MODEL FIX
-
Upload
hirmada-sari -
Category
Documents
-
view
219 -
download
0
Transcript of MODEL FIX
-
7/28/2019 MODEL FIX
1/15
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa belajar adalah suatu proses yang
terjadi pada diri setiap orang selama hidupnya dan berjalan secara kompleks.
Dimana, dalam setiap kegiatan belajar, di dalamnya akan terjadi aktifitas yang
dilakukan secara sengaja dengan maksud mentransportasikan ilmu pengetahuan,
nilai-nilai sosial budaya sekaligus norma-normanya dari generasi ke generasi agar
tetap terlestarikan. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara
seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan dan
dimana saja. Ini bisa dibuktikan dengan berubahnya tingkah laku seseorang yang
bisa terjadi pada tingkatan pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong upaya-upaya
pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar
mengajar, sehingga hal ini, media adalah bagian yang tidak dapat terpisahkan dari
proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan
tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya.
Akan tetapi, problema yang sering ditemukan adalah penghadapan guru
dalam proses pembelajaran yaitu banyaknya bahan pembelajaran yang harus
diajarkan dalam kurikulum 2006 serta waktu yang terbatas. Selain kendala
tersebut, tidak sedikit guru yang menghadapi masalah dalam mengorganisasikan
bahan pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian maju serta
tata kehidupan masyarakat yang serba kompetitif mengharuskan adanya upaya
yang maksimal untuk mampu menyesuaikan diri. Kemampuan menyesuaikan diri
bisa dilakukan dengan baik apabila didukung oleh pengetahuan dan keterampilan
yang tinggi. Dalam kerangka inilah peranan guru ditengah-tengah dunia
pendidikan menjadi amat penting.
-
7/28/2019 MODEL FIX
2/15
2
Guru sebagai pendidik dapat berfungsi sebagai Agent of Culture, juga
berfungsi selaku Agent of change. Dengan demikian guru mempunyai tugas guna
melestarikan serta mentranformasikan nilai-nilai kultural kepada generasi muda,
serta memberikan perubahan terhadap nilai-nilai kebudayaan ke arah yang lebih
baik dan berkualitas.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah kedudukan guru dalam pembelajaran ?2. Bagimanakah konsep, prinsip-prinsip dasar, kelebihan dan kelemahan serta
langkah-langkah model Student Facilitator and Explaining ?
3. Bagaimanakah hubungan model Student Facilitator and Explaining dalamlingkungan pembelajaran ?
C. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan kedudukan guru dalam pembelajaran.2. Menguraikan tentang konsep, prinsip-prinsip dasar, kelebihan dan kelemahan
serta langkah-langkah model Student Facilitator and Explaining.
3. Menjelaskan hubungan model Student Facilitator and Explaining dalamlingkungan pembelajaran
D. Manfaat Penulisan
Makalah ini memiliki manfaat bagi penyusun dan pembaca makalah ini. Bagi
penyusun diantaranya :
1. Mengembangkan pengetahuan model Student Facilitator and Explaining.2. Pembekalan sebagai calon guru untuk bisa memahami lebih dalam tentang
model Student Facilitator and Explaining dan cara penggunaanya atau
pelaksanaanya.
3. Mengembangkan keterampilan menulis karya ilmiah khususnya pembuatanmakalah.
-
7/28/2019 MODEL FIX
3/15
3
Bagi pembaca diantaranya :
1. Memberikan pengetahuan tentang apa yang dimaksud dengan model StudentFacilitator and Explaining.
2. Memberikan gambaran tentang bagaimana penerapan atau pelaksanaan modelpembelajaran Student Facilitator and Explaining.
