Materi Pembelajaran EPI 2016

91
Materi Pembelajaran Etika Profesi Islam Mohamad Zen Fitriansyah

Transcript of Materi Pembelajaran EPI 2016

Page 1: Materi Pembelajaran EPI 2016

Materi Pembelajaran Etika Profesi Islam

Mohamad Zen Fitriansyah

Page 2: Materi Pembelajaran EPI 2016

Satuan Acara Perkuliahan EPI

Pokok Bahasan Sub Pokok BahasanPendahuluan:Definisi Etika, Filsafat dan Ilmu Pengetahuan

• Definisi secara Etimologi dan Terminologi• Sekilas tentang Ilmu Pengetahuan dan Syarat IP• Sekilas tentang Filsafat, Macam-macam Filsafat

1

ETIKA

• OM & OF Filsafat, Ciri-ciri Permasalahan Filosofis, Pertanyan-pertanyaan Filsofis

• Aliran aliran dalam Etika• Tahapan tahapan Etika

Page 3: Materi Pembelajaran EPI 2016

Satuan Acara Perkuliahan EPI

Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan2

Definisi Profesi dan Profesionalisme

• Definisi Profesi : Etimologi dan Terminologi• Definisi Profesionalsme : Etimologi dan

Terminologi• Perbedaan antara Profesi dan Profesionalisme

3

Islam

• Definisi Umum Agama• Agama Dalam pandangan Islam• Fungsi Agama• Manusia dalam Pandangan Islam

Page 4: Materi Pembelajaran EPI 2016

Satuan Acara Perkuliahan EPIPokok Bahasan Sub Pokok Bahasan

4

Hubungan antara Etika dan Agama

• Akal dan Wahyu• Etika Dalam Persfektif Islam• Terminologi Etika dalam Al-Qur’an• Perbedaan antara Etika Islam vs Non Islam• Fakor-factor yang membentuk Jadi diri individu

5

Prinsip Dasar Etika Islam dalam dunia Bisnis

5 Prinsip Dasar Etika Islam: • Kesatuan dalam Tauhid, • Keadilan, • Kebebasan Memilih, • Tanggung Jawab, • Kebaikan dan Kebajikan

Page 5: Materi Pembelajaran EPI 2016

Satuan Acara Perkuliahan EPI

Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan6

Etika menjalankan Profesi dalam Pandangan Islam

• Prinsip dasar Muamalat• Etika Bisnis dalam Pandangan Islam • Profesional dalam pandangan Islam

7

Diskusi dan Studi Kasus

• Perjanjian Kerja Bersama

• Peraturan tentang Hak Cipta

Page 6: Materi Pembelajaran EPI 2016

Definisi Etika, Filsafat dan Ilmu Pengetahuan

Page 7: Materi Pembelajaran EPI 2016

Definisi EtikaEtika berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti, karakter, watak, kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik.

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian etika adalah : Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral, Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, Nilai mengenai benar dan salah yang dianut masyarakat.

Page 8: Materi Pembelajaran EPI 2016

Definisi EtikaEtika bukan merupakan ajaran (normatif) sebagaimana moralitas atau akhlak, tetapi merupakan ilmu atau lebih tepatnya pengetahuan filosofis tentang persoalan nilai moral prilaku manusia. Setiap moralitas atau akhlak menghendaki supaya manusia berprilaku baik sesuai dengan yang diajarkan, sedang etika menghendaki supaya manusia melakukan tindakan baik dengan kesadaran dan kepahamannya. Sadar dan paham atas apa yang dilakukannya, atas sumber dari mana “petunjuk” perbuatan itu, atas alasan kenapa perbuatan itu dilakukannya, dan atas apa konsekuensi perbuatan itu jika benar-benar dilakukannya

Page 9: Materi Pembelajaran EPI 2016

Sekilas tentang Ilmu Pengetahuan

Kata ilmu dalam bahasa Arab "ilm“[*] yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial, dan sebagainya

* Wahid, Ramli Abdul. Ulumul Qu'ran, Grafindo, Jakarta, 1996, hal. 7

ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.

Page 10: Materi Pembelajaran EPI 2016

Sekilas tentang Ilmu Pengetahuan

Epistemology sendiri berasal dari kata episteme (pengetahuan) dan logos (kata/pembicaraan/ilmu) adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat, karakter dan jenis pengetahuan. Topik ini termasuk salah satu yang paling sering diperdebatkan dan dibahas dalam bidang filsafat, misalnya tentang apa itu pengetahuan, bagaimana karakteristiknya, macamnya, serta hubungannya dengan kebenaran dan keyakinan.Epistemologi atau Teori Pengetahuan yang berhubungan dengan hakikat dari ilmu pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggungjawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia. Pengetahuan tersebut diperoleh manusia melalui akal dan panca indera dengan berbagai metode, diantaranya; metode induktif, metode deduktif, metode positivisme, metode kontemplatis dan metode dialektis

Pengetahuan: gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya

Page 11: Materi Pembelajaran EPI 2016

Syarat-syarat Ilmu Pengetahuan

Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus tentang apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu, Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu.1. Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang

sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.

Page 12: Materi Pembelajaran EPI 2016

Syarat-syarat Ilmu Pengetahuan

2. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.

3. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga

Page 13: Materi Pembelajaran EPI 2016

Syarat-syarat Ilmu Pengetahuan

4. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.

Page 14: Materi Pembelajaran EPI 2016

Sekilas tentang Filsafat

Filsafat berasal dari kata philo yang berarti cinta dan kata sophos yang berarti ilmu atau hikmah. Secara etimologi filsafat berarti cinta terhadap ilmu dan hikmah. Dalam hubungan ini al-Syabani berpendapat, bahwa filsafat bukanlah hikmah melainkan cinta terhadap hikmah dan berusaha mendapatkannya, memusatkan perhatian padanya dan menciptakan sikap positif terhadapnya. Untuk itu ia mengatakan bahwa filsafat berarti mencari hakikat sesuatu, berusaha menautkan sebab dan akibat dan berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia

Page 15: Materi Pembelajaran EPI 2016

Sekilas tentang FilsafatAdapun definisi ilmu filsafat yang diberikan oleh para ahli filsafat adalah sebagai berikut:• Plato (427 SM-347 SM) Mengatakan filsafat ialah ilmu pengetahuan tentang segala yang

ada (ilmu pengatahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli),• Aristoteles (384 SM-322 SM) Mengatakan filsafat ialah ilmu pengetahuan yang mengikuti

kebenaran, yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan etistika.

• Al-Farabi (889-950 M) Mengatakan filsafat ialah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.

• Immanuel Kant (1724-1804 M) Mengatakan filssafat ialah ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya empat persoalan, yaitu Tuhan, alam, pikiran dan manusia.

• Prancis Bacon Mengatakan filsafat merupakan induk agung dari ilmu-ilmu dan filsafat menangani semua pengatahuan sebagai bidanngnya.

• John Dewey mengatakan filsafat harus dipandang sebagai suatuu pengungkapan menggenai penjuangan manusia secara terus-menerus.

Page 16: Materi Pembelajaran EPI 2016

Kesimpulan tentang Filsafat

Filsafat adalah ilmu yang mencoba menjawab masalah-masalah yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa, karena masalah-masalah yang termaktub didalamnya diluar jangkauan ilmu pengetahuan.

Filsafat adalah hasil daya upaya manusia dengan akalbudinya untuk memahami, mendalami dan menyelami secara radikal dan integral serta sistematik hakikat segala yang ada, Hakihat Tuhan, Hakikat Alam Semesta, Hakikat Manusia, serta sikap manusia sebagai konsekuensinya terhadapa pemahaman-nya tersebut.

Page 17: Materi Pembelajaran EPI 2016

Macam - macam Filsafat

1. Materialisme adalah paham yang memahami bahwa esensi kenyataan termasuk esensi manusia bersifat material atau fisik.

2. Idealisme adalah kebalikan dari materialisme yaitu lebih menekankan pada "idea" dunia roh. Menurut aliran ini, kenyataan sejati adalah bersifat spiritual.

3. Dualisme adalah ajaran yang menyatakan realitas itu terdiri dari dua substansi yang berlainan dan bertolak belakang. Masing-masing substansi bersifat unik dan tidak dapat direduksi, misalnya substansi adi kodrati dengan kodrati, Tuhan dengan alam semesta, roh dengan materi, jiwa dengan badan dan lain-lain.

4. Eksistensialisme aliran filsafat yang menyatakan bahwa cara berada manusia dan benda lain tidaklah sama.

5. Strukturalisme adalah aliran filsafat yang hendak memahami masalah yang muncul dalam sejarah filsafat.

Page 18: Materi Pembelajaran EPI 2016

6. Empirisme aliran ini berpedoman pada kepercayaan yang telah dilalui melalui pengalaman.

7. Humanisme merupakan aliran yang bersifat individu lebih mengutamakan dan memberikan kemerdekaan dalam berpikir.

8. Rasionalisme akal merupakan satu-satunya sumber pengetahuan yang bisa dijadikan landasan dalam bertindak dan menentukan segala sesuatu.

9. Kritisme merupakan aliran yang menjadi penghubung antara pandangan rasionalisme dan pandangan empirisme.

10.Konstruktivisme menyatakan bahwa pengetahuan bukanlah sesuatu yang bisa diperoleh hanya dengan bersikap pasif namun harus dibangun secara aktif.

Macam - macam Filsafat

Page 19: Materi Pembelajaran EPI 2016

Hubungan Etika – Filsafat – Ilmu Pengetahuan

Ilmu Pengetahuan

Filsafat

Etika

Page 20: Materi Pembelajaran EPI 2016

Etika

Page 21: Materi Pembelajaran EPI 2016

Object Material & Object Formal dalam filsafatSebagai bagian dari ilmu pengetahun maka filsafat pun mempunyai 2 object dalam pembahasannya yaitu Object Material dan Object Formal

Objek material adalah sesuatu yang dijadikan sasaran pemikiran (Gegenstand), sesuatu yang diselidiki atau sesuatu yang dipelajari. Objek material mencakup apapun baik hal yang konkrit (badan manusia, badan hewan, tumbuhan, batu, kayu, tanah) maupun hal yang abstrak (misalnya ide-ide, nilai-nilai, angka). Objek formal adalah sudut pandangan, cara memandang, cara mengadakan tinjauan yang dilakukan oleh seorang pemikir atau peneliti terhadap objek material serta prinsip-prinsip yang digunakannya. Objek formal suatu ilmu tidak hanya memberi keutuhan suatu ilmu akan tetapi pada saat yang sama membedakannya dan bidang-bidang lain. Satu bidang objek material dapat ditinjau dari berbagai sudut pandangan sehingga menimbulkan ilmu yang berbeda pula. Sebagai contoh, misalnya objek materialnya adalah “manusia” dan manusia ini ditinjau dari berbagai sudut pandangan sehingga ada beberapa ilmu yang mempelajari manusia di antaranya : fisiologi, anatomi, psikologi, antropologi, sosiologi, ilmu pendidikan dan sebagainya.

Page 22: Materi Pembelajaran EPI 2016

Beberapa ciri permasalahan FilosofisBersifat sangat umum. Problem kefilsafatan tidak bersangkutan dengan objek-objek atau peristiwa-peristiwa khusus. Dengan kata lain sebagian problim flisafat bersangkutan dengan ide-ide besar (great ideas), misalnya ide tentang kebenaran (truth), kebaikan (goodness) dan keindahan (beauty). Ide-ide pokok itu masingmasing bersangkutan dengan lingkungan tertentu atau dikenakan bagi pokok persoalan tertentu.

Bersifat spekulatif. Persoalan filsafat yang dihadapi manusia melampaui batas pengetahuan sehari-hari bahkan melampaui batas pengetahuan ilmiah. Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang berifat empiris atau pengetahuan yang menyangkut fakta atau kenyataan yang dapat diindera. Pengetahuan fakta adalah pengetahuan yang dapat diukur, dihitung atau ditimbang yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka atau bersifat kuantitatif.

Page 23: Materi Pembelajaran EPI 2016

Bersangkutan dengan nilai-nilai. Persoalan-persoalan kefilsafatan bertalian dengan keputusan-keputusan tentang pernilaian moral, estetis, agama dan sosial. Filsafat merupakan kegiatan untuk mencari kebijaksanaan atau kearifan (wisdom), jadi bukan mencari informasi tentang fakta-fakta.

Yang dimaksud dengan wisdom adalah suatu sikap menilai dan menimbang-nimbang sejumlah tindakan dengan memberikan penafsiran yang masuk akal. Nilai (value) adalah keberhargaan atau keunggulan pada sesuatu hal yang menjadi objek dan keinginan manusia yang didambakan, diperjuangkan dan dipertahankan. Dengan adanya nilai-nilai yang ada dalam kehidupan manusia, maka manusia merasa senang, merasa puas atau merasa bahagia. Nilai-nilai bersangkutan dengan pemahaman dan penghayatan manusia. Para filsuf mendiskusikan pertanyaan tentang nilai-nilai yang terdalam (ultimate values). Kebanyakan pertanyaan kefilsafatan berkaitan dengan hakikat nilai-nilai. Hasil-hasil pemikiran manusia tentang alam, kedudukan manusia dalam alam, sesuatu yang dicita-citakan manusia, semuanya itu secara tersirat mengandung nilai-nilai. Misalnya pertanyaan “apakah Tuhan itu? Jawaban yang diberikan berupa normanorma yang digunakan dalam menilai tindakan dan memberi bimbingan dalam mengadakan pilihan atas perbuatan yang akan dilakukan.

Page 24: Materi Pembelajaran EPI 2016

Bersifat kritis. Filsafat merupakan analisis secara kritis terhadap konsepkonsep dan asumsi-asumsi yang biasanya diterima dengan begitu saja oleh para ilmuwan tanpa sebelumnya diperiksa secara kritis. Setiap bidang pengalaman manusia baik yang menyangkut ilmu maupun agama mendasarkan penyelidikannya pada anggapan-anggapan dasar (assumption) yang diterima sebagai titik tolak untuk pangkal berpikir atau berbuat. Asumsi-asumsi itu diterima dengan begitu saja dan diterapkan tanpa diperiksa secara kritis. Salah satu tugas utama ahli filsafat atau seorang filsuf adalah memeriksa dan menilai asumsi-asumsi, mengungkapkan artinya dan menentukan batas-batas penerapannya.

Page 25: Materi Pembelajaran EPI 2016

Bersifat sinoptik. Dengan pandangan sinoptik dimaksudkan “meninjau halhal atau benda-benda secara menyeluruh”. Ilmu hanya membahas aspek khusus atau aspek tertentu dan benda-benda. Dalam menghadapi kenyataan yang manusia terlibat di dalamnya, para filsuf berusaha mengadakan generalisasi, mengadakan sintesis, mengadakan kritik dan menyatupadukan (mengintegrasikan). Dengan demikian persoalan filsafat mencakup struktur kenyataan sebagai suatu keseluruhan. Filsafat merupakan ilmu yang membuat susunan kenyataan sebagai keseluruhan. (

Page 26: Materi Pembelajaran EPI 2016

Bersifat implikatif. Kalau sesuatu persoalan kefilsafatan sudah dijawab, maka dari jawaban itu akan memunculkan persoalan baru yang saling berhubungan. Jawaban yang dikemukakan mengandung akibat-akibat lebih jauh yang menyentuh kepentingan-kepentingan hidup yang pokok bagi manusia. Pertanyaan-pertanyaan mutakhir yang menyangkut manusia misalnya : Apakah manusia seutuhnya itu? Apakah manusia yang berkualitas itu? Apakah negara yang adil dan makmur itu? Semua pertanyaan yang diajukan itu bersifat implikatif karena pertanyaan itu sebagai kelanjutan (implikasi) dari jawaban pertanyaan yang jauh sebelumnya sudah dipersoalkan oleh para filsuf yaitu: Apakah manusia itu?

Page 27: Materi Pembelajaran EPI 2016

Pertanyaan Apa (What). Pertanyaan yang diajukan oleh para filsuf yang pertama kali adalah pertanyaan “apa”. Misalnya ditanyakan “Apakah gempa itu?”; “Apakah pelangi itu?”; “Apakah hujan itu?”; “Apakah manusia itu?”. Pertanyaan ini dimaksudkan agar dapat diperoleh pengetahuan tentang “keapaan” (whatness) dan sesuatu hal, atau pengetahuan tentang hakikat atau essensi dan sesuatu yang ditanyakan. Hakikat ini dianggap menentukan adanya sesuatu hal. Dengan pertanyaan “apa” diharapkan dapat diperoleh pengetahuan yang bersifat teoritis, artinya sekedar memperoleh pengetahuan tentang sifat-sifat hakikat atau sifat-sifat yang menentukan keapaan sesuatu hal.

Page 28: Materi Pembelajaran EPI 2016

Pertanyaan Mengapa (Why). Para filsuf tidak puas dengan hanya memperoleh pengetahuan tentang sifat-sifat sesuatu hal yang dihadapi. Pikirannya bergerak lebih lanjut sehingga mengajukan bentuk pertanyaan yang lain yaitu “mengapa”. Ketika menghadapi dunia para filsuf merasa bahwa dirinya belum mengetahui dan untuk itu berhasrat memperoleh bentuk pengetahuan yang lain dengan menanyakan mengapa peristiwa itu dapat terjadi. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan akan sia-sia kecuali kalau di dunia ini terdapat sifat-sifat yang saling berkaitan yang memberikan dasar bagi jawaban yang akan diperoleh. Sifat-sifat yang terdapat dalam dunia didekati dengan berbagai cara dari berbagai jenis pertanyaan sesuai dengan keperluan, kebiasaan dari perspektif intelektual yang mengajukan pertanyaan. Pada umumnya untuk memperoleh pengetahuan tentang sifat-sifat yang saling berkaitan adalah dengan mengajukan pertanyaan mengapa. Pertanyaan mengapa mengandung tiga arti yaitu: (a) sebab (causal) (b) tujuan (telic) (c) struktural (structural)

Page 29: Materi Pembelajaran EPI 2016

(a) Pertanyaan “mengapa” yang berarti sebab (causal). Dengan mengajukan pertanyaan mengapa, manusia ingin mengetahui peristiwa-peristiwa yang mendahului atau peristiwa yang mengakibatkan terjadinya sesuatu gejala. Misalnya pertanyaan “Mengapa terjadi halilintar?” Jawabnya, karena muatan listrik (kilat) berbenturan dengan awan. “Mengapa Anda pincang?” Dijawab, karena lutut saya luka. Penemuan dan generalisasi tentang hubungan sebab-akibat (kausal) dilakukan dengan metode empiris, dengan mendasarkan diri pada banyaknya rangkaian peristiwa yang telah terjadi dalam kondisi yang terkontrol.

Page 30: Materi Pembelajaran EPI 2016

(b) Pertanyaan “mengapa” yang berarti tujuan (telic). Seringkali kalau ada orang diajukan pertanyaan “Mengapa Anda pergi ke Malioboro?” Jawaban yang dikemukakan misalnya “untuk membeli buku”; “untuk membeli baju”; “untuk meilihat-lihat saja”; “hanya sekedar jalan-jalan”. Dengan pertanyaan semacam itu, berarti orang tidak mengharapkan memperoleh pengetahuan tentang sebab seseorang melakukan perbuatan akan tetapi menanyakan tujuan mengapa dia melakukan hal itu. Jawaban atas pertanyaan “mengapa” merupakan suatu peristiwa yang terjadi sesudah perbuatan pokoknya. Jadi, kegiatan “pergi” ini mendahului perbuatan “membeli” buku.

Page 31: Materi Pembelajaran EPI 2016

(c) Pertanyaan “mengapa” yang berarti struktural. Kadang-kadang pertanyaan “mengapa” dijawab tidak dengan meninjau ke belakang (masalah sebab) atau dengan meninjau ke depan (masalah tujuan). Dalam hal ini pertanyaan mengapa jawabannya dilakukan dengan menghubung-hubungkan gagasan-gagasan khusus dengan kumpulan gagasan yang sudah dikenal. Misalnya “Sekarang dingin, karena musim hujan”; “Ia berbicara seperti itu sebab ia mahasiswa fakultas filsafat”. Dengan demikian jawaban yang diberikan seseorang berdasarkan struktur yang lebih rumit. Hal-hal seperti itu terutama berdasar pada struktur yang agak ilmiah dan teologis misalnya “ Ia bertingkah laku seperti itu sebab menderita perasaan rendah diri”; Semua yang terjadi adalah wujud dari kekuasaan Tuhan”. Ada kemungkinan untuk menafsirkan kembali sesuatu penjelasan struktural (seperti halnya penjelasan tujuan) sebagai kumpulan penjelasan menurut sebab; cara ini banyak dilakukan oleh kaum positivisme. Bagi penganut positivisme, suatu penjelasan yang bukan kausal (sebab) tidak dianggap sah secara objektif.

Page 32: Materi Pembelajaran EPI 2016

Aliran-aliran dalam Etika1. Etika Naturalisme, ialah aliran yang beranggapan bahwa kebahagian manusia

didapatkan dengan menurutkan panggilan natura (fitrah) kejadian manusia sendiri.2. Etika Hedonisme, aliran yang berpendapat bahwa perbuatan susila ialah perbuatan

yang menimbulkan hedone (kenikmatan dan kelezatan)3. Etika Utilitarianisme, aliran yang menilai baik dan buruknya perbuatan manusia

ditinjau dari kecil dan besarnya manfaatnya bagi manusia4. Etika Idealisme, aliran yang berpendirian bahwa perbuatan manusia janganlah terikat

pada sebab-musabab lahir, tetapi haruslah berdasarkan pada prinsip kerohanian yang lebih tinggi.

5. Etika Vitalisme, aliran yang menilai baik/buruknya perbuatan manusia sebagai ukuran ada tidak adanya daya hiudp yang mengendalikan perbuatan itu

6. Etika Theologis, aliran yang berkenyakinan bahwa ukuran baik/buruknya perbuatan manusia itu dinilai dengan sesuai dan tidaknya dengan perintah Tuhan (H. ending Saifudin Anshari, Ilmu, Filsafat dan Agama, PT. Bina Ilmu, Hal.96-97)

Page 33: Materi Pembelajaran EPI 2016

Tahapan Etika

dalam studi etika sebagai suatu cabang filsafat para ahli telah melakukan analisa dan sintesa yang hasilnya adalah Tiga tahapan etika yang saling berhubungan yang biasa disebut dengan Etika Deskriptif, Normatif, dan Meta Etika, yang juga disebut Etika Umum yang merupakan kebalikan dari Etika Khusus.

Page 34: Materi Pembelajaran EPI 2016

Etika DeskriptifErat hubungan nya dengan antroplogi, sosiologi dan psikologi dan bersandar pada ketiganya. Mempelajari dan menguraikan moral suatu masyarakat, kebudayan dan bangsa.Pendekatan etika deskripitf dipastikan oleh fakta moral yang menggambarkan bagaimana bentuknya dibandingkan dengan bentuknya dalam masyarakat yang berlainan, diselidiki sejarahnya, jangkauannya, dan seterusnya.

Page 35: Materi Pembelajaran EPI 2016

Etika NormatifSecara sistematis berusaha menyajikan serta membenarkan suatu system moral, berusaha mengembangkan serta membenarkan prinsip dasar moral atau nilai-nilai dasar suatu system moral.Dimana system itu sendiri merupakan prinsip atau nilai dasar moral dan aturan moral yang khusu menguasai perilaku manusia dalam arti mengahapuskan tindakan-tindakan yang buruk atau tidak bermoral, dan mengajurkan perilaku yang bermoral.

Page 36: Materi Pembelajaran EPI 2016

Meta Etika

Merupaka studi tentang etika normative, ia kadang kala disebut etiaka analistis, meta etika mengkaji makna istilah-istilah, oral, dan logika dari penalaran moral.

Page 37: Materi Pembelajaran EPI 2016

Profesi dan Profesionalsme

Page 38: Materi Pembelajaran EPI 2016

PROFESI, adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian. Profesi berasal dari bahasa latin “Proffesio” yang mempunyai dua pengertian yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Bila artinya dibuat dalam pengertian yang lebih luas menjadi kegiatan “apa saja” dan “siapa saja” untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keahlian tertentu. Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik.Pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam

adalah: sebuah profesi sudah pasti menjadi sebuah pekerjaan, namun sebuah pekerjaan belum tentu menjadi sebuah profesi. Profesi memiliki mekanisme serta aturan yang harus dipenuhi sebagai suatu ketentuan, sedangkan kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan yang rumit seperti itu. Hal inilah yang harus diluruskan di masyarakat, karena hampir semua orang menganggap bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama.

Definisi Profesi

Page 39: Materi Pembelajaran EPI 2016

Menurut Artikel dalam International Encyclopedia of education, ada 10 ciri khas suatu profesi, yaitu:1. Suatu bidang pekerjaan yang terorganisir dari jenis intelektual yang terus berkembang

dan diperluas2. Suatu teknik intelektual3. Penerapan praktis dari teknik intelektual pada urusan praktis4. Suatu periode panjang untuk pelatihan dan sertifikasi5. Beberapa standar dan pernyataan tentang etika yang dapat diselenggarakan6. Kemampuan untuk kepemimpinan pada profesi sendiri7. Asosiasi dari anggota profesi yang menjadi suatu kelompok yang erat dengan kualitas

komunikasi yang tinggi antar anggotanya8. Pengakuan sebagai profesi9. Perhatian yang profesional terhadap penggunaan yang bertanggung jawab dari

pekerjaan profesi10. Hubungan yang erat dengan profesi lain

Ciri ciri Profesi

Page 40: Materi Pembelajaran EPI 2016

KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA: Profesional bersangkutan dengan profesi yang memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya

TANRI ABENG (2002): Seorang profesional harus mampu menguasai ilmu pengetahuannya secara mendalam, mampu melakukan kerativitas dan inovasi atas bidang yang digelutinya serta harus selalu berfikir positif dengan menjunjung tinggi etika dan integritas profesi

Profesional tidak hanya berarti ahli saja. Namun selain memiliki keahlian juga harus bekerja pada bidang yang sesuai dengan keahlian yang dimilikinya tersebut. Seorang profesional tidak akan pernah berhenti menekuni bidang keahlian yang dimiliki. Selain itu, seorang profesional juga harus selalu melakukan inovasi serta mengembangkan kemampuan yang dimiliki supaya mampu bersaing untuk tetap menjadi yang terbaik di bidangnya.

Definisi Profesional

Page 41: Materi Pembelajaran EPI 2016

Profesionalisme (profésionalisme) ialah sifat-sifat (kemampuan, kemahiran, cara pelaksanaan sesuatu dan lain-lain) sebagaimana yang sewajarnya terdapat pada atau dilakukan oleh seorang profesional. Profesionalisme berasal daripada profesion yang bermakna berhubungan dengan profesion dan memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya, (KBBI, 1994). Jadi, profesionalisme adalah tingkah laku, kepakaran atau kualiti dari seseorang yang profesional (Longman, 1987).

Profesional tidak hanya berarti ahli saja. Namun selain memiliki keahlian juga harus bekerja pada bidang yang sesuai dengan keahlian yang dimilikinya tersebut. Seorang profesional tidak akan pernah berhenti menekuni bidang keahlian yang dimiliki. Selain itu, seorang profesional juga harus selalu melakukan inovasi serta mengembangkan kemampuan yang dimiliki supaya mampu bersaing untuk tetap menjadi yang terbaik di bidangnya.

Definisi Profesionalisme

Page 42: Materi Pembelajaran EPI 2016

Kualiti profesionalisme didukung oleh ciri-ciri sebagai berikut:

• Punya ketrampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran dalam menggunakan peralatan tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas yang bersangkutan dengan bidang tadi

• Punya ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis suatu masalah dan peka di dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat dalam mengambil keputusan terbaik atas dasar kepekaan

• Punya sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan mengantisipasi perkembangan lingkungan yang terbentang di hadapannya

• Punya sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi serta terbuka menyimak dan menghargai pendapat orang lain, namun cermat dalam memilih yang terbaik bagi diri dan perkembangan pribadinya

Page 43: Materi Pembelajaran EPI 2016

Islam (Agama)

Page 44: Materi Pembelajaran EPI 2016

Definisi Agama

• Bahrun Rangkuti, seorang muslim cendekiawan sekaligus seorang linguistik, mengatakan bahwa definisi dan pengertian agama berasal dari bahasa Sansekerta; a-ga-ma. A (panjang) artinya adalah cara, jalan, The Way, dan gama adalah bahasa Indo Germania; bahasa Inggris To go artinya jalan, cara-cara berjalan, cara-cara sampai kepada keridhaan kepada Tuhan.

• R.R. Marett, seorang ahli antropologi Inggris mengatakan bahwa definisi dan pengertian agama itu menyangkut lebih dari pada hanya pikiran, yaitu perasaan dan kemauan juga, dan dapat memanifestasikan dirinya menurut segi-segi emosionilnya walaupun idenya kabur.

Page 45: Materi Pembelajaran EPI 2016

Definisi Agama

• J. G. Frazer, megatakan agama adalah suatu ketundukan atau penyerahan diri kepada kekuatan yang lebih tinggi dari pada manusia yang dipercayai mengatur dan mengendalikan jalannya alam dan kehidupan manusia.

• Eden Sheffield Brigtman, memberikan definisi dan pengertian agama, yaitu bahwa agama merupakan suatu unsur pengalaman-pengalaman yang dipandang mempunyai nilai yang tinggi; pengabdian kepada suatu kekuasaan-kekuasaan yang dipercayai sebagai sesuatu yang menjadi asal mula, yang menambah dan melestarikan nilai-nilai ini; dan sejumlah ungkapan yang sesuai tentang urusan serta pengabdian tersebut baik dengan cara melakukan upacara- upacara yang simbolis maupun melaui perbuatan-perbuatan yang lain yang bersifat perseorangan serta yang bersifat kemasyarakatan.

Page 46: Materi Pembelajaran EPI 2016

Definisi Agama

• Menurut Mohamad Taqi Mizbah Yazdi, kata addiin secara leksikal berasal dari bahasa Arab berarti ketaatan dan balasan, secara tehnis addiin berarti mengimani kepada yang Menciptakan alam semesta dan isinya, dan taat serta tunduk pada hukum praktis sesuai dengan keimanan tersebut

• Harun Nasution mengatakan bahwa agama dilihat dari sudut muatan atau isi yang terkandung di dalamnya merupakan suatu kumpulan tentang tata cara mengabdi kepada Tuhan yang terhimpun dalam suatu kitab, selain itu beliau mengatakan bahwa agama merupakan suatu ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi.

Page 47: Materi Pembelajaran EPI 2016

Agama dalam Pandangan IslamSecara etimologis kata Din bermakna taat, tunduk, patuh, berutang, memiliki, menghukum, memaksa. Kalau diperhatikan masing-masing makna ad Din, ia mempunyai dua pihak. Misalnya kata taat artinya ada orang yang taat atau tunduk dan patuh sekaligus adal yang ditaati, dipatuhi. Makna din dalam arti hutung juga mempunyai dua unsur yaitu orang yang berhutang dan orang yang memberi hutang.Din dalam arti memiliki tentu ada yang memikili dan ada yang dimiliki, demikian pula din dalam arti memaksa, menghukum dan membalas semua itu mempunyai dua aspek yang memaksa dan yang dimaksa, yang menghukum dan dihukum, yang dibalas dan yang dibalas.

Page 48: Materi Pembelajaran EPI 2016

Kata Al-Diin dalam Al-Qur’an

Ayat-ayat yang menggunakan kata al din dalam al Qur’an: 

ة بع مل ه وهو محسن وات ومن أحسن دينا ممن أسلم وجهه لله إبراهيم خليال خذ الل إبراهيم حنيفا وات

 Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya. (QS al Nisa/4: 125)

Page 49: Materi Pembelajaran EPI 2016

Kata Al-Diin dalam Al-Qur’anAyat-ayat yang menggunakan kata al din dalam al Qur’an: 

ذين أوتوا الكتاب إال من بعد ما ه اإلسالم وما اختلف ال إن الدين عند الله سريع الحساب ه فإن الل جاءهم العلم بغيا بينهم ومن يكفر بآيات الل

Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah

diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di

antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat

hisab-Nya.(QS ali Imran/3:19)

Page 50: Materi Pembelajaran EPI 2016

Unsur penting dalam Aagama

•Beriman kepada yang ghaib ( بالغيب ( االيمان•Beriman kepada hari kebangkitan dan pembalasan ( والجزاء ببعث (االيمان

•Beramal shalih ( الصالح ( العمل

Page 51: Materi Pembelajaran EPI 2016

Fungsi AgamaMuhammad Abdullah Darraz fungsi al din atau agama ada tiga yaitu:• Menunjuki menusia kepada kebenaran sejati.

Manusia telah diberikan oleh Allah potensi batin berupa akal, hati dan indra, namun segala potensi yang dimilikinya itu sangat tergantung kepada apa yang dilihat, apa yang dirasa dan pengalaman sosialnya. Dengan berbagai potensi itu manusia mencari kebenaran, namun tidak dapat mencapai hasil maksimal. Maka melalui agama kebenaran hakiki atau sejati dapat dicapai.Katakanlah: "Apakah di antara sekutu-sekutumu ada yang menunjuki kepada kebenaran?" Katakanlah: "Allah-lah yang menunjuki kepada kebenaran". Maka apakah orang-orang yang menunjuki kepada kebenaran itu lebih berhak diikuti ataukah orang yang tidak dapat memberi petunjuk kecuali (bila) diberi petunjuk? Mengapa kamu (berbuat demikian)? Bagaimanakah kamu mengambil keputusan? (QS Yunus/10:35)

Page 52: Materi Pembelajaran EPI 2016

Fungsi Agama• Menunjukkan manusia kepada kebahagiaan hakiki.

Dalam mengarungi bahtera kehidupan di dunia ini, Allah telah memberikan berbagai fasilitas hidup. Dan dengan segala sarana itu manusia berharap dan mencari kebahagiaan, namun kebahagiaan yang hakiki tidak dapat dicapai. Maka melalui agama inilah kebahagiaan hakiki itu dapat terwujud.(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS al Ra’d/13 : 28)

Page 53: Materi Pembelajaran EPI 2016

Fungsi Agama• Menunjukkan manusia kepada kebahagiaan hakiki.

Dalam mengarungi bahtera kehidupan di dunia ini, Allah telah memberikan berbagai fasilitas hidup. Dan dengan segala sarana itu manusia berharap dan mencari kebahagiaan, namun kebahagiaan yang hakiki tidak dapat dicapai. Maka melalui agama inilah kebahagiaan hakiki itu dapat terwujud.(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS al Ra’d/13 : 28)

Page 54: Materi Pembelajaran EPI 2016

Manusia Dalam Pandangan IslamKarena salah satu Object material dari filsafat adalah Manusia, maka akan muncul pertanyan tentang manusia itu sendiri, apa itu manusia? Dalam Al-Qur’an terdapat 3 kata yang berarti manusia , Al-Basyar, Al-Insan dan An-Nas yang mengandung makna yang berbeda, Basyar berhubungan dengan Jasmaniah sedangkan Al-Insan mengandung makna manusia secara Ruhaniah(Psikologi). Dan Annaas manusia dalam Pandangan Sosiologi.

Seorang filsuf besar bangsa yunani, Aristoteles (384-322 SM) memberikan definisi bahwa: manusia itu adalah hewan yang berakal sehat, yang mengeluarkan pendapatnya, yang berbicara berdasarkan akal-pikirannya.

Page 55: Materi Pembelajaran EPI 2016

Manusia Dalam Pandangan IslamBapak sosiologi dan sarjana ilmu politik muslim kelahiran Tunisia yang hidup pada 1332-1406 M, Ibnu Khaldun, dalam karya utamanya Muqadimmah menuliskan: Kemudian ketahuilah, bahwa الله membedakan manusia dari lain-lain hewan dengan kesanggupan berfikir, sumber dari segala kesempurnaan dan puncak dai segala kemulian dan ketinggian diatas mahluk lain. Sebabnya adalah pengertian, yaitu kesadaran dalam diri tentang yang terjadi diluarnya, hal ini hanya ada pada hewan dengan perantara panca indera yang diberikan الله kepanya. Manusia memahami ini dengan perantaraan pikirannya yang ada dibalik panca indera. Pikiran bekerja dengan perantara kekuatan yang ada ditengah-tengah otak yang memberi kesanggupan menangkap benda yanang yang bias diterima panca indera dan kemudia mengembalikannya kedalam ingatan sambil meringkas banyangan lain dari benda itu

Page 56: Materi Pembelajaran EPI 2016

Manusia Dalam Pandangan IslamAs Syaikh Mustafa Al-Maraghi, seorang mufassir besar Islam, menafsirkan makna hidayat sebagai berikut:…ada lima macam dan tingkatan hidayat yang dianugrahkan الله kepada manusia, yaitu: 1. Hidayat al-Ilhami, garizah atau instink. 2. Hidayat al-Hawasi, Indera . 3. Hidaya al-Aqli, akal dan Budi. 4. Hidayat al-Adyani, agama. 5. Hidayat al-Taufiqi.Hidayat yang ketiga lebih tinggi tingkatannya dari hidayat ke-1 dan 2 yang juga diberikan الله kepada Hewan, sehingga hidayat tersebutlah yang membedakan antara manusia dan Hewan.

Page 57: Materi Pembelajaran EPI 2016

Etika dan Agama

Page 58: Materi Pembelajaran EPI 2016

Akal, Wahyu dan KesadaranKarunia Tuhan yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah akal. Karena dengan akal manusia dapat berpikir dan merenung hingga memahami keesaan dan kekuasaan Allah Swt. Perintah-perintah Allah dan Rasulallah hanya ditujukan kepada mereka yang berakal. Oleh karena itu syarat sahnya seluruh ibadah adalah berakal. Sebab orang yang tidak berakal atau orang yang tidak mampu memfungsikan akalnya tidak terkena hokum, sabda Nabi:

ى يبرأ، وعن رفع القلم عن ثالثة: عن المجنون المغلوب على عقله حتى يحتلم ى يستيقظ، وعن الصبي حت ائم حت الن

Tiga orang terbebaskan dari kewajiban: orang gila hingga ia sembuh, orang tidur hingga ia bangun dan anak kecil hingga ia dewasa. (Shahih Muslim 3 : 1459, Kitab al-Imarah, Dar Ihya`it Turats, cet.1.)

Page 59: Materi Pembelajaran EPI 2016

Akal, Wahyu dan KesadaranKebodohan adalah kegelapan. Orang yang bodoh tidak akan menerima cahaya karena terhijab oleh kebodohannya. Apabila ia beribadah ia tidak memahami apa yang dilakukanya. Rasulallah bersabda: Tidurnya orang yang berakal lebih baik daripada beribadahnya orang bodoh . Berdirinya orang yang berakal lebih baik daripada keluarnya orang bodoh ke suatu negeri mencari kebaikan dan pahala, seperti pergi haji atau jihad. [Kitab al Syafi, jilid. 1, hal.85]. 

الدين هو العقل ال دين لمن ال عقل لهAgama adalah akal dan tidak ada agama bagi orang yang tidak berakal.  Orang bodoh senang mengikuti kebanyakan orang di muka bumi, padahal kebanyakan manusia di muka bumi berada dalam kesesatan. Allah berfimran:

وك عن سبيل الله وإن تطع أكثر من في األرض يضلDan jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di muka bumi, mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah [QS.al An.am/6:116]

Page 60: Materi Pembelajaran EPI 2016

Menurut ulama Asy'ariyah dan Jabariyah bahwa akal manusia tidak mampu menentukan nilai baik dan buruk secara mandiri. Karena yang dimaksud dengan baik adalah apa yang dikatakan baik oleh Syari' dan yang buruk adalah apa yang dikatakan buruk oleh Syari'. Pendek kata, baik dan buruk adalah apa yang dikatakan Tuhan. Manusia dengan akalnya tidak dapat menentukan nilai baik dan buruk. Menurut ulama Asy'ariyah apabila wahyu belum turun kepada suatu kaum, maka kaum itu tidak akan disiksa sekalipun berbuat jahat menurut akal. Misalnya orang yang membunuh, memperkosa dan sebagainya, selama belum turun kepadanya wahyu atau belum sampai dakwah Islam kepadanya, maka Allah Swt tidak akan menyiksanya.

Akal, Wahyu dan Kesadaran

Page 61: Materi Pembelajaran EPI 2016

Akal, Wahyu dan Kesadaran

Demikian pula sebaliknya, apabila ia berbuat baik dalam pandangan akal, Allah Swt tidak akan memberinya ganjaran dan pahala selama dakwah Islam belum sampai kepadanya. Menurut mazhab ahlul bait, baik dan buruk dapat ditentukan oleh akal secara mandiri. Manusia dengan kemampuan akalnya dapat menentukan bahwa dusta, membunuh, mencuri itu buruk dan juga manusia secara mandiri dapat menentukan bahwa menolong orang lain, shalat, makan, menjaga kesehatan adalah baik sekalipun wahyu belum menjelaskannya.

Page 62: Materi Pembelajaran EPI 2016

Akal, Wahyu dan KesadaranNamun, apakah yang dianggap baik oleh akal otomatis baik menurut wahyu ? Kehadiran al Qur'an adalah untuk menegaskan bahwa perbuatan menolong orang itu baik dan membunuh itu buruk dan sebagainya. Karena akal yang sehat itu tidak mungkin menilai bahwa membunuh itu baik. .

Page 63: Materi Pembelajaran EPI 2016

Akal, Wahyu dan KesadaranSyeh Muhammad Ridho Mudzaffar dalam bukunya “Aqaid Imamiyah” menegaskan bahwa ada tiga makna yang dipahami manusia dalam melihat baik dan buruk:Pertama, baik adalah kesempurnaan dan buruk adalah kekurangan. Dalam makna ikhtiyari dan berkaitan langsung dengan perbuatan manusia, disepakati bahwa ilmu dan belajar itu baik, karena keduanya akan mengantarkan kepada kesempurnaan atau keduanya merupakan kesempuraan itu sendiri. Bodoh dan pemalas itu buruk, karena keduanya merupakan kekurangan. Kedua, baik adalah kesenangan dan keindahan. Sebaliknya buruk adalah kepedihan. Indah itu baik, tidur sedikit di siang hari, makan ketika lapar itu semua adalah kebaikan karena membuat orang senang. Sebaliknya sedih, tidur dalam keadaan kenyang adalah buruk dan sebagainya.

Page 64: Materi Pembelajaran EPI 2016

Akal, Wahyu dan Kesadaran• Ketiga, baik adalah yang terpuji dan buruk adalah yang tercela. Setiap

yang tercela adalah buruk dan setiap yang terpuji adalah baik. Ketiga makna baik dan buruk ini dapat ditentukan oleh akal manusia. Namun tidak sedikit orang yang mempunyai akal dan pengetahuan dapat membedakan baik dan buruk, tetapi kesadarannya tidak ada hingga ia pada relatisnya telah berbuat yang buruk menurut akal dan syari'at. Itulah sebabnya kesadaran itu sangat penting. Allah Swt sangat mencela orang-orang yang mengetahui kebenaran dan kebaikan bahkan ia menyuarakan kebenaran, tetapi dalam aplikasi sosialnya justru berbuat keburukan dan kebatilan.

Page 65: Materi Pembelajaran EPI 2016

Etika Profesi dalam Perfektif Islam

Page 66: Materi Pembelajaran EPI 2016

PENGERTIAN HAK CIPTA & PLAGIAT DALAM

PANDANGAN ISLAMGhasab adalah menguasai hak orang lain dengan jalan tidak benar dan

dzalim.

Hukuman bagi Plagiator adalah wajib mengebalikan apa yang telah diambilya.

Hasyiyah Bujayromy ‘Alal Khatib, VIII,348; Nihayatuz, 264

Page 67: Materi Pembelajaran EPI 2016

Fathi al-Duraini, Haqq al-Ibkarfi Fiqh al-islami al-Muqaran.14) Dalam kitabnya al-Duraini menjelaskan bahwa hak cipta dapat digolongkan sebagai nal (harta). Sebab didalam hak cipta menurutnya terdapat unsur manfaat dan `urf, selain itu juga al-Duraini menyatakan bahwa hak cipta dapat merujuk kepada teori harta dengan menggunakan perbandingan ulama mazhab.

Zuhad, Pandangan Hukum Islam terhadap pembajakan dan akibat hukumnya dalam H. Chuzaimah T. Yanggo dan HA. Hafiz Anshary AZ (editor), Judul buku Problematika Hukum Islam Kontemporer. 15) dalam buku tersebut, Zuhad mengemukakan tentang pandangan hukum islam terhadap pembajakan dan akibat hukumnya. Menurutnya, sebagaimana yang dikatakan jumhur ulama islam bahwa setiap sesuatu yang bernilai adalah hak.

Page 68: Materi Pembelajaran EPI 2016

Teungku Muhammad Hasbi ash-shiddieqy dalam bukunya yang berjudul Pengantar fiqih Muamalah, 16) Hak dibagi menjadi 2 bagian yaitu pengertian secara khusus dan umum. Hak Secara khusus didefinisikan sebagai “sekunpulan kaidah dan nash yang mengatur dasar-dasar yang harus ditaati dalam hubungan sesama manusia, baik mengenai individu, maupun mengenai harta”.

Ahmad Azhar Bashir, Asas-asas Hukum Mualmalat (Hukum perdata Islam) 17) menjelaskan tentang macam-macam hak. Diantaranya, azhar menyebutkan tentang kebendaan (berupa benda) dan bukan kebendaan (bukan berupa kebendaan). Selanjutnya dijalaskan dalam buku tersebut menyangkut tata cara mewariskan hak.

Page 69: Materi Pembelajaran EPI 2016

Ekslopedi Hukum Islam 18) dikemukakan beberapa pengertian hak yang dikemukakan para ulama figh. Sebagian ulama mutaakhkhirin (generasi belakangan) mendefinisikan hak sebagai suatu hukum yang telah ditetapkan secara syara. “Syeikh al-khafifi (ahli fiqh Mesir) mengartikannya sebagai kemaslahatan yang diperoleh.

16) Teungku Muhammad Hasbi ash-shiddieqy. Cet. IV (Semarang:Pustaka Rizki Putera, 2001).17) Ahmad Azhar Bashir, Asas-asas Hukum Mualmalat (Hukum perdata Islam), edisi Revisi (Yogyakarta:UII Press, 2000).18) Dahlan, Abdul Azis “Ensiklopedi Hukum Islam, Cet. III, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994), hlm, 486

Page 70: Materi Pembelajaran EPI 2016

19) Tim Penyusun Direktorar jendral Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta.20) Tanya-Jawab UU No.19/2002 Tentang Hak Cipta Lengkap dan terpadu dengan Jawabannya. Cet. 1(Semarang: Dahara Prize, 2003).

Undang-undang Nomor 19 tahun 2002 19) tentang hak cipta mendefinisikan hak cipta dengan hak ekslusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atua memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut perundang-undangan yang berlaku.

Sedangkan dalam buku Tanya Jawab UU No. 19/2002 tetang Hak Cipta lengkap dan Terpadu dengan Jawabannya,14) menjelaskan tentang hak ekslusif, yaitu hak yang semata-mata diperuntukan bagi pemegangnya sehingga tidak ada pihak lain yang boleh memanfaatkan hak tersebut tanpa izin pemegangnya. Dalam pengertian mengumumkan atau memperbanyak, termasuk menerjemah, mengadaptasi, mengaransemen, mengalihwujudkan, menjual, menyewakan, meminjamkan, mengimpor, memamerkan, mempertunjukan kepada publik, menyiarkan, merkam, dan mengkomunikasikan ciptaan kepada publik melalui sarana apapun.

Page 71: Materi Pembelajaran EPI 2016

Perbedaan penelitian yang dilakukan penulis dengan penelitian-penelitian terdahulu yaitu antara lain :

a)Pertama , dalam penelitian ini memperbandingkan antara pelanggaran Hak Cipta dalam Undang-Undang No.19 Tahun 2002 dengan ketentuan dalam huku Islam yang meliputi bentuk pelanggaran dan ketentuan-ketentuan sanksinya.

b)Kedua, dalam penelitian ini, secara detail menyebutkan berbagai bentuk pelanggaran Hak Cipta yang teridiri dari : menyebarkan, menggandakan, mempublikasikan dan lain-lain.

Terdapat persamaan dan perbedaan mengenai bentuk-bentuk pelanggaran terhadap hak cipta dalam hukum Islam dan Undang-Undang Hak Cipta. Persamaannya terletak pada pandangan terhadap hak cipta sebagai hak milik bagi penciptanya dan dapat diwariskan kepada ahli warisnya masing-masing. Sedangkan perbedaannya terletak pada subyek, bentuk serta saksi yang diterapkan bagi pelanggaran Hak Cipta.

Page 72: Materi Pembelajaran EPI 2016

21) Untuk lebih jelasnya pendapat Fathi al-Daraini bisa dibaca dalam kitabnya al-Fiqhu al-Islam al-Muqaran Ma’a al-Madzahib (Damsyiq: Mathba’ah at-Thurbin t.th), hlm 223-244.22) Ibid, hlm 121.23) Dahlan, Abdul Azis “Ensiklopedi Hukum Islam, Jilid III, ( Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve)

Menurut Imam al-Qurafi bahwa hasil karya cipta (hak cipta) tidak boleh diperjual-belikan, karena hal tersebut tidak bisa dipisahlkan dari sumber aslinya. Namun pendapat Imam al-Qurafi dibantah oleh fathi al-daraini yang berpendapat bahwa hak cipta merupakan sesuatu yang bisa diperjual-belikan, karena adanya pemisahan dari pemiliknya. Dalam masalah hak cipta ini fathi al-daraini menyaratkan harus ada standar orisinalitas yang membuktikan keaslian ciptaan tersebut. 12)

Page 73: Materi Pembelajaran EPI 2016

Secara umum, hak diartikan sebagai “ Suatu ketentuan yang dengannya syara’ menetapkan suatu kekuasaan atau suatu beban hukum” .22) Sumber hak itu sendiri menurut Ulama Fiqih ada 5 yaitu :

1)Syara’, seperti berbagai ibadah yang diperintahkan2)Akad, seperti akad jual-beli, hibah, dan wakaf dalam pemindahan hak milik.3)Kehendak Pribadi, seperti janji dan nazar.4)Perbuatan yang bermanfaat5)Perbuatan yang menimbulkan kemadaratan bagi orang lain, seperti seseorang

membayar ganti rugi akibat kelalaiannya. 23)

21) Untuk lebih jelasnya pendapat Fathi al-Daraini bisa dibaca dalam kitabnya al-Fiqhu al-Islam al-Muqaran Ma’a al-Madzahib (Damsyiq: Mathba’ah at-Thurbin t.th), hlm 223-244.22) Ibid, hlm 121.23) Dahlan, Abdul Azis “Ensiklopedi Hukum Islam, Jilid III, ( Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve)

Page 74: Materi Pembelajaran EPI 2016

Dimensi Akhlak• Setiap warga Muhammadiyah dituntut untuk meneladani perilaku Nabi dalam

mempraktikkan akhlak mulia sehingga menjadi uswah hasanah yang diteladani oleh sesama berupa sifat sidiq, amanah, tabligh dan fathanah.

• عظيم خلق لعلى ك وإن Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.(QS al Qalam/68:4)

Setiap warga Muhammadiyah dalam melakukan amal dan kegiatan hidup harus senantiasa didasarkan kepada niat yang ikhlas dalam wujud amal-amal saleh dan ihsan, serta menjauhkan diri dari perilaku riya, sombong, ishraf, fasad, fahsya, dan kemunkaran

Page 75: Materi Pembelajaran EPI 2016

ه مخلصين له الدين حنفاء ويقيموا وما أمروا إال ليعبدوا اللمة كاة وذلك دين القي الصالة ويؤتوا الز

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.(QS al Bayyinah/98:5)

Setiap warga Muhammadiyah dituntut untuk menunjukkan akhlak yang mulia sehingga disukai/diteladani dan menjauhkan diri dari akhlak yang tercela yang menyebabkan dibenci dan dijauhi sesama.

Setiap warga Muhammadiyah dimanapun bekerja dan menunaikan tugas maupun dalam kehidupan sehari-hari harus benar-benar menjauhkan diri dari perbuatan korupsi dan kolusi sera praktik-praktik buruk lainnya yang merugikan hak-hak publik dan membawa kehancuran dalam kehidupan di dunia ini.

Page 76: Materi Pembelajaran EPI 2016

Dimensi Ibadah

• Setiap warga Muhammadiyah dituntut senantiasa membersihkan jiwa/hati ke arah terbentuknya pribadi yang muttaqin dengan beribadah yang tekun dan menjauhkan diri dari jiwa/nafsu yang buruk sehingga terpancar kepribadian yang saleh yang menghadirkan kedamaian dan kemanfaatan bagi diri dan sesamanya.

اها • دس من خاب وقد اها زك من أفلح قد وتقواها فجورها فألهمها

• Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.(QS al Syas/91:8-10)

Page 77: Materi Pembelajaran EPI 2016

• Setiap warga Muhammadiyah melaksanakan ibadah mahdhah dengan sebaik-baiknya dan menghidupsuburkan amal nawafil (ibadah sunnah) sesuai dengan tuntunan Rasulallah serta menghiasi diri dengan iman yang kokoh, ilmu yang luas, dan amal saleh yang tulus sehingga tercermin dalam kepribadian dan tingkah laku yang terpuji.

• Tujuan hidup manusia adalah mengabdi kepada Allah Ta’ala. Dan tujuan dari ibadah adalah menghidupkan hati dan jiwa agar tercapai ketenagan dan kedamain lahir dan batin. Manusia dalam beribadah terbagi kepada tiga tingakan. Pertama, mereka yang beribadah mengharapkan surga dan kenikmatan. Kedua, mereka yang mencari selamat dari neraka dan siksa dan ketiga mereka yang mengharap cinta Allah Ta’ala.

Page 78: Materi Pembelajaran EPI 2016

Dimensi Muamalah Duniawiyah

Setiap warga Muhammadiyah harus selalu menyadari dirinya sebagai abdi dan khalifah di muka bumi sehingga memandang dan menyikapi kehidupan dunia secara aktif dan positif serta tidak menjauhkan diri dari pergumulan kehidupan dengan landasan iman, islam dan ihsan dalam arti berakhlak karimah.

²ي جاعل² ف²ي األرض² خليفة² قالوا أتجعل² فيه²ا م²ن ك² للمالئكة² إن وإذ قال² رب²ي ح بحمدك² ونقدس² لك² قال² إن يفس²د فيه²ا ويس²فك الدماء ونحن² نس²ب

أعلم ما ال تعلمون Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”(QS al Baqarah/2:30)

Page 79: Materi Pembelajaran EPI 2016

Setiap warga Muhammadiyah senantiasa berpikir secara burhani,bayani dan irfani yang mencerminkan cara berpikir yang islami yang dapat membuahkan karya-karya pemikiran maupun amaliah yang mencerminkan keterpaduan antara orientasi hablumminallah dan hablumminannas serta mashlahat bagi kehidupan manusia.

بحبل² من الله وحبل² ة أين ما ثقفوا إال ضربت² عليهم² الذلاس²² وبآؤوا بغضب²² من²² الله²² وضربت²² عليهم²² من²² النهم² كانوا يكفرون² بآيات² الله² ويقتلون² المس²كنة ذلك² بأن

األنبياء بغير حق ذلك بما عصوا وكانوا يعتدون Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. yang demikian itu Karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.(QS Ali Imran/3:112)

Page 80: Materi Pembelajaran EPI 2016

Setiap warga Muhammadiyah harus mempunyai etos kerja islami, seperti kerja kras, disiplin, tidak menyia-nyiakan waktu, berusaha secara maksimal/optimal untuk mencapai suatu tujuan.

ذين ة ولما يعلم الله ال أم حسبتم أن تدخلوا الجنجاهدوا منكم ويعلم الصابرين

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar.(QS Ali Imran/3:142)

Page 81: Materi Pembelajaran EPI 2016

Prinsip Dasar Etika Islam dan Praktiknya dalam Bisnis

Page 82: Materi Pembelajaran EPI 2016

Prinsip Dasar Etika Islam dan Praktiknya dalam Bisnis

Page 83: Materi Pembelajaran EPI 2016

Prinsip Dasar Etika Islam dan Praktiknya dalam Bisnis

Page 84: Materi Pembelajaran EPI 2016

Prinsip Dasar Etika Islam dan Praktiknya dalam Bisnis

Page 85: Materi Pembelajaran EPI 2016

Prinsip Dasar Etika Islam dan Praktiknya dalam Bisnis

Page 86: Materi Pembelajaran EPI 2016

ETIKA DALAM BEKERJA1. Bekerja Sebagai Ibadah

Bekerja dalam pandangan Islam memilki nilai ibadah, firman الله dalam surat Adzariyat:56: “sesungguhnya tidak aku ciptakan Jin dan Manusia kecuaali agar beribadah kepada-Ku”, kata Li Ya’budun dalam surat tersbut mengandung arti dampak atau akibat atau kesudahan, bahakan dalam melaksanakan shalat kita selalu bersumpah dan berpasrah bahwa hidupku, matiku lillahi rabbil ‘alamiin.Namun kerja yang diluar ibadah ritual bagaimana yang akan berdampak ibadah?Kerja bernilai ibadah apabila ia didasari keikhlasan dan menjadikan si pekerja tidak semata-mata mengharapkan imbalan duniawi saja tetapi ia juga berharap akan balasan yang kekal diyaumil akhirah.Dengan niatan bahwa ia bekerja untuk mendapatkan harta yang akan ia jadikan sebagai sarana bagi dirinya untuk menyelamatkan dirinya dan keluarganya sehingga dapat melakukan perintah الله yang lain.

Page 87: Materi Pembelajaran EPI 2016

2. Bekerja sebagai sebuah Amanah

Kata amanah,aman dan iman berasal dari akar kata yang sama. Seorang disebut beriman bila ia telah menunaikan amanat. له امانة ال لمن ايمان tidak disebut beriman الorang yang tidak menunaikan amanat. Seorang yang menunaikan amanat akan melahirkan rasa aman bagi dirinya dan orang lain. Di dalam al Qur’an banyak ayat yang memerintahkan agar manusia menunaikan amanat yang telah dipercayakan kepadanya. Diantaranya:

موات واألرض والجبال فأبين أن ا عرضنا األمانة على الس إنه كان ظلوما جهوال يحملنها وأشفقن منها وحملها اإلنسان إن

Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,(QS. al Ahzab/33:72)

Page 88: Materi Pembelajaran EPI 2016

Menurut Murtadha Muthahhari amanat dalam ayat diatas artinya taklif , tanggung jawab dan hukum [1]. Artinya amanat manusia harus dibangun berdasarkan tugas dan tanggung jawab. Pendapat senada dikemukakan juga oleh Muhammad Ali al Shobumi, amanah dalam ayat ini adalah taklif syari’at, keharusan menta’atinya dan meninggalkan kemaksiatan[2]. Itulah sebabnya, langit dan bumi tidak sanggup menerimanya. Makhluk-makhluk lain selain manusia, diberi oleh Allah instink termasuk bumi dan langit. Dengan instink ini langit dan bumi tidak dapat menerima amanat seperti tersebut diatas. Apabila amanat itu berupa materi mungkin ia dapat menerima, tanpa ada tanggungjawab ia hanya menerima saja. Seperti amanat Allah kepada Matahari agar ia beredar pada porosnya, demikian pula bumi dan bulan.

[1] Murtahda Muthahhari, Islam dan Tantangan Zaman, (Pustaka Hidayah: Bandung), hal.19[2] Muhammad Ali al Shobumi, Shofwah al Tafasir, (Daar al Fikr: Bairut), jilid. Ke-2, hal. 540

Page 89: Materi Pembelajaran EPI 2016

Profesional dalam Bekerja

ي عامل قل ياقوم اعملوا على مكانتكم إنفسوف تعلمون من تكون له عاقبة الدار ه ال يفلح الظالمون إنKatakanlah: "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik dari dunia ini. Sesungguhnya, orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapat keberuntungan.

Page 90: Materi Pembelajaran EPI 2016

Ayat diatas menunjukkan kepada kita bahwa dalam melakukan sesuatu haruslah dengan kesungguhan dan kemampuan, hal ini berlaku bukan hanya bagi pribadi namun juga akan berlaku juga dalam kelompok atau dengan kata lain sebuah organisasi atau perusahaan.

• Rasulullah saww pernah bersabda:• “sesungguhnya الله senang apabila salah seorang dianatara kamu

mengerjakan suatu pekerjaan, bila dikerjakan dengan baik(jitu)”

 

Page 91: Materi Pembelajaran EPI 2016