nefrotik sindrom
-
Upload
sri-kuspartianingsih -
Category
Documents
-
view
70 -
download
3
description
Transcript of nefrotik sindrom
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN SINDROM NEFROTIK
DI RUANG CEMPAKA RSUD SALATIGA
Disusun Oleh :
Setyo Adhi Wibowo
NIM 1.1.20507
POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEMARANG
2005
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. D DENGAN SINDROM NEFROTIK
DI RUANG CEMPAKA RSUD SALATIGA
PENGKAJIAN
Tanggal masuk : 19 Desember 2005 Praktikan : Setyo Adhi WibowoJam : 08.15 WIB NIM : 1.1.20507Ruang : CeompakaNo. Reg. :
Identitas
Nama pasien : Tn. S
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : Laki- laki
Suku/ bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : -
Alamat : Jl. Kumpul Rejo, RT 01/02 Argomulyo Salatiga
MRS : 19 Desember 2005, Jam 08.15 WIB, diantar keluarga.
Tgl pengkajian : 20 September 2005, Jam 12.00 WIB
Penanggung jawab :
Nama : Tn. N
Umur : 27 tahun
Hubungan dg pasien : Kakak
Suku/ bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : S 1
Pekerjaan : Swasta
1.1 Riwayat Keperawatan
1.1.1 Riwayat Perawatan Sekarang
± 4 bulan sebelum pasien masuk rumah sakit, pasien mengeluh bengkak di
mukanya yang semakin lama semakin besar, disertai bengkak di seluruh bagian
tubuh lainnya ( muka, perut, kaki ) dan serak. Saat itu pasien dibawa ke RSUD
Salatiga dan dirawat selama 1 minggu kemudian mendapat obat jalan, tetapi 4
hari yang lalu pasien merasakan tubuhnya bengkak, mual dan BAK tidak lancer,
kemudian oleh keluarganya dibawa ke RSUD Salatiga dan dirawat di ruang
Cempaka.
1.1.2 Riwayat keperawatan yang lalu
Pasien pernah merasakan penyakit seperti ini sejak 4 bulan yang lalu.
1.1.3 Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga tidak ada yang pernah menderita sakit yang dialami pasien saat ini dan
keluarga serta pasien tidak mempunyai riwayat penyakit jantung, DM maupun
hipertensi
GENOGRAM
Keterangan :Laki- laki Pasien Meninggal
Perempuan Tinggal serumah
PENGKAJIAN POLA FUNGSIONAL GORDON
1. Pola manajemen kesehatan
Pasien mengatakan jika ada keluarga yang sakit maka segera dibawa tempat
pelayanan kesehatan terdekat baik itu poliklinik maupun rumah sakit
2. Pola nutrisi
Sebelum sakit pasien makan dengan porsi sedang 3 x sehari ditambah makanan
ringan serta minum 4 gelas/ hari. Namun saat sakit pasien sering mengalami mual,
perut rasanya penuh, bahkan sampai kehilangan nafsu makan. Di rumah sakit
pasien jarang menghabiskan porsi makannya, dikarenakan disamping pasien
kehilangan nafsu makan, pasien juga menderita tonsilitis, sehingga mengalami
kesulitan menelan makanan.
3. Pola eliminasi
Sebelum sakit pasien BAB 1x / hari dan BAK 4 x / hari tanpa dibantu orang lain,
saat sakit pasien mengalami kesulitan dalam BAB dan BAK karena saat berjalan
pasien merasakan tubuhnya berat dan lemah, sehingga BAB dan BAK pasien
dibantu oleh keluarga dengan frekuensi BAB biasa 1x / hari dan BAK 2 x / hari.
dengan jumlah yang sangat sedikit
4. Pola aktivitas
Saat sebelum sakit pasien beraktivitas seperti biasa tanpa bantuan keluarga.
Diwaktu sakit seperti saat ini pasien mengalami keterbatasan bahkan melakukan
rutinitas kegiatan yang biasa ia kerjakan sebelum sakit.
5. Pola persepsi dan kognitif
Pasien tidak mengalami disorientasi tempat dan waktu. Semua alat indera pasien
masih berfungsi dalam batas normal.
6. Pola tidur dan istirahat
Sebelum sakit pasien tidak ada keluhan dengan kebiasaan tidurnya yaitu 6- 8 jam/
hari. Ketika sakit pasien mengeluh kesulitan untuk tidur karena merasakan
dadanya sesak jika untuk tidur berbaring, selain itu juga karena tidak terbiasa
dengan kondisi rumah sakit, seperti saat ini.
7. Pola persepsi diri dan konsep diri
Pasien tahu kondisinya penyakitnya saat ini dan akan berusaha menerima segala
kondisinya saat ini, namun disisi lain pasien juga kecewa karana penyakit ini
menimpa di saat dirinya akan melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.
