Modul Konsep Dan Etika Penilaian EPI - SPI
-
Upload
abdul-rohman -
Category
Documents
-
view
57 -
download
2
description
Transcript of Modul Konsep Dan Etika Penilaian EPI - SPI
Modul Kode Etik Penilai dan Standar Penilaian Indonesia 1
A. Pendahuluan
Proses penilaian adalah suatu prosedur yang sistematik yang dilaksanakan guna
memperoleh jawaban atas pertanyaan klien tentang nilai suatu real property. Teori ini
semula diperkenalkan oleh Alfred Marshall (18421924), ekonom Inggris yang
memformulasikan teori neoklasik dari nilai sebagai sintesis teori yang dikembangkan
sebelumnya. Konsepnya mencakup penentuan nilai property berdasarkan kapitalisasi
pendapatan, pengaruh depresiasi atas bangunan dan tanah, pengaruh dari berbagai tipe
bangunan dan penggunaan tanah atas nilai tanah. Marshall juga dikenal sebagai tokoh
yang memperkenalkan 3 pendekatan penilaian tradisional, yaitu market (sales)
comparison, replacement cost dan kapitalisasi pendapatan. Selanjutnya Irving Fisher
(18671947) mengembangkan teori penilaian pendapatan (income theory of value) yang
merupakan dasar dari metode kapitalisasi pendapatan yang digunakan dalam penialaian
modern.
Perkembangan yang signifikan terjadi ketika Arthur J. Mertzke dalam tahun 1927
menangkap ide Alfred Marshall untuk mengembangkan suatu hubungan antara tangible
link value theory dengan valuation theory.
Di Indonesia, penilaian sebagai suatu disiplin ilmu mulai dikenal pada tahun 1920. Pada
tahun 1976 untuk pertama kalinya berdirilah organisasi penilai bernama API (Asosiasi
Penilai Indonesia), disusul dengan pendirian GAPINDO (Gabungan Profesi Penilai
Indonesia) pada tahun 1979. Pada tahun1980 kedua organisasi tersebut dilebur menjadi
satu dengan nama GAPPI (Gabungan Perusahaan Penilai Indonesia) yang merupakan
organisasi perusahaanperusahaan penilai di Indonesia. Sedang sebagai organisasi penilai
perorangan kemudian dibentuklah MAPPI (Masyarakat Profesi Penilai Indonesia) pada
sekitar tahun 1980. i
B. Proses penilaian properti
Proses penilaian dimulai ketika penilai mengidentifikasikan masalah penilaian dan
berakhir dengan diserahkannya laporan penilaian kepada klien. Setiap real property itu
KODE ETIK PENILAI DAN STANDAR PENILAIAN INDONESIA 1
Modul Kode Etik Penilai dan Standar Penilaian Indonesia 2
bersifat unik dan berbagai macam tipe nilai dapat diestimasi terhadap suatu properti.
Tugas yang biasanya harus dilakukan adalah untuk menentukan estimasi nilai pasar, dan
proses penilaian terdiri atas semua tahapan yang diperlukan sesuai dengan tugas yang
harus dilakukan. Dalam tugas menentukan estimasi nilai pasar, tujuan akhir dari proses
penilaian didukung dengan baik oleh nilai yang dihasilkan yang mencerminkan semua
faktor yang mempengaruhi nilai pasar dari properti yang dinilai. Untuk mencapai tujuan
itu maka penilai harus mempelajari properti dari berbagai pandangan, sesuai dengan 3
pendekatan tradisional dalam melakukan penilaian, yaitu :
1. Nilai diindikasikan oleh penjualan barubaru ini atas properti serupa di pasar (the
sales comparison/market approach)
2. Nilai adalah biaya saat ini yang diperlukan untuk memproduksi kembali/menggantikan
bangunan yang ada, dikurangi dengan berkurangnya nilai akibat depresiasi ditambah
dengan nilai tanah dari lokasi tersebut (cost approach)
3. Nilai adalah kemampuan dari properti untuk menghasilkan, yang didasarkan pada
kapitalisasi pendapatan (income capitalization approach).
Ketiga pendekatan itu saling berkaitan dan semuanya memerlukan pengumpulan dan
analisis data penjualan, biaya serta pendapatan yang melekat pada properti yang dinilai.
Untuk melengkapi penilaian, penilai menyatukan semua informasi yang diperoleh dari
riset pasar dan analisis data serta aplikasi dari berbagai pendekatan tersebut guna
menetapkan kesimpulan kita. Kesimpulan bisa berupa suatu nilai tunggal atau suatu
kisaran (range) dimana nilai itu bisa terjadi di antara kisaran nilai tersebut. Integrasi yang
efektif dari semua unsurunsur dalam proses penilaian tergantung pada keahlian penilai,
pengalaman dan pendapat/pertimbangan/judgment.
Proses penilaian mengikuti sistematika sebagai berikut :
1. Definisi masalah :
a. Identifikasi dari real estat
b. Identifikasi hak atas properti yang dinilai
c. Penggunaan/tujuan penilaian
d. Definisi dari nilai
e. Tanggal penilaian
Modul Kode Etik Penilai dan Standar Penilaian Indonesia 3
f. Deskripsi dari rung lingkup penilaian
g. Kondisi yang membatasi lainnya.
2. Analisis pendahuluan dan seleksi serta koleksi data
a. Umum ( daerah, kota dan lingkungan) : aspek sosial, ekonomis, pemerintahan
serta lingkungan.
b. Khusus (subyeknya dan perbandingannya) : lokasi dan pengembangannya, biaya
dan depresiasi, pendapatan/pengeluaran dan capitalisasi rate (caprate), sejarah
kepemilikan dan penggunaan properti.
3. Persaingan supply dan demand (pasar properti/subyek yang dinilai) :
a. Persediaan dari properti pesaing
b. Penjualan dan daftar peminat
c. Kekosongan dan penawaran
d. Tingkat penyerapan
e. Studi permintaan.
4. Highest and best use analysis
a. Tanah kosong
b. Tanah dengan pengembangan
c. Halhal yang berkaitan dengan penggunaan, waktu dan pemain di pasar.
5. Estimasi nilai tanah
6. Aplikasi dari ketiga pendekatan :cost, market/sales comparison dan income
capitalization.
7. Rekonsiliasi indikasi nilai dan estimasi nilai akhir.
8. Laporan dari penilaian.
C. Definisi tugas pekerjaan penilaian
a. Identifikasi real estat
Suatu properti diidentifikasikan berdasarkan alamat jalan, lokasi atau data deskriftif lain
yang memungkinkan untuk menentukan lokasi properti tersebut. Deskripsi yang lengkap
adalah sesuai dengan surat tanah yang memuat peta lokasi, batasbatasnya, luasnya
Modul Kode Etik Penilai dan Standar Penilaian Indonesia 4
Deskripsi harus akurat dan untuk itu harus mencari informasi dari instansi pemerintah
yang berkompeten.
b. Identifikasi hak atas properti
Penilaian atas real property mencakup penilaian fisik dan hak yang dimiliki oleh satu atau
lebih individu ataupun badan hukum atas tanah dan penggunaan serta
pengembangannya. Seorang penilai bisa melakukan estimasi atas nilai dari suatu
pungutan/biaya yang dikenakan terhadap real estat yang sederhana atau sebagian
kepentingan yang ditimbulkan oleh bagian kepemilikan atas suatu hak. Perhatian khusus
harus diberikan kepada pembatasan hak kepemilikan, yang mencakup masa berakhirnya,
pelanggaran batas/gangguan, gadai, sewakontrak (leasing), dan pembagian hak atas
udara dan permukaan tanah. Pendanaan musti juga dipertimbangkan karena hak yang
berbentuk "fee simple estate" maupun "partial interest" dapat diberikan kredit
perumahan/ddihipotikkan. Suatu hak tertentu yang harus dinilai dan kemungkinan atau
kenyataan bahwa terlibatnya pendanaan dari fihak lain harus dipastikan sejak awal dari
penugasan karena rumitnya hakhak tersebut, dan persyaratan serta jangka waktunya
akan menentukan prosedur, keahlian, dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
tugas pekerjaan.
The fee simple estate pada suatu properti sering dinilai sebelum partial interests
dipertimbangkan. Namun demikian nilai rupiah dari fee simple estate adalah tidak harus
sama dengan jumlah nilai dari semua partial interest.. Nilai dari partial interest bisa beda
dengan nilai dari kontribusi masingmasing partial interest terhadap nilai keseluruhan.
c. Penggunaan penilai
Penggunaan atau fungsi dari penilaian adalah cara dimana klien menggunakan informasi
yang ada di dalam laporan penilaian. Klien bisa menentukan penggunaan penilaian ketika
mengajukan permintaan untuk menggunakan jasa penilai. Bila tidak maka penilai bisa
menawarkan informasi mengenai tugas dan peranan penilai, menuntun klien untuk
meyakinkan bahwa klien memahami atas pertanyaan atau pernyataan yang diberikan
oleh penilai. Suatu estimasi nilai sebagaimana diuraikan dalam bab 1 mungkin diperlukan
untuk menentukan :
q Harga untuk membeli atau menjual
q Jumlah pinjaman
Modul Kode Etik Penilai dan Standar Penilaian Indonesia 5
q Dasar pengenaan pajak
q Persyaratan sewa
q Nilai kekayaan real property dalam laporan keuangan
q Dasar untuk memberikan komnpensasi, dsb.
Untuk mencegah pekerjaan yang siasia, penilai dan klien harus mencapai suatu
pengertian timbal balik yang sama mengenai penggunaan dan kepemilikan dari laporan
penilaian dan kesimpulannya.
d. Definisi nilai
Tujuan dari proses penilaian adalah untuk menetukan estimasi nilai suatu properti,
sehingga tipe tertentu dari suatu nilai dan kepentingan yang ada harus diidentifikasi
secara tegas dan jelas. Pernyataan tujuan penilaian pada laporan akhir dari nilai akhir
yang ditentukan dalam rencana kerja penilaian sebelumnya, menentukan ruang lingkup
dari penugasan penilaian. Jenis dari nilai yang akan dicari termasuk juga nilai pasar, nilai
guna (use value), goingconcern value, investment value dan assesed value serta
insurable value.Pernyataan tertulis dari nilai yang dimaksudkan harus dinyatakan dalam
setiap laporan penilaian. Pernyatan itu melahirkan pertanyaan tertentu yang harus
dijawab kepada klien, penilai, dan semua pembaca laporan. Laporan juga menjelaskan
data yang dipilih untuk pertimbangan dan metode yang digunakan dalam analisa data,
sehingga mendukung logika dan keabsahan dari nilai final yang diestimasi.
e. Tanggal penilaian
Tangal penilaian harus dicantumkan karena faktorfaktor yang mempengaruhi nilai real
property terus berubah. Walau kondisi yang diamati pada saat penilaian masih sama
dalam jangka waktu tertentu setelah penilaian, suatu estimasi nilai dipertimbangkan
berlaku hanya untuk waktu tertentu yang secara tegas dinyatakan dalam laporan
penilaian. Nilai pasar biasanya dilihat sebagai refleksi dari persepsi pelaku pasar untuk
kondisi dimasa mendatang, dan persepsi itu didasarkan pada bukti nyata di pasar pada
suatu periode waktu tertentu. Nilai mencerminkan kondisi ekonomi pada suatu waktu
tertentu, dan perubahan tibatiba didalam bisnis dan pasar real estat dapat
mempengaruhi nilai secara dramatis. Tanggal penilaian jangan dicampuradukkan dengan
tanggal pengiriman laporan yang biasanya berbeda.
Modul Kode Etik Penilai dan Standar Penilaian Indonesia 6
Kebanyakan penilaian adalah untuk estimasi nilai saat itu namun dalam beberapa hal dan
beberapa kasus suatu nilai dari waktu sebelumnya juga diperlukan. Retrospective
appraisal mungkin diperlukan bagi pajak harta peninggalan (tanggal kematian), klaim
asuransi (tanggal kejadian/kecelakaan), pajak pendapatan (tanggal akuisisi), tuntutan
hukum (tanggal kerugian) dan tujuan lain. Bila historical market data sering tersedia,
maka nilai pasar dapat diestimasikan secara retrospect.
Penilaian untuk tanggal dimuka, atau prospective appraisal bisa diperlukan guna
mengestimasikan nilai suatu kepentingan atas pengembangan property atau nilai akhir
pada suatu proyeksi arus kas. Antisipasi future benefit (FB) harus ada kapanpun penilai
mengestimasi nilai sekarang (PV) dari suatu proyeksi arus income, bagi kepentingan
pemilik, pembeli, investor, atau kreditur untuk membuat keputusan atas suatu real estat.
f. Deskripsi ruang lingkup penilaian
Ruang lingkup penilaian menunjuk pada luas dari proses data dikumpulkan, dipastikan
dan dilaporkan. Ruang lingkup harus dijelaskan untuk memproteksi pihak ketiga yang
menyandarkan diri pada laporan penilaian yang mungkin dipengaruhi oleh informasi
tersebut. Penilai menentukan luas kerjanya dan laporan didasarkan pada pentingnya
problema dan persetujuan dengan klien. Sering dianggap penting bagi penilai untuk
menunjukkan apa yang tidak dikerjakan dalam penilaian seperti juga apa yang
dikerjakan. Penilai bisa berkehendak menunjukkan waktu yang digunakan dan wilayah
yan diteliti untuk mengumpulkan data, khususnya bila data terbatas yang ada dan
tersedia.
g. Pembatasan yang lain
Identifikasi real estat dan hak atas properti yang dinilai, tanggal estimasi nilai,
penggunaan penilaian dan definisi dari nilai semua memenuhi persyaratan penilaian.
Biasanya beberapa kondisi tertentu juga dikenakan untuk membatasi pengunaan laporan
untuk tujuan yang lain. Pernyataan persyaratan kondisi tertentu juga dimuat dalam
laporan untuk kepentingan proteksi terhadap penilai. Misal, laporan penilaian
menyatakan bahwa penilaian atas kandungan minyak, gas atau hak atas barang tambang
bukan merupakan bagian dari penilaian. Pembatasan lain adalah bahwa penilai tidak
mengharapkan untuk menyediakan laporan bagi kepentingan pengadilan atau menjadi
saksi atau untuk menghadiri sidang yang sedang berjalan kecuali jika telah diperjanjikan
Modul Kode Etik Penilai dan Standar Penilaian Indonesia 7
sebelumnya dengan mengindahkan waktu yang layak dan kompensasi yang disetujui
untuk itu.
h. Analisa pendahuluan dan seleksi serta koleksi data
Setelah menentukan masalahnya, penilai sudah siap untuk melakukan analisa
pendahuluan guna menentukan ciri dan ruang lingkup tugas pekerjaan serta beban kerja
yang diperlukan untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Analisa pendahuluan dan
rencana kerja tergantung pada tugas pekerjaan dan tipe/jenis property yang akan dinilai.
Misal, lebih banyak informasi diperlukan untuk menilai apartemen yang luas dari pada
penilaian rumah tunggal sederhana.
Untuk melengkapi secara cepat dan efisien, setiap proses langkah penilaian harus
direncanakan dan dijadualkan. Waktu dan personil yang dibutuhkan akan berubah sesuai
dengan jumlah dan rumitnya pekerjaan. Beberapa tugas mungkin bisa dislesaikan dalam
waktu beberapa hari, sedang untuk pekerjaan yang lebih rumit mungkin beberapa
minggu atau bulan guna mengumpulkan, menganalisa dan menggunakan data.
Beberapa tugas dapat dilakukan oleh penilai sendiri, namun yang lain memerlukan
bantuan staf atau penilai khusus. Terkadang bantuan sepecialis bidang lain diperlukan.
Misal dalam menilai properti yang harus dirubuhkan dan kemudian dibangun kembali,
mungkin diperlukan bantuan insinyur tehnik sipil yang memahami arsitek dan dapat
menghitung biaya kontruksi. Perlu dicatat bahwa ketika pekerjaan didelegasikan akan
meningkatkan efisiensi dan meyakinkan akurasinya.
Sekedul pekerjaan yang terencana sangat membantu, khususnya dalam melakukan tugas
yang besar dan rumit. Pengertian yang baik dan jelas dari individu yang bertanggung
jawab akan membantu melancarkan pekerjaan. Karena penilai memikul semua tanggung
jawab, ia harus melihat tugas secara menyeluruh sebagai suatu kumpulan dari prosedur
dan keahlian. Dengan pandangan yang komprehensif maka penilai dapat mengenal jenis
dan volume pekerjaan yang harus diselesaikan dan dijadualkan serta didelegasikan
secara benar.
Ada tiga jenis data yang dikumpulkan oleh penilai, yaitu data umum, data khusus dan
data competisi supply dan demand. Data umum berkenaan dengan informasi mengenai
Modul Kode Etik Penilai dan Standar Penilaian Indonesia 8
kecenderungan pada kondisi sosial, ekonomi, pemerintahan, lingkungan hidup yang
mempengaruhi nilai properti. Suatu trend adalah suatu momentum atau kecenderungan
dalam suatu arah umum yang disebabkan oleh suatu seri perubahan yang saling
berhubungan. Trend seperti perpindahan penduduk, penurunan tingkat penggunaan
bangunan kantor atau peningkatan perumahan dimulai di daerah yang diindetifikasikan
dengan melakukan analisa terhadap data umum. Data umum dapat memberikan
pengaruh yang signifikan atas pemahaman penilai terhadap pasar.
Data khusus adalah yang berkenaan dengan properti yang akan dinilai dan berkenaan
pula dengan properti yang dapat dibandingkan. Data tersebut termasuk aspek legal,
pisik, lokasi, biaya dan pendapatan serta informasi pengeluaran yang berkenaan dengan
properti serta data perbandingan penjualan secara rinci. Pengaturan keuangan yang
dapat mempengaruhi harga penjualan juga perlu dipertimbangkan. Sejarah kepemilikan
dan penggunaan dari properti agar diteliti guna memastikan apakah limbah beracun atau
limbah berbahaya yang lain ada pada lokasi tersebut.
Data kompetisi supply dan demand berkenaan dengan posisi kompetisi dari properti
dimasa depan. Data penawaran (supply) termasuk pula persediaan yang ada serta
rencana/usulan properti pesaing, tingkat hunian serta tingkat penyerapan. Data
permintaan (demand) bisa terdiri atas data kependudukan, pendapatan, kebutuhan
tenaga kerja (tenaga kerja yang dipekerjakan), serta penelitian data tentang potensi
pemakai properti. Dari datadata itu suatu estimasi tentang permintaan yang akan datang
berdasarkan kondisi sekarang atau penggunaan yang punya prospek kedepan atau yang
pengembangan penggunaan properti akan dapat dihasilkan.
Jumlah dan tipe data yang dikumpulkan oleh penilai tergantung kepada pendekatan yang
digunakan dalam estimasi nilai. Pendekatanpendekatan itu berkaitan secara langsung
dengan masalah penilaian. Dalam suatu tugas penilaian, lebih dari satu pendekatan
biasanya mencukupi dan penting untuk bisa menghasilkan suatu indikasi nilai.
Tergantung pada masalah yang ditugaskan/diminta, sebuah pendekatan mungkin
diberikan penekanan secara lebih besar agar dapat menghasilkan estimasi nilai final.
Dalam melaksanakan suatu penilaian yang khusus, keahlian dalam melakukan penilaian
dari penilai yang bersangkutan serta pengalaman dan jumlah serta kualitas data yang
diperoleh bisa menentukan pendekatan mana yang digunakan.
Modul Kode Etik Penilai dan Standar Penilaian Indonesia 9
Semua data yang dikumpulkan harus bermanfaat dan rilevan. Semua nilai yang
berpengaruh, data di lapangan serta kesimpulan tentang kecenderungankecenderungan/
gejalagejala agar secara jelas diindikasikan dalam laporan dan dihubungkan secara jelas
dengan properti yang akan dinilai. Karena data yang diseleksi membentuk dasar
penilaian, penjelasan yang hatihati tentang pentingnya data yang dilaporkan
meyakinkan bahwa pembaca akan mengerti penilaian tersebut.
D. Laporan penetapan nilai
Estimasi akhir dari nilai yang ditetapkan yang merupakan tujuan dari proses penilaian,
dalam beberapa hal bisa dilaporkan dalam bentuk kisaran/range suatu nilai, namun
biasanya dilaporkan sebagai satu/single angka nilai. Penugasan belum akan selesai
sampai dengan kesimpulan itu dinyatakan dalam laporan dan disampaikan kepada klien.
Suatu laporan yang disebut sebagai "self contained appraisal report" adalah laporan yang
memasukkan semua data yang menjadi bahan pertimbangan dan analisa, metode yang
digunakan, serta alasan yang digunakan untuk memperoleh estimasi nilai akhir.Analisa
penilaian yang singkat mampu memberikan kepada pembacanya untuk memahami
permasalahan yang dihadapi serta fakta data yang dikemukakan serta agar dapat
mengikuti jalan pemikiran dan alasan yang melatarbelakangi kesimpulan penilai atas
suatu nilai.
Estimasi nilai adalah opini dari penilai dan mencerminkan pengalaman serta pendapat
yang telah dia terapkan dalam mempelajari data yang dikumpulkan. Laporan penilaian
adalah "tangible expression" dari pekerjaan penilaian. Dalam menyiapkan laporan, penilai
wajib memperhatikan secara khusus pada gaya penulisan, sistematika, presentasi, dan
semua penampilan secara keseluruhan. Kesimpulan dari penilaian mungkin dapat
disampaikan kepada klien baik secara lisan maupun tertulis. Laporan tertulis bisa berupa
self contained report, summary report ataupun restricted report.
E. Peranan kode etik dan standar penilaian
Di Indonesia walaupun kegiatan penilaian telah ada sejak zaman pemerintahan
penjajahan Hindia Belanda, dan untuk sektor swasta juga telah dimulai pada tahun 1967
Modul Kode Etik Penilai dan Standar Penilaian Indonesia 10
ketika pemerintah mulai mengundang penaman modal asing, namun istilah penilai itu
masih belum banyak diketahui orang karena jasa penilai memang belum berkembang.
Selain pendidikan formal penilaian belum ada karena ilmu penilaian oleh Departemen
Pendidikan Nasional dianggap tidak termasuk kedalam cabang pohon ilmu pengetahuan,
penggunaan penilai juga umumnya masih terbatas pada lembaga keuangan seperti
lembaga perbankan, lembaga pasar modal serta perpajakan. Dengan didirikannya Badan
Penyehatan Perbankan Nasional (Indonesian Banking Restructuring Agency/IBRA),
penggunaan penilai semakin meningkat dalam rangka menilai aset dari bankbank yang
direstruktirisasi. Namun kondisi penilai tahun 2000 masih serupa dengan kondisi jasa
akuntan tahun 1955 dimana karena belum adanya ketentuan yang menentukan
kualifikasi akuntan sehingga pada waktu itu setiap orang dapat mennyebut dirinya
sebagai akuntan. Ujian sertifikasi penilai (USP) yang diadakan oleh Masyarakat Profesi
Penilai Indonesia (MAPPI) dalam rangka menjalankan Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 57/KMK.017/1996 adalah suatu terobosan guna memberikan solusi sementara
untuk menentukan kualifikasi minimal yang harus dipenuhi agar seseorang diakui sebagai
penilai. Untuk selanjutnya masalah kualifikasi penilai ini harus diselesaikan dengan
mengaturnya dalam undangundang seperti yang dilakukan oleh negaranegarta lain
yang lebih maju.
Penilai real estat yang profesional menyediakan berbagai jenis pelayanan seperti
melakukan penilaian atas suatu aset untuk berbagai keperluan, memberikan konsultasi
kepada klien, serta berpartisipasi dalam pengambilan keputusan tentang real estat.
Standar Penilaian Indonesia (SPI) 2002 merupakan pedoman dasar tugas penilaian yang
harus dipahami dan dilaksanakan oleh penilai untuk menghasilkan pendapat dan saran
saran serta menyajikannya dalam bentuk laporan penilaian, sehingga tidak terjadi salah
tafsir bagi para pengguna jasa dan masyarakat pada umumnya. Selain berfungsi sebagai
pedoman maka standar penilaian juga berfungsi sebagai sarana untuk menjaga kualitas
pekerjaan penilaian yang dilakukan oleh Penilai. Tanpa standar penilaian, maka akan
sangat sulit untuk menilai apakah pekerjaan penilaian telah dilakukan secara benar
karena tidak ada tolok ukurnya. Dengan adanya standar penilaian maka akan dapat
dilihat apakah telah terjadi penyimpangan atau tidak dalam suatu pekerjaan penilaian.
Menurut Standar Penialain Indonesia (SPI) 2002 penilaian diartikan sebagai
pekerjaan profesi penilai untuk memberikan suatu opini nilai ekonomi. Penilai
Modul Kode Etik Penilai dan Standar Penilaian Indonesia 11
melaksanakan pekerjaan penilaian untuk menghasilkan kajian berupa analisis, pendapat
dan saransaran dengan menyajikannya dalam bentuk laporan, sehingga tidak terjadi
salah tafsir bagi para pengguna jasa dan masyarakat pada umumnya. Penilai menyajikan
kesimpulan hasil penilaiannya dengan mengetengahkan opininya berkenaan dengan sifat
alami, kualitas, nilai atau nilai guna suatu kepentingan tertentu atau berbagai aspek dari
real stat yang diidentifikasikan. Penilaian real estat melibatkan kegiatan riset secara
selektif atas area pasar yang sepadan, penggunaan tehnik analisis yang memadai,
penerapan pengetahuan, pengalaman serta pengambilan keputusan dan pertimbangan
yang profesional guna mengembangkan suatu solusi yang memadai atas masalah
penilaian.
Sifat alami dari masalah penilaian akan memberikan indikasi untuk menentukan apakah
tugas yang harus dilaksanakan itu berupa penilaian ataukah tugas konsultasi. Sesuai
dengan tujuan penilaian. nilai yang diestimasi bisa berupa nilai pasar, nilai asuransi, nilai
investasi, atau beberapa jenis penilaian lain yang diidentifikasikan sebagai kepentingan
atas real estat pada suatu waktu tertentu. Tugas pekerjaan penilaian bisa menghasilkan
estimasi nilai pasar atas fee simple estates, leasehold estates, preservation easement dan
berbagai kepentingan lain.
Mengenai konsultasi didefinisikan sebagai kegiatan atau proses untuk menyediakan
informasi, analisa data real estat, dan rekomendasi atau kesimpulan atas diserfikasi
masalah pada real estat, dan lainnya yang bukan estimasi nilai.Tugas konsultasi termasuk
pula studi penggunaan tanah, studi penawaran dan permintaan, feasibility study, analis
highest dan best use, dan pemasaran serta atau pertimbangan investasi berkenaan
dengan usulan atau pengembangan yang sedang berjalan.
Pada tugas penilaian, penilai menyediakan kepada klien dengan estimasi nilai real
property yang mencerminkan semua yang berhubungan pembuktian pasar. Pada tugas
konsultasi, akitivitas pasar saat itu dan buktibukti yang dipelajari adalah untuk
membentuk kesimpulan yang bisa tidak terpusat pada indikasi nilai secara sepesifik.
Namun pada kedua penugasan itu, maka kesimpulan diperoleh dari analisa data yang
cocok dan pantas agar memenuhi standar praktek secara profesional. Untuk mencegah
adanya kesalahfahaman, maka harus diperoleh kepastian dari klien apakah penugasan
yang diberikan itu berupa penilaian atau konsultasi.
Modul Kode Etik Penilai dan Standar Penilaian Indonesia 12
Bentuk ketiga pelayanan yang dapat diberikan oleh penilai adalah review (pengkajian),
yaitu kegiatan atau proses studi/pengkajian atas suatu laporan yang disampaikan oleh
pihak lain.
Untuk melaksanakan kegiatannya, penilai real estat profesional memerlukan izin dan
sertifikasi. Penilai profesional menempuh banyak training dan pengalaman dan sangat
terikat dengan profesi. Termasuk kedalam kelompok ini yaitu mereka yang melaksanakan
dan melakukan pengkajian penilaian real estat. Penilai terikat untuk mematuhi dan
memenuhi persyaratan peraturan perundangan dan merupakan anggota dari asosiasi
profesi yang menyediakan kegiatan profesi serta pengembangan pendidikan. Semua
anggota tunduk dan mematuhi kode etik atau hasil kerjanya dan bersedia dilakukan peer
review yang mencerminkan komitmen mereka yang tinggi terhadap profesionalisme.
F. Pelaksanaan penilaian dan format laporan
Walaupun konsep penilaian sama dan penilai di banyak negara mengikuti standar
penilaian internasional, penerapan dari konsep dasar akan berbeda. Penilai harus
mengerti dan mengggunakan konsep dan posedur sesuai dengan kewenangan dimana
penilaian itu akan digunakan.
Di Amerika Serikat yang menggunakan USPAP sebagai standar penilaian umum
membedakan antara penilaian lengkap dengan penilaian terbatas (di Amerika ada 9
asosiasi profesi penilai yang mempunyai standar sendirisendiri, namun mengakui USPAP
sebagai standar yang umum/bersifat uniform yang harus ditataati oleh semua annggota
asosiasi, sehingga ada kecenderungan untuk menyatu ke dalam satu wadah asosiasi
profesi saja). Penilaian lengkap adalah penilaian yang tidak memenuhi Departure
Provision yang diatur dalam USPAP. Sedang penilaian terbatas adalah estimasi dari nilai
yang dilaksanakan sesuai dengan Departure Provisions. Departure provisons menyatakan
bahwa seorang penilai boleh membuat perjanjian untuk melaksanakan penilaian yang
diperlukan kurang dari atau berbeda dengan pekerjaan yang dipersyaratkan oleh
pedoman yang khusus, namun sebelum menandatangani perjanjian tersebut :
1. penilai telah menentukan jasa yang harus dilakukan itu tidak demikian terbatas, yang
dapat menyebabkan penugasan akan cenderung menjadi menyesatkan atau
membingungkan klien dan pengguna dari laporan;
Modul Kode Etik Penilai dan Standar Penilaian Indonesia 13
2. penilai telah memberikan nasehat kepada klien bahwa pelaksanaan penilaian akan
tidak memenuhi ketentuan sebagaimana ditentukan dalam pedoman penilaian dan
dalam laporan akan diidentifikasikan dan dijelaskan mengenai permulaannya;
3. klien setuju bahwa hasil penilaian terbatas atau jasa konsultasi tersebut mencukupi.
Laporan penilaian yang menyajikan penilaian lengkap atau terbatas dapat disajikan dalam
3 bentuk yaitu self contained report, summary report, dan restricted report. Self
contained report secara penuh menjelaskan data dan anlisis yang digunakan di dalam
tugas penilaian. Semua informasi yang diperlukan disajikan dalam laporan dan tidak
merupakan referensi yang menjadi arsip dari penilai. Sedang summary report adalah
laporan yang menyajikan data secara ringkas dan ringkasan analisa yang digunakan
dalam penilaian. Selanjutnya restricted apprisal report hanya menyajikan kesimpulan dari
penilaian saja. Arsip/file yang disimpan oleh penilai selain menyimpan kertas kerja penilai
juga sedikitnya harus meliputi semua data dan analisa yang disajikan dalam self
contained report.
G. SEJARAH PERKEMBANGAN SPI
Standar Penilaian Indonesia yang pertama kali digunakan adalah standar penilaian
tahun 1994, yang terdiri dari 6 standar sebagai berikut :
1. Mukadimah
2. Definisi
3. Standar penilaian 1 : Metode penilaian
4. Standar penilaian 2 : Asumsi dan syarat pembatasan
5. Standar penilaian 3 : Penilaian real estat
6. Standar penilaian 4 : Laporan penilaian real estat
7. Standar penilaian 5 : Penilaian mesin dan peralatan
8. Standar penilaian 6 : Laporan penilaian mesin dan peralatan.
Dengan semakin dinamisnya perkembangan masyarakat yang menuntut diadakan
revisi atas standar penilaian tersebut, maka pada tahun 2000 diluncurkan standar
penilaian yang baru yang sudah disesuaikan juga dengan perkembangan standar
internasional dengan mengacu kepada standar yang dihasilkan oleh IVSC (International
Modul Kode Etik Penilai dan Standar Penilaian Indonesia 14
Valuation Standar Committee) yang terdiri dari standar 0 s/d standar 5. Untuk
melengkapi standar tersebut, dibentuk komite standar yang berhasil menyelesaikan
tugasnya sehingga pada bulan Juni 2002 diluncurkan standar penilaian baru yang disebut
sebagai Standar Penilaian Indonesia 2002 yang berlaku mulai awal Januari 2003. Standar
ini terdiri dari standar 0 s/d 12.
H. Prinsipprinsip umum penilaian
Sistematika SPI 2002 adalah :
1. Kata pengantar
2. Daftar isi
3. Konsep dab prinsip umum penilaian
4. Kode etik Penilai Indonesia (KEPI) yang terdiri atas KEPI 1 s/d 9
5. Standar Penilaian Indonesia (SPI) yang terdiri atas SPI 0 s/d SPI 12.
6. Panduan Penilaian Indonesia (PPI), yang terdiri atas PPI 0 s/d PPI 12 yang
merupakan juklak bagaimana harus mengaplikasikan SPI tersebut.
Tujuan utama dari SPI 2002 adalah :
1. mendorong Penilai untuk secara hatihati menentukan dan memahami kebutuhan dan
persyaratan dari pemberi tugas dan untuk memberikan kepastian kepada Penilai
bahwa Penilai dibekali dengansuatu standar penilaian yang memadai untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.
2. memajukan penggunaan dasar penilaian dan asumsi secara konsisten dalam penilaian
dan pemilihandasar penilaian yang tepat sesuai dengan kebutuhan pemberi tugas.
3. membantu Penilai untuk mencapai kompetensi professional dengan standar yang
relatif tinggi dalam persiapan dan pelaksanaan pekerjaan penilaian.
4. memastikanbahwa laporan penilaian yang dihasilkan tidak bersifat mendua dan
bersifat komprehensif serta mudah dimengerti yang berisi opini dan informasi
yangdibutuhkan dan harus didapatkan oleh pembacanya.
5. memastikan bahwa referensi yang dipublikasikan dalam laporan penilaian
mengandung informasi yang jelas, akurat, dan memadai sehingga tidak menyesatkan.
Modul Kode Etik Penilai dan Standar Penilaian Indonesia 15
Prinsip umum yang harus dijalankan dalam melakukan kegiatan penilaian adalah :
1. Setiap pelaksanaan tugas penilaian harus berpedoman pada SPI;
2. Dalam pelaksanaan tugas penilaian, Penilai tidak boleh melakukan penyimpangan
dari nilai pasar. Apabila dilakukan penyimpangan, maka Penilai yang
bersangkutan harus menjelaskan pertimbangannya secara rinci dalam laporan
penilaian.
3. Suatu penilaian yang dilakukan berdasarkan SPI harus dilaksanakan dengan
mentaati KEPI.
KEPI mempunyai sistematika sebagai berikut :
KEPI 1 : Pendahuluan
KEPI 2 : Ruang lingkup
KEPI 3 : Definisi
KEPI 4 : Etika
KEPI 5 : Kompetensi
KEPI 6 : Syarat pengungkapan (disclosure)
KEPI 7: Penjabaran dari prinsip umum kode etik penilaian dirumuskan dalam suatu
bentuk KEPI sesuai dengan kondisi Indonesia
KEPI 8 : Pelaporan tentang nilai
KEPI 9 : Kutipan dan tanggal berlaku
Kode etik oleh KEPI didefinisikan sebagai aturan tingkah laku yang baik dan bermoral
yang dibuat dan dilaksanakan oleh sekelompok orang yang berkeahlian tertentu untuk
menjunjung profesi demi tanggung jawab terhadap profesi, masyarakat dan Tuhan YME.
Sedang KEPI diartikan sebagai dasar moral yang melandasi pengoperasian SPI agar
seluruh hasil pekerjaan penilaian dapat memenuhi persyaratan yang ditetapkan melalui
cara yang jujur, obyektif dan kompeten secara professional, sehingga tidak menghasilkan
laporan penilaian yang jelas, tidak menyesatkan dan terbuka terhadap semua hal
penting. (Profesi adalah keahlian yang memerlukan pelatihan yang mendalam)
SPI sendiri didefinisikan sebagai standar profesi Penilai untuk melakukan kegiatan
penilaian di Indonesia. Selanjutnya, Penilai diartikan sebagai seorang yang memiliki
kualifikasi, kemampuan dan pengalaman yang seharihari melakukan kegiatan praktek
penilaian sesuai dengan keahlian dan profesionalisme yang dimiliki, serta mengacu
Modul Kode Etik Penilai dan Standar Penilaian Indonesia 16
kepasa SPI, KEPI, dan standar keahlian yang lain yang terkait dengan kegiatan penilaian
dan menjadi anggota asosiasi Penilai. Dalam KEPIU Penilai dapat berarti Penilai
perorangan atau usaha jasa Penilai.
Adapun pokokpokok kode etik yang harus dilaksanakan adalah :
KEPI 4 : ETIKA menyatakan bahwa Penilai setiap waktu wajib menjunjung tinggi
integritas serta perilaku dalam menjalankan tugasnya dengan suatu cara yang tidak
merugikan pemberi tugas, masyarakat, profesinya, dan menghormati asosiasi profesi
penilai Indonesia.
4.1.1.Penilai tidak boleh bertindak dengan cara yang menyesatkan atau bertindak curang.
4.1.2.Penilai tidak boleh dengan sengaja menetapkan dan meyampaikan suatu laporan
penilaian yang isinya palsu, tidak tepat, atau berdasarkan pendapat dan analisis
yang memihak.
4.1.3.Penilai tidak boleh berpartisipasi dalam suatujasa penilaian yang berdasarkan
pertimbangan Penilai yang rasional tidak akan membenarkan tindakan dari Penilai
yang bersangkutan.
4.1.4.Penilai wajib bertindak menurut hukum dan sesuai dengan hokum dan peraturan
perundanganundangan yang berlaku di negara di mana penoilai ybs. menjalankan
praktek penialaian atau mendapat penugasan.
4.1.5.Penilai dilarang dengan sengaja salah menafsirkan persyaratan professional yang
tidak dimilikinya.
4.1.6Penilai tidak akan secara sadar menggunakan kepalsuan, menyesatkan atau
menuntut yang berlebihan atau mengiklankan dalam usahanya untuk mendapatkan
suatu penugasan tertentu.
4.1.7.Penilai harus meyakinkan dalam menangani penugasan bahwa setiap anggota
stafnya atau pembantu pelaksananya mematuhi KEPI.
Pengkajian selanjutnya terhadap Standar Penilaian Indonesia 2002 kita teruskan dengan
menggunakan naskah asli SPI sebagai berikut ini, yaitu dengan membahas ketentuan
KEPI berikutnya, SPI 0, SPI 1, SPI 2, SPI 5 dan SPI 7 tentang laporan penilaian.