Modul-fisika Xii 2012 mm

89
 MODUL UNTUK SMK KELAS 12 SMK ISLAM PB SOEDIRMAN 1 NAMA : ........................................... KELAS : ........................................... ALAMAT : ............................................................................. ............................................................................. ............................................................................. No Telp : .............................................................................. E-Mail : .............................................................................. WebSite : ..............................................................................

description

fisika

Transcript of Modul-fisika Xii 2012 mm

  • MODUL

    FISIKA UNTUK SMK KELAS

    12 SMK ISLAM PB SOEDIRMAN 1

    Oleh RUDY DJATMIKO, S.Si

    NAMA : ...........................................

    KELAS : ...........................................

    ALAMAT : .............................................................................

    .............................................................................

    .............................................................................

    No Telp : ..............................................................................

    E-Mail : ..............................................................................

    WebSite : ..............................................................................

  • i

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, dengan Ilmu-Nya yang Maha Luas, serta kemurahan hatinya, hingga kumpulan Modul Fisika untuk Siswa SMK kelas 12 ini

    dapat diselesaikan.

    Modul Fisika SMK Kelas 12 ini disusun sesuai dengan Standar Kompetensi dan

    Kompetensi Dasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Fisika Kelompok Teknologi dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) / Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK). Karenanya materi yang diuraikan dalam modul ini tidak akan melenceng dari tujuan kurikulum.

    Materi dalam Modul Fisika Smk Kelas 12 ini disajikan dengan seringkas dan sejelas mungkin. Hal ini dimaksudkan agar Siswa bisa lebih cepat menangkap inti dari materi yang sedang dipelajari.

    Kritik dan saran sangat Penulis harapkan demi kesempurnaan modul ini. Kritik dan

    saran dapat disampaikan melalui email [email protected]. Semoga modul ini dapat menghantarkan Siswa SMK menuju sukses.

    Jakarta, 25 Juni 2012 Penulis

    Rudy Djatmiko

  • ii

    DAFTAR ISI

    BAB. 1. GETARAN, GELOMBANG, DAN BUNYI A. Getaran ........................................................................................................................ 1

    B. Gelombang .................................................................................................................. 6 C. Bunyi ......................................................................................................................... 10

    BAB. 2. OPTIK A. Optika Geometri ......................................................................................................... 14

    B. Pembiasan Pada Lensa ............................................................................................. 18 C. Alat-Alat Optik ......................................................................................................... 20

    BAB. 3. LISTRIK STATIS DAN DINAMIS A. Gaya Listrik .............................................................................................................. 34 B. Medan Listrik ........................................................................................................... 35

    C. Hukum Gauss ........................................................................................................... 36

    BAB. 4. LISTRIK ARUS SEARAH A. Hukum Khirchoff ..................................................................................................... 49 B. Hukum Ohm ............................................................................................................. 53

    A. Daya Dan Energi Listrik ........................................................................................... 53

    BAB. 5. ARUS BOLAK-BALIK A. Arus Bolak-Balik ...................................................................................................... 65 B. Impedansi, Tegangan, dan Arus Bolak-Balik ........................................................... 66 C. Daya Dan Energi Arus Bolak-Balik ......................................................................... 68

  • Rudy Djatmiko XII - 1

    1

    BAB 1 GETARAN, GELOMBANG, DAN BUNYI

    Standar Kompetensi: Menerapkan getaran, gelombang, dan bunyi Kompetensi dasar: 1. Menguasai hukum getaran, gelombang, dan bunyi 2. Membedakan getaran, gelombang, dan bunyi 3. Menghitung getaran, gelombang, dan bunyi

    A. GETARAN

    1. Definisi Getaran Getaran adalah gerak bolak-balik suatu objek di sekitar titik setimbang. Getaran dapat terjadi pada benda pegas yang bergetar, benda yang berayun-ayun, benda yang naik turun di permukaan air, dan lain-lain. Secara umum, besarnya periode (T) dan frekuensi (f) getaran yaitu:

    dan

    hubungan antara periode dan frekuensi:

    dan

    banyaknya 1 getaran atau 1 gelombang yaitu:

    AB

    C

    2. Gaya Pemulih Suatu benda dapat bergetar atau berayun disebabkan karena adanya suatu gaya. Gaya tersebut dinamakan gaya pemulih. Gaya pemulih menyebabkan suatu benda yang bergerak, gerakannya menjadi melambat, kemudian bergerak berbalik arah.

    n

    tT =t

    nf =

    Tf 1= fT

    1=

    T = Periode (s) f = frekuensi (Hz) n = banyak getaran (getaran)

    Jika benda berayun mulai dari A, maka satu getaran atau satu gelombang adalah A, B, C, B, A. Jika benda mulai berayun dari B, maka satu getaran atau satu gelombang adalah B, C, B, A, B.

  • Rudy Djatmiko XII - 1

    2

    1. Getaran harmonis Getaran harmonis adalah gerak getaran yang membentuk pola yang berulang-ulang secara terus menerus tanpa henti.

    a. Getaran harmonis pada pegas.

    Jika sebuah benda pegas diberi beban dengan massa m, kemudian direntangkan (ditarik) terhadap posisi setimbangnya, lalu dilepaskan. Maka akan terjadi gerakan naik turuk (bolak-balik) pada beban. Gerakan bolak-balik ini bisa disebut juga sebagai osilasi atau getaran.

    Pegas dapat menghasilkan getaran seperti berikut:

    Getaran tersebut dapat terjadi akibat adanya gaya pemulih yang besarnya yaitu:

    Tanda ( - ) menyatakan arah gaya yang selalu menuju ke pusat getaran

    Pada suatu saat getaran beban pada pegas akan stabil, gerakannya murni hanya dalam arah vertikal (sumbu Y), dan gerakan tersebut teratur dan terus-menerus. Dalam keadaan ini benda (beban) tersebut dikatakan bergerak secara harmonis. Pada keadaan ini berlaku:

    Beban yang mengalami getaran tersebut misalkan bergerak mula-mula dari posisi X0, kemudian ke posisi XA, lalu kembali melewati posisi X0 menuju XB. Setelah itu beban akan kembali bergerak ke bawah menuju posisi X0. Dan seterusnya X0

    XB

    XA

    xkF = F = gaya pemulih (N) k = konstanta gaya pemulih (N/m) x = jarak dari pusat setimbang (m)

    m

    kfpi21

    =

    kmT pi2=

    T : periode (s) f : frekuensi (Hz) k : konstanta pegas (N/m) m : massa benda (kg)

  • Rudy Djatmiko XII - 1

    3

    b. Getaran harmonis pada bandul

    Suatu benda (bandul) yang digantung dengan sebuah tali kemudian disimpangkan dengan simpangan sudut sebesar , jika bandul tersebut dilepas, maka akan bergerak menuju posisi semula dan berayun bolak-balik secara terus menerus.

    Getaran pada bandul tersebut terjadi akibat adanya gaya pemulih yang besarnya sebagai berikut:

    Saat gerak ayunan bandul tersebut sudah stabil dalam arah yang tetap dan terus-menerus, dapat dikatakan bahwa bandul tersebut telah berayun secara harmonis. Pada keadaan ini berlaku:

    SinmgF =

    m = massa bandul (kg) g = percepatan grafitasi (m/s2) = sudut simbangan tali bandul terhadap posisi setimbang

    T : periode (s) f : frekuensi (Hz) l : panjang tali bandul (m) g : percepatan grafitasi (m/s2)

    glT pi2=

    lgf

    pi21

    =

  • Rudy Djatmiko XII - 1

    4

    LATIHAN GETARAN

    1. Sebuah bandul berayun 6000 kali tiap 2 menit. Besar frekuensi dan periode bandul tersebut adalah . . .

    a. 50 Hz dan 501

    s

    b. 501

    Hz dan 50 s

    c. 30 Hz dan 301

    s

    d. 301

    Hz dan 30 s

    e. 12 Hz dan 121

    s

    2. Frekuensi suatu gelombang adalah 100 Hz. Besar periodenya adalah . . .

    a. 10 s b. 1 s c. 0.1 s d. 0.01 s e. 0.001 s

    3. Gerak bolak-balik melalui suatu titik yang sama dan berulang-ulang dengan pola yang sama dinamakan . . .

    a. frekuensi b. getaran c. periode d. gelombang e. amplitudo

    4. yang dimaksud dengan frekuensi getaran adalah . . . a. jumlah getaran tiap detik b. waktu untuk melakukan satu getaran c. simpangan maksimum getaran d. waktu terjadinya getaran e. besarnya perubahan sudut tiap detik

    5. Sebuah bandul berayun dengan pola seperti pada gambar di samping. Jika bandul mulai berayun dari A, maka urutan satu getaran atau satu ayunan yang benar adalah . . .

    AB

    C

  • Rudy Djatmiko XII - 1

    5

    a. A B C B A b. A B C B C c. A B C B A d. A C B C A e. A B A C A

    6. Waktu yang diperlukan untuk melakukan satu getaran dinamakan . . . a. Amplitudo b. Frekuensi c. Kecepatan sudut d. Cepat rambat e. Periode

    7. Suatu mesin bergetar 1800 kali tiap menit. Besar frekuensi getar mesin tersebut adalah . . .

    a. 30 Hz b. 60 Hz c. 90 Hz d. 180 Hz e. 360 Hz

    8. Suatu pegas bergetar harmonic, besar frekuensinya dirumuskan . . .

    a. m

    kpi21

    b. lg

    pi21

    c. m

    kpi2

    d. gl

    pi2

    e. km

    pi21

  • Rudy Djatmiko XII - 1

    6

    B. GELOMBANG Gelombang adalah getaran yang merambat.

    1. Jenis Gelombang a. berdasarkan arah getarnya, gelombang dibagi menjadi: 1) Gelombang transfersal

    Gelombang transfersal adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan arah rambat.

