Laporan KK Dampingan PGC A_sat Use

download Laporan KK Dampingan PGC A_sat Use

of 26

Transcript of Laporan KK Dampingan PGC A_sat Use

  • 7/27/2019 Laporan KK Dampingan PGC A_sat Use

    1/26

    BAB I

    LATAR BELAKANG KELUARGA BINAAN

    Pelatihan Pra Dokter (PPD) merupakan suatu program simulasi pada

    situasi yang sesungguhnya di masyarakat untuk memberikan pengalaman kepada

    calon dokter tentang bagaimana bekerja sebagai dokter keluarga yang berorientasi

    kepada masyarakat khususnya keluarga. Program ini merupakan proses

    pembelajaran akhir bagi para calon dokter untuk memperkaya pengalaman dalam

    berkomunikasi, mengidentifikasi masalah, mengenal berbagai faktor risiko sertamelaksanakan pemecahan masalah kesehatan secara komprehensif yang berpusat

    pada pasien dan keluarganya yang pada kesempatan kali ini diterapkan pada tiga

    keluarga binaan.

    1.1. Data Demografi Keluarga Binaan

    Keluarga binaan penulis bertempat tinggal di Banjar Malet Gusti, Desa

    Penglumbaran, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli. Banjar Malet Gusti ini

    masuk dalam wilayah kerja Puskesmas Susut I. Seperti sebagian besar daerah

    yang ada di Kabupaten Bangli, daerah Malet Gusti ini pun beriklim sejuk.

    Sebagian besar warganya bermata pencaharian sebagai petani.

    Data demografis keluarga binaan seperti tercantum dalam tabel di bawah:

    Tabel 1. Susunan Keluarga I Gusti Nyoman Biasa

    No Nama JK

    Umur

    (thn) Pendidikan

    Hubungan

    dgn KK Pekerjaan

    1. I Gusti Nyoman Biasa L 55 Tamat SD KK Tidak bekerja

    2. Gusti Ayu Nengah Suti P 50 Tidak sekolah Istri KK IRT

    3. Gusti Putu Supartini P 28 Tamat SMA Anak I Swasta

    4. I Gusti Nengah Muliada L 23 Tamat SMA Anak II Swasta

    5. Gusti Ayu Komang Ani P 18 Tamat SMP Anak III Swasta

    Gambar Sistem Kekerabatan Keluarga Binaan 1

    1

  • 7/27/2019 Laporan KK Dampingan PGC A_sat Use

    2/26

    Keterangan:

    = Laki-laki

    = Perempuan

    Keluarga I Gusti Nyoman Biasa terdiri dari seorang istri dan tiga orang anak,

    yang tinggal serumah. Keluarga ini beragama Hindu. Dalam kehidupan sehari-

    hari, pengambilan keputusan berada di tangan KK, terkadang dapat diwakilkan

    oleh istri KK. Anak pertama bekerja sebagai pegawai bank swasta, anak kedua

    bekerja di bengkel sedangkan anak ketiga belum bekerja.

    Tabel 2. Susunan Keluarga I Gusti Putu Yasa

    No Nama JKUmur

    (thn)Pendidikan

    Hubungan dgn

    KKPekerjaan

    1. I Gusti Putu Yasa L 70 Tidak sekolah KK Petani

    2. Gusti Ayu Wayan

    Resih

    P 65 Tidak sekolah Istri KK Swasta

    3. I Gusti Putu Adawa L 47 Tidak sekolah Anak I Swasta

    4. Gusti Nyoman Sriani P 43 Tamat SD Anak II Swasta

    5. Gusti Ayu Kt.

    Gunasih

    P 41 Tamat SMP Anak III IRT

    6. Gusti Wayan Ekarini P 39 Tamat SMP Anak IV IRT

    7. I Gusti Ngh Alit

    Subawa

    L 37 Tamat SMA Anak V Swasta

    Gambar Sistem Kekerabatan Keluarga Binaan 2

    2

    43 5

    1 2

    1 2

  • 7/27/2019 Laporan KK Dampingan PGC A_sat Use

    3/26

    Keterangan:

    = Laki-laki

    = Perempuan

    Keluarga I Gusti Putu Yasa terdiri dari istri KK dan lima orang anak. Keluarga ini

    beragama Hindu. Dalam kehidupan sehari-hari, pengambilan keputusan berada di

    tangan KK, terkadang juga bisa dialihkan kepada anak yang paling tua. Bapak I

    Gusti Putu Yasa bekerja sebagai petani. Istri Bapak I Gusti Putu Yasa selain

    sebagai Ibu rumah tangga juga bekerja sebagai petani membantu KK. Anak

    pertamanya bekerja sebagai petani dan pengrajin bambu membuat bedeg, anak

    kedua bekerja di warung, anak ketiga maupun keempat sudah menikah, dan anak

    kelima bekerja sebagai buruh serabutan.

    1.2. Status Sosial Ekonomi Keluarga Binaan

    I Gusti Nyoman Biasa

    Keluarga I Gusti Nyoman Biasa termasuk dalam kelas sosial ekonomi

    menengah. Saat ini KK tidak bekerja. Dahulu KK pernah bekerja

    sebagai tukang bangunan, namun karena tenaganya sudah tidak sekuat

    dulu lagi, maka KK sudah berhenti menjadi tukang kira kira sejak 1

    tahun belakangan. Pendapatan mereka dapatkan dari uang yang diberi

    oleh anak anaknya yang telah bekerja. Untuk segala jenis bahan

    makanan seperti beras, minyak, dan bahan sembako lainnya dibelikan

    oleh anaknya. KK mengatakan hanya perlu mengeluarkan uang untuk

    membayar air, listrik, ataupun untuk keperluan upacara. Rata rata

    pengeluaran keluarga dalam sebulan untuk pembayaran tersebut sekitar

    Rp. 150.000,00. Menurut KK uang yang mereka dapatkan masih dapat

    mencukupi kebutuhan mereka tiap bulan.