8. Pola hubungan sosial
Pasien tidak mengalami masalah dalam hubungan sosialnya. Selama sakit dan di
rumah sakit pasien jarang melakukan kontak/ hubungan dengan teman –
temannya. Selama sakit dan di rumah sakit pasien hanya ditemani oleh ayahnya
9. Pola seksualitas dan reproduksi
Pasien merupakan anak terakhir dari lima bersaudara, berjenis kelamin laki – laki,
25 tahun, dan belum menikah.
10. Pola mengatasi permasalahan hidup
Pasien selalu memusyawarahkan dengan keluarga bila ada masalah, termasuk
dengan penyakit yang dialami saat ini.
11. Pola nilai dan kepercayaan/ agama
Sebelum sakit pasien masih menjalankan ibadah rutin sebagai seorang muslim
namun selama sakit pasien tidak menjalankan sholat tetapi terus berdoa untuk
kesembuhannya.
1.2 Pemeriksaan fisik
Kesadaran : GCS = 4 –5 – 6
Tekanan Darah : 120/ 90 mmHg
Nadi : 81 x/ menit
Pernafasan : 20 x/ menit
Suhu tubuh : 367 0 C
BB : 57 kg
Kulit :
Kulit kering, bersisik, turgor jelek, terdapat pitting edema, warna kulit kuning pucat,
tidak ada hiperpigmentasi.
Kepala :
Bentuk kepala mesosephal, bersih, tidak berbau, tidak ada lesi, rambut hitam lurus.
Mata :
Isokor, reflek pupil simetris, konjungtiva anemis, sclera tidak ikteric, tidak ptosis,
koordinasi gerak mata simetris dan mampu mengikuti pergerakan benda secara
terbatas.
Hidung :
Simetris, bersih, tidak ada polip hidung, cuping hidung tidak ada.
Telinga :
Simetris, bersih, tidak ada tanda peradangan ditelinga/ mastoid. Cerumen tidak ada,
reflek suara baik dan tidak berdengung.
Mulut :
Bibir tidak cyanosis, mukosa bibir kering, tonsil membesar, tidak ada stomatitis dan
gigi masih genap.
Leher :
Tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid, terdapat udem di sekitar leher
Dada :
▪ Inspeksi : Bentuk simetris, pergerakan dada sewaktu bernafas simetris.
▪ Palpasi : tactil fremitus normal, ictus cordis ada di IC IV-V sinistra..
▪ Perkusi : terdengar suara redup.
▪ Auskultasi : terdengar bunyi jantung I- II.
Perut :
Bentuk perut tidak simetris, terdapat ascites besar, peristaltik usus sulit dikaji
Ekstrimitas :
Tidak ditemukan lesi pada ektrimitas atas maupun bawah dan pada semua ekstremitas
terdapat udem
1.3 Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan laboratorium ( 20 Desenber 2005)
Hematologi
▪ Hemoglobin : 11,1 gr %
▪ Lekosit : 15 ribu/ mmk
▪ Trombosit : 313 ribu/ mmk
▪ Waktu pembekuan : 5,0
▪ Waktu perdarahan : 2,0
Pemeriksaan laboratorium ( 20 Desenber 2005 )
▪ Glukosa : 70 mg/ dl
▪ BUN : 94 mg/ dl
▪ Creatinin : 1,17 mg/ dl
Pemeriksaan laboratorium ( 23 Desember 2005 )
▪ Kolesterol : 272 mg/ dl
▪ Trigliserida : 175 mg/ dl
Pemeriksaan laboratorium ( 23 Desember 2005)
▪ Protein total : 3,5 gr/ dl
▪ Albumin : 0,9 gr/ dl
▪ Globulin : 2,60 gr/ dl
Program Therapi
CaCO3 3 x 1gr
Captopril 3 x 12,5 mg
Endoksan 3 x 1 tab
Lesonal 3 x 50 mg
Asam Folat 3 x 1 tab
Diit TKTP, rendah cair
NO TGL/ JAM DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH TTD
1
2
20/ 12/ 05
12.00 WIB
20/ 12/ 05
12.00 WIB
DS : Pasien mengatakan
dadanya sesak bila
digunakan untuk bernafas
DO :
- TD : 120/ 90 mmHg
- Nadi : 81 x/ menit
- Suhu : 367 0 C
- RR : 26 x/ menit
- Ascites di perut
- Pernafasan dangkal dan
cepat
- Pasien tidur posisi supine
DS : -
DO:
- Kulit tampak kering,
bersisik
- Mukosa bibir kering
- Terdapat pitting edema,
turgor kulit jelek, respon
tekan > 3 detik
- Seluruh ekstremitas udem
- Ascites di bagian perut
Hipoalbuminemia
Tekanan osmotik kapiler turun
Transudasi cairan dalam jar. Interstitial
Edema/ ascites
Menekan diafragma
Ekspansi paru tdk maksimal
Sesak nafas
Hipoalbuminemia
Tekanan osmotik
kapiler turun
Edema
Gangguan integritas
kulit
Pola nafas tidak
efektif b.d
penekanan
dinding
diafragma
sekunder terhadap
ascites
Gangguan
integritas kulit b.d
edema
DAFTAR MASALAH
RENCANA KEPERAWATAN
NO TGL/ JAM DP TUJUAN INTERVENSI TTD
1
2
20/ 12/ 05
13.00 WIB
20/ 12/ 05
13.00 WIB
I
II
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 1 x 24 jam pola
nafas menjadi efektif
KH :
- Pasien
melaporkan tidak
ada sesak
- RR dalam batas
normal ( 20 – 24
x/ menit )
- Pasien rileks,
bernafas teratur
- TTV dalam
batas normal
- Tidak terdapat
ronkhi disegmen
basal paru
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam
integritas kulit tetap
terjaga
KH :
- Kulit lembab
- Pantau TTV
- Berikan posisi semifowler
- Ciptakan lingkungan yang
tenang dan nyaman
- Tingkatkan periode istirahat
- Auskultasi bunyi nafas/
paru, kaji adanya ronkhi
disegmen basal paru
- Kolaborasi pemberian O2
- Inspeksi kulit terhadap
perubahan warna, turgor,
vaskular. Perhatikan
kemerahan, eksoreasi.
Observasi yerhadap
ekimosis, purpura
- Pantau intake dan hidrasi
kulit, dan membran mukosa
- Mukosa bibir
lembab
- Turgor kulit baik
- Tidak terdapat
eksoreasi pada
kulit/ area edema
- Vaskularisasi
jaringan kulit tetap
terjaga
- Kaji adanya edema
- Monitor hasil lab mengenai
Albumin serum.
- Ubah posisi secara berkala
- Berikan perawatan kulit
- Pertahankan linen tetap
kering
- Anjurkan pasien
menggunakan kompres
lembab pada kulitnya
CATATAN KEPERAWATAN
DP TGL/ JAM IMPLEMENTASI RESPON TTD
I
II
20/ 12/ 05
12.00 WIB
20/ 12/ 05
13.30 WIB
- Memonitor TTV
- Memberikan posisi semifowler
- Mengkaji bunyi nafas/ paru, untuk
adanya ronkhi
- Menciptakan lingkungan yang tenang
dan nyaman
- Memberikan kesempatan pasien
untuk beristirahat
- Memantau keadaan kulit, baik warna,
turgor, vaskularisasi
- Mengkaji adanya eksoreasi,
kemerahan pada kulit
- Memantau intake cairan dan hidrasi
kulit, dan membran mukosa
- Memantau lab. mengenai Albumin
- Mengkaji area edema
- Merubah posisi pasien secara berkala
- Menganjurkan pada keluarga agar
dapat mempertahankan linen tetap
kering
- Melibatkan keluarga pada perawatan
kulit pasien dengan menggunakan
- Pasien kooperatif
- Pasien merasa
nyaman dengan
posisi semifowler
- Pasien dapat
beristirahat dan
sesak nafas
berkurang
- Suara ronkhi basah
tidak ada, suara
dasar paru
vesikuler
- Pasien kooperatif
- Keluarga mampu
ikut berperan serta
dalam memberikan
perawatan kulit
pada pasien
- Pasien merasakan
kulitnya kembali
segar
- Pasien merubah
posisinya setiap ½
jam
lotion, dan atau kompres lembab
CATATAN PERKEMBANGAN
TGL/ JAM DP CATATAN PERKEMBANGAN TTD
22/ 12/ 05
10.55 WIB
22/ 12/ 05
11.05 WIB
I
II
S : Pasien mengatakan merasa lebih nyaman
dengan posisinya dan merasakan lebih lega
nafasnya
O : - Pasien dalam posisi semifowler
- Ekspresi wajah tenang dan rileks
- Pasien bernafas secara teratur
- Suara dasar paru vesikuler
- Tidak adan nafas cuping hidung
- TTV : TD : 120/ 70 mmHg
N : 84 x/ menit
RR : 23 x/ menit
S : 365 0 C
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi, pantau TTV
S : Pasien merasakan kulitnya lebih segar
setelah diberikan kompres lembab, dan
merasa nyaman dengan alih baring secara
berkala yang dianjurkan
O : - Kulit pasien lembab
- Mukosa bibir lembab
- Area edema bebas dari eksoreasi
- Albumin serum tanggal 17 September
2004 : 0,9 gr/ dl
- Pasien melakukan perubahan posisi
secara berkala
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi