natrium dengan jantung

download natrium dengan jantung

of 45

description

hubungan natrium dengan penyakit jantung (complicated)

Transcript of natrium dengan jantung

LEMBAR PERSETUJUANPROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH I

GAMBARAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI, LEMAK DAN NATRIUM TERHADAP PROFIL LIPID PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER

DI RUANG RAWAT INAP RSUD WALUYOJATI KRAKSAAN

Oleh :

Hermansyah

NIM : 1003000064Telah Diperiksa dan Disetujui untuk Diujikan

Malang Januari 2013

Pembimbing Utama

Pembimbing PendampingEndang Widajati, SST., M. Kes

Dwie Soelistyorini, SST.,M. Kes

NIP : 19670210 199103 2 001

NIP : 19690214 199303 2 001

LEMBAR PENGESAHANProposal Karya Tulis Ilmiah oleh Hermansyah, NIM 100300064

Telah diujikan didepan dewan penguji pada tanggal 8 februari 2013

Dewan Penguji

Ketua

Sutomo Rum Teguh K, SKM., M. KesNIP : 19651205 198903 2 002

Anggota I

Endang Widajati, SST., M. Kes

NIP : 19671210 199103 2 001Anggota II

Dwie Soelistyorini, SST., M. Kes

NIP : 19690214 199303 2 001

Mengetahui

Ketua

Jurusan Gizi

Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

I Dewa Nyoman Supariasa, MPSNIP : 19590818 198312 1 001

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul Gambaran Tingkat Konsumsi Lemak dan Natrium Terhadap Profil Lipid Pasien Penderita Penyakit jantung Di RSUD Waluyojati Kraksaan sehubungan dengan selesainya karya tulis ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. B. Doddy Riyadi. SKM.,MM selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

2. I Dewa Nyoman Supariasa, MPS selaku Ketua Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

3. I Nengah Tanu Komalyna, DCN. SE., selaku Ketua Program Study DIII Jurusan Gizi Politeknik KesehatanKemenkes Malang

4. Direktur RSUD Waluyojati yang telah memberikan izin penelitian

5. Sutomo Rum Teguh K, SKM, M. Kes. selaku ketua penguji Karya Tulis Ilmiah6. Endang Widjayati, SST, M.Kes selaku pembimbing 1 Karya Tulis Ilmiah7. Dwie Soelistiyorini, SST, M.Kes selaku pembimbng II Karya Tulis Ilmiah 8. Direktur Rumah Sakit Umum Waluyojati Kraksaan probolinggo

9. Kepala ruang rekam medik Rumah Sakit Umum Waluyojati Kraksaan10. Kepala Instalasi Gizi RSUD Waluyojati Kraksaan yang telah memberikan arahan selama proses penelitian

11. Pasien yaitu penderita penyakit jantung yang telah berkontribusi dalam pelaksanaan penelitian

12. Kedua orang tua, teman-teman dan berbagai pihak yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan doa.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Malang, 8 Februari 2013

Hermansyah

DAFTAR ISIiLEMBAR PERSETUJUAN

iiLEMBAR PENGESAHAN

iiiKATA PENGANTAR

ivDAFTAR ISI

BAB I1A.Latar Belakang

3B.Rumusan Masalah

3C.Tujuan Penelitian

4D.Manfaat Penelitian

BAB IITINJAUAN PUSTAKA5A.Penyakit Jantung Koroner

51.Definisi

62.Patofisiologi

63 Etiologi

84 Gejala Klinik

105 Faktor Resiko penyebab Jantung menurut Price (2006)

11B.Tingkat konsumsi Lemak dan kolesterol

13C Tingkat Konsumsi Natrium

14D. Profil Lipid

16E. Terapi diet penyakit jantung

161. Menurut Persagi, 1996

171.Menurut Almatsier, 2004 sebagai berikut :

18F. Intervensi dan pendidikan pasien menurut (Mary Courtney Moore, 1997)

BAB III22A.Kerangka Konsep

BAB IV24A.Desain Penelitian

24B.Tempat dan Waktu Penelitian

24C.Instrumen Pengumpulan Data

25D.Definisi Operasional Variabel

26E. Metode Sampling

26F.Metode Pengumpulan Data

28G.Metode Pengolahan dan Analisi Data

30H.Etika Penelitian

DAFTAR PUSTAKALampiran34Lampiran 1.

36Lampiran 2.

BAB I

PENDAHULUANA. Latar Belakang

Penyakit kardiovaskuler, terutama penyakit jantung merupakan penyakit nomor satu di dunia dalam artian penyakit yang paling banyak ditemukan diseluruh dunia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa penyakit jantung, infeksi dan kanker masih tetap mendominasi peringkat teratas penyebab utama kematian di dunia, serangan jantung dan problem seputarnya masih menjadi pembunuh nomor satu dengan raihan 29 persen kematian global setiap tahun. Peringkat kedua diduduki penyakit infeksi dengan 16,2 persen kematian, disusul kanker yang diklaim menyebabkan 12,6 persen kematian di dunia (Kompas, 2008). Adapun menurut Soediawan 2009, Indonesia merupakan salah satu negara yang menduduki sebagai penyebab kematian yang banyak (17,5 juta) ditahun 2005. Pendapat ini setara dengan Lenterabiru 2002, angka kematian akibat Penyakit jantung yang diperkirakan meningkat 11 juta pada tahun 2020 (J.B. Suharjo, 2008).Pola makan yang kurang baik merupakan penyebab dari penyakit degeneratif salah satunya penyakit jantung koroner. Mengkonsumsi energi berlebihan akan disimpan dalam tubuh. Dalam hal ini penghasil energi atau kalori utama yaitu lemak dan karbohidrat namun yang paling banyak dikonsumsi adalah karbohidrat. Konsumsi kalori dari karbohidrat yang berlebihan diubah oleh tubuh menjadi lemak tubuh, yang mengakibatkan terjadinya berat badan berlebih atau kegemukan (Almatsier, 2004). Pernyataan tersebut diperkuat dengan pernyataan Khomsan 2003, bahwasanya meningkatnya konsumsi kalori dalam bentuk karbohidrat dan lemak akan meningkatkan aktifitas sistem saraf simpatetik sehingga mempercepat denyut jantung dan mikromolekuler dari karbohidrat dan lemak yang dapat meningkatkan profil lipid dalam darah kemudian dibawa ke jaringan dan organ tubuh sehingga mengakibatkan seseorang gemuk atau obesitas. Itulah sebabnya orang yang gemuk karena kelebihan konsumsi lemak sering mengalami jantung koroner.

Bagi orang yang menderita penyakit jantung tingkat konsumsi natrium harus dikurangi karena menyebabkan beberapa penyakit penyerta lainnya. Pengaruh konsumsi garam terhadap timbulnya hipertensi terjadi melalui peningkatan volume plasma, curah jantung, dan tekanan darah (Suyono 2001), pendapat ini senada dengan Beevers 2002 yaitu, Konsumsi garam memiliki efek langsung terhadap tekanan darah karena garam mengandung natrium yang merupakan cairan ekstra sel sehingga dapat mempengaruhi tekanan darah. Para peneliti yang bekerja dalam sebuah penelitian besar yang dilakukan pada 2007 menemukan bahwa pasien dengan tekanan darah tinggi yang normal mendapat keuntungan secara signifikan dengan mengurangi asupan garam mereka, oleh karena itu risiko mereka menderita penyakit jantung koroner menurun hingga 25 persen untuk 10 hingga 15 tahun mendatang. Kemungkinan mereka meninggal akibat penyakit jantung koroner juga turun sebanyak 20 persen (Kompas, 2011). Rumah Sakit Waluyojati Kraksaan merupakan salah satu rumah sakit rujukan di daerah probolinggo. Berdasarkan hasil studi pendahuluan penyakit jantung merupakan peringkat dua dari lima peringkat besar penyakit di RSUD Waluyojati, disamping itu jumlah pasien yang membutuhkan diet jantung sebagian besar mengalami penambahan ( laporan bulanan instalasi gizi RSUD Waluyojati Kraksaan tahun 2012) yaitu pada bulan Agustus sebanyak 58 dan pada bulan September 69 pasien. Sedangkan dari hasil rekam medik terkait dengan persentase pasien yang terdiagnosa penyakit jantung dan menjalani rawat inap mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2009 sebanyak 241 pasien, 2010 sebanyak 247 pasien, dan pada tahun 2011 sebanyak 288 pasien, sehingga persentase pada tahun 2009 ke 2010 sebesar 2,4% dan pada tahun 2010 ke 2011 sebesar 14%. Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan penelitian untuk mengkaji Tingkat Konsumsi Energi, Lemak dan Natrium Terhadap Profil Lipid Pasien Penyakit Jantung Koroner di Rumah Sakit Umum Waluyojati KraksaanB. Rumusan Masalah

Bagaimana Tingkat Konsumsi Energi, Lemak dan Natrium Terhadap Profil Lipid Pasien Penderita Penyakit jantung Koroner di RSUD Waluyojati Kraksaan.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Gambaran Tingkat Konsumsi Energi, Lemak Dan Natrium Terhadap Profil Lipid Pasien Penyakit Jantung Koroner di RSUD Waluyojati Kraksaan.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

a. Mengetahui karakteristik (umur, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan, tekanan darah dan riwayat gizi) pasien penyakit jantung koroner di Rumah Sakit Umum Daerah Waluyojati Kraksaan

b. Mengetahui terapi diet yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Waluyojati Kraksaan

c. Mengetahui tingkat konsumsi lemak dan kolesterol pasien penyakit jantung di Rumah Sakit Umum Daerah Waluyojati Kraksaan

d. Mengetahui tingkat konsumsi natrium pasien penyakit jantung koroner di Rumah Sakit Umum Daerah Waluyojati Kraksaan

e. Mengetahui profil lipid pasien penyakit jantung (HDL, LDL, TG, Kolesterol total)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Rumah Sakit

Meningkatkan upaya pelayanan maksimal dalam memberikan terapi diet pada pasien penyakit jantung koroner khususnya standar diet untuk menstabilkan kadar profil lipid pasien.2. Bagi Peneliti

Memberikan wawasan serta pengalaman nyata kepada peneliti mengenai gambaran tingkat konsumsi lemak dan natrium terhadap profil lipid pasien penyakit jantung koroner. BAB II

TINJAUAN PUSTAKAE. Penyakit Jantung Koroner 1. Definisi

Pembuluh darah koroner merupakan penyalur aliran darah (membawa 02 dan makanan yang dibutuhkan jantung agar dapat berdifusi dengan baik. penyakit jantung koroner adalah salah satu akibat utama arteriosklerosis (pengerasan pembuluh darah nadi) yang dikenal sebagai atherosklerosis. Pada keadaan ini pembuluh darah nadi menyempit karena terjadi endapan-endapan lemak (atheroma dan plaques) pada dinding pembuluh darah (Price, 2006). Aterosklerosis merupakan suatu penyakit pengerasan dinding pembuluh darah baik arteri yang kecil maupun yang besar yang disebabkan penimbunan lemak, trombosit, leukosit dan makrofag di lapisan sel endotelium dan akhirnya ke lapisan otot polos. Infeksi atau kelainan pada sel endotelium meningkatkan permeabilitas komponen plasma seperti trigliserida, fosfolipid, dan kolesterol sehingga zat-zat tersebut masuk ke dalam arteri dan mengalami penyempitan (Price, 2006). Oksidasi asam lemak tersebut menghasilkan radikal bebas yang merusak pembuluh darah. Hal itu merupakan awal terjadinya inflamasi dan gangguan pada imun yaitu sel darah putih yang mengeluarkan sitokin proinflanmatori poten dan dapat mengaktifkan sel T dan sel B, sel tersebut menarik lebih banyak sel darah putih dan menstimulasi proses koagulasi darah ke area lesi (Taylor 2006).

Pada saat penempelan di lapisan endotelium terjadi osmolaritas interstisial yang dapat memperburuk siklus inflamasi. Akumulasi sel darah putih dan pelepasan mediator inflamasi merupakan suatu akibat dari gabungan penyebab terbentuknya lesi di dinding pembuluh darah. Selain itu kolesterol dan asam lemak mendapat akses ke tahap indikasi kerusakan arteri dan agregasi trombosit mulai meningkat dan membentuk koagulasi darah yang menumpuk (trombus). Penimbunan kolesterol dan asam lemak membentuk deposit jaringan parut dan profilerasi sel otot polos (Price, 2006). 2. Patofisiologi

Aterosklerosis koroner pembuluh arteri, semakin bertambahnya umur dalam arteri juga terjadi proses seperti penebalan lapisan intima, berkurangnya elastisitas, penumpukan kalsium dan bertambahnya lapisan intima , perubahan variabel intima arteri yang merupakan akumulasi fokal lemak, kompleks karbohidrat, darah dan hasil produkdarah, jaringan fibrous dan deposit kalsium yang kemudian diikuti oleh perubahan lapisan media (WHO, 1958). Menurut Price, 2006 pembuluh arteri koroner terdiri dari tiga lapisan yaitu : Tunika intima yang terdiri dari dua bagian. Lapisan tipis sel-sel endotel merupakan lapisan yang memberikan permukaan licin antara darah dan dinding arteri serta lapisan sub endotelium. Sel ini menghasilkan prostaglandin, heparin dan aktivator plasminogen yang membantu mencegah agregasi trombosit dan vasokonstriksi, dan juga jaringan ikat yang memisahkan dengan lapisan yang lain.

Lapisan otot jantung yaitu tunika media merupakan lapisan otot dibagian tengah dinding arteri yang mempunyai tiga bagian; bagian sebelah dalam disebut membran elastin internal kemudian jaringan fibrus otot polos dan sebelah luar memberana elastika eksterna.Tunika adventisia umumnya mengandung jaringan ikat dan dikelilingi oleh vasavasorum yaitu jaringan arteriol (Price, 2006). Pada pembuluh koroner terlihat penonjolan yang diikuti dengan garis lemak(fattystreak) pada intima pembuluh yang timbul sejak umur di bawah 10 tahun. Pada kebanyakan orang umur 30 tahun garis lemak ini tumbuh lebih progresif menjadi fibrous plaque yaitu suatu penonjolan jaringan kolagen dan sel-sel nekrosis.Lesi ini padat, pucat berwarna kelabu yang disebut ateroma. Lesi kompleks terjadi apabila pada plak fibris timbul nekrosis dan terjadi perdarahan trombosis, ulserasi, kalsifikasi atau aneurisma (Price, 2006).

3 Etiologi a. ateroklerosis

Penyumbatan pembuluh darah di tunika intima karena adanya penimbunan lipid dan jaringan fibrosa dalam arteri koronaria. Akibat itu terjadi penyempitan pembuluh darah. Secara otomatis terjadi resistensi terhadap aliran darah meningkat. Kemungkinan yang terjadi yaitu penurunan vaskularisasi untuk melebar. Vaskularisasi menyebabkan nutrisi dan oksigen tidak terbawa ke jantung dengan baik dan pada tahap selanjutnya terjadi \iskemik. Plak ateroma juga sering menonjol melalui intima masuk aliran darah dan permukaan plak yang kasar menyebabkan terbentuknya bekuan darah, dengan akibatnya trombus atau embolus ( Guyton, Arthur C, 1997).

Penyebab ateroklerosis berdasarkan Elizabeth J. Corwin (2009) antara lain yaitu :

1) Kolesterol serum yang tinggi

Kadar kolesterol serum dan trigliserida yang tinggi dan dapat menyebabkan pembentukan aterosklerosis. Kolesterol dalam darah tebungkus oleh lipoprotein. Lipoprotein yang tinggi (HDL) membawa lemak keluar sel untuk diuraikan dan diketahui bersifat protektif terhdap ateroklerosis. Lipoprotein yang berdensitas rendah (LDL) dan yang sangat rendah (VLDL) membawa lemak ke sel tubuh.2) Obesitas

Masalah obesitas meningkat pada pria maupun wanita, yang berhubungan dengan gaya hidup yang kurang gerak (olahraga). Peningkatan Body Mass Index (BMI) menambah rasio kejadian serangan jantung dan kematian karenanya. Berbagai penelitian menunjukkan adanya korelasi positif antara BMI dengan lemak tubuh dan risiko terkena penyakit degeneratif atau risiko kematian karena penyakit degeneratif ( Riyadi, 2001). 3) Tekanan darah tinggi

Tekanan darah yang tinggi secara kronis dapat menimbulkan gaya regang/potong yang merobek lapisan endotel arteri dan arteriol. Gaya regang terutama timbul ditempat-tempat arteri bercabang (bifurkasi) atau membelok. Robeknya lapisan endotel maka timbul kerusakan yang berulang-ulang sehingga terjadi peradangan, penimbunan sel darah putih dan trombosit, serta pembekuan (Elizabeth J. Corwin, 2009).

4) Trombosis

Trombosis adalah pemadatan isi darah yang pembentukannya terjadi di dalam sistem pembuluh darah.

Ada tiga faktor predisposisi terbentuknya trombus yaitu :

Perubahan pada permukaan intima pembuluh darah

Perubahan pada pola aliran darah

Perubahan pada kandungan darah

(Elizabeth J. Corwin, 2009).

5) Emboli

Embolus adalah masa yang beredar dalam sistem pembuluh darah dan kemudian dapat berhenti serta menutup lumen pembuluh darah. Bahan embolus tersebut dapat berasal dari tubuh atau dari luar tubuh baik berupa padat, cairan maupun gas. Emboli beredar dalam peredarah darah melewati cabang pembuluh darah sampai mencapai pembuluh darah kecil sehingga masa emboli tersebut berhenti karena tidak dapat melewati dan berefek pada sirkulasi kolateral yang menuju pada arteri tersebut tidak sampai (Elizabeth J. Corwin, 2009).b. Infark Miokard

Kebanyakan pasien dengan infark miokard akut mencari pengobatan karena rasa sakit didada. Namun demikian ,gambaran klinis bisa bervariasi dari pasien yang datang untuk melakukan pemeriksaan rutin, sampai pada pasien yang merasa nyeri di substernal yang hebat dan secara cepat berkembang menjadi syok dan edem pulmonal, dan ada pula pasien yang baru saja tampak sehat lalu tiba-tiba meninggal.

4 Gejala KlinikGejala klinik penyakit jantung pada usia dewasa muda jarang sekali dinyatakan oleh pasien secara langsung, tanda dan gejala tidak khas dan asimtomatic.banyak studi menunjukkan hanya sekitar 3 % dari semua kasus penyakit jantung tejadi dibawah 40 tahun. Yang menjadi ciri khas dan merupakan faktor tunggal yang berhubungan kuat atas kejadian penyakit jantung pada usia muda adalah merokok sigaret menemukan pada pasien yang menjadi kajian pada framingham heart study memiliki resiko 3 kali lebih tinggi pada perokok usia 35 45 tahun. Berdasarkan Price, 2006 gejala klinik pada penyakit jantung sebagai berikut :

a. Angina pektoris

Angina pektoris adalah jeritan otot jantung yang merupakan sakit dada kekurangan oksigen. Satu gejala klinik yang disebabkan oleh iskemia miokard yang sementara. Akibat dari ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen dan kemampuan pembuluh darah koronaria untuk menyediakan oksigen secukupnya guna kontraksi miokard. Ada beberapa subyek klinik terkait dengan angina pektoris antara lain yaitu :

1) Angina pektoris stabil.

Angina pektoris stabil yaitu frekuensi gejala yang timbul tetap baik lamanya maupun kadar pencetusnya. Rasa nyeri sering menjalar ke lengan kiri atas/bawah bagian medial leher, daerah maksila hingga dagu atau punggung, tetapi jarang menjalar ke tangan.2) Angina pektoris tidak stabil.

Angina pektoris tidak stabil yaitu pola gejala yang timbul berubah-berubah, baik frekuensinya, lamanya, maupun yang dirasakan. Nyeri bersifat progresif dengan frekuensi timbulnya nyeri yang sering bertambah.

3) Angina variant

Angina variant disebabkan karena terjadinya spasme arteri koroner. Kejadian tidak didahului oleh meningkatnya kebutuhan oksigen miokard. Hal ini dapat terjadi pada arteri koroner yang mengalami stenosis ataupun normal. Proses spasme biasanya bersifat lokal hanya melibatkan satu arteri koroner, dan sering terjadi pada daerah arteri koroner yang mengalami stenosis. 4) Gejala dan Tanda angina pekoris

Nyeri seperti dipukul/ditimpa benda berat disertai nyeri abdomen (kadang-kadang) dan bangguan pencernaan (mual, muntah-muntah dan anoreksia).

Nyeri timbul secara tiba-tiba lebih hebat dan lebih lama dari angina pektoris

Faktor-faktor yang dihubungkan dengan nyeri : Aktifitas

Stress

Istirahat.5 Faktor Resiko penyebab Jantung menurut Price (2006)

b. Terkendali

1) Hipertensi

Peningkatan tekanan darah merupakan beban yang berat untuk jantung, sehingga menyebabkan hipertropi ventrikel kiri atau pembesaran ventrikel kiri (faktor miokard). Keadaan ini tergantung dari berat dan lamanya hipertensi. Serta tekanan darah yang tinggi dan menetap akan menimbulkan trauma langsung terhadap dinding pembuluh darah arteri koronaria, sehingga memudahkan terjadinya aterosklerosis koroner (faktor koroner). Hal ini menyebabkan angina pektoris, insufisiensi koroner dan miokard infark lebih sering didapatkan pada penderita hipertensi dibandingkan orang normal.

2) Kadar Kolesterol dalam Darah

Kolesterol, lemak dan substansi lainnya dapat menyebabkan penebalan dinding pembuluh darah arteri, sehingga lumen dari pembuluh derah tersebut menyempitdan proses ini disebut aterosklerosis. Penyempitan pembuluh darah ini akan menyebabkan aliran darah menjadi lambat bahkan dapat tersumbat sehingga aliran darah pada pembuluh derah koroner yang fungsinya memberi suplay oksigen dan nutrisi terganggu atau menjadi kurang. Itu akan menyebabkan otot jantung menjadi lemah,sakit dada, serangan jantung bahkan kematian.

3) Merokok

Efek rokok adalah menyebabkan beban miokard bertambah karena rangsanganoleh katekolamin dan menurunnya konsumsi 02 akibat inhalasi CO. Katekolaminjuga dapat menambah reaksi trombosis dan juga menyebabkan kerusakan dindingarteri, sedangkan glikoprotein tembakau dapat menimbulkan reaksi hipersensitifdinding arteri. Di samping itu rokok dapat menurunkan kadar HDL kolesterol tetapi mekanismenya belum jelas. Makin banyak jumlah rokok yang diisap, kadar HDL kolesterol makin menurun.4) KegemukanObesitas juga dapat meningkatkan kadar kolesterol total dan LDL kolesterol. Intoleransi terhadap glukosa sejak dulu telah diketahui sebagai predisposisi penyakit pembuluh darah. Mekanismenya belum jelas, akan tetapi terjadi peningkatan tipe IV hiperlipidemia dan hipertrigliserid, pembentukan platelet yang abnormal dan DM yang disertai obesitas dan hipertensi.5) Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus (DM) adalah suatu keadaan yang ditandai dengan kadar gula darah yang melebihi normal. Menurut WHO (1985), kadar gula darah normal waktu puasa tidak boleh melebihi 120 mg/dl dan kadar gula darah 2 jam setelah makan kurang dari 200 mg/dl. Penderita DM memilliki resiko relatif 2 kali lebih besar terkena penyakit jantung dibanding yang bukan DM.6) Stres

Ketegangan saraf (stres) juga berperan atas terjadinya penyakit jantung. Sebab dampak stres dan selalu tegang akan menimbulkan gangguan irama jantung yang bisa berakibat fatal. Selain itu juga secara langsung maupun tidak langsung dapat mengganggu aliran darah koroner, karena stres memicu pengeluaran zat katekolamin yang dapat mengakibatkan penyempitan pembuluh darah jantung serta peningkatan denyut jantung, sehingga dapat menyebabkan terganggunya suplai darah ke jantung.

c. Tidak Terkendali

Ini merupakan faktor yang tidak dapat dirubah yaitu :

1) Jenis kelamin2) Usia > 35 tahun

3) Keturunan

B. Tingkat konsumsi Lemak dan kolesterol

Lemak atau lipid adalah ikatan organik yang terdiri dari unsur-unsur karbon, hidorgen dan oksigen yang bersifat larut dalam pelarut lemak seperti benzena dan eter (Lubis, 2009). Lemak adalah makanan terdiri dari trigliserida, kolesterol dan fosfolipid dan terbanyak dalam bentuk trigliserida.

Berdasarkan ikatan lemaknya dan kemudahan proses pencernaan, lemak yang mengandung asam lemak jenuh tunggal yang mudah dicerna, dan lemak mengandung asam lemak jenuh sulit dicerna. Makanan yang mengandung asam lemak tak jenuh ganda dan tunggal umumnya berasal dari makanan nabati, kecuali minyak kelapa. Makanan sumber asam lemak jenuh umumnya berasal dari hewan. Mengkonsumsi lemak hewani secara berlebih dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri sehingga dapat menyebabkan penyakit jantung dan menderita penyakit jantung. Namun membiasakan makan ikan dapat mengurangi risiko menderita penyakit jantung, karena lemak ikan mengandung omega 3. Asam lemak omega 3 berperan mencegah terjadinya penyumbatan lemak pada dinding pembuluh darah (lubis, 2009).

Lemak didasarkan struktur dan fungsinya berbeda-beda. Komponen utama lemak terdiri dari : asam lemak, turunan asam lemak (ester gliserol, ester kolesterol, dan glikolipid), dan sterol beserta turunannya (kolesterol, asam empedu, steroid, dan komponen minor yaitu vitamin-vitamin yang larut lemak dan prostaglandin). Fungsi utama lemak yaitu menyuplai sejumlah energi dengan volume relatif sedikit, membantu absorpsi vitamin-vitamin larut lemak, sumber asam lemak esensial yang tidak dapat disintesa oleh tubuh ( Piliang & Al-Haj, 2006).

Kolesterol adalah salah satu turunan dari lemak yang saat in banyak diteliti karena keterkaitannya dengan beberapa penyakit degeneratif. kolesterol adalah lemak berwarna kekuning-kuningan dan berupa seperti lilin yang diproduksi oleh tubuh terutama di liver (Heslet, 2007). WHO (1990) dalam Almatsier (2009) menganjurkan konsumsi kolesterol kurang dari 300 mg sehari.

Hasil penelitian Jonnalagadda dkk pada tahun 1996 dalam linder 1992, konsumsi tinggi asam lemak jenuh akan meningkatkan kadar koleterol dalam plasma, diperkirakan setiap penambahan asam lemak jenuh 1% dari totral kalori terjadi peningkatan kolesterol darah sebanyak 1, 9 mg/dl. Selain konsumsi yang berpengaruh terhadap penyakit jantung yaitu kurangnya aktifitras fisik.

Kolesterol dari penguraian lemak adalah faktor yang mendominasi penyakit degeneratif, salah satunya penyakit jantung. WHO (1997) diacu dalam Almatsier (2009) menganjurkan konsumsi kolesterol kurang dari 300 mg perhari. Kolesterol dalam jumlah banyak yang terdapat dalam darah akan membentuk endapan pada dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan penyempitan arteri yang disebit artheroklerosis. Anjuran asupan kolesterol dalam pecegahan penyakit degeneratif menurut PERKI (2002) bahwa asupan kolesterol harus dibatasi yakni < 300 mg/hari dengan membatasi konsumsi kolesterol dari makanan yang tinggi lemak hewani. Pengurangan konsumsi kolesterol sampai kadar yang lebih rendah yaitu 200 mg/hari harus dilakukan pembatasan dari diet serta dianjurkan bagi individu yang memiliki kadar kolesterol LDL yang meningkat, diabetes mellitus dan atau penyakit kardiovaskuler. C Tingkat Konsumsi Natrium Natrium bersifat mengikat air .pada saat garam dikonsumsi, maka garam tersebut akan mengikat air sehingga air akan diserap masuk dalam intravaskuler yang menyebabkan meningkatnya volume darah. Apabila volume darah meningkat maka mengakibatkan tekanan darah juga meningkat. Selain itu natrium merupakan salah satu komponen zat terlarut dalam darah. Dengn mengkonsumsi garam konsentrasi zat terlarut akan tinggi sehingga penyerapan air masuk dan selanjutnya menyebabkan peningkatan tekanan darah (Puspitorini 2008).

D. Profil Lipid

Lipid merupakan suatu subtansi atau zat yang hanya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air. Sifatnya yang tidak larut air menjelaskan bahwasanya lemak atau lipid dalam plasma darah (yang mengandung air) harus dibawa dalam bentuk ikatan kimia dengan protein plasma yang bersifat hidrofolik dan berukuran relatif besar ( Andry, 2007).

Metabolisme lemak dalam tubuh dilakukan di dalam sel lemak dalam jaringan adiposa. Sel-sel adiposa mempunyai enzim khusus pada permukaanya, yaitu lipoprotein lipase (LPL) yang dapat melepas trigliserida dan lipoprotein untuk dihidrolisis dan meneruskan hasil hidrolisis ke dalam sel. Terdapat enzim lain dalam sel yang merakit kembali hasil hidrolisa, sehingga menjadi trigliserida untuk disimpan sebagai cadangan energi ( Andry, 2007). Bahan makanan yang termasuk lemak hewani yaitu udang (lobster, ebi, rebon), otak (sapi, kerbau, domba, kambing, ayam , bebek dll), sumsum, jerohan (hati, paru-paru, usus dll), susu sapi, dan produk olahannya (yogurt, keju, butter, mentega), kuning telur, ikan ( ikan laut, ikan tawar dll), madu. Sedangkan bahan makanan yang termasuk lemak nabati diantaranya minyak goreng (minyak kelapa sawit, minyak jagung, minyak wijen dll), margarine, kacang-kacangan ( kemiri, kacang tanah, kacang kedelai, kacang mente dll), kelapa parut, santan, dan alpukat (Almatsier, 2004).Profil lipid merupakan penguraian dari lemak. Adapun macam-macam lipid yaitu sebagai berikut :

1 Kadar Kolesterol

Kolesterol lemak dan substansi lainnya dapat menyebabkan penebalan dinding pembuluh darah arteri, sehingga lumen dari pembuluh derah tersebut menyempitdan proses ini disebut aterosklerosis. Penyempitan pembuluh darah ini akan menyebabkan aliran darah menjadi lambat bahkan dapat tersumbat sehingga aliran darah pada pembuluh derah koroner yang fungsinya memberi suplay oksigen dan nutrisi terganggu atau menjadi kurang. Itu akan menyebabkan otot jantung menjadi lemah,sakit dada, serangan jantung bahkan kematian. Adapun untuk mengetahui tingkat kolesterol yaitu dikategorikan sebagai berikut :a. Normal

: 200 mg/dl

b. Sedang

: 200 239 mg/dl

c. Tinggi

: 240 mg/dl

(Mary Courtney Moore, 1997)

Makin itnggi kadar kolesterol total dalam darah terjadinya penyakit jantung semakin meningkat.

2 LDL ( Low Density Lipoprotein )

LDL merupakan jenis kolesterol yang bersifat merugikan karena LDL yang meninggi akan menyebabkan penebalan dinding pembuluh darah. Kadar kolesterol LDL dalam darah dikategorikan menjadi:

a. Normal

: 130 mg/dl

b. Sedang

: 130 159 mg/dl

c. Tinggi

: 160 mg/dl

(Mary Courtney Moore, 1997)

Makin tinggi kadar LDL dalam darah maka resiko untuk terjadinya penyakit jantung semakin meningkat.

3 HDL ( High Density Lipoprotein )

HDL merupakan jenis kolesterol yang bersifat baik karena dapat mengangkut kolesterol dari pembuluh darah kembali ke hati dibuang sehingga mencegah penebalan dinding pembuluh darah atau mencegah terjadinya proses ateriosklerosis. Kadar HDL dalam darah dikategorikan menjadi :

a. Normal

: 60 mg/dl

b. Sedang

: 40 59 mg/ dl

c. Rendah

: < 40 mg/dl

(Sizer F dan Whiney E, 2006).Makin rendah kadar HDL dalam darah maka resiko terjadinya penyakit jantung akan semakin meningkat. Kadar HDL dalam darah dapat dinaikkan dengan mengurangi berat badan, berolahraga, dan berhenti merokok.4 Kadar Trigliserida

Kadar trigliserida dalam darah dikategorikan menjadi :a. Normal

: < 150 mg/dl

b. Sedang

: 150 199 mg/dl

c. Tinggi

: > 200 499 mg/dl

(Sizer F dan Whiney E, 2006).

Makin tinggi kadar trigliserida dalam darah maka resiko terjadinya penyakit jantung akan semakin meningkat.E. Terapi diet penyakit jantung

1. Menurut Persagi, 1996Penatalaksanaan gizi adalah menurunkan resiko penyakit jantung pada orang dewasa dengan kadar LDL kolesterol tinggi dengan :

a. Menurunkan kadar kolesterol LDL di bawah 130 mg/dl pada individu dengan penyakit jantung definitif atau dua faktor resiko penyakit jantung selain resiko tinggi kolesterol LDL.

b. Menurunkan kadar kolesterol LDL di bawah 160 mg/dl pada individu yang tidak mempunyai penyakit jantung definitif ataupun dua faktor resiko penyakit jantung selain tingkat resiko tinggi kolesterol LDL.

c. Diet penyakit jantung1) Tujuan diet penyakit jantung adalah :

Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung.

Menurunkan berat badan bila terlalu gemuk.

Mencegah dan menghilangkan penimbunan garam dan atau air.

(Persagi, 1996).

2) Prinsip diet penyakit jantung Energi cukup

Karbohidrat, lemak, dan protein cukup

Vitamin dan Mineral cukup

3) Syarat diet penyakit jantung

Energi cukup, untuk mencapai danmempertahankan berat badan normal.

Protein cukup yaitu 0,8 g/kg BB

Lemak sedang, yaitu 25 30 % dari kebutuhan total, 10% berasl dari lemak jenuh, dan 10 15 % lemak tidak jenuh

Kolesterol rendah, terutama jika disertai dengan dislipidemia

Vitamin da mineral cukup. Hindari penggunaan suplemen kalium, kalsium, dan magnesium jika tidak dibutuhkan.

Garam rendah, 2 3 gram per hari, jika disertai hipertensi dan edema.

Makanan mudah cerna dan tidak menimbulkan gas.

Natrium cukup untuk menghindari konstipasi.

Cairan cukup, 2 liter/hari sesuai dengan kebutuhan.

Bentuk makanan disesuaikan dengan penyakit, diberikan dalam porsi kecil.

Bila kebutuhan gizi tidak dipenuhi melalui makanan dapat diberikan tambahan berupa makanan enteral, parenteral, atau suplemen gizi.

( Rahardja dkk, 2002 )2.Menurut Almatsier, 2004 sebagai berikut :

a. Diet jantung IDiet jantung I diberikan kepada pasien penyakit jantung akut seperti infark miokard atau dekompensasi kordis berat. Diet diberikan berupa 1-1,5 liter cairan / hari pertama bila pasien dapat menerimanya. Diet ini sangat rendah energi dan semua zat gizi, sehingga hanya diberikan selama 1 3 hari (Almatsier, 2004)b. Diet jantung II

Diet jantung II diberikan dalam bentuk makanan saring atau lunak. Dieta diberikan sebagai perpindahan dari diet jantung I, atau setelah fase akut dapat diatasi. Jika disertai hipertensi atau edema, diberikan sebagai diet jantung II rendah. Diet ini rendah energi, protein, kalsium, dan tiamin (Almatsier, 2004).

c. Diet jantung III

Diet jantung III diberikan dalam bentuk makanan lunak atau biasa. Diet diberikan sebagai perpindahan dari diet jantung II atau kepada pasien jantung dengan kondisi yang tidak terlalu berat. Jika disertai hipertensi dan atau edema, diberikan sebagai diet jantung III garam rendah. Diet ini rendah energi dan kalsium, tetapi cukup zat gizi lain (Almatsier, 2004).d. Diet Jantung IV

Diet jantung IV diberikan dalam bentuk makanan lunak atau biasa. Diet diberikan sebagai perpindahan dari diet jantung III atau kepada pasien jantung dengan keadaan ringan. Jika disertai hipertensi dan atau edema, diberikan diet jantung IV garam rendah. Diet ini cukup energi dan zat gizi lain , kecuali kalsium (Almatsier, 2004).F. Intervensi dan pendidikan pasien menurut (Mary Courtney Moore, 1997)

1. Kenali kebutuhan untuk perubahan permanen pada diet dan gaya hidup untuk mengurangi risiko.

Perubahan diet dan gaya hidup yang permanen termasuk pencapaian pengaturan berat badan, penurunan lemak dan kolesterol diet, tidak merokok, dan mengembangkan cara-cara membangun dalam menghapai stres. Perubahan ini mungkin dapat lebih diterima dan kurang mengecewakan jika pasien dikonsultasikan untuk membuat perubahan secara perlahan. Misalnya, mereka dituntun untuk memilih satu atau dua kebiasaan, seperti merokok atau makan daging 250 gram setiap hari, dan membuat rencan mengubahnya. Ketika perubahan awal ini dibuat, pasien dapat memilih beberapa kebiasaan lainnya yang dikerjakan.

2.Kurangi lemak dan kolesterol dalam diet

National Cholesterol Education Program (suatu badan di Amerika Serikat) telah mengkampanyekan bahwa individu dengan kolesterol LDL lebih besar dari atau sama dengan 160 mg/dl dan mereka dengan batas risiko tinggi kolesterol LDL yang juga memiliki penyakit jantung koroner definitif atau dua faktor risiko lainnya maka harus mendapat terapi diet intensif. Program diet dua tahap atau mengurangi pemasukan lemak jenuh dan kolesterol telah dikembangkan. Pemasukan total juga dibatasi untuk menurunkan berat badan. Pada awalnya, pasien mendapat konseling tentang tahap pertama, yaitu mengurangi sumber-sumber utama dan yang paling umum dan sangat nyata dari asam lemak jenuh dan kolesterol dalam diet dan dapat dilaksanakan tanpa perubahan drastis pada diet dan gaya hidup untuk hampir seluruh pasien. jika telah melaksanakan diet tersebut selama tiga bulan, pasien tidak berhasil dalam menurunkan kolesterol LDL ke kadar yang diinginkan, dia dapat dipindah ke diet tahap kedua. Sementara dokter dan perawat dapat sering menyediakan pendidikan tentang diet tahap pertama, pengiriman konsul ke ahli gizi sangat berharga bagi pasien yang mempunyai kesulitan dalam mempertahankan dietnya untuk mendapat respon diet yang mengecewakan. Bantuan ahli gizi teruatama diperlukan oleh pasien yang berpindah ke diet tahap dua.

Pendidikan diet harus menekankan fakta bahwa perubahan tdak harus berakibat pada makanan yang sangat ketat atau tidak enak dimakan. Makanan yang enak dan menarik dapat disiapkan. Informasi lebih lanjut yang berguna untuk pendidikan yaitu seperti yang telah dikeluarkan oleh American Heart Association yang memerlukan pedoman khusus terhadap diet trahap pertama dan tahap kedua.

Informasi khusus tentang setiap kelompok makanan :

a. Daging : tidak lebih dari 150 g daging tanpa lemak, ayam, kalkun, dan ikan setiap harinya. Sajian 75 g daging kira-kira sebesar dek kartu bridge. Potongan daging tanpa lemak harus digunakan : daging cincang extra lean (sangat kurus), sirloin tip, round steak, rum panggang, lengan panggang, lengan panggang atau center cut ham, loin chops, dan tender loin.potong dan buang semua bentuk lemak yang kelihatan sebelum memasaknya. Dan tuang atau buang semua lemak yang meleleh setelah dagingnya matang. Kulit dan semua lemak yang terdapat diantara jaringan daging ayam harus dibuang sebelum diamasak. Bagian anggota daging termasuk otak, hati, jantung, buah pinggang, dan daging kelenjar perut dan kerongkongan adalah bagian yang kaya kolesterol dan karenanya harus dihindari. Udang secara relatif kaya akan kolesterol tetapi rrendah lemak dan dapat dimakan sekali-kali.

Beberapa jenis ikan ( misal : salmon, sardin, herring, tuna/tongkol, dan ikan pedang) adalah sumber dari asam lemak omega 3 yang baik. Asam-asam lemak ini dilaporkan dapat menurunkan trigliserida serum dan menghambat penggumpalan trombosit dan peradangan, yang mempunyai kotribusi terhapadap penyakit jantung, walaupun tidak ada bukti pengaruh terhadap kolesterol LDL namun pada studi epidemiologi, konsumsi ikan yang sering baik yang mengandung omega 3 atau tidak tetap berkaitan dengan penurunan risiko penyakit jantung.

Untuk menghindari sajian tampaknya kurang banyak dan untuk menekankan pentingnya pergeseran perencanaan makanan sekitar daging, kombinasikan sejumlah daging dengan sejumlah besar nasi, pasta, atau sayuran untuk memenuhi sajian. Kacang-kacangan keringdan kapri dan tahu rendah lemak dan tinggi protein, dan bebas kolesterol dan dapat digunakan untuk menggantikan daging.

b. Bahan olahan dari susu : sedikitnya dua sajian susu skim atau equivalennya setiap hari. Lemak susu pada umumnya jenuh, dan karena itu bahan olahan dari susu direkomendasikan dibuat dair susu skim. Keju alami dan olahan pada umumya kaya akan lemak. Keju cottage rendah lemak atau yogurt dapat disubsitusikan ke sour cream untuk saos celupan dan kuah salad pada kentang.

c. Telur : batasi kuning telur sampai tiga perminggu pada diet tahap pertama dan satu perminggu pada diet tahap kedua. Kuning telur kaya akan lemak dan kolesterol. Putih telur bebas lemak dan kolesterol dan dapat digunakan sering.

d. Buah-buahan dan sayuran : gunakan secara bebas. Buah-buahan dan sayuran memberikan warna, tekstur, vitamin, mineral, dan natrium digunakan sebagai bagian dari makanan setiap bersantap. Bahan nabati tidak mengandung kolesterol, dan hampir semua buah-buahan dan sayuran rendah lemak. Terkecuali buah alpukat dan zaitun, yang didiskusikan pada lemak dan minyak. Gorengan atau penambahan mentega, krim atau saos keju meningkatkan kandungan lemak buah-buahan dan sayuran samapai kadar yang tidak diinginkan.

e. Sereal dan roti : tingkatkan penggunaannya untuk menggantikan daging dalam diet. Roti dan sereal merupakan sumber yang baik dari vitamin dan mineral dan biji-bijian utuh juga menyediakan natrium. Walaupun demikian roti-rotian yang dijual dan bahkan beberapa sereal (seperti granola) sering tinggi lemak. Selain itu roti intan (muffin), pisang dan buah lainnya seperti kacang, roti jagung, pancakes, dan waffles mengandung sejumlah telur yang bermakna. Bahan yang dibuat dirumah dengan putih telur atau pengganti telur dan lemak ataupun minyak yang dapat diberikan.

f. Lemak dan minyak : batasi 6 8 sendok teh perhari . lemak dan minyak yang tinggi akan lemak jenuh dan atau kolesterol harus sebisa mungkin dihindari. Mentega, lard, dan lemak hewan lainnya yang kaya lemak jenuh dan kolesterol. Minyak ini sering digunakan dalam roti-rotian, makanan olahan, minyak popcorn, dan nondairy creamer.

Lemak tidak jenuh adalah lemak yang mengandung satu (monounsaturated) atau lebih (polyunsaturated) ikatan rangkap. Lemak in tidak meningkatkan kolesterol darah, tetapi tinggi kalori dan rendah zat gizi lainnya.

BAB III

KERANGKA KONSEP

i. Kerangka Konsep

Keterangan :

Diteliti

:

Tidak diteliti :Keterangan :

Penyakit jantung dipengaruhi banyak faktor risiko yaitu faktor resiko yang terkendali dan faktor resiko yang tidak terkendali. Salah satu faktor risiko yang terkendali dan dapat dirubah yaitu life style. Dalam kerangka konsep peneliti ingin mengetahui tingkat konsumsi energi, lemak dan natrium terhadap profil lipid pasien penyakit jantung. BAB IV

METODE PENELITIANA. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional deskriptif dengan desain penelitian berupa studi kasus yang memberikan gambaran tentang tingkat konsumsi energi, lemak dan natrium terhdap profil lipid pasien penderita penyakit jantung di Rumah Sakit Umum Waluyojati Kraksaan Probolinggo.B. Tempat dan Waktu Penelitian1. Tempat: Ruang rawat inap RSUD Waluyojati Kraksaaan Probolinggo.

2. Waktu

: Bulan Juni akhir sampai bulan Juli 2013

C. Instrumen Pengumpulan Data

1. Alat tulis dan alat hitung

2. Rekam medik 3. Form plate waste

4. Formulir pernyataan kesediaan pasien5. Form recall6. Mikrotoa

7. DKBM

8. Daftar URT9. CD menu10. Daftar bahan makanan penukar

11. Laptop

D. Definisi Operasional Variabel

Tabel 1. Definisi Operasional VariabelVariabel Devinisi Cara dan Alat ukurSkala ukurKategori

Tingkat konsumsi

Energi dan lemak Rata-rata jumlah asupan zat gizi yang diperoleh (energi dan lemak) dari makanan dan minuman dibandingkan dengan kebutuhan pasien. - Wawancara

Food recall 3x24 jam (makanan dari luar rumah sakit)

-Metode Come stok Rasio -Baik : 80%

-Sdg : 70 79%

-Kurang : 60 69 %

-Defisit : < 60%

(DEPKES RI, 1994)

Tingkat konsumsi natriumJumlah asupan natrium dalam makanan (g/hari) dibandingkan dengan standar -Wawancara

Food recall 3x24 jam (makanan dari luar rumah sakit)

Metode Come stok Rasio Tinggi :

1000 1200 mg/hr

Normal : 600 800 mg/hr

Rendah : 200 400 mg/hr

(RSSA, 2012)

Profil lipid Data laboratorium kadar profil lipid pasien meliputi kadar Kolesterol, HDL, LDL, Trigliserida Hasil Laboratorium dari rekam medikRasio Kolesterol

Normal