New Ocha Pgc Fix Yaa
-
Upload
renata-yolanda -
Category
Documents
-
view
241 -
download
1
description
Transcript of New Ocha Pgc Fix Yaa
BAGIAN PERTAMA - HASIL PEMBINAAN KELUARGA
BAB I
LATAR BELAKANG KELUARGA BINAAN
1.1. Data Demografi
Dalam pelaksanaan PPD ini, keluarga binaan saya bertempat tinggal di Banjar
Sekaan, Desa Sekaan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Desa
Sekaan masuk dalam wilayah kerja Puskesmas Kintamani VI. Banjar Sekaan
memiliki sekitar 440 KK. Sebagian besar warganya bekerja sebagai petani.
1. Keluarga Bapak I Nengah Rawin
Keluarga I Nengah Rawin terdiri dari ayah, ibu, dan tiga orang anak yang
tinggal serumah. Keluarga ini beragama Hindu. Dalam kehidupan sehari-
hari, pengambilan keputusan berada di tangan KK. Kedua anaknya sudah
bersekolah sedangkan anak bungsunya belum masih berusia 2 tahun.
Tabel 1. Susunan Keluarga I Nengah Rawin
No Nama Umur/thn Pendidikan Pekerjaan Ket.
1 I Nengah Rawin 32 SMPTukang
BangunanSuami
2 Ni Ketut Rani 24 SD Buruh Tani Istri
3Ni Wayan Yanik
Astina11 6 SD
Pelajar Anak
Pertama
4 Ni Kadek Purwantini 7 2 SDPelajar Anak
Kedua
5 I Komang Dikayana 2 - -Anak Ketiga
Gambar 1. Sistem Kekerabatan I Nengah Rawin
1
Keterangan :
Laki-laki Perempuan
a b
d e00
c
Keterangan:
a) I Nengah Rawin – KK
b) Ni Ketut Rani – Istri KK
c) Ni Wayan Yanik Astina –Anak I KK
d) Ni Kadek Purwantini – Anak II KK
e) I Komang Dikayana – Anak III KKni
2. Bapak Dewa Made Jiwa
Keluarga Dewa Made Jiwa terdiri dari kakek, nenek, ayah, ibu, dan satu
orang anak yang tinggal serumah. Keluarga ini beragama Hindu. Anak KK
sudah bekeluarga dan mempunyai satu orang anak yang saat ini masih
duduk di kelas 2 SD. Dalam kehidupan sehari-hari, pengambilan
keputusan berada di tangan KK, tetapi apabila ada kegiatan bermasyarakat
(menyama braya) diberikan sepenuhnya tanggung jawab kepada anak KK.
Tabel 2. Susunan Keluarga Dewa Made Jiwa
No Nama Umur/thn Pendidikan Pekerjaan Ket.
1 Dewa Made Jiwa 55 Tamat SDSupir,
PetaniSuami
2 Dewa Made Oka 55 Tamat SD Buruh Tani Istri
3 Dewa Gede Atyana 35 Tamat SMPBuruh
ProyekAnak
4 Jero Ade Sriasih 30 Tamat SMPIbu Rumah Tangga Menantu
5 Dewa Ayu Dewi Purnami
7 2 SD Pelajar Cucu
Gambar 2. Sistem Kekerabatan Dewa Made Jiwa
2
Keterangan :
Laki-laki
Perempuan
a b
d e00
f00
3
a) Dewa Made Jiwa – KK
b) Dewa Nyoman Oka – Istri KK
c) Dewa Gede Atyana –Anak I KK
d) Jero Ade Sriasih – Menantu KK
e) Dewa Ayu Purnami – Cucu KK
3. Keluarga Bapak I Putu Dana
Keluarga I Putu Dana terdiri dari ayah, ibu, dan anak ketiga yang tinggal
serumah. Anak pertama dan kedua pak Dana sudah menikah ke Gianyar dan
Badung. Keluarga ini beragama Hindu. Dalam kehidupan sehari-hari,
pengambilan keputusan berada di KK. Anak KK sudah bekerja namun masih
belum menikah hingga saat ini.
Tabel 3. Susunan KK I Putu Dana
No Nama Umur/thn Pendidikan Pekerjaan Ket.
1 I Putu Dana 50 Tamat SD Petani Suami
2 Ni Nyoman Dadu 45 Tidak
bersekolah
PetaniIstri
3 Ni Wayan Arisanti 28 Tamat SMPPedagang Anak
pertama
4 Ni Made Dewi Purnami
25 Tamat SMPIbu Rumah Tangga
Anak kedua
5 I Nyoman Suteja 20 Tamat SMP PetaniAnak ketiga
Gambar 3 Sistem Kekerabatan Bapak I Putu Dana.
4
b
a
f) I Wayan Tumpuk – KK
g) Wayan Nawi – Istri KK
h) Nengah Dariana –Anak I KK
i) Nengah Muliana – Anak II KK
j) Ketut Damiani – Anak III KK
k) Wayan Rina – Anak IV KK
1.2. Status Sosial Ekonomi
1. Keluarga Bapak I Nengah Rawin
Bapak I Nengah Rawin merupakan seorang buruh bangunan dengan
penghasilan Rp. 65.000,00/hari sedangkan istrinya, Ni Ketut Rani merupakan
seorang buruh tani jeruk dengan penghasilan Rp. 40.000,00/hari.
