Model Proses RAD

10
MODEL PROSES REKAYASA PERANGKAT LUNAK I. Pengertian Model proses merupakan suatu representasi proses perangkat lunak yang disederhanakan, dipresentasikan dan perspektif secara khusus. Model proses menentukan tahap – tahap yang diperlukan untuk pengembangan perangkat lunak , menentukan urutan pelaksanaan dari tahap – tahap tersebut , serta menentukan kriteria transisi dari tahap satu ke tahapan berikutnya . II. JENIS MODEL PROSES 1. Model Proses RAD (Rapid Application Development) A.Pengertian Rapid Application Development (RAD) adalah sebuah model proses perkembangan software sekuensial linier yang menekankan siklus perkembangan yang sangat pendek. Model RAD ini merupakan sebuah adaptasi “kecepatan tinggi” dari model sekuensial linier di mana perkembangan cepat dicapai dengan menggunakan pendekatan kontruksi berbasis komponen. Jika kebutuhan dipahami dengan baik, proses RAD memungkinkan tim pengembangan menciptakan “sistem fungsional yang utuh” dalam periode waktu yang sangat pendek (kira-kira 60 sampai 90 hari). Karena dipakai terutama pada aplikasi sistem konstruksi, pendekatan RAD melingkupi fase – fase sebagai berikut : bussiness modeling, data modeling, process modeling, application generation dan testing and turnover. B. Tahapan Kerja 1. Business modelling : menjawab pertanyaan-pertanyaan: informasi apa yang mengendalikan proses bisnis?

Transcript of Model Proses RAD

Page 1: Model Proses RAD

MODEL PROSES REKAYASA PERANGKAT LUNAK

I. Pengertian

Model proses merupakan suatu representasi proses perangkat lunak yang disederhanakan, dipresentasikan dan perspektif secara khusus. Model proses menentukan tahap – tahap yang diperlukan untuk pengembangan perangkat lunak , menentukan urutan pelaksanaan dari tahap – tahap tersebut , serta menentukan kriteria transisi dari tahap satu ke tahapan berikutnya .

II. JENIS MODEL PROSES

1. Model Proses RAD (Rapid Application Development)A. Pengertian

Rapid Application Development (RAD) adalah sebuah model proses perkembangan software sekuensial linier yang menekankan siklus perkembangan yang sangat pendek. Model RAD ini merupakan sebuah adaptasi “kecepatan tinggi” dari model sekuensial linier di mana perkembangan cepat dicapai dengan menggunakan pendekatan kontruksi berbasis komponen. Jika kebutuhan dipahami dengan baik, proses RAD memungkinkan tim pengembangan menciptakan “sistem fungsional yang utuh” dalam periode waktu yang sangat pendek (kira-kira 60 sampai 90 hari). Karena dipakai terutama pada aplikasi sistem konstruksi, pendekatan RAD melingkupi fase – fase sebagai berikut : bussiness modeling, data modeling, process modeling, application generation dan testing and turnover.

B. Tahapan Kerja

1. Business modelling : menjawab pertanyaan-pertanyaan: informasi apa yang mengendalikan proses bisnis? Informasi apa yang dihasilkan? Siapa yang menghasilkan informasi? Kemana informasi itu diberikan? Siapa yang mengolah informasi? _ kebutuhan dari sistem

2. Data modelling: aliran informasi yang sudah didefinisikan, disusun menjadi sekumpulan objek data. Ditentukan karakteristik/atribut dan hubungan antar objek-objek tersebut _ analisis kebutuhan dan data

3. Process Modelling : objek data yang sudah didefinisikan diubah menjadi aliran informasi yang diperlukan untuk menjalankan fungsi-fungsi bisnis.

4. Application Generation: RAD menggunakan component program yang sudah ada atau membuat component yang bisa digunakan lagi, selama diperlukan.

5. Testing and Turnover: karena menggunakan component yang sudah ada, maka kebanyakan component sudah melalui uji atau testing. Namun component baru dan interface harus tetap diuji.

