POSR Minggu 3 Siap Kirim

download POSR Minggu 3 Siap Kirim

of 22

Transcript of POSR Minggu 3 Siap Kirim

  • 7/29/2019 POSR Minggu 3 Siap Kirim

    1/22

    Kasus 1

    Seorang mahasiswa berumur 18 tahun datang ke poliklinik UNRAM dengan keluhan nyeri ulu hati yang

    dialami sejak kemarin. Mahasiswa tersebut juga merasa mual dan ingin muntah. Sejak kuliah dia memang

    sudah sering mengalami keluhan yang sama, namun beberapa hari terakhir keluhan memberat. Dari

    anamnesa dokter diketahui belakangan ini ia memang sangat sibuk dengan tugas kuliah sehingga merasa

    stress dan sering telat makan. Tentukan pengobatan yang rasional pada pasien ini dan tuliskan resepnya

    dengan benar.

    1. Daftar Permasalahan Nyeri ulu hati mual dan ingin muntah Dipengaruhi faktor psikologi (stress) dan sering telat makan

    2. Diagnosa KerjaDispepsia fungsional

    3. Tujuan Terapi Menekan produksi asam lambung H2 bloker Mengurangi tingkat keasaman lambung sehingga mengurangi nyeri ulu hati dan menghilangkan

    mual dan rasa ingin muntah Mencegah kekambuhan

    4. Golongan Obat yang dapat digunakanGolongan yang dapat digunakan untuk mengurangi asam lambung pada scenario yaitu :

    - Menetralkan asam lambungObat yang dapat digunakan untuk mengurangi asam lambung yaitu:

    a.

    Antasida : terdiri dari antasida sistemik dan non sistemik- Mengurangi sekresi asam lambung

    a. Analog Prostaglandin-E1b. Antagonis reseptor H2/ARH2c. Penghambat pompa proton (PPI)d. Antikolinergik

  • 7/29/2019 POSR Minggu 3 Siap Kirim

    2/22

    - Meningkatkan pertahanan mukosa lambunga. Sukralfatb. Bismuth

    5. Golongan Obat terpilih- Obat penetral asam lambung

    Antasida menjadi pilihan untuk menetralkan asam lambung. Terdiri dari antasida sistemik (Na)

    dan nosistemik (Al, Mg, Ca). Penggunaan antasida non sistemik menjadi pilihan karena tidak

    diserap dalam usus sehingga efek alkalosis metabolic seperti pada anatasisda sistemik dapat

    dihindari. Efek samping AlOH3 sering menimbulkan konstipasi dan antasida garam Mg yang

    dapat menimbulkan diare sehingga penggunaannya sering dikombinasi untuk meminimalkan efek

    samping keduanya. Antasida yang merupakan basa lemah dapat menetralkan asam lambung

    dengancepat sehingga dapat mengurangi gejala dengan segera. Obat pengurang asam lambung

    lainnya bekerja dengan menghambat pembentukan sehingga efek kerjanya lebih lama. Bentuk

    suspense bekerja lebih cepat daripada bentuk tablet.

    - Penghambat sekresi asam lambungObat ini digunakan untuk mencegah kekambuhan dari gejala yang dialami pasien. Golongan obt

    yang digunakan yaitu PPI. PPI dapat menekan produksi asam lambung lebih baik dari pada

    antihistamin dan efek sampingnya tidak terlalu mengganggu. PPI dapat menghambat reseptor

    secara ireversibel antara 24-48 jam. Produksi asam baru dapat kembali setelah pengobatan

    dihentikan 3-4 hari. Pemberian PPI dapat diberikan sebagai trial empiric untuk menurunkan

    produksi asam lambung pada dyspepsia fungsional tanpa gejala alarm pada usia kurang dari 55

    tahun menurut guideline American Journal of Gastroenterology tahun 2010.

