MODUL Semester 1 Revisi PLH
-
Upload
sonicsquad -
Category
Documents
-
view
845 -
download
14
Transcript of MODUL Semester 1 Revisi PLH
B A B I
1
P E N D A H U L U A N
1. Deskripsi Modul
Pendidikan Lingkungan Hidup memiliki fungsi yang sangat penting dalam
meningkatkan kepedulian dan kesadaran siswa terhadap lingkungan. Pendidikan
Lingkungan Hidup dilakukan tidak hanya di dalam kelas tetapi dapat dirancang di luar
kelas, lebih fleksibel dan terbuka sehingga diharapkan kegiatan pembelajaran dapat
berlangsung menyenangkan untuk mempelajari masalah lingkungan hidup secara
nyata.
Siswa dapat mempelajari masalah lingkungan hidup dengan cara
mengobservasi fakta-fakta yang terjadi di lingkungan rumah, sekolah, dan lingkungan
yang lebih luas, seperti mengamati kondisi lingkungan sungai, hutan, taman kota,
sebagainya. Siswa juga dapat mempelajari lingkungan industri, lingkungan perkotaan
yang padat kendaraan, pengaruh pencemaran pada air, tanah dan sebagainya.
Materi pokok yang dibahas dalam modul Pendidikan Lingkungan Hidup ini
meliputi:
Konsep Dasar Lingkungan Hidup
K3 (Ketertiban, Kebersihan, dan Keindahan)
P4LH (Pembibitan, Penanaman, Pemeliharaan dan Pengawasan)
Keterlibatan siswa dalam lingkungan yang nyata itu akan membelajarkan
dirinya tentang masalah-masalah lingkungan terjadi dalam kondisi yang kompleks.
Dalam pembelajaran PLH kegiatan siswa dapat lebih leluasa. Siswa dapat berimprovisasi
dalam menciptakan lingkungan. Kegiatan itu dapat berupa karya seni dan teknologi
yang berkaitan dengan keindahan, dapat berupa pemanfaatan limbah, dapat berbentuk
eksperimen mini, dapat berbentuk pembudidayaan. Dalam hal ini yang terpenting
terkait dengan kurikulum yang sudah ditentukan. Dalam konteks itu siswa mampu
memberdayakan potensi dan menumbuhkan kreativitas yang dimilikinya serta siswa
diharapkan memiliki kepedulian terhadap masalah lingkungan yang dihadapinya
berdasarkan kondisi sumber daya lingkungan yang ada di lingkungan masing-masing.
2. Petunjuk Penggunaan Modul
2
Sebelum mempelajari modul berikut perhatikanlah dan ikutilah petunjuk-
petunjuk serta cara-cara mempelajarinya baik oleh siswa maupun oleh guru atau
fasilitator agar pembelajaran dapat berjalan sesuai prosedur yang ada pada
petunjuk penggunaan modul tersebut.
1. Penjelasan untuk siswa:
a. Pelajari secara berurutan dari kegiatan belajar 1, kegiatan belajar 2 sampai
kegiatan belajar 6.
b. Persiapkan alat tulis dan bahan praktek yang diperlukan sesuai sub
kompetensi yang diperlukan.
c. Kerjakan lembar tugas untuk siswa pada setiap kegiatan belajar.
d. Lakukan pengamatan sesuai petunjuk lembar tugas siswa.
e. Buatlah laporan dan pendokumentasian kegiatan praktek sesuai petunjuk
lembar tugas siswa.
f. Apabila ada hal yang kurang dimengerti tanyakan ke fasilitator atau guru.
2. Peran fasilitator:
a. Membantu siswa dalam merencanakan proses pembelajaran.
b. Membimbing siswa melalui tugas – tugas pelatihan yang dijelaskan dalam
tahapan belajar.
c. Membantu siswa memahami konsep-konsep dan praktek baru serta
menjawab pertanyaan siswa mengenai proses pembelajaran.
d. Membantu siswa untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan
lain yang diperlukan untuk belajar.
e. Mengorganisasikan kegiatan belajar secara berkelompok.
f. Merencanakan proses penilaian dan menyiapkan perangkatnya.
g. Melaksanakan penilaian.
h. Menjelaskan kepada siswa tentang sikap, pengetahuan, dan keterampilan
dari semua kompetensi yang perlu untu dibenahi dan merundingkan
rencana pembelajaran selanjutnya.
i. Mencatat pencapaian kemajuan siswa.
j. Mengadakan remedial bagi siswa yang belum kompeten.
3. Tujuan Pencapaian Akhir
3
Keberhasilan kegiatan pembelajaran Pendidikan Lingkuangan Hidup yang harus
dicapai adalah:
a. Siswa mempunyai pengalaman belajar konkrit dan langsung tentang masalah-
masalah yang terjadi di lingkungan sekitar.
b. Siswa dapat menyadari dan menghayati masalah-masalah yang berkaitan
dengan lingkungan hidup.
c. Siswa menjadi terbuka pikirannya terhadap masalah yang diharus dipecahkan
berkaitan dengan lingkungan hidup melalui praktek di lapangan.
d. Siswa peduli dan berperan aktif untuk memelihara dan melestarikan
lingkungan hidup.
e. Siswa dapat menikmati hasil belajar berupa pengetahuan, perubahan sikap,
keterampilan dan menikmati hasil secara ekonomis.
Kegiatan Belajar 1
4
SUDUT PANDANG TENTANG SAMPAH
MEMAHAMI KONSEP DASARLINGKUNGAN
1.1. Lingkungan Hidup
Pengertian lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Pendidikan Lingkungan Hidup memiliki fungsi yang sangat penting dalam meningkatkan
kepedulian dan kesadaran siswa terhadap lingkungan.
1.2. Unsur – Unsur Lingkungan
1.2.1. Unsur Abiotik
Unsur abiotik adalah komponen tak hidup yang meliputi udara, air,
mineral, cahaya (sinar matahari), angin, kelembaban, suhu, keasaman (pH) dan
kadar garam (salinitas).
a. Udara
Udara di atmosfer kita tersusun atas Nitrogen (N2, 78 %), Oksigen (O2, 21 %),
Karbondioksida ( CO2, 0,03 % ), dan gas lainnya.
- Nitrogen
Nitrogen merupakan gas yang diperlukan oleh makhluk hidup untuk
membentuk protein dan persenyawaan lainnya.
- Oksigen
Oksigen (O2) merupakan gas yang berguna dalam pernafasan. Makanan
(karbohidrat) yang ada di dalam sel mengalami oksidasi (pembakaran
dengan oksigen). Baik tumbuhan, manusia, hewan memerlukan oksigen
dari udara bebas untuk mendapatkan energi. Oksidasi tersebut sering
disebut sebagai pernafasan sel.
- Karbon dioksida (CO2)
Karbon dioksida sangat diperlukan tumbuhan dalam proses Fotosintesis.
Hasil fotosintesis adalah amilum dan oksigen yang sangat dibutuhkan
oleh manusia untuk sumber makanan dan pernafasan. Sumber-sumber
CO2,misalnya asap kendaraan, asap pabrik, asap pembakaran
sampah,asap dapur, dan lain-lain.
5
Contoh : Tumbuhan yang dapat menyerap CO2
b. Air
Sekitar 80% - 90% tubuh makhluk hidup tersusun atas air. Air sangat
berperan dalam menentukan keanekaragaman makhluk hidup. Aktivitas kita
sehari-hari banyak memerlukan air untuk minum, mandi, mencuci,
memasak, membersihkan rumah, menyiram tanaman, dll.
c. Mineral
Mineral yang diperlukan tumbuhan misalnya belerang (S), Fosfat (P), Kalium
(K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Besi (Fe), Natrium (Na), Khlor (Cl) dan
sebagainya.
d. Cahaya (Sinar Matahari)
Cahaya matahari digunakan tumbuhan untuk melakukan fotosintesis. Tanpa
cahaya matahari tumbuhan tidak bisa hidup dan selanjutnya makhluk hidup
yang lain juga tidak akan memperoleh kehidupan. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa matahari merupakan sumber energi bagi makhluk hidup di
bumi.
e. Angin
Angin berperan membantu penyerbukan tumbuh-tumbuhan, menyebarkan
spora dan biji tumbuhan .
f. Kelembaban
Kelembaban memegang peranan penting dalam menjaga agar organisme
tidak cepat mengering karena penguapan. Beberapa mikroorganisme seperti
jamur dan bakteri tidak dapat hidup di tempat-tempat yang kering.
g. Suhu
6
Makhluk hidup rata-rata dapat bertahan hidup hanya pada kisaran suhu 0oC
– 40oC. Umumnya makhluk hidup tidak tahan terhadap suhu panas di atas
40oC, karena suhu demikian dapat mematikan. Namun beberapa macam
ganggang biru dapat tahan hidup sampai suhu 70oC. Indonesia yang terletak
di daerah khatulistiwa, memiliki suhu yang hangat sepanjang tahun, rata-
rata 27oC. Suhu ini sangat ideal bagi kelangsungan hidup makhluk hidup.
Karenanya Indonesia memiliki keanekaragaman biota yang tinggi
dibandingkan dengan daerah lain.
h. Keasaman (pH)
Keasaman juga berpengaruh terhadap makhluk hidup. Biasanya makhluk
hidup memerlukan lingkungan yang memiliki pH netral . Makhluk hidup tidak
dapat hidup di lingkungan yang terlalu asam atau basa. Umumnya tanah di
Kalimantan bersifat asam sehingga sulit dijadikan areal pertanian. Jika tidak
diolah dan dinetralkan terlebih dahulu. Tanah berhumus seringkali bersifat
asam. Untuk menetralkan dapat diberi bubuk kapur. Tanah berkapur
seringkali bersifat basa. Untuk menetralkan dapat diberi bubuk belerang
i. Kadar Garam (Salinitas)
Jika kadar garam tinggi, sel-sel akar tumbuhan akan mati dan akhirnya
tumbuhan itu akan mati. Di daerah yang berkadar garam tinggi hanya hidup
tumbuhan tertentu, misalnya pohon bakau yang tahan terhadap lingkungan
berkadar garam tinggi.
7
Contoh Tanaman Mangrove yang tumbuh di daerah pantai
1.2.2. Unsur Biotik
Unsur biotik adalah makhluk hidup yang meliputi manusia, hewan dan
tumbuhan.
a. Organisasi Makhluk Hidup
Bila kita perhatikan makhluk hidup yang ada di sekitar kita baik hewan,
tumbuhan dan manusia yang ada di sekitar kita, secara alami tidak pernah
hidup sendiri-sendiri. Dalam ekosistem tumbuhan berperan sebagai
produsen, hewan berperan sebagai konsumen dan mikroorganisma/mikroba
berperan sebagai dekomposer/pengurai.
Tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup meliputi:
1. Individu
Individu merupakan organisme makhluk tunggal seperti: seekor kucing,
sebatang pohon jambu, sebatang pohon kelapa dan seorang manusia.
8
2. Populasi
Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah
dan waktu tertentu. Misalnya sekelompok semut, populasi pohon pisang
di kelurahan Kiara pada tahun 2007.
3. Komunitas
Komunitas adalah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada
suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan saling
mempengaruhi satu sama lain. Contohnya komunitas kolam dan
komunitas sawah, komunitas guru, komunitas siswa.
4. Ekosistem
Ekosistem adalah Hubungan antara makhluk hidup baik manusia, hewan,
tumbuhan dengan lingkungan, misalnya ekosistem hutan, desa, kota, dll.
5. Biosfer
Adalah bumi dan segenap isinya.
1.3. Hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan serta kegiatan yang
mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan
Manusia dan lingkungan pada hakekatnya merupakan satu bangunan yang saling
menguatkan. Karena manusia amat tergantung pada lingkungan, sedang lingkungan juga
bergantung pada aktivitas manusia. Munculnya masalah lingkungan karena adanya
perubahan lingkungan, sehingga lingkungan itu tidak sesuai lagi untuk mendukung
kehidupan manusia dan mengganggu kesejahteraannya.
