kirim jati

18
BAB I PENDAHULUAN Ulkus pada mulut adalah pengelupasan epitel rongga mulut, dimana pengelupasan ini mengenai akhiran syaraf pada lamina propria, sehingga menyebabkan rasa nyeri. Ulkus pada mulut merupakan sebagai manifestasi akhir dari berbagai keadaan. Yaitu kerusakan epitel yang dikarenakan trauma, gangguan imunologi (HIV dan leukemia), infeksi (herpes, TBC, sifilis), kanker, dan defisiensi vitamin. Dari keadaan diatas, yang paling sering menyebabkan ulkus pada mulut adalah trauma (Simatupang, 2009). Ulkus pada mulut yang dikarenakan trauma dapat terjadi pada cara menggosok gigi yang kurang tepat, pemasangan gigi palsu, bibir yang tergigit, subluksasi dari gigi, maupun trauma karena makanan. Ulkus pada mulut yang dikarenakan hal seperti ini dapat kembali sembuh segera setelah factor penyebabnya sudah tidak ada atau tidak terkena trauma lagi. Sedangkan ulkus pada mulut yang merupakan manifestasi dari penyakit sistemik, dapat sembuh jika kita sudah mengatasi penyakit sistemik tersebut. Pasien yang menderita ulkus pada mulut lebih dari 3 minggu disarankan untuk dilakukannya biopsy atau pemeriksaan penunjang lainnya, untuk mengeluarkan kemungkinan keganasan (Simatupang, 2009). Pada makalah ini, akan membahas mengenai ulkus mulut karena banyak bentuk, penyebab dan penampilan klinis mauth ulcer

description

bismillah

Transcript of kirim jati

BAB IPENDAHULUANUlkus pada mulut adalah pengelupasan epitel rongga mulut, dimana pengelupasan ini mengenai akhiran syaraf pada lamina propria, sehingga menyebabkan rasa nyeri. Ulkus pada mulut merupakan sebagai manifestasi akhir dari berbagai keadaan. Yaitu kerusakan epitel yang dikarenakan trauma, gangguan imunologi (HIV dan leukemia), infeksi (herpes, TBC, sifilis), kanker, dan defisiensi vitamin. Dari keadaan diatas, yang paling sering menyebabkan ulkus pada mulut adalah trauma (Simatupang, 2009).Ulkus pada mulut yang dikarenakan trauma dapat terjadi pada cara menggosok gigi yang kurang tepat, pemasangan gigi palsu, bibir yang tergigit, subluksasi dari gigi, maupun trauma karena makanan. Ulkus pada mulut yang dikarenakan hal seperti ini dapat kembali sembuh segera setelah factor penyebabnya sudah tidak ada atau tidak terkena trauma lagi. Sedangkan ulkus pada mulut yang merupakan manifestasi dari penyakit sistemik, dapat sembuh jika kita sudah mengatasi penyakit sistemik tersebut. Pasien yang menderita ulkus pada mulut lebih dari 3 minggu disarankan untuk dilakukannya biopsy atau pemeriksaan penunjang lainnya, untuk mengeluarkan kemungkinan keganasan (Simatupang, 2009).Pada makalah ini, akan membahas mengenai ulkus mulut karena banyak bentuk, penyebab dan penampilan klinis mauth ulcer sehingga menambah ilmu pengetahuan kita dalam mendiagnosis dan memberikan terapi kelainan ulkus mulut .

Rumusan Masalah 1. Bagaimana melakukan anamnesis dalam menegakkan diagnosis ulkus di mukosa mulut? 2. Bagaimana membedakan diagnosis ulkus tunggal dan multipel? 3. Bagaimana membedakan diagnosis ulkus akut dan kronis? 4. Apa saja kelainan kulit maupun sistemik lain yang menimbulkan manifestasi ulkus di mukosa mulut? 5. Bagaimana penatalaksanaan dari ulkus di mukosa mulut?

Tujuan

Tujuan penulis adalah dengan adanya referat ini diharapkan agar dapat memberikan pengetahuan dan informasi tentang menegakkan diagnosis ulkus di mukosa mulut berikut terapinya secara tepat, sehingga dapat berguna untuk kepentingan bersama dalam mencapai kesehatan gigi dan mulut yang lebih baik.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA Definisi