-
7/28/2019 MODEL FIX
4/15
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kedudukan Guru dalam Pembelajaran
Seperti yang kita ketahui guru mempunyai ketentuan dan syarat-syarat
yang harus dia penuhi, seperti umur, ijazah, kesehatan, kelakuan baik, tidak
cacat, dan sebagainya. Adapun kedudukan guru adalah sebagai pembantu
sekolah. Tugasnya dalam administrasi pendidikan adalah sebagi pebantu,
yakni ikut melaksanakan administrasi pendidikan yang sebenarnya khususnya
di sekolah dasar.
Mungkin pada masa lalu, tugas dan kewajiban guru hanya sebagi
pengajar, yaitu menyampaikan atau melakukan transfer ilmu pengetahuan
kepada murid, memberi tugas yang kemudian melakukan evaluasi. Namun
untuk dewasa ini, keawijan guru mulai berkembang. Dalam banyak hal
pekerjaannya berhubungan erat dengan pekerjaan seorang pengawas , kepala
sekolah, pegawai tata usaha dan sebagainya yang terkait dengan personil
sekolah.
Begitu pula, guru diharapkan memiliki kreatifitas yang tinggi,
sebagaimana dikuatkan oleh seorang ahli yaitu Gordon dalam Joice and Weill
(1996) mengemukakan empat prinsip dasar sinektik yang menentang
pandangan lama tentang kreatifitas. Pertama, kreativitas merupakan suatu
yang penting dalam kegiatan sehari-hari. Kedua, proses kreatif bukanlah
sesuatu yang misterius. Ketiga, penemuan kreatif sama dalam semua bidang,
baik dalam bidang seni, ilmu, maupun rekayasa. Keempat, menunjukan bahwa
berpikir kreatif baik secara individu maupun kelompok adalah sama. (E.
Mulyana, 2008:163)
Sejalan dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab
guru pada masa mendatang akan semakin kompleks, sehingga menuntut guru
untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian
-
7/28/2019 MODEL FIX
5/15
5
kemampuan profesionalnya. Guru harus harus lebih dinamis dan kreatif dalam
mengembangkan proses pembelajaran peserta didik. Guru di masa mendatang
tidak lagi menjadi satu-satunya orang yang paling well informed terhadap
berbagai informasi dan pengetahuan yang sedang tumbuh, berkembang,
berinteraksi dengan manusia di jagat raya ini. Di masa depan, guru bukan
satu-satunya orang yang lebih pandai di tengah-tengah peserta didiknya.
Jika guru tidak memahami mekanisme dan pola penyebaran informasi
yang demikian cepat, ia akan terpuruk secara profesional. Kalau hal ini terjadi,
ia akan kehilangan kepercayaan baik dari peserta didik, orang tua maupun
masyarakat. Untuk menghadapi tantangan profesionalitas tersebut, guru perlu
berfikir secara antisipatif dan proaktif. Artinya, guru harus melakukan
pembaruan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya secara terus menerus.
Disamping itu, guru masa depan harus paham penelitian guna mendukung
terhadap efektivitas pengajaran yang dilaksanakannya, sehingga dengan
dukungan hasil penelitiaan guru tidak terjebak pada praktek pengajaran yang
menurut asumsi mereka sudah efektif, namum kenyataannya justru mematikan
kreativitas para peserta didiknya. Begitu juga, dengan dukungan hasil
penelitian yang mutakhir memungkinkan guru untuk melakukan pengajaran
yang bervariasi dari tahun ke tahun, disesuaikan dengan konteks
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang berlangsung.
Gilbert Hunt menyatakan bahwa guru yang baik harus memenuhi
kriteria-kriteria sebagai berikut:
a. Sifat positif dalam membimbing siswa.
b. Pengetahuan yang memadai dalam mata pelajaran yang dibina.
c. Mampu menyampaikan materi secara lengkap.
d. Mampu menguasai metodologi pembelajaran.
e. Mampu memberikan harapan riil terhadap siswa
f. Mampu mneguasai manajemen kelas. (Masdudi, 2011:35)
-
7/28/2019 MODEL FIX
6/15
6
B. Model Student Facilitator and ExplainingMakna dasar dari model pembelajaran ini dalam proses belajar
mengajar adalah menyajikan atau mendemonstrasikan materi didepan peserta
didik lalu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjelaskan
kepada teman-temannya. Jadi, model pembelajaran Student Facilitator and
Explaining adalah rangkai penyajian materi ajar yang diawali dengan
menjerlaskannya dengan didemonstrasikan, kemudian diberikan kesempatan
kepada siswa untuk menjelaskan kembali kepada rekan-rekannya dan diakhiri
dengan penyampaian semua materi kepada siswa..
