Mph Bentuk Proposal

download Mph  Bentuk Proposal

of 14

description

Mph Bentuk Proposal

Transcript of Mph Bentuk Proposal

TUGAS MPH

PERJANJIAN JUAL-BELI MELALUI INTERNET

OLEH :

ANANDA SHAFA HAJJANA

D1A113022

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MATARAM

2015

A. PERJANJIAN JUAL-BELI MELALUI INTERNETB. LATAR BELAKANG Dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, telah menciptakan jenis-jenis dan peluang-peluang bisnis yang baru di mana transaksi-transaksi bisnis makin banyak dilakukan secara elektronika. Sehubungan dengan perkembangan teknologi informasi tersebut memungkinkan setiap orang dengan mudah melakukan perbuatan hukum seperti misalnya melakukan jual-beli. Perkembangan internet memang cepat dan memberi pengaruh signifikan dalam segala aspek kehidupan kita. Internet membantu kita sehingga dapat berinteraksi, berkomunikasi, bahkan melakukan perdagangan dengan orang dari segala penjuru dunia dengan murah, cepat dan mudah.

Penggunaan internet tidak hanya terbatas pada pemanfaatan informasi yang dapat diakses melalui media ini, melainkan juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan transaksi perdagangan yang sekarang di Indonesia telah mulai diperkenalkan melalui beberapa seminar dan telah mulai penggunaannya oleh beberapa perusahaan yaitu electronic commerce atau yang lebih dikenal dengan E-Commerce, yang merupakan bentuk perdagangan secara elektronik melalui media internet. E-Commerce pada dasarnya merupakan suatu kontak transaksi perdagangan antara penjual dan pembeli dengan menggunakan media internet. Jadi proses pemesanan barang dikomunikasikan melalui internet.

Keadaan seperti ini disatu sisi sangat menguntungkan pihak konsumen, karena lebih mempunyai banyak pilihan dalam mendapat kan barang dan jasa, sehingga tidak hanya memiliki pandangan didaerah dimana dia tinggal saja, tetapi di sisi lain pelanggaran akan hak-hak sebagai konsumen sangat riskan terjadi karena jenis perdagangan e-commerce ini. Maka sangatlah penting diperlukan perlindungan hukum terhadap konsumen dalam transaksi e-commercetersebut.

Perlu ditekankan bahwa e-commerce adalah rangkaian set dinamis dari suatu teknologi, aplikasi dan proses bisnis yang menghubungkanperusahaan, konsumen dan komunitas melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, jasa dan informasi yangdiselenggarakan secara elektronik.

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun mahkluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal.

Dari peristiwa ini timbullah suatu hubungan antara dua orang tersebut yang dinamakan perikatan. Perjanjian itu menerbitkan suatu perikatan antara dua orang yang membuatnya. Kunci pokok perlindungan hukum bagi konsumen adalah bahwa konsumen dan pelaku usaha saling membutuhkan. Produksi tidak ada artinya kalau tidak ada yang mengkonsumsinya dan atau mempergunakannya dan produk yang dikonsumsi secara aman dan memuaskan, pada gilirannya akan merupakan promosi gratis bagi pelaku usaha.

C. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, dapat ditarik beberapa rumusan permasalahan yang berkaitan dengan sistem transaksi E-Commerce, yaitu :1. Kapan terjadinya kesepakatan dalam transaksi jual beli melalui internet ?2. Bagaimanakah bentuk perlindungan hukum terhadap konsumen dalam transaksi jual-beli melalui internet ?D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Sehubungan dengan penulisan hukum ini, penulis melakukan penelitian yang bertujuan :

1. Untuk mengetahui bilamana kesepakatan itu terjadi dalam transaksi jual beli melalui internet ?2. Untuk mengetahui bentuk perlindungan hukum terhadap konsumen dalam transaksi jual-beli melalui internet.E. TINJAUAN PUSTAKAA. Pengertian Perjanjian Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih (Pasal 1313 BW). Menurut Subekti, perumusan perjanjian sebagai berikut bahwa: Perjanjian adalah peristiwa hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum.

Menurut Sudikno Mertokusumo, bahwa perjanjian adalah suatuhubungan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum. Maksudnya, kedua pihak tersebut sepakat untuk menentukan peraturan atau kaidah atau hak dan kewajibanyang mengikat mereka untuk ditaati dan dilaksanakan. Kesepakatantersebut adalah untuk menimbulkan akibat hukum, yaitu menimbulkan hak dan kewajiban, sehingga apabila kesepakatan itu dilanggar maka akan ada akibat hukumnya atau sanksi bagi si pelanggar.

Pengertian perjanjian ini mengandung unsur :

a. Perbuatan

Penggunaan kata Perbuatan pada perumusan tentang perjanjian ini lebih tepat jika diganti dengan kata perbuatan hukum, karena perbuatan tersebut membawa akibat hukum bagi para pihak yang memperjanjikan;b. Satu orang atau lebih terhadap satu orang atau lebih

Untuk adanya suatu perjanjian, paling sedikit harus ada dua pihak yang saling berhadap-hadapan dan saling memberikan pernyataan yang cocok satu sama lain. Pihak tersebut adalah orang atau badan hukum;

c. Mengikatkan dirinya

Di dalam perjanjian terdapat unsur janji yang diberikan oleh pihak yang satu kepada pihak yang lain. Dalam perjanjian ini orang terikat kepada akibat hukum yang muncul karena kehendaknya sendiri. Agar suatu perjanjian dapat menjadi sah dan mengikat para pihak, perjanjian harus memenuhi syarat-syarat sebagaimana ditetapkan Pasal 1320 BW yaitu:1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;

Kata sepakat tidak boleh disebabkan adanya kekhilafan mengenai hakekat barang yang menjadi pokok persetujuan atau kekhilafan mengenai diri pihak lawannya dalam persetujuan yang dibuat; adanya paksaan dimana seseorang melakukan perbuatan karena takut ancaman (Pasal 1324 BW); adanya penipuan yang tidak hanya mengenai kebohongan tetapi juga adanya tipu muslihat (Pasal 1328 BW). Terhadap perjanjian yang dibuat atas dasar sepakat berdasarkan alasan-alasan tersebut, dapat diajukan pembatalan.2. Cakap untuk membuat perikatan;

Pasal 1330 BW menentukan yang tidak cakap untuk membuat perikatan :

a. Orang-orang yang belum dewasab. Meraka yang berada dibawah pengampuanc. Orang-orang perempuan, dalam hal-hal ditetapkan oleh undang-undang, dan pada umumnya semua orang kepada siapa undang-undang telah melarang membuat perjanjian-perjanjian tertentu. Namun berdasarkan fatwa Mahkamah Agung, melalui Surat Edaran Mahkamah Agung No.3/1963 tanggal 5 september 1963, perempuan tidak lagi digolongkan sebagai yang tidak cakap. Mereka berwenang melakukan perbuatan hukum tanpa bantuan atau izin suaminya.

Akibat dari perjanjian yang dibuat oleh pihak yang tidak cakap adalah batal demi hukum (Pasal 1446 BW).

3. Suatu hal tertentu;

Perjanjian harus menentukan jenis objek yang diperjanjikan. Jika tidak,maka perjanjian itu batal demi hukum. Pasal 1332 BW menentukan hanya barang-barang yang baru akan ada dikemudian hari dapat menjadi objek perjanjian kecuali jika dilarang oleh undaang-undang secara tegas.

4. suatu sebab atau causa yang halal;

sahnya causa dari suatu persrtujuan ditentukan pada saat perjanjian dibuat. Perjanjian tanpa causa yang halal adalah batal demi hokum, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang.

Syarat pertama dan kedua menyangkut subjek, sedangkan syarat ketiga dan keempat mengenai objek. Terdapatnya cacat kehendak (khilaf, penipuan, paksaan, dan penyalahgunaan keadaan) atau tidak cakap membuat perikatan, mengenai subjek mengakibatkan perjanjian dapat dibatalkan. Sementara apabila syarat ketiga dan keempat mengenai objek tidak terpenuhi, maka perjanjian batal demi hukum.B. Pengertian Jual-Beli Pengertian jual beli menurut Pasal 1457 KUH Perdata yakni suatu perjanjian, dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan.C. InternetPengertian Internet adalah hubungan antara berbagai jenis komputer dan jaringan dunia yang berbeda sistem operasi maupun aplikasinya di mana hubungan tersebut memanfaatkan kemajuan komunikasi ( telepon dan satelit ) yang menggunakan protocol standar dalam berkomunikasi ( Suproyanto,2008:60)

D. Pengertian Electronic Commerce e-commerce adalah rangkaian set dinamis dari suatu teknologi, aplikasi dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen dan komunitas melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, jasa dan informasi yang diselenggarakan secara elektronik.Ada beberapa bentuk e-commerce seperti:1. Business to Business (B2B), adalah tipe e-commerce yang mengutamakan kerjasama transaksi amtar perusahaan dengan menggunakan media elektronik.2. Collaborative Commerce(C Commerce), para pihak saling bekerjasama secara elektronik. Kerjasama ini biasanya terjadi sepanjang rantai produksi suatu barang atau jasa, misalnya produsen dengan distributornya.3. Business to Consumers (B2C), pihak penjual berupa organisasi, sedangkan pihak pembeli biasanya individu.4. Consumers to Business (C2B), memungkinkan konsumen membuat permintaan akan kebutuhannya terhadap sebuah barang atau jasa kemudian organisasi atau perusahan bersaing untuk menyediakan barang atau jasa tersebut kepada konsumen.5. Consumers to Consumers (C2C), transaksi antar individu lain.6. IntraBusiness Commerce, penggunaan e-commerce dalam lingkup internal perusahaan atau organisasi untuk meningkatkan kinrja dan operasi.7. Governer to Citizens (G2C), pelayanan pemerintah terhadap warga negaranya melalui teknologi e-commerce, selain itu dapat digunakan untuk kerjasama antara pemerintah dengan pemerintah lain atau dengan perusahaan.8. Mobile Commerce, memungkinkan penggunaan internet tanpa kabel, seperti mengakses internet melalui handphone.F. METODE PENELITIAN Dalam melakukan suatu penelitian hukum tidak dapat terlepas dengan penggunaan metode penelitian. Karna setiap penelitian apa saja pastilah menggunakan metode untuk menganalisa permasalahan yang diangkat.

Untuk memperoleh data-data yang konkrit dan sinkron dengan permasalahan yang diangkat , maka digunakan metode penelitian sebagai berikut :A. Jenis PenelitianJenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang mencakup terhadap asas-asas hukum, penelitian terhadap sistematika hukum, tarif sinkronisasi hukum, sejarah hukum, dan penelitian tentang perbandingan hukum dengan mengkaji peraturan perundang-undangan dan literatur-literatur yang berkaitan dengan judul penelitian ini. Penulis menggunakan penelitian normative karena sumber penelitian yang di gunakan berupa peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perjanjian jual beli online (E-Commerce) ditinjau dari aspek hukum perdataB. Metode Pendekatan Dalam penyusun laporan penelitian ini, digunakan 2 (dua) metode untuk mengkaji permasalahan sebagaimana dikemukakan dalam laporan penelitian ini. Metode penulisan yang digunakan yaitu :

a. Pendekatan Perundang-Undangan ( staue Approach )Pendekatan Perundang-Undangan yaitu pendekatan dengan menggunakan (legislasi dan regulasi). Terkait kegiatan penelitian peraturan perundang-undangan, asas-asas, maupun norma-norma hukum, terurtama yang berkaitan dengan penelitian ini.b. Pendekatan Konseptual (Conseptual Approach)Pendekatan Konseptual, yakni kegiatan mengkaji pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin didalam ilmu hukum, dengan demikian kita akan menemukan ide-ide yang melahirkan pengertian-pengertian hukum, konsep-konsep hukum dan asas-asas hukum yang relevan dengan isu yang dihadapi.C. Sumber dan Jenis Bahan Hukuma. Bahan Hukum Primer, berupa peraturan perUndang-Undangan yang berlaku, buku-buku, literatur, jurnal, makalah, lembaran negara, lembaran daerah, berita Negara, dokumen-dokumen resmi pemerintah, putusan-putusan hakim pengadilan, putusan arbitrase, terutama yang berkaitan dengan materi hukum pasar modal.

