Keanekaragaman Hayati Plh

39
Keanekaragaman hayati (Biodiversitas) Disusun oleh Bayu prastowo 2302409032 Miftahur rohim 2111409004 M. Arif Riyan 8111409249 Mukhamad zaenal 1511409056 Wachid 3301409047 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2010 Bab 1. Pendahuluan 1. Latar Belakang Di lingkungan sekitar kita, kita dapat menemui berbagai jenis makhluk hidup. Berbagai jenis hewan misalnya ayam, kucing, serangga, dan sebagainya, dan berbagai jenis tumbuhan misalnya mangga, rerumputan, jambu, pisang, dan masih banyak lagi jenis tumbuhan di sekitar kita. Masing-masing makhluk hidup memiliki ciri tersendiri sehingga terbentuklah keanekaragaman makhluk hidup yang disebut dengan keanekaragaman hayati atau biodiversitas.

Transcript of Keanekaragaman Hayati Plh

Page 1: Keanekaragaman Hayati Plh

Keanekaragaman hayati (Biodiversitas)

Disusun oleh

Bayu prastowo 2302409032

Miftahur rohim 2111409004

M. Arif Riyan 8111409249

Mukhamad zaenal 1511409056

Wachid 3301409047

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2010

Bab 1. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Di lingkungan sekitar kita, kita dapat menemui berbagai jenis makhluk hidup.

Berbagai jenis hewan misalnya ayam, kucing, serangga, dan sebagainya, dan

berbagai jenis tumbuhan misalnya mangga, rerumputan, jambu, pisang, dan masih

banyak lagi jenis tumbuhan di sekitar kita. Masing-masing makhluk hidup

memiliki ciri tersendiri sehingga terbentuklah keanekaragaman makhluk hidup

yang disebut dengan keanekaragaman hayati atau biodiversitas.

Di berbagai lingkungan, kita dapat menjumpai keanekaragaman makhluk hidup

yang berbeda-beda. Keanekaragaman itu meliputi berbagai variasi bentuk, warna,

dan sifat-sifat lain dari makhluk hidup. Sedangkan di dalam spesies yang sama

terdapat keseragaman. Setiap lingkungan memiliki keanekaragaman hayati

masing-masing.

Indonesia adalah negara yang termasuk memiliki tingkat keanekaragaman yang

tinggi. Taksiran jumlah utama spesies sebagai berikut. Hewan menyusui sekitar

Page 2: Keanekaragaman Hayati Plh

300 spesies, burung 7.500 spesies, reptil 2.000 spesies, tumbuhan biji 25.000

spesies, tumbuhan paku-pakuan 1.250 spesies, lumut 7.500 spesies, ganggang

7.800, jamur 72.000 spesies, serta bakteri dan ganggang hijau biru 300 spesies.

Dari data yang telah disebutkan, itu membuktikan bahwa tingkat biodiversitas di

Indonesia sangatlah tinggi.

2. Tujuan Penelitian

Tujuan kami menyusun makalah ini antara lain:

2.1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan lingkungan hidup

2.2. Menambah wawasan mahasiswa akan keanekaragaman hayati dan manfaatnya bagi

kelangsungan hidup manusia.

3. Metode Penelitian

Metode penelitian yang kami gunakan untuk mencari sumber-sumber untuk

pembuatan makalah ini adalah dengan cara:

3.1. pengumpulkan data dari buku dan internet berkenaan dengan

keanekaragaman hayati.

3.2. observasi atau pengamatan langsung di kawasan lingkungan unnes tentang

keanekaragaman hayati yang berada di lingkungan tersebut.

Bab 2. Pembahasan

A. Pengertian keanekaragaman hayati

Keanekaragaman hayati atau biodiversitas (biodiversity) adalah semua

kehidupan diatas bumi ini baik tumbuhan, hewan, jamur dan mikrioorganisme,

serta berbagai materi genetik yang dikandungnya dan keanekaragaman sistem

ekologi di mana mereka hidup. Termasuk didalamnya kelimpahan dan

keanekaragaman genetik relatif dari organisme-organisme yang berasal dari

semua habitat baik ada yang ada di darat, laut maupun sistem-sistem perairan

lainnya.

Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan,

mulai dari organisme tingkat rendah sampai organisme tingkat tinggi. Misalnya

dari makhluk bersel satu hingga makhluk bersel banyak; dan tingkat organisme

kehidupan individu sampai tingkat interaksi kompleks, misalnya dari spesies

sampai ekosistem.

Page 3: Keanekaragaman Hayati Plh

Setiap saat kita dapat menyaksikan berbagai macam makhluk hidup yang

ada di sekitar kita baik di daratan maupun di perairan. Misalnya, dihalaman

rumah, kebun, sawah, atau di hutan. Di tempat itu dapat kita jumpai bermacam-

macam makhluk hidup mulai dari makhluk yang berukuran kecil seperti semut

hingga makhluk berukuran besar seperti burung, ular, atau gajah. Mulai dari yang

berwarna gelap hingga makhluk yang berwarna cerah dan menarik.

Begitu juga dengan tumbuhan, kita dapat mengamati tumbuhan didaratan atau di

lautan dengan jenis, ukuran, warna dan bentuk yang beragam. Di daratan misalnya

dapat kita jumpai rumput, pohon, jambu, durian, salak, apel, dan sebaainya. Di

perairan terdapat rumput laut dan jenis tumbuhan lain yang dapat hidup di laut.

Setiap makhluk hidup memiliki ciri dan tempat hidup yang berbda. Melalui

pengamatan, kita dapat membedakan jenis-jenis makhluk hidup. Pembedaan

makhluk hidup tanpa dibuat berdasarkan bentuk, ukuran, warna, tempat hidup,

tingkah laku, cara berkembang biak, dan jenis makanan.

Perbedaan atau keanekaragaman hayati dapat disebabkan oleh faktor abiotik

maupun oleh faktor biotik. Perbedaan keadaan udara, cuaca, tanah, kandungan air,

dan intensitas cahaya matahari menyebabkan adanya perbedaan hewan dan

tumbuhan yang hidup. Hal tersebut mengakibatkan adanya keanekaragaman

hayati.

Pada umumnya pola distribusi penyebaran tumbuhan dan hewan

dikendalikan oleh faktor abiotik seperti yang telah disebutkan sebelumnya.

Perubahan pada faktor abiotik dapat menyebabkan organisme berkembang dan

melakukan spesialisasi.

Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Indonesia merupakan salah satu dari tiga negara yang memiliki keanekaragaman

hayati yang tinggi. Dua negara lainnya adalah Brasil dan Zaire. Tetapi

dibandingkan dengan Brazil dan Zaire, Indonesia memiliki keunikan tersendiri.

Keunikannya adalah di samping memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang

tinggi, Indonesia memiliki areal tipe indo-malaya yang luas, juga tipe oriental,

australia, dan peralihannya. Selain itu, di Indonesia terdapat banyak hewan dan

tumbuhan langka, serta spesies endemik.