Lingkungan hidup kita kian tak nyaman saja, masalah banjir, masalah sampah,
pengelolaan lingkungan, pembalakan hutan secara liar, erosi dan sejumlah bencana
seolah tak mau pergi. Perlu perubahan revolusioner pada mental dan sikap warga
masyarakat kita yang dinilai telah rusak ini. Dari yang berorientasi keuntungan semata ke
orientasi pewarisan kekayaan alam dalam bentuk yang tetap utuh dan nyaman, kepada
generasi yang akan datang.
Tidak bersahabatnya alam akhir-akhir ini juga patut kita renungkan, Ada apa
sebenarnya dengan alam ini, Air hujan sudah tidak lagi menjadi berkah, sudah tidak bisa
menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan berbagai jenis buah-buahan, di kawasan
9
pegunungan ia menjadi ancaman longsor dan banjir bandang. Sementara di kawasan
perkotaan ia menjadi ancaman banjir, dan ironisnya meskipun musim hujan air bersih
sulit untuk di dapat.
Ada yang menyebut sebagai gejala alam, alam sudah tidak bersahabat lagi,
padahal alam dilahirkan sudah demikian seimbang dan sudah menjadi hukum alam kalau
air akan mengalir menuju ke dataran yang lebih rendah, jika di daerah hulu tanaman
ditebangin, hutan digunduli, disulap menjadi perumahan mewah, villa-villa megah,
daerah objek wisata yang membangun bungallow, gedung pertemuan, serta sarana
prasarana yang membabat lahan hijau, tanpa ada konservasi (perlindungan dan
pelestarian) alam yang seimbang sehingga daerah resapan airpun menjadi berkurang
bahkan hilang. Kemudian di daerah hilir sungai-sungai dijadikan tempat pembuangan
sampah, limbah rumah tangga, limbah pabrik yang mengandung B3(Berbau, beracun dan
berbahaya), yang mengakibatkan pendangkalan sungai, bahkan bantaran sungaipun
tidak luput dijadikan rumah tempat tinggal sehingga ketika datang musim penghujan
sungaipun tidak mampu lagi menampung air dari hulu yang mengalir dengan derasnya
karena sudah hilangnya daerah penahan resapan air sehingga akhirnya air akan meluap
ke pemukiman-pemukiman penduduk dan terjadilah bencana banjir yang meluluh
lantakkan sendi-sendi kehidupan dan perekonomian
Lingkungan sepertinya sudah tidak ramah lagi kepada manusia apakah itu musim
kemarau ataupun musim hujan. Di musim kemarau air menjadi barang yang sangat
langka, sungaipun kering kerontang, dan tanah sudah tidak lagi menyisakan cadangan
air, hutan bukan lagi tempat yang nyaman untuk dijadikan tempat berteduh, karena
pembakaran hutan yang semena-mena dilakukan oleh orang yang ingin dengan
mudahnya membuka lahan terbuka secara murah sehingga dengan ganasnya api
membakar jutaan hektar hutan yang notabene sebagai areal penyimpan cadangan air
dan daerah peresapan air.
Penjelasan di atas merupakan gambaran bahwa yang salah bukannya alam,
tetapi ulah manusia itu sendiri yang tidak bertanggung jawab, yang penting saya bisa
hidup enak, sebagai contoh orang membangun rumah atau villa seenaknya saja tanpa
pernah berfikir dampak dari perilaku dan pola tindaknya yang sudah merusak ekosistem
dan akan melahirkan bencana besar serta merugikan orang lain. Orang tersebut sudah
djolim dan aniaya terhadap dirinya sendiri juga orang lain.
10
Berdasarkan gambaran di atas bahwa betapa pentingnya kita perduli dan ikut
memelihara keseimbangan lingkungan, karena kalau lingkungan kita rusak maka
populasi yang hidup dalam lingkungan rusak tersebut akan menuai bencana. Oleh karena
itu dengan diberikannya materi Pendidikan Lingkungan Hidup di sekolah diharapkan
akan memberikan kesadaran siswa untuk perduli dan cinta terhadap lingkungan.
Lingkungan yang dimaksud dimulai dari diri sendiri, lingkungan sekolah, lingkungan
rumah, lingkungan kota Bandung dan lingkungan terbesar adalah dunia.
Diawali dengan menyenangi dan menyayangi lingkungan diharapkan kita mampu
menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, asri, dengan menerapkan konsep P4LH
(Pembibitan, Penanaman, Pemeliharaan dan Pengawasan Lingkungan Hidup). Proses
pembibitan dan penanaman mungkin bisa dilaksanakan dengan mudah, tapi yang paling
penting adalah bagaimana kita mampu memelihara dan mengawasi sehingga pohon
yang kita tanam bisa hidup dan tumbuh berkembang. Dengan tumbuhnya pohon-pohon
yang memiliki zat hijau daun baik tanaman hias, tanaman sayuran, tanaman berakar kuat
atau tanaman pelindung, tanaman obat,dan lain-lain sehingga lingkungan yang hijau,
asri dapat menghasilkan oksigen yang segar dan dapat memberikan udara yang bersih
bebas polusi.
Tanaman hias yang kita tanam baik yang berbunga atau tidak berbunga dapat
memperindah dan mempercantik serta memberikan kesegaran lingkungan kita.
Tanaman sayuran yang kita tanam dapat kita konsumsi sebagai sumber makanan sehat
bahkan kalau dalam jumlah yang banyak dapat kita jadikan sebagai komoditi yang bisa
dijual sebagai sumber penghasilan. Pohon pelindung atau tanaman yang berakar kuat
seperti yang ada di hutan-hutan, di depan rumah, di pinggir jalan dapat dijadikan sebagai
pohon pelindung yang dapat menyerap dan menyimpan air ketika terjadi turun hujan.
Sehingga bencana banjir dan longsor ketika musim hujan tidak akan terjadi dan pada
musim kemarau tidak akan terjadi kekeringan karena sumber air yang disimpan oleh
akar pohon dapat dijadikan sebagai sumber persediaan air.
Lingkungan alam yang terjadi sekarang berhubungan erat dengan kegiatan
manusia dan perkembangan kebudayaan manusia yang memiliki kemampuan untuk
beradaftasi dengan lingkungan dibandingkan dengan makhluk hidup lain. Bahkan akal
budi manusia mampu memanfaatkan/ mengeksploitasi alam lingkungan untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Hal ini ditunjang oleh perkembangan teknologi dan ilmu
pengetahuan yang begitu pesat.
11
Proses perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan berdampak positif dan
negatif bagi manusia itu sendiri. Salah satu dampak negatif terhadap lingkungan adalah
terjadinya pencemaran terhadap lingkungan.
Pencemaran adalah keadaan dimana masuknya zat-zat ke dalam tanah, air, dan
udara sehingga mengganggu susunan tanah, air, dan udara. Hal ini dapat mengakibatkan
kerusakan kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan (Soeganto 1976)
Sebab-sebab terjadinya pencemaran lingkungan adalah:
a. Kepadatan Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk yang sangat pesat menuntut tersedianya sumber daya alam
yang banyak. Persediaan air yang jernih dan berkualitas baik sudah semakin langka,
demikian juga kebutuhan lainnya.
b. Kemiskinan Ekonomi
Tuntutan kebutuhan sandang, pangan, dan papan semakin meningkat lebih cepat dari
kegiatan produksi sehingga lingkungan hidup semakin tertekan. Oleh karena itu mentalitas
manusia harus dapat memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa harus merusak lingkungannya.
c. Kemiskinan Pengetahuan
Masalah lingkungan berkaitan erat dengan rendahnya pengetahuan contohnya:
membuang sampah ke sungai, menangkap ikan menggunakan pukat harimau sehingga
selain ikan yang mati juga dapat mematikan populasi yang ada di laut serta mencemari air
laut itu sendiri.
d. Perkembangan Teknologi dan Industri
Perkembangan pengetahuan dan teknologi dapat menghasilkan produk yang berkualitas
untuk tujuan kesejahteraan manusia, namun dalam hal ini dapat juga mengakibatkan
buruk bagi manusia itu bila tidak terkendali dalam proses pembuatannya.
Macam-macam pencemaran yang terjadi dalam kehidupan kita yaitu:
1. Pencemaran Udara
Adanya zat /benda asing di udara yang menyebabkan perubahan komponen udara dari
keadaan normal yang disebabkan penggunaan bahan bakar fosil. Contoh sumber-sumber
pencemaran udara: akibat letusan gunung merapi, asap dari kebakaran hutan, asap dari
kendaraan bermotor, asap dari pabrik yang melakukan kegiatan produksi, dan lain-lain.
2. Pencemaran Air
12
Sumber –sumber pencemaran air: akibat dari limbah rumah tangga/ domestik yaitu limbah
yang dihasilkan dari aktifitas rumah tangga (sampah), limbah dari bengkel seperti oli,
limbah industri seperti limbah air raksa, timbal dan logam berat.
3. Pencemaran Tanah
Dalam keadaan normal, daratan dapat memberikan daya dukung bagi manusia seperti:
peternakan, pertanian, pemukiman, dan kehutanan. Tapi akan tercemar bila ada zat asing
yang masuk ke dalam tanah seperti bencana alam akibat banjir, gunung meletus, kegiatan
pertanian, terutama akibat dari residu(sisa) pemakaian zat-zat kimia yang memberantas
binatang-binatang,tumbuh-tumbuhan pengganggu seperti insektisida, pestisida, herbisida
atau fungisida. Demikian pula akibat pemakaian pupuk anorganik dan lain-lain.
13
Tugas untuk siswa:
1. Buatlah artikel tentang hubungan yang harmonis antara manusia dengan
lingkungan!
2. Buatlah kliping akibat pencemaran udara, air dan tanah!
Lembar Kegiatan Siswa :
Nama Siswa : …………………………………………………………………………………
Judul Artikel :
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………
Penjelasan:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
14
Kegiatan Pembelajaran 2
MENERAPKAN NILAI-NILAI KETERTIBAN, KEBERSIHAN, DAN KEINDAHAN DALAM KEHIDUPAN DI RUMAH, SEKOLAH DAN DI MASYARAKAT
2.1. Mencintai Budaya Tertib, Budaya Bersih, dan Nilai-Nilai Keindahan dalam Kehidupan
2.1.1. Hak dan kewajiban sebagai individu dan warga tentang K3 dipahami dan di
apresiasi dengan benar
Pengertian peranan adalah serangkaian hak dan kewajiban yang bersifat
timbal balik dalam hubungan antar individu. Sebagai seorang siswa dalam
lingkungan sekolah hendaknya berupaya menciptakan lingkungan sekolah yang
sehat sesuai dengan K3 (Ketertiban Kebersihan dan Keindahan), yaitu:
1. Melaksanakan program K3.
2. Menjaga dan memelihara lingkungan yang bersih dan nyaman.
3. Turut berpartisipasi dalam kegiatan yang berkaitan dengan hari lingkungan dan
peduli terhadap lingkungan.
4. Melakukan penanaman dan penghijauan serta memperindah lingkungan
sekolah.
2.1.2. Jenis-jenis pelanggaran dan sanksi terhadap pelaksanaan K3 dipahami dan
diapresiasi dengan baik.
Dalam rangka menciptakan ketertiban di lingkungan daerah, ada beberapa
pasal dalam peraturan yang melarang setiap warga melakukan hal-hal diantaranya:
1. Menjual/menangkap hewan-hewan yang dilesterikan
2. Membuang benda yang berbau busuk
3. Berusaha/berdagang di atas trotoar
4. Mengotori /merusak jalan, jalur hijau, taman kota, hutan kota
5. Membakar sampah di badan jalan
6. Membuang limbah B3(Berbau, Beracun dan Berbahaya) ke dalam sumber air/
saluran air minum dan lain-lain
7. Membuang benda-benda padat/cair berupa limbah ke dalam maupun sekitar
sungai
8. Mengemis di tempat umum
15
9. Menggelandang tanpa mata pencaharian
10. Menyediakan rumah untuk tempat asusila
Adapun sanksi-sanksi yang diberikan menurut Peraturan Daerah (Perda)
Pemerintah kota Bandung No. 11 tahun 2005 tentang K3 diantaranya:
1. Pejalan kaki yang tidak menggunakan jembatan penyebrangan atau zebra cross
didenda Rp. 250.000,-(dua ratus lima puluh ribu rupiah).
