6 modul kelompok dampingan lkm dki lengkap

21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah pokok nasional yang penanggulangannya tidak dapat ditunda dengan dalih apa pun dan harus menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Pada tahun 2002, angka kemiskinan di Indonesia mencapai 38,4 juta jiwa dimana sekitar 65,36 % tinggal di pedesaan. Dibandingkan dengan tahun 1999 jumlah penduduk miskin tersebut mengalami penurunan sebesar 9,57 %. Penurunan jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan 17,6 %, yaitu dari 15,6 juta jiwa pada tahun 1999 menjadi 13,3 juta jiwa pada tahun 2002. Hal yang sama juga terjadi di daerah pedesaan dengan penurunan sebesar 28,8 %, yaitu dari 23,3 juta jiwa pada tahun 1999 menjadi 25,1 juta jiwa pada tahun 2002. Di DKI Jakarta, angka kemiskinan mencapai 294.111 jiwa pada tahun 2003, atau sebesar 3,42% dari total penduduk DKI Jakarta yang mencapai 8.603.776 jiwa. Dari jumlah tersebut, sebanyak 45.126 jiwa tergolong dalam kategori fakir miskin. Angka tersebut mengalami penurunan menjadi 274.525 jiwa pada tahun 2004, atau sebesar 3,15% dari total penduduknya. Program pemberdayaan masyarakat telah memperoleh penguatan kuat dalam GBHN 1999-2004, Propenas 2000-2004, serta Kepres No.124/2001, yaitu “bahwa penanggulangan kemiskinan dilakukan dengan pendekatan pemberdayaan” Dengan demikian dalam pendekatan pemberdayaan ini, masyarakat miskin memperoleh ruang untuk berpartisipasi aktif dalam menentukan pilihan kegiatan yang sesuai dengan konsisi riil di lapangan. Dalam rangka penanggulangan kemiskinan, Pemerintah DKI Jakarta sejak tahun 2001 menyelenggarakan Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) yang terus dilanjutkan hingga saat ini. Melalui pendekatan Tri Bina, program ini melaksanakan kegiatan-kegiatan pembinaan ekonomi melalui penyaluran dana bina ekonomi untuk pengembangan ekonomi masyarakat kelurahan, pembinaan sosial melalui penyaluran dana bina sosial untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan sosial, seperti pendidikan dan lain sebagainya serta pembinaan fisik, yakni melalui penyaluran dana bina l ingkungan yang dipergunakan untuk perbaikan kualitas lingkungan. Program ini ditujukan untuk: (1) memberdayakan masyarakat yang berbasis pada komunitas RW di tiap Kelurahan, (2) memperbaiki prasarana dan sarana dasar lingkungan, pengembangan ekonomi produktif dan pembukaan lapangan kerja baru serta program sosial lainnya, (3) menggerakan partisipasi masyarakat untuk mengimbangi dan mensinergikan program bantuan dari Pemerintah (Macthing Fund), dan (4) menyiapkan bantuan perorangan dan keluarga melalui upaya bersama berlandaskan kemitraan yang mampu mengembangkan usaha potensial yang bersifat produktif dan berbasis pada kelompok usaha kecil. lkmkopdki.com

Transcript of 6 modul kelompok dampingan lkm dki lengkap

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemiskinan merupakan masalah pokok nasional yang penanggulangannya tidak dapat

ditunda dengan dalih apa pun dan harus menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan

pembangunan nasional. Pada tahun 2002, angka kemiskinan di Indonesia mencapai

38,4 juta jiwa dimana sekitar 65,36 % tinggal di pedesaan. Dibandingkan dengan tahun

1999 jumlah penduduk miskin tersebut mengalami penurunan sebesar 9,57 %.

Penurunan jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan 17,6 %, yaitu dari 15,6 juta jiwa

pada tahun 1999 menjadi 13,3 juta jiwa pada tahun 2002. Hal yang sama juga terjadi di

daerah pedesaan dengan penurunan sebesar 28,8 %, yaitu dari 23,3 juta jiwa pada

tahun 1999 menjadi 25,1 juta jiwa pada tahun 2002.

Di DKI Jakarta, angka kemiskinan mencapai 294.111 jiwa pada tahun 2003, atau

sebesar 3,42% dari total penduduk DKI Jakarta yang mencapai 8.603.776 jiwa. Dari

jumlah tersebut, sebanyak 45.126 jiwa tergolong dalam kategori fakir miskin. Angka

tersebut mengalami penurunan menjadi 274.525 jiwa pada tahun 2004, atau sebesar

3,15% dari total penduduknya.

Program pemberdayaan masyarakat telah memperoleh penguatan kuat dalam GBHN

1999-2004, Propenas 2000-2004, serta Kepres No.124/2001, yaitu “bahwa

penanggulangan kemiskinan dilakukan dengan pendekatan pemberdayaan” Dengan

demikian dalam pendekatan pemberdayaan ini, masyarakat miskin memperoleh ruang

untuk berpartisipasi aktif dalam menentukan pilihan kegiatan yang sesuai dengan konsisi

riil di lapangan.

Dalam rangka penanggulangan kemiskinan, Pemerintah DKI Jakarta sejak tahun 2001

menyelenggarakan Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) yang terus

dilanjutkan hingga saat ini. Melalui pendekatan Tri Bina, program ini melaksanakan

kegiatan-kegiatan pembinaan ekonomi melalui penyaluran dana bina ekonomi untuk

pengembangan ekonomi masyarakat kelurahan, pembinaan sosial melalui penyaluran

dana bina sosial untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan sosial, seperti pendidikan dan lain

sebagainya serta pembinaan fisik, yakni melalui penyaluran dana bina lingkungan yang

dipergunakan untuk perbaikan kualitas lingkungan. Program ini ditujukan untuk: (1)

memberdayakan masyarakat yang berbasis pada komunitas RW di tiap Kelurahan, (2)

memperbaiki prasarana dan sarana dasar lingkungan, pengembangan ekonomi produktif

dan pembukaan lapangan kerja baru serta program sosial lainnya, (3) menggerakan

partisipasi masyarakat untuk mengimbangi dan mensinergikan program bantuan dari

Pemerintah (Macthing Fund), dan (4) menyiapkan bantuan perorangan dan keluarga

melalui upaya bersama berlandaskan kemitraan yang mampu mengembangkan usaha

potensial yang bersifat produktif dan berbasis pada kelompok usaha kecil.

lkmko

pdki.

com

Pada perkembangannya, program PPMK ini telah mampu meningkatkan keberdayaan

masyarakat, yang dapat dilihat dengan adanya peningkatan kepedulian masyarakat

terhadap lingkungannya, kegiatan-kegiatan pendidikan luar sekolah seperti kursus-

kursus ketrampilan dan lain sebagainya. Demikian juga dengan penyaluran dana bina

ekonomi yang dikelola oleh Unit Pengelola Keuangan Masyarakat Kelurahan (UPK-MK).

UPK-MK PPMK telah menyalurkan dana bina ekonomi kepada pelaku usaha mikro

dengan tingkat kemacetan, meskipun masih cukup besar, namun menunjukkan adanya

penurunan. Pada tahun 2002, tingkat kemacetan mencapai 36,46%, angka ini

mengalami penurunan hingga mencapai 25,88% pada tahun 2003 dan 21,10% pada

tahun 2004.

