full modul mph 2013

105
MODUL 1 METODE PENELITIAN MATERI I: PENDAHULUAN Disusun Oleh Henry Arianto, SH, MH UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2013

Transcript of full modul mph 2013

Page 1: full modul mph 2013

MODUL 1 METODE PENELITIAN

MATERI I: PENDAHULUAN

Disusun Oleh Henry Arianto, SH, MH

UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2013

Page 2: full modul mph 2013

A. Pengantar Bab Pertama ini mengajak mahasiswa untuk memahami bahwa sebagai intelektual, maka meneliti merupakan suatu keharusan.Mahasiswa di ajarkan bahwa manusia memiliki rasa penasaran, memiliki rasa ingin tahu. Manusia juga di dalam kehidupan, pasti memiliki masalah, oleh karenanya perlu di carikan solusi tepat guna untuk membantu manusia yang mengalami masalah tersebut keluar dari masalah yang menimpanya. Oleh karenanya kemampuan untuk melakukan penelitian adalah hal yang mutlak dimiliki oleh civitas akademia, dalam upayanya mencari jawaban atas masalah yang ada. Sehingga dengan kemampuan penelitian yang dimiliki, diharapkan mahasiswa dapat berguna bagi orang lain dan dirinya sendiri.

B. Kompetensi Dasar 1. Mahasiswa mampu memahami manfaat dan peranan dari metodologi penelitian2. Mahasiswa tergerak untuk melakukan penelitian sederhana.

C. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan 1. Mahasiswa mampu menjelaskan manfaat dan peranan dari metodologi

penelitian.2. Mahasiswa mampu membuat penelitian sederhana.

D. Kegiatan Pembelajaran 1. Pembelajaran diselenggarakan untuk memahami materi 1 dengan pendekatan

contextual Instruction 2. Untuk materi 1 mahasiswa mempelajari penjelasan materi mengenai konsep

dasar metode penelitian selama 90 menit. 3. Selanjutnya selama 60 menit, mahasiswa di ajak diskusi dan tanya jawab.

E. Materi Belajar 1. Manfaat PenelitianPenelitian secara ilmiah dilakukan oleh manusia untuk menyalurkan hasrat ingin tahu yang telah mencapai taraf ilmiah, yang disertai dengan suatu keyakinan bahwa setiap gejala akan dapat ditelaah dan dicari hubungan sebab akibatnya.

Para mahasiswa di semester terakhir mendapat tugas akhir berupa penulisan karya ilmiah yang untuk tingkatan Strata Satu (S1) disebut Skripsi. Sedangkan untuk para mahasiswa Strata Dua (S2) tugas akhirnya disebut Tesis, dan untuk para mahasiswa Strata Tiga (S3) tugas akhirnya disebut Disertasi.

Tujuan utama penulisan tugas akhir tersebut tentunya tidak lain antara lain adalah agar mahasiswa memiliki kemampuan untuk menghasilkan sebuah tulisan ilmiah yang menyajikan fakta yang ia temukan di lapangan mengenai gejala atau keadaan masyarakat yang ditemukannya sebagai hasil penelitian di lapangan dan kemudian penemuan itu dituliskan secara sistematis dan terstruktur sesuai dengan panduan penulisan karya tulis ilmiah yang berlaku.

2

Page 3: full modul mph 2013

Untuk memperoleh tulisan ilmiah yang bermutu serta kesamaan kerangka pikir dan mekanisme dalam penulisan skripsi, maupun karya tulis ilmiah maka mahasiswa tingkat akhir memperoleh matakuliah Metode Penulisan Hukum atau yang lebih dikenal dengan singkatan matakuliah MPH.

Dengan matakuliah MPH ini diharapkan hasil karya tulis ilmiah mahasiswa maupun skripsi yang dibuatnya dapat menunjukkan mutu atau kualitas dari sarjana tersebut. Gagasan, ide kreatifitas, cerminan intelektual mahasiswa, dapat terlihat dari penulisan Skripsi tersebut.

Akhirnya mahasiswa diharapkan mampu pula untuk membuat sebuah tulisan atau essay yang merupakan analisis hasil pemikirannya secara baik dan benar sesuai pedoman penulisan karya tulis ilmiah. Di dalam dunia akademik, salah itu wajar namun ketidakjujuran adalah suatu hal yang tidak dapat ditolerir. Karena itu sebuah tulisan yang ilmiah selain dinilai dari segi isinya atau mutu atau kualitas tulisannya, akan dinilai juga segi estetika atau etika penulisannya. Tulisan yang bagus namun tidak mencantumkan sumber kutipan, sama dengan plagiat atau mencontek dan mencontek adalah suatu perbuatan yang tidak jujur yang tidak dapat ditolerir dalam dunia pendidikan.

Karya Tulis Ilmiah merupakan rangkaian fakta yang berupa hasil pemikiran, gagasan, peristiwa, gejala dan pendapat. Adapun persyaratan suatu tulisan untuk dapat dikatakan sebagai karya tulis ilmiah adalah:1. Menyajikan fakta obyektif secara sistematis atau menyajikan aplikasi hukum

alam pada situasi spesifik.2. Ditulis secara cermat, tepat, benar, jujur dan tidak bersifat terkaan.3. Harus disusun secara sistematis.4. Menyajikan rangkaian sebab akibat yang mendorong pembaca untuk menarik

kesimpulan.5. Mengandung pandangan yang disertai dukungan dan pembuktian berdasarkan

suatu hipotesis.6. Ditulis secara tulus.

2. Metodelogi PenelitianMetodologi pada hakekatnya memberikan pedoman, tentang cara-cara seorang ilmuwan mempelajari, menganalisa dan memahami lingkungan-lingkungan yang dihadapinya.

Metode dirumuskan, dengan kemungkinan sebagai berikut:1. Suatu tipe pemikiran yang dipergunakan dalam penelitian dan penilaian.2. Suatu teknik yang umum bagi ilmu pengetahuan.3. Cara tertentu untuk melakukan suatu prosedur.

Peranan metodologi dalam penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan sebagai berikut:1. Menambah kemampuan para ilmuwan untuk mengadakan atau melaksanakan

penelitian secara lebih baik atau lebih lengkap.

3

Page 4: full modul mph 2013

2. Memberikan kemungkinan yang lebih besar, untuk meneliti hal-hal yang belum diketahui.

3. Memberikan kemungkinan yang lebih besar untuk melakukan penelitian multidisipliner.

4. Memberikan pedoman untuk mengorganisasikan serta mengintegrasikan pengetahu-an, mengenai masyarakat.

Tanpa metode atau metodologi seseorang peneliti tak akan mungkin mampu untuk menemukan, merumuskan, menganalisa maupun memecahkan masalah-masalah tertentu, untuk mengungkapkan kebenaran.

Metodologi ilmu-ilmu sosial dapat memberikan jalan bagaimana caranya meneliti faktor-faktor manusia yang benar-benar subyektif. Oleh karena itu diperlukan metodologi yang bersifat interdisipliner agar diperoleh hasil yang selengkap mungkin mengenai kehidupan manusia dalam masyarakat.

F. Evaluasi Belajar 1. Latihan

a. Soal Jawablah latihan soal di bawah ini 1. Mengapa mahasiswa tingkat akhir harus membuat skripsi?2. Selain skripsi, bentuk sebutkan bentuk karya tulis ilmiah lainnya.

b. Kunci jawaban Jawablah latihan di atas dengan singkat dan jelas kemudian cocokkan jawaban anda dengan materi yang telah dipelajari.

4

Page 5: full modul mph 2013

MODUL 1 METODE PENELITIAN

MATERI II:PENGENALAN PENELITIAN

Disusun Oleh Henry Arianto, SH, MH

UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2013

5

Page 6: full modul mph 2013

A. Pengantar Bab Kedua ini mengajak mahasiswa untuk mengenal lebih baik lagi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian. Seperti mengenal tujuan penelitian, ciri penelitian ilmu sosial, macam-macam penelitian, sampai kepada rumus yang membantu peneliti dalam melakukan penelitian. Dengan demikian diharapkan mahasiswa tidak lagi mengalami kesulitan di dalam membuat skripsi sebagai tugas akhir mahasiswa tingkat Strata Satu (S1).

B. Kompetensi Dasar 3. Mahasiswa mengetahui tujuan penelitian4. Mahasiswa mengetahui macam-macam penelitian.5. Mahasiswa mengetahui rumus penelitian sehingga mempermudah pembuatan

karya tulis ilmiah seperti skripsi.

C. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan 3. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan dan macam-macam penelitian4. Mahasiswa mampu menerapkan rumus penelitian di dalam pembuatan karya

tulis ilmiahnya.

D. Kegiatan Pembelajaran 4. Pembelajaran diselenggarakan untuk memahami materi 1 dengan pendekatan

contextual Instruction 5. Untuk materi 1 mahasiswa mempelajari penjelasan materi mengenai konsep

dasar metode penelitian selama 90 menit. 6. Selanjutnya selama 60 menit, mahasiswa di ajak diskusi dan tanya jawab.

E. Materi Belajar 1. Tujuan PenelitianPenelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan erat dengan analisa dan konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten. Metodologis berarti sesuai dengan metode atau cara tertentu. Sistematis adalah berdasarkan suatu sistem. Konsisten berarti tidak adanya hal-hal yang bertentangan dalam suatu kerangka tertentu.

Penelitian adalah merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Penelitian bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis dan konsisten dengan mengadakan analisa dan konstruksi.

Tujuan penelitian menurut Soerjono Soekanto:1. a.Mendapatkan pengetahuan tentang suatu gejala sehingga dapat merumuskan

masalah.b.Memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam tentang suatu gejala, sehingga dapat merumuskan hipotesa.(bila penelitiannya merupakan penelitian eksplanatoris)

2. Untuk menggambarkan secara lengkap ciri-ciri / karakteristik dari:a. suatu keadaan

6

Page 7: full modul mph 2013

b. perilaku pribadic. perilaku kelompok.

3. a. Untuk mendapatkan keterangan tentang frekuensi peristiwa.b. Memperoleh data mengenai hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain.(bila penelitiannya merupakan penelitian deskriptif)

4. Untuk menguji hipotesa.(bila penelitiannya merupakan penelitian eksplanatoris)

Ciri-ciri Esensiil daripada penelitian ilmu-ilmu sosial, antara lain:1. Penelitian dilakukan utk mendapatkan generalisasi perihal perilaku manusia

dlm kehidupan masyarakat;2. Perilaku nyata dari manusia hanya timbul dan terjadi dalam situasi tertentu;3. Tidak jarang situasi sosial yg dialami oleh manusia (obyek penelitian) tdk jauh

berbeda dg situasi sosial yg dialami oleh peneliti.4. Pengetahuan yg diperoleh akan sangat berguna utk memahami perilaku

manusia, menarik pola tertentu, mengawasinya dan mengadakan evaluasi.

2. Macam-macam Penelitian:1. Dilihat dari sifatnya

a. Penelitian Eksploratoris (menjelajah). Dilakukan apabila pengetahuan tentang suatu gejala yang akan diselidiki masih kurang sekali atau bahkan tidak ada. Penelitian ini pada umumnya dilakukan terhadap masyarakat terasing. Untuk bidang antropologi.

b. Penelitian Deskriptif (menggambarkan).Dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaaan atau gejala lainnya. Mempertegas hipotesa, memperkuat teori lama. Memberikan gambaran terhadap peristiwa / gejala dalam masyarakat.

c. Penelitian Eksplanatoris.Bila pengetahuan tentang suatu masalah sudah cukup. Untuk melakukan uji hipotesa.

2. Dilihat dari sudut bentuknyaa. Penelitian diagnostik.

Dimaksudkan utk mendapatkan keterangan mengenai sebab-sebab terjadinya suatu atau beberapa gejala.

b. Penelitian preskriptif.Dimaksudkan utk mendapatkan saran-saran mengenai apa yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah.

c. Penelitian evaluatif.Penelitian ini dilakukan pada umumnya untuk menilai program-program yang dijalankan.

3. Dilihat dari tujuannya1. Fact-finding.

Penelitian ini bertujuan untuk mencari atau mengungkapkan fakta – fakta yang terdapat di masyarakat terhadap suatu permasalahan. Sebagai contoh adalah penelitian mengenai pembauran di masyarakat pribumi dan tionghoa. Indonesia memang tidak mengakui adanya diskriminasi. Namun faktanya di lapangan,

7

Page 8: full modul mph 2013

faktanya di masyarakat, perbedaan sikap terhadap pribumi dan tionghoa masih terjadi.

2. Problem finding.Penelitian ini bertujuan untuk mencari permasalahan utama. Seperti contohnya, perbedaan suku, etnis memang terjadi, tetapi yang menjadi permasalahan utama mungkin bukan perbedaan suku atau etnisnya, yang menjadi permasalahan utama mungkin adalah penghormatan atau pengakuan terhadap suku bangsa lain.

3. Problem identification.Pada penelitian ini, masalah – masalah yang ditemukan kemudian di identifikasi dan di bahas satu per satu.

4. Problem solution.Ini adalah tujuan penelitian pada umumnya. Yaitu mencari solusi atas permasalahan. Memang pada dasarnya mengapa seseorang mengadakan atau melakukan penelitian adalah dikarenakan dia ingin mencari pemecahan atas masalah yang dia temukan.

4. Dilihat dari sudut penerapannya1. Pure research. (penelitian dasar / fundamentil)2. Problem-focused research.

Penelitian murni ditujukan untuk kepentingan pengembangan ilmu itu sendiri atau teori maupun untuk keperluan pengembangan metodologi penelitian. Inti dari penelitian ini adalah kaitan antara bidang teori dengan bidang praktis, dimana masalah-masalah ditentukan atas dasar kerangka teoritis yang sebenarnya menghubungkan antara penelitian murni dengan penelitian terapan.

Penelitian terapan adalah penelitian yang tujuannya untuk memecahkan masalah-masalah kemasyarakatan yang sfiatnya praktis.

Kadang-kadang penelitian dapat pula dibedakan pada dasar ilmu yang dipergunakan dan metodologi yang diterapkan. Atas dasar ini dikenal penelitian monodisipliner, multidisipliner dan interdisipliner,Seorang sosiolog berusaha untuk memahami dan mengungkap perilaku orang-orang, motifnya, apa arti perilaku tersebut bagi masing-masing. Hal-hal ini akan dapat dicapai dengan cara mengamati perilaku manusia dan memahaminya atau juga dengan cara mengadakan identifikasi terhadap motif dari perilaku tersebut.

Sampel dari beberapa cabang ilmu sosial adalah:1. Antropologi, yang diteliti pada umumnya mengenai:

a. cara hidup manusia.b. manusia purbac. ras manusiad. budaya manusiae. perubahan budaya

2. Sosiologia. populasi b. kelompok-kelompok manusiac. perubahan sosial kemasyarakatan

8

Page 9: full modul mph 2013

3. Ilmu Politika. konstitusi pemerintahanb. kekuasaanc. hukum-hukumd. kebijakan politik

4. Sejaraha. peristiwa-peristiwa pentingb. faktor-faktor alamic. faktor-faktor politikd. faktor-faktor ekonomie. faktor-faktor sosial

5. Pendidikana. proses belajar mengajarb. bimbingan dan konselingc. pengelolaan kelembagaand. sosio-kultural pendidikane. dinamika sumber daya manusia pendidikan

Cara tersebut di atas dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:1. Peneliti harus dapat membayangkan bagaimana reaksi individu dalam

menghadapi situasi tertentu.2. Peneliti harus dapat membayangkan motif apa yang ada dibalik reaksi tersebut3. Peneliti harus dapat mengadakan konstruksi terhadap perilaku nyata yang

timbul.

Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisanya.

Melalui penelitian di bidang ilmu hukum, akan dapat mengungkapkan permasalahan-permasalahan yang inherent, di dalam proses pembaharuan hukum, sehingga dapat membuat suatu gambaran mengenai keadaan hukum yang sesungguhnya dalam masyarakat atau dapat menunjukkan ke arah mana sebaiknya hukum dibina berhubungan dengan perubahan-perubahannya di dalam masyarakat.

Penelitian hukum akan sangat berharga sekali bagi perumusan politik hukum yang tepat dan serasi, juga memungkinkan terbentuknya perundang-undangan untuk melaksanakan program modernisasi dengan memperhitungkan kenyataan-kenyataan dalam masyarakat.

Dengan demikian di kalangan ilmu hukum penelitian memberikan bahan-bahan bagi mereka yang berperan untuk menyusun program pembaharuan hukum. Inilah salah satu kegunaan penelitian ilmu hukum.

9

Page 10: full modul mph 2013

3. Peryaratan Tulisan IlmiahTujuan utama kerja ilmiah atau kerja penelitian adalah untuk menemukan kebenaran, merumuskan teori, merumuskan prinsip-prinsip atau dalil-dalil, baik yang langsung maupun yang tidak langsung mempunyai nilai kemaslahatan bagi kehidupan manusia. Proses kerja ilmiah secara umum terdiri dari enam langkah, yaitu:1. Memilih dan merumuskan masalah.2. Mengumpulkan bahan yang relevan.3. Menyusun rancangan penelitian.4. Mengembangkan instrumen penelitian dan mengumpulkan data.5. Menganalisis dan menafsirkan data,6. Menyusun laporan penelitian.

Penulisan karya tulis ilmiah memerlukan persyaratan baik formal maupun materiil. Persyaratan formal menyangkut kebiasaan yang harus diikuti dalam penulisan, sedangkan persyaratan materiil menyangkut isi tulisan. Sebuah tulisan akan mudah difahami dan menarik apabila isi dan cara penulisannya memenuhi persyaratan dan kebiasaan umum.