    2). Gelombang longitudinal Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarnya sejajar dengan arah rambat

    b. berdasarkan mediumnya, gelombang dibagi menjadi: 1) gelombang mekanik

    gelombang mekanik adalah gelombang yang memerlukan medium untuk merambat contoh gelombang mekanik: gelombang pada air, gelombang bunyi, gelombang pada tali, dll

    2) gelombang elektromagnetik gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang tidak memerlukan medium untuk merambat contoh gelombang elektromagnetik: gelombang cahaya, gelombang radiasi, dll

  • Rudy Djatmiko XII - 1

    7

    2. Persamaan Gelombang a. Besaran-Besaran Pada Gelombang

    besaran-besaran yang perlu diketahui dari suatu gelombang yang merambat yaitu: simpangan : jarak suatu getar gelombang dari titik setimbangnya amplitudo : simpang terbesar gelombang frekuensi : jumlah gelombang tiap detik amplitudo : waktu untuk suatu gelombang merambat sejauh satu

    gelombang. Cepat rambat gelombang : kecepatan merambat gelombang Kecepatan sudut : besarnya perubahan sudut suatu gelombang tiap satuan

    waktu

    b. Bentuk Persamaan Gelombang

    f= pi 2 T

    pi

    =

    2

    pi=

    2k fv = T

    v

    =

    atau

    Y : simpangan gelombang A : amplitudo atau simpangan maksimum gelombang : kecepatan sudut gelombang t : waktu k : bilangan gelombang x : perpindahan gelombang : jika bernilai +, artinya gelombang merambat ke kiri Jika bernilai -, artinya gelombang merambat ke kanan v : kecepatan rambat gelombang f : frekuensi getaran gelombang T : periode gelombang : panjang gelombang

    =v

    xtfSinAY pi2

    = pix

    TtSinAY 2

    ( )xktSinAY =

  • Rudy Djatmiko XII - 1

    8

    LATIHAN GELOMBANG

    1. Berdasarkan arah getarnya, gelombang dibagi menjadi . . . a. gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik b. gelombang mekanik dan gelombang tranfersal c. gelombang elektromagnetik dan gelombang transfersal d. gelombang transfersal dan gelombang longitudinal e. gelombang elektromagnetik dan gelombang longitudinal

    2. Gelombang mekanik adalah . . . a. gelombang yang arah getarnya sejajar dengan arah rambat b. gelombang yang memerlukan medium untuk merambat c. gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan arah rambat d. gelombang yang tidak memerlukan medium untuk merambat e. gelombang yang dihasilkan oleh mesin

    3. Yang dimaksud gelombang longitudinal adalah . . . a. gelombang yang arah getarnya sejajar dengan arah rambat b. gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan arah rambat c. gelombang yang tidak memerlukan medium untuk merambat d. gelombang yang dihasilkan oleh mesin e. gelombang yang memerlukan medium untuk merambat

    4. Simpangan maksimum gelombang disebut . . . a. kecepatan sudut b. periode c. amplitude d. panjang gelombang e. cepat rambat gelombang

    5. Gelombang yang arah getarnya sejajar arah rambatnya, disebut gelombang . . . a. gelombang harmonic b. gelombang elektromagnetik c. gelombang mekanik d. gelombang transfersal e. gelombang longitudinal

    6. Suatu gelombang merambat dengan persamaan: )2018sin(12 xty = pipi m. Besar kecepatan

    sudut dan amplitudonya berturut-turut adalah . . . a. 12 rad/s dan 18 m b. 12 rad/s dan 18 m c. 18 rad/s dan 12 m d. 18 rad/s dan 12 m e. 20 rad/s dan 12 m

    7. Suatu gelombang panjangnya 0.5 m, jika frekuensinya 25 Hz, maka besar cepat rambat gelombangnya adalah . . .

    a. 12.5 m/s b. 25.5 m/s

  • Rudy Djatmiko XII - 1

    9

    c. 50 m/s d. 50.5 m/s e. 75 m/s

    8. Frekuensi getar suatu mesin kendaraan adalah 40 Hz, maka besar periode getarnya adalah . . .

    a. 4 s b. 0.4 s c. 2.5 s d. 0.25 s e. 0.025 s

    9. Gelombang elektromagnetik adalah . . . a. gelombang yang arah getarnya sejajar dengan arah rambat b. gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan arah rambat c. gelombang yang tidak memerlukan medium untuk merambat d. gelombang yang dihasilkan oleh mesin e. gelombang yang memerlukan medium untuk merambat

    10. Sebutkan contoh gelombang yang termasuk gelombang elektromagnetik

    11. Jelaskan perbedaan getaran dengan gelombang

    12. Suatu gelombang merambat dari titik A hingga titik F seperti pada gambar. Jika frekuensi gelombang tersebut 25 Hz, tentukan:

    a. Periode gelombang

    b. Panjang gelombang 13. Frekuensi suatu gelombang adalah 50 Hz, jika

    cepat rambatnya 125 m/s, maka panjang gelombangnya adalah . . .

    14. Diketahui persamaan gelombang berikut: )410sin(15 xty = pipi , tentukanlah:

    a. Arah rambat gelombang

    b. Kecepatan sudut gelombang

    c. Amplitude gelombang

    d. Frekuensi gelombang

    e. Cepat rambat gelombang

  • Rudy Djatmiko XII - 1

    10

    C. BUNYI

    1. Effek Doppler

    Effek Doppler adalah peristiwa berubahnya harga frekwensi bunyi yang diterima oleh pendengar (P) dari frekwensi suatu sumbner bunyi (S) apabila terjadi gerakan relatif antara P dan S.

    Oleh Doppler dirumuskan sebagai :

    fP adalah frekwensi yang didengar oleh pendengar. fS adalah frekwensi yang dipancarkan oleh sumber bunyi. vP adalah kecepatan pendengar. vS adalah kecepatan sumber bunyi. v adalah kecepatan bunyi di udara.

    Tanda + untuk vP dipakai bila pendengar bergerak mendekati sumber bunyi. Tanda - untuk vP dipakai bila pendengar bergerak menjauhi sumber bunyi. Tanda + untuk vS dipakai bila sumber bunyi bergerak menjauhi pendengar. Tanda - untuk vS dipakai bila sumber bunyi bergerak mendekati pendengar.

    2. Intensitas Bunyi . Yang dimaksud dengan intensitas bunyi ialah : Besar energi bunyi tiap satuan waktu tiap satuan luas yang datang tegak lurus. Dapat dirumuskan sebagai :

    atau I = Intensitas bunyi dalam watt/m2 atau watt/cm2 A = Luas bidang bola dalam m2 atau cm2

    R = Jarak dari sumber bunyi (m) P = Daya bunyi dalam J/det atau watt.

    3. Taraf Intensitas Bunyi ( TI ). Intensitas bunyi terkecil yang masih dapat didengar disebut harga ambang pendengaran, besarnya 10-12 watt/m2. Logaritma perbandingan intensitas bunyi dengan harga ambang pendengaran disebut Taraf Intensitas Bunyi.

    f v vv v

    fP PS

    S=

    .

    I PA

    =

    =

    0

    logIITI

    24 rpI

    =

    pi

  • Rudy Djatmiko XII - 1

    11

    TI : taraf intensitas bunyi dalam (dB ) I : intensitas bunyi. Io : intensitas ambang pendengaran = 10-12 watt/m2

    a. Taraf intensitas n sumber bunyi Jika n1 buah sumber menghasilkan taraf intensitas sebesar TI1 maka n2 buah sumber bunyi akan menghasilkan taraf intensitas bunyi sebesar:

    TI1 = taraf intensitas bunyi n1 buah sumber bunyi (dB) n1 = jumlah sumber bunyi pertama TI2 = taraf intensitas bunyi n2 buah sumber bunyi (dB) n2 = jumlah sumber bunyi kedua

    b. Taraf Intensitas Pada Jarak r Dari Sumber Bunyi Jika terdapat suatu sumber bunyi pada jarak r1 menghasilkan taraf intensitas sebesar TI1, maka pada jarak r2 taraf intensitasnya menjadi:

    TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dari sumber bunyi (dB) r1 = jarak pertama dari sumber bunyi TI2 = taraf intensitas bunyi pada jarak r2 dari sumber bunyi (dB) r2 = jarak kedua dari sumber bunyi

    12 1

    2

    10 log rTI TIr

    = +

    22 1

    1

    10 log nTI TIn

    = +

  • Rudy Djatmiko XII - 1

    12

    LATIHAN BUNYI 1. Ari berada pada jarak 10 m dari suatu

    sumber bunyi. Saat itu intensitas bunyi yang didengar Ari adalah 10-10 watt/m2. Jika Ari berpindah sejauh 5 meter mendekati sumber bunyi maka intensitas bunyi yang didengar oleh Ari menjadi sebesar . . .

    2. Sebuah mesin menghasilkan bunyi dengan intensitas sebesar 10-10 watt/m2. Jika intensitas ambang pendengaran 10-12 watt/m2, besarnya taraf intensitas bunyi tersebut adalah . . .

    3. Taraf intensitas sebuah mesin adalah 60 dB. Jika terdapat 100 buah mesin, maka taraf intensitas seluruh mesin tersebut adalah . . .

    4. Danu berada pada jarak 10 m dari suatu sumber bunyi saat mendengan suatu bunyi dengan taraf intensitas sebesar 100 dB. Jika danu berpindah menjauhi sumber bunyi dan berdiri pada jarak 100 m dari sumber bunyi, taraf intensitas bunyi yang didengar danu saat itu adalah . . .

    5. Sebuah mobil membunyikan sirine dengan frekuensi sebesar 600 Hz. mobil tersebut bergerak mendekati andi dengan kecepatan 12 m/s. jika andi diam dan kecepatan suara di udara 340 m/s. frekuensi suara yang didengar andi adalah . . .

    6. Ivan berlari dengan laju 6 m/s menuju sebuah mesin yang bersuara dengan frekuensi sebesar 400 Hz. Jika cepat rambat bunyi di udara 300 m/s, besar frekuensi bunyi yang didengar Ivan adalah . . .

    7. Ina berdiri pada jarak 10 m dari suatu sumber bunyi. Jika daya sumber bunyi tersebut 44000 watt, intensitas bunyi yang didengar Ina adalah . . .

  • Rudy Djatmiko XII - 1

    13

    Catatan:

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

  • Rudy Djatmiko XII - 2

    14

    BAB 2 OPTIK

    STANDAR KOMPETENSI Menerapkan konsep optik KOMPETENSI DASAR Membedakan konsep cermin dan lensa Menggunakan hukum pemantulan dan pembiasan cahaya Menggunakan cermin dan lensa

    A. OPTIKA GEOMETRI

    Optika geometri adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena perambatan cahaya seperti pemantulan dan pembiasan.

    1. PEMANTULAN Cahaya selalu dipantulkan oleh benda. Kita dapat melihat suatu benda akibat

    adanya pantulan cahaya dari benda tersebut yang tertangkap oleh indra penglihatan kita.

    a. Hukum Pemantulan Cahaya Pemantulan cahaya dibedakan 2 macam yaitu :

    1). Pemantulan teratur (Speculer reflection) Yaitu : pemantulan cahaya dalam satu arah. Contoh : pemantulan pada kertas lapis dari perak, aluminium atau dari baja.

