Motivasi Masyarakat Muslim Indonesia dalam...

20
UNIVERSITAS INDONESIA Motivasi Masyarakat Muslim Indonesia dalam Berbelanja Pakaian, Kendaraan, Mebel dan Perhiasan Emas Menjelang Hari Raya Idul Fitri MAKALAH NON-SEMINAR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi ALFITRAHMAT SAPUTRO 1006694681 FAKULTAS IMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI PERIKLANAN DEPOK JANUARI 2013 Motivasi masyarakat ..., Alfitrahmat Saputro, FISIP UI, 2014

Transcript of Motivasi Masyarakat Muslim Indonesia dalam...

Page 1: Motivasi Masyarakat Muslim Indonesia dalam …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368977-MK-Alfitrahmat...toko di beberapa daerah di Indonesia, misalnya pada Toko Makmur Jaya Furniture

UNIVERSITAS INDONESIA

Motivasi Masyarakat Muslim Indonesia dalam Berbelanja Pakaian, Kendaraan, Mebel dan Perhiasan Emas Menjelang Hari Raya Idul Fitri

MAKALAH NON-SEMINAR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ilmu Komunikasi

ALFITRAHMAT SAPUTRO

1006694681

FAKULTAS IMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

PERIKLANAN

DEPOK

JANUARI 2013

Motivasi masyarakat ..., Alfitrahmat Saputro, FISIP UI, 2014

Page 2: Motivasi Masyarakat Muslim Indonesia dalam …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368977-MK-Alfitrahmat...toko di beberapa daerah di Indonesia, misalnya pada Toko Makmur Jaya Furniture

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Makalah Non Seminar ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Alfitrahmat Saputro

NPM : 1006694681

Tanda Tangan :

Tanggal : 20 Januari 2014

Motivasi masyarakat ..., Alfitrahmat Saputro, FISIP UI, 2014

Page 3: Motivasi Masyarakat Muslim Indonesia dalam …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368977-MK-Alfitrahmat...toko di beberapa daerah di Indonesia, misalnya pada Toko Makmur Jaya Furniture

HALAMAN PENGESAHAN Karya ilmiah ini diajukan oleh Nama : Alfitrahmat Saputro NPM : 1006694681 Program Studi : Ilmu Komunikasi - Periklanan Fakultas : Fisip Jenis Karya : Makalah Non Seminar Nama Mata Kuliah : Analisis Konsumen Judul Karya Ilmiah :

”Motivasi Masyarakat Muslim Indonesia dalam Berbelanja Pakaian, Kendaraan, Mebel dan Perhiasan Emas Menjelang Hari Raya Idul Fitri”

Telah disetujui oleh dosen pengajar mata kuliah untuk diunggah di lib.ui.ac.id/unggah

dan dipublikasikan sebagai karya imiah sivitas akademika Universitas Indonesia

Dosen Mata Kuliah : Nadia Marita Andayani S.Sos., M.A.

Ditetapkan di : Depok

Tanggal : 20 Januari 2014

Motivasi masyarakat ..., Alfitrahmat Saputro, FISIP UI, 2014

Page 4: Motivasi Masyarakat Muslim Indonesia dalam …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368977-MK-Alfitrahmat...toko di beberapa daerah di Indonesia, misalnya pada Toko Makmur Jaya Furniture

Motivasi masyarakat ..., Alfitrahmat Saputro, FISIP UI, 2014

Page 5: Motivasi Masyarakat Muslim Indonesia dalam …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368977-MK-Alfitrahmat...toko di beberapa daerah di Indonesia, misalnya pada Toko Makmur Jaya Furniture

Motivasi masyarakat ..., Alfitrahmat Saputro, FISIP UI, 2014

Page 6: Motivasi Masyarakat Muslim Indonesia dalam …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368977-MK-Alfitrahmat...toko di beberapa daerah di Indonesia, misalnya pada Toko Makmur Jaya Furniture

Motivasi Masyarakat Muslim Indonesia dalam Berbelanja Pakaian,

Kendaraan, Mebel dan Perhiasan Emas Menjelang Hari Raya Idul Fitri

Alfitrahmat Saputro

Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia,

Depok, 16424, Indonesia

Email: [email protected]

Abstrak

Hari raya Idul Fitri merupakan hari raya keagamaan yang dirayakan umat Muslim sedunia setelah satu bulan berpuasa di bulan Ramadhan. Hari yang dimaknai sebagai hari pensucian diri ini ditandai dengan saling meminta maaf dan merupakan ajang silaturahmi dengan sanak-saudara dan kerabat untuk mempererat hubungan persaudaraan. Dalam menyambut Idul Fitri, umumnya, masyarakat Muslim di Indonesia berbelanja produk pakaian, kendaraan, mebel, dan perhiasan emas sehingga penjualan produk-produk tersebut pada periode ini selalu mengalami peningkatan signifikan. Salah satu faktor penunjang adalah diberikannya Tunjangan Hari Raya (THR) yang diberikan oleh pemberi kerja. Fenomena tersebut dibahas di dalam makalah ini dengan menggunakan teori motivasi. Meningkatnya kegiatan konsumsi dalam kategori-kategori produk tertentu ini didorong oleh motif-motif yang timbul dalam diri masing-masing individu. Analisis menunjukkan bahwa salah satu motif yang paling kuat mendorong terjadinya perilaku konsumsi spesifik ini adalah ekspresi diri. Momen Idul Fitri tidak hanya dipahami sebagai ajang untuk bertemu kerabat dan bersilaturahmi, tapi juga merupakan kesempatan untuk menunjukkan pencapaian sebagai bentuk ekspresi diri.

Keywords: Perilaku Konsumen, Belanja Lebaran, Motivasi, Klasifikasi Kebutuhan, Ekspresi Diri

Motivation in Clothes, Vehicles, Furniture and Jewelries Buying During

Eid Fitr Season Among Indonesian Moslem People

Abstract

The Eid Fitr is a religious holiday celebrated by Moslems around the world after one month of fasting during Ramadan. The Eid, considered as a moment to rejuvenate the religion, is a point to ask forgiveness from one another that unites and strengthens the bond among one Moslem to another. Approaching the day, Indonesian Moslems usually shop various products, including clothes, vehicles, furniture, and jewelries, thus create significant increase on the sales of these product categories. One of the triggering factors is the holiday allowance given by employers. This paper discusses the above phenomenon by using motivation theories. The increase in consumption activities among these product categories is particularly driven by individuals’ inner motives. Analysis shows that one of the strongest motives to explain the specific consumption behavior is self-expression. The Eid Fitr is not only interpreted by Indonesian Moslems as a moment of gathering and silaturahim, but also an opportunity to display one’s achievement as a form of self-expression.