Dalam penelitian ini juga berlaku rumus 5 W + 1 H, yaitu:1. What (Apa yang akan diteliti?)2. When (Kapan penelitian dilakukan?)3. Where (Dimana penelitian dilakukan?)4. Who (Siapa yang akan diteliti?)5. Why (Mengapa hal tersebut layak diteliti?)

Dan How (Bagaimana cara menelitinya?)

F. Evaluasi Belajar 2. Latihan

a. Soal Jawablah latihan soal di bawah ini 3. Buatlah sebuah tulisan pendek yang merupakan penelitian sederhana,

dengan menerapkan rumus 5 w + 1 H.4. Jelaskan perbedaan penelitian murni dan penelitian terapan.

b. Kunci jawaban Jawablah latihan di atas dengan singkat dan jelas kemudian cocokkan jawaban anda dengan materi yang telah dipelajari.

10

Page 11: full modul mph 2013

MODUL 1 METODE PENELITIAN

MATERI III:BENTUK PENELITIAN NORMATIF DAN

BENTUK PENELITIAN EMPIRIS

Disusun Oleh Henry Arianto, SH, MH

UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2013

11

Page 12: full modul mph 2013

A.Pengantar Bab Ketiga ini mengajak mahasiswa untuk mengenal lebih detil lagi mengenai perbedaan penelitian normatif dan penelitian empiris. Dengan demikian diharapkan mahasiswa dapat menentukan pilihan, akan menggunakan bentuk penelitian yang mana di dalam penulisan skripsinya.

B. Kompetensi Dasar 6. Mahasiswa mengetahui metode penelitian normatif 7. Mahasiswa mengetahui metode penelitian empiris.

C. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan 5. Mahasiswa mampu menjelaskan metode penelitian normatif6. Mahasiswa mampu menjelaskan metode penelitian empiris.

D. Kegiatan Pembelajaran 7. Pembelajaran diselenggarakan untuk memahami materi 1 dengan pendekatan

contextual Instruction 8. Untuk materi 1 mahasiswa mempelajari penjelasan materi mengenai konsep

dasar metode penelitian selama 90 menit. 9. Selanjutnya selama 60 menit, mahasiswa di ajak diskusi dan tanya jawab.

E. Materi Belajar 1. Penelitian Normatif dan Penelitian Empiris

Penelitian dapat dibedakan antara penelitian normatif dan penelitian empiris. Pada penelitian normatif yang diteliti hanya bahan pustaka atau data sekunder yang mungkin mencakup bahan hukum primer, sekunder dan tertier. Pada penelitian empiris maka yang diteliti pada awalnya adalah data sekunder untuk kemudian dilanjutkan dengan penelitian terhadap data primer di lapangan atau terhadap masyarakat.

Penelitian normatif disebut juga Penelitian Kepustakaan (Library Research), adalah penelitian yang dilakukan dengan cara menelusuri atau menelaah dan menganalisis bahan pustaka atau bahan dokumen siap pakai. Dalam penelitian bentuk ini dikenal sebagai Normatif Research, dan jenis data yang diperoleh disebut data sekunder. Kegiatan yang dilakukan adalah dengan membaca, dan membuat rangkuman dari buku acuan. Jenis kegiatan ini lazim dilakukan dalam penelitian normatif atau penelitian doktrinal.

Penelitian Empiris dikenal juga sebagai Penelitian Lapangan (Field Research) adalah pengumpulan materi atau bahan penelitian yang harus diupayakan atau dicari sendiri oleh karena belum tersedia. Kegiatan yang dilakukan dapat berbentuk membuat pedoman wawancara dan diikuti dengan mencari serta mewawancarai para informan, menyusun kuisioner dan kemudian mengedarkan kuisioner itu pada responden, melakukan pengamatan (observasi),

12

Page 13: full modul mph 2013

2. Prinsip Pengolahan Data KualitatifUntuk mempertinggi kebenaran hasil penelitian kualitatif dalam proses

pengolahan data kualitatif digunakan prinsip-prinsip tertentu, yaitu:1

1. Credibility, yaitu meningkatkan ketelitian selama proses penelitian.2. dependability, yaitu mempertahankan konsistensi proses kerja pengumpulan

data, membentuk dan menggunakan konsep, menafsirkan data dan audit trial.3. conformability, yaitu meminta para ahli untuk menerima hasil penelitian dan

memeriksa secara teliti data yang terhimpun dan 4. transferability, yaitu bahwa hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan pada

lokasi lain, kecuali konteks dan situasi lapangannya sama atau mendekati sama.

F. Evaluasi Belajar 3. Latihan

a. Soal Jawablah latihan soal di bawah ini 5. Buatlah tabel perbandingan antara penelitian normatif dan empiris. Yang

diperbandingkan adalah keuntungan dan kekurangan dari masing-masing bentuk penelitian tersebut.

6. Anda dalam menulis skripsi akan menggunakan bentuk yang mana? Apa alasannya?

b. Kunci jawaban Jawablah latihan di atas dengan singkat dan jelas kemudian cocokkan jawaban anda dengan materi yang telah dipelajari.

1 Sudarwan Danim, Metode Penelitian Untuk Ilmu-Ilmu Prilaku, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 156

13

Page 14: full modul mph 2013

MODUL 1 METODE PENELITIAN

MATERI IV:DATA PENELITIAN

Disusun Oleh Henry Arianto, SH, MH

UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2013

14

Page 15: full modul mph 2013

A. Pengantar Bab Keempat ini mengajak mahasiswa untuk mengenal lebih detil lagi mengenai macam-macam data penelitian. Dengan demikian mahasiswa dapat menentukan

B. Kompetensi Dasar 8. Mahasiswa mengetahui permasalahan dalam pengumpulan data.9. Mahasiswa mengetahui tipe data penelitian.

C. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

7. Mahasiswa mampu menjelaskan permasalahan dalam pengumpulan data.8. Mahasiswa mampu menjelaskan tipe data penelitian.

D. Kegiatan Pembelajaran 10. Pembelajaran diselenggarakan untuk memahami materi 1 dengan

pendekatan contextual Instruction 11. Untuk materi 1 mahasiswa mempelajari penjelasan materi mengenai

konsep dasar metode penelitian selama 90 menit. 12. Selanjutnya selama 60 menit, mahasiswa di ajak diskusi dan tanya jawab.

E. Materi Belajar 1. Proses Pengumpulan Data

Dalam proses pengumpulan data, ada beberapa masalah pokok yang harus diselesaikan terlebih dahulu.

1. Bagaimana memasuki ruang lingkup obyek penelitiana. mengadakan kontak dengan pemimpin formil atau informilb. menjelaskan maksud penelitianc. yang perlu diingat penelitian dilakukan untuk memahami perilaku, bukan

untuk menilainya.d. Mengadakan penelitian pendahuluan agar diketahui kesulitan apa yang

dihadapinya dan bagaimana cara mengatasi kesulitan tersebut.2. Bagaimana membuat catatan.

2. Tipe Data & Subklasifikasi Data:Menurut H.L Manheim1. Perilaku manusia

a. Perilaku verbal: Perilaku yang disampaikan secara lisan dan kemudian dicatat. Misalnya: pencatatan hasil wawancara.

b. Perilaku nyata & ciri-cirinya yang dpt diamati. Misalnya interaksi antara dua orang, ciri-ciri badaniah seseorang.

2. Hasil dari perilaku manusiaa. Peninggalan-peninggalan fisik.b. Arsip

2) data sensus, statistik vital, otobiografi, catatan harian.3) bahan mass media.4) Inkripsi pada kuburan, data pasien dokter, kecelakaan pesawat terbang, dll.

15

Page 16: full modul mph 2013

3. Data simulasia. First level data.

Adalah data yang dapat dipercayai keakuratannya, karena data ini didapat dari sumber pertama langsung.

b. Second level dataAdalah data yang ke akuratannya kurang karena data ini didapat dari sumber kedua. Bukan dari sumber pertama. Sehingga kesalahan penafsiran sangat mungkin terjadi.

c. Third level data.Adalah data yang keakuratannya masih perlu dipertanyakan, karena di dapat dari sumber ketiga.

3. Data PenelitianJenis Data Dari Sumbernya1. Data Primer adalah diperoleh langsung dari masyarakat, dimana alat pengumpulan data primer adalah:

- Wawancara, cara yang paling umum untuk mencari informasi dari masyarakat adalah mewawancarai narasumber yang berkompeten untuk memberikan jawaban. Setidaknya diperlukan minimal tiga narasumber agar data penelitian menjadi valid.

- Observasi, cara yang dipergunakan oleh para peneliti sejak dahulu kala. Observasi ini terbagi ada observasi terlibat dan ada observasi tidak terlibat. Untuk observasi diperlukan adanya lokasi yang tepat sesuai dengan tema penelitian.

- Kuisioner, cara ini dipergunakan apabila hendak mengambil pendapat masyarakat dengan jumlah yang tidak sedikit. Minimal untuk penyebaran kuisioner agar datanya lebih akurat adalah 100 (seratus) kuisioner.

2. Data Sekunder, adalah data yang sudah jadi sehingga peneliti tinggal mengambil atau menggunakan saja, data sekunder bentuknya adalah literatur atau bahan pustaka.

Ciri-ciri data sekunder:1. Data sekunder pada umumnya dalam keadaan siap pakai dan dapat

dipergunakan degan segera.2. Bentuk dan isi data sekunder telah dibentuk oleh peneliti terdahulu.3. Tidak terbatas pada waktu dan tempat.

Data sekunder dapat pula dibedakan berdasarkan:1. Ruang lingkupnya, yang dibedaka antara

a. Bahan hukum (legal documents), misalnya: undang-undang, vonis, kontrak

b. Bahan non-hukum (non-legal documents), misalnya: majalah, data statistik, buku

2. Tingkat realibilitasnya, yang dibedakan antaraa. Bersifat publik, misalnya surat keputusan menteri, data sensus.b. Bersifat pribadi, misalnya biografi, catatan harian, surat pribadi,

16

Page 17: full modul mph 2013

3. Kekuatan mengikatnya, yang dibedakan antaraa. Bahan hukum primer atau sumber primer (primary sources), misalnya

UUD’45, undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan menteri, peraturan daerah, yurisprudensi, traktat.

b. Bahan hukum sekunder atau sumber sekunder (secondary sources), misalnya Rancangan Undang-Undang, buku acuan, hasil penelitian, penjelasan undang-undang.

c. Bahan hukum tersier, misalnya kamus hukum, kamus umum bahasa Indonesia, kamus bahasa Inggris.

F. Evaluasi Belajar 4. Latihan

a. Soal Jawablah latihan soal di bawah ini 7. Apa yang dimaksud dengan data primer dan apa yang dimaksud dengan data

sekunder?8. Jelaskan mengenai data simulasi.

b. Kunci jawaban Jawablah latihan di atas dengan singkat dan jelas kemudian cocokkan jawaban anda dengan materi yang telah dipelajari.

17

Page 18: full modul mph 2013

MODUL 1 METODE PENELITIAN

MATERI V:TEMA, TOPIK & JUDUL

Disusun Oleh: Henry Arianto, SH, MH

UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2013

18

Page 19: full modul mph 2013

A. Pengantar Sebelum memulai membuat sebuah karya tulis ilmiah, maka tahap pertama kali yang dilakukan oleh penulis atau peneliti adalah menentukan Tema, menentukan Topik dan membuat Judul. Oleh karena itu pada pertemuan Kelima ini, mahasiswa diberikan pengetahuan mengenai apa yang dimaksud dengan Tema, Topik dan Judul.

B. Kompetensi Dasar 10. Mahasiswa mampu memahami apa yang dimaksud dengan Tema.11. Mahasiswa mampu memahami apa yang dimaksud dengan Topik.12. Mahasiswa mampu memahami apa yang dimaksud dengan Judul.

C. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan 9. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memberikan contoh dari sebuah Tema.10. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memberikan contoh dari sebuah

Topik.11. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memberikan contoh dari sebuah

Judul.

D. Kegiatan Pembelajaran 13. Pembelajaran diselenggarakan untuk memahami materi 1 dengan pendekatan

contextual Instruction 14. Untuk materi 1 mahasiswa mempelajari penjelasan materi mengenai konsep

dasar metode penelitian selama 90 menit. 15. Selanjutnya selama 60 menit, mahasiswa di ajak diskusi dan tanya jawab.

E. Materi Belajar Penyusunan perencanaan penelitian hukum perlu dijelaskan mengenai metode analisa yang akan diterapkan. Misalnya metode kualitatif atau metode kuantitatif. Perencanaan penelitian seringkali disamakan dengan Proposal penelitian. Beberapa hal yang penting yang perlu diperhatikan oleh penulis skripsi atau karya tulis ilmiah, termasuk laporan penelitian, yaitu:1. Topik.2. Tema.3. Judul.4. Kerangka Karangan.5. Bentuk Lahiriah.6. Teknik Penulisan.

1. TopikTopik pada dasarnya adalah suatu isu atau pokok persoalan dan sifatnya juga masih umum serta abstrak. Misalnya adalah isu mengenai wanprestasi, ini adalah topiknya, yang tentunya masih bersifat umum, pelanggaran perjanjian terhadap apa masih belum jelas, oleh karenanya tadi dikatakan bahwa topik masih bersifat umum dan abstrak. Sehingga langkah selanjutnya untuk membuat skripsi setelah diketahui

19

Page 20: full modul mph 2013

topiknya, adalah pembuatan judul skripsi. Dengan demikian dapat juga dikatakan bahwa judul merupakan perwujudan spesifik dari topik. Topik merupakan landasan yang dapat dipergunakan oleh seorang penulis untuk menyampaikan maksudnya. Banyak hal yang dapat dipergunakan sebagai sumber penentuan topik, misalnya pengalaman, keluarga, karier, alam sekitar, masalah kemasyarakatan, kebudayaan, ilmu pengetahuan, cita-cita dan sebagainya. Dari bermacam-macam hal yang dapat dijadikan topik dalam menyusun karangan, maka karangan dapat berbentuk:a. Kisahan (Narasi): yaitu karangan yang berkenaan dengan rangkaian peristiwa

berdasarkan pengamatan atau observasi maupun pengalaman yang biasanya tersusun secara kronologis.

b. Perian (Deskripsi): yaitu karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencintrai (melihat, mendengar, mencium, merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya.

c. Paparan (Eksposisi): yaitu karangan yang berusaha menerangkan atau menjelaskan pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan pembaca karangan itu.

d. Bahasan (Argumentasi): yaitu karangan yang berusaha memberikan alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan.

Syarat-Syarat Perumusan Topik:1. Topik harus menarik perhatian penulis.

Untuk dapat menghasilkan karangan yang baik dengan data yang lengkap, seorang penulis harus memiliki topik yang menarik perhatiannya. Topik yang tidak disenangi akan menimbulkan keengganan penulis dalam menyelesaikan tulisan sehingga pencarian data dan informasi untuk melengkapi karangan akan dilakukan dengan terpaksa.

2. Topik harus diketahui oleh penulis.Seorang penulis sebelum memulai menulis seyogyanya sudah mempunyai pengetahuan tentang hal-hal atau prinsip-prinsip dasar dari topik yang dipilih. Berdasarkan prinsip-prinsip dasar tersebut, seorang penulis dapat mengembangkan tulisannya menjadi suatu tulisan menarik dengan cara melengkapi tulisan tersebut melalui penelitian kepustakaan maupun penelitian lapangan.

3. Topik yang dipilih sebaiknya:a. Tidak terlalu baru.

Topik yang terlalu baru memang menarik untuk ditulis, akan tetapi seringkali penulis mengalami hambatan dalam memperoleh data kepustakaan yang akan dipakai sebagai landasan atau penunjang. Data kepustakaan yang diperoleh mungkin terbatas pada berita dalam surat kabar atau majalah populer.

b. Tidak terlalu teknisKarangan yang terlalu teknis kurang dapat menonjolkan segi ilmiah. Tulisan semacam ini biasanya bersifat sebagai petunjuk tentang bagaimana tata cara melakukan sesuatu, tanpa mengupas teori-teori yang ada.

c. Tidak terlalu kontroversial.Suatu tulisan yang mempunyai topik kontroversial menguraikan hal-hal diluar hal yang menjadi pendapat umum. Tulisan semacam ini sering menimbulkan permasalahan bagi penulisnya.

20

Page 21: full modul mph 2013

2. TemaMenurut arti katanya, tema berarti “Sesuatu yang telah diuraikan” atau “sesuatu yang telah ditempatkan.” Kata ini berasal dari kata Yunani “tithenai” yang berarti “menempatkan” atau “meletakkan.” Pengertian tema dapat dibatasi sebagai: “Suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik”

Tema mempunyai dua pengertian yaitu:1. Suatu pesan utama yang disampaikan oleh penulis melalui tulisannya.2. Suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan

tujuan yang ingin dicapai.

Sebuah tulisan dikatakan baik apabila tema dikembangkan secara terinci dan jelas. Adanya gagasan sentral, rincian yang teratur dan susunan kalimat yang jelas akan menghasilkan karangan yang menarik dan enak dibaca. Disamping itu, seorang penulis juga harus menampilkan keaslian tulisannya. Keaslian tersebut dapat dilihat dari beberapa hal, misalnya:1. Pokok permasalahan;2. sudut pandang;3. cara pendekatan; atau4. gaya bahasa dan tulisannya.