Tabel Data Pengeluaran KK Dampingan
A. Kebutuhan Sehari-Hari
Dengan keadaan ekonomi yang terbatas maka pemenuhan akan
kebutuhan keluarga pak Rawin pun terbatas. Kebutuhan sehari - hari biasanya
meliputi kebutuhan akan sembako, seperti : bumbu - bumbu dapur, beras, lauk -
pauk,dan kebutuhan untuk mandi, mencuci, serta rokok. Sehingga untuk
kebutuhan sembako sehari - hari pengeluaran keluarga Pak Rawin kurang lebih
sebesar Rp 40.000 – Rp 50.000,-.
B. Kebutuhan Pendidikan
5
Keterangan :
Laki-laki
Perempuan
d e00
c
Keterangan :
Pengeluaran buku, alat tulis dan bekel meliputi pengeluaran tiap bulannya untuk
membiayai tiga orang anak.
C. Sosial
No Kebutuhan social Biaya kebutuhan
1 Iuran banjar Rp. 50.000
2 Upacara/karya Rp. 100.000,-/1x yadnya
D. Kebutuhan Lain-Lain
No Kebutuhan lain-lain Biaya kebutuhan
1 Listrik Rp 15.000-Rp 20.000,-
2 Air Rp 50.000,-
3 Kesehatan Rp 200.000,- per tahun
2. Keluarga Bapak Dewa Made Jiwa
Keluarga Bapak Dewa Made Jiwa termasuk keluarga dengan tingkat ekonomi
yang kurang mampu. Bapak Dewa Made Jiwa memiliki Pendapatan tidak
menentu setiap harinya karena tidak setiap hari bapak Dewa Made Jiwa
membawa mobil atau bekerja sebagai supir pengangkut sapi dan juga
bergantung pada hasil bagi panen jeruk antara bapak Dewa Made Jiwa bersama
istri dan pemilik dari kebun jeruk tersebut. Ibu Dewa Ayu Made Oka juga
bekerja sebagai petani membantu pekerjaan suaminya. Ketika panen biasanya
keluarga ini mendapat setengah dari hasil penjualan jeruk yang dikelola, panen
berlangsung dua kali selama setahun. Pendapatan keluarga ini pertahunnya
sekitar ±Rp.1.000.000,00.
Pengeluaran Keluarga
a Kebutuhan sehari-hari
6
No Kebutuhan Pendidikan Biaya/bulan
1 Iuran spp Dana Bos
2 buku, alat tulis dan bekel Rp 200.000
Untuk keperluan makan sehari-hari, keluarga Bapak Dewa Made Jiwa
mengahabiskan uang sebesar ± Rp 50.000,00 yang digunakan untuk membeli
bahan makanan yang akan dimasak untuk makan keluarga. Selain biaya makan
untuk dirinya dan sang istri, Bapak Dewa Made Jiwa harus mengeluarkan biaya
untuk keperluan bulanannya seperti listrik, dan keperluan membeli air sekitar Rp
170.000 Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa biaya yang harus dikeluarkan
Bapak Dewa Made Jiwa untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya nyaris
menghabiskan seluruh pendapatan keluarga. Belum lagi ditambah dengan iuran
dari banjar sebesar Rp 100.000
b Kesehatan
Keluarga Bapak Dewa Made Jiwa termasuk keluarga yang relatif jarang
sakit. Keadaan kesehatan Bapak Dewa Made Jiwa dan Ibu Dewa Ayu Made Oka
secara umum baik. Bapak Dewa Made Jiwa hanya sering mengeluhkan sakit
dibagian bahu dan punggungnya yang mungkin diakibatka karena kelelahan
sewaktu membawa mobil sedangkan ibu Dewa Ayu Made Oka selama 3 tahun
terakhir ini mengeluhkan seringnya kesemutan dibagian kaki, hal ini juga
mungkin disebabkan oleh aktivitas yang berat, sehingga keluarga ini sering
melakukan pemeriksaan kesehatan di bidan puskesmas terdekat dan kadang di
dokter RS Bangli. Keluarga ini juga telah menggunakan fasilitas kesehatan
JKBM, ketika berobat ke Rumah Sakit.
Bapak Dewa Made Jiwa tidak memiliki masalah kesehatan yang
menyebabkan beliau tidak bisa bekerja.
c Kerohanian
Seluruh anggota keluarga Bapak Dewa Made Jiwa beragama Hindu. Bila
ada upacara keagamaan keluarga bapak Dewa Made Jiwa biasanya membuat
banten sendiri,hanya beberapa barang saja yang dibeli dipasar. Biaya
disesuaikan dengan kondisi pada saat itu sehingga tidak membebani keluarga
tersebut.
d Sosial
Untuk biaya-biaya di bidang sosial biasanya keluarga ini tidak
menganggarkan secara khusus pembiayaannya. Apabila terdapat pengeluaran
tertentu di bidang sosial seperti iuran banjar, uang untuk warga yang memiliki
7
duka (sakit, kematian, ngaben), uang untuk hadiah apabila terdapat warga yang
punya hajatan, iuran untuk sumber air yang dimiliki desa, dan sebagainya
biasanya disesuaikan. Jadi, apabila ada pengeluaran mendadak yang berkaitan
dengan keperluan sosial maka semua biaya tersebut disesuaikan dengan kondisi
keuangan keluarga saat itu.