    2). Pemantulan baur (diffuse reflection) Yaitu : pemantulan cahaya ke segala arah. Contoh : pemantulan kertas putih tanpa lapis.

    b. Pemantulan Pada Cermin Datar Cermin datar yaitu cermin yang jari-jarinya bernilai tak berhingga () Sifat Sifat Cermin Datar :

    1). Jarak benda (s) = jarak bayangan (s`) 2). Bayangan bersifat maya (s` : negatif) 3). Tinggibenda (h) = tinggi bayangan (h`) 4). Bayangan tegak, ukuran bayangan sama dengan ukuran benda asli

    Lukisan pembentukan bayangan cermin datar adalah sebagai berikut :

    *Cermin datar terpendek yang diperlukan untuk dapat melihat seluruh bayangan benda adalah : SETENGAH dari TINGGI benda itu.

    Untuk dua buah cermin yang saling membentuk sudut satu dengan yang lainya, jumlah bayangan yang terjadi dari sebuah benda yang diletakkan diantaranya adalah :

  • Rudy Djatmiko XII - 2

    15

    c. Pemantulan Pada Cermin Cembung Sifat bayangan cermin cembung selalu maya, tegak dan diperkecil.

    Lukisan pembentukan bayangan karena cermin cembung dapat dilakukan dengan melihat sifat sifat di bawah ini :

    1). Berkas sinar sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah berasal dari fokus (f).

    2). Berkas sinar yang menuju titik pusat kelengkungan cermin ( R ) dipantulkan seolah berasal dari titik itu juga.

    Pada cermin cembung berlaku:

    f : jarak fokus cermin (f pada cermin cembung bernilai negatif) R : jari-jari cermin s : jarak benda s: jarak bayangan (bila maya bernilai negatif, bila nyata bernilai positif) h : tinggi benda h: tinggi bayangan M : perbesaran bayangan benda

    d. Pemantulan Pada Cermin Cekung Cermin cekung / cermin positif. Sifat sifat sinar dan penomoran ruang. 1). Berkas sinar yang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan lewat fokus (f) 2). Berkas sinar lewat fokus dipantulkan sejajar sumbu utama. 3). Berkas sinar lewat titik pusat kelengkungan cermin dipantulkan lewat titik itu

    juga.

    1360 =

    n

    `

    111ssf += 2

    Rf = hh

    s

    sM '` ==

  • Rudy Djatmiko XII - 2

    16

    Gambar Jalannya Sinar Dan Penomoran Ruang.

    1). Ruang I antara 0 < s < f 2). Ruang II antara f < s < R 3). Ruang III antara s > R 4). Ruang IV daerah di belakang cermin

    Persamaan yang dipakai adalah sesuai dengan persamaan umum, yaitu :

    .

    Untuk benda di ruang I. Bayangannya maya, tegak, diperbesar, berada di ruang IV

    Untuk benda tepat di f. Bayangannya terletak pada jarak tak terhingga.

    2. PEMBIASAN CAHAYA

    a. Hukum Snelius Hukum snelius yaitu mengenai pembiasan pada bidang batas antara dua buah ruang yang memiliki indek bias yang berbeda. Misalnya udara dan air seperti gambar berikut:

    hh

    s

    sm

    '`

    ==

    `

    111ssf +=

  • Rudy Djatmiko XII - 2

    17

    Sinar datang dari udara (memiliki indek bias N1) menuju air (memiliki indek bias N2) dan membentuk sudut terhadap bidang normal sebesar i (sudut datang), sinar tersebut kemudian dibelokan hingga membentuk sudut terhadap bidang normal sebesar r (sudut bias). Pada pembiasan sinar tersebut berlaku:

    Persamaan tersebut dikenal dengan nama : H U K U M SNELLIUS.

    b. Indeks Bias a. Index bias mutlak ( atau biasa disebut index bias saja). Adalah

    perbandingan antara kecepatan cahaya di ruang hampa atau di udara ( c) dengan kecepatan cahaya di dalam bahan (v).

    Nb : indeks bias v : kecepatan cahaya di dalam bahan. u : panjang gelombanga cahaya di udara b : panjang gelombang cahaya saant di dalam bahan

    b. Index Bias Relatif( 21n ). Adalah perbandingan kecepatan cahaya di dalam bahan2 dengan kecepatan cahaya di dalam bahan1. atau perbandingan antara panjang gelombang cahaya di dalam bahan2 dengan panjang gelombang cahaya di dalam bahan1.

    1v = kecepatan cahaya di dalam bahan 1 2v = kecepatan cahaya di dalam bahan 2

    1 = panjang gelombang di dalam bahan 1 2 = panjang gelombang di dalam bahan 2

    1n = index bias mutlak bahan 1 2n = index bias mutlak bahan 2

    v

    cnb =

    1 2( ) ( )N Sin i N Sin r =

    b

    ubn

    =

    2

    121

    n

    nn =

    1

    2

    1

    221

    ==

    v

    vn

  • Rudy Djatmiko XII - 2

    18

    B. PEMBIASAN PADA LENSA

    1. JENIS-JENIS LENSA

    Lensa Konvergen / lensa positip, yang terdiri dari : plan konvek, bikonvek, dan konvek-konkaf.

    Lensa Divergen / lensa negatip, yang terdiri dari : plano konkaf, bikonkaf dan konkafkonveks.

    2. SINAR-SINAR ISTIMEWA PADA LENSA CEMBUNG (LENSA POSITIP).

    Sinar yang sejaar dengan sumbu utam dibiaskan melalui titik api kedua. Sinar yang melalui titik api pertama akan di biaskan sejajar sumbu utama. Sinar yang datang melalui pusat optik lensa tidak dibiaskan tetapi diteruskan.

  • Rudy Djatmiko XII - 2

    19

    3. SINAR-SINAR ISTIMEWA PADA LENSA CEKUNG (LENSA NEGATIF)

    Sinar yang sejajar dengan sumbu utama dibiaskan seolah-olah berasal dari titik api pertama.

    Sinar yang menuju titik api kedua dibiaskan sejajar sumbu utama. Sinar yang datang melalui pusat optik lensa tidak dibiaskan tetapi diteruskan.

    3. PERHITUNGAN JARAK BENDA, JARAK BAYANGAN, DAN PERBESARAN PADA LENSA CEMBUNG DAN LENSA CEKUNG

    Baik pada lensa cembung maupun pada lensa cekung berlaku persamaan lensa berikut:

    f : jarak fokus lensa Jika lensa cembung f bernilai ( + ) Jika lensa cekung f bernilai ( - ) S : jarak benda S: jarak bayangan Jika bayangan nyata, s bernilai ( + ) Jika bayangan maya, s bernilai ( - ) M : perbesaran bayangan

    hh

    s

    sm

    '`

    ==

    `

    111ssf +=

  • Rudy Djatmiko XII - 2

    20

    C. ALAT-ALAT OPTIK

    1. MATA DAN KACAMATA

    a. Mata

    Bagian-Bagian Mata:

    CORNEA.(C): Bagian depan mata diliputi oleh membran transparan Aqueos humor (A): Daerah disebelah cornea mengandung cairan A lensa kristal atau crystalline lensa (L), Lensa kristal mempunyai index

    bias rata-rata 1,437 ciliary muscle (M): berupa tali otot yang mengikat Lensa kristal hingga

    tetap pada tempatnya. vitreos humor (V): berupa cairan tipis yang sebagian besar terdiri dari air.

    Index bias daripada aqueos humor dan vitreos humor, keduanya hampir sama dengan index bias air, yaitu kira-kira 1,366.

    Bintik kuning (Y): yaitu bagian pada sumbu lensa mata yang berbentuk cekungan yang merupakan tempat paling peka untuk menerima rangsang sinar.

    Pupil (P): adalah bagian yang fungsinya untuk mengatur kuantitas cahaya (intensitas cahaya) yang masuk kemata, pupil akan secara otomatis membesar jika cahaya rendah, sebaliknya akan mengecil jika intensitas cahaya bertambah.

    Beberapa Istilah Yang Perlu Diketahui Pada Mata : Daya Akomodasi: Daya menebal dan menipisnya lensa mata, lensa paling

    tipis pad saat mata tidak berakomodasi. Titik jauh (punctum remotum): Titik terjauh yang masih terlihat jelas oleh

    mata (tidak berakomodasi). Untuk mata normal: titik jauh letaknya di jauh tak berhingga. Titik dekat (punctium proximum): titik terdekat yang masih terlihat jelas

    oleh mata. (berakomodasi max). Untuk mata normal : titik dekat 25 cm.

  • Rudy Djatmiko XII - 2

    21

    Cacat Pada Mata. Mata dinyatakan cacat biasanya karena :

    - Berkurangnya daya akomodasi mata. - Kelainan bentuk bola mata.

    1). Mata Normal (Emetropi). Pada mata normal, Dalam keadaan istirahat (tidak berakomodasi) maka bayangan jatuh tepat pada retina. Titik dekat mata normal adalah 25 cm dan titik jauhnya adalah tak berhingga.

    2). Mata rabun jauh (Myopi). Penderita miopi tidak mampu melihat benda-benda jauh. Titik jauh mata lebih dekat dari tak berhingga. Bayangan jatuh di depan retina, disebabkan karena : - Lensa mata terlalu cembung. - Lensa mata tidak dapat berakomodasi maximum. - As mata (sumbu mata terlalu panjang).

    .

    Supaya dapat melihat seperti orang normal maka penderita miopi perlu menggunakan kacamata berlensa negatif (lensa cekung).

    3). Mata rabun dekat (Hypermetropi). Penderita rabun dekat tidak mampu melihat benda-benda pada jarak dekat. Titik dekatnya lebih jauh dari 25 cm. Titik jauh tetap dianggap tak berhingga. Bayangan jatuh dibelakang retina, disebabkan karena : - Lensa mata terlalu tipis. - Lensa mata tak berakomodasi maximum. - As mata terlalu pendek.

    Supaya dapat melihat seperti normal, maka penderita rabun dekat perlu menggunakan kaca mata lensa positip (lensa cembung).

  • Rudy Djatmiko XII - 2

    22

    4). Presbiopi. Presbiopi adalah kelainan mata pada yang biasa diderita oleh orang tua, hal ini disebabkan : - Daya akomodasi mata berkurang. - Dapat ditolong dengan kacamata lensa rangkap.

    b. Kacamata. Kacamata pada dasanya sebuah lensa yang dipakai untuk mengatasi cacat mata, supaya diperoleh bayangan yang tepat dan jelas di retina. Ada 2 macam :

    a. Kacamata lensa positip (lensa cembung). b. Kacamata lensa negatip (lensa cekung).

    Bayangan yang dibentuk oleh kacamata selalu maya. (dalam persamaan lensa, s bernilai negatif).

    c. Lup Lup merupakan alat optik yang paling sederhana, yaitu hanya mempergunakan sebuah lensa cembung (positip). Saat menggunakan Lup, benda berada pada antara mata dan benda. Bayangan yang dihasilkan oleh Lup: Maya, Diperbesar, Tegak. Fungsi lup adalah untuk meliihat-benda kecil sehingga tampak lebih besar dan lebih jelas.

