panoramik kirim

14
Pemeriksaan Radiograf Panoramik Istilah Panoramic berarti gambaran (=view) suatu region secara lengkap dari s Panoramik radiografi adalahistilah yang dipakai untuk teknik pemotretan, yang memproyeksikan, gigi-geligi serta seluruh struktur jaringan penyangganya, dan anatomis rahang atas maupun bawah, sampai setinggi rongga orbita dan kondilus mandibula dalam satu lembar film. Panoramik (juga disebut panthomography) adalah gambaran suatu region secara l darisegala arah.Panoramik radiografi adalahistilah yang dipakai untuk teknik pemotretan, yang memproyeksikan gigi geligi serta seluruh jaringan penyanggan struktur anatomis rahangatasmaupun bawah, sampai setinggi rongga orbita dan mencakup kondilus mandibula dalam satulembar. Keuntunganutama darigambar panorama adalah (1) cakupan yang luas dari tulang wajah dan gigi, rendahpada pasien, (3) kenyamanan pemeriksaan untuk pasien, (4) faktabahwa pemeriksaan ini dapat digunakan untuk pasien yang tidak dapat membuka mulut m dan (5) Pendeknya waktu yang dibutuhkan untuk membuat gambar panoramik, biasa berkisar antara 3 sampai 4 menit. Panoramic radiografi paling bergunasecara klinis untuk diagnostik masalah yang memerlukan cakupan luas dari rahang. Contoh umum mencakup untuk evaluasi trau molar ketiga, perkembangan gigi (terutama di geligi campuran), memper atau ujung akar (pada pasien edentulous), dan perkembangan anomali. Panoramik memerlukan resolusi tinggi dan detail yang tajam seperti yang tersed intraoral. Panoramicradiografi sering digunakan sebagai survei awal yang dapat memberikan wawasan yang dibutuhkan atau membantu dalam menentukan keb proyeksi lain. Panoramic radiografi juga berguna bagi pasien yang tidak dapat prosedur intraoral. Kerugian utama dari radiografi panoramik adalah bahwa gam menampilkan detail anatomi halus yang tersedia pada radiografi periapikal int tidak sebaik seperti radiografi periapikal yang dapat mendeteksi lesi penyakit periapikal. Kendala membaca struktur anatomis normal: 1. Anatomi wajah tengah yang kompleks 2. Superimpos variasi struktur anatomis

Transcript of panoramik kirim

Pemeriksaan Radiograf Panoramik Istilah Panoramic berarti gambaran (=view) suatu region secara lengkap dari segala arah. Panoramik radiografi adalah istilah yang dipakai untuk teknik pemotretan, yang memproyeksikan, gigi-geligi serta seluruh struktur jaringan penyangganya, dan struktur anatomis rahang atas maupun bawah, sampai setinggi rongga orbita dan mencakup kondilus mandibula dalam satu lembar film.

Panoramik (juga disebut panthomography) adalah gambaran suatu region secara lengkap dari segala arah. Panoramik radiografi adalah istilah yang dipakai untuk teknik pemotretan, yang memproyeksikan gigi geligi serta seluruh jaringan penyangganya, dan struktur anatomis rahang atas maupun bawah, sampai setinggi rongga orbita dan mencakup kondilus mandibula dalam satu lembar. Keuntungan utama dari gambar panorama adalah (1) cakupan yang luas dari tulang wajah dan gigi, (2) dosis radiasi rendahpada pasien, (3) kenyamanan pemeriksaan untuk pasien, (4) fakta bahwa

pemeriksaan ini dapat digunakan untuk pasien yang tidak dapat membuka mulut mereka, dan (5) Pendeknya waktu yang dibutuhkan untuk membuat gambar panoramik, biasanya berkisar antara 3 sampai 4 menit.

