Modul Evaluasi Sensoris -

download Modul Evaluasi Sensoris -

of 35

Transcript of Modul Evaluasi Sensoris -

  • 8/17/2019 Modul Evaluasi Sensoris -

    1/35

     

    Modul Praktikum

    Analisis Sensoris

    J u r u s a n T e k n o l o g i H a s i l P e r t a n i a n

    F T P - U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a

    M a l a n g

    1 / 1 / 2 0 1 6

    Indria Purwatiningrum, STP. MSi

    Kiki Fibrianto, STP. Mphill., Ph.DElok Waziiroh, STP. MSi

    Hera Sisca Prasmita, STP, MSc

  • 8/17/2019 Modul Evaluasi Sensoris -

    2/35

    1

    DAFTAR ISI 

    Teks Halaman

    Daftar Isi ................................................................................................ 1

    Peraturan Praktikum ......................................................................................... 2

    Deskripsi Praktikum Analisis Sensoris .............................................................. 3

    Praktikum 1 Threshold test ......................................................................... 5

    Praktikum 2 Triangle test ............................................................................ 12

    Praktikum 3 Simple difference test ............................................................. 18

    Praktikum 4 Hedonic test ............................................................................ 25

  • 8/17/2019 Modul Evaluasi Sensoris -

    3/35

    2

    PERATURAN PRAKTIKUM 

    Mahasiswa yang boleh mengikuti praktikum Analisis Sensori adalah yang yang telah mengisi

    KRS untuk mata kuliah Analisis Sensori.

    1.  Setiap peserta harus hadir tepat pada waktu yang telah ditentukan. Apabila peserta

    terlambat lebih dari 10 menit dari waktu tersebut, maka tidak diperkenankan untuk

    mengikuti praktikum pada hari itu.

    2.  Setiap peserta sudah harus membaca modul praktikum dan menyelesaikan tugas pre-lab

    sebelum praktikum dimulai.

    3.  Satu kelas praktikum dibagi menajdi dua bagian besar, satu bagian sebagai preparator

    dan satu bagian lainnya sebagai panelis.

    4.  Data dari masing-masing kelompok harus ditabulasikan dan setiap peserta membahas

    data dari semua kelompok.

    5.  Setelah mengikuti praktikum setiap kelompok praktikum diwajibkan membuat laporan

    praktikum (format terlampir).

    6.  Bagian preparator mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan, termasuk kuesioner

    dan alat tulis.

    7.  Bagian preparator bertanggung jawab membereskan sisa sampel serta alat dan bahan

    yang telah digunakan

    8.  Setiap peserta bertanggungjawab terhadap kebersihan ruangan setelah praktikum

    selesai

    9.  Bagi mahasiswa yang tidak dapat mengikuti praktikum harus minta ijin kepada dosen dan

    mengikuti praktikum di kelas lain atau diberikan kompensasi lain sesuai dengan bobot

    praktikum yang ditinggalkan.

  • 8/17/2019 Modul Evaluasi Sensoris -

    4/35

    3

    DESKRIPSI PRAKTIKUM ANALISIS SENSORIS

     A. Deskripsi Mata Ajaran Praktikum

    Materi praktikum yang akan dilakukan meliputi: uji ambang batas, uji pembeda dan

    uji afektif untuk produk pangan. Praktikum ini merupakan bagian integral dari mata kuliah

     Analisis Sensoris. Praktikum dilakukan sebagai pembelajaran aplikatif dari teori Analisis

    Sensoris yang diajarkan pada mata kuliah Analisis Sensoris.

    B. Tujuan Instruksional Umum

    Setelah menyelesaikan mata ajaran praktikum ini mahasiswa diharapkan akan memiliki

     skill /ketrampilan untuk melakukan analisis produk pangan ditinjau dari sifat sensorisnya,

    melakukan pengolahan data serta merekomendasikan metode analisis sensoris yang sesuai

    untuk berbagai kebutuhan analisis sensoris pada produk pangan.

    C. Materi Praktikum

    Secara umum materi praktikum meliputi :

    1.  Threshold test

    2.  Triangle test

    3.  Simple difference test

    4.  Hedonic test

  • 8/17/2019 Modul Evaluasi Sensoris -

    5/35

    4

    D. Penilaian Hasil Belajar

    Penilaian hasil belajar meliputi hasil penilaian dari :

    No Komponen Bobot

    1 Aktivitas praktikum 10 %

    2 Laporan praktikum 15 %T O T A L 25%

    Hasil penilaian digabungkan dengan seluruh komponen lain dalam mata kuliah Analisis

    Sensoris. Tidak ada ujian praktikum secara khusus. Nilai praktikum dapat dikeluarkan

     jika dan hanya jika seluruh komponen penilaian praktikum telah lengkap pada batas

     waktu yang ditentukan.  Jika tidak lengkap maka nilai praktikum dianggap kosong.

