Modul pancasila sbg ideologi terbuka

13
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA MATERI 1 Standar Kompetensi : 1 Mendeskripsikan Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Kompetensi Dasar : 1.1. Mendeskripsikan Pancasila sebagai ideologi negara 1.2. Mendeskripsikan proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara 1.3. Menguraikan fungsi pokok Pancasila 1.4. Menjelaskan Pancasila sebagai ideologi terbuka A. Pancasila sebagai Ideologi Negara 1. Pengertian ideologi Ideologi berasal dari bahasa Latin, yaitu idea berarti daya cipta sebagai hasil kesadaran manusia dan logos berarti ilmu. Ideologi juga diartikan sebagai falsafah hidup dan pandangan dunia (dalam bahasa Jerman disebut Weltanschauung). Dalam pengertian sehari- hari ideology disamakan artinya dengan cita- cita yang merupakan dasar, pandangan, atau paham. Istilah ideology pertama kali diperkenalkan oleh Antoine Destut de Tracy filsuf Perancis dalam karya bukunya yang berjuduk “Les elements de I’ideologie”. Berikut ini beberapa pendapat tentang pengertian ideologi ; a. Nicollo Machiavelli, menurutnya ideology pada dasarnya berkenaan dengan siasat dalam berpolitik praktis. Ideologi adalah pengetahuan mengenai cara menyembunyikan kepentingan, mendapatkan dan mempertahan kekuasaan dengan memanfaatkan konsepsi- konsepsi keagamaan dan tipu daya. b. Antoine Destut de Tracy, menurutnya ideology adalah ilmu mengenai gagasan atau ilmu tentang ide-ide. Ide yang ada dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu; (1) ide yang sehat, yaitu ide yang sesuai dengan realitas dan akal budi, (2) ide yang tidak sehat , yaitu ide yang tidak sesuai dengan realitas dan bertentangan dengan akal budi, yang lalu ia sebut sebagai gagasan palsu atau khayalan belaka, misalnya gagasan yang bersumber pada Tuhan bahwa Raja memiliki kekuasaan dari Tuhan yang berakibat kekuasaan Raja menjadi mutlak dan tidak bias diganggu gugat. c. Karl Marx, menurutnya idelogi adalah kesadaran palsu, karena ideology merupakan hasil pemikiran tertentu yang diciptakan oleh para pemikir. Padahal kesadaran para pemikir itu (diakui atau tidak) pada dasarnya Halaman 1 Bab. Menurut alam pemikiran Hegel, ideologi bukanlah sesuatu yang berdiri- sendiri lepas dari kenyataan hidup masyarakat. Ideologi adalah produk kebudayaan sesuatu masyarakat dank arena itu dalam arti tertentu merupakan

description

 

Transcript of Modul pancasila sbg ideologi terbuka

Page 1: Modul pancasila sbg ideologi terbuka

PANCASILA SEBAGAIIDEOLOGI TERBUKA

MATERI 1

Standar Kompetensi :1 Mendeskripsikan Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka

Kompetensi Dasar :1.1.Mendeskripsikan Pancasila sebagai ideologi negara1.2.Mendeskripsikan proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara1.3.Menguraikan fungsi pokok Pancasila 1.4.Menjelaskan Pancasila sebagai ideologi terbuka

A. Pancasila sebagai Ideologi Negara1. Pengertian ideologi

Ideologi berasal dari bahasa Latin, yaitu idea berarti daya cipta sebagai hasil kesadaran manusia dan logos berarti ilmu. Ideologi juga diartikan sebagai falsafah hidup dan pandangan dunia (dalam bahasa Jerman disebut Weltanschauung). Dalam pengertian sehari- hari ideology disamakan artinya dengan cita- cita yang merupakan dasar, pandangan, atau paham. Istilah ideology pertama kali diperkenalkan oleh Antoine Destut de Tracy filsuf Perancis dalam karya bukunya yang berjuduk “Les elements de I’ideologie”.Berikut ini beberapa pendapat tentang pengertian ideologi ;a. Nicollo Machiavelli, menurutnya ideology pada dasarnya berkenaan dengan siasat dalam

berpolitik praktis. Ideologi adalah pengetahuan mengenai cara menyembunyikan kepentingan, mendapatkan dan mempertahan kekuasaan dengan memanfaatkan konsepsi- konsepsi keagamaan dan tipu daya.

b. Antoine Destut de Tracy, menurutnya ideology adalah ilmu mengenai gagasan atau ilmu tentang ide-ide. Ide yang ada dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu; (1) ide yang sehat, yaitu ide yang sesuai dengan realitas dan akal budi, (2) ide yang tidak sehat, yaitu ide yang tidak sesuai dengan realitas dan bertentangan dengan akal budi, yang lalu ia sebut sebagai gagasan palsu atau khayalan belaka, misalnya gagasan yang bersumber pada Tuhan bahwa Raja memiliki kekuasaan dari Tuhan yang berakibat kekuasaan Raja menjadi mutlak dan tidak bias diganggu gugat.

