Natrium Diclofenac 1

13
Natrium Diclofenac NAMA OBAT DAN SINONIM 1. Natrium diklofenak mempunyai sinonim diclofenacum natricum, diclofenak sodium,diklofenaakkinatrium. (Clarke, hal.905; Martindale, hal.35,38) 2. Nama kimia natrium diklofenak adalah Natrium[o-(2,6- dikloroanilino)fenil]asetat. (Suplemen I FI IV,hal.1405) 3. Secara farmakologi termasuk golongan: NSAIA (Nonsteroidal Anti-Inflamatory Agent) yang jugatermasuk golongan analgesik dan antipiretik. (AHFS 2010, hal.2081 dan 3588). 4. Secara kimia termasuk golongan turunan asam fenil asetat. (AHFS 2010, hal.3588) INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI Natrium diclofenac merupakan bagian dari obat anti radang non- steroid yang memiliki fungsi sebagai anti-reumatik, anti- radang, dan penurun demam. Indikasi : 1. Obat ini diindikasi untuk pasien dengan berbagai bentuk radang dan degeneratif dari reumatik seperti : artritis reumatoid, spondilitis ankilosis, osteoartritis,

description

tugas-farmako

Transcript of Natrium Diclofenac 1

Natrium Diclofenac

NAMA OBAT DAN SINONIM1. Natrium diklofenak mempunyai sinonim diclofenacum natricum, diclofenak sodium,diklofenaakkinatrium. (Clarke, hal.905; Martindale, hal.35,38)2. Nama kimia natrium diklofenak adalah Natrium[o-(2,6-dikloroanilino)fenil]asetat. (Suplemen I FI IV,hal.1405)3. Secara farmakologi termasuk golongan: NSAIA (Nonsteroidal Anti-Inflamatory Agent) yang jugatermasuk golongan analgesik dan antipiretik. (AHFS 2010, hal.2081 dan 3588).4. Secara kimia termasuk golongan turunan asam fenil asetat. (AHFS 2010,hal.3588)INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI

Natrium diclofenacmerupakan bagian dari obat anti radang non-steroid yang memiliki fungsi sebagai anti-reumatik, anti-radang, dan penurun demam.

Indikasi : 1. Obat ini diindikasi untuk pasien dengan berbagai bentuk radang dan degeneratif dari reumatik seperti : artritis reumatoid,spondilitis ankilosis,osteoartritis, serangan gout(kadar asam urat yang tinggi), sindrom nyeri pada tulang belakang, dsb.2. Selain itu, obat ini juga digunakan sebagai anti-nyeri setelah operasi, mengurangi radang dan bengkak setelah pembedahan, anti-nyeri pada kasus seperti dismenorrhea, dan obat anti-nyeri tambahan pada infeksi berat yang sangat sakit seperti pada infeksi telinga, hidung, dan tenggorokan.

Kontraindikasi : 1. Kontraindikasi penggunaan obat ini adalah pasien dengan ulkus pada saluran pencernaan baik dengan atau tanpa perdarahan saluran cerna, kelainan pada sistem pembekuan darah, asma. Perlu juga mendapat perhatian penggunaan obat ini pada pasien dengan kelainan fungsi hati.2. Pasien dengan hipertensi,gagal jantung, asma, kelainan saluran cerna (riwayat maag), kelainan fungsi hati, dan pasien yang sedang hamil dan menyusui memerlukan perhatian khusus dalam penggunaan obat ini.

EFEK SAMPING1. Efek samping yang memiliki angka kejadian 1 10% meliputi : mual, muntah,diare, kembung, penurunan nafsu makan, peningkatan kadar enzim hati, nyeri kepala, vertigo, kemerahan pada kulit, ulkus peptik, berdenging pada telinga.2. Efek samping yang jarang (< 1%) meliputi : hepatitis akut, asma, reaksi hipersensitivitas, bengkak, perdarahan saluran cerna, kelainan pada darah.

DOSISNatrium diclofenac memiliki 2 sediaan tablet yaitu 25 mg dan 50 mg. Tablet harus ditelan seluruhnya dengan cairan, lebih baik jika diminum sebelum makan, dan tidak boleh dibagi atau dikunyah.

