Obat sistem pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
-
Upload
operator-warnet-vast-raha -
Category
Documents
-
view
991 -
download
1
Transcript of Obat sistem pernapasan AKPER PEMKAB MUNA
OBAT SISTEM PERNAPASAN
CARA atau Chronic Aspecific Respiratory
Affections, mencakup semua penyakit
saluran pernapasan yang bercirikan
penyumbatan (obstruksi) bronchi disertai
pengembangan mukosa (udema) dan sekresi
dahak (sputum) berlebihan.
Penyakit tersebut meliputi
asma, bronkhitis, dan emfisema paru (COPD
= chronic obstructive pulmonary diseases)
ASMA
Asma atau bengek adalah suatu penyakit alergi
kronis bercirikan serangan sesak napas akut secara
berkala yang disertai batuk dan hipersekresi dahak,
pada serangan hebat penyaluran udara ke darah
lemah sehingga penderita membiru kulitnya
(cyanosis),sebaliknya pengeluaran napas dipersulit
dengan meningkatnya kadar CO2 dalam darah.
Serangan asma biasa berlangsung selama beberapa
menit hingga beberapa jam dan dapat diatasi dengan
pemberian obat secara inhalasi atau oral. Tetapi
dalam keadaan gawat perlu diberi suntikan adrenalin,
teofillin dan atau kortikosteroid.
Umumnya jenis asma yang bersifat alergi
sudah dimulai dari masa kanak-kanak
dan didahului oleh gejala alergi lain.
Pasien asma memiliki kepekaan terhadap
infeksi saluran napas,kebanyakan
terhadap virus. Akibatnya adalah
peradangan bronkhi yang juga dapat
menimbulkan serangan asma
BRONCHITIS KRONIS
Penyakit ini bercirikan batuk
produktif/menahun dengan pengeluaran
banyak sputum tanpa sesak napas atau
hanya ringan.
Biasanya disebabkan oleh infeksi pada
saluran pernapasan.
Pengobatan dengan antibiotik selama
minimal 10 hari agar infeksi tidak
terulang/kambuh.
EMFISEMA PARU
Penyakit yang bercirikan sesak napas
terus menerus yang hebat pada
waktu mengeluarkan tenaga dan
seringkali dengan perasaan letih dan
tidak bergairah.
Penyebabnya bronkhitis kronis
dengan batuk menahun serta asma.
TINDAKAN UMUM Mencegah timbulnya reaksi antigen-antibody dan
serangan asma, misalnya dengan menjaga kebersihan (sanitasi) seperti menyingkirkan semua rangsangan luar terutama binatang-binatang peliharaan, rumah harus slalu dibersihkan setiap hari khususnya kasur,sprei dan selimut. Begitu juga faktor lainnya seperti suhu, dingin, asap dan kabut harus dihindari.
Berhenti merokok karena asap rokok dapat menimbulkan bronkokontriksi dan memperburuk asma.
Fisioterapi, menepuk-nepuk bagian dada guna
mempermudah pengeluaran sputum, latihan
pernapasan.
Mencegah infeksi primer dengan vaksinasi atau
menggunakan obat-obat yang meningkatkan
ketahanan tubuh, seperti tingtur Echinacea.
Pemberian antibiotik pada pasien asma dan
bronchitis dengan infeksi bakteri. Umumnya
diberikan Amoxisillin atau Doksisiklin.
Pengobatan asma dan bronchitis dibagi
dalam 3 kategori
Terapi serangan akut
Pada keadaan ini pemberian obat
bronkhospasmolitik untuk melepaskan kejang
bronchi. Sebagai obat pilihan adalah Salbutamol
atau Terbutalin. sebaiknya secara inhalasi (efek
3 – 5 menit).kemudian dibantu dengan
Aminophilin dalam bentuk suppositoria. Obat
pilihan lain adalah Efedrin dan Isoprenalin
dapat diberikan sebagai tablet, hanya saja
efeknya kelihatan kurang lebih 1 jam.
Inhalasi dapat diulang setelah 15 menit
sebelum memberikan efek. Bila yang
kedua ini juga belum memberikan efek
i.v. Aminophillin atau Salbutamol.
Sebagai tindakan terakhir dengan
adrenalin i.v.
Status asmathicus
Pada keadaan ini efek bronkhodilator
hanya ringan dan lambat. Ini disebabkan
oleh blokade reseptor beta karena adanya
infeksi saluran pernapasan. Pengobatan
dengan suntikan salbutamol atau
aminophillin dosis tinggi ( 200-400 mg
per jam sampai maksimum 4 gram
sehari).
Terapi pencegahan
Dilakukan dengan pemberian
bronkhodilator misalnya salbutamol,
ipratropium atau teofillin, bila karena
alergi perlu ditambahkan ketotifen.
Penggolonan obat asma
Berdasarkan mekanisme kerjanya :
antialergika adalah zat-zat yang bekerja
menstabilkan mastcell, hingga tidak
pecah dan melepaskan histamin. Obat ini
sangat berguna untuk mencegah serangan
asma dan rhinitis alergi. β2 adrenergika
dan antihistamin seperti ketotifen dan
oksatomida.
Bronkhodilator mekanisme kerja obat ini adalah
merangsang sistem adrenergik sehingga
memberikan efek bronkhodilatasi.
Adrenergika : khususnya β2 simpatomimetika, zat
ini bekerja selektif terhadap reseptor β2
(bronkhospasmolyse) dan tidak bekerja pada β1
(stimulasi jantung). Kelompok β2 mimetik seperti
salbutamol, fenoterol, terbutalin, prokaterol,dll.
Sedangkan bekerja pada reseptor β2 adalah
efedrin, isoprenalin, adrenalin .
Antikolinergika , bekerja memblokir
reseptor saraf kolinergik pada otot polos
bronchi sehingga aktivitas saraf
adrenergik menjadi dominan dengan efek
bronkhodilatasi. Seperti ipratropium.
Derivat xantin, mempunyai daya
bronkhodilatasi berdasarkan
penghambatan enzim fosfodiesterase.
Seperti teofillin, aminofillin.
Antihistaminika, obat ini memblokir reseptor
histamin sehingga mencegah bronkhokontriksi.
Seperti ketotifen, oksatomida dll.
Kortikosteroida, daya bronchodilatasinya
berdasarkan mempertinggi kepekaan reseptor β2
melawan efek mediator seperti gatal dan
radang.penggunaan terutama pada serangan asma
akibat infeksi virus atau bakteri. Penggunaan
jangka panjang harus dihindari karena efek
samping yaitu osteoporosis, borok lambung, dll.
Seperti
hidrokortison, prednison, dexametason, betameta
son.
Ekspektoransia, efeknya mencairkan dahak sehingga mudah dikeluarkan. Pada serangan akut obat ini berguna terutama bila lendir sangat kental dan sukar dikeluarkan.
mekanisme kerjanya adalah merangsang mukosa lambung dan sekresi saluran napas sehingga menurunkan viskositas lendir. Seperti bromheksin, amonium klorida.
OBAT-OBAT BATUK
Batuk adalah suatu reflek fisiologi yang
dapat berlangsung baik dalam keadaan sehat
maupun sakit. Reflek tersebut terjadi karena
adanya rangsangan pada selaput lendir
pernapasan yang terletak dibeberapa bagian
dari tenggorokan dan cabang-cabangnya.
Reflek tadi berfungsi mengeluarkan dan
membersihkan saluran pernapasan dari zat-
zat perangsang, sehingga merupakan suatu
mekanisme perlindungan tubuh.
Sebab-sebab batuk
Reflek batuk dapat timbul karena radang ( infeksi
saluran pernapasan, alergi).
sebab mekanis seperti debu, perubahan suhu
yang mendadak dan rangsangan kimia (gas, bau-
bauan)
batuk terutama disebabkan oleh virus influenza
dan bakteri.
Batuk dapat pula merupakan gejala yang lazim
pada penyakit tifus, radang paru-paru, tumor
saluran pernapasan, dll.
pengobatan
Pengobatan batuk pertama mencari dan mengobati penyebabnya. Selanjutnya dilakukan pengobatan simptomatiknya yang harus dibedakan antara batuk produktif dengan batuk non produktif.
Batuk produktif suatu mekanisme perlindungan tubuh dengan fungsi mengeluarkan zat asing (kuman, debu,dll) dan dahak dari tenggorokan, maka jenis batuk ini tidak boleh ditekan tetapi digunakan obat golongan ekspektoransia yang berguna untuk mencairkan dahak yang kental dan mempermudah pengeluarannya dari saluran pernapasan.
Batuk non produktif, batuk yang tidak
berguna sehingga harus ditekan. Untuk
menekan batuk ini digunakan obat golongan
pereda batuk, yang berkhasiat menekan
rangsangan batuk yang bekerja sentral
maupun perifer.
Untuk batuk yang disebabkan alergi
digunakan kombinasi dengan ekspektoransia.
Misalnya sirup yang mengandung
antihistamin seperti prometazine dan
diphenhidramin.
Penggolongan obat batuk
Obat batuk dibagi alam 2 golongan besar :
1. zat-zat yang bekerja sentral
Zat ini bekerja menekan rangsangan batuk dipusat
batuk yang terletak disumsum lanjutan (medula)
dan juga bekerja diotak dengan efek
menenangkan.
Zat ini terbagi atas : zat-zat adiktif yaitu pulvis
opii, pulvis doveri dan codein.
Zat-zat non adiktif yaitu
noskapin, dekstrometorphan,
2. Zat yang bekerja perifer
Obat yang bekerja diluar SSP dan dibagi atas:
emolliensia , zat ini memperlunak rangsangan
batuk, memperlicin tenggorokan sehingga tidak
kering dan melunakkan selaput lendir yang
teriritasi. Contohnya syrup thymi.
ekspektoransia, zat ini memperbanyak produksi
dahak (yang encer) dan mengurangi kekentalanya
sehingga mempermudah pengeluarannya dengan
batuk. Contohnya KI, amonium klorida, GG.
mukolitik, mengurangi viskositas dahak
(mengencerkan dahak) dan
mengeluarkannya. Zat ini digunakan
untuk batuk yang sangat kental.
Contohnya bromheksin, ambroksol.
zat-zat pereda, zat ini meredakan batuk
dengan cara menghambat reseptor
sensibel di saluran napas. Contoh
oksolamin, tipepidin.