c. Karl Marx, menurutnya idelogi adalah kesadaran palsu, karena ideology merupakan hasil pemikiran tertentu yang diciptakan oleh para pemikir. Padahal kesadaran para pemikir itu (diakui atau tidak) pada dasarnya sangat ditentukan oleh kepentingannya. Maka hasil pemikirannya yang muncul daam bentuk ideology sesungguhnya tidak lebih dari khayalan (pengandaian- pengandaian spekulatif) untuk melindungi kepentingan kelas para pemikir, yang menurutnya adalah kelas penguasa.

d. Louis Althusser, menurutnya ideology adalah pedoman hidup, bagaimana orang harus menjalani hidup di dunia. Dengan demikian sesungguhnya setiap orang membutuhkan ideology, sebab setiap orang perlu memiliki keyakinan tentang bagaimana semestinya menjalankan kehidupannya.

e. Laboratorium IKIP Malang, ideology adalah sepengkat nilai, ide, dan cita- cita, serta pedoman dan metode melaksanakan/ mewujudkannya.

f. Kamus Ilmiah Populer, ideology adalah cita- cita yang merupakan dasar salah satu system politik, paham kepercayaan, dan seterusnya(ideology sosialis, ideology islam, dst)

g. Encyclopedia International, ideology adalah system gagasan, keyakinan, dan sikapyang mendasari cara hidup bsuatu kelompok, kelas, atau masyarakat tertentu.

h. Prof. Padmo Wahyono, SH, ideology diberi makna sebagai pandangan hidup bangsa, falsafah hidup bangsa, yang berupa seperangkat tata nilai yang dicita- citakan dan akan direlisasikan didalam kehidupan berkelompok.

Halaman 1

Bab. 1

Menurut alam pemikiran Hegel, ideologi bukanlah sesuatu yang berdiri- sendiri lepas dari kenyataan hidup masyarakat. Ideologi adalah produk kebudayaan sesuatu masyarakat dank arena itu dalam arti tertentu merupakan manifestasi kenyataan sosial juga.

Page 2: Modul pancasila sbg ideologi terbuka

i. Dr. Alfian, ideologi adalah suatu pandangan atau system nilai yang menyeluruh dan mendalam tentang bagaimana cara yang sebaiknya, yaitu secara moral dianggap benar dan adil mengatur tingkah laku bersama dalam berbagai segi kehidupan.

Dari berbagai pendapat diatas, sesungguhnya keberagaman pengertian ideology diatas mencerminkan kenyataan dua kutub ideology besar dunia, yaitu:a. Kutub pertama, ideology bisa menjadi sesuatu yang baik, yaitu manakala ideology mampu

menjadi pedoman hidup menuju kehidupan yang lebih baik.b. Kutub kedua, ideology bias menjadi hal yang tidak baik, yaitu manakala ideology dijadikan alat

untuk menyembunyikan kepentingan penguasa.

Unsur- unsur ideologi ;a. Seperangkat gagasan yang disusun secara sistematis.b. Pedoman tentang cara hidup.c. Tatanan yang hendak dituju oleh suatu masyarakat.d. Dipegang teguh oleh kelompok yang meyakininya.

2. Lahir dan tumbuh- kembangnya ideologiAda dua pandangan tentang lahir dan tumbuh kembangnya ideology, yaitu;

a. Pandangan pertama, suatu ideology berasal dari konsep- konsep abstrak (inkrimental) yang beransur- ansur tumbuh dan berkembang bersama- sama dengan tumbuh dan berkembangnya masyarakat. Konsep- konsep tersebut kemudian mengakui adanya nilai dasar atau prinsip- prinsip tertentu, sehingga lama- kelamaan diterima sebagai suatu kebenarannya dan diyakini sebagai pegangan dalam menjalin kehidupan bersama dalam bentuk norma- norma.

b. Pandangan kedua, suatu ideology merupakan hasil olah pikir para cendekiawan untuk kemudian dijabarkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.Contoh ; Thomas Jefferson, melahirkan ideology liberalism yang individualistic; Karl Max, melahirkan idelogi yang bernafaskan manifesto komunis.

3. Fungsi ideologia. Struktur kognitif,yaitu keseluruhan pengetahuan yang dapat merupakan landasan untuk

memahami dan menafsirkan dunia dan kejadian- kejadian dalam alam sekitarnya.b. Orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta menunjukkan tujuan

dalam kehidupan manusia.c. Norma- norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi sesorang untuk melangkah dan

bertindak.d. Bekal dan jalan bagi seseorang untuk melangkah dan bertindak.e. Kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk menjalankan kegiatan

dan mencapai tujuan.f. Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati, serta bertingkah laku

sesuai dengan orientasi dan norma- norma yang terkandung didalamnya.

4. Peranan ideologiMenurut Jacques Ellul dan Prof. Dr. Paul Ricour, ideology mempunyai peranan sebagai berikut;a. Sebagai jawaban atas kebutuhan akan citra atau jati diri suatu kelompok social, komunitas,

organisasi atau bangsa.b. Untuk menjembatani founding fathers dan para generasi penerus.c. Menanamkan keyakinan akan kebenaran perjuangan kelompok yang berpegang pada ideology

tersebut.d. Sebagai suatu kode atau keyakinan para pendiri yang menguasai, mempengaruhi seluruh

kegiatan sosial.

5. Ideologi sebagai suatu sistemSebagai system berpikir, ideologi digunakan untuk menginterprestasikan (mengartikan) hidup dan kehidupannya dalam semua aspek kehidupan masyarakat baik politik, ekonomi, maupun social-budaya. Ideologi dapat dibedakan menjadi :a. Ideologi sebagai system yang terbuka (induktif- deduktif), yaitu apabila ideology mula- mula digali

dari kenyataan- kenyataan yang ada (induktif), kemudian dirumuskan dalam suatu system, dan akhirnya diterapkan kembali dalam segala aspek kehidupan (deduktif).

Halaman 2

Diyakini kebenarannya untuk hidup bersama

Diakui adanya nilai- nilai dasar

Tumbuh kembang didalam masyarakat

Konsep- konsep abstrak (inkrimental)

Dicantumkan dalam konstitusi negara

Dirumuskan dalam deklarasi negara

Dijabarkan dalam berbagai kehidupan

Hasil olah piker para cendekiawan

IDEO

LOG

I N

EGARA

PERTAMA KEDUA

Page 3: Modul pancasila sbg ideologi terbuka

b. Ideologi sebagai system yang tertutup (deduktif-induktif), yaitu apabila suatu masyarakat menganut system ideology btertentu, berarti masyarakat tersebut menggunakan system deduktif; yaitu seluruh kehidupan masyarakat baik politik, ekonomi, maupun kehidupan social-budaya sehari- hari bersumber dari nilai- nilai tertentu yang dianut oleh ideologinya. Contohnya; sosialisme-marxisme, liberalism, dan agama tertentu.

Ideologi juga dapat mengandung pengertian bahwa ia harus menegara, yaitu nilai- nilai yang dikandungnya diatur melalui Negara.

6. Tipologi ideologiSecara garis besar ideology dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :a. Ideologi tertutup, yaitu bideologi yang rinci, dalam bentuk yang yang ortodok dan konservatif.

Ideologi yang statis, yang tidak mau sama sekali menerima interprestasi- interprestasi baru, walaupun zaman dan masyarakat terus berkembang.Ciri- ciri ideologi tertutup, antara lain;1) Bukan cita- cita yang sudah hidup dalam masyarakat, melainkan cita- cita sebuah kelompok

yang digunakan sebagai dasar untuk mengubah masyarakat.2) Apabila kelompok tersebut berhasil menguasai Negara, ideloginya itu akan dipaksakan kepada

masyarakat.3) Bersifat totaliter, artinya mencakup/mengurusi semua bidang kehidupan.4) Pluralisme pandangan dan kebudayaan ditiadakan, hak asasi tidak dihormati.5) Menuntut masyarakat mempunyai kesetiaan total dan kesediaan untuk berkorbanbagi ideology

tersebut.6) Isi ideology tidak hanya nilai- nilai dan cita- cita, tetapi tuntutan- tuntutan kongkrit dan

operasional yang keras, mutlak, dan total.Contoh; ideology komunis

b. Ideologi terbuka, yaitu ideology yang didalamnya mengandung unsur fleksibelitas, yaitu unsur yang mau menerima interprestasi baru yang sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman. Unsur ini mencerminkan adanya kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat.Ciri- ciri ideology terbuka, antara lain ;1) Merupakan kekayaan rohani, moral, dan budaya masyarakat (falsafah). Bukan merupakan

keyakinan ideology sekelompok orang melainkan kesepakatan masyarakat.2) Tidak diciptakan oleh Negara, tetapi ditemukan dalam masyarakat sendiri; ia adalah milik

seluruh rakyat, dan bias digali dan ditemukan dalam kehidupan mereka.3) Isinya tidak langsung operasional.4) Tidak pernah memperkosa kebebasan dan tanggung jawab masyarakat, melainkan

menginpirasi masyarakat untuk untuk berusaha hidup tanggung jawab sesuai dengan falsafah itu.

5) Menghargai pluralitas, sehingga dapat diterima warga masyarakat yang berasal dari berbagai latar belakang budaya dan agama.

7. Dimensi ideologi terbukaMenurut Dr. Alfian,ideology akan bersifat terbuka dan kuat apabila didalamnya mengandung tiga (3) dimensi, yaitu :a. Dimensi idealisme, yaitu kadar/ kualitas idelisme yang terkandung didalamnya mampu

menggugah harapan, optimisme, dan motivasi para pendukungnya hingga gagasan pokok (vital) yang terkandung didalamnya benar- benar diyakini dengan pasti sehingga dapat diwujudkan dalam kenyataan.

b. Dimensi realitas, kemampuan ideology untuk mencerminkan realita yang hidup dalam masyarakat c. Dimensi fleksibilitas, yaitu kemampuan suatu ideologi dalam mempengaruhi sekaligus

menyesuaikan diri dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakatnya.

8. Pancasila sebagai ideologi NegaraSecara teoritis filosofis, ideology bersumber pada suatu system filsafat dan merupakan pelaksanaan dari system filsafat itu. Dengan demikian maka nilai- nilai yang terkandung di dalam Pancasila adalah falsafah hidup yang berkembang dalam sosio-budaya Indonesia dan nilai Pancasila yang telah terkristalisasi dianggap sebagai nilai dasar dan puncak (sari- sari) budaya bangsa. Sebagai ajaran filsafat Pancasila, Pancasila mencerminkan nilai dan pandangan mendasar dan hakikat rakyat Indonesia dalam hubungannya dengan; Ketuhanan, Kemanusiaan, Kenegaraan, Kekeluargaan dan Musyawarah, serta Keadilan Sosial.Nilai dan fungsi filsafat Pancasila yang telah ada jauh sebelum Indonesia merdeka dengan kemerdekaan bangsa Indonesia, berarti secara melembaga dan formal kedudukan dan fungsi Pancasila ditingkatkan. Dari kedudukan sebagai filsafat hidup ditingkatkan menjadi filsafat Negara – dari kondisi sosio-budaya yang terkristalisasi menjadi nilai filisofis-ideologis yang konstitusional.

Halaman 3

Page 4: Modul pancasila sbg ideologi terbuka

B. Proses Perumusan Pancasila sebagai Dasar NegaraProses perumusan Pancasila sebagai dasar Negara, dilakukan pada saat sidang BPUPKI “Dokuritsu Zyuunbi Tioosakai” pertama yang dilaksanakan pada tanggal 29 Mei s.d 1 Juni 1945. Dalam sidang ini muncul beberapa pemikiran tentang konsepsi dasar Negara Indonesia merdeka dari tokoh nasional, antara lain :1. Mr. Muhamad Yamin , tanggal 29 Mei 1945 menyampaikan rumusan dasar Negara sbb:

1) Peri Kebangsaan2) Peri Kemanusiaan3) Peri Ketuhanan4) Pri Kerakyatan5) Kesejahteraan RakyatSetelah menyampaikan pidatonya, Mr. Muhamad Yamin menyampaiakan rumusan dasar Negara secara tertulis sbb:1) Ketuhanan Yang Maha Esa2) Kebangsaan Persatuan Indonesia3) Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab4) Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan5) Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

2. Mr. Soepomo, tanggal 31 Mei 1945 menyampaikan rumusan dasar Negara sbb:1) Pahan Negara Kesatuan2) Perhubungan Negara dengan Agama3) Sistem Badan Permusyawaratan4) Sosialisasi Negara5) Hubungan antar-Bangsa

3. Ir. Soekarno, tanggal 1 Juni1945 menyampaikan rumusan dasar Negara sbb:1) Kebangsaan Indonesia2) Internasionalisme atau perikemanusiaan3) Persatuan Indonesia4) Mufakat atau Demokrasi5) Ketuhanan yang Berkebudayaan.

4. Panitia Kecil (panitia Sembilan), pada sidang PPKI tanggal 22 Juni 1945 menyampaikan rumusan dasar Negara sbb:1) Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk- pemeluknya2) Kemanusiaan yang Adil dan Beradab3) Persatuan Indonesia4) Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan5) Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

5 Rumusan akhir yang sah dan definitif, yaitu rumusan Pancasila yang ditetapkan dalam sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 :1) Ketuhanan Yang Maha Esa2) Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab3) Persatuan Indonesia4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan.5) Keadilan bagi seluruh Rakyat Indonesia.

Rumusan penetapan PPKI inilah yang kemudian digunakan sebagai dasar Negara Indonesia sampai sekarang.

C. Fungsi Pokok Pancasila1. Pancasila sebagai dasar Negara

Yaitu Pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur pemerintahan dan mengatur penyelenggaraan Negara. Sebagai dasar negara, Pancasila mempunyai kedudukan sebagai ‘pokok kaidah yang mendasar (staats fundamental norm)” bersifat tetap, kuat, dan tidak dapat diubah oleh siapapun, termasuk oleh MPR- DPR hasil pemilihan umum sebab mengubah Pancasila berarti membubarkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan perwujudan dari Pancasila sebagai staats fundamental norm yaitu Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum (semua peraturan perundangan yang berlakudalam Negara Indonesia harus bersumber dan berada dan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila).

2. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa IndonesiaSebagai pandangan hidup juga disebut sebagai way of life, weltanschauung, atau pegangan hidup adalah Pancasila dijadikan sebagai pedoman hidup manusia Indonesia dalam kehidupan sehari- hari.

3. Kepribadian bangsa IndonesiaSebagai kepribadian bangsa adalah nilai- nilai Pancasila memberikan corak khas terhadap bangsa Indonesia sehingga membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain.

4. Pancasila sebagai ligatur bangsa IndonesiaSebagai ligeratur bangsa yaitu nilai- nilai Pancasila merupakan ikatan budaya yang berkembang secara alami dalam kehidupan masyarakat, bukan karena paksaan. Dan ikatan semacam ini dipandang perlu dan penting untuk menjaga keutuhan dan kesatuan masyarakat, contohnya ; kebiasaan membangun rumah secara gotong- royong.

Halaman 4

Page 5: Modul pancasila sbg ideologi terbuka

5. Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia6. Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa7. Pancasila sebagai ideology nasional

D. Pancasila Sebagai Ideologi TerbukaGagasan pertama mengenai Pancasila sebagai ideologi terbuka secara formal ditampilkan mulai tahun 1985. Sebagai ideology terbuka Pancasila senantiasa mampu berinteraksi secara dinamis. Nilai- nilai Pancasila tidak boleh berubah, namun pelaksanaannya kita sesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan nyata yang kita hadapi dalam setiap kurun waktu.Beberapa hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan gagasan Pancasila sebagai ideology terbuka, yaitu :1. Ideologi Pancasila harus mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi zaman yang terus

mengalami perubahan.2. Pancasila sebagai ideology terbuka mengandung makna bahwa nilai- nilai dasar Pancasila dapat

dikembangkan sesuai dengan dinamika kehidupan bangsa Indonesia.3. Sebagai ideology terbuka, Pancasila harus mampu memberikan orientasi kedepan bagsa Indonesia

terutama dalam menghadapi globalisasi dan keterbukaan.4. Ideologi Pancasila menghendaki agar bangsa Indonesia tetap bertahan dalam jiwa dan budaya

bangsa Indonesia dalam wadah NKRI.

Sebagai ideology terbuka, Pancasila mempunyai ciri- ciri sebagai berikut :1. Pancasila adalah pandangan hidup yang berakar pada kesadaran masyarakat Indonesia2. Isi Pancasila tidak langsung opesional3. Pancasila bukanlah ideology yang memperkosa kebebasan dan tanggung jawab masyarakat4. Pancasila bukanlah ideology totaliter5. Pancasila menghargai pluralitas.

Sedangkan menurut Dr. Alfian, Pancasila sebagai ideologi terbuka karena telah memenuhi ketiga dimensi, yaitu dimensi idealisme, dimensi realitas, dan dimensi fleksibitas.Pancasila sebagai ideology terbuka bersifat fleksibel, karena mengandung nilai- nilai sebagai berikut :1. Nilai dasar

Yaitu nilai- nilai dasar yang relatif tetap (tidak berubah) yang terdapat didalam pembukaan UUD 1945, nilai dasar tersebut adalah : Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial)

2. Nilai instrumentalYaitu nilai- nilai lebih lanjut dari nilai- nilai dasar yang dijabarkan secara lebih kreatif dan dinamis dalam bentuk peraturan perundangan, misalnya ; UUD 1945, UU/PERPU, PP, PERPRES, PERDA.

3. Nilai praksisYaitu nilai- nilai yang sesungguhnya dilaksanakan dalam kehidupan nyata sehari- hari baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa maupun bernegara. Misalnya ; bersifat abstrak ( menghormati, kerja sama, kerukunan, dsb) yang diwujudkan dalam bentuk sikap, perbuatan, dan tingkah laku sehari- hari.

MATERI 2

Standar Kompetensi :2 Menganalisis Pancasila sebagai Sumber Nilai dan Paradigma Pembangunan

Kompetensi Dasar :2.1.Mendeskripsikan Pancasila sebagai sumber nilai2.2.Mendeskripsikan Pancasila sebagai paradigma pembangunan2.3.Menganalisis Pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan

A Pancasila sebagai Sumber Nilai1. Pengertian nilai

Dalam pandangan filsafat , nilai (value; Inggris) sering dihubungkan dengan masalah kebaikan. Sesuatu dikatakan mempunyai nilai apabila berguna, bermanfaat, benar (nilai kebenaran), indah (niai estetika), religius (nilai religi), dan baik bagi kehidupan manusia.Berikut ini beberapa pendapat tentang pengertian nilai :

Halaman 5

Nilai Intrinsik adalah nilai yang memandang tujuan dalam dirinya sendiri (an end-in-itself). Seperangkat nilai intrinsik yang terkandung didalam setiap ideology berdaya aktif. Artinya ia memberi inspirasi sekaligus energy kepada para penganutnya untuk mencipta dan berbuat

Page 6: Modul pancasila sbg ideologi terbuka

a. Kamus Ilmiah PopulerNilai adalah ide tentang apa yang baik, benar, bijaksana, dan apa yang berguna, sifatnya lebih abstrak dari norma.

b. Laboratorium Pancasila IKIP MalangNilai adalah sesuatu yang berharga, yang berguna, yang indah, yang memperkaya batin, yang menyadarkan manusia akan harkat dan martabatnya.

c. Nursal Luth dan Daniel FernandezNilai adalah perasaan- perasaan tentang apa yang diinginkan atau tidak diinginkan yang mempengaruhi perilaku sosial dari orang yang memiliki nilai itu.

d. C. KluckhoornNilai adalah suatu konsepsi yang eksplisit khas dari perorangan atau karekteristik dari sekelompok orang mengenai sesuatu yang didambakan, yang berpengaruh pada pemilihan pola, sarana, dan tujuan dari tindakan.

Menurut cara beradanya, nilai dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :a. Nilai sebagai sesuatu yang ada pada obyek itu sendiri (obyektif)

Nilai ini bersifat obyektif dan membentuk semacam dunia nilai yang menjadi ukuran tertinggi bagi perilaku manusia.

b. Nilai sebagai sesuatu yang bergantung pada penangkapan dan perasaan orang (obyektif).Menurut Nietzche susunan tingkatan nilai subyektif dimulai dari bawah adalah sebagai berikut ; nilai hedonis (kenikmatan), nilai utilitaris (kegunaan), nilai biologis (kemuliaan), nilai diri estetis (keindahan, kecantikan), nilai- nilai pribadi (social, baik), dan yang paling atas adalah nilai religius (kesucian).

2. Ciri- ciri nilaiBerdasarkan cirinya, nilai dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :a. Nilai- nilai yang mendarah daging (internalized value)

Yaitu nilai yang telah menjadi kepribadian bawah sadar atau yang mendorong timbulnya tindakan tanpa berpikir lagi. Bila dilanggar timbul perasaan malu atau bersalah yang mendalam atau sukar dilupakan, misalnya ;~ Orang yang taat beragama akan menderita beban mental apabila melanggar salah satu

norma agama.b. Nilaiyang dominan

Yaitu nilai yang dianggap lebih penting daripada nilai- nilai lainnya. Beberapa pertimbangan dominan tidaknya nilai, antara lain ;1) Banyaknya orang yang menganut nilai tersebut2) Lamanya nilai itu dirasakan oleh para anggota kelompok tersebut3) Tingginya usaha untuk mempertahankan nilai tersebut4) Tingginya kedudukan (prestise) orang- orang yang membawakan nilai itu.

3. Macam- macam nilaia. Prof. Dr. Notonagoro, SH, menggolongkan nilai kedalam tiga bagian, yaitu;

1) Nilai material, yaitu segala sesauatu yang berguna bagi unsure manusia.2) Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan

kegiatan atau aktivitas.3) Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi jiwa/ rohani manusia. Niai

kerohanian dapat dibedakan menjadi 4 macam, yatu ;a) Nilai kebenaran/ kenyataan yang bersumber dari unsur akal manusia (rasio, budi, dan

cipta)b) Nilai keindahan yang bersumber dari unsure rasa manusia (perasaan dan estetis)c) Nilai moral/ kebaikan yang bersumber dari unsur kehendak/ kemauan (karsa dan etika)d) Nilai religius, yaitu merupakan nilai ke-Tuhanan, kerohanian yang tinggi dan mutlak

yang bersumber dari keyakinan/ kepercayaan manusia.b. Alport, mengidentifikasi nilai- nilai yang ada di masyarakat menjadi enam yaitu; yaitu nilai teori,

nilai ekonomi, nilai estetika, nilai social, nilai politik, dan nilai religi.c. Sprange, membedakan nilai menjadi 6 yaitu; nilai ilmu pengetahuan, nilai ekonomi, nilai agama,

nilai seni, nilai social, dan nilai politik.

4. Pancasila sebagai sumber nilaiSebagai sumber nilai berarti bahwa seluruh tatanan kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara menggunakan Pancasila sebagai dasar moral atau norma dan tolok ukur tentang baik buruk dan benar salahnya sikap, perbuatan, dan tingkah laku bangsa Indonesia. Pancasila sebagai sumber nilai terlihat sebagai berikut ;

No.Sumber

Nilai Pancasila

Uraian/Penjelasan Keterangan

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

Merupakan bentuk keyakinan yang berpangkal dari kesadaran manusia sebagai makhluk tuhan.

Negara menjamin bagi setiap penduduk untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya

Dijamin dalam Pasal 29 UUD 1945.

Program pembinaan dan pelaksanaan selalu dicantumkan dalam GBHN.

Halaman 6

Page 7: Modul pancasila sbg ideologi terbuka

masing – masing. Tidak boleh melakukan perbuatan yang anti

ke-Tuhanan dan anti kehidupan beragama. Mengembangkan kehidupan toleransi baik

antar, inter, maupun antara umat beragama Mengatur hubungan Negara dan agama,

hubungan manusia dengan Sang Pencipta, serta nilai yang menyangkut hak asasi yang paling asasi.

Regulasi UU atau Kepmen yang menjamin kelangsungan hidup beragama.

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradap

Merupakan bentuk kesadaran manusia terhadap potensi Budi Nurani dalam hubungan dengan norma – norma kebudayaan pada umumnya.

Adanya konsep nilai kemanusiaan yang lengkap, adil dan bermutu tinggi karena kemampuannya berbudaya.

Manusia Indonesia adalah bagian dari warga dunia, meyakini adanya prinsip persamaan harkat dan martabat sebagai hamba Tuhan.

Mengandung nilai cinta kasih dan nilai etis yang menghargai keberanian untuk membela kebenaran, santun, dan menghormati harkat kemanusiaan.

Dijelmakan dalam Pasal 26, 27, 28 A-J, 30 dan 31 UUD 1945.

Regulasi dalam bentuk peraturan perundang – undangan sudah banyak dihasilkan.

3. Persatuan Indonesia

Persatuan dan keatuan dalam arti ideologis, ekonomi, politik, social-budaya, dan keamanan.

Manifestasi paham kebangsaan yang memberi tempat bagi keragaman budaya dan etnis.

Menghargai keseimbangan antara kepentingan pribadi dan masyarakat.

Menjunjung tinggi tradisi kejuangan dan kerelaan untuk berkorban dan membela kehormatan bangsa dan Negara.

Adanya nilai patriotic serta penghargaan rasa kebangsaan sebagai realitas yang dinamis

Dijelmakan dalam Pasal 32, 35 dan 36, 36 A-C

Regulasi dalam bentuk peraturan perundang – undangan sudah banyak dihasilkan.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan

Paham kedaulatan rakyat yang bersumber kepada nilai kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan.

Musyawarah merupakan cermin sikap dan pandangan hidup bahwa kemauan rakyat adalah kebenaran dan keabsahan yang tinggi.

Mendahulukan kepentingan Negara dan masyarakat.

Menghargai kesukarelaan dan kesadaran daripada memaksakan sesuatu kepada orang lain.

Menghargai sikap etis berupa tanggungjawab yang harus ditunaikan sebagai amanat seluruh rakyat baik kepada manusia maupun kepada Tuhannya.

Menegakkan nilai kebenaran dan keadilan dalam kehidupan yang bebas, aman, adil, dan sejahtera.

Dijelmakan dalam Pasal 1 (ayat 2), 2, 3, 4, 5, 6, 7, 11, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 22A-B, dan 37.

Regulasi dalam bentuk peraturan perundang – undangan sudah banyak dihasilkan.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Setiap rakyat Indonesia diperlakukan dengan adil dalam bidang hukum, ekonomi, kebudayaan, dan social.

Tidak adanya golongan tirabi minoritas dan mayoritas.

Adanya keselarasan, keseimbangan, dan keserasian hak dan kewajiban rakyat Indonesia.

Kedermawanan terhadap sesama, sikap hidup hemat, sederhana dan kerja keras.

Menghargai hasil karya orang lain. Menolak adanya kesewenang – wenangan

serta pemerasan kepada sesama. Menjunjung tinggi harkat dan martabat

manusia.

Dijelmakan dalam Pasal 27, 33 dan 34 UUD 1945.

Regulasi dalam bentuk peraturan perundang – undangan sudah banyak dihasilkan.

Halaman 7

Page 8: Modul pancasila sbg ideologi terbuka

B Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan1. Pengertian paradigma

Dalam bahasa Inggris paradigma berasal dari kata “paradigm” mengandung arti model, pola, atau contoh. Menurut Thomas S.Kuhn dalam bukunya “The Structure of Scientific Revolutions”, paradigm adalah asumsi- asumsi dasar dan teoritis yang umum (merupakan suatu sumber nilai) yang merupakan sumber hukum, metode serta cara penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri, dan karekter ilmu pengetahuan tersebut. Dengan demikian paradigma dapat diartikan sebagai cara pandang, nilai- nilai, metode- metode, prinsip dasar atau cara memecahkan masalah yang dianut oleh suatu masyarakat pada masa tertentu.

2. Pembagunan nasionala. Kata pembangunan berasal dari bahasa Inggris “development” , menunjukkan adanya

pertumbuhan, perluasan yang bertalian dengan keadaan yang harus digali dan yang harus dibangun agar dicapai kemajuan dimasa yang akan datang. Dengan demikian secara sederhana pengertian pembangunan adalah serangkaian kegiatan yang mengarah pada perubahandengan tata nilai yang lebih baik atau lebih maju.

b. Pembangunan nasional adalah upaya untuk meningkatkan seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara yang sekaligus merupakan proses pengembangan keseluruhan system penyelenggaraan Negara untuk mewujudkan tujuan nasional. Dalam era reformasi pelaksanaan pembangunan nasional diatur sbb;1) Rencana Pembangunan Jangka Panjang, diatur dalam UU No. 25 tahun 2004 tentang

“Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional” dengan waktu pencapaian 20 tahun.2) Rencana Pembangunan Jangka Menengah, disusun oleh Presiden berdasarkan program-

program pembanguan yang ditawarkan pada saat kampanye pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dengan waktu 5 tahun 2004 – 2009 dan program jangka menengah ini disusun paling lambat 3 bulan setelah pasanagan Presiden dan Wakil Presiden dilantik. Dalam pemerintahan SBY-JK pembanguan jangka menengah dituangkan dalam Peraturan Presiden RI No. 7 tahun 2005.

3) Pembangunan Pembangunan Jangka Pendek, disusun bersama antara Presiden bersama DPR dalam bentuk Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) setiap tahun.

c. Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Dengan demikian dalam pelaksanaan pembangunan nasional diperlukan hal- hal sebagai berikut ;1) Ada keselarasan, keserasian, keseimbnagan, dan kebulatan yang utuh dalam seluruh

kegiatan pembangunan.2) Pembangunan harus merata untuk seluruh masyarakat dan diseluruh wilayah tanah air.3) Subyek dan obyek pembangunan adalah manusia dan masyarakat Indonesia.4) Pembangunan dilaksanakan bersama oleh masyarakat dan pemerintah.

d. Tujuan pembangunan nasional, sesuai dengan alenia IV UUD 1945 yaitu;1) Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia2) Memajukan kesejahteraan umum3) Mencerdaskan kehidupan bangsa4) Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan

keadilan sosial.

3. Pancasila sebagai paradigma pembangunanDalam pembangunan nasional, Pancasila sebagai paradigma karena hendak dijadikan sebagai landasan, acuan, metode, nilai, dan tujuan yang ingin dicapai disetiap program pembangunan Negara Kesatuan Republik ndonesia.Konsekwensi Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional adalah :a. Pembangunan di Indonesia tidak boleh

bersifat pragmatis, yang mementingkan tindakan nyata menafikan pertimbangan etis.

b. Pembangunan di Indonesia tidak boleh bersifat ideologis, mementingkan ideology tertentu.

c. Pembangunan nasional menghormati hak- hak asasi manusia.

d. Pembangunan nasional dilaksanakan secara demokratis (melibatkan partisipasi masyarakat).e. Prioritas pelaksanaan pembangunan nasional pada penciptaan taraf minimum keadilan sosial.

Karena yang ingin dibangun adalah adalah manusia dan masyarakat Indonesia, maka paradigm pembangunan harus berdasarkan kepribadian bangsa Indonesia dan menghasilkan manusia dan masyarakat maju yang tetap berkrepribadian Indonesia, yang dijiwai dan dilandasi oleh nilai- nilai luhur Pancasila.

Halaman 8

Secara umum yang dimaksud Paradigma Pembanguanan adalah suatu model, pola berpikir sebagai upaya perubahan yang direncanakan guna mewujudkan cita- cita kehidupan masyarakat menuju hari esok yang lebih baik (secara kualitatif dan kuantitatif).

Page 9: Modul pancasila sbg ideologi terbuka

MATERI 3

Standar Kompetensi :3 Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila sebagai ideology terbuka

Kompetensi Dasar :3.1.Menunjukkan contoh sikap dan perilaku positif yang sesuai dengan nilai- nilai Pancasila.3.2.Menemukan cara bersikap positif yang sesuai dengan Pancasila sebagai ideologi terbuka

A Contoh sikap dan perilaku positif yang sesuai dengan nilai- nilai Pancala sebagai ideologi terbuka

1. Sikap dan perilaku positif terhadap nilai sila Ketuhanan Yang Maha Esa ;a. Melaksanakan kewajiban dalam keyakinannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan

agama dan kepercayaannya masing- masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradabb. Membina kerja sama dan tolong- menolong dengan pemeluk agama lain sesuai situasi dan

kondisi dilingkungan masing- masing.c. Mengembangkan toleransi antar umat bergama menuju terwujudnya kehidupan yang serasi,

selaras, dan seimbang.d. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada

orang lain, dll2. Sikap dan perilaku positif terhadap nilai sila kemanusiaan yang adil dan beradab ;

a. Memperlakukan manusia/ orang lain sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa

b. Mengakui persamaan derajad, hak, dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa membeda- bedakan suku, keturunan, agama, jenis kelamin, kedudukan osial, dsb.

c. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, tenggang rasa, dan tidak semena- mena terhadap orang lain

d. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan, seperti menolong orang lain, memberi bantuan kepada yang membutuhkan, menolong korban banjir, dll

3. Sikap dan perilaku positif terhadap nilai sila persatuan Indonesia ;a. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara Indonesiab. Mencintai tanah air dan bangga terhadap terhadap bangsa dan negara Indonesiac. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinika Tunggal Ikad. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa, dsb.

4. Sikap dan perilaku positif terhadap nilai sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan ;a. Mengutamakan musyawarah mufakat dalam setiap dalam setiap pengambilan keputusan untuk

kepentingan bersamab. Tidak boleh memaksakan kehendak, melakukan intimidasi dan berbuat anarkis (merusak) kepada

orang/ barang milik orang lain jika kita tidak sependapatc. Mengakui bahwa setiap warga negara Indonesia memiliki kedudukan, hak, dan kewajiban yang

samad. Memberikan kepercayaan kepada wkil- wakil rakyat yang telah terpilih untuk melaksanakan

musyawarah dan menjalankan tugasnya dengan sebaik- baiknya, dsb.5. Sikap dan perilaku positif terhadap nilai sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia ;

a. Mengembangkan sikap gotong- royong dan kekeluargaan dengan lingkungan masyarakat sekitarb. Tidak melalkukan perbuatan- perbuatan yang dapat merugikan kepentingan orang lain/ umum,

seperti; corat- coret tembok/ pagar sekolah orang lain, merusak sarana/ fasilitas sekolah/ umum dsb

c. Suka bekerja keras dan memecahkan atau mencari jalan keluar (solusi) atas masalah- masalah pribadi, masyarakat, bangsa, dan negara

d. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial melalui karya nyata, seperti melatih tenaga produktif untuk terampil dalam sablon, perbengkelan, teknologi tepat guna membuat pupuk kompos, dsb.

B Cara bersikap positif yang sesuai dengan Pancasila sebagai ideologi terbuka1. Pancasila hanya akan berkembang kalau segenap komponen masyarakat bersedia bersikap

proaktif, terus- menerus melakukan interprestasi (penafsiran ulang) terhadap Pancasila dalam suasana dialog kritis- konstruktif.

2. Kesediaan segenap komponen bangsa menjadikan nilai- nilai Pancasila makin tampak nyata dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (interprestasi Pancasila itu tidak sekedar berhenti pada dialog teoritis, melainkan harus mendarat aksi).

Halaman 9