Panoramic radiografi paling berguna secara klinis untuk

diagnostik masalah yang

memerlukan cakupan luas dari rahang. Contoh umum mencakup untuk evaluasi trauma, molar ketiga, perkembangan gigi (terutama di geligi campuran), mempertahankan gigi atau ujung akar (pada pasien edentulous), dan perkembangan anomali. Panoramik tidak memerlukan resolusi tinggi dan detail yang tajam seperti yang tersedia di radiograf intraoral. Panoramic radiografi sering digunakan sebagai survei awal yang dapat memberikan wawasan yang dibutuhkan atau membantu dalam menentukan kebutuhan proyeksi lain. Panoramic radiografi juga berguna bagi pasien yang tidak dapat mentolerir prosedur intraoral. Kerugian utama dari radiografi panoramik adalah bahwa gambar tidak menampilkan detail anatomi halus yang tersedia pada radiografi periapikal intraoral. Jadi, tidak sebaik seperti radiografi periapikal yang dapat mendeteksi lesi karies kecil atau penyakit periapikal.

Kendala membaca struktur anatomis normal: 1. Anatomi wajah tengah yang kompleks 2. Superimpos variasi struktur anatomis

3. Orientasi proyeksi yang berubah-ubah

Gambaran yang bermacam-macam berhubungan dengan: 1. Gerakan pasien dan mesin 2. Posisi pasien 3. Anatomi pasien yang tidak biasa Contoh: posisi external oblique dan mylohyoid ridges di mandibula. Di foto panoramic mereka terlihat tajam, di mana secara fisik external oblique ridge di permukaan bukal mandibula dan mylohyoid ridge di permukaan lingual mandibula, terpisah beberapa millimeter.

Foto panoramic sebenarnya adalah tiga foto dalam satu foto: foto lateral kanan dan kiri posterior dari kaninus dan gambar posterior-anterior anterior dari kaninus. Foto anterior paling sering terjadi distorsi, juga superimpos karena cervical vertebrae. (Gambar 10-16)

Struktur anatomis penting dalam foto panoramic 1. Mandibula Daerah anatomis mayor di mandibula: 1. prosesus kondilaris dan TMJ 2. prosesus koronoideus 3. Ramus 4. Body and angle 5. Anterior sextant 6. gigi and struktur pendukung

Kita harus bisa menelusuri batas tulang kortikal disekeliling seluruh tulang. Batas ini harus terlihat halus, tanpa kelainan bentuk berupa step, dan ketebalan yang simetris. Trabekulasi di mandibula cenderung lebih banyak di regio anterior, sumsum tulang bertambah ke arah angle dan ke arah ramus; bagaimanapun, pola trabekula dan densitas ini secara relatif simetris. Anak-anak punya trabekula yang sangat jarang pada periode gigi sulung dan mixed dentition.

Kondil mandibula biasanya terletak lebih anteroinferior daripada posisi normal pada saat menutup karena pasien harus sedikit membuka dan protusi

mandibulanya untuk menggunakan positioning device di kebanyakan mesin panoramik. Perlu diingat bahwa kita dapat menilai perubahan anatomis TMJ (kepala kondil dan glenoid fossa) yang menyolok; kita tidak dapat menevaluasi jaringan lunak, seperti discus artikularis dan posterior ligamentous attachment. Juga perlu diingat bahwa glenoid fossa adalah bagian dari tulang temporal dan dapat terisi oleh mastoid air cells. Hal ini dapat menyebabkan penampakan radiolusen di articular eminence dan atap dari glenoid fossa (ini normal). Pemeriksaan tulang TMJ lebih detil dapat menggunakan complex motion tomography, dan pemeriksaan disc dan pericondylar soft tissue dapat digunakan magnetic resonance imaging (MRI) (Brooks, 1997).

Bayangan struktur lain yang dapat superimpos di atas area ramus mandibula termasuk: 1. Pharyngeal airway shadow khususnya ketika pasien tidak dapat menghembuskan udara dan menempatkan lidah nya di palatal selama ekspos radiasi. 2. Dinding posterior nasofaring 3. Cervical vertebrae khususnya pada pasien dengan anterior lordosis berat, biasanya terlihat pada pasien osteoporosis parah. 4. Ear lobe dan ear decorations 5. Soft palate dan uvula 6. Dorsum lidah 7. Ghost shadow dari sisi mandibula yang berlawanan

Telusuri dari angle mandibula ke symphyseal region. Fraktur sering terlihat sebagai diskontinuitas (kelainan berupa step) di border inferior; perubahan menyolok yang mendatar di bidang oklusal mengindikasikan frakturnya melewati tooth-bearing area, sedangkan cant di seluruh bidang oklusal mengindikasikan frakturnya posterior dari tooth-bearing area. Lebar dari tulang kortikal di border inferior harus kurang dari 3 mm pada orang dewasa dan densitasnya harus seragam. Tulang dapat menjadi lebih tipis secara local oleh lesi seperti kista atau secara general oleh penyakit sistemik seperti hiperparatiroid dan osteoporosis. Outline kedua sisi harus simetry, kalau ada simetri ukuran dapat terjadi karena

posisi pasien yang tidak sesuai atau karena hiperplasia atau hipoplasia hemifasial. Tulang hyoid dapat terproyeksi di bawah atau di atas border inferior mandibula.

Trabekulasi adalah yang paling jelas terlihat di dalam prosesus alveolar. Kanal mandibula dan foramen mentalis biasanya terlihat jelas di ramus dan region badan mandibula. Biasanya lebar kanal sama atau ada sedikit tapering dari foramen mandibula ke foramen mentalis. Kanal bisa terlihat lebih kabur di daerah molar dan premolar. Biasanya berjalan ke atas ke arah foramen mentalis, memutar beberapa millimeter di depan foramen mentalis = anterior loop kanal mandibula, posisi dan perluasan dari kanal ini menjadi pertimbangan ketika membuat implan gigi di regio kaninus. Tonjolan di kanal menunjukkan tumor neural. Midline lebih opak karena mental protuberance, meningkatkan jumlah trabekula, dan pelemahan radiasi berkas sinar X karena melewati cervical spine. Banyak mesin panoramic modern meningkatkan factor eksposure ketika

melewati regio cervical spine untuk meminimalisir opasitas ini; namun opasitas masih saja terlihat di regio anterior foto. Biasa juga terlihat depresi di permukaan lingual mandibula dikarenakan kelenjar mandibula dan submandibula = lingual salivary gland depression, atau fossae, dan biasanya lebih radiolusen. Bentuk ini terlihat di foto panoramic, foto periapikal, dan coronal CT image, dan tengkorak kering. (Gambar 10-19)

2. Regio midfasial Midfasial (gambar 10-20; gambar 10-18) adalah gabungan kompleks antara tulang, lubang udara, dan jaringan lunak, semuanya tampak di foto panoramik. Tulang yang tampak pada foto midfasial adalah temporal, zygoma, mandible, frontal, maxilla, sphenoid, ethmoid, vomer, nasal, turbinate, dan palate. Daerah-daerah mayor yang diperiksa di maksila: 1. Cortical boundary maksila, termasuk border posterior dan alveolar ridge 2. Pterygomaxillary fissure 3. Sinus maksilaris 4. Zygomatic complex, termasuk orbital rims inferior dan lateral, prosesus zygomaticus maksila, dan bagian anterior zygomatic arch 5. Kavitas nasal dan conchae 6. TMJ

7. Gigi-gigi maksila dan supporting alveolus

Cara yang baik untuk memeriksa midface adalah dengan memeriksa outline tulang kortikal. Batas posterior maksila mulai dari bagian superior

pterygomaxilarry fissure turun ke bawah ke tuberosity region dan sekitarnya. Batas posterior dari pterygomaxilarry fissure adalah pterygoid spine dari tulang sphenoid (batas anterior pterygoid plates). Kadang-kadang sphenoid sinus meluas ke struktur ini. Pterygomaxillary fissure sendiri memiliki bentuk teardrop terbalik; penting untuk mengecek bagian ini di kedua sisi karena mucocele dan karsinoma sinus maksilaris akan secara khas merusak batas posterior maksila, yang terlihat sebagai kehilangan Pterygomaxillary fissure. Fraktur maksila