Contoh materi yang bisa dirterapkan model pembelajaran Student Facilitator
and Explaining: Cahaya dan sifat-sifatnya, Benda dan sifatnya, Gerakan bumi
dan bulan, Konduktor dan isolator panas dan masih banyak lagi materi lainya.
Kuncinya semua materi yang bisa didemontrasikan bisa diterapkan model
pembelajaran Student Facilitator and Explaining.
1. Konsep Model Student Facilitator and Explaining
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian maju
serta tata kehidupan masyarakat yang serba kompetitif mengharuskan adanya
upaya yang maksimal untuk mampu menyesuaikan diri. Kemampuan
menyesuaikan diri bisa dilakukan dengan baik apabila didukung oleh
pengetahuan dan keterampilan yang tinggi. Dalam kerangka inilah peranan
guru di tengah-tengah dunia pendidikan menjadi sangat penting.
Guru sebagai pendidik dapat berfungsi sebagai Agent of Culture,
juga berfungsi selaku Agent of change. Dengan demikian guru mempunyai
tugas guna melestarikan serta mentranformasikan nilai-nilai kultural kepada
generasi muda, serta memberikan perubahan terhadap nilai-nilai kebudayaan
ke arah yang lebih baik dan berkualitas. Keberhasilan siswa dalam
mempelajari suatu materi pembelajaran (subject matter) terletak pada
kemampuan mereka (pebelajar) mengelola belajar (management of learning),
kondisi belajar (condition of learning), dan membangun struktur kognitifnya
pada bangunan pengetahuan awal (prior knowledge), serta
-
7/28/2019 MODEL FIX
7/15
7
mempresentasikannya secara benar. Pengelolaan kegiatan pembelajaran dan
kondisi belajar seseorang mempengaruhi proses terbentuknya pengetahuan di
dalam struktur kognitif peserta didik. Kondisi belajar berkaitan dengan materi
topik yang dipelajari (content), dan pengelolaan belajar berhubungan dengan
membangun pengetahuan.
Dewasa ini pengkajian dan pengembangan model serta implementasi
pendekatan pembelajaran telah banyak dilakukan. Hal ini bertujuan guna
mengungkapkan indikator yang paling dominan dalam mempengaruhi cara
belajar siswa lebih bermakna dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Salah
satu upaya tersebut dengan menggabungkan pendekatan pemecahan masalah
(technological approach), dan pendekatan ilmiah (scientific approach).
Model Student Facilitator and Explaining (bermain peran) adalah
merupakan pembelajaran dimana siswa atau peserta didik belajar
mempresentasikan ide atau pendapat pada rekan peserta didik lainnya. Model
Student Facilitator and Explaining (bermain peran) dilakukan dengan cara
penguasaan siswa terhadap bahan-bahan pembelajaran melalui imajinasi dan
penghayatan yang dilakukan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan
yang dilakukan siswa dengan memerankan sebagai tokoh baik pada benda
hidup atau benda mati. Model ini dapat dilakukan secara individu atupun
secara kelompok. Oleh karenanya, model ini dapat meningkatkan motivasi
belajar, antusias, keaktifan dan rasa senang dalam belajar siswa.
2. Prinsip Model Student Facilitator and Explaining
Pembelajaran kooperatif StudentFacilitator and Explaining merupakan
salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur
khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan
memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik.
