Presentasi Referat - Nutrisi Parenteral 2015-1
-
Upload
terri-sandi-susyanto -
Category
Documents
-
view
54 -
download
6
description
Transcript of Presentasi Referat - Nutrisi Parenteral 2015-1
NUTRISI PARENTERAL
Oleh : Nurul Ramadhanty, drg
Pembimbing: Kiki Lukman, dr., SpB-KBD
DEFINISI NUTRISI PARENTERAL Nutrisi Parenteral adalah suatu bentuk
pemberian nutrisi yang diberikan langsung melalui pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernaan.
Nutrisi parenteral tidak menggantikan fungsi alamiah usus,
TUJUAN PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL Memberikan nutrien yang cukup yang
diperlukan oleh tubuh Mencegah defisiensi asam lemak esensial Menyediakan energi pada proses metabolik Menjaga laju pertumbuhan Meningkatkan penyediaan protein
PATOFISIOLOGI Keadaan puasa >24 jam, kompensasi metabolisme tubuh
menggunakan cadangan glikogen di hati dan di otot.
Jika cadangan habis kebutuhan glukosa selanjutnya dipenuhi melalui proses glukoneogenesis.
Keadaan trauma (stress dan sepsis) – rangkaian perubahan hormonal Menambah laju metabolisme
Proteolisis Daya tahan tubuh ↓ Terjadi edema Penyembuhan luka terhambat Gangguan motilitas usus
PN vs. EN EN
mempertahankan & mengelola barrier imun dan fungsi absorpsi saluran cerna
EN dini lama rawat lebih pendek dan hasil akhir perawatan
lebih baik
Bila jalur enteral tidak memungkinkan dalam 24-72 jam nutrisi parenteral
Nutrisi enteral tidak adekuat nutrisi parenteral suplemental
Asuhan Perioperatif
Akut-kritisElective (Malnutrisi Preoperatif)
Penunjangan nutrisi secara hati-hati dan konservatif
Keseimbangan antara menjaga lean nody mass dengan dampak kelebihan nutrisi.
Resiko tinggi komplikasi pasca operasi
Target tatalaksana - meningkatnya fungsi (otot, sistem imun, pernapasan, dll)
INDIKASI PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL Ketidakmampuan menyerap nutrisi melalui
saluran gastro-intestinal (gangguan hemodinamik, obstruksi usus halus)
Penurunan kesadaran Kekurangan gizi berat dalam menghadapi
saluran pencernaan nonfungsional atau katabolisme ketika pasien tidak makan selama 5 hari atau lebih
Kondisi katabolik berat dengan atau tanpa gizi buruk ketika saluran pencernaan tidak bisa digunakan dalam waktu 5 sampai 7 hari
Kontra indikasi TNP
Absolut Relatif
Krisis hemodinamik, seperti syok atau dehidrasi yang belum dikoreksi
Gagal nafas tanpa bantuan respirator metabolisme glukosa akan meningkatkan produksi CO2 yang akan memperberat gagal nafas
Penderita keganasan pada fase terminal
KOMPONEN YANG DIGUNAKAN Karbohidrat Protein Lemak Vitamin, mineral, trace element
KARBOHIDRAT Rekomendasi dari
ASPEN untuk pemberian karbohidrat dalam keadaan normal adalah 25 – 30 kkal/kg/hari.
Kelebihan karbohidrat dikaitkan dengan kondisi hiperglikemia, glukosuria, sintesis & penyimpanan lemak, steatosis hati, cholestasis, dll
JENIS VOLUME KALORI
Dextrose 5% 50 mg/mL 100 kcal/ 500 mL
Dextrose 10% 100 mg/mL 100 kcal/ 250 mL
Dextrose 20% 200 mg/mL 100 kcal/ 125 mL
Destrose 40% 400 mg/mL 100 kcal/ 62,5 mL
Dextrose 50% 500 mg/mL 100 kcal/ 50 mL
PROTEIN 1 gram Protein – 4 kkal
Cairan standar yang tersedia terdiri dari asam amino esensial dan non esensial dalam larutan.
Komponen asam amino dari solusi TPN bervariasi konsentrasi serta komposisi asam amino
tiap individu.
Tujuan dari penyediaan asam amino
peningkatkan keseimbangan nitrogen positif
Protein dapat menunjukkan kontraindikasi pada ensefalopati hati atau gagal ginjal saat dialisis
Formula: Dewasa 1-1,5 g/ kg/ hari Pasien penyakti kritis 1,2 – 2,5 g/ kg/ hari
LEMAK Lipid – 1 gram lipid – 9 kkal
Intralipid 10% - 100 mg/ml – 100 kcal / 111 ml 20% - 200 mg/ml – 100 kcal / 55.5 ml
Pemberian Mulai 500 ml 10% untuk 1-2 hari, ditingkatkan 20% sesuai
keperluan
Hati-hati pada Ikterus Hipoksemia Berat Trombositopenia “Jangan diberikan”pada o.s yang diberi penenang Propofol karena
dapat menampung/mengandung sejumlah besar lipid
LemakFormula Dosis maksimal untuk lemak tidak boleh
melebihi 60% dari kalori Asupan lemak dapat dibatasi kurang dari 30%
dari total atau 1 gram/kgBB/hari
VITAMIN / MINERAL / TRACE ELEMENT Kebutuhan vitamin parenteral berbeda dari
kebutuhan vitamin enteral: perbedaan efisiensi penyerapan dan pemanfaatan zat
gizi diberikan melalui rute parenteral stabilitas fisika kimia di cairan parenteral
Karena tidak stabil, vitamin dicampur dengan cairan NP, ditambahkan sesaat sebelum pemberian cairan.
Vitamin K tidak termasuk dalam persiapan multi-vitamin dan harus diberikan baik secara intramuskuler atau sebagai cairan injeksi intravena larutan ditambahkan ke NP
REKOMENDASI ASUPAN VITAMIN PARENTERAL
ELEKTROLIT Komposisi elektrolit
mempertahankan fungsi tubuh normal menyediakan kelebihan dan kekurangan mineral
berdasarkan penyakit yang diderita
PENATALAKSANAAN TERAPI NUTRISI PARENTERAL
MEMILIH KOMPOSISI CAIRAN TNPE
Yang perlu mendapat perhatian adalah: Komposisi asam amino
Perbandingan seimbang dari sumber kalori Sumber asam amino rantai cabang (BCAA=
Branched Chain Amino Acids) Perbandingan asam amino esensial / non esensial
(AAE/AAN-E) Kondisi klinis penderita
HAL-HAL PENTING YANG HARUS DIPERHATIKAN PADA PEMBERIAN ASAM AMINO UNTUK TNPE
Diberikan setelah atau bersamaan dengan pemberian kalori (karbohidrat)
Pada penderita tanpa kelainan fungsi organ tubuh dipilih yang mengandung AA esensial dan non esensial
Dosis : 1,5 – 2 gram/kg/hari bagi penderita kritis dan stress metabolik yang tinggi
Gangguan fungsi liver – pilih BCAA (isoleucine, leucine, valine) dan rendah methionine, phenylalanine, tryptophan
Gangguan fungsi ginjal, sediaan AA esensial tanpa elektrolit (terutama kalium)
TEKNIK DAN SKEMA PEMBERIAN TNPEKapan mulai diberikan TNPE? Periode ebb-phase (24 jam pertama) – stress
metabolik Pada fase ini penderita cukup diberi cairan Ringer
Laktat atau Ringer Dextrose 5% atau dextrose 5% saja.
Periode flow-phase – penurunan kadar hormon stress. Kadar gula < 220 mg/dl adalah salah satu syarat
aman untuk meningkatkan dosis TNPE menuju maksimal.
Dosis penuh juga tidak boleh diberikan jika penderita masih belum stabil, masih shock, dehidrasi dan demam tinggi.
Penderita dengan gagal nafas (pO2 < 80 mmHg & pCO2 > 50 mmHg) TNPE – cara titrasi sedemikian agar tercapai titik
mendekati pemenuhan kebutuhan tanpa mempercepat gagal nafas.
Asam amino diberikan setelah kebutuhan kalori tercukupi (karbohidrat). dapat ditunda sampai 3 hari asal kebutuhan kalori
benar-benar dipenuhi.
Rute Pemberian TNPE TNPE dapat diberikan melalui vena sentral (jugular,
subclavia, cephalic) atau melalui vena perifer.
Karena komposisi cairan TNPE biasanya bersifat hiperosmolor, maka untuk mencegah tromboplebitis, LEBIH BAIK digunakan vena sentral.
Pemberian TNPE melalui vena perifer – dengan komposisi cairan dengan tekanan osmotic < 900 mosmol.
Bila diperkirakan TNPE akan berlangsung lama, atau diperlukan komposisi cairan yang lebih tinggi, harus dipergunakan vena sentral.
Jumlah cairan yang dapat diberikan Bila cairan yang dapat diberikan terbatas,
(misalnya pada gagal ginjal atau jantung), maka kebutuhan kalori harus dipenuhi dengan volume cairan serendah mungkin Misalnya: dengan menggunakan Glukosa 40%,
Triparen, atau Triofusin 1000. Jalur vena sentral. Dipergunakan preparat lipid karena dengan
volume kecil jumlah kalori/liternya tinggi sehingga dapat menghemat volume.
Tahap Pemberian Cairan(Prosedur Pemberian TNPE )
24-48 jam Terapi air dan elektrolit
24-96 jam TNPE melalui vena perifer / sentral
72-36 jam TNPE total melalui vena sentral
Pada fase akut dimana faktor anti-insulin masih dominan, terapi dimulai dengan elektrolit dan cairan saja.
Tahap berikutnya dapat dimulai terapi nutrisi parenteral (TNPE), yang pemberiannya dilakukan secara bertahap
TNPE sendiri sebaiknya diberikan secara bertahap, pada hari ke-1 25% kebutuhan, hari ke-2 50%, hari ke-3 75%, dan hari ke 4 dst 100% dari kebutuhan. Contoh: Hari I: Dimulai dengan larutan isotonis, beban
glukosa minimal: Ringer Dextrose 5% 1000 ml + Dextrose 5% 1500 ml = 500 kcal
Hari ke II & III: Glukosa lebih ditingkatkan dan ditambahkan Asam Amino: AA 3.5% + KH 1000 ml + D-10 1500 ml = 900 kcal + 35 gram Asam Amino
Hari ke IV: Glukosa lebih ditingkatkan lagi AA 3.5% + KH 1000 ml + D-20 1000 ml = 1100 kcal + 35 gram Asam Amino.
Alternatif lain dari cara diatas jika tidak tersedia asam amino sbb: Hari ke I: Ringer D-5 1000 ml + D-5 1500 ml = 500
kcal Hari ke II & III: Ringer D-5 1000 ml + D-10 1500 ml
= 800 kcal Hari ke IV: Ringer D-5 1000 ml + D-20 1000 ml =
1000 kcal
Cara ini murah dan cukup bermanfaat sampai 3 hari. Untuk TNPE yang lebih lama, dianjurkan melalui cara yang pertama tadi
PARAMETER MONITORING RESPONS TERHADAP TNPE Tiap 4 jam
Observasi: perawatan, suhu tubuh, TD, nadi, respirasi, urinalisis atau glukosa darah
Tiap hari Ureum darah, serum
kreatinin, serum elektrolit, glukosa darah, gas darah (sesuai indikasi), osmolaritas serum/urea (sesuai indikasi), asupan nutrien, keseimbangan cairan.
Sesuai indikasi Serum lipid, serum
urat, serum Zn dan Cu, serum B12/folat, status besi, keseimbangan nitrogen.
Keadaan khusus Turn over protein
tubuh, pengukuran komposisi protein tubuh, pertukaran gas, trace elements, vitamin, asam lemak
MONITORING KOMPLIKASI TNPE Akibat teknik pemasangan kateter atau akibat
infus yang berlangsung lama Pneumo/Hematotoraks Emboli udara Tromboflebitis Infeksi, sepsis Reaksi metabolisme
Komplikasi metabolik pemberian TNPE
KOMPLIKASI SEBAB PENCEGAHAN PENGOBATAN
HiperglikemiDM, penurunan toleransi thd insulin
Kontrol gula darah InsulinBatasi intake glukosa
HipoglikemiMenghentikan penurunan TNPE secara tiba-tiba
TNPE diturunkan bertahap
Glukosa 40%
Uremi prerenalOverdosis AA,
dehidrasiKontrol fungsi ginjal teratur
Kurangi dosis AA, atasi dehidrasi
Gangguan fungsi hati
Overdosis lemak, glukosa
Kontrol fungsi hati teratur
Perhatikan balans cairan & elektrolit, kurangi lipid/dextrose
Gangguan cairan elektrolit
Overhidrasi/dehidrasi hipofosfatemi
Kontrol elektrolit/cairan teratur
Perhatikan balans cairan/elektrolit/glukosa
Defisiensi trace element/vitamin
underdosis Kontrol kadar serum, pembekuan darah
Tambahkan vitamin/trace elements
HiperkapneaProduk CO2 oleh metabolisme sel
TNPE harus hati-hati pada gangguan paru
Kurangi kalori dan glukosa
1. GAGAL HATI Penderita yang sudah ensefalopati menunjukkan
gambaran abnormal Methionine dan Asam Amino Aromatik (AAA) yaitu
phenylalanine, tirosin dan free trytophan akan meningkat. Asam Amino Rantai Panjang (AARP = BCAA ; Branched
Chain Amino Acid) yaitu valine, leucine, isoleucine akan menurun.
Peningkatan AAA gangguan fungsi otak akibat efek inhibisi terhadap neurotransmiter.
Dengan memberikan lebih banyak kadar BCAA pada nutrisi penderita, akan menurunkan kadar AAA dalam darah dan cairan otak, dan merangsang sintesis protein di hepar.
