Ekonomi Syariah - bprsalsalaam.co.id

20
Ekonomi Syariah

Transcript of Ekonomi Syariah - bprsalsalaam.co.id

Page 1: Ekonomi Syariah - bprsalsalaam.co.id

Ekonomi Syariah

Page 2: Ekonomi Syariah - bprsalsalaam.co.id

Sumber : Muhammad SyafiiAntonio , Bank Syariah : Dari Teori Ke Praktik (Jakarta : Gema Insani, 2001)

Islam sebagai agama rahmatan lil alamin merupakan tuntunan sistem kehidupan yang komprehensif. Tidak hanya diwujudkan dalam bentuk ritualisme ibadah, namun juga mencakup seluruh aspek kehidupan, termasuk mengambil peran dalam pembangunan ekonomi serta industri perbankan sebagai salah satu penggerak roda ekonomi. Untuk mencapai tujuan ini Allah swt telah memberikan petunjuknya dengan lengkap melalui Rasul saw. Petunjuk tersebut meliputi akidah, akhlak, maupun syariah. Komponen akidah dan akhlak bersifat konstan, tidak akan pernah berubah. Sedangkan syariah bersifat dinamis, senantiasa berubah sesuai perubahan waktu dan kebutuhan umat. Namun faktanya berkata sebaliknya, kita kaum muslim hanya sebagai objek dalam perputaran ekonomi kapitalisme yang terus berkembang dan terus gerus dalam sistem ekonomi yang tidak bisa melindungi kaum muslim dari transaksi-transaksi yang diharamkan oleh Syariat Islam. Bahkan Indonesia negara dengan populasi muslim terbesar di dunia sebesar 87.5% (sumber : Wikipedia) sampai dengan saat pertumbuhan pengguna produk syariah baru mencapai angka 5%, jauh tertinggal dengan negara Malaysia yang sudah mencapai angka 15%.

Page 3: Ekonomi Syariah - bprsalsalaam.co.id

Sumber : Muhammad SyafiiAntonio , Bank Syariah : Dari Teori Ke Praktik (Jakarta : Gema Insani, 2001)

Dasar Legalitas

Bank Syariah di Indonesia

Fatwa Dewan Syariah Nasional

NO : 02/DSN-MUI/IV/2000

Sertifikat Wadiah Bank Indonesia dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional

NO : 36/DSN-MUI/X/2002

Bank Syariah di Indonesia

Page 4: Ekonomi Syariah - bprsalsalaam.co.id

Sumber : Muhammad SyafiiAntonio , Bank Syariah : Dari Teori Ke Praktik (Jakarta : Gema Insani, 2001)

Struktur Organisasi Bank Syariah

Dewan Pengawas Syariah

(DPS)

Unsur yang amat membedakan antar bank syariah dan bank konvensional adalah keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang biasa terdiri dari para ulama

Peran Dewan Pengawas Syariah :

1. Mengawasi jalannya operasional bank dan produk-produknya agar sesuai dengan garis-garis syariah

2. Meneliti dan membuat rekomendasi produk baru dari bank yang diawasinya, sebelum diteliti kembali dan difatwakan oleh Dewan Syariah Nasional

Posisi DPS ini biasanya setingkat dengan Dewan Komisaris pada setiap bank

Dewan Syariah Nasional

(DSN)

Merupakan lembaga otonom di bawah Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang dipimpin oleh Ketua Umum MUI

Fungsi Dewan Syariah Nasional :

1. Mengawasi produk-produk lembaga keuangan syariah agar sesuai dengan syariah Islam

2. Meneliti dan memberi fatwa bagi produk-produk yang dikembangkan oleh lembaga keuangan syariah

3. Memberikan rekomendasi para ulama yang akan ditugaskan sebagai Dewan Pengawas Syariah pada suatu lembaga keuangan syariah

4. Memberi teguran kepada lembaga keuangan syariah jika lembaga yang bersangkutan menyimpang dari panduan yang telah ditetapkan