    6. Obat dari Golongan Terpiliha. AntasidaAntasida yang diberikan yaitu antasida yang bersifat nonsistemik. Pada umumnya antasida berisi

    kombinasi Aluminium Hidroksida dan Magnesium hidroksida, bekerja dengan cara menetralkan

    asam lambung dan menginaktifkan pepsin sehingga rasa nyeri ulu hati akibat iritasi oleh asam

    lambung dan pepsin berkurang. Efek samping AlOH3 sering menimbulkan konstipasi dan

  • 7/29/2019 POSR Minggu 3 Siap Kirim

    3/22

    antasida garam Mg yang dapat menimbulkan diare sehingga penggunaannya sering dikombinasi

    untuk meminimalkan efek samping keduanya. Antasida tersebut dapat dikombinasi dengan

    simetikon untuk mengurangi efek flatulen yang ditimbulkan dari penggunaan antasida.

    b. PPIObat yang terpilih dari Golongan PPI yaitu Omeprazole. Obat ini memiliki bioavailabilitas 40-

    65% dengan T 0,51,5 jam dan waktu kadar puncak maksimal dalam 1-3,5 jam. Efek ini lebih

    cepat jika dibandinkan dengan obat golongan PPI lainnya seperti Esomeprazole, LAnsoprazole,

    Rabeprazole, dan Pantorazole. Omeprazole mudah didapat dan dengan harga terjangkau.

    7. Dosis dan Bentuk Sediaan Obat- Mylanta

    Obat ini diberikan pada fase akut untuk mengurangi gejala akibat meningkatnya asam lambung.

    Dapat diberikan obat Mylanta dengan kandungan Alumunium hidroksida 200mg, Magnesium

    thidroksida 200mg, dan simetikon 20mg/5ml/tab. Obat diberikan 10ml pemberian maksimal 4

    kali (40 ml) sehari. Obat diminum jika nyeri uluhati dan gejala mual dirasakan kembali. Obat ini

    tidak boleh diminum lebih dari 2 minggu. Bentuk sediaan yang dipilih yaitu suspensi untuk

    mendapat hasil yang lebih cepat dan penyerapan lebih baik. Sediaan suspensi dalam 2 botol yaitu

    150 dam 360 ml, serta ada juga sediaan tabletnya. Maka bentuk sediaan obat yang akan diberikan

    yaitu suspense 360 ml.

    - OmeprazoleOmeprazole diberikan dalam dosis pemberian 20mg/hari dosis tunggal selama 4 minggu. Obat

    diminum 30 menit sebelum makan. Benuk sediaan dipasaran yaitu kapsul 10mg dan 20 mg. Jadi

    obat yang diberikan yaitu 1 tablet x 1 kali x 28 hari = 28 tablet.

  • 7/29/2019 POSR Minggu 3 Siap Kirim

    4/22

    8. Penulisan Resep

    9. Edukasi- Hindari stress dan makanan yang dapat merangsang sekresi asam lambung seperti makanan

    pedas, asam dan bersantan.

    - Dapat control kembali jika tidak ada perbaikan dari gejala.- Jika obat sudah habis namun gejala belum membaik, disarankan untuk dating kembali ke dokter.

    POLIKLINIK UNIVERSITAS MATARAM

    SIK No: xxx//DINKES

    Jalan Pendidikan no 18, Ampenan No. Telp. (0370) 634043

    dr. AhmadMataram, 24 Juli 2013

    R/ Mylanta susp 360 ml Lag . II

    p.r.n 4 dd I C. a.c

    Paraf

    R/ Omeprazol caps. 20 mg no. XXVIII

    1 dd I tab . h. a.c

    Paraf

    Pro : Ny X

    Umur : 18 tahun

    Alamat : Jalan bontang no.2 ampenan

  • 7/29/2019 POSR Minggu 3 Siap Kirim

    5/22

    Kasus 2

    Seorang perempuan, umur 25 tahun, saat ini sedang hamil 6 bulan, datang dengan keluhan nyeri ulu hati

    dan rasa panas di dada, mual dan beberapa kali muntah. Keluhan ini sejak sebelum hamil sudah

    dirasakan, tetapi memberat 2 minggu terakhir. Hasil pemeriksaan fisik : TD 100/60 mmHg, nadi 90

    x/menit, pernafasan 20 x/menit, suhu 370c tentukan pengobatan paling rasional pada pasien ini dan

    tuliskan resepnya dengan benar.

    1. Daftar masalaha. Hamil 6 bulan

    b. Nyeri ulu hatic. Rasa panas di dadad. Mual dan beberapa kali muntahe. Memberat 2 minggu terakhir

    2. Diagnosis kerjaGERD

    3. Tujuan Terapia. Mengurangi rasa nyeri ulu hati

    b. Mencegah terjadinya rasa panas di dadac. Mencegah terjadinya mual dan muntah

    4. Golongan Obat TerpilihTujuan terapi pertama

    a. Antasidab. PPIc. H2 reseptor blockerAlasan pemilihan golongan obat Antasida sebagai obat yang paling efektif dalam membantu

    menetralisir dari asam lambung dan membantu mengatasi nyeri ulu hati, dan dapat dikombinasi

    dengan obat lain untuk mengatasi gejala

    Tujuan terapi Kedua

    1. Antasidaa. MgOH

    b. AlOHc. Kombinasi (MgOH dan AlOH)

    2. PPI

  • 7/29/2019 POSR Minggu 3 Siap Kirim

    6/22

    3. H2 reseptor blocker4. Prokinetik agentH2 resptor blocker merupakan first line untuk pengobatan GERD dan dapat dikombinasi dengan

    antasida. Yang nantinya ini berfungsi sebagai penurun produksi asam lambung sehingga

    mengurangi cetusan asam lambung berlebih dan reflux asam lambung yang mengakibatkan rasa

    panas di dada (heart burn). Selain itu H2 reseptor blocker juga dapat berperan sebagai tujuan

    terapi ketiga yaitu sebagai anti mual dan muntah pada pasien. H2 reseptor blocker terbukti aman

    pada ibu hamil dengan kategori B. selain itu dapat juga dikombinasi dengan prokinetik untuk

    memperkuat dari sfinchter esophagus pasien sehingga menurunkan terjadinya reflux selain

    menurunkan jumlah asam lambung pasien.

    5. Obat terpiliha. Antasida

    i. MgOHii. AlOH

    iii. Kombinasi (MgOH dan AlOH + simethicone)Obat terpilih adalah jenis kombinasi alasannya karena dibandingkan dengan jenis yang lain obat antasida

    kombinasi tidak terlalu emberikan efek samping konstipasi pada pasien seperti yang diakibatkan oleh

    pemberian antasida AlOH sehingga membuat lebih nyaman dan aman digunakan pada pasien.

    b. H2 reseptor Agonisti. Ranitidine

    ii. Cimetidineiii. Famotidine

    Obat terpilih adalah ranitidine karena onset of action dari ranitidine lebih cepat dan memiliki watu paruh

    yang cendrung lebih lama jika dibandingkan dengan cimetidine, sehingga lebih efektif digunakan pada

    pasien.

    c. Prokinetiki. Metoclopramide

    Obat ini dipilih karena dapat digunakan untuk mempercepat gerakan dari motilitas esophagus serta

    memperkuat sfingter esophagus bagian distal sehingga mengurangi terjadinya refluk serta obat ini juga

    aman bagi bu hamil kategori B

  • 7/29/2019 POSR Minggu 3 Siap Kirim

    7/22

    6. Bentuk sediaan obata. Antasida diberikan selama 5 hari dengan harapan keluhan pasien membaik dalam 5 hari dan

    obat dapat dihentikan diganti dengan observasi. Obat yang digunakan (promag) sediaan yang

    digunakan tablet dengan dosis 1 tablet 400 mg (200 mg Hydrotalcite, 150 mg MgOH, 50 mg

    Simethicon) diminum 3 kali sehari digunakan 30 menit sebelum makan. Jumlah tablet =

    3x1x5 = 15 tablet

    b. Ranitidine diberikan selama 5 hari sediaan tablet yang tersedia 75, 150, dan 300 mg. Padakasus GERD diberi dosis 150 mg setiap 12 jam sesudah makan.Jadi jumlah tablet = 2x1x5 =

    10 tablet

    c. Metoclopramide juga deiberikan selama 5 hari untuk mengurangi gejala karena penggunaanjangka panjang tidak dianjurkan diberi dalam bentu tablet dengan sediaan (5 dan 10 mg)

    pada GERD dosis lazim 10-15 mg, pada pasien di scenario diberi 10 mg diberi 2 kali sehari

    yaitu satu tablet 30 menit sebelum makan dan satu tablet sebelum tidur dosis maksimal 80

    mg/day. Jumlah tablet = 2x1x5 = 10

  • 7/29/2019 POSR Minggu 3 Siap Kirim

    8/22

    7. Resep

    Lembar K.I.E : Obat metoclopradie atau yang diberi tanda (*) diminum satu tablet ketika 30 menit

    sebelum makan dan satu tablet lagi digunakan sebelum tidur.

