Muhammad Galih Utomo_1406533554_Jumat Siang_Grup 10 A_Calori Work (KR02)
-
Upload
muhammad-galih -
Category
Documents
-
view
226 -
download
0
Transcript of Muhammad Galih Utomo_1406533554_Jumat Siang_Grup 10 A_Calori Work (KR02)
-
8/18/2019 Muhammad Galih Utomo_1406533554_Jumat Siang_Grup 10 A_Calori Work (KR02)
1/26
1
Laporan Praktikum R-LAB
Fisika DasarNama : Muhammad Galih Utomo
NPM : 1406533554
Fakultas : Teknik
Departemen / Prodi : Teknik Kimia/Teknologi Bioproses
Nomor dan Nama Percobaan : KR02 Calori Work
Tanggal Percobaan : 6 Maret 2015
Laporan Fisika Dasar
Unit Pelaksana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Dasar (UPP IPD)
Universitas Indonesia
Depok
-
8/18/2019 Muhammad Galih Utomo_1406533554_Jumat Siang_Grup 10 A_Calori Work (KR02)
2/26
2
Calori Work
I. Tujuan
1. Menghitung nilai kapasitas kalor suatu kawat konduktor.
II. Alat
Sumber tegangan yang dapat divariasikan
Kawat konduktor (bermassa 2 gram)
Termometer
Voltmeter dan Amperemeter
Adjustable power supply
Camcorder
Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis
III.
Teori
Energi itu didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja. Energi
memegang peran yang sangat penting di dalam kehidupan karena tanpa adanya energi tidak
akan ada yang dapat hidup, bergerak, dan bekerja. Yang paling sederhana adalah kebutuhan
manusia akan energi dari makanan untuk bertahan hidup. Energi pun dapat dibagi lagi
menjadi banyak jenis energi diantaranya adalah energi gerak, energi panas, energi listrik,
energi bunyi, dan lain-lain.
Menurut hukum kekekalan energi, energi tidak dapat dimusnahkan maupun
diciptakan, tetapi hanya bisa berubah bentuknya. Berikut adalah bunyi hukum kekekalan
energi:“Energi total tidak berkurang dan juga tidak bertambah pada proses apa pun. Energi
dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya, dan dipindahkan dari satu benda ke
benda lainnya, tetapi jumlah totalnya tetap konstan.”
Dari hukum kekekalan energi tersebut kita mendapat formulasi mengenai energi (E)
sebagai berikut:
-
8/18/2019 Muhammad Galih Utomo_1406533554_Jumat Siang_Grup 10 A_Calori Work (KR02)
3/26
3
E awal = E akhir
Salah satu jenis energi yang mempunyai peran yang besar di dalam kehidupan
manusia pada zaman modern ini adalah energi listrik. Segala sesuatu yang memudahkan
pekerjaan manusia sekarang membutuhkan listrik sebagai energi utamanya. Misalnya bor
listrik yang menggunakan energi listrik untuk diubah menjadi energi gerak sehingga
menghasilkan putaran mata bor untuk melubangi suatu benda.
Satuan dari tegangan listrik disebut Volt (V) dengan alat ukuranya Voltmeter.
Selain tegangan ada juga kuat arus listrik dengan satuan Ampere (A) dan alat ukurnya
Amperemeter. Kemudian ada juga hambatan listrik yang satuannya Ohm (Ω) dengan alat
ukur Ohmmeter. Gabungan dari ketiga alat ukur tersebut disebut multimeter (avometer)
yang dapat mengukur ketiga satuan tersebut sekaligus. Yang terakhir adalah satuan daya
listrik, yaitu Watt (W) yang merupakan satuan energi listrik setiap detik.
Hubungan dari satuan-satuan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:
W = P.t
Dengan P = V.I dan V = I .R , maka persamaan yang dihasilkan adalah sebagai
berikut:
W = V.I .t
W = I .R.I .t
Keterangan:
W = energi listrik (J)
P = daya listrik (W)
V = tegangan listrik (V)
I = kuat arus listrik (A)
R = hambatan (Ω)
t = waktu (s)
Energi listrik banyak digunakan untuk diubah menjadi bentuk energi lainnya,
salah satunya adalah energi panas. Contoh alat yang menggunakan prinsip pengubahan
energi listrik menjadi kalor adalah setrika. Energi panas atau kalor adalah suatu energi yang
dimiliki oleh suatu benda karena suhunya. Secara umum hal yang dilakukan untuk
mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu
-
8/18/2019 Muhammad Galih Utomo_1406533554_Jumat Siang_Grup 10 A_Calori Work (KR02)
4/26
4
benda tersebut. Jika suhu dari benda tersebut tinggi, maka kalor yang dikandung oleh benda
tersebut jugalah besar. Begitu juga sebaliknya, jika suhu benda tersebut rendah maka kalor
yang dikandung oleh benda tersebut jugalah sedikit.