Page 5: Ekonomi Syariah - bprsalsalaam.co.id

Sumber : Al Salaam Academy - Fiqh Muamalah - 2016

Penyebab dilarangnya

transaksi sesuai Syariat Islam

Haram Zatnya Haram selain Zatnya

Maysir

Gharar

Riba

Bathil

Najash

Ihtikar

Tidak Sah Akadnya

Rukun tidak terpenuhi

Syarat tidak terpenuhi

Page 6: Ekonomi Syariah - bprsalsalaam.co.id

Sumber : Al Salaam Academy - Fiqh Muamalah - 2016

Maysir Adalah suatu bentuk permainan yang didalamnya dipersyaratkan, jika salah seorang pemain menang, maka ia akan mengambil keuntungan dari pemain yang kalah dan sebaliknya Dalil Pelarangan Maysir : Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (QS. Al Maidah : 90)

Page 7: Ekonomi Syariah - bprsalsalaam.co.id

Sumber : Al Salaam Academy - Fiqh Muamalah - 2016

Komponen pembentuk Gharar

Ketidakpastian/ketidaktahuan

Bahaya

Ketidaksempurnaan

Kategori Ghararar

Kuantitas : Tidak sesuainya timbangan atau takaran

Kualitas : Terdapat ketidakjelasan pada kualitas barang

Harga : Adanya dua harga dalam satu transaksi

Waktu : Ketidakjelasan pada waktu penyerahan

Gharar Adalah segala sesuatu yang tidak diketahui akibatnya (Al Mabshuuth, as Sharakhasi)

Page 8: Ekonomi Syariah - bprsalsalaam.co.id

Riba Pengambilan tambahan, baik dalam transaksi jual beli maupun jual beli maupun pinjam-minjam secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalah dalam Islam. Dalil Pelarangan Riba : • “ Hail orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil...” (QS. An Nisaa’ : 29) • “... Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (QS. Al Baqarah : 275) • “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa Riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya” (Al Baqarah: 278-279)

Sumber : Muhammad SyafiiAntonio , Bank Syariah : Dari Teori Ke Praktik (Jakarta : Gema Insani, 2001)

Page 9: Ekonomi Syariah - bprsalsalaam.co.id

Jenis Riba

Ad Duyun

(Riba utang-piutang)

Al Qardh

Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan terhadap yang berutang (muqtaridh)

Al Jahiliyyah

Utang dibayar lebih dari pokoknya karena si peminjam tidak mampu membayar utangnya pada

waktu yang ditetapkan

Al Buyu’

(Riba jual beli)

Al Fadhl

Pertukaran antarbarang sejenis dengan kadar atau takaran yang berbeda, sedangkan barang yang dipertukarkan itu termasuk jenis barang ribawi

Al Nasi’ah

Penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi dipertukarkan dengan jenis barang ribawi lainnya. Riba nasi’ah muncul karena adanya

perbedaan, perubahan, atau tambahan antara yang diserahkan saat ini dengan yang diserahkan

kemudian

Sumber : Muhammad SyafiiAntonio , Bank Syariah : Dari Teori Ke Praktik (Jakarta : Gema Insani, 2001)

Page 10: Ekonomi Syariah - bprsalsalaam.co.id

Matriks Jenis Barang Ribawi

Emas Rupiah Dollar Gandum Kurma

Emas

Rupiah

Dollar

Gandum

Kurma

Sumber : Al Salaam Academy - Fiqh Muamalah - 2016

Haram

Halal

Mubah

Page 11: Ekonomi Syariah - bprsalsalaam.co.id

Sumber : Al Salaam Academy - Fiqh Muamalah - 2016

Bathil Akad jual beli atau kemitraan, namun barang yang diperdagangkan atau proyek yang dikerjakan bertentangan dengan prinsip syariah (meskipun transaksinya melengkapi semua rukun dan syarat, tapi tetap dinyatakan tidak sah secara hukum dan agama). Misalkan bisnis minuman keras.

Najash Sekelompok orang bersepakat dan bertindak secara berpura-pura menawar barang di pasar dengan tujuan untuk menjebak orang lain agar ikut dalam proses tawar menawar tersebut sehingga orang ketiga ini akhirnya membeli dengan harga yang jauh lebih mahal dari harga sebenarnya.

Page 12: Ekonomi Syariah - bprsalsalaam.co.id

Sumber : Al Salaam Academy - Fiqh Muamalah - 2016

Ihtikar Menumpuk barang kebutuhan pokok masyarakat kemudian setelah harga naik baru dijual dengan tujuan mendapat untung lebih besar. Dalil Pelarangan Ihtikar : “ dari Sa'id bin Musayyab ia meriwayatkan: Bahwa Ma'mar, ia berkata : "Rasulullah saw. bersabda, 'Barangsiapa menimbun barang, maka ia berdosa“ (HR Muslim 1605)

Ghish Menyembunyikan fakta-fakta yang seharusnya diketahui oleh pihak yang terkait dalam akad sehingga mereka dapat melakukan kehati-hatian (prudent) dalam melindungi kepentingannya sebelum transaksi yang mengikat.

Page 13: Ekonomi Syariah - bprsalsalaam.co.id

Sumber : Al Salaam Academy - Fiqh Muamalah - 2016

Tadlis Tindak penyesatan yang disengaja, direncanakan dan diatur oleh seseorang (mudallis) dengan niat mengaburkan sesuatu bagi pihak pihak lain, sehingga pihak tersebut merasa yakin untuk melakukan sesuatu yang sesungguhnya berlainan dengan kondisi yang sebenarnya hingga ia jatuh ke dalam kekeliruan agar bersedia melakukan akad yang diminta oleh Mudallis. (Abdurrazzaq asy Syeikh an Najib, Al Mausuu’ah Al ‘Arabiyyah – www.arab-ency.com) Dalil Pelarangan Taqdlis : Dari Abdullah bin al Harits, aku mendengar Hakim bin Hizam Ra.berkata, dari Nabi Saw. bersabda: “Dua orang yang berjual beli memiliki hak untuk berkhiyar, selama mereka belum berpisah. Jika mereka berdua jujur dan transparan (dalam jual beli), maka mereka akan diberkahi dalam jual beli tersebut. Namun apabila mereka berdua berdusta dan menyembunyikan sesuatu, hilanglah keberkahan dalam jual beli yang mereka lakukan (HR. Bukhari).

Page 14: Ekonomi Syariah - bprsalsalaam.co.id

Sumber : Al Salaam Academy - Fiqh Muamalah - 2016

Kategori Tadlis (Penipuan)

• Mengurangi takaran Kuantitas

• Menyembunyikan cacatnya barang Kualitas

• Memanfaatkan ketidaktahuan pembeli akan harga pasar Harga

• Menyanggupi delivery time yang didasari tidak akan sanggup memenuhinya Waktu

Page 15: Ekonomi Syariah - bprsalsalaam.co.id

Investasi

Kegiatan usaha yang mengandung risiko karena

adanya unsur ketidakpastian.

Konsekuensinya perolehan imbalan tidak pasti atau tidak tetap.

Membungakan Uang

Kegiatan usaha yang

kurang mengandung risiko

karena perolehan imbalannya berupa bunga yang relatif pasti dan tetap.

Perbedaan Investasi vs Membungakan Uang

Sumber : Muhammad SyafiiAntonio , Bank Syariah : Dari Teori Ke Praktik (Jakarta : Gema Insani, 2001)

Page 16: Ekonomi Syariah - bprsalsalaam.co.id

Perbedaan Bagi Hasil vs Bunga

Sumber : Muhammad SyafiiAntonio , Bank Syariah : Dari Teori Ke Praktik (Jakarta : Gema Insani, 2001)

Bagi Hasil Bunga

1. Penentuan besarnya nisbah bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi.

1. Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi harus selalu untung.

