nilai nilai dasar ekonomi syariah
Transcript of nilai nilai dasar ekonomi syariah
DASAR-DASAR EKONOMI ISLAM
11
Rabu
Jan 2012
Posted by perjuangan ekonomi islam in Kajiana Ekonomi Islam ≈ 1 Komentar
A. Islam dan Ekonomi (Hubungan Islam dengan Ekonomi)
Ekonomi adalah pengetahuan tentang peristiwa dan persoalan yang berkaitan dengan upaya manusia secara perseorang ataupun kelompok dalam memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas yang dihadapkan pada sumber yang terbatas.
Tujuan dari manusia dalam memenuhi kebutuhannya atas barang dan jasa adalah untuk mencapai kesejahteraan (weel being). Sedangkan Islam harus diyakini sebagai jalan hidup dan agar dipahami secara utuh. Kelengkapan Islam yaitu nikmat Allah meliputi segala soal hidup yang merupakan suatu kesatuan yang satu tidak dapat dipisahkan dengan yang lain.
Ciri-ciri Islam:
1. Kafah (sempurna)
2. Islam mencakup seluruh aspek kehidupan
Dan agama Islam itu diturunkan untuk kebahagiaan dunia dan akherat (kemaslahatan):
1. Menjaga agama
2. Menjaga jiwa
3. Menjaga akal
4. Menjaga keturunan
5. Menjaga harta
Jadi hubungan Islam dengan ekonomi adalah Islam itu diturunkan untuk kebahagiaan dunia dan akherat. Sedangkan kebahagiaan manusia di dunia salah satunya adalah kebutuhan akan barang dan jasa terpenuhi (kesejahteraan) dan dari Islam salah satunya adalah menjaga harta, sehingga dalam ekonomi agama Islam sangat diperlukan karena berkaitan dengan tujuan manusia.
B. Definisi Ruang Lingkup dan Masalah Dasar Ekonomi Islam
1. Ekonomi Islam adalah pengetahuan dan penerapan hukum syari’ah untuk mencegah terjadinya ketidakadilan atas pemanfaatan dan pembuangan sumber-sumber material dengan tujuan untuk memberikan kepuasan manusia dan melakukannya sebagai kewajiban kepada Allah dan masyarakat.
2. Ekonomi Islam menurut M. Nejatullah Siddiqi adalah “Pemikiran Muslim” yang merespon terhadap tantangan ekonomi pada masanya. Dalam hal ini mereka dibimbing oleh al-Qur’an dan sunnah beserta akal dan pengalamannya.
3. Ekonomi Islam menurut Syekh Nawab Helder Naqul adalah Ekonomi Islam merupakan representasi perilaku muslim dalam suatu masyarakat tertentu.
4. Ekonomi Islam menurut M.A. Manan adalah Ekonomi Islam merupakan suatu studi sosial yang mempelajari masalah ekonomi manusia berdasarkan nilai-nilai Islam.
Demikian salah satu definisi Ekonomi Islam menurut beberapa tokoh, dan masih banyak perbedaan definisi antara ahli satu dengan ahli lainnya.
Selain Ekonomi Islam kita berharap bahwa ilmu-ilmu lainnya dapat juga ditumbuhkan dari al-Qur’an dan as-Sunnah serta khasanah kita sendiri, tapi juga tidak membiarkan ilmu-ilmu Islam saja, melainkan untuk semua ilmu dan teknologi pada umumnya, dengan alasan:
1. Dalam al-Qur’an dan Sunnah banyak informasi yang jelas mengemukakan pokok-pokok perekonomian.
2. Ilmu ekonomi umum tidak menjelaskan mengapa riba datang, mengapa warisan dan perkawinan itu diatur sedemikian rupa sehingga membantu pemerataan.
3. Banyak ilmu yang ditumbuhkan dari khazanah Islam sendiri kemudian berkembang bersama zamannya.
4. Penyusunan, pengembangan dan penerapan Ekonomi Islam dimaksud agar umat Islam mendapat kepastian kesetaraannya dalam membangun Ekonomi. Umat Islam juga berkepentingan adanya pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja, efisiensi ekonomi, pemantapan tingkat harga, kebebasan berekonomi, distribusi pendapat yang merata dan neraca perdagangan internasional.