    Saat mata berakomodasi Saat mata berakomodasi, lukisan pembentukan bayangan oleh lup yaitu:

    Besarnya perbesaran yang dihasilkan saat mata berakomodasi yaitu:

    M : perbesaran bayangan sd : titik dekat mata (untuk mata normal, bernilai 25 cm) f : jarak fokus lup

    1+= fsdM

  • Rudy Djatmiko XII - 2

    23

    Saat mata tak berakomodasi. Saat mata tak berakomodasi, lukisan pembentukan bayangan oleh lup yaitu:

    Besarnya perbesaran yang dihasilkan saat mata berakomodasi yaitu:

    Jika mata berjarak d dari lensa :

    Dsd

    xs

    sM `= D = -s` + d.

    d. Mikroskop Mikroskop adalah alat optik yang terdiri dari dua buah lensa yaitu : Lensa positif (obyektif) dan lensa positip (okuler) yang dipisahkan dengan jarak tertentu (d). Fungsi dari mikroskop adalah: Mengamati benda-benda renik agar tampak lebih besar dan jelas. Sifat bayangan akhir yang dihasilkan mikroskop : maya, diperbesar, terbalik.

    Untuk Mata Tak Berakomodasi.

    fsdM =

  • Rudy Djatmiko XII - 2

    24

    Bayangan jatuh tepat pada fokus okuler, sehingga bayangan yang di bentuk oleh lensa okuler di jauh tak terhingga. Berlaku:

    o k o kS f= `ob okd S f= + `obobob

    sMs

    =

    nok

    ok

    sM f=

    ob okM M M= `

    .

    ob n

    ob ok

    s sMs f=

    Untuk Mata Berakomodasi Maximum.

    Bayangan jatuh pada titik dekat pengamat. Berlaku:

    'o k nS S= `ob okd S S= + `ob

    obob

    sMs

    =

    1nokok

    SM f= +

    ob okM M M= `

    . 1ob nob ok

    s sMs f

    = +

    d : jarak antara lensa obyektif dan okuler M : perbesaran mikroskop Mob : perbesaran lensa objektif Mok : perbesaran lensa okuler Sn : titik dekat mata Sob : jarak benda terhadap lensa objektif Sok : jarak benda terhadap lensa okuler fob : jarak focus lensa objektif fok : jarak focus lensa okuler

  • Rudy Djatmiko XII - 2

    25

    e. TEROPONG Teropong adalah alat optik yang dipakai untuk melihat benda-benda jauh agar kelihatan lebih dekat dan jelas.

    1). Teropong Bintang. Mempergunakan dua lensa positif yaitu: lensa obyektif dan lensa okuler. Benda terletak jauh tak berhingga, sehingga bayangan jatuh pada fokus

    obyektif. Fokus obyektif berimpit dengan fokus okuler. Fokus okuler lebih kecil daripada fokus obyektif.

    Untuk Mata Tak Berakomodasi.

    ok

    ob

    ff

    M = okob ffD +=

    Untuk Mata Berakomodasi.

    ok

    ob

    s

    fM =

    okob sfD +=

    2). Teropong Bumi. Prinsip dari teropong ini sama dengan teropong bintang, perbedaannya terletak pada bayangan terakhir (yaitu tegak) Untuk itu harus dipasang lensa pembalik. Oleh karena itu teropong ini terdiri dari 3 buah lensa yaitu: Lensa obyektif (terdiri dari lensa positip), Lensa cembung (berfungsi sebagai lensa pembalik, terletak antara obyektif dan okuler), dan Lensa okuler ( terdiri dari lensa positip).

    Untuk Mata Tak Berakomodasi

    4ob p okd f f f= + + ok

    ob

    ff

    M =

    Untuk mata berakomodasi

    4ob p okd f f s= + + ok

    ob

    s

    fM =

    pf : fokus lensa pembalik.

  • Rudy Djatmiko XII - 2

    26

    SOAL-SOAL LATIHAN

    1. Pernyataan di bawah ini yang tidak benar mengenai sifat bayangan dalam sebuah cermin datar adalah . . . A. jarak bayangan di belakang cermin sama dengan jarak benda di depan cermin B. warna bayangan sama dengan ukuran benda C. ukuran bayangan sama dengan ukuran benda D. bayangan adalah maya E. bayangan adalah terbalik

    2. Berdasarkan pengertian maya dan nyata suatu bayangan dalam optika, maka dapat dinyatakan bahwa: 1). bayangan pada layang bioskop adalah bayangan nyata 2). bayangan yang dibentuk lensa mata adalah bayangan maya 3). bayangan yang kita lihat melalui teropong adalah bayangan maya 4). bayangan yang dibentuk cermin datar adalah bayangan maya Pernyataan yang benar adalah . . . A. 1, 2, dan 3 B. 1 dan 3 C. 2 dan 4 D. 4 saja E. Semua benar

    3. Sebuah pensil panjangnya 10 cm diletakkan tegak 30 cm di muka cermin cembung yang jarak fokusnya 50 cm. Posisi dan panjang bayangan dari pensil tersebut adalah . . . A. tegak 25 cm B. tegak 6.25 cm C. terbalik 25cm D. terbalik 6.25 cm E. tegak 30 cm

    4. Bayangan maya yang terbentuk oleh sebuah cermin cekung tiga kali lebih besar daripada bendanya. Bila jarak fokus cermin 30 cm, maka jarak benda di depan cermin adalah . . . A. 5 cm B. 10 cm C. 20 cm D. 30 cm E. 40 cm

    5. Sebuah benda terletak 20 cm di depan sebuah lensa tipis yang berjarak fokus 4 cm. Jarak bayangan yang terbentuk oleh lensa adalah . . . A. 8 cm di depan lensa B. 7 cm di depan lensa C. 6 cm di belakang lensa D. 5 cm di belakang lensa E. 3 cm di belakang lensa

  • Rudy Djatmiko XII - 2

    27

    6. Sebuah benda berada pada jarak 15 cm di muka lensa negatif dengan fokus 10 cm. Bayangan yang terbentuk : 1. berada di belakang lensa 2. terbalik 3. nyata 4. diperkecil Pernyataan-pernyataan yang benar yaitu . . . A. 1, 2, dan 3 B. 1 dan 3 C. 2 dan 4 D. 4 saja E. Semua benar

    7. Seseorang yang titik dekatnya 50 cm hendak membaca buku yang diletakkan pada jarak 25 cm. Besar kekuatan kacamata yang harus dia gunakan adalah . . . A. -2 diptri B. 2 dioptri C.

    21

    dioptri

    D. 21

    dioptri

    E. 6 dioptri

    8. Sifat dan kedudukan bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif sebuah teropong bintang adalah . . . A. nyata, terbalik, dan tepat di fokus lensa objektif B. nyata, tegak, dan tepat di fokus lensa objektif C. nyata, tegak, dan tepat di fokus lensa okuler D. maya, terbalik, dan tepat di fokus lensa okuler E. maya, terbalik, dan tepat di fokus lensa objektif

    9. Budi tinggi badannya 165 cm berdiri tegak di muka cermin datar. Berapa tinggi cermin paling kecil yang diperlukan Budi untuk bercermin? A. 16.5 cm B. 50 cm C. 75 cm D. 82.5 cm E. 160 cm

    10. Sebuah benda terletak 60 cm di depan cermin cekung yang jarak fokusnya 90 cm. pada jarak berapa bayangan benda tersebut akan terbentuk? A. 180 cm di belakang cermin B. 90 cm di belakang cermin C. 60 cm di depan cermin D. 90 cm di depan cermin E. 180 cm di depan cermin

  • Rudy Djatmiko XII - 2

    28

    11. 12 cm di depan sebuah cermin cembung yang jarak fokusnya 9 cm terdapat sebuah benda. Jarak bayangan benda bersebut adalah . . . A. 7/36 cm B. 9/12 cm C. 7/36 cm D. 36/7 cm E. 12/9 cm

    12. Bayangan benda yang diproyeksikan oleh cermin datar bersifat . . . A. nyata B. maya C. terbalik D. diperkecil E. diperbesar

    13. Sebuah benda terletak 12 cm di depan cermin cekung yang jarak fokusnya 5 cm. sifat bayangan yang dihasilkan adalah . . .

    A. nyata, terbalik, diperkecil B. maya, terbalik, diperbesar C. maya, tegak, diperbesar D. nyata, tegak, diperbesar E. nyata, terbalik, diperbesar

    14. Sebuah benda diletakkan 20 cm di depan sebuah cermin cekung yang jarak fokusnya 15 cm. jarak bayangan yang terbentuk adalah . . .

    A. 60 cm B. 35 cm C. 20 cm D. 15 cm E. 5 cm

    15. Jari-jari kelengkungan cermin cekung adalah dua kali jarak fokusnya. Suatu benda yang terletak pada jarak 6 cm di depan cermin cekung menghasilkan bayangan 9 cm. jari-jari cermin tersebut adalah . . .

    A. 3.0 cm B. 6.5 cm C. 7.0 cm D. 7.2 cm E. 9.0 cm

    16. Sinar yang datang sejajar sumbu utama pada cermin cekung akan . . . . A. dipantulkan sejajar sumbu utama B. dipantulkan melalui titik focus C. dibiaskan sejajar sumbu utama D. dipantulkan melalui pusat jari-jari cermin E. dibiaskan melalui titik focus

  • Rudy Djatmiko XII - 2

    29

    17. Sebuah benda terletak 20 cm di depan sebuah lensa berjarak focus 4 cm. jarak bayangan yang terbentuk oleh lensa tersebut adalah . . .

    A. 4 cm B. 5 cm C. 6 cm D. 7 cm E. 8 cm

    18. Banu menggunakan lensa kacamata yang jarak fokusnya 55 cm. suatu benda yang jaraknya 550 cm di depan banu akan terlihat seolah-olah sejauh berapa cm di depan banu?

    a. 11 cm b. 50 cm c. 55 cm d. 150 cm e. 155 cm

    19. Berikut adalah nama lain dari lensa cekung, kecuali . . . A. lensa konkaf B. lensa negative C. lensa divergen D. lensa minus E. lensa konvek

    20. Proyeksi bayangan berikut dihasilkan oleh cermin . .

    R F F R

    Benda

    bayangan

    A. cermin cekung B. cermin cembung C. lensa cekung D. lensa cembung E. lensa positif

    21. Pernyataan di bawah ini yang tidak benar mengenai sifat bayangan dalam sebuah cermin datar adalah . . .

    A. jarak bayangan di belakang cermin sama dengan jarak benda di depan cermin

    B. warna bayangan sama dengan ukuran benda C. ukuran bayangan sama dengan ukuran benda D. bayangan adalah maya

  • Rudy Djatmiko XII - 2

    30

    E. bayangan adalah terbalik

    22. Berdasarkan pengertian maya dan nyata suatu bayangan dalam optika, maka dapat dinyatakan bahwa: 1. bayangan pada layang bioskop adalah bayangan nyata 2. bayangan yang dibentuk lensa mata adalah bayangan maya 3. bayangan yang kita lihat melalui teropong adalah bayangan maya 4. bayangan yang dibentuk cermin datar adalah bayangan maya Pernyataan yang benar adalah . . .

