Obat Skabies & Abti Jamur

13
Obat Anti Jamur Topikal Menurut Kuswadji dan Widaty (2001) obat antijamur topikal yang ideal adalah obat yang aktif pada konsentrasi sangat rendah, mempunyai formula yang beragam, efek samping minimal atau bahkan tidak ada, dengan formula yang spesifik (misalnya untuk kuku dan mukosa) dan mempunyai manfaat tambahan untuk kelainan yang biasa menyertai infeksi jamur (misalnya antiinflamasi, keratolitik dan antibakteri). Obat topikal yang diperuntukkan pada infeksi dermatofita berdasarkan mekanisme kerjanya meliputi : 1. Bahan kimia antiseptik Mempunyai sifat antibakteri dan antijamur ringan serta bersifat mengeringkan, misalnya Cestallani paint (solusio carbol fuchsin) dapat digunakan untuk kasus tinea kruris dan kandidosis intertriginosa. Selain itu juga dapat dindikasikan untuk tinea unguium, tinea imbrikata dan tinea korporis (Kuswadji dan Widaty, 2001; Siregar, 2005). 2. Bahan keratolitik Yaitu bahan yang meningkatkan eksfoliasi stratum korneum. Misalnya salep Whitefield mengandung asam salisilat 3 %, asam benzoat 6 % dalam petrolatum, dikatakan efektif bagi tinea pedis dan asam undesilenat krim dan bedak 3 %. Asam salisilat pada konsentrasi rendah (1 – 2 %) berefek keratoplastik, konsentrasi tinggi (3 – 20 %) berefek keratolitik dan dipakai pada keadaan dermatosis yang hiperkeratotik dan pada

description

skabies

Transcript of Obat Skabies & Abti Jamur

Page 1: Obat Skabies & Abti Jamur

Obat Anti Jamur Topikal

Menurut Kuswadji dan Widaty (2001) obat antijamur topikal yang ideal adalah obat

yang aktif pada konsentrasi sangat rendah, mempunyai formula yang beragam, efek samping

minimal atau bahkan tidak ada, dengan formula yang spesifik (misalnya untuk kuku dan

mukosa) dan mempunyai manfaat tambahan untuk kelainan yang biasa menyertai infeksi

jamur (misalnya antiinflamasi, keratolitik dan antibakteri).

Obat topikal yang diperuntukkan pada infeksi dermatofita berdasarkan mekanisme

kerjanya meliputi :

1. Bahan kimia antiseptik

Mempunyai sifat antibakteri dan antijamur ringan serta bersifat mengeringkan,

misalnya Cestallani paint (solusio carbol fuchsin) dapat digunakan untuk kasus tinea kruris

dan kandidosis intertriginosa. Selain itu juga dapat dindikasikan untuk tinea unguium, tinea

imbrikata dan tinea korporis (Kuswadji dan Widaty, 2001; Siregar, 2005).

2. Bahan keratolitik

Yaitu bahan yang meningkatkan eksfoliasi stratum korneum. Misalnya salep

Whitefield mengandung asam salisilat 3 %, asam benzoat 6 % dalam petrolatum, dikatakan

efektif bagi tinea pedis dan asam undesilenat krim dan bedak 3 %. Asam salisilat pada

konsentrasi rendah (1 – 2 %) berefek keratoplastik, konsentrasi tinggi (3 – 20 %) berefek

keratolitik dan dipakai pada keadaan dermatosis yang hiperkeratotik dan pada konsentrasi

sangat tinggi (40 %) dipakai untuk kelainan-kelainan yang dalam. Asam salisilat berkhasiat

fungisid terhadap banyak fungi pada konsentrasi 3 – 6 % dalam salep, selain itu berkhasiat

bakteriostasis lemah. Asam salisilat tidak dapat dikombinasikan dengan seng oksida karena

akan terbentuk garam sengsalisilat yang tidak aktif. Asam benzoat mempunyai sifat antiseptik

terutama fungisidal. Salep Whitefield dapat juga berguna untuk pengobatan topikal pada tinea

kruris, tinea unguium dan tinea korporis. Asam undesilenat dalam bentuk cairan dapat

digunakan pada tinea unguium (Kuswadji dan Widaty, 2001; Tjay dan Rahardja, 2003;

Hamzah, 2005; Siregar, 2005).

