NEGOSIASI DALAM ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ... fileNegosiasi adalah sesuatu yang kita lakukan...
Transcript of NEGOSIASI DALAM ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ... fileNegosiasi adalah sesuatu yang kita lakukan...
NEGOSIASI DALAM ALTERNATIF PENYELESAIAN
SENGKETA DILENGKAPI DENGAN KASUS
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan, Mata Kuliah Ilmu Metode
Alternatif Penyelesaian Sengketa, Semester Ganjil, Tahun Akademik
2017/2018
Disusun oleh:
Putri Nurapriani Ristian NPM. 151000121
Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Dendinar Badrusalam NPM. 151000128
Agil Hutama Maulana NPM. 151000130
Anindya Putriantika NPM. 151000137
Pranasti Ramdhanita NPM. 151000138
Maul Fitri Amanda Putri NPM. 151000140
Regina Mayra Pramesti NPM. 151000142
Arvadel Rahmi NPM. 151000144
Lydia Dliyaul Aulia NPM. 151000146
Agitha Yolanda Agustine NPM. 151000147
Dinda Aulia Amini NPM. 151000189
Yovy Aprilah NPM. 151000193
Dosen:
Dedi Mulyana, S.H.,M.H.
UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG
FAKULTAS HUKUM
2017
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidayah yang dikaruniakanNya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Negosiasi Dalam Alternatif Penyelesaian Sengketa
Dilengkapi Dengan Kasus”. Sesuai dengan namanya, sebuah makalah memang
tidak dimaksudkan sebagai buku materi atau buku panduan, melainkan
didalamnya terdapat pembahasan dan rincian-rincian mengenai hasil dari
beberapa sumber yang telah penulis dapatkan.
Penyusunan makalah ini penulis mendapatkan berbagai kesulitan, baik
dalam penyusunan, pengumpulan data dan dalam hal yang lainnya. Akan tetapi,
berkat pertolonganNyalah akhirnya makalah ini dapat penulis selesaikan sesuai
yang diharapkan. Adapun penyusunan makalah ini berdasarkan pada rincian-
rincian data yang telah penulis dapatkan dari berbagai sumber.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dedy Mulyana, S.H.,M.H., sebagai dosen mata kuliah Metode Alternatif
Penyelesaian Sengketa yang telah memberikan tugas ini kepada penulis.
2. Orang tua penulis yang telah memberikan dukungan, dorongan, bantuan,
serta memberikan doa restunya sehingga terselesaikannya makalah ini.
3. Saudara-saudara dan rekan-rekan penulis, yang senantiasa memberikan
support semangatnya kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini.
Penulis memahami dan menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna.
Namun, penulis telah berusaha menyusun makalah dengan usaha terbaik yang
penulis miliki. Akhirnya penulis menyampaikan terima kasih kepada segenap
yang telah mendukung terselesaikannya makalah ini. Mudah-mudahan makalah
ini sesuai dengan yang diharapkan. Amiin Ya Allah Ya Rabbal Alamiin Ya
Mujibas Sailin.
Bandung, 8 Oktober 2017
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................... 5
A. Pengertian Negosiasi .................................................................. 3
B. Prinsip-prinsip Negosiasi ........................................................... 4
C. Proses dan Tahapan Negosiasi ................................................... 11
D. Strategi dan Teknik Negosiasi ................................................... 15
E. Putusan Hasil Negosiasi ............................................................. 20
F. Contoh Kasus Negosiasi ............................................................ 24
BAB III PENUTUP .............................................................................. 30
A. Kesimpulan ............................................................................... 30
B. Saran ........................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... iii
A. Buku .......................................................................................... iii
B. Sumber Lain ............................................................................... iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanpa kita sadari, setiap hari kita sesungguhnya selalu melakukan
negosiasi. Negosiasi adalah sesuatu yang kita lakukan setiap saat dan terjadi
hampir di setiap aspek kehidupan kita.1 Selain itu negosiasi adalah cara yang
paling efektif untuk mengatasi dan menyelesaikan konflik atau perbedaan
kepentingan dalam kehidupan sehari-hari.
Kita memperoleh sesuatu yang kita inginkan melalui negosiasi. Mulai dari
bangun pagi, mungkin kita harus mengambil kesepakatan siapa yang harus
menggunakan kamar mandi terlebih dahulu, kemudian apakah sopir harus
mengantar istri anda atau anda terlebih dahulu. Demikian pula di kantor
misalnya kita melakukan negosiasi dalam rapat direksi, rapat staf, bahkan
untuk menentukan tempat akan makan siang kita harus bernegosiasi dengan
rekan sekerja kita.
Jadi, kita semua pada dasarnya adalah negosiator. Beberapa dari kita
melakukannya dengan baik, sedangkan sebagian lagi tidak pernah
memenangkan negosiasi. Sebagian kita hanya menjadi pengikut atau selalu
mengikuti dan mengakomodasi kepentingan orang lain. Negosiasi dilakukan
oleh semua manusia yang berinteraksi dengan manusia lainnya. Mulai dari
1 Krida Singgih Prayoga, Makalah Tentang Negosiasi, dalam
http://kridaprayoga.blogspot.co.id/2015/04/contoh-makalah-negosiasi.html, diakses 8 Oktober
2017.
2
anak kecil sampai orang tua, semua lapisan dari kalangan sosial terbawah
sampai dengan kaum elit di kalangan atas.
Berdasarkan pengamatan secara saksama terhadap latar belakang di atas,
penulis merasa tertarik untuk membuat makalah dengan judul: Negosiasi
Dalam Alternatif Penyelesaian Sengketa Dilengkapi Dengan Kasus.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan negosiasi?
2. Apa saja prinsip-prinsip negosiasi?
3. Bagaimana proses dan tahapan negosiasi?
4. Apa saja strategi dan teknik negosiasi?
5. Bagaimana putusan negosiasi?
6. Apa saja contoh kasus negosiasi?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengentahui tentang negosiasi.
2. Untuk mengentahui prinsip-prinsip negosiasi.
3. Untuk mengentahui proses dan tahapan negosiasi.
4. Untuk mengentahui strategi dan teknik negosiasi.
5. Untuk mengentahui putusan negosiasi.
6. Untuk mengentahui contoh kasus negosiasi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Negosiasi
Istilah “negosiasi” dalam terminologi bahasa Inggris disebut dengan
“negotiate” dan “negotiation”. Henry Campbell Black, mengartikan
“negotiation” sebagai “is process of submission and consideration of offers
until acceptable offer is made and accepted”.2
Istilah “negotiation” diartikan oleh Steven H. Gifis, sebagai berikut: “a
method of dispute resolution where either the parties themselves or the
representative of each party attempt to settle conflicts without resort to the
court; an impartial third party is not involved”.3
M. Marwan dan Jimmy P, mengartikan negosiasi sebagai proses tawar-
menawar dengan jalan berunding antara para pihak yang bersengketa untuk
mencapai kesepakatan bersama.4
Berdasarkan beberapa rumusan di atas, negosiasi dan juga konsultasi
merupakan bagian dari penyelesaian sengketa di antara para pihak dengan
jalan damai, melalui suatu perundingan. Negosiasi ini pun bukan arbitrase, dan
negosiasi ditempatkan ke dalam bagian dari Alternatif Penyelesaian Sengketa.