Dan ruang lingkup Ekonomi Islam adalah aktifitas ekonomi muslim dan aktifitas ekonomi manusia secara keseluruhan. Sedangkan masalah dasar Ekonomi Islam adalah: SDA yang terbatas, sedangkan kebutuhan manusia itu tidak terbatas. Perbedaan masalah ekonomi konvensional dan Ekonomi Islam adalah terletak pada penyelesaiannya, karena dalam Ekonomi Islam pemecahannya diselesaikan berdasarkan sumber-sumber hukum dalam Islam yaitu al-Qur’an dan al-Hadits. Sedangkan menurut Baqir Sodar: Masalah dasar ekonomi adalah distribusi (ketidakmerataan dan keadilan) atau ketimpangan antara si kaya dan si miskin.
C. Tujuan Ekonomi Islam
Terdapat 2 kelompok besar dalam ekonomi konvensional, yaitu kapitalis dan sosialis. Sistem kapitalis memandang bahwa manusia adalah pemilik satu-satunya terhadap harta yang telah diusahakan. Sedangkan sistem ekonomi sosialis memendang bahwa segala bentuk sumber kekayaan dan alat-alat produksi adalah milik bersama masyarakat. Negara hadir menggantikan masyarakat dengan dominasi pengontrolan tunggal.
Tujuan ekonomi adalah sejahtera. Sejahtera menurut konvensional adalah kecukupan kebutuhan materi di dunia. Sedangkan sejahtera menurut Islam adalah sejahtera di dunia dan akhirat. Tujuan Ekonomi Islam membawa kepada konsep al-Falah (kejayaan) di dunia dan akhirat sedangkan ekonomi konvensional hanyalah kepuasan dunia saja.
Untuk mencapai kemaslahatan perlu ada beberapa tujuan dalam sistem Ekonomi Islam, yaitu:
1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
2. Menciptakan harga yang stabil
3. Menciptakan economic efficiency. Dalam masalah efficiency ada beberapa poin yang kita harus berbeda dengan ekonomi konvensional:
a. Dalam sistem ekonomi konvensional, individual benevit sama dengan sosial benefit. Tetapi Islam memandangnya berbeda, sosial benefit kadang-kadang tidak sama dengan individual benefit. Artinya bahwa sosial benefit itu bukanlah merupakan gabungan-gabung dan tiap-tiap individual benefit.
b. Konsumen akan membeli sesuatu manaka dia mendapatkan manfaat yang sama dengan harga yang ia bayarkan. Padahal daya beli berbeda-beda. Berarti bahwa harga pasar yang dikatakan sebagai fair price hanya ditentukan oleh orang yang memiliki kemampuan tertinggi.
Sedangkan menurut Merza Gamal, sistem ekonomi syari’ah mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
1. Kesejahteraan ekonomi dalam kerangka norma moral Islam.
2. Membentuk masyarakat dengan tatanan sosial yang solid berdasarkan keadilan dan persaudaraan universal.
3. Mencapai distribusi pendapatan dan kekayaan yang adil dan merata.
4. Menciptkan kebebasan individu dalam konteks kesejahteraan sosial.
D. Epistemologi Ekonomi Islam
1. Pengertian Epistemologi
Secara bahasa, terdiri dari 2 kata, yaitu epistem yang berarti pengetahuan dan logos berarti teori atau uraian. Sedangkan menurut istilah adalah cabang filsafat yang membahas proses asal-usul pengetahuan.
2. Epistemologi Ekonomi Islam
Asal-usul Ekonomi Islam adalah wahyu dan akal, sedangkan asal-usul epistemology dalam Ekonomi Islam adalah:
a. Wahyu
Sebagai sebuah agama yang syumul, sumbernya berasaskan kepada sumber yang mutlak yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah. Kedudukan sumber yang mutlak ini menjadikan Islam itu sebagai suatu agama yang istemewa, dibanding dengan agama-agama ciptaan lain. Al-Qur’an dan as-Sunnah ini menyuruh kita mempraktikan ajaran wahyu tersebut dalam semua aspek kehidupan termasuk soal muamalah. Perkara-perkara asas muamalah dijelaskan di dalam wahyu yang meliputi suruhan dan larangan.
b. Empirisme : Pengalaman — Panca indera
c. Rasionalisme: Akal
d. Positivisme: Realitas
Sedangkan sumber dari epistemology menurut Agustianto adalah:
a. Perenungan tentang sunnatullah (alam semesta)
b. Penginderaan
c. Tafaqquh
Yaitu: mendalami hukum-hukum Islam
d. Penalaran
3. Perbedaan Epistemology Konvensional dan Epistemology Islam
Epistemology Konvensional Epistemology Islam
Berdasarkan akal (manusia) Berdasarkan wahyu yang bersumber dari Allah
4. Ciri-Ciri Ekonomi Islam
a. Ekonomi Islam merupakan bagian dari sistem Islam yang menyeluruh. Hal yang membedakan Ekonomi Islam adalah hubungannya yang sempurna dengan agama Islam, baik segi akidah maupun syari’at. Dengan begitu menyebabkan Ekonomi Islam memiliki sifat pengabdian dan cita-cita yang luhur dan menyebabkan memiliki pengawasan atas pelaksanaan kegiatan ini dengan pengawasan sebenarnya. Uraiannya adalah:
– Kegiatan ekonomi dalam Islam bersifat pengabdian
– Kegiatan ekonomi dalam Islam bercita-cita luhur
– Pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan ekonomi dalam Islam adalah pengawasan yang sebenarnya yang mendapat kedudukan utama.
b. Ekonomi Islam merealisasikan keseimbangan antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat
c. Validalitas Ekonomi Islam
Validalitas sistem ekonomi dapat diuji dengan konsistensi internalnya, kesesuaiannya dengan berbagai sistem yang mengatur aspek-aspek kehidupan lainnya, dan kemungkinannya untuk berkembangn dan tumbuh.
E. Metodologi Ekonomi Islam
1. Pengertian Metodologi Ekonomi Islam
Metodologi yaitu cara bagaimana suatu ilmu disusun, merupakan suatu yang amat penting bagi ilmu pengetahuan, sebab hal inilah yang membedakan pengetahuan yang disebut ilmu dan yang bukan ilmu.
Munculnya metodologi ekonomi konvensional atau bermula atau berawal dari metode ilmiah. Sedangkan metodologi Ekonomi Islam berawal dari metode ushul fiqh, tapi kemudian digabungkan dengan metode ilmiah dengan skema sebagai berikut:
Penjelasan:
a. Al-Qur’an dan as-Sunnah adalah sumber utama metodologi.
b. Ilmu ushul fiqh yaitu metodologi yang mengikat Ekonomi Islam.
c. Metodologi ilmiah tetap dibenarkan selama tidak bertentangan dengan agama.
d. Peluang untuk mendapatkan kebenaran dari 2 sumber tersebut (ushul fiqh dan metode ilmiah) adalah sama.
2. Konsep Metodologi Penelitian Islam
Kelemahan pada metode konvensional menyebabkan pemilihan pendekatan ilmiah syari’ah dan secular yang membawa pada dualisme pendidikan dalam masyarakat muslim dan menyebabkan muncul proyek Islamiyah pengetahuan al-Faruqi yang lebih ditekankan pada arus dualitas sekuler religius sistem
pendidikan dalam masyarakat muslim dan tidak adanya pandangan yang jelas untuk mengarahkan pada suatu tindakan yang riil.
3. Tujuan Metodologi Penelitian Ekonomi Islam
a. Kesejahteraan masyarakat
b. Mengungkapkan masalah dengan onyektif
c. Menigkatkan motivasi untuk menggali ilmu
F. Hukum Ekonomi Islam
Hukum ekonomi adalah pernyataan mengenai kecenderungan suatu pernyataan hubungan sebab akibat antara dua kelompok fenomena.
Sumber Hukum Ekonomi Islam:
1. Allah —- Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah Kallam Allah, merupakan mu’jizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada Rasulullah SAW yang ditulis dimushab dan diriwayatkan dengan mutawatir serta membacanya adalah ibadah.
2. Hadits dan Sunnah
Sunnah dan Hadits yang se zaman dan sama hakikatnya pada tahap paling dini setelah Nabi SAW itulah yang dijadikan kaidah.
3. Ijtihad
Ijtihad adalah mencurahkan daya kemampuan untuk menghasilkan hukum syara’ dari dalil-dalil syara’ secara terperinci yang bersifat operasional dengan cara istinbat.
