1

2

NOMOR MODUL

DCE – 02A

JUDUL MODUL

SISTEM MANAJEMEN K3

DAN RKL, RPL

DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

PUSAT PELATIHAN JASA KONSTRUKSI (PUSLATJAKONS)

Jl. Sapta Taruna Raya Kompleks PU Pasar Jumat Tlp. 021. 7656632

Jakarta Selatan

PELATIHAN

PELAKSANA BENDUNGAN

3

MATERI PELATIHAN K.3

BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 2 KEBIJAKAN PEMBUATAN PROGRAM DAN ACUAN

BAB 3 SISTEM MANAJEMEN K3

BAB 4 PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN PENGENDALIAN

BAB 5 ADMINISTRASI DAN PELAPORAN

4

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

SETELAH SELESAI MENGIKUTI MODUL INI PESERTA MAMPU

MEMAHAMI KEBIJAKAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN PROGRAM-PROGRAM, ACUAN DAN ADMINISTREASI K3 DAN RKL RPL

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)

SETELAH MODUL INI DIAJARKAN PESERTA MAMPU :

1. MENJELASKAN KEBIJAKAN, PEMBUATAN PROGRAM DAN

ACUAN K3

2. MENJELASKAN SISTEM DAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN K3

3. MENJELASKAN PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN

PENGENDALIAN K3

4. MENJELASKAN SIKLUS K3

5. MENJELASKAN SISTEM PELAPORAN DENGAN FORMULIR-

FORMULIR STANDAR

5

1. PENDAHULUAN

1.1 UMUM

PENGGUNAAN TENAGA KERJA DALAM JUMLAH BESAR DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN RELATIF RENDAH TELAH MEMBUKTIKAN BAHWA SEKTOR INI MEMPUNYAI ANDIL YANG CUKUP DOMINAN DALAM HAL TIMBULNYA KECELAKAAN DAN PENYAKIT AKIBAT KERJA.

OHT1-1

6

HAL INI PADA UMUMNYA DISEBABKAN :

1. TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJAAN YANG

KURANG

2. KEBIASAAN BURUK YANG MELEKAT PADA DIRI

PEKERJA

3. KURANG DISIPLIN

4. KONDISI TEMPAT KERJA YANG KURANG

TERAWAT DENGAN BAIK

HAL INI DAPAT DICEGAH, DIKENDALIKAN, DIMINIMALISIR DAN DITINDAK LANJUTI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM MANAJEMEN K3 SERTA MEMPERHATIKAN RKL DAN RPL.

OHT1-2

7

1.2 SISTEM MANAJEMEN K3

MANAJEMEN K3 MERUPAKAN SIKLUS ATAU RANGKAIAN PROSES YANG DIMULAI DARI PERENCANAAN DILANJUTKAN DENGAN APLIKASI PEMANTAUAN TERHADAP APLIKASI DAN PENINJAUAN KEMBALI TERHADAP PERENCANAAN YANG TELAH DIBUAT.

RANGKAIAN INI MERUPAKAN RANGKAIAN TERTUTUP DAN SEMANGAT PERBAIKAN BERKESINAMBUNGAN SERTA ADANYA KERJA SAMA ANTARA PELAKSANA LAPANGAN DAN KANTOR.

OHT1-3

8

SISTEM MANAJEMEN K3 YANG TELAH DIKENAL DIANTARANYA :

1. SMK3 PERMENAKER NO. 5/ 1996

2. OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY ASSESSMENT SERIES (OHSAS) 18001, 1999

3. CONSTRUCTION INDUSTRY OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY MANAGEMENT SYSTEMS (COHSMS)

OHT1-4

9

KEBIJAKAN, PEMBUATAN PROGRAM DAN

ACUAN K3

2.1. KEBIJAKAN

SESUAI DEENGAN PERMENAKER NO.PER.05/MEN/1996

DASAR PEMBUATAN K3 ADALAH KOMITMEN YANG MERUPAKAN JANJI PIMPINAN PUNCAK SUATU ORGANISASI PERUSAHAAN

OHT2-1

10

SECARA UMUM ISI DARI KOMITMEN TERSEBUT ADALAH :

1. LANDASAN KEBERHASILAN PROGRAM K3, MERUPAKAN PERNYATAAN SIKAP DAN DUKUNGAN MANAJEMEN TERHADAP PROGRAM K3 DALAM PERUSAHAANNYA.

