CERDIK MENYUSUN PROPOSAL TUGAS AKHIR · Web viewSampai sekarang belum ada penyeragaman format...
-
Upload
hoangtuyen -
Category
Documents
-
view
233 -
download
0
Transcript of CERDIK MENYUSUN PROPOSAL TUGAS AKHIR · Web viewSampai sekarang belum ada penyeragaman format...
Cerdas Menyusun Tugas Akhir
BAGIAN AWAL TUGAS AKHIR(Front matter)
Sampai sekarang belum ada penyeragaman format proposal penelitian. Kesulitan
menyusun Format proposal penelitian dalam bentuk yang seragam ini menurut Widodo
(2004: 5), disebabkan masing-masing perguruan tinggi mempunyai kekhasan sendiri.
Bahkan fakultas-fakultas di satu universitas memilikin format proposal penelitian yang
berbeda. Perbedaan itu terutama disebabkan atau terkait dengan kekhasan masing-masing
disiplin ilmu.
Oleh sebab itu, tidak perlu bingung dengan variasi format penelitian tersebut.
Kita dapat memilih salah satu format yang paling sesuai atau berdekatan dengan format
proposal yang terdapat dalam pedoman yang dikeluarkan oleh perguruan tinggi (Fakultas
Teknik Sipil). Contoh dari ketidak seragaman berbagai penulisan antara lain, seperti
uraian berikut ini.
A. Judul Tugas Akhir
Judul adalah bagian yang sangat penting dan mengungkapkan abtraksi
tertinggi dari suatu Tugas akhir. Menurut (Day dalam Abdullah, 2004: 17), judul yang
baik adalah yang menggunakan kata-kata sedikit mungkin tetapi cukup menjelaskan isi
Tugas Akhir. Judul tidak boleh terlalu pendek hingga menyebabkan pembaca bingung.
Ir. Rony Ardiansyah, MT 1
1
Cerdas Menyusun Tugas Akhir
Sebagai contoh, “Pengaruh Pemakaian Mutu Terhadap Efisiensi Biaya Gedung”
adalah judul yang sangat tidak membantu pembaca. Apakah studi yang dilakukan penulis
adalah pengaruh mutu beton, baja, kayu atau bambu, dan terhadap efisiensi biaya
komponen struktur serta gedung apa, tidak terungkap dengan jelas pada judul tersebut.
Judul tidak perlu dipikirkan pada fase awal persiapan penelitian, “yang temukan
dulu masalahnya. Soal judul, bisa menyusul”. Oleh sebab itu, sebelum mengajukan
proposal penelitian , mahasiswa diminta lebih dulu mengajukan beberapa “topik”
penelitian untuk mendapat persetujuan dari otorita fakultas.
Ihwal judul, seperti juga pada kasus format proposal penelitian, tidak ada
keseragaman. Suatu penelitian dengan masalah atau fokus yang sama bias menghasilkan
judul yang berbeda-beda. Misalnya, penelitian tentang pengaruh mutu beton terhadap
efisiensi biaya komponen struktur bangunan gedung (Ardiansyah, 2005), dapat
diformasikan kedalam lima judul, sebagai berikut ini.
a. Pengaruh pemakaian mutu beton terhadap efisiensi biaya komponen struktur bangunan gedung.
b. Analisis efisiensi biaya komponen struktur gedung terhadap pengaruh pemakaian mutu beton.
c. Peranan pemakaian mutu beton dalam mencapai efisiensi biaya komponen struktur gedung.
d. Analisis efisiensi biaya komponen struktur bangunan gedung ditinjau dari perspektif pemakaian mutu beton.
e. Analisis efisiensi biaya komponen struktur gedung (Studi korelasi antara pemakaian mutu beton dengan efisien biaya)
Jadi kemungkinan variasi judul untuk satu fokus yang penelitian bisa
bermacam-macam, tergantung selera yang membuat dan style masing-masing perguruan
tinggi. Yang penting, dalam mengformulasikan judul penelitian, harus tetap konsisten
dengan fokus (isi), selaras dan mengwakili isi penelitian. Judul harus representasi dari
isi. Jadi harus sesuai dengan isi (Widodo, 2004:8).
B. Latar Belakang
Jika sudah menentukan masalah, langkah berikutnya adalah menggali latar
belakang dari masalah yang akan diteliti. Latar belakang bicara soal munculnya masalah.
Oleh karena itu, penyajian latar belakang masalah harus dimulai dari masalah yang akan
Ir. Rony Ardiansyah, MT 2
Cerdas Menyusun Tugas Akhir
diteliti, kemudian disusul sejumlah faktor atau veriabel yang memiliki probabilitas
menyebabkan munculnya masalah. Sebagai introduction atau prolog pada umumnya
diutarakan dahulu mengenai rasional atau alas an mengapa kita tertarik atau perlu
meneliti masalah tersebut. Alasan ini biasanya terkait dengan fakta empirik atau kajian
teoritik (Widodo, 2004: 25).
Untuk lebih mudahnya ikuti langkah-langkah berikut secara berurutan dalam
menyusun atau menyajikan latar belakang masalah.
a. Uraian mengenai alasan yang mendorong anda meneliti masalah tertentu.
Jika yang Anda teliti misalnya efisiensi biaya struktur, maka utarakan
bahwa efisiensi biaya struktur sangat penting bagi kelangsungan dan
perkembangan pembagunan gedung, terutama dalam mengahadapi iklim
kompetisi yang semakin ketat pada era globalisasi.
b. Paparkan gejala-gejala aktual di lokasi penelitian yang menunjukkan
pemborosan biaya. Perkuat dengan acuan teoritik yang menunjukkan
bahwa gejala-gejala tersebut merupakan bagian dari kinerja yang buruk
atau setidaknya kurang optimal.
c. Sajikan beberapa faktor atau variabel yang menurut teori potensial
mendorong terjadinya pemborosan. Misalnya pengaruh pemakaian mutu
beton. Tunjukkan keterkaitan factor-faktor atau variabel-variabel tersebut
dengan efisiensi biaya struktur.
d. Sebagai penutup, ketengahkan ikhwal keterlibatan Anda dan perlunya
meneliti masalah tersebut (efisiensi biaya struktur) ditinjau dari perspektif
factor-faktor atau variabel-variabel penyebabnya (pemakaian mutu beton).
Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode
korelasional, masalah mengwakili variabel terikat, sedangkan faktor-faktor yang
menyebabkannya (predictor) mengawakili variable bebas. Dalam penelitian kuantitatif,
masalah merupakan fokus penelitian (Widodo, 2004:26). Sebagai gambaran, perhatikan
contoh penyajian latar belakang masalah (Ardiansyah, 2005), yang terdapat pada
Lampiran.1.
Ir. Rony Ardiansyah, MT 3
Cerdas Menyusun Tugas Akhir
Sebagaimana disinggung di atas, menurut Atmadilaga (2004:1). Latar Belakang
Penelitian, selaku subjudul mempunyai kerangka, namun komponen-komponenya tidak
ditampilkan sebagai subjudul, melainkan masing-maisng sebagai alenia tersendiri yang
mengandung komponen yang bersangkutan. Adapun komponen-komponennya ialah
sebagai berikut ini.
a. Tema Sentral Masalah
b. Mekanisme porses Timbulnya Masalah
c. Motivasi yang Mengugah Peneliti
d. Yang Diharapkan dari Penelitian
C. Identifikasi Masalah/Rumusan Masalah
Mengindentifikasi berarti mengenal, menemukan atau menampilkan hal yang
spesifik yang diangkat dari materi yang masih mengandung sifat umum. Adapun yang
menjadi titik tolaknya ialah Tema Sentral Masalah yang dikemukaan dalam Latar
Belakang Masalah. Identifikasi di sini dimaksudkan untuk menampilkan acuan-acuan
teoritik yang spesifik yang disimak dari situ sebagai isyarat penetapan tujuan penelitian,
juga untuk perhatian persiapan penelitian. Melalui Identifikasi itu, sudah terbayang arah
pengenalan jumlah variabel dan karakteristiknya, hubungannya satu sama lain atau secara
bergabung dalam menampilkan hubungannya
Kembali ke kasus tema sentral masalah yang dirumuskan (Ardiansyah, 2005),
maka identifikasi masalahnya dalam bentuk rumusan kalimat Tanya, adalah sebagai
berikut ini.
a. Bagaimana mengoptimasikan pengaruh peningkatan mutu beton terhadap efisiensi biaya beton bertulang pada struktur bangunan gedung?
b. Sampai seberapa besar pengaruh efisien biaya pada komponen-komponen struktur bangunan gedung tersebut?
c. Faktor apa saja yang mempengaruhi optimalisasi mutu beton terhadap efisiensi biaya komponen struktur gedung?
Selanjutnya, identifikasi masalah di atas harus tercermin secara konsisten dalam
tujuan penelitian. Sedangkan menurut Suhardjo (2003:6), rumusan masalah akan timbul
Ir. Rony Ardiansyah, MT 4
Cerdas Menyusun Tugas Akhir
sesuai dengan latar belakang disiplin ilmu penelitian, maupun latar belakang mengapa
perlu diteliti.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mencerminkan langkah operasionalisasi penelitian
sebagaimana diisyaratkan arah ruang lingkup dan aksentuasinya oleh masing-masing
rumusan masalah identifikasi masalah yang yang bersangkutan. Dengan lain perkataan
makin menuju kepada pemikiran penjabaran teknik persiapan penelitian, termasuk
ketepatgunaan pilihan desain penelitiannya (Atmadilaga, 2004:12).
Tujuan penelitian, dalam konteks penyusunan proposal penelitian, bukanlah
tujuan dalam artian untuk kepentingan apa proposal tersebut dibuat – misalnya sebagai
persyaratan awal penulisan tugas akhir, melainkan terkait dengan masalah apa yang akan
diteliti. Sehingga, tujuan penelitian harus sejalan dan sinkron dengan masalah penelitian
yang sudah ada (Widodo, 2004: 31).
Dengan mengambil contoh permasalahan di atas, maka dapat diberikan contoh
tujuan penelitian sebagai berikut ini.
a. Menentukan pengaruh peningkatan mutu beton terhadap efisiensi biaya komponen struktur bangunan.
b. Menentukan sampai seberapa jauh pengaruh efisiensi biaya terhadap komponen struktur bagunan ruko.
c. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi optimalisasi pemakaian mutu beton terhadap masing komponen strutur dari tipe ruko yang ada
E. Batasan Penelitian
Dalam penelitian, diperlukan pembatasan masalah yang akan diteliti. Dengan
demikian indicator (penunjuk) terjadinya hubungan yang berupa variabel
(ubahan>>peubah) juga perlu dibatasi. Tanpa pembatasan akan terjadi ketidakjelasan dan
kerancuan hal-hal yang semestinya diteliti. Pembatasan juga diperlukan untuk
menajamkan (focus) pokok masalah yang diperlukan dan diutamakan untuk manjawab
ataupun solusi permasalahan yang diteliti (Suhardjo, 2003: 4-5).
Ir. Rony Ardiansyah, MT 5
Cerdas Menyusun Tugas Akhir
Contoh pembatasan masalah sehubungan dengan penelitian tersebut diatas,
adalah sebagai berikut ini (Ardiansyah, 2005).
a. Penelitian ini dilakukan hanya untuk kawasan kota Pekanbaru dan sekitarnyab. Bangunan yang diteliti adalah tipe struktur bagunan ruko yang umum dengan
jumlah yang cukup besar atau ruko populer(3-8 kaveling, berlantai 3) kota Pekanbaru
c. Komponen struktur yang diteliti meliputi ; kolom, balok lantai (floor beam), pelat lantai (slab), balok sloof (tie beam), dan poor (pile cap)
d. Mutu beton yang dipakai dalam penelitian ini adalah K-175 s/d K-400.