Meskipun telah menunjukkan kinerja yang cukup baik, terdapat berbagai permasalahan

dalam pengelolaan dana bina ekonomi oleh UPK-MK PPMK, antara lain : sistem

administrasi keuangan lemah, tidak ada pembinaan calon peminjam dan sanksi, tidak

ada eksternal audit secara rutin, pencatatan kurang tertib, personil kurang terlatih,

monitoring dan evaluasi lemah, kurang transparan dan akuntabel dan kelembagaan

UPK-MK yang bukan lembaga keuangan resmi. Untuk itu perlu adanya upaya-upaya

penguatan UPK-MK PPMK menuju sebuah lembaga keuangan mikro yang mandiri dan

profesional.

Dalam rangka meningkatkan kinerja UPK-MK PPMK maka lembaga tersebut

dikelbangkan menjadi Lembaga Keuangan Mikro yang berbadan hukum koperasi yang

dikelola secara mandiri dan profesional, maka Pemerintah Daerah DKI Jakarta tahun

2008 ini melalui Dinas Koperasi dan UKM DKI Jakarta menyelenggarakan kegiatan

pendampingan pengembangan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) berbadan hukum

koperasi. Melalui kegiatan ini diharapkan modal bina ekonomi milik PEMDA DKI dapat

bergulir secara berkelanjutan (sustanaible) dan dapat dipertanggungjawabkan secara

benar kepada semua pihak.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus

1. Peserta memahami konsep dasar tentang Kelompok2. Peserta memahami keunggulan Kelompok dalam pemberdayaan masyarakat

kelurahan

3. Peserta mampu memahami proses partisipatif pembentukan Kelompok

4. Peserta mampu menyusun organisasi KDL dan merekrut anggota potensial sebagaipengurus

5. Peserta mampu memahami alur proses administrasi dalam Kelompok baikadministrasi anggota dan keuangan

C. Kerangka Pembelajaran

lkmko

pdki.

com

1. Konsep Dasar Kelompok Dampingan LKM2. Mekanisme Pembentukan Kelompok Dampingan LKM3. Dimensi Pendampingan Kelompok Dampingan LKM

D. Metode : Presentasi, Tanya Jawab dan Diskusi Kelompok.E. Media/bahan : LCD proyektor, laptop, kertas plano, spidol,penghapus.F. Waktu : 90 Menit (2 JPL)

.

lkmko

pdki.

com

BAB II

KONSEP DASARKELOMPOK DAMPINGAN LKM (KDL)

A. Konsep Dasar Pendampingan

1. Pengertian Pendampingan Anggota

Pendampingan adalah proses kegiatan atau usaha-usaha yang dilakukandengan tujuan memperbaiki, meningkatkan, dan mendidik anggota LKMKoperasi PMK menjadi pengusaha kecil yang berwawasan Islami dan agarusahanya berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

2. Tujuan Pendampingan Anggota

- Meningkatkan kesadaran anggota LKM Koperasi PMK terhadap perilakuusaha ekonomi yang tidak melanggar syariah.

- Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap profesional anggotadalam pengelolaan bisnisnya.

- Meningkatkan jaringan hubungan antara LKM Koperasi PMK dengananggotanya dengan membantu mengatasi kesulitan dan hambatan, baikdalam meningkatkan kualitas keagamaan maupun usahanya.

3. Sasaran Pendampingan

- Yaitu anggota LKM Koperasi PMK agar berperilaku sebagai pengusaha kecilyang mampu mengelola usaha secara baik dan menguntungkan, sertamemenuhi ketentuan- ketentuan syariah Islam.

4. Sifat Pendampingan

a. Memperbaiki :Memperbaiki kekurangan yang dialami oleh anggota dalam mengelolausaha.

b. Meningkatkan :Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap anggota LKM KoperasiPMK .

c. Mendidik :Mendorong dan membantu memberikan alternatif-alternatif pemecahan,apabila anggota LKM Koperasi PMK mengalami hambatan dalam usahanya.

5. Pentingnya Pendampingan Anggota

a. Dengan adanya Pendampingan, diharapkan pengetahuan, ketrampilan dansikap kewirausahaan dari anggota akan meningkat.

b. Dengan melakukan Pendampingan, kelangsungan usaha masing-masinganggota dapat dipantau dan kegagalan usaha minimal dapat diperkecil.

lkmko

pdki.

com

6. Syarat-syarat Pendampingan

a. Pendampingan akan dapat efektif dilakukan apabila Pendamping mengenalanggota dan usahanya serta bila telah terjalin hubungan yang baik antaraPendamping dengan anggotanya.

b. Pendamping mempunyai data atau informasi yang relatif lengkap mengenaimasalah-masalah yang dihadapi oleh anggota dalam usahanya melaluipemantauan yang dilakukan secara terprogram oleh pendamping, sehinggakegiatan pendampingan tidak dikira-kira.

c. Dalam kegiatan pendampingan anggota dan usahanya, diperlukanbeberapa alternatif pemecahan masalah yang dihadapi anggotanya dalamberusaha sehingga anggota terdidik untuk mencari dan memilih alternatifpemecahannya dan apabila satu alternatif tidak berhasil bisa dicoba afternatiflain, sehingga usaha anggota lebih mempunyai daya tahan.

d. Pendampingan akan berlangsung harmonis apabila sikap, tingkah lakupengelola LKM Koperasi PMK sebagai pendamping menjadi suri tauladanbagi anggota LKM Koperasi PMK .

7. Strategi Pendampingan Anggota

Dalam rangka upaa mencapai tingkat kemajuan dari aktifis LKM Koperasi PMKdan anggotanya perlu diupayakan peningkatan pendapatan dari usaha-usahayang dilakukan anggotanya, peningkatan keterbukaan wawasan dan sikap danrasa kebersamaan antar anggota, adanya upaya peningkatan pendapatanditandai dengan dilaksanakan pemupukan modal, adanya simpanan anggota,serta lancarnya pengembalian pembiayaan yang diberikan oleh LKM KOPERASIPMK untuk usaha-usaha produktif anggotanya. Peningkatan keterbukaanwawasan dan sikap ditandai oleh kesediaan anggota kelompok menerimagagasan-gagasan dan saran-saran dari pendampingnya. Adanya rasakebersamaan dan ukhuwah ditandai dengan kesediaan para aghniyamemberikan bantuan modal maupun zakat, infak dan sadakah kepada LKMKOPERASI PMK agar dapat digunakan oleh pengusaha kecil dalam rangkadakwah. LKM KOPERASI PMK yang dibentuk dan dikelola secara baik akanberfungsi sebagai tempat dimana anggotanya dapat belajar, berdiskusi,mendengar dan menanggapi masalah yang dihadapi anggota dan usahanya.Tempat bersama-sama mencari alternatif pemecahan masalah dan saranamenambah pengetahuan, ketrampilan dan wawasan anggota baik dibidangkeagamaan, maupun kewirausahaan. LKM KOPERASI PMK juga bisa menjadimedia tempat mengambil keputusan untuk menentukan strategi menghadapimasalah bersama, dan bisa menjadi media mobilisasi sumber dana daripara aghniya dan anggotanya. Adapun media Pendampingan anggota dapatdilakukan melalui :

a. Pertemuan secara rutin / berkala di masjid-masjid, mushola-mushola, atautempat pertemuan lainnya.

b. Kunjungan khusus (anjangsana) kerumah-rumah anggota LKM KoperasiPMK maupun tempat usahanya.

c. Observasi-observasi yang dilakukan oleh pendamping di lokasi dimanaanggota LKM KOPERASI PMK menjalankan usahanya.

lkmko

pdki.

com

d. Kunjungan anggota ke LKM Koperasi PMK nya, misalnya ketikamenyimpan dan memperoleh pembiayaan.

e. Konsultasi khusus, pada hari-hari tertentu dikantor LKM Koperasi PMKyang diadakan oleh pengelola LKM Koperasi PMK .