LeFort juga selalu melibatkan pterygoid plate(s), dan akan sering terdiagnosis oleh gangguan integritas gambaran Pterygomaxillary fissure. (gambar 10-21)

Sinus maksilaris biasanya terlihat jelas di foto panoramic. Periksa setiap batas kemudian catat apakah semuanya dibatasi oleh tulang kortikal, kira-kira simetris, dan densitasnya normal. Batasnya harus ada dan utuh. Border medial sinus maksilaris adalah border lateral nasal cavity, tapi interface ini tidak terlihat di foto panoramik. Border superior atau atap sinus maksilaris merupakan lantai dari orbit; interface ini terlihat di foto di aspek paling anterior. Penting untuk membandingkan sinus maksilaris kanan dan kiri untuk menngecek

ketidaknormalan, tetapi perlu diingat bahwa sinus sering asimetris dalam bentuk, ukuran, dan kehadiran serta jumlah septae dalam keadaan nonpatologis. Aspek posterior sinus lebih opak karena superimpose dengan zygoma. Periksa ada tidaknya mucous retention cyst di tiap sinus, penebalam mukoperiosteum, dan ketidaknormalan sinus lainnya. Zygomaticus complex atau buttress di midface adalah daerah anatomis yang sangat kompleks, dengan kontribusi dari frontal, zygomatic, dan tulang maksila. Termasuk orbital rims lateral dan inferior, prosesus zygomaticus maksila, dan zygomatic arch. Prosesus zygomaticus maksila timbul di atas M1 dan M2 maksila. Sinus maksilaris dapat melewati prosesus zygomaticus maksila sampai zygomaticomaxillary suture. Hal ini mengakibatkan tampaknya radiolusensi di sinus maksilari berbentuk elips yang dilapisi tulang kortikal, dapat superimpose

di atas akar gigi molar. Border inferior zygomatic arch mulai dari batas inferior prosesus zygomaticus ke arah posterior dan dari articular tubercle dan glenoid fossa di tulang temporal ke arah posterior. Perhatikan juga border superior zygomatic arch, yang membentuk kurva di bagian superior untuk membentuk bagian lateral dari orbital rim. Zygomaticotemporal suture terletak di tengah zygomatic arch dan dapat disalah artika sebagai fraktur. Mastoid air cells kadangkadang melewati tulang temporal ketika akan menuju Zygomaticotemporal suture, mengakibatkan glenoid fossa TMJ terlihat multilocular, atau soap bubbly, yang sebenarnya radiolusensi normal.

Di nasal fossa dapat terlihat septum nasalis dan inferior concha, termasuk tulangnya dan mukosa yang melapisisnya. Conchae yang tersusun dari tulang internal, turbinate, dan yang melapisi tulang kartilago dan mukosa, terlihat dari koronal di daerah anterior foto dan dari sagital di daerah posterior. Struktur ini dapat terlihat sebagai densitas jaringan lunak yang sangat besar, homogen yang superimpos di atas sinus maksilaris dan kadang-kadang di atas nasofaring anterior.

3. Jaringan lunak Struktur opak jaringan lunak (gambar 10-22; gambar 10-18) yang dapat dilihat yaitu lidah yang membusur melintasi foto di bawah palatum keras (kira-kira dari angle kanan ke angle kiri mandibula), bibir (di tengah film), dan palatum lunak yang ada di posterior dari palatum keras di atas setiap ramus (gambar 10-15 6), septum nasalis, ear lobe, hidung, dan nasolabial folds. Bayangan jalan arus udara superimpos di atas struktur anatomis normal dan dapat ditunjukkan oleh border jaringan lunak yang bersebelahan yaitu fossa nasalis, nasal pharynx, kavitas oral, dan faring. Epiglottis dan kartilago thyroid sering terlihat. Kadang-kadang space udara antara dorsum lidah dan palatum lunak disalahartikan sebagai fraktur melewati mandibula.