2 Henry Campbell Black, Op Cit, p. 934. 3 Steven H Gifis, Op Cit p. 310. 4 M. Marwan dan Jimmy P, Op Cit, hlm. 450.
4
B. Prinsip-prinsip Negosiasi
1. Menurut Sardjono
Sardjono, menyatakan prinsip negosiasi terdiri atas:
a. Transparansi, artinya kejujuran. Namun, bukan berarti tidak
diperbolehkan menentukan taktik. Taktik yang dilakukan bukanlah
suatu kebohongan. Dalam suatu negosiasi, seoranng dapat menentukan
suatu taktik yang tidak mengandung unsur kebohongan. Hal tersebut
disebabkan akan dapat merugikan pihak yang terlibat dalam negosiasi.
b. Akuntabilitas, artinya dapat dipertanggungjawabkan. Maksudnya,
seseorang yang melakukan negosiasi hendaknya konsekuen dengan
yang dikatakan. Dengan konsekuen atas yang dikatakan, maka pihak-
pihak yang melakukan negosiasi tersebut dinilai dapat
dipertanggungjawabkann. Akibatnya, pihak yang diajak bernegosiasi
akan memberikan kepercayaan terhadap orang tersebut.
c. Keadilan, yang di maksudkan yaitu pembagian porsi dalam suatu
kerja sama harus adil. Dalam negosiasi hendaknya tidak memberikan
pihak pada oknum tertentu, yang dinilai lebih memiliki kepentingan.
d. Saling menghargai dan menghormati, ini bertujuan untuk membina
hubungan baik dengan partner. Sikap saling menghargai dan
menghormati hendaknya juga ditunjukan, ketika melakukan negosiasi.
Ketika ada yang menyampaikan pendapatnya, hendaknya pihak lain
yang mendengar juga menghargai dan menghormati yang
disampaikan. Adapun cara menunjukkan sikap tersebut, salah satunya
5
dengan cara tidak memotong pembicaraan, ketika ada yang
menyampaikan pendapat. Karena perbuatan yang demikian, dinilai
kurang menghargai orang lain.5
2. Menurut Herb Colen
Herb Colen adalah seorang pengajar ternama dalam keahlian
bernegosiasi, mengatakan “bahwa ada beberapa prinsip negosiasi yang
menjadi dasar dan harus diketahui oleh semua negosiator.” Ia menamakan
prinsip negosiasi ini sebagai “The Nucleus of Negotiation.”
“The Nucleus of Negotiation” terdiri atas:
a. Rule 1 - The Dateline Rule
Dalam negosiasi manapun, dateline sangatlah penting.
Karena orang-orang mempunyai dateline (tenggang waktu) yang
memungkinkan mereka untuk mengambil keputusan dan bertindak.
Jika tidak ada tenggang waktu, para negosiator akan menghabiskan
banyak waktu untuk mengambil keputusan dan kadang-kadang
bahkan tidak mengambil keputusan sama sekali. Jadi, sebelum
memulai negosiasi, cari tahu pihak lain mempunyai dateline yang
harus dipenuhi. Bila mereka tidak punya, maka harus siap tidak
mendapatkan keputusan dan hasil sama sekali, atau keputusan itu
butuh waktu yang sangat lama.
5 Sardjono, T. 2009. 8 Langkah Sukses Negosiasi. Depok: Raih Asa Sukses.
6
b. Rule 2 - Always Has A Dateline of Sorts
Kadang-kadang saat bertanya, mereka mengatakan tidak
memiliki dateline dan mereka tidak sedang dikejar waktu. Jangan
panik, mereka pasti punya tenggat waktu, dan itu hanya gertakan
saja. Bila mereka benar-benar tidak punya, dalam kebanyakan
kasus, mereka tidak bakal repot-repot bertemu, berdiskusi, dan
bernegosiasi dengan para pihak. Tugas sebagai negosiator adalah
mencari tahu dan menyelidiki dateline mereka yang
sebenarnya. Terkadang harus bertanya pada lebih dari satu orang.
c. Rule 3 - Tighter Timeframe is at a Disadvantage
Bandingkanlah dateline mereka dengan dateline yang dimiliki. Jika
sudah membandingkannya, maka pertimbangkanlah skenario-
skenario berikut:
1) Dateline Anda lebih singkat, pendek atau lebih cepat dari
mereka.
2) Dateline Anda lebih panjang, longgar atau lebih lambat dari
mereka.
Aturan ketiga mengatakan bahwa pihak
dengan dateline lebih singkat dan pendek, akan berada dalam
posisi yang lemah. Ini dikarenakan dia menghadapi tekanan yang
lebih besar dan harus lebih cepat mengambil keputusan atau
membuat kesepakatan. Bila punya dateline lebih singkat, maka dia
7
mendapat tekanan lebih besar, yang membuat mereka cenderung
lebih mudah berkompromi untuk mencapai kesepakatan.
Maka dari itu, berhati-hatilah dalam memberikan
informasi. Bila mereka mengetahui bahwa dateline Anda lebih
pendek dari mereka, maka Anda akan berada pada posisi yang
lebih lemah untuk melakukan negosiasi dan mencapai kesepakatan.
Sebaliknya, bila dateline Anda lebih singkat dari mereka,
tetapi Anda tetap mengatakan atau memberikan kesan
bahwa dateline Anda lebih panjang atau longgar, maka mereka
akan mengira bahwa mereka berada dalam posisi yang lebih lemah,
walaupun faktanya Andalah yang lebih lemah.
Satu hal yang dapat Anda lakukan bila dateline Anda lebih
singkat dari mereka adalah berdiskusi dengan bos Anda agar dia
dapat memberikan kelonggaran waktu. Dengan begitu, Anda akan
mendapatkan keuntungan dalam bernegosiasi.
d. Rule 4 - All Datelines Should Be Analyzed
Jadi, Anda harus tahu bahwa negosiator yang baik dan
paham betul akan pentingnya dateline, mungkin tidak akan
memberitahukan dateline yang sebenarnya pada Anda. Anda harus
lebih banyak bertanya, lakukan cross-check pada orang lain, dan
selidikilah lebih lanjut kebenaran informasi yang ada.
8
Bila terdapat banyak informasi yang tidak akurat dan tidak
konsisten, itu merupakan bukti bahwa mereka berbohong
tentang dateline mereka. Bila mereka tahu bahwa Anda mengetahui
mereka berbohong tentang dateline mereka, maka posisi Anda akan
menjadi lebih kuat.
e. Rule 5 - Generally Patience Pays
Anda harus bersabar, tenang, dan jangan emosional dalam
bernegosiasi. Negosiator yang emosional kerap tidak dapat
mengambil keputusan yang logis dan benar, yang seringkali baru
disesalkan kemudian. Mereka mungkin akan mencoba untuk
memprovokasi dan membuat Anda menjadi emosional. Jangan
terpancing, dan kekuatan akan tetap di tangan Anda.
f. Rule 6 - A Proposal Tended Closer to the Dateline Has More
Credibility
Peraturan ini benar adanya. Bila ingin agar pihak lain
berpikir bahwa ini adalah tawaran terakhir Anda, maka Anda dapat
memberikan proposal sedekat mungkin dengan
waktu dateline mereka. Ini akan menunjukkan pada mereka bahwa
Anda sudah memikirkan semuanya dengan matang, melihat segala
kemungkinan, dan ini adalah benar-benar tawaran terakhir Anda.
Berikan tawaran terakhir Anda pada waktu yang sedekat mungkin
dengan dateline yang ada.
9
Hal ini mempunyai keuntungan yang lain, yaitu mereka
tidak punya banyak waktu lagi untuk melakukan tawar-menawar
dan cenderung akan menerima tawaran Anda.
g. Tip: “I” Stands For “Information”
Sudah merupakan hal yang umum bahwa input dapat
mengubah output. Informasi (input) yang Anda terima secara
langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi tindakan,
strategi, dan perilaku Anda (output). Begitu pula, informasi yang
dimiliki oleh pihak lain juga akan mempengaruhi tindakan, strategi
dan perilaku mereka. Karenanya, Anda harus mencari informasi,
mendengarkan dengan seksama informasi-informasi penting yang
mungkin diberikan secara tidak sadar oleh pihak lain.
Karena input mempengaruhi output, Anda juga bisa
memberikan informasi yang relevan kepada mereka agar dapat
mempengaruhi tindakan, strategi dan perilaku mereka. Bagaimana
Anda menghendaki mereka bertindak? Berikan informasi yang
nantinya dapat memberikan keuntungan bagi Anda.
Pertahankan selalu konsentrasi anda. Orang cenderung
untuk memberikan informasi secara ceroboh bila mereka
kehilangan konsentrasi. Orang dapat kehilangan konsentrasi bila
mereka sedang lelah. Jadi sebelum bernegosiasi, pastikan anda
mendapatkan istirahat yang cukup.
10
Bila memungkinkan, lakukan negosiasi bila mereka sedang
lelah, dan Anda sedang dalam kondisi puncak. Memberikan
informasi kepada pihak lain mungkin menunjukkan bahwa Anda
mempercayai mereka. Saling bertukar informasi dapat mempererat
hubungan yang ada. Namun berhati-hatilah bila mereka
memberikan informasi kepada Anda. Jadi perhatikanlah dengan
baik informasi yang Anda berikan dan dapatkan.
h. Tip: “P” Stands For “Power”
Power adalah kemampuan Anda untuk mempengaruhi perilaku
pihak lain. Pertama-tama, Anda harus menyadari bahwa pada
situasi apapun dalam negosiasi, Anda selalu punya kekuatan
(power). Bahkan jika anda merasa tidak mempunyai kekuatan dan
berada dalam posisi yang lemah, anda tetap punya kekuatan.
Mengapa? Karena ada dua macam kekuatan:
1) Real Power (kekuatan yang sesungguhnya), karena kekuatan
memang di tangan Anda.
2) Perceived Power, yaitu Anda sebenarnya tidak mempunyai
kekuatan, tetapi pihak lain tidak tahu atau mengira kekuatan
Anda lebih besar dari mereka.6
6 Zoe, ”Dasar-Dasar dan Prinsip Negosiasi Herb Cohen”, diakses dari
http://www.marketing.co.id/dasar-dasar-dan-prinsip-negosiasi-herb-cohen/, pada tanggal 07
Oktober 2017, pukul 11.21 WIB.
11
C. Proses dan Tahapan Negosiasi
Proses negosiasi diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Persiapan dan Perencanaan
Negosiasi yang baik tentunya membutuhkan proses persiapan
dan perencanaan yang matang, dengan terlebih dahulu melakukan
background check terhadap apa yang akan di negosiasikan, dengan
siapa kita akan melakukan proses negosiasi. Proses ini juga perlu
mempelajari sesuatu yang menjadi tujuan dari lawan, apa persepsinya,
apa karakteristik. Dalam persiapan dan perencanaan ini kita perlu
memfokuskan pada kekuatan dan kekurangan yang perlu diperbaiki.
Pada intinya seorang negosiator yang baik harus memiliki pengetahuan
yang mendalam mengenai sesuatu yang akan dinegosiasikan. Ini akan
memudahkan negosiator dalam melakukan negosiasi.
2. Mendefinisikan Aturan-aturan Pokok
Setelah proses persiapan dan perencanaan dilakukan,
selanjutnya yang perlu ditetapkan adalah mendefinisikan aturan-aturan
pokok atau pedoman dalam negosiasi seperti apa yang boleh dan apa
yang tidak. Yang paling penting tentu saja adalah tujuan utama yang
telah ditetapkan. Pedoman atau aturan-aturan pokok perlu
mendefinisikan batasan-batasan misalnya jika terjadi deadlock atau
ketidaksepakatan, apa yang perlu dilakukan, pada tingkatan apa
seorang negosiator boleh menurunkan tuntutannya.