Keywords: Consumer Behavior, Seasonal Shopping, Motivation, Needs Classification, Self-Expression

Motivasi masyarakat ..., Alfitrahmat Saputro, FISIP UI, 2014

Page 7: Motivasi Masyarakat Muslim Indonesia dalam …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368977-MK-Alfitrahmat...toko di beberapa daerah di Indonesia, misalnya pada Toko Makmur Jaya Furniture

1. Pendahuluan

Dalam bertindak, manusia didorong oleh motivasi-motivasi yang timbul dari dalam

dirinya. Motivasi yang melatarbelakangi sebuah tindakan ini lahir karena adanya sebuah

kebutuhan yang tercipta akibat munculnya ketidaksesuaian antara keadaan sekarang dengan

gambaran ideal yang seharusnya terjadi. Keadaan inilah yang akhirnya mendorong seseorang

melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhannya tersebut (Wells & Prensky, 1996).

Motivasi ini juga yang menjadi salah satu faktor pendorong seorang konsumen dalam

melakukan kegiatan berbelanja.

Hari raya Idul Fitri merupakan hari raya umat Islam di seluruh dunia. Pada hari raya ini,

umat Islam bersyukur dan merayakan keberhasilan mereka dalam menahan hawa nafsu

selama satu bulan penuh melalui suatu proses yang dinamakan puasa yang telah dilakukan

bulan sebelumnya. Selain bersyukur atas keberhasilan menahan diri, pada momen Idul Fitri

ini umat Islam juga melakukan intropeksi terhadap tindakan-tindakan mereka selama setahun

terakhir dengan saling meminta maaf baik dengan sesama anggota keluarga, teman, saudara

maupun kerabat. Di Indonesia, orang-orang biasa merayakan hari raya dengan suatu tradisi

unik yaitu saling mengunjungi saudara-saudara dan kerabat dekat dengan tujuan untuk

berbagi kebahagiaan serta saling bersilaturahmi dan meminta maaf atas kesalahan-kesalahan

terdahulu sesuai dengan esensi dari Idul Fitri itu sendiri yaitu kembali kepada kesucian. Pada

momen ini saudara atau kerabat yang biasanya jarang bertemu dan sudah lama tidak saling

mengunjungi dipertemukan kembali dalam atmosfir kebahagiaan.

Selain sebagai ajang silaturahmi dan bermaaf-maafan, momen Idul Fitri juga kerap

dijadikan sebagai ajang pertukaran informasi dan kabar kehidupan satu sama lain baik antar

keluarga maupun teman. Idul Fitri dijadikan ajang yang cocok untuk melakukan hal tersebut

mengingat intensitas bertemu antar saudara dan kerabat yang bisa dikatakan terjadi hanya

setahun sekali sehingga banyak kabar yang terlewatkan dari masing-masing individu.

Tradisi saling berkunjung ke rumah keluarga dan kerabat tersebut tidak hanya dilakukan

pada ruang lingkup geografis yang sempit saja.Nyatanya, di Indonesia terdapat sebuah tradisi

mudik yang dilakukan oleh para perantau di kota-kota besar di Indonesia dalam merayakan

hari raya Idul Fitri.Melalui tradisi mudik ini, para perantau yang sedang memperbaiki taraf

kehidupan di kota-kota besar kembali ke kampung halamannya untuk berkumpul bersama

keluarga besar dan saling berbagi kebahagiaan.

Motivasi masyarakat ..., Alfitrahmat Saputro, FISIP UI, 2014

Page 8: Motivasi Masyarakat Muslim Indonesia dalam …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368977-MK-Alfitrahmat...toko di beberapa daerah di Indonesia, misalnya pada Toko Makmur Jaya Furniture

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Idul Fitri ini merupakan suatu ajang tahunan

bagi saudara dan kerabat untuk saling bertemu dan bersilaturahmi serta saling bertukar

informasi dan kabar mereka masing-masing.

Selain mengunjungi keluarga dan kerabat, ada tradisi unik lainnya di hari raya Idul Fitri di

Indonesia yaitu adanya kebiasaan berbelanja yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia dalam

menyambut kedatangan hari besar tersebut. Kebiasaan berbelanja ini dapat terlihat dari

adanya perilaku membeli pakaian baru yang tak hanya dilakukan oleh anak-anak namun juga

oleh orang dewasa. Pada saat menjelang hari raya Idul Fitri, penjualan pakaian baik di tingkat

pasar tradisional, ITC sampai departemen store mengalami peningkatan yang sangat besar.

Menurut pengakuan ketua pelaksana harian Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO),

Tutum Rahanta, menjelang Idul Fitri penjualan produk pakaian jadi mengalami peningkatan

yang drastis yaitu antara 200% hingga 300%. Selain itu, menurutnya pada momen-momen

menjelang Idul Fitri jumlah pengunjung mal mengalami peningkatan sampai sebesar 100%

(Putra & Sukirno, 18 Agustus 2011).

Kebiasaan masyarakat Indonesia dalam berbelanja pakaian baru menjelang hari raya Idul

Fitri juga dapat dilihat melalui pengakuan Lisa Tjahjadi selaku direktur utama PT Trisula

Internasional yang merupakan produsen sekaligus distributor pakaian yang dijual di

Indonesia. Menurutnya, penjualan pakaian pria pada momen-momen menjelang Idul Fitri

mengalami peningkatan sebanyak 3-3,5 kali lipat atau sebesar 350%. Peningkatan penjualan

produk pakaian ini tidak hanya terjadi pada pakaian pria saja, pakaian anak-anak juga

mengalami peningkatan dalam penjualannya yaitu mencapai 8 kali lipat dari penjualan pada

bulan-bulan biasa (Latif & Sukirno, 31 Juli 2012).

Perilaku konsumsi yang dilakukan oleh masyatakat Indonesia tidak hanya dilakukan pada

produk pakaian saja. Dalam hal peralatan rumah tangga dan mebel, masyarakat Indonesia juga

sering melakukan pembaharuan dengan membeli barang-barang baru yang meliputi sofa,

buffet, meja makan, ornamen penghias rumah serta alat elektronik seperti televisi.

Peningkatan jumlah pembelian pada peralatan rumah tangga ini dapat terlihat pada sejumlah

toko di beberapa daerah di Indonesia, misalnya pada Toko Makmur Jaya Furniture di Jogja

yang mengalami peningkatan penjualan produk-produk mebel seperti sofa dan meja makan

sebesar 50% (Intaningrum, 11 Agustus 2011). Selain itu, peningkatan minat masyarakat

terhadap barang-barang keperluan rumah juga terlihat di Kota Depok dimana menjelang Idul

Fitri penjualan barang-barang seperti sofa mengalami peningkatan mencapai 100% (Virdhani,

Motivasi masyarakat ..., Alfitrahmat Saputro, FISIP UI, 2014

Page 9: Motivasi Masyarakat Muslim Indonesia dalam …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368977-MK-Alfitrahmat...toko di beberapa daerah di Indonesia, misalnya pada Toko Makmur Jaya Furniture

22 Juli 2013). Begitu pula dengan kota-kota lainnya dimana peningkatan penjualan produk

mebel dan elektronik dapat mencapai 200% (beritajatim, 12 Juni 2013).

Pembelian produk-produk mebel dan elektronik sebagai alat rumah tangga menjelang hari

raya Idul Fitri dilakukan masyarakat Indonesia tidak hanya dengan cara tunai. Keinginan yang

besar untuk membeli produk baru tersebut membuat beberapa perusahaan mebel yang

menyediakan jasa kredit mengalami kebanjiran order. Hal ini diungkapkan oleh Marketing

Adira Kredit dimana menurutnya pembelian produk mebel dan elektronik secara kredit

mengalami peningkatan sebesar 80% jika dibandingkan dengan hari-hari normal (Sukma, 26

Juli 2013).

Membeli kendaraan pribadi juga menjadi perilaku konsumsi yang banyak dilakukan umat

muslim Indonesia menjelang hari raya Idul Fitri. Pada bulan-bulan menjelang lebaran,

penjualan kendaraan pribadi yang meliputi motor dan mobil mengalami peningkatan yang

sangat besar. Untuk mobil, pada bulan Juli atau satu bulan menjelang Idul Fitri, penjualannya

meningkat sebesar 7,87% dari penjualan sebanyak 104.265 unit di bulan Juni 2013 menjadi

112.473 unit pada Juli 2013 (kabarbisnis, 14 Agustus 2013).

Peningkatan penjualan mobil juga terjadi pada penjualan mobil bekas di tanah air.

Halangan budget yang minim tidak membatasi keinginan umat muslim Indonesia untuk

memiliki mobil di saat Idul Fitri. Hal ini terlihat dari angka penjualan mobil bekas yang

meningkat hingga mencapai 30% pada bulan Juli atau satu bulan menjelang Idul Fitri

(Suhartono, 13 Agustus 2013).

Selain mobil, sepeda motor juga kerap diserbu oleh masyarakat dalam membelanjakan

uang mereka menjelang Idul Fitri. Menurut data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia

(AISI) satu bulan menjelang Idul Fitri yaitu bulan Juli, penjualan sepeda motor tanah air

menjadi penjualan tertinggi sepanjang tahun 2013. Jika dibandingkan dengan bulan

sebelumnya, penjualan sepeda motor pada bulan Juli ini meningkat dari 661.282 unit menjadi

704.019 unit atau meningkat sebesar 6,46% (motorotomotifnet, 19 Agustus 2013).

Tradisi masyarakat Indonesia dalam membelanjakan uangnya pada sepeda motor ketika

menyambut Idul Fitri juga dapat dilihat melalui data peningkatan jumlah pengguna jasa kredit

sepeda motor. Seperti peningkatan penggunaan kredit sepeda motor pada tahun 2009 yang

diungkapkan oleh Gunadi Sindhuwinata, ketua Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia

Motivasi masyarakat ..., Alfitrahmat Saputro, FISIP UI, 2014

Page 10: Motivasi Masyarakat Muslim Indonesia dalam …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368977-MK-Alfitrahmat...toko di beberapa daerah di Indonesia, misalnya pada Toko Makmur Jaya Furniture

(AISI) pada saat itu. Menurutnya, terjadi peningkatan penggunaan kredit sepeda motor pada

momen lebaran tahun 2009 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dan jika melihat

pada tren, maka peningkatan ini akan terus berlanjut pada momen-momen lebaran di tahun-

tahun mendatang (Putra & Rini, 8 September 2009). Hal ini didukung oleh adanya tradisi

mudik di kalangan umat muslim Indonesia di mana melalui tradisi ini masyarakat desa yang

mengadu nasib di kota-kota besar pulang ke kampung halaman untuk merayakan Idul Fitri

bersama. Pada tahun 2013, jumlah penduduk Jakarta yang melakukan mudik sebanyak 9,7

juta orang (Pranowo, 02 Agustus 2013), sedangkan untuk tingkat nasional, jumlah masyarakat

yang melakukan tradisi ini berjumlah sebesar 30 juta jiwa dengan 12 juta jiwa di antaranya

menggunakan kendaraan pribadi (tribunnews, 01 Agustus 2013).

Kegiatan belanja yang sering dilakukan umat muslim Indonesia menjelang hari raya Idul

Fitri juga dilakukan pada produk perhiasan khususnya emas. Penjualan emas menjelang hari

raya Idul Fitri mengalami peningkatan lebih besar dari 50% (Syafin, 6 Agustus 2013). Bukan

hanya itu, peningkatan penjualan juga terjadi pada produk emas muda. Produk ini pada

periode bulan Juli 2013 mengalami peningkatan penjualan yang sangat signifikan yaitu lebih

dari 100% (Syafin, 6 Agustus 2013).

Perilaku berbelanja pakaian baru, mebel dan elektronik, kendaraan bermotor serta

perhiasan emas yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia kala menyambut hari raya Idul

Fitri didukung dengan adanya Tunjangan Hari Raya (THR) yang diberikan oleh kantor-kantor

yang ada di Indonesia. Kehadiran THR menjadi pendukung terhadap meningkatnya daya beli

masyarakat terhadap barang-barang tersebut pada periode ini.

2. Kerangka Konseptual Motivasi

Motivasi merupakan salah faktor yang melatarbelakangi seorang individu melakukan

suatu tindakan, termasuk di dalamnya tindakan konsumsi. Motivasi memberikan alasan

kepada seorang konsumen untuk melakukan tindakan-tindakan yang berhubungan dengan

produk seperti membeli produk dan melakukan pembelian ulang. Hal ini sesuai dengan

definisi motivasi yaitu sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku

tertentu, dan yang memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut

Motivasi masyarakat ..., Alfitrahmat Saputro, FISIP UI, 2014

Page 11: Motivasi Masyarakat Muslim Indonesia dalam …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368977-MK-Alfitrahmat...toko di beberapa daerah di Indonesia, misalnya pada Toko Makmur Jaya Furniture

(Wlodkwoski, 1985). Hal ini didukung oleh Mowen (1987) yang menyatakan hal serupa yaitu

motivasi sebagai suatu keadaan yang mengarahkan seseorang untuk melakukan suatu tindakan

yang terarahkan (Mowen, 1987).

Keberadaan motivasi sebagai latar belakang konsumen melakukan tindakan konsumsi

tentunya tidak lahir begitu saja. Motivasi tercipta karena adanya kebutuhan-kebutuhan yang

lahir di dalam diri manusia. Motivasi itu sendiri merupakan suatu proses di mana seorang

individu menyadari adanya sebuah kebutuhan dan memulai untuk mencari cara yang dapat

memenuhi kebutuhan tersebut (Wells & Prensky, 1996). Kebutuhan ini lahir ketika seseorang

merasa ada ketidakseimbangan antara kondisi yang sedang ia jalani sekarang dengan kondisi

yang ia harapkan yang menurutnya adalah kondisi yang ideal (Wells & Prensky, 1996). Maka,

lahirlah motivasi dalam diri seseorang untuk mengurangi gap tersebut yang kemudian

membawanya kepada perilaku tertentu untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhannya.

Pemuasan kebutuhan ini berujung pada suatu tujuan atau goal berupa pencapaian pada kondisi

ideal di mana alat atau kendaraan yang dapat membawa seseorang untuk mencapai goal-nya

tersebut adalah produk. Sebuah produk dapat membantu seseorang untuk mencapai tujuannya

karena sebuah produk menawarkan konsumen sebuah keuntungan (benefit) dan jalan keluar

(solution) saat mereka mengkonsumsi produk tersebut.

Berdasarkan penggambaran tersebut, kebutuhan dan tujuan merupakan komponen

yang menjadi faktor pendorong bagi seseorang dalam mengambil suatu tindakan. Keberadaan

keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama lain dalam menciptakan suatu motivasi. Seseorang

tidak akan pernah menyadari keberadaan kebutuhan pada dirinya apabila tidak ada suatu

kondisi ideal (tujuan) yang dapat dijadikannya sebagai bahan pembanding dengan kondisinya

yang sedang ia jalani sekarang. Begitu juga dengan tujuan, tidak akan pernah ada tujuan yang

harus dicapai bila tidak adanya kebutuhan yang harus diraih atau dicapai.

Self-expression

Kebutuhan-kebutuhan yang ada di balik sebuah motif seorang konsumen dalam membeli

suatu produk sangatlah beragam dan kompleks. Banyak ahli telah melakukan klasifikasi

kebutuhan manusia ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan pada kriteria tertentu. Salah

satunya adalah Abraham Maslow yang telah mengelompokkan kebutuhan ke dalam hierarchy

of needs atau piramida kebutuhan. Pengelompokkan ini berdasarkan pada kebutuhan fisik dan

sosial antara lain makanan, air minum, tidur dan seks, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan

Motivasi masyarakat ..., Alfitrahmat Saputro, FISIP UI, 2014

Page 12: Motivasi Masyarakat Muslim Indonesia dalam …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368977-MK-Alfitrahmat...toko di beberapa daerah di Indonesia, misalnya pada Toko Makmur Jaya Furniture

akan rasa memiliki, kebutuhan akan pemenuhan self-esteem dan kebutuhan akan aktualisasi

diri. Kebutuhan manusia ini kemudian disusun ke dalam urutan di dalam piramida di mana

piramida bagian bawah berisi kebutuhan-kebutuhan pokok yang harus dipenuhi terlebih

dahulu oleh seseorang untuk dapat naik ke level lebih tinggi pada piramida tersebut (Maslow,

1943). Pengklasifikasian Maslow kemudian mendapatkan pertentangan karena dianggap

terlalu kaku pada model hierarchy-nya. Kebutuhan manusia pada model Maslow dianggap

sesuatu yang pasti dan tidak memberikan toleransi kepada seseorang di mana untuk dapat

mencapai puncak piramida seseorang harus memenuhi kebutuhan di bawahnya terlebih

dahulu. Padahal, secara logika, seseorang tidak harus selalu memenuhi kebutuhan seks-nya

terlebih dahulu untuk dapat memenuhi kebutuhan akan aktualisasi dirinya. Hal ini mendorong

banyak ahli melakukan pengklasifikasian yang mendasarkan pada aspek yang berbeda seperti

aspek psikologis pada Psychological Motives dari McGuire. Dari pengklasifikasian kebutuhan

oleh McGuire tersebut didapatkan salah satu kebutuhan yaitu kebutuhan untuk

mengekspresikan diri atau self-expression (McGuire, 1974).

Self-expression merupakan kebutuhan manusia yang berada pada tingkat psikis atau

emosional. Melalui kebutuhan ini, manusia ingin menyampaikan kepada manusia lainnya

mengenai identitas dirinya terkait siapa dia dan bagaimana image dari dirinya. Kebutuhan

akan penyampaian identitas ini dipenuhi melalui penunjukan identitas dirinya dengan

menggunakan sarana berupa benda-benda simbolik yang bisa mewakili karakteristik identitas

diri yang ingin dibangun. Termasuk di dalam benda-benda simbolik tersebut antara lain

pakaian, kendaraan, rumah serta perhiasan. Melalui benda-benda tersebut mereka melakukan

komunikasi non-verbal kepada orang lain terkait status sosial yang dimiliki. Selain itu,

pemenuhan kebutuhan akan self-expression ini juga dapat dilakukan dengan bertindak atau

berperilaku yang sesuai dengan identitas diri yang hendak dibangun. (McGuire, 1974).

Selayaknya sebuah kebutuhan, lahirnya self-expression di dalam diri manusia juga

disebabkan karena adanya perbedaan antara gambaran ideal mengenai pandangan orang lain

terhadap identitasnya dengan kenyataan yang terjadi pada hal tersebut. Oleh sebab itu, mereka

yang merasakan gap tersebut akan mencoba menguranginya dengan melakukan

pengekspresian diri melalui benda-benda simbolik yang telah disebutkan sebelumnya atau

dengan perperilaku yang sesuai dengan identitasnya sehingga pandangan orang mengenai

identitas dirinya dapat mendekati gambaran yang menurutnya ideal.

Motivasi masyarakat ..., Alfitrahmat Saputro, FISIP UI, 2014

Page 13: Motivasi Masyarakat Muslim Indonesia dalam …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368977-MK-Alfitrahmat...toko di beberapa daerah di Indonesia, misalnya pada Toko Makmur Jaya Furniture

3. Pembahasan

Pada makalah ini, penulis ingin berfokus pada motivasi yang melatarbelakangi kegiatan

berbelanja di hari raya Idul Fitri pada umat muslim Indonesia. Yang dimaksud kegiatan

berbelanja di sini adalah membeli pakaian baru, membeli mebel baru, membeli kendaraan,

dan melakukan pembelian perhiasan emas. Di mana selayaknya sebuah tindakan, kegiatan

berbelanja di hari raya ini pastilah dilatabelakangi oleh berbagai motivasi-motivasi sehingga

pada akhirnya masyarakat Indonesia melakukan kegiatan berbelanja tersebut.

Motivasi-motivasi masyarakat Indonesia dalam melakukan kegiatan berbelanja di hari

raya Idul Fitri sangat berkaitan erat dengan konsep Psychological Motives yang dikemukakan

McGuire. Pada Psychological Motives ini, dijelaskan bahwa kebutuhan-kebutuhan manusia

sangat beragam dan kemudian McGuire mengklasifikasikan kebutuhan-kebutuhan tersebut ke

dalam beberapa kategori. Di antara kategori-kategori kebutuhan yang telah dibuat oleh

McGuire, terdapat satu kategori dari kebutuhan manusia yang menjadi motivasi bagi

masyarakat Indonesia untuk melakukan kegiatan berbelanja di hari raya Idul Fitri. Kategori

kebutuhan tersebut adalah kebutuhan akan self-expression. Kebutuhan akan self-expression ini

akan menimbulkan motivasi seseorang dalam melakukan suatu tindakan tertentu yang

bertujuan untuk mengekspresikan atau menunjukkan identitas dirinya kepada orang lain yang

ada di sekitarnya. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya kebutuhan akan self-expression ini

adalah kebutuhan seseorang di mana ia merasa ingin agar orang-orang lain yang ada di

sekitarnya mengetahui siapa ia sebenarnya (who they are dan what they are) dengan melihat

pada tindakan-tindakan yang ia lakukan serta penggunaan produk-produk yang memiliki arti-

arti simbolik atau ekspresif.

Melalui penjabaran mengenai arti dari kebutuhan akan self-exspression di atas kita dapat

melihat dan memahami apa yang sebenarnya menjadi motivasi dari umat muslim Indonesia

dalam melakukan kegiatan berbelanja di hari raya Idul Fitri. Umat muslim Indonesia ingin

mengekspresikan diri mereka di momen tahunan di mana mereka dapat bertemu dengan para

kerabat dan saudara yang hanya bisa ditemui satu tahun sekali. Pengekspresian diri ini mereka

lakukan melalui pemakaian produk-produk yang dapat membantu mereka dalam

mengekspresikan dirinya serta menunjukkan apa yang mereka miliki dan telah capai selama

setahun terakhir. Produk-produk yang dapat mereka gunakan sebagai sarana pengekspresian

diri tersebut antara lain pakaian, mebel, kendaraan dan perhiasan emas. Motivasi yang

menggerakkan umat muslim Indonesia ini dapat muncul saat mereka tersadar akan adanya

Motivasi masyarakat ..., Alfitrahmat Saputro, FISIP UI, 2014

Page 14: Motivasi Masyarakat Muslim Indonesia dalam …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368977-MK-Alfitrahmat...toko di beberapa daerah di Indonesia, misalnya pada Toko Makmur Jaya Furniture

ketidak-idealan pada dirinya di mana mereka merasa bahwa terdapat keterbatasan informasi

yang dirasakan oleh para kerabatnya tentang kabar terbaru dari dirinya yang disebabkan

akibat minimnya frekuensi bertemu di antara mereka. Hal inilah yang memotivasi mereka

untuk melakukan pembaharuan informasi mengenai status sosial mereka yang terbaru agar

mendapatkan kondisi idealnya (tujuan atau goal) yaitu berupa kondisi di mana para kerabat

mengetahui informasi terbaru tentang kabar kehidupan.

Pada kasus pembelian pakaian baru oleh umat muslim Indonesia, sebenarnya terdapat

faktor kebiasaan atau tradisi yang menjadi latar belakang mereka melakukan kegiatan

tersebut. Seperti kita ketahui bahwa membeli pakaian baru menjalang Idul Fitri bagi

masyarakat Indonesia sudah menjadi sebuah kebiasaan yang dilakukan secara berulang-ulang

setiap tahunnya. Hal ini berkaitan erat dengan makna ritual Idul Fitri itu sendiri. Sesuai

dengan arti kata Fitri, Idul Fitri dimaknai sebagai suatu momen pensucian diri. Pada momen

Idul Fitri ini setiap individu dianggap suci dan tidak memiliki dosa sama sekali layaknya

seorang bayi yang baru dilahirkan. Dosa-dosa yang dilakukan terhadap Tuhan telah

dihapuskan melalui proses puasa selama satu bulan, sedangkan dosa terhadap sesama

dihapuskan melalui kegiatan silaturahmi dengan kerabat dan saudara. Dengan tidak adanya

dosa-dosa tersebut, setiap orang dianggap telah lahir menjadi diri yang baru dan menjadi

individu yang lebih baik. Proses kelahiran diri yang baru ini tidak hanya dimaknai sebatas

pada kondisi hati yang bersih tetapi juga pada kondisi fisik yang baru yang disimbolkan

melalui penggunaan pakaian baru.

Kebiasaan menggunakan pakaian baru saat Idul Fitri kemudian berubah menjadi tradisi

yang sudah sangat melekat di kehidupan masyarakat Indonesia dan dapat dikatakan sebagai

sebuah cultural ritual atau suatu rangkaian tindakan yang dilakukan secara berkala (Mowen,

1987). Hal ini tentu saja dapat terjadi karena kebiasaan ini telah disosialisasikan oleh

masyarakat Indonesia dari waktu ke waktu dan juga dari generasi ke generasi melalui agen-

agen sosialisasi yang ada seperti keluarga dan juga media massa.

Consumer sosialization merupakan istilah yang tepat untuk mengambarkan proses

sosialisasi ini karena consumer sosialization adalah suatu proses di mana seseorang

mendapatkan keahlian, pengetahuan dan sikap yang berhubungan dengan fungsi mereka

sebagai konsumen di dalam pasar (Mowen, 1987). Pada kasus pembelian pakaian, seorang

anak belajar dari lingkungannya mengenai kebiasaan menggunakan pakaian baru saat hari

raya Idul Fitri dengan menjadikan agen-agen sosialisasi yang ada di sekitarnya sebagai model

Motivasi masyarakat ..., Alfitrahmat Saputro, FISIP UI, 2014

Page 15: Motivasi Masyarakat Muslim Indonesia dalam …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368977-MK-Alfitrahmat...toko di beberapa daerah di Indonesia, misalnya pada Toko Makmur Jaya Furniture

atau contoh. Ia melihat dan meniru apa yang dilakukan oleh orang sekitarnya seperti orang tua

dan kakak mereka yang melakukan penggunaan baju baru di hari raya Idul Fitri. Pada

akhirnya anak tersebut akan mengadopsi perilaku model atau panutannya dan berperilaku

yang sama dengan mereka yang dalam hal ini adalah menggunakan pakaian baru di saat hari

raya Idul Fitri.

Selain itu, media juga berperan besar dalam proses sosialisasi tradisi ini kepada anak. Hal

ini dapat terlihat dari adanya sebuah lagu yang berjudul ‘Baju Baru’ di mana melalui lagu ini

anak-anak belajar dari lingkungan mereka yaitu anak-anak sebaya tentang perilaku

menggunakan baju baru karena lirik-lirik yang terkandung di dalam lagu tersebut

menunjukkan bahwa terdapat suatu tradisi atau kebiasaan memakai baju baru di saat hari raya

Idul Fitri. Lagu ini menjadi media yang sangat efektif dan ampuh dalam mensosialisasikan

kebiasaan memakai pakaian baru di hari raya mengingat lagu ini sangat populer dan menjadi

semacam lagu wajib yang diputar secara terus menerus menjelang hari raya Idul Fitri baik

melalui media massa ataupun diputar di toko-toko penjualan pakaian. Hal ini terjadi secara

berulang-ulang sehingga secara tidak langsung mempengaruhi perilaku anak dan

menyebabkan tradisi menggunakan pakaian baru saat Idul Fitri tetap hidup hingga sekarang.

Namun, kebiasaan atau tradisi berbelanja ini hanyalah faktor eksternal yang

mempengaruhi mereka untuk melakukan pembelian di mana posisi konsumen adalah pihak

yang pasif yang digerakkan oleh lingkungan sekitar berupa tradisi. Selayaknya sebuah

tindakan, pembelian pakaian baru pada momen Idul Fitri pastilah juga dilatarbelakangi oleh

motif yang bersifat internal atau berasal dari dalam diri individu. Hal ini dapat dilihat dari

kategori pakaian itu sendiri di mana pakaian dapat digolongkan sebagai produk simbolik yang

dapat menjadi media pengekspresian diri pemakainya. Oleh karena itu, motivasi yang bersifat

internal dari umat muslim Indonesia dalam membelanjakan uangnya untuk pakaian baru lebih

disebabkan karena adanya kebutuhan berupa self-expression. Melalui penggunaan pakaian

tersebut, mereka ingin mengkomunikasikan tentang identitas terbaru dari diri mereka setelah

satu tahun tidak bertemu. Informasi identitas yang ingin disampaikan antara lain berupa

informasi seputar pekerjaan, jabatan dan penghasilan yang ditunjukkan melalui model, merek

dan harga pakaian yang dikenakan.

Adanya tradisi mudik di tanah air memberi pengaruh besar terhadap bisnis otomotif di

Indonesia. Pada momen menjelang Idul Fitri, umat muslim Indonesia yang keluar dari desa

untuk mengadu nasib di kota-kota besar akan melakukan ritual mudik. Secara harafiah, mudik

Motivasi masyarakat ..., Alfitrahmat Saputro, FISIP UI, 2014

Page 16: Motivasi Masyarakat Muslim Indonesia dalam …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368977-MK-Alfitrahmat...toko di beberapa daerah di Indonesia, misalnya pada Toko Makmur Jaya Furniture

dapat diartikan sebagai pulang ke kampung halaman untuk bersilaturahmi pada momen hari

raya keagamaan. Jumlah pemudik di Indonesia pada momen Idul Fitri sangatlah besar

mengingat muslim adalah mayoritas pemeluk agama di negara ini. Untuk kota Jakarta saja,

pada tahun 2013 jumlah penduduk yang melakukan ritual mudik sebanyak 9,7 juta orang

(Pranowo, 2013). Sedangkan secara nasional, penduduk yang pulang kampung untuk

merayakan Idul Fitri mencapai 30 juta orang dengan jumlah pengguna kendaraan pribadi

sebesar 12 juta jiwa (tribunnews, 2013). Hal ini tentu menyumbang pada peningkatan

penjualan kendaraan bermotor mengingat mudik dimaknai tidak hanya sebagai ritual yang

mengiringi Idul Fitri tetapi juga dimaknai sebagai ajang untuk menunjukkan keberhasilan

selama mengadu nasib di kota. Pada momen ini, masyarakat desa yang telah mengadu nasib di

kota ingin menunjukkan hasil dari kerja kerasnya selama ia meninggalkan desa sehingga

menjadi perantau yang sukses. Dalam kasus ini, kendaraan dijadikan benda simbolik yang

digunakan untuk menunjukkan pencapaian hidup dan kemapanan ekonomi mereka karena

sifat dari kendaraan yang termasuk ke dalam kebutuhan tersier. Orang yang memiliki

kendaraan akan dianggap telah mapan dalam hal ekonominya karena ia telah berhasil

mencukupi kebutuhan primer dan sekunder terlebih dahulu yang menjadi prioritas utama

manusia. Oleh karena itu, banyak masyarakat kota yang membawa kendaraan pribadinya ke

kampung halaman saat melakukan ritual mudik, selain karena memang kendaraan pribadi

memiliki functional benefit sebagai alat transportasi. Keterbatasan biaya tidak menjadi

halangan mereka untuk melakukan ekspresi diri akan pencapaian karirnya melalui

kepemilikan kendaraan bermotor. Hal ini dapat terlihat dari jumlah pengguna jasa kredit

kendaraan bermotor yang meningkat menjelang datangnya Idul Fitri. Peningkatan jumlah

pengguna kendaraan pribadi yang berasal dari kelas sosial rendah dengan menggunakan cara

kredit sudah menjadi lumrah. Pasalnya, perilaku konsumen dewasa ini tidak lagi dipengaruhi

oleh kelas sosialnya melainkan oleh gaya hidupnya (Featherstone 1991; McIntyre 1992).

Gaya hidup seperti ini erat kaitannya dengan conspicuous consumption di mana salah satu

cara memamerkan kekayaan adalah dengan melakukan konsumsi pada barang mewah

(Veblen, 1899) yang salah satu di antaranya adalah kendaraan bermotor. Masyarakat yang

berada pada kelas sosial bawah walaupun memiliki keterbatasan finansial tetap ingin

memamerkan kekayaannya sehingga penggunaan kredit menjadi alternatif yang dipilih.

Pada kasus peningkatan penjualan mebel, terdapat hubungan yang erat dengan kebiasaan

umat muslim Indonesia dalam merayakan Idul Fitri itu sendiri. Di Indonesia, Idul Fitri

dimaknai sebagai ajang silaturahmi dengan melakukan kunjungan ke rumah kerabat dan

Motivasi masyarakat ..., Alfitrahmat Saputro, FISIP UI, 2014

Page 17: Motivasi Masyarakat Muslim Indonesia dalam …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368977-MK-Alfitrahmat...toko di beberapa daerah di Indonesia, misalnya pada Toko Makmur Jaya Furniture

saudara. Pada momen ini, sanak saudara yang bertemu hanya satu tahun sekali akan saling

mengunjungi rumah kerabat mereka sehingga rumah yang tadinya bersifat privat menjadi

terbuka untuk menerima kedatangan tamu. Hal ini menjadikan orang luar bisa melihat isi

dalam rumah seseorang sehingga memotivasi mereka untuk membeli mebel baru sebagai

ornamen keindahan rumah. Adanya kebutuhan akan self-expression juga menjadi motivasi

lain mengapa mereka berbelanja mebel menjelang Idul Fitri. Hal ini berkaitan dengan makna

rumah dalam masyarakat Indonesia yang dianggap sebagai tolak ukur keberhasilan seseorang.

Seseorang akan dianggap mapan ekonominya apabila sudah memiliki rumah, terlebih

dilengkapi dengan perabot mewah. Para konsumen berlomba-lomba mengisi ruang tamu

mereka dengan barang-barang yang menyimbolkan kesuksesan seperti sofa, buffet dan tv

plasma karena ruang tamu dimaknai sebagai first impression dalam sebuah rumah di mana

ruang tamu adalah bagian rumah yang pertama kali dilihat oleh tamu dan interaksi tamu

dengan tuan rumah banyak terjadi di sini.

Dalam kasus peningkatan jumlah penjualan emas menjelang Idul Fitri, sama halnya

dengan produk pakaian, sangat berkaitan erat dengan pemaknaan momen Idul Fitri oleh umat

muslim Indonesia. Umat muslim Indonesia menganggap bahawa kelahiran diri yang baru

pada momen Idul Fitri ini tidak hanya sebatas pada kondisi hati yang suci melainkan juga

pada penampilan fisik yang baru yang diimplementasikan oleh mereka ke dalam penggunaan

benda simbolik yang melekat pada tubuh seperti pakaian dan juga perhiasan. Seperti sifat

yang tertuang dalam namanya, perhiasan berfungsi sebagai aksesoris penghias diri yang

digunakan sebagai pelengkap pakaian dalam menyambut kelahiran diri yang baru pada

momen Idul Fitri. Jika dikaitkan pada pemaknaan masyarakat terhadap perhiasan emas, dapat

dilihat bahwa sebenarnya terdapat motif lain di balik tindakan mereka membeli perhiasan

menjelang Idul Fitri. Masyarakat Indonesia memaknai emas sebagai suatu simbol kekayaan

dan kemewahan di mana seseorang yang mengenakan emas dianggap berada pada kelas sosial

menengah ke atas. Hal tersebut dikarenakan emas sendiri termasuk ke dalam kelompok benda

tersier di mana untuk mendapatkannya seseorang harus mencukupi kebutuhan primer dan

sekundernya terlebih dahulu sehingga orang-orang yang mengenakan perhiasan emas

dianggap telah berhasil mencukupi kebutuhan-kebutuhan primer dan sekundernya seperti

pendidikan dan asuransi kesehatan. Oleh karena itu, emas dijadikan benda simbolik sebagai

sarana pengekspresian diri yang menggambarkan keberhasilan selama satu tahun terakhir oleh

umat muslim Indonesia pada momen Idul Fitri.

Motivasi masyarakat ..., Alfitrahmat Saputro, FISIP UI, 2014

Page 18: Motivasi Masyarakat Muslim Indonesia dalam …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368977-MK-Alfitrahmat...toko di beberapa daerah di Indonesia, misalnya pada Toko Makmur Jaya Furniture

4. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pada motivasi terdapat unsur

kebutuhan di dalamnya yang mana kebutuhan ini lahir saat seseorang merasa ada

ketidakseimbangan antara kondisi yang sedang ia jalani sekarang dengan kondisi yang ia

harapkan yang menurutnya adalah kondisi yang ideal. Kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki

seseorang dapat bermacam-macam dan sangat kompleks.

Selain itu, terdapat juga komponen lain di dalam sebuah motivasi yaitu goal atau tujuan.

Tujuan, jika kita melihat pada proses lahirnya kebutuhan, merupakan kondisi ideal yang kita

harapkan di mana kita akan mencari cara untuk dapat mencapai kondisi yang kita harapkan

tersebut (goal). Dan alat atau kendaraan yang dapat membawa atau membantu seseorang

untuk dapat mencapai tujuan atau goal-nya tersebut adalah produk. Sebuah produk dapat

membantu seseorang untuk mencapai tujuannya, dan tentunya memenuhi kebutuhannya juga,

karena sebuah produk menawarkan konsumen sebuah keuntungan dan jalan keluar (solusi)

saat mereka mengkonsumsi produk tersebut.

Untuk motivasi yang melatarbelakangi tindakan umat muslim Indonesia dalam berbelanja

di hari raya Idul Fitri, kebutuhan akan self-expression menjadi motivasi utama yang

melatarbelakangi tindakan berbelanja terhadap produk-produk yang memiliki simbol-simbol

yang dapat membantu mereka dalam mengekspresikan kesuksesan dirinya seperti pakaian,

kendaraan, mebel dan perhiasan emas, di samping karena memang adanya motivasi yang

bersifat eksternal seperti budaya membeli pakaian dan perhiasan akibat dari pemaknaan Idul

Fitri sebagai kelahiran diri yang baru oleh umat muslim Indonesia. Pembelian produk-produk

tersebut dilakukan karena melalui produk-produk simbolik tersebut mereka dapat

menunjukkan identitas dari diri mereka mengingat Idul Fitri merupakan ajang tahunan yang

digunakan untuk saling memperbaharui informasi pribadi yang terlewatkan selama satu tahun

terakhir. Identitas yang ditunjukkan melalui produk-produk tersebut adalah mengenai siapa

dia sekarang yang mencerminkan kemapanan ekonomi serta kesuksesan dan pencapaian hidup

yang telah berhasil diraih selama setahun terakhir.

Daftar Pustaka Buku

Engel, James F, Roger D. Blackwekk & Paul W. Miniard. 1968. Consumer Behavior. USA:

Motivasi masyarakat ..., Alfitrahmat Saputro, FISIP UI, 2014

Page 19: Motivasi Masyarakat Muslim Indonesia dalam …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368977-MK-Alfitrahmat...toko di beberapa daerah di Indonesia, misalnya pada Toko Makmur Jaya Furniture

The Dryden Press. Hanna, Nessim & Richard Wozniak. 2001. Consumer Behavior. New Jersey:

Prentice-Hall .Inc. Hawkins, Best & Coney. 1980. Consumer Behavior : Building Marketing Strategy. America:

McGrawl Hill Company. Loudon, David L & Albert J. Dellabitta. 1979. Consumer Behavior: Concepts and

Application. USA: McGrawl Hill Company.

Mowen, John C. 1987. Consumer Behavior. New York: Macmillan Publishing Company.

Wells, D. William & David Prenksy. 1996. Consumer Behavior. Canada: John

Wiley & Sons Inc.

Jurnal

Vigneron, F. & Johnson, L. W. 1999. A Review and A Conceptual Framework of Prestige-Seeking Consumer Behavior. Academy of Marketing Science Review Volume 1999 No. 1.

Artikel

Berita Jatim. (n.d.). Diakses pada Rabu, 25 Desember 2013 pukul 01.00 dari http://beritajatim.com/ekonomi/174690/Permintaan_Mebel_Naik_150_Persen.html#.UrltJNI W1nA.

Intaningrum. (2011). Jelang Lebaran, Mebel Laris Manis. Diakses pada Rabu, 25 Desember 2013 pukul 01.00 dari http://www.solopos.com/2011/08/11/jelang-lebaran-mebel-laris-manis- 148287.

Kabar Bisnis. (n.d.). Diakses pada Rabu, 25 Desember 2013 pukul 02.00 dari http://kabarbisnis.com/read/2841053.

Latif, S. & Sukirno. (2012). Lebaran, Penjualan Pakaian Pria Melonjak 350%. Diakses pada Rabu, 25 Desember 2013 pukul 01.00 dari http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/340470- lebaran--penjualan-pakaian-pria-melonjak-350- .

Motor Otomotifnet. (n.d.). Diakses pada Rabu, 25 Desember 2013 pukul 02.00 dari http://motor.otomotifnet.com/read/2013/08/19/343325/30/9/Rekor_Sementara_Penjualan_Mo tor_Tertinggi_2013_di_Bulan_Juli.

Pranowo, D. (2013). Jakarta Berangsur Sepi Ditinggal 9,7 Juta Warga Kota Mudik. Diakses pada Minggu, 19 Januari 2014 pukul 03.00 dari http://www.harianterbit.com/2013/08/02/jakarta-berangsur-sepi-ditinggal-97-juta-warga-kota- mudik/.

Motivasi masyarakat ..., Alfitrahmat Saputro, FISIP UI, 2014

Page 20: Motivasi Masyarakat Muslim Indonesia dalam …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368977-MK-Alfitrahmat...toko di beberapa daerah di Indonesia, misalnya pada Toko Makmur Jaya Furniture

Putra, A. & Elly Setyo Rini. (2009). Jelang Lebaran, Kredit Motor Naik 10%. Diakses pada Rabu, 25 Desember 2013 pukul 02.00 dari http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/88624- jelang_lebaran__kredit_motor_naik_10_

Putra, A. & Sukirno. (2011). Jelang Lebaran, Penjualan Pakaian Naik 300%. Diakses pada Rabu, 25 Desember 2013 pukul 01.00 dari http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/241542- jelang-lebaran--penjualan-pakaian-naik-300-

Suhartono, K. (2013). Jelang Hari Raya Penjualan Mobil Bekas Meningkat. Diakses pada Rabu, 25 Desember 2013 pukul 02.00 dari http://www.indosiar.com/fokus/penjualan-mobil- bekas-meningkat_64777.html.

Sukma, A. (2013). Jelang Lebaran, Permintaan Kredit Elektronik dan Furniture Meningkat. Diakses pada Rabu, 25 Desember 2013 pukul 02.00 dari http://www.metrojambi.com/v1/bisnis/20330-jelang-lebaran-permintaan-kredit-elektronik- dan-mebel-meningkat-.html.

Syafina, D. C. (2013). Jelang Lebaran Penjuan Toko Emas Meningkat. Diakses pada Rabu, 25 Desember 2013 pukul 02.00 dari http://investasi.kontan.co.id/news/jelang-lebaran- penjualan-toko-emas-meningkat. Tribun News. (n.d.). Diakses pada Minggu, 19 Januari 2014 pukul 03.00 dari http://www.tribunnews.com/nasional/2013/08/01/jumlah-pemudik-tahun-2013-capai-30-juta-orang.

Virdhani, M. H. (2013). Jelang Lebaran, Penjualan Mebel Naik 100 Persen. Diakses pada Rabu, 25 Desember pukul 01.00 dari http://property.okezone.com/read/2013/07/22/471/840805/jelang-lebaran-penjualan-mebel- naik-100-persen.

Motivasi masyarakat ..., Alfitrahmat Saputro, FISIP UI, 2014