NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI...

160
i PERBEDAAN PENGETAHUAN ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA PADA PEKERJA PROSES FINISHING MEBEL KAYU DI CIPUTAT TIMUR TAHUN 2013 SKRIPSI Diajukan sebagai persyaratan memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Oleh: NUR’AZIZATURRAHMAH 109101000011 PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013 M / 1434 H

Transcript of NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI...

Page 1: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

i

PERBEDAAN PENGETAHUAN ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH

INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET

TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA PADA

PEKERJA PROSES FINISHING MEBEL KAYU

DI CIPUTAT TIMUR TAHUN 2013

SKRIPSI

Diajukan sebagai persyaratan memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh:

NUR’AZIZATURRAHMAH

109101000011

PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2013 M / 1434 H

Page 2: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

ii

Page 3: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

iii

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Skripsi, November 2013

Nur’Azizaturrahmah, NIM. 109101000011

PERBEDAAN PENGETAHUAN ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH INTERVENSI

PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB

DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA PADA PEKERJA PROSES FINISHING

MEBEL KAYU DI CIPUTAT TIMUR TAHUN 2013

xxiii + 101 Halaman, 7 Tabel, 2 Gambar, 3 Bagan, 3 Grafik, 7 Lampiran

ABSTRAK

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk suatu perilaku

seseorang (overt behaviour). Berdasarkan studi pendahuluan pekerja proses finishing mebel

kayu memiliki pengetahuan yang minim tentang penyebab dermatitis dan pencegahannya yang

mengakibatkan 33 pekerja dari 82 pekerja mengalami dermatitis kontak. Untuk itu perlu

dilakukannya suatu langkah intervensi dengan promosi kesehatan berupa penyuluhan dengan

media leaflet untuk dapat meningkatkan informasi dan pengetahuan mengenai penyebab

dermatitis dan pencegahannya agar mengurangi angka kejadian dermatitis pada pekerja finishing

mebel kayu.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi kuasi eksperimen.

Sampel dalam penelitian ini adalah 70 Pekerja pada proses finishing mebel kayu di Ciputat

Timur Tahun 2013. Sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu 35 responden menjadi

kelompok kontrol dan 35 responden menjadi kelompok intervensi. Pada kelompok kontrol

diberikan penyuluhan mengenai penyebab dermatitis dan pencegahannya, sedangkan kelompok

intervensi diberikan penyuluhan dengan media leaflet mengenai Penyebab Dermatitis dan

Pencegahannya. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara

dengan kuesioner dan data sekunder diperoleh melalui referensi- referensi lainnya.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata perubahan skor pengetahuan pada kelompok

intervensi lebih besar dari pada kelompok kontrol bahwa terdapat perbedaan rata- rata skor

pengetahuan tentang penyebab dermatitis dan pencegahannya sebelum dan sesudah intervensi

pada kelompok intervensi, sedangkan pada kelompok kontrol tidak dapat perbedaan skor

pengetahuan tentang penyebab dermatitis dan pencegahannya sebelum dan sesudah intervensi

Diharapkan memberi waktu minimal seminggu untuk mengukur pengetahuan pekerja serta

diharapkan pada penelitian selanjutnya melakukan sampai melihat perubahan sikap seseorang

setelah diberikan penyuluhan dengan media leaflet.

Kata Kunci : Media Leaflet, Perbedaan Pengetahuan, Dermatitis Kontak, Finishing Kayu

Daftar Bacaan : 61 (1956-2012)

Page 4: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

iv

STATE ISLAMIC UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

DEPARTEMENT OF PUBLIC HEALTH

SPECIALISATION OCCUPATIONAL SAFETY AND HEALTH

Undergraduated, November 2013

Nur'Azizaturrahmah, NIM. 109101000029

KNOWLEDGE DIFFERENCES BETWEEN BEFORE AND AFTER INTERVENTION

USING MEDIA LEAFLET ABOUT CAUSES DERMATITIS AND PREVENTION ON

FINISHING PROCESS WORKERS OF WOOD FURNITURE AT EAST CIPUTAT IN

2013

xxiii + 101 Pages, 7 Tables, 2 Images, 3 Chart, 3 Graphs, 7 Attachments

ABSTRACT

Knowledge is Domain very important in shaping a person's behavior (overt behavior). Based on

a preliminary study of the process of finishing wood furniture workers have minimal knowledge

about the causes and prevention of dermatitis resulting in 33 workers of 82 workers with contact

dermatitis. It is necessary to do an intervention with health promotion measures in the form of

counseling with a leaflet to improve information and knowledge about the causes of dermatitis

and its prevention in order to reduce the incidence of dermatitis in workers finishing wood

furniture.

This research is a quantitative quasi-experimental study design. The samples in this study were

70 workers in the process of finishing wood furniture in East Ciputat in 2013. Samples were

divided into two groups: 35 responders into a control group and 35 responders to intervention. In

the control group was given counseling about the causes and prevention of dermatitis, whereas

the intervention group with a leaflet giving information about Dermatitis Causes and Prevention.

The data used is primary data obtained through interviews with questionnaires and secondary

data obtained through other references.

The survey results revealed that the average change in knowledge scores in the intervention

group were greater than in the control group that there are differences in the average score of

knowledge about the causes and prevention of dermatitis before and after the intervention in the

intervention group, whereas in the control group could not score difference of knowledge about

the causes and prevention of dermatitis before and after intervention

It is expected to give at least a week to measure knowledge worker and is expected to do further

research to see change in one's attitude after leaflets giving information to the media.

Keyword : Leaflet Media, Knowledge Difference, Contact Dermatitis, Wood Finishing

Reading List : 61 (1956-2012)

Page 5: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

v

Page 6: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

vi

Page 7: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nur’Azizaturrahmah

Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 11 Maret 1992

Alamat : Pamulang 2 E 69/ 18 . Pamulang- Tangerang Selatan 15416

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status Materital : Belum Menikah

Telp/Hp : 087885051737

Golongan Darah : O

Email : [email protected]

[email protected]

Riwayat Pendidikan Formal

1997 – 2003 : SD Waskito 4, Pamulang

2003 – 2006 : SMP Daar El- Qolam, Tangerang

2006 – 2009 : SMA Daar El- Qolam, Tangerang

2009 – sekarang : S-1 Program Studi Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 8: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

viii

Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tuaku YANG SELALU MENCINTAIKU DAN MENDUKUNGKU SETIAP HARINYA

serta rekan-rekan yang mencintai ilmu dan mengamalkannya

Page 9: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim….

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan

karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat

serta salam yang selalu tercurahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW dan

para sahabat- sahabatnya.

Berkat Rahmat Allah SWT dan dorongan keinginan yang kuat, sehingga penulis

dapat menyusun skripsi dengan judul " Perbedaan Pengetahuan Antara Sebelum Dan

Sesudah Intervensi Penyuluhan Menggunakan Media Leaflet Tentang Penyebab

Dermatitis Dan Pencegahannya Pada Pekerja Proses Finishing Mebel Kayu Di Ciputat

Timur Tahun 2013” dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Kesehatan Masyarakat (SKM). Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini banyak

kesulitan yang dihadapi, tapi dengan bantuan dari berbagai pihak, penulisan skripsi ini

dapat terselesaikan. Maka dari itu pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan

banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. (hc). dr. M. K. Tadjudin, Sp. And. ; selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Ibu Ir. Febrianti MSi ; selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 10: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

x

3. Ibu Iting Shofwati, ST. MKKK, selaku Dosen Pembimbing Akademik dan

Dosen Pembimbing Pertama, dan sebagai penanggung jawab peminatan

Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang tiada henti selalu sabar dan selalu

memberikan arahan, bimbingan dan masukan yang berarti bagi penulis selama

dan sesudah penyusunan skripsi ini, terima kasih banyak sebelumnya ibuu kuuu

tercinta sudah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Dr. H. Arif Sumantri SKM. MKes ; selaku Dosen Pembimbing Kedua,

terima kasih bapak atas bimbingan, saran-saran, arahan, motivasi, dan doa yang

selalu ada selama penyusunan skripsi.

5. Ibu Fase Badriah, Ph.D, Ibu Riastuti Kusuma Wardani, MKM, Ibu Rostini,

MKM, selaku penguji sidang skripsi, terima kasih ibu atas bimbingan, arahan

serta kesediaan untuk memberikan waktu konsultasi selama penyusunan skripsi.

6. Ibu Raihana Nadra Alkaff dan Ibu Catur Rosidati, selaku dosen pembimbingnya

Henny dan Ipeh, Terima kasih ibu atas bimbingan, arahan dalam pembuatan dan

penyusunan skripsi ini.

7. Seluruh dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta termasuk para Dosen Tamu

terima kasih atas ilmu yang telah diberikan selama perkuliahan.

8. Para pekerja proses finishing mebel kayu di wilayah Ciputat Timur terimakasih

atas kerjasamanya dalam proses pengumpulan data dan proses pemberian materi

intervensi penyuluhan melalui media Leaflet.

Page 11: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

xi

Selain itu dengan segala kerendahan hati penulis juga bermaksud mengucapkan

Special Thanks To :

1. Ayah dan Mamah yang selalu mengingatkan, memberikan dukungan, serta kasih

sayang yang tiada batas yang mereka berikan kepada saya. Untuk cepat- cepat

menyelesaikan skripsi ini. Love you mamah ayahhhh.

2. Buat adekku yang tersayang dan satu- satunya bagi penulis, terima kasih M. Nur

Arsyad Ell Hajj yang selalu memberikan motivasi dan dukungan kepadaku, dan

yang selalu memberikan senyuman. Buat kak Ahmad Nur Wahid yang rela

mendoakan ku dari surga agar aku cepet menyelesaikan skripsi ini, makasih

kakak walaupun aku belum pernah melihat dirimu.

3. Sahabat2 benkyu tersayang : Denisa, Nia, Seno Bayu, Ubay, Ersa, Muhfil, Ana

yang selalu ada bagi VJ dalam suka maupun duka dan sering memberikan

motivasi dan dukungan yang sama- sama berjuang untuk mendapatkan gelar

SKM. Love Youu.

4. Temen- temen K3 2009, satu perjuangan dalam meraih SKM (Diana, Amel,

Reza, Desi, Defri, Dio, Sandi, Novan, Sca, Lina) atas semangat juangnya untuk

selalu kompak, semoga kita bisa lulus dan wisuda sama- sama yah teman. Amien

5. Temen- temen satu penelitian Bu Iting : Henny dan Ipeh yang selalu sharing

bareng- bareng dalam penyusunan laporan skripsi ini. Yang selalu bareng-

bareng jika bimbingan ke Bu Iting, Bu Raihana, Bu Catur, dan Pak Arif. Kita

harus bisa Sidang Skripsi bulan November ini yah. ( Keep Fighting, We Can DO

IT ).

Page 12: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

xii

6. Fadil dan Henny Sholatia makasih buat waktunya yang rela membantu VJ dalam

menyusun skripsi ini.

7. Bapak Ahmad Ghozali yang telah membantu administrasi mahasiswa Kesmas

dari awal hingga akhir perkuliahan

8. Kak Nur Najmi 2007, Kak Septi, Kak Ida yang sedikit banyak direpotkan untuk

penelitian ini, seluruh pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun

tidak langsung yang telah banyak membantu yang tidak bisa penulis sebutkan

satu persatu

Terima kasih atas segala bantuan dalam bentuk apapun. Semoga bantuan,

petunjuk, bimbingan dan pengarahan yang diberikan kepada penulis mendapat

balasan dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari

sempurna, meskipun demikian semoga masih dapat memberikan sumbangan

betapapun kecilnya kepada dunia ilmu pengetahuan, masyarakat dan penulis lain.

Jakarta, Oktober 2013

Penulis

Page 13: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERNYATAAN ii

ABSTRAK iii

ABSTRACT iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING v

PENGESAHAN PANITIA UJIAN vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP vii

LEMBAR PERSEMBAHAN viii

KATA PENGANTAR ix

DAFTAR ISI xiii

DAFTAR TABEL xviii

DAFTAR GAMBAR xx

DAFTAR BAGAN xxi

DAFTAR GRAFIK xxii

DAFTAR LAMPIRAN xxiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 5

1.3 Pertanyaan Penelitian 6

1.4 Tujuan

Page 14: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

xiv

1.4.1. Tujuan Umum 7

1.4.2. Tujuan Khusus 7

1.5 Manfaat

1.5.1. Bagi Peneliti 8

1.5.2. Bagi Pekerja Proses Finishing Mebel Kayu 8

1.5.3. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat FKIK UIN 8

1.6. Ruang Lingkup 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dermatitis Kontak 10

2.1.1. Definisi Dermatitis Kontak 10

2.1.2. Penyebab Dermatitis Kontak 11

2.1.3. Pencegahan Dermatitis 12

2.2. Promosi Kesehatan 18

2.3. Pengetahuan 21

2.3.1. Definisi Pengetahuan 21

2.3.2. Tingkatan Pengetahuan 22

2.3.3. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan 24

2.4. Pendidikan Kesehatan 31

2.4.1. Definisi Pendidikan Kesehatan 31

2.4.2. Metode Pendidikan Kesehatan 31

2.4.3. Model Pendidikan Kesehatan 35

2.4.4. Penyuluhan Kesehatan Sebagai Upaya Meningkatkan Pengetahuan 36

2.4.5. Media Pendidikan Kesehatan 39

Page 15: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

xv

2.4.5.1.Definisi Media Pendidikan Kesehatan 39

2.4.5.2.Fungsi Media Pendidikan Kesehatan 41

2.4.5.3.Macam- Macam Media Pendidikan Kesehatan 42

2.4.5.4.Pesan Dalam Media Pendidikan Kesehatan 45

2.4.6. Media Leaflet 46

2.5. Kerangka Teori 47

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, HIPOTESIS

PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep 51

3.2 Definisi Operasional 54

3.3 Hipotesis Penelitian 57

BAB IV METODELOGI PENELITIAN

4.1 Desain Studi 58

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 59

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian 59

4.4 Instrumen Penelitian 61

4.5 Langkah- Langkah Kegiatan Penelitian 66

4.5.1. Persiapan Penelitian 66

4.5.2. Kegiatan Pemilihan Sampel Pada Kedua Kelompok 69

4.5.3. Kegiatan Pre Test 71

4.5.4. Kegiatan Penyuluhan 71

4.5.5. Kegiatan Post Test 72

4.6 Pengumpulan Data 72

Page 16: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

xvi

4.7 Pengolahan Data 73

4.8 Tekhnik Analisis Data 74

BAB V HASIL PENELITIAN

5.1.Gambaran Lokasi Penelitian 76

5.2.Analisis Univariat 78

5.2.1. Gambaran Pengetahuan Penyebab Dermatitis dan Pencegahannya

Sebelum diberi Intervensi Penyuluhan dengan Media Leaflet Pada

Pekerja Proses Finishing Mebel Kayu di Ciputat Timur Tahun 2013 78

5.2.2. Gambaran Pengetahuan Penyebab Dermatitis dan Pencegahannya

Sesudah diberi Intervensi Penyuluhan dengan Media Leaflet Pada

Pekerja Proses Finishing Mebel Kayu di Ciputat Timur Tahun

2013 79

5.2.3. Sumber Informasi dan Hubungan Sosial 80

5.3.Analisis Bivariat 81

5.3.1. Perbedaan Pengetahuan Penyebab Dermatitis dan Pencegahannya

sebelum dan sesudah diberi Intervensi Penyuluhan dengan Media

Leaflet Pada Kelompok Intervensi Pekerja Proses Finishing Mebel

Kayu di Ciputat Timur Tahun 2013 81

5.3.2. Perbedaan Pengetahuan Penyebab Dermatitis dan Pencegahannya

sebelum dan sesudah diberi Intervensi Penyuluhan dengan Media

Leaflet Pada Kelompok Kontrol Pekerja Proses Finishing Mebel

Kayu di Ciputat Timur Tahun 2013 83

Page 17: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

xvii

BAB VI PEMBAHASAN

6.1.Keterbatasan Penelitian 85

6.2. Pengetahuan Tentang Penyebab Dermatitis Dan Pencegahannya

Sebelum Intervensi Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol

Pekerja Proses Finising Mebel Kayu di Ciputat Timur Tahun 2013 85

6.3.Pengetahuan Tentang Penyebab Dermatitis Dan Pencegahannya

Sesudah Intervensi Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol

Pekerja Proses Finising Mebel Kayu di Ciputat Timur Tahun 2013 89

6.4.Perbedaan Pengetahuan Tentang Penyebab Dermatitis Dan

Pencegahannya Sebelum dan Sesudah Intervensi Penyuluhan Pada

Pekerja Proses Finising Mebel Kayu antara Kelompok Intervensi

dengan Kelompok Kontrol 94

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

1.1.Kesimpulan 99

1.2.Saran 100

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 18: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Definisi Operasional 54

Tabel 4.1. Materi Pada Media Leaflet 62

Tabel 4.2. Data yang di coding 73

Tabel 5.1. Gambaran Pengetahuan Mengenai Penyebab Dermatitis dan

Pencegahannya Sebelum diberi Intervensi Penyuluhan dengan Media

Leaflet pada Pekerja Proses Finishing Mebel Kayu di Ciputat Timur

Tahun 2013 78

Tabel 5.2. Gambaran Pengetahuan Mengenai Penyebab Dermatitis dan

Sesudah diberi Intervensi Penyuluhan dengan Media Leaflet pada

Pekerja Proses Finishing Mebel Kayu di Ciputat Timur Tahun 2013 80

Tabel 5.3. Perbedaan Pengetahuan Mengenai Penyebab Dermatitis dan

Pencegahannya Sebelum dan Seduah diberi Intervensi Penyuluhan

dengan Media Leaflet pada Kelompok Intervensi Pekerja Proses

Finishing Mebel Kayu di Ciputat Timur Tahun 2013 82

Tabel 5.4. Perbedaan Pengetahuan Mengenai Penyebab Dermatitis dan

Pencegahannya Sebelum dan Seduah diberi Intervensi Penyuluhan

Page 19: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

xix

dengan Media Leaflet pada Kelompok Kontrol Pekerja Proses

Finishing

Mebel Kayu di Ciputat Timur Tahun 2013 83

Page 20: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

xx

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Langkah Cuci Tangan 17

Gambar 2.2. Kerucut Edgar Dale 40

Page 21: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

xxi

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1. Teori Perilaku Lawrence Green dalam Notoatmodjo 48

Bagan 2.2. Kerangka Teori 50

Bagan 3.1. Kerangka Konsep 51

Page 22: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

xxii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 6.1. Skor Pre Test dan Post Test pada Kelompok Intervensi 90

Grafik 6.2. Skor Pre Test dan Post Test pada Kelompok Kontrol 92

Grafik 6.3. Mean Skor Pengetahuan 95

Page 23: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

xxiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Pre Test dan Post Test

Lampiran 2 Kuesioner Sumber Informasi dan Hubungan Sosial

Lampiran 3 Uji Rekap Media

Lampiran 4 Hasil Uji Rekap Media

Lampiran 5 Leaflet Sebelum Uji Rekap Media

Lampiran 6 Leaflet Sesudah Uji Rekap Media

Lampiran 7 Output Penelitian

Page 24: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Dermatitis kontak merupakan penyakit akibat kerja yang paling sering ditemukan

di tempat Kerja. Sekitar 40% dari seluruh penyakit akibat kerja adalah penyakit

kulit dermatitis kontak (Afifah, 2012). Dermatitis kontak adalah dermatitis yang di

sebabkan oleh bahan dan substansi yang menempel pada kulit. Biasanya penyakit

ini ditandai dengan peradangan kulit polimorfik yang mempunyai ciri – ciri yang

luas, meliputi : rasa gatal, eritema (kemerahan), endema (bengkak), papul (tonjolan

padat diameter kurang dari 55mm), vesikel (tonjolan berisi cairan diameter lebih dari

55mm), crust dan skuama (Freedberg, 2003).

Menurut Fregert (1988), beberapa pekerjaan yang mempunyai risiko terjadi

dermatitis kontak adalah petani, industri mebel dan petukangan kayu, pekerja

bangunan, tukang las dan cat, salon dan potong rambut, tukang cuci, serta industri

tekstil. Kemudian referensi lain mengemukakan bahwa pekerjaan dengan risiko

besar untuk terpapar bahan iritan yaitu pemborong, pekerja industri mebel, pekerja

rumah sakit (perawat, cleaning services, tukang masak), penata rambut, pekerja

industri kimia, pekerja logam, penanam bunga, dan pekerja di gedung (Perdoski,

2009).

Survailance di Amerika menyebutkan bahwa 80% penyakit kulit akibat kerja

adalah dermatitis Kontak. Dermatitis kontak iritan menduduki urutan pertama

dengan 80% dan dermatitis kontak alergi menduduki urutan kedua dengan 14%-20%

Page 25: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

2

(Taylor et al, 2008). Data dari United Stases Bureau of Labor Statistict Annual

Survey of Occupational Injuries and Illnesses pada tahun 1988, didapatkan 24 %

kasus penyakit akibat kerja adalah kelainan atau penyakit kulit. Data di Inggris

menunjukan bahwa dari 1,29 kasus/1000 pekerja merupakan dermatitis akibat kerja.

Apabila ditinjau dari jenis penyakit kulit akibat kerja, maka lebih dari 95 %

merupakan dermatitis kontak (Djunaedi dan Lokananta, 2003 dalam Suryani 2011 ).

Di Indonesia prevalensi dermatitis kontak sangat bervariasi. Menurut Perdoski

(2009) Sekitar 90% penyakit kulit akibat kerja merupakan dermatitis kontak, baik

iritan maupun alergik. Penyakit kulit akibat kerja yang merupakan dermatitis kontak

sebesar 92,5%, sekitar 5,4% karena infeksi kulit dan 2,1% penyakit kulit karena

sebab lain. Pada studi epidemiologi, Indonesia memperlihatkan bahwa 97% dari 389

kasus adalah dermatitis kontak, dimana 66,3% diantaranya adalah dermatitis kontak

iritan dan 33,7% adalah dermatitis kontak alergi (Hudyono, 2002).

Penelitian yang dilakukan pada pekerja penebang kayu di Palembang, 30%

pekerja mengalami dermatitis kontak dan 11,8% pekerja perusahaan kayu lapis di

Palembang menderita dermatitis kontak (Siregar, 1996). Laporan dari poliklinik

perusahaan pembuatan triplek (plywood) di Kalimantan, menemukan 10%

pekerjanya mengalami penyakit kulit akibat kerja. Sedangkan hasil penelitian

Astono & Sudardja (2002) yang dilakukan pada pekerja industri plywood di

Kalimantan Selatan, menemukan bahwa 35% (696 orang) dari 2000 sampel

mengalami penyakit kulit, dan 21,3% (148 orang) diantaranya mengalami dermatitis

kontak. Kejadian dermatitis kontak didukung oleh berbagai faktor-faktor yang

mempengaruhinya (Ruhdiyat, 2006)

Page 26: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

3

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Afifah (2012)

pada pekerja proses finishing mebel kayu Kecamatan Ciputat Timur didapatkan

bahwa dari 82 pekerja yang menjadi sampel terbukti 33 pekerja yang mengalami

dermatitis kontak dimana terdapat faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian

dermatitis kontak adalah : usia (rata-rata 35 tahun), masa kerja (rata-rata 7 tahun atau

lebih), riwayat atopi, dan riwayat penyakit kulit sebelumnya. Disamping itu,

presentase personal hygiene yang buruk dan tidak menggunakan APD sarung tangan

mencapai 100% menimbulkan kecurigaan bahwa kedua faktor ini lah yang justru

berpengaruh besar terhadap kejadian dermatitis kontak. Hal ini dikarenakan bahan

yang digunakan pada saat proses finishing yang berupa wood filler, wood stain,

sanding sealer, thinner dan spirtus ini merupakan bahan kimia yang dapat

menyebabkan iritasi pada kulit. Untuk itu dianjurkan bagi pengelola mebel kayu

menyediakan sarana dan prasarana personal hygiene yang sesuai dan terjangkau oleh

pekerja saat bekerja, dan menerapkan aturan yang mengharuskan pekerja menjaga

personal hygiene dengan baik, untuk menyediakan alat pelindung diri yang berupa

sarung tangan vinyl dan neoprene untuk melindungi tangan pekerja saat kontak

dengan bahan kimia. Sedangkan, bagi pekerja dianjurkan untuk menjaga personal

hygiene yang baik dengan cara mencuci tangan secara benar setelah kontak dengan

bahan kimia serta dianjurkan untuk menggunakan alat pelindung diri yang berupa

sarung tangan vinyl dan neoprene untuk melindungi tangan saat kontak dengan

bahan kimia.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 13 pekerja proses

finishing mebel kayu di Kecamatan Ciputat Timur, ditemukan bahwa sebanyak 85%

Page 27: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

4

pekerja memiliki pengetahuan yang minim tentang dermatitis yaitu mulai dari

bahaya penggunaan bahan tertentu, penyebab, gejala, dan pencegahan dermatitis

kontak. Maka dari itu perlu dilakukannya suatu langkah intervensi dengan promosi

kesehatan untuk dapat meningkatkan informasi dan pengetahuan bagi pekerja

bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan benar untuk megurangi potensi

penyebab dermatitis yang menempel pada kulit tangan setelah bekerja yang dapat

menimbulkan penyakit dermatitis kontak bagi pekerja, agar mereka mampu

mengatasi masalah dan memelihara kesehatan dirinya. Salah satu usaha yang

dilakukan adalah dengan memberikan penyuluhan dengan metode ceramah dan

pemberian media leaflet. Metode ceramah dapat dipakai pada sasaran dengan

tingkat pendidikan rendah maupun tinggi, pada waktu penyuluhan dilakukan sasaran

bisa berpartisipasi secara aktif dan memberikan umpan balik terhadap materi

penyuluhan yang diberikan. Leaflet dipilih sebagai media karena mudah disimpan,

ekonomis dan bisa berfungsi sebagai remainder bagi sasaran. Dari hasil penelitian

yang dilakukan oleh Nafisa (2010) didapatkan nilai p value sebesar 0,001, karena

nilai p value < 0,05, maka promosi kesehatan dengan media leaflet efektif dalam

meningkatkan pengetahuan kelelahan kerja pada pekerja bagian pelipatan di PT.

Karya Toha Putra Semarang.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti ingin mengetahui Perbedaan

Pengetahuan Antara Sebelum Dan Sesudah Intervensi Penyuluhan Menggunakan

Media Leaflet Tentang Penyebab Dermatitis Dan Pencegahannya Pada Pekerja

Proses Finishing Mebel Kayu Di Ciputat Timur Tahun 2013. Sehingga kemudian

dapat memberikan masukan bagi pekerja untuk melakukan tindakan upaya

Page 28: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

5

peningkatkan pengetahuan tentang tindakan preventif yang dilakukan dalam

mencegah terjadinya penyakit kulit akibat kerja yaitu dermatitis kontak.

1.2.Rumusan Masalah

Penyakit dermatitis terjadi pada pekerja proses finishing kayu yang

umumnya kurang memperhatikan personal hygiene kesehatan dirinya sendiri,

dermatitis yang terjadi pada pekerja proses finishing ini terjadi akibat bahan yang

digunakan pada saat proses finishing mengenai kulit dan tidak dibersihkan dengan

benar. Kejadian dermatitis kontak ini seharusnya dapat dicegah dengan pemakaian

APD dan perilaku cuci tangan yang baik.

Berdasarkan studi pendahuluan didapatkan bahwa sebanyak 85% pekerja

proses finishing kayu yang berada di wilayah kecamatan Ciputat Timur, diketahui

bahwa semua pekerja tersebut tidak mengetahui bahwa semua bahan yang

digunakan pada saat proses finishing tersebut berbahan kimia yang dapat membuat

iritasi pada kulit dan dapat menimbulkan penyakit kulit atau dermatitis. Selain itu,

semua pekerja juga tidak menggunakan sarung tangan saat bekerja karena tidak

disediakan oleh pemilik toko mebel. Hal ini diperparah dengan kebiasaan cuci

tangan pekerja yang buruk.

Berdasarkan studi pendahuluan didapatkan bahwa sebanyak 85% pekerja

proses finishing kayu, diketahui bahwa pekerja hanya mencuci tangannya sebelum

atau setelah bekerja dan hanya mencuci tangannya dengan air saja, padahal sudah

tersedia sabun di tempat kerjanya. Mereka mengetahui bahwa cuci tangan dengan

air saja sudah cukup untuk membersihkan tangan mereka.

Page 29: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

6

Hal tersebut terjadi karena pekerja memiliki pengetahuan yang minim

tentang bahayanya bahan kimia yang digunakan pada proses Finishing, tentang

penyakit dermatitis dan cara cuci tangan yang baik sebagai pencegahan dermatitis.

Dari studi pendahuluan diketahui bahwa para pekerja tidak pernah mendapatkan

penyuluhan tentang dermatitis dan pencegahannya. Jika keadaan ini dibiarkan terus

maka pekerja akan selalu memiliki resiko yang tinggi terhadap kejadian dermatitis

kontak. Pengetahuan mengenai bahaya bahan yang digunakan dan pencegahan

dermatitis kontak dapat menjadikan pekerja sadar mengenai kesehatan mereka.

Maka dari itu perlu dilakukannya suatu langkah intervensi dengan promosi

kesehatan dengan pendidikan kesehatan untuk dapat meningkatkan informasi dan

pengetahuan bagi pekerja bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan benar

untuk megurangi potensi penyebab dermatitis yang menempel pada kulit tangan

setelah bekerja yang dapat menimbulkan penyakit dermatitis kontak bagi pekerja,

agar mereka mampu mengatasi masalah dan memelihara kesehatan dirinya. Salah

satu usaha yang dilakukan adalah dengan memberikan penyuluhan dengan metode

ceramah dan pemberian media leaflet terhadap perubahan pengetahuan pekerja

tentang penyebab dermatitis kontak dan pencegahannya pada pekerja proses

finishing mebel kayu di wilayah Ciputat Timur tahun 2013.

1.3.Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran pengetahuan tentang penyebab dermatitis dan

pencegahannya sebelum diberikan intervensi penyuluhan dengan media leaflet

Page 30: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

7

pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol pekerja proses finishing mebel

kayu di Ciputat Timur tahun 2013?

2. Bagaimana gambaran pengetahuan tentang penyebab dermatitis dan

pencegahannya sesudah diberikan intervensi penyuluhan dengan media leaflet

pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol pekerja proses finishing mebel

kayu di Ciputat Timur tahun 2013?

3. Apakah ada perbedaan pengetahuan tentang penyebab dermatitis dan

pencegahannya sebelum dan sesudah diberikan intervensi penyuluhan dengan

media leaflet pada pekerja proses finishing mebel kayu di Ciputat Timur tahun

2013?

1.4.Tujuan Penelitian

1.4.1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengetahuan

antara sebelum dan sesudah intervensi penyuluhan menggunakan media leaflet

tentang penyebab dermatitis dan pencegahannya pada pekerja proses finishing

mebel kayu di Ciputat Timur Tahun 2013.

1.4.2. Tujuan Khusus

1. Diketahuinya gambaran pengetahuan tentang penyebab dermatitis dan

pencegahannya sebelum diberikan intervensi penyuluhan dengan media

leaflet pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol pekerja proses

finishing mebel kayu di Ciputat Timur tahun 2013

Page 31: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

8

2. Diketahuinya gambaran pengetahuan tentang penyebab dermatitis dan

pencegahannya sesudah diberikan intervensi penyuluhan dengan media

leaflet pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol pekerja proses

finishing mebel kayu di Ciputat Timur tahun 2013

3. Adanya perbedaan pengetahuan tentang penyebab dermatitis dan

pencegahannya sebelum dan setelah diberikan intervensi penyuluhan

dengan media leaflet pada pekerja proses finishing mebel kayu di Ciputat

Timur tahun 2013

1.5.Manfaat Penelitian

1.5.1. Bagi Peneliti

Dapat mengaplikasikan teori-teori yang telah dipelajari semasa kuliah dan

mampu mengembangkan kemampuan dan kompetensi dalam meneliti masalah

yang berkaitan dengan efektivitas promosi kesehatan melalui media terhadap

perubahan pengetahuan pekerja proses finishing mebel kayu tentang mencuci

tangan yang baik dan benar

1.5.2. Bagi Pekerja Proses Finishing Mebel Kayu

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam upaya

peningkatkan pengetahuan tentang tindakan preventif yang dilakukan dalam

mencegah terjadinya penyakit kulit akibat kerja yaitu dermatitis kontak

1.5.3. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan ataupun bahan

bacaan untuk penelitian selanjutnya

Page 32: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

9

1.6.Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan berdasarkan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Afifah (2012) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan

kejadian dermatitis kontak pada pekerja proses finishing mebel kayu di Ciputat

Timur Tahun 2012. Dalam penelitian ini diketahui bahwa sampel yang bersedia

untuk menjadi responden peneitian sebesar 82 pekerja, diantaranya yang terbukti

mengalami dermatitis kontak sebesar 33 orang dari jumlah sampel yang bersedia,

dari keseluruhan sampel yang di teliti mereka memiliki personal hygiene yang

buruk, salah satunya adalah kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah

bekerja. Oleh karena itu perlu dilakukan intervensi promosi kesehatan tentang cuci

tangan yang baik kepada pekerja proses finishing mebel kayu tersebut.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Oktober 2013.

Lokasi penelitian ini adalah tempat pembuatan mebel kayu yang ada di wilayah

kecamatan Ciputat Timur. Penelitian ini bertujuan untuk menilai perbedaan

pengetahuan antara sebelum dan sesudah intervensi penyuluhan menggunakan

media leaflet tentang penyebab dermatitis dan pencegahannya pada pekerja proses

finishing mebel kayu di Ciputat Timur Tahun 2013. Penelitian ini bersifat kuantitatif

dengan desain studi yag digunakan adalah Quasi- Experimental Design dengan

bantuan istrumen penelitian berupa kuesioner dan media leaflet.

Page 33: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Dermatitis kontak

2.1.1. Definisi Dermatitis Kontak

Dermatitis kontak ialah dermatitis yang disebabkan oleh bahan atau

substansi yang menempel pada kulit (Djuanda, 2007). Menurut Firdaus (2003),

Dermatitis kontak adalah respon dari kulit dalam bentuk peradangan yang

dapat bersifat akut maupun kronik, karena paparan dari bahan iritan eksternal

yang mengenai kulit. Sedangkan menurut Michael (2005), dermatitis kontak

merupakan suatu respon inflamasi dari kulit terhadap antigen atau iritan yang

bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan rasa malu dan merupakan kelainan

kulit yang paling sering pada para pekerja. Definisi lainnya pun diketahui

bahwa dermatitis kontak merupakan inflamasi non-alergi pada kulit yang

diakibatkan senyawa yang kontak dengan kulit tersebut (Hayakawa, 2000) dan

sedangkan meurut Hudyono (2002), dermatitis kontak adalah kelainan kulit

yang disebabkan oleh bahan yang mengenai kulit, baik melalui mekanisme

imunologik (melalui reaksi alergi), maupun non-imunologik (dermatitis kontak

iritan). Dermatitis kontak merupakan peradangan kulit yang ditandai oleh

eritema (kulit merah), edema (pembengkakan), serta rasa gatal dan panas di

kulit yang biasanya terjadi di tangan, lengan bawah, atau wajah (Suma’mur,

1996).

Page 34: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

11

Dermatitis kontak yang terjadi di tangan bersifat persistent atau menetap

karena kondisi yang mengharuskan pekerja kontak langsung dengan bahan

kimia. Untuk itu kondisi ini seharusnya para pekerja lebih bertindak hati-hati

dalam melakukan aktivitas pekerjaannya. Pemeriksaan kesehatan secara rutin,

kebersihan perorangan (personal hygiene), pemakaian alat pelindung diri

(APD), dan peningkatan pengetahuan pekerja dalam memelihara kesehatannya

adalah sangat penting (Ernasari, 2012).

2.1.2. Penyebab Dermatitis Kontak

Salah satu penyebab dari dermatitis kontak akibat kerja yaitu bahan kimia

yang kontak dengan kulit saat melakukan pekerjaan. Dermatitis kontak dapat

disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu (Suma’mur, 1996):

1. Faktor fisik, seperti tekanan, kelembaban, panas, suhu dingin, sinar matahari,

sinar X, dan sinar lainnya

2. Bahan-bahan berasal dari tanaman, seperti daun, ranting, getah, akar, umbi-

umbian, bunga, buah, sayur, debu kayu, dan lainnya

3. Makhluk hidup, seperti bakteri, virus, jamur, serangga, cacing, dan kutu

4. Bahan-bahan kimia.

Salah satunya bahan kimia yang dilakukan pada pekerja proses finishing

mebel kayu adalah wood filler untuk pendempulan, wood stain untuk

pewarnaan, sanding sealer untuk politur sebagai cat dasar, thinner dan spirtus

sebagai bahan campuran, dan sanding melamic clear sebagai cat akhir untuk

pengkilapan. Bahan dasar dari bahan-bahan tersebut adalah resin nitrosellulosa

Page 35: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

12

(diasamkan dengan asam nitrat & asam sulfat), melamine (formaldehid &

fenol), alkyd (glyserol &asam phtalat), shellac (kelenjar insekta) dan pigmen.

Kemudian spirtus dan thinner yang digunakan sebagai bahan campuran

mengandung methanol, xylen, toluene, butyl alcohol, butyl cellosove, isopropyl

alcohol. Bahan-bahan tersebut seperti formaldehid, asam nitrat, asam sulfat,

xylen, dan toluen merupakan bahan yang berbahaya pada kulit karena dapat

menyebabkan iritasi pada kulit.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Afifah pada

pekerja proses finishing mebel kayu di Ciputat Timur tahun 2012 di dapatkan

faktor yang berhubungan dengan kejadian dermatitis kontak adalah : usia (rata-

rata 35 tahun), masa kerja (rata-rata 7 tahun atau lebih), riwayat atopi, dan

riwayat penyakit kulit sebelumnya. Pelaksanannya personal hygiene dan tidak

memakai APD berupa sarung tangan ini, tidak menjadi variable yang diteliti

oleh Afifah dikarenakan homogen, akan tetapi kedua variable ini sangat

mempengaruhi untuk terjadinya kejadian dermatitis kontak pada pekerja proses

finishing mebel kayu ini.

2.1.3. Pencegahan Dermatitis

Menurut Partogi 2008, Dermatitis kontak dapat dicegah dengan berbagai

macam cara pencegahan sebelum dan sesudah bekerja. Berikut cara

pencegahannya menggunakan :

Page 36: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

13

1. Barrier creams

Krim ini digunakan untuk mencegah atau mengurangi penetrasi dan absorbi zat

iritan ke kulit, mencegah terjadinya lesi kulit atau efek pajanan ke dermis,

barrier creams ini juga membentuk lapisan tipis film yang melindungi kuli.

Biasanya krim ini dipakai untuk mencegah dan mengobati dermatitis kontak di

lingkungan industri dan rumah.

2. Baju dan sarung tangan pelindung

Sarung tangan memiliki efek protektif terhadap pajanan deterjen, baju pelindung

juga mempunyai peranan penting sebagai pelindung tubuh di lingkungan

industri. Akan tetapi perlu juga diingat bahwa baju ini dapat menangkap zat

kimia yang kemungkinan membahayakan kulit untuk jangka waktu yang lebih

lama dan meningkatkan kemungkinan terjadinya dermatitis. Juga perlu

diperhatikan bahwa zat kimia dengan berat molekul rendah tetap dapat

berpenetrasi menembus sarung tangan.

Menurut Suma’mur (2009) hal yang perlu diperhatikan untuk pencegahan

dermatitis yaitu masalah kebersihan perseorangan (personal hygiene) dan

sanitasi lingkungan kerja serta pemeliharaan ketatarumahtanggan perusahaan

yang baik. Kebersihan perseorangan misalnya cuci tangan, mandi sebelum

pulang kerja, pakaian bersih dan berganti pakaian tiap hari, alat pelindung diri

yang bersih dan lain-lain. Kebersihan lingkungan dan pemeliharaan

ketatarumahtanggaan meliputi pembuangan air bekas dan sampah industri,

pembersihan debu, penerapan proses produksi yang tidak menimbulkan

Page 37: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

14

pencemaran udara dan juga permukaan, cara sehat dan selamat penimbunan dan

penyimpanan barang dan lainnya.

Terkait dengan penyakit dermatitis yang terjadi pada pekerja proses

finishing mebel kayu Ciputat Timur yang sudah di teliti oleh Afifah ( 2012 )

bahwa pencegahan yang baik untuk dilakukan adalah :

1. Pemakaian Alat Pelindung Diri Berupa Sarung Tangan

Alat pelindung diri adalah peralatan keselamatan yang harus digunakan

oleh pekerja yang berada di area kerja yang berbahaya untuk melindungi para

pekerja. APD yang digunakan untuk bahan kimia berbahaya umumnya adalah

sarung tangan. Sarung tangan ini biasa disebut sebagai safety gloves yang

bergungsi dalam melindungi kulit yang terpapar oleh bahan kimia. Untuk itu

juga pula sarung tangan agar menjadi efektif, maka diperlukannya hal layak

pakai, memberikan perlindungan pada tangan agar terbebas dari bahaya bahaya

yang ada di pekerjaan, yang tidak mengganggu pada saat bekerja, serta praktis

dan nyaman bila digunakan

2. Cara mencuci tangan yang baik dan benar

Cuci tangan adalah salah satu cara pencegahan infeksi yang paling tua, paling

sederhana, dan paling konsisten. Menurut Fewtrell ( 2005 ) dalam Humayda

(2010 ) perilaku mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia

untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Sedangkan menurut

Page 38: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

15

Depkes ( 2007 ), mencuci tangan adalah proses yang secara mekanik melepaskan

kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air.

Mencuci tangan dengan air saja sudah sangat umum banyak dilakukan oleh

masyarakat, namun hal ini terbukti tidak efektif dalam menjaga kesehatan

dibandingkan dengan mencuci tangan dengan sabun. Menggunakan sabun dalam

mencuci tangan sebenarnya menyebabkan orang harus mengalokasikan

waktunya lebih banyak saat mencuci tangan, namun penggunaan sabun menjadi

efektif karena lemak dan kotoran yang menempel akan terlepas saat tangan

digosok dan bergerak dalam upaya melepasnya. Di dalam lemak dan kotoran

yang menempel inilah kuman penyakit hidup. Efek lainnya adalah, tangan

menjadi harum setelah dicuci dengan menggunakan sabun dan dalam beberapa

kasus, tangan yang menjadi wangilah yang membuat mencuci tangan dengan

sabun menjadi menarik untuk dilakukan [ Fewtrell ( 2005 ) dalam Humayda

(2010) ].

Seharusnya pada saat pelaksanaannya cuci tangan juga harus dilakukan

dengan menggosok- gosokkan tangan sampai di sela- sela jari, ini berfungsi

untuk memutuskan rantai penyakit dengan membunuh kuman- kuman yang ada

di tangan yang bersamaan dengan air yang mengalir. Perlu diperhatikan pula air

yang digunakan pada saat mencuci tangan ini haruslah mengalir, tidak harus

mengalir dari keran, arti dari mengalir itu sendiri adalah air yang tidak diam pada

satu wadah, dan juga perlu diperhatikan pada saat penggunaan air mengalir,

gunakanlah air yang tidak berbau, yang tidak berwarna, yang tidak berasa. Cuci

tangan yang baik dan benar ini memiliki tujuan dan manfaatnya, serta agar

Page 39: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

16

kuman yang ada di tangan menjadi mati maka dilakukannya langkah- langkah

mencuci tangan :

a. Tujuan dan manfaat mencuci tangan

Tujuan cuci tangan menurut Depkes ( 2007 ) adalah untuk

menghilangkan kotoran dari kulit secara mekanis dan mengurangi atau

membunuh jumlah mikroorganisme serta mencegah infeksi yang ditularkan

melalui tangan. Manfaat dari mencuci tangan ini adalah memotong jalur

penyebaran/ penyaluran kuman dan penyakit.

b. Langkah- langkah mencuci tangan

Langkah-langkah mencuci tangan yang baik dan benar adalah sebagai berikut

(WHO, 2005):

1. Basahi tangan setinggi pertengahan lengan bawah dengan air mengalir dan

gunakan sabun di bagian telapak tangan yang telah basah, ratakan dengan

kedua telapak tangan.

2. Gosok punggung tangan dan sela-sela jari tangan kanan dan tangan kiri.

3. Gosok kedua telapak dan sela-sela jari tangan.

4. Jari-jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci.

5. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan

sebaliknya.

6. Gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan

kiri dan sebaliknya.

7. Setelah itu, bilas kedua tangan dengan air bersih dan mengalir. Lalu

keringkan dengan lap tangan atau tisu.

Page 40: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

17

8. Jangan menutup kran dengan tangan, tetapi gunakan siku atau tisu dan

hindari menyentuh benda disekitarnya setelah mencuci tangan agar kuman

yang terdapat di benda-benda tersebut tidak menempel di tangan.

Gambar 2.1

Langkah Cuci Tangan

c. Waktu Cuci Tangan

Mencuci tangan yang baik dan benar sebaiknya dilakukan sebelum dan

sesudah beraktifitas. Waktu yang tepat untuk mencuci tangan (WHO, 2005,

Markkanen, 2004):

a. Sebelum dan sesudah makan

Page 41: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

18

b. Sebelum dan setelah menyiapkan makanan, khususnya sebelum dan setelah

memegang bahan mentah

c. Sebelum dan sesudah mengiris sesuatu

d. Setelah buang air besar dan buang air kecil

e. Sebelum dan setelah bekerja

f. Setelah bersentuhan dengan larutan atau zat kimia

g. Saat berpindah proses kerja

2.2. Promosi Kesehatan

Menurut Green (cit, Notoatmodjo, 2005) menyebutkan bahwa promosi

kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi

yang terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang untuk

memudahkan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan. Sedangkan

menurut WHO, promosi kesehatan merupakan proses untuk meningkatkan

kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

Untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna baik fisik, mental, dan sosial,

masyarakat harus mampu mengenal dan mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya,

dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (Notoatmodjo, 2007).

Berdasarkan piagam (Ottawa Charter,1986) dalam (Notoatmodjo, 2007).,

sebagai hasil rumusan konferensi internasional promosi kesehatan di Ottawa,

Canada menyatakan bahwa :

Page 42: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

19

“ Health promotion is the process of enabling people to increase control over,

and improve, their health. To reach a state of complete physical, mental, and

social, well-being, an individual or group must be able to identify and realize

aspirations, to satisfy needs, and to change or cope with the environment “.

Dari kutipan diatas jelas dinyatakan bahwa promosi kesehatan adalah

suatu proses untuk memampukan masyarakat dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatan mereka. Dengan kata lain, promosi kesehatan adalah

upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu

untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri.

Promosi kesehatan sebagai pendekatan kesehatan terhadap faktor

perilaku kesehatan, maka kegiatannya tidak terlepas dari faktor-faktor yang

menentukan perilaku tersebut. Dengan perkataan lain, kegiatan promosi

kesehatan harus disesuaikan dengan determinan (faktor yang mempengaruhi

perilaku itu sendiri). Menurut Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo

(2003) dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung,

faktor penguat.

a. Faktor Predisposisi (Predisposing factor)

Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya perilaku seseorang, antara lain

sikap, pengetahuan, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai tradisi, persepsi

berkenaan dengan motivasi seseorang untuk bertindak.

Page 43: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

20

b. Faktor Pemungkin (Enabling factor)

Faktor pemungkin mencakup berbagai keterampilan dan sumber daya yang

dibutuhkan untuk melakukan perilaku kesehatan. Sumber daya itu meliputi

fasilitas pelayanan kesehatan, personalia sekolah, klinik atau sumber daya

yang hampir sama. Ketersediaan sarana & prasarana atau fasilitas kesehatan

bagi masyarakat ini berupa :air bersih, tempat pembuangan sampah, tempat

pembuangan tinja, ketersediaan makanan yang bergizi, dan sebagaianya.

Termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti Puskesmas, RS,

Poliklinik, Posyandu, Polindes, Pos obat desa, Dokter/Bidan. Untuk

berperilaku sehat, masyarakat memerlukan sarana prasarana pendukung,

misalnya : perilaku Pemeriksaan kehamilan, ibu hamil yang mau periksa

hamil tidak hanya karena ia tahu dan sadar manfaat periksa hamil saja.

Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung/memungkinkan terwujudnya

perilaku kesehatan, maka faktor-faktor ini disebut faktor pendukung, atau

faktor pemungkin. Hal ini meluaskan peran dari penyelenggara-

penyelenggara kesehatan dengan mantap. Secara kebiasaan praktek dari

penyelenggara- penyelenggara kesehatan untuk menyediakan informasi

kepada masyarakat-masyarakat tentang permasalahan kesehatan yang

tertentu. Penyelenggara-penyelenggara kesehatan sering kali

mengembangkan bahan-bahan (phamplets dan brosur-brosur, adakalanya

video-video) dan menghamburkan mereka sepanjang suatu masyarakat

sering kali di dalam sesi-sesi pendidikan kelompok kecil di dalam rumah

Page 44: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

21

sakit, tempat kerja dan sekolah-sekolah, atau pada masyarakat

menggolongkan pertemuan-pertemuan atau melalui belanja.

c. Faktor Penguat (Reinforcing factors)

Faktor penguat adalah faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan

memperoleh dukungan atau tidak. Sumber penguat tentu saja bergantung

pada tujuan dan jenis program. Di dalam pendidikan pasien, penguat berasal

dari perawat, dokter, pasien lain, keluarga. Apakah penguat itu positif atau

negatif bergantung pada sikap dan perilaku orang lain yang berkaitan.

Misalnya pada pendidikan kesehatan sekolah di tingkat sekolah lanjutan

tingkat atas, yang penguatnya datang dari teman sebaya, guru, pejabat

sekolah. Penelitian tentang perilaku remaja menunjukkan bahwa perilaku

penggunaan obat di kalangan remaja sangat dipengaruhi oleh dorongan

teman-teman, terutama teman dekat.

2.3. Pengetahuan

2.3.1. Definisi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan

kemampuan seseorang untuk mengungkapkan kembali apa yang

diketahuinya dalam bentuk bukti jawaban baik lisan, atau tulisan yang

merupakan stimulasi dari pertanyaan. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang (overt behaviour). Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan

Page 45: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

22

dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang

ingin diukur dari subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2007).

Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa,

dimulai pada domain pengetahuan (kognitif) ini, dalam arti subjek terlebih

dahulu tahu terhadap stimulus yang berupa materi atau objek. Seseorang

mendapat pengetahuan melalui panca inderanya, dimana sebagian besar

diperoleh melalui indera penglihatan (mata) yaitu sebesar 83% dan indera

pendengar (telinga) yaitu sebesar 11%, sedangkan sisanya melalui indera

perasa (lidah) 1%, indera peraba (kulit) 2%, dan indera penciuman

(hidung) 3% (Depkes RI, 2008, Notoatmodjo, 2003,).

2.3.2. Tingkatan Pengetahuan

Pengetahuan seseorang terhadap obyek mempunyai intensitas dan tingkat

yang berbeda-beda, yang secara garis besar dapat dibagi dalam enam

tingkat pengetahuan, yaitu (Efendi, 2009, Notoatmodjo, 2005, Bloom,

1956) :

a. Tahu (know)

Merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah, termasuk dalam

tingkatan ini adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Page 46: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

23

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.

d. Analisis (analysis)

Pada tingkatan ini sudah ada kemampuan untuk menjabarkan materi

yang telah dipelajari dalam komponen-komponen yang berkaitan satu

sama lain.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis merupakan kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang ada dengan cara meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu materi atau objek, di mana penilaian berdasarkan pada

kriteria yang dibuat sendiri atau pada kriteria yang sudah ada.

Page 47: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

24

2.3.3. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan sebagai berikut:

1. Umur

Umur responden sangat erat hubungannya dengan pengetahuan

seseorang, karena semakin bertambah usia semakin banyak pula

pengetahuannya. Berdasarkan Soetjiningsih (2004) dalam Rosyari

(2008), semakin bertambahnya umur seseorang semakin memahami

dirinya dan dapat menerima informasi mengenai berbagai hal dari

berbagai sumber.

Asnita (2001) mengemukakan hasil penelitiannya tentang hubungan

faktor sosio demografi dengan pengetahuan dan sikap tenaga kerja

Indonesia tentang HIV/AIDS, bahwa terdapat hubungan bermakna secara

statistik antara variabel umur dengan pengetahuan responden tentang

HIV/AIDS dengan Pvalue = 0,001.

Pada orang dewasa, umur dikelompokkan menjadi (Hurlock, 1999):

a. Dewasa awal (18-40 tahun)

Pada masa dewasa awal individu mulai dapat merencanakan atau

membuat hipotesis tentang masalah-masalah mereka, pemikiran lebih

realistis, bertanggung jawab, menerima perbedaan pendapat, dan

melibatkan intelektualitas pada situasi yang memiliki konsekuensi

besar dalam tujuan jangka panjang, seperti pencapaian karir dan

Page 48: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

25

pengetahuan. Selain itu, kemampuan kognitif semakin meningkat

pada dewasa awal ini.

b. Dewasa Madya (41-60 tahun)

Pada dewasa madya, kemampuan kognitif mengalami penurunan

karena daya ingat yang menurun ketika informasi yang dicoba untuk

diingat adalah informasi yang disimpan baru-baru ini atau tidak

sering digunakan. Daya ingat juga cenderung menurun untuk

mengingat (recall) daripada untuk mengenali (recognize).

c. Dewasa Akhir (61 tahun keatas)

Pada masa ini, kemampuan kognitif semakin mengalami penurunan

karena adanya proses penuaan yang dialami setiap orang.

2. Pendidikan

Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan

untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau

masyarakat melalui kegiatan untuk memberikan dan atau meningkatkan

pengetahuan sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh

pelaku pendidik. Tingkat pendidikan menentukan pola pikir dan wawasan

seseorang. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka diharapkan stok

modal pengetahuan meningkat. Pendidikan memiliki peran penting dalam

kualitas. Lewat pendidikan manusia dianggap akan memperoleh

pengetahuan.

Dari batasan ini tersirat unsur-unsur pendidikan yakni: input adalah

sasaran pendidikan (individu, kelompok, masyarakat) dan pendidik

Page 49: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

26

(pelaku pendidikan); proses (upaya yang direncanakan untuk

mempengaruhi orang lain); dan output (meningkatnya pengetahuan

sehingga melakukan apa yang diharapkan) (Notoatmodjo, 2003). Jika

pendidikan rendah, maka pengetahuan tentang hidup sehat, kebersihan

pribadi, kebersihan lingkungan, makanan yang bergizi, cenderung kurang

terutama kemampuan hidup sehat untuk dirinya sendiri (Resti, 2005)

dalam (Nina, 2007 ). Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan

bahwa pendidikan yang rendah cenderung mempunyai pengetahuan yang

rendah pula. Notoatmodjo (2003) mengungkapkan bentuk pendidikan

dapat berupa: penyuluhan, ceramah, seminar, diskusi, pameran, iklan-

iklan yang bersifat mendidik, spanduk, billboard.

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pendidikan

mempengaruhi pengetahuan. Hasil penelitian Hariyanto (1997) dalam

Rosyari (2008) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan

pengetahuan tentang penyakit AIDS dan sikap terhadap penderita AIDS,

membuktikan bahwa ternyata ada hubungan bermakna antara tingkat

pendidikan dengan pengetahuan tentang penyakit AIDS dengan Pvalue =

0,0071. Begitu juga dengan hasil penelitian [Wirni (1997) dalam Rosyari

(2008)], dalam penelitiannya yang berjudul pendidikan formal ibu balita

dengan pengetahuan, sikap, praktek tentang penyakit Infeksi Cacing Usus

(ICU) di RW 03, Kelurahan Pulo Gadung, Jakarta Timur tahun 1997,

menunjukkan ada hubungan bermakna antara pendidikan formal dengan

pengetahuan tentang ICU dengan Pvalue = 0,0003. Serta hasil penelitian

Page 50: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

27

Salmah (1995) dalam Rosyari (2008) yang menunjukkan adanya

perbedaan pengetahuan yang bermakna pada tingkat pendidikan ibu

antara kelompok kartu berjodoh dengan kelompok lembar balik (Pvalue =

0,003).

Tingkat pendidikan dapat dikategorikan menjadi (Wulan, 2010):

a. Pendidikan dasar: Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama

(SMP)

b. Pendidikan menengah: Sekolah Menengah Atas (SMA)

c. Pendidikan tinggi: Diploma, Sarjana, Magister, Doktor

3. Sumber Informasi

Menurut Notoatmodjo (2005), informasi adalah data yang

diproses kedalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi si penerima dan

mempunyai nilai nyata dan terasa bagi keputusan saat ini atau keputusan

mendatang, informasi yang datang dari pengirim pesan yang ditujukan

kepada penerima pesan. Selain itu informasi dapat diperoleh dari media

cetak, media elektronik, non-media seperti, keluarga, teman, tenaga

kesehatan.

Sumber informasi berhubungan dengan pengetahuan, baik dari

orang maupun media (Notoatmodjo, 2003). Sarwono (1997) dalam Nina

(2007 ) juga menekankan kalau sumber informasi dari orang itu

mempengaruhi pengetahuan seseorang, yang dipengaruhi antara lain:

masyarakat, baik teman bergaul maupun media. Dalam proses

peningkatan pengetahuan agar diperoleh hasil yang efektif diperlukan alat

Page 51: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

28

bantu. Fungsi media dalam pembentukan pengetahuan seseorang

menyampaikan informasi atau pesan-pesan (Notoatmodjo, 2003).

Beberapa penelitian membuktikan bahwa penggunaan media

dalam penyuluhan terbukti efektif meningkatkan pengetahuan seseorang

terhadap materi penyuluhan. Berdasarkan penelitian Susilowati Herman

yang berjudul “Pengaruh Leaflet dalam Pendidikan Gizi dan Pengaruhnya

terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu” diperoleh hasil bahwa pengetahuan

kelompok ibu yang mendapatkan intervensi penyuluhan menggunakan

leaflet lebih baik dari kelompok ibu yang tidak mendapatkan intervensi

(kelompok pembanding) (Herman, 1990). Hal ini sejalan dengan

penelitian Supardi et al, bahwa penyuluhan obat dengan metode ceramah

dan pemberian leaflet yang telah dikembangkan dapat meningkatkan

pengetahuan tentang pengobatan sendiri yang sesuai dengan aturan secara

bermakna dibandingkan dengan kelompok pembandingnya yang hanya

mendapatkan penyuluhan dengan metode ceramah (Supardi et al, 2004)

dalam Rosyari (2008). Berdasarkan Khomsan (2000), dalam ceramah

pengenalan suatu inovasi, uraian panjang lebar dari penyuluh seringkali

belum cukup membuat sasaran mengerti yang dimaksud oleh penyuluh.

Baru setelah ditampilkan alat peraga baik berupa gambar, poster atau

film, sasaran yang sudah mengenal sedikit menjadi lebih dan yang belum

pernah mengenal sama sekali menjadi tahu dan dapat mereka-reka yang

dimaksud.

Page 52: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

29

4. Status ekonomi

Dalam memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder, keluarga

dengan status ekonomi yang baik akan mudah tercukupi dibanding

keluarga dengan status ekonomi yang lebih rendah. Hal ini akan

mempengaruhi pemenuhan kebutuhan akan informasi pengetahuan yang

termasuk kebutuhan sekunder (Wulan, 2010).

Status ekonomi ini dapat dilihat atau diukur dari penghasilan atau

pendapatan per bulan. Penghasilan atau pendapatan dibagi atas 3

kelompok, yaitu (Maesaroh, 2009):

a. Pendapatan rendah yaitu jika pendapatan rata-rata dibawah UMR

(Upah Minimum Regional) per bulan

b. Pendapatan sedang yaitu jika pendapatan rata-rata UMR per bulan

c. Pendapatan tinggi yaitu jika pendapatan rata-rata lebih dari UMR per

bulan

Dari pengelompokkan penghasilan atau pendapatan per bulan

tersebut, status ekonomi dapat dikelompokkan menjadi (Maesaroh,

2009):

a. Status ekonomi atas yaitu yang termasuk kelompok pendapatan

tinggi

b. Status ekonomi menengah yaitu yang termasuk kelompok

pendapatan sedang

c. Status ekonomi bawah yaitu yang termasuk kelompok pendapatan

rendah

Page 53: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

30

5. Hubungan sosial

Manusia adalah makhluk sosial, sehingga dalam kehidupan

saling berinteraksi antara satu dengan yang lain. Hubungan sosial atau

disebut juga dengan interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik

antara individu yang satu dengan individu yang lain, saling

mempengaruhi, dan didasarkan pada kesadaran untuk saling menolong

(Saraswati, 2008). Hubungan sosial atau interaksi sosial juga

didefinisikan sebagai suatu hubungan antara dua orang atau lebih

individu, dimana kelakuan individu mempengaruhi, mengubah, atau

mempengaruhi individu lain atau sebaliknya. Individu yang dapat

berinteraksi secara kontinyu akan lebih besar terpapar informasi (Wulan,

2010).

Hubungan sosial dapat diklasifikasikan menjadi (Saraswati,

2008):

a. Hubungan sosial primer

Hubungan sosial ini terjadi apabila orang yang berinteraksi bertatap

muka secara langsung, misalnya kontak antara guru dan murid di

kelas, atau pembicaraan ayah dan anak di ruang makan.

b. Hubungan sosial sekunder

Hubungan sosial sekunder terjadi bila interaksi berlangsung melalui

suatu perantara atau media seperti telepon, sms, televisi, internet,

facebook, dan media sosial lainnya.

Page 54: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

31

2.4.Pendidikan Kesehatan

2.4.1 Definisi Pendidikan Kesehatan

Menurut WHO, pendidikan kesehatan merupakan proses untuk

meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan

kesehatannya. Untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna baik fisik,

mental, dan sosial, masyarakat harus mampu mengenal dan mewujudkan

aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi

lingkungannya (Notoatmodjo, 2007).

Pendidikan kesehatan adalah upaya mempengaruhi masyarakat agar

menghentikan perilaku berisiko tinggi dan menggantikannya dengan perilaku

aman atau berisiko rendah (Depkes RI, 2004).

Pendidikan kesehatan merupakan salah satu metode yang biasa

digunakan dalam Promosi kesehatan yang penekanannya pada perubahan/

perbaikan perilaku melalui peningkatan kesadaran, dan upaya pemeliharaan

dan peningkatan kesehatan. dibawah ini menjelaskan tentang metode dan

media yang membantu dalam proses pendidikan kesehatan.

2.4.2 Metode Pendidikan Kesehatan

Metode pendidikan kesehatan dibagi menjadi:

1. Metode pendidikan individual

Dalam pendidikan kesehatan, metode pendidikan yang bersifat individual

ini digunakan untuk membina perilaku baru atau membina seseorang yang

mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Misalnya

Page 55: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

32

membina seorang ibu yang baru saja menjadi akseptor atau seorang ibu

hamil yang sedang tertarik terhadap imunisasi TT karena baru saja

memperoleh atau mendengarkan penyuluhan kesehatan. Pendekatan yang

digunakan agar ibu tersebut menjadi akseptor lestari atau ibu hamil tersebut

segera minta imunisasi, adalah pendekatan secara perorangan.

Perorangan disini tidak hanya berarti harus hanya kepada ibu-ibu yang

bersangkutan, tetapi mungkin juga kepada suami atau keluarga ibu tersebut.

Dasar digunakannya pendekatan ini karena setiap orang mempunyai

masalah atau alasan berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau

perilaku baru tersebut. Agar petugas kesehatan mengetahui dengan tepat

serta dapat membantunya maka perlu menggunakan metode (cara) ini.

Bentuk pendekatan ini, antara lain: bimbingan dan penyuluhan (guidance

and counceling), wawancara (interview).

2. Metode pendidikan kelompok

Harus diingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal

dari sasaran. Untuk kelompok yang besar, metodenya akan lain dengan

kelompok kecil. Efektivitas suatu metode akan tergantung pula pada

besarnya sasaran pendidikan. Metode pendidikan kelompok dibagi menjadi:

a. Kelompok besar

Kelompok besar adalah apabila peserta promosi kesehatan lebih

dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar yaitu ceramah

dan seminar

Page 56: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

33

b. Kelompok kecil

Apabila peserta kegiatan kurang dari 15 orang biasanya kita sebut

kelompok kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil ini

antara lain:

1) Diskusi kelompok

Agar semua kelompok dapat bebas berpartisipasi dalam diskusi,

formasi duduk peserta diatur sedemikian rupa agar dapat saling

berhadapan satu sama lain. Pemimpin diskusi juga duduk diantara

peserta sehingga tidak menimbulkan kesan ada yang lebih tinggi.

Pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-pancingan pertanyaan

untuk memulai diskusi terkait dengan topik yang dibahas. Agar terjadi

diskusi yang hidup maka pemimpin diskusi harus mengarahkan dan

mengatur jalannya diskusi agar semua orang dapat kesempatan

berbicara dan tidak menimbulkan dominasi dari salah seorang peserta.

2) Curah pendapat (brain storming)

Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok.

Prinsipnya sama dengan metode diskusi kelompok. Bedanya pada

permulaannya pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah

dan kemudian tiap peserta memberikan jawaban-jawaban atau

tanggapan (curah pendapat). Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut

ditampung dan ditulis dalam flipchart atau papan tulis. Sebelum semua

peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh diberi komentar oleh

Page 57: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

34

siapapun. Baru setelah semua anggota mengeluarkan pendapatnya, tiap

anggota dapat mengomentari, dan akhirnya terjadi diskusi.

3) Bola salju (snow balling)

Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang)

kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebih

kurang 5 menit maka tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Mereka

tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari kesimpulannya.

Kemudian tiap-tiap pasang yang telah sudah beranggotakan 4 orang ini

bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya

sehingga akhirnya akan terjadi diskusi seluruh anggota kelompok.

4) Kelompok kecil (buzz group)

Kelompok dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (buzz group)

kemudian diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak sama dengan

kelompok lain. Kemudian masing-masing kelompok mendiskusikan

permasalahan tersebut dan selanjutnya hasil dari tiap kelompok

didiskusikan kembali serta disimpulkan.

5) Memainkan peranan (role play)

Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai

pemegang peran tertentu dan mereka memperagakan peran tersebut.

6) Permainan simulasi (simulation game)

Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diskusi

kelompok. Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk

permainan seperti permainan monopoli.

Page 58: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

35

3. Metode pendidikan massa

Metode pendidikan (pendekatan) massa cocok untuk

mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada

masyarakat. Oleh karena sasaran pendidikan ini bersifat umum, dalam arti

tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan status sosial

ekonomi, tingkat pendidikan, dan sebagainya, maka pesan-pesan kesehatan

yang akan disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat

ditangkap oleh massa tersebut. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk

menggugah awareness atau kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi,

dan belum begitu diharapkan untuk sampai pada perubahan perilaku.

Namun demikian bila kemudian dapat berpengaruh terhadap perubahan

perilaku juga merupakan hal yang wajar. Pada umumnya bentuk pendekatan

(cara) massa ini tidak langsung. Biasanya dengan menggunakan atau

melalui media massa. Metode yang cocok untuk pendekatan massa :

ceramah umum ( public speaking ), pidato- pidato/ diskusi tentang kesehatan

melalui media, simulasi, tulisan- tulidsan di majalah atau koran, billboard.

(Notoatmodjo, 2007).

2.4.3. Model Pendidikan Kesehatan

Upaya agar masyarakat berperilaku kesehatan melalui pendidikan

kesehatan memang memiliki dampak yang lama terhadap timbulnya

perubahan perilaku. Namun, bila perilaku tersebut berhasil diadopsi

masyarakat, perilaku tersebut akan selamanya dilakukan (Notoatmodjo, 2007).

Page 59: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

36

Dalam teori Benjamin Bloom, perilaku dibagi menjadi tiga domain,

yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam perkembangannya, teori yang

disebut dengan taksonomi pendidikan ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil

pendidikan kesehatan (Bloom, 1956, Effendi, 2009).

2.4.4. Penyuluhan Kesehatan Sebagai Upaya Meningkatkan Pengetahuan

Salah satu kegiatan pendidikan kesehatan adalah pemberian informasi

atau pesan kesehatan berupa penyuluhan kesehatan untuk memberikan atau

meningkatkan pengetahuan dan sikap seseorang tentang kesehatan melalui

teknik praktik belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau

mempengaruhi perilaku manusia baik secara individu, kelompok maupun

masyarakat untuk dapat lebih mandiri agar memudahkan terjadinya perilaku

sehat (Notoatmodjo, 2005). Penyuluhan kesehatan merupakan suatu proses

yang berlangsung secara terus menerus, yang kemajuannya harus terus

diamati terutama kepada mereka yang memberi penyuluhan.

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan, yang

dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga

masyarakat tidak saja sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa

melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan

(Machfoed, 2007).

Tujuan pendidikan kesehatan dengan metode penyuluhan adalah

meningkatkan pengetahuan. Pengetahuan akan menjadi titik tolak perubahan

sikap dan gaya hidup. Pada akhirnya yang menjadi tujuan pendidikan adalah

Page 60: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

37

perubahan perilaku dan meningkatnya kepatuhan yang selanjutnya akan

meningkatkan kualitas hidup. Untuk meningkatkan pengetahuan dapat

dilakukan perubahan dengan memberikan pendidikan kesehatan.

Sasaran penyuluhan kesehatan adalah individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat yang dijadikan subjek dan objek perubahan perilaku, sehingga

diharapkan dapat memahami, menghayati dan mengaplikasikan pesan yang

disampaikan dalam penyuluhan. Materi atau pesan yang akan disampaikan

hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan sasaran penyuluhan sehingga

materi yang disampaikan dapat dirasakan langsung manfaatnya. Materi atau

pesan penyuluhan dapat disampaikan menggunakan media atau alat bantu

pendidikan untuk membantu pendidik dalam menyampaikan bahan

pendidikan serta untuk menarik perhatian sasaran pendidikan (Notoatmodjo,

2003).

Mengukur efektifitas penyuluhan memang tidak mudah, apalagi bila

dihubungkan pada perubahan sikap dan perilaku sasaran penyuluhan.

Penyuluhan yang efektif tergantung kepada penerimaan sasaran terhadap

materi penyuluhan. Efektifitas suatu proses penyuluhan paling tidak

menimbulkan lima hal, yaitu (Suri, 2009):

1. Menimbulkan kesenangan

Munculnya kesenangan pada awal komunikasi sangat berhubungan dengan

materi pesan atau penyuluhan. Sasaran penyuluhan akan merasa senang terhadap

proses penyuluhan apabila pesan atau materi penyuluhan sesuai dengan

kebutuhan sasaran.

Page 61: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

38

2. Menimbulkan hubungan sosial yang baik

Pertemuan antara penyuluh dengan sasaran penyuluhan melibatkan perasaan

senang atau tidak senang dan emosi. Oleh karena itu, dalam melaksanakan

penyuluhan perlu terlebih dahulu menciptakan rasa senang dan persahabatan

serta emosi yang dapat mendukung penerimaan inovasi baru.

3. Menimbulkan pengertian

Dalam proses penyuluhan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk

menimbulkan pengertian pada sasaran penyuluhan, yaitu:

a. Gunakan bahasa yang dimengerti oleh sasaran penyuluhan.

b. Hindari penggunan istilah-istilah yang asing bagi sasaran penyuluhan.

c. Bicaralah sesuatu yang bisa dimengerti oleh kemampuan berpikir sasaran,

yaitu hal-hal yang bersifat konkrit dan observable (dapat dilihat, didengar,

diraba, dan dirasakan).

d. Kemukakan materi penyuluhan secara singkat, jelas, terfokus, dan terukur

pencapaiannya.

4. Menimbulkan pengaruh pada sikap

Sikap merupakan kecenderungan seseorang untuk menginterpretasikan sesuatu

dan bertindak atas dasar interpretasi yang telah diciptakannya. Untuk dapat

menimbulkaan perubahan pada sikap diperlukan proses penyuluhan yang lama

dan intensif.

5. Menimbulkan tindakan

Menimbulkan tindakan yang sesuai dengan materi penyuluhan memerlukan

pemantauan dari penyuluh, bukan hanya pada penerimaan materi penyuluhan

Page 62: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

39

oleh sasaran tetapi yang lebih penting adalah evaluasi diri terhadap apa yang

dilakukan penyuluh dalam memberikan penyuluhan mulai dari proses

menciptakan kesenangan, pengertian, dan proses perubahan pada sikap.

2.4.5. Media Pendidikan Kesehatan

2.4.5.1. Definisi Media Pendidikan Kesehatan

Media adalah alat yang digunakan oleh pendidik dalam

menyampaikan bahan pendidikan ataupun pengajaran. Media

penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan

atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu

melalui media cetak, elektronik dan media luar ruang, sehingga sasaran

dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat

berubah perilakunya kearah positif terhadap kesehatan (Notoatmodjo,

2007).

Beberapa syarat umum yang harus dipenuhi dalam pemanfaatan media

pengajaran, yakni ( Rosyari, 2008 ):

1. Media pengajaran yang digunakan harus sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan.

2. Media pengajaran tersebut merupakan media yang dapat dilihat atau

didengar.

3. Media pengajaran yang digunakan dapat merespon siswa belajar.

4. Media pengajaran harus sesuai dengan kondisi individu siswa.

Page 63: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

40

5. Media pengajaran tersebut merupakan perantara (medium) dalam

proses pembelajaran siswa.

Seseorang dapat memperoleh pengetahuan melalui berbagai macam

media atau alat bantu pendidikan di dalam proses pendidikannya.

Masing-masing media tersebut mempunyai intensitas yang berbeda-beda

dalam mempersepsikan bahan pendidikan atau pengajaran. Edgar Dale

membagi alat bantu atau media promosi kesehatan menjadi 11 macam

dan sekaligus menggambarkan tingkat intensitas tiap alat-alat tersebut

dalam sebuah kerucut (Nototmodjo, 2007).

Gambar 2.2

Kerucut Pembelajaran Edgar Dale

Dari kerucut tersebut dapat dilihat bahwa lapisan yang paling dasar

adalah benda asli dan yang paling atas adalah kata-kata. Hal ini

1. Kata-kata

2. Tulisan

3. Rekaman, Radio

4. Film

5. Televisi

6. Pameran

7. Field trip

8. Demonstrasi

9. Sandiwara

10. Benda tiruan

11. Benda asli

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

Page 64: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

41

menunjukkan bahwa dalam proses pendidikan benda asli mempunyai

intensitas yang paling tinggi untuk mempersepsikan bahan pendidikan

atau pengajaran, sedangkan penyampaian bahan-bahan hanya dengan

kata-kata saja sangat kurang efektif atau intensitasnya paling rendah.

2.4.5.2. Fungsi Media Pendidikan Kesehatan

Pada dasarrnya media hanya berfungsi sebagai alat bantu dalam kegiatan

belajar mengajar yakni berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman

visual kepada siswa dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas,

dan mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi lebih

sederhana, konkrit, serta mudah dipahami. Dengan demikian media dapat

berfungsi untuk mempertinggi daya serap dan retensi anak terhadap materi

pembelajaran (Usman, 2002).

Penelitian di bidang pendidikan menunjukkan bahwa kegiatan belajar

mengajar lebih efektif dan mudah bila dibantu dengan alat peraga. Pada saat

ini media pendidikan mempunyai fungsi :

1. Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan membantu memudahkan

mengajar bagi guru.

2. Memberikan pengalaman lebih nyata (yang abstrak dapat menjadi

konkrit).

3. Menarik perhatian siswa lebih besar (jalannya pelajaran tidak

membosankan).

Page 65: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

42

4. Semua indera murid dapat diaktifkan. Kelemahan satu indera dapat

diimbangi oleh kekuatan indera lainnya.

5. Lebih menarik perhatian.

6. Dapat membangkitkan dunia teori dengan realitanya (Usman, 2002).

2.4.5.3. Macam-Macam Media Pendidikan Kesehatan

Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur pesan kesehatan, media

dibedakan menjadi tiga, yaitu (Machfoedz, 2007, Notoatmodjo, 2007, Depkes

RI, 2004).

1. Menurut bentuk umum penggunaannya

Penggolongan media penyuluhan berdasarkan penggunaannya, dapat dibedakan

menjadi:

a. Bahan bacaan: modul, buku rujukan/bacaan, folder, leaflet, majalah, dan lain

sebagainya.

b. Bahan peragaan: poster tungal, poster seri.

2. Menurut cara produksi

Berdasarkan cara produksi, media penyuluhan dapat dikelompokkan menjadi

beberapa, yaitu:

a. Media cetak

Media ini mengutamakan pesan-pesan visual dan untuk menyampaikan

pesan- pesan kesehatan yang sangat bervariasi, biasanya terdiri dari

gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Yang termasuk

dalam media ini adalah:

Page 66: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

43

1. Booklet : media untuk menyampaikan pesan- pesan kesehatan dan bentuk

buku, baik tulisan maupun gambar.

2. Leaflet : bentuk penyampaian informasi disampaikan melalui lembaran

yang dilipat. Isi informasinya bisa dalam bentuk kalimat, gambar,

maupun kombinasi keduanya.

3. Flyer ( selebaran ) : sama seperti leaflet tetapi tidak dalam bentuk lipatan

4. Flip chart ( lembar balik ) penyampaian pesan atau informasi kesehatan

dalam bentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku, dimana tiap

lembar halamannya berisi gambar peragaan dan dibaliknya berisi kalimat

sebagai pesan atau informasi berkaitan dengan gambar tersebut.

5. Rubric atau tulisan- tulisan pada surat kabar atau majalah yang berkaitan

dengan kesehatan

6. Poster : media cetak berisi pesan- pesan informasi kesehatan yang

biasanya di tempel di tembok- tembok, di tempat- tempat umum atau di

kendaraan umum.

7. Foto yang mengungkapkan informasi- informasi kesehatan

Ada beberapa kelebihan media cetak ini antara lain: tahan lama,

mencakup banyak orang, biaya rendah, dapat dibawa kemana-mana, tidak

perlu listrik, mempermudah pemahaman dan dapat meningkatkan gairah

belajar. Tetapi media ini juga memiliki kelemahan yaitu tidak dapat

menstimulir efek gerak dan efek suara, dan mudah terlipat.

Page 67: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

44

b. Media elektronika

Media ini merupakan media yang bergerak dan dinamis, dapat dilihat

dan didengar dan penyampaiannya melalui alat bantu elektronika. Yang

termasuk dalam media ini adalah: televisi, radio, film, video film, CD dan

VCD. Seperti halnya media cetak, media elektronik ini juga memiliki

kelebihan antara lain: lebih mudah dipahami, lebih menarik, sudah dikenal

masyarakat, bertatap muka, mengikut sertakan seluruh panca indera,

penyajian dapat dikendalikan dan diulang-ulang, serta jangkauannya relatif

besar. Selain itu pula keuntungan penyuluhan dengan media film dan video

adalah dapat memberikan realita yang mungkin sulit direkam kembali oleh

mata dan pikiran sasaran, dapat memacu diskusi mengenai sikap dan

perilaku, efektif untuk sasaran yang jumlahnya relatif kecil dan sedang, dapat

dipakai untuk belajar mandiri dan penyesuaian oleh sasaran, dapat dihentikan

ataupun dihidupkan kembali, serta setiap episode yang dianggap penting

dapat diulang kembali, mudah digunakan dan tidak memerlukan ruangan

yang gelap. Kelemahan dari media ini adalah: biaya lebih tinggi, sedikit

rumit, perlu listrik dan alat, perlu persiapan, perlu penyimpanan dan perlu

keterampilan untuk mengoperasikannya.

c. Media luar ruang

Media ini menyampaikan pesannya di luar ruang, bisa melalui media cetak

maupun elektronik, misalnya: papan reklame, spanduk, pameran, banner dan

televisi layar lebar. Kelebihan dari media ini adalah lebih mudah dipahami,

lebih menarik, sebagai informasi umum dan hiburan, bertatap muka,

Page 68: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

45

mengikut sertakan seluruh panca indera, penyajian dapat dikendalikan dan

jangkauannya relatif besar. Kelemahan dari media ini antara lain: biaya lebih

tinggi, sedikit rumit, perlu listrik dan alat, perlu persiapan, perlu

penyimpanan dan perlu keterampilan untuk mengoperasikannya.

2.4.5.4. Pesan dalam Media Pendidikan Kesehatan

Menurut Depkes RI (2004), Pesan adalah terjemahan dari tujuan

komunikasi ke dalam ungkapan atau kata yang sesuai untuk khalayak

sasaran. Pesan dalam suatu media harus efektif dan kreatif, untuk itu pesan

harus memenuhi hal-hal sebagai berikut:

a. Perhatian dalam memerintah

Kembangkan suatu ide atau pesan pokok yang merefleksikan strategi desain

suatu pesan. Bila terlalu banyak ide, hal tersebut akan membingungkan

khalayak sasaran dan mereka akan mudah melupakan pesan tersebut.

b. Pesan yang jelas , mudah dipahami dan sederhana

Pesan haruslah mudah, sederhana, dan jelas. Pesan yang efektif harus

memberikan informasi yang relevan dan baru bagi khalayak sasaran. Bila

pesan dalam media diremehkan oleh sasaran, secara otomatis pesan tersebut

gagal.

c. Pesan yang dimuat haruslah terpecaya

Pesan harus dapat dipercaya, tidak bohong, dan terjangkau. Seperti

masyarakat percaya cuci tangan menggunakan sabun dapat mencegah

Page 69: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

46

penyakit diare, dan untuk itu harus dibarengi bahwa harga sabun terjangkau

dan mudah didapat di daerah tempat tinggalnya.

d. Menghasilkan Manfaat

Pesan yang dimuat haruslah menghasilkan suatu pesan yang dapat

menguntungkan bagi seseorang, sehingga hasil pesan diharapkan akan

memberikan manfaat. Misalnya khalayak sasaran termotivasi membuat

jamban, karena mereka akan memperoleh keuntungan di mana anaknya

tidak terkena penyakit diare.

e. Konsisten

Pesan harus konsisten, artinya bahwa sampaikan satu pesan utama di media

apapun secara berulang, misal di poster, stiker, dll, tetapi maknanya akan

tetap sama jangan sampai maknanya berbeda.

f. Pesan dalam suatu media harus bisa menyentuh akal dan rasa. Komunikasi

yang efektf tidak hanya sekedar memberi alasan teknis semata, tetapi juga

harus menyentuh nilai-nilai emosi dan membangkitkan kebutuhan nyata.

g. Pesan yang ada di dalam media lebih mendorong untuk mengajak agar kita

ikut melakukan sesuatu.

2.4.6. Media Leaflet

Menurut Suraya 2011, Leaflet adalah bentuk penyampaian informasi

kesehatan melalui lembaran yang dilipat. Adapun keuntungan menggunakan

leaflet antara lain sasaran dapat menyesuaikan dan belajar mandiri serta praktis

karena mengurangi kebutuhan mencatat. Sasaran dapat melihat isinya di saat

santai dan sangat ekonomis. Berbagai informasi dapat diberikan atau dibaca oleh

Page 70: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

47

anggota kelompok sasaran sehingga bisa didiskusikan dan dapat memberikan

informasi yang detail yang mana tidak dapat diberikan secara lisan, mudah

dibuat, diperbanyak, dan diperbaiki serta mudah disesuaikan dengan kelompok

sasaran.

Media Leaflet ini memiliki keunggulan yaitu sederhana dan murah, serta

orang yang membacanya pada saat santai sehingga para pembacanya dapat

menyesuaikan dan belajar mandiri. Ketika kita membuat leaflet, banyak yang

harus kita perhatikan dalam pembuatannya, seperti ( Depkes RI, 2004 )

1) Tentukan kelompok sasaran yang ingin dicapai

2) Tuliskan apa tujuannya

3) Tentukan isi singkat hal-hal yang mau ditulis dalam leaflet

4) Kumpulkan tentang subyek yang akan disampaikan

5) Buat garis-garis besar cara penyajian pesan, termasuk didalamnya

bagaimana bentuk tulisan gambar serta tata letaknya

6) Buatkan konsepnya

2.5. Kerangka Teori

Dermatitis kontak yang banyak terjadi di industri disebabkan oleh

penggunaan bahan kimia yang kontak langsung dengan kulit dan tidak

dibersihkan dengan benar. Dermatitis kontak dapat dicegah dengan perilaku

penggunaan alat pelindung diri berupa sarung tangan dan juga perilaku cuci

tangan yang baik dan benar. Menurut Lawrence Green dalam teori preceed,

perilaku ini ditentukan oleh 3 faktor utama, salah satunya adalah faktor

Page 71: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

48

pendorong (predisposing factors), faktor pemungkin (enabling factors), dan

faktor penguat (reinforcing factors). Secara skematik teori preceed Lawrence

Green ini dpat digambarkan seperti pada bagan 2.1 berikut :

Bagan 2.1.

Teori Perilaku Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2003)

Promosi kesehatan sebagai salah satu pendekatan terhadap faktor perilaku

kesehatan, maka kegiatan yang dilakukan tidak terlepas dari beberapa faktor

yang menentukan perilaku tersebut. Dengan kata lain, kegiatan promosi

kesehatan harus disesuaikan dengan faktor yang mempengaruhi perilaku itu

sendiri, salah satunya adalah faktor pendorong (enabling factors) yang

Faktor Pendorong

a. Pengetahuan

b. Sikap

c. Keyakinan

d. Kepercayaan

e. Nilai- nilai

f. Tradisi

Faktor Pemungkin

Sarana dan Prasarana yang

tersedia

Faktor Penguat

a. Peraturan

b. Tokoh masyarakat

c. Tokoh agama

d. Sikap dan perilaku

petugas kesehaatan

Perilaku

Kesehatan

Page 72: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

49

mempermudah terbentuknya perilaku seseorang, yang termasuk dalam faktor ini

salah satunya adalah pengetahuan.Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama

pada orang dewasa dimulai dengan pengetahuan. Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang, antara lain umur, tingkat pendidikan,

sumber informasi, dan hubungan sosial. Oleh karena itu, untuk mengubah

perilaku penggunaan APD dan cuci tangan dilakukan upaya dalam proses

pendidikan kesehatan berupa penyuluhan dan dibantu dengan media penyuluhan

yang dipakai adalah leaflet dapat merubah pengetahuan seseorang agar lebih baik

lagi dalam memperhatikan kesehatan dirinya sendiri.

Page 73: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

50

Mengacu pada teori tersebut dan disesuaikan dengan tujuan penelitian maka

kerangka teori dalam penelitian ini yaitu:

Bagan 2.2.

Kerangka Teori

Modifikasi Teori Preceed Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2003)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Mubarok (2007)

Pendidikan Kesehatan

Metode

- Penyuluhan

- Seminar

- Diskusi kelompok

- Bermain peran

Media

- Leaflet - Lembar balik

- Poster

- Booklet - Video

- Film

Faktor Pendorong

(Predisposing Factors)

- Pengetahuan

- Sikap

- Keyakinan

- Kepercayaan

- Nilai-nilai

- Tradisi

Faktor Yang Mempengaruhi

Pengetahuan:

- Umur

- Tingkat pendidikan

- Sumber informasi

- Hubungan sosial

Page 74: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

51

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori taksonomi pendidikan Benjamin S Bloom (1956),

serta disesuaikan dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui perbedaan

pengetahuan antara sebelum dan sesudah intervensi penyuluhan menggunakan

media leaflet tentang penyebab dermatitis dan pencegahannya pada pekerja

proses finishing mebel kayu di Ciputat Timur Tahun 2013, maka kerangka

konsep penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bagan 3.1

Kerangka Konsep Penelitian

Intervensi Penyuluhan

dengan Media Leaflet

Pengetahuan pekerja proses

finishing mebel kayu mengenai

penyebab dermatitis dan

pencegahannya

Sumber Informasi

Hubungan Sosial

Variabel

Independen

Variabel Dependen

Page 75: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

52

Berdasarkan kerangka konsep di atas, yang menjadi variabel dependen

adalah pengetahuan pekerja proses finishing mebel kayu (selisih skor menjawab

kuesioner sebelum dan sesudah intervensi penyuluhan). Variabel independennya

adalah intervensi penyuluhan dengan media leaflet dan variabel karakteristik invidu

(umur, pendidikan, sumber informasi dan hubungan sosial) diduga sebagai variabel

pengganggu yang untuk dikendalikan.

Peningkatan pengetahuan dinilai berdasarkan hasil skor pre-test dan post-

test pada dua kelompok pekerja proses finishing mebel kayu, yaitu kelompok yang

diberi intervensi dengan metode ceramah terkait dermatitis dan pemberian media

leaflet dan yang satu kelompok lagi diberi intervensi dengan media ceramah tidak

terkait sama sekali tentang dermatitis dan tidak diberi media apapun. Sesudah

diketahui hasil skor pre-test dan post-test sebelum dan sesudah penyuluhan, maka

dapat diketahui selisih skor pengetahuan antara sebelum dan dan sesudah

penyuluhan pada masing-masing kelompok, kemudian dibandingkan antara kedua

kelompok tersebut. Selain itu juga dilihat berapa persentase pekerja proses finishing

mebel kayu yang pengetahuannya berubah sesudah dilakukan penyuluhan dengan

media leaflet dan yang satu tidak, kemudian dibandingkan antara kedua kelompok

tersebut.

Dalam penelitian ini hanya diteliti variabel pengetahuan (kognitif) saja,

sedangkan variabel sikap (afektif) dan psikomotor (tindakan) tidak diteliti. Hal ini

karena terbentuknya suatu perilaku baru terutama pada orang dewasa dimulai pada

domain pengetahuan (kognitif) ini, dalam arti subjek terlebih dahulu tahu terhadap

Page 76: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

53

stimulus yang berupa materi atau objek. Dengan pengetahuan, seseorang dapat

mempertimbangkan untuk bersikap dan bertindak.

Page 77: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

54

3.2.Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

1. Intervensi Penyuluhan Perlakuan yang diberikan sebagai

upaya pendidikan tentang penyebab

dermatitis dan pencegahannya

dengan menggunakan alat bantu

berupa media leaflet

Wawancara Kuesioner 1. Kelompok yang

mendapatkan intervensi

media leaflet.

2. Kelompok kontrol (tidak

mendapatkan intervensi

media leaflet).

Ordinal

2. Pengetahuan sebelum

intervensi tentang

penyebab dermatitis

dan pencegahannya

Tahu atau tidaknya responden

mengenai penyebab dermatitis dan

pencegahannya yang dinilai

berdasarkan kemampuan menjawab

dengan benar pertanyaan pada

kuesioner sebelum intervensi

Kuesioner Soal pre-

test

Skor Nilai Rasio

Page 78: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

55

penyuluhan.

3. Pengetahuan sesudah

intervensi tentang

penyebab dermatitis

dan pencegahannya

Tahu atau tidaknya responden

mengenai penyebab dermatitis dan

pencegahannya yang dinilai

berdasarkan kemampuan menjawab

dengan benar pertanyaan pada

kuesioner setelah intervensi

penyuluhan.

Kuesioner Soal post-

test

Skor Nilai Rasio

4 Sumber Informasi Pernah memperoleh pengetahuan

mengenai penyebab dermatitis dan

pencegahannya selain dari intervensi

penyuluhan yang dilakukan peneliti

Kuesioner Lembar

Kuesioner

1. Pernah

2. Tidak Pernah

Ordinal

5 Hubungan Sosial Hubungan antara responden dengan

keluarga/teman/tetangga/internet

Kuesioner Lembar

Kuesioner

1. Ya

2. Tidak

Ordinal

Page 79: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

56

sehingga terjadi pertukaran informasi

mengenai penyebab dermatitis dan

pencegahannya

Page 80: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

57

3.3.Hipotesis Penelitian

1. Ada perbedaan pengetahuan tentang penyebab dermatitis dan pencegahannya

sebelum dan sesudah intervensi penyuluhan pada pekerja proses finishing mebel

kayu di Ciputat Timur tahun 2013

Page 81: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

58

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1.Desain Studi

Rancangan penelitian ini adalah suatu studi Nonequivalent Control Group

Design. Nonequivalent Control Group Design adalah salah satu bentuk Quasi-

Experimental Design dengan 2 kelompok yang tidak dipilih secara random,

kemudian diberi pre-test untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Sugiyono, 2008). Kemudian setelah

penyuluhan kedua kelompok tersebut diberi post-test. Berdasarkan Sugiyono (2008),

rancangan penelitiannya adalah sebagai berikut :

O1______________________(x) 02

O3______________________(-) 04

Keterangan :

O1 = Pre-test pada kelompok 1 O2 = Post-test pada kelompok 1

O3 = Pre-test pada kelompok 2 O4 = Post-test pada kelompok 2

O1 dan O3 merupakan pengukuran pengetahuan awal (pre-test) yang dilakukan

sebelum intervensi kepada kedua kelompok. Setelah itu diberikan intervensi berupa

penyuluhan. (X) adalah intervensi yang dilakukan dengan metode ceramah terkait

dermatitis dibantu dengan media leaflet, sedangkan (-) adalah intervensi yang

dilakukan dengan metode ceramah yang tidak terkait sama sekali tentang dermatitis

dan tidak diberi media leaflet. Kemudian dilakukan pengukuran pengetahuan akhir

Page 82: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

59

(post-test) yang dilakukan setelah adanya intervensi. Sesudah diketahui hasil skor

pre-test dan post-test sebelum dan sesudah intervensi, maka dapat diketahui selisih

skor pengetahuan antara sebelum dan dan sesudah diberikan intervensi dengan

metode ceramah pada masing-masing kelompok, kemudian dibandingkan antara

kedua kelompok tersebut. Selain itu juga dilihat berapa persentase pekerja proses

finishing mebel kayu yang pengetahuannya berubah sesudah dilakukan intervensi

dengan metode ceramah terkait dermatitis dan pemberian media leaflet dan yang

satu kelompok lagi diberi intervensi dengan media ceramah tidak terkait sama sekali

tentang dermatitis dan tidak diberi media apapun, kemudian dibandingkan antara

kedua kelompok tersebut.

4.2.Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada pekerja proses finishing mebel kayu di

Ciputat Timur. Penelitian ini di laksanakan pada bulan Juni- Oktober tahun 2013

4.3.Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah 82 pekerja yang sudah terbukti mengalami

dermatitis kontak pada penelitian sebelumnya yang sudah dilakukan oleh Afifah

pada tahun 2012. Untuk menjadi sampelnya semua populasi ini dibagi dua untuk

menjadi sampel yang mendapatkan media leaflet dan yang satu tidak diberi media

apapun.sampel yang dipilih memiliki Kriteria Inklusi sebagai berikut :

1. Pekerja finishing yang bersedia menjadi sampel

2. Pekerja finishing yang umurnya tergolong dewasa awal yaitu umur 18-40

tahun

Page 83: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

60

3. Pekerja finishing yang memiliki pendidikan hanya sampai pendidikan dasar

saja yaitu pendidikan SD- SMP

Estimasi besar sampel untuk penelitian ini menggunakan rumus hipotesis

untuk satu populasi sebagai berikut:

( )

( )

Keterangan:

n : besar sampel

: Standar Deviasi skor pengetahuan = 1,612 (Isnaini, dkk, 2011)

: Rata-rata skor pengetahuan sebelum diberikan ceramah = 11 (Isnaini, dkk,

2011)

: Rata-rata skor pengetahuan setelah diberikan pendidikan = 14 (Isnaini, dkk.

2011)

Z 1- : nilai Z pada derajat kemaknaan 5 % = 1,64

Z 1- : Nilai Z pada kekuatan uji power 95% = 1,96

n = 2.2,598544 [1,64+ 1,96]²

(11-14)²

= 67,35416

9

= 7,48

Page 84: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

61

Berdasarkan perhitungan sampel di atas, jumlah sampel minimum yang

diperoleh adalah sebanyak 7 orang untuk masing-masing kelompok (total sampel =

14 orang). Namun berdasarkan pertimbangan peneliti, untuk lebih menggambarkan

hasil penelitian maka jumlah sampel yang akan menjadi responden dalam penelitian

ini adalah seluruh populasi yang mendapatkan intervensi dengan metode ceramah.

Adapun total populasi pada pekerja proses finishing mebel kayu yang ada di

Kecamatan Ciputat Timur sebanyak 82 orang, tetapi sampel yang dipilih untuk

menjadi sampel ada 70 orang. 35 orang yang akan mendapatkan intervensi dengan

metode ceramah terkait dermatitis dan pemberian media leaflet, dan 35 orang

lainnya mendapatkan intervensi dengan metode ceramah tidak terkait sama sekali

tentang dermatitis dan tidak ada pemberian media leaflet.

4.4.Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instrument yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner

yang digunakan berupa kuesioner pre- test dan post test. Dimana kuesioner pre- test

dan post- test ini untuk melihat pengetahuan pekerja. Selain kuesioner, media leaflet

juga merupakan instrument dalam penelitian yang berisi tentang penyakit dermatitis,

bahan kimia yang digunakan dalam proses finishing kayu yang dapat menyebabkan

dermatitis, sarung tangan yang digunakan dalam bekerja, pentingnya menggunakan

sarung tangan, pengertian cuci tangan yang baik dan benar, langkah-langkah cuci

tangan yang baik dan benar, manfaat mencuci tangan, dan waktu mencuci tangan.

Sedangkan pada media leaflet, peneliti akan membagikan leaflet kepada

peserta penyuluhan setelah diadakan pre- test atau sebelum kegiatan penyuluhan

dimulai. Peserta diberi waktu 15 menit untuk membaca leaflet tersebut. Setelah itu,

Page 85: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

62

peneliti akan menjelaskan isi leaflet tersebut kepada peserta penyuluhan. Leaflet

akan diambil dari peserta penyuluhan saat akan diadakan post-test dan akan

diberikann lagi setelah post-test selesai. Hal ini dilakukan untuk menghindari peserta

mencontek pada leaflet saat mengerjakan soal post-test

Tabel 4.1

Materi pada Media Leaflet

No. Materi Isi Materi Keterangan

1. Dermatitis 1. Pengertian Dermatitis adalah peradangan kulit

yang biasanya terdapat di tangan,

lengan bawah, dan wajah

2. Gejala Kulit merah, gatal, panas di kulit,

pembengkakan, permukaan kulit

bergelembung berisi cairan

3. Penyebab Penyebab dermatitis kontak di pekerja

proses finishing kayu adalah bahan

pendempul, bahan pengkilapan, cat

kayu, dan cairan pernis yang digunakan

pada saat proses finishing kayu yang

mengenai kulit dan tidak dibersihkan

dengan benar

4. Dampak Dermatitis dapat menghambat

pekerjaan akibat rasa terbakar dan

Page 86: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

63

panas di tangan sehingga meningkatkan

hari tidak masuknya pekerja dan

mengurangi penurunan pendapatan

bagi pekerja

2. Pencegahan dermatitis

APD 1. APD yang

digunakan

Pada pabrik yang banyak bersentuhan

dengan zat-zat kimia biasanya

menggunakan jenis sarung tangan yang

terbuat dari karet dan tahan terhadap

ancaman terkontaminsasi cairan yang

berbahaya dan tidak boleh kendur

Cuci tangan

yang baik

dan benar

1. Pengertian

cuci

tangan

yang baik

dan benar

Cuci tangan yang baik dan benar

adalah aktivitas membersihkan bagian

telapak tangan, punggung tangan dan

jari dengan sabun dan air mengalir

2. Jenis

sabun

yang

digunakan

untuk

mencuci

Jenis sabun yang digunakan dapat

menggunakan semua jenis sabun yang

biasa digunakan untuk mandi

Page 87: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

64

tangan

3. Air yang

digunakan

untuk

mencuci

tangan

Air yang digunakan adalah air

mengalir dan yang tidak diam pada

suatu wadah dan bersih yaitu air yang

tidak berasa, tidak berbau, dan tidak

berwarna.

4. Langkah-

Langkah

mencuci

tangan

yang baik

dan benar

a. Basahi tangan setinggi pertengahan

lengan bawah dengan air mengalir

dan gunakan sabun di bagian telapak

tangan yang telah basah, ratakan

dengan kedua telapak tangan.

b. Gosok punggung tangan dan sela-

sela jari tangan kanan dan tangan

kiri.

c. Gosok kedua telapak tangan dan

sela-sela jari tangan.

d. Jari-jari sisi dalam kedua tangan

saling mengunci.

e. Gosok ibu jari kiri berputar dalam

genggaman tangan kanan dan

lakukan sebaliknya.

f. Gosokkan dengan memutar ujung

Page 88: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

65

jari-jari tangan kanan di telapak

tangan kiri dan sebaliknya.

g. Setelah itu, bilas kedua tangan

dengan air bersih dan mengalir. Lalu

keringkan dengan lap kering atau

tisu.

h. Jangan menutup kran dengan tangan,

tetapi gunakan siku atau tisu dan

hindari menyentuh benda

disekitarnya setelah mencuci tangan

agar kuman yang terdapat di benda-

benda tersebut tidak menempel di

tangan

5. Manfaat

mencuci

tangan

Manfaat mencuci tangan yang baik dan

benar dalam mencegah dermatitis

kontak pada pekerja finishing kayu

adalah untuk membersihkan bahan

melamic, bahan pendempulan, bahan

pengkilapan yang dipakai pada saat

proses finishing kayu yang menempel

pada kulit tangan

6. Waktu a. Sebelum dan setelah bekerja

Page 89: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

66

yang

tepat

untuk

mencuci

tangan

b. Setelah bensentuhan dengan bahan

kimia atau bahan yang digunakan

pada saat proses finishing kayu

c. Saat berpindah proses kerja

d. Sebelum dan sesudah makan

e. Sebelum dan setelah menyiapkan

makanan

f. Sebelum dan sesudah mengiris

sesuatu

g. Setelah buang air besar dan buang

air kecil

4.5.Langkah-Langkah Kegiatan Penelitian

4.5.1. Persiapan Penelitian

Proses persiapan penelitian dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian. Adapun

kegiatan yang dilakukan peneliti yaitu:

a. Pembuatan rancangan penelitian

Tahap ini terdiri dari penyusunan rencana penelitian baik pendahuluan,

kepustakaan, kerangka konsep, dan definisi operasional, serta metode

penelitian yang dilatarbelakangi oleh ketidaktahuan pekerja proses

finishing kayu di Kecamatan Ciputat Timur mengenai penyebab dermatitis

Page 90: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

67

dan pencegahannya, sehingga diperlukan intervensi penyuluhan untuk

meningkatkan pengetahuan bagi pekerja.

b. Pemilihan Media Penyuluhan dan Perancangan Media

Media penyuluhan yang diguakan adalah media leaflet. Alasan pemilihan

media ini adalah karena kelebihannya yaitu : mudah disimpan, ekonomis

dan bisa berfungsi sebagai remainder bagi sasaran dan dapat dibawa

kemana-mana, biaya murah, sehingga media ini cocok untuk penyuluhan

pada pekerja proses finishing meubel kayu. Selain itu, leaflet dapat

digunakan untuk pembuka serta memfokuskan topik yang dibahas jika

diberikan sebelum penyuluhan dimulai (Dirjem PPM & PL, 2003).

Dalam tahap perancangan, peneliti merancang media leaflet yang isinya

berdasarkan pada tabel 4.1, kemudian leaflet tersebut diuji pada mahasiswa

peminatan promosi kesehatan yang berjumlah 5 orang dan 1 orang laboran

pengembangan media promosi kesehatan dengan memberikan kuesioner

yang memiliki 10 soal terlampir pada lampiran 3 mengenai design warna,

design huruf, design gambar dan isi leaflet yang benar. Setelah itu

mahasiswa peminatan promosi kesehatan dan laboran promosi kesehatan

memberikan masukan yang terlampir pada lampiran 4 pada leaflet yang

akan dibuat agar leaflet terlihat lebih baik lagi untuk disajikan kepada

pekerja proses finishing mebel kayu di Ciputat Timur.

Materi penyuluhan yang diberikan adalah materi mengenai penyebab

dermatitis dan pencegahannya . Materi yang akan disampaikan antara lain:

materi dermatitis kontak (definisi dermatitis, gejalanya, penyebabnya,

Page 91: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

68

dampaknya), pencegahan dermatitis kontak dengan penggunaan sarung

tangan dan pencegahan dermatitis dengan cara mencuci tangan yang baik

dan benar (air dan sabun yang digunakan, langkah- langkah cuci tangan,

manfaat cuci tangan, dan waktu yang tepat untuk cuci tangan). Dengan

materi-materi tersebut diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan para

pekerja proses finishing mebel kayu di Kecamatan Ciputat Timur tentang

dermatitis kontak dan pencegahannya sehingga dapat menjaga kebersihan

tangan mereka dengan benar ketika sebelum dan sesudah bekerja agar tidak

menimbulkan dermatitis atau memperparah dermatitis yang dialami.

c. Tekhnik penyuluhan

Teknik penyuluhan yang digunakan adalah penyuluhan dengan metode

ceramah dengan alat bantu berupa media penyuluhan ( media leaflet ) .

Teknik penyuluhan yang dilakukan di setiap toko mebel kayunya yaitu

dengan membagikan leaflet kepada peserta penyuluhan setelah diadakan

pre-test atau sebelum kegiatan penyuluhan dimulai. Setelah itu peserta

diberi waktu 10 menit untuk membaca leaflet tersebut. Setelah itu, peneliti

akan menjelaskan isi leaflet tersebut kepada peserta penyuluhan sekitar 20-

30 menit. Untuk menghindari kegiatan contek- mencontek, peneliti

mengambil lagi leaflet yang sudah dibaca oleh peserta. Setelah itu peneliti

membagikan soal post-test, setelah itu leaflet akan diberikan kembali

kepada peserta penyuluhan setelah peserta penyuluhan selesai mengerjakan

soal post test dan diberikan kembali setelah post-test selesai. Sedangkan

pada pekerja yang tidak diberikan penyuluhan, tekhniknya sama seperti

Page 92: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

69

pekerja yang diberikan penyuluhan, hanya saja pada saat peneliti

menjelaskan isi leaflet yang berkaitan dengan dermatitis diisi dengan

penyuluhan tentang bagaimana menerapkan cara bekerja yang aman pada

pekerja kayu, yang tidak menjelaskan tentang penyebab dermatitis dan

pencegahannya.

d. Permohonan Izin

Tahap permohonan izin penelitian ini dilakukan sehari sebelum

dilakukannya penyuluhan dengan meminta izin kepada pemilik toko kayu

atau perwakilan dari pekerjanya.

e. Uji validitas dan reabilitas

Sebelum pelaksanaan penelitian, dilaksanakan uji validitas dan reabilitas dari

kuesioner penelitian yang akan digunakan. Uji kuesioner ini dilakukan pada

pekerja proses finishing mebel kayu yang memiliki karakteristik sama

dengan pekerja proses finishing mebel kayu yang ada di Kecamatan Ciputat

Timur, yaitu pada pekerja proses finishing mebel kayu di daerah Pamulang

Tangerang Selatan

4.5.2. Kegiatan Pemilihan Sampel Pada Kedua Kelompok

Kegiatan penyuluhan ini akan dilakukan di beberapa toko mebel kayu di

Kecamatan Ciputat Timur Pekerja yang masuk kedalam sampel penelitian yaitu

pekerja yang berumur 18 sampai 40 tahun dengan pendidikan terakhir maksimal

SMP. Sample ditentukan berdasarkan random sampling, yaitu dengan langkah

sebagai berikut :

Page 93: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

70

1. Peneliti membuat kertas undian yang bertuliskan A ( Mendapatkan

Penyuluhan terkait dermatitis) dan B (Mendapatkan penyuluhan tidak

terkait dengan dermatitis).

2. Peneliti membuat kertas undian yang sama bertuliskan pembagian

tempat area yang akan diteliti:

a. Area Kertamukti sampai Ke Cirendeu

b. Area Kampung Utan

c. Area Rempoa

d. Area Sebelum Pasar Jumat

3. Kertas undian yang berisi penyuluhan tersebut di gulung kecil dan di

masukan ke dalam sebuah wadah kecil atau dapat berupa gelas plastik

yang atasnya di tutup rapat dengan kertas dan di lubangi kecil dibagian

permukaannya.

4. Kertas undian yang berisi area yang akan diteliti juga di gulung kecil

dan di masukan ke dalam sebuah wadah kecil atau dapat berupa gelas

plastik yang atasnya di tutup rapat dengan kertas dan di lubangi kecil

dibagian permukaannya

5. Kedua gelas tersebut di kocok secara bersamaan untuk mengetahui

area mana yang diberi intervensi dengan metode ceramah terkait

dermatitis dan pemberian media leaflet dan yang satu area lagi diberi

intervensi dengan media ceramah tidak terkait sama sekali tentang

dermatitis dan tidak diberi media apapun.

Page 94: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

71

6. Diketahui dari hasil pengocokan kertas pembagian area didapatkan

bahwa area yang diberikan intervensi penyuluhan dengan media leaflet

adalah area Kertamukti sampai ke Cirendeu dan area Sebelum Pasar

Jum’at, begitu pun sebaliknya area yang tidak mendapatkan penyuluhan

dengan media leaflet yaitu area Kampung Utan dan area Rempoa

4.5.3. Kegiatan Pre-test

Setelah dilakukan pemilihan kelpompok, pekerja finishing yang

memenuhi kriteria inklusi diberi pengarahan dan selanjutnya dilakuka kegiatan

pre- test. Pekerja yang menjadi responden diminta untuk mengisi data

karakteristik responden (nama, dan nomor telepon) dan harus menjawab 20

pertanyaan seputar penyebab dermatitis dan pencegahannya yang terdapat pada

kuesioner pre-test. Kegiatan ini akan berlangsung selama kurang lebih 10 menit.

4.5.4. Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan selanjutnya yaitu kegiatan penyuluhan. Untuk kelompok

penyuluhan dengan media leaflet, peneliti akan membagikan leaflet kepada

peserta penyuluhan sebelum kegiatan penyuluhan dimulai. Peserta diberi waktu

10 menit untuk membaca leaflet tersebut. Penyuluhan akan dilakukan oleh peneliti

sendiri untuk menghindari perbedaan kualitas penyuluhan dan kualitas hasill

penelitian. Kegiatan penyuluhan akan berlangsung selama 20- 30 menit.

Page 95: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

72

4.5.5. Kegiatan Post-test

Setelah kegiatan penyuluhan selesai, selanjutnya pekerja finishing pada

masing-masing kelompok akan mengikuti kegiatan post-test. Untuk kelompok

penyuluhan dengan media leaflet, sebelum dibagikan kuesioner post-test, leaflet

akan diambil dari peserta penyuluhan dan akan diberikan lagi setelah post-test

selesai. Hal ini dilakukan untuk menghindari peserta mencontek pada leaflet saat

mengerjakan soal post-test.

Pekerja yang menjadi responden diminta untuk mengisi data karakteristik

responden (nama, dan nomor telepon) dan harus menjawab 20 pertanyaan yang

sama seperti soal pre- test seputar penyebab dermatitis dan pencegahannya yang

terdapat pada kuesioner post-test. Kegiatan ini akan berlangsung selama kurang

lebih 10 menit.

4.6.Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis data yakni data primer dan data

sekunder. Data primer penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara terhadap

pekerja finishing mebel kayu serta pengamatan langsung di lapangan dengan

bantuan instrumen penelitian berupa kuesioner. Data primer penelitian berupa

data karakteristik responden, data hasil pre-test dan post-test serta untuk melihat

tingkat pengetahuan. Sedangkan data sekunder didapatkan dari sumber- sumber

dan referensi- referensi lainnya, karena sulit untuk mendapatkan data perusahaan

proses finishing mebel kayu ini merupakan perusahaan informal yang biasanya

Page 96: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

73

tidak memperdulikan adanya laporan bulanan atau tahunan dan yang mencakup

data kecelakaan kerja.

4.7.Pengolahan Data

Pengolahan data penelitian dilakukan melalui beberapa proses yakni :

1. Editing, tahap ini merupakan kegiatan penyuntingan data yang telah terkumpul

dengan cara memeriksa kelengkapan data dan kesalahan pengisian kuesioner

untuk memastikan data yang diperoleh telah lengkap dapat dibaca dengan baik,

relevan, dan konsisten.

2. Coding, setelah melakukan proses editing kemudian dilakukan pengkodean

terhadap setiap variabel sebelum diolah dengan komputer dengan tujuan untuk

memudahkan dalam melakukan analisa data. Data yang dicoding adalah data

pengetahuan sebelum dan sesudah di intervensi dan perubahan pengetahuan

mengenai cuci tangan yang baik dan benar serta intervensi penyuluhan dengan

media leaflet.

Tabel 4.2.

Data yang dicoding

1 Kelompok penyuluhan Kelompok Intervensi 1

Kelompok Kontrol 2

2 Sumber Informasi Pernah 1

Tidak Pernah 2

3 Hubungan Sosial Ya 1

Tidak 2

Page 97: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

74

3. Entry data, tahap ini merupakan proses memasukkan data dari kuesioner ke

dalam komputer untuk kemudian diolah dengan bantuan perangkat lunak

komputer.

4. Cleaning, proses pengecekan kembali dan pemeriksaan kesalahan pada data yang

sudah dientry untuk diperbaiki dan disesuaikan dengan data yang telah

dikumpulkan.

4.8.Tekhnik Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat merupakan suatu analisis untuk mendeskripsikan masing-

masing variabel yang diteliti. Analisis univariat bertujuan untuk mendapat

gambaran distribusi frekuensi dari variabel dependen dan independen. Pada

penelitian ini variabel yang akan dianalisis menggunakan analisis univariat

adalah pengetahuan sebelum penyuluhan pada kelompok intervensi dan

kelompok kontrol serta pengetahuan sesudah penyuluhan pada kelompok

intervensi dan kelompok kontrol

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat merupakan suatu analisis untuk melihat hubungan antara

variabel dependen dan independen. Uji yang dilakukan pada penelitian ini, untuk

melihat ada perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah pada kelompok

intervensi dan kelompok kontrol maka menggunakan Uji T. Uji T yang

digunakan dalam analisis bivariat pada penelitian ini adalah uji beda mean

dependen ( Uji T Dependent ). Menurut Hastono (2001) uji beda mean dependen

Page 98: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

75

(Uji T dependen) digunakan untuk menguji perbedaan mean antara dua

kelompok data yang dependen. Dari uji tersebut diperoleh nilai probabilitas

(Pvalue), lalu dibandingkan dengan nilai = 0,05 (derajat kepercayaan 95%).

Asumsi yang dipakai adalah apabila signifikansi t lebih besar dari tingkat

alpha ( ) yang ditetapkan, maka variable independent tersebut tidak berpengaruh

terhadap variabel dependent atau hipotesis yang diajukan tidak didukung oleh

data. Tetapi sebaliknya apabila nilai signifikansi t lebih kecil dari tingkat alpha

yang digunakan maka data mendukung hipotesis penelitian. Bila Pvalue ≤ 0,05

maka Ho ditolak, perbedaan pengetahuan tentang penyebab dermatitis dan

pencegahannya sebelum dan sesudah intervensi penyuluhan dengan media

leaflet pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol pekerja proses finishing

mebel kayu di Ciputat Timur tahun 2013. Namun sebaliknya bila Pvalue > 0,05

maka Ho gagal ditolak, tidak ada perbedaan pengetahuan tentang penyebab

dermatitis dan pencegahannya sebelum dan sesudah intervensi penyuluhan

dengan media leaflet pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol pekerja

proses finishing mebel kayu di Ciputat Timur tahun 2013. Penelitian akan

menggunakan level of significance (α) = 5%, hal ini didasarkan pada penelitian-

penelitian sebelumnya yang sejenis.

Page 99: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

76

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1.Gambaran Lokasi Penelitian

Tempat yang dijadikan sebagai penelitian ini adalah, semua toko

mebel kayu yang didalamnya ada kegiatan proses finishing yang ada di

Kecamatan Timur. Jumlah toko mebel kayu yang menjadi tempat penelitian

diwilayah Kecamatan Ciputat Timur, sebagai berikut :

1. Area 1 ( Kertamukti dan Cirendeu ) berjumlah 6 toko mebel kayu yang

berjumlah 15 orang

2. Area 2 ( Kampung Utan ) berjumlah 3 toko mebel kayu yang

berjumlah 10 orang

3. Area 3 ( Rempoa ) berjumlah 9 toko mebel kayu yang berjumlah 25

orang

4. Area 4 ( Sebelum Pasar Jumat ) berjumlah 10 toko mebel kayu yang

berjumlah 20 orang

Area 1 dan 4 merupakan area yang diberikan intervensi dengan

metode ceramah terkait dermatitis dan pemberian media leaflet sedangkan

area 2 dan 3 diberi intervensi dengan media ceramah tidak terkait sama

sekali tentang dermatitis dan tidak diberi media apapun. Berdasarkan hasil

observasi penelitian yang dilakukan pada pekerja proses finishing mebel

kayu di Ciputat Timur, pekerja proses finishing mebel kayu yang ada di

Page 100: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

77

keempat area tersebut melakukan beberapa proses kerja diantaranya

pengamplasan/penghalusan mebel, pendempulan mebel jika ada kayu yang

bolong dengan menggunakan wood filler, pemlituran mebel yang

menggunakan wood stain, dimana politur sebagai cat dasar, thinner dan

spirtus yang digunakan sebagai bahan campuran untuk melakukan

pengecatan akhir pada mebel, serta pengkilapan mebel yang merupakah

tahap akhir proses finishing menggunakan bahan sanding melamic clear.

Hampir keseluruhan prasarana cuci tangan yang disediakan di

semua toko dikeempat area tersebut menyediakannya, kebanyakan dari

mereka menyediakan kamar mandi yang berisikan bak dan air keran yang

mengalir, serta sabun yang disediakan adalah sabun batang.

Jumlah total awal responden adalah 82 orang pekerja proses

finishing, akan tetapi saat turun lapangan, didapatkan 70 orang pekerja

yang bersedia untuk menjadi responden penelitian, dikarenakan

kebanyakan dari mereka banyak yang kerja di luar tokonya, dan

kebanyakan dari mereka tidak bekerja lagi setelah libur lebaran. Dengan

jumlah total responden 70 orang, sudah cukup untuk memenuhi sampel

minimum yang berjumlah 14 orang yang diketahui melalui perhitungan

sampel sebelumnya, sehingga berkurangnya responden penelitian tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap hasil penelitian.

Page 101: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

78

5.2. Analisis Univariat

5.2.1. Gambaran Pengetahuan Penyebab Dermatitis dan

Pencegahannya Sebelum diberi Intervensi Penyuluhan

dengan Media Leaflet Pada Pekerja Proses Finishing Mebel

Kayu di Ciputat Timur Tahun 2013

Penelitian ini melihat pengetahuan pekerja tentang

penyebab dermatitis kontak dan pencegahannya . Berikut tabel

5.1 ini dapat dilihat gambaran pengetahuan pekerja finishing

sebelum diberikan intervensi dengan media leaflet

Tabel 5.1.

Gambaran Pengetahuan Mengenai Penyebab Dermatitis dan

Pencegahannya Sebelum diberi Intervensi Penyuluhan

dengan Media Leaflet pada Pekerja Proses Finishing

Mebel Kayu di Ciputat TimurTahun 2013

Kelompok Mean SD Min- Max

Intervensi 3, 02 0,89 0,5 – 4,5

Kontrol 2, 91 1,05 1 - 6

Dari hasil kuesioner dengan skala penilaian dari 0 sampai

10, diketahui bahwa pekerja finishing pada kelompok intervensi

memiliki rata- rata skor pengetahuan responden sebelum

diberikan penyuluhan dengan media leaflet pada kelompok

intervensi adalah 3,02 yang mendapatkan skor terendah 0,5

sebanyak 1 orang dari hasil kuesioner dan skor tertinggi 4,5

Page 102: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

79

sebanyak 1 orang juga. Begitu sebaliknya dari hasil perhitungan,

didapatkan hasil bahwa rata- rata pengetahuan responden sebelum

diberi penyuluhan pada kelompok kontrol adalah 2, 91 dengan

skor terendah 1 sebanyak 2 orang dan skor tertinggi 6 sebanyak 1

orang.

5.2.2. Gambaran Pengetahuan Penyebab Dermatitis dan

Pencegahannya Sesudah diberi Intervensi Penyuluhan

dengan Media Leaflet Pada Pekerja Proses Finishing Mebel

Kayu di Ciputat Timur Tahun 2013

Responden dalam penelitian ini diberikan intervensi

penyuluhan dengan media leaflet. Kelompok intervensi diminta

untuk membaca leaflet yang diberikan oleh peneliti dan diminta

untuk mendengarkan penyuluhan terkait penyebab dermatitis dan

pencegahnnya. Pada kelompok kontrol, responden diminta untuk

mendengarkan penyuluhan selain penyebab dermatitis dan

pencegahannya yaitu terkait keselamatan pekerja pada pekerja

mebel kayu

Page 103: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

80

Tabel 5.2.

Gambaran Pengetahuan Mengenai Penyebab Dermatitis

dan Pencegahannya Sesudah diberi Intervensi

Penyuluhan dengan Media Leaflet pada

Pekerja Proses Finishing Mebel Kayu

di Ciputat TimurTahun 2013

Kelompok Mean SD Min- Max

Intervensi 6,20 1,66 2,5 – 8,5

Kontrol 3,01 1, 03 1 – 6,5

Hasil kuesioner dengan skala penilaian dari 0 sampai 10,

didapatkan hasil bahwa rata- rata pengetahuan responden sesudah

diberikan penyuluhan dengan media leaflet pada kelompok

intervensi adalah 6,20 yang mendapatkan skor terendah 2,5

sebanyak 1 orang dan skor tertinggi 8,5 sebanyak 2 orang. Begitu

sebaliknya dari hasil perhitungan, didapatkan hasil bahwa rata-

rata pengetahuan responden sesudah diberi penyuluhan pada

kelompok kontrol adalah 3,01 dengan skor terendah 1 sebanyak 2

orang dan skor tertinggi 6,5 sebanyak 1 orang.

5.2.3. Sumber Informasi dan Hubungan Sosial

Pada Kuesioner sumber informasi dan hubungan sosial

didapatkan bahwa pekerja tidak pernah mendapatkan sumber

informasi seperti tayangan televisi, radio, internet, koran, majalah

atau sejenis lainnya mengenai penyebab dermatitis dan

Page 104: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

81

pencegahannya. Selain itu juga pekerja tidak pernah mendapatkan

penyuluhan.

Hampir keseluruhan pekerja tidak mendapatkan

informasi dari sanak saudara, tetangga, kerabat mengenai

penyebab dermatitis dan pencegahannya. Maka dapat dipastikan

bahwa pekerja belom pernah terpapar informasi mengenai

penyebab dermatitis dan pencegahnnya.

5.3.Analisis Bivariat

5.3.1. Perbedaan Pengetahuan Penyebab Dermatitis dan

Pencegahannya sebelum dan sesudah diberi Intervensi

Penyuluhan dengan Media Leaflet Pada Kelompok Intervensi

Pekerja Proses Finishing Mebel Kayu di Ciputat Timur

Tahun 2013

Diketahui Hasil uji normalitas yakni 3, 03 bahwa data

berdistribusi normal, Berdasarkan hasil tersebut maka digunakan

uji T Dependent untuk analisis bivariatnya.

Berikut ini dapat diketahui perbedaan pengetahuan

sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan pada kelompok

intervensi pada tabel 5.3

Page 105: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

82

Tabel 5.3.

Perbedaan Pengetahuan Mengenai Penyebab Dermatitis dan

Pencegahannya Sebelum dan Sesudah diberi

Intervensi Penyuluhan dengan Media Leaflet

pada Kelompok Intervensi Pekerja Proses

Finishing Mebel Kayu di Ciputat

TimurTahun 2013

Pengetahuan Mean SD P value N

Pre test 3,028 0,89 0,000 35

Post test 6,200 1,66

Dari hasil tabel 5.3. diatas, diketahui bahwa rata- rata skor

pengetahuan sebelum dilakukannya penyuluhan pada kelompok

intervensi adalah 3,028 dengan standar deviasi 0,89. Sedangkan

rata- rata skor pengetahuan sesudah dilakukannya penyuluhan

pada kelompok intervensi adalah 6,200 dengan standar deviasi 1,

66. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitas ( P value )

sebesar 0,000 artinya pada alpha 5 % terdapat perbedaan rata- rata

skor pengetahuan tentang penyebab dermatitis dan

pencegahannya sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok

intervensi.

Page 106: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

83

5.3.2. Perbedaan Pengetahuan Penyebab Dermatitis dan

Pencegahannya sebelum dan sesudah diberi Intervensi

Penyuluhan dengan Media Leaflet Pada Kelompok Kontrol

Pekerja Proses Finishing Mebel Kayu di Ciputat Timur

Tahun 2013

Diketahui Hasil uji normalitas yakni 2,91 bahwa data

berdistribusi normal, Berdasarkan hasil tersebut maka digunakan

uji T Dependent untuk analisis bivariatnya.

Berikut ini dapat diketahui perbandingan pengetahuan

sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan pada kelompok

kontrol pada tabel 5.4

Tabel 5.4.

Perbedaan Pengetahuan Mengenai Penyebab Dermatitis

danPencegahannya Sebelum dan Sesudah diberi

Intervensi Penyuluhan dengan Media Leaflet

pada Kelompok Kontrol Pekerja Proses

Finishing Mebel Kayu di Ciputat

TimurTahun 2013

Pengetahuan Mean SD P value N

Pre test 2,941 1,05 0,281 35

Post test 3,014 1,04

Dari hasil output uji T dependent pada tabel 5.4. diatas

diketahui bahwa rata- rata skor pengetahuan sebelum

dilakukannya penyuluhan pada kelompok kontrol adalah 2,914

dengan standar deviasi 1,05. Sedangkan rata- rata skor

Page 107: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

84

pengetahuan sesudah dilakukannya penyuluhan pada kelompok

kontrol adalah 3,014 dengan standar deviasi 1,04. Dari hasil uji

statistik diperoleh nilai probabilitas (P value) sebesar 0,281

artinya pada alpha 5 % tidak terdapat perbedaan yang signifikan

rata- rata skor pengetahuan tentang penyebab dermatitis dan

pencegahannya sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok

kontrol.

Page 108: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

85

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1.Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian,antara lain:

1. Lokasi penyuluhan berada di dekat jalan raya sehingga tidak dapat

dihindarkan dari suara bising kendaraan bermotor. Hal ini dapat

menyebabkan sedikit gangguan pada konsentrasi peserta yang akhirnya dapat

mempengaruhi hasil pre dan post test terhadap pengetahuan responden.

2. Pada beberapa responden, penyuluhan dilakukan pada lokasi dan waktu yang

berbeda. Kondisi tersebut terjadi akibat setiap pemilik toko mebel tidak

mengizinkan pekerjanya dikumpulkan dalam satu tempat dan waktu yang

sama.

3. Gambar langkah- langkah pada media leaflet kurang jelas, sehingga membuat

pekerja masih menjawab tertukar pada setiap langkahnya

4. Pada saat pengukuran pengetahuan seharusnya ada jeda waktu selama

seminggu untuk melihat perubahan pengetahuan, tetapi pada penelitian ini

tidak diberi jeda waktu untuk melihat perubahan pengetahuan tersebut.

6.2. Pengetahuan Tentang Penyebab Dermatitis Dan Pencegahannya Sebelum

Intervensi Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol Pekerja

Proses Finising Mebel Kayu di Ciputat Timur Tahun 2013

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan kemampuan

seseorang untuk mengungkapkan kembali apa yang diketahuinya dalam bentuk

bukti jawaban baik lisan, atau tulisan yang merupakan stimulasi dari pertanyaan.

Page 109: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

86

Pengetahuan juga merupakan komponen pembentuk suatu perilaku baru terutama

pada orang dewasa. Dengan pengetahuan, seseorang dapat mempertimbangkan

untuk bersikap dan bertindak (Benjamin S Bloom, 1956)

Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penelitian

sebelum intervensi dan penelitian sesudah intervensi. Pengetahuan sebelum

intervensi tentang penyebab dermatitis dan pencegahannya adalah hal-hal yang

diketahui responden mengenai penyebab dermatitis dan pencegahannya yang

dinilai berdasarkan kemampuan menjawab dengan benar pertanyaan pada

kuesioner sebelum intervensi (Listyowati, 2012). Sedangkan pengetahuan

sesudah intervensi tentang penyebab dermatitis dan pencegahannya adalah hal-

hal yang diketahui responden mengenai penyebab dermatitis dan pencegahannya

yang dinilai berdasarkan kemampuan menjawab dengan benar pertanyaan pada

kuesioner setelah intervensi (Listyowati, 2012).

Berdasarkan hasil kuesioner dengan skala penilaian dari 0 sampai 10

bahwa rata- rata pengetahuan responden sebelum diberikan intervensi

penyuluhan dengan media leaflet pada kelompok intervensi dan kelompok

kontrol mendapatkan skor rendah, yakni 3, 02 untuk kelompok intervensi dan 2,

91 untuk kelompok kontrol. Skor yang rendah ini didapatkan karena mayoritas

pekerja tidak mengetahui tentang penyebab dermatitis dan pencegahannya, dan

keseluruhan dari pekerja tidak pernah mendapatkan penyuluhan mengenai

penyebab dermatitis dan pencegahannya.

Diketahui dari pertanyaan kuesioner pre test soal pilihan ganda, dari total

pekerja 35 orang pada Kelompok Intervensi, banyak responden menjawab benar

Page 110: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

87

pada pertanyaan penelitian mengenai pengertian dermatitis sebanyak 18 orang,

gejala dermatitis sebanyak 8 orang, dampak dermatitis sebanyak 8 orang, jenis

sabun yang digunakan pada saat cuci tangan sebanyak 14 orang, manfaat cuci

tangan sebanyak 14 orang, waktu yang tepat pada saat cuci tangan sebanyak 14

orang. Sedangkan pada kelompok kontrol, banyak yang menjawab benar pada

pertanyaan mengenai pengertian dermatitis sebanyak 16 orang, gejala dermatitis

sebanyak 18 orang, dampak dermatitis sebanyak 18 orang, bahan sarung tangan

yang digunakan sebanyak 14 orang, pengertian cuci tangan yang baik dan benar

sebanyak 12 orang, jenis sabun yang digunakan sebanyak 20 orang, air

digunakan sebanyak 14 orang. Hal ini dikarenakan orang yang menjadi

responden penelitian ini berpendidikan dasar dan status ekonomi yang

mendapatkan penghasilan rendah, jadi sulit bagi mereka untuk mengakses

internet untuk mendapatkan informasi tentang apa itu penyakit dermatitis,

penyebabnya serta pencegahan bagi penyakit ini

Selain itu, pada soal menjodohkan gambar tentang langkah- langkah

mencuci tangan yang baik dan benar; Hampir semua responden pada kelompok

intervensi dan kelompok kontrol ini mayoritas pekerja menjawab salah semua,

karena mayoritas pekerja menjawab asal- asalan. Hampir semua responden pada

setiap langkah- langkah menjawab salah, umumnya responden mengisi langkah 1

adalah gambar A (gambar memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan

kiri dan sebaliknya) seharusnya jawaban yang benar pada langkah 1 terletak pada

gambar C (membasahi tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun).

Selain itu, responden umumnya tertukar antara langkah 2 dan langkah 3. Karena

Page 111: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

88

pekerja berpendapat bahwa yang harus dibersihkan terlebih dahulu adalah

telapak tangan, setelah itu punggung tangan, sehingga responden mengisi

langkah 2 gambar B (menggosok telapak tangan dan sela jari) dan langkah 3

gambar D (menggosok punggung tangan dan sela jari), seharusnya jawaban yang

benar adalah langkah 2 terletak pada gambar D dan langkah 3 terletak pada

gambar B. Pekerja juga tertukar antara langkah 7 dan langkah 8. Hal tersebut

terjadi karena mayoritas pekerja yang salah dalam menjawab pertanyaan ini

dikarenakan sebelumnya pekerja tidak pernah sama sekali mendapatkan

informasi dari keluarga, sahabat, lingkungan, serta media informasi seperti

tayangan televisi, dan semua pekerja juga tidak pernah mendapatkan

penyuluhan mengenai penyebab dermatitis dan pencegahannya. Menurut teori,

paparan informasi (pesan) yang didapatkan dari orang, media, maupun dari

pendidikan seperti penyuluhan (Informan) akan mempengaruhi perubahan pada

pengetahuan seseorang (receiver) (Sarwono, 1997). Oleh sebab itu, mayoritas

pekerja menjawab pertanyaan dengan salah dari pertanyaan penelitian.

Berdasarkan pernyataan diatas, bahwa kelompok intervensi dan

kelompok kontrol memiliki kesamaan pada saat menjawab pertanyaan yang

diberikan peneliti, yaitu sama- sama kurang dalam menjawab di beberapa bagian

pertanyaan penelitian, seperti; Pengetahuan dermatitis, gejala dermatitis, dampak

dermatitis, manfaat mencuci tangan. Kondisi ini bertujuan untuk menghindari

bias informasi. Menurut Murti (2003) menegaskan bahwa sebelum melakukan

penelitian eksperimental hendaknya kondisi kelompok intervensi harus

mempunyai kemampuan yang sebanding ( sama- sama banyak menjawab salah

Page 112: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

89

pada pertanyaan pre test ) dengan kelompok kontrol, kejadian ini dilakukan

untuk menghindari bias pada skor post test.

6.3.Pengetahuan Tentang Penyebab Dermatitis Dan Pencegahannya Sesudah

Intervensi Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol Pekerja

Proses Finising Mebel Kayu di Ciputat Timur Tahun 2013

Pengetahuan sesudah dilakukannya intervensi lebih terlihat lebih tinggi

dibandingkan pengetahuan sebelum dilakukannya intervensi, hal ini bisa terjadi

dikarenakan para pekerja mendapatkan intervensi berupa penyuluhan dengan

bantuan media leaflet. Perbedaan skor rata- rata yang didapatkan antara

kelompok intervensi dan kelompok kontrol cukup jauh berbeda, yakni 6,20 untuk

kelompok intervensi dan 3, 01 untuk kelompok kontrol.

Diketahui pada saat pekerja menjawab petanyaan penelitian, mayoritas

pekerja sebelumnya banyak yang menjawab salah dalam beberapa bagian di

pertanyaan penelitian, akan tetapi setelah diberikannya intervensi penyuluhan

dengan media leaflet mayoritas pekerja menjawab benar. Hal ini bisa terlihat

pada kelompok intervensi, kelompok ini mengalami peningkatan skor setelah

dilakukannya intervensi penyuluhan dengan media leaflet. Sebaliknya, pada

Kelompok Kontrol pekerja tidak mengalami peningkatan, melainkan skor yang

didapat pada saat pertanyaan post test pun mengalami perubahan bahkan

mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan paparan informasi mengenai

penyebab dermatitis dan pencegahnnya tidak mereka dapatkan. Berikut ini dapat

diketahui kenaikan skor pre test dan post test pada soal pilihan ganda yang

dilakukan penyuluhan pada kelompok intervensi pada grafik 6.1 dibawah ini:

Page 113: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

90

Grafik 6.1

Skor Pre test dan Post Test pada Kelompok Intervensi

Dari hasil grafik 6.1 diatas, diketahui bahwa pada Kelompok Intervensi,

mayoritas mengalami peningkatan skor yang signifikan pada soal post test

dari soal pilihan ganda diantaranya; pada pengertian dermatitis terjadi

peningkatan skor pre test dari 18 orang yang menjawab benar menjadi 30

orang yang menjawab benar pada post test, gejala dermatitis terjadi

peningkatan skor pre test dari 8 orang yang menjawab benar menjadi 22

orang yang menjawab benar pada post test, pada penyebab dermatitis terjadi

peningkatan skor pre test dari 24 orang yang menjawab benar menjadi 34

orang yang menjawab benar pada post test, pada bahan APD yang menjadi

pencegahan pada penyakit dermatitis terjadi peningkatan skor pre test dari 24

orang yang menjawab benar menjadi 35 orang yang menjawab benar pada

0

5

10

15

20

25

30

35

Skor Pre Test jawaban yangbenar

Skor Post Test jawaban yangbenar

Page 114: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

91

post test, pada jenis sabun yang digunakan untuk mencuci tangan terjadi

peningkatan skor pre test dari 14 orang yang menjawab benar menjadi 27

orang yang menjawab benar pada post test. Hal tersebut dikarenakan pada

kelompok ini mendapatkan intervensi berupa penyuluhan dengan media

leaflet, oleh sebab itu terjadi peningkatan skor post test dibandingkan skor

pre test.

Menurut teori, peningkatan ini dikarenakan paparan informasi yang

diperoleh dari media leaflet. Informasi atau pesan penyuluhan yang

disampaikan dengan menggunakan media atau alat bantu pendidikan ini

membantu pendidik dalam menyampaikan pesan tersebut agar terlihat

menarik perhatian pada sasaran pendidikan (Notoatmodjo, 2003). Informasi

yang diberikan oleh media leaflet ini karena informasi dapat langsung dibaca

dan dapat dipahami, pada dasarnya isi dari media leaflet ini berupa gambar

dan tulisan sehingga terlihat lebih menarik bagi sasaran pendidikan agar

mempermudah sasaran pendidikan menerima pesan atau informasi. Dengan

demikian fungsi dari media dapat berfungsi untuk mempertinggi daya serap

dan retensi seseorang terhadap materi pembelajaran (Usman,2002).

Pada Pertanyaan penelitian mengenai langkah- langkah mencuci tangan,

hampir seluruh pekerja pada kelompok intervensi menjawab salah dalam

mengurutkan langkah- langkah yang baik dan benar pada saat mencuci

tangan, tetapi pada saat setelah diberikannya penyuluhan kebanyakan pekerja

masih menjawab salah dalam mengurutkan langkah- langkah, dikarenakan

gambar yang tertera pada leaflet ini kurang begitu jelas dan kurang begitu

Page 115: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

92

besar agar pekerja dapat memahami urutan langkah- langkah mencuci tangan

sehingga banyak pekerja yang masih menjawab tertukar pada langkah cuci

tangan. Untuk itu saran bagi penelitian selanjutnya, agar membuat media

yang mudah di baca dengan jelas dan mudah untuk dipahami. Begitupun

sebaliknya pada Kelompok Kontrol tidak terdapat peningkatan skor post test,

berikut terlihat skor pre test dan post test pada soal pilihan ganda yang

dilakukan penyuluhan pada kelompok kontrol pada grafik 6.2 dibawahini:

Grafik 6.2.

Skor Pre test dan Post Test pada Kelompok Kontrol

Dari hasil grafik 6.2 diatas, diketahui bahwa pada Kelompok Kontrol,

mayoritas pekerja tidak mengalami peningkatan skor yang signifikan pada

soal post test dari soal pilihan ganda bahkan mengalami penurunan

0

5

10

15

20

25

Skor Pre Test jawaban yangbenar

Skor Post Test jawaban yangbenar

Page 116: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

93

diantaranya; pada pengertian dermatitis tidak terjadi perubahan skor pre test

dan post test, gejala dermatitis terjadi penurunan skor pre test dari 16 orang

yang menjawab benar menjadi 14 orang yang menjawab benar pada post

test, pada penyebab dermatitis terjadi penurunan skor pre test dari 18 orang

yang menjawab benar menjadi 17 orang yang menjawab benar pada post test,

pada bahan APD yang menjadi pencegahan pada penyakit dermatitis terjadi

peningkatan skor pre test yang tidak besar dari 14 orang yang menjawab

benar menjadi 15 orang yang menjawab benar pada post test, pada jenis

sabun yang digunakan untuk mencuci tangan dan manfaat dari mencuci

tangan tidak terjadi perubahan skor pre test dan post test sama sekali. Hal

tersebut dikarenakan pada kelompok ini mendapatkan intervensi dengan

ceramah dan tidak diberi media leaflet, oleh sebab itu tidak terjadi

peningkatan skor post test bahkan tidak terjadi perubahan antara skor pre test

dan post test.

Pada Pertanyaan penelitian mengenai langkah- langkah mencuci tangan,

hampir seluruh pekerja menjawab salah dalam mengurutkan langkah-

langkah yang baik dan benar pada saat mencuci tangan, tetapi pada saat

setelah diberikannya penyuluhan kebanyakan pekerja makin menjawab asal

asalan dalam mengurutkan langkah- langkah, dikarenakan gambar yang

tertera pada leaflet ini kurang begitu jelas dan kurang begitu besar agar

pekerja dapat memahami urutan langkah- langkah mencuci tangan. Untuk itu

saran bagi penelitian selanjutnya, agar membuat media yang mudah di baca

dengan jelas dan mudah untuk dipahami.

Page 117: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

94

Dilihat dari hasil skor kuesioner sebelum pekerja mendapatkan intervensi

dengan hasil skor kuesioner sesudah pekerja mendapatkan intervensi, bahwa

pekerja yang mendapatkan intervensi berupa penyuluhan dengan media

leaflet lebih dapat meningkatkan pengetahuan penyebab dermatitis dan

pencegahannya dibandingkan dengan kelompok kontrol.

6.4.Perbedaan Pengetahuan Tentang Penyebab Dermatitis Dan Pencegahannya

Sebelum Dan Sesudah Intervensi Penyuluhan Pada Pekerja Proses Finising

Mebel Kayu Antara Kelompok Intervensi Dengan Kelompok Kontrol

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan kemampuan

seseorang untuk mengungkapkan kembali apa yang diketahuinya dalam bentuk

bukti jawaban baik lisan, atau tulisan yang merupakan stimulasi dari pertanyaan.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang (overt behaviour). Pengukuran pengetahuan

dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi

materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo,

2007).

Diketahui Rata- rata nilai pre test pengetahuan pekerja pada kelompok

intervensi adalah 3,028 dan post test rata-rata nilai pengetahuan adalah 6,200.

Hasil rata-rata nilai pengetahuan responden menunjukan peningkatan yang

cukup besar yaitu peningkatan mencapai 3,172. Peningkatan nilai tersebut

menunjukkan adanya perbedaan rata- rata skor pengetahuan tentang penyebab

dermatitis dan pencegahannya sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok

Page 118: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

95

intervensi (P=0,000;α = 0,05). Sebaliknya rata- rata nilai pre test pengetahuan

pekerja pada kelompok kontrol adalah 2,941 dan post test rata-rata nilai

pengetahuan adalah 3, 014. Hasil rata-rata nilai pengetahuan responden

menunjukan peningkatan sedikit hanya mengalami peningkatan 0,073.

Peningkatan nilai tersebut menunjukkan tidak adanya perbedaan rata- rata skor

pengetahuan tentang penyebab dermatitis dan pencegahannya sebelum dan

sesudah intervensi pada kelompok kontrol (P=0,0281 ≥ α = 0,05). Berikut grafik

perbedaan mean skor pre dan post test pengetahuan pada kelompok intervensi

dan kelompok kontol, terlihat pada grafik 6.3 di bawah ini:

Grafik 6.3.

Mean Skor Pengetahuan

0

1

2

3

4

5

6

7

Sebelum Intervensi Sesudah Intervensi

Mean Skor PengetahuanKelompok Kontrol

Mean Skor PengetahuanKelompok Intervensi

Page 119: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

96

Dari hasil gambar 6.3 di atas, diketahui bahwa pada kelompok intervensi

mengalami peningkatan rata- rata antara sebelum dilakukannya intervensi

dengan sesudah dilakukannya intervensi yang signifikan sebesar 3,172,

sedangkan pada kelompok kontrol hanya mengalami peningkatan rata- rata

hanya sebesar 0,073.

Hasil analisis perbedaan pengetahuan pada kelompok intervensi sebelum

dan sesudah, pemberian pendidikan kesehatan menunjukkan adanya perbedaan

yang bermakna. Demikian juga dengan hasil analisis perbedaan antara kelompok

intervensi dan kelompok kontrol dihasilkan adanya perbedaan yang signifikan.

Hasil ini menunjukkan, bahwa intervensi pendidikan kesehatan yang dilakukan

dengan singkat akan berdampak positif dalam meningkatkan pengetahuan

seseorang.( Fauziah, 2012 )

Peningkatan tersebut diartikan sebagai hasil dari pendidikan kesehatan

dengan pemberian penyuluhan dengan alat bantu berupa media leaflet. Menurut

Notoatmodjo (2005) salah satu kegiatan pendidikan kesehatan adalah suatu

kegiatan pemberian informasi atau pesan berupa penyuluhan dari pemberi pesan

kepada penerima pesan yang tersampaikan, akan membuat peningkatan

pengetahuan dan merubah sikap seseorang tentang kesehatan dengan tujuan

merubah perilaku manusia secara individu, kelompok ataupun masyarakat agar

lebih baik lagi dalam menciptakan perilaku sehat (Notoatmodjo,2005).

Penyuluhan kesehatan diartikan sebagai kegiatan pendidikan kesehatan yang

dilakukan dengan menyebarkan pesan ataupun informasi, sehingga masyarakat

mengetahui dan mengerti untuk bisa melakukan anjuran- anjuran yang ada

Page 120: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

97

hubungannya dengan kesehatan (Machfoed, 2007). Adapun tujuan dari

pendidikan kesehatan dengan metode penyuluhan adalah meningkatkan

pengetahuan seseorang. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian Fauziah

(2012) tentang "Pengaruh Pendidikan Kesehatan Singkat tentang Nutrisi

Prakonsepsi terhadap Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Konsumsi Makanan Sehat

Wanita Pranikah" menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna pada

pengetahuan (p=0,001), sikap (p=0,039), dan praktik (p=0,000) sebelum dan

sesudah intervensi, dikarenakan adanya jarak atau rentang waktu selama

seminggu seseorang mendapatkan sumber informasi yang pendek pada saat

pengukuran antara pengaruh pendidikan terhadap pengetahuan sikap dan praktik,

akan mempengaruhi pemahaman dan kemampuan ingatan sesorang dalam

menerima informasi pendidikan tersebut

Menurut Notoatmodjo (2003) untuk mendapatkan hasil yang efektif pada

peningkatan pengetahuan diperlukan alat bantu media, adapun fungsi dari media

itu adalah membantu pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan dan

untuk menarik perhatian sasaran pendidikan. Pemilihan dan penggunaan alat

bantu media merupakan salah satu komponen yang penting dilakukan, dengan

tujuan agar membantu penggunaan indera sebanyak- banyaknya. Seseorang

mendapat pengetahuan melalui panca inderanya, dimana sebagian besar

diperoleh melalui indera penglihatan (mata) yaitu sebesar 83% dan indera

pendengar (telinga) yaitu sebesar 11%, sedangkan sisanya melalui indera perasa

1%, indera peraba 2%, dan indera penciuman 3% (Depkes RI, 2008,

Notoatmodjo, 2003,). Dengan penggunaan leaflet, informasi yang disampaikan

Page 121: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

98

melalui mata lebih banyak, sehingga informasi akan lebih mudah diterima oleh

pekerja sebagai sasaran pendidikan.

Penyebarluasan informasi penggunaan media pendidikan kesehatan

seperti booklet, poster, leaflet dalam penelitian pendidikan kesehatan telah

banyak dilakukan dan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan. Hal ini

sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Setyowati (2005) di Jepara

menunjukkan bahwa setelah diberikan pendidikan kesehatan dengan media

leaflet, pengetahuan kelompok intervensi meningkat secara bermakna dibanding

kelompok kontrol, dikarenakan penelitian di bidang pendidikan kesehatan yang

dilakukan ini menunujukkan bahwa kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif

dan mudah meningkatkan pengetahuan, apabila pendidikan kesehatan ini

dibantu dengan alat peraga atau alat bantu media pendidikan kesehatan Hal ini

juga sejalan dengan hasil penelitian Koshi dan Vijayalaxmi (2009) tentang

perangkat pendidikan kesehatan nutrisi untuk meningkatkan sikap diet dan

pengetahuan, menyatakan bahwa pendidikan kesehatan dengan media booklet

dan metode diskusi efektif meningkatkan pengetahuan, dikarenakan pengukuran

pada pengetahuan dan sikap yang dilakukan dengan penggabungan antara

pemberian metode dan pemberian alat bantu media pendidikan kesehatan, akan

sangat efektif dalam peningkatan pengetahuan seseorang dalam menerima

informasi atau pesan yang disampaikan oleh pendidik.

Page 122: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

99

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1.KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai kejadian

dermatitis kontak pada pekerja proses finishing mebel kayu di Ciputat Timur,

dapat disimpulkan bahwa:

1. Gambaran pengetahuan pekerja finishing sebelum diberikan intervensi

dengan media leaflet bahwa:

a. Kelompok Intervensi: rata- rata skor pengetahuan responden sebelum

diberikan penyuluhan dengan media leaflet pada kelompok intervensi

adalah 3,02

b. Kelompok Kontrol: rata- rata pengetahuan responden sebelum diberi

penyuluhan pada kelompok kontrol adalah 2, 91

2. Gambaran pengetahuan pekerja finishing sesudah diberikan intervensi

dengan media leaflet bahwa:

a. Kelompok Intervensi: rata- rata skor pengetahuan responden sesudah

diberikan penyuluhan dengan media leaflet pada kelompok intervensi

adalah 6,20

c. Kelompok Kontrol: rata- rata pengetahuan responden sesudah diberi

penyuluhan pada kelompok kontrol adalah 3,01

3. Adanya Perbedaan pengetahuan tentang penyebab dermatitis dan

pencegahannya sebelum dan setelah diberikan intervensi penyuluhan dengan

media leaflet pada kelompok intervensi pekerja proses finishing mebel kayu

Page 123: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

100

4. Tidak Adanya Perbedaan pengetahuan tentang penyebab dermatitis dan

pencegahannya sebelum dan setelah diberikan intervensi penyuluhan dengan

media leaflet pada kelompok kontrol pekerja proses finishing mebel kayu

7.2. SARAN

1. Bagi Pengelola Mebel Kayu

a. Dianjurkan untuk menyediakan sarana dan prasarana personal hygiene

yang sesuai dan terjangkau oleh pekerja saat bekerja, seperti

menyediakan air keran yang mengalir dan sabun pencuci tangan yang

sesuai dan penyediaan sarana pencuci tangan yang dekat dengan pekerja.

b. Dianjurkan untuk meningkatkan disiplin pekerja dengan menerapkan

aturan yang mengharuskan pekerja menjaga personal hygiene dengan

baik dan melakukan pengawasan terhadap berjalannya aturan tersebut.

c. Dianjurkan untuk meningkatkan disiplin pekerja dengan menerapkan

aturan yang mengharuskan pekerja untuk menggunakan alat pelindung

diri (sarung tangan) dengan baik dan melakukan pengawasan terhadap

berjalannya aturan tersebut.

d. Dianjurkan untuk menyediakan alat pelindung diri yang berupa sarung

tangan vinyl dan neoprene untuk melindungi tangan pekerja saat kontak

dengan bahan kimia.

2. Bagi Pekerja

a. Dianjurkan untuk menjaga personal hygiene yang baik dengan cara

mencuci tangan secara baik dan benar pada saat sebelum dan sesudah

Page 124: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

101

bekerja, setelah bersentuhan dengan bahan kimia atau bahan yang

digunakan pada saat proses finishing kayu, saat berpindah proses kerja.

b. Dianjurkan untuk menggunakan alat pelindung diri yang berupa sarung

tangan vinyl dan neoprene untuk melindungi tangan saat kontak dengan

bahan kimia.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Disarankan agar pada saat pembuatan media, media dapat mudah dibaca

dengan jelas dan mudah untuk dipahami.

b. Disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai pengaruh

leaflet terhadap perubahan sikap pekerja.

c. Disarankan untuk melakukan pengukuran pengetahuan dari melihat jeda

waktu selama seminggu.

d. Disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai kelayakan

media leaflet sehingga dapat lebih menarik lagi terhadap peningkatan

pengetahuan, sikap dan, perilaku pekerja dalam penyebab dermatitis dan

pencegahannya.

Page 125: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

DAFTAR PUSTAKA

Afifah, Niswah. Faktor- Faktor yang berhubungan dengan kejadian dermatitis kontak pada

pekerja proses finishing meubel kayu di wilayah ciputat timur tahun 2012. Skripsi.

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta

Asnita. 2001. Hubungan Faktor Sosiodemografi Dengan Pengetahuian Dan Sikap Tenaga Kerja

Indonesia Tentang HIV/ AIDS. Skripsi. Universitas Indonesia. Depok

Astono, Sudidan Sudarja, Herliani. 2002. Penyakit Kulit di Kalangan Tenaga Kerja

Industri Plywood di Propinsi Kalimantan Selatan. Program Pasca Sarjana Hiperkes Medik

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Cermin Dunia Kedokteran No 136.

Azwar, S. (2007). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Bloom, Benjamin S. 1956. Taxonomy Of Educational Objectives. London: Longmans, Green and

Co Ltd

Depkes RI. 2004. Pengembangan Media Promosi Kesehatan. Jakarta: Depkes RI

Depkes RI. 2007. Pedoman Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan fasilitas

pelayanan kesehatan lainnya : kesiapan mengahadapi emerging infectious disease”.

Jakarta: Depkes RI

Depkes RI. 2008. Field Book Metode dan Media Promosi Kesehatan. Jakarta: Depkes RI

Dirjen PPM & PL. 2003. Panduan Penggunaan Media Penyuluhan. Jakarta: Departemen

Kesehatan RI

Page 126: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

Djuanda Adhi. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 5 Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan

Kelamin. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta

Djunaedi H, Lokananta MD. 2003. Dermatitis Kontak Akibat Kerja, Majalah Kesehatan

Masyarakat Indonesia Nomor 3 volume 31.

Efendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam Keperawatan.

Salemba Medika : Jakarta

Ernasari. 2012. Pengaruh Penyuluhan Dermatitis Kontak Terhadap Pengetahuan dan Sikap

Perajin Tahu di Kelurahan Mabar Kecamatan Medan Deli Tahun 2011. Tesis. Universitas

Sumatera Utara

Fauziah. 2012. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Nutrisi Prakonsepsi Terhadap Tingkat

Pengetahuan, Sikap, Dan Praktik Konsumsi Makanan Sehat Wanita Pranikah. Tesis.

Universitas Indonesia

Fewtrell, lorna, et al. 2005. Water, sanitation, and hygiene interventions to reduce diarrhea in less

developed countries: a systematic review and meta analysis. The kancet infectious

diseases, vol. 5, issue 1;42-52. Also, Curtis, v. and cairncross, s. 2003. “ effect of washing

hands with soap on diarrhea risk I the community; A systematic review”. The Lancent

Infectious Diseases, vol. 3, may 2003, pp 275-281.

Firdaus U. 2003. Dermatitis Kontak Akibat Kerja: Penyakit Kulit Akibat Kerja Terbanyak di

Indonesia. Majalah Kesehatan Masyarakat, Vol. II no.5.

Fredberg I.M, et all. 2003. Fitzpatrick’s Dermatology In General Medicine. 6th Ed, McGraw-

Hill Professional, New York.

Fregert, Sigfird. Contact Dermatitis (Manual of Contact Dermatitis). Yayasan Essentia Medika.

Yogyakarta. 1988.

Page 127: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

Hayakawa, R. 2000. Contact Dermatitis. Med.Sci. Nagoya.

Heri, Maulana. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC

Herman, Susilowati. 1990. Penggunaan Leaflet Dalam Pendidikan Gizi Dan Pengaruhnya

Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Gizi, 39- 46:

Bogor

Hudyono J. 2002. Dermatosis akibat kerja. Majalah Kedokteran Indonesia, November

Humayda, Lisdayanti 2010, Gambaran Perilaku Mencuci Tangan Pada Kaeyawan Penjamah

Makanan Di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Rsud Sekarwangi, Cibadak,

Kabupaten Sukabumi Tahun 2009. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. 2009

Hurlock, E.B. 1999. Psikologi Perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan.

Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama

Isnaini. 2011. Efektifitas Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Pekerja Tentang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Tesis. Universitas Indonesia

Joshi, N., and Vijayalaxmi, KG. (2009). Nutritional education tool to improve overall diaetary

attitude and knowledge among young women. J Hum Ecol, 25(3): 187-191.

Khomsan, Ali. 2000. Teknik Pengukuran Pengetahuan Gizi. Institut Pertanian Bogor 1- 35 :

Bogor

Listyowati, Dewi. 2012. Pengaruh Intervensi Promosi Kesehatan Terhadap Pengetahuan, Sikap,

dan Praktek Cuci Tangan Pakai Sabun Pada Siswa Kelas 5 di SDN Pengasinan IV Kota

Bekasi Tahun 2012. Skripsi. Universitas Indonesia

Machfoedz, Ircham. 2007. Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan. Yogyakarta:

Fitramaya

Page 128: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

Maesaroh, Siti. 2009. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua, Lingkungan Sekolah dan

Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XI IPS

di MAN Kota Blitar. Tesis. UIN malang

Markkannen, Pia K. 2004. Kertas Kerja 9: Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Indonesia.

Filipina: ILO Subregional Office for South-East Asia and the Pasific

Michael, J. A. 2005. Dermatitis, Contact, Emedicine; www.emedicine.com, Diakses

Notoatmodjo, Soekidjo, 1993. Ilmu Kesehatan Masyarakat : Prinsip-Prinsip Dasar..

PT. Rineka Cipta : Jakarta

Middlebrook. 1974. Social psychology and Modern Life. New York: Alfred Knopf, Inc

Murti, B.2003. Prinsip dan Metodologi Riset Epidemiologi. Ed. Kedua, Jilid Pertama,

Yogyakarta; Gajah Mada University Press.

Nafisa, Muhammad Hasan. 2010. Keefektifan Promosi Kesehatan Terhadap Peningkatan

Pengetahuan Kelelahan Kerja Pada Pekerja bagian Pelipatan di PT. Karya Toha

Putra Semarang.Skripsi. Universitas Negeri Semarang

Nina, Eka. 2007. Hubungan Faktor- Factor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Dengan Tingkat

Pengetahuan Remaja Tentang Perubahan Perilaku Fisik Dan Psikososial Pada Masa

Pubertas Di SMU Negeri 2 Medan. Skripsi. Universitas Sumatera Utara

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. PT ASDI MAHASATY :

Jakarta

, 2005. Promosi Kesehatan : Teori Dan Aplikasi. PT. Rineka Cipta :

Jakarta

. 2007. Promosi Kesehatan. Rhineka Cipta : Jakarta

Page 129: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

, 2010. Promosi Kesehatan dan Aplikasi. Rhineka Cipta : Jakarta

Nurazizah, Dhiena. 2012. Pengaruh Penyuluhan Melalui Media KIE Mengenai ASI Eksklusif

dan IMD Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil di Kelurahan Pengasinan, Kecamatan

Sawangan Depok Tahun 2011. Skripsi. Universitas Indonesia

Partogi, Donna. 2008. Dermatitis Kontak Iritan. Medan: Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan

Kelamin FK USU

Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia

(PERDOSKI).2009.http://www.perdoski.org/index.php/public/information/news-

detail/17 tanggal 28 April 2013.

Rosyari, Fitri Nur Afrianthie. 2008. Perbedaan Pengaruh Intervensi Penyuluhan Antara Media

Kartu Berjodoh Dengan Media Lembar Balik Terhadap Peningkatan Pengetahuan Gizi

Dan Faktor Yang Berhubungan Pada Ibu Balita Di Kecamatan Babelan, Kabupaten

Bekasi Tahun 2008. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ruhdiat, Rudi. 2006. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Dermatitis

Kontakakibat Kerja Pada Pekerja Laboratorium Kimia Di PT Sucofindo Area Cibitung

Bekasi Tahun 2006. Tesis. Universitas Indonesia.

Saraswati, Mila dan Ida Widaningsih. 2008. Be Smart IPS. Bandung: Grafindo Media Pratama

Sarwono, S, W. 2006. Psikologi Remaja. Raja Grafindo Persada : Jakarta

Setyowati, A. (2005). Pengaruh leaflet ispa / pnemonia terhadap perilaku (pengetahuan, sikap

dan praktek) ibu bayi / balita dan kader tentang penatalaksanaan kasus ispa di kabupaten

Jepara.Http://www.dinkesjatengprov.go.id/dokumen/litbang/kumpulan_abstrak.pdf.

Diperoleh tanggal 10 September 2013.

Page 130: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

Siregar, RS. 1996. Dermatosis Akibat Kerja. Bagian/SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin

Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya/Rumah Sakit Umum Pusat, Palembang.

Cermin Dunia Kedokteran Vol 107.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta 114- 116 : Bandung

Suma’mur. 1996. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT Toko Gunung Agung

Suma’mur. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES). Jakarta: Sagung Seto

Supardi, Sudibyo. 2002. Pengaruh Metode Ceramah Dan Metode Leaflet Terhadap Pengobatan

Sendiri Yang Sesuai Aturan Untuk Keluhan Demam, Sakit Kepala, Batuk Dan Pilek.

Disertasi. Universitas Indonesia : Depok

Suraya, Rani. 2011. Pengaruh Penyuluhan Dengan Metode Ceramah Dan Leaflet Terhadap

Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Pola Pemberian Makanan Pendamping Asi (Mp

Asi) Pada Anak 6-24 Bulan Di Desa Pantai Gemi Kecamatan Stabat Kabupaten

Langkat Tahun 2011. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

Suri, Sufyan. 2009. Pengaruh Penyuluhan Flu Burung Terhadap Peningkatan Pengetahuan,

Sikap, dan Praktik Penceghan Flu Burung Pada Siswa SDN Cisalak I Tahun 2009.

Tesis. Universitas Indonesia

Suryani, Febria. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Dermatitis Kontak pada

Pekerja Bagian Processing dan Filling Di PT.Cosmar Indonesia. Tahun 2011. Skripsi.

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Taylor S, Sood A. 2003. Occupational Skin Diseases. In : Fritzpatricks et al, editors

Dermatology in General Medicine 6 th ed. New York : Mc Graw Hill Book co.

Usman, Basyiruddin. 2002. Media Pembelajaran. Ciputatpers: Jakarta

Page 131: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

World Health Organization (WHO). 2005. WHO Guidelines on Hand Hygiene in Health Care

(Advance Draft): A Summary. Switzerland: WHO Press.

Wulan,Wita. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan Ibu Hamil di RSU

Dr. Pirngadi Medan. Skripsi. USU

Page 132: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

LAMPIRAN

Page 133: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

Lampiran 1

Kuesioner Pre Test dan Post Test

1. Kuesioner Pre Test

KUESIONER PRE-TEST

PENGETAHUAN TENTANG POTENSI BAHAYA DAN PENANGGULANGAN

DERMATITIS

Nama :

No.Telp/HP :

A. Berilah tanda silang (x) pada pilihan A, B, C, atau D yang menurut Anda tepat

1. Dermatitis atau eksim adalah peradangan kulit biasanya terjadi di .....

a. Tangan, Lengan bawah, dan wajah

b. Lengan bawah, tangan, dan kaki

c. Kaki, wajah, dan lengan bawah

d. Tangan, wajah, dan kaki

2. Gejala dermatitis atau eksim yaitu .....

a. Gatal, panas di kulit, kulit merah, bengkak, tangan kesemutan

b. Permukaan kulit bergelembung, bengkak, kesemutan, tangan kaku

c. Kulit merah, gatal, panas di kulit, bengkak, permukaan kulit bergelembung

d. Bengkak, permukaan kulit bergelembung, kulit merah, tangan kaku, tangan kesemutan

3. Penyebab dermatitis ( eksim ) pada pekerja proses finishing mebel kayu adalah …..

a. Cat kayu, air hujan, dan thinner ( bahan pencampuran ) yang mengenai tangan dan tidak

dibersihkan dengan benar

b. Air panas, sanding melamic, dan wood stain ( pewarnaan ) yang mengenai tangan dan

tidak dibersihkan dengan benar

c. Cat kayu, sanding melamic, dan wood filler ( pendempulan )yang mengenai tangan dan

tidak dibersihkan dengan benar

d. Air Kobokan, Air Hujan, dan thinner ( bahan pencampuran ) yang mengenai tangan dan

tidak dibersihkan dengan benar

Page 134: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

4. Berikut ini merupakan dampak dermatitis (eksim ), yaitu …..

a. Penurunan pendapatan

b. Meningkatnya hari tidak masuk kerja

c. A dan B Benar

d. A dan B Salah

5. Dermatitis ( eksim ) dapat dicegah dengan menggunakan sarung tangan dan mencuci tangan

dengan menggunakan .....

a. Air kobokan dan sabun colek

b. Air kobokan dan sabun mandi

c. Air selang dan sabun colek

d. Air selang dan sabun mandi

6. Bahan sarung tangan yang cocok digunakan untuk pekerja proses finishing mebel kayu

yaitu ....

a. Kulit

b. Karet

c. Plastik

d. Asbes

7. Cuci tangan yang baik dan benar adalah aktivitas membersihkan bagian .....

a. Telapak tangan, Punggung tangan, dan jari,

b. Telapak tangan, punggung tangan, dan kuku

c. Punggung tangan, jari, dan kuku

d. Telapak tangan, punggung tangan, dan lengan bawah

8. Sabun yang tepat digunakan untuk mencuci tangan adalah sabun …..

a. mandi cair

b. mandi batang

c. colek

d. detergen

9. Yang diperlukan untuk cuci tangan yang baik dan benar yaitu .....

a. Sabun detergen, air kobokan, dan lap

b. Sabun detergen, air selang, dan lap

c. Sabun mandi, air selang, dan lap

d. Sabun mandi, air kobokan dan lap

10. Air yang digunakan untuk mencuci tangan adalah air mengalir yang bersih. Ciri-ciri air yang

bersih yaitu …..

a. Berwarna Kekuningan, tidak berasa, tidak berbau

b. Tidak berwarna, tidak berasa, berbau endapan kayu

c. Tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau

d. Berwarna putih, tidak berasa, berbau endapan kayu

Page 135: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

11. Berikut ini Manfaat cuci tangan bagi penyakit dermatitis ( eksim ) yaitu…..

a. Membersihkan bahan melamic yang menempel di kulit tangan

b. Memboroskan sabun dan air yang digunakan pada saat mencuci tangan

c. Mencegah penularan penyakit

d. Mencegah penyebaran bakteri dan kuman

12. Waktu yang tepat untuk mencuci tangan adalah,

a. Setelah bersentuhan dengan bahan melamic

b. Saat berpindah proses kerja

c. Semua benar

d. Semua salah

B. Urutkanlah langkah-langkah cuci tangan yang baik dan benar dengan gambar yang

sesuai di sebelah kanan

1. Langkah 1 [.....]

2. Langkah 2 [.....]

3. Langkah 3 [.....]

4. Langkah 4 [.....]

5. Langkah 5 [.....]

a.

b.

c.

e.

d.

Page 136: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

2. Kuesioner Post Test

KUESIONER POST-TEST

PENGETAHUAN TENTANG POTENSI BAHAYA DAN PENANGGULANGAN

DERMATITIS

Nama :

No.Telp/HP :

A. Berilah tanda silang (x) pada pilihan A, B, C, atau D yang menurut Anda tepat

1. Dermatitis atau eksim adalah peradangan kulit biasanya terjadi di .....

a. Tangan, Lengan bawah, dan wajah

b. Lengan bawah, tangan, dan kaki

c. Kaki, wajah, dan lengan bawah

d. Tangan, wajah, dan kaki

2. Gejala dermatitis atau eksim yaitu .....

a. Gatal, panas di kulit, kulit merah, bengkak, tangan kesemutan

b. Permukaan kulit bergelembung, bengkak, kesemutan, tangan kaku

c. Kulit merah, gatal, panas di kulit, bengkak, permukaan kulit bergelembung

d. Bengkak, permukaan kulit bergelembung, kulit merah, tangan kaku, tangan kesemutan

7. Langkah 7 [.....]

8. Langkah 8 [.....]

6. Langkah 6 [.....]

f.

h.

g.

Page 137: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

3. Penyebab dermatitis ( eksim ) pada pekerja proses finishing mebel kayu adalah …..

a. Cat kayu, air hujan, dan thinner ( bahan pencampuran ) yang mengenai tangan dan tidak

dibersihkan dengan benar

b. Air panas, sanding melamic, dan wood stain ( pewarnaan ) yang mengenai tangan dan

tidak dibersihkan dengan benar

c. Cat kayu, sanding melamic, dan wood filler ( pendempulan )yang mengenai tangan dan

tidak dibersihkan dengan benar

d. Air Kobokan, Air Hujan, dan thinner ( bahan pencampuran ) yang mengenai tangan dan

tidak dibersihkan dengan benar

4. Berikut ini merupakan dampak dermatitis (eksim ), yaitu…..

a. Penurunan pendapatan

b. Meningkatnya hari tidak masuk kerja

c. A dan B Benar

d. A dan B Salah

5. Dermatitis ( eksim ) dapat dicegah dengan menggunakan sarung tangan dan mencuci tangan

dengan menggunakan .....

a. Air kobokan dan sabun colek

b. Air kobokan dan sabun mandi

c. Air selang dan sabun colek

d. Air selang dan sabun mandi

6. Bahan sarung tangan yang cocok digunakan untuk pekerja proses finishing mebel kayu yaitu

.....

a. Kulit

b. Karet

c. Plastik

d. Asbes

7. Cuci tangan yang baik dan benar adalah aktivitas membersihkan bagian .....

a. Telapak tangan, Punggung tangan, dan jari,

b. Telapak tangan, punggung tangan, dan kuku

c. Punggung tangan, jari, dan kuku

d. Telapak tangan, punggung tangan, dan lengan bawah

8. Sabun yang tepat digunakan untuk mencuci tangan adalah sabun …..

a. mandi cair

b. mandi batang

c. colek

d. detergen

Page 138: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

9. Yang diperlukan untuk cuci tangan yang baik dan benar yaitu .....

a. Sabun detergen, air kobokan, dan lap

b. Sabun detergen, air selang, dan lap

c. Sabun mandi, air selang, dan lap

d. Sabun mandi, air kobokan dan lap

10. Air yang digunakan untuk mencuci tangan adalah air mengalir yang bersih. Ciri-ciri air yang

bersih yaitu …..

a. Berwarna Kekuningan, tidak berasa, tidak berbau

b. Tidak berwarna, tidak berasa, berbau endapan kayu

c. Tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau

d. Berwarna putih, tidak berasa, berbau endapan kayu

11. Berikut ini Manfaat cuci tangan bagi penyakit dermatitis ( eksim ) yaitu…..

a. Membersihkan bahan melamic yang menempel di kulit tangan

b. Memboroskan sabun dan air yang digunakan pada saat mencuci tangan

c. Mencegah penularan penyakit

d. Mencegah penyebaran bakteri dan kuman

12. Waktu yang tepat untuk mencuci tangan adalah,

a. Setelah bersentuhan dengan bahan melamic

b. Saat berpindah proses kerja

c. Semua benar

d. Semua salah

B. Urutkanlah langkah-langkah cuci tangan yang baik dan benar dengan gambar yang

sesuai di sebelah kanan

1. Langkah 1 [.....]

2. Langkah 2 [.....]

3. Langkah 3 [.....]

a.

b.

c.

Page 139: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

4. Langkah 4 [.....]

5. Langkah 5 [.....]

7. Langkah 7 [.....]

8. Langkah 8 [.....]

6. Langkah 6 [.....]

f.

h.

e.

g.

d.

Page 140: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

Lampiran 2

Kuesioner Sumber Informasi dan Hubungan Sosial

KUESIONER SUMBER INFORMASI DAN HUBUNGAN SOSIAL

Nama :

No.Telp/HP :

1. Apakah sebelumnya Anda pernah mendapatkan informasi tentang penyakit

dermatitis dan pencegahannya (penggunaan sarung tangan dan cuci tangan

yang baik dan benar)?

a. Pernah, dari (Jawaban boleh lebih dari satu)

1) Keluarga

2) Teman

3) Penyuluhan sebelumnya

b. Tidak pernah

2. Apakah Anda dengan keluarga/teman/tetangga pernah membicarakan

mengenai :

Ya Tidak

Penyakit dermatitis (eksim)

Penggunaan sarung tangan di tempat kerja

Mencuci tangan yang baik dan benar

3. Apakah dari media seperti TV, radio, koran, internet (google, twitter,

facebook,dsb), Anda pernah mendapatkan informasi mengenai:

Ya Tidak

Penyakit dermatitis (eksim)

Penggunaan sarung tangan di tempat kerja

Mencuci tangan yang baik dan benar

Page 141: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

Lampiran 3

Uji Rekap Media

Angket Penilaian Media

PERBEDAAN PENGETAHUAN ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH INTERVENSI

PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB

DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA PADA PEKERJA

PROSES FINISHING MEBEL KAYU

DI CIPUTAT TIMUR TAHUN 2013

INFORMED CONSENT

Assalamualaikum Wr. Wb

Saya Nur’azizaturrahmah, mahasiswi Kesehatan Masyarakat Peminatan K3 Universitas Islam Negeri Jakarta. Saat ini saya sedang

melakukan penilaian media pembelajaran yang akan digunakan dalam tugas akhir (skripsi). Atas perhatian dan kerjasama saudara saya

ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Page 142: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

ANGKET PENILAIAN MEDIA “LEAFLET”

Nama :

No.HP :

Email :

Isilah kolom keterangan dengan tanda silang (X) pada kolom Ya atau Tidak sesuai dengan teori yang Anda pernah pelajari.

* Jika mengisi kolom Tidak, harap mengisi kolom Saran

No. Pertanyaan Keterangan Saran

Ya Tidak*

1. Apakah anda mengerti informasi yang ada dalam media?

2. Apakah informasi dalam media memberikan pengetahuan

bagi anda?

3. Apakah pesan yang tertuang dalam media memberikan

kesinambungan informasi?

4. Apakah ada kata-kata yang tidak dipahami?

5. Apakah bahasa yang digunakan di dalam media leaflet

cukup jelas?

6. Apakah anda mengalami kesulitan dalam membaca

Page 143: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

informasi di media leaflet?

7. Apakah hurufnya terlalu kecil bagi anda?

8. Apakah gambar pada media leaflet ini mudah terlihat?

9. Apakah gambar-gambar yang ditampilkan menarik

perhatian Anda?

10. Apakah gambar yang ditampilkan terlalu banyak?

11. Apakah warna-warna dalam media leaflet menarik bagi

anda?

12. Apakah penempatan teks dan gambar sudah sesuai?

Page 144: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

Lampiran 4

Hasil Rekap Uji Media

Mahasiswa 1 Mahasiswa 2 Mahasiswa 3 Mahasiswa 4 Laboran

Apakah anda mengerti

informasi yang ada

dalam media?

Ya Ya bahasa dermatitis lebih

disederhanakan dengan

menggunakan bahasa sehari –

hari.

Sebaiknya lebih diperjelas

keterkaitan antara tujuan

penelitian dan maksud

pembuatan leaflet.

Informasi yang terkandung

didalam leaflet harus lebih

diperkaya lagi, karena

leaflet tidak memerlukan

gambar yang banyak.

(menurut saya bentuk

leaflet bukan seperti ini,

leaflet biasanya hanya

berisi 1 atau 2 gambar saja,

ini lebih cendurung seperti

brosur, terlalu banyak

gambar yang digunakan)

Ya

Apakah informasi dalam

media memberikan

pengetahuan bagi anda?

Ya Ya Ya Masih kurang banyak

pengetahuan yang harusnya

diberikan.

Ya

Apakah pesan yang

tertuang dalam media

memberikan

kesinambungan

informasi?

Ya Setiap gambar

yang ada di

perjelas dengan

kata-kata biar

tidak terjadi

ambiguitas

Kalau tujuan materinya hanya

memberikan informasi sekilas

tentang penyakit dan

Jika ingin memberikan

pengetahuan kepada

pekerja di pabrik tahu

sebaiknya isi yang

terkandung di dalam media

diberikan keterkaitan

dengan keadaan yang ada di

dalam pabrik tahu itu

sendiri sehingga ada

Di judul tambahin gambar

pekerja proses finishing

kayu supaya jelas

sasarannya siapa

Page 145: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

kesinambungan informasi.

Apakah ada kata-kata

yang tidak dipahami?

Lebih

menggunakan

bahasa yang

awam yg dapat

di ketahui oleh

semua lapisan

masyarakat

seperti kata

dermatitis,

mungkin ada

bahasa yang

masyarakat

awam lebih

mengenal

penyakit ini

dengan nama

lain

Mungkin

dermatitisnya

ada penjelasan

secara definisi

masyarakat

awam

Bahasa dermatitis lebih

disederhanakan dengan

menggunakan bahasa sehari –

hari. Dan untuk penyebab dan

dampak, seharusnya ada

sedikit penjelasan setidaknya 1

kalimat. Contoh pendapatan

berkurang, apa hubungannya

dengan dermatitis.

Bahasa dermatitis lebih

disederhanakan dengan

menggunakan bahasa sehari

– hari. Dan untuk penyebab

dan dampak, sebaiknya

ditambahkan penjelasan

lagi setidaknya 1 kalimat.

Contoh pendapatan

berkurang, apa

hubungannya dengan

dermatitis.

Tidak

Apakah bahasa yang

digunakan di dalam

media leaflet cukup

jelas?

Ya Ya Ya Ya Ya

Apakah anda mengalami

kesulitan dalam

membaca informasi di

media leaflet?

Tidak Terkait

penjelasan

gambar

mungkin di beri

tanda gambar

1.1 jadi ketika

menjelaskan

bisa tidak

pusing gambar

mana yang di

Untuk sasaran dengan

pendidikan di bawah SMP

sepertinya kurang sampai.

bahasa yang digunakan juga

harus disesuaikan dengan

tingkat pendidikan para

pekerja. Ambil pendidikan

yang terendah agar dapat

lebih mudah dimengerti

oleh sasaran.

Tidak

Page 146: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

maksud

Apakah hurufnya terlalu

kecil bagi anda?

ukuran huruf

pada bagian

penyejalasan

lebih

diperbesar

Pada sub judul

lebih di

tebalkan.

Huruf monoton,

font d buat

menarik dan

ukuran di

sesuaikan

dengan gambar

( hampir sama

besarnya atau

setengah dari

gambar)

Ya Gunakan font yang agak

besar, sebaiknya huruf

kapital semua, dan di bold

agar lebih jelas.

Fontnya tidak serasi,

spasinya tidak sama

Subjudul tujuan cuci

tangan kenapa tidak di

tulis kayak gini “ apa

sih tujuan mencuci

tangan?” kayak yang

tulisan “apa itu

dermatitis?”

Ada beberapa tulisan

yang di Bold

Apakah gambar pada

media leaflet ini mudah

terlihat?

Ya Ya Ya Kurangi jumlah gambar

yang ada di dalam media.

Semakin banyak gambar

semakin sedikit informasi

yang bisa dimasukkan.

Ya

Apakah gambar-gambar

yang ditampilkan

menarik perhatian Anda?

Ya Ya (ada baiknya

ada gambar

orisinal dan

coba di perhalus

border

gambarnya

Ya Ya Untuk judul lebih eye

catching biar menarik

Gambarnya kotak-

kotak terkesan kaku

Nomor gambar

langkah- langkah,

warna kotaknya jangan

hitam

Apakah gambar yang

ditampilkan terlalu

banyak?

Tidak (sudah

sesuai dengan

penjelasan)

Tidak

(Sebenarnya

cukup cuman

lebih di perjelas

maksud dari

gambarnya)

Sudah ideal jumlah gambar

yang ditampilkan

Ya Subjudul waktu cuci

tangan, kenapa tidak di

tambahin ada gambar

jamnya

Page 147: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

Apakah warna-warna

dalam media leaflet

menarik bagi anda?

Ya Warna masih

kurang, terlihat

monoton dan

standar leaflet

biasa yang ada

Hurufnya terlalu datar

warnanya

Warna untuk huruf lebih

diperkaya lagi, misalnya

dengan warna ungu, pink,

dll.

Tulisan dan warna

backgroundnya

diperhatikan, biar jelas

kebacanya, gak samar

Apakah penempatan teks

dan gambar sudah

sesuai?

Seharusnya

pada bagian

muka, tidak

hanya

tercantumlogo

uin saja tetapi

judul dari

leaflet tersebut

juga di

cantumkan

pada bagian

muka leaflet

ini.

Terkait

penjelasan

gambar

mungkin di beri

tanda gambar

1.1 jadi ketika

menjelaskan

bisa tidak

pusing gambar

mana yang di

maksud

Ya Cukup kurangi jumlah

gambar yang digunakan.

Banyakin lagi gambarnya

Page 148: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

Lampiran 5

Leaflet Sebelum Uji Rekap Media

1. Leaflet 1

Page 149: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA
Page 150: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

2. Leaflet 2

Page 151: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA
Page 152: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

Lampiran 6

Leaflet Sesudah Uji Rekap Media

Page 153: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA
Page 154: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

Lampiran 7

OUTPUT ANALISIS DATA

Univariat

1. Gambaran Pengetahuan sebelum dan sesudah pada Kelompok Intervensi

Frequencies

Statistics

Pretest Posttest Perubahan Pretest2 Posttest2 Perubahan2

N Valid 35 35 35 35 35 35

Missing 0 0 0 0 0 0

Mean 3.0286 6.2000 3.1714 1.37 1.06 1.09

Median 3.0000 6.5000 3.0000 1.00 1.00 1.00

Mode 3.50 8.00 3.00 1 1 1

Std. Deviation .89066 1.65920 1.57622 .490 .236 .284

Minimum .50 2.50 .50 1 1 1

Maximum 4.50 8.50 6.00 2 2 2

Page 155: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

Pretest

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0.5 1 2.9 2.9 2.9

1.5 2 5.7 5.7 8.6

2 3 8.6 8.6 17.1

2.5 7 20.0 20.0 37.1

3 5 14.3 14.3 51.4

3.5 9 25.7 25.7 77.1

4 7 20.0 20.0 97.1

4.5 1 2.9 2.9 100.0

Total 35 100.0 100.0

Posttest

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2.5 1 2.9 2.9 2.9

3 1 2.9 2.9 5.7

4 5 14.3 14.3 20.0

4.5 1 2.9 2.9 22.9

5 1 2.9 2.9 25.7

5.5 3 8.6 8.6 34.3

6 5 14.3 14.3 48.6

Page 156: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

2. Gambaran Pengetahuan sebelum dan sesudah pada Kelompok Kontrol

Frequencies

Statistics

Pretest Posttest Perubahan Pretest2 Posttest2 Perubahan2

N Valid 35 35 35 35 35 35

Missing 0 0 0 0 0 0

Mean 2.9143 3.0143 .1000 1.49 1.83 1.91

Median 3.0000 3.0000 .0000 1.00 2.00 2.00

Mode 2.50 2.50 .00 1 2 2

Std. Deviation 1.05361 1.03955 .53961 .507 .382 .284

Minimum 1.00 1.00 -1.00 1 1 1

Maximum 6.00 6.50 1.50 2 2 2

6.5 4 11.4 11.4 60.0

7 1 2.9 2.9 62.9

7.5 5 14.3 14.3 77.1

8 6 17.1 17.1 94.3

8.5 2 5.7 5.7 100.0

Total 35 100.0 100.0

Page 157: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

Pretest

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 2 5.7 5.7 5.7

2 7 20.0 20.0 25.7

2.5 8 22.9 22.9 48.6

3 7 20.0 20.0 68.6

3.5 6 17.1 17.1 85.7

4 2 5.7 5.7 91.4

4.5 1 2.9 2.9 94.3

5.5 1 2.9 2.9 97.1

6 1 2.9 2.9 100.0

Total 35 100.0 100.0

Posttest

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 1 2.9 2.9 2.9

1.5 1 2.9 2.9 5.7

2 4 11.4 11.4 17.1

2.5 10 28.6 28.6 45.7

3 8 22.9 22.9 68.6

3.5 5 14.3 14.3 82.9

4 2 5.7 5.7 88.6

Page 158: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

4.5 2 5.7 5.7 94.3

5 1 2.9 2.9 97.1

6.5 1 2.9 2.9 100.0

Total 35 100.0 100.0

Bivariat

1. Uji Normalitas Data Pada Kelompok Intervensi

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pretest Posttest

N 35 35

Normal Parametersa Mean 3.0286 6.2000

Std. Deviation .89066 1.65920

Most Extreme Differences Absolute .187 .155

Positive .109 .108

Negative -.187 -.155

Kolmogorov-Smirnov Z 1.109 .916

Asymp. Sig. (2-tailed) .171 .372

a. Test distribution is Normal.

Page 159: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

2. Uji Normalitas Data Pada Kelompok Kontrol

NPar Tests

3. Uji T- Dependent ( Perbedaan Pengetahuan sebelum dan sesudah diberi intervensi penyuluhan dengan media leaflet pada

kelompok Intervensi )

T-Test

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 Pretest - Posttest -3.17143 1.57622 .26643 -3.71288 -2.62998 -11.903 34 .000

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pretest Posttest

N 35 35

Normal Parametersa Mean 2.9143 3.0143

Std. Deviation 1.05361 1.03955

Most Extreme Differences Absolute .153 .191

Positive .153 .191

Negative -.136 -.139

Kolmogorov-Smirnov Z .907 1.131

Asymp. Sig. (2-tailed) .383 .155

a. Test distribution is Normal.

Page 160: NUR’AZIZATURRAHMAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26508/1/NUR... · INTERVENSI PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET TENTANG PENYEBAB DERMATITIS DAN PENCEGAHANNYA

4. Uji T- Dependent ( Perbedaan Pengetahuan sebelum dan sesudah diberi intervensi penyuluhan dengan media leaflet pada

kelompok kontrol )

T-Test

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 Pretest - Posttest -.10000 .53961 .09121 -.28536 .08536 -1.096 34 .281