12
3. Klarifikasi dan Justifikasi
Dalam proses ini, para pihak yang melakukan negosiasi akan
melakukan penjelasan (clarify) terhadap maksud dan tujuan masing-
masing pihak. Dalam tahap ini, informasi akan diberikan kepada
masing-masing pihak. Tentu saja kuantitas dan kualitas informasi
yang diberikan tergantung pada strategi negosiasi apa yang akan
dipilih, apakah distributif atau integratif. Kita juga perlu memahami
bahwa dalam tahap ini, pihak lain (dan juga mungkin diri kita) akan
membesar-besarkan permasalahan (amplify), dan melakukan
justifikasi (pembenaran) terhadap apa yang akan dinegosiasikan.
Bahkan tidak jarang dapat melakukan bolstering (menghasut). Namun
proses ini tidak harus berlangsung secara konfrontatif, bahkan ketika
kita menggunakan atau strategi distributif sekalipun.
4. Penawaran dan Pemecahan Masalah
Proses inilah merupakan proses paling esensial dan paling
penting dalam melakukan negosiasi. Pada proses ini kita melakukan
proses give and take, untuk membuat sebuah konsensi dan
menemukan kesepahaman. Melakukan penawaran dan pemecahan
masalah kepada pihak lain yang disebabkan adanya keinginan kita (ini
biasanya pada pendekatan atau strategi integratif).
13
5. Menutup Negosiasi dan Implementasi
Proses negosiasi dapat ditutup dengan dua pendekatan, yakni
pendekatan formal dan pendekatan informal. Pendekatan formal
menekankan kepada aspek legalitas persetujuan yang ditetapkan
sebagai hasil dari proses negosiasi dan biasanya didokumentasikan
dalam bentuk perjanjian kerjasama, atau memorandum of
understanding, ataupun dalam bentuk kontrak. Ini biasanya terjadi
pada institusi ataupun organisasi resmi. Sedangkan pendekatan non
formal biasanya tidak menekankan pada aspek legalitas dan bahkan
dapat dilakukan hanya dengan berjabatan tangan semata.
Diterjemahkan dan dikembangkan dari buku Organizational
Begavior Global Edition Sixteenth Edition yang ditulis oleh Stephen P
Robbins dan Timothy A Judge.
Teknis/tahapan negosiasi menurut William Ury dibagi menjadi
empat tahap, yaitu:
1. Tahapan Persiapan
a. Persiapan sebagai kunci keberhasialan.
b. Mengenal lawan, pelajari sebanyak mungkin pihak lawan
dan lakukan penelitian.
c. Usahakan berfikir dengan cara berpikir lawan dan seolah-
olah kepentingan lawan sama dengan kepentingan anda.
14
d. Sebaiknya persiapkan pertanyaan-pertanyaan sebelum
pertemuan dan ajukan dalam bahasa yang jelas dan jangan
sekali-kali memojokkan atau menyerang pihak lawan.
e. Memahami kepentingan kita dan kepentingan lawan.
f. Identifikasi masalahnya, apakah masalah tersebut menjadi
masalah bersama.
g. Menyiapkan agenda, logistik, ruangan dan konsumsi.
h. Menyiapkan tim dan strategi.
i. Menentukan BTNA (Best Alternatifto A Negitieted
Agreement) alternatif lain atau harga dasar (bottom line).
2. Tahap Orientasi dan Mengatur Posisi
a. Bertukar informasi.
b. Saling menjelaskan permasalahan dan kebutuhan.
c. Mengajuakan tawaran awal.
3. Tahap Pemberian Konsensi/ Tawar Menawar
a. Para pihak saling menyampaikan tawaranya, menjelaskan
alasanya dan membujuk pihak lain untuk menerimanya.
b. Dapat menawarkan konsensi, tapi pastikan kita
memperoleh sesuatu sebagai imbalanya.
c. Mencoba memahai pemikiran pihak lawan.
d. Mengidentifikasi kebutuhan bersama.
e. Mengembangkan dan mendiskusiakan opsi-opsi
penyelesaian.
15
4. Tahapan Penutup
a. Mengevaluasi opsi-opsi berdasarkan kriteria objektif.
b. Kesepakatan hanya menguntungkan bila tidak ada lagi opsi
lain yang lebih baik, bila tidak berhasil mencapai
kesepakatan, membatalkan komitmen atau menyatakan
tidak ada komitmen.7
D. Strategi dan Teknik Negosiasi
Adapun cara membuat strategi yang akan dilakukan dalam negosiasi
adalah sebagai berikut:
1. Adanya syarat minimum dan maksimum yang harus diperoleh untuk
negosiasi. Setelah itu kedua belah pihak bisa menentukan beberapa
jalan alternatif untuk solusi yang akan ditawarkan saat negosiasi. Jalan
tersebut harus saling terbuka dan tidak menimbulkan masalah kedua
belah pihak.
2. Lakukan cara lain untuk keberhasilan negosiasi jika negosiasi yang
pertama tidak berhasil mencapai kesepakatan Banyak bentuk
negosiasi yang saat dilakukan kedua belah pihak tidak mampu
membuat keputusan bersama karena masing-masing negosiator
memiliki pendirian yang kuat dan tidak mau berubah. Jika hal ini
terjadi maka dalam proses negosiasi berikutnya kedua belah pihak
7 pedulihukum.blogspot.com/2009/02/negoisasi-dan-mediasi.html, diakses 8 Oktober
2017.
16
harus bisa menentukan jalan yang berbeda untuk mendapatkan
kesepakatan bersama.
3. Memilih Riset Yang Terbaik
a. Mempelajari keinginan, kelemahan dan keunggulan lawan
negosiasi.
b. Bekerjalah sendiri untuk mengetahui semua informasi dari lawan
negosiasi.
c. Mencari bukti yang cukup banyak tentang lawan negosiasi
tersebut.
d. Membuat riset yang efektif untuk mengetahui semua yang ada
pada lawan negosiasi.
e. Memikirkan tujuan utama dalam bernegosiasi.
f. Menjaga emosi sangat tepat untuk mencapai tujuan bersama.
g. Bersikap kepala dingin dan tidak egois terhadap lawan negosiasi.
h. Pencapaian tujuan negosiasi yang efektif dan menguntungkan
kedua pihak.
4. Membicarakan Tujuan Utama
Sampaikan hanya tujuan utama atau hal-hal yang penting dalam
bernegosiasi dan tidak perlu berbelit-belit dan menyimpang dari
masalah. Hindari membicarakan masalah pribadi saat negosiasi dan
pisahkan tim untuk benegosiasi sesuai dengan keahliannya.
17
5. Bersikap Adil
Sikap adil yang dimaksudkan adalah memikirkan kebaikan dan
keuntungan dari semua pihak tanpa ada manipulasi. Menghindari hal-
hal yang bisa menimbulkan persaingan yang kurang sehat kedua belah
pihak.
6. Win-win Solution
Bersikap flesibel terhadap segala kemungkinan yang terjadi saat proses
negosiasi. Fleksibel akan membantu mencegah jalan buntu saat
negosiasi. Kemudian tim mencari beberapa alternatif pilihan yang
saling menguntungkan kedua belah pihak.
7. Menyelesaikan Proses Negosiasi Dengan Cepat
Hindari proses negosiasi yang lama dan segera menyelesaikan proses
negosiasi. Selain itu anda bisa memilih fasilitas negosiasi yang bagus
agar proses negosiasi berjalan dengan cepat.8
8 http://dvdpelatihansdm.com/materi-pelatihan-yang-lengkap-tentang-teknik-negosiasi-
atau-negotiation-skills/
18
Adapun teknik negosiasi adalah sebagai berikut:
1. Taktik
Taktik memiliki beberapa tujuan. Taktik akan membantu untuk
melihat permasalahan sebenarnya yang sedang diperdebatkan di meja
perundingan.Taktik juga dapat menguraikan kemandekan. Dan, dapat
membantu untuk melihat dan melindungi diri dari kebohongona
negosiator.Berikut ini, sembilan strategi negosiasi yang dapat
digunakan dan dihindari :
2. Mengeryit (The Wince)
Taktik ini dikenal juga dengan istilah terkejut (flinch) merupakan
reaksi negatif terhadap tawaran seseorang. Dengan kata lain, bertindak
terkejut saat negosiasi yang diadakan pihak negosiator berjalan
dengan keinginan pihak lain.
3. Berdiam (The Silence)
Jika Anda tidak menyukai apa kata seseorang, atau jika Anda baru
saja membuat tawaran dan Anda sedang menunggu jawaban, diam
bisa menjadi pilihan terbaik Anda. Kebanyakan orang tidak bisa
bertahan dalam kesunyian panjang (dead air time). Mereka menjadi
tidak nyaman jika tidak ada percakapan untuk mengisi kekosongan
antara Anda dan pihak lain. Biasanya, pihak lain akan merespon
dengan konsesi atau memberikan kelonggaran.
19
4. Ikan Haring Merah (Red Herring)
Istilah ini diambil dari kompetisi tua di Inggris, Berburu Rubah (fox
hunting competition). Dalam kompetisi ini, tim lawan akan menyeret
dan membaui jejak rubah ke arah lain dengan ikan. Sehingga, anjing
lawan akan terkecoh dan kehilangan jejak. Sama halnya saat
negosiator membawa "ikan amis" atau isu lain ke meja perundingan
untuk mengalihkan perhatian dari isu utama bahasan.
5. Kelakuan Menghina (Outrageous Behaviour )
Segala bentuk perilaku biasanya dianggap kurang bermoral dan tidak
dapat diterima oleh lingkungan dengan tujuan memaksa pihak lain
untuk setuju. Seperti pihak manajemen muak dengan tuntutan yang
dianggap tidak masuk akal dan terpaksa menandatangi kontrak dengan
air mata kemudian membuangnya secara ganas dan dramatis seolah -
olah diliput oleh media. Tujuan dari taktik ini adalah untuk
menggertak orang-orang yang terlibat dalam negosiasi.
6. Yang Tertulis (The Written Word )
Adalah persyaratan ditulis dalam perjanjian yang tidak dapat diganggu
gugat. Perjanjian, sewa guna usaha (leasing), atau harga di atas
pahatan batu dan sekarang di kertas (uang) adalah contoh-contoh yang
tertulis.
20
7. Pertukaran (The Trade-off )
Taktik ini digunakan untuk tawar-menawar. Pertukaran hanya
menawarkan konsesi, sampai semua pihak setuju dengan syarat-syarat.
Sebenarnya, taktik ini dipakai untuk kompromi.
8. Ultimatum (The Ultimatum)
Penggunaan ultimatum kadang-kadang (seldom) efektif sebagai taktik
pembuka dalam negosiasi. Namun, suatu saat dalam sebuah negosiasi
yang panjang saat Anda merasa Anda perlu menggunakan taktik ini.
9. Berjalan Keluar (Walking Out)
Pada beberapa situasi, berjalan keluar dapat digunakan sebagai strategi
untuk memberikan tekanan pada pihak lain.
10. Kemampuan untuk Mengatakan Tidak (The Ability to Say “No”)
Sebuah taktik memepang peran sangat penting dalam segala macam
strategi negosiasi dan cara menyampaikannya secara tepat. Pertama
dan paling dasar untuk mempelajari taktik ini adalah bahwa apa pun
bila mengatakan “tidak” secara langsung, diterjemahkan oleh pihak
lain sebagai “Ya”.
E. Putusan Hasil Negosiasi
Negosiasi adalah cara untuk menetapkan keputusan yang dapat
disepakati dan diterima beberapa pihak dan menyetujui bagaimana tindakan
yang akan dilakukan. Ujung dari negosiasi adalah poin kesepakatan yang
diambil kedua belah pihak.
21
Negosiasi berpotensi untuk terjadinya konflik mulai awal hingga akhir
pembicaraan. Negosiasi dapat menggunakan cara-cara pertukaran sesuatu baik
berupa barter ataupun bargaining. Umumnya negosiasi dilakukan hampir
selalu berbentuk tatap-muka, menggunakan bahasa lisan, gerak/bahasa tubuh
maupun ekspresi wajah.
Ada tiga konsep penting yang harus dipahami oleh seorang negosiator,
untuk membangun kerangka dasar pengambilan keputusan, yaitu:
1. Best Alternatifto a Negotiated Agreement (BATNA), adalah langkah-
langkah atau alternatif-alternatif yang akan dilakukan oleh seorang
negosiator bila negosiasi tidak mencapai kesepakatan. Misalnya
mengenai pesangon yang akan dibayarkan oleh pengusaha dalam
proses PHK tidak dapat disepakati oleh pihak pekerja, maka ada dua
pilihan yang bisa ditawarkan oleh pihak pengusaha yaitu mencoba
untuk melakukan trade off dengan pasal penambahan cuti atau
meninggalkan perundingan bila tidak ada tanda-tanda positif dari pihak
pekerja untuk beranjak dari posisinya saat itu.
2. Reservation price, yaitu nilai atau tawaran terendah yang dapat
diterima sebagai sebuah kesepakatan dalam negosiasi. Sebagai contoh:
negosiator dari pihak pekerja akan menyepakati hasil perundingan
secara keseluruhan, apabila minimum 5 dari 10 usulan mereka dapat
diterima oleh pihak perusahaan.
22
3. Zone of Possible Agreement atau disingkat ZOPA, yaitu suatu zona
atau area yang memungkinkan terjadinya kesepakatan dalam proses
negosiasi.9
Pendekatan Analisis Keputusan Pada Negosiasi
Raiffa (1982) mengembangkan pendekatan analisis keputusan pada
negosiasi sebagai Alternatif analisis teori permainan, sebuah pendekatan
tentang bagaimana orang biasa (tidak selalu rasional dan pandai) pada
kenyataannya berperilaku. Pendekatan Raiffa ini memusatkan diri dalam
memberikan nasihat terbaik bagi negosiator kunci dengan berpedoman pada
hal paling mungkin dari profil perilaku pihak lain. Struktur analitis dari
pendekatan ini didasarkan pada tiga informasi, yakni:
1. Alternatif yang dimiliki tiap pihak agar terjadi kesepakatan.
2. Ketertarikan tiap pihak.
3. Derajat kepentingan dari setiap ketertarikan yang dimiliki tiap pihak
Alternatif agar terjadi kesepakatan sebelum melakukan negosiasi
penting, kita harus mempertimbangkan langkah yang akan diambil jika tidak
terjadi kesepakatan. Langkah ini merupakan alternatif terbaik terhadap
kesepakatan yang sedang dinegosiasikan (Best Alternatifto Negotiated
Agreement/BATNA). BATNA berperan penting sebagai batas bawah dalam
menentukan hasil minimum yang diharapkan dalam negosiasi kerja sama
yang sedang diupayakan tersebut. Hasil apa pun dari negosiasi yang lebih
9 http://apakabar.weebly.com/negosiasi.html, diakses 8 Oktober 2017.
23
tinggi nilainya disbanding dengan BATNA akan membuat kita menjauh dari
titik tidak tercapainya kesepakatan dan setiap hasil negosiasi yang lebih
rendah dari BATNA jelas ditolak.
Ketertarikan para pihak dalam melakukan analisis pada sebuah
negosiasi perlu dikenali semua ketertarikan pihak yang melakukan negosiasi
tersebut. Negosiator tidak selalu menyadari ketertarikan yang dimilikinya
karena ada perbedaan antara posisi yang dinyatakan oleh negosiator dan
ketertarikan dasar yang dimiliki oleh seorang negosiator. Posisi adalah
kebutuhan yang dinyatakan dan dituntut oleh satu pihak terhadap pihak
lainnya dalam sebuah negosiasi. Ketertarikan adalah hal dasar di belakang
posisi-posisi tersebut yang dapat jadi hal penting bagi negosiator bila mereka
mampu disadarkan terhadap adanya hal tadi. Terkadang focus terhadap
ketertarikan yang lebih dalam mampu mengidentifikasi hal yang lebih penting
bagi pihak lain, pemahaman ini akan menjadi dasar tawar-menawar yang
lebih masuk akal.
Derajat kepentingan tiap pihak terhadap keinginannya mungkin sangat
menonjol meskipun menyadari seluruh keinginan mungkin tidak memikirkan
dengan saksama derajat kepentingan dari keinginan-keinginan tersebut.
Kesepakatan terbaik tercapai dengan merelakan hal yang kurang penting dan
memperoleh hal yang lebih penting. Untuk dapat masuk dalam sebuah
negosiasi maka anda harus menyadari derajat kepentingan dari tiap keinginan
24
bagi anda, sehingga anda akan dapat mengenali pertukaran mana yang lebih
menarik dan mana yang kurang menarik bagi anda. 10
F. Contoh Kasus Negosiasi
1. Penyelesaian Sengketa Ekonomi Secara Negosiasi
PT Sara Lee Indonesia, perusahaan besar yang bergerak di
consumer product, diguncang masalah dengan karyawanya. Sekitar 200
buruh bagian pabrik roti yang tergabung dalam Gabungan Serikat Pekerja
PT Sara Lee Indonesia, menggelar aksi mogok kerja di halaman pabrik,
Jalan Raya Bogor Km 27 Jakarta Timur, Rabu (19/11/10).
Aksi mogok kerja ini, ternyata tidak hanya di Jakarta namun
serentak di seluruh distributor Sara Lee se-Indonesia. Bahkan, buruh yang
ada di daerah mengirim ‘utusan’ ke Jakarta untuk memperkuat
tuntutannya. Utusan itu bukan orang, namun berupa spanduk dari Sara
Lee yang dikirim dari beberapa daerah.
Dalam aksinya di depan pabrik, para buruh yang mayoritas
perempuan ini membentangkan spanduk berisikan tuntutan kesejahteraan
kepada manajemen perusahaan yang berbasis di Chicago Sara Lee
Corporation dan beroperasi di 58 negara, pasar merek produk di hampir
200 negara serta memiliki 137.000 karyawan di seluruh dunia.
Dengan mengenakan kaos putih dan ikat merah di kepalanya.
Buruh merentangkan belasan spanduk, di antaranya bertuliskan: “Kami
10 Kurniaty Nawawi, “Negosiasi dalam Pengambilan Putusan”, diakses dari
http://kurniatynawawi.blogspot.co.id/2012/06/negosiasi-dalam-pengambilan-keputusan.html, pada
tanggal 7 Oktober 2017 pukul 20.51WIB.
25
bukan sapi perahan, usir kapitalis”, “Rp 16 triliun, Bagian kami mana?”,
“Jangan lupa karyawan bagian dari aset perusahaan juga.” “Kami Minta 7
Paket”, “Perusahaan Sara Lee Besar Kok Ngasih Kesejahteraan Kecil”
juga tuntutan lain tentang kesejahteraan dan gaji yang rendah.
Spanduk juga terpasang di pagar pabrik Sara Lee, juga ada sehelai
kain berisi tanda tangan para pekerja dan 12 poster yang mewakili suara
masing-masing tim dari berbagai daerah, seperti Jakarta, Banyuwangi,
Medan, Makassar, Denpasar, Jember, Surabaya, Madiun, Kediri,
Gorontalo, Samarinda, Lombok dan Aceh.
Poster dari Surabaya GT tertera beberapa kalimat yang berbunyi:
“Kami tidak akan berhenti mogok, sebelum kalian penuhi tuntutan buruh,
penjahat aja tahu balas budi, kalian?” Juga poster dari Tim Banyuwangi
menyuarakan: “Kedatangan kami bukan untuk berdebat, kami datang
untuk meminta hak kami, jangan bersembunyi di belakang UU, dan
jangan ambil jatah kami, ayo bicaralah untuk Indonesia.”
“Kami terpaksa mogok karena jalan berunding sudah buntu dari
pertemuan tripartit antara manajemen perusahaan dengan serikat pekerja.
Banyak tuntutan yang kami ajukan mulai kesejahteraan, peningkatan
jumlah pesangon dan kompensasi dari manajemen,” ungkap seorang
buruh wanita yang enggan disebut namanya.
Buruh takut menyebut nama, sebab manajemen perusahaan akan
terus melakukan intimidasi yang menyakitkan. “Ini aksi dalam jumlah
26
yang kecil, dan menggerakan lebih besar dan sering melancarkan aksi,
jika tuntutan kami tak dikabulkan,” sambungnya.
Perwakilan manajemen sempat mengimbau peserta aksi mogok
untuk kembali bekerja melalui pengeras suara, namun ditolak oleh
pekerja. Hingga kini aksi buruh terus bertambah sebab karyawan dari
distributor Jakarta, Bogor, Tanggeran, Depok dan Bekasi satu persatu
memperkuat aksinya itu.
Buruh lainnya mengatakan kasus ini bermula dari penjualan
saham Sara Lee dijual kepada perusahaan besar. Ternyata, perusahaan
baru itu Setelah enggan menerima karyawan lain, sehingga nasib
karyawan menjadi terkatung-katung. Bahkan, memutus hubungan kerja
seenaknya saja. Buruh pun aktif demo.
Sara Lee merasa malu dengan aksi yang mencoreng perusahaan
raksasa inim sehingga siap melakukan perundingan tripartit. Sayangnya,
hingga kini belum ada kesepakatan karena manajemen perusahaan
memberikan nilai pesangon yang sangat rendah, tak sesuai pengabdian
karyawan.
Cara Penyelesaian
Menurut kami, Manajemen PT. Saralee harus berunding terlebih
dahulu dengan para buruh agar menemui suatu titik kesepakatan. Jika PT.
Saralee tidak memperoleh laba yang ia targetkan, seharusnya ia dapat
mengambil kebijaksanaan yang tidak membuat salah satu pihak rugi akan
hal ini. Perundingan secara kekeluargaan adalah satu-satunya solusi yang
27
dapat meredam demo. Jika demo terus terjadi, pihak Saralee malah akan
mengalami kerugian yang lebih besar lagi, karena jika kegiatan
operasional tidak berjalan seperti biasa, laba pun tidak akan didapatkan
oleh PT.Saralee.
a. Solusi persoalan mikro perburuhan bisa diatasi dengan
memperbaiki hubungan kontrak kerja antara pengusaha dengan
pekerja. Transaksi kontrak tersebut sah menurut, jika memenuhi
persyaratan dan ketentuan yang jelas mengenai:
1) bentuk dan jenis pekerjaan;
2) masa kerja;
3) upah kerja;
4) tenaga yang dicurahkansaat bekerja.
Jika ke empat masalah diatas sudah jelas dan disepakati maka
kedua belah pihak terikat dan harus memenuhi apa yang tercantum
dalam kesepakatan tersebut.
b. Sedangkan aspek makro perburuan, prinsipnya setiap orang berhak
mendapatkan kesejahteraan. Hal ini bisa dilakukan dengan dua
cara.
c. Pemenuhan kebutuhan sandang, pangan dan papan, ditangguhkan
kepada setiap individu masyarakat (buruh).
d. Terkait kebutuhan biaya pendidikan, layanan kesehatan dan
keamanan menjadi tanggung jawab negara untuk menyediakannya
bagi setiap warga negara. Selain itu negara juga memiliki
28
tanggungjawab menyediakan berbagai fasilitas yang memudahkan
setiap orang untuk bekerja.11
2. Negosiasi Pemerintah dengan Freeport Indonesia Sepakati Badan
Hukum dan Smelter
Pemerintah Indonesia dengan PT Freeport Indonesia (PTFI) masih
terus melangsungkan negosiasinya. Dari hasil perundingan sementara,
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM) Teguh Pamudji mengatakan, ada dua isu yang telah disepakati
kedua belah pihak.
Kedua isu tersebut adalah kelanjutan operasi dan pembangunan
fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter). PT Freeport Indonesia
sepakat bahwa bentuk landasan hukum hubungan kerja pemerintah
dengan Freeport Indonesia dalam bentuk Izin Usaha Pertambangan
Khusus (IUPK).
Ia menjelaskan, IPUK yang akan diterbitkan nanti akan berlaku
sampai tahun 2021. Hal ini sama dengan berlakunya Kontrak Karya
sesuai amanat Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara.Selain itu, pemegang IUPK sesuai
Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2017 tentang Perubahan Keempat
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
11 https://akhmadsyahroni17.wordpress.com/2016/06/05/contoh-negosiasi-yang-sukses-
dalam-kasus-bisnis/
29
Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, berhak mengajukan
perpanjangan duakali dalam 10 tahun dengan memenuhi persyaratan.
Hal lain yang disepakati adalah pembangunan smelter. Terkait hal
ini, lanjut Teguh, Freeport Indonesia telah sepakat untuk membangun
smelter dan selesai dalam lima tahun atau paling lambat awal tahun
2022.Jika pembangunan smelter ini tidak dilaksanakan dengan baik, maka
ada sanksi yang bisa dijatuhkan.
Terdapat dua isu lain yang belum disepakati. Keduanya terkait
masalah stabilitas investasi dan divestasi saham. Mengenai stabilitas
investasi, ia menjelaskan, telah dihitung perkiraan besaran penerimaan
negara antara IUPK dengan KK oleh tim Badan Kebijakan Fiskal (BKF)
Kementerian Keuangan.
Negosiasi antara Pemerintah Indonesia dengan PT Freeport
Indonesia masih terus berlangsung hingga empat isu yang masuk dalam
pembahasan perundingan disepakati kedua belah pihak.12
12 http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt597973a946930/negosiasi-pemerintah-
dengan-freeport-indonesia-sepakati-badan-hukum-dan-smelter
30
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Negosiasi dan juga konsultasi merupakan bagian dari penyelesaian
sengketa di antara para pihak dengan jalan damai, melalui suatu
perundingan. Negosiasi ini pun bukan arbitrase, dan negosiasi ditempatkan
ke dalam bagian dari Alternatif Penyelesaian Sengketa.