2. Merusak trotoar /jalan didenda Rp. 250.00,-(dua ratus lima puluh ribu rupiah).
3. Merokok di tempat umum didenda Rp. 5.000.000,-(lima juta rupiah)
4. Membuang benda berbau busuk dan mengganggu penduduk sekitar didenda
Rp. 250.000,-(dua ratus lima puluh ribu rupiah)
5. Membakar sampah /kotoran di badan jalan, jalur hijau, taman, selokan dan
tempat umum didenda Rp. 1.000.000,-(satu juta rupiah)
6. Perusahaan/industri yang membuang limbah B3(Beracun, Berbau dan
Berbahaya) dendanya Rp. 50.000.000,-(lima puluh juta rupiah)
7. Membuat, mengedarkan, menyimpan, menimbun, menjual, menyulut petasan
tanpa izin dendanya Rp. 5.000.000,-(lima juta rupiah)
8. Menjual minuman keras tanpa izin dendanya Rp.5.000.000,-(lima juta rupiah)
9. Memperjualbelikan hewan-hewan yang dilestarikan dan atau membiarkan
hewan peliharaan di tempat umum dendanya Rp. 5.000.000,-(lima juta rupiah)
10. Menangkap dan memelihara binatang-binatang yang dilestarikan dendanya
Rp. 5.000.000,-(lima juta rupiah)
11. Bermain layangan, ketepel, panah, melempar batu dan benda-benda lainnya di
jalur lalu lintas dendanya Rp. 250.000,-(dua ratus lima puluh ribu rupiah).
12. Berusaha atau berdagang di trotoar/jalan/badan jalan, taman jalur hijau, tanpa
izin di denda Rp. 1.000.000,-(satu juta rupiah)
13. Mencuci mobil, menyimpan, menjadikan garasi, membiarkan kendaraan
rusak,rongsokan, memperbaiki kendaraan beberapa hari lamanya dan
mengecat kendaraan di bahu jalan dan trotoar didenda Rp. 5.000.000,-(lima
juta rupiah)
14. Memasang portal penghalang jalan dan polisi tidur pada jalan umum tanpa izin
dari walikota atau pejabat yang ditunjuk dendanya Rp. 1.000.000,-(satu juta
rupiah)
16
15. Menggelandang, mengemis, di tempat dan di muka umum serta fasilitas sosial
lainnya didenda Rp. 250.000,-(dua ratus lima puluh ribu rupiah).
16. Mengamen, mencari upah jasa dari pengelapan mobil, di simpang jalan/lampu
merah didenda Rp. 250.000,-(dua ratus lima puluh ribu rupiah)
17. Membuat gubug untuk tempat tinngal di bawah jembatan, di atas jembatan
penyebrangan dan taman-taman serta fasilitas umum lainnya didenda Rp.
1.000.000,-(satu juta rupiah)
18. Menghimpun anak-anak jalanan untuk dimanfaatkan meminta-minta,
mengamen, untuk diterik penghasilannya dan penyalahgunaan pemberdayaan
anak didenda Rp. 50.000.000,-(lima puluh juta rupiah)
19. Melakukan perbuatan asusila didenda Rp. 5.000.000,-(lima juta rupiah)
20. Menyediakan, menghimpun wanita tuna susila untuk dipanggil, memberi
kesempatan kepada khalayak umum untuk berbuat asusila didenda Rp.
50.000.000,-(lima puluh juta rupiah)
21. Membuang sampah, kotoran, atau barang bekas lainnya di saluran air,
selokan,jalan, trotoar dan tempat umum lainnya yang menggannggu
K3 didenda Rp. 5.000.000,-(lima juta rupiah)
22. Menyebarkan atau menempelkan selebaran, poster, slogan, pamplet, kain
bendera atau kain bergambar, spanduk, dan yang sejenisnya di sepanjang
jalan, pada rambu-rambu lalu lintas, tiang penerangan jalan, pohon-pohon
ataupun di bangunan-bangunan lain serta fasilitas umum didenda Rp.
1.000.000,-(satu juta rupiah)
23. Merubah, merusak, mengganggu, menebang, memangkas, sebagian atau
seluruhnya pepohonan pelindung jalan dan tanaman lainnya yang merupakan
fasilitas umum didenda Rp. 5.000.000,-(lima juta rupiah)
2.1.3. Menjadikan Budaya Tertib, Bersih dan Indah merupakan hal yang penting dalam
kehidupan
Menjalani kehidupan secara tertib baik di rumah, di sekolah, dan lingkungan
masyarakat akan melahirkan lingkungan hidup yang nyaman. Budaya tertib perlu
ditanamkan dalam kehidupan kita sehari hari, menanamkan nilai-nilai moral,
agama, sopan santun, perilaku yang bertanggung jawab dan peduli terhadap
lingkungan. Sehingga dapat membentuk karakter pribadi yang baik dalam menjalai
17
kehidupannya. Dengan menjalankan kehidupan yang tertib dan perduli terhadap
lingkungan akan terciptakan suasana rumah yang nyaman, dan menyenangkan.
Pekerjaan rumah dikerjakan secara bersama-sama, dimulai dari membersihkan,
serta menata rumah, sehingga lingkungan rumah menjadi bersih, asri dan indah.
Di lingkungan sekolah seluruh warga sekolah sebaiknya taat dalam
menjalankan tata tertib sekolah, sehingga lingkungan sekolah yang tertib, disiplin
dapat diwujudkan, sekolah yang tertib, bersih dan indah akan memberikan suasana
yang nyaman serta kondusif dalam pelaksanaan KBM(Kegiatan Belajar Mengajar).
18
Tugas untuk siswa:
Buatlah pengamatan tentang kegiatan pelanggaran K3 yang sering ditemukan dalam kegiatan
sehari-hari!
Lembar Kegiatan Siswa :
Nama Siswa : ……………………………………………………………….…………………
Lokasi yang diamati:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………............................................………
Hasil Pengamatan:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………........
.....................................................................................................………........................................
19
Kegiatan Pembelajaran 3
BERBUDAYA TERTIB PADA LINGKUNGAN KELUARGA, SEKOLAHDAN MASYARAKAT
3.1. Berbudaya Tertib pada Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam lingkungan masyarakat. Keluarga
merupakan kelompok yang terbentuk dari ikatan perkawinan antara pria dan wanita.
Hubungan tersebut sedikit banyak akan berlangsung lama sehingga melahirkan satu
generasi ke generasi berikutnya. Jadi keluarga merupakan suatu kesatuan sosial yang
terdiri dari suami, istri beserta anak-anaknya yang bertumbuh sejak mulai dalam
kandungan ibunya sampai menjelang usia dewasa. Dalam proses regenerasi tersebut
hendaknya orangtua mulai menanamkan rasa cinta terhadap lingkungan, perduli terhadap
lingkungan sehingga akan terlahir generasi yang perduli dan mau memelihara lingkungan.
Pendidikan Lingkungan Hidup dapat mulai diterapkan di rumah sejak usia dini,
dimulai dari hal-hal yang kecil, contohnya anak ditugaskan untuk membereskan tempat
tidur dan membersihkan kamar tidurnya sendiri, menyapu dan membersihkan halaman
rumah, belajar menanam tanaman baik tanaman hias, sayuran, TOGA (Tanaman Obat dan
Keluarga) serta menyiram dan merawat tanaman. Dengan aktivitas tersebut diharapkan
akan tumbuh rasa cinta terhadap tanaman serta akan tercipta lingkungan rumah yang
sehat, bersih, sejuk, indah serta asri.
Halaman rumah yang ditanami pohon seperti tanaman hias, tanaman sayuran, TOGA
ataupun tanaman kuat akan menghasilkan udara yang sejuk dan segar karena pohon atau
tanaman tersebut mampu memproduksi oksigen dalam jumlah yang banyak. Pohon juga
dapat menyaring debu-debu yang akan masuk ke dalam rumah, sehingga rumah akan
tetap bersih, bebas dari debu serta gas-gas udara dari asap kendaraan, asap rokok serta
polusi udara lainnya.
Kegiatan lainnya yang perlu ditanamkan kepada anak adalah sikap perduli terhadap
lingkungan agar terbebas dari sampah. Biasakan membuang sampah pada tempatnya,
dimulai dari sampah terkecil misalnya sampah pembungkus permen, jangan dibuang
seenaknya misalnya dibuang ke pot tanaman, halaman dan lain-lain. Kalau kita belum
menemukan tong sampah lebih baik sampah itu kita kantongi dulu atau untuk sementara
simpan dulu ke dalam tas sampai kita menemukan tempat sampah baru kita
membuangnya.
20
Di lingkungan rumah juga bisa diterapkan pola pengelolaan sampah melalui Program
3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE).
1. Reduce adalah program pengurangan sampah.
Reduce
tindakan mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya sampah
Contohnya Gunakan produk yang dapat diisi-ulang Gunakan kertas pada dua muka Kurangi penggunaan barang sekali pakai Pilih produk dengan kemasan yang dapat didaur-ulang mengurangi sampah plastik, pembungkus plastik diganti dengan daun atau kertas
karena sampah daun dapat dijadikan pupuk organik sedangkan sampah kertas bisa didaur ulang sehingga dapat mengurangi volume buangan sampah ke TPSS (Tempat Pembuangan Sampah Sementara) dan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Sampah.
2. Reuse adalah program penggunaan kembali terhadap sampah.
Reuse
Kegiatan penggunaan kembali sampah secara langsung, baik untuk fungsi yang sama
maupun fungsi lain
Gunakan wadah/kantong secara berulang
Gunakan baterai recharger
Gunakan sisi kertas yang kosong untuk menulis
Berikan pakaian layak pakai kepada orang lain
Bekas kaleng biscuit, kaleng susu, kaleng bekas makanan lainnya dapat
dijadikan sebagai pot bunga, pot tanaman sayuran dan lain-lain . Sisa kain
perca juga dapat dijadikan keset, tatakan mangkok dan lain-lain,
3. Recycle adalah program daur ulang sampah.
memanfaatkan kembali sampah setelah melalui proses pengolahan
Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur-ulang dan mudah terurai
Lakukan pengomposan sampah
Lakukan pengolahan sampah menjadi produk berguna
Lakukan pembuatan kertas daur-ulang
4. memanfaatkan kembali sampah setelah melalui proses pengolahan
5. Contohnya sampah kertas dapat dijadikan bubur kertas kemudian dibentuk
menjadi kertas unik sehingga akan melahirkan souvenir-souvenir cantik seperti,
21
pigura foto, tempat pensil, hiasan dinding, dan lain-lain. Demikian pula bekas-
bekas kemasan yang menarik dapat dibuatkan wadah serta hiasan yang menarik.
PERUBAHAN PENGELOLAAN SAMPAH
Tugas untuk siswa:
Buatlah pengamatan terhadap lingkungan rumah sendiri, gambarkan denah rumah anda
apakah sudah tercipta lingkungan yang tertib, bersih, asri, terdapat tanaman hias atau pun
pohon lainnya sebagai produsen oksigen dan udara segar!
Lembar Kegiatan Siswa:
Nama Siswa : ……………………………………………………………………….…………
Lokasi yang diamati:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………
Hasil Pengamatan:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
22
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
3.2. Berbudaya Tertib pada Lingkungan Sekolah
a. Pengertian dan Defenisi
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan
akhlak manusia, serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Sekolah adalah lembaga penyelenggaraan pendidikan formal mulai dari
tingkat pendidikan dasar hingga perguruan tinggi yang terdiri atas unsure-unsur
fisik sekolah, warga sekolah dan lingkungan sekitar.
