MODUL-NYERI-PANDUAN-PESERTA.doc
-
Upload
kle-mbiyiing -
Category
Documents
-
view
25 -
download
6
description
Transcript of MODUL-NYERI-PANDUAN-PESERTA.doc
MODUL
N Y E R I
(BUKU PANDUAN PESERTA DIDIK)
KOLEGIUM NEUROLOGI INDONESIA
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS SARAF INDONESIA
2008
1
PENYUSUN
Dr. Jofizal Jannis, Sp.S(K)
PENYUSUN PEMBANTU
Dr. Imam Rusdi, Sp.S(K)
Modul ini telah dipresentasikan kepada seluruh Ketua Program Studi Institusi Pendidikan Dokter Spesialis Saraf. Para Ketua Program Studi
tersebut adalah sebagai berikut:
Prof. DR.Dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) – KPS FK UNUDDr. Abdul Muis, Sp.S(K) – KPS FK UNHAS
Dr. Ahmad Asmedi, Sp.S., M.Kes – KPS FK UGMDr. Alwi Shahab, Sp.S(K) – KPS FK UNSRI
Dr. Endang Kustiowati, Sp.S(K) – KPS FK UNDIPDr. Jofizal Jannis, Sp.S(K) – KPS FK UI
Dr. Rusli Dhanu, Sp.S(K) – KPS FK USUDr. Saiful Islam,Sp.S(K) – KPS FK UNAIR
Dr. Thamrin Syamsudin,Sp.S(K), M.Kes – KPS FK UNPADDr. Yuliarni Syafrita,Sp.S – KPS FK UNAND
Modul Nyeri terdiri dari:
1. Neuralgia trigeminal2. Neuralgia pasca-herpes3. Nyeri punggung bawah4. Sindroma Tolosa Hunt
2
5. Nyeri neuropatik diabetik6. Sindroma terowongan karpal7. Nyeri sentral8. Nyeri kepala:
a. Migrenb. Nyeri Kepala Tipe Tegangc. Nyeri Kepala Klasterd. Nyeri Kepala akut pasca-traumae. Nyeri Kepala yang berkaitan dengan suatu zat atau proses putus-obatf. Nyeri Kepala yang berkaitan dengan kelainan kranial, Leher, Mata, Telinga, Hidung,
Sinus, Gigi, Mulut Atau Struktur fasial atau kranial lainnyag. Neuralgia Kranial dan Penyebab Sentral Nyeri Fasialh. Nyeri Kepala akibat penggunaan obat secara berlebihan
Mengembangkan Kompetensi WaktuSesi di dalam kelas Minggu 1, 2, dan 3 : Classroom – introduksi tentang
nyeri. Patofisiologi, patogenesis, diagnosis, diagnosis banding, pemeriksaan penunjang, manajemen terapi disertai pelatihan pemeriksaan pasien dan mengatasi kegawatdaruratan.
Sesi dengan fasilitasi Pembimbing
Minggu 4 dan 5 : clinical practice session diskusi kasus nyeri dan mengelola komplikasi
Sesi praktik dan pencapaian kompetensi
Minggu 4 : clinical practice session
Referensi:
Standar kompetensi spesialis saraf 2006, KNI PERDOSSI
Ropper A.H., Robert HB., Adams and Victor, Principles of Neurology, eight ed. Mc Graww
Hill, 2005, 11-13, 541-542.
KOMPETENSI Menegakkan diagnosis dan tatalaksana nyeri, mencakup epidemiologi, etiologi, klasifikasi,
patogenesis, dan patofisiologi, gambaran klinik, pemeriksaan penunjang dan interpretasinya,
serta manajemen pengobatan terpadu.
KETERAMPILAN
Setelah menyelesaikan modul ini, peserta didik diharapkan memiliki keterampilan: Identifikasi, anamnesis dan diagnosis nyeri Mengetahui epidemiologi, patogenesis, patofisiologi, serta gambaran klinis nyeri
3
Mengetahui dan menjelaskan berbagai pemeriksaan penunjang untuk membantu penegakkan diagnosis penyebab nyeri
Menguasai tatalaksana dan pengelolaan pasien dengan nyeri Mengetahui efek samping obat-obatan yang digunakan pada kasus nyeri Memprediksi dan mengelola komplikasi yang terjadi pada nyeri
GAMBARAN UMUM
Tujuan pelatihan ini adalah untuk memberi bekal pengetahuan praktek dan manajemen nyeri secara komprehensif melalui pendekatan berbasis kasus (case based learning). Subyek yang dipelajari secara mandiri dan aktif oleh peserta didik adalah mengenai terjadinya tumor susunan saraf pusat, diagnosis, evaluasi, serta terapi farmakologi.
CONTOH KASUS
Kasus ISeorang wanita berusia 40 tahun datang dengan keluhan utama sakit kepala kronis. Sejak 3 bulan SMRS pasien mengeluh sakit kepala berdenyut di seluruh kepala yang semakin memberat. Sakit kepala terutama timbul saat pagi hari, terkadang disertai muntah tanpa didahului mual. Sakit kepala dirasakan memberat saat pasien mengedan buang air besar dan batuk.
Kasus IISeorang wanita berusia 21 tahun datang dengan keluhan sakit kepala berdenyut. Sejak 4 bulan SMRS pasien mengeluh sakit kepala berdenyut yang hilang timbul. Sakit kepala tidak dirasakan memberat; berdenyut terutama di bagian kepala sisi kanan. Saat sakit kepala pasien sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Durasi sakit kepala dirasakan sekitar 4 hingga 5 jam. Keluhan kadang disertai mual tetapi tidak disertai demam.
Kasus IIISeorang laki-laki berusia 34 tahun datang dengan keluhan utama nyeri seperti rasa terbakar pada ujung-ujung jari. Sejak lebih kurang 3 bulan SMRS, pasien mengeluh kedua ujung jari kedua kakinya seperti rasa baal. Keluhan ini semakin berat hingga timbul rasa sakit seperti ditusuk-tusuk pada ujung jemari kakinya. Keluhan ini terutama dirasakan saat pasien berjalan ataupun saat istirahat. Sekitar satu bulan terakhir pasien mengeluh nyeri semakin memberat hingga seperti rasa terbakar. Pasien adalah seorang penderita diabetes sejak 10 tahun yang lalu, tidak kontrol dan berobat teratur.
Diskusi
1. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, apakah tipe nyeri pada pasien ini ? 2. Apakah gejala klinis yang paling sering timbul pada nyeri ?3. Pemeriksaan penunjang apa yang dapat membantu menegakkan diagnosis Anda ?4. Bagaimana tatalaksana pada pasien dengan keluhan nyeri ?5. Bagaimana tatalaksana keadaan kedaruratan nyeri ?