Salah satu model pembelajaran yang dikemukakan oleh Adam dan
Mbirimujo (1990:21) dalam Prasetyo bahwa untuk memperbanyak
pengalaman serta meningkatkan motivasi belajar yang mempengaruhi
keaktifan belajar siswa yaitu dengan menggunakan model pembelajaran
-
7/28/2019 MODEL FIX
8/15
8
Student facilitator and explaining. Dikatakan dari hasil penelitiannya bahwa
dengan menggunakan model pembelajaran ini dapat meningkatkan antusias,
motivasi, keaktifan dan rasa senang siswa dapat terjadi. Sehingga sangat
cocok di pilih guru untuk digunakan pada pembelajaran bahasa. Karena pada
model Student facilitator and explaining atau bermain peran ini suatu cara
penguasaan siswa terhadap beberapa ketrampilan diantaranya ketrampilan
berbicara, ketrampilan menyimak , ketrampilan pemahaman pada teks bacaan,
dan ketrampilan seni dalam memerankan seorang tokoh sesuai konteks bacaan
dalam keadaan riang. (Prasetyo, 2001:15)
Salah satu metode yang digunakan untuk meningkatkan motivasi
belajar yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa yaitu dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif Student Facilitator and
Explaining.
Tiga tujuan Pembelajaran Kooperatif (Mulyasa, 2004) yaitu:
a. Hasil AkademikPembelajaran Kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa
dalam tugas-tugas akademik. Pembelajaran kooperatif dapat memberi
keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang
bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik. Siswa kelompok atas
akan menjadi tutor bagi siswa kelompok bawah, jadi memperoleh bantuan
khusus dari teman sebaya, yang mempunyai orientasi dan bahasa yang sama.
Dalam proses tutorial ini , siswa kelompok atas akan meningkatkan
kemampuan akademiknya karena memberi pelayanan sebagai tutor
membutuhkan pemikiran lebih mendalam tentang hubungan ide-ide yang
terdapat di dalam materi tertentu.
b. Penerimaan Terhadap Perbedaan IndividuEfek penting yang kedua dari Model Pembelajaran Kooperatif adalah
penerimaan yang luas terhadap orang berbeda ras, budaya, kelas sosial,
kemampuan maupun ketidakmampuan.
-
7/28/2019 MODEL FIX
9/15
9
c. Pengembangan Keterampilan SosialTujuan penting Ketiga dari Pembelajaran Kooperatif ialah
mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja sama dan kolaborasi.
Coopertive learning yang meningkatkan hubungan kerjasama antar teman
memacu anak untuk semakin maju dan bekerja keras dan hasil dari
cooperative learning akan membantu masyarakat untuk mendapatkan seorang
yang bekerja keras dan dapat bekerja sama.
d. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran StudentFacilitator and Explaining
Kelebihan dalam model Student Facilitator and Explaining ini adalah :
a. Seluruh siswa dapat berpartisipasi dan mempunyai kesempatan untukmenunjukkan kemampuan dalam bekerja sama hingga berhasil.
b. Dapat menambah pengalaman belajar yang menyenangkan bagi siswa.c. Melatih siswa untuk menjadi guru, karena siswa diberikan kesempatan
untuk mengulangi penjelasan guru yang telah dia dengar.
d. Memacu motivasi siswa untuk menjadi yang terbaik dalam menjelaskanmateri ajar.
e. Mengetahui kemampuan siswa dalam menyampaikan ide atau gagasan(Prasetyo, 2001:15)
Selanjutnya akan dipaparkan beberapa kelemahan tentang model
pembelajaran Student Facilitator and Explaining yaitu sebagai berikut:
a. Adanya pendapat yang sama sehingga hanya sebagian saja yang tampil.b. Banyak siswa yang kurang aktif.c. Tidak semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk
melakukannya (menjelaskan kembali kepada teman-temannya karena
keterbatasan waktu pembelajaran).