Warga sekolah adalah Kepala Sekolah, staf pimpinan sekolah, tata usaha,
guru, siswa, siswi, staf pendukung (petugas kebersihan, satpam, pengelola unit
kegiatan/usaha di sekolah) sedangkan warga sekitar sekolah adalah warga
masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar sekolah dan /atau warga
23
masyarakat yang mempunyai hubungan langsung dan tidak langsung dengan
lingkungan sekolah.
Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL) adalah Pengelolaan pendidikan formal
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, yang dilandasi oleh kesadaran
dan pemahaman atas kondisi lingkungan sekolah dan lingkungan sekitar saat ini
sebagai satu unit lingkungan terkecil, dalam rangka mengembangkan cipta, rasa,
karsa, dan karya untuk memelihara, memperbaiki, dan meningkatkan kualitas
lingkungan hidup saat ini dan yang akan datang.
b. Visi dan Misi
Visi sekolah berbudaya lingkungan (SBL) adalah “Terbentuknya Generasi Yang
Peduli Lingkungan Dan Mampu Mengimplementasikan Kepeduliannya Dalam
Kehidupan Sehari-Hari”.
Misi SBL adalah:
Mengembangkan sumber daya manusia yang memahami dan sadar terhadap
kondisi dan lingkungan saat ini, terutama lingkungan sekolah dan lingkungan
sekitarnya.
Mengembangkan sumber daya manusia yang mampu merumuskan upaya
untuk memelihara, memperbaiki dan meningkatkan kualitas lingkungan
terutama lingkungan sekolah dan sekitarnya.
Mengembangkan sumber daya manusia yang peduli lingkungan terutama
lingkungan sekolah dan sekitarnya, serta mau dan mampu mewujudkan
kepeduliannya dalam kehidupan sehari-hari.
c. Tujuan SBL
Tujuan umum “Sekolah Berbudaya Lingkungan“ (SBL) adalah menyediakan
wahana yang mampu mendukung dan berperan nyata dalam upaya menumbuh
kembangkan sumber daya manusia yang berbudaya lingkungan. Dalam arti sadar
dan memahami kondisi lingkungan sekolah dan lingkungan sekitarnya, serta mampu
mengembangkan cipta, rasa, karsa, dan karya untuk memelihara, memperbaiki, dan
meningkatkan kualitas lingkungan hidup saat ini dan yang akan datang.
Tujuan umum tersebut dijabarkan dalam tujuan-tujuan antara lain:
24
1. Memfasilitasi dalam upaya menumbuh kembangkan sumber daya manusia yang
mampu memahami dan sadar terhadap kondisi lingkungan saat ini, terutama
lingkungan sekolah dan lingkungan sekitarnya sebagai satu unit ekosistem.
2. Memfasilitasi dalam upaya menumbuh kembangkan sumber daya manusia yang
mampu merumuskan upaya untuk memelihara, memperbaiki, dan
meningkatkan kualitas lingkungan terutama lingkungan sekolah dan lingkungan
sekitarnya sebagai satu unit ekosistem.
3. Memfasilitasi dalam upaya menumbuh kembangkan sumber daya manusia saat
ini yang peduli terhadap lingkungan terutama lingkungan sekolah dan
lingkungan sekitarnya sebagai satu unit ekosistem serta mewujudkan
kepeduliannnya tersebut dalam kehidupan sehari – hari.
3.3. Berbudaya tertib pada lingkungan masyarakat
Mencintai lingkungan sangat perlu bagi setiap warga masyarakat, agar lingkungan
yang kita tempati memberikan kenyamanan dalam kehidupan kita. Manusia memiliki
hubungan timbal balik dengan lingkungan, maka jika manusia bertindak seenaknya
terhadap lingkungan, hanya mementingkan kebutuhannya sendiri tanpa memperhatikan
keseimbangan alam maka akan mengakibatkan bencana. Oleh karena itu sebaiknya dalam
pengelolaan kota harus melakukan pendekatan ekosistem.
Contohnya seperti bencana banjir yang terjadi di Jakarta yang diakibatkan oleh
warga masyarakat yang bersikap tidak bertanggung jawab, dimana daerah BOPUNJUR
(Bogor Puncak Cianjur) yang notabene sebagai daerah resapan air, hutannya, tanamannya
ditebangin disulap menjadi perumahan mewah, villa-villa, daerah wisata, dan lain-lain,
sehingga ketika hujan turun daerah resapan air itu tidak mampu menyerap air, akhirnya air
dengan cepat mengalir ke dataran rendah yang muaranya adalah Jakarta, sementara
sungai ciliwung sebagai sungai yang dapat menampung aliran air sudah mengalami
pendangkalan akibat masyarakat yang membuang sampah ke sungai, akibatnya air yang
tidak tertampung baik di daerah resapan atau pun di sungai akan meluap ke rumah-rumah
penduduk, dan terjadilah bencana banjir di wilayah Jakarta dan sekitarnya yang
mengakibatkan kerugian serta menimbulkan korban jiwa juga korban harta benda.
Oleh karena itu hidup tertib dan taat hukum harus tetap dijaga agar kerusakan
lingkungan yang dapat menimbulkan bencana dapat kita hindari. Misalnya sebuah kota
yang baik, yang konsern dan peduli terhadap lingkungan maka harus terdapat kawasan
25
hijau terbuka sebagai daerah resapan air dan paru-paru kota minimal sejumlah 30%,
sedangkan kota Jakarta kawasan hijau terbukanya baru mencapai 9%. Maka sebaiknya
gerakan menanam sejuta pohon harus terus digalakan serta pembangunan mall dan
perumahan harus diperketat perizinannya sehingga keseimbangan alam, tanaman dan
kegiatan masyarakat tetap terjaga lingkungan ekosistemnya.
3.4. Berbudaya tertib pada lingkungan kota Bandung
Membiasakan diri hidup tertib di lingkungan kota Bandung, harus
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari misalnya tertib berlalu lintas di jalan raya,
tertib di pasar, tertib di terminal, di mesjid dan tempat lain yang menjadi arena publik
Tugas untuk siswa:
1. Buatlah pengamatan dan laporan hasil pengamatan mengenai upaya yang dilakukan oleh
siswa untuk mewujudkan SBL di sekolah !
2. Bagaimana saran anda terhadap lingkungan sekolah agar SBL bisa berjalan dengan baik dan
lancar!
Lembar Kegiatan Siswa:
Nama Siswa : ……………………………………………………………………….…………
Lokasi yang diamati:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………
Hasil Pengamatan:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
26
Kegiatan Pembelajaran 4
BERBUDAYA BERSIH PADA LINGKUNGAN KELUARGA, SEKOLAH DAN MASYARAKAT
4.1. Lingkungan keluarga yang bersih
Arti rumah bagi manusia
Dalam keluarga perlu adanya kepedulian dan mau menjaga lingkungan sekitarnya
untuk menciptakan kebersihan, kerapian dan kenyamanan dalam keluarga.
Beberapa sasaran keluarga adalah bersih, menarik, nyaman serta aman.
1. Bersih
Kebersihan di lingkungan keluarga sangat menentukan. Bila kebersihan terjaga
maka keluarga menjadi tenang karena sanitasi dan higienitas terjamin. Inilah
langkah pertama dalam menilai suatu keluarga.
2. Menarik
Dengan dasar kebersihan pada suatu ruangan dan ditunjang dengan
perlengkapan serta dekorasi yang serasi maka ruangan akan menjadi menarik.
3. Nyaman
Lingkungan dan ruangan di dalam rumah yang bersih, menarik, dan tenang
akan menciptakan keluarga merasa nyaman dan betah tinggal di rumah.
4. Aman
Faktor penting yang selalu didambakan keluarga adalah rasa aman. Untuk itu
ciptakanlah model rumah yang memiliki keamanan keluarga.
Syarat rumah yang sehat
Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat terpenuhi kebutuhan
dasar fisik dari penghuninya.
Hal – hal yang perlu diperhatikan adalah:
a. Rumah tersebut harus dibangun sedemikian rupa sehingga suhu
lingkungan yang sejuk, bersih dari polusi akan tercipta. Salah satu
upayanya dengan menanam berbagai jenis tanaman di halaman rumah
untuk memproduksi oksigen dan udara bersih supaya tetap tersedia.
27
b. Rumah tersebut harus terjamin penerangannya yang bersumber dari
cahaya sinar matahari serta penerangan dari nyala lampu.
c. Rumah tersebut harus mempunyai ventilasi yang sempurna sehingga
aliran udara segar dapat masuk ke dalam ruangan.
d. Rumah tersebut harus mampu melindungi penghuni dari gangguan bising
yang berlebihan.
Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat terpenuhi kebutuhan
kejiwaan dasar dari penghuninya. Tergantung dari pola hidup yang dimiliki
oleh penghuni, maka apa yang disebut kebutuhan kejiwaan dasar ini amat
relatif sekali.
Rumah tersebut harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat melindungi
penghuni dari kemungkinan penularan penyakit atau berhubungan dengan
zat-zat yang membahayakan kesehatan. Dari segi ini, maka rumah yang sehat
adalah rumah yang didalamnya tersedia air bersih yang cukup, ada tempat
pembuangan sampah dan tinja yang baik, terhindar penularan penyakit
pernafasan, terhindar dari pengotoran terhadap makanan, tidak menjadi
tempat bersarang binatang melata atau pun penyebab penyakit lainnya.
Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat melindungi penghuni
dari kemungkinan terjadinya bahaya atau kecelakaan.
Dari keempat syarat yang dikemukakan ini, dapat mudah dipahami bahwa
rumah yang sehat bukanlah rumah yang mewah, mahal atau lux. Sebab rumah
yang dibangun dari bahan yang sederhanapun jika ke semua syarat di atas dapat
terpenuhi, dapat dikatakan sebagai rumah yang sehat.
4.2. Lingkungan sekolah yang bersih
Lingkungan sekolah yang sehat, bersih, segar dan aman akan mempengaruhi jiwa
seseorang dan akan menjadikan jiwa lebih bergairah, semangat dan dapat memberikan
kesempatan tumbuh dan berkembang secara harmonis serta belajar secara optimal. Bila
warga sekolah sehat dan kuat jiwa raganya (lahir dan batin) akan memperkuat
ketahanan sekolah. Ingat semboyan “Men sana in corpore sano” bahwa “jiwa yang sehat
ada dalam badan yang sehat”.
28
Lingkungan yang sehat sangat penting untuk mempunyai generasi yang sehat dan
bangsa yang kuat. Generasi yang sehat hanya tercapai kalau pertumbuhannya dipelihara
berdasar syarat-syarat kesehatan.
Membina hubungan yang baik antara guru dengan para warga sekolah serta
masyarakat pada umumnya merupakan lingkungan yang sehat. Lingkungan yang sehat
akan mempengaruhi jiwa seseorang. Sekolah merupakan tempat yang dapat dijadikan
percontohan lingkungan hidup yang sehat, bersih dan segar serta aman bila semuanya
mematuhi tata tertib yang berlaku di sekolah.
Keadaan lingkungan yang bersih dan sehat disebut sanitasi lingkungan. Secara
operasional kondisi fisik sekolah harus memperhatikan dan mendukung kesehatan fisik,
mental, dan sosial anak. Karena itu dari sisi fisik, sekolah harus dirancang agar tata letak,
lokasi dan kondisi bangunan, peralatan sekolah, dan sanitasi sekolah mampu memenuhi
syarat kesehatan, kenyamanan, dan keamanan bagi warga sekolah. Dari sisi mental,
sekolah harus memberikan pengalaman yang menyenangkan dan sehat. Dari sisi sosial,
sekolah harus menyediakan ruang bagi siswa untuk berinteraksi dengan sesamanya,
guru dan warga sekolah lainnya.
1. Lokasi sekolah
Diupayakan jauh dari lokasi yang dapat mengganggu ketenangan belajar dan
kesehatan siswa seperti tempat pembuangan sampah, pabrik, terminal, kereta
api, lapangan terbang, kuburan, rawa-rawa dan lain-lain.
Jika lokasi sekolah dekat dengan obyek-obyek tersebut, maka dilakukan cara
sederhana ataupun modern.
2. Ruang Kelas
Ruang kelas diupayakan tidak terlalu padat, sehingga masih memungkinkan
siswa bergerak secara leluasa.