4. Qiyas
Qiyas adalah mempersamakan peristiwa yang terdapat nash hukumnya dengan peristiwa yang terdapat nash bagi hukumnya.
5. ‘Urf
‘Urf adalah apa yang saling diketahui dan dijalani orang dan ‘Urf merupakan kebiasaan tapi tidak boleh bertentangan dengan al-Qur’an, Hadits, Ijma’ dan Qiyas.
6. Ijma’
Ijma; adalah kesepakatan para mujtahid memutuskan suatu masalah sesudah wafatnya Rasulullah. Ijma’ dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Ijma’ Sharih: Kesepakatan mujtahid terhadap hukum mengenai suatu peristiwa.
b. Ijma Sukuti: Terang-terangan menyatakan pendapatnya dengan fatwa atau
memutuskan suatu perkaran.
7. Istihsan
Istihsan berarti memperbandingkan yang dilakukan oleh mujtahid dari qiyas yang jelas kepada qiyas yang tersembunyi.
8. Istishlah
Istishlah adalah menetapkan hukum suatu peristiwa hukum yang tidak disebut nash dan ijma yang berlandaskan pada pemeliharaan mashlahat mursalah.
9. Istishhab
Istishhab adalah hukum terhadap sesuatu dengan keadaan yang ada sebelumnya.
G. Peluang, Tantangan dan Tugas Ekonomi Islam
1. Peluang dan Potensi Ekonomi Islam
a. Peluang Ekonomi Islam
Potensi ajaran Islam yang komprehensif dan universal (mencapai semua aspek kehidupan dan tidak melihat kapan waktunya akan tetap ada).
b. Potensi dan peluang geograis dan populasi dunia Islam:
– Islam mencakup 1/3 wilayah dunia dan 58 negara yang berpenduduk muslim.
– Memuliki SDA yang dikuasai Islam.
– Letaknya strategis.
– Penduduk muslim diseluruh dunia 1,3 miliar.
c. Potensi kekayaan khasanah keilmuan Ekonomi Islam.
d. Potensi kebangkitan umat Islam.
e. Peluang dari kegagalan ekonomi kapitalis.
2. Tantangan Ekonomi Islam
a. Masih minimnya pakar Ekonomi Islam karena lemahnya pendidikan umat Islam yang disebabkan oleh pemahaman agama secara parsial, tidak paham dan tidak sadar terhadap Islam, fanatisme sempit, SDM ekonomi kurang (ahli syari’ah yang mengerti ekonomi, ahli ekonomi yang mengerti syari’ah).
b. Political will pemerintah kurang
c. Kurang dikenal
d. Kapitalisme yang telah mendogma
e. Belum ada contoh Negara yang berhasil dalam Ekonomi Islam
3. Tugas Ekonomi Islam
Tugas Ekonomi Islam adalah jihad ekonomi. Bagi:
a. Akademik: Belajar Ekonomi Islam, mensosialisasikan Ekonomi Islam, menyadarkan orang akan Ekonomi Islam, mengembangkan ekonomi dengan sebaik-baiknya yang sesuai dengan syari’at Islam.
b. Praktisi: berjuang sekuat tenaga agar lembaga Islami menarik masyarakat sehingga lembaga masyarakat menjadi contoh yang teladan bagi masyarakat.
c. Masyarakat: Uswatun khasanah, memperjuangkan kepentingan masyarakat, bukan individu.
H. Bangunan Sistem Ekonomi
Sistem ekonomi dapat diibaratkan sebagai sebuah bangunan rumah yang terdiri dari fondasi, tiang dan atap.
1. Fondasi atau Teroi Dasar Ekonomi Islam
a. Tauhid : Dengan tauhid manusia menyaksikan bahwa tiada sesuatu yang layak disembah kecuali Allah SWT.
b. ‘Adl : Keadilan adalah misi utama ajaran Islam karena ia salah satu dasar dalam perekonomian. Nilai keadilan membawa beberapa implikasi dan pemenuhan kebutuhan pokok, sumber-sumber pendapatan yang terhormat, distribusi pendapatan yang merata, pertumbuhan dan stabilitasi.
c. Nubuwah : Dengan sifat rahman, rahim dan kebijaksanaan Allah, manusia tidak dibiarkan begitu saja di dunia tanpa bimbingan. Selain itu ada sifat Nabi Muhammad SAW yang perlu diteladani adalah sidiq, amanah, fathonah dan tabligh.
d. Khilafah : Manusia diciptakan untuk menjadi khalifah di bumi. Konsep khalifah ini membawa beberapa implikasi, yaitu persaudaraan universal, sumber daya adalah amanah, gaya hidup sederhana dan kebebasan manusia.
e. Ma’ad adalah keyakinan akan hari akhir, hari kebangkitan di mana semua orang dimintai pertanggungjawaban.
2. Tiang dan Dinding Ekonomi Islam
Merupakan bangunan Ekonomi Islam dengan nilai instrumental yang strategis dan sangat berpengaruh pada tingkat laku ekonomi manusia, masyarakat dan pembangunan ekonomi yang terdiri dari:
a. Konsep kepemilikan: terdiri dari 2 bagian
– Semua baik benda maupun alat produksi adalah milik Allah SWT.
– Manusia adalah khalifah atas harta milik Allah SWT.
b. Kebebasan beraktifitas yang terbatas
Manusia diberi kebebasan untuk beraktifitas baik secara perorangan maupun kolekti untuk mencapai tujuannya, namun tidak boleh melanggar aturan-aturan yang telah digariskan oleh Allah SWT.
c. Takaful dan Jaminan Sosial
Bahwa semua umat Islam bertanggung jawab atas keberlangsungan hidup saudaranya yang lain.
3. Atap Ekonomi Islam adalah akhlak yang menjadi perilaku Islami dalam perekonomian.
I. Karakteristik Ekonomi Islam
Ada beberapa hal yang mendorong perlunya mempelajari karakteristik Ekonomi Islam:
1. Meluruskan kekeliruan pandangan yang menilai ekonomi kapitalis dan sosialis agar tidak bertentangan dengan metode Ekonomi Islam.
2. Membantu para ekonomi muslim yang telah berkecimpung dalam teorio ekonomi konvensional dalam memahami Ekonomi Islam.
3. Membantu para peminat studi fiqh muamalah dalam melakukan studi perbandingan antara Ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional.
Karakteristik Ekonomi Islam:
1. Rabbani
2. Pertengahan (wasathan) — Moderat
3. Berimbang (tawazun) — Jasmani (rohani), pribadi (kelompok), dunia (akherat).
4. Berkecukupan — Pemerintah berkewajiban menanggung kehidupan masyarakatnya.
5. Keadilan.
6. Berkatan erat dengan aqidah, syari’at dan moral.
7. Pengawasan ganda, yaitu didiawasi oleh manusia dan Allah.
8. Kebebasan terbatas, yaitu diatur oleh Allah dank arena adanya aturan masyarakat.
J. Nilai Instrumental Ekonomi Islam
Nilai instrumental Ekonomi Islam adalah alat untuk mencapai tujuan Ekonomi Islam. Nilai instrumental dalam Ekonomi Islam mempunyai peran yang sangat strategis dan sangat berpengaruh. Nilai-nilai itu adalah:
1. Zakat
Zakat memainkan peranan penting dan signifikan dalam distribusi pendapatan dan kekayaan, dan berpengaruh nyata pada tingkah laku umat. Oleh karena itu, Qardhawi lebih tegas menyatakan bahwa zakat tersebut dalam konteks umat menjadi sumber dana yang sangat penting.
Pelaksanaan zakat oleh Negara menunjang terbentuknya keadaan ekonomi, yaitu peningkatan produktivitas yang disertai dengan pemerataan pemndapatan serta peningkatan lapangan kerja bagi masyarakat.
2. Pelarangan Riba
Sarana untuk mencegah timbulnya ketidakadilan adalah pelarangan riba. Hakikat pelarangan riba dalam Islam adalah suatu penolakan terhadap timbulnya resiko financial tamabahan yang diterapkan dalam transaksi uang atau modal maupun jual beli yang dibebankan kepada satu pihak saja. Sedangkan pihak lain dijamin keuntungan.
3. Kerjasama Ekonomi
Kerjasama dalam Ekonomi Islam adalah merupakan kontra dari kompetisi bebas dari ekonomi kapitalis dan kediktatoran ekonomi sosialis.
4. Jaminan Sosialis
Tujuan jaminan sosial adalah untuk menjamin tingkat dan kualitas hidup yang minimum bagi seluruh lapisan masyarakat.
5. Peran Negara
Dalam hal ini Negara berperan sebagai pemilik manfaat sumber-sumber produsen, distributor dan sekaligus sebagai lembaga pengawasan kehidupan ekonomi (lembaga hisbah).
K. Konsep Riba Dalam Ekonomi Islam dan Pengaruhnya Dalam Ekonomi
1) Pengertian
Riba adalah tambahan yang di syaratkan dalam transaksi tanpa adanya ganti (padanan)yang dibenarkan dalam syari’ah.
Jenis-jenis riba:
1.Riba DAYN (hutang-piutang), yang termasuk didalamnya adalah:
a. Riba An-nasi’ah (jahiliyah): Menambah waktu bayar denagn membayar tambahan uang yang harus di bayarkan.
b. Riba Al-Qard: Adanya penambahan uang yang harus di bayar sejak awal transaksi.
2.Riba Buyu’, yang termasuk di dalamnya adalah:
a) Riba An-nasi’ah (jahiliyah): Menambah waktu bayar dengan membayar tambahan uang yang harus di bayarkan.
b) Riba fadhli: tukar-menukar barang yang tidak sama ukurannya.
2) Pengaruh riba dalam ekonomi:
1. Riba dapat menumbuhkan rasa permusuhan diantara individu dan melemahkan nilai sosial dan kekeluargaan dan juga menimbulkan kedzaliman.
2. Menumbuhkan sifat pemalas bagi pemilik modal.
3. Sistem bunga mendorong peningkatan jumlah rentenir.
4. Timbulnya kesenjangan ekonomi dan masyarakat dunia makin terjadi konstant.
5. Suku bunga menjadi terpengaruh terhadap investasi, produksi dan terciptanya pengangguran.
L. Konsep Bunga Dalam Ekonomi Islam Dan Bantahan Islam
Menurut Adam Smith dan Ricardo bunga uang merupakan suatu ganti rugi yang diberikan oleh si peminjam kepada pemilik uang atas keuntungan yang mungkin diperoleh atas pemakaian uang tersebut. Sedangkan menurut Marshall bunga uang dilihat dari segi penawaran merupakan balas jasa terhadap
pengorbanan bagi kesediaan seseorang untuk menyimpan sebagian pendapattannya ataupun jerih payahnya melakukan penungguan.
Teori ekonomi modern menyebutkan bahwa bunga uang adalah hadiah yang didapat atas pinjaman uang tunai dan dengan perjanjian pembayaran sesudah jangka waktu tertentu di masa datang. Dalam Islam bunga di konspkan sama dengan seperti riba sehingga hukumnya haram. Karena dalam Islam apapun bentuknya sedikit ataupun banyak riba adalah haram.
Di dalam agama Al-Qur’an sangat jelas diterangkan bahwasanya bunga bagaimanapun betuknya tidak akan meningkatkan kesejahteraan. Imam Razi menjelaskan dengan rinci mengapa bunga dilarang oleh Islam yaitu dengan alasan sebagai berikut:
1. Dengan adanya bunga sama dengan merampas kekayaan masyarakat.
2. Dengan adanya bunga sama dengan merusak nilai-nilai moral.
3. Bunga dapat melahirkan benih kebencian dan permusuhan.
4. Dengan adanya bunga yang kaya semakin kaya dan sebaliknya.
5. Pemberian hutang adalah memalukan.
Dengan begitu agar tidak terjadi sistem bunga ataupun riba maka ekonomi Islam bisa dijadikan solusi untuk melakukan kegiatan ekonomi. Karena dalam ekonomi Islam tidak ada sistem riba atau bunga,melainkan dengan adanya sistem bagi hasil.