    3

    7654

    3

  • 7/27/2019 Laporan KK Dampingan PGC A_sat Use

    4/26

    I Gusti Putu Yasa

    Keluarga I Gusti Putu Yasa termasuk keluarga dengan status sosial

    ekonomi menengah kebawah. Pekerjaan KK dan istrinya sehari-hari

    adalah sebagai petani. Mereka bekerja di perkebunan yang dimiliki oleh

    orang lain. Namun karena umur yang sudah tua dan sering kambuhnya

    penyakit yang dimiliki KK, ia pun tak mampu bekerja setiap hari.

    Pendapatan keluarga ini tak menentu kadang disaat panen ia bisa

    mendapat hingga Rp. 500.000,00. Dikatakan rata rata pendapatan

    keluarga ini per harinya sekitar Rp. 20.000,00. Anak KK yang sudah

    bekerja selalu memberikan uang setiap bulan. Pengeluarannya sebulan

    tidak tentu, rata-rata Rp.500.000,00 hingga Rp. 600.000,00. Biasanya

    pengeluaran digunakan untuk membeli beras, membayar biaya

    penggunaan air, listrik, dan keperluan upacara.

    1.3. Rumusan Masalah Keluarga Binaan

    1.3.1 Rumusan Masalah Keluarga I Gusti Nyoman Biasa

    Masalah Kesehatan

    Dalam keluarga ini, yang menjadi masalah kesehatan adalah istri KK (Gusti Ayu

    Nengah Suti) yang pernah menderita TBC. Sekitar dua tahun yang lalu istri KK

    mengalami batuk batuk yang cukup lama tidak kunjung sembuh. Berat

    badannya pun menurun terus. Setelah diperiksa di puskesmas Susut I ibu Gusti

    Ayu Nengah Suti dikatakan menderita TBC. Ibu Nengah mendapat pengobatan

    selama 6 bulan dengan 3 jenis obat yang berbeda. Setelah selesai menjalankan

    pengobatannya selama 6 bulan tersebut, Ibu Nengah memeriksakan kembali

    penyakitnya tersebut. Ibu Nengah pun disarankan untuk melakukan rontgen. Hasilrontgen pun dibawa kembali ke Puskesmas Susut I. Di Puskesmas dikatakan Ibu

    Nengah harus menjalani pengobatan lanjutan dan saat itu diberi jenis obat yang

    berbeda. Namun tak lama menggunakan obat tersebut Ibu Nengah mengatakan

    tidak cocok dengan obat tersebut, karena ia merasa mual, pusing ketika

    mengkonsumsi obatnya. Oleh karena itu, ia menghentikan sendiri pengobatannya

    dan tidak mau lagi berobat ke Puskesmas Susut I. Hingga saat ini keluhan batuk

    batuk berdahak masih ada. Yang menjadi masalah disini adalah kurangnya

    4

  • 7/27/2019 Laporan KK Dampingan PGC A_sat Use

    5/26

    pengetahuan keluarga binaan tentang TBC itu sendiri dan pentingnya berobat

    secara tuntas agar penyakitnya dapat sembuh. Faktor risiko yang dapat ditelusuri

    di bidang kesehatan yaitu kurangnya pengetahuan tentang TBC serta arti

    pentingnya melakukan pengobatan secara tuntas terhadap penyakitnya tersebut.

    Masalah Penataan Bangunan

    Keluarga binaan tinggal dalam satu pekarangan terdapat beberapa bangunan, yaitu

    bangunan tempat tinggal KK, bangunan tempat tinggal anak KK, dapur dan kamar

    mandi, bale dangin, dan merajan. Bangunan-bangunan utama sudah permanen,

    tembok bercat putih bermotif, atap rumah dari genteng, lantai rumah sebagian

    sudah dikeramik. Kondisi tembok dan lantai terlihat cukup bersih.

    Dapur belum berupa bangunan permanen yang dindingnya terbuat dari bedeg dan

    atap dari seseh. Kondisi bagian dalam dapur tampak gelap dan dindingnya

    tertutup jelaga berwarna hitam yang jarang dibersihkan. Peralatan masak pun

    tampak sudah lama dan hitam. Sehari-hari keluarga penderita memasak

    menggunakan kayu bakar. Penerangan dan ventilasi dapur agak kurang. Kamar

    mandi hanya ada satu, terletak di sebelah barat dapur. Kamar mandi ini sudah

    dilengkapi dengan WC. Bangunan kamar mandi sudah dibangun permanen

    dengan tembok batako dan atap genteng. Keadaan kamar mandi cukup bersih.

    Lantai kamar mandi terbuat dari keramik. Sumber air didapatkan dari PDAM

    yang mengalir setiap dua hari. Air ini digunakan untuk mandi, minum, dan

    memasak. Sumber penerangan berasal dari PLN yang dibagi bersama lima rumah

    yang lain.

    Kamar tidur kepala keluarga terletak di bangunan sebelah timur. Kamar seluas 3 x

    4 meter tampak kurang rapi. Didalamnya terdapat dua kasur dan satu lemari. Sprei

    di atas kasur tampak lusuh dan acak-acakan. Menurut istri KK mereka menggantisprei setiap 1 bulan sekali. Penerangan di dalam kamar berupa sebuah lampu neon

    yang cukup terang. Ventilasi yang ada terdiri dari jendela dan lubang angin di atas

    pintu namun ditutupi dengan koran. Pekarangan rumah adalah tanah kering

    berpasir dan tidak tanaman. Sampah yang ada biasanya diletakkan di belakang

    dapur dan dibakar.

    Masalah Pendidikan

    5

  • 7/27/2019 Laporan KK Dampingan PGC A_sat Use

    6/26

    Saat ini anak ketiga dari Bapak I Gusti Nyoman Biasa tidak bersekolah lagi

    karena keterbatasan biaya dan kurang motivasi untuk kembali untuk bersekolah

    sehingga aktivitas sehari-hari hanya membantu pekerjaan orang tua. Tingkat

    pendidikan orang tua yang rendah juga menyulitkan orang tua untuk membimbing

    anaknya dalam hal pendidikan.