2. Menurut Sardjono, menyatakan prinsip negosiasi, yaitu transparansi,
akuntabilitas, keadilan, saling menghargai dan menghormati.
3. Proses negosiasi terdiri atas persiapan dan perencanaan, mendefinisikan
aturan-aturan pokok, klarifikasi dan justifikasi, penawaran dan pemecahan
masalah, menutup negosiasi dan implementasi.
4. Strategi dan teknik negosiasi terdiri atas:
a. Adanya syarat minimum dan maksimum yang harus diperoleh untuk
negosiasi.
b. Lakukan cara lain untuk keberhasilan negosiasi jika negosiasi yang
pertama tidak berhasil mencapai kesepakatan.
c. Memilih riset yang terbaik, meliputi:
1) Mempelajari keinginan, kelemahan dan keunggulan lawan
negosiasi.
2) Bekerjalah sendiri untuk mengetahui semua informasi dari lawan
negosiasi.
3) Mencari bukti yang cukup banyak tentang lawan negosiasi tersebut.
31
4) Membuat riset yang efektif untuk mengetahui semua yang ada pada
lawan negosiasi.
5) Memikirkan tujuan utama dalam bernegosiasi.
6) Menjaga emosi sangat tepat untuk mencapai tujuan bersama.
7) Bersikap kepala dingin dan tidak egois terhadap lawan negosiasi.
8) Pencapaian tujuan negosiasi yang efektif dan menguntungkan
kedua pihak
d. Membicarakan tujuan utama, hanya tujuan utama atau hal-hal yang
penting dalam bernegosiasi dan tidak perlu berbelit-belit dan
menyimpang dari masalah.
e. Bersikap Adil, sikap adil yang dimaksudkan adalah memikirkan
kebaikan dan keuntungan dari semua pihak tanpa ada manipulasi.
f. Win-win Solution, bersikap flesibel terhadap segala kemungkinan yang
terjadi saat proses negosiasi.
g. Menyelesaikan proses negosiasi dengan cepat, hindari proses negosiasi
yang lama dan segera menyelesaikan proses negosiasi.
Selanjutnya teknik negosiasi terdiri atas taktik, mengeryit (the wince),
berdiam (the silence), ikan haring merah (red herring), kelakuan menghina
(outrageous behaviour ), yang tertulis (the written word ), pertukaran (the
trade-off ), ultimatum (the ultimatum), berjalan keluar (walking out), dan
kemampuan untuk mengatakan tidak (the ability to say “no”).
32
5. Ada tiga konsep penting yang harus dipahami oleh seorang negosiator,
untuk membangun kerangka dasar pengambilan keputusan, yaitu:
a. Best Alternatifto a Negotiated Agreement (BATNA), adalah langkah-
langkah atau alternatif-alternatif yang akan dilakukan oleh seorang
negosiator bila negosiasi tidak mencapai kesepakatan.
b. Reservation price, yaitu nilai atau tawaran terendah yang dapat diterima
sebagai sebuah kesepakatan dalam negosiasi.
c. Zone of Possible Agreement atau disingkat ZOPA, yaitu suatu zona atau
area yang memungkinkan terjadinya kesepakatan dalam proses
negosiasi.
6. Adapun contoh kasus negosiasi dalam makalah ini yaitu penyelesaian
sengketa ekonomi secara negosiasi dan negosiasi pemerintah dengan
freeport indonesia sepakati badan hukum dan smelter.
B. Saran
1. Dengan adanya makalah ini saya berharap agar kita dapat mengubah cara
negosiasi kita yang salah agar menjadi lebih baik lagi sehingga juga dapat
meningkatkan akhlak manusia menjadi lebih baik lagi.
2. Kiranya dapat menerapkan prinsip-prinsip negosiasi dalam
pelaksanaannya agar terwujud sebuah negosiasi yang diinginkan.
3. Dalam melaksanakan negosiasi perlu diperhatikan dalam melakukan
prosesnya supaya kesepatakan antara dua pihak atau lebih bisa diterima
sebagaimana mestinya.
33
4. Strategi dan teknik negosiasi senantiasa diimplemasikan dalam
pelaksanannya supaya dapat terlaksana lebih efektif dan efisien.
5. Dalam menentukan putusan negosiasi hendaknya dapat membangun
kerangka dasar pengambilan keputusan, sehingga keputusan yang
didapatkan sesuai dan diterima oleh kedua belah pihak atau lebih.
6. Contoh kasus negosiasi dalam makalah ini semoga dapat digunakan
sebagai gambaran dalam pelaksanaan negosiasi oleh para pembaca.
iii
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-buku
Henry Campbell Black, Op Cit, p. 934.
Steven H Gifis, Op Cit p. 310.
M. Marwan dan Jimmy P, Op Cit, hlm. 450.
Sardjono, T. 2009. 8 Langkah Sukses Negosiasi. Depok: Raih Asa Sukses.
B. Sumber Lain
http://www.marketing.co.id/dasar-dasar-dan-prinsip-negosiasi-herb-cohen/,
pada tanggal 07 Oktober 2017, pukul 11.21 WIB. Diakses 8 Oktober 2017.
pedulihukum.blogspot.com/2009/02/negoisasi-dan-mediasi.html. Diakses 8
Oktober 2017.
http://dvdpelatihansdm.com/materi-pelatihan-yang-lengkap-tentang-teknik-
negosiasi-atau-negotiation-skills/. Diakses 8 Oktober 2017.
http://apakabar.weebly.com/negosiasi.html. Diakses 8 Oktober 2017.
Kurniaty Nawawi, “Negosiasi dalam Pengambilan Putusan”, diakses dari
http://kurniatynawawi.blogspot.co.id/2012/06/negosiasi-dalam-pengambilan-
keputusan.html, pada tanggal 7 Oktober 2017 pukul 20.51WIB. Diakses 8 Oktober
2017.
https://akhmadsyahroni17.wordpress.com/2016/06/05/contoh-negosiasi-
yang-sukses-dalam-kasus-bisnis/. Diakses 8 Oktober 2017.
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt597973a946930/negosiasi-
pemerintah-dengan-freeport-indonesia-sepakati-badan-hukum-dan-smelter. Diakses 8
Oktober 2017.