B. Konsep Dasar dan Cara Membentuk KDL

1. Pengertian KDL

a. KDL adalah kumpulan Rumah Tangga (RUTA) Miskin Produktif atau UsahaMikro terdiri antara 5 – 10 orang, yang bersepakat mengikatkan diri untukbekerjasama dalam mengembangkan usaha ekonomi produktif denganmemanfaatkan pembiayaan modal dari LKM Koperasi PMK DKI JAKARTAatau pihak lain, agar mereka mampu meningkatkan pendapatan,membesarkan usahanya, dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi rumahtangganya.

b. KDL merupakan lembaga perantara (channeling) agar usaha mikro dapatmemanfaatkan modal pembiayaan dari LKM Koperasi PMK. Hal inimengingat, LKM Koperasi PMK DKI JAKARTA melayani pembiayaanterutama secara berkelompok, yakni melalui KDL dengan sistem pembiayaantanggung renteng.

2. Kriteria Lokasi

a. Ada komunitas penduduk miskin dengan jumlah cukup padat.b. Mempunyai potensi untuk dikembangkanc. Belum ada program serupa yang menerapkan pola pendampingan RUTA

MISKIN PRODUKTIF/USAHA MIKRO yang berkelanjutan denganmengembangkan Lembaga Keuangan Mikro (LKM )

3. Kriteria anggota KDL

1. Kepala atau anggota mewakili dari Ruta Miskin Produktif (Economically ActivePoor)

2. Mempunyai usaha atau berniat berusaha3. Usia minimal 18 tahun maksimal 55 tahun4. Mampu bertanggung jawab sendiri.5. Bersedia mematuhi aturan LDK

4. Prinsip anggota KDL

1. Bertekad mengubah cara hidup untuk keluar dari kemiskinan2. Bersedia memperbaiki niat berusaha, bahwa ia berusaha bukan semata –

mata mencari untung, tetapi untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga danberibadah.

3. Bersedia meningkatkan kedisiplinan dalam segala hal sesuai dengan ikrardan niat.

4. Bersedia menjalin persahabatan sesama anggota.5. Bersedia bekerja keras dan kerja cerdas untuk mencapai tujuan.

lkmko

pdki.

com

5. Siapa anggota KDL

1) Anggota KDL sebaiknya terdiri dari RUTA Miskin Produktif/Usaha Mikro yang:

Dikenal jujur, amanah, siap bekerjasama dengan baik serta bersediabertolong – menolong dalam memecahkan masalah yang dihadapianggota kelompok.

Berbakat atau memiliki minat berusaha, pernah berusaha dan berniatmengembangkan usaha baru, atau yang telah memiliki usaha dan akanmengembangkan usahanya dengan memanfaatkan modal pembiayaandari LKM Koperasi PMK .

Mengikatkan diri secara sukarela dan cocok satu sama lain untukbekerjasama dalam mengembangkan usaha.

Selalu ingin maju, ingin selalu belajar dan ingin selalu mencapai kondisihidup yang lebih baik lagi dari kondisi yang telah berhasil dicapainya hariini.

2) KDL dapat terbentuk dari orang – orang yang memiliki usaha sejenis maupuntidak sejenis berdasarkan :

Kesamaan profesi atau jenis usaha seperti pedagang pasar, mlijo, usahapracangan, pengojek, tukang becak, dan sebagainya.

Kesamaan domisili seperti dasawisma, RT-RW, dusun dan sebagainya.

Kesamaan minat seperti peternak burung, peternak ayam, petani bunga,dan sebagainya.

Kesamaan hamparan seperti kelompok tani, himpunan pemanfaat air dansebagainya.

Kesamaan lembaga/kegiatan sebelumnya seperti kelompok jamaah tahlil,anggota simpan – pinjam di RT dan sebagainya.

6. Langkah Pembentukan KDL

Pembentukan KDL pada dasarnya mengikuti langkah – langkah :

1) Mengidentifikasi dan memilih beberapa orang RUTA MISKINPRODUKTIF/USAHA MIKRO untuk diundang pertemuan dan memperolehpenjelasan tentang tata cara dan prosedur pemanfaatan modal pembiayaanprogram KDL . Kepada mereka juga diberikan sejumlah form yang berkaitandengan syarat – syarat pengajuan pembiayaan (mengikuti Pra LWK danLWK).

2) Selanjutnya dipersilahkan untuk memilih sendiri anggota – anggotanyasebanyak 5 – 10 orang dengan memperhatikan kualifikasi anggota yangsebaiknya diikutkan sebagai anggota kelompoknya.

3) Selanjutnya memusyawarahkan bersama anggota yang direkutnya untukmembentuk pengurus kelompok yang terdiri dari Ketua dan Sekretaris. Dalampemilihan pengurus harus dilaksanakan terbuka dan demokratis.

4) Setiap anggota KDL berhak menjadi Ketua atau Sekretaris, dalam hal inimereka dipilih langsung oleh anggota berdasarkan kriteria : [i] MAU, artinyaanggota yang dipilih memang bersedia mencurahkan waktu, pikiran dan

lkmko

pdki.

com

tenaganya untuk kemajuan kelompok, tidak karena dipaksa oleh anggotasecara aklamasi, Sudah lumrah terjadi di masyarakat, seseorang lebihsenang menunjuk daripada ditunjuk, [ii] BOLEH, artinya secara jujur semuaanggota menyetujui, tidak sekedar agar bukan mereka yang menjadipengurus, [iii] MAMPU, artinya dipandang memiliki pengetahuan danketrampilan untuk memimpin kelompok.

5) Setelah Pengurus KDL terbentuk, selanjutnya anggota diajak bersama untukmenyusun RUA dan RUB serta melengkapi semua persyaratan pengajuanpembiayaan ke LKM Koperasi PMK .

6) Tidak lupa masing – masing anggota kelompok diajak untuk bersama –samamenyusun aturan kelompok, agar dalam pengembangan kegiatan dan usahakelak tidak terjadi pertengkaran, dimana seluruh anggota mentaati danmenjunjung tinggi aturan kelompok yang telah disepakati.

7) Masing – masing KDL selanjutnya mengajukan permohonan pembiayaanbeserta lampirannya ke LKM Koperasi PMK .

8) Terhadap permohonan pembiayaan dilaksanakan analisis kelayakan usaha.Permohonan Kelompok Yang Layak selanjutnya akan dibawa pendampinguntuk diajukan mendapat pembiayaan. Adapun bagi usulan yang tidak layakdikembalikan kepada KDL yang bersangkutan disertai catatanketidaklayakannya. Sekiranya KDL bisa memperbaiki PermohonanPembiayaannya dalam wktu yang ditetapkan, maka bisa diikutkan ke dalampaket pembiayaan KDL atau ditetapkan masuk daftar tunggu untukmemperoleh pembiayaan putaran berikutnya.

9) Terhadap Permohonan Pembiayaan yang layak, selanjutnya dilaksanakanPerjanjian Pembiayaan antara LKM Koperasi PMK DKI JAKARTA denganLDK

7. Ketentuan Kelompok dan Rembuk Minggon

Anggota yang memenuhi kriteria berkelompok dalam kelompok yang terdiridari 5 – 10 orang

Dalam satu kelompok tidak ada anggota yang memiliki hubungan darahsampai 2 tingkat

Minimal 2 kelompok dan maksimal 5 kelompok diorganisir dalam satupertemuan RUMPUN (Rembug Himpunan)

Anggota kelompok wajib :

a. Mengikuti Pra LWK (Latihan Wajib Kelompok)b. Mengikuti LWK (Latihan Wajib Kelompok) 1 jam dalam sehari selama 5

hari berturut – turutc. Mengikuti pertemuan RUMPUN (Rembug Himpunan) seminggu sekali

selama 1 jamd. Mengucapkan ikrar dan akade. Berwudhu sebelum LWK dan RUMPUN

Dalam LWK dan pertemuan RUMPUN tidak ada makanan dan minuman,serta tidak merokok.