3. JudulApabila topik dan tema sudah ditentukan, maka selanjutnya penulis merumuskan judul karya tulisnya. Judul yang dirumuskan sifatnya tentatif, karena selama proses penulisan ada kemungkinan judul berubah. Perumusan judul penelitian tidak jarang dianggap sebagai sesuatu hal yang remeh. Hal itu mungkin disebabkan oleh karena bagi beberapa pihak masalah tersebut merupakan pekerjaan yang agak sulit untuk dilaksanakan. Sebenarnya perumusan suatu judul penelitian sedikit banyaknya tergantung pada berhasil atau tidaknya seorang peneliti untuk mengabstraksikan masalah yang ingin ditelitinya.Menurut Fisher, “masalah” diartikan sebagai:1. suatu kesulitan yang dirasakan oleh seseorang, atau2. suatu perasaan yang tidak menyenangkan seseorang atas fenomena yang ada

atau terjadi3. suatu ketidaksesuaian atau penyimpangan yang dirasakan atas “apa yang

seharusnya” dan “apa yang akan terjadi”

Faktor-faktor merumuskan judulApabila Topik dan Tema sudah ditentukan, penulis kemudian merumuskan judul karya tulisnya. Judul yang dituliskan sifatnya tentatif, karena selama proses penulisan ada kemungkinan judul berubah. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam merumuskan judul adalah sebagai berikut:1. Judul hendaknya relevan dengan tema dan bagian-bagian dari tulisan tersebut.2. Judul menimbulkan rasa ingin tahu seorang lain untuk membaca tulisan ini

(bersifat provokatif)

21

Page 22: full modul mph 2013

3. Judul tidak mempergunakan kalimat yang tidak terlalu panjang, jika judul terlalu panjang, dapat dibuat judul utama dan judul tambahan (sub judul)

4. Judul harus memiliki independent variable (variable bebas) dan dependent variable (variable terikat)

Jadi kalau hendak merumuskan suatu judul penelitian, maka sebaiknya judul tersebut: 1. menggambarkan secara sederhana masalah yang akan diteliti, artinya

judul tersebut merupakan suatu refleksi daripada masalah yang akan diteliti.2. judul penelitian sebaiknya dirumuskan secara singkat dan jelas.3. perlu diperhatikan penggunaan gaya bahasa yang baik serta pemakaian

bahasa yang didasarkan pada dasar-dasar gramatika yang baik pula.4. tidak perlu dipergunakan kata-kata, istilah-istilah ataupun ungkapan-

ungkapan yang mengandung kiasan-kiasan.

F. Evaluasi Belajar 5. Latihan

a. Soal Jawablah latihan soal di bawah ini 9. Jelaskan perbedaan Tema dan Topik! Sertakan pula contohnya.10. Buatlah sebuah judul, dimana judul harus mencerminkan masalah, dan

mengandung dependen dan independen variable. Dari judul tersebut sertakan pula dua pokok permasalahannya.

b. Kunci jawaban Jawablah latihan di atas dengan singkat dan jelas kemudian cocokkan jawaban anda dengan materi yang telah dipelajari.

22

Page 23: full modul mph 2013

MODUL 1METODE PENELITIAN

MATERI VI:PROPOSAL

Disusun Oleh:Henry Arianto, SH, MH

UNIVERSITAS ESA UNGGUL2013

23

Page 24: full modul mph 2013

A. Pengantar Pada bagian ke-enam ini mahasiswa akan dibekali dengan pengetahuan mengenai pembuatan proposal yang baik dan benar. Dalam pembuatan karya tulis ilmiah, seperti Skripsi, Tesis dan Disertasi, bagian pertama yang harus dibuat di dalam sebuah penelitian adalah penyusunan proposal. Bila proposal sudah dapat dibuat dengan baik, maka seorang peneliti akan lebih mudah lagi dalam mengerjakan penelitiannya. Oleh karena itu mahasiswa harus mengetahui bagian-bagian dari proposal.

B. Kompetensi Dasar 1. Mahasiswa mampu memahami bagian-bagian di dalam sebuah proposal.2. Mahasiswa mampu memahami hal-hal teknis seputar pembuatan sebuah

proposal penelitian.

C. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan 1. Mahasiswa mampu menjelaskan bagian-bagian sebuah

proposal.2. Mahasiswa mampu membuat sebuah proposal yang baik.

D. Kegiatan Pembelajaran 1. Pembelajaran diselenggarakan untuk memahami materi 1 dengan pendekatan

contextual Instruction 2. Untuk materi 1 mahasiswa mempelajari penjelasan materi mengenai konsep

dasar metode penelitian selama 90 menit. 3. Selanjutnya selama 60 menit, mahasiswa di ajak diskusi dan tanya jawab.

E. Materi Belajar 1. Tahapan-Tahapan Pembuatan Penelitian IlmiahDi dalam melakukan penelitian, baik penelitian normatif maupun penelitian empiris seyogianya diikuti pula langkah-langkah yang biasanya dianuti dalam penelitian ilmu-ilmu sosial lainnya. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:1. Perumusan judul penelitian2. Perumusan pengantar permasalahan3. Perumusan masalah4. Penegasan maksud dan tujuan5. Penyusunan kerangka teoritis yang bersifat tentatif6. Penyusunan kerangka konsepsional dan definisi-definisi operasional.7. Perumusan hipotesa8. Pemilihan / penetapan metodologi9. Penyajian hasil-hasil penelitian10. Analisa data yang telah dihimpun11. Penyusunan suatu ikhtisar hasil-hasil penelitian12. Perumusan kesimpulan

24

Page 25: full modul mph 2013

13. Penyusunan saran-saran

2. Proposal PenelitianSebelum melakukan penelitian, seorang peneliti wajiba membuat proposal penelitian sebagai pedoman di dalam pembuatan penelitiannya. Setidaknya ada lima hal yang harus dicantumkan di dalam proposal penelitian. Dalam Proposal penelitian pembagiannya adalah sebagai berikut:1. Pendahuluan.

Berisikan masalah yang akan diteliti. Peneliti harus dapat menjelaskan aspek-aspek sejarah atau perkembangan masalah yang akan diteliti, mengapa masalah tersebut dipilih sebagai hal yang akan diteliti.

2. Tujuan Penelitian.Tujuan penelitian pada hakekatnya mengungkapkan apa yang hendak dicapai oleh peneliti.

3. Ulasan bahan bacaanUlasan bahan bacaan terutama ditujukan agar penelitian mempunyai pengetahuan yang menyeluruh tentang aspek-aspek yang relevan dalam penelitian yang dilakukan.

4. Kerangka teoritis & konsepsionilBagian ini merupakan inti dari usul penelitian, karena berisikan dasar-dasar teoritisnya serta operasionalnya.

5. Metodologi

3. Latar Belakang MasalahSuatu konsep latar belakang masalah biasanya mencakup pokok-pokok sebagai berikut:i. Situasi atau keadaan dimana diduga bahwa masalah yang ingin diteliti tadi

timbul.ii. Alasan-alasan ataupun sebab-sebab mengapa peneliti ingin menelaah masalah-

masalah yang telah dipilihnya.iii. Hal-hal yang telah diketahui atau belum diketahui mengenai masalah yang akan

diteliti.iv. Pentingnya penelitian tersebut baik secara teoritis dan/atau secara praktis.

4. PermasalahanSumber untuk menemukan masalah:1. Pengalaman pribadi2. Bahan bacaan. (Bahan yang didapat diperpustakaan; data sekunder)

Kesulitan merumuskan masalah:1. Penelitian normatif

a. Kurang menguasai teori. b. Tidak menemukan kekurangan teoritis dalam peraturan perundang-

undangan yang menjadi pusat perhatiannya

25

Page 26: full modul mph 2013

2. Penelitian sosiologisa. Tidak semua masalah yang dihadapi dapat diuji secara empiris.b. Tidak ada pengetahuan tentang sumber masalah yang dipilih.c. Terlalu banyak masalah sehingga sulit menseleksid. Masalahnya menarik tetapi sukar untuk mendapatkan data,e. Tidak ada tujuan tertentu dalam memilih suatu masalah.

Oleh sebab itu, maka di dalam memilih masalah hendaknya seorang peneliti berpegang pada pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:1) Apakah masalah tersebut berfaidah untuk dipecahkan?2) Apakah masalah yang telah dipilih sudah sesuai dengan kerangka

penelitian yang diterapkan?3) Apakah dituntut kemampuan-kemampuan khusus untuk

memecahkan masalah yang hendak diteliti?4) Apakah metodologi dan teknik yang ada dapat membantu

pemecahan masalah yang hendak diteliti?

5. Tujuan PenelitianPada bagian ini, peneliti menuliskan apa yang diharapkan atau sumbangan apa yang sekiranya dapat penulis berikan pada penelitian tersebut. Pernyataan yang merupakan harapan terjadi di masa depan disebut Tujuan Umum. Sedangkan pernyataan yang tentang apa yang akan terjadi pada akhir penelitian disebut Tujuan Khusus. Tujuan khusus harus dapat dijawab dalam Bab Penutup pada bagian Kesimpulan oleh penulis.

6. Kerangka KaranganAgar penulis dapat menerangkan isi karangannya secara teratur dan terinci, diperlukan suatu kerangka karangan. Kerangka karangan akan membantu penulis untuk menyusun karangan yang logis dan teratur, karena kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja seorang penulis.

Untuk menyusun kerangka teori, seorang peneliti dapat menerapkan metode induktif maupun metode deduktif. Metode induktif merupakan cara yang bertitik tolak pada hal-hal yang khusus yang kemudian menarik kesimpulan umum. Sementara bila metode deduktif adalah kebalikannya. Ia bertitik tolak pada hal-hal umum yang kemudian menarik kesimpulan khusus.

Kerangka konsepsional merupakan penjabaran sederhana dari konsep-konsep tulisan. Di dalam menyusun kerangka konsepsional, maka dapat dipergunakan perumusan-perumusan yang terdapat di dalam peraturan perundang-undangan yang dijadikan dasar penelitian atau yang hendak diteliti.

Suatu konsep atau suatu kerangka konsepsional pada hakekatnya merupakan suatu pengarah atau pedoman yang lebih konkrit daripada kerangka teoritis yang seringkali masih bersifat abstrak. Di dalam menerapkan pengamatan, sebaiknya kerangka

26

Page 27: full modul mph 2013

konsepsional disusun secara sistematis dan dirumuskan secara jelas, sehingga kerangka konsepsional tersebut dapat dipergunakan sebagai pedoman didalam melakukan pengamatan dan didalam melakukan pencatatan data penelitian.Kegunaan kerangka karangan:1. Tulisan atau karangan dapat disusun secara teratur.2. Menghindari pengulangan penulisan.3. Mempermudahkan mencari data, kasus atau rujukan sesuai dengan kepentingan

penulisan.4. Kerangka tulisan berfungsi sebagai miniatur atau prototipe yang akan

memudahkan pembaca melihat wujud, gagasan, struktur tulisan.

Perumusan kerangka karangan dapat dilakukan dengan dua cara:1. Kerangka kalimat.

Kerangka kalimat merumuskan tiap bagian karangan dengan kalimat berita yang lengkap. Dengan demikian tujuan dan pokok pembahasan akan dapat diketahui secara jelas baik oleh penulis sendiri maupun oleh orang lain.

2. Kerangka topik.Perumusan kerangka topik dilakukan dengan menggunakan kata atau frasa. Kerangka semacam ini kurang memberikan kejelasan bagi orang lain yang membacanya.

7. MetodologiMetodologi merupakan suatu rangkaian kegiatan mengenai tata cara pengumpulan, pengolahan, analisa dan konstruksi data.

Pada bagian Metodologi ini mahasiswa menuliskan mengenai tipe penelitiannya, sifat penelitiannya, jenis datanya dan bagaimana dia menganalisa permasalahan tersebut dengan data yang dimilikinya. 1. Tipe penelitian.

Tipe penelitian yang penulis gunakan adalah tipe penelitian normatif. Tipe penelitian normatif adalah bentuk penelitian dengan melihat studi kepustakaan, sering juga disebut penelitian doktriner, penelitian kepustakaan atau studi dokumen, seperti undang-undang, buku-buku yang berkaitan dengan permasalahannya

2. Sifat penelitian.Sifat penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah sifat penelitian deskriptif analistis, yaitu penelitian dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin yang dapat membantu dalam memperkuat teori-teori yang dipergunakan.

3. Jenis Data.Data PrimerDalam penelitian ini data yang digunakan sebagai bahan penulisan adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan pustaka atau literatur yang terdiri dari bahan primer dan bahan sekunder.

4. Analisis DataAnalisis data dilakukan dengan kualitatif untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

27

Page 28: full modul mph 2013

F. Evaluasi Belajar 6. Latihan

a. Soal Jawablah latihan soal di bawah ini 11. Buatlah sebuah kerangka karangan.12. Jelaskan perbedaan penelitian normatif dan penelitian empiris.

b. Kunci jawaban Jawablah latihan di atas dengan singkat dan jelas kemudian cocokkan jawaban anda dengan materi yang telah dipelajari.

28

Page 29: full modul mph 2013

MODUL 1METODE PENELITIAN

MATERI VII:ALAT PENGUMPULAN DATA

Disusun Oleh:Henry Arianto, SH, MH

UNIVERSITAS ESA UNGGUL2013

29

Page 30: full modul mph 2013

A. Pengantar Pada bagian ke-tujuh ini mahasiswa akan dibekali dengan pengetahuan mengenai alat-alat atau cara-cara yang dapat dipergunakan di dalam penelitian untuk mengumpulkan data penelitian. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan masing-masing alat atau cara pengumpulan data, sehingga mahasiswa mampu memilih mana cara yang paling tepat yang dapat dipergunakan untuk mengumpulkan data penelitian berkaitan dengan penelitian yang sedang dibuatnya.

B. Kompetensi Dasar 1. Mahasiswa mampu memahami cara-cara pengumpulan data.2. Mahasiswa mampu memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing cara

pengumpulan data.

C. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan 1. Mahasiswa mampu menjelaskan cara-cara pengumpulan data.2. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data dengan salah satu cara yang

telah dipelajari.

D. Kegiatan Pembelajaran 1. Pembelajaran diselenggarakan untuk memahami materi 1 dengan pendekatan

contextual Instruction 2. Untuk materi 1 mahasiswa mempelajari penjelasan materi mengenai konsep

dasar metode penelitian selama 90 menit. 3. Selanjutnya selama 60 menit, mahasiswa di ajak diskusi dan tanya jawab.

E. Materi Belajar Dalam pembuatan karya tulis ilmiah, maka diperlukan alat-alat pengumpulan data. Adapun, alat-alat pengumpulan data tersebut adalah:1. Studi dokumen (bahan pustaka)

Pengumpulan data yg dilakukan melalui data tertulis. Mengadakan penelahaan bahan pustaka secara mendalam dan luas merupakan suatu kegiatan yang integral dalam penelitian. Akan tetapi bukan berarti bahwa penelahaan bahan pustaka merupakan satu-satunya pekerjaan penelitian. Bahan pustaka perlu ditelaah agar diperoleh bahan teoritis dan konsepsional.

2. Pengamatan (observasi)Didalam melakukan kegiatan ilmiah seperti penelitian, pengamatan atau observasi merupakan salah satu sarana pengumpulan data yang tertua. Sejak zaman dahulu para ahli filsafat melakukan pengamatan terhadap masyarakat. Astronom juga melakukan pengamatan tertentu terhadap bintang-bintang. Demikian juga para penyayang binatang. Ciri pengamatan:1. Pengamatan mencakup seluruh konteks sosial alamiah dari perilaku manusia

yang nyata.2. menangkap gejala atau peristiwa yang penting, yang mempengaruhi

hubungan sosial antara orang-orang yang diamati perilakunya.

30

Page 31: full modul mph 2013

3. menentukan apakah yang disebut sebagai kenyataan dari sudut pandangan hidup atau falsafah hidup dari pihak-pihak yang diamati

4. mengidentifikasikan keteraturan perilaku atau pola-polaAdapun tujuan dari pengamatan tersebut pada umumnya adalah sebagai berikut:1. mendapatkan data yang menyeluruh dari perilaku manusia atau

masyarakat.2. mendapatkan deskripsi yg relatif lengkap mengenai kehidupan sosial /

salah satu aspeknya.3. mengadakan eksplorasi.4. untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap mengenai perilaku

manusia dan kelompoknya.

Prosedur pengamatan (observasi) dapat dikategorikan kepada dua kategori yaitu:1. Pengamatan terlibat, dikatakan pengamatan terlibat adalah apabila peneliti

menjadi bagian dari obyek yang ditelitinya tersebut.2. Pengamatan tidak terlibat, dikatakan pengamatan tidak terlibat apabila

peneliti hanya mengamati obyek penelitian tersebut dan tidak masuk menjadi bagian di dalam obyek penelitian tersebut.

Dalam memilih pengamatan atau observasi sebagai alat pengumpulan data, harus diperhitungkan beberapa faktor, yakni:1. Masalah yang akan diteliti atau diamati2. Ketrampilan pengamat di dalam melakukan pekerjaannya3. Karakteristik pihak yang diamati seperti ekonomi, politik, kebudayaan, dll.

Pengamatan akan berjalan lancar apabila tidak ada halangan-halangan yang berasal dari pengamat maupun yang diamati. Ada beberapa ciri-ciri dari pihak yang diamati yang perlu diperhitungkan oleh peneliti, seperti:1. Faktor pekerjaan2. Faktor ekonomis3. Faktor politis dan hukum4. Faktor kebudayaan5. Faktor normatif

Untuk keadaan di Indonesia, kadang – kadang perlu diperhatikan hal – hal lain, misalnya:1. Adanya persaingan antara suku – suku bangsa tertentu2. Kemungkinan bahwa salah satu suku bangsa memaksakan unsur

kebudayaan atau unsur – unsur agamanya pada suku bangsa yang lain3. Ada suku bangsa yang berusaha untuk mendominasi suku bangsa lain secara

politis4. Adanya konflik yang bersifat tradisional.

3. Wawancara (interview)Wawancara dipergunakan dengan tujuan sebagai berikut:1. memperoleh data mengenai persepsi manusia2. mendapat data mengenai kepercayaan manusia3. mengumpulkan data mengenai perasaan dan motivasi seseorang

31

Page 32: full modul mph 2013

4. memperoleh data mengenai antisipasi atau orientasi masa depan manusia5. memperoleh informasi mengenai perilaku pada masa lampau6. mendapatkan data mengenai perilaku yang sifatnya sangat pribadi atau sensitif.

Adapun ciri pokok dari wawancara itu adalah:1. Di dalam wawancara diperlakukan perilaku yang senantiasa saling

menyesuaikan diri terutama dari pewawancara.2. Wawancara sangat berguna untuk memperoleh data perihal sikap, perasaan,

pikiran, kepercayaan, dan lain-lain.3. Wawancara memberikan kemungkinan-kemungkinan untuk mempergunakan

berbagai tipe pertanyaan.4. Perluasan ruang lingkup dimungkinkan dalam wawancara.5. Kadang-kadang pewawancara harus dilengkapi dengan data apabila yang

diwawancarai pada saat tertentu menghendaki data tersebut.Keuntungan:c. Memungkinkan peneliti utk mendapatkan keterangan lebih cepat.d. Kayakinan bahwa penafsiran responden adalah tepate. Pembatasan dapat dilakukan secara langsung apabila jawaban yg

diberikan melewati batas ruang lingkup masalah yg diteliti,f. Kebenaran jawaban dapat diperiksa secara langsung.Kelemahan:a. Kadang sulit utk mengetahui apabila responden tdk memberikan informasi yg

sebenarnya.b. Kadang sulit utk menjadi pewawancara & pencatat sekaligus.c. Seringkali memakan waktu lama.d. Sulit utk mengikuti kehendak para responden yg berbeda sifat & perilakunya.

Dalam wawancara dipergunakan suatu pedoman wawancara yang berisikan pokok-pokok yang diperlukan untuk wawancara.

Wawancara memerlukan beberapa syarat ilmiah, yakni:1. Sebelum wawancara dilakukan, pewawancara sudah harus tau hal-hal apa yang

nantinya akan ditanyakan. Pewawancara tidak boleh mengarang-ngarang pertanyaan seadanya.

2. Sebagai pendahuluan dari wawancara yang sebenarnya, pewawancara harus terlebih dahulu menciptakan hubungan baik. Hal ini penting untuk menghilangkan kecemasan interviewee, memberikan jaminan bahwa jawaban-jawabannya tidak akan menimbulkan konsekwensi yang merugikan dirinya sehingga membangkitkan keinginan kerjasama.

3. Selama wawancara berlangsung, pewawancara harus waspada dalam menemui saat kritis dimana mungkin interviewee menemui kesulitan untuk menjawab karena menyangkut pribadi atau mengancam dirinya.

4. Penutup wawancara harus diusahakan agar interviewee tidak merasa habis manis sepah dibuang.

Tipe wawancara:1. Wawancara tidak terarah2. Wawancara terarah3. Wawancara berfokus

32

Page 33: full modul mph 2013

4. Wawancara mendalam

4. KuisionerKuisioner adalah daftar pertanyaan yang dibuat oleh peneliti lalu kemudian disebarkan kepada responden dimana hasil jawaban responden akan diolah untuk mendukung data penelitian.

Kuisioner seringkali dipergunakan untuk mengumpulkan data perihal masyarakat atau golongan-golongan tertentu, kepercayaan, pendapat, pola perilaku dari masyarakat. Suatu kuisioner direncanakan dan dipergunakan untuk memperoleh atau mengumpulkan data dari populasi yang luas, atau yang mempunyai beraneka ragam corak dari kelompok atau golongan masyarakat. Dengan memperoleh suatu gambaran melalui pengunaan kuisioner maka peneliti dapat memperoleh pengetahuan yang mendalam mengenai hal yang ditelitinya tersebut.

Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa penggunaan kuisioner mempunyai dua fungsi utama:1. Untuk mendapatkan deskripsi mengenai suatu gejala (atau beberapa gejala).2. Untuk kepentingan pengukuran dari berbagai variabel dari individu / kelompok.

Tidak jarang peneliti menghadapi berbagai masalah, seperti:1. konstruksi kuisioner yang akan dipergunakan.2. bahasa yang akan dipergunakan3. kerangka acuan4. urutan pertanyaan5. panjang pendeknya kuisioner

Peneliti harus sebanyak mungkin menghindari bahasa yang terlalu mengarah pada jawaban tertentu seperti ya dan tidak. Contohnya:“Menurut pendapat saudara bukankah perbuatan melanggar hukum merupakan perilaku yang menyeleweng?”Jawabannya adalah cenderung “YA”

Kecuali itu, maka dianjurkan untuk mempergunakan kalimat yang mempunyai arti sekhusus mungkin. Bandingkan contoh di bawah:“Berapakah usia bapak/ibu/saudara?”“Berapakah usia bapak/ibu/saudara pada hari ulang tahun yang terakhir.”

Keuntungan:1. Lebih mudah membuat score2. responden tidak perlu menulis atau mengisi dengan tulisan pada daftar

pertanyaan tersebut3. lebih cepat pengisian

Kekurangan:

33

Page 34: full modul mph 2013

1. Adakalanya peneliti tidak mempunyai kemampuan untuk merumuskan semua alternatif yang ada

2. Responden kadang mengisi sembarangan.

Hal yang perlu diperhatikan:1. Panjang pendek daftar pertanyaan membuat kecenderungan pada pengisian dari

responden.2. Isi pertanyaan. Responden kadang enggan untuk menjawab pertanyaan yang

bersifat pribadi atau sensitif3. Anonimitas. Responden cenderung ingin identitasnya tidak diketahui 4. Faktor-faktor lain seperti taraf pendidikan responden, status sosial ekonomi

responden, latar belakang etnik.

Survey pada umumnya dapat dilakukan apabila tujuan penelitian adalah:1. mendapatkan pengetahuan tentang gejala hukum tertentu.2. memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam mengenai suatu gejala hukum

tertentu.3. mendapatkan keterangan tentang frekuensi peristiwa hukum tertentu.4. memperoleh data mengenai hubungan antara suatu gejala hukum dengan gejala

lain.5. menguji hipotesa.

F. Evaluasi Belajar Latihan a. Soal

Jawablah latihan soal di bawah ini 13. Jelaskan mengenai pengamatan terlibat dan tidak terlibat! Berikan

contohnya.14. Buatlah sebuah quisioner, usahakan sesuai dengan tema penelitian yang

akan mahasiswa buat pada saat penyusunan skripsi.

b. Kunci jawaban Jawablah latihan di atas dengan singkat dan jelas kemudian cocokkan jawaban anda dengan materi yang telah dipelajari.

34

Page 35: full modul mph 2013

MODUL 1METODE PENELITIAN

MATERI VIII:ABSTRAK & TEKNIK KUTIPAN

Disusun Oleh:Henry Arianto, SH, MH

UNIVERSITAS ESA UNGGUL2013

35

Page 36: full modul mph 2013

A. Pengantar Bagian penting di dalam karya ilmiah seperti skripsi, tesis, disertasi dan tulisan pada sebuah jurnal adalah abstrak. Dapat dikatakan Abstrak adalah intisari dari karya tulis ilmiah. Kemudian, di dalam pembuatan penelitian atau karya ilmiah, seorang peneliti atau penulis tentu akan menggunakan bahan literatur sebagai referensi atau acuan tulisan yang akan memperkuat tulisan yang dibuat, oleh karenanya mahasiswa harus pula mengetahui aturan-aturan di dalam mengutip karya ilmiah orang lain sebagai bahan acuan di dalam penulisan atau penelitian yang sedang dikerjakannya. Oleh karena itu pada materi ke-delapan ini mahasiswa akan dibekali dengan pengetahuan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan abstrak dan hal-hal yang berkaitan dengan teknik atau ketentuan pengutipan karya ilmiah.

B. Kompetensi Dasar 1. Mahasiswa mampu memahami bagian-bagian di dalam sebuah asbtrak.2. Mahasiswa mampu memahami hal-hal teknis seputar pengutipan karya ilmiah.

C. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan 1. Mahasiswa mampu menjelaskan bagian-bagian sebuah asbtrak dan membuat

sebuah abstrak yang baik dan benar.2. Mahasiswa mampu menjelaskan teknik pengutipan yang benar dan mampu

membuat kutipan sesuai dengan aturan karya tulis ilmiah.

D. Kegiatan Pembelajaran 1. Pembelajaran diselenggarakan untuk memahami materi 1 dengan pendekatan

contextual Instruction 2. Untuk materi 1 mahasiswa mempelajari penjelasan materi mengenai konsep

dasar metode penelitian selama 90 menit. 3. Selanjutnya selama 60 menit, mahasiswa di ajak diskusi dan tanya jawab.

E. Materi Belajar 1. AbstrakDalam penulisan skripsi, maka mahasiswa wajib menyertakan abstrak di dalam skripsinya tersebut. Dapat dikatakan abstrak merupakan intisari dari sebuah skripsi. Karena dengan hanya melihat abstrak, pembaca dapat mengetahui judul skripsi, permasalahan yang dibahas, metode penulisannya, sampai kepada berapa jumlah halama skripsi dan berapa jumlah literatur atau buku yang dipergunakan penulis sebagai sumber referensinya. Dapat disimpulkan bahwa isi abstrak pada umumnya adalah terdiri dari:1. latar belakang penulisan skripsi atau alasan penulisan dan tujuan penelitian2. masalah pokok3. hasil penelitian4. kesimpulan atau informasi lain.

36

Page 37: full modul mph 2013

Syarat teknis yang perlu diperhatikan dalam penulisan abstrak adalah sebagai berikut:1. Diketik rapi pada kertas kuarto.2. Jumlah halaman dianjurkan hanya satu, maksimal dua halaman.3. Jarak antar baris adalah satu spasi

2. KutipanDalam penulisan karya tulis ilmiah, seorang penulis sering meminjam pendapat atau ucapan orang lain yang terdapat pada buku, majalah, peraturan perundang-undangan, makalah, dan lain-lain. Untuk itu penulis harus memperhatikan prinsip-prinsip mengutip, yaitu:

1) Tidak mengadakan perubahan naskah asli yang dikutip. Kalaupun perlu mengadakan pengubahan, maka seorang penulis harus memberi keterangan bahwa kutipan tersebut telah diubah. Caranya dengan memberi huruf tebal atau memberi keterangan dengan tanda kurung segi empat, seperti gambar berikut [ ]

2) Bila dalam naskah asli terdapat kesalahan, penulis dapat memberikan tanda [sic!] langsung di belakang kata yang salah. Hal itu berarti bahwa kesalahan ada pada naskah asli dan penulis tidak bertanggungjawab atas kesalahan tersebut.

3) Apabila bagian kutipan ada yang dihilangkan, penghilangan itu dinyatakan dengan cara membubuhkan tanda elipsis (yaitu dengan tiga titik). Penghilangan bagian kutipan tidak boleh mengakibatkan perubahan makna asli naskah yang dikutip.

Macam – macam Kutipan:1. Kutipan Langsung yang kurang dari 4 baris, kutipan harus diapit tanda kutip

( “...” )2. Kutipan Langsung yang lebih dari 4 baris, kutipan dapat di apit tanda kutip /

tanda petik dapat pula tidak.3. Kutipan Tidak Langsung.

3. Penulisan kutipanDalam penulisan karya tulis ilmiah, seorang penulis sering meminjam pendapat, atau ucapan orang lain yang terdapat pada buku, majalah, bahkan bunti pasal dalam peraturan perundang-undangan. Untuk itu seorang penulis harus memperhatikan prinsip-prinsip mengutip yaitu:a. Tidak mengadakan perubahan naskah asli yang dikutip. Kalaupun perlu

mengadakan perubahan (paraphrasing), maka seorang penulis harus memberi keterangan bahwa kutipan tersebut dirubah. Caranya adalah dengan memberi huruf tebal (bold), atau memberi keterangan dengan tanda kurung segi empat.

b. Bila dalam naskah asli terdapat kesalahan, penulis dapat memberikan tanda [sic!] langsung dibelakang kata yang salah. Hal ini berarti bahwa kesalahan ada pada naskah asli dan penulis tidak bertanggungjawab atas kesalahan tersebut.

c. Apabila bagian kutipan ada yang dihilangkan, penghilangan itu dinyatakan dengan cara membubuhkan tanda elipsis (yaitu dengan tiga titik). Penghilangan bagian kutipan tidak boleh mengakibatkan perubahan makna asli naskah yang dikutip.

d. Kutipan harus dinyatakan secara jelas dan tegas.

37

Page 38: full modul mph 2013

e. Font yang digunakan di dalam kutipan sama dengan font yang digunakan di dalam teks.

f. Penulisan kutipan langsung, diketik masuk ke dalam sekitat 5 – 7 ketuk.g. Kutipan ditulis dengan spasi satu.

Bentuk kutipan dibagi dua bentuk:1. Penulisan kutipan langsung.

Kutipan langsung dapat dibagi menjadi:1) Kutipan langsung yang lebih dari 4 baris.2) Kutipan langsung yang tidak lebih dari 4 baris.

2. Penulisan kutipan tidak langsung.

Kutipan langsung yang kalimatnya lebih dari 4 baris:Caranya:- Dipisahkan dari teks dalam jarak 3 spasi.- Jarak antar baris 1 spasi.- Diapit dengan tanda kutip- Seluruh kutipan diketik masuk sebanyak kurang lebih 6 ketuk, bila

ketikan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama dari kutipan itu dimasukkan lagi 6 ketukan.

- Jangan lupa memberi nomor kutipan (footnote)

Kutipan langsung yg kalimatnya tidak lebih dari 4 baris.Caranya:- Tulisan diintegrasikan langsung dari teks yang ada di atas tanpa dipisah

dalam jarak 3 spasi.- Jarak antar baris 2 spasi.- Diapit dengan tanda kutip.- Sesudah kutipan selesai jangan lupa diberi nomor urut catatan kaki

(footnote).

Kutipan tidak langsungKutipan tidak langsung digunakan apabila mengambil pendapat satu sumber tertentu dan menambahkan uraian kalimatnya. Jadi dapat dikatakan kutipan tidak langsung dalam arti tidak persis sama dengan yang dikutip (dari sumbernya). Caranya:- Diintegrasikan dengan teks.- Jarak tetap dengan teks (2 spasi).- Di akhir tulisan jangan lupa ditulis nomor kutipan.

4. Penulisan Sumber KutipanSeorang penulis yang mengutip pendapat orang lain harus mencantumkan sumber kutipan. Untuk mencantumkan sumber kutipan dapat dipergunakan salah satu cara dari tiga cara yang ada. Ketiga cara penulisan sumber kutipan tersebut adalah:2

1. American Psycological Associations Manual (APA)

2 Ibid, hal. 8.

38

Page 39: full modul mph 2013

Mencantumkan langsung sumber kutipan di akhir kutipan yang ditulis dalam tanda kurung.Contoh: (Soerjono Soekanto, 1983: 23), artinyaKutipan tersebut diambil dari buku karangan Soerjono Soekanto yang terbit tahun 1983 pada halaman 23 Dalam penulisan sumber semacam ini tidak mudah untuk langsung menemukan dari sumber mana kutipan tersebut diambil. Pembaca sulit mengetahui judul buku yang dikutip. Seyogyanya pada setiap akhir bab dibuat daftar pustaka. Adapun cara menuliskan Daftar Pustaka dengan cara ini adalah:

Nama pengarang, tahun terbit, judul, cetakan atau edisi keberapa, nama kota penerbit, nama penerbit.

2. Modern Language Associations Handbook (MLA) Memberi nomor urut pada setiap akhir kutipan, kemudian menulis sumber kutipannya di akhir bab, pada lembar khusus yang disebut “catatan”. Cara menuliskan sumber kutipan sama seperti menulis catatan kaki.

3. Chicago Cara yang lazim adalah dengan memberikan nomor urut kutipan kemudian sumber kutipan ditulis pada kaki halaman diawali dengan nomor urut kutipan. Sumber kutipan dipisahkan dari naskah dengan garis lurus sepanjang lima belas ketikan, diapit oleh ruang kosong masing-masing empat kait. Keuntungan cara penulisan sumber kutipan dengan catatan kaki ialah, jika pada suatu ketika penulis ingin membandingkan dengan sumber lain, atau penulis ingin menerangkan suatu tulisan yang bukan menjadi konteks penulisan. Jika menerangkan sesuatu langsung pada naskah maka akan sedikit mengganggu kesinambungan tulisan, maka dengan catatan kaki keterangan tentang sesuatu tersebut dapat dilakukan. Hal ini tidak akan mengganggu naskah dimaksud.

Penggunaan kutipan memiliki beberapa manfaat, yaitu:1. untuk menegaskan isi uraian,2. untuk membuktikan kebenaran dari sebuah pernyataan yang dibuat oleh penulis,3. untuk memperlihatkan kepada pembaca materi dan teori yang digunakan

penulis,4. untuk mengkaji interpretasi penulis terhadap bahan kutipan yang digunakan,5. untuk mencegah penggunaan dan pengakuan bahan tulisan orang lain sebagai

miliki sendiri (plagiat)

5. Penjiplakan (Plagiarisme)Penjiplakan adalah suatu bentuk kejahatan yang amat serius dalam dunia akdemis. Oleh karena itu, segala bentuk penjiplakan tidak dapat ditolerir dan harus dikenakan sanksi akademis.

Adapun sanksi yang dimaksud adalah:1. Ditegur oleh pengajar yang bersangkutan.2. Yang bersangkutan dapat memberikan nilai E (tidak lulus).3. Ditunda kelulusannya.

39

Page 40: full modul mph 2013

4. Mencabut gelar dan ijazah yang telah diberikan dan tidak mengakui gelar yang telah diberikan kepada yang melanggar ketentuan tersebut.

5. Tidak diperkenankan bagi yang bersangkutan untuk melanjutkan studi di tempat mahasiswa tersebut belajar.

Beberapa bentuk penjiplakan adalah:1. Menyalin kalimat dari buku, artikel, dan sebagainya tanpa mencantumkan

sumbernya.2. Menyusun kalimat dengan menggunakan pendapat orang lain, buku, dan

sebagainya tanpa menyebutkan sumbernya.3. Meringkas kalimat, pendapat, ide orang lain, buku, dan sebagainya tanpa

menyebutkan sumbernya.4. Menggabungkan sejumlah tulisan, pendapat, hasil penelitian dan beberapa

sumber tanpa menyebutkan secara tegas sumber aslinya

Beberapa cara untuk menghindari penjiplakan adalah:1. Jika ide atau pendapat utama diambil dari satu sumber walaupun tidak

menggunakan kalimat yang sama persis dengan sumbernya, maka sumber ide atau pendapat tersebut harus dicantumkan dengan cara seperti contoh berikut:

Pada setiap masalah utama internasional, terdapat interaksi antara politik dalam negeri dan kebijakan luar negeri dan masalah ini membentuk suatu kendala dalam pengambilan kebijakan luar negeri Australia. (Smith: 1988:18-20)

2. Jika menggunakan kalimat asli dari sumber untuk mendukung argumentasi, maka sumber asli tersebut dapat ditulis seperti contoh berikut:

Smith (1988:18) mengatakan bahwa “kebijakan luar negeri tidak dapat dipisahkan dari politik dalam negeri” dan kenyataan ini dapat dilihat dari beberapa butir khusus pada masalah Timor. Masalah Timor tidak hanya menggambarkan bahwa konflik politik di dalam negeri mempengaruhi produk kebijakan luar negeri, tetapi juga menunjukkan bahwa Australia tidak mempunyai kekuasaan yang cukup kuat untuk mempengaruhi resolusi masalah internasional tersebut.

Referensi di atas harus pula ditulis secara formal dan lengkap pada daftar kepustakaan seperti berikut:

Smith, H. (1988). “Foreign Policy and the Political Process”, in F.A. Mediansky and A.C. Palfreeman (eds). In Pursuit of National Interests. Sydney: Pegamon.

3. Jika menggunakan beberapa sumber untuk mendukung suatu pendapat atau ide, maka penulisannya adalah seperti contoh berikut:

Hudson (1988:1) dan Smith (1988:18) setuju bahwa kebijakan luar negeri mirip dengan kebijakan dalam negeri dalam banyak hal, walaupun kedua bentuk kebijakan tersebut agaknya memiliki perspektif yang berbeda terhadap faktor-faktor penting dalam pembuatan kebijakan luar negeri.

40

Page 41: full modul mph 2013

4. Jika mengutip sebagian kalimat atau pernyataan dan mencocokkannya dengan paragraph yang sedang dibuat, maka kutipan itu dapat diringkas seperti contoh berikut:

Smith (1988:19) berpendapat bahwa “... pemerintah di bawah partai konservatif telah membawa Australia terjun dalam perang Vietnam”, tetapi belum dapat dibuktikan bahwa pemerintah di bawah partai buruh juga turut membawa Australia dalam peperangan tersebut.

F. Evaluasi Belajar Latihan a. Soal

Jawablah latihan soal di bawah ini 15. Buatlah sebuah abstrak! 16. Apa yang dimaksud dengan APA, dan apa bedanya APA dengan MLA?

b. Kunci jawaban Jawablah latihan di atas dengan singkat dan jelas kemudian cocokkan jawaban anda dengan materi yang telah dipelajari.

41

Page 42: full modul mph 2013

MODUL 1METODE PENELITIAN

MATERI IX:FOOTNOTE DAN DAFTAR PUSTAKA

Disusun Oleh:Henry Arianto, SH, MH

42

Page 43: full modul mph 2013

UNIVERSITAS ESA UNGGUL2013

A. Pengantar Sebagaimana disampaikan pada pertemuan sebelumnya bahwa dalam pembuatan karya tulis ilmiah, seseorang penulis tentunya akan menggunakan literatur yang akan dijadikan acuan untuk bahan tulisannya. Kutipan dari literatur yang diambil tersebut haruslah dibuatkan footnotenya, dan bahan bacaan yang telah dibaca oleh penulis atau peneliti sebagai referensi tulisannya, haruslah kemudian dibuatkan daftar pustakanya. Oleh karenanya pada bagian ke-sembilan ini mahasiswa akan dibekali dengan pengetahuan mengenai cara-cara pembuatan footnote dan pembuatan daftar pustaka.

B. Kompetensi Dasar 1. Mahasiswa mampu memahami cara pembuatan Footnote.2. Mahasiswa mampu memahami cara pembuatan Daftar Pustaka.

C. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan 1. Mahasiswa mampu membuat Footnote.2. Mahasiswa mampu membuat Daftar Pustaka.

D. Kegiatan Pembelajaran 1. Pembelajaran diselenggarakan untuk memahami materi 1 dengan pendekatan

contextual Instruction 2. Untuk materi 1 mahasiswa mempelajari penjelasan materi mengenai konsep

dasar metode penelitian selama 90 menit. 3. Selanjutnya selama 60 menit, mahasiswa di ajak diskusi dan tanya jawab.

E. Materi Belajar 1. Catatan Kaki (Footnote)

Catatan kaki adalah keterangan-keterangan atau teks karangan yang ditempatkan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan. Catatan kaki ada tiga macamnya. Pertama adalah catatan kaki yang merupakan catatan penunjukkan sumber atau referensi, kedua adalah catatan kaki yang merupakan catatan penjelas, dan yang ketiga adalah catatan kaki yang merupakan catatan gabungan sumber dan penjelas.

a. Buku ditulis oleh seorang pengarang atau lebih sampai 3 orang pengarang: Pengarang itu dapat berupa orang atau badan korporasi.Untuk pengarang yang merupakan badan korporasi tidak boleh disingkat, jadi kalau dikarang oleh DEPERINDAG maka harus ditulis lengkap menjadi Departemen Perindustrian dan Dagang.Pedoman penulisan untuk kutipan yang ditulis oleh seorang pengarang atau lebih caranya adalah sebagai berikut:

43

Page 44: full modul mph 2013

a. Judul karangan dapat ditulis dengan tebal, miring, atau garis bawah.b. Nama penulis Indonesia tidak dibalik penempatannya, kecuali untuk

orang asing.c. Gelar akademik tidak perlu dicantumkan.

Jadi pedomannya: Nama Pengarang, Judul Karangan, (kota penerbitan: nama

penerbit, tahun penerbitan), nomor halaman.Contohnya: Soerjono Soekanto, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta:

Universitas Indonesia, 1986), hlm. 12Proyek ELIPS, Pengantar Umum Hukum Ekonomi, (Jakarta:

ELIPS, Desember 1997), hlm.42.

b. Ditulis oleh lebih dari 3 orang pengarang Yang ditulis hanya nama pengarang pertama saja kemudian dibelakangnya ditambahkan “et al” yang artinya adalah dengan kawan-kawan atau dengan orang lain.Contoh

Soerjono Soekanto, et. al, Penelitian Hukum Normatif, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1994), hlm.92

c. Kumpulan karangan Bila tulisan tersebut diambil dari bunga rampai atau kumpulan karangan. Yang ditulis adalah editornya.Pedomannya: Nama, ed, judul, (kota penerbitan: penerbit, tahun),halaman.Contoh:

Lukman Ali, ed, Bahasa dan Kesusastraan Indonesia Sebagai Cermin Manusia Indonesia Baru, (Jakarta: Jakarta Press, 1987), hlm.80.

Harimurti Kridalaksana, “Pembentukan Istilah Ilmiah Dalam Bahasa Indonesia,” Bahasa dan Kesusastraan Indonesia sebagai Cermin Manusia Indonesia Baru, ed. Lukman Ali, (Jakarta: Jakarta Press, 1987), hlm. 80.

d. Ensiklopedi dan Kamus

Apabila pengarang mengutip atau mengambil kalimat dari ensiklopedi atau kamus maka cara penulisannya tidak berbeda jauh dengan cara penulisan untuk penulisan yang mengambil buku sebagai sumbernya. Pedomannya adalah “Nama pengarang, judul tulisan, nama ensiklopedi atau kamus, nama kota penerbitan, nama penerbit dan tahun dalam kurung, diakhiri dengan nomor halaman. Contohnya adalah sebagai berikut:

Soebekti dan Tjitrosudibio, “Conditio Sine Causa,” Kamus Hukum, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1985), hlm.25

F.L. Gracia, Encyclopedia of Banking and Finance (New York: Mc. Graw Hill, 1962) hlm. 178.

44

Page 45: full modul mph 2013

Black, Henry Campbell, Black’s Law Dictionary, 6th ed, (ST. Paul, Minn: West Publishing, Co, 1990), hlm.384.

e. Terjemahan. Dapat pula kita mengambil atau mengutip tulisan dari terjemahan seseorang. Contoh penulisannya adalah sebagai berikut:

Ter Haar, Asas-asas dan susunan hukum adat, Terjemahan Soebekti Poesponoto, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1983), hlm.25.

Soebekti dan Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (Burgerlijk Weetboek), (Jakarta: Pradnya Paramita, 1992), pasal 1320.

1). Referensi dari sumber keduaTerkadang penulis menemukan di dalam buku yang dikutipnya, ternyata penulis buku tersebut mengutip juga dari sumber utamanya. Maka cara penulisan catatan kakinya adalah:

Sunaryati Hartono, “Hukum Ekonomi Pembangunan Indonesia” (Jakarta: Binacipta Aksara, 1982), hal. 21, mengutip Roscoe Pound, An Introduction to The Philosophy of Law, (New Heaven: Yale University Press, 1954), hal. 47.

ATAU

Roscoe Pound An Introduction to The Philosopy of Law, (New Heaven: Yale University Press, 1954), hal. 47, dikutip oleh Sunaryati Hartono, “Hukum Ekonomi Pembangunan Indonesia” (Jakarta: Binacipta, 1982), hal.21.

2) Artikel. Untuk tulisan yang diambil dari koran (media massa), majalah, tabloid, jurnal maka pedomannya “Nama penulis, judul tulisan, tempat tulisan dimuat, tanggal bulan dan tahun, halaman.” Sehingga bentuknya atau contohnya adalah seperti dibawah ini:

Arswendo Atmowiloto, “Menggairahkan Pers Lamban,” Kompas, 24 Oktober 1999, hlm.4

Bila nama pengarang jelas, maka catatan kaki dimulai dengan nama pengarang, namun dalam hal-hal lain cukup ditulis jenis rubrik atau topiknya, misalnya “Berita Ekonomi”, “Tajuk Rencana”, “Hukum” dan lain sebagainya. Contohnya seperti dibawah ini:

Hukum, Tempo, 14 Oktober 1989, hal. 84.

3) Naskah ilmiah yang tidak dipublikasikan.

45

Page 46: full modul mph 2013

Tulisan ilmiah yang tidak dipublikasikan misalnya adalah skripsi, tesis, atau disertasi yang tidak dibuat buku (hanya ditempatkan di perpustakaan fakultas yang bersangkutan), maka pedomannya adalah, “Nama penulis, judul tulisan, di dalam kurung ditulis apa nama naskahnya (skripsi, tesis, disertasi) kemudian nama penerbit, tempat penerbitan dan tahun), dan diakhiri dengan nomor halaman. Contohnya adalah sebagai berikut:

Jos D. Patera “Fonologi Bahasa Gorontalo,” (Skripsi Sarjana Fakultas Sastra Universitas Indonesia, Jakarta: 1984), hlm.30.

Sri Harmini Ernawati, “Custady Perlu Kembangkan Diversifikasi Pelayanan” (Makalah yang disampaikan pada seminar Asosiasi Custodian, Jakarta, 15 Juli 1991), hlm.17

4) Penerbitan pemerintah dan Konvensi Internasional. Penerbitan Pemerintah contohnya dalah Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, SK Gubernur, dan hal-hal yang diterbitkan oleh pemerintah.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun tentang Perseroan Terbatas, Pasal 1 ayat (1).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 1 Nomor 8.

The 1958 New York Convention, The Convention on the Recognition and Enforcement of Foreign Arbital Awards, Artikel IX.

5) Wawancara dan Surat Apabila penulis melakukan wawancara contohnya adalah sebagai berikut:

Hasil wawancara dengan Bapak Mutarto, Jabatan Ka.Bag. Kustodian, pada hari Senin, 20 Januari 2003, di Bank Rakyat Indonesia Pusat, JL. Jend. Sudirman No. 44 – 46, Jakarta 10210.

Andi Hamzah, wawancara dengan penulis, Hotel Le Meridien, Jakarta, 9 Agustus 1999.

Boedi Harsono, surat kepada penulis, 14 Desember 2000

6) On-Line Information via internet Sejarah Majelis Permusyawaratan Rakyat, (On-Line), tersedia di

http://mpr.wasantara.net.id/sejarah.htm.(9 Juli 2001)

A Tony Prasetiantono, Perlu Solusi Utang Yang Non Konvensional (On-Line), tersedia di http://www.kompas.com/kompas-cetak/0108/06/UTAMA/anal 01.htm (6 Agustus 2001).

7) Catatan penjelas.

46

Page 47: full modul mph 2013

Dalam membuat kutipan, khususnya catatan kaki / footnote, dapat juga footnote berupa penjelasan penulis. Jadi footnote bukan saja mengacu kepada apa yang dikutip, tapi dapat juga digunakan sebagai tempat untuk menjelaskan apa yang ditulis di atasnya, agar kalimat di atasnya tidak terputus dengan penjelasan penulis.

Contoh:

Deklarasi Hakhak Asasi Manusia (1948) dan Dua Perjanjian (Covenant) yang diterima di PBB pada tahun 1966, menunjukkan bahwa hak-hak asasi tidak hanya terbatas pada hak-hak di bidang sipil dan politik, tetapi juga mencakup hak-hak di bidang ekonomi, sosial dan budaya.

2. Singkatan Catatan Kaki1. Ibid

Ibidem artinya pada tempat yang sama. Ibid belum dilangkahi dengan penulis-penulis lain. Contoh untuk pengarang, judul dan halaman yang sama pada buku

tersebut:Indra Savitri, Catatan Hukum Pasar Modal (Jakarta: Go Global

Book,1998),hlm.115.Ibid.

Contoh untuk pengarang, judul sama tapi halamannya berbeda:Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, Pasal 1 nomor 14.

Ibid, Pasal 9.

2. Op, CitOpere Cittato artinya pada karya yang telah dikutip. Singkatan ini digunakan bila catatan itu menunjuk kembali kepada sumber yang telah disebutkan, tetapi telah diselingi oleh sumber lain.Contoh:

Moh. Kusnardi dan Bintan R. Saragih, Ilmu Negara. (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000), hlm 174.

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia, 1993), hlm. 50.

Moh. Kusnardi, Op, Cit, hlm. 183.

3. Loc, CitLoco Citato artinya tempat yang telah dikutip. Singkatan ini digunakan bila catatan itu menunjuk pada halaman yang sama dan sumber yang telah disebut sebelumnya tetapi telah diselingi oleh sumber lainnya.Contoh:

Moh. Kusnardi dan Bintan R. Saragih, Ilmu Negara. (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000), hlm 174.

47

Page 48: full modul mph 2013

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia, 1993), hlm. 50.

Moh. Kusnardi, Loc. Cit.

3. Daftar PustakaDaftar Pustaka atau Bibliografi) adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku atau artikel dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atay sebagain dari karangan yang sedang dikerjakan. Daftar pustaka diletakkan pada bagian akhir sebuah tulisan ilmiah. Daftar pustaka merupakan rujukan penulis selama ia melakukan dan menyusun penelitian atau laporannya. Daftar Pustaka disusun dengan berbagai format, yakni format MLA (The Modern Language Association) dan format APA (American Psychological Association). Adapun fungsi daftar pustaka tersebut adalah:1. Membantu pembaca mengenal ruang lingkup studi penulis.2. Memberi informasi kepada pembaca untuk memperoleh pengetahuan yang

lebih lengkap dan mendalam daripada kutipan yang digunakan penulis.3. Membantu pembaca memilih referensi dan materi dasar untuk studinya.

Cara penulisannya:1. Nama pengarang disusun menurut alfabet tanpa diberi nomor urut.2. Bila tidak ada nama pengarang maka judul buku / artikel yang dimaksudkan

diurutkan alfabet3. Gelar akademik pengarang tidak perlu dicantumkan, namun gelar

kebangsawanan atau haji dapat dicantumkan.4. Jika untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu bahan referensi yang

digunakan, maka untuk referensi yang kedua dan seterusnya nama pengarang tidak perlu diikutsertakan tetapi diganti dengan garis.

5. Jarak antara baris dengan baris dalam satu referensi satu spasi, tetapi jarak referensi satu dengan referensi yang lain dua spasi.

Contoh Daftar Pustaka Format MLA1. Buku satu penulis Sukadji, Soetarlinah. Menyusun dan Mengevaluasi

Laporan Penelitian. Jakarta: UI Press, 2000.2. Buku dua penulis Widyamartaya, AI, dan Veronica Sudiati. Dasar-dasar

Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1997.

3. Buku tiga penulis Akhadiah, Sabarti, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1989.

4. Buku lebih dari tiga penulis

Alwi, Hasan, et al. Tata Bahasa Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993.

ATAUAlwi, Hasan, dkk. Tata Bahasa Bahasa Indonesia.

Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993.

5. Lebih dari satu Sugono, Dendy. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Ed.

48

Page 49: full modul mph 2013

edisi Rev. Jakarta: Puspa Swara, 2002. 6. Penulis dengan

beberapa bukuKeraf, Gorys, Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran

Bahasa, Ende, Flores: Penerbit Nusa Indah, 1997.----------, Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Penerbit

Gramedia Pustaka Utama, 1982.7. Penulis tidak

diketahui atau penulis adalah lembaga

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia. Panduan Teknis Penyusunan Skripsi Sarjana Sains. Jakarta: UI Press, 2002.

8. Buku terjemahan DL, Chryshnanda dan Bambang Hastobroto, Eds. Desain Penelitian Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, terj. dr. John Creswell, Jakarta: KIK Press, 2002.

9. Buku dengan penyunting / editor

Ihromi, T.O., peny. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: PT. Gramedia, 1981.

10. Buku serial / berjilid

Sadie, Stanley, ed. The New Grove Dictionary of Music and Musicians. Vol.15. London: Macmillan, 1980.

11. Jurnal Molnar, Andrea. “Kemajemukan Budaya Flores: Suatu Pendahuluan.” Antropologi Indonesia 56 (1998): 13-19.

12. Majalah Asa, Syu’bah. “PKS: ‘Sayap Ulama’ dan ‘Sayap Idealis’.” Tempo, 5 – 11 Juli 2004, 38–39.

13. Surat Kabar Suwantono, Antonius, “Keanekaan Hayati Mikro-Organisme: Menghargai Mikroba Bangsa.” Kompas, 24 Des 1995, 11.

“Menyambut Terbentuknya Badan Pengurus Kemitraan Deklarasi Bali.” Tajuk Rencana (editorial), Kompas, 22 Des 1995, 4.

14. Dokumen pemerintah

Biro Pusat Statistik, Struktur Ongkos Usaha Tani Padi dan Palawija, 1990. Jakarta: BPS, 1993.

15. Naskah yang belum diterbitkan

Budiman, Meilani. “The Relevance of Multiculturalism to Indonesia”. Makalah pada Seminar Sehari tentang Multikulturalisme di Inggris, Amerika, dan Australia Universitas Indonesia, Depok, Maret 1996.

Contoh Daftar Pustaka Format APA1. Buku satu penulis Sukadji, S. (2000). Menyusun dan Mengevaluasi

Laporan Penelitian. Jakarta: UI Press.2. Buku dua penulis Widyamartaya, AI, dan Sudiati, V. (1997). Dasar-

dasar Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

3. Buku tiga penulis Akhadiah, S, Arsjad, M.G. dan Ridwan. S.H. (1989). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.

4. Buku lebih dari tiga penulis

Alwi, Hasan, et al. (1993). Tata Bahasa Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

49

Page 50: full modul mph 2013

ATAUAlwi, H, dkk. (1993). Tata Bahasa Bahasa Indonesia.

Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

5. Lebih dari satu edisi Sugono, Dendy. (2002). Berbahasa Indonesia dengan Benar. Ed. Rev. Jakarta: Puspa Swara.

6. Penulis dengan beberapa buku

Keraf, G. (1982) Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama.

Keraf, G (1997). Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, Ende, Flores: Penerbit Nusa Indah.

7. Penulis tidak diketahui atau penulis adalah lembaga

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia. (2002). Panduan Teknis Penyusunan Skripsi Sarjana Sains. Jakarta: UI Press.

8. Buku terjemahan Creswell, J.W. (2002). Research Design Qualitative and Quantitative Approaches. (Terj. Angkatan III dan IV KIK-UI bekerjasama dengan Nur Khaibah). Jakarta: KIK Press.

9. Buku dengan penyunting / editor

Ihromi, T.O., peny. (1981). Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: PT. Gramedia.

10. Buku serial / berjilid Sadie, S, ed. (1980). The New Grove Dictionary of Music and Musicians. Vol.15. London: Macmillan.

11. Jurnal Molnar, A (1998). Kemajemukan Budaya Flores: Suatu Pendahuluan. Antropologi Indonesia 56, 13-19.

12. Majalah Asa, S. (2004, 5–11 Juli) PKS: ‘Sayap Ulama’ dan ‘Sayap Idealis’. Tempo. 38–39.

13. Surat Kabar Suwantono, A. Keanekaan Hayati Mikro-Organisme: Menghargai Mikroba Bangsa.” (1995, 24 Desember). Kompas, 11.

Menyambut Terbentuknya Badan Pengurus Kemitraan Deklarasi Bali. Tajuk Rencana (editorial). (1995, 22 Desember). Kompas, 4.

14. Dokumen pemerintah Biro Pusat Statistik. (1993). Struktur Ongkos Usaha Tani Padi dan Palawija, 1990. Jakarta: BPS.

15. Naskah yang belum diterbitkan

Budiman, M. (1996, Maret). The Relevance of Multiculturalism to Indonesia. Makalah pada Seminar Sehari tentang Multikulturalisme di Inggris, Amerika, dan Australia Universitas Indonesia, Depok.

50

Page 51: full modul mph 2013

Selain mengutip sumber-sumber tercetak sekarang ini penulis juga dapat mengumpulkan data dan referensi dari Internet atau WWW (World Wide Web, Jaringan Jagad Jembar). Unsur-unsur yang dicantumkan dalam referensi internet adalah:3

1. nama penulis yang diawali dengan penulisan nama keluarga.2. judul tulisan diletakkan di antara tanda kutip.3. judul karya tulis keseluruhan (jika ada) dengan huruf miring .4. data publikasi berisi protokol dan alamat, path, tanggal atau waktu akses

dilakukan.

Contoh:1. Dari WWW

Walker, Janice R. “MLA-Style Citations of Electronic Sources.” Style Sheet. http://www.cas.usf.edu/english/walker/mla/html. (10 Feb 1996)

2. Dari download FTP (File Transfer Protocol)Johnson-Eilola, Jordan, “Little Machines: Rearticulating Hypertext Users.” ftp daedalus.com/pub/CCCC95/johnson-eilola (10 Feb 1996)

3. Dari e-mailBruckman, Amy S. “MOOSE Crossing Proposal.” Mediamoo@media,mit.edu. (20 Des 1994)

4. Dari chattingNama teman chatting menggantikan nama penulis, jenis komunikasi (misalnya wawancara pribadi, tanggal komunikasi dan tanda kurung.Marsha s_Guest. Personal interview. Telnet daedalus.com 7777 (10 Feb 1996)

F. Evaluasi Belajar Latihan a. Soal

Jawablah latihan soal di bawah ini 17. Buatlah footnote, seakan anda mengambil dari:

a. sebuah buku dengan tiga orang penulis, b. sebuah jurnalc. sebuah media masad. sebuah peraturan perundang-undangan

18. Buatlah Daftar Pustaka dengan minimal 10 literatur.

b. Kunci jawaban Jawablah latihan di atas dengan singkat dan jelas kemudian cocokkan jawaban anda dengan materi yang telah dipelajari.

3 Ibid, hal. 36

51

Page 52: full modul mph 2013

MODUL 1METODE PENELITIAN

MATERI X:TEKNIK PENULISAN

52

Page 53: full modul mph 2013

Disusun Oleh:Henry Arianto, SH, MH

UNIVERSITAS ESA UNGGUL2013

A. Pengantar Dalam menulis karya tulis ilmiah, berbeda dengan menulis cerpen ataupun artikel. Penulisan karya tulis ilmiah haruslah memenuhi aturan atau pedoman penulisan karya tulis ilmiah, seperti tipe huruf yang dipergunakan, font huruf yang dipergunakan dan lain sebagainya. Oleh karenanya pada bagian ke-sepuluh ini mahasiswa akan dibekali dengan pengetahuan teknik penulisan karya tulis ilmiah.

B. Kompetensi Dasar 1. Mahasiswa memahami aturan teknik penulisan karya tulis ilmiah.2. Mahasiswa memahami gaya penulisan karya tulis ilmiah.

C. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan 1. Mahasiswa mampu menjelaskan aturan teknik penulisan karya tulis ilmiah.2. Mahasiswa mampu menjelaskan gaya penulisan karya tulis ilmiah.

D. Kegiatan Pembelajaran 1. Pembelajaran diselenggarakan untuk memahami materi 1 dengan pendekatan

contextual Instruction 2. Untuk materi 1 mahasiswa mempelajari penjelasan materi mengenai konsep

dasar metode penelitian selama 90 menit. 3. Selanjutnya selama 60 menit, mahasiswa di ajak diskusi dan tanya jawab.

E. Materi Belajar Teknis Penulisan Karya TulisAgar penulis karya tulis sempurna, setelah isi dan bentuk lahiriah disusun dengan cara yang semestinya, penulis juga harus mempertahankan teknik penulisan berdasarkan persyaratan yang lazim. Masalah teknis yang perlu diperhatikan adalah:1. Ukuran kertas

Penulisan karya tulis ilmiah pada umumnya menggunakan kertas jenis HVS dengan berat 80 gram, berwarna putih dengan ukuran kertas A4 (210 x 279 mm)

2. Pemilihan jenis dan ukuran huruf

53

Page 54: full modul mph 2013

Karya tulis ilmiah pada umumnya ditulis dengan tinta berwarna hitam dengan menggunakan huruf standar Times New Roman dengan font 12

3. Margin atau Pias (batas pinggir pengetikan)Batas pengetikan adalah 4 cm untuk tepi kiri, 3 cm untuk tepi kanan, 4 cm untuk tepi atas, dan 3 cm untuk tepi bawah.

4. Spasi atau kaitJarak antara baris dengan baris mempergunakan spasi rangkap (2 spasi). Sedangkan untuk catatan kaki, bibliografi, dan kutipan langsung yang lebih dari empat baris dipergunakan spasi rapat (1 spasi).

5. Nomor halamanHalaman pendahuluan ditandai dengan angka Romawi kecil (contoh: i, ii, iii) sedangkan halaman-halaman selanjutnya menggunakan nomor dengan angka Arab (1, 2, 3, 4, 5, dst). Nomor halaman dapat dicantumkan sudut kanan atas (top-right)

6. Penomoran pada Bab, Sub Bab, dan seterusnyaMengikuti petunjuk sebagai berikut:a. Angka romawi : I, II, III dan seterusnyab. Huruf kapital : A, B, C dan seterusnyac. Angka arab : 1, 2, 3 dan seterusnyad. Huruf kecil : a, b, c dan seterusnyae. angka arab dengan tanda kurung tutup : 1), 2), 3) dan seterusnyaf. huruf kecil dengan tanda kurung tutup : a), b), c) dan seterusnyag. angka arab dengan tanda kurung : (1), (2), (3), dan seterusnyah. huruf kecil dengan tanda kurung : (a), (b), (c), dan seterusnya

7. JudulJudul bab ditulis dibagian tengah atas dengan huruf kecil kapital dan tidak digaris bawahi atau tidak ditulis di antara tanda kutip. Judul bab juga tidak diakhiri dengan tanda titik.

8. Huruf miringHuruf miring berfungsi menggantikan garis bawah.Huruf miring biasanya digunakan untuk:a. Penekanan sebuah kata atau kalimat.b. Menyatakan judul buku atau majalah.c. Menyatakan kata atau frasa asing.

9. Penulisan angkaUntuk menuliskan angka dalam karangan, perlu diperhatikan ketentuan penulisan sebagai berikut:1. Bilangan di bawah seratus yang terdiri dari satu atau dua kata, bilangan

seartus dan kelipatannya, seribu dan kelipatannya ditulis dengan huruf.2. Bilangan terdiri dari tiga kata atau lebih, ditulis dengan angka.3. Bilangan pecahan biasanya ditulis dengan huruf, kecuali pecahan dari

bilangan yang besar.4. Persentase tetap ditulis dengan angka.5. Nomor telepon, nomor jalan, tanggal dan nomor halaman ditulis dengan

angka.6. Angka tidak boleh dipergunakan untuk mengawali sebuah kalimat.

54

Page 55: full modul mph 2013

10. KoreksiKoreksi dengan menggunakan tulisan tangan tidak diperbolehkan dalam penulisan skripsi. Koreksi dengan menggunakan cairan koreksi (correction fluid), pita koreksi (correction tape), pinsil ataupun ballpoint tidak diperkenankan pada hasil akhir dari skripsi. Hasil akhir (final copy) haruslah bersih dari bentuk-bentuk koreksi di atas.

11. Penulisan Rumus, Persamaan, Superscripts dan SubscriptsRumus dan persamaan harus ditulis sebagaimana seharusnya. Huruf atau angka di bawah (subscripts) ataupun di atas (superscripts) dalam sebuah rumus atau persamaan, bisa ditulis satu ukuran lebih kecil dari ukuran huruf dalam teks, tetapi harus tetap jelas dan terbaca. Jarak antar persamaan dipisahkan dengan spasi ganda, ditulis sesuai dengan ketentuan standar statistik dan pedoman komputer.

12. Metode PenulisanGaya penulisan:1. Menggunakan kalimat yang efektif (mudah dimengerti)2. Menghindari penggunaan kata-kata yang bersifat personal seperti: saya,

kami, anda, dan sebaginya, kecuali bila kata-kata tersebut merupakan kutipan.

3. Menulis dengan huruf miring (huruf italic) semua istilah asing yang bukan berasal dari Bahasa Indonesia dan diikuti dengan terjemahan.

4. Jika dianggap membantu, gunakan sub judul yang tepat untuk menggambarkan intisari atau ide utama dari sejumlah paragrap.

5. Sumber data atau informasi yang digunakan sebagai referensi harus dicantumkan secara jelas untuk menghindari plagiarisme.

Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Karya Tulis IlmiahHal – hal pokok yang harus diperhatikan dalam menulis suatu karya tulis ilmiah. Yaitu:1. Konsistensi

Artinya apabila telah menetapkan satu metode, maka sampai akhir halaman, tetaplah menggunakan metode yang pertama. Misalnya, apabila dalam footnote, buku di tulis dengan cara italic, maka jangan ada footnote yang menulis buku dengan cara underline .

2. BerkesinambunganArtinya, apa yang menjadi masalah, analisa dan kesimpulan jumlahnya adalah sama. Bila pertanyaannya tiga, maka analisa nya pun harus terhadap tiga permasalahan tersebut, dengan demikian pada bagain kesimpulan, harus menggambarkan jawaban atas tiga pertanyaan dalam bab pendahuluan tersebut.

3. BertanggungjawabArtinya, apabila kita mengutip, maka ikutilah tata aturan kutipan, misalnya dengan menuliskan satu spasi untuk kutipan yang lebih dari empat baris dan jangan lupa untuk mencantumkan footnote, sehingga kita terhindar dari tuduhan Plagiat.

55

Page 56: full modul mph 2013

F. Evaluasi Belajar 7. Latihan

a. Soal Jawablah latihan soal di bawah ini 19. Penggunaan huruf miring adalah untuk kata-kata asing, lalu untuk bahasa

daerah ditulis dengan huruf miring atau biasa? Apakah bahasa daerah termasuk bahasa asing?

20. Penulisan karya ilmiah harus memenuhi unsur “bertanggungjawab”, apa maksudnya? Jelaskan.

b. Kunci jawaban Jawablah latihan di atas dengan singkat dan jelas kemudian cocokkan jawaban anda dengan materi yang telah dipelajari.

MODUL 1METODE PENELITIAN

MATERI XI:PENELITIAN KUALITATIF

DANPENELITIAN KUANTITATIF

Disusun Oleh:Henry Arianto, SH, MH

56

Page 57: full modul mph 2013

UNIVERSITAS ESA UNGGUL2013

A. Pengantar Di dalam penelitian, terdapat dua model penelitian, pertama adalah model penelitian yang menggunakan angka-angka, yang lebih dikenal dengan model penelitian kuantitatif, dan model kedua adalah model penelitian yang tidak menggunakan angka-angka, yang lebih dikenal dengan model penelitian kualitatif. Oleh karenanya pada pertemuan ke-sebelas ini mahasiswa akan dibekali dengan pengetahuan berkaitan dengan metode penelitian kuantitatif dan metode penelitian kualitatif.

B. Kompetensi Dasar 1. Mahasiswa mampu memahami metode atau cara-cara penelitian kuantitatif.2. Mahasiswa mampu memahami metode atau cara-cara penelitian kualitatif.

C. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan 1. Mahasiswa mampu menjelaskan metode atau cara-cara penelitian kuantitatif.2. Mahasiswa mampu menjelaskan metode atau cara-cara penelitian kualitatif.

D. Kegiatan Pembelajaran 1.Pembelajaran diselenggarakan untuk memahami materi 1 dengan

pendekatan contextual Instruction 2.Untuk materi 1 mahasiswa mempelajari penjelasan materi mengenai

konsep dasar metode penelitian selama 90 menit. 3.Selanjutnya selama 60 menit, mahasiswa di ajak diskusi dan tanya

jawab.

E. Materi Belajar 1. Penelitian Kualitatif

Pendekatan penelitian kualitatif sering disebut dengan naturalistic inquiry (inkuiri alamiah). Apapun macam, cara atau corak analisis data kualitatif suatu penelitian, perbuatan awal yang senyatanya dilakukan adalah

57

Page 58: full modul mph 2013

membaca fenomena. Setiap data kualitatif mempunyai karakteristiuknya sendiri. Data kualitatif berada secara tersirat di dalam sumber datanya. Sumber data kualitatif adalah catatan hasil observasi, transkrip interviu mendalam (depth interview), dan dokumen-dokumen terkait berupa tulisan ataupun gambar. Karakteristik Penelitian Kualitatif 1. Setting/latar alamiah atau wajar dengan konteks utuh (holistik). 2. Instrumen penelitian berupa manusia (human instrument). 3. Metode pengumpulan data observasi sebagai metode utama. 4. Analisis data secara induktif. 5. Proses lebih berperanan penting daripada hasil. 6. Penelitian dibatasi oleh fokus. 7. Desain penelitian bersifat sementara. 8. Laporan bernada studi kasus. 9. Interpretasi ideografik.

Metode Pengumpulan Data 1. Pengamatan dengan berpartisipasi (Participant Observation) 2. Wawancara Mendalam (Indepth Interview) 3. Penyelidikan Sejarah Hidup (Life Historical Investigation) 4. Analisis Konten (Content Analysis)

2. Pengertian Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif Metode kuantitatif dan kualitatif sering dipasangkan dengan nama metode yang tradisional dan metode baru; metode positivistic dan metode postpositivistic, metode scientific dan artistic, metode konfirmasi dan temuan. Jadi metode kuantitatif sering dinamakan metode tradisional, positivistic, scientivic dan metode discovery. Selanjutnya metoda hase kualitatif sering dinamakan sebagai metode baru, postposivistic, artistic dan interpretive research.

Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistic karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/ empiris, objektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery, Karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru.

Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru karena popularitasnya belum lama, metode ini dinamakan postpositivistik Karena berlandaskan pada filsafat post positifisme. Metode ini disebut juga sebagai metode artistic, Karena proses penelitian lebih bersifat seni(kurang terpola),dan disebut metode interpretive karena data hasil peneletian lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang di temukan di lapangan.metode penelitian kuantitatif dapat di artikan sebagai metode penelitian yang di gunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,pengumpulan data menggunakan

58

Page 59: full modul mph 2013

instrument penelitian,analisis data bersifat kuantitatif/statistic,dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang teleh di tetapkan.

Metode penelitian kualitatif sering di sebut metode penelitian naturalistik karena penelitianya di lakukan pada kondisi yang alamiah(natural setting);di sebut juga metode etnographi,karena pada awalnya metode ini lebih banyak di gunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya;disebut metode kualitatif,karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.

3. Perbedaan Penelitian Kuantitatif Dan Kuantitatif Perbedaan mendasar dari metode penelitian kualitatif dengan metode penelitian kuantitatif yaitu terletak pada strategi dasar penelitiannya. Penelitian kuantitatif dipandang sebagai sesuatu yang bersifat konfirmasi dan deduktif, sedangkan penelitian kualitatif bersifat eksploratoris dan induktif. Bersifat konfirmasi disebabkan karena metode penelitian kuantitatif ini bersifat menguji hipotesis dari suatu teori yang telah ada. Penelitian bersifat mengkonfirmasi antara teori dengan kenyataan yang ada dengan mendasarkan pada data ilmiah baik dalam bentuk angka. Penarikan kesimpulan bersifat deduktif yaitu dari sesuatu yang bersifat umum ke sesuatu yang bersifat khusus. Hal ini berangkat dari teori-teori yang membangunnya.Hamidi menjelaskan setidaknya terdapat 12 perbedaan pendekatan kualitatif dengan kualitatif seperti berikut ini: 1. Dari segi perspektifnya penelitian kuantitatif lebih menggunakan pendekatan

etik, dalam arti bahwa peneliti mengumpulkan data dengan menetapkan terlebih dahulu konsep sebagai variabel-variabel yang berhubungan yang berasal dari teori yang sudah ada yang dipilih oleh peneliti. Kemudian variabel tersebut dicari dan ditetapkan indikator-indikatornya. Hanya dari indikator yang telah ditetapkan tersebut dibuat kuesioner, pilihan jawaban dan skor-skornya. Sebaliknya penelitian kualitaif lebih menggunakan persepektif emik. Peneliti dalam hal ini mengumpulkan data berupa cerita rinci dari para informan dan diungkapkan apa adanya sesuai dengan bahasa dan pandangan informan.

2. Dari segi konsep atau teori, penelitian kuantitatif bertolak dari konsep (variabel) yang terdapat dalam teori yang dipilih oleh peneliti kemudian dicari datanya, melalui kuesioner untuk pengukuran variabel-variabelnya. Di sisi lain penelitian kualitatif berangkat dari penggalian data berupa pandangan responden dalam bentuk cerita rinci atau asli mereka, kemudian para responden bersama peneliti meberi penafsiran sehingga menciptakan konsep sebagai temuan. Secara sederhana penelitian kuantitatif berangkat dari konsep, teori atau menguji (retest) teori, sedangkan kualitatif mengembangkan ,menciptakan, menemukan konsep atau teori.

3. Dari segi hipotesis, penelitian kuantitatif merumuskan hipotesis sejak awal, yang berasal dari teori relevan yang telah dipilih, sedang penelitian kualitatif bisa menggunakan hipotesis dan bisa tanpa hipotesis. Jika ada maka hipotesis bisa ditemukan di tengah penggalian data, kemudian “dibuktikan” melalui pengumpulan data yang lebih mendalam lagi.

59

Page 60: full modul mph 2013

4. Dari segi teknik pengumpulan data, penelitian kuantitatif mengutamakan penggunaan kuisioner, sedang penelitaian kualitatif mengutamakan penggunaan wawancara dan observasi.

5. Dari segi permasalahan atau tujuan penelitian, penelitian kuantitatif menanyakan atau ingin mengetahui tingkat pengaruh, keeretan korelasi atau asosiasi antar variabel, atau kadar satu variabel dengan cara pengukuran, sedangkan penelitian kualitatif menanyakan atau ingin mengetahui tentang makna (berupa konsep) yang ada di balik cerita detail para responden dan latar sosial yang diteliti.

6. Dari segi teknik memperoleh jumlah (size) responden (sample) pendekatan kuantitatif ukuran (besar, jumlah) sampelnya bersifat representatif (perwakilan) dan diperoleh dengan menggunakan rumus, persentase atau tabel-populasi-sampel serta telah ditentukan sebelum pengumpulan data. Penelitian kualitatif jumlah respondennya diketahui ketika pengumpulan data mengalami kejenuhan. Pengumpulan datanya diawali dari mewawancarai informan-awal atau informan-kunci dan berhenti sampai pada responden yang kesekian sebagai sumber yang sudah tidak memberikan informasi baru lagi. Maksudnya berhenti sampai pada informan yang kesekian ketika informasinya sudah “tidak berkualitas lagi” melalui teknik bola salju (snow-ball), sebab informasi yang diberikan sama atau tidak bervariasi lagi dengan para informan sebelumnya. Jadi penelitian kualitatif jumlah responden atau informannya didasarkan pada suatu proses pencapaian kualitas informasi.

7. Dari segi alur pikir penarikan kesimpulan penelitian kuantitatif berproses secara deduktif, yakni dari penetapan variabel (konsep), kemudian pengumpulan data dan menyimpulkan. Di sisi lain, penelitian kualitatif berproses secara induktif, yakni prosesnya diawali dari upaya memperoleh data yang detail (riwayat hidup responden, life story, life sycle, berkenaan dengan topik atau masalah penelitian), tanpa evaluasi dan interpretasi, kemudian dikategori, diabstraksi serta dicari tema, konsep atau teori sebagai temuan.

8. Dari bentuk sajian data, penelitian kuantitatif berupa angka atau tabel, sedang penelitian kualitatif datanya disajikan dalam bentuk cerita detail sesuai bahasa dan pandangan responden.

9. Dari segi definisi operasional, penelitian kuantitatif menggunakannya, sedangkan penelitian kualitatif tidak perlu menggunakan, karena tidak akan mengukur variabel (definisi operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah variabel diukur). Jika penelitian kualitatif menggunakan definisi operasional, berarti penelitian telah menggunakan perspektif etik bukan emik lagi. Dengan menetapkan definisi operasional, berarti peneliti telah menetapkan jenis dan jumlah indikator, yang berarti telah membatasi subjek penelitian mengemukakan pendapat, pengalaman atau pandangan mereka.

10. (Dari segi) analisis data penelitian kuantitatif dilakukan di akhir pengumpulan data dengan menggunakan perhitungan statistik, sedang penelitian kualitatif analisis datanya dilakukan sejak awal turun ke lokasi melakukan pengumpulan data, dengan cara “mengangsur atau menabung” informasi, mereduksi, mengelompokkan dan seterusnya sampai terakhir memberi interpretasi.

11. Dari segi instrumen, penelitian kualitatif memiliki instrumen berupa peneliti itu sendiri. Karena peneliti sebagai manusia dapat beradaptasi dengan para

60

Page 61: full modul mph 2013

responden dan aktivitas mereka. Yang demikian sangat diperlukan agar responden sebagai sumber data menjadi lebih terbuka dalam memberikan informasi. Di sisi lain, pendekatan kuantitatif instrumennya adalah angket atau kuesioner.

12. Dari segi kesimpulan, penelitian kualitatif interpretasi data oleh peneliti melalui pengecekan dan kesepakatan dengan subjek penelitian, sebab merekalah yang yang lebih tepat untuk memberikan penjelasan terhadap data atau informasi yang telah diungkapkan. Peneliti memberikan penjelasan terhadap interpretasi yang dibuat, mengapa konsep tertentu dipilih. Bisa saja konsep tersebut merupakan istilah atau kata yang sering digunakan oleh para responden. Di sisi lain, penelitian kuantitatif “sepenuhnya” dilakukan oleh peneliti, berdasarkan hasil perhitungan atau analisis statistik

F. Evaluasi Belajar Latihan a. Soal

Jawablah latihan soal di bawah ini 1. Jelaskan perbedaan mendasar mengenai penelitian kualitatif dan penelitian

kuantitatif. Berikan pula contohnya.2. Apakah dalam penelitian kualitatif sama sekali tidak dapat menggunakan

data yang berupa angka? Jelaskan.

b. Kunci jawaban Jawablah latihan di atas dengan singkat dan jelas kemudian cocokkan jawaban anda dengan materi yang telah dipelajari.

61

Page 62: full modul mph 2013

MODUL 1METODE PENELITIAN

MATERI XII:ANALISIS DAN INTREPRETASI DATA

Disusun Oleh:

62

Page 63: full modul mph 2013

Henry Arianto, SH, MH

UNIVERSITAS ESA UNGGUL2013

A. Pengantar Penelitian dilakukan seseorang untuk menjawab permasalahan yang dihadapinya. Dalam upayanya memikirkan jawaban atas permasalahan yang ada, maka peneliti akan menggunakan kemampuan akal dan pikirannya untuk menganalisa permasalahan dengan data dan teori yang dimilikinya. Dapat dikatakan bahwa kesulitan dalam pembuatan penelitian adalah pada tahap menganalisa. Apabila analisanya benar, maka akan didapatkan jawaban yang benar pula, namun apabila analisanya salah maka jawabannya pun bisa salah. Dalam pembuatan karya tulis ilmiah dikenal ada dua macam analisa data, yaitu analisa data kuantitatif dan analisa data kualitatif. Pada pertemuan ke-duabelas ini mahasiswa akan diberikan bekal pengetahuan berkaitan dengan analisa data dan intrepetasi data.

B. Kompetensi Dasar 1. Mahasiswa mampu memahami penelitian dengan analisis data kuantitatif.2. Mahasiswa mampu memahami penelitian dengan analisis data kualitatif.

C. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

1. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai penelitian dengan analisis data kuantitatif.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai penelitian dengan analisis data kualitatif.

D. Kegiatan Pembelajaran 1. Pembelajaran diselenggarakan untuk memahami materi 1 dengan pendekatan

contextual Instruction 2. Untuk materi 1 mahasiswa mempelajari penjelasan materi mengenai konsep

dasar metode penelitian selama 90 menit. 3. Selanjutnya selama 60 menit, mahasiswa di ajak diskusi dan tanya jawab.

63

Page 64: full modul mph 2013

E. Materi Belajar 1. Analisis Kualitatif

Analisis data terdiri dari Analisis Kuantitatif dan Kualitatif. Dalam menganalisis Data Kuantitatif data yang berbentuk angka dihitung untuk mengetahui jawaban masalah yang diteliti. Sebaliknya, Data Kualitatif merupakan data yang tidak berbentuk angka, seperti keamanan, semangat meniliti dosen, dll.Dilihat dari sifat datanya, analisis dibedakan menjadi analisis yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Analisis Kualitatif dilakukan pada data yang tidak dapat dihitung, bersifat monografis atau berwujud kasus-kasus.

Suriasumantri menyarakan bahwa penelitian kualitatif mencoba menjelaskan “sepotong episode kehidupan” yang didokumentasikan. Data yang dikumpulkan bersifat deskriptif dalam bentuk kata-kata atau gambar. Data tersebut diperoleh dari hasil wawancara, catatan pengamatan lapangan, potret, tape video, dokumen perorangan, memorandum dan dokumen resmi. Oleh karena itu analisis kualitatif tidak menggunakan alat bantu statistika.

2. Analisa KuantitatifSedangkan Analisis Kuantitatif disebut juga Analisis Statistika. Secara garis

besar, analisis statistika dibedakan atas dua macam, yaitu analisis statistika deskriptif dan analisis statistika induktif. Jika penelitian bertujuan untuk memaparkan data hasil pengamatan / wawancara tanpa diadakan pengujian hipotesis, digunakanlah analisis Statistika Deskriptif. Dalam Analisis Statistika Deskriptif, data yang diperoleh ditata dalam diagram, ukuran pemusatan datanya (modus, median, mean), ukuran penyebaran data (range, variance, standar deviasi). Tetapi jika tujuan penelitian dituangkan dalam hipotesis yang selanjutnya diuji kebenarannya secara statistika, dan diinginkan kesimpulan yang berlaku bagi keseluruhan populasi, maka penelitian ini sudah menuju ke penggunaan Analisis Statistika Induktif.

3. Contoh Analisis KuantitatifDengan penduduk berjumlah 163.646 Kecamatan Kalideres tergolong

Kecamatan dengan tingkat kepadatan yang tinggi, yaitu sekitar 338 jiwa per ha. Dari jumlah penduduk secara keseluruhan, 3272 diantaranya tergolong sebagai penduduk miskin (lihat tabel)

Luas Wilayah, Jumlah RT, RW, KK, Penduduk, Kepadatan dan Ruta Miskin 2002

No KelurahanLuas

Wilayah (Ha)

Jumlah Kepadatan Penduduk jiwa/Ha

Rumah *) Tangga MiskinRT RW KK Pendudu

k(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)1 Semanan 598.00 108 12 11 253 30 856 52 7672 Kalideres 492.60 175 16 12 760 32 161 65 4923 Pegadungan 594.80 167 17 12 733 28 424 48 1404 Tegal Alur 777.69 151 15 17 788 37 625 48 1 331

64

Page 65: full modul mph 2013

5 Kamal 276.27 96 10 8 635 34 579 125 542Jumlah 2 739.36 697 70 63 169 163 645 338 3 272

  2001 2 739.36 677 69 62 075 162 875 59      2000 2 739.36 669 67 49 106 161 077 59      1999 2 739.36 668 67 51 438 158 636 58     1998 2 739.36 659 67 48 972 146 719 54  

Tabel A.1Tabel Geografi dan Kependudukan di Kecamatan Kalideres,

Kodya Jakarta Barat

Dari data tersebut di atas, dapat kami sajikan pula sebagai informasi tambahan, mengenai pembagian struktur kependudukan berdasarkan jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan. Adapun tabelnya adalah sebagai berikut:

Statistik Kepadatan Penduduk Kec KALIDERESJumlah Penduduk Kec KALIDERES Sampai Bulan 9/2005 adalah : 165,765 orang

Wilayah

WNI Pria WNI Wanita

WNA Pria

WNA Wanita Total LUAS

KEPADATAN

 KALIDERES 13,574  12,719  2  1  26,296  4.07  6,461  KAMAL 23,127  21,423  4  1  44,555  4.52  9,857  PEGADUNGAN 24,070  23,100  3  7  47,180  3.61  13,069  SEMANAN 20,563  19,552  5  0  40,120  5.91  6,788  TEGAL ALUR 27,552  26,907  4  2  54,465  5.63  9,674 

 Total  108,886  103,701  18  11 212,616  24  45,849

Sumber : Suku Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Jakarta BaratTabel A.2

Statistik Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari tabel di atas mengenai penjabaran penduduk yang berada di Jakarta Barat, nampak terlihat bahwa jumlah penduduk Pria lebih banyak daripada jumlah penduduk Wanita. Baik itu Warga Negara Indonesia maupun Warga Negara Asing, hanya ada satu pengecualian, untuk wilayah Pegadungan, jumlah WNA Wanitanya lebih banyak daripada jumlah WNA Prianya.

Dalam skripsi ini, saya merasa perlu pula menyampaikan informasi mengenai struktur kependudukan apabila di lihat dari jenjang pendidikannya. Adapun tabel kependudukan berdasarkan jenjang pendidikan, tabelnya adalah seperti yang dapat dilihat berikut ini:

No Status Pendidikan Jenis Kelamin

65

Page 66: full modul mph 2013

Laki – laki (%)

Perempuan (%)

Total

1 Belum pernah sekolah 1,65 3,15 2,392 Sekolah Dasar 6,36 4,84 5,613 Sekolah Menengah Pertama 5,95 4,93 5,454 Sekolah Menengah Atas 5,36 5,12 5,245 Diploma / Universitas 2,75 2,21 2,456 Tidak sekolah 77,93 79,75 78,83

Jumlah Total 100 100 100Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional Tahun 2004

Tabel A.3Statistik Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Semakin banyak warga masyarakat yang mengenyam bangku pendidikan, maka semakin majulah wilayah tersebut. Namun seperti yang telah dapat dilihat pada tabel tadi, 75% lebih warga masyarakat di Kecamatan Kalideres tidak mengenyam bangku sekolah, suatu prosentase angka yang cukup tinggi.

Hal ini mungkin salah satu penyebabnya adalah sebagian besar warganya merupakan warga pendatang, yang datang dari desa ke kota untuk mencari kerja. Sehingga tidak memperhatikan masalah pendidikan. Bagi mereka yang penting adalah dapat menyambung hidup, sementara untuk urusan yang lain, dipikirkan belakangan.

Padahal ada korelasi atau hubungan yang sangat berkaitan antara pendidikan dengan pekerjaan. Seseorang yang bekerja, pada dasarnya adalah karena memiliki kemampuan tersendiri, dimana kemampuan ini banyak diantaranya di dapatkan di bangku sekolah. Seperti membaca, menghitung, menganalisis, mengetik, bekerja mandiri maupun kerja kelompok dan lain sebagainya.

Seseorang yang sudah bersekolah saja pun masih menemui kesulitan mendapatkan pekerjaan setelah lulus, apalagi orang yang tidak pernah bersekolah atau orang yang putus sekolah. Ini dapat dibuktikan dengan memperhatikan tabel di halaman berikut mengenai pembagian penduduk menurut jenis pekerjaan.

No Jenis Kegiatan UtamaJenis Kelamin

Laki – laki (%)

Perempuan (%)

Total

1 Bekerja 76,36 7,01 7,692 Pengangguran 8,36 33,71 55,133 Sekolah 10,36 9,63 9,994 Mengurus Rumah Tangga 0,60 47,38 23,895 Lainnya 4,32 2,27 3,30

Tabel A.4Statistik Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

Dari tabel di atas, dapat terlihat hanya 7,69% saja dari jumlah penduduk yang ada di wilayah tersebut yang sudah bekerja. Sebagian kecil, yaitu 9,99 % pekerjaannya

66

Page 67: full modul mph 2013

Memuaskan

30%

Kurang Memuaskan

50%

Tidak Memuaskan

20%

adalah sekolah dan sebagian besar, sekitar 23,89% pekerjaannya adalah Ibu Rumah Tangga. Sementara 55,13% adalah warga masyarakat yang belum memiliki pekerjaan.

4. Contoh Analisis KualitatifUntuk penelitian kualitatif, maka data angka tersebut harus dijabarkan menjadi

sebuah narasi. Misalnya:Dari hasil penelitian penulis terhadap kinerja petugas pelayanan masyarakat di

kelurahan kalideres, maka setengah dari responden merasa kurang puas terhadap pelayanan yang diberikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel pie berikut ini:

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan awal bahwa masih banyak masyarakat di Kelurahan Kalideres yang merasa kurang puas dengan kinerja Pelayanan di Kelurahan Kalideres tersebut.

F. Evaluasi Belajar Latihan a. Soal

Jawablah latihan soal di bawah ini 1. Jelaskan dan berikan contoh mengenai analisis statistika deskriptif?2. Jelaskan dan berikan contoh mengenai analisis statistika induktif?

b. Kunci jawaban Jawablah latihan di atas dengan singkat dan jelas kemudian cocokkan jawaban anda dengan materi yang telah dipelajari.

67

Page 68: full modul mph 2013

MODUL 1METODE PENELITIAN

MATERI XIII:METODE SAMPLING

Disusun Oleh:Henry Arianto, SH, MH

68

Page 69: full modul mph 2013

UNIVERSITAS ESA UNGGUL2013

A. Pengantar Di dalam penelitian, khususnya penelitian dengan bentuk penelitian empiris, dimana diperlukan adanya obyek penelitian, maka untuk menentukan obyek penelitian atau lokasi penelitian atau narasumber yang akan diwawancara atau diberikan kuisioner untuk melengkapi data peneliti, kadang peneliti menemukan kesulitan untuk menentukan obyek atau narasumbernya. Oleh karena itu untuk memudahkan peneliti menentukan obyek atau narasumber, peneliti harus menggunakan metode sampling. Oleh karenanya pada pertemuan ke-tigabelas ini mahasiswa akan dibekali dengan pengetahuan berkaitan dengan metode sampling.

B. Kompetensi Dasar 1. Mahasiswa mampu memahami macam-macam cara pengambilan sampling.2. Mahasiswa mampu memahami hal-hal teknis seputar pengambilan sampling.

C. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan 1. Mahasiswa mampu menjelaskan macam-macam pengambilan sampling.2. Mahasiswa mampu melakukan pengambilan sampling yang benar.

D. Kegiatan Pembelajaran 1. Pembelajaran diselenggarakan untuk memahami materi 1 dengan pendekatan

contextual Instruction 2. Untuk materi 1 mahasiswa mempelajari penjelasan materi mengenai konsep

dasar metode penelitian selama 90 menit. 3. Selanjutnya selama 60 menit, mahasiswa di ajak diskusi dan tanya jawab.

E. Materi Belajar 1. Pengertian Sampling

Sampling dilakukan karena dalam penelitian sulit untuk meneliti semuanya. Ini bisa kita bandingnya dengan seorang koki yang mencoba merasakan atau mencicipi sesendok (sampel) sayur yang sedang dimasaknya dalam panci besar (populasi).

69

Page 70: full modul mph 2013

Jelaslah, bahwa dengan sampling kita memilih subyek (individu) atau obyek (benda) yang diambil dari suatu kesatuan atau keseluruhan untuk mendapatkan gambaran mengenai kesatuan atau keseluruhan tersebut. Dalam hal memasak tadi, kita tidak perlu mencicipi sepanci sayur untuk menyatakan sayur tersebut sudah enak atau belum. Dengan mencicipi sesendok sayur saja, kita bisa menganggar bahwa semua sayur dalam panci tadi persis sama rasanya (uniform)

Masalahnya, dalam penelitian ilmu-ilmu sosial sampel yang diambil tidak selalu menjamin adanya uniformitas. Sebagai contoh: Penelitian tentang menjadim adanya uniformitas. Sebagai contoh penelitian tetnang kesadaran hukum masyarakat di Indonesia. Sampelnya di ambil di Jakarta untuk Populasi Indonesia. Peneliti berkesimpulan bahwa masyarakat Indonesia kesadaran hukumnya tinggi. Dalam hal ini kita boleh tidak merasa pasti atau menolak kesimpulan tersebut. Kita boleh melakukan penelitian yangs ama dengan mangambil sampel masyarakat kota Tegal misalnya.

Jadi dapat dikatakan bahwa sebetulnya dalam mengambil kesimpulan dari sampel ke populasi, kita sedang mengambil kesimpulan induktif. Kesimpulan induktif selalu berupa generalisasi, atau kesimpulan itu diambil dari sejumlah peristiwa khusus untuk diberlakukan pada suatu hal yang umum. Pada penarikan kesimpulan secara induktif kita mengamati sejumlah peristiwa khusus dan kemudian mengambil kesimpulan yang berupa generalisasi yang dapat berlaku atas kejadian sejenis pada waktu yang akan datang. Banyak generalisasi induktif berdasarkan fakta, tetapi banyak juga yang hanya berupa asumsi atau andaian. Andaian itu ialah fakta atau pernyataan yang dianggap benar walaupun belum atau tidak dapat dibuktikan kebenarannya.

Sebaliknya, jika kita akan memberlakukan suatu kesimpulan umum atau suatu teori terhadap peristiwa khusus, kita berkesimpulan secara deduktif.

2. Macam-Macam Sampling:1. Probability Sampling

1) Simple Random Sampling (SRS)Jika sebuah mata uang logam kita lemparkan dengan bebas, kemungkinan adalah bahwa kita akan memperoleh kepala atau ekornya. Kemungkinan timbul atau tidaknya sesuatu kejadian itu disebut probabilitas kejadian. Dalam hal penarikan sampel dengan cara SRS dapat dilakukan dengan cara Lotere atau dgn Table Random Number.

2) Proportionate Stratified Random SamplingIni dilakukan bila kita mengetahui apa yang akan kita teliti itu berlapis-lapis atau bertingkat-tingkat. Misalnya populasi yang akan diteliti adalah tentara ketika kita ingin mengetahui pengetahuan mereka dalam bidang hukum. Maka kita akan beranggapan bahwa pengetahuan mereka bergantung pada pangkatnya.

3) Disproportionate Stratified Random SamplingMetode ini memberikan tekanan yang seimbang pada setiap strata atau memberikan tekanan yang lebih besar pada strata tertentu.

4) Area (Cluster) Random SamplingObyek penelitian disini adalah wilayah atau kelompok dan bukan individu-individu. Mislanya kita akan meneliti pengaruh lingkungan sosial daerah pelacuran terhadap kepatuhan warga masyarakat. Jika di Jakarta ada 10 lokasi, kita sampling secara random 2 lokasi saja.

70

Page 71: full modul mph 2013

5) Systematic Random SamplingDilakukan dengan cara memberi nomor responden lalu kita tarik responden pertama dengan cara lotere.

2. Non-Probability Sampling1) Accidental Sampling

Sampel diambil secara kebetulan. Cukup meninjau tempat peristiwa yang diteliti dan mewawancarai orang-orang yang kebetulan ada disitu.

2) Quota SamplingHampir sama dengan accidental sampling, bedanya terletak pada ruang lingkupnya. Pada Quota (jatah) sampling, peneliti berusah untuk memasukkan ciri-ciri tertentu mengenai respondennya. Misalnya pria yang telah dewasa dan bekerja.

3) Purposive / Judgmental SamplingHampir sama dengan Quota sampling, bedanya jika quota sampling menentukan ciri pada individunya, maka dalam purposive, ciri yang ditetapkan adalah kelompoknya.

4) Snowball Sampling Menentukan satu atau beberapa responden, lalu dari responden itu ditelusuri responden lain.

3. Besarnya SampelDalam memilih tata cara sampling biasanya seorang peneliti akan mempertimbangkan faktor-faktor populasi, biaya, serta faktor yang mempengaruhi kelancaran untuk memperoleh data yang diperlukan (waktu). Makin besar sampel yang digunakan, makin besar kemungkinan sampel tersebut mewakili populasi. Ada pendapat bahwa sampel yang relatif memadai adalah 10% dari populasi. Sampel yang tidak mewakili populasi tersebut dianggap bias

F. Evaluasi Belajar 8. Latihan

a. Soal Jawablah latihan soal di bawah ini 3. Jelaskan mengenai perbedaan probability sampling dengan non-probability

sampling. Berikan pula contohnya.4. Menurut anda dari berbagai metode sampling yang sudah dipelajari,

manakah metode sampling yang paling simple? Mengapa? Jelaskan jawaban anda tersebut.

b. Kunci jawaban Jawablah latihan di atas dengan singkat dan jelas kemudian cocokkan jawaban anda dengan materi yang telah dipelajari.

71

Page 72: full modul mph 2013

MODUL 1METODE PENELITIAN

MATERI XIV:PENELITIAN ILMIAH & NON ILMIAH

Disusun Oleh:Henry Arianto, SH, MH

72

Page 73: full modul mph 2013

UNIVERSITAS ESA UNGGUL2013

A. Pengantar Penting untuk mengetahui apakah sebuah karya tulis dapat dikatakan sebagai penelitian, atau sekedar tulisan biasa atau tulisan non ilmiah. Cara untuk membedakan tulisan yang merupakan penelitian dengan tulisan yang bukan merupakan penelitian, dapat dilihat dari sifat dan ciri-ciri tulisannya. Oleh karenanya pada pertemuan terakhir ini, mahasiswa dibekali dengan kemampuan untuk lebih mengenal lagi tulisan yang merupakan penelitian.

B. Kompetensi Dasar 1. Mahasiswa mampu memahami sifat dan ciri tulisan ilmiah.2. Mahasiswa mampu memahami sifat dan ciri tulisan non ilmiah

C. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan 1. Mahasiswa mampu menjelaskan sifat dan ciri tulisan ilmiah.2. Mahasiswa mampu menjelaskan sifat dan ciri tulisan non ilmiah.

D. Kegiatan Pembelajaran 1 Pembelajaran diselenggarakan untuk memahami materi 1 dengan

pendekatan contextual Instruction 2 Untuk materi 1 mahasiswa mempelajari penjelasan materi mengenai

konsep dasar metode penelitian selama 90 menit. 3 Selanjutnya selama 60 menit, mahasiswa di ajak diskusi dan tanya

jawab.

E. Materi Belajar 1. Penggolongan PenelitianPenelitian dapat digolongkan dalam dua golongan sesuai dengan ukuran kwalitasnya yaitu penelitian ilmiah dan penelitian tidak ilmiah atau yang dilakukan oleh orang awam. Penelitian tidak ilmiah mempunyai ciri-ciri dilakukan tidak sistematik, data yang dikumpulkan dan cara-cara pengumpulan data bersifat subyektif yang sarat

73

Page 74: full modul mph 2013

dengan muatan-muatan emosi dan perasaan dari si peneliti. Karena itu penelitian tidak ilmiah adalah penelitian yang coraknya subyektif. Sedangkan penelitian ilmiah adalah suatu kegiatan yang sistematik dan obyektif untuk mengkaji suatu masalah dalam usaha untuk mencapai suatu pengertian mengenai prinsip-prinsipnya yang mendasar dan berlaku umum (teori) mengenai masalah tersebut. Penelitian yang dilakukan, berpedoman pada berbagai informasi (yang terwujud sebagai teori-teori) yang telah dihasilkan dalam penelitian-penelitian terdahulu, dan tujuannya adalah untuk menambah atau menyempurnakan teori yang telah ada mengenai masalah yang menjadi sasaran kajian.

Berbeda dengan penelitian tidak ilmiah, penelitian ilmiah dilakukan dengan berlandaskan pada metode ilmiah. Metode ilmiah adalah suatu kerangka landasan bagi terciptanya pengetahuan ilmiah. Dalam sains dilakukan dengan menggunakan metode pengamatan, eksperimen, generalisasi, dan verifikasi. Sedangkan dalam ilmu-ilmu sosial dan budaya, yang terbanyak dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dan pengamatan; eksperimen, generalisasi, dan verifikasi juga dilakukan dalam kegiatan-kegiatan penelitian oleh para ahli dalam bidang-bidang ilmu-ilmu sosial dan pengetahuan budaya untuk memperoleh hasil-hasil penelitian tertentu sesuai dengan tujuan penelitiannya. Metode ilmiah berlandaskan pada pemikiran bahwa pengetahuan itu terwujud melalui apa yang dialami oleh pancaindera, khususnya melalui pengamatan dan pendengaran. Sehingga jika suatu pernyataan mengenai gejala-gejala itu harus diterima sebagai kebenaran, maka gejala-gejala itu harus dapat di verifikasi secara empirik. Jadi, setiap hukum atau rumus atau teori ilmiah haruslah dibuat berdasarkan atas adanya bukti-bukti empirik.

2. Sifat atau ciri dari penelitian:(1)pasif, hanya ingin memperoleh gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan,(2)aktif, ingin memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesa.

Posisi penelitian sendiri pada umumnya adalah menghubungkan:(1) Keinginan manusia, (2) permasalahan yang timbul, (3) ilmu pengetahuan, dan (4) metode ilmiah.

3. Penelitian Ilmiah.Penelitian yang dilakukan dengan metode ilmiah disebut penelitian ilmiah. Suatu penelitian harus memenuhi beberapa karakteristik untuk dapat dikatakan sebagai penelitian ilmiah. Umumnya ada lima karakteristik penelitian ilmiah, yaitu : 1. Sistematik

Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.

2. LogisSuatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus) atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.

3. Empirik

74

Page 75: full modul mph 2013

Artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari (fakta aposteriori, yaitu fakta dari kesan indra) yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian.

4. Obyektif,Artinya suatu penelitian menjahui aspek-aspek subyektif yaitu tidak mencampurkannya dengan nilai-nilai etis.

5. Replikatif,Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.

F. Evaluasi Belajar Latihan a. Soal

Jawablah latihan soal di bawah ini 1. Jelaskan mengenai perbedaan Penelitian Ilmiah dengan Penelitian Non

Ilmiah. Berikan pula contohnya.2. Menurut anda untuk dapat disebut penelitian ilmiah apakah harus memenuhi

kelima karakteristik penelitian ilmiah? Mengapa? Jelaskan jawaban anda tersebut.

b. Kunci jawaban Jawablah latihan di atas dengan singkat dan jelas kemudian cocokkan jawaban anda dengan materi yang telah dipelajari.

75