Setiap ruang kelas sebaiknya dilengkapi dengan 2 buah pintu, dengan daun-daun
pintu menghadap keluar, sehingga dalam keadaan darurat seperti
kebakaran/gempa, siswa dengan cepat dapat keluar.
Luas jendela dan ventilasi udara minimal 20% dari luas lantai, sehingga
memungkinkan pertukaran udara secara terus-menerus. Jendela dibuat
sedemikian rupa sehingga sinar dapat masuk tetapi anak tidak tergoda untuk
melihat keluar.
29
Warna dinding kelas diupayakan berbeda agar terhindar dari kebosanan atau
satu warna saja tapi diselingi oleh gambar atau lukisan yang menarik.
Penerangan dalam kelas diupayakan memanfaatkan sumber energi alam yaitu
sinar matahari dengan intensitas cahaya yang cukup untuk mendukung proses
pembelajaran.
Ruangan kelas dilengkapi dengan berbagai ornamen yang menarik seperti
tanaman-tanaman di pot, gambar-gambar pada dinding.
Ruang (kelas, guru, perpustakaan, dll) harus bersih dengan tata letak perangkat
ruang yang rapi dan serasi.
Seluruh ruangan yang ada bebas dari sampah dan kotoran lainnya.
Tersedia alat pembersih ruangan (sapu, lap, pel, dll) dan tempat sementara
menampug sampah di setiap ruangan.
3. Ruang Praktek
Hal-hal yang perlu dimiliki dalam pengelolaan ruang praktek adalah:
Ruangan bersih, jumlah kursi dan meja praktek yang pengaturannya
disesuaikan dengan kebutuhan.
Alat ruang praktek sesuai dengan jenis tempat praktek. Alat-alat ini setelah
dipakai disimpan disimpan di tempat khusus dan dicatat sesuai dengan
golongannya.
Daftar alat-alat yang ada dicatat dalam buku khusus dan diletakkan di meja
petugas agar mudah melayani bagi yang memerlukannya.
Pada setiap ruang praktek terdapat pengelola ruang praktek yang mengatur
barang-barang yang ada.
4.Kamar Mandi/ WC
Tersedia ventilasi yang memungkinkan terjadinya pertukaran udara.
Tersedia penerangan listrik untuk penggunaan malam hari dan kaca untuk
penerangan siang hari.
Kamar mandi/wc untuk wanita dan pria terpisah dengan tanda yang jelas.
Jumlah kamar mandi/wc cukup bagi warga sekolah, sehingga tidak terjadi antrian
yang cukup berarti.
Kedap air, tidak terdapat sudut-sudut tajam, dinding tidak berlumut, selalu
tersedia air pada bak, tidak terdapat genangan air pada lantai.
30
Jika tempat untuk membuang kotoran adalah seftic tank, maka dirancang kedap
air, sehingga tidak mencemari warga sekitar.
Kamar mandi/wc tidak bau tak sedap dan terlihat bersih dari segala kotoran dan
binatang pengganggu.
Melakukan penghematan air dan kran tidak bocor.
Tersedia pembersih/alat pembersih disetiap kamar mandi/wc dan tempat sampah
tertutup.
5.Air bersih
Selalu tersedia air bersih untuk kebutuhan siswa-siswa dan guru.
Tersedia kran-kran air di sejumlah tempat yang terjangkau siswa untuk
keperluan cuci tangan yang dilengkapi sabun dan lap.
Selain air bersih sekolah juga perlu memiliki air untuk keperluan lain seperti
menyiram tanaman, membersihkan lantai dan lain-lain.
6.Pengelolaan Sampah
Tersedia tempat / bak sampah yang tertutup dan terpilah (Organik dan
Anorganik).
Jumlah tempat sampah harus memadai dan tidak hanya ditempatkan setiap
kelas.
Tersedia tempat pembuangan sampah sementara yang tertutup untuk
menampung sampah dari tempat sampah lainnya.
7.Pengelolaan Limbah Cair
Limbah cair domestik dan limbah dari laboratorium yang mengandung bahan
Berbau, Berbahaya dan Beracun (B3) dipisahkan.
Dilakukan pengelolaan limbah cair baik yang domestic maupun dari
laboratorium sebelum dibuang ke lingkungan.
31
4.3. Mewujudkan lingkungan masyarakat yang bersih
Lingkungan masyarakat yang bersih adalah lingkungan masyarakat yang secara
mental perduli dan mau menjaga kelestarian lingkungannya. Menjaga lingkungannya
dari berbagai macam pencemaran seperti pencemaran air, tanah dan udara. Contoh
tindakan yang perlu dilakukan oleh masyarakat dalam mewujudkan lingkungan yang
bersih adalah:
1. Tidak membuang sampah atau limbah cair ke sungai, danau, laut, dan lain-lain.
2. Tidak menggunakan sungai atau danau, untuk mencuci truk, mobil dan sepeda
motor.
3.Tidak menggunakan sungai atau danau untuk memandikan ternak dan sebagai tempat
BAB (Buang Air Besar/Buang Hajat).
4. Tidak minum air dari sungai, danau atau sumur tanpa dimasak terlebih dahulu.
5.Tidak membangun rumah dibantaran sungai yang dapat menghambat arus aliran
sungai, dan lain-lain.
Apabila telah terwujud lingkungan yang bersih maka masyarakatlah yang akan
menikmati dan menggunakan sumber daya alam yang tersedia.
32
Tugas untuk siswa:
1. Bagaimana upaya yang harus dilakukan untuk mewujudkan lingkungan sekolah yang
bersih!
2. Buatlah pengamatan dan laporan mengenai kondisi kesehatan lingkungan fisik sekolah
anda!
Lembar Kegiatan Siswa:
Nama Siswa : ……………………………………………………………………….…………
Lokasi yang diamati:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………
Hasil Pengamatan:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………….....................................................................
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
33
Kegiatan Pembelajaran 5
MEMELIHARA KEINDAHAN PADA LINGKUNGAN KELUARGA,SEKOLAH, MASYARAKAT DAN KOTA BANDUNG
5. 1. Keindahan Lingkungan
Keindahan adalah perpaduan unsur alami ciptaan Allah SWT yang
menimbulkan rasa estetika dalam kehidupan. Lingkungan yang sehat, bersih, segar dan
aman akan mempengaruhi jiwa seseorang dan akan menjadikan jiwa menjadi jiwa lebih
bergairah, semangat dan dapat memberikan kesempatan tumbuh dan berkembang
secara harmonis.
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Makin meningkatnya upaya pembangunan akan mengakibatkan dampak buruk
terhadap lingkungan. Keadaan ini yang mendorong semakin diperlukannya upaya
pengendalian dampak lingkungan sehingga resiko terhadap lingkungan hidup dapat
ditekan sekecil mungkin. Lingkungan hidup kita menjadi tetap terjaga, bersih , indah dan
nyaman sebagai tempat tinggal.
5.2. Memelihara Keindahan Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga adalah bagian dari lingkungan hidup dalam lingkungan
terkecil. Keluarga merupakan lingkungan yang dijadikan tempat bapak, ibu dan anak
tinggal untuk melaksanakan aktivitas kebutuhan rumah tangganya. Sebagai bagian
terkecil dari lingkungan diharapkan dapat mengawali usaha yang konstruktif yang
mempunyai kepedulian dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan, untuk itu perlu
dilakukan oleh anggota keluarganya hal-hal sebagai berikut:
Memelihara dan menjaga lingkungan rumah tetap bersih, indah dan nyaman
34
Melaksanakan penghijauan di lingkungan rumah, dengan menanam tanaman hias,
sayuran, buah-buahan atau pun tanaman pelindung
Menata dan membersihkan halaman rumah
Membersihkan kamar mandi secara berkala
Menata dan selalu membersihkan perabotan rumah
5.3. Memelihara Keindahan Lingkungan Sekolah
Lingkungan yang sehat sangat penting untuk membangun generasi yang sehat
dan bangsa yang kuat. Generasi yang sehat hanya tercapai kalau pertumbuhannya
dipelihara berdasarkan syarat-syarat kesehatan.
Membina hubungan yang baik antara guru dengan para warga sekolah serta
masyarakat pada umumnya merupakan perwujudan hubungan lingkungan yang sehat
dan harmonis. Lingkungan yang sehat akan mempengaruhi jiwa seseorang. Sekolah
merupakan tempat yang dapat dijadikan percontohan lingkungan hidup yang sehat,
bersih dan segar serta aman bila semuanya mematuhi tata tertib yang berlaku di
sekolah. Keadaan lingkungan yang sehat disebut sanitasi lingkungan. Lingkungan gedung
sekolah dikatakan baik dan sehat, bila:
Halaman atau pekarangan terawat dengan baik dan bersih.
Cukup udara.
Cukup cahaya yang masuk.
Sekolah tidak dicemari olah sampah-sampah atau kotoran lain, dan tidak terdapat
genangan air.
Mempunyai sumber air yang bersih.
Mempunyai kamar mandi dan jamban.
Tata ruang dan bangunan yang baik.
Penghijauan di sekeliling sekolah.
Lokasi sekolah bebas dari kebisingan dan aman
Agar tujuan pendidikan dapat mencapai hasil yang baik dan berorientasi kepada
lingkungan sekolah yang sehat perlu selalu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. 5 K
5K terdiri dari Keamanan, Kebersihan, Ketertiban, Keindahan dan
Kekeluargaan.
35
Keamanan, adalah rasa aman dan tentram bebas dari rasa takut, bailk
lahir mupn batin. Di sekolah keamanan merupakan modal utama untuk
terlaksananya program sekolah.
Kebersihan, adalah wujud dari bersih jasmani dan bersih rohani
merupakan syarat untuk kesehatan fisik dan mental spiritual.
Ketertiban, adalah keteraturan yang menimbulkan keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan dalam tata letak, tata hidup dan tata hidup
pergaulan.
Keindahan, adalah perpaduan unsure alami ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa yang menimbulkan rasa estetika dalam kehidupan.
Kekeluargaan, adalah wujud kehidupan yang dijiwai oleh tenggang rasa
dan gotong royong dalam mewujudkan saling asih, saling asah dan saling asuh
dalam masyarakat sekolah.
b. Kesehatan Lingkungan Fisik (Health Physical Environment)
1). Ruang belajar
Ruang belajar adalah ruangan yang dipergunakan untuk melaksanakan
kegiatan belajar mengajar. Ruang Kegiatan Belajar mengajar harus memiliki:
a)Ventilasi udara, jendela kaca, penerangan listrik, bersih dan nyaman. Luas
jendela dan ventilasi udara minimal 20 % dari luas lantai.
b) Papan tulis ditempatkan sesuai dengan ruang tersebut.
c)Sarana penunjang Pendidikan kewarganegaraan yang terdiri dari: Garuda
Pancasila, Gambar Presiden dan wakil presiden, Bendera Merah Putih dan
sebagainya.
d) Jumlah kursi dan bangku untuk siswa dan guru disesuaikan dengan situasi
dan kondisi ruangan.
e) Foto atau gambar tokoh-tokoh pendidikan atau pahlawan nasional dan
tempat sampah ditempatkan di sudut depan kelas.
f) Tersedia alat pembersih ruangan (sapu, lap, pel, dll).
g) Seluruh ruangan yang ada bebas dari sampah dan kotoran lainnya.
h) Penerangan cukup, diupayakan menggunakan sumber energi alam yaitu
sinar matahari.
2). Ruang Perpustakaan
36
Ruang perpustakaan merupakan tempat koleksi buku, majalah, koran dan
lain-lain yang berfungsi edukatif, informatif, rekreatif dan penelitian. Oleh
karena itu perpustakaan perlu dilengkapi dengan ruang baca yang bersih,
penerangan cukup, dan nyaman.