    E. Jadwal Praktikum

     Jadwal praktikum :

    1.  Threshold test

    2.  Triangle test

    3.  Simple difference test

    4.  Hedonic test

    Pertemuan ke Materi

    1 Materi 1: Praktikum Threshold

    2 Materi 2: Tutorial Statistik

    3 Materi 3: Praktikum Uji Segitiga

    4 Materi 4: Tutorial Statistika

    5 Materi 5: Praktikum Simple Different Test 

    6 Materi 6: Praktikum uji hedonik

    7 Materi 7: Tutorial Statistika

  • 8/17/2019 Modul Evaluasi Sensoris -

    6/35

    5

    THRESHOLD TEST

     A.  TUJUAN

    Praktikum ini bertujuan untuk:

    1.  Mengetahui cara penentuan ambang stimulus rasa manis dan rasa asin

    B.  INDIKATOR BELAJAR

    Setelah menyelesaikan praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu:

    1.  Menjelaskan penentuan ambang stimulus rasa manis dan rasa asin

    C.  KEGIATAN PRAKTIKUM

    TINJAUAN PUSTAKA

    Konsep threshold atau ambang rangsangan secara indrawi dapat didefinisikan

    sebagai kisaran konsentrasi antara kondisi dimana suatu stimulus bau maupun rasa dari suatu

    senyawa tidak dapat dikenali dalam kondisi apapun dan di atas konsentrasi tersebut individu

    dengan indera yang normal dapat mengenali bau maupun rasa dari senyawa tersebut.

     Ambang rangsang mutlak (detection threshold ) merupakan rangsang yang pertama kali dapat

    dirasakan atau dibedakan dari rangsang netral, misalnya air suling. Ambang pengenalan

    ( recognition threshold ) merupakan konsentrasi minimal yang diperlukan agar suatu senyawa

    dapat dikenali. Konsentrasi ambang pengenalan umumnya sedikit lebih tinggi dari

    1

  • 8/17/2019 Modul Evaluasi Sensoris -

    7/35

    6

    konsentrasi ambang mutlak. Pada konsentrasi ini panelis dapat mendeskripsikan sensasi

    yang dirasakan. Lebih jauh, pada stimulus yang lebih tinggi intensitasnya, panelis dapat

    menjelaskan perbedaan pada sampel yang diberikan. Hal ini disebut dengan ambang

    pembeda (different threshold ). Dalam penentuan ambang beda dikenal istilah JND (just

    noticeable different) yaitu ketika ambang beda ditentukan dari perubahan variabel stimulus

    sedikit di atas dan di bawah standar sampai ditemui terdeteksinya perbedaan. Ambang yang

    terakhir adalah ambang batas akhir (terminal threshold ) yang merupakan stimulus terendah

    yang menghasilkan kesan maksimum sehingga jika konsentrasi stimulus tersebut dinaikkan

    lagi maka panelis tidak dapat merasakan adanya peningkatan rangsang atau intensitas kesan.

    Penentuan ambang sangat diperlukan terutama untuk ingredien pangan yang berpengaruh

    terhadap rasa dan aroma sehingga pada saat formulasi tidak digunakan dalam jumlah yang

    berlebihan.

    Bahan dan Alat :

    Bahan :

    a.  Sukrosa

    b.  NaCl

    c.   Air sebagai pelarut

    d.  Bahan penetral indra pencicip (air)

     Alat :

    a.  Timbangan analitik

    b.  Gelas ukur

    c.  Sendok

    d.  Gelas-gelas kecil

    e.  Label

    f.  Spidol

  • 8/17/2019 Modul Evaluasi Sensoris -

    8/35

    7

    Cara Kerja :

    1.  Buatlah delapan seri konsentrasi untuk masing-masing senyawa seperti yang dapat

    dilihat pada Tabel 1.

    Tabel 1. Seri konsentrasi untuk pengujian ambang stimulus

    Bahan Konsentrasi (%)

    Sukrosa 0 0,1 0,5 1 1,5 2

    NaCl 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5

    2.  Berilah kode tiga digit angka acak (bisa dengan menggunakan bantuan tabel bilangan

    acak).

    3.  Tuangkan sekitar 20 mL masing-masing larutan pada gelas-gelas kecil untuk

    penyajian yang telah diberi kode tiga digit angka acak yang telah ditetapkan.

    4.  Siapkan sendok penyajian 1 buah (kapasitas 5 mL) untuk setiap gelas penyajian untuk

    membantu panelis dalam penyicipan sampel.

    5.  Penyicipan sampel dilakukan secara acak. Dalam penyajian sampel perhatikan kaidah

    pengacakan untuk menghilangkan efek psikologis yang tidak diinginkan. Kaidah

    pengacakan meliputi pengkodean dan urutan penyajian sampel. Contoh diberikan

    pada Tabel 2.

    Tabel 2. Penyajian sampel pada uji ambang rangsangan

    Bilik

    Konsentrasi (%)

    0 0,1 0,5 1 1,5 2

    Bilik 1Kode 245 398 954 537 829 113

    Urutan 1 3 4 2 5 6

    Bilik 2Kode 245 398 954 537 829 113

    Urutan 2 3 1 4 5 6

    Bilik 3Kode 245 398 954 537 829 113

    Urutan 1 2 3 5 4 6

    Dst.

  • 8/17/2019 Modul Evaluasi Sensoris -

    9/35

    8

    6.  Penyajian sampel menggunakan kode dan urutan pada bilik 1 dapat digambarkan

    sebagai berikut :

    Gambar 1. Cara penyajian sampel

    7.  Cara penilaian sampel uji adalah sebagai berikut :

    a.  Pencicipan dilakukan secara berurutan dari kiri ke kanan.

    b.  Lakukan pencicipan sampel sebanyak 5 mL menggunakan sendok yang tersedia.

    c.  Masukkan sampel ke dalam mulut dan diamkan di dalam mulut selama 3 detik

    sebelum ditelan.

    d.  Rasakan apakah terdeteksi salah satu rasa dasar (manis atau asin), jika terdeteksi

    beri tanda +, dan jika tidak terdeteksi (masih seperti air tawar) beri tanda  –  pada

    kuisioner yang tersedia.

    e.  Istirahatkan indra pencicip anda selama 30 detik sebelum melakukan pengujian

    pada sampel berikutnya.

    Cara Pengolahan Data

    Pengolahan data menggunakan Metode Frekuensi

    a.  Lakukan transformasi data sehingga nilai + dirubah menjadi nilai 1, dan tanda  –  

    dirubah menjadi nilai 0.

    b.  Hitung nilai frekuensi pada masing-masing konsentrasi. Frekuensi merupakan

    persentase jumlah orang menyatakan nilai +

    Dimana :

    F 0,5% = frekuensi pada konsentrasi 0,5%

    Pb = jumlah panelis yang menyatakan nilai +

    Pt = jumlah panelis total

    c.  Lakukan pembuatan grafik konsentrasi (sumbu X) terhadap frekuensi (sumbu Y)

    F 0,5% = ∑Pb / ∑Pt 

    24

     

    53

     

    39

     

    95

     

    82

     

    48

     

  • 8/17/2019 Modul Evaluasi Sensoris -

    10/35

    9

    d.  Tentukan nilai konsentrasi pada saat frekuensi 50% ( Ambang Mutlak / Absolute

    Threshold) dan frekuensi 75% ( Ambang Pengenalan / Different Threshold).

    Contoh dapat dilihat pada Tabel 3.

    Tabel 3. Contoh matriks respon dan perhitungan nilai frekuensi

    PanelisKonsentrasi (%)

    0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,14

    1 0 0 1 1 1 1

    2 0 1 1 1 1 1

    3 0 1 1 1 1 1

    4 0 0 0 0 1 1

    5 0 0 1 1 1 1

    6 0 0 1 1 1 1

    7 0 0 1 1 1 1

    8 0 0 1 1 1 1

    9 1 1 1 1 1 1

    10 0 0 1 1 1 111 1 1 1 1 1 1

    12 1 1 1 1 1 1

    13 1 1 1 1 1 1

    14 1 1 1 1 1 1

    15 0 1 1 1 1 1

    16 0 1 1 1 1 1

    17 0 1 1 1 1 1

    18 0 1 1 1 1 1

    19 0 1 1 1 1 1

     Jumlah 5 12 18 18 19 19

    Frekuensi 26% 63% 95% 95% 100% 100%

  • 8/17/2019 Modul Evaluasi Sensoris -

    11/35

    10

    Grafik penentuan dalam Ambang Mutlak dan Ambang Pengenalan

    120

    F

    r 100 100 100

    e 95 95

    80

    k

    u 60 63

    e

    40

    n 26

    s 20

    i

    0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,14

    1 2 3 4 5 6

    Konsentrasi

    Kuisioner untuk Pengujian Ambang Rangsangan

    Contoh kuisioner untuk pengujian ambang rangsangan dapat dilihat pada contoh di bawah

    ini:

    Tanggal :

    Nama :

    Sampel :

    Instruksi :

    1.  Pencicipan dilakukan secara berurutan dari kiri ke kanan.

    2.  Lakukan pencicipan sampel sebanyak 5 mL menggunakan sendok yang tersedia.

    3.  Masukkan sampel ke dalam mulut dan diamkan di dalam mulut selama 3 detik sebelum

    ditelan.

    4.  Rasakan apakah terdeteksi salah satu rasa dasar (manis atau asin), jika terdeteksi beri

    tanda + dan jika tidak terdeteksi beri tanda –  pada kuisioner yang tersedia.

  • 8/17/2019 Modul Evaluasi Sensoris -

    12/35

    11

    5.  Istirahatkan indra pencicip selama minimal 30 detik sebelum melakukan pengujian

    pada sampel berikutnya.

    Kode sampel

    245 954 537 829 113 481

    Respon

  • 8/17/2019 Modul Evaluasi Sensoris -

    13/35

    12

    TRIANGLE TEST

    Tujuan Praktikum :

    -  Menentukan perbedaan karakteristik sensori di antara dua sampel

    Dasar Teori :

    Uji segitiga digunakan untuk menunjukkan apakah ada perbedaan karakteristik sensori

    di antara dua sampel. Metode ini digunakan pada pekerjaan pengawasan mutu untuk

    mendeteksi apakah ada perbedaan antar lot produksi yang berbeda. Selain itu dapat juga

    digunakan untuk mengetahui apakah perbedaan substitusi ingredient atau perubahan lain

    dalam proses produksi menghasilkan perbedaan karakteristik sensori produk yang dapat

    dideteksi. Uji segitiga juga digunakan untuk seleksi panelis.

    Dalam uji segitiga panelis diminta untuk mencari sampel yang berbeda dari keseluruhan

    karakteristik sensori. Oleh karena itu dalam penyajian, tutupi semua perbedaan yang bukan

    merupakan tujuan uji. Dengan uji ini besar dan arah perbedaan antar sampel tidak

    tergambarkan, demikian juga indikasi karakteristik yang bertanggung jawab terhadap

    timbulnya perbedaan tersebut. Dengan kata lain uji segitiga terbatas pada produk-produk

    yang homogen. Tingkat probabilitas uji segitiga adalah 1/3. Analisis hasil uji segitiga

    dilakukan dengan membandingkan jumlah jawaban yang benar dengan tabel binomial.

    2

  • 8/17/2019 Modul Evaluasi Sensoris -

    14/35

    13

    Bahan dan Alat :

    Bahan :

    a.  Sosis siap makan 2 merk berbeda

    b.   Air putih

     Alat :

    a.  Piring kecil

    b.  Tissue

    c.  Sendok

    Cara kerja :

    a.  Cara Penyajian

    1.  Panelis menerima tiga sampel berkode yang terdiri dari dua sampel sama dan satu

    sampel berbeda.

    2.  Setiap sampel diberi kode yang terdiri dari 3 angka. Kode diberikan secara acak.

    Kode yang diberikan berupa tiga angka acak, misal 426, 659, 149, dst.

    3.   Ada enam kemungkinan penyajian sampel dalam uji segitiga yaitu ABB, BAA, AAB,

    BBA, ABA, BAB.

    4.  Setiap panelis akan menerima sampel dengan kode dan urutan penyajian yang

    berbeda.

    5.  Sampel disajikan membentuk pola segitiga.

    b.  Cara Penilaian

    1.  Panelis diminta menilai dan mengidentifikasi satu sampel yang berbeda di antara

    ketiga sampel yang disajikan.

    2.  Hasil penilaian panelis ditulis pada formulir isian yang disediakan.

    c.  Cara Pengolahan Data

       Analisis Data

    a.  Berdasarkan hasil penelitian panelis yang dituliskan pada formulir isian maka

    dibuat tabulasi data.

    b.  Panelis yang memberi jawaban benar diberi nilai 1 dan panelis yang memberi

     jawaban salah diberi nilai 0, seperti terlihat pada Tabel 1.

  • 8/17/2019 Modul Evaluasi Sensoris -

    15/35

    14

    c.  Hasil penilaian kemudian dianalisis dengan peluang binomial atau tabel

    statistik.

    Tabel1. Data hasil uji segitiga dari 20 orang panelis

    Panelis Penilaian

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    16

    17

    18

    19

    20

    1

    1

    1

    0

    1

    0

    0

    0

    1

    1

    0

    0

    0

    1

    0

    1

    0

    1

    0

    1

    ∑ Benar  10

      Penggunaan tabel peluang binomial

    a.  Tabel binomial untuk uji segitiga dapat dilihat pada lampiran.

    b.  Pada tabel terlihat bahwa pada pertemuan kolom taraf nyata 0,05% dan baris

     jumlah panelis 20 orang diperoleh jumlah minimal panelis yang menjawab

    benar adalah 11 orang. Jadi 11 orang adalah jumlah minimum banyaknya

  • 8/17/2019 Modul Evaluasi Sensoris -

    16/35

    15

    panelis yang harus menjawab dengan benar agar diperoleh hasil kedua

    produk berbeda nyata.

    c.  Karena jumlah panelis yang menjawab benar pada pengujian < jumlah minimal

    panelis yang menjawab benar pada tabel maka disimpulkan produk P tidak

    berbeda nyata dengan produk F pada taraf signifikansi 5%

      Penggunaan software analisa statistika “MINITAB” 

    Pada uji segitiga, panelis diminta memilih 1 sampel yang berbeda dari 2 sampel

    lainnya pada 3 wadah penyajian. Sehingga tingkat probabilitasnya atau kemungkinan

    memilih sampel yang berbeda adalah 1/3. Berikut adalah langkah-langkah analisa

    data uji segitiga menggunakan software “MINITAB” 

    1.  Membuka program “Minitab 16” 

    2.  Pilih menu “Stat toolbar” 

    3.  Klik ‘Basic Statistics’ 

    4.  Klik ‘1 Proportion Test’ 

    Gambar 1. Tampilan Jendela ‘MINITAB’ 

  • 8/17/2019 Modul Evaluasi Sensoris -

    17/35

    16

    5.  Setelah klik ‘1 proportion ’ maka akan muncul jendela ‘1porpotion (Test and convident

    interval) seperti pada Gambar 2 berikut:

    Gambar 2. Tampilan Jendela ‘1 Proportion’

    6.  Pilih ‘summarized data’ 

    7.  Pada ‘Number of events’ diketik jumlah respon menjawab benar

    8.  Pada ‘Number of trials’  diketik jumlah total respon

    9.  Dicentang ‘Perform hypothesis test’ 

    10. Pada ‘Hypothesized proportion’ diketik tingkat probabilitasnya, pada uji segitiga

    adalah 1/3 = 0.333

    11. Klik ‘Option’ dan akan keluar jendela ‘1 proportion –  options’, seperti pada Gambar 2

    12. Masukkan nilai ‘confident level’ yaitu 95,0 (karena digunakan taraf signifikansi 5%)

    13. Pada ‘A lternative’ pilih menu ‘not equal’ 

    14. Klik OK

    15. Pada jendela ‘Session’ akan muncul nilai P-value, seperti pada Gambar 3 . Jika nilai P-

     value < 0,05 maka terdapat perbedaan yang signifikan, sedangkan jika nilai P-value

    maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara sampel A dan sampel B.

  • 8/17/2019 Modul Evaluasi Sensoris -

    18/35

    17

    Gambar 3. Tampilan jendela ‘Session’ 

    d.  Kuisioner Uji Segitiga

    Contoh kuisioner uji segitiga dapat dilihat di bawah ini :

    UJI SEGITIGA

     Nama :

    Produk :

    Instruksi :

    Dihadapan Anda terdapat 3 sampel dimana terdapat dua sampel yang sama dan satu sampel

     berbeda. Cicipi sampel secara berurut dari kiri ke kanan. Pencicipan hanya diperbolehkan

    satu kali saja dan tidak diperkenankan mengulang pencicipan. Setiap pencicipan sampel

    yang berbeda, netralkan indra pengecap anda dengan cara minum air putih terlebih dahulu.

    Identifikasi sampel mana yang berbeda dengan memberi tanda √ pada kolom di bawah ini

    :

    Kode sampel 426 659 149

    Sampel berbeda

    Komentar : ......................................................................................................................

  • 8/17/2019 Modul Evaluasi Sensoris -

    19/35

    18

    SIMPLE DIFFERENCE TEST

    Tujuan Praktikum :

    -  Untuk menentukan perbedaan sensori antara dua produk

    Dasar Teori :

    Uji pembedaan sederhana digunakan untuk menentukan apakah terdapat perbedaan

    sensori antara dua produk. Metode ini terutama digunakan ketika pengujian tidak bisa

    dilakukan dengan penyajian 3 sampel atau lebih. Misalnya saat membandingkan sampel

    yang memiliki flavor yang kuat atau memiliki karakteristik sensori yang kompleks dan

    membingungkan panelis apabila disajikan lebih dari 2 sampel.

    Seperti halnya pengujian pembedaan keseluruhan parameter sensori lainnya, ujipembedaan sederhana efektif digunakan saat :

    1.  Membedakan adanya perbedaan karakteristik sensori karena perubahan ingredient,

    proses, pengemasan dan penyimpanan.

    2.  Salah satu karakter sensori tidak dapat diidentifikasi.

    Bahan dan Alat :

    Bahan :

    1.  Selai Strawbery 2 merk berbeda

    2.   Air minum

    3

  • 8/17/2019 Modul Evaluasi Sensoris -

    20/35

    19

     Alat :

    1.  Piring kecil

    2.  Sendok

    3.  Tissue

    Cara Kerja

    a.  Cara Penyiapan Sampel

    1.  Sampel disajikan secara berpasangan.

    2.  Panelis menerima dua sampel yang sama atau dua sampel yang berbeda.

    3.  Setiap sampel diberi kode yang terdiri dari 3 angka dan kode diberikan secara

    acak. Kode yang diberikan berupa tiga angka acak, misal 426, 659, 149, dst.

    4.   Ada 4 kemungkinan penyajian dalam uji pembedaan sederhana yaitu : AA, AB, BB,

    dan BA. Setiap panelis akan menerima kode dan urutan penyajian sampel yang

    berbeda.

    5.  Sampel disajikan berpasangan seperti terlihat pada Gambar 1.

    b.  Cara Penilaian

    1.  Panelis diminta untuk menilai atau menentukan apakah kedua sampel yang

    disajikan sama atau berbeda untuk keseluruhan mutu sensorisnya.

    2.  Hasil penilaian panelis ditulis pada formulir isian yang disediakan.

    c.  Kuisioner Uji Pembedaan Sederhana

    Contoh kuisioner untuk uji pembedaan sederhana dapat dilihat di bawah ini :

    861 721 112 787 862 513

    Panelis 1 Panelis 3Panelis 2

  • 8/17/2019 Modul Evaluasi Sensoris -

    21/35

    20

    UJI PEMBEDAAN SEDERHANA

     Nama :

    Produk :

    Tanggal :

    Instruksi :

    Dihadapan Anda terdapat 2 sampel selai strawbery. Cicipi sampel secara berurutan dari kiri

    ke kanan. Pencicipan hanya diperbolehkan dan tidak diperkenankan mengulang pencicipan.

    Setiap pencicipan sampel yang berbeda, netralkan indra pengecap anda dengan cara minum

    air putih terlebih dahulu.. Identifikasi, apakah terdapat perbedaan keseluruhan mutu sensori

    diantara 2 sampel. Beri penilaian Anda dengan tanda √ pada kolom di bawah ini : 

    Apakah terdapat perbedaan antar 2 sampel dibawah ini (243 dan 357)

    Kedua sampel sama

    Kedua sampel berbeda

    Komentar : ...............................................................................................................................

    ..................................................................................................................................................

  • 8/17/2019 Modul Evaluasi Sensoris -

    22/35

    21

    d.  Cara Pengolahan Data

       Analisis Data

    Berdasarkan hasil penilaian panelis yang dituliskan pada formulir isian, maka

    dibuat tabulasi data. Hasil penilaian ini kemudian dianalisis menggunakan metode

    Chi-Square. Contoh hasil tabulasi data disajikan pada Tabel 1.

    Tabel 1. Tabulasi data uji pembedaan sederhana

    Penilaian panelis

    Sampel yang disajikan

    TotalPasangan Sama

    (AA atau BB)

    Pasangan Beda

    (AB atau BA)

    Sama 17 9 26

    Berbeda 13 21 34

    Total 30 30 60

      Perhitungan Chi-Square

    Nilai statistik 2 x  (chi-square) digunakan untuk menguji hipotesis yang berkaitan

    dengan frekuensi kejadian. Chi-Square test dapat digunakan untuk 2 kategori

    (seperti uji binomial) maupun lebih dari 2 kategori.

    Rumus umum untuk menghitung nilai

    2 x

     (chi-square) adalah sebagai berikut :

    Dimana :

    O = nilai pengamatan (observed value)

    E = nilai harapan(expected value)

    Seperti halnya sebaran binomial maka juga terdapat sebaran chi-square yang dapat

    digunakan untuk menghitung peluang hasil tertentu jika H0 benar adanya. Dalam

    prakteknya, nilai2

     x  dihitung dan dibandingkan dengan nilai tabel2

     x  pada taraf

    signifikansi. Jika nilai 2 x   hitung > nilai2

     x  pada tabel maka hipotesis H0 dan

    sebaliknya. Tabel Chi-Square disajikan pada lampiran.

    E

    E-O  2

    2 x  

  • 8/17/2019 Modul Evaluasi Sensoris -

    23/35

    22

    1360

    30x26E

    sama    17

    60

    30x34E

     beda   

    34,4

    17

    1721

    17

    1713

    13

    139

    13

    1317  2222

    2

     x  

    Pembacaan Tabel Chi-Square (upper-α Probability Points of 2 x  distribution)

     A = probabilitas, misalnya dipilih 0,05

     V = derajat bebas = jumlah sampel –  1 = 2 –  1 = 1

    Hasil pembacaan tabel : nilai 84,32

    av

     x  

    Interpretasi Hasil

    Nilai 2 x  hitung (4,34) > nilai tabel (3,84) maka hipotesis H0 : A = B ditolak.

    Kesimpulan

     Ada perbedaan yang signifikan diantara kedua sampel (A dan B) yang diuji pada

    taraf signifikansi 0,05%.

      Penggunaan software analisa statistika “MINITAB” 

    Pada uji beda sederhana, panelis diminta menentukan apakah 2 sampel yang

    disajikan tersebut sama atau berbeda. Ada 2 cara penyajian AA/ BB dan AB/ BA.

    Berikut adalah langkah-langkah analisa data uji segitiga menggunakan software

    “MINITAB” 

    1.  Membuka program “Minitab 16” 

    2.  Pilih menu “Stat toolbar” 

    3.  Klik ‘Basic Statistics’ 

    4.  Klik ‘2 Proportion Test’ 

  • 8/17/2019 Modul Evaluasi Sensoris -

    24/35

    23

    Gambar 1. Tampilan Jendela ‘MINITAB’ 

    5.  Setelah klik ‘2 proportion ’ maka akan muncul jendela ‘2 porpotion (Test and

    convident interval) seperti pada Gambar 2 berikut:

    Gambar 2. Tampilan Jendela ‘2 Proportion’

  • 8/17/2019 Modul Evaluasi Sensoris -

    25/35

    24

    6.  Pilih ‘summarized data’ 

    7.  Pada ‘first (sampel 1) –  event ‘ diketik jumlah respon menjawab benar.

    ‘First –  trial’ diketik jumlah total respon. Begitu juga pada ‘second’ untuk sampel

    ke 2

    8.  Klik ‘Option’ dan akan keluar jendela ‘2  proportion  –   options’, seperti pada

    gambar 2

    9.  Masukkan nilai ‘confident level’ yaitu 95,0 (karena digunakan taraf signifikansi

    5%)

    10. Pada ‘A lternative’ pilih menu ‘not equal’ 

    11. Klik OK

    12. Pada jendela ‘Session’ akan muncul nilai P-value, seperti pada Gambar 3 . Jika

    nilai P-value < 0,05 maka terdapat perbedaan yang signifikan, sedangkan jika

    nilai P-value > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara

    sampel A dan sampel B.

    Gambar 3. Tampilan jendela ‘Session’ 

  • 8/17/2019 Modul Evaluasi Sensoris -

    26/35

    25

    HEDONIC TEST

    Tujuan Praktikum :

    -  Untuk mengetahui kesukaan panelis terhadap suatu produk

    Dasar teori :

    Uji kesukaan disebut juga dengan uji hedonik, dilakukan apabila uji didesain untuk

    memilih satu produk di antara produk lain secara langsung. Uji ini dapat diaplikasikan pada

    saat pengembangan produk atau pembandingan produk dengan produk pesaing. Uji

    kesukaan meminta panelis untuk harus memilih satu pilihan diantara yang lain. Maka itu

    produk yang dipilih dapat menunjukkan bahwa produk tersebut disukai atau tidak.

    Skala hedonik dapat direntangkan atau diciutkan menurut rentangan skala yang

    dikehendakinya, misalnya skala 1-3, 1-5, 1-7 dan 1-9. Skor penilaian relatif juga dapat

    menunjukkan kesukaan, contoh skor tertinggi berarti lebih disukai.

    Bahan dan Alat :

    Bahan : biskuit kreker dari merek yang berbeda

     Alat :

    1.  Wadah penyajian

    2.  Label

    3.   Alat-alat tulis

    Cara Kerja

    Cara Penyiapan dan Penyajian

    1.  Potong-potong sampel kreker seragam dan hilangkan identitas yang melekat pada

    produk.

    4

  • 8/17/2019 Modul Evaluasi Sensoris -

    27/35

    26

    2.  Tempatkan 2 potongan kreker pada wadah penyajian yang memiliki kode tiga digit

    angka acak.

    3.  Panelis diminta untuk melakukan pengujian kerenyahan dengan melakukan

    pengunyahan di dalam rongga mulut.

    4.  Dari keempat sampel satu sama lain harus dibandingkan untuk memperoleh urutan

    intensitas kerenyahan.

  • 8/17/2019 Modul Evaluasi Sensoris -

    28/35

  • 8/17/2019 Modul Evaluasi Sensoris -

    29/35

    28

     Analisis Data Uji Hedonik

    a.  Hasil uji hedonik ditabulasikan dalam suatu tabel, kemudian dilakukan analisis dengan

     ANOVA dan uji lanjut dengan Duncan`s Multiple Test

    b.  Hasil yang telah diperoleh dari uji hedonik ditabulasikan dan dihitung total perlakuan

    (Yi), total kelompok (Yj), total umum (Y...) dan dihitung pula ∑Y 2  untuk setiap

    perlakuan dan kelompok

    c.  Kemudian dilakukan analisis varian untuk membedakan contoh satu dengan yang

    lainnya

    Table 1. Data Penilaian Terhadap Pengamatan

    Sumber: Rahayu, WP (1998:33)

    Perlakuan  Total Perlakuan 

    1 2 3

    .

    R  Y i  ∑i Y ij2

      (Y i.)2 

        K   e     l   o    m   p     o     k

    1  Y 11  Y 21  Y 31  .  Y r1  Y 1.  W1.  (Y 1.)2

     

    2  Y 12  Y 22  Y 32  .  Y r2  Y 2.  W2.  (Y 2.)2

     

    3  Y 13  Y 23  Y 33  .  Y r3  Y 3.  W3.  (Y 3.)2

     

    . . . . . . . . .

    t  Y 1t  . . .  Y rt  Y r Wr. 

    (Y r.)2 

        T   o     t    a     l    P   e    r    l   a     k   u    a    n  Y. j  Y.1  Y.2  Y.3  . Y.t 

     Y..

