nl-5.pdf

4
dan dan Sarana Informasi Kesehatan Masyarakat Oktober 2012 EDISI V Penanggung Jawab Dr.Wistianto Wisnu, MPH (Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA) Redaktur Sundoyo, SH, MKM, M. Hum (Kepala Bagian Hukum, Organisasi dan Humas) Editor Enizarti, SKM, MKM (Kepala Sub Bagian Humas) Redaktur Pelaksana: Sakri Sab’atmaja, SKM, M.Si Anang Subur, SKM, MPH Entos Zaenal, SP. MPHM Dr. Yuli Fahrianti Dr. Yunita Rina Sari S Rosidi Roslan, SIP, SKM, MPH Drg. Shally Barina, MKM Danti Kamalia Sari, SH Tries Yuliastuti, SKM TIM REDAKSI Dian Hardiani, S.Kom Suharjono, S.Sos, MAB Joko Prawoto, BSc Ema Puspita Wulandari, S.Sos Nurkhalida, SKM Vindi Ayu Apriliani, S.Kom Elyta Imawati Warastuti, STP Wina Setiany Dwi Suswanto 9 772 086 7 8 7 8 3 7 KEMENTERIAN KESEHATAN RI Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA Newsletter Permasalahan kesehatan sesuai masalah kesehatan yang perkotaan khususnya kelompok dihadapi. Penyediaan sarana masyarakat miskin yang tinggal di kesehatan yang sesuai dengan kawasan pemukiman kumuh, sangat tuntutan dan kebutuhan terkait dengan keterlibatan lintas masyarakat, pembangunan jejaring sektor. Masalah kesehatan yang kerjasama antara stakeholders, muncul merupakan dampak dari peningkatan peran serta pembangunan yang kurang masyarakat harus menjadi berwawasan kesehatan, sehingga k o m i t m e n b e r s a m a u n t u k p e n i n g k a t a n k e s e h a t a n meningkatkan derajat kesehatan masyarakatnya pendekatannya tidak masyarakat setinggi-tingginya. hanya fokus pada pelayanan Penyelenggaraan kesehatan semata serta hanya kesehatan difokuskan pada upaya menekankan kondisi sehat atau sakit terpadu dengan lintas sektor terkait fisik secara medis saja, tetapi kepada melalui forum kota untuk seluruh aspek yang mempengaruhi peningkatan kesehatan di kawasan kesejahteraan masyarakat termasuk kumuh/miskin perkotaan. sarana dan prasarana lingkungan Berkenaan dengan hal tersebut, fisik serta perilaku hidup bersih dan Kementerian Kesehatan RI perlu sehat di tempat dimana mereka membuat suatu model tinggal. penyelenggaraan peningkatan Mengingat banyaknya kesehatan di kawasan kumuh determinan kesehatan di perkotaan, miskin perkotaan. maka perlu dilakukan pendekatan PENGEMBANGAN MODEL PENYELENGGARAAN PENINGKATAN KESEHATAN DI KAWASAN KUMUH MISKIN PERKOTAAN PENGEMBANGAN MODEL PENYELENGGARAAN PENINGKATAN KESEHATAN DI KAWASAN KUMUH MISKIN PERKOTAAN Penilaian Perusahaan Calon Penerima Penghargaan Dibidang Kesehatan Pekan ASI Sedunia (World Breastfeeding Week) contoh lingkungan yang tidak sehat di kawasan perkotaan karena kurang kesadaran tentang kesehatan lingkungan

Transcript of nl-5.pdf

Page 1: nl-5.pdf

dan dan Sarana Informasi Kesehatan Masyarakat

ISS

N

Oktober 2012EDISI V

Penanggung JawabDr.Wistianto Wisnu, MPH

(Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA) Redaktur

Sundoyo, SH, MKM, M. Hum(Kepala Bagian Hukum, Organisasi dan Humas)

EditorEnizarti, SKM, MKM

(Kepala Sub Bagian Humas)

Redaktur Pelaksana:Sakri Sab’atmaja, SKM, M.SiAnang Subur, SKM, MPHEntos Zaenal, SP. MPHMDr. Yuli FahriantiDr. Yunita Rina Sari SRosidi Roslan, SIP, SKM, MPHDrg. Shally Barina, MKMDanti Kamalia Sari, SHTries Yuliastuti, SKM

TIM REDAKSIDian Hardiani, S.KomSuharjono, S.Sos, MABJoko Prawoto, BScEma Puspita Wulandari, S.SosNurkhalida, SKM Vindi Ayu Apriliani, S.KomElyta Imawati Warastuti, STP Wina SetianyDwi Suswanto

97720867

87

83

7

KEMENTERIAN KESEHATAN RIDirektorat Jenderal Bina Gizi dan KIA

Newsletter

Permasalahan kesehatan sesuai masalah kesehatan yang perkotaan khususnya kelompok dihadapi. Penyediaan sarana masyarakat miskin yang tinggal di kesehatan yang sesuai dengan kawasan pemukiman kumuh, sangat t u n t u t a n d a n k e b u t u h a n terkait dengan keterlibatan lintas masyarakat, pembangunan jejaring sektor. Masalah kesehatan yang kerjasama antara stakeholders, muncul merupakan dampak dari p e n i n g k a t a n p e r a n s e r t a p e m b a n g u n a n y a n g k u r a n g masyaraka t ha rus men jad i berwawasan kesehatan, sehingga k o m i t m e n b e r s a m a u n t u k p e n i n g k a t a n k e s e h a t a n meningkatkan derajat kesehatan masyarakatnya pendekatannya tidak masyarakat setinggi-tingginya. hanya fokus pada pelayanan P e n y e l e n g g a r a a n kesehatan semata serta hanya kesehatan difokuskan pada upaya menekankan kondisi sehat atau sakit terpadu dengan lintas sektor terkait fisik secara medis saja, tetapi kepada m e l a l u i f o r u m k o t a u n t u k seluruh aspek yang mempengaruhi peningkatan kesehatan di kawasan kesejahteraan masyarakat termasuk k u m u h / m i s k i n p e r k o t a a n . sarana dan prasarana lingkungan Berkenaan dengan hal tersebut, fisik serta perilaku hidup bersih dan Kementerian Kesehatan RI perlu sehat di tempat dimana mereka m e m b u a t s u a t u m o d e l tinggal. penyelenggaraan peningkatan

M e n g i n g a t b a n y a k n y a kesehatan di kawasan kumuh determinan kesehatan di perkotaan, miskin perkotaan.maka perlu dilakukan pendekatan

PENGEMBANGAN MODEL PENYELENGGARAAN PENINGKATAN

KESEHATAN DI KAWASAN KUMUH MISKIN PERKOTAAN

PENGEMBANGAN MODEL PENYELENGGARAAN

PENINGKATAN KESEHATAN DI KAWASAN

KUMUH MISKIN PERKOTAAN

Penilaian Perusahaan Calon

Penerima Penghargaan

Dibidang Kesehatan

Pekan ASI Sedunia

(World Breastfeeding Week)

contoh lingkungan yang tidak sehat di kawasan perkotaan karena kurang kesadaran tentang kesehatan lingkungan

Page 2: nl-5.pdf

NEWSLETTER EDISI V / Oktober 2012

2

Perkotaan oleh Direktorat Perkotaan Kemendagri, serta Rencana Kegiatan Model Penyelenggaraan Peningkatan Kesehatan di Pemukiman Kawasan Kumuh Miskin Perkotaan oleh Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga.

Dalam sambutan Direktur Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga, dr. Asjikin Iman H. Dachlan, MHA disampaikan bahwa penyelenggaraan peningkatan kesehatan di kawasan pemukiman dan masyarakat miskin perkotaan sangat dibutuhkan dan diharapkan dapat menurunkan angka kematian bayi, balita dan anak serta angka kematian ibu (AKI), dan perbaikan status gizi anak dan keluarga, sehingga perlu ditingkatkan pemerataan dan mutu pelayanannya.

Pada bidang kesehatan titik berat diletakkan pada pembinaan dan pelayanan kesehatan dasar, sebagai upaya terpadu, yang diselenggarakan melalui

Berkenaan dengan hal tersebut, Kementerian puskesmas dengan jejaringnya dan balai pengobatan Kesehatan RI perlu membuat suatu model lainnya serta berbagai jenis pelayanan kesehatan penyelenggaraan peningkatan kesehatan di kawasan yang dilakukan baik oleh perguruan tinggi, LSM kumuh miskin perkotaan. termasuk pihak swasta. Pelayanan kesehatan rujukan

Dalam rangka peningkatan kesehatan di di kawasan pemukiman kumuh/pinggir perkotaan juga kawasan kumuh/miskin perkotaan, Direktorat Bina tetap dibutuhkan melalui rumah sakit kabupaten/kota. K e s e h a t a n K e r j a d a n O l a h r a g a t e l a h Penyelesaian terhadap masalah kesehatan menyelenggarakan Pertemuan Pemantapan masyarakat perkotaan hendaknya tidak sama dengan Pengembangan Model Penyelenggaraan Peningkatan pendekatan yang dilakukan di perdesaan. Idealnya Kesehatan di Kawasan Kumuh Miskin Perkotaan yang penanganan masalah kesehatan masyarakat di diselenggarakan di Bogor pada tanggal 27 – 29 perkotaan dipayungi dalam suatu sistem kesehatan September 2012. Pertemuan dihadiri oleh dari peserta kota. Dimana dalam sistem tersebut terlihat jelas lintas program, lintas sektor, akademisi serta peran dan fungsi serta keterkaitannya antara penanggung jawab kesehatan perkotaan di dinas komponen pemerintah, sektor swasta, dan provinsi dan kota. Pertemuan ini merupakan pertemuan masyarakat untuk menuju Kota Sehat. awal dalam pengembangan model di lima kota yaitu Medan, Serang, Bandung, surabaya dan Makasar sebagai implementasi kegiatan sesuai Inpres No. 1 Tahun 2010 tentang perencanaan Pelaksanaan Pembangunan Nasonal dan Kepres No. 10 tahun 2010 tentang Tim Koordinasi Peningkatan dan Perluasan Program Pro Rakyat dan kegiatan pembinaannya yang diketuai oleh Kementerian Pekerjaan Umum.

Pertemuan ini bertujuan untuk teridentifikasinya masalah kesehatan di kawasan kumuh/miskin perkotaan; terwujudnya peningkatan peran serta dan pemberdayaan masyarakat di kawasan kumuh/miskin perkotaan; ser ta te rse lenggaranya model pengembangan penyelenggaraan peningkatan kesehatan di kawasan kumuh/miskin perkotaan.

Materi yang disampaikan dalam pertemuan yaitu: Kebijakan dalam Peningkatan Kesehatan di Pemukiman Kawasan Kumuh Perkotaan oleh Diharapkan hasil pertemuan ini dapat Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga; memberikan kontribusi yang penting dalam Implementasi Kegiatan Program PNPM Perkotaan Plus mengkoordinasikan, merencanakan, melaksanakan oleh Direktorat Pengembangan Pemukiman dan mensinergikan Upaya Kesehatan Perkotaan, Kementerian Pekerjaan Umum; Kebijakan Bappenas khususnya di kawasan kumuh dan miskin perkotaan pada Kawasan Pemukiman Kumuh/Miskin Perkotaan serta dapat meningkatkan derajat kesehatan oleh Direktorat Perkotaan dan Pedesaan Bappenas; masyarakat di kawasan kumuh/miskin perkotaan Pelatihan bagi Puskesmas di Kawasan Kumuh melalui keterpaduan penyelenggaraan pelayanan dari Perkotaan oleh BBPK Cilandak; Kebijakan Kemendagri masing-masing sektor terkait yang berkualitas, dalam Pengendalian Kawasan Kumuh/Miskin di bermutu dan terjangkau

Kawasan kumuh di perkotan yang perlu di benahi terutama di bidang kesehatan nya

contoh lingkungan kumuh yang sanitasi dan kebersihan nya tidak terawat

Page 3: nl-5.pdf

3

Sarana ruang ASI pada setiap perusahaan sudah memnuhi standar antara lain terdapat lemari es, wastafel ( air mengalir ), sabun dan lap tangan, tempata s a m p a h , p e n e r a n g a n c u k u p s e r t a b u k u register.Program CSR perusahaan adalah bakti social ke masyarakat sekitar ( pengobatan gratis, donor darah , ke Posyandu )

Dalam rangka Hari Kesehatan Nasional bulan Nopember, Direktur Bina Kesehatan Kerja mempunyai program memberikan penghargaan bidang kesehatan kepada perusahaan yang mempunyai pekerja perempuan. Kegiatan ini yang dinilai antara lain, jaminan pelayanan kesehatan reproduksi dari ibu hamil, melahirkan sampai menyusui. Tersedianya dokter, bidan dan perawat, dan kerjasama atau koordinasi dengan Dinkes maupun puskesmas setempat. Kebijakan ASI eksklusif sampai pendataan pekerja wanita menikah dan hamil serta pemanfaatan ruang ASI dan lain-lain.Dari kunjungan ke tiga perusahaan yang dinilai,

Presentasi dari PT. KMK Global Sport II untuk fasilitas klinik kesehatan masing – masing sudah mengenai klinik kesehatan dan kebijakan2nya baik. memadai. Tenaga dokter dan medis perusahaan serta Pada kunjungan lapangan di ruang laktasi hanya ada 1 pembinaan dari Dinkes Propinsi, Dinkes Kab/kota botol susu. Buku regristasi kelihatannya baru disalin. maupun puskesmas setempat sesuai program., Ketiga perusahaan yang di nilai, klinik, paramedis dan Mengingat luasnya pabrik, mungkin hanya letak klinik ruang kantin sudah cukup memadai untuk menampung yang agak jauh.ribuan pekerja..Presentasi dari PT Asia Dwi Mitra sesuai Pelayanan kesehatan reproduksi di tempat dengan yang ada di lapangan. Karena mereka memang kerja, tiga perusahaan tersebut sudah juga benar-benar melaksanakan.melaksanakan. Dari pelayanan kehamilan, KB,

pemeriksaan papsmear, pemberian tablet tambah darah ( tablet Fe), Imunisasi TT pada ibu hamil serta melaporkan secara berkala ke pimbina wilayah setempat ( puskesmas/dinkes ). Untuk pemeriksaan papsmear rata-rata dilakukan pada momen acara tertentu.

Kebijakan – kebijakan perlindungan terhadap pekerja hamil secara tertulis juga ada. Contoh tidak memperkerjakan pada tempat bising, bahan kimia, lama berdiri, memberikan cuti hamil, makanan tambahan dan lain-lain. Ada perusahaan yang memberikan kelonggaran pada bumil untuk pulang lebih awal 1 jam. Pekerja hamil diberi tanda dengan pita, maupun pin yang berwarna terang. Tempat antri makan sampai tempat BAB disediakan secara khusus. Biaya persalinan ada yang di cover 100% ada yang sesuai

Presentasi dari PT. Ching Luh Indonesia plafon dari perusahaan. Untuk menambah gairah terpapar dengan bagus untuk bidang kesehatan. pekerja setelah cuti melahirkan menggunakan ruang Tampak ruang klinik yang luas dan nyaman, namun memerah ASI, selain penyuluhan juga diberikan hadiah untuk penggunaan ruang laktasi hanya ada 4 ( empat ) sebagai duta ASI award.kunjungan (Joko Prawoto Setditjen Bina Gizi dan KIA)

Penilaian Perusahaan Calon Penerima Penghargaan

Dibidang Kesehatan

NEWSLETTER EDISI V / Oktober 2012

Tempat penyimpanan ASI perah di dalam lemari es yang telah di sediakan oleh perusahan

Foto : Joko P

Pin kuning penanda di setiap pekerja yang sedang hamil

Foto : Joko P

Page 4: nl-5.pdf

Ibu Menkes juga menyoroti beberapa faktor penyebab rendahnya cakupan ASI eksklusif di Indonesia. Data Riset Fasilitas Kesehatan Dasar 2011 mengungkapkan bahwa baru sekitar 40% Rumah Sakit yang melaksanakan Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi sebagai penerapan 10 Langkah Keberhasilan Menyusui. Selain itu, hasil rapid assessment 2010 menemukan banyak Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta menerima sponsor dan hadiah berupa sampel susu formula, tas kit, kalender, ballpoint, blok note, Kartu Status Anak dan bentuk lainnya yang melemahkan upaya peningkatan ASI Eksklusif. Dilain sisi, Menkes mengungkapkan penyebarluasan informasi di antara petugas kesehatan dan masyarakat ternyata juga belum optimal.

sekitar 60% masyarakat tahu informasi tentang ASI dan baru ada sekitar 40 % tenaga kesehatan

Jakarta 19/09/2012. "Pemberian ASI eksklusif terlatih yang bisa memberikan konseling menyusui. adalah hak ibu dan anak. Jika kita tidak dapat Melihat kenyataan ini, Menkes mengajak berbagai memberikannya, itu artinya kita merampas hak ibu dan lapisan masyarakat untuk mendukung para ibu agar anak," tegas Menkes. Pekan ASI Sedunia (World mau memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Serta Breastfeeding Week) yang diperingati setiap tahun pada peran dari para ayah juga sangat penting dalam minggu pertama Agustus telah sampai pada peringatan keberhasilan menyusui. Kewajiban memberikan ASI yang ke-20 tahun ini, tema global yang diangkat adalah seringkali kurang mendapat dukungan dari pihak Understanding the Past, Planning for the Future. suami. Para istri juga ada yang takut payudaranya akan Sedangkan perayaan acara puncak Pekan ASI Sedunia 'turun' karena menyusui bayinya. "Kami melihat bapak-(PAS) 2012 di Indonesia mengambil tema “Maknai masa bapak kurang mau terlibat dalam pemberian ASI lampau demi kemajuan masa depan” dengan slogan kepada anaknya, pokoknya itu adalah masalah “Menyusui adalah Hak Ibu dan Anak”. Kegiatan yang perempuan. Oleh karena itu, suami juga perlu dilakukan di Balai Kartini ini dibuka secara resmi oleh Ibu dilibatkan dalam promosi ASI eksklusif ini," kata Menkes dr. Nafsiah Mboy, Sp.A. Menkes. Pihak perusahaan dan kantor-kantor

Dalam sambutannya, beliau mengemukakan cakupan pemberian ASI Eksklusif di Indonesia masih rendah dan menunjukkan perkembangan yang sangat lambat. Di tengah rendahnya kecukupan ASI ini, kabupaten Klaten di Jawa Tengah memberikan angin segar.

Lewat penerapan Peraturan Daerah dan peningkatan kapasitas petugas kesehatan, kabupaten Klaten berhasil meraih angka kecukupan ASI Eksklusif .."Kabupaten Klaten merupakan salah satu contoh nyata komitmen pemerintah daerah yang kuat untuk mensukseskan program ASI Eksklusif. Cakupan ASI Eksklusif di Kabupaten Klaten meningkat dari 24% pada tahun 2007 menjadi 76% pada tahun 2011.” Menkes juga mengungkapkan apresiasinya terhadap daerah yang telah mencoba menyusun regulasi daerah tentang ASI, misalnya adalah Provinsi Sulawesi Selatan, NTB dan J a w a B a r a t . pemerintahan juga dihimbau agar menyediakan ruang “Data Susenas 2010 menunjukkan bahwa baru laktasi khusus untuk ibu menyusui. 33,6% bayi kita mendapatkan ASI, tidak banyak perbedaan dengan capaian di negara lain di Asia Tenggara," ungkap Menkes.

( Setditjen Bina Gizi dan KIA)

Vindi Ayu Apriliani -

Pekan ASI Sedunia

(World Breastfeeding Week)

NEWSLETTER EDISI V / Oktober 2012

4

Foto bersama Ibu Menkes

Foto : Vindi A

Sambutan Direktur Bina Gizi tentang pentingnya ASI Ekslusif

Foto : Vindi A