3) Ruang Praktik
Ruang praktik adalah tempat siswa mengembangkan pengetahuan, sikap
dan keterampilan serta tempat meneliti dengan menggunakan media yang ada
untuk memecahkan suatu masalah atau konsep pengetahuan dan penerapan
teknologi. Hal-hal yang perlu dimiliki dalam pengelolaa ruang praktik: Ruangan
bersih, jumlah kursi dan meja praktik disesuaikan dengan kebutuhan, alat ruang
praktik sesuai dengan jenis tempat praktik, alat-alat ini setelah dipakai disimpan
di tempat khusus dan dicatat sesuai dengan golongannnya, tersedia alat
pemadam kebakaran, tempat sampah ditempatkan di lokasi yang strategis.
4) Ruang Kesenian
Ruang kesenian merupakan tempat berlangsungnya kegiatan-kegiatan seni
meliputi seni tari, seni rupa, seni musik/vokal, seni sastra, seni drama, dan lain-
lain. Hal-hal yang perlu dimiliki dalam pengelolaan ruang kesenian : Ruangan
bersih, nyaman dan alat-alat serta bahan disimpan menurut jenis alat kesenian
itu pada tempat tertentu, Tata tertib penggunaan alat-alat dan bahan kesenian
perlu disusun, Podium, alamari, meja dan kursi disediakan menurut kebutuhan,
Tempat sampah disediakan di tempat yang strategis.
5) Ruang/Fasilitas Olah Raga
Ruang fasilitas olah raga adalah tempat berlangsungnya olah raga bila
memungkinkan dan penyimpanan alat-alat olah raga. Hal-hal yang harus dimiliki:
1. Fasilitas olah raga seperti lapangan olah raga, bangsal senam bersih, alat-
alat olah raga perlu mendapat perawatan dan disimpan di tempat tertentu.
2. Kamar ganti pakaian bagi guru, siswa baik putra dan putri harus dipisahkan.
3. Papan pengumuman tentang kegiatan olahraga ditempatkan di lokasi yang
strategis.
37
4. Tempat sampah di tempat yang strategis.
6) Ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Ruang UKS merupakan tempat untuk melaksanakan pendidikan kesehatan
bagi siswa harus dijaga kebersihannya dan dilengkapi obat-obatan seperlunya.
7) Ruang Bimbingan dan Penyuluhan.
Ruang ini merupakan tempat melaksanakan bimbingan dan penyuluhan
kepada siswa. Hal-hal yang perlu dimiliki:
a) Ruangan bersih, meja dan kursi untuk petugas bimbingan dan penyuluhan.
b) Seperangkat meja dan kursi tamu.
c) Tata Tertib sekolah, jadwal dan catatan-catatan tentang siswa.
d) Tempat arsip.
e) Tempat sampah di tempat yang strategis.
8) Ruang Kepala Sekolah.
Ruangan ini adalah tempat kepala sekolah melaksanakan tugas sehari-
harinya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dimiliki :
a) Ruangan rapi, bersih dan nyaman.
b) Meja dan kursi kepala sekolah serta seperangkat meja dan kursi tamu.
c) Gambar presiden dan wakil presiden, bendera Merah Putih, Garuda
Pancasila dan lambang Depdiknas.
d) Jam Dinding.
e) Lemari, Filling kabinet, brankas dan tempat sampah.
f) Papan organisasi sekolah.
9) Ruangan Administrasi.
Ruangan ini digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan administrasi
sekolah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan disediakan:
a) Ruangan rapi, bersih dan nyaman untuk bekerja.
b) Meja dan kursi pegawai secukupnya dan komputer, mesin ketik, mesin
stensil, filing kabinet, tempat arsip dan almari.
c) Daftar guru, karyawan,/ tenaga administrasi, daftas kelas dan jumlah
siswa, serta jumlah lulusan.
38
d) Papan data guru dan karyawan / tenaga administrasi, daftar tempat prakerin
siswa.
e) Alat-alat dan bahan kantor yang diperlukan.
10) Ruang Guru
Ruangan khusus tempat guru-guru berkumpul dan beristirahat.
Hal-hal yang diperhatikan dan dilengkapi:
a) Ruangan rapi, bersih, dan nyaman untuk bekerja serta memiliki meja dan
kursi secukupnya.
b) Kalender pendidikan.
c) Papan pengumuman, bagan struktur sekolah dan jam dinding.
d) Seperangkat meja tamu
e) Gambar presiden dan wakil presiden, bendera merah putih, Garuda
Pancasila dan lambang Depdikbud.
f) Tempat sampah di tempat strategis.
11) Kamar mandi dan kamar kecil.
Ruang ini mutlak harus ada di sekolah tempat membersihkan badan dan
buang air kecil. Hal-hal yang perlu diperhatikan:
a) Letak kamar mandi harus tepat dalam arti memperhatikan keindahan,
kesehatan, kebersihan dan keindahan.
b) Tersedia air bersih.
c) Kebersihan terpelihara.
d) Ada petugas yang bertanggung jawab.
e) Tersedia tempat sampah
f) Kamar mandi/WC untuk wanita dan pria terpisah dengan tanda yang jelas.
g) Melakukan penghematan air dan kran tidak bocor.
h) Jumlah kamar mandi/wc cukup bagi warga sekolah, sehingga tidak terjadi
antrian yang cukup berarti.
12) Pagar Sekolah
39
Pagar ini harus berfungsi untuk menopang keamanan dan ketertiban
sekolah. Hal-hal yang perlu diperhatikan:
a) Kerapian dan seserasian pagar.
b) Kebersihan dan pemeliharaan pagar.
c) Ada petugas yang bertanggungjawab.
13) Tempat Sampah
Tempat membuang sampah sekolah disediakan sesuai dengan kebutuhan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
a) Letak bak sampah disimpan di lokasi strategis.
b) Menyediakan bak sampah untuk sampah organik dan sampah anorganik.
c) Pengaturan pembuangan sampah.
14) Halaman Sekolah
Halaman sekolah yang bersih dan indah. Hal- hal yang perlu diperhatikan:
a) Keindahan c) Kebersihan
b) Pemeliharaan d) Keamanan
15) Tiang Bendera
Hal – hal yang perlu diperhatikan:
a) Letak tiang bendera
b) Keserasian antara tinggi dan ukuran bendera.
c) Keindahan.
c. Kesehatan Lingkungan Mental (Emotional Health Environment)
Kesehatan mental dari suatu sekolah banyak dipengaruhi oleh keadaan
kesehatan warga sekolah baik fisik maupun mental dan juga faktor sosialnya. Peranan
guru merupakan faktor yang menentukan dalam mendidik dan membimbing siswa ke
arah pendidikan yang sehat, dapat menanamkan disiplin dengan jalan kasih sayang,
karena mendidik anak didiknya “to love and to be love”.
d. Aplikasi Kesehatan Lingkungan (Environment Health Application)
Walaupun tiap hari diberikan pelajaran-pelajaran tentang hidup sehat tetapi
tidak akan ada artinya bila tidak disediakan kesempatan bagi warga sekolah untuk
40
mempraktekkannya. Oleh karena itu marilah kita bersama-sama untuk
mengaplikasikan lingkungan hidup yang sehat bersih di rumah, sekolah, masyarakat
dan di lingkungan kota Bandung.
Tugas untuk siswa:
1. Bagaimana upaya yang harus dilakukan untuk mewujudkan lingkungan sekolah yang
Indah!
2. Buatlah pengamatan dan laporan mengenai kondisi keindahan lingkungan fisik
sekolah anda!
Lembar Kegiatan Siswa:
Nama Siswa : ……………………………………………………………………….…………
Lokasi yang diamati:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………
Hasil Pengamatan:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………….....................................................................
41
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
Kegiatan Pembelajaran 6
MENERAPKAN KONSEP P4LH (PEMBIBITAN, PENANAMAN, PEMELIHARAAN DAN PENGAWASAN LINGKUNGAN HIDUP)
P4LH adalah Pembibitan, Penanaman, Pemeliharaan dan Pengawasan Lingkungan
Hidup. Setelah mengenal bagaimana cara melakukan pembibitan dan penanaman tanaman
dengan benar siswa diharapkan mau dan mampu untuk melakukan pembibitan dan
penanaman di setiap jengkal tanah baik di sekolah ataupun di lingkungan rumah. Untuk
melakukan kegiatan pembibitan ada hal-hal yang harus diperhatikan sehingga dapat
menghasilkan bibit atau benih yang baik sehingga ketika ditanam akan tumbuh menjadi
tanaman yang subur.
6.1. PEMBIBITAN
Bibit adalah jenis tanaman induk yang akan menurunkan benih, sedangkan benih
adalah cikal bakal tanaman yang siap tanam. Untuk keperluan bercocok tanam harus
dipilih benih yang bermutu tinggi selain berasal dari bibit yang baik, tetapi bibit yang baik
belum tentu keturunannya baik tergantung cara pengambilannya.
Pengambilan bibit dapat dilakukan dengan cara generatif atau vegetatif, contoh secara
generatif adalah untuk tanaman yang berbiji, sumber benih berasal dari biji, sedangkan
mengambil bibit melalui vegetatif contohnya mengambil benih melalui stek, cangkok,
okulasi atau menempel dan lain-lain.
A. Persiapan lahan
42
Mempersiapkan lahan penanaman sebelum dilakukan penanaman akan sangat
membantu kelancaran pertumbuhan tanaman.
1. Penyiapan lahan penanaman
Sebelum ditanam tanah harus diolah dulu dengan cangkul agar lebih gembur dan
bersih dari batu, sisa akar atau rumput-rumputan yang mengganggu. Dengan cara
ini tanah akan dengan mudah mengedarkan udara dan air ke seluruh ujung akar
tanaman. Selain itu air tidak akan tergenang di permukaan tanah melainkan
dengan cepat meresap ke dalam tanah sehingga pada saat penyiraman atau turun
hujan akar tanaman tidak akan lama tergenang. Kedalaman tanah olah minimum
30 cm.
2. Pemupukan dasar
Pada saat diolah, tanah dicampur pupuk kandang atau kompos sebanyak 2 –
3 kg/m persegi. Apabila mau menggunakan pupuk kimia dapat ditambah dengan
urea, KCL, atau TSP kira-kira 20 gram/ meter persegi pada saat yang sama. Setelah
itu lahan dibiarkan selama 2 – 3 hari tersinari matahari agar gas-gas yang bersifat
racun menguap.
Cara pemupukan yang paling baik dan aman untuk tanah juga hasil panen
yang dikonsumsi lebih sehat adalah dengan menggunakan pupuk organik yaitu
hanya menggunakan pupuk kandang dan kompos saja. Hasil panennya disebut
dengan tanaman organik dan harganya biasanya lebih mahal dibandingkan dengan
tanaman yang pemupukannya dengan pupuk buatan atau pupuk kimia.
Jenis pupuk yang diberikan tergantung pada jenis tanaman. Apabila berupa
sayuran daun seperti sawi atau kangkung paling tepat jika ditambahkan urea.
Dengan pemberian pupuk urea, tanaman akan menghasilkan daun dengan jumlah
yang banyak, ukuran lebih besar dan warna yang lebih cerah. Selain itu ukuran
batang juga menjadi lebih besar dan lentur. Kalau yang akan dipanen adalah
buahnya seperti tomat dan terung sebaiknya ditambahkan pupuk NPK dengan
kandungan Fosfor yang lebih tinggi. Sementara itu, kalau yang dipungut hasilnya
adalah umbinya sebaiknya unsur kalium diperbanyak agar umbi yang terbentuk
lebih besar.
3. Pembuatan bedengan
Setelah tanah diolah perlu dibuatkan guludan-guludan/bedengan untuk
tempat penanaman. Apabila ukuran tanah cukup luas maka dapat dibuat
43
bedengan selebar 100 – 120 cm. Pada musim kemarau bedengan sebaiknya dibuat
serendah-rendahnya agar akar tanaman dapat mengambil air tanah sebanyak-
banyaknya. Sebaliknya pada musim hujan bedengan dibuat setinggi 30 – 40 cm,
agar sistem drainase di lahan terjamin sehingga tanaman tidak akan tergenang air
pada musim hujan.
B. Persiapan Bahan Tanaman, Pembibitan (penyemaian) dan Penanaman
1. Persiapan bahan tanam
Untuk jenis tanaman yang mudah diperoleh benihnya, penanamannya dapat
dilakukan dengan biji. Namun untuk jenis tanaman yang sulit diperoleh bijinya di
pasaran dapat ditanam menggunakan stek atau umbi. Saat ini cukup banyak produsen,
penyalur dan toko-toko yang menjual benih jadi siap tanam.
Tanaman yang benihnya mudah berkecambah biasanya tanaman sayuran seperti
bayam, kangkung darat, seledri benihnya dapat langsung disebar atau ditanam di
lahan. Sayuran kacang-kacangan tidak perlu disemaikan dulu di persemaian, melainkan
langsung ditanam dengan cara ditugal di lahan sebanyak 3 biji per lubang. Untuk
tanaman sayuran yang sulit berkecambah, misalnya kol, sawi, selada, tomat dan cabai
sebaiknya disemaikan dulu. Demikian juga tanaman yang diperbanyak dengan stek
sebaiknya tidak langsung ditanam di tempat penanamannya yang tetap, melainkan
disemaikan dulu sampai bertunas dan membentuk susunan akar secukupnya.
2. Pembibitan (persemaian)
Dalam menyemaikan benih tanaman ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
a. Wadah dan media
Persamaian dapat dibuat dari peti kayu bekas, baki atau tray. Di bagian
dasar wadah persemaian tersebut diberi beberapa lubang untuk keperluan
drainase. Media semai dapat berupa tanah dan pupuk kandang dengan
perbandingan 1 : 1. Tanah untuk media harus gembur. Apabila tanahnya kurang
gembur maka pada tanah tersebut dapat juga dicampurkan satu bagian pasir atau
satu bagian sekam. Persemaian yang telah berisi media tersebut lalu diletakkan di
tempat teduh, misalnya di bawah naungan pohon atau di buatkan rumah
pembibitan sederhana dari atap plastik atau injuk.
44
b. Menyemai bibit atau benih
Sebelum disemaikan sebaiknya benih direndam terlebih dahulu dalam air
suam-suam kuku atau larutan atonik selama sekitar 15 menit. Selanjutnya benih
diperam dalam gulungan kain basah selama 24 jam sampai mulai berkecambah.
Untuk persemaian di bedeng semai, benih ditutup dengan lapisan tanah tipis dan
ditutup dengan karung goni basah atau daun pisang. Bila kecambahnya telah
muncul, penutupnya segera dibuka kembali.
Benih di persemaian, baik dalam wadah maupun di bedengan, perlu
disiram secara rutin agar media semai tetap terjamin kelembabannya. Biasanya
dalam waktu 3 – 4 hari benih yang baik akan segera memunculkan kecambahnya.
Bibit dapat dipindahkan ke tempat penanamannya yang tetap seperti di pot,
polybag atau di tanah bedengan setelah berdaun 3 – 5 helai atau sekitar umur
benih 2 – 3 minggu sejak benih disemaikan.
Alat dan bahan
a. Kotak persemaian
b. Biji-biji tanaman yang berukuran kecil (biji cabe merah, biji cabe rawit, biji
tomat dan lain-lain.
c. Gembor/ emrat sebagai alat penyiram yang berlubang halus.
d. Karung goni.
e. Tanah gembur, pasir, kompos, pupuk kandang.
f. Fungisida / insektisida
Langkah Kerja:
1. Siapkan kotak persemaian yang sudah terbuat dari kayu atau baki.
2. Sediakan tanah gembur yang halus, pasir dan pupuk kandang. Masukkan ke
dalam kotak dengan perbandingan 1 : 1: 1.
3. Siram tanah tersebut dengan gembor/emrat yang berlubang halus agar
permukaannya rata.
4. Siapkan biji yang sudah diperam dan siap tanam.
5. Semprot tanah persemaian dengan fungisida atau insektisida.
45
6. Buatlah garis-garis memanjang dengan jarak 2 - 3 cm, dan buat pula garis yang
tegak lurus dengan garis memanjang tersebut dengan jarak yang sama
sehingga terbentuk bujur sangkar.
7. Pada setiap titik perpotongan garis beri lubang dengan jari sedalam satu buku
jari.
8. Tanamkan 2 – 3 biji tanaman pada setiap lubang tersebut dan tutup kembali
dengan tanah dan kompos.
9. Siram dengan menggunakan gembor berlubang halus.
10. Semprot dengan fungisida dan insektisida.
11. Tutup dengan karung goni basah atau daun pisang agar tanah tetap rata
permukaanya dan tidak merubah posisi biji.
12. Tempatkan kotak persemaian di tempat yang aman (di dalam rumah kaca atau
dibuatkan atap perlindungan yang masih dapat ditembus sinar matahari.
c. Menanam melalui Setek
Untuk keperluan bibit sebaiknya setek yang dipakai masih berwarna hijau,
tetapi sudah mengkayu. Setek yang dipakai panjangnya sekitar 20 cm dan
mempunyai mata tunas serta kondisinya segar. Biasanya tanaman sayuran yang
diperbanyak dengan setek cukup dengan mudah berakar dan menumbuhkan
tunas. Oleh karena itu sebelum ditanam setek tidak perlu direndam dalam zat
perangsang tumbuh seperti atonik.
Menanam setek dipersemaian dilakukan dengan menancapkan separo atau
dua per tiga batang seteknya dalam posisi tegak atau miring. Peletakkannya jangan
sampai terbalik, yaitu bagian pangkal harus mengarah ke bawah. Penanaman
diusahakan pada musim hujan. Namun jika terpaksa tidak ada hujan maka setek
harus disiram setiap hari agar cepat berakar dan bertunas. Setek dapat
dipindahkan ke lahan jika tunasnya telah muncul dan tampak subur. Pada saat itu,
akarnya sudah cukup banyak sehingga lebih mudah beradaftasi di tempat baru.
6.2. PENANAMAN
Penanaman bibit pada lahan siap tanam sebaiknya dilakukan pada sore hari sebab
pada saat itu suhu udaranya mulai turun. Hal ini dimaksudkan agar tanaman tidak
mangalami stres karena panas sehingga layu dan akhirnya mati. Penananamannya dapat
46
dilakukan dengan hanya menancapkan di bedengan atau guludan yang telah disiapkan
untuk menanam. Cara lain adalah bibit ditanam di lubang-lubang kecil, khususnya untuk
tanaman perdu yang tidak ditanam di bedengan. Namun perlu diingat saat menanam
bibit ini maka sebagian tanah lama yang membalut perakaran bibit harus disertakan.
Dalam penanamannya diusahakan agar bibit dapat berdiri tegak dan tidak gampang
tercabut.
a. Tanaman perdu dan semak
Untuk sekedar memenuhi kebutuhan keluarga yang mendesak, tanaman
perdu tahunan, seperti kemangi, katuk, atau bayam tahunan cukup ditanam 2 – 3
tanaman saja setiap jenisnya. Selama kondisi tanamannya baik sayuran seperti itu
tetap memunculkan lagi pucuk dan daun barunya setelah dilakukan pemanenan.
Oleh karena itu hanya dengan 2 – 3 tanaman saja suplai sayuran tersebut telah
dapat mencukupi kebutuhan keluarga. Penanamannya dapat dilakukan di pojok atau
di pinggir halaman dengan jarak tanam antar tanaman 40 – 50 cm.
Untuk tanaman perdu semusim, seperti terung, cabai, atau tomat juga cukup
ditanami 2 – 3 batang dengan jarak tanam 40 – 50 cm. Hanya saja setelah masa
panen berakhir, tanaman tersebut harus diganti dengan tanaman yang baru.
b. Sayuran semusim
Berbeda dengan tanaman perdu dan semak, tanaman sayuran semusim
seperti selada, seledri, atau daun bawang perlu ditanam dalam populasi yang lebih
banyak. Agar unsur estetika tanaman dapat dipertahankan maka tata letak
tanamannya perlu diperhatikan. Agar tidak terkesan semrawut sebaiknya
diperhatikan betul jarak tanamnya. Umumnya sayuran semusim ditanam dengan
jarak 20 – 40 x 20 – 40 cm.
c. Kacang –kacangan
Untuk sayuran kacang – kacangan, penanaman bijinya dilakukan secara ditugal
atau dengan lubang tanam yang berisi 3 biji per lubang. Jarak tanam antar lubang
dapat dibuat 20 cm x 30 cm untuk kacang tanah dan 50 cm x 40 cm untuk kacang
panjang.
47
6.3. PEMELIHARAAN
Salah satu keberhasilan penanaman sayuran di halaman ditentukan oleh faktor
pemeliharaannya. Beberapa pemeliharaan yang perlu diterapkan pada tanaman sayuran
diantaranya penyiraman, pendangiran, dan penyiangan, pemupukan, pemasangan turus
dan para-para (bila diperlukan), dan pengendalian hama penyakit.
1. Penyiraman
Setelah ditanam, sayuran perlu disiram setiap hari, terutama dimusim kemarau.
Namun perlu dijaga agar pada waktu penyiraman tidak akan timbul air yang
menyebabkan becek sebab genangan air di tanah becek membuat tanah akan
memadat. Penyiraman sebaiknya menggunakan 2 macam gembor, yaitu gembor
yang penyemprotan lubangnya halus untuk menyiram bibit dan gembor yang
berlubang agak besar untuk tanaman yang lebih besar. Untuk melakukan
penyiraman diusahakan tidak menggunakan air selokan yang kotor mengingat
bahaya residu yang dikandung air tersebut. Frekuensi penyiraman dapat
ditingkatkan menjadi dua kali sehari jika hari panas atau pada musim kemarau.
2. Pendangiran dan penyiangan
Tanah pekarangan harus tetap dijaga kegemburannya. Untuk itu, tanah
pekarangan perlu didangir setiap satu atau dua minggu sekali. Sehari setelah hujan
lebatpun tanah perlu didangir karena biasanya tanah akan menjadi padat.
Pendangiran harus dilakukan dengan hati-hati apalagi untuk herba yang umumnya
berakar dangkal. Pada saat pendangiran juga dilakukan penyiangan rumput liar.
3. Pemupukan
Selain pupuk kandang atau kompos sebagai pupuk dasar, tanaman sayuran
juga dapat diberi pupuk lanjutan setelah ditanam. Tujuan pemberian pupuk
tambahan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan unsure haranya agar hasil panen
mencapai kulaitas yang maksimal.
Jenis pupuk yang diberikan tergantung pada jenis sayurannya. Apabila berupa
sayuran daun, seperti sawi dan kangkung paling tepat jika ditambahkan pupuk urea.
Dengan pemberian pupuk ini maka sayuran tersebut akan menghasilkan daun dalam
jumlah yang cukup banyak, berukuran besar dan dengan warna yang lebih cerah.
Selain itu ukuran batangnya juga lebih besar dan lentur. Apabila yang akan dipungut
hasilnya adalah buahnya seperti tomat dan terung, sebaiknya ditambahkan pupuk
NPK dengan kandungan fosfor yang lebih tinggi. Untuk sayuran dengan tujuan yang
48
dipungut hasilnya adalah umbi maka unsur kaliumlah yang perlu diperbanyak agar
umbi yang terpentuk lebih besar.
Pupuk lanjutan diletakkan disebelah kiri dan kanan tanaman dalam garitan
sejauh 5 cm dari batang . Dosis pupuk urea, TSP, dan KCL berkisar 3 – 15 gram per
tanaman. Untuk sayuran semusim, pupuk tersebut diberikan sebanyak 2 – 3 kali
dalam satu musim dengan selang waktu 10 – 11 hari, sedangkan untuk sayuran yang
berupa perdu tahunan diberikan sebanyak 2 kali.
4. Pemasangan turus dan para-para
Untuk sayuran herba semusim tidak perlu dipasangi turus. Namun untuk
sayuran yang berupa perdu berbatabf lunak, seperti terung, tomat, dan cabai
pemasangan turus cukup penting dilakukan untuk menopang berdirinya tanaman.
Turus sebaiknya telah dipasang sedini mungkin sejak tanaman masih berumur 1 – 2
minggu agar tanaman tidak rebah. Kondisi tanaman yang seperti itu akan
mengakibatkan tanaman mati.
Seperti halnya pada tanaman perdu berbatang lunak, tanaman merambat
seperti labi siam dan kacang panjang juga harus “diarahkan” pertumbuhannya sejak
dini. Untuk itu tanaman harus diberi “pegangan” berupa turus, pagar, atau para-
para.
5. Pengendalian hama dan penyakit
Sekalipun ditanam di pekarangan, tanaman sayuran pasti tidak luput dari
gangguan hama penyakit. Bahkan ada serangan yang dapat merusak seluruh bagian
tanaman.
a. Hama
Jenis hama yang sering dijumpai pada sayuran yang ditanam di
pekarangan adalah hama nematode (Meloydogyne sp) yang merusak jaringan
akar tanaman; berbagai macam ulat, seperti ulat daun (Plutella xytostella dan
Crocidolomia binotalis) yang menyerang sayuran daun seperti kol, sawi, petsai,
atau selada ; ulat tanah (Agrotis ipsilon) yang menggerogoti bagian batang dan
daun di permukaan tanah ; dan ulat pups (Helothis assulta) yang menggerek
pucuk-pucuk daun atau tanaman yang belum atau baru saja membuka. Hama
49
lain yang juga sering mengganggu tanaman sayuran di pekarangan adalah siput
(Acatina Fulica), sebangsa kepik, dan berbagai macam kutu daun.
Apapun jenis hama yang mengganggu tanaman sayuran di halaman rumah
sedapat mungkin tidak digunakan pestisida untuk mengendalikannya.
Tampaknya pengendalian dengan cara fisik atau mekanik sudah cukup memadai
untuk mengendalikan tanaman sayuran di halaman rumah sebab populasinya
tidak terlalu banyak.
Pemberantasan secara fisik atau mekanik misalnya dilakukan dengan
memperhatikan perawatan tanaman setiap hari atau menangkap dan
memusnahkan hama yang titemukan menyerang tanaman. Cara lainnya adalah
memusnahkan tanaman atau bagian tanaman yang terserang hama agar tidak
menjadi sumber hama bagi tanaman sayuran di sekitarnya. Jika harus
menggunakan insektisida sedapat mungkin dipilih insektisida alami, seperti
Pyrethrum dari bunga Pyrethrum, nikotin dari tanaman tembakau atau
rotenone dari akar tuba. Pemakaian insektisida seperti Furadan atau Bayrusil
boleh dilakukan jika memang pemeliharaan tidak punya banyak waktu untuk
merawat tanaman setiap hari. Namun penggunaanya harus hati-hati benar
dengan memperhatikan dosis dan cara pemakaiannya.
b. Penyakit
Penyakit yang menyerang sayuran, tidak terkecuali sayuran di halaman,
bisanya disebabkan oleh cendawan, bakteri, dan virus.
Dikenal beberapa penyakit karena cendawan yang menyerang sayuran
diantaranya layu cendawan yang disebabkan Fusarium sp. Dan menyebabkan
tulang daun memucat diikuti rontoknya tangkai dan layunya tanaman. Penyakit
lainnya adalah; antraknosa yang disebabkan oleh Colletotrichum sp, yang
menyebabkan batang daun, dan buah membusuk; bercak daun yang disebabkan
oleh Phytophthora sp. Yang menyebabkan daun menjadi rapuh dengan bercak
putih hingga coklat yang kondisinya rapuh; damping off yang disebabkan oleh
Rhizoctonia sp. dan Pythium sp, yang menyebabkan leher akar mengering, busuk
dan layu; serta penyakit noda coklat pada daun dan biji-bijian yang disebabkan
oleh cendawan Alternaria brassicae.
Selain oleh cendawan, penyakit yang menyerang sayuran di halaman
juga sering disebabkan oleh bakteri. Dua jenis penyakit yang disebabkan oleh
50
bakteri adalah busuk hitam pada daun oleh bakteri Xanthomonas dan layu
bakteri oleh Pseudomonas yang menyebabkan tanaman mendadak layu dan
kemudian mati. Hal yang membedakan penyakit layu bakteri dengan layu
cendawan adalah terdapatnya benang-benang putih keruh yang merupakan
massa bakteri pada bagian tanaman yang sakit. Bila dimasukkan ke dalam gelas
berisi air putih dan gelas digoyang-goyangkan maka bagian tanaman yang sakit
akan mengeluarkan benang-benang putih halus.
Salah satu penyakit karena virus yang sering menyerang tanaman
sayuran adalah penyakit virus mozaik. Penyakit ini ditandai dengan adanya
belang-belang pada daun disertai keriting atau perubahan bentuk daun.
Tindakan paling tepat untuk mengendalikan gangguan penyakit adalah
dengan melakukan tindakan pencegahan. Caranya yaitu dengan memperhatikan
kondisi tanaman dengan lingkungannnya. Cendawan dan bakteri hanya dapat
berkembang secara baik kalau mendapat tempat yang cocok untuk
pertumbuhannya, misalnya pada kondisi lembab. Oleh karena itu sedapat
mungkin dihindari tanaman dan lingkungan menjadi menjadi lembab sehingga
menjadi sarang penyakit. Secara rutin daun-daun sayuran yang terlalu rimbun
dipangkas dan segala benda yang dirasa menghalangi sinar matahari mengenai
sayuran disingkirkan. Tindakan pencegahan juga dapat dilakukan dengan
menyemprotkan insektisida dan bakterisida pada musim hujan sebanyak 2 – 3
kali dengan interval 1 – 2 minggu sekali sampai selang 2 – 4 minggu sebelum
panen. Namun, perlu diingat bahwa pemakaian pestisida tersebut harus
memperhatikan jenis, dosis dan cara pemakaiannya.
Jika penyakit telah terlanjur menyerang, tindakan yang paling tepat
adalah segera mencabut tanaman yang terserang dan menyingkirkannya dengan
cara membakarnya. Aplikasi obat-obatan setelah tanaman terserang tidak
banayak membantu, tetapi justru akan merangsang cendawan menjadi kebal.
c. Petunjuk Penggunaan Pestisida
Satu hal penting yang perlu diingat dalam penggunaan obat-obatan
untuk mengendalikan hama dan penyakit adalah bahwa obat-obatan tersebut
tidak hanya menjadi racun bagi obyek yang akan dikendalikan, melainkan juga
dapat mengancam kesehatan manusia. Oleh karena itu, dalam pemakaiannya
jangan sekali-kali mencium dan merasakan obat-obatan tersebut. Dalam
51
mengaplikasikan obat-obatan, berikut ini beberapa petunjuk penting yang perlu
diperhatikan:
1. Obat-obatan yang dipakai mereknya terdaftar dan diizinkan pemakaiannya.
2. Dosis yang digunakan harus sesuai dengan petunjuk pada label.
3.Pada saat menyemprot harus memperhatikan arah angin dan jangan berdiri di
tempat arah angin bertiup karena obat dapat terhirup atau mengenai mata.
4.Jangan menyemprot pada waktu hujan karena efektivitas obatnya akan
berkurang.
5. Jangan merokok pada saat atau segera setelah melakukan penyemprotan.
6.Setelah penyemprotan selesai, tangan, muka, dan pakaian segera dicuci
dengan sabun hingga benar-benar bersih.
7.Pada tanaman yang baru saja diobati diberi tanda dan jangan memanen
tanaman yang baru diobati sampai selang 2 – 3 minnggu.
8.Obat-obatan dihindarkan dari jangkauan anak. Selain itu semua bekas tempat
obat-obatan dibakar atau dikubur ke dalam tanah.
6.4. PEMANENAN
Sayuran perdu yang dipetik daunnya sudah dapat dipetik hasilnya pada umur 35 –
40 hari. Pemanenan dapat dilakukan dengan selang 3 – 4 hari. Namun, berbeda dengan
perdu tahunan, seperti bayam tahun, kemangi, katuk, atau daun mangkokan yang hanya
dipetik daun dan batangnya saja, pemanenan bayam cabut dan kangkung darat
dilakukan secara langsung dengan mencabut tanaman beserta akarnya.
Jenis sayuran seperti kol, sawi, selada atau seledri pada umur 2- 3 bulan telah
cukup tua untuk dipanen. Pada umur tersebut kol telah membentuk bola yang keras dan
bila diketuk akan berbunyi nyaring. Pemanenan jenis sayuran tersebut dapat dilakukan
dengan mencabut tanaman beserta akarnya.
Pada kacang-kacangan, pemanenan dapat dilakukan dengan melihat kondisi
polong kacangnya. Kacang panjang, misalnya telah dapat dipanen polong pertamanya
setelah berumur 40 hari, sedangkan buncis dan kecipir mulai dapat dipanen pada umur
50 hari. Berbeda dengan kacang-kacangan di atas, kacang tanah dapat dipanen dengan
mencabut seluruh tanamannya apabila sebagian besar daun dan batang tanaman telah
menguning.
52
Seperti halnya kacang-kacangan, pemanenan sayuran buah juga boleh
dilakukan jika kondisi buahnya telah memenuhi syarat dan sesuai keinginan
pemeliharaannya. Mentimun, misalnya, pada umur 35 hari pentilnya sudah mulai keluar
dan satu minggu kemudian sudah dapat dipanen hasilnya. Untuk cabai dan tomat, buah
pertamanya sudah dapat dipanen mulai umur 45 – 50 hari. Labu siam baru dapat dipetik
buahnya setelah 3 – 5 bulan dan jika pemeliharaanya baik tanaman ini dapat berbuah
terus dalam waktu lama.
Tugas untuk siswa:
1. Bagaimana upaya yang harus dilakukan oleh siswa untuk.mengimplementasikan
konsep P4LH di sekolah dan di rumah?
2. Buatlah laporan dan dokumentasi pelaksanaan P4LH yang dilakukan di rumah siswa!
Lembar Kegiatan Siswa:
Nama Siswa : ……………………………………………………………………….…………
Lokasi yang dijadikan pelaksanaan P4LH:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………
Hasil Pengamatan:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………….....................................................................
53
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 3
EVALUASI HASIL BELAJAR
MATA DIKLAT : Pendidikan Linkungan Hidup (PLH)
TINGKAT : XI (Sebelas)
1. Jelaskan pengertian lingkungan hidup secara luas, dan berikan contohnya perilaku
manusia yang dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan!
2. Jelaskan unsur-unsur lingkungan abiotik: udara, air, cahaya, suhu, salinitas, dan pH!
3. Apa yang dimaksud dengan Global Warming, serta jelaskan proses terjadinya global
warming!
4. Sebutkan sumber-sumber pencemaran lingkungan yang dapat mengakibatkan:
a. pencemaran udara
b. pencemaran air
c. pencemaran tanah.
5. Sebutkan jenis-jenis pelanggaran terhadap pelaksanaan K3 (Ketertiban, Kebersihan dan
Keindahan) yang terjadi di masyarakat kota Bandung!
6. Sebutkan sanksi-sanksi menurut Perda Pemerintah Kota Bandung no. 11 tahun 2005
tentang:
a. Memasang portal penghalang jalan dan polisi tidur pada jalan umum
tanpa izin dari walikota atau pejabat yang ditunjuk .
54
b. Menangkap dan memelihara binatang-binatang yang dilestarikan.
c. Menggelandang, mengemis, di tempat dan di muka umum serta
fasilitas sosial lainnya!
d. Pejalan kaki yang tidak menggunakan jembatan penyebrangan
atau zebra cross!
e. Bermain katepel dan layangan di jalan raya dan tempat umum yang
dapat membahayakan orang lain.
7. Apa yang dimaksud dengan pola pengelolaan sampah 3R (Reduce,
Reuse, Recycle) berikan contohnya!
8. Jelaskan bagaimana syarat lingkungan gedung sekolah yang baik!
9. Jelaskan bagaimana mempersiapkan lahan penanaman sebelum
dilakukan penanaman.
10. Sebutkan langkah-langkah kegiatan menyemai bibit atau benih!
55