3. Keluarga Bapak I Putu Dana
Keluarga Bapak I Putu Dana termasuk keluarga dengan ekonomi cukup. Bapak
I Putu Dana bekerja sebagai petani yang menggarap ladang dengan tanah hak
milik desa namun hasil penjualan panen menjadi milik keluarga. Pendapatan
Bapak I Putu Dana tidak menentu setiap harinya karena hanya bergantung dari
hasil penjualan hasil panen jeruk yang tidak menentu pula. Ketika panen
biasanya keluarga ini dapat menjual hasil kopinya kira-kira±Rp.7.000.000,00
rupiah untuk sekali panen dan dalam setahun dikatakan hanya terdapat dua kali
panen kopi. Disamping bekerja di kebun jeruk, bapak Putu Dana juga memiliki
ternak babi sebanyak dua ekor. Keluarga ini biasanya membeli babi yang
masih kecil atau terkadang terdapat babi yang berkembang biak kemudian
dirawat sampai siap untuk dijual dengan harga rata-rata Rp. 3.000.000. Apabila
hasil pemasukan ini dikonversi setiap bulannya rata-rata keluarga Bapak I Putu
Dana memperoleh penghasilan ± Rp. 1.000.000,-.
Data Pengeluaran KK Dampingan
A. Kebutuhan Sehari-Hari
Untuk keperluan makan sehari-hari, keluarga Bapak I Putu Dana
menghabiskan uang sebesar ± Rp 100.000,00 yang digunakan untuk membeli
bahan makanan yang akan dimasak untuk makan keluarga.Setiap bulan Bapak I
Putu Dana perlu mengeluarkan biaya sebesar Rp 150.000,00 untuk membeli 15
kg beras.
B. Sosial
No Kebutuhan social Biaya kebutuhan
1 Iuran banjar Rp. 50.000
2 Upacara/karya Rp. 100.000,-/1x yadnya
8
C. Kebutuhan Lain-Lain
No Kebutuhan lain-lain Biaya kebutuhan
1 Listrik Rp 50.000,-
2 Air Rp 50.000,-
3 Kesehatan Rp 200.000,- per tahun
1.3. Rumusan Masalah Masing – Masing Keluarga Binaan
1. Keluarga I Nengah Rawin
Berdasarkan hasil penelusuran didapatkan bahwa dalam keluarga ini tidak
sedang ditemukan masalah kesehatan yang sangat berarti seperti penyakit yang
sangat berat maupun penyakit menahun lainnya. Dalam beberapa bulan terakhir ini
anggota keluarga seringkali hanya mengalami penyakit flu, batuk maupun demam
biasa karena perubahan cuaca yang cukup beragam. Namun demikian saya merasa
terdapat masalah lain yang berpotensi mengganggu kesehatan Pak Rawin, yaitu
kebiasaan merokok yang dimiliki Pak Rawin. Walaupun kebiasaaan merokok ini
tidak digolongkan ke dalam kelompok yang sangat berat, namun kebiasaan pak
Rawin yang gemar merokok dapat menggangu kesehatan paru-paru untuk pak
Rawin sendiri dan untuk istri dan anak-anaknya.
Demikian pula kebiasaan menggosok gigi tidak teratur berpotensi menyebabkan
penyakit gigi dan mulut, kebiasaan mencuci tangan yang kurang baik juga
berpotensi untuk menimbulkan terjadi penyakit yang terkait dengan pencernaan.
2. Keluarga Dewa Made Jiwa
Hasil kunjungan dalam keluarga ini ditemukan masalah kesehatan pada menantu
Bapak Dewa yaitu Jero Ade Sriasih yang memiliki riwayat asma. Bu Jero Ade
memang memiliki riwayat asma sejak muda dan sering kambuh apabila terpapar
debu dan asap rokok. Permasalahan asma bu Jero lebih lanjut, akan dibahas dalam
laporan kedokteran keluarga.
9
3. Keluarga I Putu Dana
Berdasarkan hasil kunjungan dalam keluarga ini tidak sedang ditemukan
masalah kesehatan yang sangat berarti seperti penyakit yang sangat berat maupun
penyakit menahun lainnya. Hanya saja, bapak I Putu Dana sering mengeluhkan
badan pegal-pegal setelah bekerja. Istrinya memiliki riwayat hipertensi sejak lama
dan rutin berobat ke puskesmas pembantu. Dalam beberapa bulan terakhir ini
anggota keluarga tidak mengalami penyakit flu, batuk maupun demam.
10
BAB II
KEGIATAN PADA KELUARGA BINAAN
2.1 Promosi Kesehatan dan Partisipasi Keluarga
1. Keluarga Bapak I Nengah Rawin
No. Tanggal Kegiatan
1. 14 Juli 2013 Perkenalan dengan keluarga binaan
2. 16 Juli 2013 Identifikasi masalah kesehatan dan perilaku
hidup sehat
3. 20 Juli 2013 Promosi kesehatan tentang bahaya merokok
4. 23 Juli 2013 Promosi kesehatan tentang perilaku hidup bersih
dan sehat meliputi praktek bersama cara cuci
tangan pakai sabun, cara menggosok gigi dengan
benar dan pemberian informasi mengenai
kebersihan diri
5. 26 Juli 2013 Promosi kesehatan mengenai pentingnya
pertolongan pertama pada kecelakaan
6. 29 Juli 2013 Promosi kesehatan mengenai lingkungan yang
sehat dan pentingnya makan 4 sehat 5 sempurna
7. 1 Agustus 2013 Pemberian obat – obatan, buku tulis, dan
tanaman mangga kepada keluarga pak Nengah
Rawin
Partisipasi keluarga bapak I Nengah Rawin saat dilakukan promosi kesehatan
sangat antusias sekali. Hal tersebut dapat terlihat pada saat dilakukan praktek cuci
tangan pakai sabun dan menggosok gigi anak pak Rawin sangat sumringah dan paling
semangat untuk mempraktekkannya.