Dari percobaan-percobaan yang sering dilakukan untuk mengetahui besar kecilnyakalor yang dibutuhkan suatu benda atau zat, didapat hasil dimana besar kecilnya kalor
tersebut dipengaruhi oleh 3 faktor sebagai berikut:
1. Massa zat
2. Jenis zat (kalor jenis dari zat itu sendiri)
3. Perubahan suhu
sehingga secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
Q = m.c.(T2 – T1 )
Keterangan:
Q = kalor yang dibutuhkan/dihasilkan (J)
m = massa benda tersebut (kg)
c = kalor jenis benda tersebut (J/kgOC)
(T2 – T1 ) = perubahan suhu yang biasa disimbolkan dengan ΔT (OC)
Sebagai bagian dari energi, kalor dapat dibagi lagi menjadi 2 jenis yaitu kalor yang
digunakan untuk menaikkan suhu dan kalor yang digunakan untuk mengubah wujud atau
yang dapat disebut juga kalor laten. Kalor laten juga dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu
kalor uap dan kalor lebur yang masing-masing dapat dibuat menjadi suatu persamaan
matematis sebagai berikut:
Q = m.U
Q = m.L
Keterangan:
Q =kalor yang dibutuhkan/dihasilkan (J)
m = massa benda tersebut (kg)
U = kalor uap (J/kg)
L = kalor lebur (J/kg)
-
8/18/2019 Muhammad Galih Utomo_1406533554_Jumat Siang_Grup 10 A_Calori Work (KR02)
5/26
5
Berdasarkan hukum kekekalan energi, besarnya energi listrik yang diubah atau
diserap sama dengan besar kalor yang akan dihasilkan. Sehingga secara matematis dapat
dirumuskan sebagai berikut :
W = Q
Keterangan:
W = energi listrik yang diubah/diserap (J)
Q = kalor yang dihasilkan (J)
Dengan menggunakan persamaan/rumus yang telah kita formulasikan sebelumnya
maka akan diperoleh persamaan :
V.I.t = m.c.(T2 – T1)
Keterangan:
V = tegangan listrik (V)
I = kuat arus listrik (A)
t = waktu (s)
m = massa benda tersebut (kg)
c = kalor jenis benda tersebut (J/kgOC)
(T2 – T1 ) = perubahan suhu yang biasa disimbolkan dengan ΔT (OC)
Di dalam hubungan energi listrik dengan energi kalor, akan terjadi perubahan suhu
dan wujud yang erat kaitannya dengan kalor. Fenomena ini dibahas secara terperinci oleh
Asas Black, dimana apabila ada dua benda yang suhunya berbeda kemudian kedua benda
tersebut disatukan atau dicampur maka akan terjadi aliran kalor dari benda yang bersuhu
tinggi menuju benda yang bersuhu lebih rendah. Aliran ini akan berhenti sampai terjadi
keseimbangan termal (suhu kedua benda yang dicampurkan telah sama). Secara matematis
Asas Black dapat dirumuskan sebagai berikut:
Qlepas = Qterima
m1.c1.(T1 – Ta) = m2.c2.(Ta – T2)
-
8/18/2019 Muhammad Galih Utomo_1406533554_Jumat Siang_Grup 10 A_Calori Work (KR02)
6/26
6
Keterangan:
m1 = massa benda pertama (kg)
m2 = massa benda kedua (kg)
c1 = kalor jenis benda pertama (J/kgOC)
c2 = kalor jenis benda kedua (J/kgOC)
Ta = suhu seimbang (OC)
T1 = suhu benda pertama (OC)
T2 = suhu benda kedua (OC)
Percobaan calori work ini dilakukan untuk mengetahui nilai kapasitas kalor suatu
kawat konduktor. Kapasitas kalor itu sendiri adalah banyaknya kalor yang diperluklan
untuk menaikkan suhu benda sebesar 1OC yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
H = Q/(T2 – T1 )
Keterangan:
H = kapasitas kalor (J/oC)
Q = kalor yang diperlukan (J)
(T2 – T1 ) = perubahan suhu yang biasa disimbolkan dengan ΔT (OC)
Lain halnya dengan kapasitas kalor, suatu benda jugalah mempunyai kalor jenis,
bilamana kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikan suhu 1 kg
zat sebesar 1OC. alat yang digunakan untuk menentukan besarnya kalor jenis suatu zat
adalah calorimeter. Persamaan kalor jenis adalah sebagai berikut:
c = Q/m.(T2 – T1)
Keterangan:
c = kalor jenis benda tersebut (J/kgOC)
Q = kalor yang diperlukan (J)
m = massa benda tersebut (kg)
(T2 – T1 ) = perubahan suhu yang biasa disimbolkan dengan ΔT (OC)
-
8/18/2019 Muhammad Galih Utomo_1406533554_Jumat Siang_Grup 10 A_Calori Work (KR02)
7/26
7
Berikut ini disediakan tabel yang berisi daftar kalor jenis beberapa zat:
Bila kedua persamaan kapasitas kalor dan kalor jenis diatas dihubungkan maka akan
terbentuk suatu persamaan baru sebagai berikut:
H = m.c
Keterangan:
H = kapasitas kalor (J/oC)
m = massa benda tersebut (kg)
c = kalor jenis benda tersebut (J/kgOC)
Kapasitas panas bersifat ekstensif yang berarti bahwa jumlahnya tergantung dari
besarnya sampel yang diambil, misalnya untuk menaikan suhu 1 gram air sebesar 100C
diperlukan 4,18 Joule, namun untuk menaikkan suhu 100 gram air sebesar 100C diperlukan
energi 100 kali lebih banyak yaitu sekitar 218 Joule. Sehingga 1 gram sampel tersebut
mempunyai kapasitas panas sebesar 4,18 Joule/0C sedangkan 100 gram sampel mempunyai
kapasitas panas sebesar 418 Joule/0C.
Percobaan calori work dilakukan dengan melilitkan sebuah kawat pada sensor
temperatur. Kawat tersebut kemudian dialiri arus listrik sehingga mendisipasikan energi
kalor. Perubahan temperatur yang terjadi akan diamati sensor kemudian dicatat oleh sistem
-
8/18/2019 Muhammad Galih Utomo_1406533554_Jumat Siang_Grup 10 A_Calori Work (KR02)
8/26
8
instrumentasi. Tegangan yang diberikan ke kawat dapat diubah sehingga perubahan
temperatur dapat bervariasi tergantung tegangan yang diberikan.