    1.3.2 Rumusan Masalah Keluarga I Gusti Putu Yasa

    Masalah Kesehatan

    Rematik pada KK (I Gusti Putu Yasa) dan istri KK (Wayan Resih) merupakan

    masalah kesehatan utama yang ada pada keluarga ini. Dikatakan sakitnya ini amat

    sering kambuh dan sangat mengganggu serta membatasi ruang gerak mereka,

    terutama bagi Pak I Gusti Putu Yasa. Hampir setiap tiga hari Pak I Gusti Putu

    Yasa mengeluhkan nyeri yang sangat dan kaku pada kedua lututnya. Kadang bila

    sudah tidak tahan, ia pun mencari pengobatan pada mantri desa. Setelah diberikan

    suntikan pada kedua lututnya, keluhan nyerinya pun hilang. Setelah nyerinya

    hilang, Pak I Gusti Putu Yasa seringkali langsung bekerja kembali ke sawah,

    walaupun bengkaknya masih terjadi. Yang terpenting bagi dirinya nyeri yang

    dirasakannya sudah tertangani dan ia dapat menggunakannya untuk kembali

    bekerja seperti semula.

    Faktor risiko yang dapat ditelusuri di bidang kesehatan yaitu kurangnya

    pengetahuan tentang rematik serta hal hal penting yang perlu dilakukan untuk

    mencegah kambuhnya penyakitnya tersebut.

    Masalah Perekonomian Keluarga

    Saat ini Bapak I Gusti Putu Yasa dan istrinya sudah tidak mapu aktif bekerja

    seperti dulu, sehingga pendapatan yang diperoleh tidak maksimnal. Pendapatan

    keluarga lainnya diperoleh dari uang yang diberi oleh anak anaknya yang telahbekerja. Pendapatan yang didapatkan masih dapat mencukupi kebutuhan mereka

    tiap bulan namun keluarga Bapak I Gusti Putu Yasa tidak memiliki perencanaan

    prioritas kebutuhan dan perencanaan tabungan untuk hal-hal yang mendadak

    seperti sakit, kematian, iuran banjar dan sebagainya.

    Masalah Penataan Bangunan

    Keluarga ini menempati sebuah areal pekarangan yang berbagi dengan kakak

    tertua KK. Bangunan utama berupa bangunan permanen yang berfungsi sebagai

    6

  • 7/27/2019 Laporan KK Dampingan PGC A_sat Use

    7/26

    kamar tidur sebanyak dua kamar serta sebuah kamar tamu. Kamar tidur dengan

    dinding terbuat dari batu bata dan sudah dicat putih, beratap genteng dengan lantai

    keramik. Ventilasi kamar minim, pencahayaan ruangan kurang oleh karena

    jendela lebih sering ditutup. Bangunan dapur masih menggunakan tungku dengan

    kayu bakar, serta peralatan dapur yang seadanya KK memiliki dua buah kamar

    mandi dan WC yang permanen yang digunakan bersama keluarga kakak tertua

    KK. Bak penampungan air di kamar mandi berukuran cukup besar namun tidak

    disertai saluran pembuangan air bak, sehingga sedikit menyulitkan saat

    membersihkan. Sumber air didapatkan dari PDAM yang mengalir setiap dua hari.

    Air ini digunakan untuk mandi, minum, dan memasak. Sumber penerangan

    berasal dari PLN. Pekarangan rumah adalah tanah kering berpasir dan hanya

    ditanami pohon mangga. Sampah yang ada biasanya diletakkan di belakang dapur

    dan dibakar.

    BAB II

    KEGIATAN PADA KELUARGA BINAAN

    7

  • 7/27/2019 Laporan KK Dampingan PGC A_sat Use

    8/26

    2.1 Program

    Berdasarkan permasalahan yang ada pada keluarga tersebut terutama berdasarkanmasalah prioritas yaitu mengenai kesehatan dan penataan bangunan maka

    dibentuk program dalam membantu keluarga binaan ini yaitu :

    1. Memberikan penyuluhan yang sifatnya komunikatif, pemberian informasi dan

    edukasi (KIE) kepada keluarga bapak I Gusti Nyoman Biasa, terutama

    menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan penyakit TBC mengenai

    penyebab penyakit yang diderita, cara pencegahan serta penanggulangannya.

    2. Memberikan penyuluhan yang sifatnya komunikatif, pemberian informasi dan

    edukasi (KIE) kepada keluarga bapak I Gusti Putu Yasa, terutama menyangkut

    hal-hal yang berhubungan dengan penyakit Rematik mengenai penyebab

    penyakit yang diderita, cara pencegahan serta penanggulangannya.

    3. Memberikan saran dalam penataan bangunan untuk mencegah serta

    menanggulangi munculnya penyakit pada keluarga bapak I Gusti Nyoman

    Biasa dan I Gusti Putu Yasa.

    2.2 Jadwal Kegiatan

    No Program Jadwal Kegiatan Keterangan

    8

  • 7/27/2019 Laporan KK Dampingan PGC A_sat Use

    9/26

    1 Memberikan

    masukan

    penataan

    bangunan

    Kegiatan ini dilakukan setiap berkunjung

    ke keluarga binaan.