2. Keluarga Bapak Dewa Made Jiwa
No. Tanggal Kegiatan
1. 17 Juli 2013 Perkenalan dengan keluarga binaan
2. 18 Juli 2013 Identifikasi masalah kesehatan dan perilaku
hidup sehat
11
3. 20 Juli 2013 Promosi kesehatan tentang asma dan pertolongan
pertama apabila terjadi serangan
4. 23 Juli 2013 Promosi kesehatan tentang perilaku hidup bersih
dan sehat meliputi praktek bersama cara cuci
tangan pakai sabun, cara menggosok gigi dengan
benar dan pemberian informasi mengenai
kebersihan diri
5. 26 Juli 2013 Promosi kesehatan mengenai pentingnya
pertolongan pertama pada kecelakaan
6. 29 Juli 2013 Promosi kesehatan mengenai lingkungan yang
sehat dan pentingnya makan 4 sehat 5 sempurna
7. 1 Agustus 2013 Pemberian obat – obatan, buku tulis, dan susu
anlene kepada keluarga pak Dewa
Partisipasi keluarga bapak Dewa Made Jiwa saat dilakukan promosi kesehatan
sangat antusias sekali. Hal tersebut dapat terlihat pada saat dilakukan promosi kesehatan
mengenai asma dan penangannya. Semua anggota keluarga banyak bertanya dan
berdiskusi mengenai asma dan meminta solusi mengenai penyakit yang dialami oleh
menantunya.
3. Keluarga Bapak I Putu Dana
No. Tanggal Kegiatan
1. 14 Juli 2013 Perkenalan dengan keluarga binaan
2. 16 Juli 2013 Identifikasi masalah kesehatan dan perilaku
hidup sehat
3. 20 Juli 2013 Melakukan pengukuran tekanan darah dan
promosi kesehatan tentang hipertensi
4. 22 Juli 2013 Promosi kesehatan tentang perilaku hidup bersih
dan sehat meliputi praktek bersama cara cuci
tangan pakai sabun, cara menggosok gigi dengan
benar dan pemberian informasi mengenai
12
kebersihan diri
5. 25 Juli 2013 Promosi kesehatan mengenai pentingnya
pertolongan pertama pada kecelakaan
6. 28 Juli 2013 Promosi kesehatan mengenai lingkungan yang
sehat dan pentingnya makan 4 sehat 5 sempurna
7. 1 Agustus 2013 Pemberian vitamin B Kompleks Susu Anlene
kepada keluarga Pak Dana
Partisipasi keluarga bapak Putu Dana saat dilakukan promosi kesehatan sangat
antusias sekali. Hal tersebut dapat terlihat pada saat dilakukan promosi kesehatan
mengenai kesehatan secara umum. Mereka banyak bertanya mengenai pencegahan dari
hipertensi dan saat pengukuran tekanan darah semua anggota keluarga
13
BAB III
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Keluarga I Nengah Rawin
Hasil kegiatan yang meliputi berbagai promosi kesehatan yang dilakukan selama
kegiatan PPD ini, dimana selama kegiatan keluarga Bapak I Nengah Rawin cukup
antusias menerima edukasi dari mahasiswa PPD. Didapatkan hasil telah terjadi
peningkatan pengetahuan dari keluarga binaan ini. Promosi Kesehatan Pola Hidu
Bersih dan Sehat yang meliputi cara mencuci tangan pakai sabun dengan benar,
menggosok gigi dengan benar, serta kebersihan diri dilakukan pada semua keluarga,
cukup merubah pola hidup bersih dan sehat dari keluarga ini. Dimana keluarga ini
setelah mendapatkan edukasi tersebut telah merubah kebiasaan hidupnya yaitu
kegiatan menyikat gigi yang sebelumnya hanya dilakukan sebanyak 1 kali yaitu saat
setelah mandi di pagi hari, saat ini menjadi 3 kali sehari pada pagi, sore dan sebelum
tidur. Mandi dikatakan hanya sekali sehari karena cuaca dingin. Cuci tangan yang
sebelumnya dilakukan hanya saat setelah makan dengan menggunakan sabun, saat
ini kegiatan cuci tangan pakai sabun dilakukan saat sebelum dan setelah
makan,sesudah BAB, setiap menghidangkan makanan, sebelum dan seduah
membersihkan luka, serta setiap mau mengambil adik bayi. Kegiatan ini dilakukan
dengan air yang ditampung dalam dua ember yang berisi air bersih dan bekas air
berisi sabun. Buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK) di jamban pribadi.
Pakaian diganti setiap 1-2 kali sehari. Untuk memasak, bahan makanan dicuci
menggunakan air sebelum dimasak. Air minum dimasak terlebih dahulu sebelum
diminum. Menu makanan sehari-hari biasanya berupa nasi, sayur, kadang kadang
berisi daging seperti ikan atau ayam yang cukup untuk menunjang status gizi dari
keluarga ini. Sedangkan promosi kesehatan tentang bahaya merokok difokuskan
pada Bapak I Nengah Rawin. Setelah diberikan penjelasan tentang bahaya merokok
beliau bisa menerima dan berusaha untuk mengurangi kebiasaan merokoknya.
