Modul Praktikum Ftfs1 2015 Siap Kirim

49
MODUL PRAKTIKUM DAN SPECIAL PROJECT FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI I FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA DISUSUN OLEH: Tim Pengampu Formulasi dan Teknologi Sediaan Farmasi 1 Laboratorium Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

description

qqqq

Transcript of Modul Praktikum Ftfs1 2015 Siap Kirim

PENGELOLAAN PRAKTIKUM F

MODUL PRAKTIKUM DAN SPECIAL PROJECT FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI IFAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

DISUSUN OLEH:Tim Pengampu Formulasi dan Teknologi Sediaan Farmasi 1

Laboratorium Teknologi FarmasiFakultas FarmasiUniversitas Sanata DharmaYogyakarta2015

PENGELOLAAN PRAKTIKUM FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI IFAKULTAS FARMASI SANATA DHARMASEMESTER GENAP T.A. 2014-2015

TATA TERTIB

A. KETENTUAN UMUM1. Mahasiswa diharuskan hadir 5 menit sebelum praktikum. Bagi yang terlambat 15 menit tanpa ijin, tidak diperkenankan mengikuti praktikum2. Mengenakan jas laboratorium warna putih, bersih dan selalu dalam keadaan berkancing, masker dan sarung tangan karet. Tidak diperkenankan memakai sandal.3. Bekerja secara hati-hati, teliti, dan bersih selama acara praktikum4. Pengambilan bahan harus sesuai kebutuhan. Dilarang keras membuang bahan farmasetis. Segera kembalikan wadah bahan ke tempat semula setelah pengambilan bahan.5. Setelah selesai praktikum kembalikan alat (dalam keadaan utuh, berfungsi baik dan bersih).6. Bila terjadi kerusakan atau kehilangan alat selama praktikum, mahasiswa yang bersangkutan diharuskan mengganti sesuai alatnya.7. Tidak diselenggarakan praktikum susulan maupun responsi susulan, kecuali mahasiswa pada saat jadwal praktikum mengalami sakit, dukacita langsung, atau penugasan dari Universitas/Fakultas. Ijin hanya diberikan jika mahasiswa yang bersangkutan membawa surat keterangan dokter (jika sakit), surat keterangan dari pihak keluarga (dukacita langsung), atau surat penugasan dari pejabat Universitas/Fakultas yang berwenang (jika menjalani penugasan). 8. Ketentuan lain yang belum disebutkan,akan diatur sewaktu pelaksanaan praktikum

B. PELAKSANAAN1. Masing-masing mahasiswa melakukan acara praktikum sesuai jadual yang telah diatur2. Pelaksanaan praktikum Formulasi Teknologi Sediaan Farmasi dilaksanakan dengan 2 mekanisme:a. Praktikum reguler (pertemuan I-V) dilaksanakan selama 6 jam, dengan alokasi waktu 4.5 jam kerja, dan 1.5 jam diskusi hasil serta pembahasan yang disampaikan dalam bentuk ppt.b. Proyek dilaksanakan selama total 6 minggu, dengan pelaksanaan sebagai berikut :1) Konsultasi dan penyusunan proposal dilakukan pada pertemuan minggu I-V.2) Presentasi proposal dilakukan pada pertemuan minggu ke VI.3) Proses pembuatan sediaan dilakukan 5 pertemuan pada minggu ke VII-XI.4) Expo/pameran hasil sediaan dilakukan pada minggu ke XII di PSL atau Hall Mrican.5) Pengerjaan proyek hanya boleh dilakukan pada saat jam praktikum (kecuali pengamatan).

C. Materi praktikum1. Praktikum reguler (pertemuan ke I V)a. Sediaan padat : Pencampuran, Pembuatan serta evaluasi granul & tablet, dan supositoriab. Sediaan Semi-padat : Pembuatan serta evaluasi unguenta c. Sediaan Cair : Pembuatan serta evaluasi emulsi dan suspensid. Sediaan Steril : Pembuatan serta evaluasi injeksi aminofilin, larutan ringer laktat, dan suspense kortison asetat2. ProyekKelompok proyek terdiri dari 5-6 orang (tiap golongan praktikum 4 kelompok). Setiap kelompok dapat memilih bentuk sediaan yang ditawarkan (tidak boleh sama), namun setiap golongan praktikum, harus terdapat sediaan padat, semipadat, cair, dan steril. Pilihan bentuk sediaan sebagai berikut: a. Sabun cairb. Shampoc. Serbuk orald. Bedak e. Lulurf. Gel/krim anti jerawat (steril)g. Lipstikh. Hand body lotioni. Sediaan wound healing/dressing (steril)j. Vanishing creamk. Salep/krim anti jamurl. Pasta gigim. Gel antiseptik tangann. Tablet/serbuk effervescentZat aktif atau bahan utama yang digunakan merupakan bahan alam. Usahakan untuk menggunakan bahan dengan preparasi yang mudah dan memungkinkan untuk dilakukan di Laboratorium FTS (seperti direbus, diperas, diparut, atau sudah dalam bentuk ekstrak kering, atau minyak atsiri). Hindari proses ekstraksi seperti maserasi, sokletasi, perkolasi, dll.Gunakanlah bahan tambahan / eksipien yang sudah terdapat di laboratorium. Tidak akan dilakukan pengadaan/penggantian bahan yang tidak tersedia di laboratorium.

