Nyeri

20
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu pernah mengalami dalam tingkatan tertentu. Nyeri merupakan alasan yang paling umum orang mencari perawatn kesehatan walaupun merupakan salah satu dari gejala yang paling sering di bidang medis,nyeri merupakan salah satu yang paling di pahami. Individu yang merasakan nyeri merasa tertekan atau menderita atau mencari upaya menghilangkan nyeri. Nyeri bersifat subyektif, tidak ada 2 individu yang mengalami nyeri yang sama dan tidak ada dua kejadian nyeri yang sama menghasilkan respon atau perasaan yang identik pada seorang individu. Nyeri merupakan sumber penyebab frustasi, baik klien maupun tenaga kesehatan. Asosiasi internasional untuk penelitian nyeri mendefinisikan nyeri sebagai “suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang di rasakan dalam kejadian- kejadian di mana terjadi kerusakan” ( IASP,1979 ). Nyeri dapat merupakan faktor utama yang menghambat kemampuan dan keinginan individu untuk pulih dari suatu penyakit. 1.2 Rumusan Masalah Jelaskan jenis-jenis nyeri yang dialami pasien tersebut! Termasuk derajat nyeri apa pada kasus di atas? Masalah Nyeri 1

description

Nyeri

Transcript of Nyeri

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangSetiap individu pernah mengalami dalam tingkatan tertentu. Nyeri merupakan alasan yang paling umum orang mencari perawatn kesehatan walaupun merupakan salah satu dari gejala yang paling sering di bidang medis,nyeri merupakan salah satu yang paling di pahami. Individu yang merasakan nyeri merasa tertekan atau menderita atau mencari upaya menghilangkan nyeri. Nyeri bersifat subyektif, tidak ada 2 individu yang mengalami nyeri yang sama dan tidak ada dua kejadian nyeri yang sama menghasilkan respon atau perasaan yang identik pada seorang individu. Nyeri merupakan sumber penyebab frustasi, baik klien maupun tenaga kesehatan.Asosiasi internasional untuk penelitian nyeri mendefinisikan nyeri sebagai suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang di rasakan dalam kejadian- kejadian di mana terjadi kerusakan ( IASP,1979 ). Nyeri dapat merupakan faktor utama yang menghambat kemampuan dan keinginan individu untuk pulih dari suatu penyakit.1.2 Rumusan MasalahJelaskan jenis-jenis nyeri yang dialami pasien tersebut!Termasuk derajat nyeri apa pada kasus di atas?Bagaimana uraian pengkajian nyeri PQRST pada kasus di atas?Bagaimana tindakan nonfarmakoterapi yang dapat diberikan pada kasus di atas?1.3 TujuanUntuk mengetahui jenis-jenis nyeri yang dialami pasien tersebutUntuk mengetahui derajat nyeri apa pada kasusUntuk mengetahui uraian pengkajian nyeri PQRST pada kasusUntuk mengetahui tindakan nonfarmakoterapi yang dapat diberikan pada kasusBAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengertian NyeriNyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya. Berikut adalah pendapat beberapa ahli mengenai pengertian nyeri: Mc. Coffery (1979), mendefinisikan nyeri sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang yang keberadaannya diketahui hanya jika orang tersebut pernah mengalaminya. Wolf Weifsel Feurst (1972), mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu perasaan menderita secara fisik dan mental atau perasaan yang bisa menimbulkan ketegangan. Arthur C Curtn (1983) Mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu mekanisme prduksi bagi tubuh , timbul ketika jaringan sedang ditusuk, dan menyebaban individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rangsangan nyeri. Srumum Mengartikan nyeri sebagai suatu keadan yang tidak menyenangkan akibatnya terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti leh reaksi fisik, fisilgis, dan emosinal. International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.

2.2 Klasifikasi Nyeri1. Berdasarkan waktua. Nyeri akutNyeri yang biasanya berhubungan dengan kejadian atau kondisi yang dapat dideteksi dengan mudah. Nyeri akut merupakan suatu gejala biologis yang merespon stimuli nosiseptor (reseptor rasa nyeri) karena terjadinya kerusakan jaringan tubuh akibat penyakit atau trauma. Nyeri ini biasanya berlangsung sementara, kemudian akan mereda bila terjadi penurunan intensitas stimulus pada nosiseptor dalam beberapa hari sampai beberapa minggu. Contoh nyeri akut ialah nyeri akibat kecelakaan atau nyeri pasca bedah.b. Nyeri kronikNyeri yang dapat berhubungan ataupun tidak dengan fenomena patofisiologik yang dapat diidentifikasi dengan mudah, berlangsung dalam periode yang lama dan merupakan proses dari suatu penyakit. Nyeri kronik berhubungan dengan kelainan patologis yang telah berlangsung terus menerus atau menetap setelah terjadi penyembuhan penyakit atau trauma dan biasanya tidak terlokalisir dengan jelas.2. Berdasarkan sumbernyaa. Cutaneus/ superficial, yaitu nyeri yang mengenai kulit atau jaringan subkutan. Biasanya bersifat burning (seperti terbakar). Contoh: Terkena ujung pisau atau terguntingb. Deep somatic/ nyeri dalam, yaitu nyeri yang muncul dari ligament, pembuluh darah, tendon dan saraf, nyeri menyebar dan lebih lama daripada cutaneus.Contoh: Sprain sendic. Visceral (pada organ dalam), stimulasi reseptor nyeri dalam rongga abdomen, cranium dan thorak. Biasanya terjadi karena spasme otot, ischemia, regangan jaringan.3. Berdasarkan Mekanisme NyeriNyeri dapat diklasifikasikan dalam 3 jenis yaitu :a. Nyeri fisiologisTerjadinya nyeri oleh karena stimulasi singkat yang tidak merusak jaringan, misalnya pukulan ringan akan menimbulkan nyeri yang ringan. Ciri khas nyeri sederhana adalah terdapatnya korelasi positif antara kuatnya stimuli dan persepsi nyeri, seperti semakin kuat stimuli maka semakin berat nyeri yang dialami.b. Nyeri inflamasiTerjadinya nyeri oleh karena stimuli yang sangat kuat sehingga merusak jaringan. Jaringan yang dirusak mengalami inflamasi dan menyebabkan fungsi berbagai komponen nosiseptif berubah. Jaringan yang mengalami inflamasi mengeluarkan berbagai mediator inflamasi, seperti: bradikinin, leukotrin, prostaglandin, purin dan sitokin yang dapat mengaktivasi atau mensensitisasi nosiseptor secara langsung maupun tidak langsung. Aktivasi nosiseptor menyebabkan nyeri, sedangkan sensitisasi nosiseptor menyebabkan hiperalgesia. Meskipun nyeri merupakan salah satu gejala utama dari proses inflamasi, tetapi sebagian besar pasien tidak mengeluhkan nyeri terus menerus. Kebanyakan pasien mengeluhkan nyeri bila jaringan atau organ yang berlesi mendapat stimuli, misalnya: sakit gigi semakin berat bila terkena air es atau saat makan, sendi yang sakit semakin hebat bila digerakkan.c. Nyeri neuropatik Adalah nyeri yang didahului dan disebabkan adanya disfungsi primer ataupun lesi pada sistem saraf yang diakibatkan: trauma, kompresi, keracunan toksin atau gangguan metabolik. Akibat lesi, maka terjadi perubahan khususnya pada Serabut Saraf Aferen (SSA) atau fungsi neuron sensorik yang dalam keadaan normal dipertahankan secara aktif oleh keseimbangan antara neuron dengan lingkungannya, sehingga menimbulkan gangguan keseimbangan. Gangguan keseimbangan tersebut dapat melalui perubahan molekuler sehingga aktivasi SSA (mekanisme perifer) menjadi abnormal yang selanjutnya menyebabkan gangguan fungsi sentral (mekanisme sentral).4. Berdasarkan Penyebabnya1) FisikBisa terjadi karena stimulus.Contoh: fraktur femur2) PsycogenikTerjadi karena sebab yang kurang jelas/ susah diidentifikasi, bersumber dari emosi/ psikis dan biasanya tidak disadari.Contoh: orang yang marah-marah, tiba-tiba merasa nyeri pada dadanya.2.3 Derajat NyeriIntensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling mungkin adalah menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Namun, pengukuran dengan tehnik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri (Tamsuri, 2007).Menurut Smeltzer, S.C bare B.G (2002) adalah sebagai berikut :skala intensitas nyeri

Keterangan :0 :Tidak nyeri 1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis,menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik.7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapatmengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul

Skala Nyeri Verbal (Self Reported)Ada beberapa skala nyeri yang dapat digunakan. Pada umumnya skala ini dibagi atas skala kategorik (tidak sakit,sakit ringan, sakit sedang, dan sakit berat). Ataupun penggunaan skala yang digambarkan sebagai garis horizontal atau vertical yang ujung-ujungnya diberi nilai 0 menandakan tidak ada nyeri dan 10 menandakan nyeri yang hebat.Verbal Rating Scale.Verbal Rating Scale terdiri dari beberapa nomor yang menggambarkan tingkat nyeri pada pasien. Pasien ditanya bagaimana sifat dari nyeri yang dirasakannya. Peneliti memilih nomor dari skor tingkat nyeri tersebut dari apa yang dirasakan pasien. Skor tersebut terdiri dari empat poin yaitu :0 = Tidak ada nyeri atau perasaan tidak enak ketika ditanya1 = Nyeri yang ringan yang dilaporkan pasien ketika ditanya2 = Nyeri sedang yang dilaporkan pasien ketika ditanya3 = Nyeri dihubungkan dengan respon suara, tangan atau lengan tangan, wajah merintih atau menangisKeempat poin ini secara luas digunakan oleh klinisi untuk menentukan tingkat kebenaran dan keandalan. Untuk pasien yang memiliki gangguan kognitif, skala nyeri verbal ini sulit digunakan.Visual Analogue Scale Cara lain untuk menilai intensitas nyeri yaitu dengan menggunakan Visual Analog Scale (VAS). Skala berupa suatu garis lurus yang panjangnya biasaya 10 cm (atau 100 mm), dengan penggambaran verbal pada masing-masing ujungnya, seperti angka 0 (tanpa nyeri) sampai angka 10 (nyeri terberat). Nilai VAS 0 -