Anestesya Monica

26
Anestesya Monica 102012410 Kelompok : D6 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

Transcript of Anestesya Monica

Anestesya Monica 102012410

Kelompok : D6

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

Identifakasi Istilah

Tidak Ada

Rumusan Masalah

Seorang laki-laki usia 40 tahun datang dengan keluhan bercak putih

pada lengan kiri dan tidak disertai rasa gatal

Mind Map

RM

1. Anamnesis2. Pemeriksaan Fisik3. Pemeriksaan 4. Penunjang5. Diagnosis Kerja6. Diagnosis Banding7. Etiologi8. Epidemiologi9. Patofisiologi10. Gejala Klinis11. Penatalaksanaan12. Komplikasi 13. Prognosis14. Pencegahan

LEPRA

1. VITILIGO2. PITIRIASIS VERSIKOLOR3. TINEA CORPORIS

Hipotesis

Seorang laki-laki usia 40 tahun mengalami

penyakit lepra

Skenario II (2)

Laki-laki usia 40 thun datang ke poliklinik dengan keluhan berupa bercak putih pada lengan kiri sejak

1 bulan. Tidak ada rasa gatal

Anamnesis

Identitas Keluhan Utama Riwayat penyakit sekarang Riwayat penyakit dahulu

Pemeriksaan fisik

Makula hipopigmentasi Anestesi (+)

Inspeksi : macula, nodul, jaringan parut, penebalan kulit, kehilangan rambut (alopesia/madarosis) Pemeriksaan Sensibilitas Pemeriksaan saraf tepi dan otonom

Pada pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan adalah dengan memastikan status lokalisasi dari bercak putih tersebut.

Perlu dilakukan pemeriksaan pada seluruh bagian tubuh, jika memang bercak putih sudah menyebar ke seluruh tubuh. Selain itu, perlu juga memeriksa efloresensi atau sifat dari luka tersebut

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan bakterioskopik (bakteri di laboratorium)Pemeriksaan histopatologi (jaringan sel abnormal)

Pemeriksaan serologis

Diagnosis kerja

Penyakit kusta atau Morbus Hansen adalah penyakit kronik yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae yang terjadi pada kulit dan saraf tepi.

Diagnosis BandingVitiligo

Makula putih berbatas tegas dan mengenai seluruh tubuh yang mengandung sel melanosit. Vitiligo merupakan hipomelanosis idiopatik yang ditandai dengan makula putih yang dapat meluas. paling sering terkena adalah bagian ekstensor tulang terutama bagian atas jari, periofisial pada mata, mulut dan hidung, tibialis anterior dan pergelangan tangan bagian fleksor.Lesi bilateral atau simetris.

Pitiriasis Versikolor

Penyakit ini disebabkan oleh Malaize furfur.

Patogenesisnya adalah terdapat flora normal yang berhubungan dengan Ptiriasis versikolor yaitu Pitysporum orbiculare. Gejala klinis Ptiriasis versikolor, kelainannya sangat superfisialis, bercak berwarna – warni, bentuk tidak teratur sampai teratur, batas jelas sampai difus. Secara mikroskopik akan didapatkan hifa dan spora ( spaghetti and meat ball).

Tinea Korporis

Dermatiofitosis pada kulit tubuh tidak berambut (glabrous skin). Lesi bulat atau lonjong, eritema, skuama, kadang papul, pinggir > aktif, daerah lebih terang, terkadang erosi dan krusta karena kerokan, lesi umumnya bercak – bercak terpisah satu dengan yang lain.

Etiologi

Mycobacterium leprae adalah bakteri berbentuk batang aerob yang tidak membentuk spora.

Gram +

(-) TERWARNAI

bakteri ini dapat menahan warnanya walaupun diberikan asam atau alcohol dan oleh sebab itu, disebut “basil tahan asam”.

Epidemiologi

Umur : terbanyak adalah 25-35 tahun.

Bangsa/ras : pada ras kulit hitam insidens bentuk bentuk tuberkuloid lebih tinggi. Pada kulit putih lebih cenderung tipe lepromatosa.

Sosial ekonomi dan Lingkungan

Patofisiologi

Sebenarnya Mycobacterium leprae mempunyai pathogenesis dan daya invasi yang rendah, sebab penderita yang mengandung kuman lebih banyak belum tentu memberikan gejala yang lebih berat, bahkan dapat sebaliknya.

Kalau sistem imunitas seluler tinggi, penyakit berkembang ke arah tuberkuloid dan bila rendah, berkembang ke arah lepromatosa.

Gejala Klinis

TT BT BB BL LL

Tipe Polar, stabil labil Polar, stabil

Eflorensi Makula Makula, Skuama tak jelas

Makula infiltrat

Makula, Nodus tegas,Papel

Papel Nodul

Distribusi Asimetris Asimetris Cenderung simetris

Menyebar Simetris

Permukaan Lesi

Lebih kasar Hipopigmentasi Kering

Mengkilap Cekung @ tengah

halus,Mengkilap

Penatalaksanaan

Lamperene (B663) juga disebut Clofazimine 50 mg/kapsul dan 100 mg/kaps

Rifampicin 600 mg/hari atau 900-1200 mg/mgg & anak 10-15 mg/kgBB

Prednison : u/ pengobatan reaksi

Sulfat ferrosus : u/ yang anemia berat

Vitamin A : u/ menyehatkan kulit yang bersisik

DDS (Dapsone) dewasa 100 mg/hari & anak 1-2 mg/kgBB

Medikamentosa

Non medikamentosa

Memberi pengobatan yang cepat dan tepat

Memakai sepatu

Memakai sarung tangan

Memakai kacamata

Perawatan kulit : tangan dan kaki direndam, sikat, dan diminyaki agar tidak kering dan pecah

Gangguan Sensibilitas

Komplikasi

Trauma dan infeksi kronik sekunder dapat menyebabkan hilangnya jari-jari ataupun ekstremitas bagian distal, dan juga sering terjadi kebutaan.

Prognosis

Dengan adanya obat-obat kombinasi, pengobatan menjadi lebih sederhana dan lebih singkat, serta prognosis menjadi lebih baik. Jika sudah ada kontraktur dan ulkus kronik, prognosis menjadi kurang baik.

Pencegahan

Primordial

Primer

Sekunder

Anak- anak dari orang tua yang teinfeksi diberikan kemoprofilaksis dengan sulfon sampai orang tua tidak infeksius lagi. Jika salah satu anggota dalam keluarga menderita lepra lepromatosa, maka profilaksis diperlukan bagi anak-anak dalam keluraga tersebut.

Kesimpulan

Penyakit lepra terutama menyerang kulit, folikel rambut, kelenjar keringat, dan air susu ibu, jarang didapat dalam urin. Gejala klinis dapat berupa kelainan saraf tepi (kerusakaan dapat bersifat sensorik, motorik). Morbus Hansen jika didiagnosis dini dan pengobatan tepat dan segera menghasilkan prognosis baik.