Untuk sumber energi lebih baik diberikan karbohidrat (KH) dibanding dengan lemak (lipid)
Skema TNPE pada gagal hati 1. ENERGI - Jumlah : 150% x energi basal (BEE) - Jenis : > 70% karbohidrat2. Asam Amino - Jumlah : 0.8-1.1g/kg BB/hari - Jenis : BCAA
Perlu diperhatikan bahwa pada gagal hati biasanya terjadi defisiensi: Mg, Ca, Zn, Fe, Vitamin A, B, C,D,E,
Natrium perlu dibatasi bila ada edema. Kalium hanya dibatasi bila ada gangguan fungsi ginjal
2. GAGAL GINJAL AKUT (GGA) Pasien dengan GGA menimbulkan
permasalahan dalam TNPE karena: Biasanya dalam keadaan hiperkatabolik Peningkatan kadar K, Mg, Fosfat Ada retensi cairan
Peranan TNPE – juga untuk mengurangi akumulasi ureum, melindungi fungsi glomeruli ginjal, dan mempertahankan fungsi vital
Adanya gangguan metabolisme karbohidrat, maka pemberian kalori pengganti glukosa (fruktosa, xylitol sorbitol) harus diberikan pada keadaan hiperkatabolik secara hati-hati, yaitu tidak melebihi 0.25 g/kg BB/hari.
Pendapat baru menganjurkan tetap diberi AA non esensial disamping AA esensial, dengan perbandingan tertentu. Pemberian AA dengan konsentrasi BCAA yang lebih tinggi dianggap lebih menguntungkan bagi penderita GGA
Skema TNPE gagal ginjal 1. Energi - Jumlah : 35-50 kcal/kg BB/hari - Jenis : >70% KH2. Asam Amino - Jumlah : Tanpa dialysis = 0.4-0.8 g/kg BB/hari
dengan dialysis = 0.8-1.2 g/kg BB/hari
- Jenis : AAE : AAN-E = 6:4
• Masalah pada penderita GGA biasanya terjadi redistribusi cairan akibat adanya oliguria. Untuk memperkecil volume cairan, maka sebagian kalori dapat diberikan dalam bentuk lemak, tetapi sebaiknya tidak melebihi 30% dari kalori total.
• Bila memungkinkan dialysis atau ultrafiltrasi
SEPSIS Respons metabolik akibat trauma, luka bakar atau
sepsis seperti hipermetabolisme, proteolisis, resistensi insulin, dapat menimbulkan malnutrisi kalori-protein yang progresif.
Pada keadaan sepsis yang berat biasanya sudah ada penyakit dasar berupa malnutrisi, infeksi, gagal ginjal, kelainan hati, dsb.
Akibat malnutrisi daya tahan tubuh akan menurun, karena protein dibutuhkan untuk re-sintesis jaringan, pembentukan immunoglobulin, makrofag, limfosit dan system immunologi lainnya
Terapi nutrisi pada sepsis bertujuan: Memperbaiki malnutrisi yang sudah terjadi sebelumnya. Mengurangi progresifitas malnutrisi kalori-protein Memperbaiki status metabolisme Mempercepat penyembuhan pasien
Diperlukan kalori yang tinggi dengan sumber kalori sebaiknya diperoleh dari lipid. KH dapat diberikan dengan kecepatan 4 mg/kg BB/menit.
Sering terjadi gastroparesis – nutrisi oral/enteral menjadi tidak memungkinkan. TNPE harus diberikan bila setelah 5 hari terapi nutrisi oral/enteral masih tidak memadai
Skema TNPE pada penderita sepsis 1. Energi - Jumlah : 25-30 kcal/kg BB/hari - Jenis : KH dan lipid2. Asam Amino - Jumlah : 1.5-2 g/kg BB/hari - Jenis : AA standar (urystaline) atau BCAA
PENGHENTIAN NUTRISI PARENTERAL Bila nutrisi enteral sudah dapat diberikan dan
ditoleransi, maka NP secara bertahap dapat dikurangi seiring bertambahnya jumlah nutrisi enteral.
Sebaiknya nutrisi parenteral tidak dihentikan secara mendadak, tetapi dalam 24 jam.
NP dapat dihentikan seluruhnya bila asupan nutrisi enteral sudah mencapai 2/3 kebutuhan
Nutrisi Parenteral TNPE merupakan pilihan bila cara pemberian
nutrisi melalui oral atau enteral tidak mungkin dilakukan atau tidak mencukupi kebutuhan.
Mengingat komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi, nutrisi parenteral harus segera diubah menjadi nutrisi enteral atau oral bila keadaan klinis penderita telah memungkinkan .
terimakasih