dengan
Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Alai Parak Kopi wilayah Kerja
Puskesmas Alai Kota Padang Tahun 2018.
Desain penelitian ini yaitu Cross Sectional.Penelitian ini dimulai dari
bulan September 2017 hingga Mei 2018. Populasi penelitian ini adalah ibu
yang mempunyai anak usia 6-24 bulan di wilayah Kerja Puskesmas Alai Kota
P adang dengan populasi 445 orang. Jumlah sampel sebanyak 72 dengan
menggunakan teknik simple random sampling.Pengumpulan data penelitian
menggunakan kuisioner. Data diolah secara komputerisasi melalui tahap
editing,coding, entry dan cleaning kemudian di analisa secara univariat dan
bivariat (chi square).
Hasil penelitian menunjukkan hampir sebagian besar (48,6%) ibu
tidak memberikan ASI Eksklusif, sebagian besar (56,9%) ibu bekerja di luar
rumah, hampir separoh (43,1%) pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif masih
kurang. Hasil bivariat menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara
status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif (p>0,05) dan ada
hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI
Eksklusif dengan nilai (p<0,05).
Status pekerjaan ibu tidak menunjukkan adanya hubungan yang
bermakna dengan pemberian ASI Eksklusif, tetapi ada hubungan yang
bermakna antara status pengetahuan ibu dengan pemberian ASI
Eksklusif.Disarankan kepada petugas kesehatan agar memebrikan penyuluhan
kepada ibu tentang pemberian ASI Eksklusif.
Kata Kunci (Key Word) : ASI Eksklisif, Pekerjaan ibu, Pengetahuan ibu
Daftar Pustaka : 22 (1997-2016)
Nama Lengkap : Monica Yunistia
Tahun Masuk : 2014
Peminatan : Gizi Masyarakat
Nama Anggota Dewan Penguji : Arlen Defitri N, S.ST, M.Biomed
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam karya tulis ilmiah
saya yang berjudul “ Hubungan Status Pekerjaan Dan PengetahuanIbu Dengan
Pemberian Asi Eksklusif Pada Anak Usia 6-12 Bulan Di Kelurahan Alai Parak
Kopi Wilayah Kerja Puskesmas Alai Kota Padang Tahun 2018”
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka
saya akan menerima san ksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Padang, Juni 2018
Anak ke : 5 (Lima)
Jumlah Bersaudara : 4 (Empat)
Dharmasraya
Riwayat Pendidikan
3 SMP N 01 Pulau Punjung 2008-2011
4 SMA N 2 Pulau Punjung 2011-2014
5 D-III Jurusan Gizi Poltekkes kemenkes Padang 2014-2018
KATA PENGANTAR
7
Dengan mengucapkan do’a dan puji syukur kehadirat Allah SWT dengan
berkat serta rahmat dan karuni-Nya, penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat
diselesaikan oleh penulis walaupun menemui kesulitan dalam pembuatannya.
Penyusunan dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini merupakan suatu
rangkaian dari proses pendidikan secara menyeluruh di Program Studi Diploma
III Jurusan Gizi di Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang, dan sebagai prasyarat
dalam menyelesaikan pendidikan DIII Gizi pada masa akhir pendidikan. Judul
Karya Tulis Ilmiah ini “Hubungan Status Pekerjaan dan Pengetahuan Ibu dengan
Pemberian Asi Eksklusif Pada anak usia 6-24 bulan di Kelurahan Alai Parak Kopi
Wilayah Kerja Puskesmas Alai Kota Padang Tahun 2018”
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya atas segala bimbingan, pengarahan dari ibu Rina Hasniyati,
SKM, M.Kes sebagai pembimbing 1 dan bapak Zul Amri, DCN, M.Kes sebagai
pembimbing 2 dan berbagai pihak yang penulis terima, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada:
1. Bapak Sunardi, SKM, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan Padang.
2. Ibu Hasneli DCN, M.Biomed, selaku Ketua Jurusan Gizi.
3. Ibu Kasmiyetti DCN, M.Biomed, selaku Ka. Prodi D III Jurusan Gizi.
4. Ibu Marni Handayani, S.SiT, M.Kes
5. Ibu Arlen Defitri N, S.ST. M Biomed
8
7. Bapak/Ibu Dosen mata kuliah Karya Tulis Ilmiah
8. Orang tua serta keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan dan
motivasi selama pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini
9. Serta semua pihak yang telah membantu dalam proses perkuliahan dan
penulisan proposal karya tulis ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu .
keterbatasan kemampuan yang ada, sehingga penulis merasa masih ada belum
sempurna baik dalam isi maupun dalam penyajian. Untuk itu penulis selalu
terbuka atas kritikan dan saran yang membangun guna penyempurnaan Karya
Tulis Ilmiah ini.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati dan kekurangan yang ada penulis
berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberi manfaat bagi semua
pihak.
C. Populasi dan Sampel ...................................................................... 24
D. Cara Pengumpulan Data ................................................................. 26
1.Data Primer ................................................................................. 26
1. Teknik Pengolahan Data ............................................................ 26
2. Analisa Data ............................................................................... 27
a. Analisa Univariat ................................................................... 28
b. Analisa Bivariat ..................................................................... 29
A. Gambaran Umun Lokasi Penelitian ............................................... 29
B. Gambaran Umum Responden ........................................................ 29
C. Hasil Penelitian .............................................................................. 31
A. KESIMPULAN .............................................................................. 42
Tabel 2.Distribusi Frekuensi Sampel Menurut Jenis Kelamin .................................. 30
Tabel 3.Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Sampel ......................................... 30
Tabel 4. Distribusi Frekuensi responden berdasarkan umur dan pendidikan ............ 31
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemberian ASI Eksklusif ... 31
Tabel 6. Distribisi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Ibu ......................................... 32
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu ................. 32
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Status Pekerjaan Ibu ................................................... 33
Tabel 9. Distribusi Status Pengetahuan Ibu ............................................................... 34
12
Lampiran C : SuratIzin Penelitian DKK
Lampiran D : Surat Izin dari Kampus
Lampiran E : Master Tabel
Lampiran G : Kartu Konsultasi
Lampiran H : Jadwal Penelitian
Lampiran J : Dokumentasi
perkembangan anak, oleh sebab itu, masa ini merupakan kesempatan yang
baik bagi orang tua untuk mengupayakan tumbuh kembang anak secara
optimal.Salah satunya dengan memberikan Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif.
Setelah 6 bulan anak juga bisa diberikan makanan tambahan selain ASI. 1
Pemberian ASI eksklusif yaitu memberikan ASI saja kepada bayi
tanpa makanan tambahan sampai bayi berusia 6 bulan.kecukupan gizi bayi
dapat dipengaruhi dengan pemberian ASI. ASI merupakan makanan yang
paling bagus untuk bayi dan termasuk zat gizinya komplit, selain itu ASI
mempunyai keunggulan yang lain diantaranya harganya murah, diantaranya
kaya zat penting bagi bayi, memberikan kekebalan yang optimal bagi bayi,
mengurangi resiko terjadinya alergi, mengurangi infeksi usus, tidak basi dan
selalu segar, lebih higienis,menguatkan hubungan antara ibu dan anak, serta
praktis, bebas dari kuman-kuman dan bakteri yang bisa membuat saluran
pencernaan anak terganggu. 1
ASI eksklusif masih menjadi masalah terbesar didunia. Di Benua
Eropa, cakupan ASI eksklusif hanya sebesar 20%. Dibenua Asia, cakupan ASI
belum mencapai 50% dengan cakupan terbanyak di Asia selatan sebesar 44%
dan disusul oleh Asia Pasifik sebesar 43%.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, pemberian ASI
Eksklusif di Indonesia pada bayi umur 0-6 bulan sebesar 54,3%. Pemberian
14
ASI secara eksklusif tertinggi yaitu diprovinsi NTB sebesar 79,7%, dan
terendah yaitu diprovinsi Maluku sebesar 25,2%. Sumatera Barat menepati
urutan ke-empat terbawah dalam menyusui anak umur 0-24 bulan dengan
presentase sebesar 68,8%.
Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015
cakupan ASI eksklusif Kota Padang sebesar 72,8%. Dari 22 Puskesmas yang
ada di kota padang, puskesmas Alai merupakan salah satu cakupan ASI
Eksklusif yang masih rendah yaitu urutan ke 20 dari 22 puskesmas yang ada di
kota padang dengan persentase 61,54%. Urutan dibawahnya ada puskesmas
Andalas ( 54,59% ), dan puskesmas Nanggalo (55,34%).
Puskesmas Alai Kota Padang terletak di Kelurahan Alai Parak Kopi
dengan wilayah kerja hanya terdapat 2 kelurahan yaitu kelurahan Alai Parak
Kopi, dengan luas wilayah 134 Ha, dan Gunung Pangilun dengan wilayah 95,7
Ha. Kelurahan Alai Parak Kopi memiliki 14 RW dan 53 RT. Puskesmas Alai
merupakan kelurahan cakupan ASI Eksklusifnya rendah yaitu 61,54%.
Bayi yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif dari umur 0-6 bulan akan
memiliki resiko untuk terkena penyakit karena daya tahan tubuh yang belum
sempurna. Banyak bayi yang meninggal karena pemberian makanan yang
tidak benar. Kurang dari 15% bayi diberi ASI Eksklusif selama 4 bulan dan
memberikan maknan pendamping ASI tidak sesuai dan tida aman. Hampir 40
% kematian anak balita terjadi di sebabkan oleh diare dan infeksi saluran
pernafasan akut. 8
oleh faktor-faktor diantaranya predisposing factor, enabling factors dan
reinforcing factors. Pedisposing factor terdiri dari dukungan keluarga,
budaya, usia, pendidikan serta status pekerjaan ibu. Enabling factors terdiri
dari ketersediaan /sumber dan keterjangkauan fasilitas. Dan Reinforcing
factors terdiri dari faktor sikap dan peran petugas kesehatan.
Saat ini terjadi peningkatan jumlah angka kerja wanita di berbagai
sektor pekerjaan.Berdasarkan survei BPS tahun 2013, jumlah angkatan kerja
wanita terus meningkat setiap tahunnya. Saat ini dari 114 juta jiwa (94%),
38% diantaranya pekerja perempuan (43,3 juta jiwa), 25 juta diantaranya
berada pada usia produktif. Hal ini menyebabkan banyak ibu yang harus
meninggalkan bayi sebelum berusia 6 bulan.
Berdasarkan hasil penelitian Yandra P (2016) menunjukkan bahwa
faktor yang berpengaruh terhadap pemberian ASI Eksklusif pada ibu yang
menyusui di kelurahan Balai Gadang adalah adanya hubungan yang bermakna
antara status ibu yang bekerja dengan pemberian ASI Eksklusif. Dimana
tekanan ekonomi memaksa ibu bekerja diluar rumah untuk mencari
penghasilan sehingga ibu tidak mempunyai kesempatan memberikan ASI
secara Eksklusif kepada bayi mereka. 2
Pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia manusia yang sekedar
menjawab pertanyaan.Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta
dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah
yang dihadapinya.Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan adalah hasil tahu
dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
16
pengetahuan manusia diperoleh dari pendidikan, pengalaman diri sendiri
maupun pengalaman orang lain, media massa maupun lingkungan.
Berdasarkan penelitian Radhyatam (2015) tentang hubungan tingkat
pengetahuan dan pekerjaan ibu dengan pemberian asi eksklusif pada bayi di
Wilayah Kerja Puskesmas Bayang Utara menyatakan bahwa adanya hubungan
antara tingkat pengetahuan dan status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI
eksklusif. 15
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti melakukan penelitian dengan
judul “Hubungan Status Pekerjaan dan Pengetahuan Ibu Dengan
Pemberian Asi Eksklusif Pada Anak usia 6-24 Bulan di Kelurahan Alai
Parak Kopi Wilayah Kerja Puskesmas Alai Kota Padang Tahun 2018”
B. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan status pekerjaan dan pengetahuan ibu dengan
pemberian ASI eksklusif Pada Anak usia 6-24 Bulan di Kelurahan Alai Parak
Kopi wilayah kerja Puskesmas Alai Kota Padang Tahun 2018 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
ibu dengan pemberian ASI Eksklusif Pada Anak usia 6-24 Bulandi
Kelurahan Alai Parak Kopi wilayah kerja Puskesmas Alai Kota
Padang Tahun 2018.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui distribusi frekuensi Pemberian ASI eksklusif pada
anak usia 6-24 bulan di Kelurahan Alai Parak kopi wilayah kerja
Puskesmas Alai Kota Padang Tahun 2018
b. Diketahui distribusi frekuensi ibu berdasarkan status pekerjaan
ibu di Kelurahan Alai Parak Kopi wilayah kerja Puskesmas Alai
Kota Padang Tahun 2018
pengetahuan ibu di Kelurahan Alai parak kopi wilayah kerja
Puskesmas Alai Kota Padang Tahun 2018
d. Diketahui hubungan status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI
Eksklusif di Kelurahan Alai parak kopi wilayah kerja
Puskesmas Alai Kota Padang Tahun 2018
e. Diketahui hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian
ASI Eksklusif di Kelurahan Alai parak kopi wilayah kerja
Puskesmas Alai Kota Padang Tahun 2018
D. Manfaat penelitian
1. Bagi peneliti
dan pengalaman tentang hubungan status pekerjaan dan pengetahuan
ibu dalam pemberian ASI Eksklusif diwilayah kerja Puskesmas Alai
Tahun 2018.
dalam rangka meningkatkan pemberian ASI Ekslusif di wilayah kerja
Puskesmas Alai Kota Padang Tahun 2018.
3. Bagi peneliti Berikutnya
Penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman dan data dasar bagi
peneliti selanjutnyamengenai pemberian ASI eksklusif kepada bayi
sampai umur 6 bulan.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan status pekerjaan
dan pengetahuan dengan pemberian ASI Eksklusif pada anakusia6-12
bulan di Kelurahan Alai parak kopi wilayah kerja Puskesmas Alai kota
Padang Tahun 2017. Variabel dependennya adalah pemberian ASI
Eksklusif dan variabel independennya status pekerjaan dan pengetahuan
ibu.