1. Memiliki Keanekaragaman Hayati Tinggi

Page 4: Keanekaragaman Hayati Plh

Indonesia terletak di daerah tropik sehingga memiliki keanekaragaman hayati

yang tinggi dibandingkan dengan daerah subtropik (iklim sedang) dan kutub

(iklim kutub). Keanekaragaman tinggi di Indonesia dapat dijumpai di dalam

lingkungan hutan tropik. Jika di hutan iklim sedang dijumpai satu atau dua jenis

pohon, maka di areal yang sama di dalam hutan hujan tropik memiliki

keanekaragaman hayati sekitar 300 kali lebih besar dibandingkan dengan hutan

iklim sedang.

Di dalam hutan hujan tropik terdapat berbagai jenis tumbuhan (flora) dan fauna

yang belum dimanfaatkan, atau masih liar. Di dalam tubuh hewan dan tumbuhan

itu tersimpan sifat-sifat unggul, yang mungkin dapat dimanfaatkan di masa

mendatang. Sifat-sifat unggul itu misalnya tumbuhan yang tahan penyakit, tahan

kekeringan, dan tahan terhadap kadar garam yang tinggi. Ada pula yang memiliki

sifat menghasilkan bahan kimia beracun. Jadi, di dalam dunia hewan dan

tumbuhan, baik yang sudah dibudidayakan maupun belum, terdapat sifat-sifat

unggul yang perlu dilestarikan.

2. Memiliki Tumbuhan Tipe Indo-Malaya yang Arealnya Luas

Tumbuhan di Indonesia merupakan bagian dari daerah geografi tumbuhan indo-

malaya, seperti yang dinyatakan oleh Ronald D. Good dalam bukunya The

Geography of Flowering Plants. Flora indo-malaya meliputi tumbuhan yang

hidup di India, Vietnam, Thailand, Malaysia, Indonesia, dan Philipina. Flora yang

tumbuh di Malaysia, Indonesia, dan Philipina sering disebut sebagai kelompok

flora malenesia.

Mengapa Malaysia, Indonesia, dan Philipina memiliki rumpun tumbuhan bunga

yang sama? Hal ini dipengaruhi oleh sejarah pembentukan daratan (geologi),

kondisi iklim yang serupa (sama-sama beriklim tropis), ketinggian topografi yang

serupa, dan kondisi fisika dan kimia tanah yang serupa pula.

Hutan di Indonesia dan hutan-hutan di daerah flora malenesia memiliki kurang

lebih 248.000 spesies tumbuhan tinggi. Jumlah ini kira-kira setengah dari seluruh

spesies tumbuhan di bumi. Hutan hujan tropik di malenesia didominasi oleh

pohon dari famili Dipterocarpaceae, yaitu pohon-pohon yang menghasilkan biji

bersayap. Biasanya Dipterocarceae merupakan tumbuhan tertinggi. Tumbuhan

yang termasuk famili Dipterocarpaceae misalnya keruing (dipterocarus spp.),

Page 5: Keanekaragaman Hayati Plh

meranti (Shorea spp.), kayu garu (Gonystylus bancanus), dan kayu kapur

(Dyrobalanops aromatica).

Hutan di Indonesia merupakan bioma hutan hujan tropik, dicirikan dengan kanopi

yang rapat dan banyak tumbuhan liana (tumbuhan yang memanjat). Tumbuhan

khas seperti durian (Durio zibethinus), mangga (Mangifera indica), dan sukun

(Artocarpus) di Indonesia tersebar di Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Sulawesi.

Tumbuhan-tumbuhan ini juga terdapat di Malaysia dan Philipina. Di Sumatra,

Kalimantan, dan Jawa terdapat tumbuhan endemik Rafflesia

arnoldii. Tumbuhan Rafflesia tumbuh di akar atau batang tumbuhan pemanjat

sejenis anggur liar, yaitu Telrastigma.

Di Indonesia bagian timur, tipe hutannya agak berbeda. Mulai dari Sulawesi

sampai Irian Jaya (Papua) terdapat hutan hujan non-Dipterocarpaceae. Hutan ini

kebanyakan menduduki lahan datar. Pohon-pohonnya rendah, hanya beberapa

yang mencapai 30-40 m, Di antaranya adalah Ficus (kerabat beringin) dan matoa

(Pometiapumata). Pohon matoa merupakan tumbuhan endemik di Irian. Namun

kini bibit buahnya telah diintroduksi ke beberapa tempat di Pulau Jawa dan telah

berbuah.

Selain hutan-hutan di atas, di Indonesia masih terdapat beberapa tipe hutan lain

misalnya, hutan kerangas yang terdapat di sela-sela hutan hujan. Disini terdapat

pohon yang mencapai 30 m. Hutan monsun tersebar pada ketinggian 0 sampai 800

m di daerah kering seperti Jawa Timur, NTT, Sulawesi Selatan dan Tenggara serta

Irian Jaya (Papua). Di sini pohon dapat mencapai ketinggian 25 m. Di tempat-

tempat tersebut terdapat pula hutan savana, yang berupa padang rumput dengan

pepohonan yang terpencar.

3. Memiliki Hewan Tipe Oriental (Asia), Australia, Serta Perlalihannya

Ketika Alfred Russel Wallace mengunjungi Indonesia pada tahun 1856, ia

menemukan perbedaan besar fauna di beberapa daerah di Indonesia (waktu itu

Hindia Belanda). Ketika ia mengunjungi Bali dan Lombok, ia menemukan

perbedaan hewan di kedua daerah tersebut. Di Bali, terdapat banyak hewan yang

mirip dengan hewan-hewan yang mirip hewan-hewan Asia (Oriental), sedangkan

di Lombok hewan-hewannya mirip dengan Australia. Oleh sebab itu, kemudian ia

Page 6: Keanekaragaman Hayati Plh

membuat garis pemisah yang memanjang mulai dari Selat Lombok ke Utara

melewati Selat Makasar dan Philipina Selatan. Garis ini disebut Garis Wallace.

Indonesia terbagi menjadi dua zoogeografi yang dibatasi oleh Garis Wallace.

Garis Wallace membelah Selat Makasar menuju ke Selatan hingga ke Selat

Lombok. Jadi, Garis Wallace memisahkan wilayah oriental (termasuk Sumatera,

Jawa, Bali, dan Kalimantan) dengan wilayah Australia (Sulawesi, Irian, Maluku,

Nusa Tenggara Barat dan Timur).

Setelah Wallace, Weber seorang ahli zoologi Jerman juga mengadakan penelitian

tentang penyebaran hewan-hewan di Indonesia. Weber melihat bahwa hewan-

hewan di Sulawesi tidak dapat sepenuhnya dikelompokkan sebagai hewan-hewan

kelompok Australia. Hewan-hewan tersebut ada yang memiliki sifat-sifat seperti

halnya hewan-hewan di daerah Oriental. Oleh sebab itu, Weber mengatakan

bahwa fauna di Sulawesi merupakan fauna peralihan. Weber kemudian membuat

garis pembatas yang berada di sebelah timur Sulawesi memanjang ke Utara ke

Kepulauan Aru. Pulau Sulawesi merupakan pulau pembatas antara wilayah

Oriental dan Australia atau merupakan wilayah peralihan yang paling mencolok.

Sulawesi dihuni oleh sebagian hewan Oriental dan sebagian hewan Australia.

Contohnya di Sulawesi terdapat oposum dari Australia namun juga terdapat

kera macaca dari Oriental.

3.1 Fauna Daerah Oriental

Hewan-hewan di bagian barat Indonesia (Oriental) yang meliputi Sumatera, Jawa

dan Kalimantan, serta pulau-pulaunya memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1). Banyak spesies mamalia yang berukuran besar, misalnya gajah, banteng,

harimau, badak. Mamalia berkantung jumlahnya sedikit, bahkan hampir tidak ada.

2). Terdapat berbagai macam kera. Kalimantan merupakan pulau yang paling

kaya kan jenis-jenis primata. Ada tiga jenis primata, misalnya bekantan, tarsius,

loris hantu, orang utan.

3). Terdapat hewan endemik, seperti:

Badak bercula satu di Ujung Kulon

Binturong (Arctictis binturong), hewan sebangsa beruang tapi kecil

Monyet Presbytis thomasi

Tarsius (Tarsius bancanus)

Page 7: Keanekaragaman Hayati Plh

Kukang (Mycticebus coucang)

4). Burung-burung Oriental memiliki warna yang kurang menarik dibanding

burung-burung di daerah Australia, tetapi dapat berkicau. Burung-burung yang

endemik misalnya jalak bali (Leucopsar rothschildi), elang jawa, murai mengkilat

(Myophoneus melurunus), elang putih (Mycrohyerax latifrons), ayam hutan

berdada merah (Arborphila hyperithra), ayam pegar.

3.2 Fauna Daerah Australia

Jenis-jenis hewan di Indonesia bagian Timur, yaitu Irian, Maluku, Sulawesi, Nusa

Tenggara, relatif sama dengan Australia. Ciri-ciri hewan di Indonesia bagian

Timur adalah:

1). Mamalia berukuran kecil

2). Banyak hewan berkantung

3). Tidak terdapat spesies kera

4). Jenis-jenis burung memiliki warna yang beragam

Irian Jaya memiliki 110 spesies mamalia, termasuk di dalamnya 13 spesies

mamalia berkantung, misalnya kanguru (Dendrolagus ursinus dan Dendrolagus

inustus), kuskus (Spilocus maculatus), bandicot, dan oposum. Di Irian juga

terdapat 27 spesies hewan pengerat (rodentia), dan 17 di antaranya merupakan

spesies endemik. Irian Jaya memiliki koleksi burung terbanyak dibandingkan

dengan pulau-pulau lain di Indonesia, kira-kira ada 320 jenis, dan setengah di

antaranya merupakan spesies endemik. Burung cendrawasih yang terkenal

terdapat di Irian dan beberapa pulau di Maluku.

Di Nusa Tenggara, terutama di pulau Komodo, Padar, dan Rinca terdapat reptilia

terbesar, yaitu komodo. Komodo merupakan reptilia purba yang bertahan hidup

hingga kini.

Sulawesi merupakan daerah peralihan yang mencolok menurut garis Weber.

Hewan-hewan yang terdapat di pulau itu berasal dari oriental dan Australia. Di

Sulawesi terdapat banyak hewan endemik, misalnya primata primitif Tarsius

sectrum, musang sulawesi (Macrogalida musschenbroecki), babirusa, anoa,

maleo, dan beberapa jenis kupu-kupu.

4. Memiliki Banyak Hewan dan Tumbuhan Langka

Page 8: Keanekaragaman Hayati Plh

Di Indonesia banyak terdapat hewan dan tumbuhan yang telah langka. Hewan

langka misalnya:

Babirusa (Babyrousa babyrussa)

Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae)

Harimau jawa (Panthera tigris sondanicus)

Macan kumbang (Panthera pardus)

Orangutan (Pongo pygmaeus abelii)

Badak sumatera (Decerorhinus sumatrensis)

Tapir (Tapirus indicus)

Gajah asia (Elephas maximus)

Bekantan (Nasalis larvatus)

Komodo (Varanus komodoensis)

Banteng (Bos sondaicus)

Cendrawasih (Paradisaea minor)

Kanguru pohon (Dendrolagus ursinus)

Maleo (Marcochephalon maleo)

Kakatua raja (Probosciger atterimus)

Rangkong (Buceros rhinoceros)

Kasuari (Casuarius casuarius)

Buaya muara (Crocodylus porosus)

Buaya irian (Crocodylus novaeguinae)

Penyu tempayan (Caretta caretta)

Penyu hijau (Chelonia mydas)

Sanca bodo (Phyton molurus)

Sanca hijau (Chondrophyton viridis)

Bunglon sisir (Gonyochepalus dilophus)

Tumbuh-tumbuhan langka misalnya:

Bedali (Radermachera gigantea)

Putat (Planhonia valida)

Kepuh (Stereula foetida)

Bungur (Lagerstromia speciosa)

Nangka celeng (Artocarpus heterophyllus)

Page 9: Keanekaragaman Hayati Plh

Kluwak (Pangium edule)

Bendo (Artocarpus elasticus)

Mundu (Garcinia dulcis)

Sawo kecik (Manilkara kauki)

Winong (Tertrameles nudiflora)

Sanca hijau (Pterospermum javanicum)

Gandaria (Bouea marcophylla)

Matoa (Pometis pinnata)

Sukun berbiji (Artocarpus communis)

5. Memiliki Banyak Hewan dan Tumbuhan Endemik

Di Indonesia terdapat hewan dan tumbuhan endemik. Hewan dan tumbuhan

endemik Indonesia artinya hewan dan tumbuhan itu haya ada di Indonesia, tidak

terdapat di negara lain.

Hewan endemik misalnya harimau jawa, harimau bali (sudah punah), jalak bali

putih di Bali, badak bercula satu di Ujung Kulon, biturong, monyet Presbytis

thomasi, tarsius, kukang, maleo hanya di Sulawesi, komodo di Pulau Komodo dan

sekitarnya.

Tumbuhan yang endemik terutama dari genus Rafflesia arnoldii (endemik di

Sumatera Barat, Bengkulu, dan Aceh), R. borneensis (Kalimantan), R.

ciliata (Kalimantan Timur), R. horsfilldii (Jawa), R. patma (Nusa Kambangan dan

Pangandaran), R. rochussenii (Jawa Barat), dan R. contleyi (Sumatera bagian

timur).

Secara garis besar, keanekaragaman hayati terbagi menjadi tiga tingkat, yaitu :

1. Keanekaragaman gen

“Bahan baku” keanekaragaman sebenarnya terletak pada gen. Gen adalah faktor pembawa sifat

yang menentukan sifat makhluk hidup. Gen terletak di dalam benang kromosom, yakni

benang-benang pembawa sifat yang terdapat di dalam inti sel makhluk hidup. Pada manusia,

sifat rambut lurus, hidung mancung, mata lebar, warna kulit, dtentukan oleh gen.

Gen adalah materi yang mengendalikan sifat atau karakter. Jika gen berubah, maka sifat-sifat

pun akan berubah. Sifat-sifat yang ditentukan oleh gen disebut genotipe. Ini dikenal sebagai

pembawaan. Meskipun termasuk spesies yang sama, tidak ada satu individu yang persis sama

dengan yang lain, karena adanya keanekaragaman gen. sekilas, memang ada kemiripan bentuk

Page 10: Keanekaragaman Hayati Plh

luar. Namun jika diamati, akan terdapat variasi sifat sehingga tampaklah adanya

keanekaragaman.

Perbedaan gen tidak hanya terjadi antar jenis. Di dalam satu jenis (spesies) pun terjadi

keanekaragaman gen. dengan adanya keanekaragaman gen, maka sifat-sifat di dalam satu

spesies bervariasi.

1.1 Variasi dan Varietas

Varisasi antarindividu yang sejenis tidak hanya terdapat pada tumbuhan tetapi juga pada

manusia. Misalnya, di dalam suatu keluarga terdapat anak-anak yang memiliki sifat berbeda.

Ada yang bulu matanya lentik dan ada yang tidak, ada yang berkumis ada yang tidak, ada yang

berbadan kekar ada yang tidak. Ukuran biji kacang dari satu pohon bervariasi, ada yang kecil,

ada yang sedang, ada pula yang besar. Warna bulu ayam sering beraneka ragam.

Keanekaragaman gen dapat memunculkan varietas. Misalnya ada varietas padi PB, rojo lele,

dan varietas padi tahan wereng. Varietas kelapa juga bermacam-macam. Demikian juga

adanya berbagai varietas mangga, ayam, dan kambing. Secara sekilas penampakan

antarvarietas itu berbeda, karena masih tergolong jenis yang sama. Akan tetapi, setiap varietas

memiliki gen yang berbeda sehingga memunculkan sifat-sifat khas yang dimiliki oleh masing-

masing varietas itu.

1.2 Keanekaragaman Fenotipe dan Genotipe

Keanekaragaman genotipe jangan dikacaukan dengan keanekaragaman fenotipe. Karena

lingkungan yang berbeda, sifat yang mucul pada individu dapat berbeda meskipun genotipenya

sama. Perpaduan antara genotipe dengan lingkungan menghasilkan sifat yang tampak dari luar

yang dikenal sebagaifenotipe.

Misalnya, apel batu yang biasa hidup di dataran tinggi, dicangkok kemudian ditanam di

Malang, yaitu kota yang letaknya lebih rendah daripada Batu. Tanaman cangkok itu secara

genotipe sama dengan induknya. Namun karena lingkungan kota Batu berbeda dengan kota

Malang, akan mucnul tanaman apel yang ukuran buahnya kecil dan rasanya lebih asam. Jadi,

terdapat perbedaan fenotipe antara apel yang ditanam di Batu dan di Malang, meskipun gennya

sama. Jadi, gen yang sama (genotipe sama) dapat menampakkan sifat (fenotipe) yang berbeda

karena lingkungannya berbeda.

Genotipe juga dapat berubah karena perkawinan atau persilangan. Menanam biji jeruk manis

belum tentu menghasilkan jeruk yang manis pula, meskipun lingkungannya sama. Hal ini

terjadi karena perubahan genotipe akibat persilangan. Tanaman hasil mencangkok,

Page 11: Keanekaragaman Hayati Plh

genotipenya pasti sama dan akan menampakkan fenotipe yang asal lingkungannya sama.

Demikianlah, terdapat keanekaragaman gen di dalam spesies yang sama hingga memunculkan

variasi tingkat spesies yang dikenal sebagai varietas.

Setiap sifat organisme hidup dikendalikan oleh sepasang faktor keturunan (gen), satu dari

induk jantan dan lainnya dari induk betina. Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan

dengan adanya variasi dalam satu jenis.

misalnya :

- variasi jenis kelapa : kelapa gading, kelapa hijau

- variasi jenis anjing : anjing bulldog, anjing herder, anjing kampung

Yang membuat variasi tadi adalah :

Rumus : F = G + L

F = fenotip

G = genotif

L = lingkungan

Jika G berubah karena suatu hal (mutasi dll) atau L berubah maka akan terjadi perubahan di F.

Perubahan inilah yang menyebabkan terjadinya variasi tadi.

2. Keanekaragaman jenis (spesies)

Keanekaragaman ini lebih mudah diamati daripada Keanekaragaman gen. Keanekaragaman

hayati tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya beraneka macam jenis mahluk hidup baik

yang termasuk kelompok hewan, tumbuhan dan mikroba.

misalnya :

- variasi dalam satu famili antara kucing dan harimau. Mereka termasuk dalam satu

famili(famili/keluarga Felidae) walaupun ada perbedaan fisik, tingkah laku dan habitat.

Di dalam satu jenis dijumpai keseragaman individu, namun antarjenis dijumpai

keanekaragaman individu.

Di lingkungan sekitar kita dapat dijumpai berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Di dalam satu

famili rumput (Gramineae) dapat dijumpai rumput grinting, padi, jagung, rumput gajah. Di

dalam golongan burung dapat dijumpai itik, ayam, bebek, angsa, merpati, dan burung parkit.

Sangat mudah menentukan keanekaragaman jenis karena dapat kita amati perbedaan sifat

dengan jelas. Di seluruh dunia diperkirakan terdapat 500 juta spesies makhluk hidup.

Page 12: Keanekaragaman Hayati Plh

3. Keanekaragaman ekosistem

Antara makhluk hidup yang satu dengan yang lain (baik di dalam jenis maupun antarjenis)

terjadi interaksi. Ini dikenal sebagai interaksi biotik, yang membentuk suatu komunitas. Antara

makhluk hidup dengan lingkungan fisik yaitu suhu, cahaya, dan lingkungan kimiawi yaitu air,

mineral, keasaman, juga terjadi interksi. Ini terkenalsebagai interaksi biotik-abiotik yang

membentuk sistem lingkungan atau ekosistem.

Kondisi lingkungan beraneka ragam. Ada lingkungan yang banyak air, ada yang tidak. Ada

lingkungan yang banyak emndapatkan cahaya matahari, ada yang sedikit. Demikian pula

halnya dengan suhu, kelembapan, mineral, pH, kadar garam, ketinggian. Di dalam lingkungan

yang berbeda dapat dijumpai keanekaragaman hayati yang berbeda. Sebagai contoh, di

lingkungan pantai dapat ditemukan pohon kelapadan hutan bakau, sedangkan di lingkungan

pegunungan dijumpai pohon pinus, apel, dan sayuran. Dengan beranekaragamnya kondisi

lingkungan dan keanekaragaman hayati, maka terbentuklah keanekaragaman ekosistem.

Di Indonesia, mulai dari daerah pantai hingga puncak Jayawijaya yaitu Puncak Sukarno yang

tertutup es di Irian Jaya, diperkirakan terdapat 47 macam ekosistem. Beberapa ekosistem itu

misalnya ekosistem hutan bakau, ekosistem hutan hujan tropik, ekosistem padang rumput

(savana), ekosistem sawah, ekosistem kota, dll.

Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dari ekosistem di biosfir.

misalnya :

ekosistem lumut, ekosistem hutan tropis, ekosistem gurun, masing-masing ekosistem memiliki

organisme yang khas untuk ekosistem tersebut. misalnya lagi, ekosistem gurun di dalamnya

ada unta, kaktus, dan ekosistem hutan tropis di dalamnya ada harimau.

Ketiga macam keanekaragaman tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan yang

lain. Ketiganya dipandang sebagai suatu keseluruhan atau totalitas yaitu sebagai

keanekaragaman hayati.

B. Manfaat keanekaragaman hayati

Pemanfaatan keanekaragaman hayati bagimasyarakat harus secara berkelanjutan.

Yang dimaksud dengan manfaat yang berkelajutan adalah manfaat yang tidak

hanya untuk generasi sekarang tetapi juga untuk generasi yang akan datang.

Keanekaragaman hayati dapat memberikan manfaat, baik secara ekonomi, ilmu

pengetahuan, sosial dan budaya.

1. Manfaat dari Segi Ekonomi

Page 13: Keanekaragaman Hayati Plh

Jenis hewan (fauna) dan tumbuhan (flora) dapat diperbarui dan dimanfaatkan

secara berkelanjutan. Beberapa jenis kayu memiliki manfaat bagi kepentingan

masyarakat Indonesia maupun untuk kepentingan ekspor. Jenis kayu-kayu

tersebut antara lain adalah kayu ramin, gaharu, meranti, dan jati jika di ekspor

akan menghasilkan devisa bagi negara. Beberapa tumbuhan juga dapat dijadikan

sebagai sumber makanan yang mengandung karbohidrat, protein, vitamin serta

ada tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat-oabatan dan kosmetika.

Sumber daya yang berasal dari hewan dapat dimanfaatkan sebagai sumber

makanan dan untuk kegiatan industri.

Dua pertiga wilayah Indonesia adalah perairan yang dapat dijadikan sumber daya

alam yang bernilai ekonomi. Laut, sungai, dan tambak merupakan sumber-sumber

perikanan yang berpotensi ekonomi. Beberapa jenis diantaranya dikenal sebagai

sumber bahan makanan yang mengandung protein.

2. Manfaat dari Segi Wisata dan Ilmu Pengetahuan

Kekayaan aneka flora dan fauna sudah sejak lama dimanfaatkan untuk

pengembangan ilmu pengetahuan. Hingga saat ini masih banyak jenis hewan dan

tumbuhan yang belum dipelajari dan belum diketahui manfaatnya. Dengan

demikian keadaan ini masih dapat dimanfaatkan sebagai sarana pengembangan

pengetahuan dan penelitian bagi berbagai bidang pengetahuan. Misalnya

penelitian mengenai sumber makanan dan obat-obatan yang berasal dari

tumbuhan. Umumnya secara langsung manusia menjadikan hewan sebagai objek

wisata atau hiburan.

3. Manfaat dari Segi Sosial dan Budaya

Masyarakat Indonesia ada yang menetap di wilayah pegunungan, dataran rendah,

maupun dekat dengan wilayah perairan. Masyrakat tersebut telah terbiasa dan

menyatu dengan keadaan lingkungan sekitarnya. Kegiatan memanen hasil hutan

maupun pertanian merupakan kebiasaan yang khas bagi masyarakat yang tinggal

di pegunungan atau dataran tinggi.

Masyarakat tersebut yang hidup berdekatan dengan laut, sungai, dan hutan

memiliki aturan tertentu dalam upaya memanfaatkan tumbuhandan hewan.

Masyarakat memiliki kepercayaan tersendiri mengenai alam. Dengan adanya

aturan-aturan tersebut, keanekaragaman hayati akan terus terjaga kelestariannya.

Page 14: Keanekaragaman Hayati Plh

4. Sebagai Sumber Pangan, Perumahan, dan Kesehatan

Kehidupan manusia yang bergantung pada keanekaragaman hayati. Hewan dan

tumbuhan yang kita manfaatkan saat ini (misalnya ayam, kambing, padi, jagung)

pada zaman dahulu juga merupakan hewan dan tumbuhan liar, yang kemudian

dibudidayakan. Hewan dan tumbuhan liar itu dibudidayakan karena memiliki

sifat-sifat unggul yang diharapkan manusia. Sebagai contoh, ayam dibudidayakan

karena menghasilkan telur dan daging. Padi dibudidayakan karena menghasilkan

beras. Beberapa contoh tumbuhan dan hewan yang memiliki peranan penting

untuk memenuhi kebutuhan pangan, perumahan, dan kesehatan, misalnya:

a). Pangan: berbagai biji-bijian (padi, jagung, kedelai, kacang), berbagai umbi-

umbian (ketela, singkong, suwek, garut, kentang), berbagai buah-buahan (pisang,

nangka, mangga, jeruk, rambutan), berbagai hewan ternak (ayam, kambing, sapi).

b). Perumahan: kayu jati, sonokeling, meranti, kamfer.

c). Kesehatan: kunyit, kencur, temulawak, jahe, lengkuas.

5. Sebagai Sumber Plasma Nutfah

Hewan, tumbuhan, dan mikroba yang saat ini belum diketahui tidak perlu

dimusnahkan, karena mungkin saja di masa yang akan datang akan memiliki

peranan yang sangat penting. Sebgai contoh, tanaman mimba (Azadirachta

indica),. Dahulu tanaman ini hanya merupakan tanaman pagar, tetapi saat ini

diketahui mengandung zat azadiktrakhtin yang memiliki peranan sebagai anti

hama dan anti bakteri. Adapula jenis ganggang yang memiliki kendungan protein

tinggi, yang dapat digunakan sebagai sumber makanan masa depan,

misalnya Chlorella. Buah pace (mengkudu) yagn semula tidak dimanfaatkan,

sekarang diketahui memiliki khasiat untuk meningkatkan kebugaran tubuh,

mencegah dan mengobati penyakit tekanan darah.

Di hutan atau lingkungan kita, masih terdapat tumbuhan dan hewan yang belum

dibudidayakan, yang mungkin memiliki sifat-sifat unggul. Itulah sebabnya

dikatakan bahwa hutan merupakan sumber plasma nutfah (sifat-sifat unggul).

Siapa tahu kelak sifat-sifat unggul itu dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan

manusia.

6. Manfaat Ekologi

Page 15: Keanekaragaman Hayati Plh

Selain berfungsi untuk menunjuang kehidupan manusia, keanekaragaman hayati

memiliki peranan dalam mempertahankan keberlanjutan ekosistem. Masing-

masing jenis organisme memiliki peranan dalam ekosistemnya. Peranan ini tidak

dapat digantikan oleh jenis yang lain. Sebagai contoh, burung hantu dan ular di

ekosistem sawah merupakan pemakan tikus. Jika kedua pemangsa ini dilenyapkan

oleh manusia, maka tidak ada yang mengontrol populasi tikus. Akibatnya

perkembangbiakan tikus meningkat cepat dan di mana-mana terjadi hama tikus.

Tumbuhan merupakan penghasil zat organik dan oksigen, yang dibutuhkan oleh

organisme lain. Selain itu, tumbuh-tumbuhan dapat membentuk humus,

menyimpan air tanah, dan mencegah erosi. Keanekaragaman yang tinggi

memperkokoh ekosistem. Ekosistem dengan keanekaragaman yang rendah

merupakan ekosistem yang tidak stabil. Bagi manusia, keanekaragaman yang

tinggi merupakan gudang sifat-sifat unggul (plasma nutfah) untuk dimanfaatkan

di kemudian hari.

7. Manfaat Keindahan

Keindahan alam tidak terletak pada keseragaman tetapi pada keanekaragaman.

Bayangkan bila halaman rumah kita hanya ditanami satu jenis tanaman saja,

apakah indah? Tentu saja akan lebih indah apabila ditanami berbagai tanaman

seperti mawar, melati, anggrek, rumput, palem.

Kini kita sadari bahwa begitu banyak manfaat keanekaragaman hayati dalam

hidup kita. Pemanfaatannya yang begitu banyak dan beragam tentu saja dapat

mengancam kelestariannya. Untuk itu kita harus bijaksana dalam memanfaatkan

keanekaragaman hayati, dengan mempertimbangkan aspek manfaat dan aspek

kelestariannya.

C. hilangnya keanekaragaman hayati

Saat ini tidak sedikit hutan yang rusak, akibatnya kehidupan hewan di dalamnya

akan terganggu.

1. Hilangnya Habitat

Salah satu faktor yang sangat menentukan keberadaan keanekaragaman hayati

adalah habitat. Hutan merupakan habitat asli tempat hidup makhluk hidup.

Penebangan serta perusakan hutan secara terus-menerus terganggunya ekosistem

Page 16: Keanekaragaman Hayati Plh

makhluk hidup dan pada akhirnya keanekaragaman hayati akan berkurang dan

hilang.

2. Degradasi Habitat

Polusi merupakan perubahan lingkungan yang menimbulkan pengaruh negatif

terhadap kesehatan dan kehidupan makhluk hidup.

3. Spesies-Spesies Pendatang

Kehadiran spesies pendatang dapat mengalahkan atau mendominasi spesies asli.

Pada abad ke-19 pembangunan Kanal Erie telah menyebabkan masuknya belut

laut ke Danau Agung.

4. Eksploitaso Secara Berlebihan

Eksploitasi sumber daya alam dikatakan berlebihan jika jumlah sumber daya alam

yang diambil lebih besar dibandingkan dengan kemamuan memperbarui diri

sumber daya alam yang diambil.

D. usaha pelestarian keanekaragaman hayati di indonesia

Konservasi keanekaragaman hayati atau biodiversitas sudah menjadi kesepakatan

internasional. Objek keanekaragaman hayati yang dilindungi terutama kekayaan

jenis tumbuhan (flora) dan kekayaan jenis hewan (fauna) serta mikroorganisme

misalnya bakteri dan jamur. Perlu diingat bahwa yang termasuk flora tidak hanya

tumbuhan yang berbunga yang sehari-hari kita lihat tetapi juga lumut dan paku-

pakuan. Demikian pula dengan fauna, tidak saja mencakup binatang mamalia

tetapi juga ikan, burung, dan serangga.

Tempat perlindungan keanekaragaman hayati di Indonesia telah diresmikan oleh

pemerintah. Lokasi perlindungan tersebut misalnya berupa Taman Nasional,

Cagar Alam, Hutan Wisata, Taman Hutan Raya, Taman Laut, Wana Wisata,

Hutan Lindung, dan Kebun Raya. Tempat-tempat tersebut memiliki makna yang

berbeda-beda meskipun fungsinya sama yaitu untuk tujuan konservasi.

Dalam usaha menjaga kelestarian sumber daya hayati agar tidak punah adalah

dengan cara menjaga keutuhan lingkungan tempat hidup makhluk hidup. Jika

sebagian besar masyarakat Indonesia melakukan aktivitas eksploitasi sumber daya

hayati secara terus-menerus tanpa diimbangi dengan usaha pelestarian maka

dalam waktu yang relatif singkat sumber daya hayati akan punah.

1. Cagar Alam

Page 17: Keanekaragaman Hayati Plh

Cagar alam adalah kawasan perlindungan alam yang memiliki tumbuhan, hewan,

dan ekosistem yang khas sehingga perlu dilindungi.

Perkembangan dan pertumbuhan hewan dan tumbuhan, berlangsung secara alami.

Sesuai dengan fungsinya cagar alam dapat dimanfaatkan untuk penelitian,

pengembangan ilmu pengetahuan, dan wisata.

Terdapat dua jenis cagar alam yaitu cagar alam darat dan cagar alam laut. Di

Indonesia cagar alam darat antara lain : Cagar Alam Morowali di Sulawesi tengah,

Cagar Alam Nusa Kambangandi Jawa Tengah, Cagar Alam Gunung Papandayan

di Jawa Barat, Cagar Alam Dolok Sipirok di Sumatera Utara, Cagar Alam Hutan

Pinus Janthoi di NAD (Aceh). Sedangkan cagar alam laut antara lain : Cagar

Alam Kepulauan Aru Tenggara di Maluku, Cagar Alam Pulau Anak Krakatau di

Lampung, dan Cagar Alam Kepulauan Karimata di Kalimantan Barat.

2. Suaka Margasatwa

Suaka Margasatwa adalah kawasan suaka alam yang memiliki ciri khas berupa

keanekaragaman dan keunikan jenis satwa, dan untuk kelangsungan hidup satwa

dapat dilakuakn pembinaan terhadap habitatnya.

Di Indonesia suaka margasatwadarat antara lain : Suaka Margasatwa Rawa

Singkil di NAD (Aceh), Suaka Margasatwa Padang Sugihan di Sumatera Selatan,

Suaka Margasatwa Muara Angke di DKI Jakarta, Suaka Margasatwa Tambora

Selatan di Nusa Tenggara Barat, Suaka Margasatwa Lamandau di Kalimantan

Tengah, dan Suaka Margasatwa Buton di Sulawesi Tenggara. Sedangkan Suaka

Margasatwa laut antara lain : Suaka Margasatwa Kepulauan Panjang di Papua,

Suaka Margasatwa Pulau Kassa di Maluku, dan Suaka Margasatwa Foja di Papua.

3. Taman Nasional

Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang memiliki ekosistem asli

yang dikelola dengan sistem zonasi. Taman nasional dapat dimanfaatkan untuk

tujuan penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan, dan wisata.

Terdapat dua jenis taman nasional, yaitu taman nasional darat dan taman nasional

laut. Taman nasional darat antara lain ; Taman Nasional Leuser di Sumatera

Utara, Taman Nasional Ujung Kulon di Banten, Taman Nasional Meru Betiri di

Jawa Timur, dan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh di Riau. Sedangkan taman

nasional laut antara lain ; Taman Nasional Kepulauan Seribu di DKI Jakarta,

Page 18: Keanekaragaman Hayati Plh

Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur, dan Taman Nasional Bunaken

di Sulawesi Utara.

4. Hutan Wisata

Hutan wisata adalah kawasan hutan yang karena keadaan dan sifat wilayahnya

perlu dibina dan dipertahankan sebagai hutan, yang dapat dimanfaatkan bagi

kepentingan pendidikan, konservasi alam, dan rekreasi. Misalnya Hutan Wisata

Pangandaran.

5. Taman Hutan Raya (Tahura)

Taman hutan raya adalah kawasan konservasi alam yang terutama dimanfaatkan

untuk koleksi tumbuhan dan hewan, alami atau non-alami, jenis asli atau

pendatang, yang berguna untuk perkembangan ilmu pengetahuan, pendidikan,

kebudayaan, dan rekreasi. Tahura ini dapat disebut sebagai taman propinsi.

Misalnya Pulau Sempu di Jawa Timur.

6. Taman Laut

Taman laut adalah wilayah lautan yang mempunyai ciri khas berupa keindahan

alam atau keunikan alam yang ditunjuk sebagai kawasan konservasi alam, yang

diperuntukkan guna meilindungi plasma nutfah lautan. Misalnya Taman Laut

Bunaken di Sulawesi Utara.

7. Wana Wisata

Wana wisata adalah kawasan hutan yang disamping fungi utamanya sebagai hutan

produksi, juga dimanfaatkan sebagai objek wisata hutan.

8. Hutan Lindung

Hutan lindung adalah kawasan hutan alam yang biasanya terletak di daerah

pegunungan yang dikonservasikan untuk tujuan melindungi lahan agar tidak

tererosi dan untuk mengatur tata air.

9. Kebun Raya

Kebun raya adalah kumpulan tumbuh-tumbuhan disuatu tempat, dan tumbuh-

tumbuhan terseubut berasal dari berbagai daerah yang ditanam untuk tujuan

konservasi, ilmu pengetahuan, dan rekreasi. Misalnya Kebun Raya Bogor dan

Kebun Raya Purwodadi.

Selain tempat-tempat yang telah disebutkan di atas yang memang ditetapkan oleh

pemerintah sebagai tempat konservasi, sebenarnya masyarakat pun dapat

Page 19: Keanekaragaman Hayati Plh

berpartisipasi dalam pelestarian keanekaragaman hayati. Bentuk pertisipasi

masyarakat dalam pelestarian keanekaragaman hayati misalnya:

a). Memperkaya koleksi tanaman di pekarangan rumah

b). Tidak membunuh burung dan hewan-hewan lainnya

c). Tidak membuang limbah sembarangan, terutama limbah pabrik, limbah rumah

tangga, dan limbah pestisida karena dapat membahayakan kehidupan flora dan

fauna.

E. Aktifitas Manusia Dapat Menurunkan Keanekaragaman Hayati

Aktifitas manusia dapat menurunkan keanekaragaman hayati. Hingga saat ini,

berbagai jenis tumbuhan dan hewan terancam punah dan beberapa di antaranya

telah punah. Sebagai contoh, Australia selama 20 tahun telah kehilangan 41 jenis

mamalia, 18 jenis burung, reptilia, ikan, dan katak, 200 jenis invertebrata, dan 209

jenis tumbuhan.

Sementara itu, Indonesia kehilangan beberapa satwa penting, misalnya harimau

bali. Saat ini hewan tersebut tidak pernah ditemukan lagi keberadaannya, alias

kemungkinan sudah punah. Hewan-hewan seperti badak bercula satu, jalak bali,

dan trenggiling juga terancam punah. Belum lagi beberapa jenis serangga, hewan

melata, ikan, dan hewan air, yang sudah tidak ditemukan lagi di lingkungan kita.

Kepunahan keanekaragaman hayati diduga disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu

sebagai berikut:

1. Perusakan Habitat

Habitat didefinisikan sebagai daerah tempat tinggal organisme. Kekurangan

habitat diyakini manjadi penyebab utama kepunahan organisme. Jika habitat rusak

maka organisme tidak memiliki tempat yang cocok untuk hidupnya. Kerusakan

habitat dapat diakibatkan karena ekosistem diubah fungsinya oleh manusia,

misalnya hutan ditebang dijadikan lahan pertanian, pemukiman dan akhirnya

tumbuh menjadi perkotaan. Kegiatan manusia tersebut mengakibatkan

menurunnya keanekaragaman ekosistem, jenis, dan gen.

Selain akibat aktifitas manusia, kerusakan habitat juga dapat diakibatkan oleh

bencana alam misalnya kebakaran, gunung meletus, dan banjir.

Page 20: Keanekaragaman Hayati Plh

Perusakan terumbu karang di laut juga dapat menurunkan keanekaragaman ayati

laut. Ikan-ikan serta biota laut yang hidup bersembunyi di dalam terumbu

karangtidak dapat lagi hidup dengan terntram, beberapa di antaranya tidak dapat

menetaskan telurnya karena terumbu karang yang rusak. Menurunnya populasi

ikan akan merugikan nelayan dan mengakibatkan harga ikan meningkat.

Kehidupan para nelayan menjadi terganggu.

2. Penggunaan Pestisida

Yang termasuk pestisida misalnya insektisida, herbisida, dan fungisida. Pestisida

yang sebenarnya hanya untuk membunuh organisme penggangu (hama), pada

kenyataannya menyebar ke lingkungan dan meracuni mikroba, jamur, hewan, dan

tumbuhan lainnya.

3. Pencemaran

Bahan pencemar juga dapat membunuh mikroba, jamur, hewan dan tumbuhan

penting. Bahan pencemar dapat berasal dari limbah pabrik dan limbah rumah

tangga.

4. Perubahan Tipe Tumbuhan

Tumbuhan merupakan produser di dalam ekosistem. Perubahan tipe tumbuhan

misalnya perubahan dari hutan hujan tropik menjadi hutan produksi dapat

mengakibatkan hilangnya tumbuh-tumbuhan liar penting. Hilangnya jenis-jenis

tumbuhan tertentu dapat menyebabkan hilangnya hewan-hewan yang hidup

bergantung pada tumbuhan tersebut.

5. Masuknya Jenis Tumbuhan dan Hewan Liar

Tumbuhan atau hewan liar yang masuk ke ekosistem dapat berkompetisi bahkan

membunuh tumbuhan dan hewan asli.

6. Penebangan

Penebangan hutan tidak hanya menghilangkan pohon yang sengaja ditebang,

tetapi juga merusak pohon-pohon lain yang ada di sekelilingnya. Kerusakan

berbagai tumbuh-tumbuhan karena penebangan akan mengakibatkan hilangnya

hewan. Jadi, penebangan akan menurunkan plasma nutfah.

7. Seleksi

Secara tidak sengaja perilaku kita mempercepat kepunahan oraganisme. Sebagai

contoh, kita sering hanya menanam tanaman yang kita anggap unggul misalnya

Page 21: Keanekaragaman Hayati Plh

mangga gadung, mangga manalagi, jambu bangkok. Sebaliknya kita

menghilangkan tanaman yang kita anggap kurang unggul, misalnya mangga

golek, nangka celeng.

Menurunnya keanekaragaman hayati menimbulkan masalah lingkungan yang

akhirnya merugikan manusia. Misalnya, penebangan hutan mengakibatkan banjir.

Hewan-hewan yang hidup di dalam hutan misalnya babi hutan, gajah, kera,

menyerang lahan pertanian penduduk karena habitat mereka semakin sempit, dan

makanan mereka semakin berkurang.

Menurunnya populasi serangga pemangsa (predator) karena disemprot dengan

insektisida mengakibatkan terjadinya ledakan populasi serangga yang dimangsa.

Jika serangga ini memakan tanaman pertanian, maka ledakan serangga tersebut

sangat merugikan petani.

F. Aktifitas Manusia yang Meningkatkan Keanekaragaman Hayati

Tidak semua aktifitas manusia berakibat menurunkan keanekaragaman hayati.

Ada juga aktivitas yang justru meningkatkan keanekaragaman hayati.

2.6.2.1 Penghijauan

Kegiatan penghijauan meningkatkan keanekaragaman hayati. Kegiatan

penghijauan tidak hanya menanam tetapi yang lebih penting adalah merawat

tanaman setelah ditanam.

2.6.2.2 Pembuatan Taman Kota

Pembuatan taman-taman kota selain meningkatkan kandungan oksigen,

menurunkan suhu lingkungan, mamberi keindahan, juga meningkatkan

keanekaragaman hayati.

2.6.2.3 Pemuliaan

Pemuliaan adalah usaha membuat varietas unggul dengan cara melakukan

perkawinan silang. Usaha pemuliaan akan menghasilkan varian baru. Oleh sebab

itu pemuliaan hewan dan tumbuhan dapat berfungsi meningkatkan

keanekaragaman gen.

G. Aktifitas Manusia untuk Melestarikan Keanekaragaman Hayati

Hewan atau tumbuhan langka dan rawan punah dapat dilestarikan dengan

pembiakan secara in situ dan ex situ.

Page 22: Keanekaragaman Hayati Plh

a). Pembiakan secara in situ adalah pembiakan di dalam habitat aslinya. Misalnya

mendirikan Cagar Alam Ujung Kulon, Taman Nasional Komodo.

b). Pembiakan secara ex situ adalah pembiakan di luar habitat aslinya, namun

suasana lingkungan dibuat mirip dengan aslinya. Misal penangkaran hewan di

kebun binatang (harimau, gajah, burung jalak bali).

Di Universitas Negeri Semarang (Unnes) sendiri juga banyak memiliki

keanekaragaman hayati. sesungguhnya lebih layak untuk menjadi contoh dan

referensi kawasan konservasi di Kota Semarang. Secara geografis, Unnes terletak

di daerah pegunungan dengan topografi yang beragam dan memiliki tingkat

keanekaragaman hayati(biodiversity) baik flora maupun fauna yang relatif tinggi.

Untuk meneguhkan diri menjadi sebuah universitas konservasi, telah

dikembangkan Taman Keanekaragaman Hayati yang meliputi program

penghijauan, pemilahan sampah organik dan anorganik, dan pengolahan sampah

organik menjadi kompos. Inventarisasi awal fauna khususnya burung dan kupu-

kupu di kampus pusat Unnes pada tahun 2005, 2008, dan awal 2009, berhasil

mengidentifikasi sebanyak 58 jenis burung. Dari jumlah tersebut, 14 diantaranya

dilindungi peraturan dan perundangan Indonesia; 2 jenis termasuk dalam kategori

spesies yang dilindungi CITES (Conservation on International Trade in

Endangered Species of Wild Fauna and Flora) Appendix II, I dan termasuk

kelompok spesies yang dilindungi IUCN (International Union for Conservation of

Nature) dengan kategori Endangered Species: EN, dan lima jenis termasuk

kategori spesies endemik Jawa. Selain itu ditemukan sebanyak 33 jenis kupu-kupu

dan salah satunya merupakan jenis yang dilindungi menurut sistem perundangan

Indonesia.

Berikut beberapa gambar jenis kupu-kupu dan burung yang dilindungi dan juga

tumbuhan seperti bunga dan pohon yang berada di lingkungan unnes.

Page 23: Keanekaragaman Hayati Plh

Kerai payung (Fillicium decipiens) yang berada Kebun Wisata Pendidikan

UNNES, FIS, FT.

Seekor kupu kupu jenis limenitis lorquini hinggap di bunga Lantana tegak yang

baru ditanam petugas kebun Universitas Negeri Semarang di taman dekat pintu

gerbang kampus unnes, selasa (13/4). Unnes banyak menggalakkan kegiatan

peduli lingkungan seperti menanam seribu pohon dengan semboyan One Man

One Tree untuk merealisasikan Unnes sebagai Conservation University.

Page 24: Keanekaragaman Hayati Plh

Nectarina jugularis atau yang biasa dikenal sebagai burung Madu Sriganti. Yang

sedang mencari nektar dan meloncat-loncat diantara dahan-dahan Angsana

(Pterocarpus indicus)

Lapangan di depan gedung rektorat di kelilingi oleh pohon-pohon yang

melingkari lapangan tersebut mejadikan lapangan menjadi terlihat asri.

Page 25: Keanekaragaman Hayati Plh

Embung Unnes yang terletak di selatan masjid Ulul Albab ternyata sering

digunakan mahasiswa dan warga Sekaran sebagai tempat wisata. Selain

memancing mereka menjadikan embung tersebut sebagai sarana interaksi sosial.

Ada pengunjung yang datang dengan pasangannya, keluarga atau teman.

Bab 3. Penutup

1. Kesimpulan

Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam. Keanekaragaman makhluk hidup

tersebut disebut dengan sebutan keanekaragaman hayati atau biodiversitas. Setiap

sistem lingkungan memiliki keanekaragaman hayati yang berbeda.

Keanekaragaman hayati ditunjukkan oleh adanya berbagai variasi bentuk, ukuran,

warna, dan sifat-sifat dari makhluk hidup lainnya.

Indonesia terletak di daerah tropik yang memiliki keanekaragaman hayati yang

tinggi dibandingkan dengan daerah subtropik dan kutub.

Keanekaragaman hayati disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor genetik dan

faktor lingkungan. Terdapat interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan

dalam mempengaruhi sifat makhluk hidup.

Kegiatan manusia dapat menurunkan keanekaragaman hayati, baik

keanekaragaman gen, jenis maupun keanekaragaman lingkungan. Namun di

samping itu, kegiatan manusia juga dapat meningkatkan keanekaragaman hayati

misalnya penghijauan, pembuatan taman kota, dan pemuliaan.

Pelestarian keanekaragaman hayati dapat dilakukan secara in situ dan ex situ.

Page 26: Keanekaragaman Hayati Plh

Keanekaragaman hayati dapat memberikan manfaat, baik secara ekonomi, ilmu

pengetahuan, sosial dan budaya, Sumber Pangan, Perumahan, dan Kesehatan,

Sumber Plasma Nutfah, ekologi, dan keindahan.

2. Saran

Agar keanekaragaman hayati tidak punah maka diperlukan upaya-upaya untuk

melestarikan keanekaragaman hayati tersebut dengan membuat tempat

perlindungan misalnya berupa Taman Nasional, Cagar Alam, Hutan Wisata,

Taman Hutan Raya, Taman Laut, Wana Wisata, Hutan Lindung, dan Kebun Raya.

Dengan upaya tersebut diharapkan keanekaragaman hayati akan tetap tejaga dan

lestari dan bemanfaat bagi kehidupan manusia.

Daftar pustaka

http://perpustakaan-online.blogspot.com/2008/04/keanekaragaman-hayati.html

fauzzzblog (2009). Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas).

From:http://fauzzzblog.wordpress.com/2009/12/06/keanekaragaman-hayati-

biodiversitas/#comment-418

Arnold Alfreddy Simbolon (2009). Keanekaragaman hayati.

From:http://arnold040993.wordpress.com/2009/02/17/keanekaragaman-hayati/

http://citizenimages.kompas.com/citizen/2010/04/16/limenitis-lorquini-58935

http://ww.its.ac.id/berita.php?nomer=4776

Pratiwi, D.A., Maryati, Sri, Srikini, Suharno, & S. Bambang (1996).buku

Penuntun Biologi SMU Kelas 1 Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga