Modul Stoikiometri.docx

23
HANDOUT STOIKIOMETRI A. TATANAMA SENYAWA KIMIA 1. Senyawa Biner Senyawa yang terdiri atas 2 atom (bi = dua). Jika 2 atom dari 2 unsur yang berbeda (logam dan non logam), penamaannya dengan menyebutkan unsur logam diikuti unsur non logam, diakhiri ida. Contoh : NaCl : natrium klorida, Mgl 2 : magnesium iodida, CaO : kalsium oksida Jika logam memiliki > 1 biloks, penamaannya menyebutkan nama logam diikuti biloks-nya dengan angka romawi dalam tanda kurung diikuti nama unsur non logam, dan diakhiri kata ida.. Contoh : Cu 2 Cl : tembaga(I) klorida, CuCl 2 : tembaga(II) klorida, FeO 2 : besi(II) oksida, FeO 3 : besi(III) oksida Senyawa biner yang terdiri atas unsur non logam dengan non logam, penamaan dilakukan dengan : menyebutkan terlebih dahulu jumlah atomnya menggunakan bahasa Latin dimulai dari unsur pertama diikuti unsur berikutnya dan diakhiri ida. Contoh : CO : karbon monoksida, CO 2 : karbondioksida, NO : nitrogenmonoksida, NO 2 : nitrogendioksida 2. Senyawa Poliatom Senyawa yang terdiri atas > 2 jenis atom.

Transcript of Modul Stoikiometri.docx

HANDOUTSTOIKIOMETRI

A. TATANAMA SENYAWA KIMIA 1. Senyawa Biner Senyawa yang terdiri atas 2 atom (bi = dua). Jika 2 atom dari 2 unsur yang berbeda (logam dan non logam), penamaannya dengan menyebutkan unsur logam diikuti unsur non logam, diakhiri ida.Contoh : NaCl : natrium klorida, Mgl2 : magnesium iodida, CaO : kalsium oksida Jika logam memiliki > 1 biloks, penamaannya menyebutkan nama logam diikuti biloks-nya dengan angka romawi dalam tanda kurung diikuti nama unsur non logam, dan diakhiri kata ida..Contoh : Cu2Cl : tembaga(I) klorida, CuCl2: tembaga(II) klorida, FeO2 : besi(II) oksida, FeO3 : besi(III) oksida Senyawa biner yang terdiri atas unsur non logam dengan non logam, penamaan dilakukan dengan : menyebutkan terlebih dahulu jumlah atomnya menggunakan bahasa Latin dimulai dari unsur pertama diikuti unsur berikutnya dan diakhiri ida.Contoh : CO : karbon monoksida, CO2 : karbondioksida, NO : nitrogenmonoksida, NO2 : nitrogendioksida

2. Senyawa Poliatom Senyawa yang terdiri atas > 2 jenis atom. Jika salah satu unsurnya O, penamaannya menyebutkan nama logam, diikuti nama gugus atom, diakhiri kata at atau it (it : gugus atom yang mengikat atom O lebih sedikit, at : gugus atom yang mengikat atom O lebih banyak). Contoh : K2SO3 : kalium sulfit, K2SO4 : kalium sulfat, H3PO3 : hidrogen fosfit, H3PO4 :hidrogen fosfat Ada yang berupa senyawa asam dan basa. Senyawa asam : diawali menyebut asam / hidrogen diikuti nama sisa asam.Contoh : HCl : Asam / hidrogen klorida, H2SO4: Asam / hidrogen sulfat, HNO3 : Asam / hidrogen nitrat, HCN: asam / hidrogen sianida. Senyawa basa : diawali menyebutkan nama unsur logam diakhiri hidroksida. Contoh : NaOH : natrium hidroksida, KOH : kalium hidroksida, Mg(OH)2 : magnesium hidroksida, Al(OH)3 : aluminium hidroksida B. PERSAMAAN REAKSI KIMIA SEDERHANA Dalam suatu reaksi kimia, atom dari unsur-unsur sebelum reaksi dan sesudah reaksi jumlahnya harus sama. Beberapa istilah dalam penulisan persamaan reaksi kimia, yaitu :1. zat pereaksi atau reaktan;2. zat hasil reaksi atau produk;3. tanda anak panah () yang dibaca dengan istilah bereaksi. Angka koefisien : angka yang menyatakan banyaknya atom suatu unsur atau molekul suatu senyawa yang ditulis di depan suatu unsur / senyawa. Angka ini dapat ditambahkan ketika menyetarakan jumlah atom dalam suatu persamaan reaksi kimia. Angka indeks : angka yang menyatakan banyaknya atom suatu unsur yang membentuk persenyawaan yang tetap, sehingga angka ini tidak dapat diubah.

Secara umum persamaan reaksi kimia dapat dituliskan sebagai berikut :

Pereaksi / reaktan hasil reaksi / produkatau A (s) + B (aq) C (l) + D (g)

A dan B : zat reaktan, C dan D : zat produk, dan s, aq, g, l : fase / wujud zat. Arti singkatan fase : FaseSimbolPengertian

Padat (solid)sZat berwujud padat

Larutan (aqueous)aqZat berwujud larutan (terdiri dari zat terlarut + pelarut)

Cairan (liquid)lZat berwujud cair, hanya terdiri dari zat itu sendiri.

Gas (gass)gZat berwujud gas

Contoh : 3 NH3: artinya tiga molekul amonia mengandung 9 atom H dan 3 atom N5 O2 : artinya lima molekul oksigen mengandung 10 atom oksigen4 F : artinya empat atom fluor

C. PENYETARAAN REAKSI KIMIA Ada 2 cara : (1) cara langsung : untuk reaksi sederhana, dengan mencoba-coba menambah angka koefisien sampai jumlah atom kanan = kiri, (2) cara tidak langsung (matematika) : untuk reaksi yang kompleks, dengan menulis variabel di depan setiap zat yang terlibat dalam reaksi lalu dibuat persamaan matematisnya. Banyak reaksi dapat disetarakan dengan jalan mencoba/menebak, akan tetapi sebagai permulaan dapat mengikuti langkah berikut.1. Pilihlah satu rumus kimia yang paling rumit, tetapkan koefisiennya sama dengan 1.2. Zat-zat yang lain tetapkan koefisien sementara dengan huruf.3. Setarakan dahulu unsur yang terkait langsung dengan zat yang diberi koefisien 1.4. Setarakan unsur lainnya. Biasanya akan membantu jika atom O disetarakan paling akhir.Perhatikan beberapa contoh berikut. Contoh:Tuliskan dan setarakan persamaan reaksi antara gas metana (CH4) dengan gas oksigen membentuk gas karbon dioksida dan uap air.Jawab:Langkah 1 : Menuliskan rumus kimia dan persamaan reaksi:CH4(g) + O2(g) CO2(g) + H2O(l)Langkah 2 : Penyetaraan:a. Tetapkan koefisien CH4 = 1, sedangkan koefisien zat-zat lainnya dimisalkan dengan huruf.1 CH4(g) + a O2(g) b CO2(g) + c H2O(l)b. Setarakan jumlah atom C dan H.Jumlah Atom di Ruas KiriJumlah Atom di Ruas KananRuas Kiri = Ruas Kanan

C=1C=bb=1

H=4H=2c2c=4 maka c=2

c. Kita masukkan koefisien b dan c sehingga persamaan reaksi menjadi:1 CH4(g) + a O2(g) 1 CO2(g) + 2 H2O(l)d. Setarakan jumlah atom OJumlah Atom di Ruas KiriJumlah Atom di Ruas KananRuas Kiri = Ruas Kanan

O=2aO=2+2=42a=4, maka a=2

e. Persamaan reaksi setara selengkapnya adalah:1 CH4(g) + 2 O2(g) 1 CO2(g) + 2 H2O(l)Untuk selanjutnya koefisien 1 tidak perlu ditulis sehingga persamaan reaksi menjadi:CH4(g) + 2 O2(g) CO2(g) + 2 H2O(l) (setara)

D. MASSA ATOM RELATIF (Ar) DAN MASSA MOLEKUL RELATIF (Mr) Ar = bilangan yang menyatakan harga perbandingan massa rata-rata 1 atom suatu unsur dengan 1/12 massa 1 atom C 12.

Contoh: Ar unsur H = 1Ar unsur O = 16Ar unsur C = 12Ar unsur Na = 23

Mr = jumlah massa atom relatif (Ar) unsur-unsur penyusun senyawa tersebut

atau : Mr senyawa = ( banyaknya atom x Ar unsur)Contoh:Mr H2 = 2 x Ar HMr NaOH = (1 x Ar Na) + (1 x Ar O) + (1 x Ar H)= 2 x 1 = (1x 23) + (1x16) + (1x1)= 1 = 40Mr O2= 2 x Ar OMr H2SO4 = (2 x Ar H) + (1 x Ar S) + (4 x Ar O)= 2 x 16 = (2x1) + (1x32) + (4x16)= 32 = 2 + 32 + 64 = 98

E. HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA1. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)Melalui beberapa percobaan, Lavoisier menguji sifat reaksi pembakaran. Berdasarkan hasil percobaan-percobaan ini, ia menunjukkan bahwa pembakaran adalah suatu proses yang melibatkan kombinasi suatu unsur dengan oksigen. Ia juga menunjukkan peranan oksigendalam pernapasan binatang dan tumbuhan. Penjelasan Lavoiser tentang pembakaran menggantikan teori flogiston, yang mengendalikan bahwa benda-benda melepaskan suatu zat yang disebut flogiston ketika zat tersebut dibakar.Salah satu percobaan paling penting Lavoisier adalah tentang massa zat-zat dalam suatu reaksi kimia. Melalui sebuah percobaan, Lavoisier menunjukkan bahwa, meskipun suatu zat berubah bentuk dalam suatu reaksi kimia, tetapi kuantitas (massa) zat tersebut adalah sama setelah dan sebelum reaksi untuk setiap reaksi kimia. Percobaan ini membuktikan kebenaranan hukum kekekalan materi, yang kemudian melahirkan hukum kekekalan berikutDalam sistem tertutup massa zat sebelum dan sesudah reaksi kimia adalah sama.Kesimpulan Lavoisier di atas diperoleh berdasarkan hasil percobaan pembakaran timah dengan dua perlakuan yang berbeda. Pada perlakuan pertama, timah dibakar di tempat terbuka, sedangkan pada perlakuan kedua timah dibakar di tempat tetutup. Hasil percobaan tersebut menunjukkan bahwa timah yang dibakar di tempat terbuka mengalami perubahan massa sebelum dan sesudah dibakar, sedangkan timah yang dibakar di tempat tertutup tidak mengalami perubahan massa sebelum dan sesudah dibakar .Menurut Lavoisier, pembakaran zat di tempat terbuka menyebabkan zat tersebut menyerap atau melepaskan zat lain dari dan ke udara, sehingga menyebabkan terjadinya perubahan massa zat, sedangkan pada tempat tetutup tidak ada zat lain yang diserap atau dibebaskan selama reaksi, sehingga massa zat relatif tetap.Contoh Soal:1 gram natrium tetap bereaksi dengan 1, 54 gram gas klor menghasilkan natrium klorida. Hitunglah massa gas klor yang diperlukan untuk menghasilkan 7,26 gram natrium klorida!Penyelesaian:Karena natrium tepat bereaksi dengan klor, makaNatrium yang dihasilkan= Massa natrium + Massa Klor= 1 g + 1,54 g= 2,54 gUntuk menghasilkan 7,62 gram natrium klorida diperlukan klor sebanyak x 1,54 g = 4,62 g Jadi, klor yang diperlukan sebanyak 4,26 gram.

2. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)Joseph Louis Proust mengumumkan sebuah hukum dalam tulisannya, yang dikenal sebagai hukum perbandingan tetap atau hukum perbandingan tertentu dan kadang-kadang disebut hukum Proust. Hukum ini menyatakan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa terdapat dalam suatu perbandingan yang tetap atau perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa adalah tetap.Contoh:Tiga orang masing-masing Anto, Budi, dan Candra membuat Natrium Klorida (garam dapur) dengan mereaksikan logam natrium dengan gas klor. Hasil yang diperoleh oleh ketiga orang tersebut adalah sebagai berikut.NamaMassa Natrium Klorida (g)Massa Natrium (g)

Anto0,750,295

Budi41,572

Candra7,52,949

Tentukan:a. Massa gas klor yang digunakan oleh Anto, Budi, dan Candra.b. Perbandingan massa natrium dan gas klor yang digunakan oleh Anto, Budi, dan Candra.Penyelesaiana. Massa gas klor (mCl)mCl = m NaCl - mNaAnto mCl = 0,455 gramBudi mCl = 2,428 gramCandra mCl = 4,551 gramb. Perbandingan mNa : mClAnto mNa : mCl = 0,295 : 0,455 = 1 : 1,54Budi mNa : mCl = 1,572 : 2,428 = 1 : 1,54Candra mNa : mCl = 2,949 : 4,551 = 1 : 1,54Jadi, perbandingan massa natrium dengan massa gas klor pada senyawa NaCl yang dibuat oleh Anto, Budi, dan Candra adalah sama dengan 1 : 1,54.Berdasarkan contoh soal diatas, jelaslah bahwa suatu senyawa yang dibuat dengan cara yang berbeda, ternyata mempunyai komposisi yang sama (tetap). Pada contoh senyawa garam dapur (NaCl), perbandingan massa natrium dengan massa gas klor menunjukkan nilai yang tetap meskipun dibuat oleh orang yang berbeda ataupun dengan cara yang berbeda dan hal ini membuktikan kebenaran hukum Proust.

3. Hukum Kelipatan Berganda (Hukum Dalton)John Dalton juga mengemukakan sebuah hukum berganda atau hukum Dalton. Hukum ini menyatakan bahwa perbandingan massa unsur-unsur yang terikat dengan massa yang sama unsur yang lain, merupakan bilangan bulat sederhana. Dengan kata lain, hukum Dalton menyatakan bahwa suatu senyawa disusun oleh atom-atom yang mempunyai massa berbeda dan bergabung dengan perbandingan massa yang sederhana.Contoh:Karbon dan hidrogen dapat membentuk beberapa senyawa, misalnya propana (C3H8) dengan propena (C3H6). Karena massa karbon dalam kedua senyawa sama, maka perbandingan massa H dalam C3H8 dengan massa H dalam C3H8 merupakan bilangan bulat sederhana, yaitu 8 : 6 =4 : 3.

4. Hukum Gay-LussacJoseph Louis Gay-Lussac melakukan percobaan untuk menyelidiki volum zat (gas) dalam suatu reaksi. Gay Lussac melakukan percobaan tersebut karena terinspirasi oleh hasil eksperimen Henry Cavendish yang mengemukakan bahwa pada suhu dan tekanan tetap, perbandingan volum hidrogen dengan volum oksigen yang membentuk air adalah 2 : 1.Dari hasil percobaannya tersebut, Gay-Lussac menemukan fakta-fakta sebagai berikut.a. Pada reaksi antara gas hidrogen dengan gas oksigen membentuk uap air pada suhu (T) dan tekanan (P) tetap, perbandingan volum gas hidrogen : volum gas oksigen : volum uap air sama dengan 2 : 1 : 2.b. Pada reaksi antara gas hidrogen dengan gas klor membentuk uap hidrogen klorida pada suhu (T) dan tekanan (P) tetap, perbandingan volum gas hidrogen: volum uap hidrogen klorida sama dengan 1 : 1 : 2.c. Pada reaksi antara gas nitrogen dengan gas hidrogen membentuk gas amonia pada suhu (T) dan tekanan (P) tetap, perbandingan volume gas nitrogen : volum gas hidrogen : volum gas amonia sama dengan 1 : 3 : 2.2 volum hidrogen + 1 volum oksigen = 2 volum air

1 volum hidrogen + 1 volum klor = 2 volum hidrogen klorida

1 volum nitrogen + 3 volum hidrogen = 2 volum amonia

Berdasarkan hasil percobaannya, Gay-Lussac berhasil merumuskan sebuah hukum dasar kimia, yaitu hukum perbandingan volum atau hukum Gay-Lussac. Hukum ini menyatakan bahwa perbandingan volum gas-gas yang terlibat dalam suatu reaksi kimia (baik pereaksi maupun zat hasil reaksi) merupakan bilangan bulat dan sederhana. Hukum perbandingan volum ini berlaku pada reaksi gas-gas yang susunan molekulnya sederhana.Bagaimana cara Gay-Lussac membuat pereaksi dan zat hasil reaksi agar selalu dalam bentuk gas? Untuk melakukan hal tersebut Gay-Lussac mencampurkan gas-gas pereaksi di dalam tabung tertentu yang dinamakan dengan tabung eudiometer, kemudian pada campuran gas-gas tersebut dilewatkan bunga api listrik agar terjadi reaksi. Hasil reaksi dan gas sisa dipisahkan berdasarkan perbedaan titik didih dari komponen-komponen gas dalam tabung dengan cara mengubah wujud uap menjadi cair.

Contoh:Ke dalam tabung eudiometer dimasukkan 26 liter gas hidrogen dan 21 liter gas oksigen dan dilewatkan bunga api listrik pada campuran gas tersebut, tentukan volum gas yang tersisa dan gas apa yang tersisa tersebut?Penyelesaian:Perbanding volum gas hidrogen : volum gas oksigen : volum uap air pada reaksi pembentukan uap air dari gas hidrogen dan gas oksigen adalah 2 : 1 : 2, sehinggaHidrogen + oksigen = air 2 : 1 : 2 26 liter : 13 liter : 26 literKarena dalam reaksi tersebut, 26 liter gas hidrogen terpakai seluruhnya, maka gas hidrogen tidak bersisa, sedangkan dari 21 liter gas oksigen hanya terpakai sebanyak 13 liter dalam reaksi, sehingga gas oksigen masih tersisa sebanyak 8 liter.

5.Hukum AvogadroHukum Avogadro merupakan sebuah hukum pokok kimia yang menyatakan bahwa pada keadaan suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang mempunyai volum yang sama terdiri dari jumlah molekul-molekul yang sama.Menurut Avogadro partikel-partikel unsur tidak selalu berupa atom-atom, tetapi dapat juga berupa molekul-molekul unsur (gabungan dua atom atau lebih), sehingga perbandingan volum gas-gas dalam suatu reaksi kimia merupakan perbandingan jumlah molekul, yang dalam suatu persamaan reaksi dapat dinyatakan dengan perbandingan koefisien reaksi.

HJika unsur-unsur selalu berupa atom-atom bebas, maka pada reaksi antara gas hidrogen dengan gas oksigen membentuk air, yang menurut Gay-Lussac mempunyai perbandingan volum 2 : 1 : 2 dapat dituliskan sebagai berikut.

OOHH2 atom hidrogen + 1 atom hidrogen = 2 molekul air.

H

Berdasarkan gambar ilustrasi tersebut di atas, maka terdapat ketimpangan antara jumlah atom sejenis zat pereaksi dan zat hasil reaksi reaksi. Dengan kata lain, persamaan reaksi tersebut tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya.Sementara itu, berdasarkan gagasan Avogadro tentang konsep molekul unsur, maka pada reaksi antara gas hidrogen dengan gas oksigen membentuk air pada suhu dan tekanan tetap dapat dituliskan sebagai berikut.

OHHOHHHHHOO2 molekul unsur hidrogen + 1 molekul unsur oksigen = 2 molekul air

H

Berdasarkan gambar ilustrasi di atas, maka jelaslah sekarang, bahwa hipotesis Avogadro dapat menjelaskan dengan baik hukum Gay-Lussac tentang volum gas-gas dalam reaksi pada suhu dan tekanan yang tetap.Ungkapan bahwa perbandingan volum gas-gas dalam reaksi kimia pada suhu dan tekanan tetap (T, P) merupakan perbandingan jumlah molekul-molekul gas yang dinyatakan dengan perbandingan koefisien reaksi dapat dibuktikan sebagai berikut.a. Reaksi antara gas hidrogen dengan gas oksigen membentuk air.2 volum hidrogen + 1 volum oksigen = 2 volum air2 molekul hidrogen + 1 molekul oksigen = 2 molekul airPersamaan kimia untuk reaksi ini :2 H2(g) + O2(g) 2 H2O (g)Perbandingan koefisien reaksinya adalah 2 : 1 : 2.b. Reaksi antara gas hidrogen dengan gas klor membentuk hidrogen klorida (asam klorida).1 volum hidrogen + 1 volum gas klor = 2 volum hidrogen klorida1 molekul hidrogen + 1 volum gas klor = 2 molekul hidrogen kloridaPersamaan kimia untuk reaksi ini:H2(g) + Cl2(g) 2 HCl(g)Perbandingan koefisien reaksinya adalah 1 : 1 : 2.c. Reaksi antara gas nitrogen dengan gas hidrogen membentuk gas amonia.1 volum nitrogen + 3 volum hidrogen = 2 volum amonia1 molekul nitogen + 3 molekul hidrogen = 2 molekul amoniaPersamaan kimia untuk reaksi ini:N2(g) + 3 H2(g) 2 NH3(g)Perbandingan koefisien reaksinya adalah 1 : 3 : 2.

F. HUBUNGAN ANTARA MOL DENGAN JUMLAH PARTIKEL, MASSA MOLAR DAN VOLUM MOLAR

MolJumlah PartikelVolum (STP)MassaX 6,022 x 1023: 6,022 x 1023X 22,4L: 22,4Lx Mr atau Ar : Mr atau ArVolume gas ideal

Jumlah partikel = n x 6,02 .1023

V = n x 22,4 LPV = nRT

1. Hubungan Mol dengan Jumlah PartikelHubungan antara jumlah mol (n) dengan jumlah partikel (X) dalam zat dapat dinyatakan sebagai berikut.Jumlah partikel (JP)= mol 6,02 1023 atauX= n 6,02 1023Contoh 1:Suatu sampel logam mengandung 5 mol emas murni (Au). Berapakah jumlah partikel dalam sampel tersebut?Jawab: X = n 6,02 1023 partikel/mol = 5 mol 6,02 1023 partikel/mol = 3,01 1024 atom emas

Contoh 2:Suatu sampel gas O2 mengandung 1,505 1023 partikel. Berapa banyaknya mol O2 tersebut?Jawab:

2. Hubungan Mol dengan Massa MolarMassa molar (mm) menyatakan massa yang dimiliki oleh 1 mol zat. Massa 1 mol zat sama dengan massa molekul relatif (Mr) zat tersebut dengan satuan gram/mol. Untuk unsur yang partikelnya berupa atom, maka massa molar sama dengan Ar (massa atom relatif) dalam satuan gram/mol.Massa 1 mol unsur = Ar (dalam satuan gram)Massa 1 mol senyawa = Mr (dalam satuan gram)m = n mm ataumassa = n Ar atau massa = n MrKeterangan:m = massa zat (gram)n = jumlah mol (mol)mm = massa molar = Ar atau Mr (gram/mol)Contoh 1:Hitunglah massa dari:a. 0,5 mol O2 (Ar O = 16)b. 0,75 mol urea CO(NH2)2 (Ar C = 12, O = 16, N = 14, dan H = 1)Jawab:a. mm O2 = Mr O2 = 2 x Ar O = 2 x 16 = 32 gram/mol massa O2 = n Mr O2 = 0,5 mol 32 gram/mol = 16 gramb. mm CO[NH2]2 = Mr CO[NH2]2 = ( 1xAr C) + (1xArO) + (2xArN) + (4xArH) = 12 + 16 + (2x14) + (4x1) = 12 + 16 + 28 + 4 = 60 gram/mol massa urea = n Mr CO[NH2]2 = 0,75 mol 60 gram/mol = 45 gram

Contoh 2:Hitunglah banyaknya mol daria. 2,3 gram natrium (Ar Na = 23)b. 35,1 gram NaCl (Ar Na = 23 dan Cl = 35,5)Jawab:

3. Hubungan Mol dengan Volum MolarHipotesis Avogadro menyebutkan bahwa pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas dengan volume yang sama akan mengandung jumlah partikel yang sama pula. Oleh karena 1 mol setiap gas mempunyai jumlah molekul yang sama, maka pada suhu dan tekanan yang sama pula, 1 mol setiap gas mempunyai volume yang sama. Volume per mol gas disebut volume molar dan dilambangkan VmV = n VmKeterangan:V = volume gas (liter)n = jumlah mol (mol)Vm = volume molar (liter/mol)a. Keadaan Standar/ STP (Standar Temperature and Pressure)V = n 22,4 liter/molb. Keadaan Kamar/ RTP (Room Temperature and Pressure)V = n 24,4 liter/molc. Keadaan Tertentu dengan Suhu dan Tekanan yang diketahuiPV=nRTP = tekanan gas (atm)V = volume gas (liter)n = jumlah mol gas (mol)R = tetapan gas = 0,082 L atm/mol KT = suhu mutlak gas (K = 273 + suhu celcius)d. Keadaan yang mengacu pada keadaan gas lainPada suhu dan tekanan yang sama, volume gas hanya bergantung pada jumlah molnya. Misalkan gas pertama dengan jumlah mol n1 dan volume V1 dan gas kedua dengan jumlah mol n2 dan volume V2, maka pada suhu dan tekanan yang sama berlaku:

Contoh:Tentukan volume dari 2 mol gas nitrogen jika diukur pada:a. keadaan standar (STP)b. keadaan kamar (RTP)c. suhu 30 C dan tekanan 1 atmd. suhu dan tekanan yang sama di mana 0,5 mol gas oksigen mempunyai volum 15 literJawab:a. Pada keadaan standar (STP),Vm = 22,4 liter/molV = n Vm= 2 mol 22,4 liter/mol= 44,8 literb. Pada keadaan kamar (RTP), Vm = 24,4 liter/molV = n Vm= 2 mol 24,4 liter/mol= 48,8 literc. Pada suhu 30 C dan tekanan 1 atm, dihitung dengan PV = nRTT = 273 + 30 = 303 K

d. Pada suhu dan tekanan yang sama dengan 0,5 mol gas oksigen volumenya 15 liter

F. KONSENTRASI Kemolaran

n : mol v : volume (Liter) M : kemolaranContoh:1. Berapakah molaritas larutan yang dibuat dengan melarutkan 5,85 gram NaCl (Ar Na= 23, Cl = 35,5) dalam 500 mL air?Jawab:

2. Hitunglah massa NaOH (Ar Na = 23, O = 16, dan H = 1) yang harus dilarutkan untuk membuat 100 mL larutan NaOH 0,1 M!Jawab:

Molalitas (m)

Contoh:Sebanyak 1,8 gram glukosa, C6H12O6 dilarutkan ke dalam 100 gram air (Ar C =12, H = 1, O = 16). Tentukan molalitas larutan glukosa tersebut!Jawab:

Fraksi mol (X)

dimana : XA + XB = 1Contoh:Sebanyak 90 gram glukosa, C6H12O6 dilarutkan dalam 360 mL air (Ar C = 12, H = 1, O = 16). Tentukan fraksi mol masing-masing zat!Jawab: n glukosa = massa/ Mr = 90/ 180 = 0,5 moln air = massa/ Mr = 360/ 18 = 20 mol

G. HUBUNGAN RUMUS MOLEKUL DAN RUMUS EMPIRIS Rumus Empiris (RE) suatu senyawa : rumus yang menyatakan perbandingan terkecil atom-atom unsur yang menyusun molekul suatu senyawa. Rumus Molekul (RM) suatu senyawa : rumus yang menyatakan jumlah atom-atom unsur yang menyusun satu molekul suatu senyawa. Jika diketahui massa / % massa tiap-tiap unsur penyusun senyawa, maka dibuat perbandingan molnya dengan membagi Ar unsur-unsur tersebut.Contoh : Diketahui : % C, % H, % O

maka Rumus Empiris = C : H : O = RM kelipatan RE, tetapi kadang-kadang sama, kebanyakan tidak sama. Jika RE dan Mr suatu senyawa diketahui, maka RM dengan mudah dapat dihitung dengan rumus : (RE)n = Mr Hidrat atau air kristal adalah senyawa yang mengandung air kristal Secara umum ditulis : (Rumus kimia senyawa kristal padat). X H2O

I. PEREAKSI PEMBATAS Pada setiap reaksi kimia yang berlangsung, tidak selalu massa zat-zat yang bereaksi (zat reaktan) habis bereaksi seluruhnya membentuk hasil / produk reaksi. Dapat saja salah satu dari zat reaktan memiliki massa yang bersisa karena tidak habis bereaksi. Hal ini disebabkan untuk terjadinya reaksi secara sempurna, perbandingan massa zat-zat yang bereaksi harus tepat sesuai dengan perbandingan koefisien dalam persamaan reaksinya. Zat reaktan yang sudah habis sebelum zat reaktan lainnya habis bereaksi disebut zat reaktan pembatas/ pereaksi pembatas, karena membatasi keberlangsungan reaksi.