    8. Edukasia. Pasien diminta jika gejala tidak kunjung menghilang dapat kembali ke dokter

    b. Pasien diminta menghindari makan-makan yang terlalu memicu sekresi asam lambungseperti pedas dan kecut.

    c. Untuk mengurangi gejala pasein dapat meninggikan posisi kepala ketika tidur untukmencegah terjadinya muntah

    dr.Ahmad

    Alamat : Jl. Raya No.6 Mataram

    No. Telp. (0370) 626632

    SIP No: 006/030/UP/DINKES

    Mataram, 26 Juli 2013

    R/ Promag tab no. XIV

    s. 3.d.d. 1 tab. 1/2.h.a.c

    Paraf

    R/ Ranitidin 150 mg tab no. X

    s 2.d.d. 1 tab p.c

    Paraf

    R/ Metoclopramide 10 mg tab no. X

    s .2.d.d. 1 tab*

    Paraf

    Pro : Nn. Chubby

    Umur : 25 tahun

    Alamat : Jl. langko no.12 Dasan Agung

  • 7/29/2019 POSR Minggu 3 Siap Kirim

    9/22

    d. Meminta pasien utnuk control keadaan setelah nobat habis dan jika keluhan tiba-tibamemberat dapat kembali ke dokter.

  • 7/29/2019 POSR Minggu 3 Siap Kirim

    10/22

    Kasus 3

    Seorang laki-laki berumur 60 tahun datang ke praktek dokter dengan keluhan sering BAB encer dan lebih

    dari 3x, kadang disertai bercak darah. Sebelum BAB pasien merasa nyeri perut yang melilit yang mereda

    setelah BAB. Pasien kadang-kadang merasa demam. Dari pemeriksaan fisik TD : 140/90 mmHg, nadi :

    70x/menit, suhu 38o C. Tentukan pengobatan yang tepat pada pasien ini dan tuliskan resepnya dengan

    tepat.

    1. Daftar permasalahana. BAB encer lebih dari 3x

    b. BAB kadang disertai bercak darahc. Nyeri perut yang melilit sebelum BAB dan mereda setelah BABd. Kadang-kadang demame. TD: 140/90mHgf. Suhu: 38oC

    2. Diagnosis kerjaIrritable Bowel Syndrome

    3. Tujuan terapia. Mengurangi nyeri

    b. Mengatasi keluhan diarec. Mengatasi demam/menurunkan suhu badan

    4. Golongan obat yang dapat digunakana. Mengatasi nyeri:

    i. Antispasmodik1. Antimuskarinik2. Antispasmodik lain: alverine, mebeverine, peppermint oil

    ii. Analgesikb. Mengatasi keluhan diare

    i. Agonis opioidii. Senyawa bismuth koloidal

    iii. Kaolin & pektiniv. Resin pengikat-garam empeduv. Oktreotid

    c. Menurunkan suhu tubuhi. Parasetamol

  • 7/29/2019 POSR Minggu 3 Siap Kirim

    11/22

    ii. NSAID5. Golongan obat terpilih

    a. Antispasmodik dipilih untuk dipakai menghilangkan nyeri karena lebih efektif untuk kasusyang terjadi pada sistem gastrointestinal

    b. Agonis opioid digunakan untuk mengatasi diare karena memiliki efek konstipasi yangbermakna. Secara umum obat ini tidak menimbulkan toleransi pada saluran GI, sehingga

    tidak diperlukan peningkatan dosis untuk mempertahankan efek antidiare.

    c. Parasetamol dipilih karena memiliki efek antipiretik yang cukup baik dan juga amandigunakan pada pasien-pasien dengan peningkatan tekanan darah dibanding dengan obat

    golongan NSAID

    6. Jenis obat yang akan digunakana. Mebeverin dipilih karena memiliki efek relaksasi langsung pada otot polos GI dan memiliki

    efek samping yang sedikit

    b. Loperamid dipilih karena tidak diserap dengan baik melalui pemberian oral dan tidakmelintasi sawar darah otak sehingga menunjang selektivitas kerja loperamid, serta tidak

    menimbulkan kecanduan dibanding dengan difenoksilat

    c. Parasetamol7. Dosis, interval pemakaian, jangka waktu pemakaian, BSO, jumlah obat yang diambil, signa

    a. Mebeverin (merk dangan Colofac)i. Dosis: 135-150 mg

    ii. Interval pemakaian: 3 kali sehariiii. Jangka waktu pemberian: 3 hariiv. BSO: tablet.v. Jumlah obat yang diambil: dengan sediaan 135 mg, dipakai 9 tablet