M. Sekilas Sistem Ekonomi Konvensional (Kapitalisme Dan Sosial)
a.Sistem ekonomi kapitalis
Sistem kapitalis memandang bahwa manusia adalah satu-satunya pemilik harta yang telah di usahakannya. Sistem ekonomi kapitalis di pengaruhi semangat mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin dengan sumber daya yang terbatas. Prinsip dasar sistem ekonomi kapitalis adalah:
1. Kebebasan memiliki harta secara perseorangan
2. Kebebasan ekonomi dan persaingan bebas.
3. Ketimpangan ekonomi.
Sedangkan kebaikan sistem ekonomi kapitalis:
1.Kebebasan
2.Meningkatkan produksi
3. Profit motif
Sedangkan kecenderungan kelemahan sistem kapitalis:
1.Tidak merata
2.Tidak selaras
3.Maksimal profit
4.Krisis modal
5.Materialis
6.Mengesampingkan kesejahteraan
b. Sistem ekonomi sosialis
Sistem ekonomi sosialis memandang bahwa segala bentuk sumber kekayaan dan alat-alat produksi adalah milik bersama masyarakat. Sistem ekonomi sosialis mempunyai tujuan kemakmuran bersama. Filosofi ekonomi sosialis adalah bagaimana bersama-sama mendapatkan kesejahteraan. Prinsp dasar ekonomi sosialis adalah:
1.Pemilikan harta oleh negara
2.Kesamaan ekonomi
3.Disiplin politik
Kecenderungan kebaikan sistem ekonomi sosialis:
1.Disediakannya kebutuhan pokok
2.Didasarkan perencanaan negara
3.Produksi dikelola oleh negara
Kecenderungan kelemahan sistem ekonomi sosialis:
1.Sulit melakukan transaksi
2.Membatasi kebebasan
3.Mengabaikan pendidikan moral
N. Perbandinag Sistem Ekonomi (Kapitalis, Sosial, Islam)
1. Sistem ekonomi kapitalis
Dasar pemikiran sistem kapitalis berasal dari Adam Simth yang menurutnya kegiatan ekonomi adalah atas dasar dorongan kepentingan pribadi, yang bertindak sebagai tenaga pendorong yang membimbing manusia mengerjakan apasaja asal masyarakat mau membayar. Dalam sistem ekonomi kapitalis manusia berusaha mencari keuntungan sebanyak-banyaknya dan menghindari kerugian. Kapitalis sangat erat dengan hubungannya dengan pengejaran kepentingan individu. Kapitalis juga disebut dengan sistem persaingan bebas. Siapa yang mampu memiliki dan mampu menggunakan kekuatan modal secara efektif dan efisien akan dapat memenangkan pertarungan dalam bisnis. Paham yang mengagungkan kekuatan modal sebagai syarat memenangkan pertarungan ekonomi disebut sebagai kapitalisme.
2. Sistem ekonomi sosialis dan komunis
John Stuan menyebutkan sebutan sosialis menunjukkan kegiatan untuk menolong orang-orang yang tidak beruntung dan tertindas dengan sedikit tergantung dengan pemerintah. Sosialis juga diartikan sebagai bentuk perekonomian dimana pemerintah paling kurang bertindak sebagai oihak yang dipercaya oleh seluruh warga masyarakat dan menasionalisasikan industri-industri besar dan startegis yang menyangkut hajat hidup orang banyak.Sosialis melibatkan pemilikan semua alat-alat produksi termasuk didalamnya tanah-tanah pertanian oleh negara dan menghilangkan milik swasta.
Sedangkan komunisme muncul sebagai aliran ekonomi ibarat anak haram yang tidak disukai oleh kapitalis. Tujuan kapitalis lebih bersifat gerakan ideologis dan mencoba hendak mendobrak sistem kapitalis dan sistem-sistem lainnya. Komunis merupakan bentuk paling ekstrim dari sosialisme. Bentuk dari sistem perekonomian yang didasarkan atas dimana segala sesuatunya diatur pemerintah.
3. Islam
Ilmu ekonomi Islam merupakan sistem ekonomi yang mempelajari masalah-masalah ekonomi berdasarkan nilai-nilai Islam. Dalam ilmu ekonomi Islam kita tidaklah berada pada kedudukan mendristibusikan sumber-sumber semau kita namun pembatasan didasarkan pada al-Qur’an dan hadist. Dalam Islam kesejahteraan sosial dapat dimaksimalkan jika sumber ekonomi juga dialokasikan sedemikian rupa sehingga dengan pengaturan kembali keadaannya tidak seorangpun lebih baik dengan menjadikan orang lain lebih buruk di dalam kerangka al-Qur’an atau sunnah.
Dalam sistem ekonomi Islam semua ada pembatasan yang di dasarkan pada al-Qur’an dan sunnah.