IV.
Cara Kerja
1.
Mengaktifkan web cam dengan cara meng”klik” icon video yang terdapat pada
halaman web r-Lab.
2. Memberikan tegangan sebesar V0 ke kawat konduktor.
3. Menghidupkan power supply dengan meng’klik’ radio button disebelahnya.
4. Mengambil data perubahan temperatur, tegangan dan arus listrik pada kawat
konduktor tiap 1 detik selama 10 detik dengan cara meng’klik’ icon “ukur”.
5. Memperhatikan temperatur kawat yang terlihat di web cam, menunggu hingga
mendekati temperatur awal saat diberikan V0.
6. Mengulangi langkah 2 hingga 5 untuk tegangan V1, V2, dan V3.
Gambar Susunan Alat Percobaan Calori Work
V.
Data Pengamatan
Tabel Data Percobaan Calori Work
Tegangan V0
No. Waktu (s) Arus Listrik
(mA)
Tegangan (V) Temperatur
(o
C)1 3 23.84 0.00 20.6
2 6 23.84 0.00 20.6
3 9 23.84 0.00 20.6
4 12 23.84 0.00 20.6
5 15 23.84 0.00 20.6
6 18 23.84 0.00 20.6
7 21 23.84 0.00 20.6
-
8/18/2019 Muhammad Galih Utomo_1406533554_Jumat Siang_Grup 10 A_Calori Work (KR02)
9/26
9
8 24 23.84 0.00 20.7
9 27 23.84 0.00 20.7
10 30 23.84 0.00 20.7
Tegangan V1
No. Waktu (s) Arus Listrik(mA)
Tegangan (V) Temperatur(oC)
1 3 35.13 0.65 20.6
2 6 35.13 0.65 20.7
3 9 35.13 0.65 20.9
4 12 35.25 0.65 21.1
5 15 35.13 0.65 21.3
6 18 35.13 0.65 21.4
7 21 35.13 0.65 21.6
8 24 35.13 0.65 21.7
9 27 35.13 0.65 21.8
10 30 35.13 0.65 21.9
Tegangan V2
No. Waktu (s) Arus Listrik
(mA)
Tegangan (V) Temperatur
(oC)
1 3 51.10 1.56 21.8
2 6 51.10 1.56 22.1
3 9 51.10 1.57 22.9
4 12 51.10 1.57 23.9
5 15 51.10 1.57 24.8
6 18 51.10 1.57 25.6
7 21 51.10 1.57 26.3
8 24 51.10 1.57 27.0
9 27 51.10 1.57 27.6
10 30 51.10 1.57 28.1
Tegangan V3
No. Waktu (s) Arus Listrik
(mA)
Tegangan (V) Temperatur
(oC)
1 3 42.09 1.05 28.1
2 6 42.09 1.05 27.6
3 9 42.09 1.05 27.44 12 42.09 1.05 27.4
5 15 42.09 1.05 27.4
6 18 42.09 1.05 27.4
7 21 42.09 1.05 27.4
8 24 42.09 1.05 27.4
9 27 42.09 1.05 27.4
10 30 42.09 1.05 27.4
-
8/18/2019 Muhammad Galih Utomo_1406533554_Jumat Siang_Grup 10 A_Calori Work (KR02)
10/26
10
VI. Pengolahan Data
Percobaan calori work ini dilakukan dengan mengubah-ubah tegangan yang ada
menggunakan 4 variasi tegangan yang nilainya berbeda satu dengan yang lain, yaitu V0,
V1, V2, dan V3. Sehingga dari percobaan tersebut kita akan mendapatkan data-data yang
dapat kita olah menjadi grafik. Grafik tersebut merupakan grafik hubungan antara
temperatur dengan waktu untuk setiap tegangan yang diberikan ke kawat konduktor. Selain
itu, kita juga akan mendapatkan perhitungan yang akan menghasilkan nilai c atau kalor
jenis sehingga kita dapat menentukan jenis kawat konduktor yang digunakan dalam
percobaan ini.
1. Pada saat tegangan V0 ( V = 0 volt)
No. Waktu (s) Arus Listrik
(mA)
Tegangan (V) Temperatur (oC)
1 3 23.84 0.00 20.6
2 6 23.84 0.00 20.6
3 9 23.84 0.00 20.6
4 12 23.84 0.00 20.6
5 15 23.84 0.00 20.6
6 18 23.84 0.00 20.6
7 21 23.84 0.00 20.6
8 24 23.84 0.00 20.7
9 27 23.84 0.00 20.710 30 23.84 0.00 20.7
Untuk mendapatkan grafik hubungan antara temperatur dengan waktu yang
diinginkan, maka data yang digunakan adalah sebagai berikut:
Waktu (s) Temperatur (oC)
3 20,6
6 20,6
9 20,6
12 20,6
15 20,618 20,6
21 20,6
24 20,7
27 20,7
30 20,7
-
8/18/2019 Muhammad Galih Utomo_1406533554_Jumat Siang_Grup 10 A_Calori Work (KR02)
11/26
11
Dengan demikian, berikut adalah grafik hubungan antara temperatur dengan
waktu pada saat tegangan yang digunakan adalah V0 (V = 0 volt):
2. Pada saat tegangan V1 ( V = 0.65 volt)
No. Waktu (s) Arus Listrik
(mA)
Tegangan (V) Temperatur (oC)
1 3 35.13 0.65 20.6
2 6 35.13 0.65 20.73 9 35.13 0.65 20.9
4 12 35.25 0.65 21.1
5 15 35.13 0.65 21.3
6 18 35.13 0.65 21.4
7 21 35.13 0.65 21.6
8 24 35.13 0.65 21.7
9 27 35.13 0.65 21.8
10 30 35.13 0.65 21.9
Untuk mendapatkan grafik hubungan antara temperatur dengan waktu yang
diinginkan, maka data yang digunakan adalah sebagai berikut:
y = 0.0127x + 20.56
20.5
20.55
20.6
20.65
20.7
20.75
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
T e m p e r a t u r ( T )
Waktu (s)
Hubungan antara Temperatur dengan Waktu
Temperatur (oC) Linear (Temperatur (oC))
-
8/18/2019 Muhammad Galih Utomo_1406533554_Jumat Siang_Grup 10 A_Calori Work (KR02)
12/26
12
Dengan demikian, berikut adalah grafik hubungan antara temperatur dengan
waktu pada saat tegangan yang digunakan adalah V1 (V = 0.65 volt):
y = 0.1515x + 20.467
19.5
20
20.5
21
21.5
22
22.5
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
T e m p e r a t u r ( T )
Waktu (s)
Hubungan antara Temperatur dengan Waktu
Temperatur (oC)
Linear (Temperatur (oC))
Waktu (s) Temperatur (oC)
3 20,6
6 20,7
9 20,9
12 21,1
15 21,318 21,4
21 21,6
24 21,7
27 21,8
30 21,9
-
8/18/2019 Muhammad Galih Utomo_1406533554_Jumat Siang_Grup 10 A_Calori Work (KR02)
13/26
13
3. Pada saat tegangan V2 ( V = 1.57 volt)
No. Waktu (s) Arus Listrik(mA)
Tegangan (V) Temperatur (o
C)
1 3 51.10 1.56 21.8
2 6 51.10 1.56 22.1
3 9 51.10 1.57 22.9
4 12 51.10 1.57 23.9
5 15 51.10 1.57 24.8
6 18 51.10 1.57 25.6
7 21 51.10 1.57 26.3
8 24 51.10 1.57 27.0
9 27 51.10 1.57 27.6
10 30 51.10 1.57 28.1
Untuk mendapatkan grafik hubungan antara temperatur dengan waktu yang
diinginkan, maka data yang digunakan adalah sebagai berikut:
Dengan demikian, berikut adalah grafik hubungan antara temperatur dengan waktu
pada saat tegangan yang digunakan adalah V2 (V = 1.57 volt):
Waktu (s) Temperatur (oC)
3 21,8
6 22,1
9 22,9
12 23,9
15 24,8
18 25,621 26,3
24 27,0
27 27,6
30 28,1
-
8/18/2019 Muhammad Galih Utomo_1406533554_Jumat Siang_Grup 10 A_Calori Work (KR02)
14/26
14
4.
Pada saat tegangan V3 ( V = 1.05 volt)
No. Waktu (s) Arus Listrik
(mA)
Tegangan (V) Temperatur (oC)
1 3 42.09 1.05 28.1
2 6 42.09 1.05 27.6
3 9 42.09 1.05 27.4
4 12 42.09 1.05 27.4
5 15 42.09 1.05 27.4
6 18 42.09 1.05 27.4
7 21 42.09 1.05 27.48 24 42.09 1.05 27.4
9 27 42.09 1.05 27.4
10 30 42.09 1.05 27.4
Untuk mendapatkan grafik hubungan antara temperatur dengan waktu yang
diinginkan, maka data yang digunakan adalah sebagai berikut:
y = 0.7497x + 20.887
0
5
10
15
20
25
30
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
T e m p e r a t u r ( T
)
Waktu (s)
Hubungan antara Temperatur dengan Waktu
Temperatur (oC)
Linear (Temperatur (oC))
Waktu (s) Temperatur (oC)
3 28,1
6 27,6
9 27,4
12 27,4
15 27,4
18 27,4
21 27,4
24 27,4
27 27,4
30 27,4
-
8/18/2019 Muhammad Galih Utomo_1406533554_Jumat Siang_Grup 10 A_Calori Work (KR02)
15/26
15
Dengan demikian, berikut adalah grafik hubungan antara temperatur dengan
waktu pada saat tegangan yang digunakan adalah V3 (V = 1.05 volt):
Menentukan kapasitas kalor dari kawat konduktor yang digunakan di dalam
percobaan
Pada percobaan calori work ini, terjadi perubahan energi dari energi listrikmenjadi energi kalor yang ditandai dengan terjadinya perubahan suhu. Dengan
menggunakan hukum kekekalan energi, besar kalor jenis maupun besar kapasitas kalor
kawat konduktor pada tegangan V0, V1, V2, dan V3 dapat kita ketahui dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut:
m . c . ΔT = V . I . t
sehingga persamaan akhir untuk mencari kalor jenis adalah
c =..
.∆
kemudian disubstitusikan ke dalam persamaan:
H = m.c
Sehingga persamaan untuk mencari kapasitas kalor dari konduktor yang
digunakan adalah:
y = -0.0467x + 27.747
26.8
27
27.2
27.4
27.6
27.8
28
28.2
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
T e m p e r a t u r ( T )
Waktu (s)
Hubungan antara Temperatur dengan Waktu
Temperatur (oC) Linear (Temperatur (oC))
-
8/18/2019 Muhammad Galih Utomo_1406533554_Jumat Siang_Grup 10 A_Calori Work (KR02)
16/26
16
H =..
∆
di mana massa kawat konduktor sebesar 0,002 kg dan temperatur awal adalah 20,6oC.
1. Pada saat tengangan V0
Kalor jenis rata-rata = 0 J/kg 0C
Kapasitas kalor rata-rata = 0 J/ 0C
2. Pada saat tengangan V1
No. Waktu(s)
ArusListrik
(mA)
Tegangan(V)
Temperatur(oC)
Perubahan Suhu(oC)
KalorJenis
(J/kgoC)
KapasitasKalor (J/oC)
1 3,00 35,13 0,65 20,60 0,00 0,00 0,00
2 6,00 35,13 0,65 20,70 0,10 685,04 1,37
3 9,00 35,13 0,65 20,90 0,30 342,52 0,69
4 12,00 35,25 0,65 21,10 0,50 274,95 0,55
5 15,00 35,13 0,65 21,30 0,70 244,66 0,49
6 18,00 35,13 0,65 21,40 0,80 256,89 0,51
7 21,00 35,13 0,65 21,60 1,00 239,76 0,48
8 24,00 35,13 0,65 21,70 1,10 249,10 0,50
9 27,00 35,13 0,65 21,80 1,20 256,89 0,51
10 30,00 35,13 0,65 21,90 1,30 263,48 0,53
Kalor jenis rata-rata = 281,33 J/kg 0C
Kapasitas kalor rata-rata = 0,56 J/ 0C
No. Waktu(s)
Arus
Listrik
(mA)
Tegangan
(V)
Temperatur
(oC) Perubahan
Suhu (oC) Kalor Jenis
(J/kgoC) Kapasitas
Kalor
(J/oC)
1 3 23.84 0.00 20.6 0 0 0
2 6 23.84 0.00 20.6 0 0 0
3 9 23.84 0.00 20.6 0 0 0
4 12 23.84 0.00 20.6 0 0 0
5 15 23.84 0.00 20.6 0 0 0
6 18 23.84 0.00 20.6 0 0 07 21 23.84 0.00 20.6 0 0 0
8 24 23.84 0.00 20.7 0,1 0 0
9 27 23.84 0.00 20.7 0,1 0 0
10 30 23.84 0.00 20.7 0,1 0 0
-
8/18/2019 Muhammad Galih Utomo_1406533554_Jumat Siang_Grup 10 A_Calori Work (KR02)
17/26
17
3. Pada saat tengangan V2
No. Waktu
(s)
Arus
Listrik
(mA)
Tegangan
(V)
Temperatur
(oC)
Perubahan
Suhu (oC)
Kalor
Jenis
(J/kgoC)
Kapasitas
Kalor (J/oC)
1 3,00 51,10 1,56 21,80 1,20 0,00 0,00
2 6,00 51,10 1,56 22,10 1,50 159,43 0,32
3 9,00 51,10 1,57 22,9 2,30 156,97 0,31
4 12,00 51,10 1,57 23,9 3,30 145,87 0,29
5 15,00 51,10 1,57 24,8 4,20 143,26 0,29
6 18,00 51,10 1,57 25,6 5,00 144,41 0,29
7 21,00 51,10 1,57 26,3 5,70 147,79 0,30
8 24,00 51,10 1,57 27 6,40 150,43 0,309 27,00 51,10 1,57 27,6 7,00 154,72 0,31
10 30,00 51,10 1,57 28,1 7,50 160,45 0,32
Kalor jenis rata-rata = 146,30 J/kg 0C
Kapasitas kalor rata-rata = 0,29 J/ 0C
4. Pada saat tengangan V3
No. Waktu
(s)
Arus
Listrik
(mA)
Tegangan
(V)
Temperatur
(oC)
Perubahan
Suhu (oC)
Kalor
Jenis
(J/kgoC)
Kapasitas
Kalor (J/oC)
1 3 41,98 1,05 28.1 8,70 0,00 0,00
2 6 41,98 1,05 27.6 8,50 15,56 0,03
3 9 41,98 1,05 27.4 8,70 22,80 0,05
4 12 41,98 1,05 27.4 8,80 30,05 0,06
5 15 41,98 1,05 27.4 9,00 36,73 0,07
6 18 41,98 1,05 27.4 9,20 43,12 0,09
7 21 41,98 1,05 27.4 9,40 49,24 0,10
8 24 41,98 1,05 27.4 9,50 55,68 0,11
9 27 41,98 1,05 27.4 9,70 61,35 0,12
10 30 41,98 1,05 27.4 9,80 67,47 0,13
Kalor jenis rata-rata = 53,47 J/kg 0C
Kapasitas kalor rata-rata = 0,11 J/ 0C
-
8/18/2019 Muhammad Galih Utomo_1406533554_Jumat Siang_Grup 10 A_Calori Work (KR02)
18/26
18
Jenis kawat konduktor yang digunakan
Jenis konduktor yang digunakan pada percobaan ini dapat diketahui melalui
nilai kapasitas kalor ataupun kalor jenis yang telah diperoleh pada perhitungan
sebelumnya. Karena ada tiga nilai kapasitas kalor dan kalor jenis untuk tiga tegangan
yang berbeda. Untuk menentukan kalor jenis konduktor tersebut, maka kita merata-
ratakan ketiga kalor jenis yang didapat. Dari ketiga percobaan diatas, maka nilai rata-
rata dari kalor jenis dan kapasitas kalor dari kawat konduktor yang digunakan adalah:
crata-rata = (c1+c2+c3)/3
= (281,33 + 146,30 + 53,47) / 3
= 160,3654084 J/kg0C
Hrata-rata = (H1+H2+H3)/3
= (0.56 + 0,29 + 0,11) / 3
= 0,320730817 J/0C
Nilai kapasitas kalor rata-rata dan kalor jenis rata-rata ini, kemudian
dibandingkan dengan informasi pada literatur yang terdapat pada landasan teori.
Setelah dibandingkan, nilai kalor jenis yang paling sesuai dan nilainya mendekati hasil
yang praktikan dapat adalah konduktor jenis timah hitam (130 J/kgoC). Jadi, dapat
dikatakan bahwa kawat konduktor yang digunakan pada percobaan ini ialah jenis
timah hitam. Sedangkan kesalahan literature dari data yang didapatkan dari percobaan
tersebut dapat dicari dengan:
Kesalahan literatur =160,3654084 −
100%= 23,35%
VII.
Analisis
1. Analisis Percobaan
Percobaan KR-02 yang berjudul Calori Work ini menggunakan fasilitas
Remote Laboratory (R-Lab) yang memanfaatkan komputer untuk mengakses
www.sitrampil.ui.ac.id. Fasilitas ini memudahkan mahasiswa untuk melakukan
praktikum secara online yang dapat dilakukan di manapun asalkan tersedia
komputer yang terhubung dengan internet. Komputer yang digunakan untuk
http://www.sitrampil.ui.ac.id/http://www.sitrampil.ui.ac.id/
-
8/18/2019 Muhammad Galih Utomo_1406533554_Jumat Siang_Grup 10 A_Calori Work (KR02)
19/26
19
menlakukan praktikum haruslah dilengkapi perangkat lunak Java Runtime
Environment (JRE) untuk dapat melihat video simulasi dari percobaan yang kita
lakukan secara online.
Praktikan yang melakukan percobaan harus sudah login terlebih dahulu padae-Laboratory di situs sitrampil. Kemudian praktikan mengakses link menuju R-Lab
terkait Percobaan KR-02 Calori Work. Setelah itu praktikan harus mengisi
username dan password pada link tersebut.
Setelah terhubung dengan percobaan terkait, praktikan harus mengklik icon
video untuk mengaktifkan webcam yang memunculkan gambar alat percobaan
beserta simulasi dari percobaan terkait. Selanjutnya praktikan akan memulai
percobaan dengan mengubah-ubah tegangan sebagai variabel bebas pada
percobaan terkait. Percobaan diawali dengan V0, diikuti V1, V2, dan V3. Setiap
kali praktikan mengubah tegangan, langkah berikutnya adalah menyalakan power
supply. Dalam percobaan terkait praktikan harus mengambil data perubahan suhu,
tegangan dan arus listrik pada kawat konduktor setiap 1 detik selama 10 detik
dengan mengklik tombol “ukur”.
Dengan adanya tegangan yang diberikan pada konduktor, suhu berubah
secara perlahan-lahan. Dalam percobaan ini, setiap perubahan suhu saat tegangan
dicatat selama 30 detik dengan selang 3 detik sekali sehingga dalam setiap nilai
tegangan terdapat sepuluh macam nilai temperatur dan sepuluh macam nilai arus
yang sesuai dengan waktu yang digunakan.
Saat tegangan diberikan pada kawat konduktor, akan terjadi perubahan
bentuk energi dari energi listrik menjadi energi panas. Saat sumber energi baterai
diberi tegangan, elektron-elektron pada logam akan bergerak dan menimbulkan
aliran listrik yang disebut arus listrik. Aliran elektron akan melintasi filamen yang
menghantarkan arus listrik yang disebut konduktor. Pada konduktor sendiri, telah
terpasang termometer, voltmeter dan amperemeter. Voltmeter dirangkai secara
paralel, sedangkan amperemeter dirangkai seri.
Adanya aliran elektron yang sesuai dengan arah arus listrik akan
menggerakkan jarum penunjuk pada voltmeter dan amperemeter. Banyaknya
elektron yang mengalir akan menyebabkan filamen menjadi semakin panas.
-
8/18/2019 Muhammad Galih Utomo_1406533554_Jumat Siang_Grup 10 A_Calori Work (KR02)
20/26
20
Kenaikan suhu pada filamen dapat diukur dengan termometer. Jadi, tegangan akan
menyebabkan sistem mengalami kenaikan suhu.
Data yang diperoleh dari percobaan terkait kemudian akan terekam oleh
sistem R-Lab dan dapat diakses setelah percobaan selesai. Data percobaan akan
terekam dalam format microsoft excel , tersedia dalam bentuk tabel dan grafik yang
dapat diunduh oleh praktikan setelah percobaan selesai.
2. Analisis Hasil Percobaan
Dari percobaan yang dilakukan, praktikan akan mendapatkan nilai perubahan
suhu yang terjadi, kalor jenis, dan kapasitas kalor dari kawat konduktor yang
kemudian dapat ditentukan jenisnya dari rata-rata besar kalor jenisnya. Percobaan
ini menggunakan 4 variasi tegangan sehingga praktikan akan mendapatkan 4
variasi data dengan perubahan temperatur yang berbeda-beda berdasarkan tegangan
yang digunakan dalam 30 detik dengan selang 3 detik.