2. MENGIKAT SEMUA PIHAK TERKAIT (STAKE HOLDER) MELIPUTI MANAJEMEN, KARYAWAN, PEMEGANG SAHAM, PELANGGAN DAN MASYARAKAT LUAS

OHT2-2

11

2.2 PEMBUATAN PROGRAM :

PROGRAM UMUM DIDALAMNYA MEMUAT STRATEGI PENCAPAIAN PENERAPAN SMK3 SECARA DETAIL, PROGRAM DAPAT DIAPLIKASIKAN DALAM BENTUK PROSEDUR DAN PETUNJUK KERJA.

PRINSIP DASAR MK3 :

a. PENETAPAN KEBIJAKAN DAN PENJAMIN

KOMITMEN K3

b. PERENCANAAN PEMENUHAN KEBIJAKAN,

TUJUAN DAN SASARAN PENERAPAN K3

OHT2-3

12

c. PENERAPAN RENCANA K3 SECARA EFEKTIF

DENGAN MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN

DAN MEKANISME PENDUKUNG YANG

DIPERLUKAN UNTUK MENCAPAI KEBIJAKAN,

TUJUAN DAN SASARAN K3.

d. PENGUKURAN PEMANTAUAN DAN

PENGEVALUASIAN KINERJA K3

e. PENINJAUAN SECARA TERUKUR DAN

PENINGKATAN PENERAPAN SMK3 SECARA

BERKESINAMBUNGAN

OHT2-4

13

2.3 ACUAN K3 :

ACUAN DAN RUJUKAN DIDASARKAN ATAS :

1. UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN

KERJA

2. UU NO. 13 TAHUN 2003 TENTANG

KETENAGAKERJAAN

3. PERMENAKER NO. PER 01/ MEN/ 1980 TENTANG

KESELAMATN DAN KESEHATAN KERJA PADA

KONSTRUKSI BANGUNAN

4. PERMENAKER NO. PER 05/ MEN/ 1985 TENTANG

PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT

OHT2-5

14

5. SURAT KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI

TENAGA KERJA DAN MENTERI PEKERJAAN

UMUM NO. KEP 174/ MEN/ 1986, NO. 104/ KPTS/

1986 TENTANG KESELAMATAN KERJA PADA

TEMPAT, KEGIATAN KONSTRUKSI

6. PERMENAKER NO. PER 05/ MEN/ 1996 TENTANG

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA

7. OHSAS 18001 1999 OCCUPATIONAL HEALTH AND

SAFETY ASSESSMENT SERIES

OHT2-6

15

8. OHSAS 18002:2000, GUIDELINE FOR THE

IMPLEMENTATION OF OHSAS 18001:1999

9. COHSMS, CONSTRUCTION INDUSTRY

OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY

MANAGEMENT SYSTEMS

10. ILO, GUIDELINE ON OCCUPATIONAL SAFETY

AND HEALTH MANAGEMENT SYSTEM, 2001

11. GUIDELINES FOR THE DEVELOPMENT AND

APPLICATION OF HEALTH, SAFETY AND

ENVIRONMENTAL MANAGEMENT SYSTEMS

OHT2-7

16

3. SISTEM MANAJEMEN K3

3.1 PENGEMBANGAN K3

PENERAPAN DAN KEBERHASILAN SMK3 ADA 3

TINGKAT :

TINGKAT KEBERHASILAN (%)

KETERANGAN

I. PERUSAHAAN KECIL

♦ RESIKO RENDAH

♦ MENEMPUH 64 KRITERIA

II. PERUSAHAAN SEDANG

♦ RESIKO MENENGAH

♦ MENEMPUH 122 KRITERIA

III. PERUSAHAAN BESAR

♦ RESIKO TINGGI

♦ MENEMPUH 166 KRITERIA

0 – 59

60 – 84

85 – 100

PELANGGAR KENA SANKSI

MENDAPAT BENDERA PERAK

MENDAPAT BENDERA EMAS

OHT3-1

17

3.2 ELEMEN DALAM SISTEM MK3

1. LINGKUP

ADA 5 PRINSIP DASAR PELAKSANAAN SMK3 YAITU:

a. KEBIJAKAN K3

b. PERENCANAAN

c. PENERAPAN DAN OPERASI

d. PEMERISAAN DAN TINDAKAN PERBAIKAN

e. TINJAUAN MANAJEMEN DAN PERUBAHAN PERBAIKAN BERKELANJUTAN

OHT3-2

18

Kebijakan (Policy)

Perencanaan (Planning)

Penerapan dan operasionil

(Implementation And operation)

Perbaikan berkelanjutan

(Continual

improvement)

Tinjauan Manajemen

(Management review)

Pemeriksaan dan tindakan

perbaikan(Checking and corrective action)

OHT3-3

19

PELAKSANAAN AUDIT SMK3 ADA 12 ELEMEN AUDIT :

1. PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN

KOMITMEN

2. PENDOKUMENTASIAN STRATEGI

3. PENINJAUAN ULANG PERANCANGAN (DESAIN)

DAN KONTRAK

4. PENGENDALIAN DOKUMEN

5. PEMBELIAN

OHT3-4

20

6. KEAMANAN BEKERJA BERDASARKAN SMK3

7. STANDAR PEMANTAUAN

8. PELAPORAN DAN PERBAIKAN KEKURANGAN

9. PENGELOLAAN MATERIAL DAN

PERPINDAHANNYA

10. PENGUMPULAN DAN PENGGUNAAN DATA

11. AUDIT INTERNAL SMK3

12. TINJAUAN MANAJEMEN

OHT3-5

21

2. KOMITMEN DAN KEBIJAKAN

KOMITMEN DAN

KEBIJAKAN

TINJAUAN MANAJEMEN

(MANAGEMENT REVIEW)

AUDIT (PENGUKURAN KINERJA/ MEASURING

PERFORMANCE)

PERENCANAAN

(PLANNING)

UMPAN BALIK (FEEDBACK FROM

AUDIT)

OHT3-6

22

3. PERENCANAAN K3

PERENCANAAN

(PLANNING)

KEBIJAKAN (POLICY)

AUDIT

PENERAPAN DAN OPERASIONAL

(IMPLEMENTASI AND

OPERASIONAL)

UMPAN BALIK & PENGUKURAN KINERJA (FEEDBACK FROM

MEASURING PERFORMANCE)

OHT3-7

23

4. TUJUAN DAN SASARAN

TARGET TUJUAN SERTA SASARAN SMK3 BERDASARKAN :

a. KEMAMPUAN PERUSAHAAN

b. TINGKAT RESIKO YANG ADA

OHT3-8

24

5. SASARAN PENERAPAN SMK3

➢ SUMBER DAYA MANUSIA

➢ SISTEM DAN PROSEDUR

➢ SARANA DAN FASILITAS

➢ PENCAPAIAN PRESPEKTIF

➢ PEMBERDAYAAN, PERTUMBUHAN DALAM

PENERAPAN K3

OHT3-9

25

6. PERENCANAAN IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RESIKO

ORGANISASI HARUS MENYUSUN DAN MEMELIHARA PROSEDUR TENTANG PERENCANAAN IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO DAN PENGENDALIANNYA,

DALAM MEMENUHI KEBIJAKAN K3 YANG DITETAPKAN

OHT3-10

26

7. PERATURAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN PERSYARATAN LAINNYA

ORGANISASI HARUS DAPAT MENYUSUN DAN MEMELIHARA DOKUMEN, PERUNDANGANUNDANGAN, PERATURAN-PERATURAN DAN PERSYARATAN-PERSYARATAN LAIN.

OHT3-11

27

8. TUJUAN DAN SASARAN

DALAM MENETAPKAN TUJUAN DAN SASARAN SEKURANG–KURANGNYA HARUS MEMENUHI KUALIFIKASI :

a. DAPAT DIUKUR,

b. SATUAN / INDIKATOR PENGUKURAN,

c. SASARAN PENCAPAIAN,

d. JANGKA WAKTU PENCAPAIANNYA

OHT3-12

28

9. INDIKATOR KINERJA

MERUPAKAN INFORMASI MENGENAI KEBERHASILAN PENCAPAIAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

10. PROGRAM-PROGRAM MANAJEMEN K3

MELIPUTI :

1. PERENCANAAN AWAL

2. PERENCANAAN KEGIATAN YANG SEDANG BERLANGSUNG

OHT3-13

29

11. PENERAPAN RENCANA K3

PENERAPAN SECARA EFEKTIF DENGAN MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN

Perencanaan K3 (Planning)

Umpan balik & pengukuran kinerja

Audit (Feedback from measuring performance)

Pemeriksaan dan Tindakan Perbaikan (Checking and corrective action)

Penerapan dan Operasional

(Implementation and

operation)

OHT3-14

30

3.3 JAMINAN KEMAMPUAN

1. SUMBER DAYA MANUSIA, SARANA DAN DANA

ORGANISASI PERUSAHAAN HARUS MENYEDIAKAN SDA, SARANA DAN DANA YANG MEMADAI

2. INTEGRASI

SMK3 TERINTEGRASI DENGAN SISTEM MANAJEMEN PERUSAHAAN SECARA SELARAS DAN SEIMBANG.

3. TANGGUNG JAWAB DAN TANGGUNG GUGAT

PENAGGUNGJAWAB TERTINGGI DALAM K3 ADALAH TOP MANAGEMENT

PHT3-15

31

4. KONSULTASI, KOMUNIKASI DAN KESADARAN

ORGANISASI MENJAMIN INFORMASI K3 DIKOMUNIKASIKAN KEPADA DAN DARI KARYAWAN

5. PELATIHAN KOMPETENSI KERJA

PENGURUS ORGANISASI HARUS MENJAMIN KOMPETENSI KERJA DAN PELATIHAN SETIAP TENAGA KERJA

OHT3-16

32

3.4 KEGIATAN PENDUKUNG

1. KOMUNIKASI

KOMUNIKASI DUA ARAH DAN PELAPORAN MUTU

2. PELAPORAN

MEMASTIKAN BAHWA SMK3 DIPANTAU DAN KINERJANYA DITINGKATKAN

3. PENDOKUMENTASIAN

DOKUMEN SEPRAKTIS MUNGKIN

4. PENGENDALIAN DOKUMEN

ARSIP BAIK DIEVALUASI DIREVISI YANG TIDAK PERLU DIPISAH

5. PENCATATAN DAN MANAJEMEN INFORMASI

MENCATAT DESKRIPSI, ARSIP DAN HASIL EVALUASI

OHT3-17

33

3.5 IDENTIFIKASI SUMBER BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RESIKO

1. IDENTIFIKASI SUMBER DAYADENGAN MEMPERTIMBANGKAN :

➢ KONDISI/ KEJADIAN YANG MENIMBULKAN BAHAYA

➢ JENIS KECELAKAAN DAN PENYAKIT AKIBAT KERJA

2. PENILAIANPENILAIAN RESIKO BERDASARKAN DARI :

➢ JENIS KECELAKAAN

➢ TINGKAT KEKERASAN (FREKWENSI)

➢ TINGKAT KEPARAHAN

3. TINGKATAN PENGENDALIAN

OHT3-18

34

4. PERANCANGAN (DESAIN) DAN REKAYASA

5. PENGENDALIAN ADMINISTRATIF

6. TINJAUAN ULANG KONTRAK

7. PEMBELIAN

8. PROSEDUR MENGHADAPI KEADAAN DARURAT ATAU BENCANA

9. PROSEDUR MENGHADAPI INSIDEN

10. PROSEDUR RENCANA PEMULIHAN KEADAAN DARURAT

OHT3-19

35

3.6 PENERAPAN RENCANA K3

1. INSPEKSI DAN PENGUJIAN

2. AUDIT DAN SISTEM MANAJEMEN K3

3. TINDAKAN PEMERIKSAAN PERBAIKAN DAN PENERAPANNYA

4. PENGUKURAN PEMANTAUAN DAN PENGEVALUASIAN KINERJA K3

OHT3-20

36

3.7 TINJAUAN ULANG DAN PENINGKATAN OLEH PIHAK MANAJEMEN

Pemerikasaan dan Tindakan perbaikan (Checking and corrective action)