Pembiayaan diajukan dalam kelompok dan disetujui oleh anggotakelompok.

Pembiayaan bersifat tanggung renteng.

lkmko

pdki.

com

Pembiayaan diberikan dengan cara bertahap, artinya yang mendapatpembiayaan 3 orang anggota terlebih dahulu, dua minggu kemudian (sesuaidengan masa tenggang anggota pertama) 3 anggota lagi dan seterusnyaanggota lain hingga semuanya. Ketua diprioritaskan yang terakhir.

Angsuran dibayarkan dalam pertemuan RUMPUN

Masa tenggang angsuran 2 minggu

8. Tahapan Pelaksanaan KDL

1. Survey lokasi dengan pendekatan Participatory Rural Apprisal (PRA)a. Penetapan data yang dibutuhkanb. Penetapan sumber datac. Penentuan metoded. Pembuatan instrumene. Pengumpulan dataf. Analisa datag. Pemetaanh. Penulisan laporani. Penetapan lokasi

2. Sosialisasia. Pendekatan masyarakat dan tokoh terkaitb. Merumuskan materi, metode dan media sosialisasic. Melaksanakan sosialisasi

Perkenalan lembaga Pendamping Perkenalan KDL Penyebaran formulir pendaftaran

d. Evaluasi

3. Uji kelayakana. Pendaftaran anggota masyarakat RUTA MISKIN PRODUKTIF/USAHA

MIKRO yang berminatb. Identifikasi calon anggotac. Mendatangi calon anggotad. Wawancara calon anggotae. Analisa hasil wawancaraf. Pemilihan calon anggota yang memenuhi kriteriag. Pertemuan calon anggota

4. Pra LWK (Latihan Wajib Kelompok)a. Penjelasan mendalam tentang KDLb. Pemantapan tekad dan niatc. Menentukan calon sahabatd. Pematangan proses mengikuti LWKe. Evaluasi kesiapan mengikuti LWK untuk menentukan apakah pra LWK perlu diulang

atau dilanjutkan pada langkah berikutnyaf. Menentukan waktu dan tempat LWK

Note : Pra LWK dapat dilakukan lebih dari satu kali, sampai tekad anggota bulatmengikuti KDL. Lebih baik pra LWK berulang – ulang daripada gugur ketika LWK.

lkmko

pdki.

com

5. Pelaksanaan LWK (Latihan Wajib Kelompok)

a. Materi Hari Pertama1. Penjelasan LWK2. Pengenalan lembaga3. Pengenalan LDK4. Perkenalan peserta LWK5. Pengenalan ikrar

b. Materi Hari KeduaMenjelaskan prinsip anggota LDK1.Pembacaan ikrar2.Tekad mengubah cara hidup3.Memperbaiki niat usaha4.Disiplin5.Persahabatan6.Kerja keras dan kerja cerdas

c. Materi Hari Ketiga1. Pembacaan ikrar2. Prosedur pembiayaan3. Hak dan kewajiban anggota4. Cara pembayaran angsuran5. Pengenalan akad6. Pembahasan makna ikrar

d. Materi Hari Keempat1. Pembacaan ikrar2. Pemberian nama dan nomor kelompok3. Pembahasan tanggung jawab ketua, sekretaris dan anggota kelompok4. Pembahasan tanggung jawab ketua, wakil ketua dan anggota RUMPUN5. Pemilihan ketua dan wakil ketua kelompok dan RUMPUN6. Cerita profil usaha

e. Materi Hari Kelima1. Pembacaan ikrar2. Review LWK3. Penetapan usulan usaha4. Penetapan jadwal realisasi5. Penetapan waktu RUMPUN

6. RUMPUN (Rembug Himpunan)RUMPUN dilaksanakan sepekan sekali, pada jam dan hari tertentu, selama 90 menitdi tempat rumah anggota bergiliran atau atas kesepakatan. Selama RUMPUN tidakboleh ada suguhan makan, minum, dan juga tidak merokok. Sangsi diberikan bagiyang bersangkutan dan bagi kelompok atas pelanggaran disiplin waktu dankesepakatan bersama.

lkmko

pdki.

com

Prosesi RUMPUN antara lain :

1. Bersuci (bersuci menurut keyakinannya, bagi muslim berwudhu) sebelum memulai2. Pembukaan3. Pembacaan ikrar anggota4. Pembacaan ikrar pendamping5. Laporan kehadiran anggota oleh ketua kelompok6. Merealisasikan simpanan dan pembiayaan

Penyerahan pembiayaan Mengumpulkan angsuran Menghimpun simpanan

7. Berbagi pengalaman (BALAM)8. Do’a dan penutup

Ikrar Anggota dan Pendamping

a. Ikrar Anggota LDK

Bismillahirrohmanirrohim(Atas namaMu Yaa Allah aku melaksanakan tugas mulia ini, terimalah ia sebagaiibadahku kepadaMu…..)

Adalah menjadi tanggung jawab saya kepada Allah SWT, untuk :1. Berikhtiar menambah rezeki untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga2. Mendorong anak – anak agar terus bersekolah3. Membantu anggota kelompok bila mereka di dalam kesusahan4. Membayar kembali pembiayaan setiap mingguAllah menjadi saksi segala yang saya ucapkan dan saya lakukan.

b. Ikrar Pendamping

Bismillahirrohmanirrohim(Atas namaMu Yaa Allah aku melaksanakan tugas mulia ini, terimalah ia sebagaiibadahku kepadaMu…..)

Saya pendamping KDL LKM KOPERASI PMK……….diamanahkan membantumasyarakat, yang sanggup berusaha dan mempunyai program yang nyata, untukberikhtiar menambah rezeki, tanpa mengenal suku bangsa dan derajat.Dalam melaksanakan tugas ini, saya tidak dibenarkan menerima pemberian walaupunsegelas air.

Allah menjadi saksi segala yang saya ucapkan dan saya lakukan.

A k a d

Akad Pendamping Menyerahkan Pembiayaan

Bismillaahirrohmaanirrohim(Atas namaMu Yaa Allah aku melaksanakan tugas mulia ini, terimalah ia sebagaiibadahku kepadaMu…..)

lkmko

pdki.

com

Saya………………, pendamping KDL - LKM Koperasi PMK…………………dengan inimenyerahkan pembiayaan sebesar Rp…….………….kepada kelompok RUMPUN……………….. KDL – LKM Koperasi PMK ……………. untuk digunakan dalammengembangkan usaha…………………..Allah menjadi saksi segala yang saya ucapkan dan saya lakukan.

b. Akad Anggota KDL Menerima Pembiayaan

Bismillaahirrohmaanirrohim(Atas namaMu Yaa Allah aku melaksanakan tugas mulia ini, terimalah ia sebagaiibadahku kepadaMu…..)Saya………………anggota kelompok ……………..RUMPUN…………KDL – LKMKoperasi PMK …………….menerima besaran sebesar Rp…………..untuk digunakandalam mengembangkan usaha…………………..Saya berjanji membayar kembaliangsuran pembiayaan ini setiap minggu.Allah menjadi saksi segala yang saya ucapkan dan saya lakukan.

c. Akad Ketua Kelompok Menyerahkan Pembiayaan

Bismillaahirrohmaanirrohim(Atas namaMu Yaa Allah aku melaksanakan tugas mulia ini, terimalah ia sebagaiibadahku kepadaMu…..)Saya………………, ketua kelompok………RUMPUN……………. KDL - LKM KoperasiPMK …………… dengan ini menyerahkan pembiayaan sebesar Rp………….Allah menjadi saksi segala yang saya ucapkan dan saya lakukan.

d. Akad Pendamping Menerima Angsuran

Bismillaahirrohmaanirrohim(Atas namaMu Yaa Allah aku melaksanakan tugas mulia ini, terimalah ia sebagaiibadahku kepadaMu…..)