4
6. Kapan diperlukan terapi operatif pada pasien dengan nyeri ?
RANGKUMANa. Kompetensi pendekatan klinis dicapai dengan anamnesis; pemeriksaan fisik
neurologis; pemeriksaan penunjang; diagnosis klinis, topis, etiologis, dan patologi anatomi; serta diagnosis banding.
b. Kompetensi pengobatan dicapai dengan cara keragaman dan beratnya keadaan klinis pasien nyeri
TUJUAN PEMBELAJARAN
a. Identifikasi, anamnesis, dan pemeriksaan klinis pasien dengan nyeri Mengetahui anamnesis dan pemeriksaan klinik pasien dengan kecurigaan nyeri
b. Mengetahui epidemiologi, patogenesis, patofisiologi, serta gambaran klinis nyeri Mengetahui epidemiologi penyebab nyeri berdasarkan klasifikasinya Mengetahui patogenesis dan patofisiologi timbulnya nyeri Mengetahui gambaran klinik nyeri berdasarkan lokasi penyebab
c. Menegakkan diagnosis dan klasifikasi nyeri Mengetahui dan menjelaskan cara penegakkan diagnosis penyebab nyeri
d. Mengetahui dan menjelaskan berbagai pemeriksaan penunjang untuk membantu penegakkan diagnosis penyebab nyeri Mengetahui dan menjelaskan kapan dilakukan pemeriksaan penunjang yang sesuai untuk
menegakkan diagnosis penyebab nyeri
e. Menguasai tatalaksana dan pengelolaan pasien dengan keluhan nyeri Mengetahui tatalaksana dan manajemen pengelolaan nyeri Mengetahui dan menjelaskan waktu pemberian obat-obatan untuk mengatasi nyeri sesuai
tingkatannya Mengetahui prognosis berbagai pasien dengan nyeri berdasarkan patologi penyebab dan
berdasarkan penatalaksanaan yang diberikan
f. Mengetahui efek samping obat-obatan yang digunakan sebagai terapi nyeri Mengetahui dan menjelaskan efek samping penggunaan, OAINS kortikosteroid pada
pasien dengan nyeri Mengetahui dan menjelaskan tindakan emergensi pada kasus nyeri Mampu mengevaluasi hasil terapi
g. Memprediksi dan mengelola komplikasi yang terjadi pada nyeri Mampu memprediksi komplikasi yang terjadi kasus nyeri Mampu kelola komplikasi yang terjadi pada kasus nyeri
h. Mempertimbangkan terapi operatif kasus dengan nyeri
5
METODE PEMBELAJARAN
Tujuan akhir pembelajaran, pencapaian kompetensi, dan pengamalan ilmu neurologi pada
dasarnya adalah untuk menghasilkan spesialis di bidang ini yang untuk memiliki professional
behavior yang ditunjukkan dengan:
a. Kepakaran medik / pembuat keputusan klinik
b. Komunikator
c. Kolaborator
d. Manajer
e. Advokasi kesehatan
f. Kesarjanaan
g. Profesional
h. Performance
KASUS UNTUK PEMBELAJARAN Kasus untuk pembelajaranSeorang wanita berusia 45 tahun, pekerjaan buruh cuci, datang ke poli bagian saraf dengan keluhan nyeri pinggang yang tidak kunjung hilang sejak 5 bulan lalu. Sekitar 5 bulan yang lalu pasien mengeluh nyeri pinggang, yang pada awalnya dirasakan seperti rasa pegal yang hilang timbul, keluhan nyeri pada awalnya hilang dengan istirahat dan minum obat-obatan warung. Lebih kurang 2 bulan lalu keluhan nyeri di pinggang dirasakan semakin berat dan disertai nyeri yang menjalar ke ujung kaki kanannya; memberat bila pasien membungkuk dan berkurang bila pasien berdiri tegak. Keluhan terkadang disertai kesemutan pada tungkai kanannya tetapi tidak disertai gangguan buang air besar atau pun buang air kecil. Pada pemeriksaan fisik didapatkan sebagai berikut: kesadaran kompos mentis, tekanan darah: 130/70 mmHg, frekuensi nadi 96 x/ menit, suhu 37,3oC, respirasi 21 x/menit. Pada pemeriksaan jantung dan paru dalam batas normal, abdomen tegang , hepar dan lien tak teraba, tidak ditemukan edema pada ekstremitas. Pada pemeriksaan status neurologis didapatkan SKG: E4M6V5 (disorientasi tempat dan waktu); pemeriksaan status mental dalam batas normal; pemeriksaan tanda rangsang meningeal menunjukkan tanda Laseque <70 />70, tanda Kernig <135/>135; pupil isokor, refleks positif/positif, FODS : dalam batas norma; tidak ditemukan paresis pada saraf kranial; kekuatan motorik pada ekstremitas atas kedua sisi dan ekstremitas bawah sisi kiri dalam batas normal, ekstremitas bawah kanan nyeri; refleks fisiologis sisi kanan menurun, tidak ditemukan refleks patologis dan klonus; pemeriksaan sensorik menunjukkan hipestesi pedis dekstra; sistem saraf otonom dalam batas normal. Pada pasien dilakukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium (darah perifer lengkap, hitung jenis, laju endap darah), foto polos vertebra lumbalis, dan MRI lumbal.Tatalaksana pada pasien ini adalah pemantauan kesadaran, tanda-tanda vital, defisit neurologis fokal, dan ancaman gagal nafas.
6
Diskusi1. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, apakah diagnosis pasien ini ? 2. Apakah gejala klinis yang timbul pada pasien ini ?3. Pemeriksaan penunjang apa untuk membantu menegakkan diagnosis Anda ?4. Bagaimana tatalaksana seseorang nyeri seperti pasien di atas ?5. Bagaimana tatalaksana keadaan emergensi pada pasien di atas ?6. Kapan diperlukan terapi operatif pada pasien ini ?
RANGKUMAN Kompetensi pendekatan klinik dicapai dengan cara :
Anamnesis Pemeriksaan fisik/neurologis Diagnosis banding Diagnosis (klinis, topis, etiologi, patologi-anatomi) Pemeriksaan penunjang Sistem rujukan
Penilaian kompetensiHasil observasi selama alih pengetahuan dan ketrampilan
EVALUASIKompetensi Kognitif
Pre-test Essay MCQ Lisan Ujian pasien
7
MATERI PRESENTASI
MODUL NYERI
NEURALGIA TRIGEMINAL (TN)
NEURALGIA TRIGEMINAL (TN)
KRITERIA DIAGNOSIS
• Serangan nyeri paroksismal, spontan, tiba2, nyeri tajam, superfisial, seperti ditusuk, tersetrum, terbakar pada wajah atau frontal (umumnya unilateral) beberapa detik sampai < 2 menit, berulang, terbatas pada 1 cabang N.trigeminus (N.V).
NEURALGIA TRIGEMINAL (TN)
Klasifikasi TN :
• 1. TN idiopatik
• 2. TN simtomatik ( lesi primer menekan N.V : tumor, sklerosis multipel)
NEURALGIA TRIGEMINAL (TN)
Pemeriksaan penunjang
• MRI pada TN simtomatik
• MRA
NEURALGIA TRIGEMINAL (TN)
DIAGNOSIS BANDING • Nyeri wajah atipikal.
TERAPI Terapi Farmakologik : • Antikonvulsan : karbamasepin,
okskarbamasepin, fenitoin, gabapentin, asam • valproat, baklofen.
8
NEURALGIA TRIGEMINAL (TN)
Terapi Non-farmakologik :
• TENS
• Bedah : bila terapi farmaka adekwat gagal
• Terapi Kausal : pada TN simtomatik
• Catatan : terapi simtomatik sama pada neuralgia yang lain
NEURALGIA TRIGEMINAL (TN)
KONSULTASI • Bag. Bedah saraf (atas indikasi pada TN simtomatik)
JENIS PELAYANAN Poliklinik rawat jalan
TENAGA Dokter Spesialis Saraf
PROGNOSIS• TN idiopatik : baik• TN simtomatik : tergantung kausal
NEURALGIA PASCA HERPES (NPH)
NEURALGIA PASCA HERPES (NPH)
KRITERIA DIAGNOSIS• Neuralgia pasca herpes adalah nyeri yang
dirasakan ditempat penyembuhan ruam, lebih dari satu bulan setelah onset ruam zoster. Infeksi virus herpes zoster menimbulkan komplikasi neurologis berupa nyeri neuropatik pada dermatom persarafan tertentu. Sedangkan herpes zoster sendiri merupakan penyakit yang terjadi sebagai reaktivasi infeksi virus varisela zoster (VVZ).
NEURALGIA PASCA HERPES
KRITERIA DIAGNOSIS
• Pada herpes zoster akut hampir 100% pasien mengalami nyeri, dan pada 10-70%nya mengalami neuralgia pasca herpes. Sekitar 50% dari pasien dengan neuralgia pasca herpes akan mengalami resolusi nyeri dalam 2 bulan, dan 70% dari pasien membaik dalam waktu 1 tahun, bahkan bisa menetap sampai beberapa tahun.
NEURALGIA PASCA HERPES
KRITERIA DIAGNOSIS
• Nyeri pada area distribusi ruam setelah menderita herpes zoster. Timbul tanpa ataupun dengan interval bebas nyeri (umumnya satu bulan ). Rasa nyeri seperti panas, kesetrum, menyentak, dan timbul alodinia dan hiperestesi.
9
NEURALGIA PASCA HERPES
KRITERIA DIAGNOSIS
• Insidens herpes zoster bervariasi berdasarkan usia dan status imunitas, kebanyakan usia diatas 70 tahun (70%). Insidens meningkat pada pasien dengan imunokompromise, pasien dengan keganasan terutama leukemia dan limfoma.
NEURALGIA PASCA HERPES
KLINIS
• Pada area bekas ruam :
• Anestesia dolorosa, dengan rangsang raba terasa nyeri ( alodinia)
NEURALGIA PASCA HERPES
PATOLOGI ANATOMI
• Populasi serabut saraf bergeser, banyak mengandung serabut saraf diameter kecil yang tidak bermielin dan bermielin dan hilangnya serabut saraf diameter besar. Atropi kornu dorsalis medula spinalis
NEURALGIA PASCA HERPES
PENATALAKSANAAN
Terapi neuralgia pasca herpes menurut Subcommitte of the AAN (Dubinsky, R,M, dkk 2004):
1. tricyclic antidepresan (amitriptylin, nortriptyline, desipramin,marpotrilin) Gabapentin, Pregabalin, Opiods, Tropical lidocain patch, termasuk ke dalam level A (Established as effective)
2. Cream aspirin termasuk kedalam level C (possible effective)3. Methylprednisolon intrathecal, level A (Establish as effective)4. Akupuntur, benzydamine cream, indometacin, lorazepam, level B
(probable effective)5. Carbamazepin, nicardipin, topical piroksikam, level U (data
inadequate)
NEURALGIA PASCA HERPES
Nonmedikamentosa :
• TENS
• Ice-pack
• Terapi behaviour
NEURALGIA PASCA HERPES
Pencegahan NPH
• Asiklovir 5 dd 800 mg/ hari (dimulai dalam 72 jam awitan ruam zoster) selama 7-10 hari.
10
NEURALGIA PASCA HERPES
JENIS PELAYANAN
• Instalasi Rawat jalan
TENAGA
• Dokter umum, Dokter Spesialis Saraf
NYERI PUNGGUNG BAWAH(NPB)
NYERI PUNGGUNG BAWAH(NPB)
KRITERIA DIAGNOSIS• Nyeri Punggung bawah (NPB) adalah nyeri yang
dirasakan daerah pungung bawah , dapat nerupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri ini terasa diantara sudut iga terbawah dan lipat bokong bawah yaitu didaerah lumbal atau lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri kearah tungkai dan kaki. Nyeri yang berasal dari daerah punggung bawah dapat dirujuk ke daerah lain atau sebaliknya nyeri yang berasal dari daerah lain dirasakan di daerah punggung bawah ( referred pain ).
NYERI PUNGGUNG BAWAH(NPB)
KRITERIA DIAGNOSIS
• NPB mengenai lebih dari 70% populasi pada negara berkembang. Angka kejadian NPB sebesar 45%, dengan usia tersering antara 35-55 tahun. Laki-laki lebih sering dibanding wanita.
NYERI PUNGGUNG BAWAH(NPB)
KLINIS• Pembagian klinis NPB untuk triage :• - NPB dengan tanda bahaya ( red flags) :
neoplasma/karsinomainfeksi fraktur vertebra,sindrom kauda ekwina NPB dengan kelainan neurologik berat
• - NPB dengan sindroma radikuler • - NPB nonspesifik • Sekitar ≥90% NPB akut atau kronik ( > 3bulan)
merupakan NPB nonspesifik
NYERI PUNGGUNG BAWAH(NPB)
LABORATORIUM Atas indikasi :• - laju endap darah • - darah perifer lengkap• - C- reaktif protein (CRP)• - faktor rematoid• - fosfatase alkali/ asam• - kalsium, fosfor serum. • - urinanalisa • - likuor serebrospinal
11
NYERI PUNGGUNG BAWAH(NPB)
NEUROFISIOLOGIAtas indikasi, terutama pada kasus NPB dengan
sindroma radikuler dan mungkin NPB dengan tanda bahaya :
• - Kecepatan hantar saraf (NCV) : MNCV danSNCV
• - Elektromiografi (EMG)• - Respon lambat : gelombang F dan reflek H• - Cetusan potensial somato-sensorik (SSEP)• - Cetusan potensial motorik (MEP)
NYERI PUNGGUNG BAWAH(NPB)
NEURORADIOLOGI
• - Foto polos : tidak rutin, terutama untuk menyingkirkan kelainan tulang
• - Mielografi.
• - Computer Tomography scan. (CT-scan)
• - Mielogram – CTscan.
• - Magnetic Resonance Imaging.(MRI)
NYERI PUNGGUNG BAWAH(NPB)
PENATALAKSANAAN
Kausal : terutama kasus NPB dengan tanda bahaya ( red flags)
NPB AKUT :
Medikamentosa• Asetaminofen, ASA, NSAID• Relaksan otot : eperison, tizanidin, diazepam
NYERI PUNGGUNG BAWAH(NPB)
Nonmedikamentosa• Edukasi : - Reassurance, • - Kembali aktivitas normal dini dan bertahap, • - Mengenal dan menanangani Yellow flags
(faktor biopsikososial)• - Heat-wrap therapy• Tindakan : Injeksi epidural (steroid, lidokain,
opioid ) pada sindroma radikuler
NYERI PUNGGUNG BAWAH(NPB)
PENATALAKSANAAN
NPB KRONIK
• Medikamentosa : antidepresan, antikonvulsan.
• Nonmedikamentosa :– Edukasi
– Terapi Perilaku
– Intensive exercise therapy
NYERI PUNGGUNG BAWAH(NPB)
PENYULIT• Terutama pada NPB dengan tanda bahaya ( red
flags) dan NPB dengan sindroma radikuler
KONSULTASI :• Bag. Ortopedi• Bag. Bedah saraf• Unit Rehabilitasi Medik• Psikologi
12
NYERI PUNGGUNG BAWAH(NPB)
JENIS PELAYANAN• - Rawat jalan• - Rawat Inap
TENAGA • Dokter umum : NPB nonspesifik• Dokter spesialis saraf/ konsultan
LAMA PERAWATAN• Lama rawat 0-3 hari pada NPB nonspesifik
SINDROMA TOLOSA-HUNT
SINDROMA TOLOSA-HUNT
KRITERIA DIAGNOSIS• Nyeri sedang sampai berat di daerah orbita
yang episodik disertai dengan paralisis salah satu atau lebih dari N. III, N.IV, dan N.VI ( ophtalmoplegia ) serta nyeri di daerah N.V1 dan 2. Dapat sembuh spontan tetapi dapat relaps kembali. Dihubungkan dengan kelainan inflamasi idiopatik.
• Serangan dapat berlangsung beberapa minggu atau bulan, kontinyu atau intermiten tanpa faktor pemicu.
SINDROMA TOLOSA-HUNT
KLINIS
• Nyeri unilateral episodik di daerah orbita dan area N.V1,2 ± 8 minggu bila tanpa pengobatan
• Penglihatan ganda, juling
• Parese N. III, N.IV, N.VI
SINDROMA TOLOSA-HUNT
RADIOLOGI• MRI : terutama untuk eksklusi penyebab lain
GOLD STANDAR : -
PATOLOGI ANATOMI• Jaringan granuloma di sekeliling A.karotis
interna bagian intrakavernosus
SINDROMA TOLOSA-HUNT
DIAGNOSIS BANDING :
• Lesi vaskuler: aneurisma
• Lesi desak ruang (SOL)/tumor di fissura orbitalis superior, area parasela, fossa posterior
• Migren optalmoplegik
• Iskemik mononeuropati diabetika kranial
13
SINDROMA TOLOSA-HUNT
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
• Steroid : nyeri mereda setelah 72 jam
Nonmedikamentosa : -
SINDROMA TOLOSA-HUNT
KONSULTASI• Bag. Bedah saraf
JENIS PELAYANAN• Instalasi rawat inap
TENAGA• Dokter spesialis saraf/konsultan
LAMA PERAWATAN• Sesuai lama pemberian steroid dan diagnostik
NYERI NEUROPATI DIABETIKA
NYERI NEUROPATI DIABETIKA
KRITERIA DIAGNOSIS• Nyeri Neuropati Diabetika ditandai dengan rasa
terbakar, ditusuk, ditikam, kesetrum, disobek, diikat dan alodinia.
• Bisa disertai gejala negatif berupa baal, kurang tangkas, sulit mengenal barang dalam kantong, hilang keseimbangan, cedera tanpa nyeri, borok.
• Diperkirakan >50% penderita diabetes lama menderita neuropati diabetika
NYERI NEUROPATI DIABETIKA
KLINIS• Ulserasi kaki• Charcot joint• Deformitas claw toe• Tes Laseque, Reverse Laseque, tes Tinel,
tes Phalen• Tes saraf otonom
NYERI NEUROPATI DIABETIKA
LABORATORIUM
• Kadar gula darah :
• Plasma vena sewaktu : > 200mg/dl. Puasa:>140mg/dl dl. 2jam PP: >200mg/dl
• Darah kapiler
• HbA1c
14
NYERI NEUROPATI DIABETIKA
NEUROFISIOLOGI
• Indikasi terutama adanya gejala dan tanda otonom murni atau hanya ada nyeri
NYERI NEUROPATI DIABETIKA
PENATALAKSANAAN
KausalPengendalian optimal kadar gula darah. Kadar Hb A1c
dipertahankan 7%• Medikamentosa
- NSAID : nyeri muskuloskeletal, neuroartropati- Antidepresan trisiklik : amitriptilin, imipramin- Antikonvulsan : karbamasepin, gabapentinoid- Antiaritmik : meksiletin- Topikal : krim kapsaisin- Blok saraf lokal
NYERI NEUROPATI DIABETIKA
Nonmedikamentosa :
• Edukasi : perawatan kaki teliti
• Splint
• TENS
NYERI NEUROPATI DIABETIKA
PENYULIT
• Ulserasi kaki
• Charcot joint
• Deformitas claw toe
• KONSULTASI Bag. penyakit dalam
NYERI NEUROPATI DIABETIKA
PERAWATAN • Instalasi rawat inap• Instalasi rawat jalan
TENAGA• Dokter umum• Dokter spesialis saraf/konsultan
LAMA PERAWATAN• Tergantung kasus
SINDROMA TEROWONGAN KARPAL
15
SINDROMA TEROWONGAN KARPAL
KRITERIA DIAGNOSIS• Sindroma terowongan karpal (STK, carpal tunnel
syndrome/CTS ) merupakan neuropati jepitan yaitu jebakan nervus medianus di dalam terowongan karpal pada pergelangan tangan.
• Nyeri pada sindroma terowongan karpal (STK, carpal tunnel syndrome/CTS ) berupa kesemutan, rasa terbakar dan baal di jari tangan I,II,III dan setengah bagian lateral jari IV terutama malam atau dini hari akibat jebakan N. Medianus di dalam terowongan karpal. Pada keadaan berat rasa nyeri dapat menjalar kelengan atas dan atrofi otot tenar.
SINDROMA TEROWONGAN KARPAL
KRITERIA DIAGNOSIS
• Penelitian Wibowo BS di Jakarta, wanita lebih banyak terkena daripada pria ( ± 6 : 1 ), lebih sering mengenai tangan kanan ( 4 : 1 ), atau lebih berat pada tangan kanan bila bilateral (2,2 : 1) dan terbanyak mengenai usia 46 -50 tahun.
SINDROMA TEROWONGAN KARPAL
LABORATORIUM
• Atas indikasi. Sesuai dengan penyakit medik yang mendasarinya :
• Laju Endap darah, Gula darah, Rhematoid factor, Asam urat
SINDROMA TEROWONGAN KARPAL
NEUROFISIOLOGI (EMG)
• Studi Konduksi Saraf (NCV)
RADIOLOGI
• Foto polos pergelangan tangan, MRI
SINDROMA TEROWONGAN KARPAL
PENATALAKSANAAN• Secara umum tatalaksana STK ada 2 cara yakni :
konservatif dan operatif
Konservatif terdiri dari :• Pemasangan bidai. Dengan memasang bidai pada
pergelangan tangan, dengan tujuan pergelangan tangan dapat beristirahat sefisiologis mungkin (posisi netral). Bidai dapat dipasang sepanjang waktu atau malam saja.
• Pemberian NSAID• Pemberian Kortikosteroid. KS diberikan secara oral
maupun injeksi intra lesi
16
SINDROMA TEROWONGAN KARPAL
• Pemberian neurotro. Ellis, Folker dkk dan beberapa penulis lainnya menyatakan defisiensi piridoksin merupakan salah satu etiologi STK. Dosis piridoksin yang dianjurkan 100-300mg/hari selama 3 bulan. Folkers, K dkk menyatakan selain defisiensi piridoksin, terdapat pula defisiensi riboflavin
SINDROMA TEROWONGAN KARPAL
• Fisioterapi. Dengan melakukan pemanasan lokal dan pemijatan, tujuannya untuk memperbaiki vaskularisasi tangan.
• Occupational/work management, diusahakan menukar pekerjaan ataupun modifikasi alat, dll.
SINDROMA TEROWONGAN KARPAL
Operatif, dilakukan bila :• Keluhan – keluhan yang berat dan mengganggu
penderita• Atrofi otot-otot yang bersangkutan• Lamanya sakit dan tanpa perbaikan• Pada pemeriksaan EMG dimana masa laten distal > 7
mil/dtk• STK akut dengan gejala yang berat• Pada STK bilateral secara umum, hanya dilakukan 1
operasi saja, pada yang dominan.
SINDROMA TEROWONGAN KARPAL
Komplikasi operasi antara lain :
• Penekanan berualng oleh karena edema & jaringan parut
• Infeksi
• Hematom / perdarahan
• Kekakuan sendi oleh karena perlengketan, dll.
SINDROMA TEROWONGAN KARPAL
KONSULTASI• Atas indikasi, Bag. Bedah
PERAWATAN• Instalasi rawat jalan
TENAGA• Dokter umum• Dokter spesialis saraf / konsultan
NYERI SENTRAL
17
NYERI SENTRAL
KRITERIA DIAGNOSIS• Nyeri spontan berupa rasa panas seperti
terbakar, diiris, ngilu, tersobek, ditusuk jarum, disestesi dan hiperestesi, bisa disertai baal di area persarafan sensorik lesi susunan saraf pusat seperti pada sklerosis multipel, pasca stroke, siringomieli, mielopati toksik, infeksi SSP, kelainan degenerasi. Nyeri sedang sampai berat dan sering diperburuk bila melakukan aktivitas ringan, aktivitas viseral seperti berkemih, perubahan cuaca dan stres emosional.
NYERI SENTRAL
KLINIS• Riwayat/ditemukan lesi di otak atau medula
spinalis• Biasanya ada defisit neurologik• Nyeri umumnya spontan, kontinyu dan
meningkat bertahap
LABORATORIUM• Darah rutin• Cairan likuor serebrospinalis
NYERI SENTRAL
NEUROFISIOLOGI• Evoked Potensial• Quantitative Sensory Testing
RADIOLOGI• Foto polos• Mielografi- CT scan, CT scan• MRI, MRA
NYERI SENTRAL
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa• Antidepresan trisiklik : amitriptilin, imipramin, nortriptilin• Antikonvulsan : karbamasepin, gabapentin,
klonasepam
Nonmedikamentosa• Edukasi : hidup berdampingan dengan nyeri• Terapi behaviour• TENS, stimulasi elektrik lain• Bedah
NYERI SENTRAL
KONSULTASI : Bag. Bedah Saraf bila diputuskan tindakan bedah
JENIS PELAYANAN• Instalasi rawat jalan • Instalasi rawat inap
TENAGA : Dokter spesialis saraf/ konsultan• LAMA PERAWATAN : Tergantung etiologi
NYERI KEPALA
18
MIGREN
KRITERIA DIAGNOSIS• Nyeri kepala merupakan keluhan utama
tersering pasien berobat ke dokter di seluruh dunia.
• Migren merupakan nyeri kepala yang unilateral, berdenyut, dengan intensitas rendah sampai berat, membaik setelah 2 –72 jam, terkadang disetai gejala gastrointestinal.
MIGREN
KRITERIA DIAGNOSIS• Migren merupakan kelainan terbanyak kedua
setelah nyeri kepala tipe tegang (tension type headache). Di Amerika Serikat, terdapat 23 juta penderita migren dengan 70% adalah wanita berumur diatas 12 tahun. Prevalensi migren pada orang dewasa adalah 10-12% per tahun, laki-laki 5% dan wanita 15%. Dari keseluruhan penderita migren, 18% mengalami migren dengan aura dan 13% campuran migren tanpa dan dengan aura.
MIGREN
KRITERIA DIAGNOSIS
• Migren umumnya dapat disertai gejala prodromal dan penyerta lainnya, seperti gangguan visual, hemiparese, parestesia, gangguan bahasa yang dapat terjadi secara akut yang menyerupai serangan stroke.
MIGREN
Klinis : Migren tanpa aura (G43.0) :• Sekurang-kurangnya terjadi 5 serangan nyeri kepala
berulang dengan manifestasi serangan berlangsung 4-72 jam, yang mempunyai sedikitnya 2 karakteristikberikut: unilateral, berdenyut, intensitas sedang atauberat, bertambah berat dengan aktivitas fisik.
• Selama nyeri kepala disertai salah satu berikut : nausea dan atau muntah, fotofobia dan fonofobia.
• Serangan nyeri kepala tidak berkaitan dengan kelainan yang lain.
MIGREN
Migren dengan aura (G43.1) : • Sekurang-kurangnya terjadi 2 serangan nyeri kepala berulang yang
didahului gejala neurologi fokal yang reversibel secara bertahap 5-20 menit dan berlangsung kurang dari 60 menit.
• Terdapat sedikitnya satu aura berikut ini yang reversibel seperti: gangguan visual, gangguan sensoris, gangguan bicara disfasia.
• Paling sedikit dua dari karakteristik berikut: • gejala visual homonim dan/atau gejala sensoris unilateral.• paling tidak timbul satu macam aura secara gradual 5 menit
dan/atau jenis aura yang lainnya 5 menit.• tiap gejala berlangsung 5 menit dan ≤ 60 menit • Tidak berkaitan dengan kelainan lain.
MIGREN
• Status Migrenosus (G43.2):– Serangan migren dengan intensitas berat
yang berlangsung 72 jam (tidak hilang dalam 72 jam).
– Tidak berkaitan dengan gangguan lain.
19
MIGREN
Laboratorium : darah rutin, elektrolit, kadar gula darah, dll (atas indikasi, untuk menyingkirkan penyebab sekunder).
Radiologi : atas indikasi (untuk menyingkirkan penyebab sekunder).
MIGREN
Gold Standard :
Kriteria diagnostik Nyeri Kepala Kelompok Studi Nyeri Kepala Perdossi 2005 yang diadaptasi dari I H S (International Headache Society)
MIGREN
DIAGNOSIS BANDING • Nyeri kepala penyakit lain: THT, gigi mulut,
mata, hipertensi, infeksi, toksik, gangguanmetabolik/elektrolit, anemia, gagal ginjal, gagalhati.
• SOL (space-occupying lesion) misal : subduralhematom, neoplasma, dll
• Temporal arteritis• Medication-related headache• Trigeminal neuralgia
MIGREN
TATALAKSANA
• Hindari faktor pencetus
• Terapi abortif : – Nonspesifik : analgetik / NSAIDs, Narkotik analgetik,
adjunctive therapy (mis : metoklopramide)
– Obat spesifik : Triptans, DHE, obat kombinasi (mis: aspirin dengan asetaminophen dan kafein), obatgol.ergotamin.
– Bila tidak respon : Opiat dan analgetik yang mengandung butalbital.
MIGREN
PENYULIT • adanya penyakit penyerta misalnya stroke, infark
miokard, epilepsi dan ansietas,• penderita hamil (efek teratogenik).
KONSULTASI • tergantung kasus: interna, THT, mata, gigi mulut,
psikiatri.
JENIS PELAYANAN• Rawat jalan, kalau perlu rawat inap
20
MIGREN
TENAGA • Dokter Spesialis Saraf, Dokter Umum,
Perawat.
LAMA PERAWATAN• Tergantung kondisi klinis (lama dan
intensitas nyeri, gejala penyerta dan respon
• terhadap pengobatan).
TENSION-TYPE HEADACHE(TTH)
KRITERIA DIAGNOSIS
Klinis : • Sekurang-kurangnya terdapat 10 episode serangan nyeri kepala• Nyeri kepala berlangsung dari 30 menit sampai 7 hari.• Sedikitnya memiliki 2 karakteristik nyeri kepala berikut:• lokasi bilateral• menekan/mengikat (tidak berdenyut)• intensitas ringan atau sedang• Tidak diperberat oleh aktivitas rutin seperti berjalan atau naik
tangga.• Tidak dijumpai :• Mual atau muntah (bisa anoreksia)• Lebih dari satu keluhan: fotofobia atau fonofobia.• Tidak berkaitan dengan kelainan lain.
TENSION-TYPE HEADACHE(TTH)
• Laboratorium : darah rutin, elektrolit, kadar gula darah,dll (atas indikasi untuk menyingkirkan penyebab sekunder)
• Radiologi : atas indikasi (untuk menyingkirkan penyebab sekunder).
• Gold Standard : Kriteria diagnostik Nyeri kepala Kelompok studi Nyeri kepala Perdossi 2005 yang diadaptasi dari I H S (International Headache Society)
TENSION-TYPE HEADACHE(TTH)
DIAGNOSIS BANDING
• Nyeri kepala penyakit lain: THT, gigimulut, mata, hipertensi, infeksi, toksik, gangguan metabolik/elektrolit, anemia, gagal ginjal, gagal hati.
• Nyeri kepala servikogenik
• Psikosomatis
TENSION-TYPE HEADACHE(TTH)
TATALAKSANA
• Medikamentosa :– Analgetik : aspirin, asetaminofen, NSAIDs
– Caffeine 65 mg (analgetik ajuvan).
– Kombinasi : 325 aspirin, asetaminofen + 40 mg kafein
– Antidepressan : amitriptilin
– Antiansietas : gol. Benzodiazepin, butalbutal.
TENSION-TYPE HEADACHE(TTH)
TATALAKSANA• Terapi non-farmakologis : • Kontrol diet• Hindari faktor pencetus• Hindari pemakaian harian obat analgetik,
sedatif dan ergotamin• Behaviour treatment• Terapi fisik
21
TENSION-TYPE HEADACHE(TTH)
PENYULIT• rebound headache (efek paradoksikal obat analgesik), adanya
penyakit• penyerta seperti ansietas, depressi yang dapat memperberat atau
menyebabkan TTH.
KONSULTASI • tergantung kasus : interna, THT, gigi mulut, psikiatri
JENIS PELAYANAN • Poliklinik rawat jalan.
TENAGA • Dokter Spesialis Saraf, Dokter Residen, Dokter Umum, Perawat.
TENSION-TYPE HEADACHE(TTH)
LAMA PERAWATAN
• Tergantung kondisi klinis
PROGNOSIS
• Baik
NYERI KEPALA KLASTER
KRITERIA DIAGNOSIS:
• Nyeri kepala klaster merupakan salah satu jenis nyeri kepala yang paling hebat dan insidensnya jarang, mempunyai gambaran klinis yang khas yaitu periodesitas serta gejala otonom, yang membedakan dengan bentuk nyeri kepala yang lain. Predominan pada laki-laki, dengan rasio laki-laki : wanita adalah 9 : 1. Serangan pertama kali biasanya pada usia 20-40 tahun. Puncak usia onset awal 20-29 tahun.
NYERI KEPALA KLASTER
KRITERIA DIAGNOSIS:
• Klinis : a. Sekurang-kurangnya terdapat 5 serangan nyeri kepala hebat atau sangat
• hebat sekali di orbita, supraorbita dan/ atau temporal yang unilateral,
• berlangsung 15-180 menit bila tak diobati.b. Nyeri kepala disertai setidak-tidaknya satu dari berikut:– Injeksi konjungtiva dan atau lakrimasi ipsilateral– Kongesti nasal dan atau rhinorrhoea ipsilateral– Oedema palpebra ipsilateral– Dahi dan wajah berkeringat ipsilateral– Miosis dan atau ptosis ipsilateral– Perasaan kegelisahan atau agitasi.
NYERI KEPALA KLASTER
• Laboratorium : darah rutin• Radiologi : CT-scan/MRI (menyingkirkan
penyebab lain)• Gold Standard : Kritefria diagnostik Nyeri kepala
Kelompok studi • Nyeri kepala
Perdossi 2005 yang diadaptasi dari • I H S
(International Headache Society) • Patologi Anatomik: -
NYERI KEPALA KLASTER
DIAGNOSIS BANDING
• Migren
• Nyeri kepala klaster simptomatik : meningioma paraseler, adenoma kelenjar pituitari, aneurisma arteri karotis, kanker nasofaring
• Neuralgia trigeminus
• Temporal arteritis
22
NYERI KEPALA KLASTER
TATALAKSANA• Medikamentosa :• Serangan akut (terapi abortif) :• Inhalasi O2 100% (masker muka) 7 l/menit
selama 15 menit• Dihydroergotamin (DHE) 0,5-1,5 mg IV • Sumatriptan inj. SC 6 mg. dapat diulang setelah
24 jam.• Zolmitriptan 5-10 mg per-oral• Anestesi lokal: 1 ml Lidokain intranasal 4%
NYERI KEPALA KLASTER
• Indometasin (rektal suppositoria)
• Opioids
• Ergotamin aerosol 0,36-1,08 mg (1-3 inhalasi) efektif 80%
• Gabapentin atau topiramat
• Methoxyflurane (rapid acting analgesic): 10-15 tetes pada saputangan dan inhale selama beberapa detik.
NYERI KEPALA KLASTER
• Tindakan : - Penyuntikan dan blokade saraf• - Operatif pada intraktabelPENYULIT • self-injury, efek samping pengobatan, potensi
penyalahgunaan medikamentosa• (drug abuse), medication overuse headache.
KONSULTASI • Bedah saraf atas indikasi
NYERI KEPALA KLASTER
JENIS PELAYANAN • Rawat Inap
TENAGA • Dokter Spesialis Saraf, Dokter Residen, Dokter
Umum, Perawat.
LAMA PERAWATAN • Tergantung kondisi klinis
Nyeri kepala Akut PascaTrauma
KRITERIA DIAGNOSISKlinis :• Nyeri kepala, tidak khas• Terdapat trauma kepala, di mana nyeri kepala
terjadi dalam 7 hari setelah trauma kepala atau sesudah kesadaran penderita pulih kembali .
• Terdapat satu atau lebih keadaan di bawah ini:• Nyeri kepala hilang dalam 3 bulan setelah
trauma kepala• Nyeri kepala menetap, tetapi tidak lebih dari 3
bulan sejak trauma kepala.
Nyeri kepala kronik Pasca Trauma
– Nyeri kepala, tidak khas
– Terdapat trauma kepala, di mana nyerikepala timbul dalam 7 hari sesudah trauma atau sesudah kesadaran penderita pulihkembali
– Nyeri kepala berlangsung lebih dari 3 bulansetelah trauma kepala.
23
Nyeri kepala Pasca Trauma
• Laboratorium: Darah rutin, kimia darah, LCS(atas indikasi)
• Radiologi : Foto tengkorak, Neuroimaging CT scan/MRI
• Gold Standard : Kriteria diagnostik Nyeri kepala Kelompok studi Nyeri kepala Perdossi 2005 yang diadaptasi dari I H S (International Headache Society)
Nyeri kepala Pasca Trauma
DIAGNOSIS BANDING
• Nyeri kepala penyakit lain: THT, gigimulut, mata, hipertensi, infeksi, toksik, gangguan metabolik/elektrolit, anemia, gagal ginjal, gagal hati.
• Perdarahan Intrakranial (subdural, subarahnoid, intrkranial).
• Psikosomatis
Nyeri kepala Pasca Trauma
TATALAKSANA• Medikamentosa : tergantung jenis/tipe nyeri
kepala• Tindakan : atas indikasi
PENYULIT • Kelainan struktural di otak
KONSULTASI • Tergantung kasus : Bedah, Bedah saraf
Nyeri kepala Pasca Trauma
JENIS PELAYANAN • Rawat jalan, kalau perlu rawat Inap.
TENAGA • Dokter Spesialis saraf, Dokter Residen, Dokter Umum,
Perawat.
LAMA PERAWATAN • Tergantung kondisi klinis
NYERI KEPALA YANG BERKAITAN DENGAN SUATU SUBSTANSI ATAU PROSES
WITHDRAWALNYA
KRITERIA DIAGNOSIS
Klinis• Nyeri kepala akibat induksi Monosodium Glutamat
(G44.83)– Nyeri kepala dengan paling tidak satu karakteristik di bawah :
• bilateral• lokasi fronto-temporal• diperberat aktivitas fisik.
– Mengkonsumsi MSG – Nyeri kepala timbul satu jam setelah mengkonsumsi MSG – Nyeri kepala sembuh 72 jam setelah mengkonsumsi sekali saja.
NYERI KEPALA YANG BERKAITAN DENGAN SUATU SUBSTANSI ATAU PROSES
WITHDRAWALNYA
Nyeri kepala akibat induksi Kokain (G44.83)
• Nyeri kepala dengan sekurang-kurangnya satu karakteristik di bawah ini:
• Bilateral• Lokasi frontotemporal• Berdenyut• Diperberat dengan aktivitas fisik.• Pengguna Kokain• Nyeri kepala timbul satu jam setelah menggunakan
kokain• Nyeri kepala sembuh dalam 72 jam setelah penggunaan
sekali/pertama
24
NYERI KEPALA YANG BERKAITAN DENGAN SUATU SUBSTANSI ATAU PROSES
WITHDRAWALNYA
• Laboratorium : Darah rutin, kimia darah, urine, tes Narkoba.
• Radiologi : atas indikasi menyingkirkan penyebab lain
• Gold Standard : Kriteria diagnostik Nyeri kepala Kelompok studi Nyeri Kepala Perdossi 2005 yang diadaptasi dari I H S (International Headache Society)
NYERI KEPALA YANG BERKAITAN DENGAN SUATU SUBSTANSI ATAU PROSES
WITHDRAWALNYA
DIAGNOSIS BANDING
• Nyeri kepala penyakit lain: THT, gigi mulut, mata, hipertensi, infeksi, toksik, gangguanmetabolik/elektrolit, anemia, gagal ginjal, gagalhati.
• Migren
• TTH
• Psikosomatis
NYERI KEPALA YANG BERKAITAN DENGAN SUATU SUBSTANSI ATAU PROSES
WITHDRAWALNYA
TATALAKSANA
Terapi nyeri kepala oleh karena MSG sama seperti nyeri kepala migren.
– Preventif : hindari makanan yang mengandung MSG
– Non Spesifik : - analgetik : parasetamol, asam asetil salisilat, NSAIDs
• - Isometheptene
• - antiemetik : domperidon, metoklopramid– Spesifik : Triptans
NYERI KEPALA YANG BERKAITAN DENGAN SUATU SUBSTANSI ATAU PROSES
WITHDRAWALNYA
Terapi nyeri kepala akibat induksi kokain:– Simptomatis (analgetik)
– Dopamin agonis
– Betabloker
– Terapi behaviour
NYERI KEPALA YANG BERKAITAN DENGAN SUATU SUBSTANSI ATAU PROSES
WITHDRAWALNYA
PENYULIT Gangguan psikiatri
KONSULTASI • Bagian psikiatri bila diperlukan
JENIS PELAYANAN Rawat jalan
TENAGA • Dokter Spesialis saraf, Dokter Umum, Perawat.
Lama Perawatan : • Tergantung kondisi klinis
NYERI KEPALA YANG BERKAITAN DENGAN KELAINAN KRANIUM, LEHER, MATA, TELINGA, HIDUNG, SINUS, GIGI, MULUT ATAU
STRUKTUR FACIAL ATAU KRANIAL LAINNYA.
• KRITERIA DIAGNOSISKlinis • Nyeri kepala Servikogenik (Cervicogenic
headache) (G44.841)a. Deskripsi:
– Nyeri kepala atau muka unilateral dan menetap atau bilateral
– Lokasi nyeri pada oksipital, frontal, temporal atauorbital
– Intensitas nyeri sedang atau berat– Serangan intermitten nyeri beberapa jam sampai
beberapa hari, nyeri konstan atau nyeri konstan yang disertai dengan serangan nyeri.
25
NYERI KEPALA YANG BERKAITAN DENGAN KELAINAN KRANIUM, LEHER, MATA, TELINGA, HIDUNG, SINUS, GIGI, MULUT ATAU
STRUKTUR FACIAL ATAU KRANIAL LAINNYA.
• KRITERIA DIAGNOSIS– Nyeri kepala biasanya terasa dalam dan tidak
berdenyut, nyeri akan berdenyut jika disertaiserangan migren.
– Nyeri kepala dicetuskan oleh gerakan leher, posturtertentu dari leher, penekanan dengan jari padasuboksipital, daerah C2, C3 atau C4 atau di atasdaerah nervus oksipitalis; valsava, batuk, bersin jugadapat merupakan pemicu CH.
– Pengurangan gerakan leher baik aktif maupun pasif; kaku kuduk.
– Tanda dan simptom ikutan dapat menyerupai denganmigren yaitu berupa nausea, vomitus, fotofobia, dizziness; dan penglihatan kabur ipsilateral, lakrimasidan kemerahan pada konjungtiva, atau nyeri tengkuk, bahu, lengan.
NYERI KEPALA YANG BERKAITAN DENGAN KELAINAN KRANIUM, LEHER, MATA, TELINGA, HIDUNG, SINUS, GIGI, MULUT ATAU
STRUKTUR FACIAL ATAU KRANIAL LAINNYA.
KRITERIA DIAGNOSIS• Nyeri bersumber dari daerah
tengkuk/leher, dapat menyebar ke depanlebih dari 1 regio kepala dan wajah
• Terbukti secara klinik, laboratorium, danimaging adanya gangguan atau lesi diservikal spinal atau jaringan ikat didaerah leher yang bisa dianggappenyebab nyeri kepala
NYERI KEPALA YANG BERKAITAN DENGAN KELAINAN KRANIUM, LEHER, MATA, TELINGA, HIDUNG, SINUS, GIGI, MULUT ATAU
STRUKTUR FACIAL ATAU KRANIAL LAINNYA.
KRITERIA DIAGNOSIS
Adanya bukti kaitan nyeri dengankelainan di leher atau lesi lain di leheryang paling tidak satu kriteria di bawahini :
1. menunjukkan gejala klinik adanya sumber nyeri di leher
2. nyeri kepala akan menghilang setelah dilakukanblokade memakai plasebo atau zat lainnya terhadapstruktur servikal atau saraf-saraf servikal.
3. Nyeri akan berkurang dalam 3 bulan sesudahkeberhasilan pengobatan terhadap penyebab.
NYERI KEPALA YANG BERKAITAN DENGAN KELAINAN KRANIUM, LEHER, MATA, TELINGA, HIDUNG, SINUS, GIGI, MULUT ATAU
STRUKTUR FACIAL ATAU KRANIAL LAINNYA.
• Laboratorium: Darah rutin, kimia darah• Radiologi : Rontgen foto servikal, MRI
atas indikasi • (menyingkirkan penyebab lain). • Gold Standard : Kriteria diagnostik
Nyeri kepala Kelompok studi Nyeri kepala Perdossi 2005 yang diadaptasi dari I H S (International Headache Society)
NYERI KEPALA YANG BERKAITAN DENGAN KELAINAN KRANIUM, LEHER, MATA, TELINGA, HIDUNG, SINUS, GIGI, MULUT ATAU
STRUKTUR FACIAL ATAU KRANIAL LAINNYA.
DIAGNOSIS BANDING• Tumor Fossa posterior• Chiari malformation• AVM (intrakranial atau perispinal)• Vasculitis (giant cell arteritis)• Vertebral artery dissection• Cervical spondylosis atau arthropathy• Herniated cervical disk• Spinal nerve compression atau tumor
NYERI KEPALA YANG BERKAITAN DENGAN KELAINAN KRANIUM, LEHER, MATA, TELINGA, HIDUNG, SINUS, GIGI, MULUT ATAU
STRUKTUR FACIAL ATAU KRANIAL LAINNYA.
TATALAKSANA
• Medikamentosa :– antidepressan trisiklik
– obat anti epilepsi
– relaksan otot
– NSAID
• Tindakan: Blokade anestesi , operasi sesuai indikasi
26
NYERI KEPALA YANG BERKAITAN DENGAN KELAINAN KRANIUM, LEHER, MATA, TELINGA, HIDUNG, SINUS, GIGI, MULUT ATAU
STRUKTUR FACIAL ATAU KRANIAL LAINNYA.
• PENYULIT Adanya kelainan struktural di leher
• KONSULTASI Bedah saraf• JENIS PELAYANAN • Rawat jalan, kalau perlu rawat inap • TENAGA • Dokter Spesialis saraf, Dokter Residen, Dokter
Umum, Perawat. • LAMA PERAWATAN Tergantung kondisi
klinis
NEURALGIA KRANIAL DAN PENYEBAB SENTRAL NYERI FASIAL
KRITERIA DIAGNOSIS
KlinisNeuralgia Trigeminal Klasik (G44.847)• Serangan nyeri paroksismal beberapa detik sampai dua
menit melibatkan satu atau lebih cabang N. Trigeminus• Memenuhi paling sedikit satu karakteristik berikut :• 1. Kuat, tajam, superfisial atau rasa menikam• 2. Dipresipitasi dari trigger area atau oleh faktor
pencetus.
NEURALGIA KRANIAL DAN PENYEBAB SENTRAL NYERI FASIAL
KRITERIA DIAGNOSIS
• Jenis serangan stereotyped pada masing-masing individu
• Tidak ada defisit neurologik• Tidak berkaitan dengan gangguan lain• Lesi penyebab adalah selain kompresi
pembuluh darah, juga kelainan struktural yang nyata terlihat pada pemeriksaan canggih dan atau eksplorasi fossa posterior.
NEURALGIA KRANIAL DAN PENYEBAB SENTRAL NYERI FASIAL
Neuralgia Oksipital (G44.847)• Nyeri yang paroksismal pada daerah distribusi
nervus oksipitalis mayor atau minor, denganatau tanpa rasa nyeri persisten diantaraserangan paroksismal, yang kadang-kadangdiikuti berkurangnya sensasi atau dysaesthesiapada area yang terkena.
• Nyeri tekan pada saraf yang bersangkutan• Nyeri akan berkurang sementara dengan
pemberian blokade local anestesi terhadap saraf yang bersangkutan.
NEURALGIA KRANIAL DAN PENYEBAB SENTRAL NYERI FASIAL
• Laboratorium : Darah rutin, kimia darah
• Radiologi : CT / MRI atas indikasi (menyingkirkan penyebab lain)
• Gold Standard : Kriteria I H S (International Headache Society)
NEURALGIA KRANIAL DAN PENYEBAB SENTRAL NYERI FASIAL
DIAGNOSIS BANDING • 1. Migren• 2. Nyeri kepala Klaster• 3. Gangguan pada Gigi-mulut• 4. Nyeri kepala servikogenik
27
NEURALGIA KRANIAL DAN PENYEBAB SENTRAL NYERI FASIAL
TATALAKSANA
Terapi terhadap neuralgia trigeminal klasik• Medikamentosa : Karbamasepin, Okskarbasepin,
Gabapentin, Fenitoin, Lamotrigin, Baklofen• Tindakan : Operasi pada kasus intraktabel
Terapi terhadap Neuralgia trigeminal simptomatik• Kausal• Terapi farmaka : sama dengan neuralgia trigeminal idiopatik• Terapi bedah : menghilangkan kausal seperti angkat tumor
NEURALGIA KRANIAL DAN PENYEBAB SENTRAL NYERI FASIAL
Terapi terhadap Neuralgia trigeminal simptomatik
• Kausal
• Terapi farmaka : sama dengan neuralgia trigeminal idiopatik
• Terapi bedah : menghilangkan kausal seperti angkat tumor
NEURALGIA KRANIAL DAN PENYEBAB SENTRAL NYERI FASIAL
Terapi terhadap Neuralgia Oksipital
• Analgetik NSAIDs mis : gol. Diklofenak
• Fisioterapi, kompres panas lokal, traksi servikal
• injeksi lidokain 0,5-2 cc blokade saraf servikal
• Gabapentin
• Bedah dekompressi saraf C2 & C3 atas indikasi
NEURALGIA KRANIAL DAN PENYEBAB SENTRAL NYERI FASIAL
PENYULIT Lesi struktural
KONSULTASI • Bedah saraf (atas indikasi)
JENIS PELAYANAN • Rawat jalan, kalau perlu rawat inap
TENAGA • Dokter Spesialis saraf, Dokter Residen, Dokter Umum, Perawat.
LAMA PERAWATAN Tergantung kondisi klinis
NYERI KEPALA AKIBAT PENGGUNAAN OBAT YANG BERLEBIH
(MEDICATION OVERUSE= MOH)
Nyeri kepala akibat penggunaan berlebihan analgesik
KRITERIA DIAGNOSTIK
Klinis :• Nyeri kepala timbul > 15 hari/bulan diikuti paling sedikit
satu dari gejala di bawah ini: • Bilateral• Kualitas seperti menekan/mengikat (tidak berdenyut).• Intensitas ringan atau sedang
NYERI KEPALA AKIBAT PENGGUNAAN OBAT YANG BERLEBIH
(MEDICATION OVERUSE= MOH)
• Pemakaian analgesik ringan >15 hari/bulan selama 3 bulan
• Nyeri kepala makin bertambah buruk selama penggunaan berlebihan analgesik
• Nyeri kepala membaik atau kembali ke pola sebelumnya dalam waktu 2 bulan setelah penghentian analgesik.
28
NYERI KEPALA AKIBAT PENGGUNAAN OBAT YANG BERLEBIH
(MEDICATION OVERUSE= MOH)
• Laboratorium : Darah rutin, kimia darah,urine.
• Radiologi : atas indikasi menyingkirkan penyebab lain
• Gold Standard : Kriteria diagnostik Nyeri Kepala Kelompok studi Nyeri Kepala Perdossi 2005 yang diadaptasi dari IHS (International Headache Society)
NYERI KEPALA AKIBAT PENGGUNAAN OBAT YANG BERLEBIH
(MEDICATION OVERUSE= MOH)
DIAGNOSIS BANDING• 1. TTH• 2. Psikosomatis
TATALAKSANA : Medikamentosa & Tindakan
PENYULIT : Adanya lesi struktural
NYERI KEPALA AKIBAT PENGGUNAAN OBAT YANG BERLEBIH
(MEDICATION OVERUSE= MOH)
• KONSULTASI : Psikiatri
• JENIS PELAYANAN : Rawat jalan, kalau perlu rawat inap.
• TENAGA : Dokter Spesialis Saraf , Dokter Umum, Perawat.
• LAMA PERAWATAN : Tergantung kondisi klinis.
29