4. Superimpos dan ghost images Superimpos terjadi karena sinar x-ray terproyeksi melewati benda padat (misalnya anting, spinal column, ramus mandibular, atau palatum keras) yang ada di dalam jalur sinar x-ray tetapi di luar focal yang melewati objek yang ingin

difoto. Objek ini terlihat kabur dan terproyeksi di atas struktur midline,(seperti cervical vertebrae) atau di atas bagian di radiograf yang berlawanan dalam bentuk terbalik dan posisinya lebih cranial daripada struktur aslinya (gambar 1017). Gambar kontralateral ini disebut ghost images, dan dapat mengaburkan anatomi normal atau dapat juga disalahartikan sebagai patologi.

5. Gigi Jika gigi anterior terlalu lebar atau sempit, hal ini menunjukkan malposisi. Jika gigi lebih lebar di satu sisi daripada di sisi lainnya, hal ini menunjukkan bahwa sagital plane pasien berotasi. Walaupun karies besar, penyakit periodontal dan periapikal dapat terlihat, penyakit yang tidak ekstrim terlihat memerlukan foto intraoral untuk diagnosis. Permukaan proksimal gigi premolar sering overlap, yang sering mengganggu interpretasi karies.

Kekuatan foto panoramic: memperlihatkan complete dentition. Kelemahan: masalah posisi pasien dan tidak dapat melihat gigi ektopik keluar dari batas foto (gambar 10-23). Harus diperiksa abnormalitas yang menyolok dari jumlah, posisi dan anatomi. Juga harus dicatat obturasi endodontik, crown, dan restorasi fixed lainnya.

Penting untuk memeriksa M3 impaksi secara dekat. Orientasi, jumlah dan bentuk akarnya, hubungan bagian gigi dengan struktur anatomis penting seperti kanal mandibularis, lantai dan dinding posterior sinus maksilaris, tuberositas maksilaris, dan gigi sebelahnya. Juga perlu diperhatikan ada atau tidaknya abnormalitas tulang perikoronal dan/ atau periradikular. Abnormalitas yang dicurigai ketika melihat foto panoramic biasanya memerlukan foto intraoral untuk mendapatkan gambaran yang lebih rinci.

Cara pemotretan panoramik : 1. Sumber sinar X langsung di dalam mulut penderita, film ditempatkan di luar mulut, sekeliling rahang yang akan diperiksa. 2. Sumber sinar X dan film berputar mengelilingi rahang pasien yang akan diperiksa. 3. Pasien berputar di antara film

4. dan sumber sinar X diam.

Macam-macam foto panoramik : 1. Panagraphy Disebut juga status X. Sumber sinar X ditempatkan di dalm mulut pasien sedangkan film dipegang oleh pasien sendiri dan ditempatkan di sekeliling muka atau rahang saja, mulai dari region gigi molar 3 kiri sampai molar 3 kanan. Kerugian tehnik ini adalah terhadi distorsi gambaran yang dihasilkan, radiasi hambur ke struktur anatomis lainnya di rongga mulut. 2. Panorex Mempunyai dua pusat perputaran, yaitu sumber sinar X mengelilingi rahang pasien. Setelah mencapai pertengahan rahang pasien, tube berhenti untuk pindah pada lintasan berikutnya. Film ditempatkan pada posisi lurus di film holder dan akan bergeser pada saat tube pindah lintasan. Foto yang dihasilkan memperlihatkan gigi geligi RA dan RB dalam satu lembar film, dengan garis putih ditengahnya, karena tube, berhenti dan berpindah lintasan. 3. Rotograph Mempunyai satu pusat perputaran. Pasien duduk di kursi yang dapat berputar di antara film dan sumber sinar X yang diam. 4. Orthopantomography Mempunyai 3 pusat perputaran yaitu: o Sumber sinar X dan film berputar dengan arah berlawannan, mengelilingi rahang penderita. o Film pada kaset holder setengah lingkaran berputar mengelilingi sumbu perputarannya

Foto yang dihasilkan memperlihatkan gambaran tanpa garis pemisah antara region sebelah kiri dengan kanan. Walupun panoramik memperlihatkan seluruh daerah RB dan RA, termasuk kondilus dan sinus maksilaris, tetapi radiogram dapat dibagi dalam 3 daerah kejalasan gambar (image layer/ focal trough): 1. Daerah simfisis mandibula 2. Daerah kondilus mandibula 3. Daerah sinus maksilaris

Oleh karena itu bila merujuk penderita untuk foto panoramic, harus ditulis jelas region mana yang spesifik akan diperiksa. Hal ini disebabkan bentuk rahang tidak selalu parabola, tetapi berbagai bentuk, seperti segitiga atau suatu segi empat.

Indikasi Utama Foto panoramic pada prinsipnya untuk melihat/menilai kelainan yang luas di RA maupun RB, serta menilai hubungannya dengan struktur anatomi tulang muka disekitarnya. Penilaian ortodontik untuk melihat keberadaan, posisi dan hubungan gigi susu dengan gigi permanent yang sedang tumbuh. Lesi-lesi seperti kista, tumor dan anomali pertumbuhan di regio korpus dan ramus mandibula (untuk mengetahui ukuran dan tempat/lokasinya). Fraktur di seluruh bagian mandibula, kecuali regio anterior. Kelainan sinus maksilaris, terutama untuk menilai diding anterior, posterior dan dasar sinus. Melihat keadaan permukaan artikular kepala kondilus (condylar head) mandibula pada kasus kelainan TMJ. Melihat tinggi tulang alveolar secara umum pada kelainan/ penyakit periodontal. Melihat keadaan gigi molar 3. Melihat ada tidaknya penyakit/ kelainan yang mempengaruhi sebelum pembuatan gigi tiruan sebagian/ penuh. Evaluasi ukuran vertikal (tinggi) tulang alveolar sebelum pemasangan gigi tiruan implant.

b. Teknik Pemotretan 1. 2. 3. 4. 5. 6. Film dimasukkan ke dalam kaset Buat identifikasi pasien di bagian depan kaset Letakkan kaset di kaset holder Perhiasan logam dan alt lain sperti kaca mata, harus dilepaskan Pasien berdiri atau duduk, kedua tangannya memegang hand holder Atur posisi kepala, dengan dagu pada chin cup. Mid Sagital Plane tepat di tengah-tengah.

7.

Atur image layer (focal trough) sesuai tujuan pemotretan, apakah untuk melihat : daerah simfisis mandibula, atau daerah condyle TMJ atau daerah sinus maksilaris. Penderita diminta mengigit bite plastic atau bite tab edge to edge untuk mencegah tumpang tindih gigi anterior RA dan RB.

8.

9.

Tentukan kondisi sinar X, kVp = 100, mA =5 untuk orang dewasa. Untuk anakanak kVp = 90, mA =3

10. Instruksikan penderita jangan bergerak (diam) selama penyinaran 15 detik 11. Tekan tombol penyinaran

c. Kelebihan Foto Panoramik Bagi dokter gigi foto mempermudah dan mempersingkat waktu untuk menilai suatu kasus secara keseluruhan Memperoleh gambaran daerah yang luas berikut seluruh jaringan yang berada di dalam focal trough (image layer), walaupun penderita tidak dapat membuka mulutnya Gambaran di foto panoramik mudah dimengerti sehingga foto ini berguna untuk penjelasan kepada penderita atau untuk bahan pendidikan Pergerakan sesaat dalam arah vertikal hanya merusak gambaran pada bagian tertentu saja, tidak seluruh gambaran mengalami distorsi. Pengaturan posisi pasien dan pengeturan pesawat relative mudah Gambaran keseluruhan rahang yang diperoleh memungkinkan deteksi

kelainan/penyakit yang tidak diketahui sebelumnya. Diperolehnya gambaran kedua sisi rahang memungkinkan penilaian keadaan fraktur dan bagi pasien dengan luka-luka akibat fraktur, proyeksi ini lebih nyaman. Sangat berguna untuk mengevaluasi awal keadaan jaringan periodontal serta kasus orthodonsi. Bagian dasar dan dinding anterior serta posterior sinus terlihat dengan baik Mudah memperbandingkan kedua kepala kondilus TMJ Dapat dipergunakan untuk penderita dengan kesadaran menurun, sukar atau tidak dapat membuka mulut, serta penderita yang tidak kooperatif seperti anak-anak.

Kelemahan foto panoramik

a. Gambaran foto yang dihasilkan kurang detail b. Jika salah satu sisi rahang membengkak misalnya abses, tumor, atau fraktur, gambar yang dihasilkan kabur

Namun demikian proyeksi ini juga mempunyai banyak keterbatasan yaitu gambaran foto yang dihasilkannya kurang detail. Dan apabila salah satu sisi rahang membengkak misalnya abses, tumor atau fraktur, biasanya gambar yang dihasilkan kabur.

Kesalahan Umum yang Dijumpai Dalam Foto Panoramik 1. Kesalahan dalam mempersiapkan pasien Berakibat: o o o o o Tidak jelasnya gambaran daerah anterior Pembesaran salah satu sisi gambar Adanya garis radiopak di daerah anterior Distorsi gambar akibat pergerakkan pasien selam pemotretan Terlihat gamabaran ghost image

2. Kesalahan dalam pemotretan dan pencucian Berakibat: o o Gambaran yang dihasilakn terlalu terang / gelap, tidak jelas / sebagian terlihat tidak jelas, kabur / berkabut. Adannya berbagai noda / artefak.

Landmark Foto Panoramik

1. orbital cavity 2. nasal cavity 3. inferior concha 4. maxillary sinus 5. palatal process of maxilla 6. incisive canal 7. zygomatic arch and malar bone 8. angular spine of the sphenoid bone 9. condylar process of the mandible 10. coronoid process of the mandible with superimposition of the zygomatic arch 11. tuberosity of the maxilla 12. lateral pterygoid plate with superimposition of the coronoid process of the mandible and zygomatic arch 13. coronoid notch 14. glenoid fossa 15. styloid process 16. mastoid process 17. oblique ridge of the mandible 18. mandibular foramen 19. mandibular or inferior alveolar canal 20. mental foramen 21. genial tubercles 22. inferior border of the mandible 23. angle of the mandible 24. panorex chin rest

FIG. 11-14 1, Mandibular condyle. 2, Articular eminence. 3, Coronoid process of mandible superimposed on zygomatic arch. 4, Posterior wall of maxillary sinus. 5, Posterior wall of zygomatic process of maxilla. 6, Hard palate. 7, Nasal septum. 8, Tip of nose. 9, Dorsum of tongue. 10, Hyoid superimposed over inferior border of mandible. 11, Inferior border of maxillary sinus. 12, Image of cervical spine. 13, Medial border of maxillary sinus. 14, Infraorbital canal. 15, Infraorbital rim. 16, Pterygomaxillary fissure. 17, Anterior border of the pterygoid plates. 18, Lateral pterygoid plate superimposed over soft palate and coronoid process of mandible. 19, Ear lobe. 20, Inferior border of mandibular canal. 21, Mental foramen. 22, Posterior wall of nasopharynx. 23, Inferior border of mandible superimposed from opposite side. 24, Soft palate over mandibular foramen of mandible.

Mengenali struktur anatomi normal pada radiografi panoramik sering menantang karena anatomi kompleks midface, superimposisi berbagai struktur anatomi, dan beragamnya orientasi proyeksi. Gambar diatas dapat menjadi Suatu pendekatan sistematis yang berguna dalam menafsirkan radiograf panoramik.

Mesin Panoramik