Page 2: Model Proses RAD

C. Keuntungan RAD

Beberapa keuntungan dalam menggunakan metode RAD adalah sebagai berikut: Membeli sistem yang baru memungkinkan untuk lebih menghemat biaya ketimbang

mengembangkan sendiri. Proses pengiriman menjadi lebih mudah, hal ini dikarenakan proses pembuatan lebih

banyak menggunakan potongan-potongan script. Mudah untuk diamati karena menggunakan model prototype, sehingga user lebih

mengerti akan sistem yang dikembangkan. Lebih fleksibel karena pengembang dapat melakukan proses desain ulang pada saat

yang bersamaan. Bisa mengurangi penulisan kode yang kompleks karena menggunakan wizard. Keterlibatan user semakin meningkat karena merupakan bagian dari tim secara

keseluruhan. Mampu meminimalkan kesalahan-kesalahan dengan menggunakan alat-alat bantuan

(CASE tools). Mempercepat waktu pengembangan sistem secara keseluruhan karena cenderung

mengabaikan kualitas. Tampilan yang lebih standar dan nyaman dengan bantuan software-software

pendukung.

D. Kerugian RAD

Beberapa kerugian dalam menggunakan metode RAD adalah sebagai berikut : Dengan melakukan pembelian belum tentu bisa menghemat biaya dibanding- kan

dengan mengembangkan sendiri. Membutuhkan biaya tersendiri untuk membeli peralatan-peralatan penunjang seperti

misalnya software dan hardware. Kesulitan melakukan pengukuran mengenai kemajuan proses. Kurang efisien karena apabila melakukan pengkodean dengan menggunakan tangan

bisa lebih efisien. Ketelitian menjadi berkurang karena tidak menggunakan metode yang formal dalam

melakukan pengkodean. Lebih banyak terjadi kesalahan apabila hanya mengutamakan kecepatan diban-

dingkan dengan biaya dan kualitas. Fasilitas-fasilitas banyak yang dikurangi karena terbatasnya waktu yang tersedia. Sistem sulit diaplikasikan di tempat yang lain. Fasilitas yang tidak perlu terkadang harus disertakan, karena menggunakan

komponen yang sudah jadi, sehingga hal ini membuat biaya semakin meningkat.

Page 3: Model Proses RAD

2. Model Proses PrototypeA. PENGERTIAN

Prototyping adalah proses yang digunakan untuk membantu pengembang perangkat lunak dalam membentuk model dari perangkat lunak yang harus dibuat. Prototyping merupakan salah satu metode pengembangan perangkat lunak yang banyak digunakan. Dengan metode prototyping ini pengembang dan pelanggan dapat saling berinteraksi selama proses pembuatan sistem. Sering terjadi seorang pelanggan hanya mendefinisikan secara umum apa yang dikehendakinya tanpa menyebutkan secara detail output apa saja yang dibutuhkan, pemrosesan dan data-data apa saja yang dibutuhkan. Sebaliknya disisi pengembang kurang memperhatikan efesiensi algoritma,kemampuan sistem operasi dan interface yang menghubungkan manusia dan komputer.

Untuk mengatasi ketidakserasian antara pelanggan dan pengembang maka harus dibutuhakan kerjasama yang baik diantara keduanya sehingga pengembang akan mengetahui dengan benar apa yang diinginkan pelanggan dengan tidak mengesampingkan segi-segi teknis dan pelanggan akan mengetahui proses-proses dala mmenyelasaikan system yang diinginkan. Dengan demikian akan menghasilkan system sesuai dengan jadwal waktu penyelesaian yang telah ditentukan.

Kunci agar model prototype ini berhasil dengan baik adalah dengan mendefinisikan aturan-aturan main pada saat awal, yaitu pelanggan dan pengembang harus setuju bahwa prototype dibangun untuk mendefinisikan kebutuhan. Prototype akan dihilangkan sebagian atau seluruhnya dan perangkat lunak aktual direkayasa dengan kualitas dan implementasi yang sudah ditentukan. Pada Prototyping Model kadang- kadang klien hanya memberikan beberapa kebutuhan umum software tanpa detil input, proses atau detil output. Di lain waktu mungkin dimana tim pembangun (developer) tidak yakin terhadap efisiensi dari algoritma yang digunakan, tingkat adaptasi terhadap sistem operasi atau rancangan formuser interface. Ketika situasi seperti ini terjadi model prototyping sangat membantu proses pembangunan software.

B. Tahapan Kerja1. Pengumpulan kebutuhan : Pelanggan dan pengembang bersama-sama

mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.

2. Membangun prototyping : Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output)

3. Evaluasi prototyping : Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginann pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah 4 akan diambil. Jika tidak prototyping direvisi dengan mengulangu langkah 1, 2 , dan 3.

Page 4: Model Proses RAD

4. Mengkodekan sistem : Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai

5. Menguji sistem : Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain

6. Evaluasi Sistem : Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan . Jika ya, langkah 7 dilakukan; jika tidak, ulangi langkah 4 dan 5.

7. Menggunakan sistem : Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.

C. KEUNGGULAN End user dapat berpartisipasi aktif Penentuan kebutuhan lebih mudah diwujudkan Mempersingkat waktu pengembangan SI Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan sistem Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang

diharapkannya.

D. KERUGIAN Proses analisis dan perancangan terlalu singkat Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah Bisanya kurang fleksible dalam mengahadapi perubahan Prototype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah Prototype terlalu cepat selesai

3. Component Assembly Model (CAM/Model Perakitan Komponen)

A. Pengertian

Model ini merupakan gabungan dari berbagai sifat dan karakter dari model spiral Boehm dan sangat erat keterikatannya dengan model RAD (Rapid Application Development) model karena model CAM ini menggunakan peralatan-peralatan dan GUI (Graphic User Interface) untuk membangun software. Dengan kata lain, pembuatan aplikasinya dibuat dari paket perangkat lunak yang berisi serangkaian

Page 5: Model Proses RAD

komponen yang telah ada sebelumnya. Namun, waktu yang dibutuhkan dapat disesuaikan atau lebih efektif ketimbang harus mengerjakan program dari awal.

                    

A. Tahapan-tahapan Model ini adalah:

Tahap Identifikasi calon-calon komponen (kelas objek) Tahap melihat komponen-komponen dalam pustaka Tahap mengekstrak komponen jika ada; Tahap membangun komponen jika tidak ada Tahap menyimpan komponen baru pada pustaka Tahap mengkonstruksi iterasi ke-n dari sistem.

B. Keunggulan

tinggal mencaplok atau menggunakan program atau komponen yang sudah ada dan menyusunnya menjadi sebuah program yang lebih kompleks dan berkembang sesuai dengan kebutuhan user/pengguna sehingga dapat mengefisienkan penggunaan waktu dan tenaga.  Selain itu, model ini juga menyediakan kemampuan untuk memvisualisasikan hasil rakitan dengan kesanggupan untuk mengukur, menganalisa, merancang dan merancang ulang program.

C. Kekurangan model

seringnya program atau komponen-komponen terdahulu tidak kompatibel atau sejalan dengan model perakitan komponen ini sehingga untuk perusahaan berskala kecil akan kesulitan menemukan komponen yang sesuai untuk dirakit.

III. Model Proses yang Cocok untuk Perancangan Sistem Informasi Manajemen Bengkel

Dari ketiga macam model process yang dibahas diatas,model proses yang cocok digunakan dalam pengembangan Sistem Informasi Manajemen Bengkel adalah Prototype berbagai pertimbangan sebagai berikut :

1. Dalam model proses Prototype,pengembang dan pelanggan selalu berkoordinasi tentang bagaimana suatu sistem akan dibuat sampai sistem tersebut sesuian dengan keinginan pelanggan.Dengan pembuatan prototipe suatu sistem,pelanggan dapat mengemukakan pendapatnya kepada seorng pengembang,apakah sistem tersebut sudah sesuai dengan yg diinginkan.Jadi pada intinya,tingkat fleksibilitas perancangan program ini lah yang sangat cocok dalam pengembangan sistem informasi manajemen bengkel.Karena tentunya tiap-tiap bengkel memiliki kebutuhan dan keperluan yang berbeda dengan bengkel lainnya

Page 6: Model Proses RAD

TUGAS REKAYASA PERANGKAT LUNAK

JENIS-JENIS MODEL PROSES

Page 7: Model Proses RAD

Oleh :

I.G.A Bagus Prema Pradana

1108605026

Program Studi Teknik Informatika

Jurusan Ilmu Komputer

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Udayana

2012