F. Manfaat penelitian/Kegunaan Penelitian
Selama ini, kata “manfaat” dan “kegunaan” dipakai secara acak di sejumlah
perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, untuk maksud yang sama dalam konteks
penyusunan proposal penelitian. Keduanya tidak salah, karena memang memiliki
keseragaman makna.
Manfaat penelitian umumnya dipilah menjadi dua kategori, yakni
teoritis/akademik dan praktis/fragmatis. Manfaat teoritis/akademis terkait dengan
kontribusi tertentu dari penyelengaraan penelitian terhadap perkembangan teori dan ilmu
pengetahuan serta dunia akademik. Sedangkan manfaat praktis bertalian dengan
kontribusi praktis yang diberikan dari penyelenggaraan penelitian terhadap obyek
penelitian, baik individu, kelompok, maupun organisasi. Kontribusi praktis tersebut harus
terkait dengan bidang kajian yang diteliti (Widodo, 2004:33-34).
Dengann demikian, manfaat penelitian harus sehaluan dan sinkron dengan
rumusan masalah dan tujuan penelitian. Sekedar untuk pegangan, dengan merujuk pada
contoh tujuan penelitian yang awal sebagai mana tersaji di atas dapat diberikan contoh
formulasi manfaat penelitian sebagai berikut ini.
a. Bagi Perencana struktur, untuk mengetahui pentingnya pengaruh peningkatan mutu beton terhadap efisiensi biaya total beton bertulang.
b. Bagi masyarakat permukiman di kota Pekanbaru dan sekitarnya, untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pemilihan tipe dan peningkatan mutu beton terhadap efisiensi biaya struktur bangunan ruko.
c. Bagi Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru, untuk memberikan masukan berharga tentang samapai seberapa besarnya pengaruh peningkatan mutu beton terhadap efisiensi biaya struktur berbagai tipe bangunan ruko.
Ir. Rony Ardiansyah, MT 6
Cerdas Menyusun Tugas Akhir
BATANG TUBUH TUGAS AKHIR
A. Tinjauan Pustaka
Sering dipertanyakan manakah yang benar itu. Tinjauan Kepustakaan atau
Tinjauan Pustaka. Untuk menjawabnya lebih baik kita kembali kepada istilah asalnya,
yaitu Literature Review. Mengenai tinjauan sebagai padanan kata “riview” tiada yang
mempermasalahkannya. Tinggal “literature” lazim juga diindonesiakan sebagai literatur
atau bacaan ilmiah. Sedangkan pustaka dikonotasikan dengan kumpulan buku, sehingga
kepustakaan cenderung diartikan sebagai segala sesuatu yang menyangkut materi atau isi
masing-masing buku tersebut sebagai bacaan ilmiah. Ini berarti, bila asumsi ini benar,
maka padanan kata “literature” adalah kepustakaan. Yang benar tentunya keputusan
“wasit” bahasa Indonesia (ilmiah), yang belum sempat berkomentar, dan membiarkan
kedua pilihan berlangsung menurut selera pemakai.
Soal selera bahasa atau logika bahasa biarlah kita serahkan kepada ahlinya.
Setidak-tidaknya, menurut logika umum penulis (Prof. DR. H. Didi Atmadilaga), pilihan
untuk selanjutnya adalah “Tinjauan Kepustakaan”. Dan yang menjadi materi peninjauan
itu adalah evidensi-evidensi ilmiah yang relevan dengan masalah yang dihadapi atau
yang sedang digarap (Atmadilaga, 2004: 34).
Fox (1969, dalam Sevilla, 1993: 33), membedakan antara kepustakaan penelitian
dengan kepustakaan konseptual. Kepustakaan penelitian meliputi laporan-laporan
penelitian yang telah diterbitkan, sedangkan kepustakaan konseptual meliputi artikel-
Ir. Rony Ardiansyah, MT 7
2
Cerdas Menyusun Tugas Akhir
artikel atau buku-buku yang ditulis oleh para ahli yang memberi pendapat, pengalaman,
teori-teori atau ide-ide tentang apa yang baik dan yang buruk, hal-hal yang diinginkan
dan yang tidak diinginkan di dalam bidang masalah.
Menurut Suhardjo (2003: 7). Tinjauan pustaka diperlukan untuk memahami
perkembangan wacana yang terkait dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Materi
yang perlu dipahami adalah mengenai teori, konsep, penemuan, rekaman peristiwa dan
asas-asas yang akan diberikan sumbangan pada landasan teori yang akan dibangun terkait
dengan penelitian yang dilaksanakan.
Tinjauan pustaka juga diperlukan untuk menghindari terjadinya duplikasi ataupun
pengulangan penelitian yang sama. Walaupun demikian juga bermanfaat untuk
melanjutkan penelitian yang terdahulu bila ada masalah yang belum terjawab. Penelitian
terdahulu perlu dilanjutkan (continuable) karena adanya masalah yang belum terjawab
atau terungkap.
Tinjauan pustaka merupakan usaha untuk merangkum rujukan (refrence). Hal
yang ditemukan pada sumber rujukan wajib disebutkan asalnya. Teknis pengungkapan
didahului dengan menyebut sumbernya, contoh:
Ardiansyah (2004), menyimpulkan bahwah dengan adanya peningkatan mutu beton, dianalisis dengan metode PBI-71 akan terjadi penghematan tulangan baja. Dengan mutu beton sebesar 30 persen dari K-175 menjadi K-225, pada kolom dengan gaya normal yang mempunyai eksentrisitas kecil akan terjadi efisiensi biaya maksimal komponen struktur gedung sebesar 23,8 persen.................................(Ardiansyah, 2005: 8-9).
B. Landasan Teori
Teori ialah ungkapan pendapat yang terdiri dari atas sejumlah peryataan yang
menghubungkan berbagai konsep menjadi kesatuan yang masuk akal untuk membuat
penafsiran dan peramalan tentang suatu segi tertentu dari suatu gejala (Notohadiprawiro,
1982:33 dalam Suhardjo, 2003:8).
Teori merupakan alat science yang penting sekali. Fungsi nya menurut (Nasution,
2003: 3-4), antara lain sebagai berikut ini.
a. Teori Mengarahkan Penelitian
Ir. Rony Ardiansyah, MT 8
Cerdas Menyusun Tugas Akhir
Teori memberi orientasi atau arah kepada peneliti dan dengan
demikian membatasi fakta-fakta yang harus dipelajari dari dunia
kenyataan yang luas. Tiap ilmu pengetahuan dan spesialisasi membatasi
gejala-gejala bidang penelitiannya sehingga dapat dikuasai. Teori dapat
membantu menentukan fakta-fakta mana yang relevan bagi suatu
penelitian.
b. Teori Merangkum pengetahuan
Teori merangkum fakta-fakta dalam bentuk generalisasi dan prinsip-
prinsip, sehingga fakta-fakta dalam bentuk generalisasi dan rangka
regeneralisasi itu. Teori juga mencoba melihat hubungan antara
regeralisasi-regeneralisasi yang serba kompleks dengan membentuk
sistem-sistem pemikiran ilmiah.
c. Teori Meramal fakta
Dengan teori dicoba meramalkan kejadian yang akan datang dengan
mempelajari kondisi-kondisi yang menuju kepada kejadian itu. Teknologi
di dunia barat dan perkembangan industri menimbulkan urbanisasi dan
gejala ini merenggangkan hubungan kekeluarga tradisional. Majunya
teknologi modern di negara-negara berkembang diramalkan akan
menimbulkan hal-hal yang bersamaan.
C. Metodologi penelitian
Metodolodi penelitian adalah studi mengenai metode ilmiah yang digunakan
dalam penelitian. Sutrisno hadi (dalam Widodo, 2004:45) menyebutnya sebagai
”pelajaran yang memperbincangkan metode-metode ilmiah untuk research.” Metode-
metode ilmiah tersebut meliputi metode penelitian, metode pengambilan sampel, metode
pengumpulan data, dan metode analisis data.
Menurut Manulang (2004:34). pada subjudul Metode penelitian, penulis tugas
akhir diharapkan mengemukaan hal-hal sebagai berikut ini.
Ir. Rony Ardiansyah, MT 9
PENENTUAN ARAHANALISIS
ANALISIS BIAYAPER M3 BETON
COR
ANALISIS HUBUNGAN LUAS TULANGAN KOMP. STRUKTUR
TERHADAP BIAYA PER M3 BETON BERTULANG UNTUK RUKO STANDAR
(ANALISA HUBUNGAN LUAS TULANGAN DENGAN BERAT PER M3
BETON BERTULANG KOMPONEN STRUKTUR EXISTING)
DAFTAR LUAS TULANGAN KOMPONEN STRUKTUR TERHADAP BIAYA PER M3 BETON BERTULANG
ANALISIS PENINGKATAN MUTU BETON TERHADAP EFISIENSI BIAYA BETON
BERTULANG
DAFTAR HUBUNGAN PENINGKATAN MUTU BETON TERHADAP EFISIENSI BIAYA PER M3 BETON BERTULANG
ANALISIS
OPTIMALISASI
INPUT
PENINGKATAN
MUTU BETONAPAKAH OPTIMAL ?
SYARAT OPTIMUM:
TULANGAN MINIMUMPENINGKATAN BIAYA BETON <
EFISIENSI BIAYA TULANGAN BAJA
MUTUOPTIMAL
INPUT - MIX DESAIN - ANALISA BOW
INPUTSPESIFIKASI TEKNIS
(EXISTING)
YATIDA
K
Gambar 4.3 Diagram Alir Langkah-langkah Penelitian
SELESAI
MULAI
Cerdas Menyusun Tugas Akhir
a. Tempat atau Objek penelitian
b. Metode penelitian
1). Library Research
2). Fild Research
c. Teknik Pengumpulan Data
1). Data Primer, diperoleh dengan cara misalnya observasi, wawancara atau
angket.
2). Data Sekunder, dijelaskan bagaimana cara memperoleh informasi,
tentang pendapat pakar, prinsip-prinsip dan teori atau rumus dan dari
jenis karya ilmiah mana.
Langkah-langkah penelitian disusun dalam suatu diagram alir, seperti contoh
Gambar 4.3.
Ir. Rony Ardiansyah, MT 10
Cerdas Menyusun Tugas Akhir
D. Hasil dan Pembahasan
Ir. Rony Ardiansyah, MT 11
Cerdas Menyusun Tugas Akhir
Pada bab ini disajikan: lokasi penelitian, gambaran umum proyek, hasil analisis
data, hasil analisis struktur dan ekonomi, yang analisis-analisisnya bisa dimuat dalam bab
lampiran.
Hasil penelitian sebaiknya ditampilkan berupa tabel, grafik, diagram batang, dan
lain sebagainya. Sebelum menampilkan hasil penelitian harus ada kalimat pengantar yang
menjelaskan tentang apa yang dianalisis, rumusan apa yang dipergunakan, analisis dapat
dilihat dimana, dan hasil analisis berada dimana. Berikut ini adalah contoh kalimat
pengantar dan hasil penelitian (Ardiansyah, 2005).
Komposisi material-material pembentuk beton cor yang dipakai untuk analisis harga satuan diambil dari mix desain Laboratorium Konstruksi Beton Fakultas Teknik Universitas Islam Riau. Data mix desain dapat dilihat pada Lampiran C1 sampai C7. Semen yang digunakan adalah semen Padang tipe I, agregat kasar merupakan krikil asal Ujung Batu dan batu pecah asal Bangkinang. Agregat halus merupakan pasir asal Danau Bingkuang dan admixture yang digunakan adalah Pozzolite 100xR-MBT. Komposisi campuran dari material-material tersebut di atas untuk satu meter kubik beton cor dapat dilihat dalam Tabel 5.1
Tabel 5.1 Komposisi Campuran untuk 1 m3 BetonMutu Beton Semen
(Zak)Agg. Halus (m3)
Agg. Kasar (m3)
Admixture (kg) Keterangan
K- 175 6.16 0.583 0.749 2.43K- 225 6.84 0.545 0.761 2.74K- 250 7.06 0.531 0.767 2.82K- 300 7.74 0.496 0.778 3.10K- 350 8.54 0.460 0.785 3.42
K- 400 9.12 0.429 0.794 3.65Sumber : Laboratorium Konstruksi Beton Fakultas Teknik Universitas Islam Riau
Dari hasil penelitian perlu diberikan pembahasan, merupakan komentar-komentar
yang berkaitan landasan teori terhadap hasil penelitian, bisa juga merupakan intisari yang
dapat ditarik dari hasil penelitian. Contoh berikut ini adalah, memberikan pembahasan
terhadap hasil penelitian pada tabel 5.27 (Ardiansyah,2005).