Percobaan pertama dilakukan dengan besar tegangan 0 volt, didapatkan
perubahan suhu yang sangat kecil (dalam percobaan yang dilakukan hanya terdapat
perubahan sebesar 0.1oC). Hal ini disebabkan pada saat tidak ada tegangan yang
diberikan maka tidak ada energi yang membuat elektron-elektron pada kawatkonduktor tidak mengalami pergerakan sehingga tidak menimbulkan arus listrik
pada filamen, maka tidak ada kenaikan suhu yang signifikan. Perubahan kecil pada
suhu tersebut disebabkan suhu sistem lebih rendah daripada suhu lingkungan,
sehingga terjadi perubahan pada sistem
Percobaan kedua dilakukan dengan besar tegangan 0.65 volt, didapatkan
perubahan suhu yang cukup jelas. Suhu awal yang tercatat adalah sebesar 20,6oC
dan suhu akhir yang tercatat pada detik ke-30 adalah sebesar 21,9oC. Dari
perhitungan yang dilakukan, maka diketahui bahwa besar kalor jenisnya adalah
281,33 J/kg 0C dan kapasitas kalornya adalah 0,56 J/ 0C.
Percobaan ketiga dilakukan dengan besar tegangan 1.57 volt, didapatkan
perubahan suhu yang signifikan. Suhu awal yang tercatat adalah sebesar 21,8oC dan
suhu akhir yang tercatat pada detik ke-30 adalah sebesar 28,1oC. Dari perhitungan
-
8/18/2019 Muhammad Galih Utomo_1406533554_Jumat Siang_Grup 10 A_Calori Work (KR02)
21/26
21
yang dilakukan, maka diketahui bahwa besar kalor jenisnya adalah 146,30 J/kg 0C
dan kapasitas kalornya adalah 0,29 J/ 0C.
Percobaan terakhir dilakukan dengan besar tegangan 1.05 volt, didapatkan
perubahan suhu yang cukup signifikan. Di mana pada detik ketiga sampai keenam
suhu turun dari 28,1oC ke 27,4 oC akibat tegangan yang digunakan diturunkan dari
sebelumnya 1,57 volt ke 1,05 volt. Namun selanjutnya setelah turun suhu tetap
stabil dan belum terlihat penaikan suhu sampai detik ke-30. Pada percobaan
terakhir ini suhu awal yang tercatat adalah sebesar 28,1oC dan suhu akhir yang
tercatat pada detik ke-30 adalah sebesar 27,4oC. Dari perhitungan yang dilakukan,
maka diketahui bahwa besar kalor jenisnya adalah 53,47 J/kg 0C dan kapasitas
kalornya adalah 0,11 J/ 0C.
Dengan mengamati perubahan suhu yang dialami oleh sistem, dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi tegangan yang diberikan kepada kawat
konduktor, akan semakin tinggi pula kenaikan suhu yang terjadi. Hal ini terjadi
karena dengan memperbesar tegangan yang diberikan, berarti memperbesar juga
energi listrik tersebut menurut persamaan W = V.I.t. Dengan energi listrik yang
lebih besar akan menyebabkan elektron pada kawat konduktor bergerak semakin
cepat dan menimbulkan kenaikan suhu pada sistem.
Dari keempat kalor jenis dan kapasitas kalor yang ada, dapat diperoleh kalor
jenis rata-rata dan kapasitas kalor rata-rata dari kawat konduktor yang digunakan
yaitu sebesar 151,9531893 J/kg0C dan 0,303906379 J/0C. Dari kalor jenis rata-rata
yang didapatkan dari perhitungan data percobaan maka kita dapat menentukan jenis
kawat konduktor yang digunakan pada percobaan, dengan membandingkan kalor
jenis rata-rata yang didapatkan dengan daftar kalor jenis yang ada di bagian dasar
teori. Percobaan ini menggunakan kawat konduktor merupakan jenis timah hitam
dengan kalor jenis 130 J/kgoC dengan kesalahan literature sebesar 23,35%
3. Analisis Grafik
Di dalam percobaan calorie works terdapat 4 buah grafik yang dapat dibuat
sebagai akibat adanya variasi pada tegangan yang diberikan. Keempat grafik ini
menunjukkan hubungan antara temperatur dengan waktu.
-
8/18/2019 Muhammad Galih Utomo_1406533554_Jumat Siang_Grup 10 A_Calori Work (KR02)
22/26
22
Pada grafik pertama, tegangan yang diberikan kepada rangkaian adalah 0
volt, namun karena adanya perbedaan suhu rangkaian dengan suhu lingkungan
maka mengakibatkan terjadinya penyesuaian suhu rangkaian sehingga suhu
bertambah dalam jumlah yang sangat kecil. Dengan cara memplot hubungan
temperatur dengan waktu maka kita akan mendapatkan suatu persamaan garis yaitu
y = 0.0127x + 20.56.
Pada grafik kedua, tegangan yang diberikan kepada rangkaian adalah 0,65
volt. Saat tegangan itu diberikan terjadi perubahan suhu yang cukup jelas. Suhu
awal yang tercatat adalah sebesar 20.6oC dan suhu akhir yang tercatat pada detik
ke-30 adalah sebesar 21,9oC. Dengan cara memplot hubungan temperatur dengan
waktu maka kita akan mendapatkan suatu persamaan garis yaitu y = 0.1515x +
20.467.
Pada grafik ketiga dimana tegangan yang diberikan kepada rangkaian
adalah 1,57 volt. Saat tegangan itu diberikan terjadi perubahan suhu yang
signifikan. Suhu awal yang tercatat adalah sebesar 21.8oC dan suhu akhir yang
tercatat pada detik ke-30 adalah sebesar 28,1oC. Dengan cara memplot hubungan
temperatur dengan waktu maka kita akan mendapatkan suatu persamaan garis yaitu
y = 0.7497x + 20.887.