Ulkus diartikan sebagai defek lokal atau ekskavasasi permukaan jaringan atau organ, yang lebih dalam dari jaringan epitel. Hal ini penting mengingat penyakit-penyakit yang manifestasinya berupa ulkus seringkali salah didiagnosis dengan penyakit bermanifestasi erosi. Penyebab timbulnya ulkus di mukosa mulut antara lain karena berbagai infeksi atau gangguan sistemik lainnya, terutama kelainan darah, saluran pencernaan, atau kulit. Neoplasma ganas biasanya mulai sebagai pembengkakan atau benjolan, tetapi dapat bermanifestasi sebagai bisul. Ulkus sering juga disebabkan oleh trauma atau luka bakar, aphtha, terkadang disebabkan pula karena obat-obatan (Scully, 2010).Etiologi 1. GenetikRiwayat keluarga terdapat pada 50% kasus. Insiden tertinggi terdapat di antara saudara bila kedua orang tua terkena. Beberapa peneliti menyatakan bahwa hubungan genetik. Salah satu penelitian menemukan bahwa 35% dari orang yang memiliki paling tidak satu orang tua yang juga menderita. Penelitian lain menemukan bahwa 91% kembar identik menderita dimana untuk kembar biasa hanya 57%.13

2. ImunologikRespon imun mungkin merupakan peran utama stomatitis umum terjadi pada pasien dengan imunodefisiensi sel B dan 40% dari pasien-pasien stomatitis mempunyai kompleks dari sirkulasi imun. Ulserasi dapat disebabkan oleh pengendapan imonoglobulin dan komponen-komponen komplemen dalam epitel atau respons imun seluler terhadap komponen-komponen epitel.2 Antibodi tersebut bergantung pada mekanisme sitoksik atau proses penetralisir racun yang masuk ke dalam tubuh. Sehingga jika sistem imunologi mengalami abnormalitas, maka dengan mudah bakteri ataupun virusmenginfeksi jaringan lunak disekitar mulut.14

3. Hematologik15-20% pasien stomatitis adalah penderita kekurangan zat besi, vitamin B12 atau folid acid dan mungkin juga terdapat anemia. Penyembuhan stomatitis sering terjadi sesudah terapi untuk mengatasi kekurangan-kekurangan tersebut.2 Seperti frekuensi defisiensi pada pasien awalnya akan menjadi lebih buruk pada pertengahan usia. Banyak pasien yang defisiensinya tersembunyi, hemoglobulin dengan batasan yang normal dan ciri utama adalaah mikrositosis dan makrositosis pada sel darah merah.14

4. GastrointestinalHanya sebagian kecil dari pasien-pasien mempunyai gejala gastrointestinal, terutama penyakit pada usus kecil yang berhubungan dengan malabsorpsi. Walaupun hanya 2-4% pasien-pasien stomatitis mempunyai penyakit seliak tetapi terdapat 60% pasien-pasien dengan penyakit seliak yang menderita stomatitis. Stomatitis dapat dihubungan dengan penyakit Crohn dan colitis ulseratif.2

5. HormonalPada umumnya penyakit stomatitis banyak menyerang wanita, khususnya terjadi pada fase stress dengan sirkulasi menstruasi. Dalam sebuah penelitian, ditemukan kadar hormon progesterone yang lebih rendah dari normal pada penderita RAS sementara kadar hormone Estradiol, LH, Prolaktin, FSH pada kedua grup adalah normal. Pada wawancara didapat adanya riwayat anggota keluarga yang mengalami RAS dibanding bukan penderita RAS. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penderita RAS pada umumnya mempunyai kadar hormon progesteron yang lebih rendah dari normal dan ada salah satu keluarganya yang menderita RAS.14Stomatitis dapat berlanjut atau berhenti selama kehamilan dan karena pada sebagian kecil wanita ulserasi berkembang hanya selama fase luteal dari siklus menstruasi maka kadang-kadang hal ini berhubungan dengan adanya perubahan-perubahan pada hormonal.2

6. TraumaTerdapat beberapa fakta yang menunjukkan bahwa trauma pada bagian rongga mulut dapat menyebabkan stomatitis. Dalam banyak kasus, trauma ini disebabkan oleh masalahmasalah yang sederhana. Trauma merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan ulser terutama pada pasien yang mempunyai kelainan tetapi kebanyakan stomatitis mempunyai daya perlindungan yang relatif dan mukosa mastikasi adalah salah satu proteksi yang paling umum.15 Faktor lain yang dapat menyebabkan trauma di dalam rongga mulut meliputi:a. Pemakaian gigi tiruanRekuren apthous stomatitis disebabkan oleh pemasangan gigi palsu. Seringkali, gigitiruan yang dipasang secara tidak tepat dapat mengiritasi dan melukai jaringan yang ada di dalam rongga mulut. Masalah yang sama sering pula dialami oleh orang-orang yang menggunakan gigitiruan kerangka logam. Logam dapat melukai bagian dalam rongga mulut.b. Trauma makananBanyak jenis makanan yang kita makan dapar menggores atau melukai jaringan-jaringan yang ada di dalam rongga mulut dan menyebabkan RAS. Contohnya adalah keripik, kue yang keras,dll.c. Trauma sikat gigiBeberapa pasien berpikir bahwa ulser terjadi karena trauma pada mukosa rongga mulut yang disebabkan oleh cara penggunaan dari sikat gigi yang berlebihan dan cara menyikat gigi yang salah dapat merusak gigi dan jaringan yang ada dalam rongga mulut.d. Menggigit bagian dalam mulutBanyak orang yang menderita luka di dalam mulutnya karena menggigit bibir dan jaringan lunak yanga da di dalam rongga mulut secara tidak sengaja. Seringkali, hal ini dapat menjadi kebiasaan yang tidak disadari atau dapat terjadi selama tidur dan luka juga disebabkan oleh tergigitnya mukosa ketika makan dan tertusuk kawat gigi sehingga dapat menimbulkan ulser yang mengakibatkan RAS. Luka tergigit pada bibir atau lidah akibat susunan gigi yang tidak teratur.e. Prosedur dentalProsedur dental dapat mengiritasi jaringan lunak mulut yang tipis dan menyebabkan terjadinya RAS. Terdapat informasi bahwa hanya dengan injeksi novacaine dengan jarum dapat menyebabkan timbulnya RAS beberapa hari setelah dilakukan penyuntikan.16

7. StresBanyak orang yang menderita stomatitis menyatakan bahwa stomatitis yang mereka alami disebabkan oleh stres. Terkadang orang secara objektif menghubungkan timbulnya stomatitis dengan peningkatan stres. 13

8. HIVStomatitis dapat digunakan sebagai tanda adanya infeksi HIV. Stomatitis memiliki frekuensi yang lebih tinggi pada keadaan defisiensi imun seperti yang telah dibahas sebelumnya. Namun infeksi akibat virus HIV biasanya menunjukkan tanda klinis yang sangat jelas yaitu kerusakan jaringan yang sudah parah.15

9. Kebiasaan merokokKelainan stomatitis biasanya terjadi pada pasien yang merokok. Bahkan dapat terjadi ketika kebiasaan merokok dihentikan.15

10.Kondisi MedikBeberapa kondisi medik yang berbeda juga dapat dihubungkan dengan timbulnya stomatitis. Untuk pasien yang mengalami stomatitis yang resisten harus mendapatkan evaluasi dan tes dokter untuk mengetahui ada tidaknya penyakit sistemik. Beberapa kondisi medik yang dihubungkan dengan stomatitis yaitu seperti penyakit Behcet, disfungsi neutrofil, radang usus, dan HIV-AIDS.13

11.PengobatanPenggunaan obat-obatan anti peradangan, beta bloker, kemoterapi, dan nicorandil dilaporkan menjadi salah satu pemicu timbulnya stomatitis.13

12.InfeksiFakta bahwa zat-zat kimia seperti pada penggunaan kemoterapi dan radiasi biasanya dihubungkan dengan bakteri seperti ANUG yang kaya dengan bacillus fusiformis dsn spirochete, dan virus pada Virus Herpes Simpleks yang meliputi sitomegalovirus, virus voricella zoster, Epstein Bar ini ternyata dapat menjadi salah satu penyebab dari stomatitis.13

2. Tabel Etiologi (Scully, 2010).

1. Manifestasi KlinisGejala yang muncul biasanya terbatas pada mukosa mulut dan dimulai dengan gejala prodromal rasa terbakar mulai dari 2 sampai 48 jam sebelum munculnya ulcer. Selama periode ini akan terbentuk suatu daerah yang hiperemi, yang dalam waktu beberapa jam kemudian sebuah papula putih yang kecil akan terbentuk, mengalami ulserasi dan secara berangsur-angsur membesar dalam waktu 48 sampai 72 jam berikutnya. Masing-masing lesinya berbentuk bulat, simetris dan dangkal ( mirip dengan ulser oleh virus) , tetapi tidak ada vesikel yang sudah pecah. Mukosa bukal dan labial paling sering terkena. Lesi ini agak jarang ditemukan pada palatum atau gingiva yang berkeratinisasi tebal (Robert, 2009).

Gambar 2. Mayor aphtae

RAS memiliki 3 bentuk klinis : (Scully, 2010). KarakteristikTipe gambaran

Apthae minorApthaemayor

Ulkus herpetiform

Ukuran (mm)5-10

>10

2minggu10-14

Pembentukan skartidak

yatidak

Presentase dari semua Apthae75-85

10-15

5-10

Tabel 1. Karakteristik gambaran klinis RAS.

Gambar 3. Minor aphtae

Gambar 4. Herpetiform aphthae

DAFTAR PUSTAKA1. Scully C. Oral and Maxillofacial Medicine. The Basis of Diagnosis and Treatment. London: Elsevier Limited; 2004. p.194-002. Lawler W, Ahmed A, Hume WJ. Buku pintar patologi untuk kedokteran gigi. Jakarta: Penerbit buku kedokteran; 2002. p.813. Sariawan. Available from : http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1811761-sariawan-kecil-tapi-menyengsarakan/. Akses 21 Desember 20104. Katherinearta. Stomatitis Apthosa Rekuren. Available from: http://one.indoskripsi.com/click/9141/. Akses 02 Januari 20115. Lewis MAO, Lamey PJ. Tinjauan klinis penyakit mulut. Jakarta: Widya Medika; 1998. p.48-96. Apriasari ML, Tuti H. Stomatitis aftosa rekuren oleh karena anemia. Dentofasial Jurnal Kedokteran Gigi 2010; 9(1) : 44-57. Sapp JP, Eversole LR, Wysocki GP. Contemporary oral and maxillofacial pathology. 2nd ed. Mosby: St Louis; 2004. p.1848. Greenberg MS, Glick M. Burkets oral medicine diagnosis and treatment. 10th ed. Philedelpia: BC Decker Inc; 2003. p.63-49. Langlais RP, Miller CS. Atlas berwarna kelainan rongga mulut yang lazim. Alih bahasa: Susetyo B. Editor: Juwono L. Jakarta: Hipokrates; 1994. p.94-810. Neville BW, Damm DD, Allen CM, Bouquot JE. Oral and maxillofacial pathology. 2nd ed. Philadelphia: W.B. Saunders Company; 1991. p.287-8

11. Eversole LR. Clinical outline of oral pathology: diagnosis and treatment. 3rd ed. Hamilton Ontario: BC Decker Inc; 2002. p.64-66

12. Jenis-jenis sariawan. Available from: http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg03970.html. Akses 11 Desember 201013. Canker sores (Recurrent Minor Aphthous Ulcers): What Causes These Mouth Ulcers Risk Factors. 2006 : [internet]. Available from: http://www.animated-teeth.com/canker-sores/t1-canker-sores.html. Accessed Desember 6, 201014. Penyebab sariawan. Available from : http://www.bmf.litbang.depkes.go.id/index.php?option=content&task=view&id=130&Itemid=53. Akses 20 Desember 201015. Cawson RA, Odell EW, Porter S . Cawsons essentials of oral pathology and oral medicine. 7th ed. New York: Churchill living stone; 2005. p.192-316. Penyebab trauma di rongga mulut. Available from: http://www.ayahbunda.com. Akses 20 Desember 201017. Marwati E, Chahya R. Penatalaksanaan penderita stomatitis aftosa rekuren. Majalah Ilmiah Kedokteran Gigi 2004; 19(55) : 2918. Juniastuti M, Ekaputri S. Perbandingan efek anti inflamasi substrat lidah buaya 10% dengan substrat lidah buaya 25% selama 1 hari. Indonesian Journal of Dentistry 2005; 12(3) : 18719. BKKBN. Pendalaman materi membantu remaja memahami dirinya. Jakarta: Direktorat remaja dan perlindungan hak-hak reproduksi; 2008. p.1-720. BKKBN. Remaja hari ini adalah pemimpin masa depan. Jakarta: Direktorat remaja dan perlindungan hak-hak reproduksi; 2004. P.14-921. Stomatitis. Available from: http://www.ahealthyme.com/topic/topic100587510. Akses 10 Januari 201022. Bhaskar SN. Sypnosis of oral pathology. 7th ed. Toronto-London: The C.V. Mosby Company ST.Louis; 1999.23. Pitojo S. Keterlibatan infeksi bakteriologik pada stomatitis apthosa dan peranan antimikroba pada pengobatannya. Medan: FKG-USU; 1991.

DAFTAR PUSTAKA

1. Simatupang MM, 2009. Candida Albicans. Thesis. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/1935 x

2. Roberts G, 2009. Traumatic ulcers. University of arkansas Fort Smith, College of Health Sciences. http://www.zhub.com/pathology/listings/34.html

6. Scully, Crispian dkk. Oral Medicine and Pathology at a Glance. Ed ke-1. Oxford: Blackwell Publishing; 2010: 31-36, 54-65. x