    2 Memberikan

    konseling dan

    motivasi untuk

    bersekolah

    Kegiatan ini dilakukan setiap melakukan

    kunjungan ke keluarga binaan yang

    mempunyai anak yang tidak bersekolah

    3 Menangani

    masalah

    kesehatan

    dengan prinsip

    kedokteran

    keluarga

    Penanganan masalah kesehatan dengan

    prinsip kedokteran keluarga ini dilakukan

    secara personal, kolaboratif, koordinatif,

    paripurna, berkesinambungan,

    mengutamakan pencegahan, dan

    menimbang keluarga, masyarakat, dan

    lingkungan. Kegiatan ini dilakukan setiap

    melakukan kunjungan, yaitu memberi

    informasi mengenai penyakit, perilaku

    hidup bersih dan sehat, cuci tangan yang

    benar dan managemen luka yang

    sederhana dengan menggunakan media

    yang mudah dipahami keluarga

    BAB III

    HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

    9

  • 7/27/2019 Laporan KK Dampingan PGC A_sat Use

    10/26

    3.1 Pelaksanaan

    Pelaksanaan dari program yang diajukan dapat berjalan dengan lancar.

    Kegiatan program yang pertama, seluruh KK dan istri KK mendengarkan saatdiberi KIE tentang TBC, pencegahan penularan, dan pentingnya pengobatan

    TBC ini hingga tuntas. Karena istri KK (Gusti Ayu Nengah Suti) memiliki

    riwayat TBC dengan pengobatan yang belum tuntas, maka disarankan kepada

    Bu Nengah untuk memeriksakan kembali dirinya, walaupun tidak harus ke

    Puskesmas Susut I. Diberi juga penjelasan mengenai bagaimana TBC tersebut

    dapat menular, sehingga sebisanya dilakukan cara cara mencegah

    penularannya seperti dengan tidak membuang dahak sembarangan, menjaga

    ruangan agar tidak lembab dengan menjaga ventilasi udara yang cukup.

    Selain itu memberi penjelasan mengenai pentingnya menjalankan pengobatan

    secara tuntas.

    Kegiatan program yang kedua, Bapak I Gusti Putu Yasa dan istri banyak

    berdiskusi mengenai penyakit yang diderita oleh KK dan istrinya. Diberikan

    penjelasan bahwa penyakit rematik yang diderita adalah penyakit yang

    kronik, sehingga perlu dipahami bahwa mungkin dalam derajat tertentu akan

    tetap ada rasa nyeri, kaku dan keterbatasan gerak serta fungsi. Selain itu juga

    KK dan keluarga diberi pemahaman bahwa hal tersebut perlu dipahami dan

    disadari sebagai bagian dari realitas kehidupannya. Disarankan juga agar rasa

    nyeri dapat berkurang, maka KK dan istrinya sedianya mengurangi aktivitas

    atau pekerjaannya sehingga tidak terlalu banyak menggunakan sendi dan

    lebih banyak beristirahat.

    Kegiatan program yang keempat pada keluarga bapak I Gusti Nyoman Biasa

    dan I Gusti Putu Yasa. Masalah kebersihan dan sirkulasi udara yang kurang

    baik karena jendela yang lebih sering tertutup. Rata-rata menurut masing-

    masing keluarga hal ini dikarenakan setiap harinya mereka lebih sering

    beraktifitas diluar ruangan. Penulis memberi KIE tentang pentingnya menjaga

    kebersihan rumah dan pertukaran udara di dalam rumah bagi kesehatan.

    Beberapa cara yang dianjurkan penulis kepada keluarga binaan antara lain

    dengan membuka pintu dan jendela terutama pada saat memasak dan di pagi

    10

  • 7/27/2019 Laporan KK Dampingan PGC A_sat Use

    11/26

    hari agar sinar matahari dan udara bersih bisa masuk ke dalam rumah. Bagi

    keluarga yang memang mampu, disarankan untuk menambah jumlah ventilasi

    di bangunan rumahnya.

    Kedua keluarga menyediakan tempat penampungan air dengan menggunakan

    gentong sebagai antisipasi saat air PDAM tidak tersedia. Untuk masalah

    kebersihan tempat penampungan air, penulis menyarankan agar

    penampungan ini dibersihkan secara berkala. Masalah bak penampungan air

    di kamar mandi yang berukuran cukup besar namun tidak disertai saluran

    pembuangan air bak, sehingga sedikit menyulitkan saat membersihkan.

    Penulis menyarankan agar dibuatkan pipa atau saluran pembuangan untuk

    menguras sehingga air yang ditampung juga lebih terjamin kebersihannya.

    3.2 Hasil

    Dari program pertama yaitu penyuluhan mengenai TBC yang dilakukan pada

    keluarga I Gusti Nyoman Biasa. Istri KK, Ibu Gusti Ayu Nengah Suti mau

    memeriksakan dahaknya, dan sudah dilakukan saat kunjungan terakhir

    penulis ke KK.

    Program yang kedua penyuluhan mengenai Rematik yang dilakukan pada

    keluarga I Gusti Putu Yasa. Bapak I Gusti Putu Yasa dan istri saat ini

    memilih aktivitas yang sesuai dengan kemampuan fisik yang dimilikinya.

    Beliau lebih banyak mengerjakan pekerjaan rumahan dan lebih sedikit

    menggunakan sendi sendi yang sering sakit.

    Program yang ketiga penataan bangunan pada keluarga bapak I Gusti

    Nyoman Biasa dan I Gusti Putu Yasa. Kedua keluarga tersebut sekarang

    sudah mengerti pentingnya penataan bangunan untuk kesehatan. Saat

    kunjungan mereka sudah membuka jendela kamar pada pagi hari dan

    membuka pintu serta jendela saat memasak di dapur. Ventilasi rumah bapak I

    Gusti Nyoman Biasa yang sebelumnya ditutup dengan koran kini sudah

    diganti dengan jaring-jaring, kemudian anak bapak I Gusti Nyoman Biasa

    berencana akan menambah jumlah ventilasi pada bangunan rumahnya. Untuk

    masalah saluran pembuangan penampungan air di kamar mandi, keluarga

    11

  • 7/27/2019 Laporan KK Dampingan PGC A_sat Use

    12/26

    bapak I Gusti Nyoman Biasa dan I Gusti Putu Yasa sudah membuat saluran

    pembuangan yang terbuat dari pipa sehingga secara berkala air dapat dikuras

    dan tempat penampungan bisa dibersihkan.