1. Dosis dewasa : a. Dosis harian yang direkomendasikan berkisar antara 100 150 mg. Pada kasus yang lebih ringan dan juga pada kasus yang membutuhkan terapi jangka panjang, dosis 75 100 mg per hari biasanya cukup.b. Pada kasus dismenorrhea (nyeri menstruasi yang berat), dosis harian harus disesuaikan dengan kisaran dosis 50 150 mg (biasanya 100 mg) sebagai dosis awal, dilanjutkan dengan 50 mg, 3 kali sehari.c. Pada kasus migraine, dosis 50 mg biasa dipakai. Sebaiknya obat ini diminum dengan air putih dan tidak dengan cairan lain.2. Dosis Anaka. Dosis pada anak dan dewasa muda biasanya 0,5 2 mg/kg/hari dibagi menjadi 2 3 kali pemberian tergantung pada beratnya penyakit. Untuk kasusradang sendirheumatoid yang menyerang anak usia muda, dosis harian dapat mencapai 3 mg/kg/hari.b.Dosis maksimal 150 mg tidak boleh dilampaui. Karena kekuatan dosis pada sediaan 50 mg, sediaan ini tidak direkomendasikan untuk digunakan pada anak dan dewasa muda dibawah 14 tahun. Tablet sediaan 25 mg dapat digunakan pada kelompok umur ini.INTERAKSI OBATApabila diberikan bersamaan dengan preparat yang mengandung lithium atau digoxin, kadar obat-obat tersebut dalam plasma meningkat tetapi tidak dijumpai adanya gejala kelebihan dosis. Beberapa obat antiinflamasi nonsteroid dapat menghambat aktivitas dari diuretika. Pengobatan bersamaan dengan diuretika golongan hemat kalium mungkin mungkin disertai dengan kenaikan kadar kalium dalam serum. Pemberian bersamaandengan antiinflamasi nonsteroid sistemik dapat menambah terjadinya efek samping. Meskipun pada uji klinik diklofenak tidak mempengaruhi efek antikoagulan, sangat jarang dilaporkan adanya penambahan resiko perdarahan dengan kombinasi diklofenak dan antikoagulan, oleh karena itu dianjrkan untuk dilakukan pemantauan yang ketat terhadap pasien tersebut. Seperti dengan anti inflamasi nonsteroid lainnya, diklofenak dalam dosis tinggi(200 mg ) dapat menghambat agrregasi platelet untuk sementara.Uji klinik memperlihatkan bahwadiklofenak dapat diberikan bersamaan dengan anti diabetic oral tanpa mempengaruhi efek klinis dari masing-masing obat. Sangat jarang dilaporkan efek hipoglikemik dan hiperglikemik dengan adanya diklofenak sehingga diperlukan penyesuaian dosis obat-obat hipoglikemik. Perhatian harus diberikan bila antiinflamasi nonsteroid diberikan kurang dari 24 jam sebelum atau setelah pengobatan dengan methotrexate dalam darah dapat meningkat dan toksisitas dari pbat ini bertambah. Penambahan nefrotoksisitas cyclosporine munkin terjadi oleh karena efek obat-obat antiinflamasi nonsteroid terhadap prostaglandin ginjalFARMAKOKINETIK

Diklofenak adalah turunan asam fenilasetat sederhana yang menyerupai florbiprofen maupun meklofenamat. Obat ini adalah penghambat siklooksigenase yang kuat dengan efek anti inflamasi, analgesik dan anti piretik. Diklofenak cepat diabsorbsi setelah pemberian oral dan mempunyai waktu paruh yang pendek. Seperti flurbiprofen, obat ini berkumpul di cairan sinovial. Potensi diklofenak lebih besar dari pada naproksen. Obat ini dianjurkan untuk kondisi peradangan kronis seperti artritis rematoid dan osteoartritis serta untuk pengobatan nyeri otot rangka akut (Katzung, 2004 ). Mekanisme kerjanya, bila membran sel mengalami kerusakan oleh suatu rangsangan kimiawi, fisik, atau mekanis, maka enzim fosfolipase diaktifkan untuk mengubah fosfolipida menjadi asam arachidonat. Asam lemak poli-tak jenuh ini kemudian untuk sebagian diubah oleh ezim cyclo-oksigenase menjadi endoperoksida dan seterusnya menjadi prostaglandin. Cyclo-Oksigenase terdiri dari dua iso-enzim, yaitu COX-1 (tromboxan dan prostacyclin) dan COX-2 (prostaglandin). Kebanyakan COX-1 terdapat di jaringan, antara lain dipelat-pelat darah, ginjal dan saluran cerna. COX-2 dalam keadaan normal tidak terdapat dijaringan tetapi dibentuk selama proses peradangan oleh sel-sel radang. Penghambatan COX-2 lah yang memberikan efek anti radang dari obat NSAIDs. NSAID yang ideal hanya menghambat COX-2 (peradangan) dan tidak COX-1 (perlindungan mukosa lambung). Diklofenak merupakan obat NSAIDs (Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs) yang bersifat tidak selektif dimana kedua jenis COX di blokir. Dengan dihambatnya COX-1, dengan demikian tidak ada lagi yang bertanggung jawab

PIROXICAMPeroksikam adalah antiinflamasi non steroid yang mempunyai aktifitas antiinflamasi, analgesik dan antipiretik

FARMAKOKINETIK Waktu paruh dalam plasma lebih dari 45 jam; diberikan hanya satu kali sehari Absorpsi cepat di lambung; 99% terikat pd protein plasma Aktifitas piroxicam melalui interaksi beberapa tahap respons imun dan inflamasi, antara lain : penghambat enzim siklooksigenase pada biosintesa prostaglandin, penghambat pengumpulan netrofil dalam pembuluh darah serta penghambat migrasi polimorfonuklear (PMN) dan monosit ke daerah inflamasi Metabolisme terjadi dalam hati dan diekskresi terutama melalui urin, 5% diantaranya dalam bentuk utuh dalam urin dan feses. FARMAKODINAMIK1. EFEK SAMPING OBAT- gangguan seperti stomatitis, epigastric distress, mual, konstipasi, rasa tidak nyaman pada abdomen- sakit kepala, pusing, eritema, ruam kulit, hipertensi 2. INTERAKSI OBAT- pemberian piroxicam bersama antikoagulan oral sulfonilurea / hidantoin harus hati-hati dan dimonitor - asetosal dan piroxicam tidak boleh diberikan bersama-sama - pemberian bersama-sama dengan litium akan meningkatkan kadar litium dalam darah INDIKASI - Untuk terapi simtomatik pada rheumatoid arthritis, osteoarthritis, gangguan muskuloskeletal akut, spondilitis ankilosa dan gout akut KONTRAINDIKASI Penderita asma yang mempunyai riwayat tukak lambung, perforasi, atau peradangan lambung. Penderita yang hipersensitif terhadap obat ini. Terhadap penderita yang mengalami bronkospasme, polip hidung, dan angiodema, apabila diberikan aspirin atau antiinflamasi non steroid lain.EFEK SAMPING Keluhan GI, misalnya epigastrik distress, nausea, gangguan abdominal atau nyeri, konstipasi, diare dan flatulen. Gangguan hematologi sepertit: rombositopenia, depresi sumsum tulang Gangguan kulit: eritema, dermatitis eksfoliatif, sindroma Stevens-Johnson Gangguan Saraf pusat: sakit kepala, pusing, depresi, insomnia, gugup. Efek samping lain seperti hiperkalemia, sindroma nefrotuk, nyeri, demam, penglihatan kabur,hipertensi dan reaksi hipersensitif. Efek samping jarang terjadi, kalaupun ada hanya ringan seperti : nyeri kepala, gangguan pencernaan,mual, konstipasi,kembung, diare.Insiden ritasi Lambung dan ulkus akan meningkat bila diberikan lebih dari 20 mg/hari..DOSIS 1. Dewasa :- Rhematoid Arthritis, Osteoartritis dan ankilosing spondilitis, dosis awal 20 mg dalam dosis tunggal. Lama pemakaian cukup 3 hari karena pemakaian lebih dari 3 hari tidak memberikan kemanfaatan dan mungkin ada efek samping yang dapat meningkatkan GOUT akut, 40 mg sehari dalam dosis tunggal atau terbagi selama 4-6 hari.- Gangguan muskoskeletal akut, 40 mg sehari selama 2 hari dosis tunggal atau terbagi, selanjutnya 20 mg sehari selam 7-14 hari.2. Dosis untuk anak belum diketahui

DAFTAR PUSTAKA1. Anderson PO, Knoben JE, Troutman WG. 2002. Handbook of Clinical Drug Data. USA: McGraw Hill; p 20-212. Anonim. 2011. Mekanisme Inflamasi. http://polobye.blogspot.com/2011/04/mekanisme-inflamasi.html. Diakseses tanggal15 Juni 20113. Katzung BG. Agoes HA (ed). 1995. Farmakologi Dasar dan Klinik. 6th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; p 558-67. 4. Sinatra RS, Hord AH, Grinsberg B, et al. 1992. Acute Pain Mechanisms & Management. Missouri: Mosby Year Book; p 112-121. 5. Stoelting RK, Hillier SC. 2006. Pharmacology & Physiology in Anesthetic Practice. 4th ed. USA: Lipincott Williams & Wilkins; p 276-90. 6. Trevor AJ, Katzung BG, Masters SB. 2005. Katzung & Trevors Pharmacology Examination & Board Review. USA: McGraw Hill; p 307-13

TUGAS FARMAKOLOGI I

NATRIUM DICLOFENAC DAN PIROXICAM

Disusun OlehRozalia (04111004031)PSPDG 2011