Pada grafik terakhir, tegangan yang diberikan kepada rangkaian adalah 1,05
volt. Saat tegangan itu diberikan terjadi penurunan suhu karena dikuranginya
tegangan dari yang sebelumnya 1,57 volt ke 1,05 volt, di mana selanjutnya suhu
tetap stabil dan belum mengalami peningkatan kembali di tegangan 1,05 volt
sampai percobaan berakhir. Suhu awal yang tercatat adalah sebesar 28.1oC dan
suhu akhir yang tercatat pada detik ke-30 adalah sebesar 27.4oC. Dengan cara
memplot hubungan temperatur dengan waktu maka kita akan mendapatkan suatu
persamaan garis yaitu y = -0.0467x + 27.747.
-
8/18/2019 Muhammad Galih Utomo_1406533554_Jumat Siang_Grup 10 A_Calori Work (KR02)
23/26
23
4. Analisis Kesalahan
Dalam percobaan ini, data tentang temperatur yang diperoleh ternyata
berbeda-beda pada setiap tegangan yang diberikan. Kesalahan-kesalahan yang
mungkin dapat terjadi pada saat percobaan ini adalah : Karena praktikum adalah online atau perangkat elektronik yang digunakan
tidak berfungsi dengan baik, maka kita tidak dapat melihat secara keseluruhan
kesalahan yang dapat terjadi.
Kesalahan dalam perhitungan, misalnya dalam hal pembulatan angka. Adanya
pembulatan angka pasti akan menyebabkan adanya ketidakpastian.
Alat-alat praktikum yang tidak dikalibrasikan sebelumnya, sehingga data
mengenai arus dan tegangan yang diperoleh tiap detik untuk kecepatan angin
yang sama menjadi bervariasi.
VIII.
Kesimpulan
Mekanisme perubahan energi listrik menjadi kalor adalah sesuai dengan Hukum
Kekekalan Energi.
Semakin besar tegangan yang diberikan, maka perubahan suhu yang terjadi akan
semakin besar. Hal ini disebabkan karena energi listrik yang diberikan semakin
besar yang akan menyebabkan pergerakan partikel semakin cepat, menimbulkan
aliran elektron pada filamen (arus listrik) dan pada akhirnya berdampak kepada
perubahan suhu di dalam rangkaian.
Besarnya kalor jenis bergantung kepada waktu, arus listrik yang mengalir,
tegangan yang diberikan, perubahan suhu, dan massa kawat konduktor yang akan
dicari kalor jenisnya. Kalor jenis yang didapatkan dari hasil perhitungan diatas
adalah 160,3654084 J/kgO
C. Besarnya kapasitas kalor bergantung kepada waktu, arus listrik yang mengalir,
tegangan yang diberikan, dan perubahan suhu tanpa dipengaruhi oleh massa
konduktor tersebut. Kapasitas kalor yang didapatkan dari hasil perhitungan diatas
adalah 0,320730817 J/OC.
-
8/18/2019 Muhammad Galih Utomo_1406533554_Jumat Siang_Grup 10 A_Calori Work (KR02)
24/26
24
Percobaan menggunakan kawat konduktor yang berbahan timah hitam yang
mempunyai kalor jenis 130 J/kgoC dengan kesalahan literature 23,35%.
IX.
Referensi
Giancoli, D.C. 2000. Physics for Scientists & Engineers. Edisi Ketiga. New Jersey:
Prentice Hall.
Halliday, D. dkk. 2011. Fundamentals of Physics. Edisi Kesembilan. New Jersey: John
Wiley & Sons, Inc.
Serway, RA. Dan Jewett, JW. 2004. Physics for Scientists & Engineers. Edisi Keenam.
California: Thomson Brooks/Cole
Tipler, PA. dan Mosca, G. 2008. Physics for Scientists & Engineers with Modern
Physics. Edisi Keenam. New York: W.H. Freeman and Company.
X. Lampiran
Tabel Data Eksperimen
No Waktu I V Temp
1 3 23.84 0.00 20.6
2 6 23.84 0.00 20.6
3 9 23.84 0.00 20.6
4 12 23.84 0.00 20.6
5 15 23.84 0.00 20.6
6 18 23.84 0.00 20.6
7 21 23.84 0.00 20.6
8 24 23.84 0.00 20.7
9 27 23.84 0.00 20.7
-
8/18/2019 Muhammad Galih Utomo_1406533554_Jumat Siang_Grup 10 A_Calori Work (KR02)
25/26
25
10 30 23.84 0.00 20.7
11 3 35.13 0.65 20.6
12 6 35.13 0.65 20.7
13 9 35.13 0.65 20.9
14 12 35.25 0.65 21.1
15 15 35.13 0.65 21.3
16 18 35.13 0.65 21.4
17 21 35.13 0.65 21.6
18 24 35.13 0.65 21.7
19 27 35.13 0.65 21.8
20 30 35.13 0.65 21.9
21 3 51.10 1.56 21.8
22 6 51.10 1.56 22.1
23 9 51.10 1.57 22.9
24 12 51.10 1.57 23.9
25 15 51.10 1.57 24.8
26 18 51.10 1.57 25.6
27 21 51.10 1.57 26.3
2824 51.10 1.57 27.0
29 27 51.10 1.57 27.6
30 30 51.10 1.57 28.1
31 3 42.09 1.05 28.1
-
8/18/2019 Muhammad Galih Utomo_1406533554_Jumat Siang_Grup 10 A_Calori Work (KR02)
26/26
32 6 42.09 1.05 27.6
33 9 42.09 1.05 27.4
34 12 42.09 1.05 27.4
35 15 42.09 1.05 27.4
36 18 42.09 1.05 27.4
37 21 42.09 1.05 27.4
38 24 42.09 1.05 27.4
3927 42.09 1.05 27.4
40 30 42.09 1.05 27.4