    12

  • 7/27/2019 Laporan KK Dampingan PGC A_sat Use

    13/26

    BAB IV

    SIMPULAN DAN SARAN

    4.1. Simpulan1. Keluarga binaan penulis memiliki lingkungan fisik rumah yang kurang

    sehat, dengan keadaan ekonomi beragam, dan prilaku hidup sehat yang

    masih kurang tetapi terjalin hubungan yang harmonis baik dalam

    lingkungan keluarga ataupun masyarakat sekitarnya.

    2. Terdapat persepsi yang kurang tepat mengenai konsep sakit dan anggapan

    bahwa sudah sembuh ketika penyakit yang dialaminya tidak menunjukkan

    gejala yang disebabkan rendahnya tingkat pendidikan. Pengetahuan

    penderita dan keluarga tentang penyakit serta penanganannya masih sangat

    kurang, sehingga dianggap tidak perlu untuk memeriksakan diri dan

    minum obat secara teratur.

    3.Selama kegiatan PPD ini, yang telah penulis lakukan adalah

    mempraktekkan teori kedokteran keluarga, yaitu dengan memberikan KIE

    dan motivasi baik kepada pihak penderita dan juga keluarganya tentang

    13

  • 7/27/2019 Laporan KK Dampingan PGC A_sat Use

    14/26

    penyakit yang dihadapi. Juga disampaikan untuk menghentikan kebiasaan-

    kebiasaan buruk yang mengganggu kesehatan.

    4.2. Saran

    1. Seluruh anggota keluarga hendaknya turut mendukung proses pengobatan

    penderita, baik dengan menyediakan makanan yang sesuai dengan pola

    diet penderita dan minum obat secara teratur serta mengingatkan penderita

    agar minum obat teratur dan kontrol rutin ke puskesmas setelah minum

    obatnya habis.

    2. Persepsi sakit yang kurang tepat di masing-masing keluarga binaan diubah

    secara perlahan dengan melibatkan dukungan kader-kader kasehatan dan

    peran serta pihak puskesmas yang lebih intensif misalnya dengan

    memberikan penyuluhan-penyuluhan dan pelatihan bagaimana hidup sehat

    yang baik.

    3. Dibutuhkan peran aktif dari petugas kesehatan untuk memberikan

    komunikasi, informasi dan edukasi yang tepat dan berkelanjutan pada

    penderita dan orang-orang terdekatnya

    14

  • 7/27/2019 Laporan KK Dampingan PGC A_sat Use

    15/26

    BAB I

    PENANGGULANGAN PENYAKIT/MASALAH TBC DENGAN

    PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA

    1.1 Latar Belakang Kasus

    Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri

    Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyebar melalui transmisi udara.

    Menurut studi epidemiologi dikatakan setiap tahun terdapat 250.000 kasus

    baru TB dan sekitar 140.000 kematian akibat TB. Indonesia masih menempatiurutan ke 3 di dunia setelah India dan China. Di Indonesia TB merupakan

    penyebab kedmatian nomor 3 setelah penyakit jantung dan penyakit

    pernafasan akut. Pada Tuberkulosis Paru kuman tuberkulosis yang masuk

    melalui saluran nafas bersarang di jaringan paru. Penyakit ini menimbulkan

    gejala respiratorik seperti batuk-batuk, batuk darah, nyeri dada, dan sesak

    nafas selain itu juga menimbulkan gejala sistemik seperti malaise, keringat

    dingin dan penurunan berat badan.

    15

  • 7/27/2019 Laporan KK Dampingan PGC A_sat Use

    16/26

    Kasus bernama Gusti Ayu Nengah Suti, umur 50 tahun. Ia merupakan istri

    KK I Gusti Nyoman Biasa yang termasuk salah satu keluarga di Banjar Malet

    Gusti, Desa Penglumbaran, Kecamatan Susust, Kabupaten Bangli. Penderita

    diketahui menderita TBC sejak kurang lebih 2 tahun yang lalu, dimana

    pengobatan yang dilakukannya belumlah tuntas. Alasan-alasan inilah yang

    mendasari pemilihan kasus Tuberkulosis sebagai laporan kasus penulis.

    Identitas Pasien

    Nama : Gusti Ayu Nengah Suti

    Umur : 50 tahun

    Jenis kelamin : PerempuanPendidikan : Tidak sekolah

    Pekerjaan : IRT

    Riwayat keluarga : Tidak ada

    Data Keluarga :

    No Nama JKUmur

    (thn)Pendidikan

    Hubungan

    dgn KKPekerjaan

    1. I Gusti Nyoman Biasa L 55 Tamat SD KK Tidak bekerja2. Gusti Ayu Nengah Suti P 50 Tidak sekolah Istri KK IRT

    3. Gusti Putu Supartini P 28 Tamat SMA Anak I Swasta

    4. I Gusti Nengah Muliada L 23 Tamat SMA Anak II Swasta

    5. Gusti Ayu Komang Ani P 18 Tamat SMP Anak III Swasta

    Di bawah ini tercantum silsilah keluarga yang terdiri dari KK, Istri KK

    beserta anak anaknya :

    Keterangan:

    16

    1 2

    43 5

  • 7/27/2019 Laporan KK Dampingan PGC A_sat Use

    17/26

    = Laki-laki

    = Perempuan

    1.2 Riwayat Penyakit

    Ibu Gusti Ayu Nengah Suti memiliki riwayat menderita TBC sekitar 2 tahun

    yang lalu. Awalnya dikatakan ia menderita batuk batuk yang cukup lama,

    sudah lebih dari 3 minggu. Batuk ini disertai dengan keluarnya dahak yang

    berwarna keputihan. Keluhan ini terutama ia rasakan pada malam hari disertai

    dengan keluarnya keringat dingin. Berat badannya pun terus menurun. Karena

    sangat mengganggu aktivitasnya, maka ia pun memeriksakan dirinya ke

    Puskesmas Susut I. Di Puskesmas, ibu Gusti Ayu Nengah Suti menjalani

    pemeriksaan dahak dan dikatakan positif menderita TBC. Akhirnya ia

    mendapatkan pengobatan selama 6 bulan dengan 3 jenis obat yang berbeda.