    vi. Signa: diberikan 30 menit sebelum makanb. Loperamid (merk dagang Imodium)

    i. Dosis: 2 mgii. Interval pemakaian: 1-4 kali sehari jika perlu

    iii. Jangka waktu pemberian: 3 hariiv. BSO: tablet.v. Jumlah obat yang diambil: dengan sediaan 2 mg, dipakai 12 tablet

    vi. Signa: boleh diminum kapan sajac. Parasetamol (merk dagang Alphagesic)

    i. Dosis: 500-1000mg

  • 7/29/2019 POSR Minggu 3 Siap Kirim

    12/22

    ii. Interval pemakaian: 3 kali sehari jika perluiii. Jangka waktu pemberian: 3 hariiv. BSO: tablet.v. Jumlah obat yang diambil: dengan sediaan 500 mg, dipakai 9 tablet

    vi. Signa: karena pasien memiliki keluhan pada sistem GI, parasetamol sebaiknyadiberikan setelah makan

    8. Resep dan KIE

    KIE:

    - Untuk tekanan darah pasien diharapkan dapat menurun tanpa memberikan terapi farmakologisantihipertensi. Dengan pengaturan diet berupa pembatasan asupan garam serta seiring dengan

    perbaikan gejala pasien, diharapkan tekanan darah pasien juga akan menurun.

    - Pasien diminta untuk kembali kontrol apabila keluhannya tidak membaik.

    dr. AndiPraktek

    Jalan Gili Gede Kav 22 Mataram

    SIP: 1214-N/15/11/92-DINKESNo Telp.: (0370) 121554

    Mataram, 26 Juli 2013

    R/tab Colovac mg 135 no IX

    s t.d.d tab I h a.c Paraf

    R/tab Imodium mg 2 no XII

    s.p.r.n 4 d.d tab I Paraf

    R/tab Alphagesic mg 500 no IX

    s.p.r.n t.d.d tab I p.c Paraf

    Pro : Tn. BimaUmur : 60 tahun

  • 7/29/2019 POSR Minggu 3 Siap Kirim

    13/22

    Kasus 4

    Anita, 10 bulan, di bawa ke UGD Puskesmas Aikmel oleh orang tuanya karena mengalami

    mencret.Keluhan ini mulai dialami sejak tadi malam, dalam perjalanan pulang mudik lebaran dari Jawa.

    Sehari sebelum kepulangan, BAB anita sudah mulai lunak dan frekwensinya 3 kali. Dalam perjalanan itu,

    susu formula yang biasa dikonsumsi oleh Anita habis, sehingga orang tuanya membelikan susu kotak siap

    minum untuk Anita. Sejak itu, anita mengalami mencret. Frekwensi BAB Anita sudah tak terhitung

    jumlahnya.Pada awalnya fesesnya masih disertai ampas, tapi selanjutnya tanpa ampas. Anita juga

    beberapa kali mengalami muntah. Hasil pemeriksaan fisik, keadaan umum Anita lemah, nadi sangat

    lemah, frekwensi denyut jantung 120 kali/menit, pernapasan 40 kali/menit, suhu 36 0 C, peristaltik kesan

    sangat meningkat, mata cekung, bibir kering dan turgor menurun, pada daerah anus terlihat kemerahan

    dan lecet. Tentukan pengobatan yang rasional pada pasien ini dan tuliskan resepnya dengan benar.

    1. Permasalahan yang ditemui Mencret dengan BAB lebih dari 3 kali dalam sehari Feses awalnya disertai ampas selanjutnya tanpa ampas Terdapat muntah mata cekung, bibir kering dan turgor menurun, daerah anus terlihat kemerahan dan lecet.

    2. Diagnosis KerjaDiare dengan dehidrasi berat et causa intoleransi laktosa. Tipe diare merupakan diare osmotik, yang

    terdapat bagian yang tidak tercerna pada feses. Jika terjadi perubahan volume lumen usus dapat

    menyebabkan rasa mual, muntah, dan peningkatan peristaltic hal tersebut terjadi pada intoleransi

    laktosa dimana laktosa yang tidak terdigesti akan ikut menarik air sehingga feses keluar air.

    3. Tujuan terapi:

    o Rehidrasio Terapi supportive :

    Pemberian zinc untuk perbaiki keadaan mukosa vili usus.Antiemetik tidak perlu karena reaksinya tidak ada di otak, hanya merupakan reaksi karena

    terjadi peningkatan peristaltik usus.

  • 7/29/2019 POSR Minggu 3 Siap Kirim

    14/22

    Antibiotika tidak diperlukan karena penyebabnya bukan bakterio Menghilangkan faktor penyebab yaitu menghentikan susu kotak siap minum yang diberikano Rawat inap di rumah sakit.

    4. Penetuan golongan obat sesuai dengan tujuan penatalaksanaan

    Pengganti cairan tubuh untuk rehidrasi pasien:a. Cairan isotonis

    b. Cairan hipotonikc. Cairan hipertonik

    Terapi supportive: Zinc

    Pilihan golongan obat paling rasional untuk masing-masing tujuan terapi dan jelaskan alasan dengan

    singkat

    Pengganti cairan tubuh yang dipilih adalah cairan isotonis. Osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannyamendekati serum (bagian cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. Cairan

    hipertonik dengan osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga menarik cairan dan elektrolit

    dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah.

    Pada panduan tatalaksana diare dari Departemen Kesehatan RI (2011), cairan hipotonik per oraljuga diberikan sesuai dosis kebutuhan bersamaan dengan pemberian cairan intravena. Pada cairan

    hipotonik osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum, sehingga cairan ditarik dari dalam pembuluh darah

    keluar ke jaringan sekitarnya. Diare et causa intoleransi laktosa merupakan diare osmotik, dimana terjadi

    akumulasi karbohidrat (laktosa) yang tidak dapat diabsorbsi sehingga menarik air kedalam lumen

    usus. Oleh karena itu, dibutuhkan cairan hipoosmolar per oral untuk mengganti cairan tubuh yang

    hilang.

  • 7/29/2019 POSR Minggu 3 Siap Kirim

    15/22

    5. Jenis obat terpilih berdasarkan masing-masing golongan obat yang terpilih dan jelaskanalasan.

    a. Cairan isotonis: Ringer-Laktat (RL) Normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%)

    Jenis cairan terpilih adalah cairan Ringer-Laktat (RL). Ringer-Laktat merupakan larutan isotonik Natrium

    Klorida, Kalium Klorida, Kalsium Klorida, dan Natrium Laktat yang komposisinya mirip dengan cairan

    ekstraseluler. Merupakan cairan pengganti pada kasus-kasus kehilangan cairan ekstraselular dan

    mengembalikan keseimbangan elektrolit pada dehidrasi. Cairan NaCl 0,9% dapat dipakai sebagai cairan

    resusitasi (replacement therapy), terutama pada kasus seperti kadar Na+ yang

    rendah, dimana RL tidak cocok untuk digunakan (seperti pada alkalosis, retensi kalium). NaCl 0,9%

    merupakan cairan pilihan untuk kasus trauma kepala, sebagai pengencer sel darah merah sebelum

    transfusi. Pada panduan tatalaksana diare dari Departemen Kesehatan RI (2011), pada diare berat cairan

    yang dipilih dapat berupa RL ataupun NaCl 0,9%.

    b. Cairan hipotonik: Oralit

    6.

    Bentuk sediaan obat, dosis, frekuensi dan lama pemberian obata. Ringer Laktat

    o Bentuk sediaan obat: injeksio Dosis: Beri 100 ml/kgBB cairan Ringer Laktat atau Ringer asetat (atau jika tak tersedia, gunakan larutan

    NaCl) yang dibagi sebagai berikut :

    Pada dehidrasi berat hilang cairan untuk anak umur 10 bulan rata-rata beratnya 8,5 kg (berdasarkan

    standar WHO). Perkiraan dosis yang diberikan pada pasien diatas:

  • 7/29/2019 POSR Minggu 3 Siap Kirim

    16/22

    - 1 jam pertama 30 ml/kgBB 8,5 x 30 ml 255 ml

    - 5 jam berikutnya 70 ml/kgBB 8,5 x 70 ml 595 ml

    o Cara pemberian : intravenao Interval : pemberian pertama dalam 1 jam, kemudian 5 jam berikutnya.

    b. Oralito Bentuk sediaan obat: serbuk pulvereso Dosis: kira-kira 5 ml/kg/jam segera setelah anak mau minumo Perkiraan dosis yang diberikan pada pasien diatas: 5 ml x 8,5 kg = 42,5 ml/jamo Cara pemberian : per oral, dilarutkan dalam 200 ml air.o Interval : Beri oralit segera setelah anak mau minum: biasanya sesudah 3-4 jam (bayi) atau 1-

    2 jam (anak).

    c. ZinkBentuk sediaan obat: tablet

    Dosis: - Umur < 6 bulan diberi 10 mg (1/2 tablet) per hari

    - Umur > 6 bulan diberi 20 mg (1 tablet) per hari.

    Dapat diberikan dengan cara dikunyah atau dilarutkan dalam 1 sendok air matang atau ASI.

    Cara pemberian : per oral

    Interval : Beri Zinc 10 hari berturut-turut walaupun diare sudah berhenti.

  • 7/29/2019 POSR Minggu 3 Siap Kirim

    17/22

    7. Menulis resep secara lege artis dan rasional

    8. Informasi yang diberikan kepada pasien: Jika pasien ingin minum berikan saja oralit atau ASI semaunya agar rehidrasi tetap terjadi Jangan mengkonsumsi susu kotak siap minum lagi Zink tetap diberikan selama 10 hari walaupun gejala diare sudah mulai hilang

    PUSKESMAS MATARAM

    Jalan Pejanggik No.35 Mataram

    Telp: (0370) 674010

    Mataram, 25 Juli 2013

    Dokter: Galuh Megantari

    R/ RL flash No.III

    Abocath no 24 No I

    Infus set No I

    S.i.m.m

    paraf

    R/ Serb Garam oralit 100 gram No.X

    S.ad.lib

    paraf

    R/ Tab zink 20 mg No.X

  • 7/29/2019 POSR Minggu 3 Siap Kirim

    18/22

    Kasus 5

    Seorang pasien laki- laki umur 68 tahun, datang ke UGD dengan keluhan berak disertai darah segar. Pada

    anamnesis tidak ada mencret, nyeri, demam. Dalam beberapa minggu terakhir pasien mengeluh beraknya

    menjadi lebih jarang. Konsistensi berak padat. Mual muntah disangkal, darah segar bercampur dengan

    feses, menetes diakhir berak. Tidak ada riwayat penyakit kuning. Keluhan dirasakan sejak 1 bulan yang

    lalu. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan nyeri abdomen atau hepatomegali, pemeriksaan colok dubur

    ditemukan ada massa dalam rektum. Tentukan pengobatan yang rasional pada pasien ini dan tuliskan

    resepnya dengan benar.

    1. Permasalahan- Berak disertai darah segar menetes di akhir berak.- Konsistensi berak padat- Ditemukan masa pada rektum.

    2. Diagnosis kerja- Hemoroid

    3.

    Tujuan Penatalaksanaan

    - Menghentikan perdarahan- Memperbaiki defekasi

    4.Menyebutkan golongan obat sesuai tujuan terapiGolongan obat untuk melunakkan feses dan melindungi mukosa rectum

    a. Koloid hidrofilik (senyawa pembentuk masa)b. Senyawa osmotik,c. Senyawa pembasah fesesd. Stimulant non spesifik/iritan

    5. Golongan obat yang dipilih adalah stimulant non spesifik/iritan6. Menentukan jenis obat dari golongan yang dipilih : obat yang dipilih adalah bisakodil

  • 7/29/2019 POSR Minggu 3 Siap Kirim

    19/22

    Stimulant non spesifik/iritan

    7. Tentukan BSO dengan alasan, dosis, frekuensi pemberian, cara pemberian, lama pemberian denganalasan

    BSO suppositoria

    Dosis : tab 5-10 mg vesp ; sup 10 mg pagi. Dosis 1x1 hari suppositorium

    8. Penulisan resepdr. Ahmad

    SIP No: 222/123/UP/DINKESPraktek:

    Jl. Jasmine I no. 1 Mataram,

    Telp: (0370) 622222

    Mataram, 7 Juli 2013

    R/ Suppositoria Bisakodil 10 mg No. Ih.s

    R/ Suppositoria Bisakodil 10 mg No. II

    S.u.d.d supp I o.m

    Pro : Tn.XUmur : 68 tahun

    Alamat : Cakranegara

  • 7/29/2019 POSR Minggu 3 Siap Kirim

    20/22

    Kasus 6

    Seorang anak umur 10 bulan, dibawa oleh ibunya ke UGD puskesmas karena menangis terus.

    Menangisnya makin kencang jika dia mengedan. Menurut pengakuan orangtuanya, dia belum buang air

    besar 3 hari ini. Biasanya dari buang air besar 2 kali sehari. Hasil pemeriksaan fisik perut terlihat

    cembung, peristaltic meningkat.

    1. Rumusan Masalah- Menangis saat mengedan- Belum BAB selama 3 hari- Perut terlihat cembung- Peristaltik meningkat

    2. Diagnosis : intususepsi3. Tujuan terapi1. Melunakkan feses

    Golongan obat sesuai tujuanA. Pelunak Tinja.

    Dokusat akan meningkatkan jumlah air yang dapat diserap oleh tinja. Sebenarnya bahan ini adalah

    detergen yang menurunkan tegangan permukaan dari tinja, sehingga memungkinkan air menembus tinja

    dengan mudah dan menjadikannya lebih lunak.

    Peningkatan jumlah serat akan merangsang kontraksi alami dari usus besar dan membantu

    melunakkan tinja sehingga lebih mudah dikeluarkan dari tubuh.

    B. Bahan Osmotik.Bahan-bahan osmotik mendorong sejumlah besar air ke dalam usus besar, sehingga tinja menjadi

    lunak dan mudah dilepaskan. Cairan yang berlebihan juga meregangkan dinding usus besar dan

    merangsang kontraksi.

    Contohnya adalah garam-garam (fosfat, sulfat dan magnesium) atau gula (laktulosa dan

    sorbitol).

    Beberapa bahan osmotik mengandung natrium, menyebabkan retensi (penahanan) cairan pada penderita

    penyakit ginjal atau gagal jantung, terutama jika diberikan dalam jumlah besar.

  • 7/29/2019 POSR Minggu 3 Siap Kirim

    21/22

    Bahan osmotik yang mengandung magnesium dan fosfat sebagian diserap ke dalam aliran darah

    dan berbahaya untuk penderita gagal ginjal. Pencahar ini pada umumnya bekerja dalam 3 jam dan lebih

    baik digunakan sebagai pengobatan daripada untuk pencegahan. Bahan ini juga digunakan untuk

    mengosongkan usus sebelum pemeriksaan rontgen pada saluran pencernaan dan sebelum kolonoskopi.

    Alasan pemilihan golongan obat tersebutAlasan pemilihan obat tersebut adalah untuk melicinkan dan melunakkan tinja sehingga tidak

    mengakibatkan nyeri pada saluran pencernaan. Selain itu kedua golongan obat tersebut juga dapat

    menyerap kelebihan air ke tinja sehingga akan menurunkan kekembungan akibat penumpukan air pada

    saluran cerna dan melunakkan feses.

    alasan pemilihan obat tersebutObat yang dapat digunakan pada anak tersebut adalah golongan Laxatab, karena mekanisme obat

    tersebut meningkatkan jumlah air yang dapat diserap oleh tinja. Sebenarnya bahan ini adalah detergen

    yang menurunkan tegangan permukaan dari tinja, sehingga memungkinkan air menembus tinja dengan

    mudah dan menjadikannya lebih lunak.

    Selain itu pada obat tersebut tidak didapatkan kontraindikasi pada obstruksi saluran cerna, selain

    itu harganya juga cukup terjangkau dibandingkan obat osmotic lainnya. Sediaan laxatab adalah dosis 10

    mg/tablet dosis untuk anak dan bayi.Dosis dewasa adalah sekitar 50 mg.

    Rumus Clark = Berat badan anak usia 10 bulan/ 70 x dosis lazim anak

    = 7,5 /70 x 10 = 1 gram

  • 7/29/2019 POSR Minggu 3 Siap Kirim

    22/22

    Resep

    9. Edukasi Kontrol dietnya terutama intake makanan yang banyak mengandung air Menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan Jika pada gambaran radiologis didapatkan tanda intususepsi maka dapat dipertimbangkan

    untuk dilakukan tindakan operatif.

    dr. Ahmad

    SIP No: 300/010030/UP/DINKES

    Jl. Kesejahteraan I Mataram,Telp 0370 655555.

    Mataram, 11 Juli 2013

    R/ Laxatab gr 1No. XXI

    Sacch. Lact. q.s.

    m.f.l.a pulvS bdd. pulv p.c.

    Paraf

    Nama : Adik X

    Umur : 10 bulan