Modul

17
MODUL MODUL Agnes Yuliana Agnes Yuliana 073112620150013 073112620150013 Pendahuluan Pendahuluan Kimia Kimia Latar Belakang Vitamin adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme organisme. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Istilah "vitamin" sebenarnya sudah tidak tepat untuk dipakai tetapi akhirnya dipertahankan dalam konteks ilmu kesehatan dan gizi. Nama ini berasal dari gabungan kata latin vita yang artinya hidup dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin sama sekali tidak memiliki atom N. Sebagai salah satu komponen gizi, vitamin diperlukan memperlancar proses metabolisme tubuh, dan tidak berfungsi menghasilkan energi. Vitamin terlibat dalam proses enzimatik. Tubuh memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan yang sedikit itu diabaikan, akan mengakibatkan terganggunya metabolisme di dalam tubuh kita karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Kondisi kekurang vitamin disebut avitaminosis.

Transcript of Modul

Page 1: Modul

MODULMODUL

Agnes YulianaAgnes Yuliana

073112620150013073112620150013

PendahuluanPendahuluanKimiaKimia

Latar Belakang

Vitamin adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital

dalam metabolisme organisme. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin

adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Istilah "vitamin" sebenarnya

sudah tidak tepat untuk dipakai tetapi akhirnya dipertahankan dalam konteks ilmu kesehatan dan

gizi. Nama ini berasal dari gabungan kata latin vita yang artinya hidup dan amina (amine) yang

mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya

vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin sama sekali tidak memiliki

atom N.

Sebagai salah satu komponen gizi, vitamin diperlukan memperlancar proses metabolisme tubuh,

dan tidak berfungsi menghasilkan energi. Vitamin terlibat dalam proses enzimatik. Tubuh

memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan yang sedikit itu diabaikan, akan

mengakibatkan terganggunya metabolisme di dalam tubuh kita karena fungsinya tidak dapat

digantikan oleh senyawa lain. Kondisi kekurang vitamin disebut avitaminosis.

Pada umumnya vitamin tidak dapat dibuat sendiri oleh hewan (atau manusia) karena mereka

tidak memiliki enzim untuk membentuknya, sehingga harus dipasok dari makanan. Akan tetapi,

ada beberapa vitamin yang dapat dibuat dari zat-zat tertentu (disebut provitamin) di dalam

tubuh. Contoh vitamin yang mempunyai provitamin adalah vitamin D. Provitamin D banyak

terdapat di jaringan bawah kulit. Vitamin lain yang disintetis di dalam tubuh adalah vitamin K

dan vitamin B12. Kedua macam vitamin tersebut disintetis di dalam usus oleh bakteri.

Bedasarkan kelarutannya vitamin dibagi menjadi dua kelompok, yaitu vitamin yang larut dalam

air (vitamin C dan semua golongan vitamin B) dan yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan

K). Oleh karena sifat kelarutannya tersebut, vitamin yang larut dalam air tidak dapat disimpan

dalam tubuh, sedangkan vitamin yang larut dalam lemak dapat disimpan dalam tubuh.

Tujuan

Page 2: Modul

Tujuan dari praktikum ini, diharapkan mahasiswa dapat membuktikan adanya vitamin A, vitamin

B1, vitamin B6 dan vitamin C dalam suatu bahan secara kuantitatif,

Tinjauan PustakaTinjauan PustakaKimiaKimia

Vitamin A atau retinol merupakan senyawa poliisoprenoid yang mengandung cincin

sikloheksinil. Retinol adalah substansi induk dari retinoid yang terdapat pada retinal dan asam

retinoat. Substansi ini biasa dibentuk melalui pemecahan provitamin A (β-karoten). Retinoid

terdapat dalam makanan yang berasal dari hewan. Di dalam sayuran, vitamin A terdapat sebagai

provitamin dalam bentuk pigmen b-karoten berwarna kuning yang terdiri atas dua molekul

retinal yang dihubungkan pada ujung aldehid rantai karbonnya. Namun demikian, karena b-

karoten tidak dimetabolisasi secara efisien menjadi vitamin A, maka efektifitas b-karoten

sebagai sumber vitamin A hanya seperenam aktivitas retinal berdasarkan berat. Senyawa mirip

b-karoten dikenal sebagai karotenoid. Dalam tubuh, fungsi utama vitamin A dilaksanakan oleh

retinol dan kedua derivatnya yaitu retinal dan asam retinoat. Retinol dan retinal dapat melakukan

interkonversi dengan adanya enzim dehidrogenase atau reduktase yang memerlukan NAD atau

NADP di dalam banyak jaringan. Sedangkan asam retinoat dapat mendukung pertumbuhan dan

diferensiasi, tetapi tidak dapat menggantikan retinal dalam peranannya pada penglihatan ataupun

retinol yang berperan dalam sistem reproduksi.

Retinol setelah terikat dengan protein pengikat –retinol seluler, retinol akan diangkut ke

dalam sel dan terikat pada protein nukleus, di dalam protein nukleus retinol mungkin terlibat

dalam pengendalian ekspresi gen tertentu. Dalam hal ini, vitamin berperan serupa dengan

hormon steroid. Reseptor nukleus bagi retinol (all trans) dan 9-cis merupakan anggota

superfamili reseptor protein bagi steroid, tiroid dan asam retinoat.

Retinal adalah bahan pewarna pigmen penglihatan, yaitu rodopsin. Rodopsin terdapat

dalam sel batang retina yang bertanggung jawab atas penglihatan pada saat cahaya kurang

terang. Senyawa 11-cis-retinal, yaitu isomer all-trans-retinal dan opsin. Reaksi ini disertai

dengan perubahan bentuk yang menimbulkan saluran ion kalsium dalam membran sel batang.

Aliran masuk ion kalsium yang cepat akan memicu impuls saraf sehingga memungkinkan cahaya

diterima oleh otak.

Asam retinoat berfungsi sebagai kofaktor pertumbuhan yang penting. Asam retinoat

turut terlibat dalam proses peningkatan regenerasi ekstrimitas katak dan pengendalian sintesis

fosfolipid yang merupakan surfaktan paru. Kebutuhan vitamin A bagi reproduksi yang normal

Page 3: Modul

kemungkinan karena adanya fungsi asam retinoat ini. Asam retinoat berperan pula pada sintesis

glikoprotein.

β-karoten merupakan antioksidan dan mungkin mempunyai peranan dalam menangkap

radikal bebas peroksi di dalam jaringan dengan tekanan parsial oksigen yang rendah.

Kemampuan b-karoten untuk bertindak sebagai antioksidan disebabkan oleh stabilisasi radikal

bebas peroksida dalam struktur alkilnya yang terkonjugasi. Sifat antioksidan ini mungkin dapat

sebagai anti kanker.

Vitamin B1 (Tiamin) tersusun dari pirimidin tersubtitusi yang dihubungkan oleh jembatan

metilen dengan tiazol tersubtitusi. Tiamin dalam bentuk Koenzim Tiamin Pirofosfat (TPP) atau

Trifosfat (TTP) memegang peranan penting dalam transformasi energi, konduksi membran dan

saraf serta dalam sintesis pentosa dan bentuk koenzim tereduksi dari niasin.

Dalam bentuk pirofosfat (TPP) atau difosfat (TDP), tiamin berfungsi sebagai koenzim

berbagai reaksi metabolisme energi :

1.    Tiamin dibutuhakan untuk dekarboksilasi oksidatif piruvat menjadi asetil KoA dan

memungkinkan masuknya substrat yang dapat dioksidasi ke dalam siklus Krebs untuk

pembentukan energi. Asetil KoA yang dihasilkan enzim ini disamping itu merupakan

prekursor penting lipida asetil kolin, yang berarti adanya peranan TPP dalam fungsi normal

sistem saraf. Di dalam siklus Krebs, TPP merupakan kofaktor pada dekarboksilasi oksidatif

a-ketoglutarat menjadi suksinil-koA. TPP juga dibutuhkan untuk dekarboksilasi asam a-

keto seperti asam a-ketoglutarat dan 2-ketokarboksilat yang diperoleh dari asam-asam

amino metionin, teronin, leusin, isoleusin, dan valin.

2.    Tiamin juga merupakan koenzim reaksi transketolase yang berfungsi dalam pentosa

fosfat shunt, jalur alternatif oksidasi glukosa.

Semua reaksi tersebut dihambat pada keadaan defisiensi tiamin. Dalam setiap keadaan,

tiamin difosfat akan menghasilkan sebuah karbon reaktif pada tiazol yang membentuk karbanion,

yang kemudian ditambahkan dengan bebas kepada gugus karbonil, misalnya piruvat. Senyawa

tambahan tersebut kemudian mengalami dekarboksilasi dengan membebaskan CO2. Reaksi ini

terjadi dalam sebuah kompleks multienzim yang dikenal sebagai senyawa kompleks piruvat

dehidrogenase.

Page 4: Modul

Dekarboksilasi oksidatif a-ketoglutarat menjadi suksinil KoA dan CO2, dikatalisis oleh

suatu kompleks enzim yang strukturnya sangat serupa dengan struktur kompleks piruvat

dehidrogenase.

Walaupun tiamin dibutuhkan dalam metabolisme lemak, protein dan asam nukleat,

peranan utamanya adalah dalam metabolisme karbohidrat.

Vitamin B6 di alam terdapat dalam tiga bentuk : piridoksin, piridoksal dan piridoksamin.

Piridoksin hidroklorida adalah bentuk sintetik yang digunakan sebagai obat. Dalam keadaan

difosforilasi, vitamin B6 berperan sebagai koenzim berupa piridoksal fosfat (PLP) piridoksamin

fosfat (PMP) dalam berbagai reaksi transaminasi. Disamping itu PLP berperan dalam berbagai

reaksi lain. Piridoksin merupakan Kristal putih tidak berbau, larut air dan alkohol. Piridoksin

tahan panas dalam keadaan asam, tidak begitu stabil dalam larutan alkali dan tidak tahan panas.

Ketiga bentuk vitamin B6 mengalami fosforilasi pada posisi-5 dan oksidasi hingga menjadi

koenzim aktif piridoksal fosfat.

Vitamin B6 berperan dalam bentuk fosforilasi PLP dan PMP sebagai koenzim terutama

dalam transaminasi, dekarboksilasi dan reaksi lain yang berkaitan dengan metabolisme protein.

Dekarboksilasi yang bergantung pada PLP menghasilkan berbagai bentuk amin, seperti

epinefrin, norepinefrin, dan serotonin. PLP juga berperan dalam pembentukan asam a-

aminolevulinat, yaitu prekursor hem dalam hemoglobin.

Disamping itu, PLP diperlukan untuk perubahan triptofan menjadi niasin. Sebagai

koenzim untuk fosforilasi, PLP membantu pemecahan glikogen dari hati dan otot menjadi

glukosa-1-fosfat. PLP juga terlibat dalam asam linoleat menjadi asam arakidonat. Yang

mempunyai fungsi biologik penting, pembentukan sfingomielin yang diperlukan dalam

pembentukan lapisan myelin yang menyarungi sel-sel saraf juga memerlukan PLP. PLP

mengatur sintesis pengantar saraf asam gama-amino butirat

(Gamma-Amino-Butiric-Acid/GABA).

Vitamin C adalah kristal putih yang larut dalam air. Dalam keadaan kering vitamin C

cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut, vitamin C mudah rusak karena bersentuhan dengan

udara (oksidasi) terutama bila terkena panas. Oksidasi dipercepat dengan kehadiran tembaga dan

besi. Vitamin C tidak stabil dalam larutan alkali, tetapi cukup stabil dalam larutan asam.

Struktur asam asam askorbat (vitamin C) adalah suatu turunan heksosa dan

diklasifikasikan sebagai karbohidrat yang erat berkaitan dengan monosakarida, sehingga

Page 5: Modul

strukturnya sangat mirip dengan glukosa pada sebagian besar mamalia. Vitamin C dapat

disintesis dari D-glukosa dan D-galaktosa dalam tumbuh-tumbuhan dan sebagian besar hewan.

Namun demikian pada primata, termasuk manusia, dan juga sejumlah hewan lainnya, misalnya

marmot, sebagian kelelawar, burung, ikan serta invertebrata tidak adanya enzim L-gulunolakton

oksidase akan menghalangi sintesis ini.

Vitamin C terdapat dalam dua bentuk di alam, yaitu L-asam askorbat (bentuk tereduksi)

dan L-asam dehidroaskorbat (bentuk teroksidasi). Oksidasi bolak-balik L-asam askorbat menjadi

L-asam dehidroaskorbat terjadi bila bersentuhan dengan tembaga, panas atau alkali.

Ketika berfungsi sebagai donor ekuivalen pereduksi, asam askorbat dioksidasi menjadi

asam dehidroaskorbat yang dapat bertindak sebagai sumber vitamin tersebut. Dalam banyak

proses asam askorbat tidak berpartisipasi langsung tetapi diperlukan untuk mempertahankan

kofaktor logam dalam keadaan tereduksi. Kofaktor logam ini mencakup Cu+ dalam enzim

monooksigenasedan Fe2+ dalam enzim dioksigenase. Peran dalam tubuh vitamin C antara lain :

1.    Dalam sintesis kolagen, asam askorbat diperlukan untuk hidroksi prolin.

2.    Dalam penguraian tirosin, oksidasi p-hidroksifenilpiruvat menjadi homogentisat

memerlukan vitamin C, yang bisa mempertahankan keadaan tereduksi ion tembaga

yang diperlukan untuk memberikan aktivitas maksimal. Tahap berikutnya dikatalisasi

oleh homogentisat dioksigenase, yang merupakan enzim dengan kandungan besi fero

yang membutuhkan asam askorbat.

3.    Dalam sintesis epinefrin dari tirosin, asam askorbat diperlukan pada tahap dopamine

b-hidroksilase.

4.    Dalam pembentukan asam empedu, asam askorbat diperlukan pada tahap awal reaksi

7a-hidroksilase.

5.    Korteks adrenal mengandung sejumlah besar vitamin C yang dengan cepat akan

terpakai habis kalau kelenjar tersebut dirangsang oleh hormon adrenokortikotropik.

6.    Penyerapan besi digalakkan secara bermakna dengan adanya vitamin C.

7.    Asam askorbat dapat bertindak sebagai antioksidan umum yang larut air dan dapat

menghambat pembentukan nitrosamin selama proses pencernaan berlangsung.

Pelaksanaan PraktikumPelaksanaan PraktikumKimiaKimia

Alat

a.       Sudip atau sendok f.        Tabung reaksi

Page 6: Modul

b.      Pipet tetes

c.       Pipet ukur

d.      Tabung reaksi

e.       Alat pemanas

g.       Labu Erlenmeyer

h.       Buret 50 mL

i.         Statif dan klem

Bahan

a.       Minyak ikan

b.      Asam asetat anhidrida

c.       Kloroform

d.      Asam trikloro asetat (TCA)

e.       Kristal SbCl3 Larutan tiamin 1 %

f.        Larutan KI 5 %

g.       Larutan Bismuth nitrat, Bi(NO3)3

h.       Larutan Pb asetat 10 %

i.         Larutan NaOH 6 N

j.        Larutan piridoksin-HCL 1 %

k.      Larutan CuSO4 2 %

l.         Larutan NaOH 3 N

m.     Larutan besi (III) klorida, FeCl3 1 %

n.       Larutan asam askorbat 1 %

o.      Larutan Benedict

p.      Larutan NaHCO3 5 %

q.      Larutan FeCl3 1 %

r.        Kertas pH atau lakmus

s.       Larutan HCl 2 N

t.        Larutan amilum

u.       Larutan iodium

Cara Kerja

Uji Kualitatif Vitamin A (Retinol)

Prosedur A

1.      Masukkan ke dalam tabung reaksi 5 tetes minyak ikan.

2.      Tambahkan 10 tetes kloroform, kemudian campurlah dengan baik.

3.      Tambahkan 2 tetes asam asetat anhidrida.

4.      Selanjutnya bubuhkan seujung sendok kristal SbCl3 ke dalamnya dan perhatikan

perubahan warna yang terjadi.

5.      Terbentuknya warna biru yang berubah menjadi merah coklat berarti vitamin A positif.

Prosedur B

1.      Masukkan ke dalam tabung reaksi 5 tetes minyak ikan.

2.      Tambahkan 1 mL pereaksi asam trikloroasetat dalam kloroform.

3.      Campurlah dengan baik dan amati warna yang terjadi.

4.      Timbulnya warna biru kehijauan menandakan vitamin A positif.

Uji Kualitatif Vitamin B1 (Tiamin)

Page 7: Modul

Prosedur A

1.      Masukkan 10 tetes larutan tiamin 1 % ke dalam tabung reaksi.

2.      Tambahkan 10 tetes larutan Pb-asetat 10 % dan 1 mL NaOH 6 N.

3.      Campurlah dengan baik, kemudian perhatikan timbulnya warna kuning yang terjadi.

4.      Selanjutnya, panaskan sehingga akan timbul endapan warna coklat-hitam yang

menandakan vitamin B1 positif.

Prosedur B

1.      Masukkan 10 tetes larutan tiamin 1 % ke dalam tabung reaksi.

2.      Tambahkan 10 tetes larutan bismuth nitrat dan campurlah dengan baik.

3.      Kemudian tambahkan pula 2 tetes larutan KI 5 %.

4.      Perhatikan perubahan warna yang terjadi. Timbulnya warna endapan merah jingga

berarti vitamin B1 positif.

Uji Kualitatif Vitamin B6 (Piridoksin, Piridoksal, dan Piridoksamin)

Prosedur A

1.      Masukkan 5 tetes larutan piridoksin 1 % ke dalam tabung reaksi.

2.      Tambahkan 2 tetes larutan CuSO4 2 % dan 10 tetes NaOH 3 N.

3.      Campurlah dengan baik, kemudian perhatikan timbulnya warna yang terjadi.

4.      Terbentuknya warna biru – ungu berarti vitabin B6 positif.

Prosedur B

1.      Masukkan 5 tetes larutan piridoksin 1 % ke dalam tabung reaksi.

2.      Tambahkan 2 – 3 tetes larutan FeCl3 1 %.

3.      Campurlah dengan baik, kemudian perhatikan timbulnya warna yang terjadi.

4.      Terbentuknya warna jingga – merah tua berarti vitabin B6 positif.

Uji Kualitatif Vitamin C (Asam Askorbat)

Prosedur A

1.      Masukkan 10 tetes larutan asam askorbat 1 % ke dalam tabung reaksi.

2.      Tambahkan 15 tetes pereaksi Benedict.

3.      Panaskan di atas api kecil sampai mendidih selama 2 menit.

4.      Perhatikan adanya endapan yang terbentuk. Warna hijau kekuningan sampai merah bata

menandakan vitamin C positif.

Prosedur B

Page 8: Modul

1.      Masukkan 10 tetes larutan asam askorbat 1 % ke dalam tabung reaksi.

2.      Kemudian, netralkan larutan (pH = 8) menggunakan NaHCO3 5 %.

3.      Tambahkan 2 tetes larutan FeCl3 1 %.

4.      Amati warna yang terjadi. Adanya warna merah – ungu berarti vitamin C positif.

Page 9: Modul

Hasil dan PembahasanHasil dan PembahasanKimiaKimia

Uji Kualitatif Vitamin A (Retinol)

BahanProsedur Uji

Prosedur A Prosedur B

Minyak ikan 5 tetes 5 tetes

Kloroform 10 tetes -

Asam asetat anhidrida 2 tetes -

SbCl3 kristal Seujung sendok -

TCA dalam kloroform - 1 mL

Hasil setelah dicampur Merah coklat (+) Biru kehijauan (+)

Pembahasan :

Vitamin A merupakan senyawa poliisoprenoid yang mengandung cincin Sikloheksenil. Dalam

tubuh fungsi utama vitamin A dilaksanakan oleh Retinol dan ketua derivatnya yaitu retinal dan

asam retinoat. Vitamin A berperan dalam proses melihat, yaitu proses fotokimia pada retina.

Defisiensi atau kekurangan vitamin A dapat menyebabkan penyakit rabun senja, keratinisasi

(pengeringan jaringan epitel) serta pertumbuhan tulang dan gigi yang tidak normal. Adapun

gejala-gejala jika mengalami hipervitaminosis dari vitamin A antara lain: kulit kering, bercak-

bercak, rambut rontok, sakit tulang dan persendian, sakit kepala, dan pembesaran hati.

Dalam praktikum diatas jika diberi kloroform, asam asetat anhidrida, adn kristal SbCl2 akhirnya

larutan menghasilkan warna merah coklat berarti positif mengandung vitamin A. Dan jika

sample ditambah asam trikloroasetat dalam kloroform akhirnya menghasilkan warna biru

kehijauan. Dari hasil diatas diperoleh bahwa sampel minyak ikan mengandung vitamin A.

Uji Kualitatif Vitamin B1 (Tiamin)

BahanProsedur Uji

Prosedur A Prosedur B

Larutan tiamin 1 % 10 tetes 10 tetes

Larutan Pb asetat 10 % 10 tetes -

Larutan NaOH 6 N 1 mL -

Larutan Bi(NO3)3 - 10 tetes

Larutan KI 5 % - 2 tetes

Page 10: Modul

Hasil setelah dicampur Endapan coklat -

hitam (+)

Endapan merah -

jingga (+)

Pembahasan :

Vitamin B1 (tiamin) tersusun atas pirimidin tersubstitusi yang dihubungkan oleh jembatan

metilen dengan tiazol tersubstitusi. Tiamin yang aktif adalah difosfat yang merupakan hasil

konversi dari tiamin difosfotransferase. Adapun fungsi dari vitamin B1 adalah sebagai

antineuritik, karena digunakan untuk membuat normal kembali susunan saraf.

Defisiensi vitamin B1 dapat mengakibatkan terjadi penyakit beri-beri dan juga dapat

mengakibatkan rusaknya alat pencernaan makanan yang disertai dengan muntah-muntah dan

diare.

Uji Kualitatif Vitamin B6 (Piridoksin, Piridoksal, dan Piridoksamin)

BahanProsedur Uji

Prosedur A Prosedur B

Larutan piridoksin 1 % 5 tetes 5 tetes

Larutan CuSO4 2 % 2 tetes -

Larutan NaOH 3 N 10 tetes -

Larutan FeCl3 1 % - 2 – 3 tetes

Hasil setelah dicampur Biru (+) Merah tua (+)

Pembahasan :

Vitamin B6 terdiri dari 3 derivat piridin yang berhubungan erat, yaitu: piridoksin, piridoksal, dan

piridoksamin. Bentuk koenzim dari piridoksin merupakan piridoksal fosfat. Vitamin ini sangat

berperan dalam berbagai reaksi metabolisme asam lemak seperti transaminasi, dekarboksilasi

dan deaminasi oksidatif.

Defisiensi vitamin B6 dapat mengakibatkan pertumbuhan menjadi terhambat, badan lemah,

gangguan mental, ernemia, dermatitis, hiperiritabilitas, dan anemia.

Uji Kualitatif Vitamin C (Asam Askorbat)

BahanProsedur Uji

Prosedur A Prosedur B

Larutan asam askorbat 1 % 5 tetes 5 tetes

Pereaksi Benedict 15 tetes -

Larutan NaHCO3 5 % - Sampai pH 8,0

Page 11: Modul

Larutan FeCl3 1 % - 2 – 3 tetes

Hasil setelah dicampur Merah bata (+) Ungu (+)

Pembahasan :

Senyawa ini sebagian besar terdapat pada buah-buahan dan sayuran segar. Vitamin ini dapat

rusak jika terkena pemanasan. Pada praktikum ini dilakukan uji benedict untuk membuktikan

adanya vitamin C, karena struktur vitamin C sama seperti glukosa. Uji benedict bukan

tergantung dengan senyawanya melainkan pada strukturnya sehingga uji benedict dapat juga

dilakukan untuk uji vitamin C.

Adapun fungsi Vitamin C yaitu berperan dalam oksidasi fenilalanin ® tirosin; reduksi ferri ®

ferro dalam saluran pencernaan; mengubah asam folat ® bentuk aktiv asam folinat; sintesis

hormon-hormon steroid dari kolesterol; sebagai inhibitor dalam reaksi oksidasi dalam tubuh;

memelihara fungsi normal semua unit sel; dan menanggulangi flu. Dan jika mengalami defisiensi

vitamin C dapat menyebabkan skorbut (pendarahan gusi), mudah terjadi luka dan infeksi tubuh,

terhambatnya pertumbuhan pada bayi dan anak-anak, pembentukan tulang dan gigi yang tidak

normal, dan kulit menjadi mudah mengelupas.

KesimpulanKesimpulanKimiaKimia

1.      Minyak ikan mengandung Vitamin A.

2.      Tiamin merupakan pembentuk vitamin B1.

3.      Piridoksin merupakan salah satu pembentuk vitamin B6.

4.      Asam askorbat merupakan pembentuk vitamin C.

5.      Vitamin sangat diperlukan dalam tubuh, dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan

berbagai macam penyakit.

6.      Fungsi vitamin tidak spesifik karena ada kemungkinan beberapa macanm vitamin

mempunyai fungsi yang sama.

Daftar PustakaDaftar PustakaKimiaKimia

http://id.wikipedia.org/wiki/Vitamin

Jalip, Ikna Suyatna. 2009. Penuntun Praktikum Biokimia. Fakultas Biologi. Universitas Nasional.

Jakarta.

Page 12: Modul

Murray RK, Granner DK, et al. Harper’s Biochemistry

Schumm, Dorothy E.1992. Intisari Biokimia. Binarupa Aksara.

Kata kunci: vitaminSelanjutnya : Materi Survival