D. MEKANISME PRAKTIKUM1. Praktikum Reguler.a. Mahasiswa melaksanakan praktikum sesuai dengan jadual yang telah ditetapkan ( poin F).b. Pada saat praktikum mahasiswa hanya diperkenankan membawa 1 buku kerja tiap kelompok berisi cara kerja dan form hasil dan 1 buah laptop untuk presentasi.c. Setelah mengerjakan dengan tenang dan terencana, kelompok segera membuat laporan hasil dalam bentuk ppt yang akan dipresentasikan.d. Laporan dalam ppt berisi:1) Data yang diperoleh pada hari tersebut dalam bentuk tabulasi2) Analisis data 3) Pembahasan singkate. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil secara singkat, jelas dan komprehensif hasil praktikum pada hari tersebut.2. Projecta. Pada minggu I-V masing-masing kelompok mulai merancang proyek yang akan dikerjakan, dan disusun dalam bentuk proposal. Proposal berisi1) Nama bentuk sediaan2) Bahan aktif yang dipilih3) Formula yang akan dibuat4) Cara pembuatan sediaan5) Cara analisis kualitas sediaan6) Pemilihan kemasanKonsultasi terkait proposal dilakukan pada jam praktikum reguler. Proposal dikumpulkan pada minggu ke V pada dosen masing-masing.b. Proposal dipresentasikan pada minggu ke VI.c. Minggu ke VII praktikum masing-masing kelompok mengerjakan proyek pada jam praktikum didampingi oleh asisten.d. Expo dilakukan di PSL-USD atau Hall Kampus 1 Mrican pada minggu ke XII. Sebelum expo sediaan diperlihatkan pada dosen pengampu untuk dinilai.e. Menyerahkan laporan proyek yang berisi1) Nama bentuk sediaan2) Bahan aktif yang dipilih3) Formula yang akan dibuat4) Cara pembuatan sediaan5) Cara analisis kualitas sediaan6) Pemilihan kemasan7) Hasil dan pembahasan8) Foto expo9) Lampiran komentar dari pengunjung.

E. Bobot dan kriteria penilaian1. Praktikum : 40%a. Kerja (kebersihan, kedisiplinan, kinerja) : 10%b. Hasil dan diskusi : 30%2. Proyek : 60%a. Laporan : 25%b. Kualitas sediaan dan kemasan : 25%c. Expo : 10%Kriteria PenilaianNilai Total (%) 75,0065,00 - 74,9956,00 - 64,9940,00 - 55,99< 40,00

Nilai HurufABCDE

F. Jadwal Praktikum Formulasi Teknologi Sediaan Farmasi ISemester Genap Tahun Ajaran 2014/2015

I12/2/15II26/2/15III5/3/15IV12/3/15V19/3/15VI26/3/15VII16/4/15VIII23/4/15IX30/4/15X7/5/15XI21/4/15XII

AA1Granul MixingTabletSupositoriaSterilUnguentaEmulsi SuspensiPresentasi Proposal ProyekProyekExpo

A2UnguentaEmulsiSuspensiGranul MixingTabletSupositoriaSteril

A3SterilUnguentaEmulsiSuspensiGranul MixingTabletSupositoria

I13/2/15II20/2/15III27/2/15IV6/3/15V13/3/15VI20/3/15VII27/3/15VIII17/4/15IX24/4/15X8/5/15XI13/4/15XII

BB1Granul MixingTabletSupositoriaSterilUnguentaEmulsi SuspensiPresentasi Proposal ProyekProyekExpo

B2UnguentaEmulsiSuspensiGranul MixingTabletSupositoriaSteril

B3SterilUnguentaEmulsiSuspensiGranul MixingTabletSupositoria

Pengelolaan Praktikum Formulasi & Teknologi Sediaan Farmasi IFakultas Farmasi Universitas Sanata DharmaSemester Genap Tahun 2014/2015

ASISTEN DAN DOSEN PENGAMPU

GOLDOSENASISTEN

A1Dr. Sri Hartati Yuliani, Apt.Bertha NathaniaPrita PatriciaAyaga Divadi

A2Dina Christin A.P., S.Farm., AptMedaliana HartiniMaria Faustina SariAgnesia Brilianti Kananlua

JADWAL PRAKTIKUM

JAMKAMISJUMAT

11.00-17.00A

11.00-17.00B

STUDI PREFORMULASI SEDIAAN FARMASI(Dilakukan secara mandiri oleh mahasiswa, sebelum melaksanakan praktikum)

Tujuan : Mahasiswa mampu mengenal, memahami dan melakukan studi preformulasi sediaan farmasiBahan : Paracetamol, Natrium Salisilat, Sulfadiazine, Asam Salisilat, Oleum ArachidisFormula:

SEDIAAN SOLID1. Tablet Paracetamol2. Suppositoria Natrium Salisilat

SEDIAAN LIQUID1. Suspensi Sulfadiazine

SEDIAAN SEMISOLID1. Unguenta Asam Salisilat2. Emulsi Oleum Arachidis

SEDIAAN STERIL1. Injeksi Aminofilin2. Larutan Ringer Laktat3. Suspensi Kortison Asetat

STUDI PREFORMULASIDalam studi preformulasi mahasiswa perlu memahami sifat fisikokimiawi bahan aktif dan eksipien yang digunakan dalam pembuatan bentuk sediaan obat. Studi preformulasi yang dilakukan adalah mempelajari karakteristik bahan aktif dan eksipien yang digunakan meliputi : Pengamatan organoleptis Penelusuran pustaka: Studi literatur terkait sifat fisikokimiawi zat aktif dan eksipien (kristal/amorf, kelarutan, titik lebur, pH/pKa), fungsi eksipien, serta kemungkinan terjadinya inkompatibilitas Informasi MSDS (Material Safety Data Sheet)

Informasi yang diperoleh dari studi preformulasi disajikan dalam bentuk laporan dan diskusi yang memuat segala informasi yang dibutuhkan yang akan mempengaruhi proses pembuatan bentuk sediaan.Sumber literatur yang dapat diterima adalah sumber resmi baik dari textbook maupun jurnal publikasi ilmiah nasional dan internasional.Sumber literatur yang digunakan perlu disertakan dalam daftar pustaka laporan praktikum.

FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN PADAT Pembuatan Dan Cara Evaluasi Tablet

BahanAmilum, Laktosa, Sol Gelatin 10%

Alat Mortir dan stamper, Mesin tablet, hardness tester, disintegration tester, friabilator. Corong pengukur sifat alir Silinder gelas pengukur sudut diam, volumenometer Piring petri 6 (enam) pasangAlmari pengeringAyakan dan neraca

FormulaDalam percobaan ini digunakan 3 formula sebagai berikut :

BahanF1F2F3

Amilumlaktosa400200300300200400

Cara kerja 11. Timbang laktosa dan amilum masing-masing untuk F1, F2 dan F3. Masukkan ke dalam mikser dan campur sampai homogen (5 menit)2. Buat mucilago amili 10% sebanyak 100 ml, tambahkan pada campuran F1, F2 dan F3 sedikit demi sedikit, campur homogen sampai terbentuk granul, kemudian ayak dengan ayakan no 12.

Cara kerja II1. Timbang granul basah sebanyak 25 g dan masukkan ke dalam piring petri (6 petri)2. Masukkan keenam piring petri dengan hati-hati dalam almari pengering, keringkan pada suhu 60 0C. Selama pengeringan piring petri berada dalam keadaan terbuka.3. Setelah selang waktu tertentu, keluarkan sebuah piring petri dalam keadaan tertutup, dinginkan dan timbang. Waktu pengeringan 10, 20, 30, 40, dan 50 menit.4. Biarkan satu piring petri dalam almari pengering, lanjutkan pengeringan selama 3 hari5. Timbang berat granul setelah pengeringan selama 3 hari, dan catat sebagai granul kering.

Contoh perhitunganPerhitungan kandungan lembab setelah waktu pengeringan 20 menit (MC20)

a. Sebelum pengeringan (t = 0 menit)Berat petri + granul basah= 225,000 gBerat petri= 200,000 g

Berat granul basah= 25,000 g

b. Setelah pengeringan 20 menit (t =20 menit)Berat petri + granul= 223,750 gBerat petri= 200,000 g

Berat granul= 23,750 g

c. Setelah pengeringan 3 hari (t = 3 hari)Berat petri + granul= 219,000 gBerat petri= 200,000 g

Berat granul= 19,000 g

Jadi kandungan lembab granul setelah pengeringan 20 menit (MC20)

MC20 =

MC20 = MC20 = 25%

Cara kerja III1. Timbang 100 g granul basah yang telah dibuat. Tuangkan secara perlahan-lahan ke dalam corong pengukur. Penuangan lewat tepi corong, dan jangan langsung ke bagian tengah corong. Mengapa demikian? Buka penutup corong dengan pelan-pelan, biarkan granul mengalir keluar. Catat berapa lama waktu yang diperlukan agar semua granul keluar lewat mulut corong dengan menggunakan pencatat waktu (stop watch)2. Kerjakan dengan cara yang sama seperti pada butir a untuk granul yang telah dikeringkan selama 10, 20, 30, 40, 50 menit, dan 3 hari

Evaluasia. Catat waktu alir untuk setiap granul yang diamati (satuan detik)b. Hitung kecepatan alirnya (gram/detik) Contoh :c. Berat granul G10(granul yang dikeringkan 10 menit) = 100 gd. Waktu alir G10= 10 detike. Kecepatan alir G10= 20/2 g/det = 10 g/detf. Buat kurva hubungan antara kandungan lembab (MC) granul dengan kecepatan alirnya.

Cara kerja IVPengamatan sudut diama. Timbang granul seberat 100 g, masukkan secara pelan-pelan lewat lubang bagian atas, sementara bagian bawah ditutupb. Buka penutupnya dan biarkan serbuk keluarc. Ukur tinggi kerucut yang terbentukd. Ulangi percobaan sebanyak 3 kali

Catatan : selama percobaan alat dijepit dengan klem, hindarkan pengaruh getaran

Uji pengetapana. Tuangkan granul secara pelan-pelan ke dalam gelas ukur sampai volume 100 ml. Catat sebagai Vob. Pasang gelas ukur pada alat, hidupkan motorc. Catat perubahan volume setelah pengetapan (Vt) bila t = 5, 10, 25, 50, dan 100 hentakan. Teruskan pengetapan sampai permukaan serbuk tidak turun lagi (volume sudah konstan, dan catat sebagai Vk)d. Catat berat granul

Cara kerja V

Penambahan bahan pelicin dan penghancur pada granul F1, F2 dan F3PenambahanGranul F1Granul F2Granul F3

Paracetamol200mg/tab200mg/tab200mg/tab

Amilum kering101520

Mg stearat201510

Catatan : Penambahan ini untuk 200 g granul

a. Timbang bahan penghancur dan pelicin untuk masing- masing formula granulb. Pindahkan granul, bahan penghancur dan bahan pengisi kedalam corong alimentasi, kemudian ditablet. Berat satu tablet 500 mgc. Tekanan kompresi untuk campuran F1, F2, dan F3 dibuat samad. Untuk tablet yang sudah jadi, lakukan kontrol sifat fisisnya mencakup, keseragaman bobot, kekerasan tablet, kerapuhan tablet dan waktu hancur tablet.

Pencampuran / Mixing

Tujuan : Untuk mengetahui salah satu teknik pencampuran, serta mengamati homogenitasnya

Bahan: Granulatum simplex warna putih dan granulatum simplex warna biru

Alat: Mikser dan alat pencuplik

Cara Kerja :1. Timbang granulatum simplex berwarna putih sebanyak 270 gram dan warna biru sebanyak 30 gram2. Masukkan granul ke dalam alat3. Alat diatur sedemikian rupa sampai semua granul dapat berputar dengan baik. Putar mikser dengan teratur selama pencampuran. Kecepatan putar mikser 20 rpm. Lakukan pencampuran selama: 3 ; 10 ; 15 ; 30 menit4. Setiap waktu putar, ambil 20 cuplikan secara acak pada beberapa tempat di dalam alat5. Pada setiap cuplikan, pisahkan granul berwarna putih dan biru, lalu timbang masing-masing.

Evaluasi :1. Hitung kadar granul berwarna biru pada masing-masing cuplikan dengan penimbangan2. Hitung CV kadar granul biru di setiap waktu pencampuran3. Buat grafik CV sebagai fungsi lama pencampuran.

Pembuatan Dan Cara Evaluasi Suppositoria

Tujuan : Mengenal dan memahami cara pembuatan dan evaluasi bentuk sediaan suppositoriaBahan: Natrium salisilat; ; Cera flava; PEG 400; PEG 6000 Alat: 1. Alat-alat gelas (beaker glass, pengaduk kaca, gelas ukur, pipet ukur, tabung reaksi, dll.) 2. Alat uji waktu leleh/larut suppositoria

Formula: FORMULAIIIIIIIV

Natrium salisilat0,10,10,10,1

Oleum cacao2,92,81

Cera flava-0,09

PEG 60002,612,32

PEG 4000,290,58

Buat masing-masing formula suppositoria sebanyak 6. (Penimbangan untuk 6 suppositoria)

Cara pembuatan :Suppositoria formula I & II1. Cera flava dilelehkan dalam cawan porselin di atas penangas air. Oleum cacao ditambahkan sepertiga bagian sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga homogen2. Sisa Oleum cacao ditambahkan sambil diaduk homogen.3. Na salisilat dengan massa (2) dicampur dalam mortir panas hingga terdispersi homogen4. Massa (3) dikembalikan ke dalam cawan panas, diaduk dan dituangkan ke dalam cetakan suppositoria yang terlebih dulu dihangatkan dan dioles dengan parafin cair5. Cetakan didinginkan dalam almari es sampai membeku6. Suppositoria diambil dari cetakan dan disimpan dalam almari es untuk percobaan berikutnya7. Dilakukan pemeriksaan keseragaman bobot

Suppositoria formula III & IV1. Kedua macam PEG dilelehkan, diaduk hingga homogen dalam cawan panas2. Campuran (1) dicampurkan dalam mortir hangat bersama Na salisilat sambil digilas homogen3. Massa (2) dikembalikan dalam cawan panas, diaduk homogen dan dituangkan ke dalam cetakan suppositoria. Didinginkan sampai membeku4. Suppositoria diambil dari cetakan dan disimpan di dalam almari es untuk percobaan berikutnya5. Dilakukan pemeriksaan keseragaman bobot

Instruksi EvaluasiUji waktu leleh suppositoria1. Siapkan formula suppositoria yang akan ditetapkan waktu lelehnya2. Hubungkan semua sistem sirkulasi air pada alat tersebut3. Alirkan air pada 37oC4. Masukkan suppositoria yang akan ditentukan waktu lelehnya dalam bagian spiral dari alat tersebut. Atur batang kaca hingga tepat menyentuh suppositoria5. Masukkan bagian alat tersebut ke dalam tabung untuk air mengalir sedemikian rupa sehingga skala 0 sejajar dengan permukaan air di luarnya . Pada waktu air menyentuh suppositoria ,mulailah menjalankan pencatat waktu6. Pencatatan waktu dihentikan bila tidak ada lagi terlihat bagian suppositoria yang berada pada spiral kaca tersebut.7. Lakukan percobaan untuk masing-masing suppositoria sebanyak 2 kali.

Panduan Pemahaman Materi :1. Apa yang dimaksud dengan suppositoria ?2. Sebutkan keuntungan dan kerugian sediaan suppositoria !3. Bagaimana ukuran suppositoria yang seharusnya digunakan sebagai sediaan farmasi?4. Bagaimana mekanisme pelepasan obat suppositoria dengan basis Oleum Cacao ?5. Apa maksud penambahan Cera flava dalam basis Oleum Cacao ? Berapa % rentang yang perlu ditambahkan ? Mengapa demikian ?6. PEG umumnya mempunyai titik lebur jauh diatas suhu badan. Apakah sifat ini tidak menghambat pelepasan obatnya ? Jelaskan !7. Fenomena apa yang terjadi pada basis Oleum Cacao ? Bagaimana fenomena tersebut dapat menimbulkan masalah pada pembuatan maupun penyimpanan Oleum cacao? Bagaimana solusi permasalahan tersebut?

FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN SEMIPADAT Pembuatan dan Evaluasi Unguenta Salisilat

Tujuan : Mengenal dan memahami cara pembuatan, jenis basis dan cara evaluasi bentuk sediaan unguentaBahan: Asam salisilat; Vaselin; Cera flava; PEG 400; PEG 4000 Alat:1. Alat-alat gelas (beaker glass, cawan porselin, pengaduk kaca, dll.) 2. Roller mill3. Alat uji daya sebar unguenta4. Alat uji daya proteksi unguenta terhadap air5. Stopwatch Formula: FORMULAIIIIIIIV

Asam salisilat0.50.50.50.5

Vaselin99.593.9

Cera flava-5.6

PEG 4000-55.371.9

PEG 400-44.227.6

Cara pembuatan :Unguenta formula I & II 1. Dalam sebuah cawan porselin vaselin dan cera flava dilelehkan, diaduk homogen,lalu didinginkan sampai kira-kira suhu 50o C2. Dalam mortir hangat asam salisilat dimasukkan, ditambah spiritus fortior beberapa tetes lalu ditambah campuran (1). Diaduk homogen dan spiritus dibiarkan menguap.3. Sisa campuran (1) ditambahkan dan diaduk homogen4. Penggilasan dilanjutkan dengan menggunakan Roller Mill, diulangi 2-3 kali5. Unguenta disimpan dalam wadah untuk percobaan selanjutnya

Unguenta formula III & IVCara pembuatan sama dengan unguenta formula I & II, namun dengan basis unguenta merupakan campuran antara PEG 4000 dan PEG 400

Instruksi preparasi dan evaluasi unguenta :A. Uji homogenitas unguenta1. Letakkan unguenta secukupnya diatas object glass yang telah ditentukan luasnya2. Letakkan object glass yang lain diatas unguenta tersebut. Tekan dengan beban 1 kg selama 5 menit3. Amati sebaran unguenta, apakah campuran homogen, halus (tidak ada butiran)4. Ulangi sebanyak 3 kali5. Lakukan tes untuk formula unguenta yang lain dengan masing-masing 3 kali percobaan

B. Uji daya sebar unguenta1. Timbang 0,5 g unguenta, letakkan di tengah kaca bundar .2. Letakkan kaca penutup di atas massa unguenta setelah kaca penutup tersebut ditimbang.Biarkan selama 1 menit3. Ukur diameter unguenta yang menyebar (dengan mengambil panjang rata-rata diameter dari beberapa sisi)4. Tambahkan 50 g beban tambahan, diamkan selama 1 menit dan ulangi langkah (3)5. Lanjutkan sebanyak 3 kali, dengan menambah tiap kali dengan beban tambahan 50 g , diamkan 1 menit dan diukur diameternya seperti pada langkah (3)6. Gambarkan dalam grafik hubungan antara beban dan luas unguenta yang menyebar

C. Uji kemampuan proteksi1. Ambillah sepotong kertas saring (10 x 10 cm). Basahi dengan larutan phenolphtalein untuk indikator. Setelah itu kertas dikeringkan2. Olesilah kertas tersebut pada no 1 dengan unguenta yang akan dicoba (satu muka) seperti lazimnya orang mempergunakan unguenta3. Sementara itu pada kertas saring yang lain, buat suatu areal (2,5 x 2,5) cm dengan pembatas parafin padat yang dilelehkan. 4. Tempelkan kertas (3) diatas kertas (2)5. Tetesi / basahi areal dengan KOH 0,1 N6. Amati timbulnya noda kemerahan pada sebelah kertas yang dibasahi dengan larutan phenophtalein pada waktu 15;30;45;60;180; 300 detik 7. Lakukan percobaan untuk unguenta yang lain

D. Uji Disolusi UnguentaTujuan : Mengenal dan memahami profil disolusi unguenta asam salisilat dengan basis yang berbedaBahan: Asam salisilat; Vaselin; Cera flava; PEG 400; PEG 4000, reagen FeCl3Alat:1. Alat-alat gelas (beaker glass, cawan porselin, pengaduk kaca, dll.) 2. Alat uji disolusi unguenta 3. Visible Spectrophotometer

Instruksi preparasi,pengamatan / pengumpulan data dan evaluasi :1. Siapkan sel disolusi unguenta dan membran selofan porous (sebelum dipergunakan direndam dulu 24 jam dalam air suling)2. Masukkan unguenta yang akan dicoba ke dalam sel sampai penuh dengan menggunakan alat yang disediakan, diratakan lalu ditimbang. Tutuplah dengan membran selofan, jaga supaya tidak ada gelembung udara antara unguenta dan membran, Lalu sel ditutup dengan penutupnya3. Tuangkan aquadest 37o C sebanyak 500 ml (ambil dengan labu takar) ke dalam bejana disolusi . Jaga agar suhu medium 37o C selama percobaan4. Masukkan sel yang telah diisi unguenta tersebut ke dalam medium. Jalankan pengadukan dan pencatat waktu.5. Ambillah 5 ml contoh medium pada waktu 5;10;15; 25;35 dan 45 menit. Setiap kali mengambil contoh, kembalikan volume medium dengan menambahkan 5 ml aquades 37o C6. Tetapkan kadar salisilat dalam contoh tersebut dengan cara : 5 ml contoh medium ditambah 1 tetes larutan FeCl3. Tetapkan absorban dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 525 nm. Tambahkan kembali 5 ml medium ke dalam bejana disolusi segera setelah pengambilan sample.7. Hitung berapa salisilat yang terlarut dalam medium pada tiap pengambilan tersebut8. Bandingkan pelepasan obat dari kedua jenis basis unguenta tersebut.

Panduan Pemahaman Materi :1. Sebutkan jenis-jenis basis unguenta !2. Pembuatan unguenta salisilat mengikuti peraturan unguenta yang mana ?3. Mengapa digolongkan dalam peraturan unguenta tersebut ?4. Sebutkan keuntungan penggunaan basis unguenta larut dalam air atau basis unguenta tercuci dibandingkan basis unguenta lemak !5. Apa beda basis tercuci air dan basis yang larut air ?6. Faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan menyebar unguenta?7. Apa sajakah tujuan uji-uji yang dilakukan untuk sediaan unguenta tersebut di atas jika disesuaikan dengan aplikasi sediaan unguenta ?8. Mengapa dalam percobaan pelepasan obat dari sediaan unguenta dipergunakan membran porous ?9. Faktor apa yang mempengaruhi kecepatan pelepasan obat dari basis unguenta ke dalam medium ?10. Apakah uji disolusi secara in vitro tersebut di atas sudah dapat mewakili pelepasan obat secara nyata suatu sediaan unguenta pada kulit ?

FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUIDPembuatan dan Evaluasi Suspensi Sulfadiazine

Tujuan : Mengenal dan memahami cara pembuatan dan evaluasi bentuk sediaan suspensiBahan: Sulfadiazine; asam sitrat ; CMC-Na; metil paraben ; NaOH; gula; etanol; aquaAlat: 1. Alat-alat gelas (beaker glass, pengaduk kaca, gelas ukur, pipet ukur, tabung reaksi, dll.) 2. Mixer 3. Viskosimeter Stormer 4. Stopwatch

Formula: tiap 5 ml mengandung komposisi seperti pada resep di bawah ini:

R/Sulfadiazine500 mg

Asam sitrat200 mg

CMC-Na 50 mg

Metil paraben 5 mg

NaOH100 mg

Sirupus simpleks 1,5 ml

Etanol 50 l

Aqua ad 50 ml

Tiap formula dibuat sebanyak 500 ml

Cara pembuatan:

Persiapan1. CMC-Na dikembangkan dengan cara ditaburkan diatas permukaan air dingin dalam suatu wadah yang lebar, didiamkan selama 24 jam2. Sirupus simpleks dibuat menurut ketentuan farmakope yang berlaku, tanpa penambahan pengawet dengan aquadest diluar dari yang tersedia.3. Metil paraben dilarutkan dalam etanol yang tersedia4. Larutan NaOH dibuat pada konsentrasi 10 % menggunakan aquadest yang tersedia5. Larutan asam sitrat dibuat pada konsentrasi 10 % menggunakan asam sitrat yang tersedia.