2. Besarnya nisbah bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh.

2. Besarnya presentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan.

3. Bagi hasil bergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi, kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak.

3. Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi.

4. Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan.

4. Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau keadaan ekonomi sedang “booming”.

Page 17: Ekonomi Syariah - bprsalsalaam.co.id

Utang Barang

1. Utang karena pengadaan barang harus jelas dalam satu kesatuan yang utuh -> disebut harga jual

2. Harga jual = harga pokok + margin

3. Harga jual yang telah disepakati selamanya tidak boleh berubah naik karena akan masuk kategori riba fadhl

4. Transaksi bank syariah hanya ada utang pengadaan barang, bukan utang uang.

Utang Uang

1. Utang karena pinjam-meminjam uang

2. Tidak boleh ada ada tambahan, kecuali dengan alasan yang jelas, seperti biaya materi, biaya notaris atau studi kelayakan

3. Tambahan lainnya yang sifatnya tidak pasti dan tidak jelas, seperti inflasi dan deflasi, tidak diperbolehkan

Perbedaan Utang Barang vs Utang Uang

Sumber : Muhammad SyafiiAntonio , Bank Syariah : Dari Teori Ke Praktik (Jakarta : Gema Insani, 2001)

“… dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (Q.S. Al Baqarah : 275)

Page 18: Ekonomi Syariah - bprsalsalaam.co.id

Sama-sama untung Rp 11,200,000

Manakah diantara kedua kasus di bawah ini yang termasuk transaksi Ribawi ?

Kasus 1

Bank A menjual motor dengan harga OTR Rp

10,000,000 secara kredit dengan bunga 1% per bulan,

jangka waktu 1 tahun.

Kasus 2

Bank A membeli sebuah sepeda seharga Rp

10,000,000. Kemudian Bank A mengambil untung 12%,

dan menjual kembali secara kredit, jangka waktu 1

tahun.

Page 19: Ekonomi Syariah - bprsalsalaam.co.id

Perbedaan Transaksi Ribawi vs Transaksi Syariah

Kasus 1 Kasus 2

Jual motor Rp 10,000,000 Dicicil 1 tahun dengan bunga 1% per bulan. Total Rp 11,200,000

Beli motor Rp 10,000,000. Dijual ambil untung 12%. Dicicil per bulan selama 1 tahun. Total Rp 11,200,000

Tidak ada kepastian harga * Misal dalam contoh diatas bunga 1% per bulan. Jadi ketika dicicilnya disiplin memang untungnya Rp 1,200,000. * Tetapi jika terjadi keterlambatan pembayaran, misal baru bisa melunasi setelah 15 bulan, maka bunganya menjadi 15% alias labanya bertambah menjadi Rp 1,500,000. Jadi semakin panjang waktu yang dibutuhkan untuk melunasi hutang, semakin besar uang yang harus dibayar. * Belum lagi ada juga yang menerapkan bunga yang tidak terbayar terakumulasi dan bunga ini akhirnya juga berbunga lagi.

Harga yang jelas dan pasti * Misal pada contoh sudah disepakati harga Rp 11,200,000 untuk dicicil selama 12 bulan. Jikapun dibayar cash harganya tetap Rp 11,200,000. * Misal pembeli baru mampu melunasi hutangnya pada bulan ke-15, maka harga yang dibayarkan juga masih tetap Rp 11,200,000 tidak boleh ditambah * Ingat penggunaan % pada perhitungan margin hanya sebagai alat hitung saja ya..!

RIBAWI SYARIAH

Page 20: Ekonomi Syariah - bprsalsalaam.co.id

So…Sahabat... #YukMoveOnkeSyariah

Hijrah – Syariah – Berkah - Istiqamah Bersama kita wujudkan Ekonomi Islam untuk keberkahan dunia dan akhirat..!!

Silahkan klik link di bawah untuk tahu info-info produk

BPRS Al Salaam