Tabel 5.2 Efisiensi dengan Peningkatan Mutu Beton Mutu Beton
U24 U-32 U-39Harga satuan/m3 Efisiensi Harga satuan/m3 Efisiensi Harga Efisiensi
Ir. Rony Ardiansyah, MT 12
Cerdas Menyusun Tugas Akhir
x1000 (Rp) (Ek) x1000 (Rp) (Ek) satuan/m3
x1000 (Rp) (Ek)Kolom tengah lantai 1 (Type A)
K-175 4,343.17 3,891.81 3,979.05 0.000%K-225 3,825.10 11.928% 3,906.57 -0.379% 3,993.81 -0.371%K-250 3,841.90 11.541% 3,374.25 13.299% 3,444.04 13.446%K-300 3,320.18 23.554% 2,870.55 26.241% 2,923.98 26.516%K-350 2,808.57 35.334% 2,858.47 26.552% 2,911.91 26.819%K-400 2,847.81 34.430% 2,897.71 25.543% 2,951.15 25.833%
Kolom tepi lantai 1 (Type B)K-175 4,876.00 4,440.94 4,545.62 0.000%K-225 4,357.93 10.625% 3,906.57 12.033% 3,427.23 24.604%K-250 3,841.90 21.208% 3,374.25 24.019% 3,444.04 24.234%K-300 3,320.18 31.908% 3,385.35 23.769% 2,923.98 35.675%K-350 2,808.57 42.400% 2,858.47 35.634% 2,911.91 35.940%K-400 2,847.81 41.595% 2,897.71 34.750% 2,951.15 35.077%
Kolom tepi lantai 1 (Type C)K-175 2,777.97 2,827.87 2,881.30K-225 2,792.73 -0,531% 2,842.63 -0,522% 2,896.07 -0.512%K-250 2,809.54 -1,136% 2,859.44 -1,116% 2,912.87 -1,096%K-300 2,820.54 -1,156% 2,870.55 -1,509.% 2,923.98 -1,481.%K-350 2,808.57 -1,102% 2,858.47 -1,082% 2,911.91 -1,062%K-400 2,847.81 -2,514% 2,897.71 -2,470% 2,951.15 -2,424%
Berdasarkan Tabel 5.2 terlihat bahwa efisiensi biaya akibat peningkatan mutu beton pada kolom bernilai positif. Hal ini menandakan bahwa pada kolom yang merupakan komponen struktur berunsur tekan terjadi efisiensi biaya. Harga satuan minimum yaitu Rp. 2.808,57 juta pada mutu beton K-350 dan mutu tulangan baja U-24 kolom lantai 1 yang rinciannya adalah sebagai berikut ini.Berdasarkan Tabel 5.27 terlihat bahwa efisiensi biaya akibat peningkatan mutu beton pada kolom bernilai positif. Hal ini menandakan bahwa pada kolom yang merupakan komponen struktur berunsur tekan terjadi efisiensi biaya. Harga satuan minimum yaitu Rp. 2.808,57 juta pada mutu beton K-350 dan mutu tulangan baja U-24 kolom lantai 1 yang rinciannya adalah sebagai berikut ini.a) Efisiensi biaya maksimum pada kolom tepi lantai 1 sebeasr 42,4% adalah lebih besar
dibandingkan efisiensi biaya maksimum kolom tengah lantai 1 yakni sebesar 35,334%. Kedua-duanya terjadi pada mutu beton K-350.
b) Hal ini terjadi karena biaya beton bertulang K-175 kolom tepi Rp 4.876,00 juta lebih besar dibandingkan dengan biaya kolom tengah yakni sebesar Rp. 4.343,170 juta
c) Baik kolom tepi maupun kolom tengah sama-sama optimum pada biaya beton Rp 2.808.570 juta menyebabkan kolom tepi mempunyai efisiensi yang lebih besar dibandingkan dengan kolom tengah.
Seharusnya efisiensi terbesar pada komponen struktur kolom adalah pada luas tulangan komponen struktur minimum, yaitu pada mutu beton K-400. Tetapi karena pengaruh diameter tulangan yang dipakai dalam penelitian ini, maka efisiensi terbesar biaya terjadi pada komponen struktur kolom pada mutu beton K-350.
Ir. Rony Ardiansyah, MT 13
Cerdas Menyusun Tugas Akhir
-80%-70%-60%-50%-40%-30%-20%-10%
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%110%120%130%
175 375 575 775
Mutu beton (K)
Efis
iens
i
Kolom tengahlantai. 1Kolom tepilantai. 1Kolom tengahlantai. 2Kolom tepilantai. 2Kolom tengahlantai. 3Kolom tepilantai. 3Balok Lantai
Balok Dag
Gambar 5.8 Grafik Persamaan Garis Hasil Korelasi Komponen Struktur
Berdasarkan Gambar 5.8, dapat diketahui prediksi hubungan antara peningkatan mutu beton dengan besarnya efisiensi biaya komponen struktur beton bertulang dari mutu beton K-175 sampai dengan K-775 untuk berbagai komponen struktur dalam bentuk persamaan garis regresi. Beberapa hal yang berkaitan dengan persamaan garis regresi ini dapat dijelaskan antara lain, sebagai berikut ini.1. Persamaan garis regresi untuk komponen struktur unsur tekan adalah positif,
artinya semakin besar peningkatan mutu beton maka efisiensi biayapun akan semakin besar. Efisiensi biaya terbesar untuk kolom seharusnya terjadi pada mutu beton K-400, karena pada mutu beton ini luas tulangan tulangan kolom telah dibatas minimum, yakni 1.230,88 mm2, dimana luas tulangan minimumnya adalah 1.000 mm2(dapat dilihat pada Lampiran G.23).
2. Berbeda halnya dengan komponen struktur unsur tekan, komponen struktur unsur tarik mempunyai persamaan garis regresi yang negatif, artinya semakin besar peningkatan mutu beton maka efisensi biaya akan semakin kecil. Efisiensi biaya komponen struktur unsur tarik pada umumnya terjadi pada mutu beton yang rendah yaitu mutu beton K-175, karena pada komponen struktur unsur tarik seperti balok dan pelat, penambahan biaya akibat peningkatan mutu beton selalu lebih besar dibandingkan pengurangan biaya yang disebabkan oleh pengurangan tulangan baja.
3. Efisiensi biaya pada komponen struktur tarik tidak dipengaruhi oleh tulangan minimum seperti yang terjadi pada komponen struktur unsur tekan, karena akibat peningkatan mutu beton secara normal hampir tidak pernah menghasilkan luas tulangan komponen struktur yang minimum. Hal ini dapat dilihat pada lampiran L. Seandainya ada mutu beton yang sangat tinggi misalkan K-7.500, akan menghasilkan luas tulangan tarik sebesar 663.33 mm2 yang tidak jauh berbeda dengan tulangan minimumnya yaitu sebesar 583,33 mm2.
Ir. Rony Ardiansyah, MT 14
Cerdas Menyusun Tugas Akhir
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka adalah daftar karya tulis yang isinya relevan dan dikutip dalam
tugas akhir, yang disusun berdasarkan abjad nama penulisnya. Menurut Manulang
(2004:59), pedoman penyusunan daftar pustaka adalah sebagai berikut ini.
a. Daftar pustaka disusun menurut abjad dari nama pengarang.
b. Bila nama pengarang tidak ada, maka sebagai gantinya tulisan nama lembaga,
badan, komisi, dan lain sebagainya.
c. Dalam hal karya tulis tidak menunjukkan nama penulis, dan tidak ada nama
lembaga, maka penulisan dalam Daftar Pustaka langsung dimulai dengan judul
karya tulis.
d. Apabila terdapat dua karangan atau lebih dari seseorang, nama pengarang
tidak perlu ditulis berulang-ulang, cukup satu kali. pada karangan kedua dan
seterusnya, nama tersebut dapat diganti dengan garis sepanjang ruang yang
diperlukan untuk menulis nama. Contoh penulisannya adalah sebagai berikut.
Dipohusodo, I., 1996, Manajemen Proyek Dan Konstruksi, Cetakan Ketujuh,
Penerbit Karnisius, Yogyakarta.
-----------------, 1994, Struktur Beton Bertulang, Cetakan Ketujuh, PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
e. Unsur-unsur yang ditulis dalam satu sumber pada Daftar Pustaka diurutkan
sebagai berikut ini.
Ir. Rony Ardiansyah, MT 15
3
Cerdas Menyusun Tugas Akhir
1). Nama penulis, dimulai dengan nama keluarga
2). Tahun Penerbit
3). Judul Tulisan
4). Edisi/Cetakan
5). Nama Badan Penerbit
6), Nama Kota Tempat diterbitkan
f. Pada daftar Pustaka yang disusun secara alfabetis, penyusunan urutan huruf
kedua dan seterusnya dari setiap sumber dengan sendirinya harus mendapat
perhatian.
g. daftar Pustaka dapat diberi nomor urut dengan angka arab, dapat pula tidak
memakai nomor urut.
h. Tiap-tiap sumber pustaka ditulis dengan satu spasi dan jarak antara masing-
masing Sumber Pustaka adalah dua spasi.
i. Cara menulis nama pengarang
1) Penulisan nama pengarang asing dalam Daftar Pustaka, nama pengarang
asing dimulai dengan nama keluarga, misalnya Dillard Hawkins, ditulis
menjadi Hawkins Dillard.
2) Untuk nama Tionghoa, karena nama keluarga terletak di depan, (misalnya
nama Tan Tjeng Bie, nama keluarga adalah Tan), maka tetap ditulis Tan
Tjeng Bie.
3) Untuk nama pengarang Indonesia
a. yang tidak mempunyai nama keluarga, teknik penyusunan dapat
menguikuti ketentuan seperti pada pengarang asing. Contohnya,
Sentana Kertonegoro ditulis menjadi Kertonegoro, sentana. Contoh
lain adalah Ali Sastromijoyo, menjadi Sastromijoyo, Ali.
b. Yang mempunyai nama keluarga, misalnya pada suku Batak, teknik
penyusunan sebagai berikut: Firman Sibarani, ditulis menjadi Sibarani,
Firman.
4) Dalam Daftar Pustaka tidak boleh disebutkan nama-nama sumber refrensi
yang tidak pernah dibaca oleh si penulis tugas akhir. Bila ia membaca
Ir. Rony Ardiansyah, MT 16
Cerdas Menyusun Tugas Akhir
buku, maka yang disebutkan dalam Daftar pustaka adalah buku yang
kedua.
5) Bahan-bahan yang tidak diterbitkan dan tidak dapat diperoleh pada
perpustakaan misalnya berupa pernyataan lisan seperti keterangan pribadi,
hasil wawancara melalui telepon dan sebagainya tidak perlu dicantumkan
dalam daftar Pustaka, karena pernyataan itu tidak dapat dibuktikan
kebenaranya.
6) Apabila jumlah referensinya cukup banyak, daftar pustaka dapat dibagi
menjadi beberapa bagian. Ada bagian untuk buku-buku, bagian untuk
peberbitan berkala dan bagian untuk dokumen-dokumen khusus.
7) Dalam hal penulis lebih dari satu, nama penulis pertama dibalik, nama
keluarga ditulis lebih dahulu daripada nama pertama, sedangkan nama
penulis-penulis yang lain ditulis secara alami yaitu nama pertama diikuti
nama keluarga.
Ir. Rony Ardiansyah, MT 17
Cerdas Menyusun Tugas Akhir
FORMAT DAN TRIK-TRIK PENULISAN
A. Bagian Awal Tugas Akhir (Front Matter)Bagian Awal Tugas Akhir terdiri dari sepuluh (jumlah bagian itu dapat kurang
atau lebih, tergantung peraturan fakultas atau universitas mahasiswa yang bersangkutan).
Bagian-bagian tersebut menurut Manulang (2004:8) adalah sebagai berikut ini.
ii. Halaman Judul Tugas Akhir
iii. Halaman Abstrak Tugs Akhir
iv. Halaman Persetujuan Tugas Akhir
v. Halaman Pengesahan Panitia penguji Tugas Akhir
vi. Halaman Motto
vii. Halaman Kata Pengantar
viii. Halaman Daftar Isi
ix. Halaman Daftar Tabel
x. Halaman Daftar Gambar
Xi Halaman Daftar Notasi
B. Halaman Judul Tugas Akhir
Ir. Rony Ardiansyah, MT 18
4
Cerdas Menyusun Tugas Akhir
Setiap lembaga pendidikan mempunyai ketentuan tersendiri mengenai halaman
judul. Halaman judul berfungsi untuk memberikan informasi mengenai:
1. Judul tugas akhir
2. Alasan penulisan tugas akhir
3. Identitas Penulis tugas akhir, NIM dan jurusan
4. Perguruan tinggi tempat penulis tugas akhir kuliah
5. tahun penulisan tugas akhir
Pengetikan halaman judul harus dilakukan dengan seksama. walaupun tidak ada
lagi orang yang menggunakan mesin tik untuk penulisan tugas akhir, namun penulisan
tugas akhir dengan komputer pun juga disebut ’mengetik”. Pengetikan judul yang baik
memenuhi kaidah sebagai berikut ini.
1..) Judul harus ditulis di tengah baris, dengan ukuran yang agak
besar.
2..) kalau judul terdiri dari lebih dari satu baris, maka judul tersebut
disusun meyerupai sebauh piramida terbalik, sepanjang tidak
mengganggu makna judul.
C. Halaman Abstrak Tugas AkhirAbstrak merupakan ringkasan suatu tugas akhir yang mengandung semua
informasi yang diperlukan pembaca untuk menyimpulkan apa tujuan dari penelitian yang
dilakukan, bagaimana metode/pelaksanaannya, apa hasil-hasil yang diperoleh dan apa
signifikan/nilai manfaat dari penelitian tersebut. Tujuan abstrak pada dasarnya adalah
menyediakan informasi yang cukup agar pembaca dapat mengambil keputusan apakah
dia perlu membaca keseluruhan isi tugas akhir atau tidak (Abdullah, 2004: 23).
Setelah halaman judul, halaman berikutnya adalah halaman abstrak, yang
berisikan garis besar isi tugas akhir, yaitu permasalahan, metode, hasil dan saran-saran
penulis terhadap obyek yang diteliti. umumnya abstrak terdiri dari tiga paragraf atau
terdiri dari 200-300 kata. contoh abstrak dapat dilihat pada Lampiran.2.
D. Halaman Motto
Ir. Rony Ardiansyah, MT 19
Cerdas Menyusun Tugas Akhir
Seringkali penulisan tugas akhir ingin mencantumkan motto, yakni semacam
semboyan berupa kalimat pendek yang merupakan pndangan hidup penulis, pada tugas
akhir Motto dapat juga berupa satu atau beberapa ayat Kitab Suci Alquran yang sangat
berperan dalam hidup penulis atau sebuah kalimat berupa kata-kata mutiara (contoh,
dapat dilihat pada Lampiran.3).
E. Kata PengantarDi amerika serikat, Kata Pengantar dinamakan Acknowleddgement yang secara
harfiah bermakna”pengakuan”. Terjemahan yang tepat untuk istilah tersebut adalah
”Ucapan terima Kasih’, tetapi di Indonesia terlanjur diganti dengan istilah ”kata
Pengantar”. Isi Kata Pengantar adalah ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing,
pemberi data, dan orang-orang lain yang telah membantu (secara langsung) pembuatan
tugas akhir. Akan tetapi, ada pembimbing tugas akhir yang mengkehendaki agar ucapan
terima kasih juga ditujukan kepada semua dosen dan pegawai tanpa menyebutkan
namanya. sebenarnya, ucapan terima kasih yang diberikan secara global tersebut
mengurangi ”rasa” terima kasih kepada orang-orang yang betul-betul telah membantu
pembuatan tugas akhir. Oleh karena itu, masalah tersebut diserahkan kepada kebiasaan
yang berlaku di lingkungan masing-masing. apapun pilihannya , ucapan terima kasih
tidak harus diberikan secara berlebihan. Lampiran.4 menunjukkan contoh sebuah Kata
Pengantar.
F. Hal-hal Yang Berkaitan Dengan Cara Penulisan
a. Cara Penulisan Tabel
Ada beberapa ketentuan-ketentuan dalam menulis tabel dalam tugas akhir,
antara lain sebagai berikut ini.
1) Nomor dan nama tabel ditulis di sebelah atas dan rata
kiri tabel yang bersangkutan.
2) Tulisan tabel dan nomor tabel dibuat cetak tebal (lihat
Tabel 5.15......Tabel 5.15), judul tabel diketik seperti
biasa.
Ir. Rony Ardiansyah, MT 20
Cerdas Menyusun Tugas Akhir
3) Apabila nama tabel lebih dari satu baris, maka jarak
baris pertama dengan beris berikutnya dibuat 1 spasi.
4) Apabila tabel kelewat panjang dan harus disambung
pada halaman berikutnya, maka pada halaman
berikutnya cukup dibuat seperti contoh (Tabel 5.15.
Lanjutan)
5) Contoh penulisan tabel dapat dilihat pada, contoh Tabel
5.15 (Ardiansyah, 2005).
Tabel 5.15 Kebutuhan Tulangan Kolom Tengah Lantai 1No
(1)
MutuBeton
(2)
Luas TulanganAnalisis(mm2)
(3)
Luas Tulangan Existing (mm2)
(4)
Berat/m3 Beton Bertulang (Existing)
(kg/m3)(5)
Berat/m3 Beton Bertulang Analisis
(kg/m3)((3)/(4))x(5)
Mutu tulangan baja U-241 K-175 2411.52 2411.52 300.3593 300.35932 K-225 2009.6 2411.52 300.3593 250.29943 K-250 2009.6 2411.52 300.3593 250.29944 K-300 1607.68 2411.52 300.3593 200.2395
Tabel 5.15 (Lanjutan) (1) (2) (3) (4) (5) ((3)/(4))x(5)5 K-350 1230.88 2411.52 300.3593 153.30846 K-400 1230.88 2411.52 300.3593 153.3084
Mutu tulangan baja U-321 K-175 2009.6 2411.52 300.3593 250.29942 K-225 2009.6 2411.52 300.3593 250.29943 K-250 1607.68 2411.52 300.3593 200.23954 K-300 1230.88 2411.52 300.3593 153.30845 K-350 1230.88 2411.52 300.3593 153.30846 K-400 1230.88 2411.52 300.3593 153.3084
Mutu tulangan baja U-391 K-175 2009.6 2411.52 300.3593 250.29942 K-225 2009.6 2411.52 300.3593 250.29943 K-250 1607.68 2411.52 300.3593 200.23954 K-300 1230.88 2411.52 300.3593 153.30845 K-350 1230.88 2411.52 300.3593 153.30846 K-400 1230.88 2411.52 300.3593 153.3084
b. Cara Penilisan/Pembuatan Gambar
Ada beberapa ketentuan-ketentuan dalam membuat gambar dalam tugas akhir,
antara lain sebagai berikut ini.
Ir. Rony Ardiansyah, MT 21
b
T
d-d’
aAs’
0,85 f’cCs
CC
h
εc'=0,003εs'
εs
c
d
d’
(a) (b)
As
(c)
Cerdas Menyusun Tugas Akhir
1) Nomor dan nama gambar ditulis di sebelah bawah di tengah-
tengah gambar yang bersangkutan.
2) Tulisan gambar dan nomor gambar dibuat cetak tebal (lihat Tabel
5.15......Tabel 3.1), judul gambar diketik seperti biasa.
3) Apabila nama gambar lebih dari satu baris, maka jarak baris
pertama dengan beris berikutnya dibuat 1 spasi.
4) Contoh penulisan gambar dapat dilihat pada, contoh gambar 3.1
(Ardiansyah, 2005).
Gambar 3.1 Sistem Rangka Beton Bertulang Struktural Tipikal (Nawy, 1990:61)
5) Apabila dalam satu nomor gambar yang sama terdapat 3 buah
gambar, maka penulisannya dapat dilihat Gambar 3.2
(Ardiansyah, 2005).
Ir. Rony Ardiansyah, MT 22
Gambar 3.2 Beton Bertulang dengan Tulangan Rangkap (a) Penam- pang Balok (b) Diagram Regangan Beton dan Baja c)Gaya- Gaya yang Bekerja Tegangan pada Balok
Cerdas Menyusun Tugas Akhir
Referensi
Abdullah. M., 2004, Menembus Jurnal Ilmiah Nasional & Internasional, Cetakan Pertama, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Ir. Rony Ardiansyah, MT 23
Cerdas Menyusun Tugas Akhir
Ardiansyah. R., 2005, Pengaruh Pemakaian Mutu Beton dan Baja terhadap Efisiensi Biaya Komponen Struktur Beton Bertulang untuk Bangunan Gedung Kantor Di Kota Pekanbaru, Tesis Program Magister Teknik Sipil Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
, 2004, Mutu Beton v Efisiensi Biaya Struktur Gedung, Riau Pos, hal.35, 4 April 2004, Pekanbaru.
Atmadilaga. D., 2004, Buku Pintar Panduan Penulisan Skripsi, Tesis, Disertasi, Cetakan Pertama, Pionir Jaya, bandung.
Manulang. M., 2004, Pedoman Teknis menulis Skripsi, Edisi Pertama, Andi, Yogyakarta.
Purbo. M. M, dan Hadiwidjoyo, 1993, Menyusun Laporan Teknik, Cetakan Pertama, ITB, Bandung.
Djuroto. T, dan Bambang Supridadi, 2005, Menulis Artikel dan Karya Ilmiah, Cetakan Ketiga, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Nasution. S., 2003, Metode Research Penelitian Ilmiah, Edisi Pertama, cetakan keenam, Bumi Aksara, Jakarta.
Sevilla, C.G., Jesus A. Ochave, Twilla G. Punsalan, Bella P. Regata, dan Gabriel G. Uriarte, 1993, Pengantar Metode Penelitian, Terjemahan oleh Alimuddin Tuwu, Cetakan pertama, U.I. Press, Jakarta.
Suharto, Buana Girisuta, dan Y.I.P Arry Miryanti, 2004, Perekayasaan Metodologi penelitian, Edisi Pertama, Andi, Yogyakarta.
Suhardjo. D., 2003, Metodologi Penelitian dan Penulisan Laporan Ilmiah, Edisi Pertama, Cetakan pertama, UII Press, Yogyakarta.
Widodo, 2004, Cerdik Menyusun Proposal Penelitian Skripsi, Tesis dan Disertasi, Cetakan pertama, yayasan Kelopak, Jakarta.
Ir. Rony Ardiansyah, MT 24
Cerdas Menyusun Tugas Akhir
Ir. Rony Ardiansyah, MT 25