    A. 1, 2, dan 3 B. 1 dan 3 C. 2 dan 4 D. 4 saja E. Semua benar

    23. Sebuah pensil panjangnya 10 cm diletakkan tegak 30 cm di muka cermin cembung yang jarak fokusnya 50 cm. Posisi dan panjang bayangan dari pensil tersebut adalah . . .

    A. tegak 25 cm B. tegak 6.25 cm C. terbalik 25cm D. terbalik 6.25 cm E. tegak 30 cm

    24. Bayangan maya yang terbentuk oleh sebuah cermin cekung tiga kali lebih besar daripada bendanya. Bila jarak fokus cermin 30 cm, maka jarak benda di depan cermin adalah . . .

    A. 5 cm B. 10 cm C. 20 cm D. 30 cm E. 40 cm

    25. Sebuah benda terletak 20 cm di depan sebuah lensa tipis yang berjarak fokus 4 cm. Jarak bayangan yang terbentuk oleh lensa adalah . . .

    A. 8 cm di depan lensa B. 7 cm di depan lensa C. 6 cm di belakang lensa D. 5 cm di belakang lensa E. 3 cm di belakang lensa

    26. Sebuah benda berada pada jarak 15 cm di muka lensa negatif dengan fokus 10 cm. Bayangan yang terbentuk : 1. berada di belakang lensa 2. terbalik 3. nyata 4. diperkecil

    Pernyataan-pernyataan yang benar yaitu . . .

  • Rudy Djatmiko XII - 2

    31

    A. 1, 2, dan 3 B. 1 dan 3 C. 2 dan 4 D. 4 saja E. Semua benar

    27. Seseorang yang titik dekatnya 50 cm hendak membaca buku yang diletakkan pada jarak 25 cm. Besar kekuatan kacamata yang harus dia gunakan adalah . . .

    A. -2 diptri B. 2 dioptri C.

    21

    dioptri

    D. 21

    dioptri

    E. 6 dioptri

    28. Sifat dan kedudukan bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif sebuah teropong bintang adalah . . .

    A. nyata, terbalik, dan tepat di fokus lensa objektif B. nyata, tegak, dan tepat di fokus lensa objektif C. nyata, tegak, dan tepat di fokus lensa okuler D. maya, terbalik, dan tepat di fokus lensa okuler E. maya, terbalik, dan tepat di fokus lensa objektif

    29. Sebutkan dan gambarkan tiga sinar istimewa cermin cembung!

    30. Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung adalah . . .

    31. Jelaskan perbedaan cermin cekung dengan lensa cekung!

    32. Suatu benda diletakkan pada jarak x di depan cermin cekung yang jarak fokusnya 12 cm. jika bayangan yang dihasilkan terletak pada jarak 2x, besarnya nilai x adalah . . .

    33. Sebuah cermin diletakkan 12 cm di depan sebuah benda. Jika ternyata bayangan yang dihasilkan benda tersebut terletak pada 15 cm di belakang

  • Rudy Djatmiko XII - 2

    32

    cermin, maka tentukan:

    a. jarak focus cermin

    b. termasuk cermin cekung atau cembung

    34. Lengkapi gambar proyeksi bayangan berikut dan jelaskan sifat-sifat bayangannya!

    a

    b

    c

  • Rudy Djatmiko XII - 2

    33

    Catatan:

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

  • Rudy Djatmiko XII - 3

    34

    BAB 3 LISTRIK STATIS

    Standar Kompetensi: Menginterpretasikan listrik statis dan dinamis Kompetensi dasar: Membedakan konsep listrik statis dan dinamis Menjelaskan penerapan listrik statis dan dinamis

    Suatu benda yang mengandung listrik statis, muatan-muatan listriknya dalam keadaan diam ( tidak bergerak ). Dalam listrik statis tidak terdapat arus listrik karena tidak terjadi aliran muatan listrik.

    A. GAYA LISTRIK

    Ada dua jenis muatan listrik, yaitu muatan positif dan muatan negatif. Jika dua benda bermuatan listrik yang sejenis, misalnya positif (+) dengan positif (+) atau negatif (-) dengan negatif (-) maka benda tersebut akan saling tolak menolak. Jika dua benda bermuatan tidak sejenis, yaitu positif (+) dengan negatif (-) maka kedua benda tersebut akan saling tarik menarik.

    + +

    Muatan (+) dengan muatan (+) saling tolak menolak

    Muatan (-) dengan muatan (-) saling tolak menolak

    Muatan (+) dengan muatan (-) saling tarik menarik

  • Rudy Djatmiko XII - 3

    35

    Besarnya gaya tarik menarik atau tolak menolak yang terjadi dirumuskan dalam Hukum Coulomb yang dinyatakan oleh Charles Augustin de Coulomb (1786) sebagai berikut:

    Jika medium muatan bukan pada vakum atau udara, maka besar gaya Coulomb antara q1 dan q2 menjadi.

    Dengan dimana

    B. MEDAN LISTRIK

    Medan listrik adalah daerah atau ruang di sekitar muatan listrik yang masih dipengaruhi Gaya Coulomb (gaya listrik).

    +

    Gaya tarik atau gaya tolak antara dua muatan listrik sebanding dengan muatan-muatannya dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua muatan

    221

    r

    qqkF =

    F = gaya Coulomb (N) q1, q2 = muatan listrik 1, muatan listrik 2 (Coulomb) r = jarak antara kedua muatan (m) k = konstanta =

    opi41

    = 9.109 N.m2/C2

    o = permitivitas listrik dalam ruang hampa/udara yang nilainya = 8,85.10-12 C2/Nm2

    = r o = permitivitas bahan r = permitivitas relatif

    2211

    r

    qqkFr

    bahan = atau FF

    r

    bahan

    1=

    Medan pada muatan listrik. Tanda panah menyatakan arah medan listrik

    Medan listrik digambarkan dengan garis gaya listrik yang arahnya keluar (menjauhi) untuk muatan positif dan masuk (mendekati) untuk muatan negatif

  • Rudy Djatmiko XII - 3

    36

    Kuat medan listrik secara matematis:

    .

    Atau

    jadi, besarnya gaya listrik dapat juga ditulis:

    Jika suatu titik daerah atau ruang dipengaruhi oleh beberapa medan listrik, maka Kuat medan listrik di daerah titik tersebut adalah jumlah dari kuat medan listrik yang dihasilkan oleh tiap muatan sumber pada titik tersebut.

    Medan Listrik pada Dua Keping Sejajar

    Medan Listrik pada Konduktor Bola Berongga

    r

    R

    r permukaan Gauss II

    permukaan Gauss I

    bola konduktor

    E = qF

    E = kuat medan listrik (N/C) F = gaya Coulomb (C) q = muatan uji (C) Q = muatan sumber (C) r = jarak muatan uji terhadap

    muatan sumber (m)

    2r

    QkE =

    Etotal = E1 + E2 + E3 +

    2r

    QqkF =

    + E

    -

    E = o

    =

    Aq

    = rapat muatan (C/m2) dimana

    a. Kuat medan di dalam bola ( r < R ) Adalah E = 0

    b. Kuat medan pada kulit bola (R) E = k 2R

    q

    c. Kuat medan listrik di luar bola ( r > R) E = k 2

    r

    q

  • Rudy Djatmiko XII - 3

    37

    C. HUKUM GAUSS

    Jika terdapat garis-garis gaya dari suatu medan listrik homogen yang menembus tegak lurus bidang seluas A (lihat gambar di bawah), maka fluks listrik () yang melalui bidang tersebut sama dengan :

    Dengan = fluks listrik ( N/Cm2 atau weber (Wb))

    bidang

    Luas : AE

    E

    Luas : A

    Persamaan fluks kistrik untuk medan listrik yang menembus bidang tedak secara tegak lurus adalah :

    Dengan

    Hukum Gauss berbunyi :

    Secara matematis, Hukum Gauss dinyatakan dengan rumus:

    Dengan :

    D. POTENSIAL LISTRIK DAN ENERGI POTENSIAL LISTRIK

    1. Potensial Listrik Oleh Muatan Titik

    Sebuah titik yang terletak di dalam medan listrik akan memiliki potensial listrik. Potensial listrik yang dimiliki titik tersebut besarnya adalah :

    Atau dengan V = potensial listrik ( volt )

    = E . A

    = E . A . cos = fluks listrik (Wb) E = kuat medan listrik (N/C) A = luas bidang yang ditembus medan listrik (m2) = sudut antara E dan garis normal bidang

    garis normal

    Jumlah garis gaya dari suatu medan listrik yang menembus suatu permukaan tertutup sebanding dengan jumlah muatan listrik yang dilingkupi oleh permukaan tertutup itu

    = E . A. cos = o

    Q

    Q = muatan pada permukaan tertutup o = permitivitas udara

    V = k r

    Q V = E . r

  • Rudy Djatmiko XII - 3

    38

    Potensial listrik merupakan besaran scalar, apabila terdapat beberapa muatan titik, maka potensial listrik pada sebuah titik merupakan jumlah aljabar potensialnya terhadap tiap-tiap muatan. Besarnya potensial di P :

    2. Potensial Listrik oleh Bola Konduktor Bermuatan

    Potensial listrik di dalam bola konduktor di tiap titik adalah sama, bidang yang mempunyai potensial listrik yang sama disebut bidang eqipotensial

    R

    r

    1. Untuk r < R ( di dalam bola )

    2. Untuk r = R ( dipermukaan bola )

    3. Untuk r > R ( di luar bola )

    3. Potensial Listrik pada Dua Keping Sejajar

    E

    + Q - Q

    Vp = k r

    Q

    V = k RQ

    V = k RQ

    V = k r

    Q

    V = E . d atau V = oA

    Qd

    d

    Dengan d = jarak antara dua keeping (m)

  • Rudy Djatmiko XII - 3

    39

    4. Energi Potensial Listrik

    Muatan Q akan memberikan potensial listrik terhadap q sebesar V, akibat potensial listrik tsb, maka q akan memberkan energi sebesar :

    Atau dengan

    Apabila suatu muatan q dipindahkan dari titik (1) ke titik (2), maka usaha yang diperlukan adalah :

    E. KAPASITOR

    Kapasitor adalah peralatan listrik (komponen) elektronika yang digunakan untuk menyimpan energi listrik dalam waktu yang singkat untuk dibebaskan kembali dengan cepat. Biasanya berupa sepasang konduktor kembar yang dipisahkan oleh lapisan isolator (dielektrikum).