Untuk kesehatan lingkungan disarankan pada keluarga untuk lebih menjaga
kebersihan dan mengelola sampah dengan baik untuk mengurangi populasi lalat.
Keluarga binaan ini memiliki dapur yang masih menggunakan tungku dan kayu
bakar yang asapnya tidak baik untuk kesehatan dan ventilasi ruangan yang kurang.
14
Jadi perlu ditekankan untuk membuat cerobong asap dan lebih sering membuka
jendela sehingga udara dan sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah.
3.2 Keluarga Dewa Made Jiwa
Dari hasil berbagai promosi kesehatan yang dilakukan selama kegiatan PPD ini,
dimana selama kegiatan keluarga Bapak Dewa Made Jiwa cukup antusias menerima
edukasi dari mahasiswa PPD. Didapatkan hasil telah terjadi peningkatan
pengetahuan dari keluarga binaan ini. Pada keluarga ini terdapat penderita asma
yang diderita oleh menantunya maka promosi kesehatan diutamakan pada penyakit
asma. Promosi Kesehatan Pengetahuan tentang Asma, faktor pencetus, pencegahan
serta penanganan awal dari asma. Setelah mendapatkan pengetahuan tersebut,
keluarga ini dapat mengerti dan mengetahui faktor pencetus dari asmadibagi
menjadi dua yaitu faktor host dan lingkungan. Faktor host terdiri dari genetik dan
obesitas, sedangkan faktor lingkungan terdiri dari rangsangan alergen, rangsangan
bahan – bahan di tempat kerja, infeksi, merokok, obat, serta penyebab lain atau
faktor lainnya. Promosi Kesehatan PHBS dilakukan pada semua keluarga dan cukup
merubah pola hidup bersih dan sehat dari keluarga ini. Setelah diberikan edukasi
pada keluarga binaan Bapak Dewa Made Jiwa kegiatan mandi yang sebelumnya
hanya dilakukan sebanyak 1 kali sehari saat ini dilakukan 1-2 kali sehari. Sikat gigi
yang biasanya dilakukan saat setelah mandi, saat ini dilakukan sebanyak 1 kali yaitu
saat setelah mandi, saat ini menjadi 3 kali sehari pada pagi, sore dan sebelum tidur.
Pakaian selalu diganti setiap hari sebanyak 1-2 x. Mencuci tangan dilakukan pada
wadah yang berisi air. BAB dan BAK dilakukan di jamban pribadi. Untuk
memasak, bahan makanan dicuci menggunakan air sebelum dimasak. Air minum
dimasak terlebih dahulu sebelum diminum. Untuk keperluan makanan sehari-hari
biasanya berupa nasi dan sayur sayuran. Kadang-kadang disertai daging atau tempe
yang cukup untuk menunjang status gizi dari keluarga ini. Untuk kesehatan
lingkungan disarankan pada keluarga untuk lebih menjaga kebersihan, membuat
ventilasi setiap kamar dalam rumahnya, dan mengelola sampah dengan baik untuk
mengurangi populasi lalat. Keluarga binaan ini memiliki dapur yang masih
menggunakan kayu bakar yang asapnya tidak baik untuk kesehatan. Jadi perlu
ditekankan untuk membuat cerobong asap.
15
3.3 Keluarga Bapak Putu Dana
Hasil kegiatan promosi kesehatan yang dilakukan selama kegiatan PPD ini, dimana
selama kegiatan keluarga Bapak Putu Dana cukup antusias menerima edukasi dari
mahasiswa PPD. Didapatkan hasil telah terjadi peningkatan pengetahuan dari
keluarga binaan ini. Promosi kesehatan secara umum yang meliputi pengukuran
tekanan darah kepada seluruh anggota keluarga sangat menguntungkan bagi keluara
Pak Dana. Mereka menjadi mengetahui tekanan darah yang normal, cara mencegah
dan mengobati hipertensi baik secara farmakologi dan non farmakologi. Promosi
Kesehatan PHBS dilakukan pada semua keluarga dan cukup merubah pola hidup
bersih dan sehat dari keluarga ini. Prilaku hidup bersih dan sehat keluarga Bapak
Putu Dana yang tergolong kurang, dimana kebiasaan untuk kebiasaan cuci tangan
yang sebelumnya sangat jarang dilakukan, saat ini di keluarga tersebut kegiatan cuci
tangan pakai sabun. Untuk mencuci pakaian biasanya dilakukan 1x seminggu
menggunakan deterjen. Keluarga ini sudah memiliki jamban untuk BAB/BAK.
Untuk memasak, bahan makanan dicuci menggunakan air sebelum dimasak. Air
minum dimasak terlebih dahulu sebelum diminum. Untuk keperluan makanan
sehari-hari keluarga ini disarankan untuk mengurangi garam dan daging merah
sebagai lauknya. Untuk kesehatan lingkungan disarankan pada keluarga untuk lebih
menjaga kebersihan dan mengelola sampah dengan baik untuk mengurangi populasi
lalat. Keluarga binaan ini memiliki dapur yang masih menggunakan tungku dan
kayu bakar yang asapnya tidak baik untuk kesehatan dan ventilasi ruangan yang
kurang. Jadi perlu ditekankan untuk membuat cerobong asap dan lebih sering
membuka jendela sehingga udara dan sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah.
16
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Secara umum, keluarga binaan saya memiliki lingkungan fisik yang kurang
sehat dengan pereknomian yang beragam dan masih rendahnya pengetahuan
perilaku hidup bersih dan sehat
2. Selama kegiatan PPD ini, yang telah saya lakukan adalah mempraktekan
salah satu teori kedokteran keluarga yaitu promosi kesehatan kepada ketiga
keluarga binaan saya dengan cara memberikan informasi tentang suatu
penyakit, penanganan pertama, serta praktek bersama dalam melakukan pola
hidup bersih dan sehat.
3. Masih terdapat persepsi yang kurang tepat mengenai konsep sakit dan
anggapan bahwa sudah sembuh ketika penyakit yang dialaminya tidak
menunjukkan gejala yang disebabkan rendahnya tingkat pendidikan.
Pengetahuan penderita dan keluarga tentang penyakit serta penanganannya
masih sangat kurang, sehingga dianggap tidak perlu untuk memeriksakan
diri dan minum obat secara teratur.
4.2 Saran
1. Ketiga keluarga binaan yang saya temui ini ketiganya mempunyai masalah
yang sama yaitu merokok. Untuk itu saran saya pada anggota keluarga yang
merokok agar menghentikan kebiasaannya merokok.
2. Untuk keluarga binaan yang memiliki penyakit hipertensi dan asma agar
selalu minum obat secara teratur dan kontrol memeriksakan diri ke pusat
kesehatan terdekat (puskesmas pembantu ataupun puskesmas).
17
BAGIAN KEDUA – KASUS DOKTER KELUARGA
BAB I
PENDAHULUAN
Asma adalah penyakit inflamasi dari saluran pernafasan yang melibatkan
inflamasi pada saluran pernafasan dan mengganggu aliran udara, dan dialami oleh 22
juta warga Amerika. Di Indonesia, asma merupakan sepuluh besar penyebab
kesakitan dan kematian. Hal tersebut tergambar dari data studi survei kesehatan
rumah tangga (SKRT) diberbagai propinsi di Indonesia. SKRT 1986 menunjukkan
asma menduduki urutan ke-5 dari 10 penyebab kesakitan (morbiditi) bersama-sama
dengan bronkitis kronik dan empisema. Pada SKRT 1992, asma, bronkitis kronik dan
empisema sebagai penyebab kematian (mortaliti) ke-4 di Indonesia atau sebesar
5,6%. Inflamasi saluran nafas pada asma meliputi interaksi komplek dari sel,
mediator-mediator, sitokin, dan kemokin. Inflamasi kronik menyebabkan
peningkatan hiperesponsif jalan napas yang menimbulkan gejala episodik berulang
berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama malam dan
atau dini hari. Episode tersebut berhubungan dengan obstruksi jalan napas yang luas,
bervariasi dan seringkali bersifat reversibel dengan atau tanpa pengobatan. Proses
perjalanan penyakit ini yang menimbulkan gejala episodik berulang, menyebabkan
perlu dilakukan pencegahan dan penanganan yang cepat apabila mengalami
serangan. Alasan-alasan inilah yang mendasari pemilihan kasus Asma Bronkiale
sebagai laporan kasus penulis.
1.1 LATAR BELAKANG KASUS
Nama : Jero Ade Sriasih
Umur : 30 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Perkawinan : Kawin
Riwayat Keluarga : Ibu Penderita
18
Data Keluarga:
No Nama Umur/thn Pendidikan Pekerjaan Ket.
1 Dewa Made Jiwa 55 Tamat SDSupir,
PetaniMertua
2 Dewa Made Oka 55 Tamat SDBuruh
TaniMertua
3 Dewa Gede Atyana 35 Tamat SMPBuruh
ProyekSuami
4 Jero Ade Sriasih 30 Tamat SMPIbu Rumah Tangga
Penderita
5 Dewa Ayu Dewi Purnami
7 2 SD Pelajar Anak
1.2 RIWAYAT PENYAKIT
Penderita, Jero Ade Sriasih terdiagnosis asma sejak belum menikah.
Keluhan sesak nafas pertama kali dirasakan umur 15 tahun, dan sempat di rawat
di rumah sakit Gianyar sebanyak dua kali. Pada saat serangan dirasakan bu jero
biasanya mengeluh sesak nafas. Sesak napas yang dirasakan disertai bunyi napas
“ngik-ngik”dan pasien kesulitan untuk menghirup udara hingga pasien kesulitan
untuk tidur. Sesak napas dikatakan lebih baik bila dalam keadaan duduk dan
pasien merasakan sesak napas lebih berat dalam keadaan berbaring. Sesak napas
biasanya diawali dengan batuk-batuk.
Riwayat keluhan yang sama ada pada ibu penderita. Dikatakan ibu penderita
juga menderita asma. Apabila penderita mengalami serangan, bu jero biasanya
dilarikan ke rumah sakit Bangli yang terletak kurang lebih 30 menit dari
rumahnya. Awalnya keluhan ini dirasakan sering oleh penderita, tapi beberapa
tahun terakhir serangan berkurang yaitu sekitar 2 kali setahun, Bu Jero
mengatakan sesak napas sering kali kambuh apabila terpapar bulu binatang/debu
ataupun terkena asap rokok. Bu Jero tidak memiliki riwayat alergi obat ataupun
makanan.
19
BAB II
ANALISIS SITUASI KELUARGA KASUS
2.1 Aspek Lingkungan Fisik Keluarga Binaan
Bu Jero Asih tinggal di sebuah rumah sederhana di Desa Sekaan Kecamatan
Kintamani Kabupaten Bangli. Di rumah tersebut dihuni oleh 5 orang yaitu pasien,
suami, kedua mertuanya, dan anak semata wayangnya. Penataan bangunan dan halaman
rumah keluarga Bu Jero belum terlalu baik. Jumlah ruangan dalam rumah terdiri dari 5
buah kamar yang terdiri atas 3 buah kamar tidur dan 1 kamar untuk tempat
penyimpanan barang-barang serta sebuah ruang makan. Keadaan kamar tidur di rumah
keluarga ini tidak terlalu baik karena tidak tersedia ventilasi yang cukup memadai
sehingga ruangan tidur terasa lembab akibat kurangnya sinar matahari yang masuk,
selain itu juga cuaca dingin dan lembab di Desa Sekaan.
Terdapat pula bangunan ruang makan sederhana yang dindingnya tersusun dari
batako yang tidak di plester. Disebelahnya, terdapat dapur sederhana yang beratapkan
seng dan berdindingkan terpal. Kamar mandinya berukuran sedang. Kamar mandi
terlihat cukup bersih dengan telah terdapat jamban jongkok. Halaman rumah keluarga
Bapak Dewa Made Jiwa tampak tidak begitu luas, terdapat sanggah yang sederhana,
dengan beberapa tanaman disekitarnya.
2.2 Aspek Sosial Ekonomi Keluarga Binaan
Bu Jero merupakan seorang ibu rumah tangga. Suami Bu Jero bekerja sebagai
buruh proyek harian dengan upah Rp.75.000,00/hari. Mertua Bu Jero hanyalah
seorang sopir pengangkut sapi dan juga bergantung pada hasil bagi panen jeruk antara
bapak mertua beserta suaminya dengan pemilik dari kebun jeruk tersebut. Ketika
panen biasanya keluarga ini mendapat setengah dari hasil penjualan jeruk yang
dikelola, panen berlangsung sekali selama setahun. Pendapatan keluarga ini
pertahunnya sekitar ±Rp.3.000.000,00.
2.3 Aspek Sosial Budaya Keluarga Binaan
Aspek sosial budaya pada keluarga ini sangat baik. Apabila terdapat masalah
dalam keluarga, bu jero mengatakan biasanya masalah tersebut dibicarakan bersama
dengan mengambil asas musyawarah mufakat. Semua keputusan masih diputuskan
20
oleh bapak mertuanya, sedangkan apabila ada kegiatan budaya seperti kegiatan
upacara agama dan ngayah di lingkungan desa, mertuanya mempercayakan suami
dan dirinya untuk melaksanakan kegiatan budaya.
2.4 Aspek Sosial Psikologis Keluarga Binaan
Aspek sosial psikologis pada keluarga ini sangat baik.Hal tersebut dapat
terlihat dari hubungan yang rukun dalam keluarga tersebut. Berdasarkan hasil
pengamatan setiap dilakukan kunjungan, saya disambut dengan baik oleh mereka.
Mereka juga saling bahu membahu dalam mengatur semua urusan rumah tangga.
Tidak terdapat perselisihan yang berarti antara penderita dengan ibu mertuanya.
Selain itu, hubungan dengan tetangga sekitar juga nampak harmonis. Terlihat dari
pada setiap kunjungan, tetangga sekitarnya biasanya berkunjung sore hari ke
rumahnya untuk mengobrol bersama ataupun mejejahitan bersama.
21
BAB III
RUMUSAN MASALAH DAN SOLUSI
1.1 Status Kesehatan Anggota Keluarga
a. Status Gizi
Status gizi Bu Jero Asih memiliki gizi yang lebih yaitu dengan tinggi badan 160
cm dan berat badan 70 Kg, didapatkan BMI sebesar 27,34 (overweight).
Sedangkan anggota keluarga yang lain status gizinya masih dalam batas yang
normal.
b. Kelahiran
Bu Jero Asih dikatakan lahir dengan normal, lahir di bidan Gianyar. Dikatakan
Bu Jero Asih memang memiliki riwayat asma sejak berusia 15 tahun.
c. Kematian
Di keluarga suaminya tidak ada yang pernah mengalami penyakit serius yang
dapat merenggut nyawa. Keluarganya sendiri, ibu penderita juga memiliki
penyakit yang sama yaitu asma tetapi merengut nyawa. Dalam 6 bulan terakhir
ini keluarga mereka hanya mengalami penyakit umum seperti batuk, pilek,
pusing, demam, dan gatal-gatal.
d. Kesakitan
Setahun yang lalu, Bu Jero sempat mengalami serangan asma satu kali. Hal
tersebut disebabkan karena bu Jero membersihkan rumahnya tetapi lupa
memakai masker saat bekerja.
e. Latar Belakang Penyakit
Bu Jero Ade Sriasih terdiagnosis asma sejak belum menikah. Keluhan sesak
nafas pertama kali dirasakan umur 15 tahun, dan sempat di rawat di rumah
sakit Gianyar sebanyak dua kali. Pada saat serangan dirasakan bu jero
biasanya mengeluh sesak nafas. Sesak napas yang dirasakan disertai bunyi
napas “ngik-ngik”dan pasien kesulitan untuk menghirup udara hingga pasien
kesulitan untuk tidur. Sesak napas dikatakan lebih baik bila dalam keadaan
duduk dan pasien merasakan sesak napas lebih berat dalam keadaan berbaring.
Riwayat keluhan yang sama ada pada ibu penderita. Dikatakan ibu penderita
22
juga menderita asma. Apabila penderita mengalami serangan, bu jero biasanya
dilarikan ke rumah sakit Bangli yang terletak kurang lebih 30 menit dari
rumahnya.
1.2 Persepsi Keluarga Tentang Konsep Sehat-Sakit
Di keluarga Bu Jero Asih Masih persepsi keluarga tentang konsep sehat-sakit sudah
benar. Ini terlihat dari kesadaran seluruh anggota keluarga mengenai penyakit yang
dialami oleh penderita. Seluruh anggota keluarga biasanya selalu mengingatkan
penderita untuk memakai masker apabila sedang membersihkan rumah ataupun
bersentuhan dengan binatang.
1.3 Solusi Masalah Kesehatan
Bertolak pada tujuan dari PPD ini Sebagai dokter keluarga, langkah-langkah
yang dapat kami ambil untuk mengatasi masalah kesehatan ini adalah sesuai dengan
prinsip-prinsip kedokteran keluarga sebagai berikut, yaitu: personal, komprehensif,
berkesinambungan, koordinatif dan kolaboratif, mengutamakan pencegahan, serta
memberdayakan keluarga dan/atau masyarakat. Dari beberapa masalah yang dijelaskan
sebelumnya, kami mengusulkan penyelesaian masalah yang yakni:
1. Edukasi pasien tentang penyakitnya
Kami menjelaskan kembali lebih lengkap mengenai penyakit asma dan faktor-
faktor yang dapat mengakibatkan kekambuhan berdasarkan kegiatan dan
rutinitas pasien, perkiraan perjalanan penyakitnya, pencegahan dan
pengobatannya lebih lanjut. Pasien juga disarankan untuk rutin kontrolke
puskesmas pembantu atau puskesmas kintamani VI sampai asma yang diderita
terkontrol sepenuhnya.
2. Memberikan KIE agar pasien dapat menghindari faktor-faktor pencetus
kambuhnya penyakit yang diderita. Pasien diharapkan memakai jaket untuk
menghindari udara dingin, memakai masker jika bersih – bersih ataupun sedang
mengendarai sepeda motor. Pasien juga diberikan edukasi agar selalu
menyediakan dan membawa obat-obatan yang diperlukan untuk mengatasi jika
terjadi serangan. Jika serangan memberat agar secepatnya dibawa ke rumah sakit
23
dan dapat diatasi secepatnya oleh dokter sehingga mengurangi morbiditas
pasien.
3. Memberikan edukasi mengenai kegiatan dan rutinitas dari pasien agar
dimengerti oleh keluarga. Disarankan agar pasien berolahraga ringan untuk
menurunkan berat badan pasien tetapi jangan terlalu lelah serta tidak stres serta
menjaga kesehatan jasmani dan rohani dengan cara makan makanan yang sehat.
Pasien juga disarankan menjaga lingkungan rumah, terutama mengenai debu,
polutan dan alergen yang potensial timbul. Pasien agar rutin menjaga kebersihan
rumahnya dan mengatur sirkulasi udara serta cahaya yang cukup di dalam
rumah. Pasien juga diberikan edukasi mengenai pemilihan makanan, sebaiknya
memasak makanannya sendiri dan menghindari makanan dengan bahan
pengawet, serta menghindari makanan yang menimbulkan alergi pada pasien.
24
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Keluarga binaan memiliki lingkungan fisik tempat tinggal yang belum terlalu
baik, keadaan ekonomi menengah kebawah, serta prilaku hidup sehat yang
masih rendah.
2. Persepsi tentang konsep sehat dan sakit pada keluarga ini sudah baik, tetapi
perlu ditingkatkan lagi mengenai pencegahan dari penyakit asma agar penderita
tidak mengalami serangan.
3. Selama kegiatan PPD ini, khususnya di keluarga binaan Bu Jero Asih telah
dilakukan beberapa konsep kedokteran keluarga terutama menyangkut promosi
kesehatan dengan memberikan komunikasi, informasi, dan edukasi serta
motivasi baik kepada pihak penderita dan juga keluarganya tentang penyakit
yang sedang atau pernah diderita.
4.2 Saran
1. Memberikan pasien ketenangan dan istirahat yang cukup agar pasien tidak lelah
sehingga dapat mengurangi risiko kekambuhan penyakitnya.
2. Keluarga sebaiknya mendukung pengobatan pasien secara psikis, fisik, dan
material sehingga meringankan beban pikiran dan tenaga pasien. Terutama
mengingatkan untuk menghindari faktor-faktor pencetus penyakitnya.
3. Pasien harus rutin berolahraga serta ikut menjaga dirinya agar terhindar dari
paparan faktor pencetus penyakitnya, terutama yang sudah diketahui pasien dan
pernah menimbulkan kekambuhan serangan terhadap diri pasien.
25
26