(faktor eksternal) (faktor internal)

Kebijakan (Policy)

Tinjauan Manajemen

(Management review

Internal Factors

Internal Factors

OHT3-21

37

4. PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN PENGENDALIAN

4.1 PENGERTIAN

PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN PENGENDALIAN DISINI MAKSUDNYA ADALAH SUATU TATA CARA YANG MENGATUR BAGAIMANA MELAKSANAAN PEMERIKSAAN ATAS PELAKSANAAN PENERAPAN K3

BILA ADA PENYIMPANGA/KETIDAK SESUAIAN HARUS DILAKUKAN PERBAIKAN MENUJU STANDARD YANG TELAH DITETAPKAN

OHT4-1

38

4.2 PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN TINDAKAN PERBAIKAN

1. PROSEDUR PEMERIKSAANINSPEKSI DAN AUDIT YANG BERSIFATINTERNAL (3 ATAU 6 BULAN SEKALI)

2. TINDAKAN PERBAIKANPERBAIKAN KEADAAN DAN PENCEGAHAN

4.3 PROSEDUR PENGENDALIAN MEMANTAU DAN MENGUKUR PENCAPAIAN KINERJA K3

MELIPUTI PROSES K3 YANG DIDASARKAN DENGAN ADANYA :

➢ KINERJA MASING-MASING PROSES KEGIATAN DAN

➢ SASARAN

OHT4-2

39

4.4 SIKLUS PENANGANAN K3

1. SIKLUS HARIAN K3

2. SIKLUS MINGGUAN K3

3. SIKLUS BULANAN K3

OHT4-3

40

5. ADMINISTRASI DAN PELAPORAN K3

5.1 ADMINISTRASI K3

1. INTERNAL(ANTARA ORGAN DLM.PERUSAHAAN)

2. EKSTERNAL

a. DINAS TENAGA KERJA KANTOR WILAYAH

b. DITINGKAT PROVINSI

c. SUKU DINAS TENAGA KERJA (SUDINNAKER)

SETEMPAT

- SURAT PENDAFTARAN PROYEK

c. ASTEK

ASURANSI TENAGA KERJA (LEBIH DARI 10

ORANG TENAGA HARUS ADA BUKTI)

OHT4-4

41

d. ASURANSI LAIN

- CAR (CONSTRUCTION ALL RISK)

- PA (PERSONAL ACCIDENT)

e. KIMPRASWIL

LALU LINTAS SETEMPAT (JEMBATAN) IJIN DINAS KIMPRASWIL /PU SETEMPAT.

f. LAIK PAKAI

- PESAWAT ANGKAT DAN LAIN-LAIN

g. SURAT IJIN OPERASI (SIO) DAN SERTIFIKAT KETERAMPILAN KERJA (OPERATOR HARUS MEMPUNYAI SIO DAN SKK)

h. PEMERINTAH/ LINGKUNGAN SETEMPAT

OHT4-4

42

5.2 PELAPORAN K3

➢ PELAPORAN DILAKUKAN KE :

1. SUKU DINAS TENAGA KERJA (SETEMPAT)

2. DINAS TENAGA KERJA WILAYAH

➢ SECARA RUTIN DAN BERKALA

➢ MEMAKAI FORMULIR YANG SUDAH DISIAPKAN

➢ LAPORAN DISAHKAN KE :

1. SUKU DINAS TENAGA KERJA (SETEMPAT)

2. DINAS TENAGA KERJA WILAYAH (KALAU

TIDAK ADA 1 DAN 2 DAPAT DILAKUKAN

KE AHLI K3 KONSTRUKSI YANG ADA DAN

SEDANG BERJALAN).

OHT5-1

43

MANAJEMEN LINGKUNGAN

44

MATERI PELATIHANBAB 1 PENDAHULUAN

BAB 2 PENGERTIAN DASAR LINGKUNGAN HIDUP

BAB 3 INTEGRASI ASPEK LINGKUNGAN HIDUP

BAB 4 PENANGANAN DAMPAK LINGKUNGAN PADA PEKERJAAN

BAB 5 SOSIAL BUDAYA DAN HUBUNGAN MASYARAKAT

BAB 6 ASPEK-ASPEK PENGADAAN TANAH

45

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

SETELAH SELESAI MENGIKUTI MODUL INI, PESERTA DIHARAPKAN MAMPU MEMAHAMI PROSES PENGENDALIAN LINGKUNGAN, SERTA MELAKUKAN LANGKAH KEGIATAN DENGAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN MULAI PERSIAPAN PELAKSANAAN SAMPAI DENGAN SELESAI

46

TUJUAN INSTRUKSI KHUSUS (TIK)

SETELAH MODUL INI DIAJARKAN PESERTA DIHARAPKAN MAMPU :

1. MENJELASKAN DASAR-DASAR DAN LANDASAN HUKUM PENGENDALIAN LINGKUNGAN YANG DIPERLUKAN BAGI KEPENTINGAN PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PROYEK.

2. MENJELASKAN MEKANISME DAN DTANDARD PROSEDUR PENGENDALIAN LINGKUNGAN PADA PROSES-PROSES PENYELENGGARAAN PEKERJAAN SUMBER DAYA AIR

47

1. PENDAHULUAN

KEBIJAKAN PEMERINTAH DI BIDANG LINGKUNGAN

HIDUP DIJABARKAN DALAM BERBAGAI

PERATURAN PERUNDANGAN

1. UU NO.4 TAHUN 1982 TENTANG POKOK PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

2. PP NO.29 TAHUN 1986, DISEMPURNAKAN DENGAN PP NO.51 TAHUN 1993, TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN.

3. BERBAGAI KEPUTUSAN MENTRI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP/KEPALA BAPEDAL, TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN AMDAL, SEBAGAI PENJABARAN DARI PP NO.51 TAHUN 1993

4. BERBAGAI KEPUTUSAN MENTRI-MENTRI SEKTORAL, TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN AMDAL UNTUK MASING-MASING SEKTOR SEBAGAI PENJABARAN DARI PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN AMDAL

OHT1-1

48

2.PENGERTIAN DASAR LINGKUNGAN HIDUP

2.1. LINGKUNGAN HIDUP TERDIRI DARI 4 UNSUR :

A. MATERI

MATERI ADALAH ZAT YANG DAPAT BERBENTUK BIOTIK (HEWAN,TUMBUHAN, MANUSIA,

ATAU BIOTIK (TANAH,AIR, UDARA,DSB.)

B. ENERGI

SEMUA MAKHLUK YANG BERGERAK UNTUK DAPAT HIDUP MEMERLUKAN ENERGI, DEMIKIAN PULA UNTUK DAPAT BERREAKSI DIPERLUKAN ADANYA ENERGI.

C. RUANG

RAUNG ADALAH TEMPAT/WADAH DIMANA LINGKUNGAN HIDUP BERADA, SUATU EKOSISTEM HABITAT TERTENTU AKAN BERADA PADA SUATU RUANGAN TERTENTU.

D. KONDISI / SITUASI

KONDISI DAPAT MEMPENGARUHI LINGKUNGAN HIDUP

CONTOH : KARENA DESAKAN EKONOMI, PENDUDUK TERSEBUT TERPAKSA MELAKUKAN PEMBAKARAN HUTAN UNTUK USAHA PERTANIAN

OHT2-1

49

ASPEK LINGKUNGAN HIDUP TERKAIT PEKERJAAN

KONSTRUKSI (PP.NO.51 TAHUN 1993 TENTANG AMDAL

SERTA PEDOMAN UMUM PELAKSANAANNYA) :

1. KOMPONEN FISIKA – KIMIA- IKLIM- FISIOGRAFI- HIDROLOGI- HIDROOCEANOLOGI- RUANG,TANAH DAN LAHAN

2. KOMPONEN - FLORA- FAUNA

3. KOMPONEN SOSIAL EKONOMI DAN SOSIAL BUDAYA- DEMOGRAFI- SOSIAL EKONOMI- SOSIAL BUDAYA- KESEHATAN MASYARAKAT.

OHT2-2

50

2. 2. EKOLOGI DAN EKOSISTEM

1. EKOLOGI : ILMU TENTANG HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGAN HIDUPNYA, BAIK BIOTIS MAUPUN ABIOTIS

2. EKOSISTEM : HUBUNGAN TIMBAL BALIK YANG TERJALIN SANGAT ERAT ANTARA MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA DAN MEMBENTUK SUATU SISTEM :

a. INTERAKSI SIMBIOSA

b. INTERAKSI ANTAGONISTIK

C. INTERAKSI NETRALISTIK

OHT2-3

51

2.3. BAKU MUTU LINGKUNGAN1. BAKU MUTU AIR :

a. GOL A : AIR YANG DIPAKAI SEBAGAI AIR MINUM SECARA LANGSUNG b. GOL B : AIR BAKU YANG DIOLAH SEBAGAI AIR MINUM DAN

KEPERLUAN RUMAH TANGGAc. GOL C : AIR UNTUK KEPERLUAN PERUMAHAN DAN PERUSAHAAN

DAN PERUMAHANd. GOL D : AIR UNTUK KEPERLUAN PERTANIAN, USAH

PERKOTAAN, INDUSTRI DAN UNTUK TENAGA AIR.

2. BAKU MUTU UDARAa. BAKU MUTU UDARA AMBIENB. BAKU MUTU UDARA EMISI

3. BAKU MUTU AIR LAUTa. KAWASAN PARAWISATA & REKREASI UNTUK MANDI & RENANGb. KAWASAN PARIWISATA & REKREASI UMUM & ESTETIKAc. KAWASAN BUDIDAYA BIOTA LAUTd. KAWASAN TAMAN LAUT & KONSERVASIe. UNTUK BAHAN BAKU & DAN PROSES PERTAMBANGAN & INDUSTRIf. KAWASAN SUMBER AIR PENDINGIN UNTUK KEGIATAN PERTAMBANGAN &

INDUSTRI.

OHT2-4

52

3. INTEGRASI ASPEK LINGKUNGAN PADA

KEGIATAN PROYEK

3.1. AMDAL : HASIL STUDI MENGENAI DAMPAK PENTING SUATU KEGIATAN YANG DIRENCANAKAN TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP YANG DIPERLUKAN BAGI PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

AMDAL DAPAT DIBEDAKAN MENURUT JENIS KEGIATANYA

1. AMDAL SEKTORAL

2. AMDAL KAWASAN

3. AMDAL TERPADU/MULTI SEKTOR

4. AMDAL REGIONAL

OHT3-1

53

DOKUMEN AMDAL TERDIRI DARI ATAS BERBAGAI

DOKUMEN SBB :

A. KA-AMDALRUANG LINGKUP STUDI ANDAL YANG MERUPAKAN HASIL PELINGKUPAN ATAU PROSES PEMUSATAN STUDI PADA HAL-HAL PENTING YANG BERKAITAN DENGAN DAMPAK PENTING

B. ANDALDOKUMEN YANG MENELAAH SECARA CERMAT DAN MENDALAM TENTANG DAMPAK PENTING SUATU RENCANA ATAU KEGIATAN.

C. RKL (RENCANA KELOLA LINGKUNGAN)DOKUMEN YANG MENGANDUNG, UPAYA PENANGANAN DAMPAK PENTING TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP YANG DITIMBULKAN OLEH RENCANA KEGIATAN.

d. RPL( RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN)DOKUMEN YANG MENGANDUNG UPAYA PEMANTAUAN KOMPONEN LINGKUNGAN HIDUP YANG TERKENA DAMPAK PENTING AKIBAT RENCANA KEGIATAN

OHT3-2

54

3.2. KEDUDUKAN AMDAL DALAM PROSES

PENGEMBANGAN PROYEK

1. PENYARINGAN AMDAL PADA TAHAP PERENCANAAN UMUM

2. PERLINDUNGAN DAN KA-ANDAL PADA TAHAP PRASTUDI KELAYAKAN

3. STUDI ANDAL APDA SETIAP STUDI KELAYAKAN

4. PENJABARAN RKL & RPL PADA TAHAP PERENCANAAN TEKNIS

5. PELAKSANAAN RKL DAN RPL

A. PADA TAHAP PRA-KONSTRUKSI

B. PADA TAHAP KONSTRUKSI

OHT3-3

55

PROSES PENYUSUNAN AMDAL

DIAGRAM ALIR JENIS DOKUMEN Informasi Proyek

• Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)

• Analisis Dampak

• Lingkungan (ANDAL)

• Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RKL dan RPL)

• Gambar kerja dan syarat-syarat pelaksanaan yang mencakup rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang dituangkan dalam dokumen kontrak.

• Standar operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana pengelolaan lingkungan.

• Tata cara penilaian hasil pelaksanaan RKL dan RPL.

• Dokumen RKL dan RPL yang telah dimantapkan.

• Dokumen pelaksanaan pemantauan lingkungan.

Komponen kegiatan yang berpotensi

menimbulkan dampak penting

Komponen kegiatan yang berpotensi terkena dampak

penting

Prakiraan dan evaluasi dampak

Rumusan penanganan dampak

Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan (KL) dan Pemantauan Lingkungan

(PL)

Penilaian hasil pemantauan

Memadai

Lanjutkan KL dan PL sampai dampak negatif sekecil mungkin dan manfaat proyek sesuai yang

direncanakan

Perbaikan RKL & RPL

Ya

Tidak

OHT3-4

56

4. PENANGANAN DAMPAK LINGKUNGAN PADA

PEKERJAAN KONSTRUKSI

4.1. PRINSIP DASAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

1. PRINSIP PENGELOLAAN LINGKUNGAN

A. PREVENTIF (PENCEGAHAN)

B. KURATIF (PENANGGULANGAN)

C. INSENTIF (KOMPENSASI)

2. PENDEKATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN

A. PENDEKATAN TEKNOLOGI

B. PENDEKATAN EKONOMI

C. PENDEKATAN INSTUTISIONAL/KELEMBAGAAN

3. MEKANISME PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN

OHT4-1

57

4.2. KOMPONEN KONSTRUKSI YANG

MENIMBULKAN DAMPAK1. PERSIAPAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI

A. MOBILITAS PERALATAN BERAT

B. PEMBUATAN & PENGOPERASIAN BENGKEL, BESCAMP&PEMBERSIHAN LAHAN

C. PEMBUKAAN & PEMBERSIHAN LAHAN

2.PELAKSANAAN KEGIATAN KONSTRUKSI :

A. PEKERJAAN TANAH

B. PENGANGKUTAN TANAH

C. PEMBUATAN PONDASI (TIANG PONDASI)

D. PEMBUATAN STRUKUR BANGUNAN

E. PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN

F. PEKERJAAN PENGAIRAN (SALURAN, TANGGUL, SUDETAN SUNGAI, BENDUNG, BENDUNGAN)

OHT4-2

58

DAMPAK YANG TIMBUL PADA PEKERJAAN

KONSTRUKSI DAN UPAYA MENANGANINYA

1. MENINGKATNYA PENCEMARAN UDARA DAN DEBU .

2. TERJADINYA EROSI & LONGSORAN TANAH SERTA GENANGAN AIR

3. PENCEMARAN KUALITAS AIR

4. KERUSAKAN PRASARANA JALAN DAN FASILITAS UMUM

5. GANGGUAN LALU LINTAS

6. BERKURANGNYA KEANEKA RAGAMAN FAUNA

OHT4-3

59

5.SOSIAL BUDAYA DAN HUBUNGAN MASYARAKAT

5.1. SOSIAL BUDAYA

DALAM UU NO.22 TAHUN 1999 TENTNG PEMERINTAHAN DAERAH PADA PASAL III AYAT (2) TERTULIS

PERATURAN DAERAH, SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT (1) WAJIB MENGAKUI & MENGHORMATI HAK, ASAL USUL DAN ADAT ISTIADAT DESA :

CONTOH :

1. MEKANISME PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN CARA MUSYAWARAH WARGA MASYARAKAT TERMASUK TOKOH ADAT SETEMPAT.

2. DAERAH OTONOMI KHUSUS DENGAN MENERAPKAN SYARIAT ISLAM DIWILAYAHNYA.

3. MASYARAKAT DENGAN TATANAN SOSIAL YANG TERATUR DAN KHAS YAITU”SISTEM SUBAK” , DENGAN DESA BANYAK.

OHT5-1

60