    Total

    Umum

    ∑j(Yi.)2  Jumlah

    Kuadrat

    Total

    Kelompo

    k∑ j Y ij2  W.1  W.2  W.3  . W.t 

    Total

     Jumlah

    Kuadra

     

    (Y. j)2  (Y.1)

    (Y.2)2  (Y.3)

    2  . (Y.t)2 

    ∑j(Yi.)2

     Jumlah

    Kuadrat Total

  • 8/17/2019 Modul Evaluasi Sensoris -

    30/35

    29

    FK = Total Umum2  . = y..2

     Jumlah kelompok x Jumlaah perlakuan rt

     JK (T) = Total Jumlah Kuadrat –  factor Koreksi = ∑i/j yij –  y..2

    rt

     JK (P) = Jumlah Kuadrat Total Perlakuan - Faktor Koreksi = ∑i yi2  –  y..2.

     Jumlah Kelompok t rt

     JK (K) = Jumlah Kuadrat Total Kelompok - Faktor Koreksi = ∑i yi2  –  y..2.

     Jumlah Perlakuan t rt

     JK (G) = JK Total –  JK Perlakuan –  JK Kelompok

    Keterangan:

    FK = Faktor Koreksi

     JK (T) = Jumlah Kuadrat Total

     JK (P) = Jumlah kuadrat Perlakuan / Sampel

     JK (K) = Jumlah Kuadrat Kelompok / Panelis

     JK (G) = Jumlah Kuadrat Galat

    y = Total kuadrat umum

    t = Jumlah kelompok / panelis

    r = Jumlah perlakuan / sampel

     j = Jumlah kuadrat total kelompok/ panelis

    i = Jumlah kuadrat total perlakuan / sampel

  • 8/17/2019 Modul Evaluasi Sensoris -

    31/35

    30

    Tabel 2. Daftar Sidik Ragam

    Sumber: Rahayu, WP (1998:33)

    Kemudian F-hitung dibandingkan dengan F-tabel :

    Fhitung < Ftabel = Tidak Berbeda Nyata

    Fhitung > Ftabel = Berbeda Nyata

      Penggunaan software analisa statistika “MINITAB” 

    Pada uji hedonic, panelis diminta memberikan penilaian/ rangking pada 2 sampelyang disajikan terhadap atribut warna, rasa, tekstur, aroma. Berikut adalah langkah-

    langkah analisa data uji segitiga menggunakan software “MINITAB” 

    1.  Membuka program “Minitab 16” 

    2.  Pilih menu “Stat toolbar” 

    3.  Klik ‘ANOVA’ 

    4.  Klik ‘General Linier Model’ 

    Sumber

    Keragam

    an

    Derajat

    Bebas

    (db)

     Jumlah

    Kuadrat JK

    Kuadrat

    Total

    KT

    Fhitung

    Perlakuan r-1 JKPerlakuan JK (P)

    DB (P)

    KT (P)

    KT (G)

    Kelompok t-1 JKKelompok JK (K)

    DB (K)

    KT (K)

    KT (G)

    Galat (rt-1) - ((r-1)+(t-

    1))

     JKGalat JK (G)

    DB (G)

    Total Rt-1 JKTotal JK (T)

    DB (T)

  • 8/17/2019 Modul Evaluasi Sensoris -

    32/35

    31

    Gambar 1. Tampilan Jendela ‘MINITAB’ 

    5.  Setelah klik ‘General linier model ’ maka akan muncul jendela ‘General linier

    model ‘ seperti pada tampilan berikut: 

  • 8/17/2019 Modul Evaluasi Sensoris -

    33/35

    32

    Gambar 2. Tampilan Jendela ‘General Linier Model’ dan ‘Comparisons’ 

    6.  Pada ‘Respon’ diisi sebagai atribut warna, rasa atau aroma dengan cara meng-

    klik dua kali C4

    7.  Pada ‘Model’ diisi sebagai kelompok dan sampel dengan cara meng-klik dua kali

    C1 dan C38.  Klik ‘Comparisons’ dan akan keluar jendela ‘Comparisons’  , seperti pada

    Gambar 2

    9.  Pilih ‘Pairwise comparison’ 

    10. Pilih ‘Tukey’ pada method 

    11. Pilih ‘Grouping information’ 

    12. Ketik pada ‘Confident Level’ dengan 95.0 

    13. Klik OK

    14. Pada jendela ‘Session’ akan muncul nilai P-value untuk kelompok panelis dansampel, seperti pada gambar …. . Jika nilai P-value < 0,05 maka terdapat

    perbedaan yang signifikan, sedangkan jika nilai P-value > 0,05 maka tidak

    terdapat perbedaan yang signifikan.

  • 8/17/2019 Modul Evaluasi Sensoris -

    34/35

    33

    Gambar 3. Tampilan jendela ‘Session’ 

    Tidak ada perbedaan nyata respon

    (intensitas flavour) antar kelompok

    panelis 

    Terdapat perbedaan nyata

    intensitas atribut sensori antar

    sampel 

    Intensitas atribut sensori sampel

    berbeda nyata

  • 8/17/2019 Modul Evaluasi Sensoris -

    35/35

    34