SPO Parenteral

19
Fakultas Farmasi Universitas Andalas Padang Sistem Penghantaran Obat secara PARENTERAL Febriyenti

description

spo

Transcript of SPO Parenteral

Page 1: SPO Parenteral

Fakultas FarmasiUniversitas Andalas

Padang

Sistem Penghantaran Obat secara PARENTERAL

Febriyenti

Page 2: SPO Parenteral

PARENTERAL DRU

G DELIVERY SYSTEM

PENDAHULUAN

Efek terapi obat tergantung pada metoda penghantarannya. Ada banyak sistem penghantaran obat. Salah satu diantaranya adalah secara parenteral. Ada beberapa cara penghantaran obat parenteral yaitu:1.Intradermal2.Subcutan3.Intramuskular4.Intravena5.Intraarteri

Page 3: SPO Parenteral

PARENTERAL DRU

G DELIVERY SYSTEM

Rute Parenteral

Page 4: SPO Parenteral

PARENTERAL DRU

G DELIVERY SYSTEM

PENDAHULUAN

IntradermalDisebut juga secara intrakutan, dibawah lapisan kulit. Volume yang bisa diberikan sangat kecil, hanya 0,1 ml. absorpsi lambat. Biasanya hanya untuk diagnosa dan sejumlah kecil vaksin.

SubkutanRespon obat yang diberikan mll rute ini lebih cepat dr pd intradermal. Volume juga kecil.

Page 5: SPO Parenteral

PARENTERAL DRU

G DELIVERY SYSTEM

PENDAHULUAN

IntramuskularInjeksi ke lapisan otot. Vol biasanya 2 ml, max 5 ml. abs lebih cepat dr pd subkutan. Absorpsi dapat juga diperlama dengan mengubah bentuk sediaan dan pembawanya.

IntravenaEfek cepat. Vol besar. Sangat berbahaya karena obat yg sdh diberikan tidak dapat ditarik kembali.

IntraarteriRute ini tidak sering digunakan. Obat yg diberikan akan langsung menuju organ tertentu. Biasanya digunakan utk diagnosa.

Page 6: SPO Parenteral

PARENTERAL DRU

G DELIVERY SYSTEM

PENDAHULUAN

Kelebihan sistem penghantaran secara parenteral:1.Tidak melalui proses absorpsi 2.Tidak mengalami “first pass metabolism”3.Onset sangat cepat terutama IV4.Obat tdk mll GIT shg tidak dirusak oleh asam lambung dan enzim

Page 7: SPO Parenteral

PARENTERAL DRU

G DELIVERY SYSTEM

PENDAHULUAN

Kelemahannya:1.Efek kerjanya hanya untuk waktu yang pendek2.Diperlukan frekwensi pemakaian yang sering3.Memerlukan alat khusus (alat injeksi)4.Menimbulkan rasa sakit pada saat aplikasi5.Memerlukan bantuan tenaga medis

Page 8: SPO Parenteral

PARENTERAL DRU

G DELIVERY SYSTEM

PENDAHULUAN

Untuk mengurangi frekwensi pemakaian, digunakan cara infus IV dimana level konsentrasi obat dalam darah dapat dipertahankan selama yang diinginkan, obat tidak melalui FPM dan obat juga tidak dirusak oleh asam lambung dan enzim pencernaan. Tetapi cara ini menyakitkan bagi pasien dan harus dibawah pengawasan dokter (pasien dirawat inap di RS).

Untuk mengatasi masalah ini maka dibuatlah sistem lepas lambat untuk rute parenteral.

Page 9: SPO Parenteral

PARENTERAL DRU

G DELIVERY SYSTEM

Lepas Lambat untuk Parenteral

Ada bbrp teknik pembuatan sediaan lepas lambat parenteral:1.Membuat sediaan dg viskositas yang tinggi menggunakan pembawa yang dapat bercampur dengan air seperti gelatin dan PVP2.Menggunakan pembawa yang tidak bercampur dengan air seperti minyak sayur, dan bahan penolak air seperti aluminium monostearat3.Suspensi tiksotropik4.Pembuatan derivat obat yang tidak larut dalam air seperti bentuk kompleksnya dan ester5.Mendispersikan obat dalam polimer mikrosphere atau mikrokapsulasi seperti lactide-glycolide homopolymers6.Dengan menambahkan vasokonstriktor

Page 10: SPO Parenteral

PARENTERAL DRU

G DELIVERY SYSTEM

Lepas Lambat untuk Parenteral

Teknik-teknik ini dapat digunakan tersendiri seperti pada pembuatan suspensi insulin dan zinc dalam air. Atau kombinasi dari beberapa teknik dalam pembuatan suspensi penicillin G – procaine dalam minyak sayur dan digelkan dengan aluminium monostearat. Teknik-teknik ini akan menghasilkan depot obat. Depot obat dapat diklasifikasikan berdasarkan proses yang digunakan untuk mengatur pelepasan obat, yaitu :1.Dissolution-controlled depot formulation2.Adsorption-type depot preparation3.Encapsulation-type depot preparation4.Esterification-type depot preperation

Page 11: SPO Parenteral

PARENTERAL DRU

G DELIVERY SYSTEM

1. Dissolution-controlled depot formulation

Depot ini mengatur pelepasan obat dengan memperlambat disolusi partikel obat.Ada 2 cara yang dapat dilakukan untuk memperlambat disolusi obat yaitu:1.Pembentukan garam atau kompleks yang kelarutannya dalam air kecil

contohnya: penisilin G procain, penisilin G benzathine, naloxone pamoate, naltrexone-Zn-tannate2. Suspensi makrokristalKristal yang besar melarut lebih lambat dari pada kristal kecil. Contohnya pada suspensi testosteron isobutirat dalam air untuk pemakaian IM, dietilstilbestrol monokristal untuk injeksi subkutan

Page 12: SPO Parenteral

PARENTERAL DRU

G DELIVERY SYSTEM

1. Dissolution-controlled depot formulation

Tetapi teknik makrokristal tidak selalu menghasilkan perlambatan disolusi. Pengecualian terjadi untuk suspensi penicilin G procaine yang digelkan dengan minyak kacang untuk injeksi IM dengan ukuran partikel besar (>150µm), konsentrasinya dalam serum cepat mencapai maksimum dan cepat pula turun kembali. Sedangkan bila digunakan partikel yang dimikronisasi (<5µm) yang terjadi justru sebaliknya.

Page 13: SPO Parenteral

PARENTERAL DRU

G DELIVERY SYSTEM

2. Adsorption-type depot preparation

Depot ini dibuat dengan mengikatkan molekul obat dengan adsorbent. Jadi hanya partikel obat yang bebas saja yang tersedia untuk penyerapan segera. Setelah partikel yang bebas diserap, partikel obat yang terikat segera dilepas.Contoh sediaan yang menggunakan teknik ini adalah : vaksin yang dibuat dengan mengikatkan antigen pada gel aluminium hidroksida.

Page 14: SPO Parenteral

PARENTERAL DRU

G DELIVERY SYSTEM

3. Encapsulation-type depot preparation

Depot ini dibuat dengan mengenkapsulasi partikel obat dengan barrier permeasi atau mendispersikan partikel obat dalam matrik difusi. Barrier permeasi dan matrik difusi dibuat dari makromolekul biodegradale atau bioabsorbable seperti gelatine, dextran, polylaktat, kopolimer laktat-glikolid, pospolipid, asam lemak rantai panjang dan gliserida. Contoh khususnya adalah: naltrexone pamoate-releasing biodegradable microcapsules, liposom, norethindrone-releasing biodegradable lactide-glycolide copolymer beads.Pelepasan obat diatur oleh kecepatan permeasi melalui membran permeasi dan biodegradasi dari barrier makromolekul.

Page 15: SPO Parenteral

PARENTERAL DRU

G DELIVERY SYSTEM

4. Esterification-type depot preperation

Depot ini dihasilkan dengan mengesterifikasi obat menjadi bentuk prodrugnya kemudian diformulasi menjadi sediaan injeksi. Kecepatan absorpsi obat tergantung kepada jumlah obat yang dalam bentuk bebas atau bukan prodrugnya. Contohnya: fluphenazine enanthate, nandrolone decanoate, testosterone dengan pembawa minyak.

Page 16: SPO Parenteral

PARENTERAL DRU

G DELIVERY SYSTEM

Injeksi Lepas Lambat Sudah digunakan untuk memformulasi:

1. Penisilin2. Insulin3. Vitamin B124. Hormon adrenocorticotropic5. Steroid6. Antipsychotic7. Antimalaria8. Antinarkotik9. Kontrasepsi

Page 17: SPO Parenteral

PARENTERAL DRU

G DELIVERY SYSTEM

Sifat fisikokimia formula yang mempengaruhi absorpsi obat yang diberikan secara parenteral:

1. Kelarutan obat dalam pembawa/pelarut2. Ukuran partikel dan sifat kristal3. pH formula4. pKa obat5. Lipofil/hidrofil6. Koefisien partisi obat dalam pembawa dan jaringan7. Kelarutan obat dalam cairan biologi di tempat injeksi8. Interaksi obat dengan bahan tambahan9. Keadaan fisiologi di sekitar tempat injeksi (contohnya:

aliran darah)

Page 18: SPO Parenteral

PARENTERAL DRU

G DELIVERY SYSTEM

Kriteria minyak sebagai pembawa untuk formula injeksi :

1. Komposisi minyak stabil dan netral secara kimia. Mengandung minimal asam lemak. Tidak berinteraksi dengan obat.

2. Secara fisika tidak terlalu kental sehingga dapat melalui jarum yang digunakan untuk mengaplikasikan obat. Stabil pada temperatur tinggi dan rendah.

3. Inert dan tidak mengiritasi secara biologi. Cepat diabsorpsi dari tempat injeksi dan tidak meninggalkan residu.

Page 19: SPO Parenteral

PARENTERAL DRU

G DELIVERY SYSTEM

PENDAHULUAN