19
ASI eksklusif adalah pemberian Asi saja kepada bayi berumur 0-6
bulan tanpa memberikan makanan atau minuman lain, menurut ahli
kesehatan, bayi pada usia tersebut sudah terpenuhi gizinya hanya dengan
ASI saja. Manfaat ASI Eksklusif yaitu agar bayi kebal terhadap beragam
penyakit pada usia lanjutnya. 11
Air Susu Ibu adalah (ASI) adalah makanan bernutrisi, berenergi
tinggi yang mudah untuk dicerna yang dihasilkan oleh kelenjer payudara
wanita melalui proses laktasi ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan
protein, laktosa dan garam-garam organik yang dibekali enzim pencerna,
sehingga organ pencernaan bayi mudah mencerna dan menyerap gizi
ASI. 11
ASI merupakan makanan terbaik dan paling sempurna untuk bayi
yang sangat deal untuk bayi selama 24 bulan atau 2 tahun pertama
kehidupannya. Kandungan gizinya yang tinggi membuat ASI tidak
tergantikan oleh susu formula yang paling hebat dan mahal sekalipun.
Asupan gizi pada seribu hari awal kehidupanhingga anakberusia 2 tahun
sangat penting untuk pertumbuhan dan pekembangan anak.Hal ini
memiliki manfaat jangka pendek dan jangka panjang. Dalam jangka
pendek, ini akan berimplikasi pada perkembangan otak, pertumbuhan
masa tubuh dan dan komposisi tubuh serta metabolisme glukosa, lipid dan
20
penyakit tidak menular. 11
Pemenuhan Nutrisi yang baik pada bayi adalah dengan memberikan
Air Susu Ibu (ASI). ASI merupakan makanan bayi dengan standar emas
yang terbukti mempunyai keunggulan yang tidak dapat digantikan oleh
makanan dan minumam apapun, karena ASI mengandung zat gizi paling
tepat, lengkap, dan selalu menyesuaikan dengan kebutuhan bayi setiap
saat. Standar emas makanan bayi dimulai dengan tindakan Inisiasi
Menyususi Dini (IMD), dilanjutkan dengan pemberian ASI secara
eksklusif selama 6 bulan. 11
Pemerintah Indonesia dalam peraturan pemerintah no 33 tahun 2012
telah menetapkan pemberian ASI secara Eksklusif bagi bayi Indonesia
sejak lahir sampai dengan bayi berumur 6 bulan dan dilanjutkan sampai
anak berusia 2 tahun dengan pemberian makanan tambahan.
a. Manfaat ASI bagi Bayi dan Ibu
Bagi bayi, tidak ada pemberian yang lebih berharga dari
ASI.Hanya seorang ibu yang dapat memberikan makanan terbaik
bagi bayinya.Asi tidak ternilai harganya, selain meningkatkan
kesehatan dan kepandaian secara optimal, ASI juga membuat anak
memiliki perkembangan sosial yang baik.Keuntungan ini tidak saja
diperoleh bayi, tetapi juga dirasakan oleh ibu, keluarga, masyarakat,
bahkan lingkungan.
21
seimbang dan cukup karena mengandung zat gizi yang
diperlukan untuk 6 bulan pertama.
3) Mengandung antibody (kolestrum) yang melindungi
terhadap penyakit, terutama diare dan gangguan pernafasan.
4) Menunjang perkembangan motoric sehingga bayi yang
diberi ASI Eksklusif lebih cepat bisa jalan.
5) Meningkatkan jalinan kasih sayang
6) Selalu siap tersedia, dan dalam suhu yang sesuai
7) Mudah di cerna dan zat gizi mudah diserap
8) Melindungi terhadap alergi karena tidak mengandung zat
yang dapat menimbulkan alergi.
10) Mengandung asam lemak yang diperlukan untuk
pertumbuhan otak sehingga bayi ASI Eksklusif potensial
lebih pandai.
emosional, kematangan spiritual, dan hubungan sosial yang
baik.
sang ibu. 6
Ketika bayi menyusu, isapan bayi akan merangsang otak
untuk memproduksi hormon prolactin dan oksitosin.
Hormon oksitosin, selain mengerutkan otot-otot untuk
pengeluaran ASI, juga membuat otot-otot rahim dan juga
pembuluh darah yang ada di dalam Rahim mengerut
sehingga pendarahan dirahim, sebagai bekas proses
persalinan cepat terhenti. Efek ini akan berlangsung secara
lebih memaksimal jika setelah melahirkan ibu langsung
menyusui.
3) Mencagah Kanker
kanker payudara, indung telur, dan Rahim lebih rendah.
4) Menyusui frekuensi yang sering dan lama dapat digunakan
sebagai metode kontrasepsi alami yang dapat mencegah
terjadinya ovulasi pada ibu.
memang disiapkan sebagai sumber energy selama
kehamilan akan digunakan sebagai energy pembentuk
23
sehingga penurunan berat badan ibu pun akan berlangsung
lebih cepat.
menyiapkan dengan temperature atau suhu yang sesuai
dengan kebutuhan bayi.
berbahaya dari luar serta steril dari bakteri.
b. Kandungan dan komposisi dalam ASI
Berikut dijabarkan kandungan yang terdapat dalam ASI
dibandingkan dengan kandungan zat gizi di dalam susu sapi. 18
1) Kadar karbohidrat dalam ASI lebih tinggi dibandingkan pada
susu sapi. Karbohidrat berfungsi memberikan energy serta
membangun sel saraf otak sehingga bayi yang diberikan ASI
lebih aktif dan cerdas. Di dalam usus, sebagian karbohidrat
diubah menjadi asam laktat yang berfungsi mencegah
pertumbuhan bakteri berbahaya.
2) Kadar protein dalam ASI lebih rendah dibandingkan pada susu
sapi. Akan tetapi, protein dalam susu sapi membentuk gumpalan
yang relative keras dalam lambung bayi sehingga sulit dicerna.
Akibatnya bayi sering mengalami susah buang air besar.
Sebaiknya, protein dalam ASI lebih lunak hingga hampir
seluruhnya mudah dicerna dan terserap oleh pencernaan bayi.
24
3) Kadar lemak ASI lebih tinggi dibandingkan pada susu sapi. Jenis
lemak dalam ASI mengandung DHA (Decosahexaenoic acid)
yang mengandung banyak omega 3 dan omega 6 yang
dibutuhkan dalam pembentukan sel-sel jaringan otak. Selain itu,
di dalam lemak ASI terdapat enzim yang membuat lemak dapat
seluruhnya tercerna oleh bayi.
Tabel 1
Kandungan Kolostrum Transisi Matur
Energy 57,0 63,0 65,0
laktosa 6,5 6,7 7,0
Lemak 2,9 3,6 3,8
Protein 1,195 0,965 1,324
Mineral 0,3 0,3 0,2
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI adalah :
1) Predisposing Factor
setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu
obejek tertentu. Penginderaan terhadap suatu obejek terjadi
melalui panca indra manusia yakni penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri.
25
yang menyusui menjadi faktor kegagalan pemberian ASI
eksklusif.Dari pernyataan tersebut, sekelompok yang peduli
ASI secara konsisten terus menerus menyarankan pentingnya
pemberian ASI diawal kehidupan bayi.Mereka yakin bahwa
rendahnya keberhasilan pemberian ASI Eksklusif
dikarenakan kurangnya pengetahuan dari orang tua bayi dan
keluarga.
mertua, kakak wanita atau teman wanita yang telah
berpengalaman dan berhasil dalam menyusui sangat
diperlukan untuk psikologis seorang ibu. Ibu juga
membutuhkan dukungan dari suami yang mengerti bahwa
ASI adalah makanan yang baik untuk bayinya agar proses
pelaksanaan pemberian ASI Eksklusif pada bayinya berhasil.
c) Budaya
perilaku menyusui secara eksklusif.Sebagian besar hasil
studi yang dlakukan dibeberapa daerah di Indonesia
menunjukkan pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih
jarang dilakukan karena pengaruh budaya yang dianut.
d) Usia
cukup sehingga terdapat hubungan yang bermakna antara
usia ibu dengan pemberian ASI eksklusif. Proporsi
pemberian ASI eksklusif yang paling banyak pada ibu
berusia muda lebih besar dari proporsi pemberian ASI
eksklusif pada ibu berusia tua.
e) Pendidikan Ibu
dalam memberikan respon terhadap sesuatu yang datang
dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan
memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi
yang datang dan alasan berfikir sejauh mana keuntungan
yang yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan
tersebut. Bagi sebagian ibu, menyusui merupakan tindakan
yang alamiah dan naluriah.
pemberian ASI secara Eksklusif selama paling sedikit 4
bulan dan bila mungkin sampai 6 bulan. Dengan adanya
cuti hamil selama 3 bulan juga dapat membantu ibu untuk
dapat memberikan ASI eksklusif, ditambah dengan
pengetahuan yang benar tentang menyusui, perlengkapan
memerah ASI yang baik dan dukungan lingkungan kerja
27
secara eksklusif.
nyata dan dalam bentuk materi dan waktu yang bertujuan
untuk meringankan beban bagi individu yang membutuhkan
orang lain untuk memenuhinya. Suami harus mengetahui
jika istri dapat bergantung padanya jika istri memerlukan
bantuan.Dalam hal ini keluarga mencukupi kebutuhan rutin
ibu menyusui, mengganti popok, menyendawakan bayi,
memijat bayi secara teratur atau memberi Air Susu Ibu
(ASI) perah kepada bayi bila ibu bekerja.
b) Keterjagkauan fasilitas
serta gencarnya promosi susu formula sebagai pengganti
ASI membuat masyarakat kurang mempercayai kehebatan
ASI, sehingga akhirnya memilih susu formula.
3) Reinforcing Factors
anak-anak Indonesia karena mereka membimbing ibu untuk
memberikan ASI Eksklusif. Pemberian ASI Eksklusif
28
gizi sempurna dan tumbuh dengan baik.
Ini adalah modal utama menjadi manusia yang
produktif.Sikap dan prilaku petugas kesehatan dapat
menjadi contoh atau acuan bagi masyarakat tentang hidup
sehat (berperilaku hidup sehat).
bayi ataupun memerah ASI. Sedangkan jika tidak diperah secara
teratur, produksi ASI akan terus menurun. Ketidaktahuan para ibu
tentang manajemen laktasi, seperti cara memerah dan menyimpan ASI,
turut menghambat proses menyusui. Banyak ibu tidak percaya diri
produksi ASI nya mencukupi sehingga memberi susu formula kepada
bayinya.
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup.Banyak ibu bekerja yang
memutuskan untuk tidak menyusui. Ini disebabkan ibu yang bekerja
diluar rumah tidak mempunyai waktu untuk menyusui anaknya. 9
Menurut Roesli (2005) bahwa bekerja bukan alasan untuk
menghentikan pemberian ASI secara eksklusif selama paling sedikit 4
29
yang benar tentang menyusui.
banyak sekali. Peraturan jam kerja yang ketat, lokasi tempat tinggal
yang jauh dari tempat kerja, atau tidak ada fasilitas kendraan pribadi
menjadi faktor penghambat ibu memberikan ASI kepada bayinya.
Faktor lainnya adalah ibu yang bekerja secara fisik pasti akan cepat
lelah, sehingga merasa tidak punya tenaga lagi untuk menyusui 19
a. Jenis- jenis Pekerjaan
Adapun jenis-jenis pekerjaan yaitu :
mengutamakan pelayanan.Contoh pelayan tokoh, pelayan
rumah makan, pramugari, dan bagian keamanan.
2) Professional
yang akan datang. Misalnya jika ingin menjadi guru, harus
kuliah di IKIP atau FKIP atau yang setara dengannya.
Contohnya pekerjaan lain adalah dokter, perawat dan arsitek
3) Manajemen Position
bergerak dalam bidang pengelolaan.Misalnya manager,
direktur, dan supervisor.
4) Office Work
memerlukan sekolah khusus, tetapi hanya jenis kursus
singkat.Contohnya reception, costumer service officer, namun
ada juga perusahaan yang meminta karyawannya didalam
kelompok ini minimal memiliki ijazah D III.
3. Pengetahuan ibu
mengadakan penginderaan terhadap suatu obejek tertentu.
Penginderaan terhadap suatu obejek terjadi melalui panca indra
manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba
dengan sendiri. Informasi yang keliru tentang ASI, membentuk para
ibu yang menyusui menjadi faktor kegagalan pemberian ASI
eksklusif.Dari pernyataan tersebut, sekelompok yang peduli ASI secara
konsisten terus menerus menyarankan pentingnya pemberian ASI
diawal kehidupan bayi.Mereka yakin bahwa rendahnya keberhasilan
pemberian ASI eksklusif dikarenakan kurangnya pengetahuan dari
orang tua bayi dan keluarga.
Pengetahuan adalah segalah sesuatu yang dapat diterangkan
dengan metode ilmiah yang harus dilakukan untuk menyelesaikan
suatu persoalan ilmiah dengan menggunakan teori kebenaran baik
31
Pengetahuan adalah suatu proses untuk mengetahui dan menghasilkan
sesuatu yang didorong rasa ingin tahu yang bersumber dari kehendak
dan kemauan manusia.
mempengaruhi pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif.Apabila
informasi yang diberikan keluarga kurang tepat karena kurangnya
informasi tentang ASI eksklusif masih sangat rendah, karena informasi
yang diberikan keluarga.
1) Pendidikan
memberikan respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang
yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih
rasional terhadap informasi yang dating dan akan berfikir sejauh
mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari
gagasan tersebut.
yang lebih banyak, disbanding dengan orang yang tidak terpapar
informasi media massa.
dengan status ekonomi baik akan lebih mudah dicukupi
dibandingkan keluarga dengan status ekonomi rendah. Jadi dapat
disimpulkan ekonomi dapat mempengaruhi pengetahuan
seseorang.
berinteraksi satu sama lain. Individu yang dapat berinteraksi secara
kontinyu akan dapat lebih biasa mendapatkan informasi. Dengan
demikian hubungan sosial akan mempengaruhi tingkat
pengetahuan seseorang.