    Jenis kapasitor antara lain : kapasitor kertas, kapasitor elektrolit, dan kapasitor variabel.

    Kemampuan kapasitor dalam menyimpan energi disebut kapasitas atau kapasitansi, yang dinyatakan dalam Farad (F).

    Simbol kapasitor : C

    Pada gambar berikut, Sebuah kapasitor keping sejajar dihubungkan dengan sumber tegangan V :

    E

    +q -q

    d + -

    Ep = q V Ep = r

    Qq

    Ep = energi potensial listrik ( Joule )

    W12 = Ep2 Ep1 = q V2 q V1 = q ( V2 V1) W12 = q V

    W12 = usaha yang diperlukan untuk memindahkan muatan q dari titik 1 ke titik 2

    V = beda potensial ( volt )

    V

  • Rudy Djatmiko XII - 3

    40

    Besarnya Kapasitas kapasitor adalah :

    atau

    C = kapasitas kapasitor (Farad atau f ) q = muatan antara dua keping (C) V = beda potensial antara dua keping (volt) = permitivitas dielektrikum bahan A= luas penampang keeping (m2)

    Pada keeping kapasitor juga berlaku:

    d = jarak antara dua keping kapasitor (m) E = kuat medan listrik (N/C) q = besar muatan listrik pada keeping (C) V = beda potensial antar kedua keeping (Volt)

    Energi dalam kapasitor merupakan energi potensial yang tersimpan di dalam medan listrik kapasitor.

    atau atau

    EP = energi kapasitor (J) q = muatan listrik kapasitor (C) V = beda potensial antara dua keping (v) C = besar kapasitas kapasitor (F)

    Beberapa kapasitor dapat dihubungkan secara seri, paralel, dan kombinasi keduanya. Hubungan seri :

    C1 C2 C3

    Berlaku:

    212P

    qEC

    = 212PE C V= 12PE q V=

    q E d q V =

    VqC = AC

    d

    =

    q1 = q2 = q3 = qgab

    Vgab = V1 + V2 + V3

    321

    1111CCCCgab

    ++=

    321321

    1:

    1:

    1::

    CCCVVV =

  • Rudy Djatmiko XII - 3

    41

    Hubungan paralel :

    C1 C2 C3

    Berlaku:

    SOAL SOAL LATIHAN

    1. Empat buah titik A, B, C, dan D bermuatan listrik. Titik A menolak titik B, titik B menarik titik C, dan titik C menolak titik D. jika muatan listrik D negative, maka muatan listrik yang lain beruturut-turut:

    A. titik A positif, B positif, dan C negatif B. titik A positif, B negatif, dan C negatif C. titik A negatif, B positif, dan C positif D. titik A negatif, B negatif, dan C negatif E. titik A positif, B positif, dan C positif

    2. Rumus menentukan gaya listrik yang terjadi pada dua muatan yang sejenis jika muatan benda tersebut q1 dan q2 adalah

    A. r

    qqkF 21=

    B. r

    qkF =

    C. 2r

    qkF =

    D. 221

    r

    qqkF =

    E. rkqqF

    =

    21

    qgab = q1 + q2 + q3

    Vgab = V1 = V2 = V3

    Cgab = C1 + C2 + C3

    q1 : q2 : q3 = C1 : C2 : C3

  • Rudy Djatmiko XII - 3

    42

    3. Dua buah benda bermuatan listrik masing-masing 9 C dan 10 C. Jika kedua benda tersebut terpisah sejauh 3 m, berapa besar gaya tarik-menarik yang terjadi . . . (konstanta coulomb (k) = 9 x 109 N m2 / C2)

    A. 9 x 10-1 N B. 9 x 10-2 N C. 3 x 10-1 N D. 3 x 10-2 N E. 3 x 10-3 N

    4. Gaya tarik menarik antara dua buah benda bermuatan tertentu saat di udara adalah 900 N. jika kedua benda tersebut diletakkan di dalam bahan yang memiliki konstanta dielektrik 3, menjadi berapa gaya tarik-menarik yang terjadi?

    A. 300 N B. 903 N C. 2700 N D. 0,003 N E. 270 N

    5. Alat yang dapat digunakan untuk mengetahui muatan listrik pada suatu benda adalah

    A. elektroskop B. amperemeter C. stetoskop D. voltmeter E. multimeter

    6. Suatu benda bermuatan listrik -9 C. Jika konstanta coulomb 9 x 109 N m2 / C2, berapa besarnya medan listrik pada jarak 30 cm dari benda tersebut?

    A. 9 x 106 N/C B. 3 x 106 N/C C. 18 x 106 N/C D. 3 x 105 N/C E. 9 x 105 N/C

    7. Titik A terletak pada jarak 1 m dari benda bermuatan listrik - 5 C dan 1 m dari benda bermuatan listrik 10 C. Berapa besarnya kuat medan listrik pada titik A ?

    A. 15 x 103 N/C B. 30 x 103 N/C C. 45 x 103 N/C

  • Rudy Djatmiko XII - 3

    43

    D. 30 x 104 N/C E. 45 x 104 N/C

    8. Persamaan matematis hubungan antara medan listrik dengan gaya listrik yang benar adalah

    A. QEF = B. QFE = C. Q

    EF =

    D. rEF =

    E. r

    EF =

    9. Banyaknya garis medan listrik (fluks listrik) pada suatu permukaan tertutup sama dengan besarnya muatan listrik yang dilingkupi oleh permukaan tertutup tersebut dibagi dengan o. pernyataan tersebut merupakan . . .

    A. Isi hukum Khirchoff B. Isi hukum Coulomb C. Isi hukum Newton D. Isi hukum Gauss E. Isi hukum Ohm

    10. Pernyataan yang tidak benar mengenai medan listrik yaitu . . . A. besarnya sebanding dengan besar muatan listrik B. semakin jauh jaraknya dari sumber muatan listrik, semakin kecil medan

    listriknya C. semakin dekat jaraknya dari sumber muatan listrik, semakin besar medan

    listriknya D. dimiliki oleh semua benda E. ada medan listrik positif dan ada juga medan listrik negatif

    11. Persamaan matematis dari hukum gauss yang benar adalah . . .

    A. 2r

    QKAE =

    B. r

    QKAE = C. oQAE =

    D. A

    QE o

    =

    E. o

    QAE

    =

    12. Rumus untuk menentukan potensial listrik yang benar adalah

    A. r

    QQkV 21 =

    B. 2r

    QkV =

  • Rudy Djatmiko XII - 3

    44

    C. r

    QkV =

    D. r

    QkV2

    =

    E. 22

    r

    QkV =

    13. Suatu ruang memiliki potensial listrik sebesar V. jika pada ruang tersebut diletakkan sebuah partikel bermuatan listrik sebesar Q, maka besarnya energi potensial listrik yang dimiliki oleh partikel Q adalah

    A. QVEp = 2 B. QVEp = C. Q

    VEp =

    D. VQEp =

    E. 2QVEp =

    14. Dua partikel masing-masing q1 dan q2 yang tidak diketahui besar dan jenisnya, terpisah sejauh d. Antara kedua muatan itu dan pada garis penghubungnya terletak titik P dan berjarak 2/3 dari q1. bila kuat medan dititik P sama dengan nol, maka:

    A. muatan q1 dan q2 merupakan muatan-muatan yang tak sejenis B. potensial dititik P yang disebabkan oleh q1 dan q2 sama C. potensial dititik P sama dengan nol D. besar muatan q1 = 2 kali besar muatan q2 E. besar muatan q1 = 4 kali besar muatan q2

    15. Suatu benda berbentuk bola memiliki luas permukaan 10 cm2 dan bermuatan listrik sebesar 8.85 C. Besarnya medan listrik pada permukaan benda tersebut adalah . . . (o = 8.85 x 10 -12 C2 / N m2)

    A. 1 x 107 N/C B. 2 x 107 N/C C. 3 x 107 N/C D. 1 x 106 N/C E. 2 x 106 N/C

    16. Pada gambar berikut Q1 = Q2 = 5 C, dan r = 1 m. gaya yang dialami oleh benda bermuatan Q2 adalah

    r

    r

    Q1

    Q2 Q3

  • Rudy Djatmiko XII - 3

    45

    A. 0,2 N B. 0,2 2 N C. 0,225 N D. 0,125 2 N E. 0,225 2 N

    17. Partikel proton memiliki energi potensial listrik 100 J, berpindah dari posisinya semula hingga mengalami perubahan energi potensial listrik menjadi 88 J. besarnya usaha yang dialami oleh partikel proton tersebut adalah

    A. 8800 Joule B. 188 Joule C. 12 Joule D. 0,88 Joule E. 12,5 Joule

    18. Dua buah partikel bermuatan listrik masing-masing Q1 = -4 C dan Q2 = 9 C dan terpisah sejauh 1m. suatu titik mempunyai kuat medan listrik nol terletak pada . . .

    A. 0,5 meter di sebelah kanan Q1 B. 0,5 meter di sebelah kanan Q2 C. 1 meter di sebelah kiri Q1 D. 2 meter di sebelah kanan Q2 E. 2,5 meter di sebelah kiri Q1

    19. Sebuah benda bermuatan 2 C. Berapa besarnya potensial listrik pada jarak 5 cm dari benda tersebut?

    A. 18 x 104 Volt B. 3 x 105 Volt C. 6 x 105 Volt D. 9 x 105 Volt E. 18 x 105 Volt

    20. Pada jarak 10 cm dari suatu benda bermuatan listrik 9 C terdapat partikel bermuatan listrik 4 C. Berapa besarnya energi potensial yang dimiliki oleh partikel tersebut.?

    A. 3 Joule B. 3,2 Joule C. 3,24 Joule D. 4 Joule E. 4,25 Joule

  • Rudy Djatmiko XII - 3

    46

    21. Potensial listrik pada titik P adalah 180 kV. Jika pada titik P terdapat muatan listrik sebesar 2 C, berapa energi potensial listrik pada titik P ?

    A. 3 x 10-2 Joule B. 9 x 10-2 Joule C. 36 x 10-2 Joule D. 9 x 10-3 Joule E. 36 x 10-3 Joule

    22. Pada benda bermuatan listrik, muatan terdistribusi pada bagian . A. Bawah permukaan benda B. Atas permukaan benda C. Tengah benda D. Luar benda E. Seluruh bagian benda

    23. Jika jarak suatu benda terhadap suatu muatan listrik dijauhkan menjadi 3 kali semula maka besarnya medan listrik menjadi . . .