Cara presipitasi1. Larutan NaOH digunakan untuk melarutkan seluruh sulfadiazine dalam suatu wadah.2. CMC-Na yang telah dikembangkan, larutan metil paraben dalam etanol dan sirupus simpleks ditambahkan pada campuran tersebut sambil diaduk menggunakan mixer.3. Sambil diaduk, larutan asam sitrat ditambahkan dalam campuran tersebut.4. Pengadukan dengan mixer dilakukan selama 10 menit

Cara dispersi1. CMC-Na yang telah dikembangkan dmasukkan ke dalam mixer2. Sulfadiazin ditaburkan ke atas permukaan CMC-Na tersebut3. Larutan NaOH dan asam sitrat dicampurkan dalam suatu wadah.4. Kedalam wadah mixer, ditambahkan larutan metil paraben, sirupus simpleks dan campuran larutan NaOH dan asam sitrat sambil diaduk.5. Pengadukan dengan mixer dilakukan selama 10 menit

Perhatian : masing-masing metode harus terdiri dari jumlah bahan yang sama.

Evaluasi :Volume sedimentasi1. Suspensi ditempatkan pada tabung reaksi yang telah diberi skala2. Pengamatan volume sedimentasi pada hari ke- 0, 1, 3, 7

Diameter rata-rata partikel1. Sampel suspensi diletakkan dalam obyek glass dan diencerkan dengan air.2. Diamati ukuran partikel (minimal 20 partikel)3. Dihitung diameter rata-rata ukuran partikel

Panduan Pemahaman Materi :1. Tuliskan hukum Stokes serta beri keterangan secara singkat dan jelas !2. Bagaimanakah syarat-syarat berlakunya hukum Stokes ?3. Bagaimana pengaruh temperatur terhadap viskositas dan hubungannya dengan kecepatan pengenapan partikel ?4. Bagaimana cara evaluasi suatu bentuk sediaan suspensi ?5. Bagaimana pengaruh ukuran partikel terhadap stabilitas suspensi ?6. Ceritakan 2 metode pembuatan suspensi yang sudah anda ketahui !7. Apa perbedaan yang mendasar dari kedua metode pembuatan suspensi tersebut ? Bagaimana dampaknya terhadap suspensi yang dihasilkan?

Sistem Flokulasi dan Deflokulasi Suspensi

Tujuan : Memahami sistem flokulasi dan deflokulasi pada bentuk sediaan suspensi dan menghitung derajad flokulasi suspensiBahan: Sulfadiazine; Dioktil Sodium sulfosuksinat (DSS); Alumunium chlorida; aquadest.Alat: 1. Alat-alat gelas (beaker glass, pengaduk kaca, gelas ukur, pipet ukur, tabung reaksi berskala, dll.) 2. Stopwatch

Formula: FormulaABCDE

Sulfadiazine (g)22222

DSS (mg)2020202020

AlCl3 (mg)-24610

Aquadest (ml) ad2020202020

Cara pembuatan :1. DSS dilarutkan dalam sebagian air2. Serbuk sulfadiazin didispersikan dalam larutan yang mengandung DSS, aduk sampai semua serbuk terbasahi,jika perlu ditambah aquadest.3. Larutan AlCl3 ditambahkan secara seksama pada formula B,C,D dan E,diaduk sampai homogen dan terjadi suatu dispersi terflokulasi.4. Dispersi kemudian dituang kedalam tabung reaksi berskala, ditambah aquadest ad 20 ml, digojok homogen

CatatanMasing-masing formula dibuat 3 kali replikasi sesuai dengan formula. (Replikasi yang dimaksud adalah replikasi pembuatan)

Instruksi evaluasi :1. Tempatkan tabung-tabung tersebut dalam rak. Catat tinggi pengenapan pada waktu tertentu : 0;5;10;15;20;25;30;40 menit.2. Tentukan suspensi yang deflokulasi dan suspensi yang flokulasi serta gambarkan grafik waktu v.s. harga F (volume pengenapan) untuk kelima formula tersebut.3. Hitung derajad flokulasi suspensi dengan rumus :

B= F/F~ B= derajad flokulasi F = Volume pengenapan suspensi flokulasi F = Volume pengenapan suspensi deflokulasi

Panduan Pemahaman Materi :1. Ada 2 macam sistem dalam pembuatan suspensi,yaitu terflokulasi dan terdeflokulasi2. Sebutkan ciri-ciri dari kedua sistem tersebut !3. Apakah yang disebut derajat flokulasi (B)? Apakah artinya jika B = 1 ?4. Apakah yang dimaksud dengan volume sedimentasi ?5. Bagaimana mekanisme terjadinya flokulasi dengan menggunakan elektrolit ?6. Bagaimana pengaruh ukuran partikel terhadap kecepatan pengenapan partikel ?

Pembuatan dan Cara Evaluasi Emulsi

Tujuan : Mengenal dan memahami mekanisme kerja alat pembuatan emulsi dan pengaruh penggunaan alat tersebut terhadap stabilitas sediaan emulsi Bahan: Oleum arachidis; CMC Na.; AquadestAlat: 1. Alat-alat gelas (beaker glass, pengaduk kaca, gelas ukur, pipet ukur, tabung reaksi, dll.) 2. Mixer 3. Blender 4. Homogenizer Formula: R/ Oleum arachidis 20 CMC Na 1,5 Aquadest ad 100

Cara pembuatan :Persiapan:CMC-Na dikembangkan dengan cara ditaburkan diatas permukaan air dingin dalam wadah yang lebar, didiamkan selama 24 jam.

Pembuatan dengan menggunakan mixerDibuat sesuai formula diatas sebanyak 800 ml1. Masukkan Oleum arachidis, larutan CMC-Na dan aquades kedalam mixer2. Lakukan pengadukan selama 2 menit3. Emulsi dimasukkan ke dalam tabung sentrifuge dan dilakukan pemutaran dengan 4000 rpm selama 20 menit.4. Sisa emulsi dimasukkan ke dalam tabung berskala untuk diamati perubahan yang terjadi.

Pembuatan dengan menggunakan blenderDibuat sesuai formula diatas sebanyak 300 ml1. Masukkan Oleum arachidis, larutan CMC-Na dan aquades kedalam blender2. Lakukan pengadukan selama 10 detik3. Emulsi dimasukkan ke dalam tabung sentrifuge dan dilakukan pemutaran dengan 4000 rpm selama 20 menit.4. Sisa emulsi dimasukkan ke dalam tabung berskala untuk diamati perubahan yang terjadi.

Pembuatan dengan menggunakan homogenizerDibuat sesuai formula diatas sebanyak 400 ml1. Masukkan Oleum arachidis, larutan CMC-Na dan aquades kedalam homogenizer2. Diputar selama 3 x 2 detik3. Emulsi dimasukkan ke dalam tabung sentrifuge dan dilakukan pemutaran dengan 4000 rpm selama 20 menit.4. Sisa emulsi dimasukkan ke dalam tabung berskala untuk diamati perubahan yang terjadi.

Instruksi evaluasi :Bandingkan stabilitas tiap-tiap emulsi yang dibuat dengan alat yang berbeda tersebut dengan cara mengamati pemisahan sesaat setelah pembuatan dan pemisahan yang dipercepat !

Panduan Pemahaman Materi :1. Apakah yang dimaksud dengan sediaan emulsi ?2. Bagaimanakah kriteria sediaan emulsi yang ideal ?3. Apakah yang dimaksud dengan emulsi tipe A/M dan emulsi tipe M/A ?4. Bagaimana cara menentukan / membedakan tipe emulsi ?5. Apa saja yang perlu diamati untuk mengevaluasi suatu sediaan emulsi ?6. Apakah hukum Stokes juga berlaku pada sediaan emulsi ? Bagaimana perumusan dari hukum Stokes ?7. Bagaimana mekanisme kerja alat pembuatan emulsi dalam hal ini mixer, blender dan homogenizer ?8. Apakah perbedaan mekanisme kerja alat pembuatan emulsi dapat berpengaruh pada stabilitas suatu sediaan emulsi ?9. Apa saja fenomena ketidakstabilan suatu emulsi ? Apa saja yang menjadi penyebab timbulnya masing-masing fenomena tersebut ?

Hubungan HLB dengan Stabilitas Emulsi

Tujuan : Mengenal dan memahami hubungan nilai HLB (Hydrophil-Lipophil Balance) dengan stabilitas suatu sediaan emulsiBahan: Oleum arachidis; Tween 80; Span 80; AquadestAlat: 1. Alat-alat gelas (beaker glass, pengaduk kaca, gelas ukur, pipet ukur, tabung reaksi, dll.) 2. Blender 3.. Viskosimeter Stormer 4. Sentrifuge Formula: R/ Oleum arachidis 10 Tween 80 ) Span 80 ) 2,5 Aquadest ad 50

Buat 3 formula dengan perbandingan Tween 80 - Span 80 sebagai berikut :

IIIIII

Tween 80755025

Span 80255075

Cara pembuatan :1. Masing-masing harga HLB campuran Tween 80 - Span 80 yang akan digunakan dihitung secara teoretis.2. Oleum arachidis ditimbang lalu ditambah Tween 80 - Span 80, dipanaskan dalam beakerglass sampai 70oC3. Air dengan suhu 70oC dituangkan ke dalam minyak porsi per porsi sambil diaduk4. Cairan dimasukkan ke dalam blender dan diaduk selama 30 detik.5. Campuran cairan dimasukkan ke dalam beakerglass sambil diaduk hingga mendingin.

Instruksi evaluasi :1. Masukkan emulsi ke dalam tabung yang berskala dan amati kemungkinan pemisahan yang terjadi, pada hari 0, 1, 2, 3 !2. Terhadap sisa cairan tentukan viskositasnya dengan viskosimeter Stormer !3. Bandingkan nilai HLB masing-masing formula dengan mempertimbangkan stabilitas emulsi dan viskositasnya !

Panduan Pemahaman Materi :1. Apakah yang dimaksud dengan surfaktan ?2. Apakah yang dimaksud dengan HLB ?3. Bagaimana cara menghitung HLB suatu campuran ?4. Berapa nilai HLB pada formula percobaan tersebut di atas bila diketahui HLB Tween-80 dan Span-80 masing-masing 15,0 dan 4,3 ?5. Angka dibelakang penulisan Tween dan Span menunjukkan apa ? Bagaimana hubungan angka tersebut terhadap HLB dan stabilitas suatu emulsi ?6. Bagaimana cara untuk mengevaluasi emulsi ?7. Mengapa kenaikan temperatur dapat mempercepat terbentuknya campuran homogen dari suatu campuran atau emulsi ?8. Bagaimana cara menentukan viskositas emulsi tersebut dengan menggunakan viskosimeter Stormer ?

FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL

A. INJEKSI AMINOPHYLLIN 2,5%

ALAT DAN BAHANGlasswares, autoclave, ampul, theophyllin, etilendiamin, NaCl, WFI bebas CO2

FORMULAR/ Theophylin 2,06 Etilendiamin 0,5 Aqua p.i ad 100 mL m.f. solutio

PROSEDUR KERJA1. Tonisitas formula dihitung. Jika masih hipotonis, hitung banyaknya Na Cl yang dibutuhkan untuk menjadi isotonis2. Theophylin dilarutkan dengan sebagian aqua3. Etilendiamin dilarutkan dalam sisa aqua4. Larutan etilendiamin ditambahkan tetes demi tetes5. pH larutan dicek (pH 9,2-9,6)6. Larutan jernih dimasukkan dalam ampul, masing-masing sebanyak 10,0 mL 7. Ampul disegel dan disterilisasi dengan autoklav pada suhu 121oC selama 20 menit8. Setelah sterilisasi berakhir, ampul dikeluarkan dan diberi etiket 9. Sediaan dievaluasi :a. pHb. kebororanc. adanya partikel

DISKUSI1. Mengapa injeksi Aminophyllin tidak dibuat dengan bahan aminophyllin?2. Apa tujuan penggunaan WFI bebas CO2 dalam pembuatan sediaan ini?3. Apa kegunaan terapeutik dari sediaan ini?

B. LARUTAN RINGER LAKTAT

ALAT DAN BAHANGlasswares, autoclave, water bath, botol infus, Na laktat, NaCl, KCl, CaCl2.2H2O, HCl 0,1N, NaOH 0,1N, WFI

FORMULAR/ Na laktat 0,31 NaCl 0,6 KCl 0,03 CaCl2.2H2O 0,01 Aqua p.i 100,0 mL*dibuat 500,0 mL tiap botol

PROSEDUR KERJA1. Tonisitas formula dihitung. Jika masih hipotonis, hitung banyaknya NaCl yang dibutuhkan untuk menjadi isotonis2. Semua bahan dilarutkan dalam aqua panas3. pH diatur antara 5-74. Sisa aqua ditambahkan sampai volume yang diinginkan5. Larutan dimasukkan kedalam botol infus, ditutup dan disegel, lalu disterilisasi dengan autoklav pada suhu 121oC selama 20 menit.6. Setelah sterilisasi berakhir, botol dikeluarkan dan diberi etiket 7. Sediaan dievaluasi :a. pHb. kebocoranc. adanya partikel

DISKUSI1. Bagaimana komposisi larutan ringer laktat?2. Apa kegunaan secara terapeutik larutan ringer laktat tersebut?3. Apa yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sediaan ini?

C. SUSPENSI KORTISON ASETAT

ALAT DAN BAHANAutoklaf, laminar air flow, glassware, timbangan, kertas saring, oven, vial, Kortison asetat, NaCl, Polisorbat 80, CMC Na, Aqua Pro Injeksi benzyl alkohol

FORMULAR/ Kortison asetat25 mgNaCl 9 mgPolisorbat 80 4 mgCMC-Na 5 mgBenzyl Alkohol0,9 %Aqua p.i. ad 1 mL

Bual larutan sebanyaj 50 mL

PROSEDUR KERJA1. Alat yang akan digunakan disterilkan dengan oven 200oC selama 1 jam2. Kortison asetat, CMC Na dan NaCl disterilkan dengan oven pada 200oC selama 1 jam3. Buat larutan polisorbat 10% dengan pelarut aqua pro injeksi, sterilkan dengan autoklaf pada 121oC selama 20 menit4. Buat mucilago CMC Na dengan Aqua p.i5. Suspensilam kortison asetat dalam larutan polisorbat. Pencampuran dilakukan di Laminar Air Flow6. Tambahkan berturut turut NaCl, Mucilago CMC Na, dan sisa aqua p.i., terakhir benzyl alkohol7. Lakukan evaluasi berupa :a. pHb. kebocoranc. keseragaman volume

DISKUSI1. Bagaimana prinsip pembuatan sediaan steril secara aseptis?2. Apa yang harus diperhatikan dalam pembuatan sediaan steril secara aseptis?3. Apa dasar pemilihan metode sterilisasi untuk tiap bahan?4. Apa syarat sediaan suspensi untuk parenteral?5. Mengapa suspensi kortison asetat harus dibuat secara aseptis?

FORMAT LOGBOOK PROJECT FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI 1

Kelompok:(nama. NIM dan tndtgn)

Tanggal:Paraf Dosen pengampu

TOPIK PROJECT

Kegiatan yang akan dilakukan

Tujuan kegiatan

Cara Kerja (skematis)

Hasil percobaan (data, hambatan yang dihadapi dll)

Kesimpulan

Rencana kegiatan berikutnya

LAMPIRAN CONTOH FORMAT DATA

CATATAN PENGUJIAN EMULSI(Percobaan VII)

Nama Obat:No Batch:Besar Batch

No Analisis:Tanggal pengambilanContoh :Oleh :

HARGA HLB CAMPURAN

Formula IFormula IIFormula III

UJI VISKOSITAS

Formula IFormula IIFormula III

UJI STABILITAS

Formula IFormula IIFormula III

tab123tab123tab123

hohoho

h-30h-30h-30

h-60h-60h-60

h-1h-1h-1

h-2h-2h-2

h-3h-3h-3

sentrsentrsentr

Disetujui oleh:Tanggal:Pemeriksa

CATATAN PENGUJIAN UNGUENTA(Percobaan III & IV)

Nama Obat:No Batch:Besar Batch

No Analisis:Tanggal pengambilanContoh :Oleh :

UJI DAYA SEBAR

Formula IFormula IIFormula IIIFormula IV

050100150050100150050100150050100150

UJI DAYA LEKAT

Formula IFormula IIFormula IIIFormula IV

UJI KEMAMPUAN PROTEKSI

Formula IFormula IIFormula IIIFormula IV

15151515

30303030

45454545

60606060

180180180180

300300300300

UJI DISOLUSI

Formula IFormula IIFormula IIIFormula IV

tCQkumtCQkumtCQkumtCQkum

5555

10101010

15151515

25252525

35353535

45454545

Disetujui oleh:Tanggal:Pemeriksa:

CATATAN PENGUJIAN SUPPOSITORIA(Percobaan V)

Nama Obat:No Batch:Besar Batch

No Analisis:Tanggal pengambilanContoh :Oleh :

UJI KESERAGAMAN BOBOT

Formula IFormula IIFormula IIIFormula IV

Bobot rata2:Penyimpangan:Bobot rata2:Penyimpangan:Bobot rata2:Penyimpangan:Bobot rata2:Penyimpangan:

UJI WAKTU LELEH

Formula IFormula IIFormula IIIFormula IV

Disetujui oleh:Tanggal:Pemeriksa:

CATATAN PENGUJIAN SUSPENSI(Percobaan I)

Nama Obat:No Batch:Besar Batch

No Analisis:Tanggal pengambilanContoh :Oleh :

PENGAMATAN VOLUME SEDIMENTASI

Cara PresipitasiCara Dispersi

Tab ITab IITab IIITab ITab IITab III

Hari-0Hari-0

Hari-1Hari-1

Hari-3Hari-3

Hari-5Hari-5

DIAMETER RATA-RATA PARTIKEL

Cara PresipitasiCara Dispersi

Diameter rata-rata :Penyimpangan :Diameter rata-rata :Penyimpangan :

Disetujui oleh:Tanggal:Pemeriksa:

CATATAN PENGUJIAN SUSPENSI(Percobaan II)

Nama Obat:No Batch:Besar Batch

No Analisis:Tanggal pengambilanContoh :Oleh :

PENGAMATAN VOLUME SEDIMENTASI

Formula IFormula IIFormula IIIFormula IVFormula V

123123123123123

00000

55555

1010101010

1515151515

2020202020

2525252525

3030303030

6060606060

Disetujui oleh:Tanggal:Pemeriksa:

3

11