Saya………………pendamping KDL – LKM Koperasi PMK……………dengan inimenerima angsuran pembiayaan dari ketua kelompok sebesar Rp………….Allah menjadi saksi segala yang saya ucapkan dan saya lakukan.

e. Akad Ketua Kelompok Menyerahkan Bagi Hasil Pembiayaan

Bismillaahirrohmaanirrohim(Atas namaMu Yaa Allah aku melaksanakan tugas mulia ini, terimalah ia sebagaiibadahku kepadaMu…..)Saya………………ketua kelompok…………RUMPUN…………..KDL – LKM KoperasiPMK …………… ……… dengan ini menyerahkan bagi hasil pembiayaan kelompoksebesar Rp………….Allah menjadi saksi segala yang saya ucapkan dan saya lakukan.

f. Akad Pendamping Menerima Bagi Hasil Pembiayaan

Bismillaahirrohmaanirrohim(Atas namaMu Yaa Allah aku melaksanakan tugas mulia ini, terimalah ia sebagaiibadahku kepadaMu…..)

Saya……………, pendamping KDL – LKM Koperasi PMK……………dengan inimenerima bagi hasil pembiayaan dari ketua kelompok sebesar Rp………….Allah menjadi saksi segala yang saya ucapkan dan saya lakukan.

lkmko

pdki.

com

b. Pendampingan Teknis (Technical Assistance) KDL

1) Pembinaan Usaha

Etos kerja kewirausahaan yang hendak dibangun pada pengusaha mikro anggota KDLantara lain : Hidup hemat dan rajin menabung [pola hidup surplus]. Memiliki motivasi kuat untuk maju dan mencapai sesuatu yang lebih baik. Sikap hidup ulet, tekun dan tidak putus asa. Menghargai orang lain dan mudah bekerjasama. Dapat memperhitungkan dan berani mengambil resiko untuk memperoleh hasil. Menghargai data dan informasi dan mempunyai minat besar terhadap sumber – sumber

menuju kemajuan. Memiliki kepercayaan diri dan dapat mengambil keputusan. Bekerja keras, berencana, menghargai waktu dan menepati janji. Dapat menggunakan kelebihan dan kemampuan orang lain untuk mencapai tujuan. Yakin bahwa laba adalah hasil dari upaya untuk memuaskan konsumen. Dapat menerjemahkan gagasan ke dalam tindakan – tindakan konkrit.

Membangun Etos Kerja Wirausaha

Pengelolaan Ekonomi Rumah Tangga (ERT

a. Pengelolaan ERT adalah tindakan untuk merencanakan, melaksanakan, memonitor,mengevaluasi dan mengendalikan perolehan dan penggunaan sumber – sumber ekonomikeluarga agar tercapai pemenuhan kebutuhan secara optimal, stabilitas dan pertumbuhanekonomi keluarga.

b. Manfaat Pengelolaan ERT bagi KDL : Pemenuhan kebutuhan ekonomi anggota keluarga secara optimal. Stabilitas kehidupan ekonomi keluarga. Pertumbuhan ekonomi rumah tangga secara mandiri dengan mengendalikan

pengeluaran pendapatan, menghindari pola hidup boros dan mengembangkan polahidup surplus.

Pengelolaan ERT harus mampu mengubah struktur ekonomi keluarga dari :

( Pendapatan = Konsumsi ) menjadi( Pendapatan = Tabungan + Konsumsi ) menjadi

( Pendapatan = Investasi + Tabungan + Konsumsi )( Pendapatan = Zakat + Investasi + Tabungan + Konsumsi )

c. Unsur – unsur Pembinaan Pengelolaan ERT KDL :

PENDAPATAN KELUARGA : Setiap anggot KDL dimotivasi untuk mendayagunakanseluruh potensi keluarganya demi meningkatkan pendapatan. Demikian pula, merekadibiasakan untuk selalu menghitung pendapatan yang ada pada masing – masingkeluarga secara terbuka. Menghitung pendapatan keluarga artinya menjumlah semuapenghasilan yang diperoleh dari berbagai sumber.

RENCANA PENGELUARAN : Setiap anggota KDL bersama keluarganya terbiasamerencanakan prioritas pemenuhan kebutuhan dengan membedakan mana kebutuhanyang mutlak, penting dan perlu dipenuhi dan mana kebutuhan yang kurang perlu danbisa ditunda atau diabaikan, dalam sebuah rencana anggaran belanja. Rencana ini

lkmko

pdki.

com

perlu disusun agar pengelolaan pendapatan keluarga tidak habis untuk memenuhikonsumsi, bahkan ‘besar pasak daripada tiang’.

PANDANGAN MENABUNG YANG BENAR : Setiap anggota KDL memiliki pandanganmenabung yang benar. Sudah menjadi kesalahkaprahan yang meluas di masyarakatpandangan keliru tentang menabung : [1] orang menabung dari sisa pendapatansetelah dipergunakan untuk membiayai hidup. ‘Bagaimana saya bisa menabung, wongkebutuhan saya masih banyak’. [2] Menabung adalah kegiatan yang hanya pantasdilakukan orang - orang yang memiliki pendapatan besar. ‘Bagaimana saya bisamenabung, wong untuk dimakan saja tidak cukup’. Padahal kebiasaan menabung tidakada kaitannya dengan pendapatan kecil atau besar, melainkan upaya sadar dari kitauntuk menyisihkan pendapatan seberapapun nilainya. Pandangan menabung yangbenar adalah ‘menabung adalah sikap dan perilaku untuk menyisihkan secara sadardan terus menerus dari setiap penerimaan pendapatan’. Jadi seberapapun pendapatanyang diterima oleh keluarga, ada upaya untuk selalu menyisihkan terlebih dahulubagian pendapatan, sebelum dipergunakan untuk konsumsi. Akumulasi tabungan akanmemiliki dampak bagi stabilitas ekonomi rumah tangga secara berkelanjutan, danmembuka peluang terjadinya pemupukan modal sendiri yang berguna bagipengembangan ekonomi rumah tangga.

PEMANTAUAN REALISASI KEUANGAN : Setiap anggota KDL bersama keluarganyaterbiasa melakukan Pemantauan realisasi pengeluaran keuangan apakah adapenyimpangan dari rencana anggaran biasa yang direncanakan. Membandingkanrealisasi penggunaan keuangan dengan rencana anggaran, memberikan wahanapembelajaran bagi keluarga untuk mengelola keuangan secara rasional.

MUSYAWARAH EKONOMI KELUARGA : Membiasakan setiap anggota KDL besertakeluarganya untuk memusywarahkan : penghitungan pendapatan, perencanaankeuangan , evaluasi realisasi anggaran keuangan, membahas rencana peningkatanpendapatan guna memecahkan persoalan ekonomi yang dihadapi keluarga, maupunmembahas kegiatan – kegiatan untuk peningkatan pendapatan dan pertumbuhanekonomi keluarga.

d. Hasil Pengelolaan ERT :

Optimal memenuhi segala kebutuhan, sehingga kehidupan keluarga merasa tentramdan bahagia.

Likuid : keluarga selalu dapat memenuhi kewajiban keuangan baik. Solvabel, artinya jumlah kekayaan mampu menutupi sseluruh jumlah utang. Credibel, dipercaya orang lain. Stabil, tidak pernah mengalami kegoncangan ekonomi. Surplus pada setiap periode anggaran. Tabungan keluarga semakin besar, kekayaan terus bertambah. Tidak pernah terjadi pertengkaran keluarga yang disebabkan persoalan ekonomi. Mampu merealisasikan rasa syukur sebagai hamba Tuhan antara lain dengan

menjalankan rukun dan kewajiban ibadah, mampu membayar zakat, infaq, shodaqoh,dan Iuran Kesetiakawanan Sosial (IKS) serta berbuat kebajikan demi kepentinganumum.

lkmko

pdki.

com

2) Pembinaan Kelembagaan LDK

Pembinaan Organisasi

a. Pembinaan Organisasi KDL pada dasarnya diarahkan pada : [1] peningkatan partisipasianggota agar menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan ketentuan kelompok, [2]meningkatkan kinerja pengurus agar memiliki komitmen, kemampuan dan ketrampilanuntuk mengelola kelompok, [3] mengembangkan kesepakatan kelompok untuk penyusunkegiatan bersama yang bermanfaat bagi anggota kelompok.

b. Pembinaan organisasi harus memperluas kemungkinan anggota memperoleh hak : [1]mendapatkan pembiayaan dari LKM Koperasi PMK DKI JAKARTA sesuai dengankebutuhan modal usahanya, [2] mendapatkan pelayanan sesuai dengan bidang kegiatankelompok, [3] berperan dalam pengambilan keputusan di dalam kelompok, [4] untukmemilih dan dipilih sebagai pengurus kelompok.

c. Pembinaan organisasi harus mampu mendorong anggota untuk melaksanakan kewajiban: [1] menghadiri pertemuan rutin, [2] mengangsur pembiayaan secara teratur dan tetapjadwal, [3] menabung di kelompok, [4] melaksanakan kesepakatan kelompok, [5]melaksanakan kegiatan usaha atau kegiatan lain yang disepakati kelompok, [6] menjaganama baik kelompok, dan menciptakan suasana agar KDL dapat diterima di lingkunganatau pihak luar yang lain.

d. Pembinaan organisasi harus mampu : [1] meningkatkan komitmen pengurus untukmelaksanakan kewajibannya sebagai pengurus dengan penuh tanggung jawab dankeikhlasan, [2] meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam mengelola kelompok.

e. Pembinaan organisasi memperluas peluang terjadinya interaksi proaktif dari pengurusdan anggota untuk melaksanakan kegiatan dan pengembangan usaha sesuai denganprosedur dan aturan yang disepakati kelompok.

Administrasi Kelompok

a. Administrasi kelompok secara sederhana terdiri dari : [1] Administrasi keorganisasian dan[2] Administrasi keuangan.

b. Administrasi keorganisasian yang harus ada di KDL antara lain : [1] Buku Daftar Anggota,[2] Buku Notulen Rapat, [3] Buku Rencana Kegiatan Kelompok dan [4] Laporan KegiatanKelompok. Sedangkan Administrasi Keuangan antara lain meliputi [5] Buku Kas Harian,[6] Kartu Pembiayaan, [7] Kartu Tabungan.

c. Pencatatan kegiatan organisasi perlu dilaksanakan segera setelah kegiatan selesaidilaksanakan. Notulen misalnya diisi pada saat berlangsungnya rapat kelompok.Demikian pula, pencatatan transaksi keuangan harus dilakukan dengan memperhatikan :[1] Perlu bukti otentik setiap terjadi penerimaan atau pengeluaran uang, seperti kuitansi,bon, tanda terima, [2] Jangan menunda pembukaan transaksi, [3] selalu mencocokkanpembukuan dengan keadaan fisik saldo uang yang ada.

Pengelolaan, Pengembangan dan Kemitraan Usaha

lkmko

pdki.

com

a. Pengelolaan Usaha KDL bisa bersifat perorangan maupun usaha bersama diantaraanggota kelompok.

b. Faktor penting yang menjadi sumber potensi bagi pengembangan usaha adalah : [1]permodalan, [2] rencana usaha, [3] jaringan usaha.

c. Permodalan KDL dapat berupa barang natura, peralatan produksi, maupun modalketrampilan dan keahlian. Kategori modal disini bisa berupa modal sendiri maupun modaldari pihak lain.

d. Setiap kelompok hendaknya selalu menggiatkan pemupukan modal sendiri melalui : [1]Tabungan Kelompok, [2] Jasa Bagi Hasil atau Margin Pembiayaan, [3] Bagi hasil usahabersama, [4] SHU kelompok dari LKM Koperasi PMK . Untuk mengembangkan modalsendiri ini maka perlu dilaksanakan motivasi dan pembinaan kesadaran anggota secaraterus menerus, maupun dukungan sistem yang menumbuhkan kepercayaan anggota,sehingga mereka bersedia menyetorkan sebagian pendapatannya untuk dihimpun demimemperbesar modal melalui kegiatan yang disepakati, misal tabungan kelompok.

e. Sedangkan modal dari pihak lain bisa diperoleh dari : [1] Pembiayaan dari LKM KoperasiPMK , [2] Pembiayaan dari saudara atau pihak lain, [3] Bantuan pihak lain, maupun [4]kemitraan dengan pihak lain di berbagai bidang usaha.

f. Kelompok bersama anggotanya perlu membiasakan untuk BALAM (berbagi pengalaman)dan mendiskusikan berbagai peluang usaha yang bisa dikembangkan. Peluang usahayang prospektif bisa ditindaklanjuti dengan menyusun rencana usaha (bussiness plan)untuk pengajuan permodalan demi pengembangan usaha.

g. Pendayagunaan modal usaha bisa dilaksanakan oleh kelompok misalnya dengan : [1]menyimpan dana di bank atau LKM Koperasi PMK DKI JAKARTA senyampang belumada rencana usaha yang akan direalisasikan kelompok, [2] meminjamkan kepada pihaklain dengan jasa pembiayaan yang disepakati, [3] menyertakan modal usaha pada pihaklain.

h. Jaringan usaha menjadi bagian strategis bagi pengembangan usaha LDK. Strategipengembangan jaringan usaha antara lain bisa dilakukan melalui : [1] Pengenalanreputasi kelompok ke pihak luar, [2] menciptakan kepercayaan dari pihak lain yangberhubungan dengan LDK, [3] mempunyai produk andalan, [4] selalu menjaga hubunganbaik dengan relasi yang pernah dan akan bekerjasama dengan kelompok.

i. Jaringan kerja dan kemitraan usaha KDL pada dasarnya dapat dilakukan denganberbagai pihak, antara lain: [1] KDL lain, [2] PINBUK, dan/atau LSM – LPM lain, [3]Pemerintah Desa maupun Kabupaten, [4] LKM Koperasi PMK DKI JAKARTA danLembaga Keuangan Lokal, [5] Koperasi/KUD, [6] Pengusaha Pemasok, [vii] PengusahaPemasar, maupun pihak luar.

lkmko

pdki.

com

ASPEK ANALISIS KELAYAKAN USAHA DAN PEMBIAYAAN

a. Kelayakan Perorangan

Tepat Sasaran Apakah anggota KDL peminjam masuk dalam kategori KFMB ?

Apakah peminjam tidak sedang memiliki tanggungan pembiayaan pada pihak lain ? Apakahmereka membutuhkan modal usaha dan sulit memperoleh pelayanan pembiayaan ?