5) Pengalaman
pelatihan, seminar dan lain-lain.
Eksternal dan Internal.
Predisposing Factor:
Dukungan Keluarga
Pada penelitian ini sebagai variabel dependen yaitu ASI Eksklusif dan
Variabel independennya yaitu pekerjaan ibu dan pengetahuan ibu. Pada
kerangka konsep ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Variabel Independen Variabel Dependen
E. Hipotesis
1. Ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif di
Kelurahan Alai Parak Kopi Kota Padang tahun 2018
2. Ada hubungan antara Tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian ASI
eksklusif di Kelurahan Alai Parak Kopi Kota Padang tahun 2018
Pemberian ASI Eksklusif
Status Pekerjaan Ibu
Tingkat Pengetahuan Ibu
F. Defenisi Operasional
No Variabel Defenisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
1. Pemberian ASI
minuman,madu atau jus pada
bayi umur 0-6 bulan
Tidak ASI Ekslusif = 0
didalaam atau diluar rumah
b.Ibu tidak bekerja = 1
dikategorikan menjadi :
dimana pengambilan data variabel independen dan dependen dilakukan dalam waktu
bersamaan.Penelitian ini melihat hubungan antara variabel independen dan
dependen.Variabel independen yang diteliti adalah, status pekerjaan dan pengetahuan
ibu.Variabel dependen yang diteliti adalah pemberian ASI Eksklusif.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Alai Kota Padang tahun dari bulan
September 2017 sampai bulan Mei 2018.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah semua ibu yang memilikianak usia 6-24 bulan
yang terdaftar di wilayah kerja Puskesmas Alai Kota Padang Tahun 2018. Jumlah
populasi adalah 455 Orang.
2. Sampel
Sampel diambil dari populasi yang tercatat di kelurahan Alai wilayah kerja
Puskesmas Alai.Besar sampel yang didapat menggunakan rumus Estimasi proporsi
dengan populasi finit.
P = Proporsi (61,54%)
d = Presisi (10%)
N = Populasi (455)
Teknik pengambilan sampel menggunakan Sample Random Sampling artinya
pengambilan sampel dengan memberikan kesempatan yang sama bagi anggota populasi
unuk terambil sebagai sampel tanpa memperhatikan strata atau tingkat populasi
tersebut.
1. Sampel mampu berkomunikasi dengan baik
2. Bersedia untuk dijadikan sampel
3. Dalam keadaan sehat
Data primer yang dikumpulkan adalah data tentang pemberian ASI eksklusif,
status pekerjaan dan pengetahuan ibu dengan metode wawancara langsung kepada
ibu responden dengan menggunakan instrument penelitian berupa kuesioner.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Laporan Dinas Kesehatan Kota
Padang Tahun 2015 serta data gambaran tempat penelitian dari kelurahan Alai
parak kopi.
a. Teknik Pengolahan Data
a. Pemeriksaan Data (Editing)
disediakan kemudian diperiksa kelengkapan setiap data dengan proses
Editingmeliputi pemeriksaan akan kelengkapan semua data yang sudah dicatat
dengan jelas dan akurat untuk mempersiapkan proses pengolahan selanjutnya.
Tujuan editing ini untuk melengkapi sata yang masih kurang maupun memeriksa
kesalahan untuk diperbaiki dan dinyatakan kembali pada responden yang berguna
saat pengolahan.
dilakukan dengan memberi kode pada masing-masing jawaban.
a) Pemberian ASI eksklusif dikategorikan menjadi:
1) ASI ekskluaif = kode1
b) Status Pekerjaan Ibu
2) Ibu tidak bekerja = kode 1
c) Tingkat Pengetahuan ibu diketegorikan menjadi :
1) Baik = kode 1
2) Kurang = kode 0
c. Memasukkan Data (Entry)
Jawaban ibu yang telah diberi kode dimasukkan kedalam program Epidata
dan diolah kedalam perangkat komputer
d. Membersihan Data (Cleaning)
Data yang sudah dimasukkan ke program komputer diperiksa kembali untuk
memasukkan data tersebut telah bersih dari kesalahan.
2. Analisis Data
1. Analisis Univariat
penelitian yaitu, pekerjan dan pengetahuan ibu dan pemberian ASI eksklusif
dengan menggunakan statistik deskriptif berupa distribusi dan persentase.
2. Analisa Bivariat
hubungan antara status pekerjaan dan pengetahuan ibu terhadap pemberian ASI
Eksklusif pada anak usia 6-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Alai Parak
40
Kopi tahun 2018. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
Chi-square, dimana terdapat hubungan yang bermakna jika p value < 0,05
41
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Puskesmas Alai Kota Padang terletak di Kelurahan Alai Parak Kopi dengan
wilayah kerja hanya terdapat 2 kelurahan yaitu kelurahan Alai Parak Kopi, Kelurahan
Alai Parak Kopi memiliki 14 RW dan 53 RT dengan luas wilayah 134 Ha, dan Gunung
Pangilun dengan wilayah 95,7 Ha.
Luas wilayah kerja Puskesmas Alai meliputi 229,7 Ha 2 dengan batas wilayah
kerja Puskesmas Alai, Sebelah Utara berbatasan dengan dengan Kecamatan Nanggalo,
Sebelah Selatan Berbatasan dengan Kecamatan Padang Timur, Sebelah Barat
berbatasan dengan Padang Barat.
Padang.Puskesmas Alai memiliki jumlah penduduk sebanyak 24.249 jiwa yang terdiri
dari 12.114 jiwa laki-lakidan 12.135 jiwa perempuan.
B. Gambaran Umum Responden
Distribusi frekuensi sampel berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Sampel Menurut Jenis Kelamin di Kelurahan Alai Parak
Kopi Kota Padang
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa lebih dari separoh (55,6%)
responden berjenis laki-laki
dibawah ini.
Tebel 3
Alai Parak Kopi Kota Padang
Tahun 2018
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa lebih dari separoh (63,9%)
responden berumur 12-24 bulan.
Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur dan pendidikan di kelurahan
Alai parak Kopi Wilayah Kerja Puskesmas Alai Kota Padang dapat di lihat pada
tabel 4 :
Tebel 4
Kelurahan Alai Parak Kopi Kota Padang
Tahun 2018
>35 tahun 17 23,1
pendidikan terakhir SMA.
C. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini dianalisis dengan univariat dan analisis bivariat. Adapun
hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Hasil Univariat
tabel dibawah ini :
Kelurahan Alai Parak Kopi Kota Padang
Tahun 2018
Pemberian ASI
Asi Eksklusif 37 51,4
Total 72 100
Berdasrkan Tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa hampir separoh dari (48,6%)
anak umur 6-24 bulan di kelurahan Alai Parak Kopi tidak mendapatkan ASI
Eksklusif .
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 6
Alai Parak Kopi Kota Padang
Tahun 2018
Ibu bekerja 41 56,9
Berdasarkan Tabel 6 diatas dapat diketahui lebih dari separoh (56,9%)
responden bekerja di kelurahan Alai Parak Kopi.
c. Pengetahuan Ibu
Hasil distribusi frekuensi responden berdasarkan aspek pengetahuan ibu
tentang pemberian ASI Eksklusif dan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Table 7
Kelurahan Alai Parak Kota Padang
Tahun 2018
Pengetahuan n %
2. Analisa Bivariat
Untuk melihat hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan status
pekerjaan ibu pada anak usia 6-24 bulan di kelurahan Alai Parak Kopi wilayah
kerja Puskesmas Alai tahun 2018 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
45
pada anak usia 6-24 bulan di
Kelurahan Alai Parak Kopi Kota
Padang Tahun 2018
Tidak
bekerja
Total 35 48,1 37 51,9 72 100
Tabel 8 diatas memperlihatkan bahwa proporsi ibu yang tidak
memberikan ASI Eksklusif lebih banyak dari ibu yang tidak bekerja (58,1%)
dibandingkan ibu bekerja (41,5%).
Hasil uji statistik diperoleh nilai P Value > 0,05 yaitu 0.247, maka tidak
ada hubungan yang signifikan antara status pekerjaan ibu dengan pemberian
ASI Eksklusif (p> 0.05).
Untuk melihat hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan pengetahuan
ibu pada anak usia 6-24 bulan di kelurahan Alai Parak Kopi wilayah kerja
Puskesmas Alai tahun 2018 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 9
anak usia 6-24 bulan di
Kelurahan Alai Parak Kopi
Baik 5 12,2 36 86,7 41 100
Total 35 48,6 36 51,4 72 100
46
dibandingkan dengan ibu yang mempunyai pengetahuan kurang (3,2%).
Hasil uji statistik diperoleh nilai P Value < 0,05 yaitu 0.000, maka ada
hubungan yang signifikan antara status pengetahuan dengan pemberian ASI
Eksklusif (p< 0.05).
Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian dari ibu tidak memberikan ASI
secara Eksklusif, yaitu 35 responden dari 72 responden yang diteliti dengan
persentase (48,6%) yang memberikan ASI Eksklusif.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan, ibu tidak memberikan ASI sampai 6
bulan yaitu ibu merasa anak nya tidak kenyang hanya dengan asi saja, oleh sebab
ibu usia 4 atau 5 bulan ibu sudah memberikan makanan tambahan selain ASI. Hal
ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya anak yang sudah terlebih dahulu
dikenalkan dengan susu formula, adanya faktor kebudayaan atau suatu kebiasaan
yang sudah menjadi turun temurun. yang tidak memberikan ASI Eksklusif.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Yandra P (2016) yang
melakukan penelitian tentang factor-faktor yang berhubungan dengan pemberian
ASI Eksklusif di wilayah kerja puskesmas Air Dingin. Penelitian tersebut
mendapatkan hasil bahwa lebih dari separo (60,7% ) ibu.
Berdasarkan kuisioner dapat diketahui bahwa 48,6% anak usia 6-24 bulan tidak
mendapatkan ASI secara Eksklusif, dikarenakan pengetahuan ibu yang masuh
kurang mengetahui pentingnya ASI bagi bayi.
47
ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat
memenuhi kebutuan bayi selama 6 bulan pertama.ASI merupakan makanan
alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh
kembang yang optimal. Pada tahun 2001 World Health Organization (Organisasi
Kesehatan Dunia) menyatakan ASI Eksklusif selama enam bulan pertama hidup
bayi adalah makanan terbaik. 20
Soekidjo Notoatmodjo (2010) mengatakan pemberian ASI Eksklusif di
pengaruhi oleh faktor-faktor diantaranya predisposing factors terdiri dari
pengetahuan ibu, sikap, sosial ekonomi, sosial budaya, pendidikan serta status
pekerjaan ibu. Enabling factors terdiri dari ketersediaan fasilitas/ sumber dan
keterjangkauan fasilitas. Dan Reinforcing factors terdiri dari faktor sikap dan peran
petugas kesehatan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelurahan Alai Parak
Kopi wilayah Kerja Puskesmas Alai tahun 2018, lebih dari separoh (56,9%) ibu
bekerja. Hal ini mempengaruhi dalam pemberian ASI Eksklusif kepada bayinya,
karena ibu yang tidak bekerja memiliki peluang untuk memberikan ASI
Eksklusif di bandingkan ibu yang bekerja. 9
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Yandra P (2016) yang melakukan penelitian tentang Faktor-faktor Yang
berhubungan Dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi di Kelurahan Balai
Gadang Wilayah Krja Puskesmas Air Dingin Kota Padang Tahun 2016.
Penelitian tersebut mendapatkan hasil lebih dari separoh ibu tidak memberikan
ASI Eksklusif (60,7%) dibandingkan ibu yang memberikan ASI Eksklusif
(39,3%).
48
Salah satu faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif yaitu
ibu yang bekerja, saat ini terjadi peningkatan jumlah angka kerja wanita
diberbagai sektor pekerjaan. Berdasarkan survey PBS Indonesia tahun 2013,
jumlah angka kerja wanita terus meningkat setiap tahunnya. Saat ini dari 114
juta jila (94%), 38% diantaranya adalah pekerja perempuan (43,3 juta jiwa) 25
juta jiwa diantaranya berada pada usia produktif. Hal ini menyebabkan ibu yang
harus meninggalkan bayi sebelum usia 6 bulan karena masa cuti yang telah
habis, kondisi ini terjadi bagi ibu yang bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil
(PNS). 9
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelurahan Alai parak
Kopi wilayah kerja Puskeskesmas Alai tahun 2018, lebih dari separoh ibu yang
memiliki pengetahuan yang kurang tentang pentingnya memberikan ASI
Eksklusif pada bayi dari umur 0-6 bulan. (96,8%) .
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Radhyatam M (2015)
menyatakan bahwa sebagian responden (78,8%) memiliki pengetahuan yang
kurang mengenai ASI Eksklusif.
Pengetahuan yang tinggi pada ibu balita dapat terjadi karena beberapa
factor, salah satunya tingkat pendidikan ibu.Diketahui bahwa sebanyak 38,9%
ibu berpendidikan terakhirSMA, 33,3%, perguruan tinggi, 22,2% berpendidikan
terakhir SMP, dan 5,6% berpendidikan terakhir SD. Rendahnya tingkat
pengetahuan ibu akan mempengaruhi pemberian ASI kepada anaknya, karena
semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu tentang ASI, akan semakin tinggi pula
pemahaman terhadap suatu objek, begitu juga dengan sebaliknya.
49
metode ilmiah yang harus dilakukakan untuk menyelesaikan suatu persoalan
ilmiah dengan menggunakan teori kebenaran baik yang dilakukan saat sekarang
atau dimasa yang akan datang. Pengetahuan adalah suatu proses untuk
mengetahui dan menghasilkan sesuatu yang didorong rasa ingin tahu yang
bersumber dari kehendak dan kemauan manusia. 9
Pengetahuan tentang ASI mempunyai peran dalam perilaku pemberian
ASI secara eksklusif.Rendahnya praktek pemberian ASI Eksklusif di Indonesia
karena kurangnya pengetahuan tentang ASI. Dengan adanya pengetahuan
mengenai ASI Eksklusif, ibu mempunyai sikap yang positif dalam memberikan
ASI secara eksklusif pada bayinya. 9
Pengetahuan juga juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain.
Berdasarkan kuisioner diketahui bahwa sebanyak 47,1% ibu tidak benar
menjawab pertanyaan tentang kolostrum, 27,8% ibu tidak benar menjawab
pertanyaan tentang frekuensi pemberian ASI
Untuk itu promosi pemberian ASI Eksklusif oleh petugas kesehatan
perlu ditingkatkan, karena keberadaan petugas kesehatan mempunyai
kedudukan yang sangat strategis dalam mensukseskan gerakan pemberian ASI
Eksklusif.
Hasil penelitian yang telah dilakukan di Kelurahan Alai Parak Kopi
wilayah kerja Puskesmas Alai Kota Padang Tahun 2018, didapatkan bahwa
lebih separoh (58,1%) ibu yang bekerja memberikan ASI secara Eksklusif dari
41 ibu yang bekerja di kelurahan Alai Parak Kopi. Sedangkan diantara ibu yang
50
tidak bekerja ada 13 (41,9%) dari 31 ibu yang tidak bekerja, yang memberikan
ASI secara Eksklusif.
Setelah dilakukan uji statistik didapatkan nilai p = 0,247 (p> 0,05) maka
dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang bermakna antara status pekerjaan
ibu dengan pemberian ASI Eksklusif.
Berdasarkan hasil penelitian Yandra P (2016) mengatakan adanya
hubungan yang signifikan antara status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI
Eksklusif di kelurahan Balai Gadang wilayah kerja Puskesmas Air Dingin.
5. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif
Hasil penelitian yang telah dilakukan di Kelurahan Alai Parak Kopi
wilayah kerja Puskesmas Alai Kota Padang Tahun 2018, didapatkan bahwa
hampir semua responden (96,8%) dari 31 ibu yang memiliki pengetahuan
kurang terhadap pemberian ASI Eksklusif. Sedangkan sebanyak (87,8%) dari 41
ibu memiliki pengetahuan yang baik tentang Eksklusif.
Setelah dilakukan uji statistik didapatkan nilai p = 0,00 (p> 0,05) maka
dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara status pengetahuan ibu
dengan pemberian ASI Eksklusif.
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Rhadiyatam M (2015) dan
Yandra P (2016) yang menyatakan bahwa adanya hubungan yang bermakna
antara pengetahuan dan ibu dalam pemberian ASI Eksklusif.
Pengetahuan tentang ASI mempunyai peranan dalam perilaku pemberian
ASI secara Eksklusif.Rendahnya praktek pemberian ASI secara Eksklisif di
Indonesia karena kurangnya pengetahuan tentang ASI. Dengan adanya
pengetahuan mengenai ASI Eksklusif, ibu mempunyai sikap yang positif dalam
memberikan ASI secara eksklusif pada bayinya. 9
51
berpengaruh dalam memberikan respon terhadap sesuatu yang datang dari luar.
Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional
terhadap informasi yang dating dan berfikir sejauh mana keuntungan yang
mungkin akan diperoleh dari gagasan tersebut. 9
Semua ibu yang memiliki pengetahuan yang kurang tidak ada yang
memberika ASI Eksklusif dikarenakan ibu tidak mengetahui arti ASI Eksklusif,
keuntungan memebrikan memberikan ASI Eksklusif baik bagi bayi, maupun
ibu, serta resiko jika tidak memberikan ASI secara Eksklusif. Sedangkan ibu
yang memiliki pengetahuan yang baik juga masih ada yang tidak memberikan
ASI secara Eksklusif. Hal ini diketahui melalui hasil wawancara bahwa masih
ada ibu yang memberikan makanan pendamping ASI pada bayi saat bayi masih
berumur 4-5 bulan. 9
memberikan ASI Eksklusif.Petugas kesehatan harusmemberi penyuluhan
tentang manfaat menyusui selama pertengan semester kehamilan dan
meyakinkan serta menjelaskan dengan bijaksana kepada ibu. Penyuluhan
tentang pemberian ASI Eksklusif akan meningkatkan motivasi dan pengetahuan
ibu untuk memberikan ASI secara Eksklusif mulai dari usia 0-6 bulan. 23
52
Dari hasil penelitian tentan Hubungan Status Pekerjaan dan Pengetahuan Ibu
Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Anak usia 6-24 Bulan di Keluraham Alai Parak
Kopi Wilayah Kerja Puskesmas Alai Kota Padang Tahun 2018 dapat disimpulkan
bahwa:
1. Hampir sebagian besar (46,8%) ibu tidak memberikan ASI Eksklusif di Kelurahan
Alai Parak Kopi wilayah Kerja Puskesmas Alai.
2. Lebih separoh (56,9%) ibu bekerja di kelurahan Alai Parak Kopi wilayah Kerja
Puskesmas Alai.
3. Hampir sebagian (43,1%) ibu memiliki pengetahuan yang kurang mengetahui ASI
Eksklusif.
4. Tidak ada hubungan yang bermakna antara status pekerjaan ibu dengan pemberian
ASI Eksklusif (p> 0,05).
5. Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI
Eksklusif (p > 0,05).
1. Perlu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman bagi ibu-ibu yang percaya tradisi
lama yang bisa menghambat pemberian ASI Eksklusif.
2. Bagi peneliti selanjutnya dapat mengikutsertakan variable-variabel lain yang dapat
mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif, seperti factor,pendidikan, petugas
kesehatan, sosial ekonomi,dukungan keluarga dan lain sebagainya.
53
DAFTAR PUSTAKA
1. Utami SI. 2011. Hubungan pemberian ASI eksklusif dan Pola MP-ASI terhadap status
gizi anak usia 12-24 bulan dikecamatan kuranji tahun 2010.
2. Moehyi, Sjahmien.Bayi Sehat dan Cerdas Melalui Gizi dan Makanan Pilihan. Jakarta:
Pustaka Mina. 2008
4. Riskesdas 2013. Riset Kesehatan Dasar Indonesia: 2013
5. Dinas Kesehatan Kota Padang 2015
6. Sharlin Judith PhD, RD, dkk. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: buku Kedokteran
EGC. 2015
Kelincahan Si Kecil.Yogyakarta: C.V Andi Offset.2010
8. Diana NA. Tinjauan Pustaka Faktor-Faktor yang Mempangaruhi pemberian ASI
Eksklusif [sumber online] 2016 [diakses 14 November 2016]tersedia di URL :
diglib.unimus.ac.id/download.php?id=10288888.pdf
9. MB, Dr.Arisman. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.2008
10. Ranuh, Gde IG.N. Beberapa Catatan Kesehatan Anak. Jakarta: Sagung Seto. 2013
11. Gibney, Michael J., dkk. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
2009
12. Utami, Roesli. ASI Eksklusif.Edisi II. Jakarta : Trubu Agrundaya; 2004
13. Prasetyono. Buku Pintar ASI Eksklusif. Jakarta: Diva Press, 2009
14. Radhytam M. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Status Pekerjaan Ibu Dengan
Pemberian ASI Eksklusif Dikenagarian Pancung Tebal Dan Muaro Aia Kecamatan
Bayang Utara Tahun 2015.
15. Azwar A. Pelaksanaan pemberian ASI eksklusif di indonesia. Jakarta : warta kesehatan
masyarakat. 2003
16. Gibney M. 2009, Gizi Kesehatan Masyarakat
17. Wenny AN, dkk. Panduan Pintar Ibu Menyusui. Yogyakarta: Penerbit AND;2011
18. Bab 2 Tinjauan Pustaka ASI Eksklusif. [ Diakses 21 November 2016 ].
19. Soetjiningsih. 1997.ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC
20. Siwi Walyani, Elisabeth.2015. Kehamilan & memnyusui Anak Pertama.
Yogyakarta:Pustaka Baru Press.
Cipta.
22. Depkes RI.2004. ASI Eksklusif Untuk Ibu Bekerja. Jakarta : Dirjen Biskesmas
Direktorat Gizi Masyarakat
DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI
KELURAHAN ALAI PARAK KOPI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS ALAI KOTA PADANG TAHUN 2018
(Salam). Saya ingin memperkenalkan diri, nama saya __________________
dari Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Padang. Kami sedang melakukan
pengumpulan data untuk mendapatkan gambaran kesehatan dan gizi di daerah
ibu. Wawancara ini akan berlangsung kurang lebih 1 jam. Jawaban ibu akan
kami rahasiakan sehingga tidak seorangpun akan mengetahuinya.
Apakah ibu mempunyai pertanyaan? [tunggu agar responden dapat berpikir]
Bila ibu masih mempunyai pertanyaan lain, ibu dapat menghubungi kami di
082286389048
1. Ya, keberatan hubungi supervisor, cari responden lain.
2. Tidak mulai wawancara
Nama :
tujuan dan prosedur penelitian atas namaMonica Yunistia dengan judul “Hubungan
Status Pekerjaan dan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada anak usia
6-24 bulan di Kelurahan Alai Parak Kopi Wilayah Kerja Puskesmas Alai Kota Padang
Tahun 2017. Oleh sebab itu saya menyatakan bersedia menjadi sampel penelitian.
Padang, September 2017
Tamat SD Perguruan Tinggi
C. PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
1. Apakah Ibu memberikan makan tambahan selain ASI kepada bayi ibu ?
2. Umur berapa ibu memberikan makanan selain ASI kepada bayi ibu ? ….. bulan
D. PENGETAHUAN
a. Ya (1)
58
a. Pemberian ASI saja selama 6 bulan pertama kelahiran (1)
b. ASI ditambah dengan air gula / air putih (0)
c. ASI yang ditambah dengan susu botol (0)
3. Menurut ibu kapan bayi harus segera diberikan ASI pertamanya?
a. Segera setelah bayi lahir atau maksimal 1 jam setelah lahir (1)
b. Menunggu ibu untuk benar-benar siap memberikan ASI (0)
c. Setelah bayi diberikan susu formula untuk latihan menghisap,
Kemudian barulah diberikan ASI (0)
d. Menunggu bayi menangis terus kelaparan (0)
4. Apa saja keuntungan bagi bayi yang mendapatakan ASI eksklusif ?
a. Bayi menjadi sehat (1)
b. Bayi menjadi cerdas (1)
c. Daya tahan tubuh bayi semakin kuat (1)
d. Melindungi bayi dari alergi (1)
e. Tidak tahu (0)
a. Lebih ekonomis dan murah (1)
b. Tidak merepotkan (1)
c. Hemat waktu (1)
f. Tidak tahu (0)
6. Jika ASI tidak cukup, usaha apa yang ibu lakukan untuk memperlancar
59
b. Minum air putih sebanyak mungkin (1)
c. Menekan-nekan payudara (1)
d. Tidak tahu (0)
7. Menurut ibu apakah mengkonsumsi sayuran dapat meningkatkan produksi ASI?
a. Iya (1)
b. Tidak (0)
8. Menurut ibu, berapa frekuensi yang tepat untuk menyusui bayi?
a. Sesering Mungkin (1)
b. 1 kali (0)
c. 3-5 kali (0)
a. Pernah, lanjut ke pertanyaan (1)
b. Tidak pernah, lanjut ke no 13 (0)
10. Jika pernah, apa itu kolostrum ?
a. Air susu pertama yang berwarna kuning (1)
b. Air susu yang berwarna putih (0)
11. Apa manfat kolostrum itu?
a. Meningktkan daya tahan tubuh bayi (1)
b. Tidak tahu (0)
PNS/ Swasta
15. Apaka ibu mengalami kesulitan/terganggu untuk menyusui sewaktu bekerja ?
a. Iya (0)
b. Tidak (1)
a. Tempat kerja jauh
b. Capek pulang kerja
61
62
63
Perempuan 32 44.4 44.4 100.0
Total 72 100.0 100.0
Ya 37 51.4 51.4 100.0
Total 72 100.0 100.0
Ya 41 56.9 56.9 100.0
Total 72 100.0 100.0
Baik 41 56.9 56.9 100.0
Total 72 100.0 100.0
Pekerjaan * Asi Ekslusif 72 100.0% 0 .0% 72 100.0%
Pekerjaan * Asi Ekslusif Crosstabulation
Expected Count 15.1 15.9 31.0
% within Pekerjaan 58.1% 41.9% 100.0%
Ya Count 17 24 41
Expected Count 19.9 21.1 41.0
% within Pekerjaan 41.5% 58.5% 100.0%
Total Count 35 37 72
Expected Count 35.0 37.0 72.0
% within Pekerjaan 48.6% 51.4% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Likelihood Ratio 1.955 1 .162
Fisher's Exact Test .234 .123
Linear-by-Linear Association 1.920 1 .166
N of Valid Cases b 72
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.07.
b. Computed only for a 2x2 table
65
Pengetahuan * Asi Ekslusif 72 100.0% 0 .0% 72 100.0%
Pengetahuan * Asi Ekslusif Crosstabulation
Expected Count 15.1 15.9 31.0
% within Pengetahuan 96.8% 3.2% 100.0%
Baik Count 5 36 41
Expected Count 19.9 21.1 41.0
% within Pengetahuan 12.2% 87.8% 100.0%
Total Count 35 37 72
Expected Count 35.0 37.0 72.0
% within Pengetahuan 48.6% 51.4% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Likelihood Ratio 60.517 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 49.849 1 .000
N of Valid Cases b 72
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.07.
b. Computed only for a 2x2 table
66
67
68
Lampiran
RencanaAnggaranBiayaPenelitian
Pelaksanaan
3 BiayaPenelitian Rp. 200.000,-
Total ( persiapan + Pelaksanaan ) Rp.675.000,-