    Enam bulan kemudian, setelah pengobatannya dianggap selesai, Ibu Gusti

    Ayu Nengah Suti kembali memeriksakan dirinya ke Puskesmas. Oleh

    puskesmas ia dirujuk ke RS Bangli untuk menjalani rontgen. Hasil rontgen

    dikembalikan kepada Ibu Gusti Ayu Nengah Suti untuk dibawa kembali ke

    Puskesmas. Dokter Puskesmas mengatakan penyakit TBC nya belum sembuh

    sehingga harus menjalani pengobatan selanjutnya. Namun tak berselang lama

    Ibu Gusti Ayu Nengah Suti mengkonsumsi obat tersebut, ia merasa tidak

    cocok dengan obatnya, ia sering merasa pusing, sakit perut hingga muntah

    muntah setiap habis minum obat. Oleh karena itu, ia menghentikan sendiri

    menggunakan obat tersebut dan tidak mau lagi pergi ke Puskesmas.

    Setelah kejadian itu, Ibu Gusti Ayu Nengah Suti merasa kapok berobat,terutama bila harus ke Puskesmas Susust I. Bila ia merasa sakit, maka ia

    hanya minum jamu jamuan atau bila parah pergi ke mantri di tempatnya

    atau lebih memilih ke praktek dokter swasta bila memiliki uang untuk

    berobat.

    Saat ini keluhan batuk batuk masih ada, badan nya pun kurus. Nafsu

    makan cukup, namun Ibu Gusti Ayu Nengah Suti mengaku tidak bisa makan

    17

  • 7/27/2019 Laporan KK Dampingan PGC A_sat Use

    18/26

    daging. Ia hanya makan nasi lembek dengan sayur atau ikan. Kadangkala bila

    batuknya kumat, ia susah tidur pada malam harinya.

    BAB II

    ANALISIS SITUASI KELUARGA

    2.1 Aspek Lingkungan Fisik

    Keluarga binaan tinggal dalam satu pekarangan terdapat beberapa bangunan,

    yaitu bangunan tempat tinggal KK, bangunan tempat tinggal anak KK, dapur

    dan kamar mandi, bale dangin, dan merajan. Bangunan-bangunan utama

    sudah permanen, tembok bercat putih bermotif, atap rumah dari genteng,

    lantai rumah sebagian sudah dikeramik. Kondisi tembok dan lantai terlihat

    cukup bersih.

    Dapur belum berupa bangunan permanen yang dindingnya terbuat dari bedeg

    dan atap dari seseh. Kondisi bagian dalam dapur tampak gelap dan

    dindingnya tertutup jelaga berwarna hitam yang jarang dibersihkan. Peralatan

    masak pun tampak sudah lama dan hitam. Sehari-hari keluarga penderita

    memasak menggunakan kayu bakar. Penerangan dan ventilasi dapur agak

    kurang. Kamar mandi hanya ada satu, terletak di sebelah barat dapur. Kamar

    18

  • 7/27/2019 Laporan KK Dampingan PGC A_sat Use

    19/26

    mandi ini sudah dilengkapi dengan WC. Bangunan kamar mandi sudah

    dibangun permanen dengan tembok batako dan atap genteng. Keadaan kamar

    mandi cukup bersih. Lantai kamar mandi terbuat dari keramik. Sumber air

    didapatkan dari PDAM yang mengalir setiap dua hari. Air ini digunakan

    untuk mandi, minum, dan memasak. Sumber penerangan berasal dari PLN

    yang dibagi bersama lima rumah yang lain.

    Kamar tidur kepala keluarga terletak di bangunan sebelah timur. Kamar

    seluas 3 x 4 meter tampak kurang rapi. Didalamnya terdapat dua kasur dan

    satu lemari. Sprei di atas kasur tampak lusuh dan acak-acakan. Menurut istri

    KK mereka mengganti sprei setiap 1 bulan sekali. Penerangan di dalam

    kamar berupa sebuah lampu neon yang cukup terang. Ventilasi yang ada

    terdiri dari jendela dan lubang angin di atas pintu namun ditutupi dengan

    koran. Pekarangan rumah adalah tanah kering berpasir dan tidak tanaman.

    Sampah yang ada biasanya diletakkan di belakang dapur dan dibakar.

    2.2 Aspek Sosial Ekonomi

    Keluarga I Gusti Nyoman Biasa termasuk kelas sosial ekonomi menengah.

    Saat ini KK tidak bekerja. Dahulu KK pernah bekerja sebagai tukang

    bangunan, namun karena tenaganya sudah tidak sekuat dulu lagi, maka KK

    sudah berhenti menjadi tukang kira kira sejak 1 tahun belakangan. Istri KK

    pun tidak bekerja, hanya menjadi Ibu umah tangga. Pendapatan mereka

    dapatkan dari uang yang diberi oleh anak anaknya yang telah bekerja.

    Untuk segala jenis bahan makanan seperti beras, minyak, dan bahan sembako

    lainnya dibelikan oleh anaknya. KK mengatakan hanya perlu mengeluarkan

    uang untuk membayar air, listrik, ataupun untuk keperluan upacara. Rata rata pengeluaran keluarga ini untuk pembayaran tersebut sekitar Rp.

    150.000,00. Menurut KK uang yang mereka dapatkan masih dapat

    mencukupi kebutuhan mereka tiap bulan.

    Bila ada anggota keluarga yang sakit, mereka membawanya ke mantri desa.

    Namun KK mengatakan bila memang harus membawa anggota keluarganya

    yang sakit ke rumah sakit, ia tetap akan berusaha menyediakan biayanya.