    A. tetap B. 1/9 kali C. 9 kali D. 1/3 kali E. 3 kali

    24. Jika nilai C1 = C2 = C3 = 3 C, besarnya kapasitas gabungan dari rangkaian berikut adalah . . .

    C1

    C2

    C3

    A. 0 B. 1 C C. 2 C D. 3 C E. 4 C

    25. Suatu kapasitor bermuatan listrik Q dan memiliki beda potensial V. besarnya kapasitas kapasitor tersebut adalah . . .

    A. VQC = B.

    VQC =

    C. QVC =

  • Rudy Djatmiko XII - 3

    47

    D. VQC = 2 E. 2VQC =

    26. Jelaskan perbedaan listrik statis dan listrik dinamis!

    27. Dua buah benda bermuatan listrik masing-masing 9 C dan -10 C. Jika kedua benda tersebut terpisah sejauh 30 cm, tentukan jenis gaya yang terjadi pada kedua benda tersebut dan berapa besarnya? (konstanta coulomb (k) = 9 x 109 N m2 / C2)

    28. Pada gambar berikut dua buah benda bermuatan + 10 C dan 2,5 C terpisah sejauh 1 m. jika besarnya medan listrik pada titik P adalah nol, Berapa jarak x ?

    29. Pada jarak 5 cm dari suatu benda bermuatan listrik terdapat potensial listrik sebesar 1,8 x 105 volt. Berapa besarnya muatan listrik benda tersebut?

    30. Suatu partikel bermuatan listrik 1 C terletak pada jarak 30 cm dari suatu benda bermuatan listrik 30 C. Berapa usaha yang dibutuhkan untuk memindahkan partikel hingga berjarak 15 cm dari benda bermuatan listrik tersebut?

    1 m x

    +10 C - 2,5 C P

  • Rudy Djatmiko XII - 3

    48

    Catatan:

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

  • Rudy Djatmiko XII - 4

    49

    BAB 4 LISTRIK ARUS SEARAH

    STANDAR KOMPETENSI Menerapkan konsep listrik arus searah KOMPETENSI DASAR Menguasai hukum kelistrikan arus searah Menguasai hubungan antara tegangan, hambatan, dan arus Menghitung daya dan energi listrik arus searah

    A. HUKUM KIRCHOFF

    1. BESARAN LISTRIK Besaran listrik yang akan kita bahas yaitu: arus listrik (i), tegangan listrik (v), dan hambatan listrik. `

    Hubungan ketiga besaran tersebut secara matematis yaitu:

    I : Arus listrik, satuannya amper, diukur dengan ampere meter V: Tegangan listrik, satuannya volt, diukur dengan volt meter R : Hambatan listrik, satuannya Ohm, diukur dengan ohm meter

    Rumus diatas dikenal sebagai hukum ohm

    2. RANGKAIAN LISTRIK

    a. Rangkaian Seri

    Pada rangkaian seri di atas, berlaku:

    321 RRRRT ++=

    321 VVVVT ++=

    321 IIIIT ===

    IVR =

  • Rudy Djatmiko XII - 4

    50

    RT : besar hambatan total (ohm) VT : besar tegangan total (volt) IT : besar arus total (Ampere) R1 : besar hambatan pada R1 (ohm) R2 : besar hambatan pada R2 (ohm) R3 : besar hambatan pada R3 (ohm) I1 : besar arus pada R1 (Ampere) I2 : besar arus pada R2 (Ampere) I3 : besar arus pada R3 (Ampere) V1 : besar tegangan pada R1 (volt) V2 : besar tegangan pada R2 (volt) V3 : besar tegangan pada R3 (volt)

    b. Rangkaian Paralel

    Pada rangkaian paralel di atas berlaku:

    321

    1111RRRRT

    ++=

    321 VVVVT ===

    321 IIIIT ++=

  • Rudy Djatmiko XII - 4

    51

    3. HUKUM KIRCHOFF 1

    Hukum khirchoff1 adalah mengenai arus listrik dalam rangkaian. Menurut khirchoff, dalam suatu rangkaian listrik berlaku:

    Iin : Jumlah arus listrik yang masuk Iout : Jumlah arus listrik yang keluar

    Jadi, pada rangkaian di atas berlaku: Iin = I1 + I4 + I5 Iout = I2 + I3 + I6 + I7

    outin II = I1 + I4 + I5 = I2 + I3 + I6 + I7

    4. HUKUM KIRCHOFF 2

    Hukum khirchoff 2 adalah mengenai tegangan listrik dalam suatu rangkaian tertutup. Menurut khirchoff, berlaku:

    E : jumlah ggl dalam rangkaian

    ( ) 0E I R+ =

    outin II =

  • Rudy Djatmiko XII - 4

    52

    Cara menentukan besarnya arus listrik yang mengalir pada rangkaian di atas adalah sebagai berikut:

    E = E1 E2 E1 bernilai (+) karena arah arus yang dihasilkan searah dengan arah loop, sedangkan E2 bernilai (-) karena arah arus yang dihasilkan berlawanan arah dengan arah loop. (perhatikan gambar)

    2121 rIrIRIRIRI +++= semua hambatan, R dan r bernilai positif, I adalah arus yang mengalir, karena rangkaian seri (perhatikan gambar) maka nilai I sama

    ( ) 0E I R + = ( ) ( ) 0212121 =++++ rIrIRIRIEE ( ) 0)( 212121 =++++ rrRRIEE ( ) )( 212121 rrRRIEE +++=

    ( )2121

    21

    rrRREE

    I+++

    =

    Persamaan di atas dapat digunakan untuk menentukan besarnya arus listrik yang mengalir pada rangkaian. (jika arus tersebut bernilai negative berarti arah arus tersebut berlawanan dengan arah loop)

  • Rudy Djatmiko XII - 4

    53

    B. HUKUM OHM

    1. HAMBATAN LISTRIK Besar hambatan listrik pada suatu penghantar dipengaruhi oleh jenis bahan dari penghantar tersebut. Besarnya hambatan listrik tersebut dapat dirumuskan:

    R: hambatan listrik (ohm) : hambatan jenis penghantar (Ohm / m) L: panjang kawat (m) A: luas penampang kawat penghantar (m2)

    2. PENGARUH SUHU TERHADAP HAMBATAN JENIS Besarnya hambatan listrik pada suatu bahan penghantar juga dipengaruhi oleh suhu bahan tersebut, persamaan matematisnya yaitu:

    R0: besar hambatan listrik semula R : besar hambatan listrik setelah setelah suhunya berubah T: perubahan suhu R: perubahan besar hambatan listrik

    C. DAYA DAN ENERGI LISTRIK

    1. DAYA LISTRIK Daya listrik yaitu kemampuan suatu perangkat listrik untuk menerima dan memanfaatkan energi listrik. Besarnya daya listrik dapat ditentukan dengan persamaan:

    atau atau

    P: daya listrik (Watt) V: tegangan listrik (Volt) I: arus listrik (amper) R: hambatan listrik (Ohm)

    RIP = 2R

    VP2

    =

    TRRR += 00

    ALR =

    TRR = 0RRR += 0

    IVP =

  • Rudy Djatmiko XII - 4

    54

    2. ENERGI LISTRIK Energi listrik yaitu besarnya daya listrik yang dimanfaatkan dalam waktu tertentu, secara matematis dirumuskan:

    atau atau atau

    t: selang waktu

    SOAL SOAL LATIHAN

    1. besarnya jumlah arus yang masuk sama dengan besarnya jumlah arus yang keluar merupakan . . . .

    a. Hukum Ohm b. Hukum Newton 1 c. Hukum Khirchoff 1 d. Hukum Faraday e. Hukum Khirchoff 2

    2. = RIE , merupakan perumusan dari . . . . a. Hukum Ohm b. Hukum Newton 1 c. Hukum Khirchoff 1 d. Hukum Faraday e. Hukum Khirchoff 2

    3.

    Pada gambar diatas, berlaku . . . a. 7654321 IIIIIII +++=++ b. 7632541 IIIIIII +++=++ c. 6427531 IIIIIII ++=+++ d. 7654321 IIIIIII ++=+++ e. 6432751 IIIIIII +++=++

    tpW =

    tIVP =tRIP =2

    tR

    VP =2

  • Rudy Djatmiko XII - 4

    55

    3. Perhatikan gambar berikut

    Jika I1 = 10 A, I2 = 13 A, I3 = 6 A, dan I4 = 2 A, maka besar I adalah . . .

    a. 5 A masuk ke titik P b. 5 A keluar dari titik P c. 7 A masuk ke titik P d. 7 A keluar dari titik P e. 10 A masuk ke titik P

    5.

    Pada gambar rangkaian di atas, berlaku rumus . . . .

    a. )( 221121 rRrRIEE +++= b. )( 221121 rRrRIEE +++=+ c. )( 221121 rRrRIEE += d. )( 221121 rRrRIEE +=+ e. )( 221121 rRrRIEE +++=+

  • Rudy Djatmiko XII - 4

    56

    6. Perhatikan gambar berikut!

    Jika R1 = 3 , R2 = 5 , r1 = 1 , r2 = 1 , E1 = 10 V, E2 = 12 V, maka besarnya arus listrik yang mengalir pada rangkaian tersebut adalah . . . a. 2 A b. 2 A c. 0,2 A d. 0,2 A e. 0,25 A

    7.

    Pada gambar rangkaian di atas, jika R1 = R2 = R3 = 10 , maka besarnya hambatan total pada rangkaian tersebut adalah . . .

    a. 30 b. 25 c. 20 d. 15 e. 10

  • Rudy Djatmiko XII - 4

    57

    8.

    Pada gambar rangkaian diatas, besarnya hambatan total (RT) dapat dihitung dengan rumus . . . .

    a. 321 RRRRT ++=

    b. 321

    11RRRRT ++

    =

    c. 321

    111RRR

    RT ++=

    d. 3211 RRR

    RT++=

    e. 321

    1111RRRRT

    ++=

    9.

    Pada gambar rangkaian diatas, besarnya hambatan total (RT) dapat dihitung dengan rumus . . . .

    a. 321 RRRRT ++=

    b. 321

    11RRRRT ++

    =

    c. 321

    111RRR

    RT ++=

    d. 3211 RRR

    RT++=

    e. 321

    1111RRRRT

    ++=

  • Rudy Djatmiko XII - 4

    58

    10.

    Pada gambar rangkaian di atas, berlaku rumus . . . . a. 321 IIIIT ++= b. 321 VVVV ++= c. 321 VVVV ===

    d. 321

    1111IIIIT

    ++=

    e. 321

    1111VVVV

    ++=

    11.

    Pada gambar rangkaian di atas, berlaku rumus . . . . a. 321 IIIIT +== b. 321 VVVV +== c. 321 IIIIT ===

    d. 32

    111II

    IIT ++=

    e. 32

    111

    VVVV ++=

  • Rudy Djatmiko XII - 4

    59

    12.

    Pada gambar rangkaian di atas, jika R1 = R2 = R3 = R4 = 6 , maka besarnya hambatan total pada rangkaian tersebut adalah . . .

    a. 30 b. 25 c. 20 d. 15 e. 10

    Untuk mengerjakan soal no 13 - 19 perhatikan gambar 1 berikut:

    13. Besarnya hambatan total (RT) pada rangkaian gambar 1 adalah . . .

    a. 10 b. 15 c. 20 d. 25 e. 30

    14. Besarnya arus total (IT) pada rangkaian gambar 1 adalah . . . a. 1 A b. 2 A c. 2.5 A d. 3 A e. 3.5 A

    Gambar 1

    R1 = 16 , R2 = 6 , R3 = 12 , V = 40 V

  • Rudy Djatmiko XII - 4

    60

    15. Besarnya arus pada hambatan R1 (I1) pada rangkaian gambar 1 adalah . . . a. 1 A b. 2 A c. 2.5 A d. 3 A e. 3.5 A

    16. Besarnya tegangan pada hambatan R1 (V1) pada rangkaian gambar 1 adalah . . . a. 32 V b. 30 V c. 16 V d. 8 V e. 4 V

    17. Besarnya tegangan pada hambatan R2 dan R3 (V2 dan V3) pada rangkaian gambar 1 adalah . . . a. 32 V b. 30 V c. 16 V d. 8 V e. 4 V

    18. Besarnya arus pada hambatan R2 (I2) pada rangkaian gambar 1 adalah . . .

    a. 1 A

    b. 43

    A

    c. 32

    A

    d. 31

    A

    e. 41

    A

    19. Besarnya arus pada hambatan R3 (I3) pada rangkaian gambar 1 adalah . . .

    a. 1 A

    b. 43

    A

    c. 32

    A

    d. 31

    A

    e. 41

    A

  • Rudy Djatmiko XII - 4

    61

    20. Lampu 200 W / 220 V memiliki hambatan listrik sebesar . . .

    a. 11 b. 22 c. 110 d. 121 e. 242

    21. Sebuah lampu 200 W / 220 V dipasang pada sumber tegangan 110 V. besarnya daya yang digunakann oleh lampu tersebut adalah sebesar . . .

    a. 22 W b. 44 W c. 50 W d. 100 W e. 400 W

    22. Suatu radio dihubungkan dengan tegangan 220 V. jika arus yang mengalir pada radio tersebut 0.4 A, maka besarnya daya radio tersebut adalah . . .

    a. 440 W b. 550 W c. 88 W d. 55 W e. 44 W

    23. Suatu perangkat elektronik memiliki hambatan listrik sebesar 1210 Ohm. Jika dihubungkan dengan sumber tegangan 220 V, besarnya daya yang dipakai perangkat tersebut adalah . . .

    a. 121 W b. 100 W c. 50 W d. 40 W e. 22 W

    24. Energi listrik merupakan daya listrik waktu pemakaian listrik. Jika waktu dalam satuan detik, besarnya energi yang dibutuhkan untuk menyalakan lampu sebesar 20 W selama 30 menit adalah . . .

    a. 60000 J b. 42000 J c. 36000 J d. 6000 J e. 3600 J

  • Rudy Djatmiko XII - 4

    62

    25. Teori yang tidak berhubungan dengan arus listrik adalah . . . a. Hukum Newton b. Hukum khirchoff 1 c. Hukum khirchoff 2 d. Hukum ampere e. Teori faraday

    26. Sebuah rumah menggunakan 4 lampu 60 watt, 2 lampu 25 watt, masing-masing dinyalakan 5 jam/hari, dan sebuah TV 200 watt dinyalakan 4 jam/hari. Jika tariff listrik PLN Rp400,-/kWh, maka besar biaya rekening listrik selama 1 bulan (30 hari) adalah . . .

    a. Rp26.000,- b. Rp27.000,- c. Rp50.000,- d. Rp62.000,- e. Rp72.000,-

    27. Pemakaian energi listrik sebesar 7.200.000 Joule, jika dalam satuan kWh besarnya adalah . . .

    a. 0.2 kWh b. 1.0 kWh c. 1.5 kWh d. 2.0 kWh e. 3.0 kWh

    28.

    Pada gambar rangkaian listrik di atas, pernyataan yang benar adalah . . . a. R2 dan R3 seri b. R2 dan R3 paralel c. R1, R2, dan R3 seri d. R1, R2, dan R3 paralel e. R2, R3, dan R4 seri

  • Rudy Djatmiko XII - 4

    63

    29.

    Pada gambar rangkaian listrik di atas, persamaan yang benar adalah . . . a. 321 VVVV === b. 321 IIIIT === c. 321 VVVV +== d. 321 IIIIT +== e. 321 IIIIT ++=

    30. Berikut ini adalah rumus untuk menentukan besar daya listrik (P) yang benar, kecuali . . .

    a. R

    VP2

    =

    b. RVP = 2

    c. VRVP =

    d. RIP = 2 e. IVP =

  • Rudy Djatmiko XII - 4

    64

    Catatan:

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

  • Rudy Djatmiko XII - 5

    65

    BAB 5 ARUS BOLAK BALIK

    Standar Kompetensi: Menerapkan konsep listrik arus bolak-balik Kompetensi dasar: Menguasai hukum kelistrikan arus bolak-balik Menguasai hubungan antara tegangan, impedensi, dan arus Menghitung daya dan energi listrik arus bolak-balik

    A. ARUS BOLAK-BALIK

    Arus bolak-balik atau Alternating Current (AC) sangat berbeda dengan arus searah. Besarnya tegangan arus searah atau Direct Current (DC) selalu tetap terhadap waktu, sedangkan besarnya tegangan AC selalu berubah terhadap waktu. Tegangan pada listrik arus bolak balik membentuk sinusoidal sedangkan tegangan pada listrik arus searah membentuk garis lurus...

    Pada tegangan arus AC terdapat tegangan puncak dan tegangan efektif. Tegangan puncak yaitu tegangan maksimal dari listrik AC, sedangkan tegangan efektif yaitu tegangan yang terukur saat diukur dengan voltmeter. Hubungan matematis antara tegangan puncak atau tegangan max dengan tegangan efektif yaitu:

    max21 VVefektif = dan efektifVV = 2max

    1. Mengukur tegangan listrik AC Alat yang digunakan untuk mengukur besaran

    pada arus bolak-balik secara lengkap adalah Osciloscope. Osciloscope dapat mengamati karakteristik arus bolak-balik secara jelas seperti tegangan puncak, frekuensi dan periode.

    Namun untuk menentukan besarnya arus dan tegangan listrik AC, dapat digunakan amperemeter dan voltmeter AC.

    VPuncakVEfektif

    Bentuk tegangan arus AC

    V

    Bentuk tegangan arus DC

  • Rudy Djatmiko XII - 5

    66

    B. IMPEDANSI, TEGANGAN, DAN ARUS BOLAK-BALIK

    Dalam rangkaian sederhana arus bolak-balik umumnya terdapat komponen Resistor, Induktor, dan Kapasitor. Pada masing-masing komponen tersebut bila dialiri arus listrik AC akan timbul impedansi, tegangan dan arus.

    1. Impedansi Impedansi yaitu hambatan atau reaktansi pada rangkaian arus bolak-balik.

    Hambatan pada resistor dinamakan reaktansi resistantif (XR), pada kapasitor dinamakan reaktansi kapasitif (XC), dan pada induktor dinamakan reaktansi induktif (XL). Besarnya masing masing hambatan tersebut adalah:

    LX L = CX C

    =

    1

    RX R = f= pi 2

    XL = reaktansi induktif (, ohm) XC = reaktansi kapasitif (, ohm) XR = reaktansi resistantif (, ohm) L = induktor (H, Henry) C = kapasitor (F, Farad) R = resistor (, ohm) = kecepatan sudut (rad/s) f = frekuensi (Hz)

    R L C

    Sumber AC

    jika komponen tersebut dalam rangkaian seri seperti di atas, maka impedansinya adalah:

    22 )( CLR XXXZ +=

    Z = impedansi (, ohm)

  • Rudy Djatmiko XII - 5

    67

    XR

    XL

    XC

    XCXL

    Z

    0

    2. Tegangan dan Arus Bolak-balik

    V

    Sumber AC

    VVR L C

    Besarnya tegangan total pada rangkaian arus bolak-balik di atas yaitu:

    22 )( CLR VVVV +=

    V = tegangan total (volt) VR = tegangan pada resistor (volt) VL = tegangan pada induktor (volt) VC = tegangan pada kapasitor (volt)

    Rangkaian di atas merupakan rangkaian seri, sehingga besarnya arus yang mengalir pada rangkaian tersebut sama besar

    CLR IIII ===

    3. Hubungan Impedansi, Tegangan, dan Arus Bolak-balik Secara matematis, hubungan hambatan, tegangan dan arus AC sama dengan

    pada arus DC. Berlaku hukum Ohm:

    ZIV = CC XIV = LL XIV = RR XIV =

    Diagram Phasor

    Hubungan antara R, L, C, dan Z dapat dinyatakan dalam suatu diagram yang dinamakan diagram phasor. Hubungan XR, XL, dan XC digambarkan dalam suatu system sumbu koordinat seperti gambar di samping.

    Dari diagram di atas, dapat diperoleh

    R

    CL

    XXX

    =tan

    = beda fase antara tegangan (V) dan arus (I) pada rangkaian listrik AC

  • Rudy Djatmiko XII - 5

    68

    Resonansi Resonansi yaitu keadaan dimana XL = XC. Keadaan ini dapat terjadi pada

    frekuensi tertentu. Frekuensi saat terjadinya resonansi disebut frekuensi resonansi yang besarnya:

    fr = frekuensi resonansi (Hz)

    C. DAYA DAN ENERGI ARUS BOLAK-BALIK

    Besarnya daya pada arus bolak-balik (AC) secara matematis yaitu:

    P = daya (watt) Ief = arus efektif (ampere) Imax = arus maksimum (ampere) Vef = tegangan efektif (volt)

    Besarnya energi yang dihasilkan oleh arus bolak-balik tiap waktu t adalah:

    E = energi listrik (joule) t = selang waktu (sekon)

    CL XX =

    CLf r

    =

    121pi

    ZIP ef =2

    efef IVP =

    ZV

    P ef2

    =

    maxIZV

    I efef =max21 IIef =

    tPE =

  • Rudy Djatmiko XII - 5

    69

    SOAL S