b. Bahan Hukum Sekunder , berupa bahan-bahan yang erat hubungannya dengan sumber primer dan memuat pembahasan yang berkaitan dengan sumber primer tersebut, antara lain buku-buku dan tulisan-tulisan mengenai perjanjian jual beli , maupun media cetak yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian, yaitu tentang Perjanjian Jual Beli Melalui Internet.

c. Bahan Hukum Tersier, yaitu bahan-bahan tertentu yang menunjang dan memberikan informasi, baik yang berkaitan dengan sumber primer maupun sekunder, yaitu yang menyangkut tentang penelitian ini.

D. Teknik Pengumpulan Bahan HukumTeknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik studi kepustakaan. Artinya dengan menggunakan penelitian atau studi kepustakaan terhadap berbagai macam literatur-literatur (misalnya undang-undang atau buku-buku yang berkaitan dengan judul yang diteliti) dan bahan-bahan lain yang digunakan untuk menemukan jawaban atas solusi dari permasalahan yang diteliti.E. Analisis Bahan Hukum

Analisis data merupakan langkah selanjutnya untuk mengolah hasil penelitian menjadi suatu laporan. Analisis data adalah proses pengorganisasian dan pengurutan data dalam pola, kategori, dan uraian dasar, sehingga akan dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.

Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif yaitu analisis yang dilakukan tidak menggunakan angka-angka atau rumus statistic sebagaimana halnya penelitian kuantitatif, tetapi lebih kepada melakukan penilaian terhadap data yang ada dengan bantuan berbagai literatur atau bahan-bahan yang berkaitan, kemudian baru ditarik kesimpulan secara deduktif dan data bersifat preskriptif yaitu sifat analisis untuk memberikan argumentasi atas hasil penelitian

DAFTAR PUSTAKA

A. BukuAbdul Halim, Barkatullah,Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Dalam Transaksi E-commerce Lintas Negara Di Indonesia, Yogyakarta:Pasca Sarjana FH UII. 2009.Iman Sjahputr, Perlindungan Konsumen DalamTransaksi Elektronik, Bandung: PT.ALUMNI. 2010.

Mukti Fajar, Yulianto Achmat. Dualisme Penelitian Hukum(normative dan empiris). Cet. Ke 2, Edisi Pertama, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013.

Prof. Dr. Peter Mahmud Marzuki, SH., MS., LL.M 2011, Penelitian Hukum, Cetakan Ketujuh/Edisi November 2011, Kencana, Jakarta,Sudikno Mertokusumo,Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), Yogyakarta: Liberti, 1986Shidarta,Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia,Jakarta: PT.Grasindo, 2000.B. Peraturan-Peraturan

Indonesia, Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995, Nomor. 3821Indonesia, Undang-Undang No. 11 Tahun 2009 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995, Nomor 4967.C. Internethttps://lianurdianaa.wordpress.com. Diakses Pada Tanggal 2 Januari 2016. . Iman Sjahputra, Perlindungan Konsumen DalamTransaksi Elektronik, (Bandung: PT.ALUMNI, 2010), hlm.2.

. Shidarta,Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia,(Jakarta: PT.Grasindo,2000), hlm. 1

Subekti, Hukum Perjanjian,( Jakarta: PT.Intermasa,2002), hlm. 1.

Abdul Halim, Barkatullah, Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Dalam Transaksi E-commerce Lintas Negara Di Indonesia, (Yogyakarta:Pasca Sarjana FH UII, 2009), hlm. 27

R. Subekti,Op.Cit.,hal. 1

Sudikno Mertokusumo, 1986, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), (Yogyakarta: Liberti,1986), hlm. 97-98