Morning Toast 24.pdf

1
@bpjstkinfo BPJS Ketenagakerjaan BPJS Ketenagakerjaan Sesuai dengan Perpres Nomor 109/2013, dalam penahapan kepesertaan, perusahaan dengan skala besar dan menengah wajib mendaftarkan seluruh karyawannya ke dalam program ini, dimana besar iurannya telah ditetapkan sebesar 3% (tiga persen) dari Upah per bulan, dengan ketentuan 2% (dua persen) ditanggung oleh Pemberi Kerja, dan 1% (satu persen) ditanggung oleh pekerja. Namun sedikit berbeda dengan program Jaminan Hari Tua, pada Jaminan Pensiun diberlakukan batas paling tinggi upah yang digunakan sebagai dasar perhitungan Iuran. Pada tahun 2015 ditetapkan batas paling tinggi tersebut sebesar Rp7.000.000,00 (tujuh juta rupiah) setiap bulan. Keseriusan pemerintah dalam memberikan kesejahteraan bagi seluruh tenagakerja, khususnya masa pensiunnya dicerminkan dengan diberikannya kewenangan bagi BPJS Ketenagakerjaan untuk melakukan proses pengawasan dan pemeriksaan terhadap perusahaan-perusahaan yang tidak patuh dalam mendaftarkan tenaga kerjanya kedalam program yang diselenggarakan BPJS Ketenagakerjaan, salah satunya adalah Jaminan Pensiun tersebut. Dengan kewenangan tersebut, maka pemberi kerja yang tidak mendaftarkan tenagakerjanya akan dikenakan sanksi administratif berupa teguran tertulis, denda, dan tidak mendapat pelayanan publik tertentu. Hingga saat ini peserta Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan telah 4,6 juta, dan diproyeksikan akan terus meningkat jumlahnya. 1 Juli 2015 merupakan tonggak sejarah bagi pekerja di Indonesia yang disebut Era Baru Jaminan Sosial Indonesia. Pada tanggal tersebut BPJS Ketenagakerjaan resmi menapaki fase beroperasional penuh dengan menyelenggarakan satu program baru yaitu Program Jaminan Pensiun untuk melengkapi 3 program terdahulu yang terdri dari JKK, JKM, dan JHT. Jaminan Pensiun ini dirasa penting untuk dimiliki oleh seluruh tenaga kerja yang tersebar di nusantara ini, dikarenakan ketika mereka pensiun dari pekerjaannya, maka saat itu juga monthly income mereka otomatis akan terhenti sehingga diharapkan peserta dapat terhindar dari ancaman kemiskinan dari perolehan manfaat pensiun. Disamping itu, tertuang jelas pada regulasi dasar pemerintah yang menjadi petunjuk bagi BPJS Ketenagakerjaan dalam menyelenggarakan program ini yaitu PP nomor 45 Tahun 2015 bahwa, Jaminan Pensiun adalah jaminan sosial yang bertujuan untuk mempertahankan derajat kehidupan yang layak bagi peserta dan/atau ahli warisnya dengan memberikan penghasilan setelah peserta memasuki usia pensiun, mengalami cacat total tetap, atau meninggal dunia. BPJS Ketenagakerjaan memiliki program JHT dan Jaminan Pensiun yang manfaatnya akan dirasakan peserta ketika memasuki usia pensiun. Namun untuk program JHT akan dibayarkan sekaligus saat pekerja masuk usia pensiun, meninggal dunia, atau cacat total tetap. Manfaat JHT yang diterima oleh pekerja saat memasuki usia tidak produktif berasal dari akumulasi iuran ditambah hasil pengembangan, mekanisme penyelenggarannya dengan tabungan wajib, bentuk programnya berupa tabungan, dan risiko hidup peserta ditanggung peserta itu sendiri. Sedangkan dana JP jika telah memenuhi ketentuan yang diatur, akan dapat diterima setiap bulan oleh tenaga kerja saat ia masuk usia pensiun, meninggal dunia, atau cacat total tetap. Besar manfaat JP dihitung dari formula tertentu berdasarkan masa iuran upah dan kepadatan masa iuran, dan mekanisme penyalurannya adalah asuransi sosial, serta bentuk programnya berupa manfaat pasti, dan risiko harapan hidup peserta ditanggung bersama secara kolektif oleh peserta. Peserta program ini terdiri dari peserta penerima upah yang bekerja pada pemberi kerja ,dimana status kepesertaan mulai berlaku sejak pekerja tersebut terdaftar dan Iuran pertama telah dibayarkan dan disetor oleh pemberi kerja kepada BPJS Ketenagakerjaan. Bertindak Cepat / Action Perilaku yang diharapkan Bertindak cepat dan tanggap terhadap situasi yang membutuhkan solusi cepat quick to act and responsive on the situations that require quick solutions Issue 24 I 2 Nov 2015 Jaminan Pensiun Hidup Layak di Masa Tua I Internal Use Only King C. Gillette Suatu hari pada tahun 1895, King merasa kesal karena selalu kerepotan menggunakan pisau cukur untuk merapikan janggutnya. Bahkan King harus mengalami iritasi akibat tumpulnya alat cukur yang ia gunakan. Pada masa itu alat cukur yang ada sebuah pisau cukur besar dan harus diasah setiap kali.King pun lantas punya ide untuk membuat pisau kecil yang lebih praktis dan bisa segera diganti jika sudah tumpul. Ia lantas mencoba membawa ide itu kepada para teknisi di Massachusetts Institute of Technology (MIT). Seorang teknisi bernama William Emery Nickerson mendengar doanya dan bersedia membantunya. Berdua, mereka menghabiskan lima tahun untuk menemukan orang yang mampu menyediakan sebuah mesin otomatis pencetak besi tipis yang tajam. Pada 1901, King dan William Nickerson, memodifikasi pisau cukur keselamatan dengan menciptakan pisau bermata dua yang dapat diganti dan dibuang setelah dipakai. Pisau cukur berbentuk huruf T yang bagian atasnya dapat diputar untuk memasukkan pisau ini mendapat paten pada tahun yang sama. Did You Know ?

Transcript of Morning Toast 24.pdf

Page 1: Morning Toast 24.pdf

@bpjstkinfo BPJS Ketenagakerjaan BPJS Ketenagakerjaan

Sesuai dengan Perpres Nomor 109/2013, dalam penahapan kepesertaan, perusahaan dengan skala besar dan menengah wajib mendaftarkan seluruh karyawannya ke dalam program ini, dimana besar iurannya telah ditetapkan sebesar 3% (tiga persen) dari Upah per bulan, dengan ketentuan 2% (dua persen) ditanggung oleh Pemberi Kerja, dan 1% (satu persen) ditanggung oleh pekerja. Namun sedikit berbeda dengan program Jaminan Hari Tua, pada Jaminan Pensiun diberlakukan batas paling tinggi upah yang digunakan sebagai dasar perhitungan Iuran. Pada tahun 2015 ditetapkan batas paling tinggi tersebut sebesar Rp7.000.000,00 (tujuh juta rupiah) setiap bulan. Keseriusan pemerintah dalam memberikan kesejahteraan bagi seluruh tenagakerja, khususnya masa pensiunnya dicerminkan dengan diberikannya kewenangan bagi BPJS Ketenagakerjaan untuk melakukan proses pengawasan dan pemeriksaan terhadap perusahaan-perusahaan yang tidak patuh dalam mendaftarkan tenaga kerjanya kedalam program yang diselenggarakan BPJS Ketenagakerjaan, salah satunya adalah Jaminan Pensiun tersebut. Dengan kewenangan tersebut, maka pemberi kerja yang tidak mendaftarkan tenagakerjanya akan dikenakan sanksi administratif berupa teguran tertulis, denda, dan tidak mendapat pelayanan publik tertentu. Hingga saat ini peserta Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan telah 4,6 juta, dan diproyeksikan akan terus meningkat jumlahnya.

1 Juli 2015 merupakan tonggak sejarah bagi pekerja di Indonesia yang disebut Era Baru Jaminan Sosial Indonesia. Pada tanggal tersebut BPJS Ketenagakerjaan resmi menapaki fase beroperasional penuh dengan menyelenggarakan satu program baru yaitu Program Jaminan Pensiun untuk melengkapi 3 program terdahulu yang terdri dari JKK, JKM, dan JHT. Jaminan Pensiun ini dirasa penting untuk dimiliki oleh seluruh tenaga kerja yang tersebar di nusantara ini, dikarenakan ketika mereka pensiun dari pekerjaannya, maka saat itu juga monthly income mereka otomatis akan terhenti sehingga diharapkan peserta dapat terhindar dari ancaman kemiskinan dari perolehan manfaat pensiun. Disamping itu, tertuang jelas pada regulasi dasar pemerintah yang menjadi petunjuk bagi BPJS Ketenagakerjaan dalam menyelenggarakan program ini yaitu PP nomor 45 Tahun 2015 bahwa, Jaminan Pensiun adalah jaminan sosial yang bertujuan untuk mempertahankan derajat kehidupan yang layak bagi peserta dan/atau ahli warisnya dengan memberikan penghasilan setelah peserta memasuki usia pensiun, mengalami cacat total tetap, atau meninggal dunia.

BPJS Ketenagakerjaan memiliki program JHT dan Jaminan Pensiun yang manfaatnya akan dirasakan peserta ketika memasuki usia pensiun. Namun untuk program JHT akan dibayarkan sekaligus saat pekerja masuk usia pensiun, meninggal dunia, atau cacat total tetap. Manfaat JHT yang diterima oleh pekerja saat memasuki usia tidak produktif berasal dari akumulasi iuran ditambah hasil pengembangan, mekanisme penyelenggarannya dengan tabungan wajib, bentuk programnya berupa tabungan, dan risiko hidup peserta ditanggung peserta itu sendiri. Sedangkan dana JP jika telah memenuhi ketentuan yang diatur, akan dapat diterima setiap bulan oleh tenaga kerja saat ia masuk usia pensiun, meninggal dunia, atau cacat total tetap. Besar manfaat JP dihitung dari formula tertentu berdasarkan masa iuran upah dan kepadatan masa iuran, dan mekanisme penyalurannya adalah asuransi sosial, serta bentuk programnya berupa manfaat pasti, dan risiko harapan hidup peserta ditanggung bersama secara kolektif oleh peserta.

Peserta program ini terdiri dari peserta penerima upah yang bekerja pada pemberi kerja ,dimana status kepesertaan mulaiberlaku sejak pekerja tersebut terdaftar dan Iuran pertama telah dibayarkan dan disetor oleh pemberi kerja kepada BPJS Ketenagakerjaan.

Bertindak Cepat / Action

Perilaku yang diharapkan Bertindak cepat dan tanggap terhadap situasi yang membutuhkan solusi cepat

quick to act and responsive on the situations that require quick solutions

Issue 24 I 2 Nov 2015

Jaminan Pensiun

Hidup Layak di Masa Tua

I Internal Use Only

King C. Gillette Suatu hari pada tahun 1895, King merasa kesal karena selalu kerepotan menggunakan pisau cukur untuk merapikan janggutnya. Bahkan King harus mengalami iritasi akibat tumpulnya alat cukur yang ia gunakan. Pada masa itu alat cukur yang ada sebuah pisau cukur besar dan harus diasah setiap kali.King pun lantas punya ide untuk membuat pisau kecil yang lebih praktis dan bisa segera diganti jika sudah tumpul. Ia lantas mencoba membawa ide itu kepada para teknisi di Massachusetts Institute of Technology (MIT). Seorang teknisi bernama William Emery Nickerson mendengar doanya dan bersedia membantunya. Berdua, mereka menghabiskan lima tahun untuk menemukan orang yang mampu menyediakan sebuah mesin otomatis pencetak besi tipis yang tajam. Pada 1901, King dan William Nickerson, memodifikasi pisau cukur keselamatan dengan menciptakan pisau bermata dua yang dapat diganti dan dibuang setelah dipakai. Pisau cukur berbentuk huruf T yang bagian atasnya dapat diputar untuk memasukkan pisau ini mendapat paten pada tahun yang sama.

Did You Know ?