Refrat Rad

16
 BAB I PENDAHULUAN Cedera akut tulang belakang spinal cord merupakan penyebab yang paling seri ng dari kecacata n dan kelemahan setetah trauma, karena alasa n ini, evaluasi dan  pengobatan pada cedera tulang belakang, spinal cord dan nerve roots memerlukan  pe ndek atan yang ter int egr asi . Dia gnosa din i, prever vas i fungsi spi nal cor d dan  pemel iharaa n aligment dan stabilitas merupakan kunci keberhasil an manajemen. Penanganan, rehabilitas spinal cord dan kemajuan perkembangan multidisipliner tim trauma dan perkembangan metode modern dari fusi cervical dan stabilitas merupakan hal penting harus dikenal masyarakat. Sejarah Lima ribu tahun yang lalu dalam papyr us dikat akan tidak perlu diobat i. Hipocrates melakukan pengobatan spinal cord injury dengan memberikan reduksi ver teb rat a dan ali gnment deng an menggun aka n Axi al Dis tra ksi . Taulor , 1992 melakukan cervical traksi dengan Halter device. Cruth Field, 1940 menggunakan skull tong. Nic kel , Per ry dan Bar ret , 1968 memper kena lka n Hal o ort hos is. Sir Ludwig Gut tma n mer upa kanp ionir dal am rehabi lit asi spi nal cor d inj ury . Roger memperkenalkan prinsip fusi cervical yang modern. Dia merekomendasikan operasi dalam keadaan traksi, reduksi fraktur bila perlu, fraksi dini dengan wire di sekitar  proce ssus spinasus dan dilak ukan fusi . Roy-Cramil le merupa kan pioni r later al mass  plates and screw. Robinson dan Smith melakukan anterior dise removal dan fusi. Cloward memperkenalkan sirculard graft anterior cervical fusion procedure. Epidemiologi Kecel akaan merupakan penyebab kema ti an ke empat, setela h penyaki t  jant ung, kanker dan stro ke, tercatat 50 meningkat per 100.000 popula si tiap tahun, 3 % peny ebab kemati an ini karena tra uma langsung medula spi nal is, 2% kar ena multiple trauma. Insidensi trauma pada laki-laki 5 kali lebih besar dari perempuan. Ducker dan Perrot melaporkan 40% spinal cord injury disebabkan kecelakaan lalu

Transcript of Refrat Rad

5/12/2018 Refrat Rad - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-rad 1/16

 

BAB I

PENDAHULUAN

Cedera akut tulang belakang spinal cord merupakan penyebab yang paling

sering dari kecacatan dan kelemahan setetah trauma, karena alasan ini, evaluasi dan

 pengobatan pada cedera tulang belakang, spinal cord dan nerve roots memerlukan

  pendekatan yang terintegrasi. Diagnosa dini, prevervasi fungsi spinal cord dan

  pemeliharaan aligment dan stabilitas merupakan kunci keberhasilan manajemen.

Penanganan, rehabilitas spinal cord dan kemajuan perkembangan multidisipliner tim

trauma dan perkembangan metode modern dari fusi cervical dan stabilitas merupakan

hal penting harus dikenal masyarakat.

Sejarah

Lima ribu tahun yang lalu dalam papyrus dikatakan tidak perlu diobati.

Hipocrates melakukan pengobatan spinal cord injury dengan memberikan reduksi

vertebrata dan alignment dengan menggunakan Axial Distraksi. Taulor, 1992

melakukan cervical traksi dengan Halter device. Cruth Field, 1940 menggunakan

skull tong. Nickel, Perry dan Barret, 1968 memperkenalkan Halo orthosis. Sir Ludwig Guttman merupakanpionir dalam rehabilitasi spinal cord injury. Roger 

memperkenalkan prinsip fusi cervical yang modern. Dia merekomendasikan operasi

dalam keadaan traksi, reduksi fraktur bila perlu, fraksi dini dengan wire di sekitar 

 processus spinasus dan dilakukan fusi. Roy-Cramille merupakan pionir lateral mass

 plates and screw. Robinson dan Smith melakukan anterior dise removal dan fusi.

Cloward memperkenalkan sirculard graft anterior cervical fusion procedure.

Epidemiologi

Kecelakaan merupakan penyebab kematian ke empat, setelah penyakit

 jantung, kanker dan stroke, tercatat 50 meningkat per 100.000 populasi tiap tahun, 3

% penyebab kematian ini karena trauma langsung medula spinalis, 2% karena

multiple trauma. Insidensi trauma pada laki-laki 5 kali lebih besar dari perempuan.

Ducker dan Perrot melaporkan 40% spinal cord injury disebabkan kecelakaan lalu

5/12/2018 Refrat Rad - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-rad 2/16

 

lintas, 20% jatuh, 40% luka tembak, sport, kecelakaan kerja. Lokasi fraktur atau

fraktur dislokasi cervical paling sering pada C2 diikuti dengan C5 dan C6 terutama

 pada usia dekade 3.

5/12/2018 Refrat Rad - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-rad 3/16

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi

Tulang belakang leher (servikal) mempunyai ukuran lebih kecil dibanding

tulang belakang lainnya,melindungi medulla spinalis,menyokong kepala dan

memungkinkan gerakan kepala(fleksi,ekstensi dan rotasi). Terdiri atas 7 ( tujuh )

  buah tulang, dua diantaranya, C1 dan C2 mempunyai bentuk berbeda bila

dibandingkan dengan kelima tulang lainnya .Vertebra C3 – C6 mempunyai

  persamaan secara anatomi,terdiri dari sebuah corpus,dua pedikel,dua massa

lateralis,dua lamina dan satu prosessus spinosus, juga dirancang untuk gerakan fleksi,

ekstensi dan rotasi..Vertebra C7 sedikit berbeda sebab merupakan bentuk 

transisional,disebut juga vertebra prominens dimana prosessus spinosusnya lebih

 panjang dan besar, tidak bercabang seperti pada C3-C6.

Hubungan antara corpus vertebra servikal (dan juga corpus vertebra lainnya)

dimungkinkan oleh adanya sendi,umumnya disebut sendi faset, biasa juga disebut

sendi apofiseal atau zygapofiseal, memungkinkan adanya pergerakan (fleksi,ekstensi

ataupun rotasi), menyerupai engsel, terletak langsung di belakang kanalis

5/12/2018 Refrat Rad - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-rad 4/16

 

spinalis.Sendi faset merupakan sendi sinovial,dikelilingi oleh jaringan ikat dan

menghasilkan cairan untuk memelihara dan melicinkan sendi. Pada permukaan

superior dan inferior prosessus uncinate terdapat pula sendi faset,lebih dikenal dengan

nama sendi uncovertebral dari Luschka( joint of Luschka) yang juga penting dalam

 biomekanikal dan stabilitas tulang vertebra.

B. Diagnosis

Diagnosis didasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan

radiologis.Pada pasien sadar, usia dewasa,kooperatif, maka anamnesis akurat dan

 pemeriksaan fisik sangat berguna,sedangkan pada pasien tidak sadar yang diduga

menderita cedera tulang belakang pada umumnya dan cedera servikal pada khususnya

, harus dianggap menderita cedera tulang belakang, sampai terbukti tidak melalui

  pemeriksaan lanjutan. Pada penderita dilakukan pemeriksaaan neurologis

lengkap,menentukan kekuatan motorik dan derajat kelumpuhan bila ada juga lokasi

cedera.Selalu terdapat adanya nyeri leher,disertai kaku leher,gangguan gerak pasca

trauma oleh karena spasme otot-otot paravertebral serta nyeri pada palpasi di bagian

  belakang leher, terutama daerah prosessus spinosus. Juga dilakukan pemeriksaan

sensorik (eksteroseptif dan propioseptif ) guna menentukan topik segmen medullaspinalis yang terkena.

Penentuan topik dan lokasi sangat perlu sehingga arahan pemeriksaan

radiologis dapat dilakukan dengan akurat dan dapat menentukan prognosis penderita.

Pemeriksaan radiologic bergantung pada keadaan pasien. Pada pasien dengan trauma

 berat(tidak sadar), fraktur multiple, dan sebagainya) pemeriksaan harus dilakukan

denagn hati-hatidan semua foto harus dibuat dengan pasien berbaring telentang dan

manipulasi sesedikit mungkin. Foto yang terpenting adalah foto lateral dengan

 berbaring dan sinar horizontal.

Biasanya segmen bawah tulang leher ( C VI-VII) tertutup oleh bahu. Untuk 

mengatasi hal ini bahu direndahkan dengan cara menarik kedua lengan penderita ke

 bawah. Proyeksi oblik dapat menambah informasi tentang keadaan pedikel, foramina

intervetebrata dan sendi apofiseal.

5/12/2018 Refrat Rad - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-rad 5/16

 

Bila keadaan pasien lebih baik, sebainya dibuat :

Foto AP dan lateral

 

5/12/2018 Refrat Rad - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-rad 6/16

 

Foto oblik kanan kiri

 

C. Evaluasi Radiologis

Setelah primary survey, pemeriksaan neurologis dan pemeriksaan external,

tahap berikutnya adalah evaluasi radiographic tercakup didalamnya, plain foto

fluoroscopy, polytomography CT-Scan tanpa atau dengan myelography dan MRI.

1. Plain foto

Cervical foto series dilakukan atas indikasi pasien dengan keluhan nyeri lokal,

deformitas, krepitasi atau edema, perubahan status mental, gangguan neurologis atau

cedera kepala, pasien denganmultiple trauma yang potensial terjadi cervicalspine

injury. Komplit cervical spine seri terdiri dari AP, lateral view, open mount danoblique. Swimmer dan fleksi ekstensi dilakukan bila diperlukan.

2. Computer tomography

Pada saat ini CT-Scan merupakan metode yang terbaik untuk akut spinal

trauma, potongan tipis digunakan untuk daerah yang dicurigai pada plain foto. CT-

5/12/2018 Refrat Rad - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-rad 7/16

 

Scan juga dilakukan bila hasil pemeriksaan radiologis tidak sesuai dengan klinis,

adanya defisit neurologis, fraktur posterior arcus canalis cervicalis dan pada setiap

fraktur yang dicurigai retropulsion fragmen tulang ke kanal saat ini CT dapat

dilakukan paad segital, coroval atau oblig plane. 3 dimensi CT imaging memberikan

gambaran yang lebih detail pada fraktur yang tidak dapat dilihat oleh plain foto.

3. Myelografi

Pemberian kontras dengan water soluber medium diikuti dengan plain atau

CT dapat melihat siluet dari spinal cord, subarachnoid space, nerve root, adanya lesi

intra meduler, extrameduler, obstruksi LCS, robekan duramater, tetapi dalam kasus

trauma pemeriksaan ini masih kontraversial.

4. Magentic Resonance Imaging (MRI)

MRI banyak digunakan untuk mendiagnosi akut spinal cord dan cervical

spinal injury karena spinal cord dan struktur sekitarnya dapat terlihat.

D. Klasifikasi Trauma Servikal

Klasifikasi berdasarkan mekanisme trauma : Hiperfleksi, Subluksasi anterior

Terjadi robekan pada sebagian ligamen di posterior tulang leher, ligamen

longitudinal anterior utuh. Tanda penting adanya angulasi ke posterior (kifosis) lokal pada tempat kerusakan ligamen, tanda-tanda lainnya : jarak yang melebar antara

 prosesus spinosus, subluksasi sendi apofiseal.

Bilateral interfacetal dislocation

Terjadi robekan pada ligamen longitudinal anterior dan kumpulan ligamen di

 posterior tulang leher, lesi tidak stabil, tampak dislokasi anterior korpus vertebra,

dislokasi total sendi apofiseal.

1. Flexion tear drop fractur dislocation

Fragmen tulang berbentuk segitiga pada bagian antero-inferior korpus

vertebra, pembengkakan jaringan lunak pra-vertebral.

5/12/2018 Refrat Rad - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-rad 8/16

 

2. Wedge Fracture

Vertebra terjepit sehingga berbentuk baji, lig.longitudinal anterior dan

kumpulan ligamen posterior utuh sehingga lesi ini bersifat stabil.

5/12/2018 Refrat Rad - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-rad 9/16

 

3. Clay shoveler’s fracture

Fleksi tulang leher di mana terdapat kontraksi ligamen posterior tulang leher 

mengakibatkan terjadinya fraktur oblik pada prosesus spinosus, biasanya pada CVI-

CVII atau ThI .

4. Fleksi-Rotasi

Terjadi dislokasi interfacetal pada satu sisi. Lesi stabil walaupun terjadi

kerusakan pada ligament posterior termasuk kapsul sendi apofiseal yang

 bersangkutan.

Tampak dislokasi anterior korpus vertebra. Vertebra yang bersangkutan dan

vertebrae proksimalnya dalam posisi oblik, sedangkan vertebrae distalnya tetap dalam

 posisi lateral.

5/12/2018 Refrat Rad - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-rad 10/16

 

5. Hiperekstensi

Fraktur dislokasi hiperekstensi

Dapat terjadi fraktur pedikel, prosesus artikularis, lamina dan prosessus

spinosus. Farktur avulse korpus vertebra bagian postero-inferior. Lesi tidak stabil

karena terdapat kerusakan pada elemen posterior tulang leher dan ligamen yang

 bersangkutan.

Hangman’s Fracture

Terjadi fraktur arkus bilateral dan dislokasi anterior C II terhadap C II.

Ekstensi-Rotasi

Terjadinya Fraktur pada prosessus artikularis satu sisi

5/12/2018 Refrat Rad - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-rad 11/16

 

Kompresi vertical

Terjadinya fraktur ini akibat diteruskannya tenaga trauma melelui kepala,

kondilus oksipitalis, ke tulang leher.

Bursting fracture dari atlas ( Jefferson’s Fracture )

Bursting Fracture vertebra servikal tengah dan bawah.

5/12/2018 Refrat Rad - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-rad 12/16

 

Klasifikasi berdasarkan derajat kestabilan : Stabil, Tidak stabil

Stabilitas dalam hal trauma tulang servikal dimaksudkan tetap utuhnya

komponen ligament-skeletal pada saat terjadinya trauma, sehingga memungkinkan

tidak terjadinya pergeseran satu segmen tulang leher terhadap lainnya.

5/12/2018 Refrat Rad - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-rad 13/16

 

Secara klinis stabilitas cervical menyangkut 3 hal:

1. Deformitas atau abnormalitas displacement tidak terjadi pada beban fisiologis

2. Tidak terjadi deformitas atau abnormalitas displacement pada proses penyembuhan

3. Tidak terdapat injuri atau kompresi pada elemen neural dan tidak akan timbul pada

 penggunaan beban fisiologis.

White dan Panjabi membuat check list instabilitas pada Lower cervical spine,

dikatakan tidak stabil bila (+) = 5 point:

• Terdapat anterior collum destruksi

• Angulasi sagital >11

• Pada sagital plane translasi > 3,5 mm

• Positif stretch test atau gangguan spinal cord timbul (disc 1,7 mm, angulasi 7,5) >

unstable

• Terdapat gangguan radix atau penyempitan discus

• Anticipated the patient will place great stress on his cervical spine

Pemulihan Spinal Stability

Medical management dengan spinal orthosis. Setelah fase akut spinal injury

tertangani maka immobilisasi untuk membatasi gerakan pada cervical yang tidak stabil diperlukan untuk memungkinkan penyembuhan tulang dan ligament

 berlangsung, juga untuk melindungi spinal cord. Imobilisasi dapat dilakukan dengan

cervical orthosis, collar, porter type orthosis, cervico thoracic dan halo orthosis.

Cervical collar terdiri dari soft collar dan phila delphia collar. Soft collar 

mempunyai keuntungan yang kecil pada pasien spinal cord injury dan hanya

membatasi pergerakan minimal pada rotasi ekstensi dan fleksi. Philadelphia collar 

memberikan proteksi yang lebih baik daripada soft collar terutama pada gerakan

fleksi dan ekstensi, tapi tidak efektif pada axial rotasi. Indikasi: non/minimal displace

C I –C II fracture, minimal body/processus spinasus fracture, post anterior cervical

disctomy dengan fusi. Poster type orthoses lebih rigid dan memiliki 3 point fiksasi,

 pada mandibula occiput dan bahu atau thorax bagian atas. Halo vest membatasi fleksi

dan ekstensi, axial rotasi dan lateral bending. Alat ini direkomendasikan untuk 

5/12/2018 Refrat Rad - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-rad 14/16

 

discplace atlas fracture, adontoid fracture, semua axis fracture dan kombinasi C I – C

II fracture dan post operasi imobilisasi setelah surgical fusion.

Penanganan Operasi

Goal dari penanganan operasi adalah: Reduksi mal aligment, decompresi

elemen neural dan restorasi spinal stability. Operasi anterior dan posterior 

Anterior approach, indikasi:

- ventral kompresi

- kerusakan anterior collum

- kemahiran neuro surgeon

Posterior approach, indikasi:

- dorsal kompresi pada struktur neural

- kerusakan posterior collum

Keuntungan:

- dikenal banyak neurosurgeon

- lebih mudah

- medan operasi lebih luas dapat membuka beberapa segmen

- minimal morbility

5/12/2018 Refrat Rad - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-rad 15/16

 

BAB III

PENUTUP

Kecelakaan merupakan penyebab kematian ke empat, setelah penyakit

 jantung, kanker dan stroke, tercatat 50 meningkat per 100.000 populasi tiap tahun, 3

% penyebab kematian ini karena trauma langsung medula spinalis, 2% karena

multiple trauma. Insidensi trauma pada laki-laki 5 kali lebih besar dari perempuan.

Ducker dan Perrot melaporkan 40% spinal cord injury disebabkan kecelakaan lalu

lintas, 20% jatuh, 40% luka tembak, sport, kecelakaan kerja. Lokasi fraktur atau

fraktur dislokasi cervical paling sering pada C2 diikuti dengan C5 dan C6 terutama

 pada usia dekade 3.

Cara mendiagnosis cidera tulang leher setelah primary survey, pemeriksaan

neurologis dan pemeriksaan external, tahap berikutnya adalah evaluasi radiographic

tercakup didalamnya, plain foto fluoroscopy, polytomography CT-Scan tanpa atau

dengan myelography dan MRI.

Klasifikasi trauma servikal :

Berdasarkan mekanisme trauma : Hiperfleksi, Fleksi-rotasi, Hiperekstensi, Ekstensi-rotasi, Kompresi vertical.

Berdasarkan derajat kestabilan : Stabil, Tidak stabil

Medical management dengan spinal orthosis. Setelah fase akut spinal injury

tertangani maka immobilisasi untuk membatasi gerakan pada cervical yang tidak 

stabil diperlukan untuk memungkinkan penyembuhan tulang dan ligament

 berlangsung, juga untuk melindungi spinal cord. Imobilisasi dapat dilakukan dengan

cervical orthosis, collar, porter type orthosis, cervico thoracic dan halo orthosis. Goal

dari penanganan operasi adalah: Reduksi mal aligment, decompresi elemen neural

dan restorasi spinal stability. Operasi anterior dan posterior.

5/12/2018 Refrat Rad - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-rad 16/16

 

DAFTAR PUSTAKA

Katzung, Bertram G., 1997. Farmakologi Dasar dan Klinik edisi VI, Jakarta : EGC.

Palmer P.E.S., et al.,1995. Petunjuk Membaca Foto Untuk Kedokteran Umum.

Jakarta : EGC

Rasad S., Kartoleksono S., Ekayuda I., 1999. Radiologi Diagnostik. Jakarta : Fakultas

Kedokteran Indonesia

Sjamsuhidajat R, de Jong W, 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi revisi. Jakarta : EGC