Dapat Dipercaya

Apakah peminjam dikenal sebagai orang yang mempunyai karakter baik, dapatdipercaya? (hal ini bisa ditanyakan kepada lingkungan sekitar peminjam)

Apakah peminjam dikenal memiiki sikap hidup hemat? (untuk memantau hal ini makaanggota diminta untuk menabung di LKM KOPERASI PMK)

Apakah anggota peminjam memiliki tunggakan pembiayaan di tempat lain? (bila ya,bisa diduga uang pembiayaan akan digunakan untuk membayar hutang bukan untukmodal usaha).

Memiliki Sumber Pendapatan untuk membayar angsuran Peluang Usaha

Apakah KDL pminjam memiliki sumber pendapatan yang relatif menjaminpengembalian pembiayaan yang diterimanya ?

Apakah usaha yang dikembangkan memiliki prospek keuntungan lebih besardaripada jasa/bunga tabungan di bank atau jasa pembiayaan pada LKM KoperasiPMK? (Peminjam dipastikan masih menikmati keuntungan atas usahanya dan dapatmemupuk modal mereka sendiri)

Apakah modal akan digunakan untuk mengembangkan usaha dengan peluang pasaryang masih terbuka luas ? (Artinya masih ada permintaan yang belum bisa dipenuhipasar, produksi atau penjualan usaha anggota masih bisa ditingkatkan)

Apakah usaha peminjam memiliki izin lokasi usaha ? (Izin dan lokasi strategis usahamemperkuat kelayakan usaha)

b. Kelayakan Anggota sebagai Peminjam

Skala Kebutuhan modal mampu mengembalikan Pembiayaan diberikan kepada anggota yang benar – benar membutuhkan modal

pembiayaan. Angsuran pokok dan jasa yang harus dibayar tidak lebih besar dari jumlah

pendapatan keluarga sehingga tidak mengganggu Ekonomi Rumah Tangga

c. Kelayakan Kelompok Peminjam (beberapa aspek untuk KDL yang sudah berjalan)

Ikatan kelompok Tanggung renteng Ada kegiatan kelompok Anggota KDL saling mengenal dan mau saling bekerjasama mendukung kemajuan

usaha sesama anggota. Seluruh anggota bersedia menandatangani surat kesepakatan tanggung renteng. KDL memiliki rencana kegiatan rutin bersama, pertemuan rutin Rembug Himpunan

(RUMPUN) dan sebagainya. Hal ini untuk memudahkan rencana pembinaan usahadan pemantau perkembangan KDL .

KDL memiliki aturan/tata tertib kelompok yang dipatuhi bersama (ada dokumen)

Tertib administrasi kelompok

lkmko

pdki.

com

KDL memiliki daftar anggota pengurus, catatan rapat, keputusan rapat dari notulen dantabungan anggota.

4. Realisasi Pembiayaan

a. Pembiayaan KDL yang memenuhi kriteria kelayakan selanjutnya dituliskan ke dalamUsulan Pengajuan Program dengan dilampiri Rekapitulasi KDL yang Layak danJenis Kegiatan Usaha KDL yang layak.

b. Setelah pengajuan dana oleh Sektap Kabupaten/Kota ke Propinsi turun, makadilakukan pencairan dan Sektap Kabupaten/Kota ke masing – masing LKM KoperasiPMK. Berkaitan dengan Dana Simpan Pinjam LKM Koperasi PMK, pencairannya dariSektap Kabupaten/Kota dilakukan dengan cara Pengajuan Permohonan PencairanDana Simpan Pinjam oleh LKM Koperasi PMK dilampiri dengan :

Copy Rekening LKM Koperasi PMK a.n. Ketua QQ Sekretaris/Bendahara QQPendamping.

Copy Perjanjian Pembiayaan [Form PP – 10] masing –masing KDL yangditetapkan mendapat Dana Pembiayaan dari LKM Koperasi PMK disertaiRekap KDL yang sudah melakukan Perjanjian dengan LKM Koperasi PMK.

c. Selambat – lambatnya 2 (dua) hari setelah Dana Simpan Pinjam di transfer keRekening LKM Koperasi PMK, harus segera diawali penyaluran dana pembiayaandari LKM Koperasi PMK kepada LDK. Penerimaan Dana Pembiayaan diatur secarakolektif ke KDL dan diterima oleh masing – masing Ketua LDK. Ketua LDKlah yangmembagikan Dana Pembiayaan yang telah diterimanya kepada masing – masinganggotanya.

d. Realisasi Penerimaan Dana Pembiayaan dari LKM Koperasi PMK kepada masing –masing KDL dilakukan secara tunai atau transfer sesuai kesepakatan dan harusdisertai dengan Kuitansi Tanda Terima Pembiayaan rangkap 5 (lima).

e. Selambat – lambatnya 7 (tujuh) hari dari tanggal realisasi penerimaan PembiayaanLDK, LKM Koperasi PMK segera melaporkan kepada Sektap Kabupaten/Kotadengan menyampaikan Bendel dari Lembar Kuitansi Tanda Terima Pembiayaan darimasing – masing LDK. Sedangkan Lembar Kuitansi Tanda Terima Pembiayaan yanglain disampaikan masing – masing kepada : [i] Ketua LDK, [ii] Kepala Desa/Lurah, [iii]TPM, [iv] Arsip LKM Koperasi PMK.

f. Pengelolaan Simpan Pinjam dilaksanakan dengan sistem Tanggung Rentengdimana KDL Peminjam diwajibkan menyetor Simpanan Beku sebesar 10 % (sepuluhpersen) dari nilai Pembiayaan ke LKM KOPERASI PMK. Disamping itu setiapanggota melalui KDL dibina agar bersedia menabung ke LKM Koperasi PMK.

g. Simpanan Beku harus dicatat dan diadministrasikan dengan baik. Simpanan bekuberfungsi sebagai jaminan sewaktu – waktu terjadi tunggakan atau kemacetanpembiayaan. LKM Koperasi PMK dapat memutuskan untuk memutar kembaliSimpanan Beku yang diterima dalam bentuk pemberian pembiayaan baru kepadaLDK. Ini bisa dilakukan sekiranya masih banyak KDL yang usahanya layak belummemperoleh kesempatan mendapatkan dana pembiayaan karena keterbatasan danayang ada. Namun harus dipastikan, pengelolaan Simpanan Beku dalam bentukpembiayaan harus betul – betul diperhitungkan dan dilaksanakan secara hati –hati(prudential), agar kewajiban mengembalikan Simpanan Beku kepada KDL yang telahlunas pembiayaannya tidak mengalami hambatan.

lkmko

pdki.

com

5. Pengelolaan Simpan Pinjam dengan Sistem Tanggung Renteng

Tanggung renteng adalah tanggung jawab bersama setiap anggota kelompok untukmemenuhi kewajiban pembayaran kembali pembiayaan, bila mana ada salah satuatau beberapa anggota kelompok menunggak atau macet.

Tanggung renteng merupakan perwujudkan tertinggi dari kepercayaan dan rasasetiakawan antar anggota kelompok.

Sistem ini merupakan instrumen pengganti agunan fisik sebagaimana seringdilakukan dalam pemberian kredit di lembaga keuangan.

Sekelompok orang yang telah memenuhi syarat sebagai subyek hukum bisamembuat perjanjian dengan pihak lain yang menimbulkan akibat hukum berupakewajiban yang harus ditanggung sendiri- sendiri atau bersama – sama. Dengandemikian, sistem perikatan ini legal secara hukum dan disebut sebagai tanggungrenteng.

Manfaat tanggung renteng adalah menjamin mekanisme pengamanan pembiayaanLKM KOPERASI PMK kepada pengusaha mikro dengan pendekatan kelompok,sebagai alternatif pengganti sistem agunan yang tidak efektif dan memberatkanpeminjam.