d. Tidak mudah bagi siswa untuk membuat peta konsep atau menerangkanmateri ajar secara ringkas
-
7/28/2019 MODEL FIX
10/15
10
e. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Student Facilitator andExplaining
Disarankan saat guru menerapkan model SFAE, perlu diperhatikan
kemampuan siswa, sebab model ini menuntut siswa yang dapat membaca,
bertanggung jawab, memiliki kemampuan individu untuk menjadi fasilitator
dan membelajarkan siswa. Guru disarankan juga menggunakan variasi model
pembelajaran sehingga siswa tidak jenuh dan hasil belajar dapat meningkat.
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam model pembelajaran Student
Facilitator and Explaining :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.2. Guru mempresentasikan materi.3. Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya
baik melalui bagan atau peta konsep lainnya.
4. Guru menyimpulkan pendapat atau ide siswa.5. Guru menerangkan atau merangkum semua materi yang dipresentasikan
itu. (Yatim Riyanto, 2010:279)
C. Lingkungan Pembelajaran Dan Model PengajaranPengertian klasik tentang pengajaran adalah merancang dan
menciptakan lingkungan. Siswa belajar dengan cara berinteraksi dengan
lingkungan mereka dan mereka belajar bagaimana cara belajar dengan baik
(Dewey, 1916). Suatu model pengajaran merupakan gambaran suatu
lingukungan pembelajaran yang juga meliputi perilaku kita sebagai guru saat
model tersebut diterapkan.
Model-model pengajaran telah dikelompokkan kedalam empat
kelompok pangajaran yang para anggotanya memiliki orientasi pada atau
sikap manusia dan bagaimana mereka belajar. Kelompok tersebut adalah :
-
7/28/2019 MODEL FIX
11/15
11
- Kelompok Model pengajaran memproses informasi- Kelompok Model Pengajaran Sosial- Kelompok Model Pengajaran Personal- Kelompok Model Pengajaran Sistem Perilaku
Berdasarkan model pembelajaran yang telah kami uraikan diatas,
Model Pembelajaran Kooperatif Student Facilitator and Explaining masuk
dalam kelompok Model Pengajaran Memproses Informasi. Dimana dalam
model-model memproses informasi menekankan cara-cara dalam
meningkatkan dorongan alamiah manusia untuk membentuk makna tentang
dunia dengan memperoleh dan mengolah data, merasakan masalah-masalah
dan menghasilkan solusi-solusi yang tepat, serta mengembangkan konsep dan
bahasa untuk mentransfer solusi tersebut. Beberapa model dalam kelompok
ini menyediakan informasi dan konsep pada para pembelajar, beberapa lagi
menekankan susunan konsep dan pengujian hipotesis dan beberapa yang lain
merancang cara berpikir kreatif. Hal ini sejalan dengan Model Pembelajaran
Kooperatif Student Facilitator and Explaining dimana guru terlebih dahulu
mendemonstrasikan atau mempresentasikan materi yang ingin disampaikan
kepada siswa kemudian siswa dengan beberapa ketrampilan diantaranya
ketrampilan berbicara, ketrampilan menyimak dan ketrampilan pemahaman
pada teks bacaan dapat menyampaikan kembali informasi yang telah didapat
kepada siswa yang lainnya.
Delapan model memproses informasi :
Berpikir induktif
Kemampuan dalam menganalisis informasi dan membuat konsep, pada
umumnya dianggap sebagai keterampilan berpikir yang fundamental. Model
yang dihadirkan disini merupakan penyesuaian dari kajian Hilda taba (1966)
sebagaimana peneliti lain telah mengkaji bagaimana mengajari siswa dalam
mencari dan mengolah informasi, membuat dan menguji hipotesis yang
menggambarkan hubungan antardata. Model tersebut telah digunakan dalam
berbagai bidang kurikulum dan telah diterapkan pula pada siswa di seluruh
-
7/28/2019 MODEL FIX
12/15
12
tingkatan umur hal ini tidak terbatas pada bidang ilmu pengetahuan saja.
Kendatipun pembelajaran konsep tidak terlalu penting dalam perkembangan
pemikiran, pengolahan informasi sangat fundamental pada bidang-bidang
kurikulum yang mengutamakan model berpikir induktif bagi materi
pembelajaran dan pengajaran sekolah.
Penemuan Konsep
Dirancang untuk mengajarkan konsep dan membantu siswa lebih
efektif dalam mempelajari konsep. Model ini merupakan metode efisien
dalam menyajikan informasi yang tersusun dan terencana dari ruang lingkup
topic yang luas bagi siswa pada setiap tingkatan perkembangan.
Model Induktif Kata-Bergambar
Dirancang dari suatu penelitian tentang bagaimana siswa tidak hanya
bisa melek huruf pada huruf cetak saja, khususnya menulis dan membaca,
tetapi juga bagaimana mendengarkan dan mengucapkan kosa kata yang telah
dikembangkan. Model induktif kata bergambar memadukan model berpikir
induktif dan model penemuan konsep agar siswa dapat belajar kata-kata,
kalimat-kalimat, paragraf-paragraf.
Penelitian Ilmiah
Pada awalnya, siswa dibawa ke dalam proses ilmiah dan dibantu
mengumpulkan dan menganalisis data, dibantu memeriksa hipotesis dan
teori, dan dibantu merefeleksikan tujuan konstruksi pengetahuan. Model ini
dapat diterapkan untuk memperkenalkan siswa-siswa baru tentang ilmu
pengetahuan. Model ini juga memiliki pengaruh penting pada pemerataan
pembelajaran, yang secara virtual dapat menghilangkan disparitas gender dan
mengurangi perbedaan status social ekonomi.
Mnemonik
Mnemonic merupakan strategi-strategi menghafal dan
mengasimilasikan informasi. Guru dapat menggunakan mnemonic ini untuk
-
7/28/2019 MODEL FIX
13/15
-
7/28/2019 MODEL FIX
14/15
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran kooperatif Student Facilitator and Explaining merupakan salah
satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk
meningkatkan penguasaan akademik. Karena pada saat guru ingin mencapai
tujuan pembelajaran dalam model pembelajaran Student Facilitator and
Explaining ini guru bisa menyampaikan atau menyajikan materi dengan
mendemonstrasikannya terlebih dahulu. Hal ini dapat membuat anak dapat dengan
mudah memahami materi-materi pembelajaran tersebut karena pelajaran tersebut
disajikan lebih konkret. Sehingga, pada saat guru memberikan kesempatan kepada
salah satu atau beberapa siswa untuk menjelaskan, dia bisa menjelaskan tentang
materi pelajaran tersebut sesuai dengan ide atau pikirannya masing-masing
Model Student Facilitator and Explaining (bermain peran) adalah merupakan
pembelajaran dimana siswa atau peserta didik belajar mempresentasikan ide atau
pendapat pada rekan peserta didik lainnya. Model Student Facilitator and
Explaining (bermain peran) dilakukan dengan cara penguasaan siswa terhadap
bahan-bahan pembelajaran melalui imajinasi dan penghayatan yang dilakukan
siswa.
B. Saran
Puji syukur ke-Hadirat-Nya karena makalah ini dapat selesai tepat pada
waktunya. Namun, penyusun sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Permohonan maaf yang sebesar-besarnya karena tentu dalam makalah
ini terdapat banyak sekali kekurangan. Sehingga kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sangat dibutuhkan. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua.
-
7/28/2019 MODEL FIX
15/15
15
DAFTAR PUSTAKA
Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada.
Joyce, Bruce, (2009), Models Of Teaching (Model-Model Pengajaran),
Yokyakarta. Pustaka Pelajar
Mulyasa, E. 2004.Model Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA.