mikrobiologi jamur fungi mikroalga

20
Nama : Ayu Rahmawati NIM : H1K012025 Prodi : Ilmu Kelautan A. Bakteri Merugikan 1. Aeromonas hydrophila Bakteri Aeromonas hydrophila merupakan salah satu bakteri penyebab penyakit yang berbahaya pada budidaya ikan air tawar. Bakteri tersebut banyak menyerang ikan mas yang merupakan salah satu komoditas unggulan air tawar dan dapat menginfeksi ikan pada semua ukuran yang dapat menyebabkan kematian hingga mencapai 80%, sehingga mengakibatkan kerugian yang sangat besar baik dalam usaha budidaya ikan air tawar. Salah satu jenis penyakit yang sering dijumpai pada organisme budidaya adalah penyakit bakterial yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophilla, dimana merupakan bakteri patogen penyebab penyakit “Motil Aeromonas Septicemia” (MAS), terutama untuk spesies ikan air tawar di perairan tropis. 2. Flexibacter columnaris Bakteri Flexibacter columnaris merupakan salah satu bakteri penyebab penyakit Columnaris (bercak putih atau karat merah) dikenal juga sebagai penyakit fin rot. Bakteri ini

description

keuntungan dan kerugian

Transcript of mikrobiologi jamur fungi mikroalga

Page 1: mikrobiologi jamur fungi mikroalga

Nama : Ayu Rahmawati

NIM : H1K012025

Prodi : Ilmu Kelautan

A. Bakteri

Merugikan

1. Aeromonas hydrophila

Bakteri Aeromonas hydrophila merupakan salah satu bakteri penyebab penyakit yang

berbahaya pada budidaya ikan air tawar. Bakteri tersebut banyak menyerang ikan

mas yang merupakan salah satu komoditas unggulan air tawar dan dapat menginfeksi

ikan pada semua ukuran yang dapat menyebabkan kematian hingga mencapai 80%,

sehingga mengakibatkan kerugian yang sangat besar baik dalam usaha budidaya ikan

air tawar. Salah satu jenis penyakit yang sering dijumpai pada organisme budidaya

adalah penyakit bakterial yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophilla,

dimana merupakan bakteri patogen penyebab penyakit “Motil Aeromonas

Septicemia” (MAS), terutama untuk spesies ikan air tawar di perairan tropis.

2. Flexibacter columnaris

Bakteri Flexibacter columnaris merupakan salah satu bakteri penyebab penyakit

Columnaris (bercak putih atau karat merah) dikenal juga sebagai penyakit fin rot.

Bakteri ini lebih sering menyerang ikan pada musim panas atau saat suhu dan pH

tinggi. Penularannya dapat melalui ikan atau peralatan. Serangan terjadi pada

kelompok ikan pasca transportasi. Sifat serangan biasanya sub acut – acut, apabila

insang yang dominan sebagai target organ, ikan akan mati lemas kematian yang

ditimbulkannya mencapai 100 %.

3. Pseudomonas sp.

Bakteri Pseudomonas sp. menyebabkan penyakit pseudomonas dengan gejala

penyakitnya antara lain pendarahan pada kulit dan terdapat luka borok. Terkadang

perut ikan menjadi kembung yang dikenal dengan dropsi. Biasanya serangan bakteri

Page 2: mikrobiologi jamur fungi mikroalga

ini diikuti dengan serangan virus. Serangannya bisa terjadi kalau ikan rentan atau

lemah akibat lapar, pakan tidak cocok, dingin, stres atau kondisi air tidak baik.

4. Pseudomonas anguilliseptica

Bakteri ini menyebabkan penyakit Red spot / sekiten – byo. Telah ditemukan

menginfeksi Anguilla Japanica, pada tahun 1981 di Eropa telah menginfeksi ikan

mas dan ikan sidat. Karakteristik bakteri ini yaitu batang sedikit melengkung dg

ujung membulat, motil, flagel 1 polar, Gram negatif. Karakteristik penyakit yang

ditimbulkan yaitu Haemorrhage pada kulit sekitar mulut, opercula, daerah ventral.

Tidak terdapat warna kemerahan pada sirip (terjadi pada vibriosis / Aeromonasis).

Haemorrage terjadi pada organ-organ internal, misal : hati, jantung dan limpa dan

terjadi nekrosis pd jaringan limpa dan ginjal.

5. Pseudomonas fluorescens

Bakteri ini terdominasi pada air tawar, hidup pada ikan busuk dan merupakan

penyebab infeksi sekunder atau primer pada ikan karper. Karakteristik penyakit yang

disebabkan bakteri ini adalah terjadi kerusakan pada sirip dan ekor. Luka-luka

berdarah pada kulit, Haemorrhagis akut atau khronis. Cairan pada rongga perut,

Haemorrhagie pada insang, ginjal hati dan usus serta penyebab kematian mencapai >

90 %. Morfologi bakteri ini Gram negatif, batang, motil, polar flagella.

Memproduksi pigmen flourescent menjadi flourescin. Memproduksi catalase,

oxidase, gelatinase.

Menguntungkan

1. Pseudomonas bromoutilis

Bakteri Pseudomonas sp. ada yang bersifat patogen dan ada yang bersifat

menguntungkan bagi organisme lain. Bakteri dari genus Pseudomonas sp dari

spesies Pseudomonas bromoutilis ini memproduksi antibiotic 2, 3, 4 tribromo-5 (I,

hidroksi-2, 4,-dibromophenil)-pyrole. Zat ini bersifat menghambat perkembangan

bakteri patogen seperti: Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumonia,

Streptococcus pyogenes, dan Microbacterium tubercolosis. Bakteri Pseudomonas

Page 3: mikrobiologi jamur fungi mikroalga

sp. dapat memproduksi enzim protease, lipase, dan amylase, sehingga dapat

membantu proses pencernaan yang berlangsung di lambung. Pseudomonas sp. juga

dapat menguraikan protein, karbohidrat dan senyawa organik lain menjadi CO2, gas

amoniak, dan senyawa lain yang lebih sederhana. Dengan adanya bakteri

Pseudomonas sp. dalam saluran pencernaan ikan, dapat menekan pertumbuhan

bakteri patogen. Aplikasi Pseudomonas sp. pada pencernaan ikan bandeng (Chanos

chanos Forskal) dapat menekan pertumbuhan bakteri patogen di dalam usus ikan.

2. Serratia sp. adalah jenis bakteri Gram negatif, dari family Enterobactericeae.

Bakteri ini berbentuk batang pendek dengan ukuran 0,5-0,8 x 1,5-5,0 μm. Uji

katalase positif, motil, suhu optimum pertumbuhan pada 30-37 0C. Bakteri ini

merupakan bakteri fakultatif anaerobik yang tidak terlalu membutuhkan oksigen.

Serratia marcescens dapat menghasilkan beberapa enzim hidrolitik seperti protease,

kitinase, nuclease, dan lipase. Berbagai jenis bakteri seperti Bacillus sp.,

Lactobacillus sp., Pseudomonas sp., Clostridium sp. dan Serratia sp. merupakan

penghasil enzim protease yang berpotensi. Serratia sp. dapat memproduksi enzim

protease, sehingga dapat membantu proses pencernaan di dalam lambung ikan. Perlu

adanya penelitian lebih lanjut untuk menggunakan bakteri Pseudomonas sp. dan

Serratia sp. sebagai kandidat probiotik.

3. Lactobacillus plantarum

Salah satu jenis bakteri asam laktat yang dapat digunakan untuk produk perikanan

adalah Lactobacillus plantarum. Jenis bakteri asam laktat ini digunakan untuk

menghambat penurunan mutu filet nila merah sehinga dapat disimpan dalam waktu

lebih lama. Lactobacillus plantarum mempunyai kemampuan untuk menghambat

mikroorganisme pathogen pada bahan pangan dengan daerah penghambatan terbesar

dibandingkan dengan bakteri asam laktat lainnya. Lactobacillus juga dapat

menghasilkan H2O2 akibat adanya oksigen dan berfungsi sebagai antibakteri yang

dapat menyebabkan adanya daya hambat terhadap pertumbuhan mikroorganisme

lain. Lactobacillus mempunyai kemampuan untuk menghasilkan antibiotik yang

disebut bakteriosin.

Page 4: mikrobiologi jamur fungi mikroalga

Penambahan bakteri asam laktat (L. plantarum) dapat menurunkan nilai pH filet nila

merah. Penurunan nilai pH pada filet dapat memperlambat pertumbuhan bakteri

pembusuk, hal ini menyebabkan aktivitas bakteri pembusuk yang terdapat di dalam

filet dapat diperlambat, sehingga penguraian protein oleh bakteri pembusuk dapat

diperlambat juga. Penurunan nilai pH yang terjadi pada filet nila merah dapat

menyebabkan pertumbuhan bakteri tidak terlalu cepat karena dihambat oleh asam

laktat yang dihasilkan dari perombakan glikogen oleh L. plantarum. Dengan

terhambatnya pertumbuhan bakteri pembusuk tersebut maka masa simpan filet nila

merah akan menjadi lebih lama. Jumlah bakteri dapat mempengaruhi karakteristik

organoleptik filet nila merah karena metabolisme bakteri dapat menyebabkan

perubahan terhadap kenampakan, lendir, aroma, dan tekstur, sehingga karakteristik

organoleptik akan mudah mengalami kerusakan.

Hal ini akan mempengaruhi terhadap penerimaan filet selama masa penyimpanan.

Nilai pH filet dengan pemberian L. plantarum yang disimpan pada suhu rendah

berkisar antara 5,95-6,90. Nilai pH tersebut dapat mendukung kemampuan

bakteriosin dalam menghambat bakteri pembusuk, karena bakteriosin sangat aktif

pada pH 6,5. L. plantarum masih mampu berkembang dengan baik, dan tetap aktif

mengeluarkan senyawa antimikroba (bakteriosin) pada suhu rendah (Buchanan dan

Klawitter, 1991). Karakteristik ini merupakan keuntungan dalam memanfaatkan

bakteriosin untuk memperpanjang masa simpan filet nila pada suhu rendah. Filet

nila merah yang direndam dengan larutan L. plantarum sebanyak 108 cfu/ml selama

5, 10, dan 15 menit mampu mencapai masa simpan hingga hari ke-9. Hal tersebut

disebabkan oleh pertumbuhan bakteri pembusuk yang menjadi lebih lambat karena

L. plantarum yang diinokulasikan ke dalam filet konsentrasinya cukup padat

ssehingga terjadi persaingan dengan bakter pembusuk dalam memperebutkan

nutrient pada medium filet. Adanya proses persaingan serta terbatasnya jumlah

nutrient pada medium filet menyebabkan pertumbuhan bakteri pembusuk menjadi

terhambat.

B. Jamur

Merugikan

Page 5: mikrobiologi jamur fungi mikroalga

1. Saprolegnia sp.

Jamur Saprolegnia dapat menyerang semua jenis ikan di segala macam lingkungan.

Saprolegnia merupakan salah satu patogen paling merusak dan memiliki dampak

ekonomi terbesar di sektor perikanan budidaya air tawar. Saprolegnia sp. merupakan

jamur yang berfilamen, organisme tidak bersekat koenositik) yang hidup pada habitat

air tawar dan untuk mendapatkan makanan mereka hidup secara saprofit atau parasit.

Saprolegnia ditemukan secara alami dalam semua air tawar. Beberapa spesies

bersifat patogen, dan ada juga yang tidak. Spesies Saprolegnia dapat menginfeksi

telur ikan. Dari telur ini jamur dapat menyebar ke hidup telur melalui chemotaxi

positif berarti bahwa beberapa sinyal kimia dari hidup telur menyebabkan jamur

untuk bergerak ke arah mereka. Penyakit ini biasanya terjadi akibat adanya luka pada

badan ikan. Pada kondisi air yang jelek, kemungkinan ikan terserang jamur lebih

besar. Serangan Saprolegnia biasanya berkaitan dengan kondisi kualitas air yang

buruk, seperti sirkulasi air rendah, kadar oksigen terlarut rendah, atau kadar amonia

tinggi, dan kadar bahan organik tinggi. Kehadiran Saproglegnia sering pula disertai

dengan kehadiran infeksi bakteri Columnaris, atau parasit eksternal lainnya. Jamur

ini tumbuh menjadi saprofit pada jaringan tubuh yang mati atau ikan yang kondisinya

lemah. Gejala: ikan ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas, pada daerah

luka atau ikan yang sudah lemah, menyerang daerah kepala tutup insang, sirip, dan

tubuh lainnya. Penyerangan pada telur, maka telur tersebut diliputi benang seperti

kapas.

2. Achlya sp.

Achlya sp termasuk dalam jenis jamur yang menyebabkan eksternal mikosis. Bentuk

infeksi, penyebaran, gejala klinis serta pengobatan jamur ini mirip dengan penyakit

akibat infeksi jamur Saprolegnia. Infeksi akibat jamur ini juga dikategorikan dalam

Saprolegniasis. Jamur ini biasanya hidup pada organisme abiotik seperti sisa pakan

dan juga sisa dari hewan hidup yang diberikan sebagai pakan ikan. Organisme ini

pada dasarnya bersifat classic opportunist, infeksi pada ikan dapat terjadi ketika

terjadi immunosupresi. Bentuk infeksi dari jamur ini berupa infeksi superfisisal

Page 6: mikrobiologi jamur fungi mikroalga

berbentuk seperti kapas pada kulit dan juga bisa terjadi pada insang. Lesion awal

infeksi biasanya kecil dan bersifat local, namun dapat menyebar dengan cepat pada

seluruh permukaan tubuh ikan. Penyebaran lesion membutuhkan waktu, oleh karena

itu lesion yang besar dan hebat tidak mungkin terjadi dalam waktu 24 jam. Bentuk

lesion pada infeksi yang baru terjadi berwarna putih karena keberadaan miselium,

seiring waktu lesion tersebut terkadang berubah warna menjadi merah, coklat, atau

hijau karena terdapat sedimen, alga atau debris yang terperangkap pada mycelial mat.

Pada saat dikeluarkan dari air, ikan yang terinfeksi oleh jamur ini lesionya terlihat

sebagai massa berlendir yang membentuk seperti sarang pada permukaan tubuh ikan.

3. Dictyuchus sp.

Genus Dictyuchus merupakan salah satu genus cendawan yang dapat menyebabkan

mikosis pada ikan. Cendawan ini umum ditemukan pada lingkungan akuatik,

terutama pada air yang mengandung banyak debris organik. Cendawan ini dapat

ditemukan pada air tawar maupun air payau, namun tidak dapat hidup pada air laut

dengan salinitas 3,5%. Dictyuchus dapat bereproduksi secara seksual maupun

aseksual.  Reproduksi seksual terjadi melalui penyatuan dua sel gamet. Reproduksi

secara aseksual terjadi melalui fragmentasi, budding, maupun pelepasan spora.

Infeksi cendawan ini biasanya merupakan infeksi sekunder yang dapat muncul akbiat

masalah kesehatan primer lain, antara lain kerusakan fisik dari kulit atau insang yang

disebabkan oleh infeksi parasit atau bakteri. Kerusakan pada lapisan mucus akibat

benturan dan gesekan pada permukaan yang kasar, handling yang tidak benar,

berkelahi, maupun kontak fisik lainnya. Fluktuasi temperatur atau pH air, kualitas air

yang buruk, polusi, malnutrisi. Pakan yang terkontaminasi, kepadatan terlalu tinggi

dan stres.

Infeksi biasanya dimulai dari bagian kecil yang terinfeksi atau mengalami cidera.

Enzim digestiv yang diproduksi oleh cendawan ini mampu menghancurkan jaringan

sehat disekitarnya sehingga memungkinkan cedawan ini untuk menyebar secara

cepat pada permukaan tubuh ikan bahkan menimbulkan kerusakan internal. Gejala

klinis yang terlihat akibat infeksi Dictyuchus mirip dengan infeksi mikosis lainnya

yaitu   adanya bentukan seperti kapas berwarna putih atau abu-abu diseluruh

Page 7: mikrobiologi jamur fungi mikroalga

permukaan tubuh ikan. Jika infeksi berlangsung lama maka cendawan akan berubah

menjadi kehijauan atau kecoklatan karena bereaksi dengan alga maupun partikel

organik di dalam air.  Cendawan ini juga dapat menyerang telur ikan.

4. Branchiomyces sp.

Branchiomyces sp. merupakan jamur yang sangat berbahaya bagi ikan, terdiri dari 2

spesies yaitu B. sanguinis yang terdapat di saluran darah insang dan B. demigrans

yang dapat ditemukan di luar saluran darah dan sering menyebabkan nekrosis di

sekitar jaringan. Branchiomyces sp. adalah jenis jamur yang menyebabkan "Gill Rot

(busuk insang)". Penyakit yang ditimbulkannya disebut Branchiomycosis atau busuk

ikan yang sering diikuti kematian massal. Branchiomyces sp. ditemukan pada ikan

yang menderita stres akibat kondisi lingkungan, seperti pH rendah (5.8 hingga 6.5),

dan dalam kondisi air dengan kandungan oksigen yang rendah. Branchiomyces sp.

dapat tumbuh pada suhu 14°-35°C, dan tumbuh optimal pada suhu 25°-32°C.

Sumber utama infeksi Branchiomyces sp. adalah spora dari jamur Branchiomyces sp.

yang ada dalam air; serta kandungan detritus / materi organik pada kolam atau dasar

tangki. Branchiomycosis merupakan salah satu penyakit utama pada ikan mas yang

dapat juga menyerang spesies lain seperti belut. Infeksi oleh Branchiomyces

umumnya terjadi dengan cepat. Infeksi ini dapat tiba-tiba muncul pada suatu kondisi

dimana terjadi algal blooms, overcrowding, temperature air tinggi, dan konsentrasi

ammonia yang tinggi.

5. Ichtyophonus hoferi

Ichtyophonus hoferi merupakan penyakit fungal yang menyerang ikan air tawar

maupun air laut. Spesies ikan yang banyak diserang oleh jamur ini yaitu groupers,

trouts, flunders, herrings dan cods. Kasus penyakit ini lebih sering ditemukan pada

cold water marine fish populations. Jamur ini bersifat pathogen obligat dengan gejala

klinis bervariasi pada tiap ikan yang diinfeksi. Pada infeksi oleh jenis jamur ini

melalui pengamatan bagian luar ikan biasanya tidak teramati adanya lesio. Gejala

klinis yang paling jelas teramati adalah cara berenang yang aneh dari ikan yang telah

Page 8: mikrobiologi jamur fungi mikroalga

terinfeksi. Ikan tersebut tidah dapat mempertahankan posisi tegak tubuhnya ketika

berenang (lean position), seakan-akan ikan tersebut akan tenggelam selain itu ikan

juga terlihat anemic. Perut dari ikan yang terinfeksi juga terlihat bengkak. Ikan

terinfeksi jamur ini karena menelan plasmodia infective I. hoferi bersama

makanannya. Kemudian dalam sistem pencernaan ikan, asam lambung akan

mempengaruhi stadium perkembangan jamur dari plasmodia menjadi amoeboid

embrio yang sebagian besar akan dieliminasi oleh tubuh ikan. Beberapa amoeboid

embrio yang tidak berhasil dieliminasi dapat melakukan penetrasi ke dinding usus

dan akan menembus pembulug darah yang terdapat pada usus, lalu akan beredar

melalui pembuluh darah mengikuti aliran darah (sistemik) menuju organ lainnya.

Ikan akan mati ketika organ yang telah terinfeksi tidak dapat berfungsi lagi. Setelah

ikan yang menjadi host dari parasit ini mati, hifa berkembang dan keluar dari cyst

kemudian menjadi infective plasmodia pada tubuh ikan. Transmisi penyakit terjadi

ketika ikan lain, memakan bangkai dari ikan yang telah terinfeksi.

C. Algae

Merugikan

1. Dinoflagellata (Ptychodiscus brevis, Prorocentrum, Gymnodinium breve,

Alexandrium catenella dan Noctiluca Scintillans, Ceratium dan Cochlodinium,

Gonyaulax)

Red tide adalah suatu keadaan di mana air, terutama air laut mengalami perubahan

warna akibat dari ledakan populasi (blooming) dari fitoplankton. Perubahan warna

yang terjadi dapat berupa warna merah, coklat, ungu, kuning, hijau dan lain-lainnya.

Istilah red tide saat ini populer dikenal dengan istilah Harmfull m-Alga Blooms

(HAB), karena tidak semua alga yang blooming menyebabkan kematian dan tidak

semunya berwarna merah. Saat ini jumlah fitopalnkton yang dapat menyebabkan

HAB ada sekitar 50 jenis dan hampi semuanya dari kelompok dinoflagelata.

Kelompok lain hanya terdiri atas marga diatom sebanyak tiga jenis dari marga

Pseudonistzchia.

Page 9: mikrobiologi jamur fungi mikroalga

Pada sisi lain, HAB merupakan fenomena yang terjadi akibat ledakan perkembangan

(blooming) yang begitu cepat dari sejenis fitoplankton, misalnya Ptychodiscus

brevis, Prorocentrum, Gymnodinium breve, Alexandrium catenella dan Noctiluca

Scintillans dari kelompok Dinoflagellata (Pyrrophyta) yang dapat menyebabkan

perubahan warna dan konsentrasi air secara drastis, kematian massal biota laut,

perubahan struktur komunitas ekosistem perairan, bahkan keracunan dan kematian

pada manusia. Hal ini disebabkan oleh setidaknya empat factor, yaitu pengayaan

unsur hara dalam dasar laut atau eutrofikasi, perubahan hidro-meteorologi dalam

sekala besar, adanya gejala upwelling yaitu pengangkatan massa air yang kaya akan

unsur hara ke permukaan, dan akibat hujan dan masuknya air tawar ke laut dalam

jumlah besar.

Fenomena pasang merah (“red tide”) ini merupakan peristiwa alam yang umumnya

terjadi. Namun demikian red tide tidak selalu berwarna merah, ada kemungkinan

berwarna kuning atau coklat tergantung jenis fitoplankton yang meyebabkan

terjadinya red tide tersebut. Pyrrophyta atau lebih dikenal sebagai Dinophyceae atau

Dinoflagellata merupakan protista yang hidup di laut atau air tawar. Pyrrophyta

dinamakan pula sebagai Dinoflagellata karena mempunyai sepasang flagella yang

tidak sama panjang. Fenomena lainnya adalah pasang merah (red tide) yaitu

terjadinya blooming Pyrrophyta dengan 1- 20 juta sel per liter. Red tide dapat

menyebabkan: Kematian ikan dan invertebrata, jika yang blooming adalah

Ptychodiscus brevis, Prorocentrum dan Gymnodinium breve. Kematian invertebrata

jika yang blooming adalah Gonyaulax, Ceratium dan Cochlodinium. Kematian

organisme laut, yang lebih dikenal sebagai paralytic shellfish poisoning, jika yang

blooming adalah Gonyaulax dan Alexandrium catenella.

2. Microcytus airuginosa, Botryococcus braumi, dan Euglena spp

Diperairan air tawar ada pula suatu jenis alga biru Microcystus airuginosa ( ordo

chroccales, Phylullum Cyanophyta ) yang membahayakan penghidupan ikan dan

ternak, apabila terjadi blooming dari jenis ini, bersamaan dengan adanya proses

pembusukan. Sehingga terjadi banyak kematian ikan-ikan pada pagi hari sebelum

terbit matahari dan juga keracunan oleh bahan-bahan yang terurai dari jenis yang

Page 10: mikrobiologi jamur fungi mikroalga

membusuk. Botryococcus braumi Kutz juga dapat meracuni ikan sampai mati karena

spesis ini diliputi lendir yang tebal dan tidak tercerna oleh ikan dan masih hidup pula

jika keluar dari anus. Jenis Euglena yang tedapat pada permukaan air dan mewarnai

air kolam, merah hijau dan kuning bila terdapat banyak pada permukaan air dapat

merugikan pula kehidupan ikan dikolam-kolam. Jika ada angin yang selama

beberapa hari meniup kesuatu arah euglena ini bisa bertumpuk pada suatu pinggiran

kolam, membusuk dan mengakibatkan O2 berkurang pada pagi hari dan dapat

mematikan ikan. Blooming Euglena spp. Hanya terdapat di perairan yang

mengandung banyak organik-matter, dan beberapa macam amino acid. Tetapi

akhirnya pembusukan Euglena spp yang mengendap didasar dapat menyuburkan dan

menjadi makanan buat ikan.

3. Chaetopterus variopedatus

Spesies plankton ini suka mengebor dan membuat lubang saluran pada hewan tiram,

hal ini mengakibatkan rusaknya kualitas tiram yang biasa dibudidaya. Plankton

Beracun Beberapa Spesies plankton memiliki racun yang berbahaya. Dari segi organ

tubuh yang diserang, toksin dari plankton merugikan terbagi menjadi tiga jenis:

Hepatoxic (menyerang lever), Neurotoxic (menyerang syaraf), Dermatoxic

(menyerang kulit).

Menguntungkan

1. Diatom (Chrysophyta) : Chaetoceros sp., Cyclotella sp., Skeletonema sp.,

Bacteriastrum sp., Bidulphia sp., Thalsioshira sp., Gyrosigma sp., Pleurosigma sp.,

Amphipora sp., Navicula sp.

2. Green Algae (Chlorophyta) : Chlorella sp., Chlorella vulgaris sp., Chlamydomonas

sp., Scenedesmus sp., Dictyospaerium sp., Oocystis sp.

3. Blue Green Algae (Cyanophyta) : Spirulina sp., Merismopedia sp., Anabaena sp.,

Nostoc sp., Microcystis sp., Chroococcus sp.

Fitoplankton Sebagai Primary Producer, Producer berarti “membuat“ dan dalam hal

ini membuat organic matter dari anorganic matter (garam-garam dalam perairan),

melalui fotosintesis. Fitoplankton memang dapat hidup sendiri artinya bisa hidup

hanya dengan sinar matahari dan garam-garam yang dibutuhkan,  dan bila garam-

Page 11: mikrobiologi jamur fungi mikroalga

garam ini cukup banyak maka fitoplankton berkembang biak cepat dan merupakan

makanan bagi konsumen laut. Fitoplankton di  seluruh dunia sebagai primairy

producer, dapat menyediakan konsetrasi sehingga banyak zooplankton sebagai

primairy consumer-consumer lain seperti ikan, udang-udangan dan sebagainya.

Pembentuk Produk Biomassa di Perairan : Fitoplankton atau mikroalgae mempunyai

peran mensintesa bahan organik dalam lingkungan perairan. Mikroalgae melakukan

aktifitas fotosintesa untuk membentuk molekul-molekul karbon komplek melalui

larutan nutrien dari beberapa sumber yang diasumsi dengan bantuan pencahayaan

sinar matahari atau energi lampu neon untuk membentuk sel-sel baru menajdi produk

biomassa.

Pendaurulang Nutrien di Perairan Sel mikroalgae mengabsorbsi nutrien-nutrien

primer seperti ; amoniak , urea, nitrat, phospat, potassium dan metal seperti Fe, Cu,

Mg, Zn, Mo, dan Fanadium. Selain itu beberapa vitamin seperti vitamin B12, vitamin

B6 dan vitamin B1 merupakan unsur esensial yang mendukung pertumbuhan

beberapa species atau kebanyakan species mikroalgae.

Penjaga Kualitas Air di Aquarium (biofilter hidup) Di dalam akuarium air laut, tawar

dan atau media kultur di bak pemeliharaan, fitoplankton mempunyai peran

membantu kondisi kualitas air melalui pergerakan nutrien yang dibentuknya dan

pengaturan pH air. Di dalam pengaruhnya setiap sel algae adalah merupakan suatu

biofilter hidup didalam ekosistem perairan.

Penyedia Nutrien Bagi Ekosistem Perairan, mikroalgae merupakan suatu sumber

mikro nutrien, vitamin, minyak dan elemen mikro untuk komunitas perairan. Selain

itu mikroalgae kaya akan sumber makro nutrien seperti protein, karbohidrat dan

khususnya asam lemak esensial. Mikroalgae juga mempunyai kandungan pigmen

esensial seperti astaxanthin, zeaxanthin, chllorophil, phycocyanin dimana akan

memperkaya pewarnaan dan kesehatan didalam kehidupan ikan dan invertebrata.

Sebagai Pakan Dalam Kultur Mollusca (Filter Feeder) Beberapa species mikroalgae

digunakan sebagai pakan didalam kultur moluska seperti clams, mussel, poister dan

Page 12: mikrobiologi jamur fungi mikroalga

scallop, karena hewan-hewan tersebut bersifat filter feeders. Kombinasi dari

beberapa species algae juga dimanfaatkan didalam marine culture golongan

crustacea.

Terapi Untuk Kesehatan Ikan Di dalam sistim budidaya perikanan, pemanfaatan

mikroalgae ini juga mempunyai efek terapi terhadap ikan dan organisme perairan

lainnya dimana beberapa mikroalgae bisa menghasilkan semacam antibiotik dan atau

didalam proses metabolismenya mengeluarkan zat anti bakterial. Sebagai contoh

spirulina digambarkan mempunyai kemampuan mendorong sistim kekebalan ikan,

invertebrate. Treatment Limbah Beberapa jenis plankton sering dimanfaatkan untuk

mengolah limbah industri. Dengan memanfaatkan sifat plankton yang menyerap zat

terlarut dalam air serta dapat menyerap logam berat, maka beberapa jenis plankton

ini sangat baik digunakan untuk mengolah limbah agar tidak mencemari lingkungan

sekitar. Zooplankton, Pencegahan dan Penanggulangan Blooming Phytoplankton

Pada periode tahunan, siklus plankton ditunjukan melalui blooming fitoplankton,

karena terjadi suatu perubahan temperatur, salinitas, lama pencahayaan matahari,

intensitas cahaya dan daya dukung nutrien. Pada saat itu populasi zooplankton akan

bergerak ke arah fitoplankton yang blooming tersebut. Didalam sistim perairan,

zooplankton berenang atau melakukan pergerakan ke arah konsentrasi populasi

fitoplankton untuk melakukan pemangsaan. Phytoplankton Sebagi Penghasil Oksigen

di Perairan Fitoplankton berperan sebagai penghasil oksigen terbesar di perairan.

Fitoplankton sebagai makhluk hidup yang tergolong Autotrof, menghasilkan

makanan sendiri dan mengeluarkan buangan yang salah satunya dalah Oksigen

melalui aktifitas fotosintesisnya. Keanekaragaman Plankton Sebagai Indikator

Kualitas Air Dengan meneliti keanekaragaman plankton yang ada maka kita dapat

mengetahui kondisi perairan tersebut, sebab jika plankton yang hidup

beranekaragam, maka dapat disimpulkan kondisi perairan ini baik, karena dengan

beragamnya plankton yang ada berarti tidak ada suatu faktor yang menyebabkan

salah satu plankton lebih dominan dari yang lain.

Page 13: mikrobiologi jamur fungi mikroalga

Daftar Pustaka

Dalahi, Franch,. Sri Subekti dan Agustono. 2014. Isolasi Dan Identifikasi Bakteri Yang Terdapat

Pada Saluran Pencernaan Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) Dengan Pemberian Pakan

Komersil Yang Berbeda. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Vol. 6. No. 1. Hal : 87-92.

http://axenza.blogspot.com/2009/03/lactobacillus-plantarum_13.html (diakses pada 1 April

2015)

http://blog-terdalam.blogspot.com/2009/01/penyakit-ikan-hias-akibat-bakteri_20.html (diakses

pada 3 April 2015)

http://diyanpleiades.blogspot.com/2013/06/bakteri-pada-ikan.html (diakses pada 3 April 2015)

http://justanordinaryvet.blogspot.com/2013/06/penyakit-mikotik-penting-pada-ikan.html (diakses

pada 3 April 2015)

http://pramitarazka28411.blogspot.com/2012/05/peranan-fitoplakton.html (diakses pada 1 April

2015)

https://prezi.com/nkwwr5e9t9an/peran-posistif-dan-negatif-plankton/ (diakses pada 1 April

2015)

http://rantanie.blogspot.com/2010/09/red-tide-harmfull-m-alga-bloom-hab.html (diakses pada 4

April 2015)