Mph Final Revisi Terakhir[1]
-
Upload
caca-sahani -
Category
Documents
-
view
30 -
download
1
Transcript of Mph Final Revisi Terakhir[1]
JUDUL
Tinjauan Yuridis pengangkutan bus trans jakarta terhadap tewasnya bikers
terlindas bus trans jakarta berdasarkan UU No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan
BAB I
LATAR BELAKANG
Pengangkutan merupakan peranan penting dalam lalu lintas, dimana
pengangkut mengikatkan diri untuk menyelenggarakan pengangkutan barang
atau orang dari suatu tempat ke tempat tujuan tertentu dengan selamat. Ada
beberapa macam jenis pengangkutan yaitu pengangkutan di darat,
pengangkutan di laut, dan pengangkutan di udara.
Peneliti memilih pengangkutan di darat karena lebih banyak jumlah
kecelakaan yang terjadi di darat. Yang dikarenakan beberapa faktor seperti salah
satu contoh kecelakaan pengangkutan transjakarta.
hal tersebut terjadi karena, masih kurangnya disiplin masyarakat dalam hal ini
para pengguna jalan dalam berlalu lintas. Kebanyakan dari mereka masih sering
mengabaikan peraturan yang berlaku dengan menyerobot jalur khusus bus
Transjakarta. Padahal, rambu-rambu larangan tersebut sangat jelas dan banyak
terpampang di sepanjang jalur bus Transjakarta.
Selain pengendara, kecerobohan juga sering dilakukan para pejalan kaki.
Mereka terlihat sering menyeberang sembarangan melintasi jalur busway,
padahal di lokasi tersebut sudah tersedia jembatan penyeberangan. "Masih
kurangnya kedisiplinan masyarakat dalam berlalu lintas menjadi salah satu
penyebab tingginya angka kecelakaan yang melibatkan bus Transjakarta.
Angka kecelakaan lalu lintas yang melibatkan bus Transjakarta terus
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dalam dua tahun terakhir ini saja,
merupakan jumlah tertinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya sejak
beroperasinya bus Transjakarta pada 2004 lalu.
Lonjakan kasus secara tajam terjadi mulai tahun 2008, yakni mencapai
167 kasus yang mengakibatkan 13 orang meninggal dunia dan 42 orang
mengalami luka-luka. Jumlah tersebut kembali meningkat di tahun 2009 yang
mencapai 268 kasus kecelakaan hingga Oktober. Dari jumlah itu, 12 orang
diantaranya meninggal dunia serta 36 orang lainnya mengalami luka berat.
Angka kecelakaan menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun.
Untuk itulah berbagai macam upaya terus dilakukan untuk menekan
kasus kecelakaan yang melibatkan bus Transjakarta maupun yang terjadi di jalur
bus tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan adalah, dengan pemasangan
portal elektrik pada jalur-jalur yang dianggap rawan aksi penyerobotan.
peneliti akan meneliti mengenai kecelakaan bus trans jakarta yang
menewaskan halman susandi (korban)yang sedang melintas di jalan prapatan
senen jakarta pusat.kecelakaan tersebut dikarnakan helman susandi yang
mengendarai motor memaksa menyalip bajai yang ada di depan nya yang
mengakibatkan helmi terlindas bus jakarta dan akhirnya meninggal dunia.peneliti
akan meneliti tanggung jawab pengangkut bus trans jakarta berdasarkan UU.NO
22 tahun 2009 dan peneliti mengangkat kasus di posisi Untung tak dapat diraih, mala petaka tak dapat ditolak. Mungkin itulah peribahasa yang dapat melukiskan peristiwa yang menimpa Helman Susandi, warga Bukit Cikasungka Blok AEF, 1/2, RT 04/09, Cikasungka, Solear, Tangerang, Banten, initewasdilindas bus Transjakarta yang melintas di JlPrapatan, Senen, Jakarta Pusat, Senin (3/5).
Bermaksut cepat sampai tujuan, korban berusaha menyalip bus Transjakarta, namun maut menjemputnya dengan tragis setelah kepalanya remuk dilindas bus jalur khusustersebut. Korban meninggal di saat hari ulangtahunnya yang ke-42.
Kasus kecelakaan busway yang menewaskan HelmanSusandi, sendiri akan dilimpahkan ke Polda Metro Jaya. Terlebih, selama ini kasus kecelakaan yang melibatkan busway selalu ditangani Polda Metro Jaya. Kanit Laka Lantas Polres Jakarta Pusat, AKP Rahmat Dahlizar, saat dikonfirmasi mengatakan, dilihat dari kronologisnya, kecelakaan terjadi karena kesalahan korban. Pasalnya, korban yang diduga berprofesi sebagai tukang ledeng ini memaksakan diri untuk menyalip busway dan bajaj yang berada di depanya, meskipun saat itu posisinya sudah tidak memungkinkan. “Ruang gerak korban untuk menyalip sangat sempit karena berada di antara busway dan bajaj,” ujarnya, Senin (3/5)
Untuk itu berdasarkan Pasal 77 KUHP Jo Pasal 109 (1) UU RI No 22 tahun 2009 tentang LLAJ, korban merupakan tersangka karena dinilai sebagai penyebab kecelakaan itu. Sedangkansopirbuswaybernama, Tampe Malem Barus (36), yang merupakan warga Jl.Telaga Bodas RT 04/013, Kayuringinjaya, Bekasi, Jawa Barat, hanya berstatus sebagai saksi.
Informasi yang dihimpun beritajakarta.com menyebutkan, peristiwa naas yang menimpa Helman Susan diterjadi di jalurbuswayKoridor II jurusan Pulogadung-Harmoni, tak jauh dari Markas Brimob, Jl.Prapatan, Senen, Jakarta Pusat sekitar pukul 10.30.
POKOK PERMASALAHAN
1. Apa bentuk pertanggung jawaban pihak penyelenggara trans jakarta
terhadap korban berdasarkan UU.22 tahun 2009?
2. Apa kah perbuatan itu dapat dikenal kan sanksi pidana dan siapakah
yang dapat di jatuhi sanksi pidana?
TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk menjelaskan prinsip manakah yang digunakan terhadap bikers
yang terlindas trans jakarta ?
2. Untuk menjelaskan tanggung jawab pengangkut terhadap bikers yang
terlindas bus trans jakarta ?
METODE PENELITIAN
Objek Penelitian
Tanggung jawab pengangkut dalam transportasi umum bus trans jakarta
Data dan Sumber Data
Berdasarkan jenis dan bentuknya, data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data sekunder studi kepustakaan Fakultas Hukum Universitas
Trisakti . Data sekunder digolongkan dalam dua bahan hukum, yaitu
bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.
Bahan hukum primer yaitu : undang-undang no. 22 tahun 2009 tentang
lalu lintas dan angkutan jalan. Sedangkan bahan hukum sekunder yang
digunakan meliputi tulisan-tulisan yang di akses melalui internet mengenai
kasus kecelakaan bus trans jakarta dan buku hukum dagang yang
membahas tentang pengangkutan.
Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan terhadap kasus
tersebut
Analisis Data
Metode pengolahan dan analisis data pada penelitian ini adalah dengan
metode analisis kualitatif, artinya peneliti bertujuan untuk memhami gejala
yang diteliti.
Cara mengambil kesimpulan
Pengambilan kesimpulan dengan menggunakan logika deduktif artinya
metode menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan-
pernyataan yang bersifat umum. Cara ini dilakukan dengan menganalisis
dengan mengaitkan prinsip-prinsip tanggung jawab pengangkut.
KERANGKA TEORI / KONSEPTIONAL
Penelitian ini akan menggunakan konsep dan pengertian mengenai istilah
dalam hukum pengangkutan adalah perjanjian timbal balik antara pengangkut
dengan pengirim, dimana pengangkut mengikatkan diri untuk menyelenggarakan
pengangkutan barang atau orang dari suatu tempat ke tempat tujuan tertentu
dengan selamat.
Ada beberapa prinsip-prinsip tanggung jawab dalam pengangkutan:
1. Based On Fault ( Prinsip tanggung jawab berdasarkan atas
kesalahan )
Prinsip ini diatur dalam pasal 1365 KUHPER : “Tiap
perbuatanmelanggar hukum yang membawa kerugian kepada orang lain,
mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu,
mengganti kerugian tersebut.”
Jadi, pada prinsip ini beban pembuktian ada pada pihak yang
dirugikan. Artinya pihak yang dirugikan yang harus membuktikan bahwa
kerugiannya diakibatkan oleh perbuatan melawan hukum.
2. Presumption of liability
Prinsip ini merupakan prinsip praduga bahwa pengangkut selalu
dianggap bertanggung jawab, akan tetapi pengangkut dapat
membebaskan diri dari tanggung jawabnya apabila pengangkut dapat
membuktikan bahwa:
Kerugian yang timbul disebabkan karena suatu malapetaka yang
selayaknya tidak dapat di cegah atau dihindari.
Ia telah mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menghindari
timbulnya kerugian.
Kerugian yang timbul bukan karena kesalahannya.
Kerugian yang timbul akibat dari cacat, sifat atau mutu barang yang
diangkutnya atau karena kesalahan dari penumpang sendiri.
Pembuktian yang dilakukan oleh pengangkut, didasarkan pada
adanya perjanjian pengangkutan.
3. Presumption of Non Liability
Prinsip ini merupakan prinsip praduga bahwa pengangkut selalu
tidak dianggap bertanggung jawab. Dalam arti bahwa pengangkut tidak
bertanggung jawab terhadap barang bawaan penumpang yang berada
didalam pengawasan penumpang itu sendiri.
4. Absolut atau Strict Liability
Pada prinsip ini tidak ada keharusan bagi pihak yang menderita
kerugian untuk membuktikan haknya atas kerugian. Atau bisa disebut
secara yuridis, salah atau tidak salah pengangkut harus bertanggung
jawab, jadi tidak perlu ada pembuktian lagi.
5. Limitation of Liability
Prinsip pembatasan tanggung jawab pengangkut dalam hal
pemberian ganti kerugian kepada pengguna jasa angkutan sampai jumlah
tertentu. Prinsip ini mempunyai 2 variasi yaitu :
Pembatasan tanggung jawab yang mungkin dilampaui (breakable limit)
Pembatasan tanggung jawab yang tidak mungkin dilampui (unbreakable
limit)
SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam melakukan penelitian maupun proses penyusunan dan penulisan
proposal, agar sitematis maka diperlukan suatu sistematika penyusunan.
Sistematika penyusunan ini adalah
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini, penulis memuat latar belakang, pokok
permasalahan, tujuan penelitian, metode penelitian, kerangka
konsepsional dan sistematika .
KESIMPULAN
Dengan cara deduktif,yaitu berdasarkan data yang bersifat umum (ilmu
hukum, Undang-undang, teori dan kasus bus trans jakarta) atau dibandingkan
dengan data yang bersifat khusus maka dapatlah ditarik suatu kesimpulan.
PROPOSAL
Tinjauan Yuridis pengangkutan bus trans jakarta terhadap tewasnya bikers
terlindas bus trans jakarta berdasarkan UU No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan
ANDI CANRA WIJAYA 010060001
ROSEELINY TANULINY 01006477
DARA JUWITA S 01009127
GALUH UNTUNG.swastika 01009214
LINGAR MAULANA 01009288
ACHMAD ALVIN 0101004
RAMADHANIAH INDAH P 01010270
DOSEN : DR.NATASYA YUNITA SUGIASTUTI,SH.,MH
FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA2012