    19

  • 7/27/2019 Laporan KK Dampingan PGC A_sat Use

    20/26

    2.3 Aspek Sosial Budaya

    Keluarga binaan tergolong cukup aktif dalam kegiatan banjar, terutama KK.

    Persembahyangan rutin setiap hari selalu dilakukan. Keluarga binaan juga

    melakukan aktivitas keagamaan pada rahinan tertentu dan upacara-upacara

    adat, baik di banjar, desa, ataupun di rumah KK sendiri. Hubungan KK dan

    anggota keluarganya pun baik dengan tetangga tetangga sekitarnya.

    2.4 Aspek Sosial Psikologis

    Hubungan antar anggota keluarga cukup baik. Hubungan anak dengan orang

    tua cukup baik. Mereka saling membantu dan mendukung dalam

    mengerjakan segala tugas di rumah. Tanggung jawab ekonomi telah diambil

    alih oleh anak KK, sedangkan KK sendiri dibatasi kegiatannya hanya seputar

    mengerjakan pekerjaan rumah. KK sendiri tampaknya tidak ada masalah

    dengan perlakuan anggota keluarga dan masyarakat

    BAB III

    RUMUSAN MASALAH DAN SOLUSI

    3.1 Aspek Kesehatan Anggota Keluarga

    Dalam keluarga ini, selain penderita (istri KK) yang memiliki riwayat

    penyakit TBC, tidak ada yang mengalami masalah kesehatan yang berarti.

    Penyakit yang biasanya diderita yaitu panas, batuk dan pilek. Hal ini

    kemungkinan disebabkan karena perubahan cuaca. Dalam satu tahun, tidak

    ada kelahiran dan kematian. Status gizi dari keluarga ini dapat dikatakan

    cukup, kecuali istri KK yang bila dihitung BMI nya hanya 15,5 (termasuk

    underweight). Ini mungkin terjadi karena kurangnya jenis makanan yang

    dikonsumsi Ibu Gusti Ayu Nengah Suti walaupun dikatakan nafsu makannya

    cukup.

    3.2 Persepsi Sehat-Sakit

    20

  • 7/27/2019 Laporan KK Dampingan PGC A_sat Use

    21/26

    Pada umumnya masyarakat pedesaan masih banyak yang berpandangan

    tradisional terhadap penyakit atau sistem kesehatannya. Sebagian besar dari

    mereka umumnya mempercayai bahwa sakit disebabkan karena hal-hal yang

    bersifat spiritual, seperti kutukan dari dewa, hukuman dari para leluhur,

    terkena guna-guna atau ilmu hitam, kemasukan roh halus, dan sebagainya.

    Disamping itu, berdasarkan konsep yang mereka anut, seseorang dikatakan

    sakit apabila tidak dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari sebagaimana

    mestinya. Konsep sehat-sakit inilah yang masih dipegang oleh sebagian besar

    masyarakat Bali terutama mereka yang tinggal di pedesaan. Tidak jarang pula

    konsep tersebut di atas masih dianut oleh sebagian masyarakat perkotaan.

    Namun, dalam kehidupan modern sekarang ini dimana informasi kesehatan

    menyebar sedemikian pesatnya hingga ke pelosok-pelosok desa, tentunya

    tidak seluruh masyarakat pedesaan masih tetap menganut konsep tradisional

    tersebut secara penuh.

    Konsep sehat sakit yang dianut oleh keluarga binaan dapat dikatakan

    perpaduan antara konsep tradisional dan modern. Hal ini dapat dilihat dari

    persepsi mengenai penyebab munculnya kejadian sakit yang dialami oleh

    anggota keluarga binaan. Beberapa contoh kasus dalam keluarga binaan dapat

    diuraikan sebagai berikut. Pertama, pada kasus TBC yang diderita oleh Ibu

    Gusti Ayu Nengah Suti, keluarga binaan menganggap bahwa penyakit TBC

    tersebut disebabkan karena masalah medis, sehingga anggota keluarga

    menyarankan untuk berobat ke dokter. Kedua, setelah kejadian ketika Ibu

    Gusti Ayu Nengah Suti mendapat obat yang menurutnya tidak cocok tersebut,

    ia berhenti menggunakan obat yang diberi Puskesmas dan beralih ke

    pengobatan alternatif menggunakan obat obat tradisional seperti mengkuduyang dibakar dan diseduh seperti kopi. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan

    bahwa konsep sehat-sakit yang dianut oleh keluarga binaan sudah mengarah

    pada konsep yang rasional dan modern, meskipun unsur kepercayaan

    tradisional tidak dapat dipisahkan dari konsep sehat-sakit tersebut

    .

    3.3 Solusi Masalah Kesehatan

    21

  • 7/27/2019 Laporan KK Dampingan PGC A_sat Use

    22/26

    Sesuai dengan tujuan dari PPD ini agar kita dapat menangani masalah

    kesehatan secara komprehensif dengan pendekatan holistik, maka kedokteran

    keluarga merupakan metode yang efektif untuk mengatasinya. Masalah

    kesehatan dalam keluarga ini adalah riwayat TBC pada istri KK. Beberapa

    hal dan kegiatan yang diberikan terkait penerapan prinsip kedokteran

    keluarga yaitu

    1. Personal

    o Memberi penjelasan tentang TBC kepada penderita dan keluarganya,

    apa penyebab, bagaimana cara penularan, gejala-gejala, dan cara

    pengobatan TBC.

    o Menyarankan kepada penderita agar makan makanan yang cukup

    bergizi, tidur dan istirahat yang cukup, dan jangan terlalu capek.

    o Menjelaskan mengenai pengobatan yang sekarang dijalani oleh

    penderita. Jenis obat, tujuan pengobatan, efek samping, dan akibatnya

    bila tidak patuh dalam menjalani pengobatan. Kepatuhan dalam

    minum obat sangat diperlukan untuk mencapai kesembuhan, hal ini

    ditekankan pada penderita.