Page 2: Obat Skabies & Abti Jamur

3. Golongan allilamin

Golongan ini bekerja dengan menghambat enzim epoksidase skualen pada proses

pembentukan ergosterol membran sel jamur. Allilamin memiliki efektivitas klinis yang tinggi

dengan angka kesembuhan berkisar 70 – 100 %. Naftitin merupakan obat antijamur

berspektrum luas dan derivat allilamin yang sintetis. Dapat menurunkan ergosterol yang

menghambat pertumbuhan sel jamur. Pada konsentrasi 1 % memiliki daya antiinflamasi.

Tersedia dalam bentuk krim, gel atau solusio 1 %. Penderita tinea korporis dewasa

maupun anak-anak cukup dioleskan 4 kali sehari pada sekitar lesi selama 2 minggu dalam

bentuk krim 1 %. Tinea kruris 4 kali sehari selama 2 – 4 minggu dalam bentuk krim 1 %.

Tinea pedis dioleskan 4 kali sehari dalam bentuk krim 1 % atau 2 kali sehari dalam bentuk

gel 1 %. Terbinafin merupakan derivat allilamin yang sintetis yang menghambat epoksidase

skualen, sebuah enzim penting dalam biosintesis sterol pada jamur yang menghasilkan

defisiensi ergosterol, penyebab kematian sel jamur. Penelitian menemukan bahwa obat ini

efektif dan tertoleransi dengan baik oleh anak-anak.

Terbinafin dioleskan 4 kali sehari pada penderita tinea kruris dan tinea korporis baik

dewasa maupun anak-anak dalam waktu 1 – 4 minggu. Penderita tinea pedis dewasa dan

anak-anak (>12 tahun) diberikan olesan sebanyak 2 kali sehari dalam bentuk krim (Cholis,

2001; Kuswadji dan Widaty, 2001; Lesher, 2004; Rubiez, 2004; Wiederkehr, 2004; Robins,

2005). MIMS tahun 2005 menyebutkan contoh nama merk dagang obat naftitin yaitu exoderil

dan contoh nama merk dagang obat terbinafin yaitu interbi, lamisil dan termisil (Evaria,

2005).

4. Golongan benzilamin

Butenafin merupakan obat anti jamur baru, termasuk golongan benzilamin yang

bersifat fungisidik terhadap dermatofit, seperti Trichophyton mentagrophytes, Microsporum

canis dan Trichophyton rubrum yang menyebabkan infeksi-infeksi tinea. Butenafin bekerja

pada stadium yang lebih dini dalam alur metabolisme sehingga menyebabkan terjadinya

akumulasi skualen dan kematian sel jamur. Sifat fungisidik butenafin menyebabkan masa

pengobatan yang pendek dengan angka kesembuhan yang tinggi dan angka kekambuhan

yang rendah. Penderita tinea korporis dewasa dan anak-anak (> 12 tahun) dioleskan sebanyak

4 kali sehari selama 2 minggu dalam bentuk krim 1 %. Penderita tinea kruris dewasa dan

Page 3: Obat Skabies & Abti Jamur

anak-anak (> 12 tahun) dioleskan sebanyak 4 kali sehari selama 2 – 4 minggu dalam bentuk

krim 1 %. Penderita tinea pedis dewasa dan anak-anak (> 12 tahun) dioleskan sebanyak 2 kali

sehari selama 1 minggu atau 4 kali sehari selama 2 – 4 minggu dalam bentuk krim 1 %.

Contoh nama merk dagang obat butenafin adalah mentax (Cholis, 2001; Lesher, 2004;

Wiederkehr, 2004; Robins, 2005).

5. Golongan imidazol

Umumnya senyawa imidazol ini berkhasiat fungistatis dan pada dosis tinggi bekerja

fungisid terhadap fungi tertentu. Imidazol memiliki efektivitas klinis yang tinggi dengan

angka kesembuhan berkisar 70 – 100 %. Mekanisme kerjanya dengan menghambat sintesis

ergosterol, suatu unsur penting untuk integritas membran sel (Gonzales, 1987 cit Hardyanto,

1990; Cholis, 2001; Tjay dan Rahardja, 2003). Golongan imidazol meliputi :

a. Mikonazol

Derivat mikonazol ini berkhasiat fungisid kuat dengan spektrum kerja lebar sekali.

Lebih aktif dan efektif terhadap dermatofit biasa dan kandida daripada fungistatika lainnya.

Zat juga bekerja bakterisid pada dosis terapi terhadap sejumlah kuman Gram positif kecuali

basil-basil Doderlein yang terdapat dalam vagina. Penderita tinea kruris dewasa dan anak-

anak diberikan sebanyak 2 kali sehari selama 4 minggu dalam bentuk krim 2 %, bedak kocok

ataupun bedak. Penderita tinea pedis dewasa dan anak-anak diberikan sebanyak 2 kali sehari

selama 2 – 6 minggu dalam bentuk krim 2 % atau bedak kocok. Jika menggunakan bedak,

maka cukup ditaburkan 2 kali sehari selama 2 – 4 minggu (Tjay dan Rahardja, 2003; Rubeiz,

2004; Wiederkehr, 2004; Robins, 2005). MIMS tahun 2005 menyebutkan contoh nama merk

dagang obat mikonazol yaitu micoskin, mexoderm dan daktarin (Evaria, 2005).

b. Klotrimazol

Derivat imidazol ini memiliki spektrum fungistatis yang relatif lebih sempit daripada

mikonazol. Pada konsentrasi tinggi, zat ini juga berdaya bakteriostatis terhadap kuman Gram

positif. Penderita tinea pedis dan tinea korporis dewasa diberikan sebanyak 2 kali sehari

selama 2 – 6 minggu dalam bentuk krim 1 % atau solusio, sedangkan pada anak-anak tidak

tersedia. Penderita tinea kruris dewasa dan anak-anak diberikan sebanyak 2 kali sehari selama

4 minggu dalam bentuk krim 1 %, solusio ataupun bedak kocok (Tjay dan Rahardja, 2003;

Page 4: Obat Skabies & Abti Jamur

Rubeiz, 2004; Wiederkehr, 2004; Robins, 2005). MIMS tahun 2005 menyebutkan contoh

nama merk dagang obat klotrimazol yaitu canesten, lotremin dan fungiderm (Evaria, 2005).

c. Ketokonazol

Ketokonazol adalah fungistatikum imidazol pertama yang digunakan per oral (1981).

Spektrum kerjanya mirip dengan mikonazol dan meliputi banyak fungi patogen. Penderita

tinea pedis dewasa dan anak-anak dioleskan sebanyak 2 kali atau 4 kali sehari selama 2 – 4

minggu dalam bentuk krim 1 %. Penderita tinea kruris dewasa dan anak-anak dioleskan

sebanyak 2 kali atau 4 kali sehari selama 2 – 4 minggu dalam bentuk krim 2 %. Penderita

tinea korporis dewasa dan anak-anak dioleskan sebanyak 4 kali sehari selama 2 minggu

dalam bentuk krim 2 % (Tjay dan Rahardja, 2003; Lesher, 2004; Rubeiz, 2004; Wiederkehr,

2004; Robins, 2005). MIMS tahun 2005 menyebutkan contoh nama merk dagang obat

ketokonazol yaitu formyco, nizoral dan mycozid (Evaria, 2005).

d. Ekonazol

Ekonazol adalah derivat mikonazol, tetapi satu dari empat atom klor diganti oleh atom

H. Spektrum kerjanya lebih kurang sama, hanya lebih aktif terhadap Aspergillus. Obat ini

efektif untuk infeksi kutaneus. Titik tangkapnya berhubungan dengan metabolisme sintesis

RNA dan protein, mengganggu permeabilitas dinding sel jamur sehingga menyebabkan

kematian sel jamur. Penderita tinea pedis dewasa dan anak-anak dioleskan sebanyak 2 kali

atau 4 kali sehari selama 4 minggu dalam bentuk krim 1 %. Penderita tinea kruris dewasa dan

anak-anak dioleskan sebanyak 2 kali atau 4 kali sehari dalam bentuk krim 1 %. Contoh nama

merk dagang obat ekonazol adalah pevaryl (Tjay dan Rahardja, 2003; Wiederkehr, 2004;

Robins, 2005).

e. Oksikonazol

Oksikonazol merupakan obat jamur yang memiliki spetrum luas. Titik tangkapnya

yaitu menghambat sintesis ergosterol yang akan menyebabkan kematian sel jamur. Penderita

tinea pedis dewasa dan anak-anak dioleskan sebanyak 4 kali sehari selama 2 minggu dalam

bentuk krim 1 %. Penderita tinea kruris dewasa dan anak-anak dioleskan sebanyak 4 kali

sehari selama 2 – 4 minggu dalam bentuk krim 1 % atau bedak kocok. Contoh nama merk

dagang obat oksikonazol adalah oxistat (Wiederkehr, 2004; Robins, 2005).

Page 5: Obat Skabies & Abti Jamur

f. Sulkonazol

Sulkonazol merupakan obat jamur yang memiliki spektrum luas. Titik tangkapnya

yaitu menghambat sintesis ergosterol yang akan menyebabkan kebocoran komponen sel,

sehingga menyebabkan kematian sel jamur. Penderita tinea kruris dewasa dan anak-anak (>

12 tahun) dioleskan sebanyak 4 kali sehari selama 2 – 4 minggu dalam bentuk krim 1 % atau

solusio. Contoh nama merk dagang obat sulkonazol adalah exelderm (Wiederkehr, 2004).

g. Sertakonazol

Bentuk krim sertakonazol nitrat merupakan antijamur yang aktif melawan

Trichophyton rubrum, Trichophyton mentagrophytes dan Epidermophyton floccosum.

Diindikasikan untuk tinea pedis dengan dioleskan 2 kali sehari baik dewasa maupun anak-

anak (> 12 tahun). Contoh nama merk dagang obat sertakonazol adalah ertaczo (Rubeiz,

2004).

h. Bifonazol

Bifonazol merupakan derivat imidazol yang berkhasiat terhadap beberapa jenis jamur

dan ragi yang patogen terhadap manusia serta terhadap beberapa kuman Gram positif.

Bifonazol bermanfaat pada pengobatan tinea unguium dalam bentuk losio atau krim yang

dikombinasikan bersama urea 40 % dengan bebat (Madani, 2000; Tjay dan Rahardja, 2003).

MIMS tahun 2005 menyebutkan contoh nama merk dagang obat bifonazol yaitu mycospor

(Evaria, 2005).

6. Golongan lainnya

a. Siklopiroks

Senyawa hidroksipiridon ini berspektrum luas. Senyawa ini berkhasiat fungisid

terhadap Candida albican dan Trichophyton rubrum, fungistatis terhadap Malassezia furfur

(panu), lagi pula bekerja bakteriostatis lemah. Walaupun struktur kimianya berbeda dengan

zat-zat imidazol, tetapi mekanisme kerjanya diperkirakan sama, yaitu ter

hadap membran plasma sel jamur. Mungkin juga mekanisme kerjanya berdasarkan perintah

transpor dari asam-asam amino dan ion-ion melalui membran sel. Daya kerjanya diperkuat

bila dibuat ester oalmin. Siklopiroks khusus digunakan secara dermal. Penderita tinea pedis

Page 6: Obat Skabies & Abti Jamur

dewasa dan anak-anak (> 10 tahun) dioleskan sebanyak 2 kali sehari dalam bentuk krim 1 %,

jika tidak ada perbaikan setelah 4 minggu maka perlu dievaluasi lagi. Hal tersebut juga

berlaku pada penderita tinea kruris dan tinea kapitis. Solusio siklopiroks telah dilaporkan

dapat berpenetrasi melalui semua lapisan kuku pada kasus tinea unguium namun memiliki

efikasi yang rendah sehingga perlu kombinasi dengan obat antijamur oral. (Tjay dan

Rahardja, 2003; Lesher, 2004; Wiederkehr, 2004; Blumberg, 2005; Robins, 2005). MIMS

tahun 2005 menyebutkan contoh nama merk dagang obat siklopiroks yaitu batrafen dan

loprox nail lacquer (Evaria, 2005).

b. Tolnaftat

Tonaftat termasuk golongan tiokarbonat dan merupakan antijamur yang sangat efektif

terhadap dermatofitosis dan infeksi Pityrosporum orbiculare tetapi tidak terhadap Candida.

Mekanisme kerjanya adalah dengan menghambat epoksidasi skualen pada membran sel

jamur. Biasanya digunakan 2 kali sehari selama 2 – 4 minggu dan dilanjutkan 2 minggu

setelah gejala klinis hilang. Penderita tinea kruris dewasa dan anak-anak dioleskan sebanyak

2 kali sehari. Tersedia dalam bentuk krim 1 %, solusio dan bedak. Tolnaftat dapat

diindikasikan pada pengobatan topikal untuk tinea korporis dan tinea unguium. Contoh nama

merk dagang obat tolnaftat adalah tinactin (Hardyanto, 1990; Wiederkehr, 2004, Siregar,

2005).

c. Haloprogin

Haloprogin berkhasiat fungisid terhadap Epidermophyton, Pityrosporum,

Trichophyton dan Candida. Kadang-kadang terjadi sensitasi dengan timbulnya gatal-gatal,

perasaan terbakar dan iritasi kulit. Penderita tinea kruris dewasa dan anak-anak dioleskan

sebanyak 3 kali sehari. Tersedia dalam bentuk krim 1 % dan solusio. Biasanya digunakan

dalam waktu 2 – 4 minggu. Contoh nama merk dagang obat haloprogin adalah halotex

(Kuswadji dan Widaty, 2001; Tjay dan Rahardja, 2003; Wiederkehr, 2004).

Pengobatan pada tinea unguium sangat memerlukan kombinasi dengan obat antijamur

oral terutama generasi baru seperti itrakonazol dan terbinafin, karena jika hanya

mengandalkan obat topikal saja maka daya penetrasi terhadap kuku sangat terbatas sehingga

tidak efektif (Blumberg, 2005). Pengobatan tinea manus pada prinsipnya sama dengan

pengobatan yang dilakukan pada tinea pedis (Madani, 2000).

Page 7: Obat Skabies & Abti Jamur

Terapi Skabies

Syarat obat yang ideal ialah :

1. Harus efektif terhadap semua stadium tungau.

2. Harus tidak menimbulkan iritasi dan tidak toksik.

3. Tidak berbau atau kotor serta tidak merusak atau mewarnai pakaian.

4. Mudah diperoleh dan harganya murah

Cara pengobatannya ialah seluruh anggota keluarga harus diobati (termasuk penderita yang

hiposensitisasi). Beberapa macam obat yang dapat dipakai pada pengobatan scabies yaitu:

1. Permetrin.

Merupakan obat pilihan untuk saat ini , tingkat keamanannya cukup tinggi, mudah

pemakaiannya dan tidak mengiritasi kulit. Dapat digunakan di kepala dan leher anak usia

kurang dari 2 tahun. Penggunaannya dengan cara dioleskan ditempat lesi lebih kurang 8

jam kemudian dicuci bersih (http://www.medinfo.co.uk/condition/scabies.html).

Dengan kadar 5% dalam krim, kurang toksik dibandingkan gameksan, efektivitasnya

sama, aplikasi hanya sekali dan dihapus setelah 10 jam. Bila belum sembuh diulang

setelah seminggu. Tidak dianjurkan pada bayi di bawah umur 2 bulan.

2. Malation.

Malation 0,5 % dengan daasar air digunakan selama 24 jam. Pemberian berikutnya

diberikan beberapa hari kemudian.(Harahap. M, 2000).

3. Emulsi Benzil-benzoas (20-25 %).

Efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama tiga hari. Sering

terjadi iritasi dan kadang-kadang makin gatal setelah dipakai. (Handoko, R, 2001).

4. Belerang Endap (sulfur presipitatum)

Dengan kadar 4 – 20% dalam bentuk salap atau krim. Preparat ini karena tidak efektif

pada stadium telur, maka penggunaannya tidak boleh lebih dari 3 hari. Kekurangannya

yang lain ialah berbau dan megotori pakaian dan kadang – kadang menimmbulkan iritasi.

Dapat dipakai pada bayi berumur kurang dari 2 tahun.

Page 8: Obat Skabies & Abti Jamur

Dalam bentuk parafin lunak, sulfur 10 % secara umum aman dan efektif digunakan.

Dalam konsentrasi 2,5 % dapat digunakan pada bayi. Obat ini digunakan pada malam hari

selama 3 malam. (Harahap, M, 2000).

5. Monosulfiran.

Tersedia dalam bentuk lotion 25 %, yang sebelum digunakan harus ditambah 2 – 3

bagian dari air dan digunakan selam 2 – 3 hari. (Harahap, M, 2000).

6. Gama Benzena Heksa Klorida (gameksan).

Kadarnya 1 % dalam krim atau losio, termasuk obat pilihan karena efektif terhadap

semua stadium, mudah digunakan dan jarang terjadi iritasi. Tidak dianjurkan pada anak di

bawah 6 tahun dan wanita hamil karena toksik terhadap susunan saraf pusat. Pemberian

cukup sekali, kecuali jika masih ada gejala ulangi seminggu kemudian.(Handoko, R,

2001).

7. Krotamiton 10 % dalam krim atau losio, merupakan obat pilihan. Mempunyai 2 efek

sebagai antiskabies dan antigatal. Harus dijauhkan dari mata, mulut dan uretra. (Handoko,

R, 2001).