Prasyarat Tanggung Renteng

a. Sistem ini dapat berjalan dengan efektif ‘jika’ KDL yang mengajukan pembiayaanke LKM KOPERASI PMK dipastikan benar – benar merupakan perikatan dariorang – orang yang memiliki motivasi berusaha dan memiliki karakter dantanggung jawab bersama yang tinggi sebagai ‘jaminan kepercayaan’ kepada LKMKOPERASI PMK. Anggota kelompok adalah orang – orang yang memiliki I’tikaduntuk selalu menjaga ‘nama baik’ kelompoknya di mata LKM Koperasi PMKmaupun pihak lain di masyarakat luas.

b. KDL memiliki pemimpin dengan karakter baik, berpengaruh dan tegas dalammenegakkan aturan kelompok yang telah disepakati.

c. Adanya pernyataan kesediaan tanggung renteng yang ditandatangani pengurusdan semua anggota KDL Peminjam.

d. Adanya setoran simpanan beku dari KDL ke LKM Koperasi PMK sebesar 10 %dari Total Pembiayaan.

e. Semua anggota KDL dipastikan memiliki usaha dengan tingkat laba yangmemadai (per periode paling sedikit tiga kali lipat dari jumlah kewajiban jasapembiayaan yang harus dibayar).

f. Nilai pembiayaan msing – masing anggota jumlahnya sedapat mungkin sesuaidengan kebutuhan modal sebenarnya. Dengan demikian, nilai pembiayaanantara anggota satu dengan lainnya tidak harus sama rata, melainkan sesuaidengan kebutuhan. Namun demikian, untuk putaran pertama peminjaman, LKMKoperasi PMK Gerdu – Taskin membatasi pelayanan nilai pembiayaan antara Rp.200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) sampai dengan Rp. 1000.000,00 (satu jutarupiah) per anggota LDK. Skim pembiayaan terus ditingkatkan sejalan denganakumulasi perputaran modal LKM Koperasi PMK

g. Kegiatan usaha KDL bisa bersifat sejenis maupun tidak sejenis. Usaha sejenisakan mempermudah analisis kelayakan dan perjanjian pembiayaan, namunmemiliki tingkat resiko tinggi dalam pengembalian pembiayaan . Sebaliknya,

lkmko

pdki.

com

usaha beragam jenis menimbulkan kesukaran dalam analisis kelayakan danperjanjian pembiayaan, namun relatif lebih menjamin keamanan dari resikopengembalian pembiayaan.

h. Pengurus UEP memotivasi mobilisasi Tabungan Kelompok dari penyisihan secarasadar terhadap keuntungan usaha masing – masing anggota. Tabungankelompok, selain bermanfaat sebagai pemupukan modal sendiri masing –masinganggota, juga bisa digunakan untuk perlunasan tunggakan atau kemacetanpembiayaan anggota dengan ketentuan yang disepakati bersama oleh anggota.

i. Demi menjamin ketepatan waktupembayaran angsuran, bila disepakati olehanggota, Pengurus UEP juga bisa menerapkan ketentuan denda pada angsurananggota yang tidak tepat jadwal. Pendapatan kelompok dari denda pada dasarnyaakan menjadi milik semua anggota kelompok. Namun denda bisa jugadiakumulasikan sebagai dana perlunasan apabila terjadi tunggakan ataukemacetan pembiayaan anggota di LKM Koperasi PMK, selain dari SimpananBeku dan Tabungan Kelompok.

j. Apabila jumlah simpanan beku, tabungan kelompok dan pendapatan dari dendabelum mencukupi perlunasan tunggakan atau kemacetan pembiayaan maka,Pengurus bisa menyepakati salah satu anggota untuk menalangi lebih dahulukewajiban anggota penunggak kepada LKM Koperasi PMK. Bisa juga disepakatimekanisme ‘talangan’ dari semua anggota bisa untuk mengatasi tunggakan ataukemacetan.

k. Bagi KDL yang telah menunjukkan prestasi dalam pengembalian pembiayaan keLKM Koperasi PMK secara tertib dan teratur, diberikan penghargaan berupa feeyang besarnya akan diperhitungkan pada saat pembagian SHU LKM KoperasiPMK kepada masing – masing KDL di akhir tahun buku.

l. KDL yang mengalami kemacetan pengembalian pembiayaan, dikenakan sanksitidak bisa merealisasikan pembiayaan baru ke LKM Koperasi PMK sampai adapenyelesaian kemacetan dimaksud. Bila dipandang perlu, LKM Koperasi PMKdapat mengumumkan secara terbuka beberapa kelompok UEP yang macetpembiayaannya karena faktor kesengajaan, kepada masyarakat luas.

Inventarisasi potensi wilayah dilaksanakan oleh petugas LKM Mitra yang meliputi kegiatan-kegiatan, sebagai berikut :

1. Survey Potensi, terdiri dari :a. Kependudukan

1) Jumlah penduduk/rumah tangga/kepala keluarga2) Tingkat pertambahan penduduk3) Migrasi/sirkuler/comuter/tetap4) Rata-rata debitur rumah tangga (perkiraan)

b. Potensi pertanian1) Luas wilayah desa/kampung.2) Luas tanah pertanian menurut usahanya (sawah, perkebunan, tanah kering dan

lain-lain).c. Mata pencaharian

1) Jenis mata pencaharian penduduk (dirinci menurut jenis dan bukan sektor)2) Jumlah penduduk menurut jenis mata pencaharian disektor pertanian,

perkebunan, perdagangan, buruh dan lain-lain.

lkmko

pdki.

com

d. Pendapatan1) Pendapatan per kapita rata-rata wilayah tersebut (perkiraan)2) Jumlah pembayar pajak PPh dan tidak membayar PPh3) Jumlah pembayar pajak PPB dan tidak membayar PPB4) Jumlah rumah gubug atau semi permanen.

e. Sarana dan prasarana1) Jumlah kendaraan umum yang ada diwilayah tersebut atau yang beroperasi

sampai ke wilayah tersebut dan jam beroperasinya.2) Ongkos transport per/orang pp3) Alat transport penduduk diwilayah tersebut yang bepergian keluar desa.4) Jaringan dan kondisi jalan (aspal, berbatu, tanah/setapak) dan jembatan

(permanen, kayu, bambu) di dan ke daerah tersebut.f. Kelembagaan : Jumlah lembaga yang aktif diwilayah tersebut meliputi :

1) KUD2) Puskesmas/KB3) Kantor Pos dan Giro4) Sekolah (SD/SMP/SMA/lainnya)5) Bank/LDKP6) Pasar/kios/warung7) Lembaga swasta (arisan, karang taruna, olah raga, pesantren dan lain-lain).

g. Masalah yang dihadapi1) Tanggapan masyarakat2) Pengalaman masyarakat terhadap program-program pemerintah/swasta

sebelumnya.h. Potensi :

1) Infrastruktur yang sedang dibangun (jalan, jembatan, sekolah dan lain-lain).2) Potensi untuk perluasan: jenis-jenis usaha yang sedang dikembangkan atau

yang potensial dikembangkan.

2. Peta domisili kelompok sasaran.Membuat sketsa peta situasi domisili calon debitur atau debitur pada suatu wilayahtertentu, misalnya per kampung, jaringan jalan atau jembatan untuk memberi gambarankemungkinan mencapai calon-calon debitur tersebut. Data yang diperlukan sebagiandapat diperoleh dari data potensi desa yang ada di kantor kecamatan atau dari desayang bersangkutan.

lkmko

pdki.

com