    2. Koordinatif dan kolaboratif

    o Memberi saran kepada keluarganya untuk berpartisipasi aktif dalam

    pengobatan penderita. Misalnya dengan mengantar kontrol ke

    puskesmas, mengambilkan obat jika penderita berhalangan,

    mengawasi pola kerja dan pola makannya untuk mencegah

    perburukan dari kondisinya, dan juga ikut membantu PMO

    mengawasi penderita dalam minum obat.

    3. Paripurna

    o Memberi penjelasan tentang TBC kepada penderita dan keluarganya,

    penyebab, cara penularan, gejala-gejala, dan cara pengobatan TBC.

    Sehingga deteksi dini dapat segera dilakukan.

    o Memberi penjelasan kepada penderita dan keluarga bagaimana cara-

    cara mencegah penularan penyakit TBC kepada orang lain terutama

    keluarga yang kontak erat dengan penderita.

    22

  • 7/27/2019 Laporan KK Dampingan PGC A_sat Use

    23/26

    4. Berkesinambungan

    o Memantau perkembangan penyakit penderita dengan rutin

    mengadakan kunjungan rumah seminggu sekali.o Mencatat rekam medis pasien yang berisi perkembangan penyakit

    penderita.

    o Menggunakan sistem DOT (Direct Observed Treatment), sekaligus

    juga menunjuk anggota keluarga lain yang disegani untuk menjadi

    PMO (Pengawas Minum Obat).

    5. Mengutamakan Pencegahan

    o Mengingatkan penderita agar tetap rajin minum obat walaupun

    keluhan sudah berkurang.

    o Menjelaskan pada penderita cara-cara mencegah penularan

    penyakitnya terhadap orang-orang di sekitarnya. Cara yang dapat

    ditempuh antara lain :

    Menutup mulut dengan saputangan atau

    memalingkan muka dari lawan bicaranya saat batuk ataupun

    bersin.

    Tidak membuang dahak sembarangan.

    Dahak dibuang pada kaleng yang bisa ditutup dan sudah diisi

    bahan kimia yang mengandung desinfektan misalnya cairan

    pembersih kamar mandi atau pengepel lantai. Kemudian setelah

    penuh, sebaiknya dibakar dan tidak dibuang sembarangan.

    Membuka jendela kamar yang ada

    sehingga sinar matahari masuk dan membantu membunuh kuman-

    kuman TBC. Selain itu adanya ventilasi mampu memberikan

    pertukaran udara kamar dengan udara luar yang lebih segar.

    o Menyarankan kepada penderita dan keluarganya

    agar makan makanan yang cukup bergizi, tidur dan istirahat yang

    cukup, dan menjaga stamina tubuh agar tidak mudah terkena penyakit,

    baik tertular penyakit pasien maupun penyakit lain.

    23

  • 7/27/2019 Laporan KK Dampingan PGC A_sat Use

    24/26

    o Mengingatkan penderita dan keluarganya bila

    terdapat anggota keluarga yang mengalami gejala yang sama seperti

    pasien, yaitu batuk-batuk lama, keringat malam, penurunan nafsu

    makan, lemas, dll, agar segera memeriksakan diri ke puskesmas.

    o Melakukan pemeriksaan dahak anggota keluarga

    yang kontak erat dengan pasien.

    6. Menimbang keluarga, masyarakat dan lingkungan

    o Menjelaskan mengenai kondisi penderita saat ini kepada keluarga,

    bahwa penyakitnya bisa sembuh, tetapi harus patuh menjalani

    pengobatan yang lama, sehingga keluarga sangat berperan yaitu dalammengawasi minum obat.

    o Menjelaskan mengenai pengobatan penderita bahwa obat dapat

    diperoleh secara gratis di Puskesmas walaupun pengobatan dalam

    jangka waktu yang lama.

    o Menjelaskan kepada keluarga bahwa penyakit TBC adalah penyakit

    menular, namun penularannya masih bisa dicegah, misalnya mencegah

    kontak dengan dahak penderita, menjaga daya tahan tubuh dengan

    asupan gizi yang memadai, dengan menjaga kebersihan lingkungan

    serta ventilasi yang cukup.

    BAB IV

    KESIMPULAN DAN SARAN

    4.1 Kesimpulan

    Kasus bernama Gusti Ayu Nengah Suti, umur 50 tahun. Ia merupakan istri

    KK I Gusti Nyoman Biasa yang termasuk salah satu keluarga di Banjar

    Nyanglan Kaja, Desa Bangbang, Kecamatan Susust, Kabupaten Bangli.

    Penderita diketahui menderita TBC sejak kurang lebih 2 tahun yang lalu,

    dimana pengobatan yang dilakukannya belumlah tuntas.

    24

  • 7/27/2019 Laporan KK Dampingan PGC A_sat Use

    25/26

    Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa keluhan sakit yang dialami

    oleh Ibu Gusti Ayu Nengah Suti dipicu oleh berbagai faktor risiko seperti :

    tidak tuntasnya pengobatan yang dijalani penderita terdahulu dan kurang

    percayanya penderita pada tim medis yang telah memberikannya pengobatan

    dahulu. Untuk mengatasi berbagai faktor risiko tersebut, maka diberikan

    solusi kesehatan dengan penerapan prinsip-prinsip kedokteran keluarga

    4.2 Saran

    a. Kepada istri KK (Gusti Ayu Nengah Suti) agar menjalankan pengobatan

    dengan taat dan teratur setelah hasil pemeriksaan selesai.

    b. Kepada anggota keluarga lain agar mendukung usaha pengobatan

    penderita hingga tuntas.

    c. Setiap anggota keluarga agar menerapkan solusi kesehatan yang telah

    diberikan sebelumnya.

    LAMPIRAN

    25

  • 7/27/2019 Laporan KK Dampingan PGC A_sat Use

    26/26

    Ibu Gusti Ayu Nengah Suti/ penderita Kondisi kamar kk dan istri

    Kondisi dapur Kondisi kamar mandi