Nutrisi Parenteral
-
Upload
dicky-michael-sitanggang -
Category
Documents
-
view
25 -
download
7
description
Transcript of Nutrisi Parenteral
Nutrisi Parenteral
Nutrisi adalah proses dimana tubuh manusi menggunakan makanan untuk membentuk energi,
mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ
dan jaringan tubuh (Rock CL, 2004). Status nutrisi normal menggambarkan keseimbangan yang baik
antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi (Denke, 1998; Klein S, 2004). Kekurangan nutrisi
memberikan efek yang tidak diinginkan terhadap struktur dan fungsi hampir semua organ dan
sistem tubuh (Suastika, 1992).
Terdapat 3 pilihan dalam pemberian nutrisi yaitu diet oral, nutrisi enteral dan nutrisi parenteral. Diet
oral diberikan kepada penderita yang masih bisa menelan cukup makanan dan keberhasilannya
memerlukan kerjasama yang baik antara dokter, ahli gizi,penderita dan keluarga. Nutrisi enteral bila
penderita tidak bisa menelan dalam jumlah cukup, sedangkan fungsi pencernaan dan absorbsi usus
masih cukup baik. Selama sistem pencernaan masih berfungsi atau berfungsi sebagian dan tidak ada
kontraindikasi maka diet enteral (EN) harus dipertimbangkan, karena diet enteral lebih fisiologis
karena meningkatkan aliran darah mukosa intestinal, mempertahankan aktivitas metabolik serta
keseimbangan hormonal dan enzimatik antara traktus gastrointestinal dan liver.
Diet enteral mempunyai efek enterotropik indirek dengan menstimulasi hormon usus seperti gastrin,
neurotensin, bombesin, enteroglucagon. Gastrin mempunyai efek tropik pada lambung, duodenum
dan colon sehingga dapat mempertahankan integritas usus,mencegah atrofi mukosa usus dan
translokasi bakteri, memelihara gut-associated lymphoid tissue (GALT) yang berperan dalam
imunitas mukosa usus (Shike, 1996;Bruera, 2003; Rombeau, 2004; Trujillo, 2005; Boediwarsono,
2006).
Nutrisi Parenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan langsung melalui pembuluh
darah tanpa melalui saluran pencernaan.Para peneliti sebelumnya menggunakan istilah
hiperalimentasi sebagai pengganti pemberian makanan melalui intravena, dan akhirnya diganti
dengan istilah yang lebih tepat yaitu Nutrisi Parenteral Total, namun demikian secara umum dipakai
istilah Nutrisi Parenteral untuk menggambarkan suatu pemberian makanan melalui pembuluh
darah.Nutrisi parenteral total (TPN) diberikan pada penderita dengan gangguan proses menelan,
gangguan pencernaan dan absorbsi (Bozzetti, 1989; Baron, 2005; Shike 1996;Mahon, 2004; Trujillo,
2005).
Pemberian nutrisi parenteral hanya efektif untuk pengobatan gangguan nutrisi bukan untuk penyebab
penyakitnya. Status nutrisi basal dan berat ringannya penyakit memegang peranan penting dalam
menentukan kapan dimulainya pemberian nutrisi parenteral. Sebagai contoh pada orang-orang
dengan malnutrisi yang nyata lebih membutuhkan penanganan dini dibandingkan dengan orang-
orang yang menderita kelaparan tanpa komplikasi.
Pasien-pasien dengan kehilangan zat nutrisi yang jelas seperti pada luka dan fistula juga sangat rentan
terhadap defisit zat nutrisi sehingga membutuhkan nutrisi parenteral lebih awal dibandingkan
dengan pasien-pasien yang kebutuhan nutrisinya normal.Secara umum, pasien-pasien dewasa yang
stabil harus mendapatkan dukungan nutrisi 7 sampai dengan 14 hari setelah tidak mendapatkan
nutrisi yang adekuat sedangkan pada pasien-pasien kritis, pemberian dukungan nutrisi harus
dilakukan dalam kurun waktu 5 sampai dengan 10 hari (ASPEN, 2002). Berdasarkan cara pemberian
Nutrisi Parenteral dibagi atas (ASPEN, 1995):
1. Nutrisi Parenteral Sentral.
a) Diberikan melalui central venous,bila konsentrasi > 10% glukosa.
b) Subclavian atau internal vena jugularis digunakan dalam waktu singkat sampai < 4minggu.
c) jika > 4 minggu,diperlukan permanent cateter seperti implanted vascular access device.
2. Nutrisi Parenteral Perifer.
a) PPN diberikan melalui peripheral vena.
b) PPN digunakan untuk jangka waktu singkat 5 -7 hari dan ketika pasien perlu konsentrasi kecil dari
karbohidrat dan protein.
c) PPN digunakan untuk mengalirkan isotonic atau mild hypertonic solution.High hypertonic solution
dapat menyebabkan sclerosis,phlebitis dan bengkak.
Tujuan
Adapun tujuan pemberian nutrisi parenteral adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan nutrisi bagi tubuh melalui intravena, karena tidak memungkinkannya saluran cerna
untuk melakukan proses pencernaan makanan.
2. Total Parenteral Nutrition (TPN) digunakan pada pasien dengan luka bakar yang berat,
pancreatitis ,inflammatory bowel syndrome, inflammatory bowel disease,ulcerative colitis,acute
renal failure,hepatic failure,cardiac disease, pembedahan dan cancer.
3. Mencegah lemak subcutan dan otot digunakan oleh tubuh untuk melakukan katabolisme energy.
4. Mempertahankan kebutuhan nutrisi
Pemberian dari nutrisi parenteral didasarkan atas beberapa dasar fisiologis, yakni:
1. Apabila di dalam aliran darah tidak tercukupi kebutuhan nutrisinya,kekurangan kalori dan nitrogen
dapat terjadi.
2. Apabila terjadi defisiensi nutrisi,proses glukoneogenesis akan berlangsung dalam tubuh untuk
mengubah protein menjadi karbohidrat.
3. Kebutuhan kalori Kurang lebih 1500 kalori/hari,diperlukan oleh rata-rata dewasa untuk mencegah
protein dalam tubuh untuk digunakan.
4. Kebutuhan kalori menigkat terjadi pada pasien dengan penyakit
hipermetabolisme,fever,injury,membutuhkan kalori sampai dengan 10.000 kalori/hari.
5. Proses ini menyediakan kalori yang dibutuhkan dalam konsentrasi yang langsung ke dalam system
intravena yang secara cepat terdilusi menjadi nutrisi yang tepat sesuai toleransi tubuh.
Indikasi Nutrisi Parenteral :
1. Sebagai pengganti untuk oral nasogastrik,bila ini tidak efektif, tidak memungkinkan dan berbahaya.
TPN digunakan dalam kondisi sebagai berikut: Kronik vomiting, Cancer, radiotherapy atau
chemoteraphy Stroke, Anorexia nervosa
2. Sebagai supplemen untuk pasien yang kehilangan banyak nitrogen ( pasien dengan luka bakar,kanker
metastatic,radiasi dan chemoteraphy.
3. Mengistirahatkan gastrointestinal :
Gastrointestinal fistula, Extensive inflammatory bowel disease, Intestinal resection, Intestinal
obstruction , multiple gastro intestinal surgery, gastro intestinal trauma, intolerance enteral feeding
yang berat.
1. Gangguan absorpsi makanan seperti pada fistula enterokunateus, atresia intestinal, kolitis
infektiosa, obstruksi usus halus.
2. Kondisi dimana usus harus diistirahatkan seperti pada pankreatitis berat, status preoperatif dengan
malnutrisi berat, angina intestinal, stenosis arteri mesenterika, diare berulang.
3. Gangguan motilitas usus seperti pada ileus yang berkepanjangan, pseudo-obstruksi dan
skleroderma.
4. Kondisi dimana jalur enteral tidak dimungkinkan seperti pada gangguan makan, muntah terus
menerus, gangguan hemodinamik, hiperemesis gravidarum.
Dasar Pemberian
Pemberian nutrisi parenteral secara rutin tidak direkomendasikan pada kondisi-kondisi klinis sebagai
berikut :
1) Pasien-pasien kanker yang sedang menjalankan terapi radiasi dan kemoterapi.
2) Pasien-pasien preoperatif yang bukan malnutrisi berat.
3) Pankreatitis akut ringan.
4) Kolitis akut.
5) AIDS.
6) Penyakit paru yang mengalami eksaserbasi.
7) Luka bakar.
8) Penyakit-penyakit berat stadium akhir (end-stage illness).
Jenis Nutrisi Parenteral
- Lemak
Lipid diberikan sebagai larutan isotonis yang dapat diberikan melalui vena perifer . Lipid diberikan untuk
mencegah dan mengoreksi defisiensi asam lemak. Sebagian besar berasal dari minyak kacang
kedelai, yang komponen utamanya adalah linoleic, oleic, palmitic, linolenic,dan stearic acids.
Ketika menggunakan sediaan nutrisi jenis ini Jangan menambah sesuatu ke dalam larutan emulsi lemak.
Lalu periksa botol terhadap emulsi yang terpisah menjadi lapisan lapisan atau berbuih, jika
ditemukan, jangan digunakan, dan kembalikan ke farmasi, jangan menggunakan IV filter karena
partikel di emulsi lemak terlalu besar untuk mampu melewati filter. Tetapi filter 1.2 μm atau lebih
besar digunakan untuk memungkinkan emulsi lemak lewat melalui filter.
Gunakan lubang angin karena larutan ini tersedia dalam kemasan botol kaca. Berikan TPN ini pada
awalnya 1 ml/menit,monitor vital sign setiap 10 menit dan observasi efek samping pada 30 menit
pertama pemberian. Jika ada reaksi yang tidak diharapkan , segera hentikan pemberian dan
beritahu dokter. Tetapi jika tidak ada reaksi yang tidak diharapkan, lanjutkan kecepatan pemberian
sesuai resep. Monitor serum lipid 4 jam setelah penghentian pemberian, serta monitor terhadap tes
fungsi hati, untuk mengetahui kegagalan fungsi hati dan ketidakmampuan hati melakukan
metabolism lemak.
Preparat emulsi lemak yang beredar ada dua jenis, konsetrasi 10% ( 1 k cal /mlk ) dan 20 % ( 2 k cal / ml )
dengan osmolalityas 270 -340 m Osmol /L sehingga dapat diberikan melalui perifer. Kontra indikasi
absolut infus emulsi lemak adalah trigliserit 500 mr/l ,Kolesterol 400 mg/l . kontraindikasi rtelatis :
Trigeliderit 300 – 500 mg/l. Kolesterol 300 – 400 mg/l ganggguan berat faal ginjal dan hepar.
Pemberian lemak intravena selain sebagai sumber asam lemak esensial (terutama asam linoleat) juga
sebagai subtrat sumber energi pendamping karbohidrat terutama pada kasus stress yang
meningkat. Bila lemak tidak diberikan dalam program nutrisi parenteral total bersama subtrat
lainnya maka defisiensi asam lemak rantai panjang akan terjadi kira-kira pada hari ketujuh dengan
gejala klinik bertahan sekitar empat minggu. Untuk mencegah keadaan ini diberikan 500 ml emulsi
lemak 10 ml paling sedikit 2 kali seminggu.
- Karbohidrat
Beberapa jenis karbohidrat yang lazim menjadi sumber energi dengan perbedaan jalur metabolismenya
adalah : glukosa, fruktosa, sorbitokl, maltose, xylitol.
Tidak seperti glukosa maka, bahwa maltosa ,fruktosa ,sarbitol dan xylitol untuk menembus dinding sel
tidak memerlukan insulin. Maltosa meskipun tidak memerlukan insulin untuk masuk sel , tetapi
proses intraselluler mutlak masih memerlukannya sehingga maltose masih memerlukan insulin
untuk proses intrasel. Demikian pula pemberian fruktosa yang berlebihan akan berakibat kurang
baik.
Oleh karena itu perlu diketahui dosis aman dari masing-masing karbohidrat :
1) Glikosa ( Dektrose ) : 6 gram / KgBB /Hari.
2) Fruktosa / Sarbitol : 3 gram / Kg BB/hari.
3) Xylitol / maltose : 1,5 gram /KgBB /hari.
Campuran GFX ( Glukosa ,Gfruktosa, Xylitol ) yang ideal secara metabolik adalah dengan perbandingan
GEX = 4:2:1
- Protein/ Asam Amino
Selain kalori yang dipenuhi dengan karbohidrat dan lemak , tubuh masih memerlukan asam amino untuk
regenerasi sel , enzym dan visceral protein. Pemberian protein / asam amino tidak untuk menjadi
sumber energi Karena itu pemberian protein / asam amino harus dilindungi kalori yang cukup, agar
asam amino yang diberikan ini tidak dibakar menjadi energi ( glukoneogenesis). Jangan memberikan
asam amino jika kebutuhan kalori belum dipenuhi.
Diperlukan perlindungan 150 kcal ( karbohidrat ) untuk setiap gram nitrogen atau 25 kcal untuk tiap
gram asam amino . Kalori dari asam amino itu sendiri tidak ikut dalam perhitungan kebutuhan kalori.
Satu gram N ( nitrogen ) setara 6,25 gram asam amino atau protein jika diberikan protein 1 gram/
kg = 50 gram / hari maka diperlukan karbohidrat ( 50:6,25 ) x 150 kcal = 1200 kcal atau 300 gram.
- Mikronutrien dan Immunonutrien
Pemberian calsium, magnesium & fosfat didasarkan kebutuhan setiap hari, masing-masing:
1) Calcium : 0,2 – 0,3 meq/ kg BB/ hari
2) Magnesium : 0,35 – 0,45 meq/ kg BB/ hari
3) Fosfat : 30 – 40 mmol/ hari
4) Zink : 3 – 10 mg/ hari
Perkembangan terbaru dalam tunjangan nutrisi diperkenalkannya immunonutrient.
Tiga grup nutrient utama yang termasuk dalam immunonutrient adalah:
1) Amino acids (arginine, glutamin, glycin )
2) Fatty acid.
3) Nucleotide.
Nutrient – nutrient tersebut diatas adalah ingredients yang memegang peran penting dalam proses
“wound healing” peningkatan sistem immune dan mencegah proses inflamasi kesemuanya
essenstial untuk proses penyembuhan yang pada pasien-pasien critical ill sangat menurun.
Kombinasi dari nutrient-nutrient tersebut diatas, saat ini ditambahkan dalam support nutrisi dengan
nama Immune Monulating Nutrition (IMN ) atau immunonutrition.
Contoh larutan mikronutrien standar:
Elemen dasar Jumlah
zinc 5 mg
copper 1 mg
manganese 0.5 mg
chromium 10 mcg
selenium 60 mcg
iodide 75 mcg
Konsep yang Perlu Disamakan Mengenai Nutrisi Parenteral
1. Menggunakan vena perifer untuk cairan pekat.
Osmolritas plasma 300 mOsmol . Vena perifer dapat menerima sampai maksimal 900 mOsmol . Makin
tinggi osmolaritas (makin hipertonis) maka makin mudah terjadi tromphlebitis, bahkan
tromboembli. Untuk cairan > 900-1000 mOsm, seharusnya digunakan vena setrral (vena cava,
subclavia, jugularis) dimana aliran darah besar dan t cepat dapat mengencerkan tetesan cairan NPE
yang pekat hingga tidak dapat sempat merusak dinding vena. Jika tidak tersedia kanula vena sentral
maka sebaiknya dipilih dosis rendah (larutan encer) lewat vena perifer, dengan demikian sebaiknya
sebelum memberikan cairan NPE harus memeriksa tekanan osmolaritas cairan tersebut ( tercatat
disetiap botol cairan ) Vena kaki tidak boleh dipakai karena sangat mudah deep vein trombosis
dengan resiko teromboemboli yang tinggi.
1. Memberikan protein tanpa kalori karbohidrat yang cukup.
Sumber kalori yang utama dan harus selalu ada adalah dektrose. Otak dan eritrosit mutlak memerlukan
glukosa setiap saat. Jika tidak tersedia terjadi gluneogenesis dari subtrat lain. Kalori mutlak dicukupi
lebih dulu. Diperlukan deksrose 6 gram /kg.hari (300 gr) untuk kebutuhan energi basal 25 kcal/kg.
Asam amino dibutuhkan untuk regenerasi sel, sintesis ensim dan viseral protein. Tetapi pemberian
asam amino harus dilindungi kalori, agar asam amino tersebut tidak dibakar menjadi energi
(glukoneogenesis) Tiap gram Nitrogen harus dilindungi 150 kcal berupa karbohidrat. Satu gram
Nitrogen setara 6,25 gram protetin. Protein 50 gr memerlukan ( 50 : 6,25 ) x 150 k cal = 1200 kcal
atau 300 gram karbohidrat. Kalori dari asam amino itu sendiri tidak ikut dalam perhitungan
kebutuhan kalori. Jangan memberikan asam amino jika kebutuhan kalori belum dipenuhi.
1. Tidak melakukan perawatan aseptik.
Penyulit trombplebitis karena iritasi vena sering diikuti radang/ infeksi. Prevalensi infeksi berkisar antara
2-30 % Kuman sering ditemukan adalah flora kulit yang terbawa masuk pada penyulit atau ganti
penutup luka infuse.
Contoh sediaan
Nutrisi Parenteral Total
1. Clinimix N9G15E
Larutan steril, non pirogenik untuk infus intravena. Dikemas dalam satu kantong dengan dua bagian:
satu berisi larutan asam amino dengan elektrolit, bagian yang lain berisi glukosa dengan kalsium.
Tersedia dalam ukuran 1 liter
Composition:
Nitrogen (g) 4.6 Asam Amino (g) 28 Glukosa 75 (g) 75 Total kalori (kkal) 410 Kalori glukosa (kkal) 300
Natrium (mmol) 35 Kalium (mmol) 30 Magnesium (mmol) 2.5 Kalsium (mmol) 2.3 Asetat (mmol) 50
Klorida (mmol) 40 Fosfat dalam HPO4– (mmol) 15 pH 6 Osmolaritas (mOsm/l) 845
2. Minofusin Paed
larutan asam amino 5% bebas karbohidrat, mengandung elektrolit dan vitamin, terutama untuk anak-
anak dan bayi. Bagian dari larutan nutrisi parenteral pada prematur dan bayi. Memberi protein
pembangun, elektrolit, vitamin dan air pada kasus di mana pemberian peroral tidak cukup atau tidak
memungkinkan, kasus di mana kebutuhan protein meningkat, defisiensi protein atau katabolisme
protein.
Komposisi:
Tiap 1000 ml mengandung:
L-Isoleusin 2.511 g
L-Leusin 2.790 g
L-Lisin 2.092 g
L-Metionin 0.976 g
L-Fenilalanin 1.813 g
L-Treonin 1.743 g
L-Triptofan 0.558 g
L-Valin 2.092 g
L-Arginin 3.487 g
L-Histidin 0.698 g
L-Alanin 9.254 g
L-Aspartic acid 4.045 g
N-Acetyl-L-cysteine 0.160 g
L-Glutamic acid 9.500 g
Glisin 3.845 g
L-Prolin 4.185 g
N-Acetyl-L-tyrosine 0.344 g
Nicotinamide 0.060 g
Piridoksin hidroklorida 0.040 g
Riboflavin-5′-phosphate sodium salt 0.0025 g
Kalium hidroksida 1.403 g
Natrium hidroksida 1.200 g
Kalsium klorida 0.735 g
Magnesium asetat 0.536 g
Contoh sediaan Nutrisi Parenteral parsial
1. Cernevit
adalah preparat multivitamin yang larut dalam air maupun lemak (kecuali vitamin K) dikombinasi
dengan mixed micelles (glycocholic acid dan lecithin). Mengingat kebutuhan vitamin tubuh yang
mungkin berkurang karena berbagai situasi stress (trauma, bedah, luka bakar, infeksi) yang dapat
memperlambat proses penyembuhan. Composition
Setiap vial mengandung:
Retinol Palmitat Amount corresponding to retinol 3.500 IU, Cholecalciferol 220 IU, DL alphatocopherol
10.200 mg ,Amount corresponding to alphatocopherol 11.200 IU,Asam Askorbat 125.000 mg,
Cocarboxylase tetrahydrate 5.800 mg ,Amount corresponding to thiamine 3.510 mg ,Riboflavine
sodium phosphate dihydrate 5.670 mg ,Amount corresponding to riboflavine 4.140 mg, Pyridoxine
Hydrochloride 5.500 mg ,Amount corresponding to Pyridoxine 4.530 mg, Cyanocobalamine 0.006
mg, Asam Folat 0.414 mg ,Dexpanthenol 16.150 mg, Amount corresponding to Pantothenic Acid
17.250 mg ,Biotin 0.069 mg, Nicotinamide 46.000 mg, Glisin 250.000 mg ,Glycoholic Acid 140.000
mg Soya Lecithin 112.500 mg, Sodium hydroxide q.s. pH=5.9.
Metode pemberian Pemberian Nutrisi Parenteral
1. Nutrisi parenteral parsial, pemberian sebagian kebutuhan nutrisi melalui intravena. Sebagian
kebutuhan nutrisi harian pasien masih dapat di penuhi melalui enteral. Cairan yang biasanya
digunakan dalam bentuk dekstrosa atau cairan asam amino
2. Nutrisi parenteral total, pemberian nutrisi melalui jalur intravena ketika kebutuhan nutrisi
sepenuhnya harus dipenuhi melalui cairan infus. Cairan yang dapat digunakan adalah cairan yang
mengandung karbohidrat seperti Triofusin E1000, cairan yang mengandung asam amino seperti
PanAmin G, dan cairan yang mengandung lemak seperti Intralipid
3. Lokasi pemberian nutrisi secara parenteral melalui vena sentral dapat melalui vena antikubital pada
vena basilika sefalika, vena subklavia, vena jugularis interna dan eksterna, dan vena femoralis.
Nutrisi parenteral melalui perifer dapat dilakukan pada sebagian vena di daerah tangan dan kaki.
KESIMPULAN
Nutrisi parenteral tidak bertujuan menggantikan kedudukan nutrisi enteral lewat usus yang normal.
Segera jika usus sudah berfungsi kembali, perlu segera dimulai nasogastric feeding, dengan sediaan
nutrisi enteral yang mudah dicerna. Nutrisi parenteral dapat diberikan dengan aman jika megikuti
pedoman diatas. Karena tubuh penderita perlu waktu adapatasi terhadap perubahan mekanisme
baru maka selama penyesuaian tersebut jangan memberi beban yang berlebihan.
Perbaikan dari komposisi subtrat nutrisi, perbaikan tehnik, pengetahuan, skala prioritas dalam support
metabolik dan bedside monitor, dibutuhkan untuk mencapai recovery yang maksimal.
Saat ini ditemukan immunonutrition yang bertujuan untuk meningkatkan immune respons pada pasien-
pasien critical ill agar supaya outcome klinis dapat diperbaiki dan lama rawat rumah sakit dapat
diturunkan seperti arginine, glutamine, glycine,( golongan asam amino),fatty acids, nucleotide.
DAFTAR PUSTAKA
1. Rahardjo. E : Dukungan Kombinasi Nutrisi Enteral-Parenteral, 2nd Symposium Life Support & Critical
Care on Trauma & Emergency Patients.Surabaya. 2002.
2. Arifin. H : Metabolisme dan nutrisi pada Critically Ill : Langkah untuk masa mendatang, Kumpulan
makalah pertemuan ilmiah berkala. (PIB) XI IDSAI.Medan. 2002
3. ACCP Consensus Statement. Applied Nutrition in ICU Patients. CHEST 1997; 111:769-78
4. Mustafa I: Present and futute of Immunonutrition, Makalah lengkap KONAS IDSAI VII, Bagian
Anestesiologi & Terapi Intensif FKUH- RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo Makssar 2004.
5. Guideliness on Artifical Nutrition Support. British Society of Gastroenterology, september 1996.
6. Olejnik, J;MrAz,PA.Perioperative Total Parental Nutrition All in One and Major Gastrointestinal
Surgery. Rozhl Chir 1998; 77:555
7. Poret, HA; Kuds, KA. Perioperative Total Parental Nutrition. Dalam buku : Rombeau, JL;Chadwell,MD;
eds, Clinical Nutrition Parenterral Nutrition, 2nd ed. WB Saunders Co. 1993.
8. Rahardjo. E : Pola Umum Pelaksanaan Nutrisi Parenteral, Simposium Terapi Cairan III, Nutrisi
Parenteral, Surabaya. 1992.
9. Rifki, AZ : Bantuan Nutrisi Perioperatif. Simposium Kedokteran Perioperatif II KONAS VI IDSAI. 2001.
10. Rombeau J. Consensus Confrence Report Reviews Evidence on Perioperative Nutritional Support.
Scientific American Surgery, 1999; II; 10:20-21.
11. Arifin H : Rational use of Parenteral and Enteral Nutrition for postoperatve and Critically ill
Patient,Makalah lengkap KONAS IDSAI VII, Bagian Anestesiologi & Terapi intensif FKUH-RSUP Dr.
Wahidin Sudirohusodo ,Makassar 2004.
12. S.Sunatrio : Imunonutrisi pada Pasien Sakit Kritis ,The Indonesian Journal of Anaestesiology and
Critical Care, Vol 22 No 2 Mei 2004.
13. A. Aziz Alimul Hidayat, S.Kp, “Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia” Penulis: A. Aziz
Alimul Hidayat, S.Kp, Musrifatul Uliyah, S.Kp; Editor: Monica Ester.- Jakarta : EGC : 2004
14. Practical Aspects of Nutritional Supports: an Advanced Practice Guide. Saunders, 2004.
15. Modern Nutrition in Health and Disease, 9th edition. Lippincott Williams & Wilkins, 1999.
Share this:
*
Sukai ini:
Suka Memuat...
Tag:jaringan tubuh, kekurangan nutrisi, nutrisi parenteral, sistem pencernaan
* Komentar Tinggalkan sebuah Komentar
* Kategori Uncategorized
← Phlebotomi
Manzamine Sponges →
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan
Tulis komentar di sini...
Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:
*
*
*
*
*
Gravatar
Surel (wajib) (Alamat takkan pernah dipublikasikan)
Nama (wajib)
Situs web
WordPress.com Logo
You are commenting using your WordPress.com account. ( Logout / Ubah )
Twitter picture
You are commenting using your Twitter account. ( Logout / Ubah )
Facebook photo
You are commenting using your Facebook account. ( Logout / Ubah )
Google+ photo
You are commenting using your Google+ account. ( Logout / Ubah )
Batal
Connecting to %s
Beritahu saya balasan komentar lewat surat elektronik.
Arsip
* Januari 2012
* September 2011
Kategori
* Uncategorized
Meta
* Daftar
* Masuk log
* RSS Entri
* RSS Komentar
* WordPress.com
Blog pada WordPress.com.
The Bueno Theme.
Ikuti
Follow “apotikmakassar”
Get every new post delivered to your Inbox.
Powered by WordPress.com
%d bloggers like this: